kuliah ketiga statika

71
Ilmu Gaya : Superposisi gaya / resultante gaya Kuliah ketiga

Upload: febriantoparulian

Post on 22-Nov-2015

118 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Superposisi Gaya

TRANSCRIPT

  • Ilmu Gaya : Superposisi gaya / resultante gaya

    Kuliah ketiga

  • Tujuan Kuliah

    Memberikan pengenalan dasar-dasar ilmu gaya

    Diharapkan pada kuliah ketiga mahasiswa mengenali konsep dasar superposisi gaya-gaya yang bekerja segaris dan sebidang

    Materi kuliah : konsep dasar tentang superposisi gaya-gaya segaris, gaya-gaya konkuren, gaya-gaya koplanar dan gaya-gaya sejajar dengan cara analitis dan grafis

  • Pada bagian kedua dari kuliah Statika kita sudah berkenalan dengan Gaya yang secara grafis digambarkan sebagai tanda panah.

    Definisi : Gaya merupakan besaran vektor yang dinyatakan dengan Besar (magnitude) dan Arah.

    Tempat kerja gaya juga dikenal sebagai garis kerja gaya

  • Besar gaya 3 tonf dengan arah horizontal (kemiringan arah gaya = 0o)

    Besar gaya 3 kN dengan arah 11.3o terhadap horizontal

    Catatan : karena gaya digambarkan sebagai Anak Panah (Vektor), maka penggambaran gaya secara grafis harus selalu disertai dengan skala penggambaran.

  • Pada bagian kedua dari kuliah Statika kita sudah melihat bagaimana dua gaya jika bekerja pada satu benda yang sama. Akibat kedua gaya tersebut seolah-olah benda mengalami gaya pengganti yang besarnya merupakan SUPERPOSISI dari dua gaya. Arah Superposisi dari kedua gaya juga dapat ditentukan dengan cara grafis atau analistis. FR merupakan superposisi dari gaya F1 dan F2. Dalam ilmu gaya, superposisi dari dua atau lebih gaya juga dikenal dengan nama RESULTANTE Gaya. Arah kemiringan dari kedua gaya FX dan FY yaitu sebesar a dapat ditentukan dari a = arctan (FY/FX)

    FX

    FYarctan

  • Besar gaya resultante FR dapat dihitung secara ANALITIS dan GRAFIS

    FX

    FYarctan

    22 FFF YXR

    Cara Analitis

    Cara Grafis

  • Contoh lain :

    kN5.65744S2S1SK2222

    SK = 113.15 / 20 x 1 kN = 5.658 kN

    SK = 113.40 / 20 x 1 kN = 5.67 kN

    Cara Grafis dengan menggambar segitiga gaya

    segitiga gaya

    Cara Analitis

    S2 = 4 kN

    S1 = 4 kN

    SK = 5.657 kN

  • Contoh lain :

    S3 = 155 / 40 x 1 kN = 3.875 kN

    SV = S1 + S2 cos 31o = 2 + 2 cos 31o = 3.7143 kN

    SH = S2 sin 31o = 2 sin 31o = 1.0301 kN

    kN855.30301.17143.3S3 22

    o15.53.7143

    1.0301arctan

    Cara Analitis

    Cara Grafis dengan segitiga gaya

  • Superposisi gaya dapat dilakukan pada beberapa gaya yang 1. Garis kerjanya sama / berimpit 2. Garis kerjanya tidak sama tetapi

    mempunyai titik tangkap sama (Gaya-gaya Konkuren)

    3. Garis kerjanya tidak sama dan titik tangkap gayanya tidak sama (gaya-gaya Koplanar)

    4. Garis kerjanya sejajar.

    1. Garis kerjanya sama / berimpit

  • 1. Superposisi beberapa gaya dengan garis kerja berimpit

  • Penjumlahan secara grafis : R = P1 + P2 = 5 cm + 3.5 cm = 8.5 cm (menggunakan penggaris) Skala 1cm = 2 kN R = 17 kN Penjumlahan secara analitis : R = P1 + P2 = 10 kN + 7 kN = 17 kN

  • Penjumlahan secara grafis : Arah vektor (+) ke kanan Arah vektor (-) ke kiri R = P1 + P2 = 5 cm + (- 6 cm) = - 1 cm Skala 1cm = 2 kN R = -2 kN (tanda negatif menunjukkan arah R ke kiri) Penjumlahan secara analitis : R = P1 + P2 = 10 kN + (- 12 kN) = - 2 kN

  • Garis kerja dua gaya P1 dan P2 membentuk sudut kemiringan 50.2o. P1 = 16.8 kN P2 = 24.2 kN Penjumlahan secara grafis : Arah vektor (+) ke atas Arah vektor (-) ke bawah R = P1 + P2 = 8.4 cm + ( 12.1 cm) = - 3.7 cm Skala 1cm = 2 kN R = -7.4 kN (tanda negatif menunjukkan arah R ke bawah) Penjumlahan secara analitis : R = P1 + P2 = 16.8 kN + ( 24.2 kN) = - 7.4 kN

  • R = 36/40 * 8 kN = 7.2 kN Cara Grafis dengan segitiga gaya

  • Penjelasan Cara Grafis 1. Proyeksikan gaya P1

    kearah sumbu X dan Sumbu Y dengan menarik garis sejajar sumbu X dan Sumbu Y

    2. Uraikan gaya P2 kearah sumbu X dan sumbu Y

    3. Tentukan resultante P1X dan P2X menghasilkan RX () dan ukur panjang RX

    4. Tentukan resultante P1Y dan P2Y menghasilkan gaya RY () dan ukur panjang RY

    5. Cari resultante RX dan RY menghasilkan gaya R

    (1)

    (2)

    (3)

    (4)

    (5)

    R = 36/40 * 8 kN = 7.2 kN

  • Cara Analitis :

    P1 diuarikan menjadi dua gaya P1X dan P1Y P1X = P1 cos 50.2o = 10.7538 kN P1Y = P1 sin 50.2o = 12.9072 kN P2 diuarikan menjadi dua gaya P2X dan P2Y P2X = P2 cos 50.2o = 15.4907 kN P2Y = P2 sin 50.2o = 18.5925 kN Semua gaya-gaya pada sumbu X disuperposisikan menjadi RX RX = P1X + P2X = 10.7538 kN + (- 15.4907 kN) = -4.7369 kN (ke kiri) () Semua gaya-gaya pada sumbu Y disuperposisikan menjadi RY RY= P1Y + P2Y = 12.9072 kN + (- 18.5925 kN) = -5.6853 kN (ke bawah) ()

  • Cara Analitis :

    Semua gaya-gaya pada sumbu X disuperposisikan menjadi RX RX = P1X + P2X = 10.7538 kN + (- 15.4907 kN) = -4.7369 kN (ke kiri) () Semua gaya-gaya pada sumbu Y disuperposisikan menjadi RY RY= P1Y + P2Y = 12.9072 kN + (- 18.5925 kN) = -5.6853 kN (ke bawah) ()

    kN4.76853.57369.4R 22

    o2.054.7369

    5.6853arctan

  • Superposisi gaya dapat dilakukan pada beberapa gaya yang 1. Garis kerjanya sama / berimpit 2. Garis kerjanya tidak sama tetapi

    mempunyai titik tangkap sama (Gaya-gaya Konkuren)

    3. Garis kerjanya tidak sama dan titik tangkap gayanya tidak sama (gaya-gaya Koplanar)

    4. Garis kerjanya sejajar.

  • Superposisi dua gaya dengan garis kerja tidak berimpit tetapi mempunyai titik tangkap gaya yang sama (Gaya-gaya Konkuren)

    S2 = 4 kN

    S1 = 4 kN

    SK = 5.657 kN

  • R = 0.95 cm = 9.5 kN

    Cara Grafis dengan segitiga gaya

  • Cara Analitis

    P1X = P1 cos0o = P1 = 6kN P1Y = P1 sin0o = 0 kN P2X = P2 cos45o = 2.97 kN P2Y = P2 sin45o = 2.97 kN RX = P1X + P2X = 8.97 kN RY = P1Y + P2Y = 2.97 kN

    9.449kNRY2RX2R

  • Cara Analitis

  • Superposisi beberapa gaya (lebih dari dua gaya) dengan garis kerja tidak berimpit tetapi mempunyai titik tangkap gaya yang sama (Gaya-gaya Konkuren)

  • Sebagai contoh akan dicari superposisi dari 5 gaya P1, P2, P3, P4 dan P5 dengan data-data seperti terlihat pada gambar di samping.

    Sudut kemiringan setiap beban ditentukan dari arah sumbu X positif

  • P1 = 6 KN

    P2 = 6.2 KN

    15.6O

    1

    2

    71.6135.0

    202.9

    321.8

    P3 = 4.8 KN

    P4 = 4.3 KN

    P5 = 2.2 KN

    3

    4

    5

    59.64

    62.1

    6

    48.08

    42.54

    21.63

    Skala gaya 2 cm = 2 kN

    20.00

  • Cara Grafis dengan membentuk poligon gaya

  • 1. Tentukan titik 0 sembarang. Melalui titik o tarik garis // dan sama dengan panjang gaya P1 (garis o1)

    2. Melalui titik 1 tarik garis // dan sama dengan panjang gaya P2 (garis 12)

    3. Melalui titik 2 tarik garis // dan sama dengan panjang gaya P3 (garis 23)

    4. Melalui titik 3 tarik garis // dan sama dengan panjang gaya P4 (garis 34)

    5. Melalui titik 4 tarik garis // dan sama dengan panjang gaya P5 (garis 45)

    6. Poligon 012345 merupakan poligon yang tersusun dari garis-garis yang // dan sama dengan gaya-gaya P1,P2, P3, P4 dan P5.

    7. Tarik garis 05. Panjang garis 05 menunjukkan panjang gaya R (perhatikan arah panah R)

  • Alternatif cara grafis dengan cara

    memproyeksikan semua gaya ke sumbu

    X dan sumbu Y dan mencari resultante RX

    dan RY

  • Cara Grafis dengan segitiga gaya

  • P1X = P1 cos 15.6o = 5.779 kN P1Y = P1 sin 15.6o = 1.613 kN P2X = P2 cos 71.6o = 1.957 kN P2Y = P2 sin 71.6o = 5.883 kN

    P3X = P3 cos 135o = -3.394 kN P3Y = P3 sin 135o = 3.394 kN P4X = P4 cos 202.9o = -3.961 kN P4Y = P4 sin 202.9o = -1.673 kN

    P5X = P5 cos 321.8o = 1.729 kN P5Y = P5 sin 321.8o = -1.360 kN

    Cara Analitis

  • P1X = P1 cos 15.6o = 5.779 kN P1Y = P1 sin 15.6o = 1.613 kN P2X = P2 cos 71.6o = 1.957 kN P2Y = P2 sin 71.6o = 5.883 kN

    P3X = P3 cos 135o = -3.394 kN P3Y = P3 sin 135o = 3.394 kN P4X = P4 cos 202.9o = -3.961 kN P4Y = P4 sin 202.9o = -1.673 kN

    P5X = P5 cos 321.8o = 1.729 kN P5Y = P5 sin 321.8o = -1.360 kN

  • P1X = P1 cos 15.6o = 5.779 kN P1Y = P1 sin 15.6o = 1.613 kN P2X = P2 cos 71.6o = 1.957 kN P2Y = P2 sin 71.6o = 5.883 kN

    P3X = P3 cos 135o = -3.394 kN P3Y = P3 sin 135o = 3.394 kN P4X = P4 cos 202.9o = -3.961 kN P4Y = P4 sin 202.9o = -1.673 kN

    P5X = P5 cos 321.8o = 1.729 kN P5Y = P5 sin 321.8o = -1.360 kN

    RX = P1X + P2X + P3X + P4X + P5X = 5.779 + 1.957 + (-3.394) + (-3.961) + 1.729 = 2.11 kN ()

    RY = P1Y + P2Y + P3Y + P4Y + P5Y = 1.613 + 5.883 + 3.394 + (-1.673) + (-1.36) = 7.857 kN ()

    kN135.8857.711.2R 22

    o97.742.11

    7.857arctan

  • P1 = 6 KN

    P2 = 6.2 KN

    15.6O

    1

    2

    71.6135.0

    202.9

    321.8

    P3 = 4.8 KN

    P4 = 4.3 KN

    P5 = 2.2 KN

    3

    4

    5

    59.64

    62.1

    648.08

    42.54

    21.63

    R = 8.1KN

    73o

  • P1 = 6 KN

    P2 = 6.2 KN

    15.6O

    1

    2

    71.6135.0

    202.9

    321.8

    P3 = 4.8 KN

    P4 = 4.3 KN

    P5 = 2.2 KN

    3

    4

    5

    59.64

    62.1

    6

    48.08

    42.54

    21.63

    R = 8.1KN

    73o

    Perhatikan bagaimana menghitung dan menggambar sudut arah

    resultante gaya. Karena menggambar menggunakan busur derajat, maka

    gunakan skala terkecil sebagai acuan penggambaran sudut arah resultante.

  • Resultante gaya-gaya konkuren dapat dihitung dengan cara grafis dan analitis.

    Garis kerja resultante gaya-gaya konkuren selalu melalui titik potong

    garis kerja semua gaya.

    Titik O merupakan titik potong garis kerja semua

    gaya konkuren

    Catatan

  • Superposisi gaya dapat dilakukan pada beberapa gaya yang 1. Garis kerjanya sama / berimpit

    (colinear / segaris)) 2. Garis kerjanya tidak sama tetapi

    mempunyai titik tangkap sama (concurent / konkuren)

    3. Garis kerjanya tidak sama dan titik tangkap gayanya tidak sama (coplanar / koplanar / sebidang)

    4. Garis kerjanya sejajar.

  • 3. Superposisi beberapa gaya dengan garis kerja tidak berimpit dan titik tangkap gaya tidak berimpit (Gaya-gaya Koplanar).

  • Cara Grafis dengan Poligon Gaya

  • Cara Grafis segitiga gaya

  • P1X = P1 cos 0o = 2 kN P1Y = P1 sin 0o = 0 kN P2X = P2 cos 90o = 0 kN P2Y = P2 sin 90o = 3 kN

    P3X = P3 cos 45o = 1.481 kN P3Y = P3 sin 45o = 1.481 kN P4X = P4 cos 90o = 0 kN P4Y = P4 sin 90o = 1.5 kN

    RX = P1X + P2X + P3X + P4X = - 2 + 0 + 1.481 + 0= 0.519 kN ()

    RY = P1Y + P2Y + P3Y + P4Y = 0 - 3 + 1.481 + (-1.5) = -3.019 kN ()

    Cara Analitis

  • RX = P1X + P2X + P3X + P4X = - 2 + 0 + 1.481 + 0= 0.519 kN ()

    RY = P1Y + P2Y + P3Y + P4Y = 0 - 3 + 1.481 + (-1.5) = -3.019 kN ()

    kN0635.3019.3519.0R 22

    o24.800.519

    3.019arctan

  • RX = P1X + P2X + P3X + P4X = - 2 + 0 + 1.5 + 0= 0.5 kN ()

    RY = P1Y + P2Y + P3Y + P4Y = 0 - 3 + 1.5 + (-1.5) = -3.0 kN ()

    kN041.335.0R22

    o54.80

    0.5

    3.0arctan

    Penyelesaian cara grafis dan analitis hanya menghasilkan resultante gaya.

    Dimanakah letak garis kerja gaya resultante?

  • 8 m

    8 m

    X

    Y

    P1 =

    2 k

    N

    45o

    P2 = 2 kN

    P1 =

    2 k

    N

    P2 = 2 kN

    //I-II

    //I-III

    I

    II

    III

    IV

    R = 3.6

    kN

    107.70

    23.0

    R = 3.6

    kNA

    B

    C

    60.00

    Skala 6 mm = 2 kN

    R = 107.7/60*2 kN = 3.6 kN

    Konsep Dasar Mencari Resultante Dua Gaya Koplanar

  • XY

    P1 =

    2 k

    N

    P2 = 2 kN

    45o

    8 m

    8 m

    60.00

    Skala 6 mm = 2 kN

    II

    IIII

    IV

    //I-II

    //I-III

    A

    B

    B

    107.70

    23.0

    R = 107.7/60*2 kN = 3.6 kN

    P1 =

    2 k

    N

    P2 = 2 kN

    R = 3.6

    kN

    R = 3.6

    kN

  • Pada perhitungan resultante / superposisi beberapa gaya yang bekerja secara koplanar hanya mencari berapa besarnya resultante dan arah resultante gaya tersebut.

    Dimanakah letak garis kerja resultante gaya-gaya koplanar tersebut ?

  • 1. Gambar garis kerja setiap gaya yang bekerja pada benda

    Mencari resultante gaya-gaya koplanar dan arah garis kerja resultante gaya secara grafis (dengan segitiga gaya)

    (1)

  • 1. Gambar garis kerja setiap gaya yang bekerja pada benda

    (1)

  • 2. Tentukan titik T12 yang merupakan titik potong garis kerja gaya P1 dan gaya P2. Pada titik T12 tentukan resultante gaya P1 dan P2. R12 adalah resultante gaya P1 dan P2 yang bekerja pada titik T12.

    (2)

  • 3. Tentukan titik T124 yang merupakan titk potong garis kerja gaya R12 dan P4. Pada titik T124 tentukan resultante gaya R12 dan P4. R124 adalah resultante gaya R12 dan P4 yang bekerja pada titik T124. R124 juga merupakan resultante dari gaya P1, P2 dan P4

    (3)

  • 4. Tentukan titik T1243 yang merupakan titk potong garis kerja gaya R124 dan P3. Pada titik T1243 tentukan resultante gaya R124 dan P3. R1243 adalah resultante gaya R124 dan gaya P3 yang bekerja pada titik T1243. R1243 juga merupakan resultante dari gaya P1, P2, P4 dan P3

    (4)

  • Panjang Gaya R1243 = 60.79 mmBesar gaya R1243 = 3.0395 kN

    Sudut kemiringan garis kerja gaya R1243= 80.9o

    Titik tangkap R1243 (-54.44,-54.44)

    (4)

  • Kesimpulan :

    Akibat gaya P1, P2, P3 dan P4 maka benda akan didorong dengan gaya R1243 dengan garis kerja membentuk sudut 80.9o dan garis kerja gaya R1243 melalui titik T1243 dengan koordinat (-54.44, -54.44)

    Jika gambar benda dimasukkan kedalam hasil analisa secara grafis maka akan terlihat bahwa garis kerja resultante gaya-gaya P1, P2, P3 dan P4 (garis kerja gaya R1243)

    kira-kira akan melalui titik (-40,40). Garis kerja R1243 melalui titik (-40,40) dan membentuk

    sudut 80.9o. Sudut kemiringan R1243 hasil perhitungan dengan cara grafis hampir sama dengan

    cara analitis (80.24o)

    (4)

  • Kesimpulan :

    Garis kerja resultante gaya gaya P1, P2, P3 dan P4 (gaya R1243) kira-kira akan melalui titik (-40,40) dengan besar

    resultante R1243 = 3.04 kN hampir sama dengan cara anlaitis

    sebesar 3.06 kN.

  • Untuk mencari resultante gaya-gaya koplanar dapat dilakukan dengan

    urutan gaya yang berbeda.

    Latihan : pada kasus yang sama bagaimana proses perhitungan

    resultante gaya-gaya tersebut jika urutan gayanya adalah P2-P3-P4-P1

  • Superposisi gaya dapat dilakukan pada beberapa gaya yang 1. Garis kerjanya sama / berimpit

    (colinear / segaris)) 2. Garis kerjanya tidak sama tetapi

    mempunyai titik tangkap sama (concurent / konkuren)

    3. Garis kerjanya tidak sama dan titik tangkap gayanya tidak sama (coplanar / koplanar / sebidang)

    4. Garis kerjanya sejajar.

  • 4. Pengantar : superposisi beberapa gaya dengan garis kerja yang sejajar.

    Berat balok diabaikan

    Kedua beban W1 dan W2 mempunyai berat yang sama (10 kN) dan jarak terhadap as juga sama (300 cm)

    Akibat kedua beban tersebut maka balok tidak berputar. Balok ada pada kondisi seimbang

  • Pada kedua ujung balok bekerja beban sama W1 = W2 = 10 kN Jarak beban ke as tumpuan a1 = a2 = 300 cm Balok akan tetap mendatar karena pada balok terjadi keseimbangan gaya vertikal maupun momen putar. R = resultante gaya W1 dan W2 RW = reaksi akibat beban W1 dan W2 R = W1 + W2 RW = R (garis kerja gaya RW dan R berimpit / satu garis) M1 = M2 = 30 kN m

    Benda akan seimbang dan garis kerja resultante gaya W1 dan W2 akan mempunyai garis kerja yang sama dengan garis kerja gaya RW (R dan RW mempunyai garis keja yang sama dan arahnya berlawanan.

  • Jika pada balok bekerja dua gaya W1 dan W2 masing-masing dengan berat 10 KN, maka balok akan berdiri seimbang. Posisi resultante dari kedua gaya W1 dan W2 yaitu R akan terletak di tengah bentang balok atau pada posisi titik penumpu. Jika ada dua gaya

    bekerja sejajar dengan besar gaya sama, maka posisi resultante di tengah-tengah antara kedua beban. Besar Resultante = jumlah kedua beban

  • Pada uraian di atas cara mencari posisi resultante gaya W1 dan W2 dicari dengan keseimbangan momen kiri (M1) dan momen kanan (M2) yang terjadi pada garis kerja atau posisi tumpuan. Cara lain juga dapat dilakukan dengan mencari keseimbangan momen di titik 1 atau titik 2 atau di titik mana saja pada balok.

    Jika kita kembali pada konsep keseimbangan struktur maka keseimbangan akan terpenuhi jika memenuhi 3 syarat :

    V = 0 H = 0 M = 0

  • Jika kita kembali pada konsep keseimbangan struktur maka keseimbangan akan terpenuhi jika memenuhi 3 syarat : V = 0 (jumlah gaya-gaya vertikal = 0) H = 0 (jumlah gaya-gaya horizontal = 0) M = 0 (jumlah momen putar = 0)

  • Pada contoh balok di samping, akibat kedua gaya W1 dan W2 maka akan timbul reaksi RW yang nilainya sama dengan W1 + W2 (Gaya-gaya seimbang pada arah vertikal V = 0. Karena pada balok tidak ada gaya horizontal, maka H = 0. Jika ditinjau keseimbangan gaya-gaya pada titik 1, maka pada balok bekerja dua momen M2 dan MW. M2 = W2 * 600 = 10 kN * 6 m = 60 kNm MW = RW * 300 = 20 kN * 3 m = 60 kNm M2 = MW M = 0.

  • Jika ditinjau keseimbangan gaya gaya pada titik 2 Pada balok bekerja dua momen M1 dan MW. M1 = W1 * 600 = 10 kN * 6 m = 60 kNm MW = RW * 300 = 20 kN * 3 m = 60 kNm M1 = MW M = 0.

  • Jika ditinjau keseimbangan pada titik 3 Pada balok bekerja tiga momen M1, M2 dan MW. M1 = W1 * 150 = 10 kN * 1.5 m = 15 kNm M2 = W2 * 450 = 10 kN * 4.5 m = 45 kNm MW = RW * 150 = 20 kN * 1.5 m = 30 kNm M1 + MW = M2 M = 0.

  • Ga

    ris K

    erj

    a G

    ay

    a W

    1

    Ga

    ris K

    erj

    a G

    ay

    aW

    2

    1 2H Garis Kerja Gaya H

    W1 = 10 kN W2 = 10 kN

    RW1H

    Garis Kerja Gaya RW1H

    TW1W2

    RW2H

    H

    RW1HRW2H

    K

    RW1W2

    40

    RW1W2

    20.00

    Skala 20 mm = 10 kN

    20.0

    0

    20.0

    0

    600

    300 300

    Ga

    ris K

    erj

    a G

    ay

    a R

    W1

    W2

    Garis Kerja Gaya RW2H

    Pengantar Menentukan

    Resultante Gaya-Gaya Sejajar Secara

    Grafis

  • Disamping cara analitis tersebut, untuk mencari posisi gaya resultante juga dapat dilakukan dengan cara grafis.

    Buat gaya bantu H sebarang (mis 12.75

    kN) pada dua titik 1 dan 2 dengan arah

    saling berlawanan. Pada titik 1 arah

    gaya H kekanan dan pada titik 2 arah

    gaya H kekiri

    Buat resultante gaya W1 dan H (RW1H) di titik 1.

    Buat resultante gaya W2 dan H (RW2H) di titik 2.

    Kedua garis kerja gaya RW1H dan RW2H

    berpotongan pada titik TW1W2.

    Melalui titik TW1W2 buat resultante gaya RW1H

    dan RW2H menjadi RW1W2. Garis kerja RW1W2

    akan memotong garis kerja H di titik K.

    Titik K mempunyai jarak 300 cm dari titik 1 dan

    300 cm dari titik 2

    RW1W2 merupakan resultante dari gaya W1, dan W2. Panjang

    vektor gaya RW1W2 = 40 mm

    RW1W2 = 40/20*10 kN = 20 kN