kuliah filsafat kbk fkg usu sep 2010

35
FILSAFAT FILSAFAT OLEH : OLEH : Drs. Edward Ridwan, MSP Drs. Edward Ridwan, MSP Drs. Agustrisno, MSP Drs. Agustrisno, MSP Mhd. Darta Sitepu, S.Sos, S.Pd, MA Mhd. Darta Sitepu, S.Sos, S.Pd, MA

Upload: nexcrewivo

Post on 01-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

FILSAFATFILSAFATFILSAFATFILSAFAT

OLEH :OLEH :

Drs. Edward Ridwan, MSPDrs. Edward Ridwan, MSP

Drs. Agustrisno, MSPDrs. Agustrisno, MSP

Mhd. Darta Sitepu, S.Sos, S.Pd, MAMhd. Darta Sitepu, S.Sos, S.Pd, MA

Page 2: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Pengertian FilsafatPengertian Filsafat

Filsafat berasal dari bahasa Yunani,yakniFilsafat berasal dari bahasa Yunani,yakni dari kata philos yang artinya cinta atau dari kata philos yang artinya cinta atau ingin, dan kata sophos/sophia yang artinya ingin, dan kata sophos/sophia yang artinya pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat berarti cinta akan demikian filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan atau ingin akan kebijaksanaan atau ingin akan

pengetahuan.pengetahuan.

Page 3: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Pada dasarnya pengetahuan atau kebijaksanaan itu Pada dasarnya pengetahuan atau kebijaksanaan itu diperoleh manusia dengan jalan berpikir. Dengan jalan diperoleh manusia dengan jalan berpikir. Dengan jalan berpikirlah manusia berfilsafat untuk memenuhi berpikirlah manusia berfilsafat untuk memenuhi keingintahuannya. Keinginantahuan ini terjadi karena keingintahuannya. Keinginantahuan ini terjadi karena didorong oleh tiga hal, yakni:didorong oleh tiga hal, yakni:

• Dalam diri manusia ada rasa heran atau kagum

• Dalam diri manusia ada rasa sanksi atau ragu-ragu

• Dalam diri manusia ada rasa kesadaran bahwa dirinya terbatas

Page 4: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Dengan adanyaDengan adanya ketiga hal tersebut, sehingga memicu dan ketiga hal tersebut, sehingga memicu dan memacu kita sebagai manusia untuk berpikir dan ingin memacu kita sebagai manusia untuk berpikir dan ingin mengetahui: apa yang telah kita ketahui dan apa yang mengetahui: apa yang telah kita ketahui dan apa yang belum kita ketahui? Berawal dari adanya pertanyaan belum kita ketahui? Berawal dari adanya pertanyaan tersebut, terdapatlah beberapa jenis manusia yang dengan tersebut, terdapatlah beberapa jenis manusia yang dengan pengetahuannya dalam kehidupan ini, dapat dikelompokkan pengetahuannya dalam kehidupan ini, dapat dikelompokkan berikut ini:berikut ini:

• Ada orang yang tahu di tahunya• Ada orang yang tahu di tidak tahunya• Ada orang yang tidak tahu di tahunya, dan • Ada orang yang tidak tahu di tidak tahunya

Page 5: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

““Bagaimana caranya agar mendapatkan pengetahuan yang Bagaimana caranya agar mendapatkan pengetahuan yang benar”? Tanya seseorang yang penuh hasrat dalam benar”? Tanya seseorang yang penuh hasrat dalam ketidaktahuannya. “Mudah saja” jawab seorang filsuf, ketidaktahuannya. “Mudah saja” jawab seorang filsuf, “untuk itu ketahuilah apa yang kau tahu, dan ketahuilah “untuk itu ketahuilah apa yang kau tahu, dan ketahuilah apa yang belum atau tidak engkau ketahui”. Tentu saja apa yang belum atau tidak engkau ketahui”. Tentu saja untuk mengetahuinya seseorang harus berpikir, atau untuk mengetahuinya seseorang harus berpikir, atau menggunakan akal pikirannya yang sebaik-baiknya. menggunakan akal pikirannya yang sebaik-baiknya. Dengan demikian orang berpikir pada umumnya akan Dengan demikian orang berpikir pada umumnya akan memperoleh pengetahuan, tetapi apakah dia sudah memperoleh pengetahuan, tetapi apakah dia sudah berfilsafat? Tentu saja jawabnya belum!, sebab berpikir berfilsafat? Tentu saja jawabnya belum!, sebab berpikir belum tentu berfilsafat, tetapi berfilsafat sudah pasti belum tentu berfilsafat, tetapi berfilsafat sudah pasti berpikir. Oleh karena itu, orang yang berfilsafat paling tidak berpikir. Oleh karena itu, orang yang berfilsafat paling tidak harus mengindahkan ciri-ciri berpikir filsafat sebagai harus mengindahkan ciri-ciri berpikir filsafat sebagai berikut:berikut:

Page 6: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

• Berpiki filsafat harus bersifat radikal• Berpikir filsafat harus bersifat universal• Berpikir filsafat harus bersifat konseptual• Berpikir filsafat harus bersifat koheran dan

konsisten• Berpikir filsafat harus bersifat sistematis• Berpikir filsafat harus bersifat komprehensi• Berpikir filsafat harus bersifat bebas• Berpikir filsafat harus bersifat bertanggungjawab

Page 7: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Orang yang berpikir dengan menggunakan Orang yang berpikir dengan menggunakan ciri-ciri berpikir tersebutlah dikatakan dia ciri-ciri berpikir tersebutlah dikatakan dia sedang berpikir kefilsafatan, yang sedang berpikir kefilsafatan, yang membedakan pula dengan berpikir biasa membedakan pula dengan berpikir biasa atau berpikir sehari-hari pada umumnya. atau berpikir sehari-hari pada umumnya. Untuk apa kita berpikir harus mengikuti Untuk apa kita berpikir harus mengikuti koridor atau rambu-rmabu seperti itu? koridor atau rambu-rmabu seperti itu? Jawabannya tentu saja untuk memperoleh Jawabannya tentu saja untuk memperoleh kebenaran dalam pengetahuan kefilsafatan kebenaran dalam pengetahuan kefilsafatan yang berbeda dengan kebenaran dalam yang berbeda dengan kebenaran dalam pengetahuan biasa atau sehari-hari.pengetahuan biasa atau sehari-hari.

Page 8: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Manfaat Mempelajari FilsafatManfaat Mempelajari Filsafat

• Agar terlatih berpikir serius

• Agar mampu memahami filsafat itu sendiri

• Agar mungkin menjadi filsof

• Agar dapat menjadi warga negara yang baik

Page 9: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Bila ditinjau dari fungsinya dalam hidup ini, filsafat itu Bila ditinjau dari fungsinya dalam hidup ini, filsafat itu sendiri dapat dijadikan sebagai:sendiri dapat dijadikan sebagai:

• Suatu sikap terhadap kehidupan di alam semesta ini. Misalnya jika kita dalam keadaan krisis atau menghadapi problematika hidup yang sulit, maka kita bisa mempertanyakannya secara filsafati, dengan menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu bersedia meninjau suatu problematika dari semua sudat pandang.

• Suatu metode dalam berpikir reflektif, inklusif (secara luas), dan sinoptik (garis-garis besarnya) dalam proses mencari kebenaran dari masalah yang dihadapi dalam misteri hidup ini.

Page 10: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Obyek FilsafatObyek FilsafatKita berpikir tentu saja ada sesuatu yang

Dipikirkan. Tidaklah mungkin berpkir tanpa

ada yang dipikirkan. Sesuatu yang dipikirkan

ini sering juga disebut dengan obyek, obyek

Pemikiran. Obyek, obyek pemikiran dapat

dibedakan menjadi: obyek material dan

obyek formal.

Page 11: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Obyek material adalah bahan atau lapangan Obyek material adalah bahan atau lapangan kajian pemikiran. Sedangkan obyek formal kajian pemikiran. Sedangkan obyek formal adalah sudut pandang atau perspektif adalah sudut pandang atau perspektif pemikiran. Dengan demikian obyek material pemikiran. Dengan demikian obyek material filsafat adalah ada dan yang mungkin ada, filsafat adalah ada dan yang mungkin ada, atau dapat dikatakan juga segala sesuatu atau dapat dikatakan juga segala sesuatu yang ada atau munkin ada. Sedangkan yang ada atau munkin ada. Sedangkan obyek formal filsafat adalah mencari obyek formal filsafat adalah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya keterangan yang sedalam-dalamnya berdasarkan pikiran belaka tentang segala berdasarkan pikiran belaka tentang segala sesuatu yang ada atau mungkin ada.sesuatu yang ada atau mungkin ada.

Page 12: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Obyek material adalah bahan atau Obyek material adalah bahan atau lapangan kajian pemikiran. lapangan kajian pemikiran.

obyek formal adalah sudut pandang obyek formal adalah sudut pandang atau perspektif pemikiran.atau perspektif pemikiran.

Page 13: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Obyek material filsafat adalah ada dan yang Obyek material filsafat adalah ada dan yang mungkin ada, atau dapat dikatakan segala sesuatu mungkin ada, atau dapat dikatakan segala sesuatu yang ada ataupun segalanya saja yang ada. Ada yang ada ataupun segalanya saja yang ada. Ada dalam hal ini bukan hanya dapat dimengerti sebagai dalam hal ini bukan hanya dapat dimengerti sebagai hal yang bisa dibuktikan secara inderawi (empiri) hal yang bisa dibuktikan secara inderawi (empiri) dan bersifat faktawi, tetapi juga ada yang hanya dan bersifat faktawi, tetapi juga ada yang hanya dapat dicerna dengan rasio (akal-budi). Dengan dapat dicerna dengan rasio (akal-budi). Dengan kata lain dalam berfilsafat kita dapat menelaah kata lain dalam berfilsafat kita dapat menelaah segala macam hal yang dapat dipikirkan oleh segala macam hal yang dapat dipikirkan oleh manusia, baik hal-hal yang masih berada pada manusia, baik hal-hal yang masih berada pada pengalaman, maupun hal-hal yang sifatnya pengalaman, maupun hal-hal yang sifatnya metafisik atau berada melampaui batas metafisik atau berada melampaui batas pengalaman manusia.pengalaman manusia.

Page 14: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Sudut pandang atau obyek formal Sudut pandang atau obyek formal filsafat adalah mencari keterangan filsafat adalah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya berdasarkan yang sedalam-dalamnya berdasarkan pemikiran belaka tentang ada dan yang pemikiran belaka tentang ada dan yang mungkin ada atau segala sesuatu yang mungkin ada atau segala sesuatu yang ada ataupun segalanya saja yang ada. ada ataupun segalanya saja yang ada. Alat berfilsafat adalah akal pikiran Alat berfilsafat adalah akal pikiran semata-mata sehingga hasilnya pun semata-mata sehingga hasilnya pun benar-benar tidak dipengaruhi oleh benar-benar tidak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yang lain.pemikiran-pemikiran yang lain.

Page 15: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Persoalan-Persoalan FilsafatPersoalan-Persoalan Filsafat

Bila ditinjau dari obyek materialnya, berpikirfilsafat dapat berfokus pada keber –ada- an segala sesuatu yang bisa sifatnya umum ataupun yang sifatnya khusus. Keber –ada- an yang sifatnya umum itu adalah salah satu ciri yang menjadi pokok persoalan filsafat. Cabang filsafat yang berupaya mengkaji segala sesuatu yang bersifat umum, dinamakan filsafat tentang ada yang bersifat umum atau ontologi umum atau metafisika umum atau metafisika saja. Sedangkan segala sesuatu yang keber –ada- annya lebih bersifat khusus dapat dipelajari dalam ontologi yang khusus. Untuk ontologi yang khusus dibedakan menjadi tiga bagian pembahasan, yakni : Kosmologi (Filsafat Alam), Antropologi (Filsafat Manusia) dan Teologi (Filsafat Ketuhanan).

Page 16: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Pengetahuan filsafat, selain dapat berupaya mencari Pengetahuan filsafat, selain dapat berupaya mencari kebenaran berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hidup atau pengalaman ilmu pengetahuan, juga pengalaman hidup atau pengalaman ilmu pengetahuan, juga dapat berupaya mendapatkan kebenaran diluar pengalaman dapat berupaya mendapatkan kebenaran diluar pengalaman ilmu pengetahuan ataupun kehidupan sehari-hari. Upaya ilmu pengetahuan ataupun kehidupan sehari-hari. Upaya mendapatkan kebenaran diluar pengalaman ini adalah mendapatkan kebenaran diluar pengalaman ini adalah menjadi persoalan filsafat. Oleh karena itu ciri yang menjadi persoalan filsafat. Oleh karena itu ciri yang merupakan persoalan filsafat adalah merupakan persoalan filsafat adalah spekulatifspekulatif. Demokritos . Demokritos dan Leokippos pernah berspekulasi bahwa unsur terkecil dari dan Leokippos pernah berspekulasi bahwa unsur terkecil dari alam semesta ini, mereka sebut dengan atom. Padahal alam semesta ini, mereka sebut dengan atom. Padahal mereka tidak pernah melakukan penelitian dalam sebuah mereka tidak pernah melakukan penelitian dalam sebuah laboraturium. Mereka menyatakannya hanya dengan laboraturium. Mereka menyatakannya hanya dengan kekuatan spekulasi pemikiran saja, ternyata dikemudian hari, kekuatan spekulasi pemikiran saja, ternyata dikemudian hari, pernyataan mereka itu memang benar adanya.pernyataan mereka itu memang benar adanya.

Page 17: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Dalam berpikir filsafat mengkaji segala sesuatunya Dalam berpikir filsafat mengkaji segala sesuatunya harus secara lebih tepat. Oleh karena itu harus secara lebih tepat. Oleh karena itu pengertian-pengertian yang ada harus diperiksa pengertian-pengertian yang ada harus diperiksa lebih dahulu secara rinci agar diperoleh landasan lebih dahulu secara rinci agar diperoleh landasan dan jangkauan berpikir yang tepat, sehingga tidak dan jangkauan berpikir yang tepat, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Tindakan menimbulkan penafsiran yang berbeda. Tindakan yang semacam itu dikenal sebagai upaya kritis yang semacam itu dikenal sebagai upaya kritis dalam mengkaji segala sesuatunya. Melakukan dalam mengkaji segala sesuatunya. Melakukan kritik kritik terhadap segala sesuatu, atau hal yang ingin terhadap segala sesuatu, atau hal yang ingin dibicarakan adalah juga ciri persoalan dalam dibicarakan adalah juga ciri persoalan dalam filsafat.filsafat.

Page 18: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Filsafat juga harus melakukan Filsafat juga harus melakukan pemikiran yang mencakup pemikiran yang mencakup sturuktur sturuktur kenyataan secara kenyataan secara menyeluruh menyeluruh (komphrehensif). Kalau kita misalnya (komphrehensif). Kalau kita misalnya hendak membicarakan manusia, maka hendak membicarakan manusia, maka filsafat membahas manusia itu sebagai filsafat membahas manusia itu sebagai suatu obyek yang bulat dan utuh, walaupun suatu obyek yang bulat dan utuh, walaupun nanti dalam pembicaraan hanya pada nanti dalam pembicaraan hanya pada bagian-bagian atau aspek-aspek tertentu bagian-bagian atau aspek-aspek tertentu saja. Cara memperhatikan hal semacam ini saja. Cara memperhatikan hal semacam ini merupakan ciri pokok persoalan dalam merupakan ciri pokok persoalan dalam filsafat.filsafat.

Page 19: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Segala sesuatu yang telah dipikirkan atau sudah Segala sesuatu yang telah dipikirkan atau sudah dipecahkan juga harus disadari, biasanya akan timbul dipecahkan juga harus disadari, biasanya akan timbul masalah yang baru dan masih erat hubungannya masalah yang baru dan masih erat hubungannya dengan terselesainya masalah sebelumnya. Dengan dengan terselesainya masalah sebelumnya. Dengan kata lain akan timbul dampak penyelesaian masalah kata lain akan timbul dampak penyelesaian masalah tersebut dikemudian hari. Justeru karena itulah tersebut dikemudian hari. Justeru karena itulah seorang filosof biasanya tidak akan berhenti seorang filosof biasanya tidak akan berhenti memikirkan suatu masalah termasuk masalah yang memikirkan suatu masalah termasuk masalah yang mungkin akan terjadi, sehingga dirinya menemukan mungkin akan terjadi, sehingga dirinya menemukan yang paling hakikat dan mendasar dari masalah yang paling hakikat dan mendasar dari masalah tersebut. Hal semacam ini juga merupakan ciri tersebut. Hal semacam ini juga merupakan ciri persolan filsafat, yakni yang bersifat persolan filsafat, yakni yang bersifat implikatif. implikatif. Sesuatu yang akhirnya akan timbul justeru karena Sesuatu yang akhirnya akan timbul justeru karena adanya suatu permulaan. Sebuah akibat akan adanya suatu permulaan. Sebuah akibat akan muncul karena adanya sebab.muncul karena adanya sebab.

Page 20: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Filsafat juga mengkaji persoalan Filsafat juga mengkaji persoalan nilainilai. Manusia . Manusia dalam hidupnya tidak luput dari menilai atau dalam hidupnya tidak luput dari menilai atau penilaian. Nilai itu sendiri adalah kualitas abstrak penilaian. Nilai itu sendiri adalah kualitas abstrak yang melekat pada suatu hal (apa berupa benda, yang melekat pada suatu hal (apa berupa benda, tindakan, peristiwa, ucapan, ataupun hubungan-tindakan, peristiwa, ucapan, ataupun hubungan-hubungan). Nilai itu sendiri dalam kehidupan hubungan). Nilai itu sendiri dalam kehidupan manusia dapat dibedakan lagi menjadi nilai manusia dapat dibedakan lagi menjadi nilai mengenai baik-buruk suatu tindakan, dan indah-mengenai baik-buruk suatu tindakan, dan indah-jelek mengenai suatu hal. Cabang filsafat yang jelek mengenai suatu hal. Cabang filsafat yang membicarakan nilai baik-buruk suatu tindakan membicarakan nilai baik-buruk suatu tindakan disebut dengan disebut dengan etikaetika (filsafat moral). Sedangkan (filsafat moral). Sedangkan cabang filsafat yang membahas mengenai indah-cabang filsafat yang membahas mengenai indah-jeleknya sesuatu disebut dengan jeleknya sesuatu disebut dengan estetikaestetika (filsafat (filsafat keindahan).keindahan).

Page 21: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Pengetahuan Pengetahuan

Dalam Kehidupan sehari-hari pengetahuan dibedakan menjadi pengetahuan biasa (tidak memiliki syarat-syarat tertentu) dan pengetahuan yang bersifaf ilmu/ilmiah (memiliki persyaratan tertentu. Adapun syarat-syarat pengetahuan yangbersifat ilmu/ilmiah adalah sebagai berikut :• Harus bersifat obyektif• Harus bersifat sistematis• Harus bersifat universal• Harus memilki metode

Page 22: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Pengetahuan mampu dikembangkan Pengetahuan mampu dikembangkan manusiamanusiakarena dua hal utama yakni :karena dua hal utama yakni :

• Manusia mempunyai bahasa, dimana manusia mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.

• Manusia mampu berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu, dimana secara garis besar cara berfikir seperti ini disebut penalaran.

Page 23: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan

Dari hal-hal yang telah dipaparka maka dapat diambil beberapa sumber pengetahuan sebagai berikut :1. Rasionalisme yang menggunakan metode deduktif

dalam menyusun pengetahuannya. Hal yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima.

2. Empirisme yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang konkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan panca indera manusia

3. Intuisi yang merupakan pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran.

4. Wahyu yang merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.

Page 24: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

KebenaranKebenaran

Kebenaran adalah suatu pernyatan tanpa

ragu. Kriteria kebenaran dapat dilihat

berdasarkan bebrapa teori kebenaran

berikut :

1.Teori Koherensi atau konsisten, berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyatan itu bersifat tetap dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

Page 25: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

2.Teori Korespondensi, dimana suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi atau berhubungan dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

3.Teori pragmatis, dimana suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaaan praktis dalam kehidupan manusia.

Page 26: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Sarana BerpikirSarana Berpikir

• Bahasa

• Matematika

• Statistika

• Logika

Page 27: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Ilmu dan Moral (Etika)Ilmu dan Moral (Etika)Ilmu dan Moral (Etika)Ilmu dan Moral (Etika)Berkat kecerdasan nalar manusia, ilmu penegtahuan maupun teknologi menjadi maju dan berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia. Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sering kali melupakan faktor manusia sipenciptanya sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berada dalam eksistensinya sendiri, seolah-olah berkembang biak sendiri diluar kendali manusia. Manusia harus menyesuaikan dirinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembang ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya melayani hidup manusia, yang terjadi malah sebaliknya, manusia harus melayani perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkat kecerdasan dan nalar manusia, akhirnya terpenjara oleh ciptaannya sendiri.

Page 28: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

EtikaEtika

Etika adalah salah satu cabang filsafat yang

membahas persolan nilai, khususnya nilai

perbuatan manusia yang dihubungkan dengan

masalah baik dan buruk. Secara etimolgi

berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata

ethos dalam bentuk tunggal yang bermakna:

kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan,

tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Dalam

bentuk jamak ‘ta etha’ yang bermakna: adat

kebiasaan.

Page 29: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Etika dan MoralEtika dan MoralEtika dan MoralEtika dan MoralKata yang cukup dekat dengan etika adalah Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral, yang bersal dari bahasa latin ‘mos’ moral, yang bersal dari bahasa latin ‘mos’ (jamaknya: mores) yang bermakna: adat (jamaknya: mores) yang bermakna: adat kebiasaan. Berarti etika dan moral kebiasaan. Berarti etika dan moral mempunyai makna yang sama yakni adat mempunyai makna yang sama yakni adat kebiasaan. Hanya bahasa asalnya saja kebiasaan. Hanya bahasa asalnya saja yang berbeda, etika berasal dari bahasa yang berbeda, etika berasal dari bahasa Yunani dan moral berasal dari bahasa Latin.Yunani dan moral berasal dari bahasa Latin.

Page 30: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Etika dan EtiketEtika dan EtiketEtika dan EtiketEtika dan EtiketPersamaannya:Persamaannya:

Pertama,etika dan etiket sama-sama menyangkut Pertama,etika dan etiket sama-sama menyangkut perilaku manusia. Istilah-istilah ini hanya dipakai perilaku manusia. Istilah-istilah ini hanya dipakai pada manusia, karena hewan tidak mengenal pada manusia, karena hewan tidak mengenal etika maupun etiket. Kedua, baik etika maupun etika maupun etiket. Kedua, baik etika maupun etiket mengatur perilaku manusia secara etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma pada perilaku normatif, artinya memberi norma pada perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Page 31: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Perbedaannya:Perbedaannya:

• Etiket menyangkut cara perbuatan harus dilakukan manusia. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan (memberi norma pada perbuatan itu sendiri)

• Etiket hanya berlaku dalam pergaulan (bila tidak ada saksi mata etiket tidak berlaku). Etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain.

• Etiket bersifat relatif (yang dianggap tidak sopan pada suatu kebudayaan bisa saja dianggap sopan pada kebudayaan lain). Sedangkan etika bersifat absolut.

• Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja. Etika menyangkut manusia dari segi dalam, jadi tidak ada istilah ‘musang berbulu ayam’ dalam etika.

Page 32: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Kecerdasan Nalar ManusiaKecerdasan Nalar ManusiaKecerdasan Nalar ManusiaKecerdasan Nalar Manusia

Adakah korelasinya kalau manusia semakin cerdas Adakah korelasinya kalau manusia semakin cerdas menalar, maka semakin pandai pula ia menemukan menalar, maka semakin pandai pula ia menemukan kebenaran dan semakin benar maka semakin baik pula kebenaran dan semakin benar maka semakin baik pula perbuatannya? Benarkah semakin tinggi nalar manusia, perbuatannya? Benarkah semakin tinggi nalar manusia, dirinya pun semakin berbudi? Semakin maju dirinya pun semakin berbudi? Semakin maju perkembangan ilmu pengetahuan yang diciptakan manusia perkembangan ilmu pengetahuan yang diciptakan manusia maka dirinya pun semakin bermoral? Atau malah maka dirinya pun semakin bermoral? Atau malah sebaliknya, semakin cerdas nalarnya manusia semakin sebaliknya, semakin cerdas nalarnya manusia semakin pandai pula ia berdusta. Dapatkah ilmu yang kokoh, kuat pandai pula ia berdusta. Dapatkah ilmu yang kokoh, kuat dan mendasar tidak akan menyimpang dari tujuan semula dan mendasar tidak akan menyimpang dari tujuan semula yang utama sebagai penyelamat dan membahagiakan yang utama sebagai penyelamat dan membahagiakan hidup manusia di dunia ini, Atau juga malah sebaliknya hidup manusia di dunia ini, Atau juga malah sebaliknya dapat mendatangkan kesengsaraan dan penderitaan bagi dapat mendatangkan kesengsaraan dan penderitaan bagi manusia.manusia.

Page 33: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

KepustakaanKepustakaanKepustakaanKepustakaan

Ahmat Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, Ahmat Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, Bandung: Bandung: Remaja Remaja Rosda Karya, 1993.Rosda Karya, 1993.

A.M.W. Pranarka, Epistemologi Dasar, Suatu Pengantar, Jakarta: CSIS, A.M.W. Pranarka, Epistemologi Dasar, Suatu Pengantar, Jakarta: CSIS, 1987.1987.

Ekky al-Malaky, Filsafat Untuk Semua, Pengantar Mudah Menuju Dunia Ekky al-Malaky, Filsafat Untuk Semua, Pengantar Mudah Menuju Dunia Filsafat, Filsafat, Jakarta: Jakarta: Latera, 2001.Latera, 2001.

Frans Magnis Suseno, Etika Dasar, Masalah-Masalah Pokok Filsafat Frans Magnis Suseno, Etika Dasar, Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, Moral, Yogyakarta: Yogyakarta: Kanisius, 1993.Kanisius, 1993.

H.A. Dardiri, Humaniora Filsafat dan Logika, Jakarta: Raja Wali, 1986.H.A. Dardiri, Humaniora Filsafat dan Logika, Jakarta: Raja Wali, 1986.

I.R. Poedjawijatna, Logika Filsafat Berpikir, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.I.R. Poedjawijatna, Logika Filsafat Berpikir, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Johannes Mardimin (ed), Jangan Tangisi Tradisi, Transformasi Budaya Johannes Mardimin (ed), Jangan Tangisi Tradisi, Transformasi Budaya Menuju Menuju Masyakat Modern, Yogyakarta: Kanisius, 1994.Masyakat Modern, Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Page 34: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010

Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.

K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1995.K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, Jakarta: UI-Press, 1986.Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, Jakarta: UI-Press, 1986.

Prof. Dr. N. Drijarkasa, S.J., Filsafat Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 1994.Prof. Dr. N. Drijarkasa, S.J., Filsafat Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Sudarsono, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.Sudarsono, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Sudarto, Metodelogi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.Sudarto, Metodelogi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Tim Filsafat Ilmu: Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta: Liberty dan Fak. Tim Filsafat Ilmu: Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta: Liberty dan Fak. Filsafat UGM, 1996.Filsafat UGM, 1996.

Page 35: Kuliah Filsafat Kbk Fkg Usu Sep 2010