kurva_teknik.pdf

128
JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK 1

Upload: hamdi-muhammad

Post on 24-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Schedulle

TRANSCRIPT

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    1

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    2

    KURVA TEKNIK. Adalah Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dalam arti luas yang mempublikasikan hasil penelitian, perencanaan atau kajian review pada semua aspek dari tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan baik itu bahan/material konstruksi, peralatan, struktur/konstruksi, operasional, maintenance, maupun manajemen konstruksinya. Pembina : Dekan Fakultas Teknik, UNMAS. Denpasar. Penasehat : Wakil Dekan FT. UNMAS. Denpasar. Penanggung jawab : Ka. Prodi Teknik Sipil, FT. UNMAS. Denpasar. Pemimpin Redaksi Ir. I Made Sastra Wibawa, M.Erg.

    Sekretaris Redaksi Ir. Ni Ketut Sri Astati Sukawati, MT.

    Mitra Bebestari (Dewan Redaksi) 1. Prof. Ir. I Wayan Redana, M.Sc.,Ph.D. (UNUD. Denpasar). 2. DR.Ir. I Nyoman Arya Tanaya, M.S. (UNUD. Denpasar). 3. Ir. Mudji Wahyudi, Ph.D. (UNRAM. Mataram) 4. Ir. Suryawan Murtiadi,M.Eng.,Ph.D. (UNRAM. Mataram) 5. Yusron Saadi,ST.,M.Sc.,Ph.D. (UNRAM. Mataram)

    Pelaksana Redaksi 1. Ir. I Gede Ngurah Sunatha, MT. 2. Ir. I Made Letra, M.Si 3. Ir. I Ketut Sudipta Giri, MT. 4. I Gusti Agung Gde Suryadarmawan, ST.,MT.

    Sirkulasi I Made Purnata.

    Kurva Teknik adalah jurnal ilmiah bidang Teknik Sipil yang berbasis pada manajemen konstruksi, yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar. Jurnal ilmiah ini diterbitkan dua kali dalam setahun ( Maret, Nopember) dengan 1 volume dan 2 nomor penerbitan.

    Makalah dapat ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, dikirim kepada redaksi dan pada tahap awal dilakukan evaluasi mengenai subjek materi dan kualitas teknik penulisan secara umum oleh pemimpin redaksi, selanjutnya dikirim kepada minimal 1 mitra bebestari di bidangnya untuk evaluasi substansi materi, serta tahap akhir akan ada saran penyempurnaan dari pelaksana redaksi. Makalah yang dinyatakan diterima serta telah diperbaiki sesuai saran redaksi akan diterbitkan dalam jurnal Kurva Teknik.

    Petunjuk format penulisan makalah terlampir pada halaman akhir dari jurnal ini.

    Redaksi Kurva Teknik Sekretriat : Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar Jl. Kamboja No. 11 A Denpasar Telp. (0361) 240551 ; 8636490 Denpasar, Bali. e-mail : [email protected]

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    3

    Vol. 1 No. 1 April 2012

    PS TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

    JURNAL ILMIAH

    KURVA TEKNIK

    KURVA TEKNIK

    JURNAL

    ILMIAH

    Vol. 1 No. 1 Hlm. 122

    DENPASAR

    APRIL

    2012

    ISSN

    2089-6743

    ISSN : 2089-6743

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    4

    PENGANTAR REDAKSI

    Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Asung Kerta Wara NugrahaNya kami dapat mewujudkan keinginan kami untuk menerbitkan sebuah Jurnal Ilmiah yang kami beri nama Kurva Teknik.

    Majalah atau Jurnal Ilmiah ini telah mendapatkan ISSN (International Standard Serial Number) dari Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) dengan nomor ISSN : 2089-6743 tertanggal 30 Desember 2011. Jurnal ini yang dikelola oleh Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar merupakan media untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian murni atau terapan dalam arti luas tentang aspek Teknik Sipil mulai dari perencanaan/disain, pelaksanaan, pengawasan, operasional, maintenance, maupun manajemen konstruksi baik yang menyangkut bahan/material konstruksi, peralatan, dan strukturnya. Kehadiran jurnal ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi siapa saja, baik kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Jurnal ilmiah ini sekaligus sebagai wahana untuk memotivasi dosen peneliti, praktisi, dan civitas akademika maupun siapa saja dapat ikut menyumbangkan hasil penelitian ataupun buah pemikirannya. Disamping diperuntukkan bagi civitas akademika Universitas Mahasaraswati Denpasar (UNMAS Denpasar), setiap terbitan redaksi menerima artikel, hasil penelitian, atau buah pikiran dari para peneliti kalangan civitas akademika dari luar UNMAS Denpasar.

    Atas nama redaksi kami menghaturkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas sumbangan artikel dari semua pihak sehingga Jurnal Ilmiah Kurva Teknik Vol. 1 No. 1 Periode April 2012 dapat kami terbitkan.

    Akhirnya kami mohon saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaan jurnal ini, kami berharap jurnal ilmiah Kurva Teknik dapat memenuhi kebutuhan informasi para akademisi, praktisi, dan masyarakat dalam bidang penelitian dan penerapan Iptek.

    Denpasar, April 2012

    Dewan Redaksi

    ISSN : 2089-6743

    i

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    5

    DAFTAR ISI

    1. ANALISIS INVESTASI RUMAH TYPE 45 (MUTIARA) PADA PERUMAHAN X DI PECATU, BADUNG, BALI I Gede Ngurah Sunatha ............................................................................................. 1

    2. PECAHAN GENTENG DESA DARMASABA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DALAM CAMPURAN BETON I Made Sastra Wibawa .............................................................................................. 15

    3. PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN LALU LINTAS DI JALAN KARTINI DENPASAR. Ni Ketut Sri Astati Sukawati ...................................................................................... 22

    4. ANALISA INVESTASI PEMBANGUNAN PELABUHAN PENYEBERANGAN NUSA PENIDA. I Nengah Subagia ...................................................................................................... 38

    5. ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS FATAL YANG MELIBATKAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN TABANAN. I Ketut Sudipta Giri ................................................................................................... 58

    6. ANALISA TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN DI SUBAK BULAN MENGWI I Made Letra .............................................................................................................. 77

    7. PERENCANAAN RUNWAY DAN TAXYWAY PADA PENGGUNAAN PESAWAT AIRBUS 380 DI BANDAR UDARA NGURAH RAI DENPASAR. I Gede Oka Darmayasa ............................................................................................. 90

    8. PEMODELAN PEMILIHAN MODA PADA KORIDOR TRAYEK TRANS SARBAGITA (STUDY KASUS : KEROBOKAN KOTA SANUR). I Gusti Agung Gde Suryadarmawan ......................................................................... 96

    9. PENGARUH MINERAL LEMPUNG JENIS MONTMORILLONITE PADA TANAH EKSPANSIF DAN METODE PENANGGULANGNYA. I Wayan Agus Rudiartama ........................................................................................ 108

    ISSN : 2089-6743

    ii

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    1

    ANALISIS INVESTASI RUMAH TYPE 45 (MUTIARA) PADA PERUMAHAN X DI PECATU, BADUNG, BALI

    Oleh: I Gede Ngurah Sunatha

    ABSTRAK

    Perumahan X merupakan salah satu perumahan yang berada pada kawasan Pecatu Bukit Unggasan-Bali yang memiliki beberapa jenis type rumah salah satunya adalah type 45 (Mutiara). Pembangunan perumahan Arjuna type 45 (Mutiara) dibangun berdasarkan atas tingkat daya beli masyarakat yang memiliki pendapatan ekonomi menengah keatas kususnya bagi para investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi finansial perumahan X terutama type 45 (Mutiara).

    Data yang diperlukan diperoleh melalui kajian kepustakaan dan penelitian lapangan yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Setelah memperoleh data-data yang dibutuhkan maka dilakukan pengujian secara kuantatif berdasarkan tinjauan pustaka. Hasil pengujian merupakan dasar untuk menganalisis apakah pembangunan perumahan X layak untuk diinvestasi. Analisis dan penentuan tingkat kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Annual Equivalent (AE), Benefit Coast Ratio (BCR), Pay Back Period (PBP), Internal Rate of Retrun (IRR) dan Break Event Point (BEP).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPV yang diperoleh bernilai positif (NPV > 0), nilai BCR yang diperoleh > 1. Nilai AE yang diperoleh lebih besar dari nol (AE > 0). Nilai Pay Back Period yang diperoleh lebih kecil dari masa investasi (k < 17 tahun). Serta nilai IRR yang diperoleh sebesar 13.86% yang lebih besar dari suku bunga yang berlaku dipasaran yaitu 10%. Maka dapat disimpulkan investasi pembangunan perumahan X type rumah 45 (Mutiara) ini layak untuk direalisasikan.

    Berdasarkan parameter-parameter aspek finansial yang diperoleh, proyek ini mampu memasuki persaingan pasar yang dinamis, dengan perubahan nilai suku bunga hingga batas tertentu, proyek ini dapat bertahan dengan mengkaji harga jual perumahan per unit yang telah ditentukan.

    Kata Kunci : Investasi, Perumahan

    A. PENDAHULUAN A.1 Latar Belakang

    Kebutuhan masyarakat akan bangunan tempat tinggal (rumah) di Bali pada umumnya dan Kabupaten Badung khususnya terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dimana pada tahun 2006 sampai tahun 2007 terjadi peningkatan pembangunan rumah sebesar 0.51% dan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 juga terjadi peningkatan sebesar 0.40%.

    Meningkatnya kebutuhan akan rumah tidak lepas akibat adanya perkembangan populasi manusia yang terus meningkat sehingga dibutuhkan suatu lahan yang sangat optimal untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal (rumah) bagi manusia itu sendiri. Salah satu yang dapat menyediakan lahan tempat tinggal (rumah) adalah Perumahan X yang terletak di Desa Pecatu, Bukit Ungasan, Badung, Bali.

    Peruamahan X ini dibangun diatas lahan seluas 4,5 Ha. Perumahan ini memiliki beberapa type rumah salah satunya adalah type 45 (Mutiara) dengan luas tanahnya adalah 84 M2. Perumahan

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    2

    ini memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu dekat dengan kawasan pariwisata serta memiliki pemandangan pantai sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para penghuninya.

    Berdasarkan hal diatas maka dipandang sangat perlu untuk melakukan analisis kelayakan investasi perumahan yang dibangun oleh pengembang khususnya untuk rumah type 45 (Mutiara).

    A.2 Tujuan Penelitian. Adapun tujuan dilakukannya penelitian investasi pada perumahan X khususnya rumah type

    45 (Mutiara) ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui biaya investasi yang dibutuhkan oleh investor. 2. Untuk mengetahui berapa jangka waktu yang diperlukan oleh investor dalam pengembalian nilai

    modal yang ditanamkan. 3. Untuk mengetahui tingkat keuntungan yang didapat oleh investor.

    A.3 Ruang Lingkup. Perumahan ini berlokasi di kawasan Pecatu, Bukit Ungasan, Badung, Bali. Proyek ini terdiri

    dari pembangunan beberapa perumahan yang dibangun diatas lahan seluas 4.5 Ha. Proyek ini dibangun tahun 2005 dan selesai pada pertengahan tahun 2010. Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dari cakupan yang cukup luas maka pembahasan analisis investasi pembangunan perumahan type 45 (Mutiara) yang berjumlah sebanyak 30 unit. Perumahan ini dibangun diatas tanah seluas 84 m2 dengan luas bangunan 45 m2. Perumahan ini memiliki kelengkapan seperti : kamar tidur sebanyak 2 unit, ruang tamu, kamar mandi, dapur dan taman yang cukup luas.

    B. TINJAUAN PUSTAKA. B.1 Diskripsi Obyek Penelitian.

    Perumahan X memiliki beberapa jenis type rumah diantaranya adalah rumah dengan type 36 (aquamarine) sebanyak 38 unit, type 40 (oval) sebanyak 50 unit, type 40 (mirah) sebanyak 30 unit, type 47 (jamrud) sebanyak 25 unit, type 62 (sapphire) sebanyak 44 unit dan type 45 (mutiara) sebanyak 30 unit. Pada penelitian ini hanya dianalisis nilai investasi perumahan X dengan type 45 (Mutiara) saja.

    B.2 Pengertian Investasi. Investasi merupakan kegiatan penting yang memerlukan biaya besar dan berdampak jangka panjang terhadap kelanjutan usaha (Giatman, 2006 : 67). Investasi (investment) juga berarti semua aktivitas yang mengandung unsur pengorbanan atau pengeluaran untuk suatu harapan di masa yang akan datang. Ada dua jenis investasi secara umum yaitu :

    1. Investasi Finansial adalah Investasi yang dilakukan berupa uang atau sumber daya yang dimilikinya dalam instrument keuangan seperti : saham, obligasi dan lain sebagainya

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    3

    2. Investasi Nyata adalah Investasi yang diwujudkan dalam bentuk bendabenda (asset) nyata, seperti: pabrik, tanah, perumahan, peralatan produksi dan sebagainya (Andayani, 2008:3).

    Jadi investasi berarti aktivitas yang mengandung unsur pengorbanan/ memerlukan biaya besar dan berdampak jangka panjang terhadap kelanjutan usaha untuk suatu harapan di masa yang akan datang.

    B.3 Biaya (Cost). Menurut Kodoatie (2005:71), biaya-biaya dalam suatu proses pembangunan sebuah peroyek

    biasanya dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Biaya Modal (Capital Cost) 2. Biaya Tahunan (Annual Cost)

    B.3.1 Biaya Modal (Capital Cost). Biaya modal adalah jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari tahap pra studi

    sampai proyek selesai dibangun. Semua biaya yang termasuk biaya modal dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : a. Biaya langsung (Direct Cost) yaitu biaya yang diperlukan untuk membangun suatu proyek : biaya

    pembebasan tanah, biaya galian dan timbunan, biaya konstruksi, biaya infra struktur b. Biaya tak langsung (Indirect Cost) yaitu biaya diluar biaya langsung yang terdiri dari 3 (tiga)

    komponen yaitu :

    1. Contingencies yaitu hal yang terduga dari biaya langsung. Biaya ini merupakan suatu angka persentase dari biaya langsung, misalnya 5%, 10%, ataupun 15% tergantung dari pihak pemilik dan perencana.

    2. Engineering Cost yaitu biaya untuk pembuatan design, mulai dari studi awal (Preleminary Cost), prastudi kelayakan, studi kelayakan dan biaya pengawasan. Biaya teknik ini diasumsikan 8% dari biaya langsung.

    3. Bunga (Interest) adalah biaya bunga mulai dari periode pemunculan ide sampai pada pelaksanaan.

    B.3.2 Biaya Tahunan ( Annual Cost ). Biaya tahunan adalah biaya yang diperlukan sepanjang umur peroyek yang diperlukan terdiri

    atas 3 (tiga) komponen yaitu : 1. Bunga.

    2. Depresiasi / Amortisasi, (Kuiper; 1971) 3. Biaya Operasional dan Pemeliharaan.

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    4

    t=0

    B.4 Cash Flow. Cash flow adalah tata aliran uang masuk dan keluar per periode waktu pada suatu perusahaan.

    Cash flow terdiri dari : 1. Cash in (uang masuk). 2. Cash out (uang keluar),

    B.4.1 Metode Net Present Value ( NPV ). Adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi

    present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke-nol dalam perhitungan cash flow investasi.

    Metode NPV pada dasarnya memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang umur investasi ke waktu awal investasi ( t = 0 ) atau kondisi present dengan menerapkan konsep ekuivalensi uang.

    B.4.2 Metode Annual Equivalent ( AE ) Merupakan kebalikan dari metode NPV. Jika pada metode NPV seluruh aliran cash ditarik

    pada posisi present, sebaliknya pada metode AE aliran cash didistribusikan secara merata pada setiap periode waktu sepanjang umur investasi, baik cash-in maupun cash-out. B.4.3 Metode Interval Rate of Retrun ( IRR )

    Pada metode IRR ini yang akan dicari adalah suku bunganya di saat NPV=0, pada metode ini informasi yang dihasilkan menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam pengembalian modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi. Kemampuan cash flow dalam pengembalian modalnya disebut dengan Internal rate of Return ( IRR ) Kewajiban yang harus dipenuhi disebut dengan Minimum Atractive Rate of Return ( MARR )

    B.4.4 Metode Benefit Cost Ratio ( BCR ) Adalah metode perbandingan alternatif dengan pendekatan BCR sama seperti IRR, BCR

    terbesar tidak berarti alternatif terbaik. Oleh karena itu, perlu diselesaikan dengan metode incremental BCR ( BCR ).

    B.4.5 Metode Pay Back Period (PBP). Pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat

    dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break event point). Lamanya periode pengembalian (k) saat kondisi BEP adalah :

    K(PBP) = CFt > 0 Dimana : k = periode pengambilan CFt = cash flow priode ke t

    Investasi layak jika : IRR > MARR

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    5

    x periode waktu Annual benefit

    Investasi

    t=0

    k

    Jika komponen cash flow benefit dan cost-nya bersifat annual, maka formulanya menjadi :

    K(PBP) =

    Dalam metode pay Back Period (PBP) ini rencana investasi dikatakan layak (feasible) Jika : k < n dan sebaliknya

    k = jumlah periode pengembalian n = umur investasi

    B.4.6 Metode Discounted Pay Back Period (DPBP) Sebetulnya merupakan penyempurnaan dari metode pay back period, yaitu dengan

    memasukkan factor bunga dalam perhitungannya. Formula perhitungan untuk discounted Pay Back period (PBP) ini adalah :

    K(PBP) = CFt (FBP) > 0

    Dimana : k = periode pengambilan CFt = cash flow priode ke t FBP= Faktor Bunga Present

    Metode Discounted Pay Back Period (PBP) ini rencana investasi dikatakan layak (feasible) jika : k < n dan sebaliknya. Dimana : k = jumlah periode pengembalian, n = umur investasi.

    B.5 Analisa Titik Impas. Analisa Titik Impas (Break Event Point) adalah suatu analisa dalam ekonomi teknik yang

    digunakan untuk mengambil keputusan pemilihan alternatif yang cukup sensitif terhadap variabel atau parameter dan bila parameter-parameter tersebut sulit diestimasi nilainya. Metode analisa titik impas digunakan pada permasalahan sebagai berikut:

    1. Menentukan nilai Rate of Return dimana dua alternatif proyek sama baiknya. 2. Menentukan tingkat produksi dari dua atau lebih fasilitas produksi yang memiliki konfigurasi

    biaya-biaya yang berbeda. 3. Melakukan analisa jual-beli. Pada tingkat produksi tertentu, biaya-biaya yang terjadi akan sama

    antara membeli suatu komponen atau membuatnya sendiri. 4. Menentukan berapa tahun yang dibutuhkan (atau berapa produk yang harus dihasilkan) agar

    perusahaan berada pada titik impas Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah nilai investasi yang ditanamkan

    oleh investor dalam jangka waktu tertentu dan dengan nilai modal tertentu. Oleh karena itu dalam bahasan analisa titik impas akan dibahas poin keempat dimana poin keempat diatas, analisa titik

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    6

    Layak Investasi

    Tidak layak

    impas dapat digunakan untuk menentukan berapa tahun yang dibutuhkan agar perusahaan berada pada titik impas yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sama persis dengan pendapatan-pendapatan yang diperoleh.

    C. METODE PENELITIAN. C.1 Rencana Penelitian.

    Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari Pihak Depelover, dan instansi pemerintah terkait yang kiranya dapat melengkapi analisis ini. Selanjutnya data tersebut dianalisis sesuai fungsi data yang akan dijadikan penunjang untuk menganalisis kelayakan finansial pada investasi pembangunan Perumahan X untuk rumah type 45 (Mutiara) secara kuantitatif. C.1.1 Bagan Alir Kerangka Analisa Penelitian

    Gambar. Bagan Alir Kerangka Analisa Penelitian

    MULAI

    PERMASALAHAN

    IDENTIFIKASI PERMASALAHN

    METODE PENELITIAN

    DATA SEKUNDER Biaya IMB Suku Bunga Bank Indonesia

    DATA PRIMER Gambar Rencana RAB (Rencana Anggaran Biaya) Biaya pematangan Lahan,Pajak,Fee Biaya Iklan dan Pemasaran

    ANALISIS DATA NVP,AE,BCR,PBP,IRR,Titik Inpas

    PENINJAUN KEMBALI DAN PENGUJIAN METODE

    SELESAI KESIMPULAN DAN

    SARAN

    RUMUSAN MASALAH

    PEMBAHASAN LAYAK/TIDAK

    KAJIAN PUSTAKA

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    7

    D. ANALISIS. D.1 Analisis Data

    Semua data yang diperoleh untuk penelitian ini akan dianalisis meliputi perhitungan biaya modal, dan nilai manfaat yang diperoleh dari investasi ini.

    D.1.1 Biaya Modal Adapun yang termasuk biaya modal dalam investasi perumahan ini adalah perhitungan pada

    blok perumahan arjuna type 45 (Mutiara) yaitu sebagai berikut : 1. Biaya Langsung.

    Tabel 4.1. Pekerjaan Infrastruktur Perumahan 45 (Mutiara) No Uraian Harga ( Rupiah ) 1 Biaya Pengukuran Rp 1,500,000.00 2 Biaya Pematangan Lahan Rp 9,926,000.00 3 Biaya Pembuatan Jalan dan Saluran Drainase Rp 96,984,500.00 4 Biaya Pemasangan Panel Listrik Rp 91,142,000.00 5 Biaya Pembangunan Perumahan Rp 3,375,046,290.00

    Total Harga Biaya Langsung Rp 3,574,598,790.00 Sumber : PT. Cupu Manik Griya Permai

    2. Biaya Tidak Langsung. Tabel 4.2. Biaya Tidak Langsung Perumahan 45 (Mutiara)

    No Uraian Harga ( Rupiah ) 1 Contingencies (10%) dari biaya langsung Rp 357,459,879.00 2 Biaya Teknik (8%) dari biaya langsung Rp 285,967,903.20 3 Bunga (total biaya langsung, contingencies

    Rp 435,862,745.79 dan biaya teknik dibagi tiga dikalikan dengan faktor bunga (10%)

    Total Harga Biaya Tidak Langsung Rp 1,079,290,527.99 Sumber : Hasil Analisa Data dari Tabel 4.1

    3. Biaya Fee Untuk Konsultan Pada pembangunan Perumahan type 45 (Mutiara) area Pecatu, biaya Fee untuk Konsultan

    dibayarkan sebesar 6% (PERMENKEU No.187/PMK.03/2008, Pasal 3). Biaya Fee untuk Konsultan tersebut terdiri dari biaya pembuatan jalan, saluran drainase, biaya pemasangan listrik, dan biaya pembangunan perumahan. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

    Tabel 4.3. Biaya Fee Untuk Konsultan No Uraian Harga ( Rupiah ) 1 Biaya Pembuatan Jalan dan Saluran Drainase Rp 5,819,070.00 2 Biaya Pemasangan Panel Listrik Rp 5,468,520.00 3 Biaya Pembangunan Perumahan Rp 202,502,777.40

    Total Harga Biaya Fee Konsultan Rp 213,790,367.40 Sumber : Hasil Analisa

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    8

    4. Biaya IMB

    Biaya IMB rumah type 45 (Mutiara) : Biaya IMB Bangunan = 45 m2 x Rp. 1.000.000; x 1% = Rp. 450.000; Biaya IMB Pagar Samping dan Belakang = 18.35 m2 x Rp. 400.000; x 1% = Rp. 73.400; Biaya IMB Teras depan = 3,00 m2 x Rp. 60.000; x 1% = Rp. 1.800; Total Biaya IMB = Rp. 525.200; Biaya Administrasi 1% = Rp. 5.252; Total Biaya IMB + Administrasi = Rp. 530.452; Jadi Biaya IMB untuk 23 unit rumah type 45 (mutiara) adalah sebesar Rp. 530.452 x 23 = Rp. 12.200.396; Setelah dilakukan perhitungan lebih lanjut Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) total keseluruhan biaya IMB Perumahan Type 45 (mutiara) adalah sebesar Rp. 16.113.982;

    5. Biaya Promosi Biaya promosi yang dikeluarkan oleh pihak Marketing PT. Cupu Manik Griya Permai adalah sebesar Rp. 15.000.000;

    6. Biaya Pembebasan Lahan Biaya pembebasan lahan untuk 10 are Perumahan Arjuna type 45 (mutiara) adalah sebesar Rp. 15.000.000; Sehingga untuk 2959 m2 adalah : 2959 m2 = 29,59 are x Rp. 15.000.000; = Rp. 443.850.000;

    7. Biaya Pemasangan Telepon, Listrik dan Air Biaya pemasangan telepon, listrik dan air yang umum dikeluarkan oleh pihak Devloper PT. Cupu Manik Griya Permai adalah : Untuk 30 unit = 30 x Rp. 2.500.000; = Rp. 75.000.000;

    Sehingga Total Biaya Modal adalah : Tabel 4.6. Total Biaya Modal

    No Uraian Harga ( Rupiah ) 1 Biaya Langsung Rp 3,574,598,790.00 2 Biaya Tidak Langsung Rp 1,079,290,527.99 3 Biaya Fee Untuk Konsultan Rp 213,790,367.40 4 Biaya Pembebasan Lahan Rp 443,850,000.00 5 Biaya Promosi Rp 15,000,000.00 6 Biaya IMB Rp 16,113,982.00 7 Biaya Pemasangan PDAM, Listrik & Telepon Rp 75,000,000.00

    Total Harga Biaya Langsung Rp 5,417,643,667.39 Sumber : Hasil Analisa

    D.2 Analisa Kelayakan Investasi. Berdasarkan table cash flow diatas, dapat dianalisis kelayakan investasi pembangunan

    Perumahan X khususnya pada rumah type 45 (mutiara) dengan metode-metode sebagai berikut :

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    9

    D.2.1 Metode Net Present Value (NPV) NPV = -I1 + Ab x (P/F,10,1) + Ab2 x (P/F,10,2) + Ab17 x

    (P/F,10,17) Ac1 x (P/F,10,1) Ac2 x (P/F,10,2) - ... Ac17 x (P/F,10,17)

    Tabel 4.16. Net Present Value (NPV) dalam jutaan rupiah

    No Tahun Biaya

    Manfaat Faktor Bunga Present

    Nilai Sekarang

    Modal Tahunan Biaya Manfaat

    0 2009 5,417.64 2,111.21 1,034.60 1.00 2,111.21 1,034.60 1 2010 3,474.23 1,728.43 0.91 3,158.39 1,571.30 2 2011 2,719.36 1,975.65 0.83 2,247.41 1,632.77 3 2012 1,246.85 1,579.50 0.75 936.77 1,186.70 4 2013 1,092.71 1,579.50 0.68 746.34 1,078.82 5 2014 1,038.54 1,579.50 0.62 644.85 980.74 6 2015 984.36 1,579.50 0.56 555.65 891.58 7 2016 930.18 1,579.50 0.51 477.33 810.53 8 2017 876.01 1,579.50 0.47 408.66 736.85 9 2018 821.83 1,579.50 0.42 348.54 669.86

    10 2019 767.65 1,579.50 0.39 295.96 608.96 11 2020 171.71 1,579.50 0.35 60.18 553.60 12 2021 170.87 1,411.33 0.32 54.45 449.69 13 2022 169.57 1,149.96 0.29 49.12 333.10 14 2023 169.57 1,149.96 0.26 44.65 302.82 15 2024 169.57 1,149.96 0.24 40.59 275.29 16 2025 167.07 650.36 0.22 36.36 141.54 17 2026 164.80 196.03 0.20 32.60 38.78 PW 12,249.06 13,297.55 NPV 1,048.50

    Sumber : Hasil Analisa Data

    D.2.2 Metode Annual Equivalent (AE). AE = -I x (A/P,10,17) + Ab1 x (P/F,10,1) x (A/P,10,17) + . Ab17 x (P/F,10,17) x (A/P,10,17) Ac1 x (P/F,10,1) x (A/P,10,17) - ... Ac17 x

    (P/F,10,17) x (A?P,10,17)

    Tabel 4.17. Annual Equivalent (AE) dalam jutaan rupiah

    No Tahun Biaya

    Manfaat Faktor Bunga Present

    Faktor Bunga Annual

    Nilai Annual ( Tahunan )

    Modal Tahunan Biaya Manfaat 0 2009 5,417.64 2,111.21 1,034.60 1.00 0.1175 248.07 121.57 1 2010 3,474.23 1,728.43 0.91 0.1175 371.11 184.63 2 2011 2,719.36 1,975.65 0.83 0.1175 264.07 191.85 3 2012 1,246.85 1,579.50 0.75 0.1175 110.07 139.44 4 2013 1,092.71 1,579.50 0.68 0.1175 87.69 126.76 5 2014 1,038.54 1,579.50 0.62 0.1175 75.77 115.24

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    10

    6 2015 984.36 1,579.50 0.56 0.1175 65.29 104.76 7 2016 930.18 1,579.50 0.51 0.1175 56.09 95.24 8 2017 876.01 1,579.50 0.47 0.1175 48.02 86.58 9 2018 821.83 1,579.50 0.42 0.1175 40.95 78.71

    10 2019 767.65 1,579.50 0.39 0.1175 34.78 71.55 11 2020 171.71 1,579.50 0.35 0.1175 7.07 65.05 12 2021 170.87 1,411.33 0.32 0.1175 6.40 52.84 13 2022 169.57 1,149.96 0.29 0.1175 5.77 39.14 14 2023 169.57 1,149.96 0.26 0.1175 5.25 35.58 15 2024 169.57 1,149.96 0.24 0.1175 4.77 32.35 16 2025 167.07 650.36 0.22 0.1175 4.27 16.63 17 2026 164.80 196.03 0.20 0.1175 3.83 4.56 EUA 1,439.26 1,562.46 AE 123.20

    Sumber : Hasil Analisa Data

    D.2.3 Metode Benefit Cost Ration (BCR). Ab1 x (P/F,10,1) + Ab17 x (P/F,10,17) BCR = Ac1 x (P/F,10,1) + . Ac30 x (P/F,10,17)

    Tabel 4.18. Benefit Cost Ration (BCR) dalam jutaan rupiah

    No Tahun Biaya

    Manfaat Faktor Bunga Present

    Nilai Sekarang Modal Tahunan Biaya Manfaat

    0 2009 5,417.64 2,111.21 1,034.60 1.00 2,111.21 1,034.60 1 2010 3,474.23 1,728.43 0.91 3,158.39 1,571.30 2 2011 2,719.36 1,975.65 0.83 2,247.41 1,632.77 3 2012 1,246.85 1,579.50 0.75 936.77 1,186.70 4 2013 1,092.71 1,579.50 0.68 746.34 1,078.82 5 2014 1,038.54 1,579.50 0.62 644.85 980.74 6 2015 984.36 1,579.50 0.56 555.65 891.58 7 2016 930.18 1,579.50 0.51 477.33 810.53 8 2017 876.01 1,579.50 0.47 408.66 736.85 9 2018 821.83 1,579.50 0.42 348.54 669.86

    10 2019 767.65 1,579.50 0.39 295.96 608.96 11 2020 171.71 1,579.50 0.35 60.18 553.60 12 2021 170.87 1,411.33 0.32 54.45 449.69 13 2022 169.57 1,149.96 0.29 49.12 333.10 14 2023 169.57 1,149.96 0.26 44.65 302.82 15 2024 169.57 1,149.96 0.24 40.59 275.29 16 2025 167.07 650.36 0.22 36.36 141.54 17 2026 164.80 196.03 0.20 32.60 38.78 PW 12,249.06 13,297.55 BCR 1.086

    Sumber : Hasil Analisa Data

    D.2.4 Metode Pay Back Period (PBP) Berdasarkan cash flow dan analisa Net Present Value (NPV), nilai Pay Back Period (PBP) dari

    investasi ini adalah :

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    11

    k(PBP) = Berdasarkan rumus diatas kembalinya modal investasi yang telah ditanam adalah pada tahun ke-12 setelah masa beroperasi, atau bisa dikatakan Break Event Pointnya (BEV) terjadi pada tahun ke-12 dengan nilai Pay Back Period (PBP) sama dengan Rp. 160.284.007,10 > 0 Perhitungan Pay Back Period (PBP) dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.

    Tabel 4.19. Pay Back Period (PBP) dalam jutaan rupiah

    No Tahun Biaya

    Manfaat Faktor

    Nilai Sekarang Pay Back Bunga Period

    Modal Tahunan Present Biaya Manfaat

    0 2009 5,417.64 2,111.21 1,034.60 1.00 2,111.21 1,034.60 (1,076.60) 1 2010 3,474.23 1,728.43 0.91 3,158.39 1,571.30 (2,663.69) 2 2011 2,719.36 1,975.65 0.83 2,247.41 1,632.77 (3,278.33) 3 2012 1,246.85 1,579.50 0.75 936.77 1,186.70 (3,028.40) 4 2013 1,092.71 1,579.50 0.68 746.34 1,078.82 (2,695.92) 5 2014 1,038.54 1,579.50 0.62 644.85 980.74 (2,360.03) 6 2015 984.36 1,579.50 0.56 555.65 891.58 (2,024.09) 7 2016 930.18 1,579.50 0.51 477.33 810.53 (1,690.89) 8 2017 876.01 1,579.50 0.47 408.66 736.85 (1,362.71) 9 2018 821.83 1,579.50 0.42 348.54 669.86 (1,041.38)

    10 2019 767.65 1,579.50 0.39 295.96 608.96 (728.38) 11 2020 171.71 1,579.50 0.35 60.18 553.60 (234.97) 12 2021 170.87 1,411.33 0.32 54.45 449.69 160.28 13 2022 169.57 1,149.96 0.29 49.12 333.10 444.27 14 2023 169.57 1,149.96 0.26 44.65 302.82 702.44 15 2024 169.57 1,149.96 0.24 40.59 275.29 937.14 16 2025 167.07 650.36 0.22 36.36 141.54 1,042.32 17 2026 164.80 196.03 0.20 32.60 38.78 1,048.50

    Sumber : Hasil Analisa Data

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    12

    D.2.5 Metode Internal Rate of Retrun (IRR)

    Tabel 4.20. Internal Rate Return (IRR) dalam jutaan rupiah

    No Tahun Pengeluaran Modal / th

    Biaya Tahunan Total Biaya

    Tahunan Manfaat Net Cashflow

    DR = 13%

    Nilai Present DR =

    14%

    Nilai Present

    Biaya O & P

    Pengem balian Modal

    Bunga Depresiasi PPN 10% Biaya Fisik

    PPH Biaya Manfaat Biaya Manfaat

    0 2009 2,029.62 81.58 2,111.21 1,034.60 (1,076.60) 1.00 2,111.21 1,034.60 1.00 2,111.21 1,034.60 1 2010 2,038.28 89.79 541.76 541.76 133.82 128.81 - 3,474.23 1,728.43 (1,745.80) 0.88 3,074.54 1,529.58 0.88 3,047.57 1,516.17 2 2011 1,349.74 77.76 541.76 487.59 133.82 128.69 - 2,719.36 1,975.65 (743.71) 0.78 2,129.66 1,547.23 0.77 2,092.46 1,520.20 3 2012 37.90 541.76 433.41 133.82 99.96 49.90 1,246.85 1,579.50 332.65 0.69 864.13 1,094.67 0.67 841.59 1,066.11 4 2013 37.90 541.76 379.24 133.82 - 121.70 1,092.71 1,579.50 486.78 0.61 670.18 968.73 0.59 646.97 935.19 5 2014 37.90 541.76 325.06 133.82 - 135.24 1,038.54 1,579.50 540.96 0.54 563.68 857.29 0.52 539.38 820.34 6 2015 37.90 541.76 270.88 133.82 - 148.78 984.36 1,579.50 595.14 0.48 472.81 758.66 0.46 448.46 719.60 7 2016 37.90 541.76 216.71 133.82 - 194.79 930.18 1,579.50 649.31 0.43 395.38 671.38 0.40 371.74 631.23 8 2017 37.90 541.76 162.53 133.82 - 211.05 876.01 1,579.50 703.49 0.38 329.52 594.14 0.35 307.09 553.71 9 2018 37.90 541.76 108.35 133.82 - 227.30 821.83 1,579.50 757.67 0.33 273.57 525.79 0.31 252.72 485.71

    10 2019 37.90 541.76 54.18 133.82 - 243.55 767.65 1,579.50 811.84 0.29 226.14 465.30 0.27 207.07 426.06 11 2020 37.90 - - 133.82 - 422.33 171.71 1,579.50 1,407.78 0.26 44.77 411.77 0.24 40.63 373.74 12 2021 37.06 - - 133.82 - 372.14 170.87 1,411.33 1,240.46 0.23 39.42 325.60 0.21 35.47 292.94 13 2022 35.75 - - 133.82 - 294.12 169.57 1,149.96 980.40 0.20 34.62 234.78 0.18 30.87 209.37 14 2023 35.75 - - 133.82 - 294.12 169.57 1,149.96 980.40 0.18 30.64 207.77 0.16 27.08 183.66 15 2024 35.75 - - 133.82 - 294.12 169.57 1,149.96 980.40 0.16 27.11 183.87 0.14 23.76 161.11 16 2025 33.25 - - 133.82 - 144.99 167.07 650.36 483.29 0.14 23.64 92.02 0.12 20.53 79.92 17 2026 30.98 - - 133.82 - 4.68 164.80 196.03 31.23 0.13 20.64 24.55 0.11 17.76 21.13

    PWP 11,331.64 11,527.74 PWP 11,062.36 11,030.77 NPV 196.10 NPV (31.58) BCR 1.017 BCR 0.997

    Sumber : Hasil Analisa Data

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    13

    Berdasarkan nilai NPV yang diperoleh dengan bunga 13% dan 14% maka dapat dihitung nilai IRR dengan metode interpolasi yaitu :

    Nilai IRR yang diperoleh adalah 13,86% dimana dengan nilai ini investasi Pembangunan Perumahan Arjuna Type 45 (mutiara) ini dapat dikatakan layak karena memenuhi persyaratan yaitu IRR = 13,86% > 10% (suku bunga yang berlaku).

    E. SIMPULAN DAN SARAN. E.1 Simpulan.

    Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan dalam studi analisis kelayakan investasi pada pembangunan Perumahan X untuk type rumah 45 (Mutiara) adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil data pada pembahasan diatas yang meliputi biaya modal, biaya tahunan, dan nilai

    manfaat yang diperoleh berdasarkan nilai dari faktor-faktor yang mempengarui kelayakan investasi finansial pembanguana Perumahan X untuk type rumah 45 (Mutiara) adalah sebagai berikut : a. Biaya investasi yang untuk type rumah 45 (Mutiara) = Rp. 5.417.643.667,39 b. Berdasarkan analisis data nilai Net Present Value pembangunan Perumahan X type 45

    (Mutiara) adalah Rp. 1.048.495.647,28 dengan nilai positif. c. Berdasarkan analisis data nilai Annual Equivalent pembangunan Perumahan X type 45

    (Mutiara) adalah Rp. 123.198.238,56 dengan nilai (>) 0 (nol). d. Berdasarkan analisis data nilai Benefit Cost Ratio pembangunan Perumahan X type 45

    (Mutiara) adalah 1,086 dimana nilai yang diperoleh () 1 (satu). e. Berdasarkan analisis data nilai Pay Back Period (k) pembangunan Perumahan X type 45

    (Mutiara) adalah 12 tahun dimana nilai yang diperoleh (

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    14

    Dalam analisis investasi ini dapat diperoleh nilai Titik Impas investasi pada tahun ke dua belas, dan saat NVP = 0 dimana suku bunga yang berlaku = IRR sebesar 13.86%.

    E.2 Saran. Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran-saran yang dapat disampaikan adalah

    sebagai berikut : 1. Dalam melakukan penelitian investasi terlebih dahulu pelajari tinjauan pustaka dan metode

    penelitian yang digunakan, sehingga penelitian dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan. 2. Teliti dalam peroses perhitungan/pengolahan data-data, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan

    target yang direncanakan. 3. Dalam analisis investasi ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelayakan investasi diantaranya

    adalah suku bunga yang berlaku dipasaran dan jangka waktu investasi.

    DAFTAR PUSTAKA. - Anonim, 2006 ; STATISTIK PERUMAHAN PROVINSI BALI ; BPS Provinsi Bali - Anonim, 2007 ; STATISTIK PERUMAHAN PROVINSI BALI ; BPS Provinsi Bali - Anonim, 2008 ; STATISTIK PERUMAHAN PROVINSI BALI ; BPS Provinsi Bali - Besarnya Biaya Tarif Retrebusi IMB ( Ijin Mendirikan Banguna )

    http:/www.badungkab.go.id/inndex2.php?option=com_content&do pdf=1&id=41 - Giatman, 2006 ; EKONOMI TEKNIK : PT. Rajagrafido Persada ; Jakarta - Kodoatie Robert J, 2005 ; ANALISA EKONOMI TEKNIK : Andi Yogyakarta - Laporan Inflasi ( Indeks Harga Konsumen )

    http://www.bi.go.id//web/id/Moneter/Inflasi - Mudhina, dkk, 2008 ; EKONOMI REKAYASA : Politeknik Negeri Bali - Suku Bunga Bank Indonesia

    http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Suku+Bunga/Suku+Bunga+SBI/ - Suparno, dkk, 2006 ; PERENCANAAN & PENGEMBANGAN PERUMAHAN : Andi

    Yogyakarta

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    15

    PECAHAN GENTENG DESA DARMASABA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS

    DALAM CAMPURAN BETON

    Oleh : I Made Sastra Wibawa

    ABSTRAK

    Pembangunan yang pesat di segala bidang sangat berpengaruh pada perkembangan di bidang konstruksi, hal ini menyebabkan kebutuhan material / bahan konstruksi semakin meningkat khususnya bahan pencampur beton, meningkatnya kebutuhan material ini disebabkan karena beton masih menjadi primadona dalam menentukan bahan konstruksi pada pembangunan ini. Akibat bahan yang tersedia di alam selalu diambil, maka persediannya semakin menipis, maka diperlukan kiat-kiat untuk mencari bahan pengganti baik parsial maupun keseluruhan. Dalam penelitian ini dipergunakan Pecahan Genteng Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Badung,Bali sebagai pengganti agregat halus dalam campuran beton. Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar penurunan atau peningkatan kuat tekan beton yang terjadi akibat penggantian agregat halus dengan memakai pecahan genteng pada campuran beton. Penelitian ini di lakukan di laboratorium Fakultas Teknik UNMAS. Denpasar yaitu melalui pengujian kuat tekan beton menggunakan benda uji kubus 15x15x15 Cm. Campuran adukan beton dibuat dalam empat perlakuan Po. P1, P2, P3 dengan masing-masing perlakuan 8 buah benda uji dan pengujian kuat tekan dilakukan pada saat umur 14 dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kuat tekan beton pada pengujian umur 28 hari, namun terjadi penurunan kuat tekan beton pada pengujian umur 14 hari, walaupun terjadi penurunannya akan tetapi masih berada pada mutu beton yang direncanakan. Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini pecahan genteng Desa Darmasaba dapat dipakai sebagai bahan tambahan penganti agregat halus pada campuran beton.

    Kata Kunci : Genteng, Agregat, Kuat Tekan Beton.

    LATAR BELAKANG

    Perkembangan pembangunan suatu Negara di segala bidang, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia di mana pembangunan mengalami peningkatan yang sangat pesat pada sektor kontruksi perumahan, trasfosrtasi dan lain-lain. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan dan dalam sektor perhubungan adalah semakin langkanya bahan-bahan bangunan sehingga susah mendapatkan material yang bermutu baik, hal ini membuat tingginya harga bahan yang mengakibatkan biaya pembangunan semakin mahal.

    Bahan bangunan yang sering dipakai dan harganya sangat mahal adalah bahan campuran beton. Untuk mengatasi masalah semakin mahalnya bahan penyusun campuran beton tersebut perlu dicarikan alternatif pemecahannya misalnya dengan mencari bahan alternatif campuran beton atas dasar pertimbangan dengan tidak mengurangi mutu dari beton itu sendiri. Dengan adanya teknologi baru beberapa bangunan menggunakan bahan atap genteng dan genteng yang tak terpakai atau yang pecah dan yang rusak ketika di produksi jumlahnya sangat memungkinkan untuk dijadikan bahan alternatif dalam campuran beton. Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, sangat perlu dilakukan penelitian

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    16

    dalam skala laboratorium menganai pemanfaatan pecahan genteng sebagai agregat halus pada campuran beton dan melakukan pengujian terhadap kuat tekannya.

    Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui pengaruh penggunaan pecahan genteng tehadap sifat fisik campuran yaitu kuat tekan beton.

    2 . Mengetahui seberapa besar berkurangnya atau bertambahnya kekuatan tekan beton akibat pemakaian material tersebut.

    3. Sebagai bahan alternatif pengganti material dalam campuran beton.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Genteng Pada dasarnya genteng adalah merupakan bahan bangunan yang berfungsi sebagai penutup

    atap yang dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa dicampur dengan bahan tambahan, dibakar pada suhu yang cukup tinggi sehingga tidak dapat hancur apabila direndam dalam air. Pada penelitian ini adalah genteng rijekan dari desa Darmasaba, Abiansemal, Badung, Bali.

    Bentuk Genteng Bentuk genteng dapat dibuat macam-macam, ada yang datar seperti sirap, berpenampang

    huruf S, bentuk datar dengan saluran-saluran sambungan dipasang bersilang atau dipasang lurus. Secara baku mengenai standard bentuk sampai saat ini belum ada, sebab genteng merupakan bahan bangunan yang bentuknya dapat diubah-ubah tergantung pada keindahan bangunan yang dibuat. Di Indonesia kita kenal beberapa bentuk genteng antara lain:

    a. Genteng lengkung cekung adalah genteng dengan penampang huruf S b. Genteng lengkung rata adalah genteng dengan penampang huruf S tetapi huruf Syang

    lurus.

    c. Genteng rata adalah genteng dengan permukaan yang rata, dengan tepi yang satu beralur dan tepi yang lainya berlidah, biasanya dibuat dengan mesin tempa (mesin press).

    d. Genteng beralur adalah genteng yang pada tepinya mempunyai alur-alur penghubung. e. Genteng bubungan adalah genteng untuk penutup hubungan atap, bentuknya bermacam-

    macam, merupakan setengah lingkaran, bentuk sadel atau lainya.

    Syarat-syarat Genteng Genteng kelas satu harus mempunyai permukaan yang utuh atau licin, dalam keadaan kering jika dipukul ringan (test) harus berbunyi nyaring, kerapatan pada pemasangan harus baik, warna harus sesuai dengan warna yang dipasang, bila terdapat lapisan tembikar / lapisan pewarna (engobe), lapisan itu harus melekat baik pada genteng aslinya.

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    17

    Pecahan Genteng Yang dimaksud pecahan genteng disini adalah sisa dari genteng yang tidak dipakai dan hasil

    produksi yang cacat atau tidak layak jual kemudian ditumbuk secara manual sehingga membentuk ukuran-ukuran yang menyerupai agraget halus, yang selanjutnya dilakukan pengayakan sesuai dengan kebutuhan pengganti agraget halus dalam campuran beton.

    Kuat Tekan Beton Karakteristik Kuat Tekan Beton Karakteristik adalah kekuatan tekan dimana dan hasil pemeriksaan benda uji yang berupa kubus atau silinder, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari yang ditetapkan terbatas sampai 5 % (Wangsadinata. W ; 1971). Sedangkan kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang mampu diterima oleh benda uji sampai benda uji tersebut hancur.

    Standard Deviasi Deviasi Standard didapat dari hasil pemeriksaan benda uji yang dilakukan di laboratorium

    terhadap kekuatan tekan dari beton. Dari beberapa buah benda uji dengan berbagai pariasi umur dan bentuk benda uji akan diperoleh suatu hasil yang nilainya menyebar di sekitar nilai rata-ratanya. Besar kecilnya nilai penyebaran tersebutlah yang disebut dengan Standard Deviasi (S). Penyebaran nilai rata-rata tersebut sangat tergantung pada tingkat kesempurnaan dari tarap pelaksanaan pengerjaan beton dan sebaliknya semakin kecil nilai penyebaran tersebut terhadap nilai rata-ratanya, maka semakin besar tingkat kesempurnaan tarap pengerjaan beton.

    Sifat-sifat Beton Pada umumnya beton memiliki sifat kuat menerima gaya tekan tetapi kurang mampu

    menerima gaya tarik, sehingga untuk mengatasi hal tersebut dipakailah tulangan untuk memikul gaya tarik yang terjadi apabila beton menerima gaya tarik. Disamping sifat tekan dan tarik beton juga memiliki sifat awet dan kedap air yang dapat dihandalkan. Selain memiliki sifat kuat terhadap tekan, maka beton memiliki sifat yang lain seperti kedap air, tahan terhadap geser, tahan api, dan lain-lain.

    METODE PENELITIAN

    Pemeriksaan Bahan Bahan bahan dasar untuk beton dalam pembuatan benda uji harus memenuhi persyaratan

    yang telah ditentukan dalam (Wangsadinata.W ; 1971) dalam pedoman pengerjaan beton. Untuk mengetahui apakah bahan-bahan dasar beton seperti pasir, batu pecah memenuhi syarat, maka terlebih dahulu perlu dilaksanakan percobaan pendahuluan untuk mengetahui sifat-sifat bahan dasar yang akan digunakan. Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian beton ini adalah semen type I merk Gresik, pasir alami dari klungkung, batu pecah dari Tabanan dan air yang dipakai air PDAM yang ada di laboratorium. Dalam penelitian ini, pengambilan pasir serta batu pecah untuk percobaan pendahuluan

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    18

    dilakukan dengan cara acak dengan tujuan agar sampel yang kita pakai dapat mewakili bahan yang ada di lokasi.

    Percobaan Pendahuluan Maksud dari percobaan pendahuluan ini adalah untuk melakukan pemeriksaan terhadap

    bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai dalam penelitian, sehingga dari hasilnya akan didapat nilai-nilai yang diperlukan dalam perhitungan mix design.

    Pemeriksaan agregat halus Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus (pasir) adalah:

    1. Berat jenis (specific gravity)dan penyerapan air (water absorption) 2. Gradasi pasir (sieve analysis). 3. Kadar Lumpur (mud content). 4. Berat satuan (unit weight). 5. Kadar air dalam pasir (surface moisture content).

    ANALISIS BAHAN-BAHAN BETON

    Bahan yang diperoleh dari percobaan di laboratorium hasilnya harus sesuai dengan syarat-syarat material pembentuk beton yang ditentukan dalam pedoman beton, dimana dalam penelitian ini dipakai peraturan beton Indonesia (PBI 1971). Data ini selanjutnya akan dipakai dalam menghitung Mix Design campuran beton.

    Agregat halus (pasir) Dari hasil pemeriksaan pasir di laboratorium didapat data pasir sebagai berikut:

    1. Berat jenis (spesifik gravity) pasir klungkung dalam keadaan SSD = 2,301 Kg/Lt dan penyerapan air pasir klungkung (water absorption) = 5,91 %.

    2. Gradasi agregat halus (pasir) klungkung dengan modulus kehalusan (Fm) = 2,71. Nilai ini memenuhi syarat menurut BS yaitu modulus kehalusan untuk pasir berkisar antara 1,5 - 3,8.

    3. Kadar Lumpur (Mud Content) pasir klungkung = 1,0 %. Berarti pasir memenuhi syarat untuk campuran beton sesuai yang disyaratkan dalam PBI. 71 bahwa agregat halus untuk campuran beton tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % terhadap berat kering.

    4. Berat satuan (Unit Wight) pasir klungkung = 1,40 Kg/Lt. 5. Kadar air (surface moinsture) pasir klungkung = 9,41 %.

    Agregat Kasar (koral) Dari pemeriksaan koral pada percobaan pendahuluan dilaboratorium didapat data mengenai

    koral sebagai berikut: 1. Dari hasil test gradasi koral (sieve analysis) didapat modulus kehalusan (Fm) = 7,04. Nilai ini

    memenuhi persyaratan dalam BS yaitu modulus kehalusan untuk agregat kasar berkisar antara 6,0-7,1.

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    19

    2. Berat jenis (spesifik gravity) koral dalam keadaan SSD = 2,56 Gram/Cc dan penyerapan airnya (water absorption) = 1,94 %.

    3. Berat satuan (unit wight) koral dari pemeriksaan didapat = 1,517 Gr/Lt. 4. Kadar Lumpur (mud content) koral dari hasil pemeriksaan didapat = 0,98 % nilai ini menunjukan

    bahwa koral tersebut telah memenuhi syarat untuk campuran beton, karena agregat kasar untuk campuran beton sudah disyaratkan dalam PBI 71 adalah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering. Kadar air (surface moisture) koral ini dari hasil pemeriksaan di laboratorium didapat 9,41 %

    Semen Karena semen merupakan hasil buatan pabrik, dimana dalam proses pembuatanya sudah

    mendapat pengawasan yang ketat sehingga penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan yang khusus. Dengan anggapan bahwa semua semen Portland yang diproduksi Indonesia bermutu baik.

    Tetapi yang perlu diperhatikan sebelum semen Portland dipakai untuk campuran beton adalah bentuk butiran dari semen yang dapat diteliti secara visual, sehingga dapat diketahui apakah butiran semen mengalami penggumpalan atau tidak. Bila semen tersebut menggumpal maka semen tersebut tidak boleh dipakai untuk campuran beton. Pada penelitian ini pemeriksaan terhadap semen hanya dilakukan pemeriksaan terhadap berat satuannya saja. Dari hasil pemeriksaan semen type 1 Gresik didapat berat satuannya = 1,2225 Kg/Liter.

    HASIL TEST KUAT TEKAN BETON Untuk mengetahui kuat tekan beton dari masing-masing benda uji untuk tiap percobaan, maka

    dilakukan test kuat tekan beton dengan menggunakan mesin uji kuat tekan beton dengan kapasitas 150 Ton. Pengujian ini dilakukan pada lima percobaan / perlakuan terdiri dari 8 benda uji (Subakti.A;1994) yaitu :

    1. Pelakuan I dalam hal ini sebagai kontrol, yaitu pengujian dilakukan pada campuran beton yang tidak dilakukan penambahan pecahan genteng.

    2. Perlakuan II adalah campuran beton yang telah dilakukan penggantian agregat halus dengan 5% pecahan genteng.

    3. Perlakuan III adalah campuran beton yang telah dilakukan penggantian agregat halus dengan 10 % pecahan genteng.

    4. Perlakuan IV adalah campuran genteng yang telah dilakukan penggantian agregat halus dengan 15 % pecahan genteng.

    5. Perlakuan V adalah campuran genteng yang telah dilakukan penggantian agregat halus dengan 20 % pecahan genteng.

    Umur benda uji pada saat ditest bervariasi antara 14 hari dan 28 hari (Wangsadinata.W;1971). Hasil test kubus beton tiap percobaan / perlakuan ditabelkan sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Test Kubus Beton 15 x 15 x 15 Cm, umur 14 hari ( 0% ).

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    20

    No Umur Benda Uji Beban Max

    (Kg) Tegangan

    Beton ( b1 ) (Kg/cm2)

    b1 - bm1 ( b1 - bm1 )2

    1 2 3 4 5 6 7 8

    14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari

    64.000 70.000 73.000 75.000 67.000 76.000 75.000 73.000

    250,31 273,78 285,51 293,33 262,04 297,24 293,33 285,51

    -29,82 -6,36 5,38

    13,20 -18,09 17,11 13,20 5,38

    889,36 40,39 28,92

    174,24 327,21 292,79 174,24 28,92

    2.241,07 1.956,08

    fu : 14 hari = 0,88 fb : kubus 15 x 15 x 15 Cm = 1,0

    xfuxfbAPb =1

    807,241.21

    1

    1==

    n

    bbm

    n

    = 280,13 Kg/Cm2.

    S = 72,167

    08,956.11

    )(1

    211

    ==

    N

    bmbn

    Kg/Cm2.

    bmbk 11 = - k.s =280,13 - 1,92 . 16,72 = 248,04 Kg/Cm

    Selengkapnya hasil test Tegangan Beton yang terjadi dapat digambarkan sbb.:

    NO PERLAKUAN TEGANGAN BETON (Kg/Cm2) 1 Perlakuan I ( Penambahan 0 %, umur 14 hari ) 284,04 2 Perlakuan I ( Penambahan 0 %, umur 28 hari ) 287,05 3 Perlakuan II ( Penambahan 5 %, umur 14 hari ) 248,58 4 Perlakuan II ( Penambahan 5 %, umur 28 hari ) 290,62 5 Perlakuan III ( Penambahan 10 %, umur 14 hari ) 257,77 6 Perlakuan III ( Penambahan 10 %, umur 28 hari ) 294,70 7 Perlakuan IV ( Penambahan 15 %, umur 14 hari ) 257,06 8 Perlakuan IV ( Penambahan 15 %, umur 28 hari ) 289,14 9 Perlakuan V ( Penambahan 20 %, umur 14 hari ) 254,12

    10 Perlakuan V ( Penambahan 20 %, umur 28 hari ) 293,15 Dari anilisis data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kuat tekan beton yang bervariasi, ternyata campuran beton dengan tambahan pecahan genteng Desa Darmasaba pada umur tes 28 hari hasil kuat betonnya semakin meningkat, sedangkan berdasarkan hasil test kuat tekan beton pada umur 14 hari terjadi sedikit penurunan, tetapi masih berada pada kuat tekan beton rencana.

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    21

    SIMPULAN Dari hasil penelitian kuat tekan beton dengan mempergunakan Penambahan Pecahan Genteng

    Desa Darmasaba, Abiansemal, Badung, Bali dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

    - Setelah dilaksanakan test kuat tekan kubus beton dan analisis kuat tekan beton dari 8 benda uji, dimana pada masing-masing percobaan dilaksanakan pembuatan benda uji kubus dengan penggantian sebagian agregat halus menggunakan Pecahan Genteng Desa Darmasaba, dengan prosentase campuran bervariasi didapat kuat tekan beton pada umur test 28 hari : penambahan 0% Pecahan Genteng = 287,05 Kg/Cm ; penambahan 5% = 290,62 Kg/Cm, Penambahan 10% = 294,70 Kg/Cm, penambahan 15% = 289,14 Kg/Cm, dan penambahan 20 % = 293,15 %.

    - Sedangkan untuk pengujian pada umur 14 hari, terjadi sedikit penurunan mutu beton, akan tetapi mutu beton yang terjadi masih berkisar pada mutu beton yang direncanakan.

    SARAN Saran yang dapat dikemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Pada penelitian ini, masih terbatas pada penambahan dengan lima perlakuan, sehingga perlu ditambah perlakuan agar lebih bervariasi sehingga hasilnya lebih akurat.

    2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik agar digunakan benda uji yang lebih banyak atau sesuai persyaratan PBI.71 untuk masing-masing campuran beton.

    3. Penelitian ini masih berskala laboratorium, maka untuk lebih akuratnya hasil penelitian perlu dilakukan penelitian langsung di lapangan/proyek.

    4. Sesuai dengan hasil penelitian ini, maka pecahan genteng Desa Darmasaba dapat dipergunakan sebagai bahan tambahan / pengganti sebagaian agregat halus pada campuran beton.

    DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pekerjaan Umum, 1990, Tata Cara Adukan Beton Normal. 2. Murdock L. J, 1986, Bahan dan Praktek Beton, Erlangga Surabaya. 3. Nugraha Paulus; 1989; Teknologi Beton dengan Antisipasi Terhadap pedoman Beton;

    Universitas Kristen Petra Surabaya. 4. Subakti Aman , 1994, Teknologi Beton Dalam Praktek, Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS,

    Surabaya. 5. Wibawa S ; 1998; Pengaruh Gradasi Senjang Agregat Kasar Terhadap Kuat Tekan Beton;

    Fakultas Teknik UNMAS. Denpasar. 6. Wangsadinata Wiratman, 1971, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Direktorat Jendral

    Cipta Karya, Peraturan Beton Indonesia 1971 N.I.-2,

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    22

    DAMPAK HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN LALU LINTAS DI KAWASAN

    JALAN KARTINI DENPASAR Oleh :

    Ni Ketut Sri Astati Sukawati

    ABSTRAK

    Kota Denpasar merupakan pusat segala aktivitas yang ada di Bali, sehingga kondisi tersebut sering menyebabkan kemacetan pada ruas-ruas jalan tertentu.

    Kemacetan adalah masalah ketidaknyamanan dalam berkendaraan.apabila kepadatan lalu lintas meningkat maka kecepatan menurun, sehingga tidak memungkinkan kendaraan untuk bergerak lagi.

    Pada kawasan jalan Kartini Denpasar memperlihatkan kinerja yang belum optimal sehingga perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi kinerja ini menggunakan metode analisa data kecepatan, analisa volume lalu lintas, analisa volume parkir dan analisa penyebrang jalan.

    Dari hasil pengamatan dan pengolahan data yang dilakukan diperoleh hasil yaitu kecepatan rata-rata kendaraan ringan 15,66 km/jam, volume lalu lintas 54 smp/jam, volume parkir 56 kendaraan/jam dan volume penyebrang jalan 578 orang/jam. Dengan demikian kawasan jalan Kartini Denpasar mengalami kemacetan lalu lintas.

    Penyelesaian masalah kemacetan lalu lintas di kawasan jalan Kartini Denpasar adalah dengan penertiban kegiatan bongkar muat barang di kawasan tersebut.

    Kata Kunci : Kemacetan, Lalu Lintas.

    PENDAHULUAN Latar Belakang Seperti kita ketahui jaringan jalan di kota-kota besar di Indonesia khususnya kota Denpasar telah ditandai dengan terjadinya kemacetan lalu lintas. Kemacetan adalah masalah ketidaknyamanan dalam berkendaraan. Pada ruas-ruas jalan di kota Denpasar banyak dijumpai jalan yang melayani arus lalu lintas yang cukup tinggi seperti yang terjadi pada jalan Kartini Denpasar yang disurvei. Dengan melihat kondisi daerah jalan Kartini Denpasar serta masalah kondisi fisik jalan tersebut maka permasalahan yang ada di daerah jalan Kartini Denpasar antara lain penyediaan ruang parkir yang sudah tidak memenuhi kapasitas yang ada, volume lalu lintas yang cukup tinggi, jumlah pejalan kaki yang menyeberang cukup banyak, pedagang yang berjualan di trotoar serta masalah-masalah lainnya, sering menimbulkan masalah kemacetan lalu lintas.

    Perumusan Masalah

    Berdasarkan dari uraian diatas, maka permasalahan yang diangkat pada penelitian ini yaitu apa penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi di kawasan jalan Kartini Denpasar?

    Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, adalah :

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    23

    Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh dari penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi di kawasan jalan Kartini Denpasar yaitu : (a) Kecepatan rata-rata kendaraan ringan, (b) Volume lalu lintas, (c) Volume parkir dan (d) Volume penyeberang jalan.

    TINJAUAN PUSTAKA Kemacetan Arus Lalu Lintas Kemacetan adalah masalah ketidaknyamanan dalam berkendaraan. Apabila kepadatan lalu lintas meningkat maka kecepatan menurun, sehingga tidak memungkinkan kendaraan untuk bergerak lagi, kondisi seperti ini disebut kemacetan lalu lintas(Ofyar Z. Tamin, 2003). Penyebab Kemacetan Kemacetan serius merupakan kejadian sehari-hari yang dijumpai di Indonesia yang sering dijumpai sebagai ciri khusus daerah perkotaan di negara yang sedang berkembang (Ofyar Z. Tamin, 2003). Masalah ini sebenarnya dapat dipecahkan melalui peran serta pemerintah, masyarakat dan merupakan tanggung jawab bersama. Adapun beberapa faktor penyebab dari kemacetan adalah sebagai berikut: (1) Tingginya tingkat urbanisasi, (2) Pesatnya tingkat pertumbuhan jumlah dan kepemilikan kendaraan yang menyebabkan tingginya volume lalu lintas, (3) Parkir kendaraan pada badan jalan sehingga mengganggu kelancaran arus lalu lintas, (4) Pengaruh gangguan samping yang cukup besar, yang disebabkan oleh Ribbon Development (perkembangan wilayah) yang mengurangi kapasitas jalan yang sudah terbatas. Hambatan samping terdiri dari : parkir pada badan jalan, pangkalan ojek, pejalan kaki dan pedagang kaki lima pada kawasan perdagangan sehingga kecepatan kendaraan berkurang, (5) Kondisi perkerasan dan geometrik jalan.

    Kecepatan Lalu Lintas Kendaraan Pada umumnya kecepatan merupakan gambaran dari kualitas lalu lintas sedangkan volume lalu lintas dijadikan sebagai dasar ukuran kualitas (Silvia Sukirman 1994). Kecepatan adalah laju perjalanan dengan besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh kendaraan dibagi waktu tempuh yang dinyatakan dalam km / jam.

    V TL

    =

    Dimana : L = Panjang jarak tempuh suatu pengukuran (m), T = waktu tempuh (detik) dan V= Kecepatan (km/jam) Volume Lalu Lintas Sebagai pengukur jumlah dari arus lalu lintas digunakan volume. Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (Silvia Sukirman 1999).

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    24

    Volume lalu lintas yang tinggi merupakan salah satu penyebab kemacetan. Untuk mengetahui volume lalu lintas dapat dicari dengan = LHR ( Lalu Lintas Harian Rata rata).

    LHR =

    Kendaraan tak bermotor digolongkan pada hambatan samping yang merupakan semua bentuk aktifitas yang berada pada sisi jalan. Sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 untuk jalan perkotaan dengan elemen datar dan kondisi jalan dengan parkir dan arus lalu lintas per lajur > 1100 kendaraan / lajur, besarnya nilai ekivalen (emp) diambil : (1) Sepeda Motor (emp) = 0.4, (2) Kendaraan Ringan (emp) = 1, (3) Kendaraan Berat (emp) = 1.3 Volume Parkir Pemberhentian kendaraan dan menyimpan kendaraan untuk sementara waktu pada suatu ruang tertentu merupakan salah satu definisi dari parkir (Hobbs, 1995). Volume parkir menyatakan jumlah kendaraan yang berada pada tempat parkir termasuk dalam beban parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari). Waktu yang digunakan kendaraan untuk parkir, dalam menitan atau jam jaman, menyatakan lamanya parkir.

    Kebutuhan Ruang Parkir Walaupun jumlah kendaraan yang parkir pada kawasan yang telah dihitung, hal ini bukanlah indikasi kebutuhan ruang parkir sesungguhnya. Untuk mengetahui besarnya daya tampung yang ada pada daerah studi setiap waktu tertentu dapat dihitung kapasitas parkir, dengan rumus :

    PC DN

    = (Kendaraan / jam)

    Dimana : PC = Kapasitas parkir, D = Jumlah petak parkir yang ada, N = rata rata lamanya parkir.

    Volume Penyeberang Jalan Volume penyeberang jalan adalah pergerakan memotong ruas jalan pada periode waktu tertentu.

    Tipe Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki Metode umum untuk mengidentifikasi permasalahan permasalahan yang mungkin terjadi adalah melalui pengukuran konflik kendaraan / pejalan kaki.

    Pengukuran tingkat konflik = P.V2

    Dimana : P = Volume pejalan kaki yang menyeberangi jalan (orang/jam), V = Volume kendaraan per jam (smp/jam)

    Dengan mengkombinasikan variabel diatas, jenis penyeberangan yang sesuai akan didapat seperti yang ditunjukkan pada tabel 1

    Jumlah lalu lintas selama pengamatan Lamanya pengamatan

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    25

    Tabel 1 Fasilitas Penyeberangan berdasarkan P V2 PV2 P V Rekomendasi >108 50 1.100 300 -500 Zebra Cross

    >2x108 50 1.100 400 750 Zebra Cross dengan pelindung >108 50 1.100 >500 Pelican Cross >108 >1.100 >300 Pelican Cross

    >2x108 50 1.100 >750 Zebra Cross dengan pelindung >2x108 >1.100 >400 Zebra Cross dengan pelindung

    Sumber : Simposium V FSTPT, Universitas Indonesia, 1617 Oktober 2002

    Fasilitas Pejalan Kaki Fasilitas pejalan kaki dibutuhkan untuk mengakomodasikan dan melindungi pergerakan pejalan kaki.

    Fasilitas pejalan kaki diwujudkan dengan prasarana sebagai berikut : 1. Trotoar : Trotoar adalah sebagian dari jalan yang disediakan khusus bagi pejalan kaki yang pada umumnya ditempatkan sejajar dengan jalur lalu lintas, berupa kerb (bagian jalan yang ditinggikan dan merupakan batas luar daerah manfaat jalan). Penyeberangan : Kriteria yang terpenting dalam merencanakan fasilitas penyeberangan adalah bertingkat.

    Analisa Regresi Menyatakan jika terdapat data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, adalah sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan (Sudjana, 1992). Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi. Peramalan dengan cara analisa regresi mempunyai dua variabel yaitu variabel tak bebas (Y) dan variabel bebas (X) yang hubungannya sebagai berikut:

    Y = f (X) Peramalan dengan metoda analisa regresi dapat dibagi menjadi: 1. Analisa Regresi Linear : Peramalan dengan analisa sederhana dimaksudkan untuk mendapatkan persamaan dalam memprediksi nilai variabel tak bebas atas dasar sebuah nilai variabel bebas, sekaligus mengukur intensitas hubungan antara kedua variabel tersebut. Dengan persamaan linier diperoleh :

    Nilai nilai b1, b2, b3 = Y b1 x1 b2 x2 b3x3 2. Mencari R, R2, jkreg, jkres, Sy2, .123 : Koefisien dapat dihitung dengan rumus :

    R

    ++= 2

    332211y

    yxayxayxa

    Kuadrat nilai R untuk mendapatkan koefisien determinan R2, mempunyai ketentuan sebagai berikut :

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    26

    Batasan nilai R : Nilai R terbesar adalah +1 dan terkecil adalah -1 sehingga dapat ditulis -1 R +1. Untuk R = -1 disebut hubungan negative sempurna dan hubungan tidak langsung sangat tinggi.

    1. Jumlah kuadrat regresi (Jkreg) (Jkreg) = a1 x1y + a2 x2y + a3 x3y Jumlah kuadrat penyimpangan / residu (Jkres) (Jkreg) = y2 Jkreg

    2. Rata - rata kuadrat penyimpangan / residu (Sy2 .123)

    ( Sy2 .123) 1=

    knjkres

    Dimana : n = Jumlah pengamatan sampel, k = Jumlah variabel bebas 3. Uji keberartian regresi linier berganda : Uji keberartian regresi linier ini dimaksudkan untuk menyakinkan diri apakah model regresi linier yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya apabila dipakai membuat kesimpulan mengenai perpautan sejumlah variabel yang sedang dihipotesa. Buat hipotesa awal (Ho) dan hipotesa alternative (Hi) :

    Ho : 01 = 02 = 03 = 0 Maksudnya bahwa paling sedikit ada satu variabel bebas yang memberikan pengaruh terhadap variabel terikatnya.

    Hi : 01 # 0. Maksudnya bahwa satu atau dua ataupun tiga koefisien variabel bebas secara persial individu memberikan pengaruh terhadap variabel terikatnya. Untuk pengujian dilakukan dengan T test dengan mengambil tingkat keberartian 95% ( = 0.05) berarti kira-kira 5 dari 100 kesimpulan bahwa kita menolak hipotesa yang seharusnya diterima. Dengan kata lain bahwa kira-kira 95% yakin bahwa kita telah membuat kesimpulan yang benar. Dengan membuat tabel distribusi normal dengan memperhatikan tingkat signifikan () dan banyaknya sampel yang digunakan (n) serta jumlah variabel (k) maka nilai kritis dapat ditentukan dengan rumus :

    T kritis = t ( n k) t hitung dapat dicari dengan rumus :

    t Hitung Sb

    b =

    Dengan Sb adalah kesalahan standar koefisien regresi yang dapat ditentukan dengan rumus :

    Sb

    =

    2/)()( 22 xxSc

    Jika t hitung > t kritis berarti menolak Ho, t kritis dapat dilihat dari tabel berdasarkan ( n k ) sehingga diambil kesimpulan bahwa semua koefisien regresi linier berganda tersebut adalah berarti dan dapat

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    27

    dipergunakan untuk membuat kesimpulan. Dengan kata lain bahwa variabel-variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikatnya, demikian pula sebaliknya.

    METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan jalan Kartini Denpasar. Lokasi penelitian di jalan Kartini Denpasar termasuk dalam kelas ukuran kota kategori sangat besar karena jumlah penduduk kota Denpasar mencapai 3,35 juta jiwa (www.DenpasarKota.Go.Id,2009). Waktu Penelitian

    Pengumpulan data dilakukan dalam observasi langsung dilapangan. Survei dilakukan dalam jangka waktu tiga hari yaitu Sabtu, Minggu, dan Senin. Dengan harapan dapat diperoleh jumlah serta variasi sampel yang lebih banyak. Survei dimulai dari jam 07.00 sampai jam 16.00 wita (9 jam). Pengumpulan Data

    Adapun data yang dicari pada saat penelitian adalah data primer. Data yang dipergunakan dalan penelitian ini adalah : data jumlah kendaraan yang melewati lokasi pengamatan, jumlah kendaraan yang parkir, data jumlah penyeberang jalan dan data waktu tempuh kendaraan. Dari data-data ini akan dianalisis untuk mendapatkan data kecepatan sesaat, volume lalu lintas kendaraan, volume parkir, dan volume pejalan kaki yang menyeberang jalan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

    Untuk memperoleh data yang diperlukan, telah dilaksanakan pengamatan atau survei secara langsung pada lokasi penelitian pada hari hari efektif, dimana kegiatan perekonomian sedang berlangsung, dengan asumsi ada kegiatan lalu lintas, dan parkir kendaraan. Adapun pelaksanaan survei dimulai dari jam 07.00 sampai jam 16.00 wita yaitu pada jam jam sibuk, akan tetapi tiap interval waktu dibedakan pada tiap jenis survey. Survei dan pengamatan dilakukan tiga kali dalam seminggu yaitu hari Sabtu, Minggu dan Senin, karena diharapkan hari Senin sampai Kamis dapat mewakili hari efektif kerja, sedangkan hari Jumat/Sabtu adalah hari kerja pendek dan Minggu mewakili hari libur. Adapun pelaksanaan waktu survei yang kami laksanakan yaitu : (1) Hari Sabtu tanggal 23 Januari 2010, pelaksanaan survei berlangsung selama 13 jam dari pukul 07.00 s/d 16.00 wita. (2) Survei hari kedua kami laksanakan pada hari Minggu tanggal 24 Januari 2010 dari pukul 07.00 s/d 16.00 wita. (3) Survei hari ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Januari 2010 dari pukul 07.00 s/d 16.00 wita.

    Dari survei yang dilaksanakan tersebut dapat diperoleh data berupa : (1) Data waktu tempuh kendaraan (2) Data volume kendaraan (3) Data volume parkir (4) Data volume penyeberang jalan.

    Pada kawasan jalan Kartini yang memiliki panjang 560 meter dan lebar jalan 4.75 meter, dengan menggunakan badan jalan sebagai pelataran parkir.

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    28

    Analisis Data Lalu Lintas Analisa Waktu Tempuh Kendaraan Dari waktu tempuh yang diambil pada saat penelitian adalah data waktu tempuh kendaraan ringan. Dari waktu tempuh kendaraan ringan tiap interval 15 menit dapat dihitung kecepatan rata rata ruang (space mean speed / sms).

    Berikut adalah data kecepatan rata rata ruang dari analisa data waktu tempuh kendaraan ringan sesuai data tabel berikut. Tabel 2. Kecepatan rata rata ruang kendaraan ringan

    Waktu Kecepatan rata rata ruang (sms)

    Kendaraan ringan km /jam Hari Sabtu Hari Minggu Hari Senin

    07.00 - 07.15 15.94 11.28 12.57 07.15 07.30 13.09 12.89 10.56 07.30 07.45 12.99 11.07 10.93 07.45 08.00 12.07 11.09 12.42 08.00 08.15 11.53 9.95 12.44 08.15 08.30 8.97 10.54 10.67 08.30 08.45 8.59 10.36 9 08.45 09.00 9.42 10.47 10.9 09.00 09.15 9.29 10.34 14.9 09.15 09.30 10.94 11.94 13.85 09.30 09.45 9.29 10.71 11.28 09.45 10.00 8.41 10.11 13.5 12.00 12.15 11.8 10.24 13.61 12.15 12.30 12.05 11.53 11.63 12.30 12.45 14.22 13.4 12.98 12.45 13.00 13.36 13.15 11.16 13.00 13.15 10.55 14.07 10.36 13.15 13.30 10.01 12.25 10.36 13.30 13.45 10.91 11.57 11.09 13.45 14.00 9.23 12.2 11.79 14.00 14.15 14.32 12.32 9.33 14.15 14.30 13.83 12.62 11.02 14.30 14.45 13.08 12.38 10.43 14.45 15.00 12.6 11.29 10.64 15.00 15.15 12.04 12.34 13.61 15.15 15.30 12.78 12.89 11.63 15.30 15.45 13.98 13.09 12.98 15.45 16.00 15.62 14.33 11.16

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

    Pada tabel 2 diatas dapat diperlihatkan bahwa kecepatan rata rata ruang pada hari Sabtu, Minggu dan Senin pada ruas jalan Kartini memiliki kecepatan rata rata ruang yang berbeda, kecepatan yang paling rendah terjadi pada hari Sabtu pada jam 08.30 08.45 wita sebesar 8.59

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    29

    km/jam, sedangkan kecepatan rata rata ruang tertinggi terjadi pada hari Minggu pada jam 14.15 -14.30 wita sebesar 15.66 km/jam.

    Volume Lalu Lintas Analisa survei volume lalu lintas yang dilakukan dapat dicatat bahwa arus lalu lintas pada lokasi

    penelitian merupakan lalu lintas tercampur yaitu sepeda motor, kendaraan ringan dan kendaraan berat. Pada saat pelaksanaan survei dilakukan dengan mencatat nomor plat kendaraan yang melewati

    lokasi survei, selain kendaraan bermotor juga terdapat kendaraan tak bermotor yang melewati daerah penelitian, kendaraan tak bermotor tidak dimasukkan sebagai komponen arus lalu lintas tetapi sebagai unsur hambatan samping.

    Berikut adalah data volume lalu lintas dari analisa perhitungan semua kendaraan yaitu kendaraan ringan, kendaraan berat, dan sepeda motor pada tabel berikut. Tabel 3. Data volume lalu lintas (smp/jam)

    Volume lalu Lintas hari Sabtu

    Volume lalu Lintas hari Minggu

    Volume lalu Lintas hari Senin Waktu/jam

    53.54 30.55 18.86 07.00-08.00 36 22.38 21.29 08.00-09.00

    38.21 34.52 21.3 09.00-10.00 38.16 48.14 18.61 10.00-11.00 34.71 30.4 22.83 11.00-12.00 29.97 35.5 24.95 12.00-13.00 31.28 28.1 33.1 13.00-14.00 21.32 22.07 22.14 14.00-15.00 13.8 31.71 23.41 15.00-16.00

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

    Sesuai analisa perhitungan semua kendaraan yaitu kendaraan ringan, kendaraan berat, dan sepeda motor pada tabel 3, dapat digambarkan grafik volume lalu lintas sebagai berikut : Grafik 1 Volume lalu lintas selama survei

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    30

    Dari analisa data pada tabel dan grafik 1, diperoleh volume lalu lintas tertinggi pada hari sabtu pada interval waktu 07.00 08.00 wita dengan jumlah 54 smp/jam sedangkan volume lalu lintas terendah terjadi pada hari sabtu pada interval waktu 15.00 16.00 dengan jumlah 13.8 smp/jam.

    Lokasi penelitian termasuk jalan penghubung dengan tipe jalan dua (2) jalur satu arah yang mana jalan tersebut masih bisa menampung lalu lintas yang ada, akan tetapi karena sebagian dari badan jalan dipakai kawasan jual beli dan sebagai kawasan parkir sehingga kemacetan lalu lintas kerap terjadi.

    Volume Parkir Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, maka didapat jumlah petak parkir untuk

    kendaraan roda dua sebanyak 23 petak, kendaraan roda empat sebanyak 10 petak dengan memakai badan jalan sebagai areal parkir.

    Berikut adalah data volume parkir pada hari Sabtu dari analisa perhitungan semua kendaraan yaitu kendaraan ringan dan sepeda motor. Tabel 4. Data parkir pada hari Sabtu

    Volume parkir SM

    Volume parker KR

    Waktu/jam 71 26 07.00-08.00 97 33 08.00-09.00 61 29 09.00-10.00 37 19 10.00-11.00 30 24 11.00-12.00 16 45 12.00-13.00 25 54 13.00-14.00 43 45 14.00-15.00 36 47 15.00-16.00

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010 Sesuai analisa perhitungan data volume parkir pada hari Sabtu semua kendaraan yaitu kendaraan

    ringan dan sepeda motor pada tabel 4., dapat digambarkan grafik volume parkir sebagai berikut : Grafik 2 Volume parkir pada hari Sabtu

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    31

    Berikut adalah data volume parkir pada hari Minggu dari analisa perhitungan semua kendaraan yaitu kendaraan ringan dan sepeda motor. Tabel 5. Data parkir pada hari Minggu

    Volume parkir (SM) Volume parkir (KR) Waktu/jam 46 21 07.00-08.00 40 34 08.00-09.00 48 37 09.00-10.00 30 21 10.00-11.00 49 38 11.00-12.00 41 47 12.00-13.00 30 50 13.00-14.00 40 52 14.00-15.00 22 43 15.00-16.00

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

    Sesuai analisa perhitungan data volume parkir pada hari Minggu semua kendaraan yaitu kendaraan ringan dan sepeda motor pada tabel 5, dapat digambarkan grafik volume parkir sebagai berikut : Grafik 3. Volume parkir pada hari Minggu

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

    Berikut adalah data volume parkir pada hari Senin dari analisa perhitungan semua kendaraan yaitu kendaraan ringan dan sepeda motor. Tabel 6. Data parkir pada hari Senin

    Volume parkir (SM) Volume parkir (KR) Waktu/jam 64 37 07.00-08.00 45 33 08.00-09.00 50 30 09.00-10.00 54 21 10.00-11.00 32 33 11.00-12.00 34 43 12.00-13.00 36 56 13.00-14.00 44 40 14.00-15.00 29 43 15.00-16.00

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    32

    Sesuai analisa perhitungan data volume parkir pada hari Senin semua kendaraan yaitu kendaraan ringan dan sepeda motor pada tabel 6, dapat digambarkan grafik volume parkir sebagai berikut : Grafik 4 Volume parkir pada hari Senin

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

    Dari grafik analisa hasil survei pada tabel 2, didapat volume kendaraan sepeda motor yang parkir paling tinggi terjadi pada hari sabtu jam 08.00 09.00 sebanyak 97 kendaraan/jam sedangkan volume terendah kendaraan sepeda motor yang parkir terjadi pada hari sabtu jam 11.00 12.00 sebanyak 16 kendaraan/jam. Volume tertinggi kendaraan ringan yang parkir terjadi pada hari senin jam 13.00 14.00 sebanyak 56 kendaraan/jam, sedangkan volume terendah kendaraan ringan melakukan parkir terjadi pada hari sabtu jam 10.00 11.00 sebanyak 19 kendaraan/jam. Dengan demikian volume tertinggi semua kendaraan yang parkir pada lokasi survei adalah sebesar 153 kendaraan/jam.

    Berdasarkan hasil survei ukuran petak parkir yang ada untuk sepeda motor dengan ukuran standar 0.7 x 2 meter dengan sudut 90 dengan kapasitas petak parkir sebanyak 46 kendaraan/jam dan kendaraan ringan dengan ukuran standar 2.5 x 6 meter dengan sudut 0 dengan kapasitas 20 kendaraan/jam, bila dibandingkan dengan analisa volume parkir pada grafik 2-4 jumlah kapasitas petak parkir yang ada tidak mencukupi dari jumlah volume parkir yang ada. Volume Penyeberang Jalan

    Berikut adalah data volume penyebrang jalan dari analisa perhitungan semua pejalan kaki yang menyeberang jalan. Tabel 7. Data volume penyebrang jalan

    Volume Penyebrang jalan

    hari Sabtu Volume Penyebrang

    jalan hari Minggu Volume

    Penyebrang jalan hari Senin

    Waktu/jam

    362 405 218 07.00-08.00 215 231 306 08.00-09.00 162 109 371 09.00-10.00 159 76 167 10.00-11.00 237 298 119 11.00-12.00

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    33

    265 418 187 12.00-13.00 317 477 132 13.00-14.00 306 578 151 14.00-15.00 124 514 131 15.00-16.00

    Sumber : Analisis hasil survei, 2009 Sesuai analisa perhitungan data penyebrang jalan dari semua pejalan kaki yang menyebrang

    jalan pada tabel 4.6, dapat digambarkan grafik volume penyebrang jalan sebagai berikut : Grafik 5 Volume penyebrang jalan.

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010

    Sesuai grafik 5 volume pejalan kaki yang menyeberang jalan diperoleh volume tertinggi terjadi pada hari senin pada interval waktu 14.00 15.00 sebanyak 578 orang /jam dan volume terendah terjadi pada hari sabtu pada interval waktu 10.00 11.00 wita sebanyak 76 orang /jam. Dengan jumlah penyeberang jalan tanpa marka dan alat bantu penyeberangan sehingga terjadinya penurunan kecepatan kendaraan.

    Pengaruh penyebab kemacetan Penyebab kemacetan lalu lintas yaitu volume parkir, volume lalu lintas kendaraan, volume

    pejalan kaki yang menyeberang jalan terhadap kecepatan lalu lintas. Dalam hal ini dilakukan analisis regresi dengan kecepatan kendaraan sebagai variabel tidak bebas, sedangkan penyebab kemacetan sebagai variabel bebas.

    Rekapitulasi dari hasil analisis regresi sesuai dengan lampiran 5 adalah sebagai berikut : Variabel tidak bebas (terikat) : Y = Kecepatan kendaraan ringan Variabel bebas : X1 = Jumlah volume parkir : X2 = Jumlah volume lalu lintas

    : X3 = Jumlah volume penyeberang jalan Dengan rumus umum Y = a + b x1 + b x2 + b x3

    Maka untuk nilai hitung, nilai F hitung dan R2 sebagai berikut : Hari sabtu : Y = 14.232 0.021 0.111 + 0.015..................1 Nilai t hitung konstanta a = 4.480

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    34

    Nilai t hitung koefisien regresi b = - 0.745 Nilai t hitung koefisien regresi c = - 1.711

    Nilai t hitung koefisien regresi d = - 1.714 Hari minggu :

    Y = 16.275 0.005 0.041 + 0.014.......2 Nilai t hitung konstanta a = 3.104 Nilai t hitung koefisien regresi b = 0.108 Nilai t hitung koefisien regresi c = - 0.536 Nilai t hitung koefisien regresi d = - 2.577 Hari senin :

    Y = 7.428 0.048 0.082 + 0.005.........3 Nilai t hitung konstanta a = 2.879 Nilai t hitung koefisien regresi b = 1.724 Nilai t hitung koefisien regresi c = 1.099 Nilai t hitung koefisien regresi d = 2.772

    Selanjutnya dilakukan uji statistik T dan F dengan membandingkan nilai T hitung dan nilai F hitung dengan nilai T tabel dan nilai F pada tingkat signifikan 0.05 atau 5 %. Nilai T tabel dan F tabel ditentukan dari tabel distribusi T dan F dengan mempertimbangkan derajat kebebasan ( degree of freedom ) df, jumlah variabel k dan tingkat signifikansi. Untuk analisis dalam hal ini nilai T tabel dan F tabel tersebut ditentukan dengan = 0.05 (ujian satu arah). Dari tabel distribusi T dan F didapat : T tabel = (5 ; 0.05) = 2.015 dan F tabel = f (5 ; 3 ; 0.05) = 5.410 Uji T dan F dari nilai statistik dalam persamaan (4.30, (4.4) dan (4.5) dengan membandingkan nilai T hitung dan nilai F hitung dengan T tabel dan F tabel seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 8 Hasil uji T dan F diterangkan dalam tabel berikut :

    Persamaan Hasil uji T (koefisien regresi)

    Hasil uji F a B c d

    1 HI HO HO HO HI 2 HI HO HO HI HI 3 HI HO HO HI HI

    Sumber : Analisis hasil survei, 2010 Dengan :

    HO = Menerima hipotesa awal HI = Menolak hipotesa awal

    Penjelasan tabel 8 hasil uji T dan F :

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    35

    Pada hari sabtu dengan jumlah volume parkir kendaraan (kendaraan ringan dan sepeda motor), volume lalu lintas dan volume penyeberang jalan tidak berpengaruh pada kecepatan lalu lintas kendaraan dimana t hitung lebih kecil dari t tabel.

    Pada hari minggu jumlah volume penyeberang jalan berpengaruh pada kecepatan kendaraan ringan, dimana t hitung lebih besar dari t tabel yaitu t hitung 2.577 dan t tabel 2.015. Untuk volume parkir dan volume lalu lintas tidak berpengaruh pada kecepatan lalu lintas kendaraan, dimana t hitung lebih kecil dari t tabel.

    Pada hari senin jumlah volume penyeberang jalan berpengaruh pada kecepatan kendaraan ringan, dimana t hitung lebih besar dari t tabel yaitu t hitung 2.772 dan t tabel 2.015. Untuk volume parkir dan volume lalu lintas tidak berpengaruh pada kecepatan lalu lintas kendaraan dimana t hitung lebih kecil dari t tabel.

    Pengurangan kecepatan lalu lintas akibat volume pejalan kaki yang menyeberang jalan terhadap kecepatan lalu lintas kendaraan dihitung dengan langkah langkah : Kecepatan kendaraan saat adanya kecepatan rata rata kendaraan pada jalan, dengan mengambil kecepatan rata rata kendaraan saat volume penyeberang jalan tertinggi dengan kecepatan ratarata kendaraan saat volume penyeberang jalan terendah.

    Dari tiga hal yang diamati sebagai penyebab kemacetan lalu lintas dapat dilihat besarnya persentase nilai pengamatan yang terjadi, berikut dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 9 Persentase tiap penyebab kemacetan

    Penyebab Kemacetan Nilai Pengamatan Prosentase

    Volume Lalu lintas Volume Parkir Volume Penyeberang jalan

    54 153 578

    6.83 19.50 73.67

    TOTAL 100 Sumber : Analisis hasil survei, 2010 Disini dapat dibaca dari 3 jumlah sampel penyebab kemacetan, adapun jumlah prosentase yang

    dimiliki dari ketiga indikator sampel adalah frekuensi terendah terdapat pada faktor volume lalu lintas sebesar 54 smp/jam dengan prosentase sebesar 6.83%, frekuensi sedang terdapat pada faktor volume parkir sebesar 153 kendaraan/jam dengan prosentase sebesar 19.50% dan frekuensi tertinggi terdapat pada faktor penyeberang jalan sebesar 578 orang/jam, dengan prosentase sebesar 73.67%.

    Dari ketiga jenis penyebab kemacetan tersebut yang memberikan sumbangan terbesar dalam penyebab kemacetan lalu lintas adalah volume penyeberang jalan. Berdasarkan volume penyeberang jalan serta volume lalu lintas kendaraan yang didapat dari hasil survey maka dapat ditentukan besarnya tingkat konflik yang akan digunakan sebagai rekomendasi awal dalam menentukan tipe fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki. Dalam perhitungan ini akan dipergunakan jumlah konflik (PV2) yang maksimum.

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    36

    Dari analisa data pada tabel dan grafik 1 diperoleh volume lalu lintas tertinggi (kendaraan ringan, sepeda motor, dan kendaraan berat) sebesar 54 smp/jam dan analisa volume pejalan kaki yang menyeberang jalan dari tabel dan grafik 5 diperoleh jumlah volume tertinggi sebanyak 578 orang/jam. Perhitungan besarnya jumlah tingkat konflik dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Perhitungan tingkat konflik (PV2)

    P V V2 PV2 Rekomendasi

    578 54 2866.5316 1,66.109 Zebra Cross Sumber : Analisis hasil survei, 2010

    Keterangan :

    ( P ) = Volume penyeberang jalan ( orang /jam) ( V ) = Volume kendaraan ( smp /jam) ( PV2 ) = Perhitungan tingkat konflik Berdasarkan hasil rekomendasi awal yang telah diperoleh bahwa Zebra Cross merupakan

    rekomendasi awal untuk jumlah penyeberang jalan dan volume lalu lintas kendaraan yang ada.

    SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

    Data yang diperoleh dari hasil survei dan analisa data yang telah dilakukan mengenai penyebab kemacetan lalu lintas (volume lalu lintas, volume parkir dan volume penyeberang jalan) terhadap kecepatan arus lalu lintas pada jalan Kartini Denpasar adalah sebagai berikut : (1) Dari data kecepatan kendaraan ringan didapatkan kecepatan ratarata 15,66 km / jam. (2) Dari hasil survey volume lalu lintas diperoleh 54 smp / jam. Dilihat dari nilai kapasitas jalan, volume lalu lintas yang masih bisa menampung lalu lintas kendaraan yang terjadi, akan tetapi karena badan jalan dipakai areal jual beli dan parkir sehingga kemacetan kerap terjadi. (3) Dari hasil survey volume parkir kendaraan ringan diperoleh 56 kendaraan / jam dan sepeda motor 97 kendaraan / jam, dari nilai kapasitas petak parkir yang dicari volume yang terjadi melebihi kapasitas petak parkir yang ada. (4) Dari hasil volume penyeberang jalan dan volune lalu lintas diperoleh PV2 = 1,66.109 dengan volume penyeberang jalan (P) sebesar 578 orang / jam, maka fasilitas penyeberangan dengan Zebra Cross dapat dijadikan rekomendasi awal fasilitas pejalan kaki yang menyeberang jalan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Selain dari itu kondisi kemacetan lalu lintas diperlukan kerjasama dan penanganan khusus dari masyarakat dan pemerintah.

    Saran Berdasarkan simpulan diatas yang didapat dari hasil penelitian, maka ada beberapa saran

    sebagai berikut : (1) Penertiban kegiatan bongkar muat barang pada kawasan jalan Kartini Denpasar, sehingga dapat memberikan kelancaran lalu lintas. (2) Pemasangan dan pembuatan rambu / marka jalan untuk penertiban pemakai jalan baik yang parkir ataupun penyeberang jalan.

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    37

    DAFTAR PUSTAKA Edward . K. Morlock, 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta. Husaini Usman, 1995, Pengantar Statistik, Gramedia, Jakarta. Hobbs, F.D, 1995, Perencanaan Teknik Lalu Lintas, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Dinas Kependudukan dan Statistik Kota Denpasar, Data Statistik Jumlah Penduduk, http ://www.

    Denpasar Kota.Go.Id, 2009, diakses tanggal 5 Januari 2010 Silvia Sukirman, 1994, Dasar-Dasar Perencanaan Jalan, Gramedia, Jakarta. Silvia Sukirman, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Gramedia, Jakarta. Sudjana, 1992, Metode Statistik, Tarsito, Bandung. Tamin.O.Z, 1997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Jurusan Teknik Sipil Institut

    Teknologi Bandung, Penerbit ITB Bandung.

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    38

    ANALISA INVESTASI PEMBANGUNAN PELABUHAN PENYEBERANGAN NUSA PENIDA

    Oleh : I Nengah Subagia

    ABSTRAK

    Nusa Penida adalah satu-satunya kecamatan di Kabupaten Klungkung yang terletak di laut dan mempunyai luas 2/3 dari luas Kabupaten Klungkung. Untuk membuka wilayah Kecamatan Nusa Penida, Pemda Klungkung merencanakan membuat dermaga/pelabuhan di Nusa Penida dan Klungkung Daratan. Kemudian tahun 2000 Pemerintah Kabupaten Klungkung bersama lembaga penelitian ITB mengadakan studi untuk kedua rencana dermaga/pelabuhan tersebut. Studi yang dilakukan berdasarkan ekonomi makro dan studi itu menghasilkan bahwa pembangunan kedua dermaga/pelabuhan tersebut layak dengan nilai investasi Rp. 24.000.000.000, untuk di Klungkung daratan dan Rp. 25.000.000.000 untuk di Nusa Penida.

    Untuk ukuran Pemerintah Kabupaten Klungkung, jumlah dana tersebut cukup besar, namun pembangunan dermaga/pelabuhan tersebut nampaknya mutlak untuk direalisasikan, untuk itu peneliti mencoba mengkaji pembangunan dermaga/pelabuhan tersebut secara analisa investasi, dengan tujuan agar ada gambaran bagi pihak lain terutama pihak swasta atau investor. Analisa investasi hanya untuk satu pelabuhan, yaitu pembangunan pelabuhan Nusa Penida. Pelabuhan Nusa Penida akan dipasangkan dengan Pelabuhan Benoa (melayani penumpang dari barat/Sanur), dan dengan Pelabuhan Padang Bai (penumpang dari timur termasuk Klungkung.

    Dengan memberlakukan tarif pelabuhan berdasarkan peraturan pemerintah dan kondisi setempat (Pelabuhan Padang Bai) hasil yang di dapat adalah:

    NPV = - Rp. 12.096.632.386 < 0 dan tidak layak. Kemudian untuk memberikan gambaran lebih lanjut agar proyek bisa dilaksanakan, peneliti

    mencoba memberika solusi yaitu yang pertama dengan menaikkan tarif jasa kepelabuhan, dan yang kedua subsidi dari Pemda Klungkung. Berkaitan dengan kenaikan tarif, peneliti menggunakan analisa sensitifitas dengan secara bertahap menaikkan tarif yaitu mulai 50%, 100%, 150% dan 200%, serta kenaikkan 200% menghasilkan IRR = 20,87%, selanjutnya dianggap nilai IRR tersebut cukup aman mengingat investasi selama 30 tahun (lama).

    Kemudian yang berkaiyan dengan subsidi, Pemda Klungkung harus mengeluarkan total dana sebesar Rp. 13.099.933.130 yang eqivalen dengan nilai sekarang (2003) sebesar Rp. 7.092.067.960 sebagai subsidi.

    Kata kunci : Investasi, Pelabuhan

    I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

    Daerah Nusa Penida yang terletak di Kabupaten Klungkung terdiri dari tiga pulau yaitu : Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Dua pertiga dari luas wilayah Kabupaten Klungkung terletak di Kecamatan Nusa Penida atau seluas 2002,84 km2

    dengan jumlah penduduk 47.041 jiwa dan kepadatan penduduknya adalah 231 orang/km2. Sedangkan potensi daerah Nusa Penida meliputi, perkebunan, peternakan, perikanan (nelayan/rumput laut) dan pariwisata.

    Kec