ktiktikti

35
PENERAPAN EVIDENCE-BASED MEDICINE DALAM MENGKAJI IMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG KORONER TERHADAP DIABETES MELITUS Disusun oleh: PUTRI NASTITI 10711059 Tutor Pembimbing: dr. Dimas Satya Hendarta Kelompok Tutorial 14 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: nanastiti

Post on 29-Jun-2015

583 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTIKTIKTI

PENERAPAN EVIDENCE-BASED MEDICINE

DALAM MENGKAJI IMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG KORONER

TERHADAP DIABETES MELITUS

Disusun oleh:

PUTRI NASTITI

10711059

Tutor Pembimbing:

dr. Dimas Satya Hendarta

Kelompok Tutorial 14

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: KTIKTIKTI

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini menyetujui penulisan Karya Tulis Ilmiah

yang akan ditulis oleh Mahasiswa Universitas Islam Indonesia, sebagaimana

tersebut di bawah ini:

Nama Kegiatan : Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Judul Tulisan : Penerapan Evidence Based Medicine dalam

Megkaji Implikasi Penyakit Jantung Koroner

tehadap Penyakit Diabetes Melitus

Pelaksanaan : 22 November s.d. 24 November 2010

Pelaksana : Putri Nastiti

NIM : 10711059

Jurusan : Pendidikan Dokter Umum

Laporan ini telah disahkan dan disetujui

pada tanggal 24 November 2010 di Yogyakarta

Mengetahui,

Tutor Pembimbing blok KBTI

dr. Dimas Satya Hendarta

Page 3: KTIKTIKTI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................iii

DAFTAR ISI ............................................................................................iv

INTISARI...................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................1

BAB 2 ISI...................................................................................................3

BAB 3 KESIMPULAN............................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................22

Page 4: KTIKTIKTI

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, karena berkat rahmat dan Ridho-Nya, pengerjaan karya tulis ilmiah

ini dapat berjalan dengan lancar dan selesai tapat waktu. Kedua, saya

ucapkan terima kasih kepada Tim Blok KTI Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, yang telah memberikan tugas membuat karya tulis

ilmiah ini sebagai bentuk pembelajaran lebih mendalam terhdadap blok

KBTI ini. Dengan adanya tugas ini, saya menjadi lebih memahami

mengenai langkah-langkah pembuat karya tulis ilmiah dan hal-hal yang

harus diperhatikan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.Saya juga ingin

menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Dimas

Satya Hendarta, selaku tutor kelompok 14, yang telah memberikan

bimbingan serta arahan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Saya mohon

maaf apabila dalam karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan

kekurangan. Kritin dan sarannya sangat diharapkan demi perubahan yang

lebih baik untuk masa mendatang. Kesalahan berasal dari dalam diri

manusia, dan kesempurnaan hanya milik Allah. Wassalamu’alaikum Wr.

Wb.

Yogyakarta, 24 November 2010

Penyusun,

Putri Nastiti

NIM. 10711059

Page 5: KTIKTIKTI

PENERAPAN EVIDENCE-BASED MEDICINE

DALAM MENGKAJI IMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG KORONER

TERHADAP DIABETES MELITUS

INTISARI

PENDAHULUAN Dewasa ini, semakin banyak bermunculan penyakit

degeneratif, seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner

dan sebagainnya dan apabila dirunut semuanya saling berkaitan. Evidence-

based Medicine adalah integrasi bukti penelitian ilmiah terbaik yang

tersedia dengan keahlian klinis dan nilai-nilai yang berkaitan dengan pasien.

ISI Lima hal yang penting diperhatikan saat melakukan Evidence-based

medicine, yaitu mengubah kebutuhan informasi yang dibutuhkan (tentang

pencegahan, diagnosis, prognosis, terapi, penyebab dan lain-lain) dengan

pertanyaan yang dapat dijawab, lalu setelah itu mencari bukti ilmiah terbaik

dengan menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian menelaah bukti ilmiah

tersebut secara kritis untuk menguji validitas dan kedekatannya dengan

kebenaran, dampak dan pengaplikasiannya (kegunaan dalam praktik klinik),

Selanjutnya mengintegrasikan hasil penilaian kritis dengan clinical expertise

yang dimiliki serta keadaan unik dari pasien dan terakhir mengevaluasi

efektifitas serta efisiensi dari keputusan klinis yang kita ambil.

KESIMPULAN Dalam penerapan Evidence-based Medicine (EMB), hal

yang paling penting adalah bagaimana kita sebagai menggabungkan bukti

ilmiah terbaik dengan kemampuan klinis yang kita miliki dengan segala hal

yang berkaitan dengan pasien. Setelah telaah kritis dilakukan, selanjutnya

terapkan pengaplikasian hasil penilaian kritis tersebut dengan clinical

expertise yang kita miliki terhadap pasien kita. Dengan begitu kita bisa

mengevaluasi efektifitas dan efiensi dari keputusan klinik yang kita ambil.

Page 6: KTIKTIKTI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Praktisi medis, khususnya dokter, yang tingkat kebutuhannya

terhadap informasi cukup tinggi, pada umumnya mereka tidak bisa

berpegang dengan hanya membaca semua literatur ilmu pengetahuan dan

informasi lainnya yang ada di meja mereka setiap minggu. Meskipun

mereka punya waktu untuk membaca beberapa dari itu, namun masih cukup

sulit untuk mengidentifikasi informasi yang akan sangat berguna dalam

praktek klinis dan untuk mengingat kembali menemukan informasi terkini

ketika mereka membutuhkannya. EBM, yang secara luas telah

menggantikan istilah lama 'epidemiologi klinis', yang kadang-kadang juga

disebut praktik berbasis bukti. Istilah yang terakhir ini menyoroti poin

penting bahwa bukti bahwa kita sedang berbicara tentang bukti empiris apa

yang benar-benar bekerja dan tidak bekerja dalam praktiknya. Ini bukan

mekanisme tindakan ilmiah (seperti jalur biokimia, efek fisiologis atau fitur

anatomi). Banyak faktor yang mempengaruhi hasil dari kegiatan medis

Mekanisme yang mendasari adalah hanya salah satu dari mereka. EBM

adalah tentang hasil klinik yang sebenarnya. Evidence Based Medicine

adalah integrasi bukti penelitian ilmiah terbaik yang tersedia dengan

keahlian klinis dan nilai-nilai yang berkaitan dengan pasien. Kualitas bukti

ilmiah menunjukkan sejauh mana seseorang dapat yakin bahwa perkiraan

efek benar. Kekuatan rekomendasi menunjukkan sejauh mana seseorang

dapat yakin bahwa kepatuhan terhadap rekomendasi yang akan dilakukan

lebih baik daripada bahaya.

Dewasa ini, semakin banyak bermunculan penyakit degeneratif,

seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner dan

sebagainya dan apabila dirunut semuanya saling berkaitan. Salah satu faktor

Page 7: KTIKTIKTI

dari timbulnya penyakit-penyakit tersebut adalah gaya hidup masyarakat

sekarang ini yang telah jauh berubah karena terbawa arus moderenisasi. Kita

sebagai praktisi kesehatan, seharusnya harus semakin tanggap terhadap

masalah ini, karena apabila tidak ada penanganan lebih lanjut, hal ini bisa

menjadi bencana besar terhadap dunia kesehatan, khususnya dunia

kesehatan Internasional.

Diabetes Melitus merupakan suatu sindrom dengan terganggunya

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh

berkurangnya sekresi insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes melitus.

1.Diabetes tipe 1, yang juga disebut diabetes melitus tergantung insulin

(IDDM), disebabkan kurangnya sekresi insulin.

2. Diabetes tipe II, yang juga disebut diabetes melitus tidak tergantung

insulin (NIDDM), disebabkan oleh penurunan sensitivitas jaringan target

terhadap metabolik insulin.

Dalam diabetes tipe I, kerusakan sel beta pankreas atau penyakit-penyakit

yang menggangu produksi insulin merupakan faktor penyebab timbulnya

diabetes melitus tipe I. Faktor herediter juga dapat menyebabkan degenerasi

sel beta, bahkan tanpa adanya infeksi virus atau kelainan autoimun. Bila

kadar glukosa darah tidak terkontrol baik dalam waktu yang lama pada

diabetes melitus, pembuluh darah di jaringan di sekuruh tubuh mulai

mengalami gangguan fungsi suplai darah ke jaringan. Mekanisme pasti yang

menyebabkan kerusakan jaringan pada diabetes melitus belum dipahami

sepenuhnya, namun agaknya melibatkan tingginya kadar glukosa darah dan

kelainan metabolisme lainnya pada endotel dan sel otot polos vaskular dan

jaringan lainnya. Selain itu, hipertensi akibat kerusakan. Proses

aterosklerosis merupakan dasar mekanisme utama timbulnya penyakit

jantung koroner (PJK). Proses aterosklerosis ini berlangsung menahun,

progressif, secara perlahan-lahan sehingga sulit untuk diketahui sebelum

munculnya gejala klinis.

Page 8: KTIKTIKTI

Pada diabetes tipe II lebih dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi insulin

plasma (hiperinsulinemia). Hal ini terjadi sebagai salah satu upaya sel beta

pankreas terhadap penurunan sensitivitas jaringan terhadap efek

metabolisme insulin, yang lebih dikenal sebagai resistensi insulin.

Resistensi insulin merupakan penyebab utama peningkatan kadar gula

dalam darah, yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit

kardiovaskular,meliputi arterosklerosis.

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan

karena penyempitan arteri koroner akibat proses aterosklerosis atau spasme

atau kombinasi keduanya.. Pada penderita Diabetes Melitus (DM) terjadinya

iskemia atau infarkmiokard kadang-kadang tidak disertai dengan nyeri dada

atau disebut SMI (Silent Myocardial Infarction). SMI pada penderita DM

mungkin yang menyebabkan kematian karena terlambatnya diagnosis PJK

atau sulitnya mendiagnosa PJK pada penderita DM. Kematian mendadak

pada penderita DM mungkin disebabkan PJK yang menghasilkan aritmia

atau infark miokard.

Terdapat bukti yang mengkaitkan resistensi insulin dengan hipertensi

ateroskeloris dengan infak miokard. Pasien dengan resistensi insulin berat

mempunyai masa ventrikel yang lebih besar dengan aterosklerosis karotis

yang lebih berat dibandingkan dengan resistensi insulin ringan. Peran

hipertensi pada Patogenesis Aterosklerosis Hipertensi dikaitkan dengan

berbagai faktor yang dapat mengkaselerasi PJK, antara lain akselerasi

penyempitan aterosklerotik pada arteri koroner besar, penurunan

endothelium-depent vasolidation, serta penurunan cadangan koronen dengan

atau tanpa hipertrofi ventrikel kiri.

Page 9: KTIKTIKTI

BAB II

ISI

Hal-hal Dasar yang harus dipahami dalam menerapkan EBM:

Metode Penelitian

Secara umum penelitian kesehatan dibagi dalam dua jenis, yaitu :

1. Peneliti deskripftif

Peneliti deskriptif merupakan studi untuk melakukan deskripsi

mengenai fenomena yang ditemukan berdasarkan karakteristik

orang yang terlibat, tempat kejadian dan waktu terjadi.

2. Penelitian analitik

Penelitian analitik merupakan studi untuk menilai hubungan

antar variabel yang ada. Penelitian analitik dibagi menjadi :

a. Eksperimental

Peneliti melakukan manipulasi/intervensi terhadap variabel

penelitian. /tujuan penelitian ini adalah untuk menilai

dampak/efek dari manipulasi/intervensi yang telah dilakukan.

b. Observasional

Peneliti melakukan pengamatan/pengukuran terhadap

variabel penelitian menurut keadaan alamiah tanpa

melakukan manipulasi/intervensi.

- Cross sectional

Tujuan :

1. Mencari prevalensi satu/ beberapa penyakit tertentu

2. Memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat pada

penyakit dengan perubahan yang jelas

3. Menghitung besarnya risiko tiap kelompok, risiko relatif

(perbandingan resiko antar kelompok) dan risiko atribut.

- Case Control

Page 10: KTIKTIKTI

Rancangan penelitian analitik yang mengikuti proses

perjalanan penyakit kearah belakang berdasarkan urutan

waktu.

- Cohort

Penelitian yang mengikuti proses perjalan penyakit ke

arah depan berdasarkan urutan waktu (observasional)

yang bertujuan mengungkapkan hubungan sebab-akibat

antara faktor risiko dan penyakit yang ditimbulkan.

Jurnal Kedokteran

Beberapa jenis artikel yang dapat ditemukan dalam sebuah jurnal

kedokteran, diantaranya yaitu:

1. Editorial, merupakan artikel yang berisi opini dan editor atau

penerbit jurnal.

2. Laporan Penelitian, merupakan artikel yang ditulis sebagai

bentuk publikasi dari seorang peneliti atas serangkaian kegiatan

penelitian yang telah dilakukan dengan metode benar.

3. Tinjauan Pustaka/ literature review merupakan artikel yang

ditulis dengan mengambil informasi dari artikel-artikel

individual (misalnya laporan kasus) dan menempatkan pada

suatu konteks tertentu.

4. Laporan Kasus/ case report menuliskan menuliskan tentang latar

belakang suatu kasus, tujuannya untuk memberikan edukasi

klinis menengenai gambaran klinis terhadap suatu kasus.

Sumber-sumber EBM dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Filtered Information

Sumber EBM ini telah ditelaah oleh ahlinya dan biasanya

memberikan rekomendasi langsung untuk praktik klinis.

Sumber-sumber yang termasuk filtered information adalah:

a. Sistematic Review

Page 11: KTIKTIKTI

Membuat sebuah pertanyaan klinis yang spesifik lalu

melakukan penelusuran literatur, mengeliminasi penelitian

yang tidak valid dan selanjutnya menyusun sebuah

rekomedasi untuk praktik klinis berdasarkan penelitian-

penelitian yang valid.

b. Meta analysis

Sistematic review yang melakukan analisis statik atas hasil

berbagai penelitian yang valid.

c. Critically Appraisal Topics

d. Criically Appraisal Individuals

2. Unfiltered Information

Merupakan laporan-laporan yang masih merupakan laporan dari

penelitian langsung, contohnya RCT, Cohort studies, case

control studies, case studies/case report).

Jenis-jenis Laporan Penelitian Klinis Jenis-jenis Laporan Penelitian

Untuk melakukan critical appraisal, kita harus mengetahui dulu jenis

laporan dari penelitian klinis, yaitu:

Systematic Reviews

Critically-Appraised Topics

Critically-Appraised Individual

Randomic Controlled Trials

Cohort Studies

Case Controlled Studies

Background Information

Page 12: KTIKTIKTI

1. Terapi, berisikan laporan penelitian tentang efektifitas suatu obat

ataupun intervensi medis lainnya.

2. Harm/ Etiologi, laporan penelitian untuk mengetahui

3. Diagnosis, berisikan laporan penelitian untuk mengetahui

apakah suatu prosedur pemeriksaan dapat digunakan untuk

menegakkan diagnosis.

4. Prognosis, laporan yang berisikan tentang prognosis suatu

penyakit.

Bagian-bagian Laporan Penelitian

Sebagai dasar dalam telaah kritis suatu jurnal, harus dipahami dulu

bagian penting dari jurnal klinis, yaitu:

- Judul

- Abstrak: Rangkuman seluruh isi jurnal. Terdapat hal-hal

komonen IMRAD. (Introduksi/Pendahuluan/ Metode/Result/

Diskusi)

- Introduksi: Pendahuluan atau latar belakang mengapa

penelitian dilakukan.

- Metode: Berisi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan

penelitian. (desain penelitian, tempat dan waktu, banyak

sample, kriteria subyek, pengelompokan subyek, intervensi,

outcome yang diukur dan caranya, metode analisis dan uji

statistik yang digunakan)

- Hasil: Berisikan hasil-hasil penelitian ( alur subyek selama

penelitian, follow up subject, ada tidaknya drop out, data

karakteristik subyek, hasil-hasil outcome yang diukur dan

dianalisis) secara kronologis.

- Diskusi: Interpretasi hasil penelitian dan pembahasan

mengenai makna penelitian. Juga membahas perbandingan

dengan hasil penelitian sebelumnya serta keterbatasan

penelitiain.

Page 13: KTIKTIKTI

- Kesimpulan: Kesimpulan, generalisasi hasil penelitian yang

menjawab pertanyaan penelitian yang disebutkan di

pendahuluan berdasarkan hasil penelitian bukan dari pustaka

- Daftar Pustaka: Lengkap, mutakhir.

Langkah-langkah dalam Praktik EBM

Ada lima langkah dalam mempraktikkan EMB, yaitu:

- Pertama, Mengubah kebutuhan informasi yang dibutuhkan (tentang

pencegahan, diagnosis, prognosis, terapi, penyebab dan lain-lain)

dengan pertanyaan yang dapat dijawab.

- Lalu setelah itu mencari bukti ilmiah terbaik dengan menjawab

pertanyaan tersebut.

- Kemudian menelaah bukti ilmiah tersebut secara kritis untuk

menguji validitas dan kedekatannya dengan kebenaran, dampak dan

pengaplikasiannya (kegunaan dalam praktik klinik)

- Selanjutnya mengintegrasikan hasil penilaian kritis dengan clinical

expertise yang dimiliki serta keadaan unik dari pasien.

- Terakhir mengevaluasi efektifitas serta efisiensi dari keputusan

klinis yang kita ambil.

1. Ask an answerable question

Terdapat 4 komponen yang perlu diperhatikan dalam

memikirkan pertanyaan klinis, yaitu: (diformulasikan menjadi

PICO):

- Patient / Population / Problem

Menjelaskan karakteristik pasien yang paling penting.(contoh:

umur, gender,riwayat kesehatan)

- Intervention / Exposure

Menjelaskan intervensi yang penting.(contoh: tindakan

kesehatan yang menarik yang akan dibandingkan)

- Comparison

Page 14: KTIKTIKTI

Membandingkan tindakan dengan tindakan lainnya. (jika ada

lebih dari 1 intervensi)

- Outcome

Mengevaluasi dan menjelaskan ada tidaknya pengaruh antara

pasien dengan tindakan yang telah dilakukan.

Komponen PICO dapat digunakan sebagai keyword dalam

mencari sumber bukti ilmiah untuk menjawab pertanyaan klinis

yang telah dibuat. Sebegai pelengkap, metode PICO dapat

ditambah dengan komponen TT, yaitu type of question (terapi /

etiologi / harm / diagnosis / prognosis) dan type of study, yang

maksudnya adalah desain penelitian terbaik bagi masing-masing

jenis penelitian sehingga akan membawa kita hanya ke jurnal-

jurnal dengan desain terbaik.

2. Access the appropriate evidence

Mencari Informasi berdasarkan best reseach evidence untuk

menjawab pertanyaan yang tadi telah kita buat melalui jurnal

dan publikasi yang ada.

3. Appraise the evidence

- Mempertimbangkan secara kritis, sistematis dan terintegrasi

unutk menggunakan best evidence tersebut dalam mengobati

pasien melalui telaah kritis (critical appraisal).

- Critical appraisal merupakan perlakuan terhadap banyaknya

informasi atau artikel-artikel jurnal hasil penelitian yang

beredar. Dengan menerapkan critical appraisal, kita dapat

lebih mudah dalam menilai kesahihan dari hasil atau artikel

yang dipublikasikan.

- Tiga pertanyaan mendasar dalam telaah kritis terhadap bukti

ilmiah:

Page 15: KTIKTIKTI

- Secara khusus sudah ada aturan yang jelas mengenai

kelengkapan sebuah laporan penelitian, yaitu:

4. Apply the result to clinical practice

Pengaplikasian hasil penelitian kritis terhapad kemapuan klinis

yang dimiliki terhapa keadaan pasien yang unik.

5. Evaluate your practice.

Mengevaluasi efektifitas dan efisiensi dari keputusan klinis yang

telah diambil.

Berikut contoh praktik dari penerapan Evidence-based medicine dalam

mengkaji implikasi Penyakit Jantung Koroner tehadap penyakit Diabetes

Melitus :

1. Ask an answerable question

Worksheet Patient/ Problem Oriented Clinical Question

Question Components Your Question

P- Patient or Population Penyakit Jantung Koroner pada Penderita

Diabetes Melitus tipe II dengan Penyakit

Jantung Koroner

I – Intervention Faktor risiko Kondisi klinis dan riwayat

kesehatan Penderita Diabetes Melitus tipe 2

dengan Penyakit Jantung Koroner

C – Comparison Kondisi klinis dan riwayat kesehatan

Penderita Diabetes Melitus tipe 2 tanpa

Penyakit Jantung Koroner

O – Outcomes Faktor risiko yang terbukti memperngaruhi

Penyakit Jantung Koroner pada penderita

Diabetes Melitus II

The well built question:

Faktor-faktor risiko apa saja yang mepengaruhi timbulnya Penyakit

Page 16: KTIKTIKTI

Jantung Koroner pada penderita Diabetes Melitus II?

2. Access the appropriate evidence

Dari situs http://eprints.undip.ac.id/6495/1/Yanti.pdf didapat jurnal

ilmiah yang berjudul Faktor-faktor Risiko Kejadian Penyakit

Jantung Koroner pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (Studi

Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang)

Jurnal lmiah yang berjudul Faktor-faktor Risiko Kejadian

Penyakit Jantung Koroner pada Penderita Diabetes Melitus Tipe

2 (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang), memiliki

abstrak sebagai berikut:

Latar Belakang. DM yang tidak dikelola dengan baik akan

mengakibatkan komplikasi makrovaskuler seperti PJK dan PJK

merupakan penyebab kematian utama pada penderita DM. Pada

penderita DM terjadinya iskemia atau infark miokard kadang-

kadang tidak disertai dengan nyeri dada atau disebut silent

myocardial infarction (SMI) yang mungkinmenyebabkan

kematian karena terlambatnya diagnosis PJK atau sulitnya

mendiagnosa PJK pada DM. Kematian mendadak pada

penderita DM mungkin disebabkan PJK yang menghasilkan

aritmia atau infark miokard. Oleh karena itu perlu diketahui

faktor-faktor risiko terjadinya PJK pada penderita DM tipe 2

untuk mencegah terjadinya komplikasi PJK pada DM tipe 2.

Tujuan. Memperoleh informasi faktor risiko yang tidak dapat

dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi yang

berpengaruh terhadap kejadian PJK pada penderita DM tipe 2.

Metode. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Jumlah sampel

126 orang terdiri 63 kasus dan 63 kontrol. Kasus adalah

Page 17: KTIKTIKTI

penderita DM tipe 2 dengan PJK dan kontrol adalah penderita

DM tipe 2 tanpa PJK. Pengambilan data melalui wawancara dan

catatan rekam medik. Analisis data dilakukan secara univariat,

bivariat dan multivariat.

Hasil Penelitian. Faktor risiko yang terbukti berpengaruh

dengan kejadian PJK pada DM tipe 2 adalah hipertensi

(OR=3,77; P=0,007; 95% CI=1,436-9,908), kadar trigliserida ≥

150 mg/dl (OR=5,436; P=0,001; 95% CI=2,068-14,292), kadar

kolesterol HDL ≤ 45mg/dl (OR=5,981; P=0,0001; 95%

CI=2,217-16,132), kadar glukosa darah puasa ≥ 126mg/dl

(OR=3,528; P=0,022; 95% CI=1,195-10,410) dan kurangnya

latihan fisik (OR=2,961; P=0,031; 95% CI=1,103-7,947).

Simpulan. Faktor-faktor risiko yang terbukti mempengaruhi

kejadian PJK pada penderita DM tipe 2 yaitu hipertensi, kadar

trigliserida ≥ 150 mg/dl, kadar kolesterol HDL ≤ 45mg/dl, kadar

glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl dan kurangnya latihan fisik.

Saran. Bagi institusi kesehatan agar mensosialisasikan faktor

risiko PJK pada DM tipe 2 yaitu hipertensi, kadar trigliserida ≥

150 mg/dl, kadar kolesterol HDL ≤ 45 mg/dl, kadar glukosa

darah puasa ≥ 126 mg/dl dan kurangnya latihan fisik melalui

pendidikan kesehatan dan memonitoring terhadap prevalensi

kejadian PJK secara berkesinambungan. Bagi masyarakat agar

melaksanakan upaya pencegahan berbagai macam faktor risiko

terjadinya PJK pada DM.

Kata kunci : Faktor risiko, PJK pada DM tipe 2

3. Appraise the evidence

Metode Penelitian: Penelitian Analitik Observasional, Case

Control

Jurnal yang berupa laporan penelitian

Page 18: KTIKTIKTI

Jenis laporan penelitian klinis: harm/ etiologi.

Worksheet Critical Appraisal

Jurnal Terapi

Judul: Faktor-faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner

pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (Studi Kasus di RSUP Dr.

Kariadi Semarang)

Publikasi oleh: Yanti, Mahasiswa Magister Epidemiologi Program

Pascasarjana UNDIP Semarang

Suharyo Hadisaputro, Magister Epidemiologi Program

Pascasarjana UNDIP Semarang.

Tony Suhartono, Bagian Endokrinologi Fakultas

UNDIP Semarang

Validity

1a. Apakah alokasi pasien

terhadap terapi/

perlakuan dilakukan

secara random?

Ya [ ]

Tidak [ ]

1b. Apakah randomisasi

dilakukan tersembunyi?

Ya [ ]

Tidak [ ]

1c. Apakah antara subjek

peneltian dan peneliti

‘blind’ terhadap terapi/

perlakuan yang

diberikan?

Ya [ ]

Tidak [ ]

Tidak, karena dilakukan

wawancara terhadap

subjek dan kontrol.

2a. Apakah semua subjek

yang ikut serta

diperhitungkan dalam

hasil/ kesimpulan?

(Apakah pengamatan

Ya [ ]

Tidak [ ]

Dilakukan penelitian

terhadapjumlah sample

126 orang, terdiri 63

kasus dan 63 kontrol.

Cukup lengkap,

Page 19: KTIKTIKTI

cukup lengkap?) penelitian meliputi

analisis data

dilakukan secara

univariat, bivariat dan

multivariat.

2b. Apakah pengamatan yang

dilakukan cukup

panjang?

Ya [ ]

Tidak [ ]

Tidak memakan waktu

yang cukup banyak,

karena hanya dilakukan

wawancara dan

pemantauan cacatan

rekam medik

2c. Apakah subyek dianalisis

pada kelompok dimana

subyek tersebut

dikelompokkan dalam

randomisasi?

Ya [ ]

Tidak [ ]

Subjek yang dianalisis

dikelompokkan

berdasarkan kelompok,

umur, jenis pekerjaan dan

tingkat pendidikan

3a. Selain yang diperlakukan,

apa subjek diperlakukan

sama?

Ya [ ]

Tidak [ ]

3b. Apakah kelompok pada

awal penelitian sama

dengan pada akhir

penelitian?

Ya [ ]

Tidak [ ]

Penelitian ini tetap

meliputi dua kelompok,

yaitu Penderita DM II

dengan PJK serta

Penderita DM II tanpa

PJK

Importance

1. Berapa besar efek terapi? Perhitungan OR/RR/ARR/NNT/NNH

2. Seberapa tepat estimasi

efek terapi

Applicable

1. Apakah pasien yang kita Ya [ ] *

Page 20: KTIKTIKTI

miliki sangat berbeda

dengan pasien dalam

penelitian?

Tidak

[ ]

2. Apakah hasil yang baik

dari penelitian dapat

diterapkan dengan

kondisi yang kita miliki

Ya [ ]

Tidak

[ ]

*

3. Apakah semua outcomes

clinis yang penting

dipertimbangkan (efek

samping yang mungkin

timbul)?

Ya [ ]

Tidak

[ ]

*

4. Apakah sudah memahami

harapan dan pilihan

pasien?

Ya [ ]

Tidak

[ ]

*

5. Apakah intervensi yang

akan memenuhi harapan

pasien? Pasien siap

dengan konsekuensinya?

Ya [ ]

Tidak

[ ]

*

*Proses applicabality dalam proses telaah kritis ini belum bisa saya

terapkan untuk sekarang ini, karena suatu penerapan applicabality dari hasil

telaah kritis ini diaplikasikan kepada pasien dan harus dilakukan oleh

seorang pelaku medis, sedangkan saya hanya mahasiswa kedokteran yang

belum diperbolehkan menerapkan hal tersebut.

BAB III

Page 21: KTIKTIKTI

KESIMPULAN

Dalam penerapan Evidence-based Medicine (EMB), hal yang paling

penting adalah bagaimana kita sebagai menggabungkan bukti ilmiah terbaik

dengan kemampuan klinis yang kita miliki dengan segala hal yang berkaitan

dengan pasien.

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menerapkan EBM ini

adalah mula-mula kita harus menanyakan answerable question yang

berkenaan mengenai empat hal, yaitu Patient/ Population, Intervention,

Comparison, Outcome (PICO), dimana melalui proses ini kita dapat dengan

mudah mencari keyword untuk mencari bukti ilmiah dengan desain terbaik.

Dengan banyaknya sumber bukti ilmiah yang beredar, kita harus

lebih bisa memyaring informasi-informasi tersebut menjadi seuatu informasi

yang benar-benar sahih yang bisa diterapkan kepada praktik klinis kita. Kita

dapat mencari jurnal-jurnal ilmiah melalui situs-situs yag memang memuat

berbagai jurnal kedokteran, seperti PubMed, salah satu caranya dengan

telaah kritis atau critical appraisal. Dengan menerapkan telaah kritis, kita

adak semakin mudah dalam menilai suatu kebenaran, relvansi, dan hasil dan

artikel yang dipublikasikan.

Setelah telaah kritis dilakukan, selanjutnya terapkan pengaplikasian

hasil penilaian kritis tersebut dengan clinical expertise yang kita miliki

terhadap pasien kita. Dengan begitu kita bisa mengevaluasi efektifitas dan

efiensi dari keputusan klinik yang kita ambil.

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: KTIKTIKTI

Cahyaningrum, Y.D., Khoriyah, M., Rahmawati, R. Wijaya, D.P., Wibowo,

SA., 2010. Panduan Skill Practice Blok Kemampuan Belajar Dan Teknologi

Informasi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Glauzio, P., Mar, C., Sakisbury, J., 2003. EBM woorkbook. Finding and

Appying the Best Research Evidence to Improve Patient Care. London:

BMJ Publishing Book.

Guyton A.C., Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physioloy 11th edition.

Irawati. 2007 (Alih Bahasa), Rahman L ( Editor), EGC, Jakarta

Srikantan, V.S, Dunn, F.G cit Alwi, I., 2003. Hipertensi sebagai Faktor

Risiko Penyakit Jantung Koroner. 2003. Simposium Pendekatan Holistik

Penyakit Kardiovaskular II. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Straus, S.E., Richardson, W.S., Glasziou, P., Haynes, R. B., 2003. Evidence

Based Medicine: How to Practice and Teach EBM (3th edition). Edinburgh:

Churchill Livingstone

Sobiyantoro, B., T., Hubungan antara Terkendalinya Kadar Gula Dalam

Darah Dengan Berat Ringannya Polineuropati Pada Penderita Diabetes

Melitus TipeII. http://eprints.undip.ac.id/12511/1/2002PPDS1902.pdf

Yanti, Hadisaputro, S., Suhartono, T., Faktor-faktor Risiko Kejadian

Penyakit Jantung Koroner pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (Studi

Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang).

http://eprints.undip.ac.id/6495/1/Yanti.pdf

http://www.docstoc.com/docs/24528068/Worksheet-Critical-Appraisal

Page 23: KTIKTIKTI