kuliah ke 5 kelompok dan organisasi sosial

Upload: muhammad-arif-setiawan

Post on 14-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sosiologi dan kebudayaan

TRANSCRIPT

  • KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL

  • Materi ini membahas konsep dasar

  • Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan Mahasiswa mempunyai 3 kompetensi dasar, yakni :Mampu merumuskan konsep dasar perencanaan pembangunan partisipatif dalam upaya mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (PENGETAHUAN)Menyadari pentingnya perencanaan pembangunan partisipatif dalam upaya mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (SIKAP)Memiliki kemampuan untuk melaksanakan konsep dasar perencanaan partisipatif dalam mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (KETERAMPILAN)

  • Menguraikan dasar pemikiran pentingnya perencanaan pembangunan partisipatif Merumuskan pengertian perencanaan pembangunan partisipatif Mengidentifikasi tingkatan perencanaan pembangunanpartisipatif Menjelaskan tahapan pelaksanaan perencanaan pembangunan partisipatif

  • Pendekatan Sosiologi Terhadap Kelompokkelompok SosialHampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga, walaupun anggota-anggotanya menyebar, pada waktu-waktu tertentu mereka akan berkumpul, misalnya pada makan pagi, siang dan malam. Setiap anggotanya mempunyai pengalaman masing-masing dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya di luar rumah. Bila mereka berkumpul maka terjadilah tukar menukar pengalaman diantara mereka, pada saat-saat demikian bukan hanya tukar pengalaman tetapi mungkin anggota tersebut telah mengalami perubahan-perubahan disadari ataupun tidak. Saling tukar menukar pengalaman yang disebut sosial experiences, di dalam kehidupan berkelompok mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan.Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, tetapi selalu berkembang dan mengalami perubahan supaya dapat melaksanakan fungsi-fungsinya yang baru. Aspek yang menarik dari kelompok-kelompok sosial tersebut adalah bagaimana caranya mengendalikan anggotaanggotanya agar tercapai tata tertib dalam kelompoknya. Terpenting adalah bahwa kelompok tersebut merupakan tempat kekuatan-kekuatan sosial berhubungan,berkembang, mengalami disorganisasi,memegang peranan dan sebagainya.Manusia merupakan mahkluk yang bersegi jasmani dan rohani. Segi rohaniah terdiri dari fikiran dan perasaan, apabila diserasikan akan menghasilkan kehendak yang kemudian menjadi sikap dan tindakan. Sikap dan tindakan itulah yang menjadi dasar gerak segi jasmaniah manusia.

  • Tipe-tipe Kelompok Sosial1. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosialSegi rohaniah manusia dalam proses pergaulan hidup dengan sesamanya menghasilkan kepribadian. Proses pembentukan kepribadian dalam diri menusia berlangsung terus sampai dia mati. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,baik yang berasal dari dirinya maupun dari lingkungannya. Kepribadian mencakup berbagai unsur yang pada hakikatnya merupakan satu kesatuan yang terdiri dari bagian yang saling berkaitan.Manusia punya naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang sinambung tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan mengenai kebaikan dan keburukan, pandangan tersebut menghasilkan pula nilai-nilai manusia yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola berfikirnya. Kalau seseorang memberikan tekanan yang kuat pada faktor kebendaan, maka pola berfikirnya cenderung bersifat materialistis. Pola fikir tersebut akan melahirkan sikap yang mementingkan kegiatan yang banyak menghasilkan materi. Sikap tersebut lazimnya membentuk perilaku tertentu yang kemudian menjadi pola perilaku apabila berlangsung secara berkesinambungan.

  • Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau ukuran. Seorang sosiologi Jerman george Sammel mengambil ukuran besar kecilnya jumlah anggota kelompok, bagaimana individu mempengaruhi kelompoknya serta interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam analisanya Geerge Sammel memulai dari bentuk yang terkecil terdiri dari satu orang yang dinamakan monad, kemudian monad dikembangkan dengan meneliti kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang yaitu dyad serta triad dan kelompok-kelompok kecil lainnya. Disamping itu sebagai perbandingan ditelaahnya kelompokkelompok yang lebih besar, analisa tersebut dikembangkan lebih jauh oleh Leopold von Wiese dan Howard Becker.Ukuran lain diambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut. Beberapa sosiologi memperhatikan pembagian atas dasar kelompok-kelompok dimana anggota-anggotanya saling menegenal, seperti keluarga, rukun tetangga, desa dengan kelompok-kelompok sosial seperti kota, Negara dimana anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat. Ukuran atas dasar kepentingan wilayah misalnya merupakan kelompok atau kesatuan atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan khusus atau tertentu.

  • Klasifikasi atas dasar ukuran derajat organisasi ditentuan oleh kesatuan wilayah dengan kriteria kepentingn dan bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu. Kesatuan atas dasar kepentingan yang sama tanpa organisasi yang tetap dengan kriteria sikap yang sama dari anggota kelompok dan organisasi sosial yang tidak tetap. Kesatuan atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap dengan kriteria kepentingan yang terbatas dan organisasi sosial tertentu. Adakalanya dasar untuk membedakan kelompok-kelompok sosial adalah faktor-faktor:Kesadaran akan jenis yang samaAdanya hubungan sosialOrientasi pada tujuan yang sudah di tentukanDengan demikian tipe-tipe umum kelompok sosial adalah:a.Kategori statistik adalah pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama seperti kelompok umur.b. Kategori sosial merupakan kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki bersama, missl Ikatan Dokter Indonesia.c. Kelompok sosial, misalnya keluarga batih.d. Kelompok tidak teratur, yakni kumpulan orang-orang disuatu tempat pada waktu yang sama karena pusat perhatiannya sama, misalnya orang-orang antri membeli karcis kereta api.e. Organisasi formal, setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan telah ditentukan terlebih dahulu, contohnya birokrasi.

  • 2. Kelompok sosial di pandang dari sudut individuDalam masyarakat yang sudah kompleks, individu biasanya menjadi anggota dari kelompok sosial tertentu sekaligus, misalnya atas dasar seks, ras dan sebagainya. Keanggotaan masing-masing kelompok sosial tersebut memberikan kedudukan atau prestise tertentu yang sesuai dengan adat istiadat atau lembaga masyarakat di dalam masyarakat. Suatu ukuran lain adalah bahwa individu merasa tertarik pada kelompok-kelompok sosial yang dekat dengan kehidupannya, misalnya keluarga, kekerabatan dan rukun tetangga, dari pada misalnya dengan perusahaan besar atau negara. Apabila kelompok sosial dianggap sebagai kenyataan didalam kehidupan manusia atau individu, juga harus diingat pada konsep-konsep dan sikap-sikap individu terhadap kelompok sosial sebagai kenyataan subyektif yang penting untuk memahami gejala kolektivitas.

  • 3. In-Group dan Out-groupDalam proses sosialisasi orang mendapatkan pengetahuan antara kami-nya dengan mereka-nya, dan kepentingan kelompok sosial serta sikap-sikap yang mendukung terwujudnya pembedaan dalam kelompok-kelompok sosial tersebut yang dibuat oleh individu. Kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya merupakan in group. Kelompok sosial merupakan in group atau tidak bersifat relatif dan tergantung pada situasi tertentu. Out group diartikan oleh individu sebagai kelompok yang menjadi lawan in group, sering di kaitkan dengan istilah-istilah kami, kita dan mereka.Sikap out group di tandai dengan sikap yang antipati. Perasaan in group dan out group atau perasaan dari dalam dan perasaan dari luar merupakan sikap yang dinamakan etnosetrisme yaitu suatu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran kebudayaan sendiri, sikap ini sering disamakan dengan sikap mempercayai sesuatu sehingga kadang-kadang sukar bagi yang bersangkutan mengubahnya walaupun yang bersangkutan menyadari bahwa sikapnya salah. Sadar atau tidak sikap tersosialisasikan pada anggota kelompok lainnya serentak dengan nilai-nilai kebudayaan lain. Dalam proses tersebut seringkali di gunakan stereotip yakni gambaran atau anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek tertentu. Keadaan tersebut sering terjadi pada kelompok etnis dengan etnis lainnya, misalnya antara etnis kulit putih dengan kulit hitam di Amerika Serikat.

  • 4. Kelompok Primer (Primery group) dan Kelompok Sekunder ( Secondary group)Kelompok primer (primery group) atau saling kenal (face-face group) merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, anggota-anggotanya saling mengenal dan ada kerjasama yang erat bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang bersifat erat tadi adalah peleburan individu-individu kedalam kelompok, sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Pendapat ini dikemukakan oleh Charles Horton dan Cooley. Menurut Cooley ada dua hal penting yaitu suatu kelas terdiri dari kelompok-kelompok yang konkrit yaitu keluarga, kelompok sepermainan, rukun tetangga dan lainya. Kedua adalah saling kenal mengenal terutama ditekankan pada sifat hubungan antar individu seperti simpati dan kerjasama yang spontan. Kelompok-kelompok tersebut mempunyai makna utama dalam berbagai arti terutama bahwa kelompok-kelompok tersebut sangat penting bagi pembentukan atau perwujudan cita-cita sosial individu. Gambaran yang jelas mengenai teori Cooley adalah:a. Kondisi-kondisi fisik dari kelompok primerSecara fisik kelompok tersebut berdekatan satu dan yang lainnya, dari segi jumlah kelompok tersebut sedikit atau kelompok kecil, dan kelanggengan hubungan antar anggota kelompok, agar terjadi hubungan yang akrab individu harus saling mengenal. Keakraban antar individu tergantung pada seringnya individu tersebut berhubungan dan mendalami hubungan tersebut. Jadi suatu kelanggengan tertentu merupakan suatu faktor utama dalam pembentukan kelompok primer.b. Sifat hubungan-hubungan primerSalah satu sifat utama hubungan primer adalah kesamaan tujuan individu yang tergabung dalam kelompok tersebut, yaitu individu mempunyai keinginan dan sikap yang sama, sehingga berusaha mencapainya bersama, salah satu pihak bersedia berkorban demi kepentingan pihak lain misalnya seorang ibu berkorban demi kesuksesan anaknya.Secara ideal hubungan primer dianggap sebagai tujuan atau sebagai nilai yang harus dicapai, ini berarti hubungan tersebut bersifat sukarela dimana pihak-pihak yang bersangkutan benar-benar merasakan kebebasan dalam pelaksanaanya. Hubungan primer bersifat pribadi dalam artian hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tidak dapat di gantikan oleh orang lain.c. Kelompok-kelompok yang konkrit dan hubungan-hubungan primerDalam kehidupan sosial tidak ada kelompok primer yang memenuhi persyaratan secara sempurna, dapat terlihat dari kenyataan bahwa dalam setiap masyarakat terdapat norma-norma dan nilai sosial yang sedikit banyaknya bersifat memaksa, yang mengatur pergaulan hidup manusia. Misal orang tua harus meletakan kewajiban-kewajiban bagi anaknya dalam memelihara dan mendidik anak-anaknya. Hubungan primer murni masih terlihat pada masyarakat yang sederhana organisasinya, misalnya desa.Kelompok Sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang, hubungan tidak berdasarkan kenal mengenal secara pribadi, dan sifatnya tidak begitu langgeng. Suatu bangsa merupakan kelompok sekunder, akan tetapi memiliki pula beberapa cirri kelompok primer, yaitu faktor tujuan yang sama dan derajat kelanggengan yang tertentu. Dengan demikian lebih tepat untuk membedakannya dari sudut hubungan atau interaksi sosial yang membentuk struktur kelompok-kelompok sosial yang bersangkutan. Bangsa dianggap sebagai kelompok sekunder oleh karena anggota kurang mempunyai hubungan yang akrab, akan tetapi hubungan akrab tersebut dapat ditemui pada keluarga batih, rukun tetangga yang merupakan unsur bangsa tersebut.

  • 5. Paguyuban ( Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesselschaft) Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut di namakan juga bersifat nyata dan organis, dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan. Bentuk paguyuban terutama dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga dan sebagainya. Sebaliknya Patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran belaka, strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuknya terutama terdapat dalam hubungan perjanjian yang didasarkan ikatan timbal balik.Tipe-tipe paguyuban menurut Tonnies :Paguyuban karena hubungan darah (Gemeinschaft by blood) yaitu ikatan yang didasarkan ikatan darah atau keturunan, misalnya keluarga.Paguyuban karena tempat (Gemeinschaft of place),terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong, misalnya rukun tetangga.Paguyuban karena jiwa pikiran (Gemeinschaft of mind) terdiri dari orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggal tetapi mereka punya jiwa dan fikiran yang sama.

  • 6. Formal Group dan Informal GroupFormal group adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan-hubungan anggotanya. Menurut Max weber cara-cara birokrasi mempunyai ciri-ciri: tugas sebagai tugas jabatan, posisi dalam organisasi terdiri dari hirarki struktur, mempunyai sistem peraturan, unsur staf bertugas memelihara dan menjalankan organisasi, penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karir. Informal group tidak mempunyai struktur organisasi tertentu. Kelompok tersebut biasanya terbentuk karena adanya pertemuan yang berulang-ulang dan penting, misalnya adalah klik yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar.7. Membership Group dan Reference GroupPembedaan membership group dan reference group berasal dari Robert K Merton. Membership group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas apa yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik, tidak dapat dilakukan secara mutlak. Hal ini disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi dalam kelompok tadi, sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut, walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok tersebut. Keadaan demikian dapat dijumpai misalnya pada informal group. Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar interaksi tersebut, maka dikemukakan istilah nominal group-member dan peripheralgroup-member. Anggota nominal group dianggap oleh anggota lain sebagai seorang yang masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan, akan tetapi interaksinya tidak intens. Seorang anggota peripheral group seolah-olah tidak berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan, sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun juga atas anggota tadi. Perbedaan derajat interaksi, dapat menimbulkan sub, group, karena biasanya anggota yang sering berinteraksi membentuk kelompok-kelompok sendiri. Ini terjadi karena faktor kepentingan yang sama.Reference group adalah kelompok social yang jadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan prilakunya, dengan kata lain seorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tadi. Misalnya seorang yang ingin sekali jadi mahasiswa tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu perguruan tinggi, bertingkah laku sebagai mahasiswa walaupun dia bukan mahasiswa.

  • 8. Kelompok Okupasional dan VolonterPada masyarakat seseorang mungkin saja melakukan pekerjaan sekaligus. Artinya dalam masyarakat tersebut belum ada spesialisasi yang tegas, akan tetapi, masyarakat tersebut pasti terpengaruh oleh dunia luar. Salah satu akibatnya adalah bahwa masyarakat itu berkembang menjadi suatu masyarakat yang heterogen. Dalam masyarakat yang sudah heterogen berkembang sistem pembagian kerja yang semakin didasarkan pada pengkhususan atau spesialisasi. Warga masyarakat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemmpuan masing-masing, yang mungkin berbeda dengan fungsinya yang tradisional. Melalui keahliannya muncullah kelompok profesi yang terdiri dari kalangan professional yang seolah-olah mempunyai monopoli terhadap bidang ilmu dan teknologi tertentu. Kelompok profesi ini mengembangkan patokan-patokan tingkah laku sendiri, yang lazim di sebut etika profesi. Apabila dibakukan disebut kode etik profesi. Apabila salah seorang anggota kelompok profesi melakkukan kesalahan maka yang menilai adalah teman-teman- sejawatnya.Salah satu tidak terpenuhinya kepentingan atau kebutuhan baik yang bersifat material maupun spiritual, adalah munculnya kelompok volonter. Kelompok volonter mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin luas daya jangkaunya. Dengan demikian maka kelompok-kelompok volonter akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.Dinamika KelompokBeberapa kelompok sosial sifatnya lebih stabil dari pada kelompok-kelompok sosial lainnya, atau strukturnya tidak mengalami perubahan-perubahan yang mencolok. Ada pula kelompok-kelompok sosial yang mengalami perubahan-perubahan cepat, walaupun tidak ada pengaruh dari luar. Tetapi umumnya kelompok sosial mengalami perubahan sebagai akibat proses formasi atau reformasi dari pola-pola dalam kelompok tersebut, karena pengaruh dari luar. Keadaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial karena terjadi karena konflik antar individu dalam kelompok atau karena adanya konflik antar bagian kelompok tersebut sebagai akibat tidak adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam kelompok itu sendiri. Perubahan struktur kelompok social karena sebab dari luar: Perubahan karena situasi. Situasi yang dimaksud ini adalah keadaan dimana kelompok tersebut hidup. Perubahan pada situasi dapat pula mengubah struktur kelompok social tersebut, misalnya ancaman dari luar kelompok.Pergantian anggota-anggota kelompok.Perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonomi.Menurut Ruth Benedict menjelaskan persoalan yang ada dalam dinamika kelompok adalah :1. Kohesi/Persatuan, dalam persoalan kohesi ini dapat dilihat tingkah laku anggota kelompok, seperti: proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok dsb.2. Motif/dorongan, persoalan motif ini berkisar pada interes anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti: kesatuan berkelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok dsb.3. Struktur, terlihat pada bentuk pengelompokan, hubungan, perbedaan kedudukan antar anggota, pembagian tugas, dsb.4. Pimpinan, persoalan terletak pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem kepemimpinan dsb.5. Perkembangan kelompok, terletak pada perubahan dalam kelompok, senangnya anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok dsb.

  • Kelompok Sosial yang tidak teraturKerumunan (crowd)Kerumunan adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat dan juga ada waktu yang bersamaan. Dengan demikian secara garis besar dapat dibedakan bahwa pertama, kerumunan yang berguna bagi organisasi social masyarakat, serta timbul dengan sendirinya tanpa diduga sebelumnya. Kedua, perbedaan antara kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan pribadi. Bentuk-bentuk kerumunan adalah:Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosialKhalayak penonton atau pendengar yang formal (Formal audiences) merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, akan tetapi sifatnya pasif. Contohnya adalah penonton film, orang yang menghadiri khutbah keagaamaan.Kelompok ekspressif yang direncanakan (Planned expressive Group), adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting akan tetapi mempunyai kesamaan tujuan yang tersimpul dalam aktifitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan sehari-hari, contoh orang yang berpesta, berdansa dsb.2. Kerumunan yang bersifat sementara ( Casual Crowds) i. Kumpulan yang kurang menyenangkan ( Inconvenient aggretions), adalah orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis dan sebagainya. Dalam kerumunan itu kehadiran orang lain merupakan halangan tercapainya maksud seseorang.ii. Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik ( panic crowds) yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Dorongan dalam individu-individu dalam kerumunan tersebut mempunyai kecenderungan mempertinggi rasa panik.iii. Kerumunan penonton (Spectator Crowds) yang terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini social sama dengan khalayak penonton, akan tetapi bedanya adalah kerumunan tidak direncanakan, sedangkan kegiatan pada umumnya tak terkendalikan.Kerumunan yang berlawanan dengan norma social (Lawless Crowds)Kerumunan yang bertindak emosional. Kerumunan semacam ini bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.Kerumunan yang bersifat immoral (Immoral Crowds), social sama dengan kelompok ekpresif, bedanya adalah bahwa yang pertama bertentangan dengan norma-norma masyarakat, contoh orang-orang yang mabuk.PublikBerbeda dengan kerumunan, sosial lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar. Alat-alat penghubung semacam ini lebih memungkinkan suatu sosial mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan tetapi karena jumlahnya yang sangat besar maka tak ada pusat perhatian yang tajam social karena itu kesatuan juga tidak ada. Setiap aksi sosial di prakarsai oleh keinginan individual (misalnya pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan ternyata individu-individu dalam suatu social masih mempunyai kesadaran akan kedudukan social yang sesungguhnya dan juga masih lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada mereka yang tergabung dalam kerumunan.