kunlap kel a1fix print 2

20
 BAB I PENDAHULUAN A. Lata r Belakang Pemer iksaa n labora tari um merupa kan hal yang penting sebaga i penunj ang diagnosa suatu penyakit, sehingga hasil yang didapat dari diagnosa menjadi lebih akurat. Salah satu pemeriksaaan untung penunjang diagnosa itu adalah pemeriksaaan dar ah dan uri n. Pemeri ksa an ini sangat lah pent ing dal am menunj ang dia gnos is, mengetahui ada tidaknya suatu penyakit, jalannya penyakit tersebut, dan kelainan- kel ain an yan g ter jad i. Umumny a ber atnya kel ainan has il test labora tor ium dapat mencerminkan beratnya penyakit dan mengikuti jalannya penyakit dapat dilakukan  pemer iksaan laborato riums ecara rutin selama beberapa waktu. Selain itu dengan  pemeriksaan laboratorium ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jalannya suatu obat dan juga akibat buruk ( toxic side effect ) dari pengobatan yang dapat diketahui dengan melakukan bebera pa test laborator ium yang bersifat menguji organ- organ tertentu. Seorang dokter harus mengetahui test-test laboratorium apa yang akan diminta oleh pemohon dan bagaimana menafs irkan hasil yang diterima dari laborato rium. Oleh karena itu, sebagai calon dokter yang kompeten maka mahasiswa F K UNRAM angkat an 2011 perlu untuk mengetahu i pemeri ksaan darah dan urin ruti n terse but se hi ngga kunj unga n la pa ngan ke La bora to ri um He pa ti ka di pe rl ukan untuk menyaksikan secara langsung bagaimana pemeriksaan itu dilakukan, yang dalam hal ini berupa pemeriksaan dar ah rutin dan pemeri ksaan urin rutin. B. Tujuan Adapun tujuan dari kunjungan lapangan ini adalah untuk mengetahui proses  pemeriksaan darah dan urin rutin. 1

Upload: arina-windri-rivarti

Post on 15-Jul-2015

78 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 1/20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan laboratarium merupakan hal yang penting sebagai penunjang

diagnosa suatu penyakit, sehingga hasil yang didapat dari diagnosa menjadi lebih

akurat. Salah satu pemeriksaaan untung penunjang diagnosa itu adalah pemeriksaaan

darah dan urin. Pemeriksaan ini sangatlah penting dalam menunjang diagnosis,

mengetahui ada tidaknya suatu penyakit, jalannya penyakit tersebut, dan kelainan-

kelainan yang terjadi. Umumnya beratnya kelainan hasil test laboratorium dapat

mencerminkan beratnya penyakit dan mengikuti jalannya penyakit dapat dilakukan

  pemeriksaan laboratoriums ecara rutin selama beberapa waktu. Selain itu dengan

 pemeriksaan laboratorium ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jalannya suatu

obat dan juga akibat buruk (toxic side effect ) dari pengobatan yang dapat diketahui

dengan melakukan beberapa test laboratorium yang bersifat menguji organ-organ

tertentu.Seorang dokter harus mengetahui test-test laboratorium apa yang akan diminta

oleh pemohon dan bagaimana menafsirkan hasil yang diterima dari laboratorium.

Oleh karena itu, sebagai calon dokter yang kompeten maka mahasiswa FK UNRAM

angkatan 2011 perlu untuk mengetahui pemeriksaan darah dan urin rutin tersebut

sehingga kunjungan lapangan ke Laboratorium Hepatika diperlukan untuk 

menyaksikan secara langsung bagaimana pemeriksaan itu dilakukan, yang dalam hal

ini berupa pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan urin rutin.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari kunjungan lapangan ini adalah untuk mengetahui proses

 pemeriksaan darah dan urin rutin.

1

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 2/20

BAB II

METODOLOGI

A. Tujuan

Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan darah dan urin rutin serta

komposisinya

B. Waktu dan Tempat

Tempat : Laboratorium Hepatika

Jln. Bung Hatta No.34, Mataram

Waktu : Jumat, 6 Januari 2012

Pukul 13.30-14.30 WITA

C. Narasumber : Priyanti, AMd.AK 

D. Probandus

1. Pemeriksaan urin : Agus Gowinda Amijaya2. Pemeriksaan darah : A. A. Gde Agung Adistaya

E. Proses Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Darah

a. Jumlah Komponen

Merupakan tes untuk mengetahui jumlah komponen sel-sel darah dan

mengetahui kelainan yang terjadi apabila jumlah sel berada diluar batas

normal.

2

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 3/20

• Prinsip kerja

Sampel darah rutin yang diambil, dicampur dengan anti koagulan dalam

tabung dan dimasukan dalam mesin sysmex.

• Alat dan Bahan

1. Alat

-

Cell Counter ( Sysmex Kx-21 )

- Komputer & Printer (pembacaan hasil)

- Spuit

- Tabung reaksi

- Antikoagulan (K 3EDTA)

2. Bahan

- Sampel darah

• Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan :

• Mengambil sampel darah intravena pada fosa cubiti (3 cc)

• Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian

  pemeriksaan dicampur dengan antikoagulan K 3EDTA sampai

homogen

3

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 4/20

2. Memasukkan sampel darah kedalam cell counter sebanyak 20 mikro

(μm3)

3. Menunggu perhitungan (sel darah, hematokrit) darah dengan cell

counter 

4. Mencetak hasil pemeriksaan darah dari cell counter (hasil pemeriksaan

terlampir)

b. Laju Endap Darah

Merupakan tes untuk mengetahui kecepatan mengendap eritrosit selama satu jam.

• Prinsip kerja

Sampel darah rutin yang diambil, dicampur dengan anti koagulan dalam

tabung dan dimasukan dalam mesin sysmex.

• Alat dan Bahan

1. Alat :

- Pipet Western Green

- Rak Western Green

- Tabung Western Green

-  Natrium Sitrat 3,8 %, 50 ml

- Timer (penanda waktu)

4

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 5/20

2. Bahan :

- Darah 200 ml

• Cara Kerja

1. Mengambil sampel darah dari tabung sebanyak 200ml dengan pipet

western green

2. Memasukkan natrium sitrat 3,8% sebanyak 50 ml ke dalam tabung

3. Campurkan darah dan natrium sitrat, kemudian ambil campuran dengan

menggunakan pipet western green sampai batas 0

4. Letakkan pipet ke dalam rak western green

5. Miringkan rak 45˚ lalu tunggu sampai 7 menit

6. Amati endapan

2. Pemeriksaan Urin

a. Metode Deep Stick  

Tes yang digunakan dengan memeriksa urin untuk mengetahui adanya

 penyakit-penyakit tertentu ( kencing manis, liver, infeksi protozoa )

a. Prinsip kerja

Urin dicelupkan strip multiparameter yang terdiri dari parameter berat jenis, pH,

Leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, uroglionogen, bilirubin, Hb, dan eritrosit.

Cara ini disebut metode deep stick.

5

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 6/20

 b. Alat dan bahan

• Tabung reaksi

• Strip multiparameter (Urin strip)

• Indikator warna untuk urin strip

• Gelas objek 

• Sampel urin

c. Cara Kerja

I. Penilaian dengan stripe multiparameter 

a. Menyiapkan alat dan bahan

Menuang urin ( sampel urin ) ke dalam tabung reaksi sebanyak ±3/4

volum tabung.

 b. Menyelupkan strip dari stripe multiparameter ke dalam tabung yang

 berisi urin.

c. Segera mengangkat strip dari sampel urin dan melihat perubahan

warna yang terjadi pada stripe beberapa saat kemudian.

d. Menilai hasil pemeriksaan dengan membandingkan perubahan warna

 pada stripe dengan warna srandar yang tercantum.

b. Metode Sentrifuge

6

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 7/20

Untuk memisahkan antara cairan urin dan sedimen urin yang terdiri dari

epitel, kristal, eritrosit dan leukosit.

a. Prinsip Kerja : Urin dalam tabung bersama pembanding (air)

dimasukkan ke dalam sentrifuge.

 b. Alat dan Bahan :

• Sampel urin

• Tabung penampung urin

• Mesin Sentrifuge

• Air sebagai pembanding

• Objek Glass dan Cover Glass

• Mikroskop

c. Cara Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memasukkan sampel urine pada tabung reaksi

3. Memasukkan tabung reaksi berisi urin dan air pembanding ke alat

sentrifuge

4. Menyetrifuge urine dengan kecepatan 2500 rpm selama 5 menit

7

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 8/20

5. Mengeluarkan tabung yang berisi sampel urine dari alat

sentrifuge, pada sampel telah terbentuk supernatant (bagian atas)

dan sedimen (yang mengendap pada dasar tabung)

6. Membuang bagian supernatant dan menuangkan bagian sedimen

ke gelas objek (menyiapkan preparat)

7. Preparat dilihat dengan mikroskop binokuler :

8. Melihat sel epitel dengan perbesaran 100x

9. Melihat sel leukosit dengan perbesaran 400x

10. Menilai preparat dengan menghitung jumlah sel-sel pada satu

lapang pandang

11. Mancatat hasil pengamatan

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi

sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh dan

 pertahanan tubuh dari serangan kuman. Selain sebagai ebagai alat transportasi serta

memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang

cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapatmengakibatkan kematian.

Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan

45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar 

sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Darah terdiri dari

8

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 9/20

 plasma darah, dan komponen seluler darah yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit

(sel darah putih), dan trombosit (keeping darah).

General Properties Of Blood

Volume pada orang dewasa Perempuan 4-5 L: laki-laki 5-6 L

Volume/body weight 80-85ml/kg

Suhu rata-rata 38º

 pH 7.35-7.45

Viskositas Keseluruhan darah 4.5-5.5: plasma 2.0

Osmolaritas 280-296 mOsm/L

Salinitas ( terutama Nacl) 0.9 %

Hematocrit Perempuan : 37%-48%

Laki-laki : 45%-52%

Hemoglobin Perempuan :12-16 g/dL

Laki-laki : 13-18 g/dL

Jumlah RBC Perempuan : 4.2-5,4 million/μL

Laki-laki : 4.6-6.2 million/μL

Jumlah platelet 130.000-360.000/μL

WBC total 5.000-10000/ μL

Fraksi rata-rata dari berat badan 8 %

PLASMA DARAH

Plasma darah yang jumlahya 55% dari total darah dalam tubuh merupakan

cairan homogen yang agak alkali yang berfungsi melarutkan zat-zat yang dibutuhkan

dan zat-zat sisa dari tubuh. Plasma tersusun atas air (91%) , protein (7%), dan larutan

lain (2%) seperti nutrien, enzim, garam anorganik, hormon, gas, dan zat sisa.

1. Air  

Air berfungsi sebagai medium untuk mengangkut berbagai bahan dalam darah.

Selain itu, Karena air mampu menahan panas dengan kapasitas tinggi, plasma mampu

menyerap dan mendistribusikan panas yang dihasilkan metabolisme di dalam jaringan

9

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 10/20

sementara suhu darah hanya mengalami sedikit perubahan. Energi panas yang tidak 

diperlukan akan dikeluarkan.

2. Protein Plasma

Protein darah terdiri dari beberapa bagian yang yang besar yaitu albumin,

globulin, dan fibrin. dalam plasma darah komposisi protein tertinggi yaitu albumin

(58%), kemudian globulin (38%), dan fibrinogen (4%).

- Albumin

Albumin berfungsi sebagai pengatur tekanan osmotik dalam tubuh, pengatur 

 pH darah dan mengatur konsentrasi / kepekatan darah. banyak zat khusus yang

  beredar dalam gabungan dengan albumin, dan menyediakan protein untuk 

 jaringan. Selain itu albumin berfungsi untuk mengikat berbagai macam ligand.

Ligand ini mencakup asam lemak bebas (FFA), kalsium, hormone steroidtertentu, nilirubin dan sebagian triptofan plasma. Disamping itu, albumin

memainkan peranan penting dalam trandportasi tembaga di dalam tubuh manusia.

Sejumlah obat termasuk sulfonamid, penisilin G, dikumarol dan aspirin terikat

dengan albumin; hal ini memiliki implikasi farnakologis yang penting.

Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia ( kurang lebih 3.4-

4.7 g/dL) dan menyusun sekitar 60 % dari total protein plasma. Sekitar 40% dari

albumin terdapat dalam plasma, dan 60% lainnya ditemukan dalam ruang

ekstraseluler. Hati menghasilkan kira-kira 12 gram albumin per hari yang

merupakan sekitar 25 % dari total sintesis protein yang disekresikan organ

tersebut. Albumin pada mulanya disintesis sebagai preprotein. Peptida sinyalnya

dilepaskan ketika preprotein melintas ke dalam sisterna reticulum kasar, dan

heksapeptida pada ujung terminal amino yang dihasilkan itu kemudian dipecah

10

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 11/20

lebih lanjut di sepanjang lintasan sekretorik. Sintesis albumin dikurangi pada

sejumlah penyakit, khususnya pada penyakit hati. Plasma darah penderita

  penyakit hati acapkali memperlihatkan penurunan rasio albumin terhadap

globulin ( rasio A:G menurun). Sintesis albumin mengalami penurunan yang

relative dini pada keadaan malnutrisi protein, sepertu kwashiorkor.

Albumin manusia yang matur terdiri atas satu rantai polipeptida yang tersusun

dari 585 asam amino dan mengandung 17 buah ikatan disulfida. Dengan

menggunakan enzim protease, albumin dapat dibagi jadi menjadi tiga domain

yang yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Albumin mempunyai

 bentuk elips, yang berarti protein ini tidak akan banyak meningkatkan viskositas

 plasma sebagaimana yang dilakukan oleh molekul memanjang seperti fibrinogen.

Karena masa molekulnya yang relatif rendah (kurang lebih 69 kDa) dan

konsentrasi yang tinggi, albumin diperkirakan bertanggung jawab atas 75-80%

tekanan osmotik pada plasma manusia. Hasil penelitian elektroforesis

memperlihatkan bahwa pada orang tertentu plasmanya kekurangan albumin.

Orang ini dikatakan menunjukkan analbuminemia.

Preparat albumin manusia digunakan dalam terapi untuk syok hemoragik danluka bakar. Akan tetapi, terapi ini masih ditinjau kembali karena beberapa

  penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemberian albumin dalam keadaan

tersebut dapat meningkatkan angka mortalitas.

- Globulin

Globulin merupakan protein plasma yang yang terdiri dari globulin alpha(α ),

 beta(β ), dan globulin gamma(γ). Volume globulin 2-3 g/100ml darah. Globulin

Menyusun 38% dari protein plasma. Dalam keadaan normal ada 2 sampai 3 g

globulin dalam setiap 100 ml darah. Beberapa globulin seperti antibody dan

komplemen adalah bagian dari system imun, dimana juga berperan dalam

transport molekul. Globulin memiliki jauh lebih banyak macam susunan dari

11

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 12/20

albumin dan sesungguhnya membentuk jumlah besar protein yang berbeda-beda.

Di bandingkan dengan albumin maka penyediaan tekanan osmotic oleh globulin

kurang penting, tetapi di bidang lain ia lebih penting, misalnya semua anti bodi

( zat penolak ) yang melindungi tubuh adalah globulin.

Globulin α terdiri dari protrombin, berperan dalam proses pembekuan darah;

haptoglobulin, berperan dalam transpor hemoglobin; seruloplasmin;

apolipoprotein, berperan dalam transport lipid; serta transcobalamin, sebagai

transpor cobalamin (vit. B12). Sedangkan globulin γ berperan sebagai antibodi

yang membantu dalam sistem imunitas tubuh.

- Fibrinogen

Fibrinogen adalah faktor kunci dalam proses pembekuan darah.

3. Elektrolit

Dalam plasma darah juga terdapat ion-ion elektrolit seperti K, Mg, Ca, Cl,

 bikarbonat , fosfat dan seterusnya.

4. Nutrien

Sari-sari makanan (karbohidrat, protein, lemak), vitamin, dan bermacam-

macam mineral lain yang diserap darah pada proses pencernaan diedarkan oleh

darah ke seluruh tubuh.

5. Gas

Gas juga terdapat dalam darah seperti O2 yang merupakan gas yang

dibutuhkan oleh tubuh dalam proses metabolisme dan CO2 yang merupakan sisa

hasil metabolisme serta gas- gas lainnya seperti N2.

KOMPONEN SELULER DARAH

12

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 13/20

Komponen seluler ini menempati 45% dari darah. Terdiri dari eritrosit (4,2-

6,2 juta/mm3), leukosit 5-9ribu/mm3), dan trombosit (250-400/mm3).

1. Eritrosit

Eritrosit merupakan sel darah yang membawa hemoglobin kedalam sirkulasi. Sel

ini berbentuk lempengan bionkaf dan dibentuk di sumsum tulang. Pada mamalia,

sel ini kehilangan intinya sebelum memasuki peredaran darah. Pada manusia, sel

ini berada didalam sirkulasi selama lebih dari 120 hari. Rata-rata normal sel darah

merah adalah 5,4 juta pada pria dan 4,8 juta pada wanita. Setiap sel darah merah

manusia memiliki diameter 7,5µm dan tebal 2µm, serta setiap sel mengandung

tepat 29 pg hemoglobin. Dengan demikian didapatkan sekitar 3x1013 seldarah

merah 900 g hemoglobin didalam peredaran darah seorang pria dewasa.

2. Leukosit

Leukosit padakeadaan normal terdapat 4000-11000 sel setiap mikroliterdarah

manusia. Dari jumlah tersebut yang paling banyak adalah jenis granulosit(lekosit polimonuklear , PMN) . Sel granulosit muda memiliki inti berbentuk 

sepatu kuda, yang akan berubah menjadi multilobuler dengan meningkatnya

umur sel. Sebagian besar sel tersebut mengandung granula netrofilik ( netrofil),

sedangkan sebagian kecil mengandung granula yang dapat diwarnai dengan zat

warna asam (eosinofil), dan sebagian lagi mengandung granula basofilik 

(basofil). Dua jenis sel lain yang lazim ditemukan dalam darah tepi adalah

limfosit, yang memiliki inti bulat besar dan sitoplasma sedikit, serta monosit

yang mengandug banyak sitoplasma tidak bergranula dan mempunyai inti

  berbentuk meneyerupai ginjal. Kerjasama sel tersebut menyebabkan tubuh

mempunyai sitem pertahanan yang kuat terhadap berbagai tumor dan infeksi

virus, bakteri dan parasit.

13

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 14/20

3. Trombosit

Trombosit adalah jasad kecil bergranula dengan diameter 2-4µm. Jumlahnya

sekitar 300.000/µL darah dan pada keadaan normal mempunyai waktu paruh

sekitar 4 hari. Megakrosit, yaitu sel raksasa dalam sumsum tulang membentuk 

trombosit dengan cara mengeluarkan sedikit sitoplasma kedalam sirkulasi.

Sekitar 60-75% trombosit yangtelah dilepas dari sumsum tulang berada didalam

 peredaran darah, sedangkan sisanya sebagian besar terdapat didalam limpa.

B. Urin

Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal

yang berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa eskresi tubuh dan racun. Proses

terbentuknya urin dibagi menjadi filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi yang akhirnya

terbentuk 1 ml urin per menit.

Penyaringan (filtrasi)

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler 

glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan

 permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain

 penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping

darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam

 plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan

urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di

glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino,

glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.

14

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 15/20

Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di

tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi

 penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara.

Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui

 peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke

darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada

filtrat dikeluarkan bersama urin.

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat

yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa

metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus

kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal,

selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin

 buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan

melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen

empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk 

mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui

kelainan-kelainan di berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas,

korteks adrenal, uterus dan lain-lain.

15

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 16/20

BAB IV

HASIL

A. Hasil Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Darah

a. Hasil pemeriksaan terlampir.

 b. Laju Pengendapan Darah : 18 mm/jam

2. Pemeriksaan Urin

Hasil Pengamatan:

I. Pada stripe multiparameter terdapat warna yang mengindikasi keterangan

tertentu:

1. Berat jenis : 1,025 kg/m3

2. pH : 5 (pH normal 5-9)

3.

leukosit : (-)

4. nitrit : (-)

5. protein : (-)

6. glukosa : (-)

7. keton : (-)

8. uroglinogen : (-)

9. bilirubin : (-)

10. eritrosit : (-)

11. Hb : (-)

16

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 17/20

II. Evaluasi Mikroskop

1. Perbesaran total 100x: terdapat 2-5 sel epitel

2. Perbesaran total 400x: terdapat 0 leukosit

3. Pembesaran total 400x: terdapat 0 eritrosit

4. Tidak ditemukan kristal

BAB V

ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN

1. Pemeriksaan Darah

a. Jumlah Komponen Sel Darah

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan sampel darah yang dilakukan dapat ditarik 

kesimpulan bahwa jumlah komponen sel darah probandus berada pada rentan yang

normal (terlampir). Pada pemeriksaan mesin sysmex kx-21 hanya dapat menghitung

tiga jenis leukosit, yaitu neutrofil, limfosit dan monosit. Abnormalitas jumlah sel

darah, akan ditandai dengan warna biru untuk menunjukkan kekurangan jumlah dan

warna merah untuk menunjukkan kelebihan jumlah. Dalam pemeriksaan ini terdapat

kekurangan monosit tetapi tidak berpengaruh secara signifikan.

 b. Laju Endapan Darah

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan laju endapan darah sebesar 18 mm/jam.

Jumlah normal laju endap darah untuk wanita 0-10 mm/jam dan untuk laki-laki 0-12

mm/jam. Hal ini menunjukkan bahwa laju endap eritrosit abnormal.

2. Pemeriksaan Urin

a. Metode deep stick 

17

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 18/20

Dari hasil pemeriksaan semua indikator bernilai negatif, yang menunjukkan

 bahwa urin probandus normal.

 

 b. Metode Sentrifuge

Dari hasil pemeriksaan menunujukkan kadar sedimentasi berada pada rentang

normal, serta tidak ditemukannya kristal kalsium oksalat berbentuk amplop atau

dasi kupu-kupu, tripel fosfat yang berbentuk prisma dan asam urat yang

 berbentuk kubus.

18

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 19/20

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil dari pemeriksaan darah Rutin (penghitungan sel-sel darah, hematokrit,

hemoglobin) dan pemeriksaan urin Rutin (berat jenis, pH, leukosit, nitrit, protein,

glukosa, keton, uroglinogen, bilirubin, ertrosit, Hemaglobin ) pada dua mahasiswa

yang menjadi probandus menunjukkan tak di temukan penyakit-penyakit tertentu

seperti kanker darah, diabetes melitus, infeksi bakteri tertentu, dan penyakit – 

 penyakit yang berkaitan lainnya.

19

5/13/2018 Kunlap Kel A1FIX Print 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kunlap-kel-a1fix-print-2 20/20

 

Daftar Pustaka

Price, S.A & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi : konsep klinis dasar proses – proses

 penyakit. ,vol. 1, 6th edition. Jakarta: EGC.

Leesoon , leeson dan Paparo , ( 2000 ) . Buku Ajar Histologi . Vol.4 . Jakarta : EGC

Di Fiore , ( 2000 ) . Atlas Histologi Manusia . Penerbit EGC : Jakarta

Guyton , Arthur C , Hall, John E , ( 2008 ) . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Vol 11.

EGC : Jakarta

20