kti reni

84
MAKALAH PENGARUH PERPUSTAKAAN BAGI SISWA SMAN 1 LAPPARIAJA Oleh EVANESCO

Upload: bunga

Post on 26-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGARUH PERPUSTAKAAN BAGISISWA SMAN 1 LAPPARIAJA

TRANSCRIPT

46

MAKALAHPENGARUH PERPUSTAKAAN BAGISISWA SMAN 1 LAPPARIAJA

OlehEVANESCO

SMA NEGERI 1 LAPPARIAJATAHUN PELAJARAN 2014

PENGARUH PERPUSTAKAAN BAGISISWA SMAN 1 LAPPARIAJA

Makalah Ini Dibuat Sebagai Syarat/ReperensiUntuk Memperoleh Nilai Praktik Bahasa IndonesiaAgar Dapat Menambah Pengetahuan Bagi Peneliti Tersebut

Oleh Reni Sapta Apriani- Ririn Wulandari Sri Wahyuni- Nining Karlina

SMA NEGERI 1 LAPPARIAJATAHUN PELAJARAN 2014

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Penelitian Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja telah disahkan oleh guru pembimbing mata pelajaran bahasa Indonesia, dalam rangka memenuhi, syarat mendapat nilai praktik bahasa Indonesia di SMAN 1 Lappariaja

Lappariaja, 06 Februari 2014

Kepala SekolahGuru Bidang Studi

Drs. Mastan, M. PdAmelia, S.PdNIP. 19680808 199412 1 005

MOTOSri WahyuniKerja sama adalah kunci kesuksesan dari suatu pelajaran kelompok

Jika kita mengerjakanSegala sesuatu dengan penuhKesabaran dan keseriusan pastiSegala sesuatu akan lebihMudah dkerjakan dan jangan Mengerjakan sesuatu semata-mataHanya ingin mencari nilaiAkan tetapi bekerja samalah Dan ambil pekerjaan ini sebagaiAwal menuju kesuksesanReni Sapta AprianiRirin WulandariJadikanlah Perjuangan sebagaiMotivasi untuk mencapai kesuksesan Dan Kegagalan sebaga awal dari suatu keberhasilanHargailah seseorang seperti menghargaiOrang tua dan dirimu sendiri, karenaApabila kita menghargai seseorangPasti senantiasa seseorang akanMenghargai kita pulaNining Karlina

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan Kepada orang tua, teman-teman dan guru bidang studiby Nining KarlinaKarya ilmiah ini saya persembahkan Buat teman-teman, keluargaDan kakak adik kelas besertaGuru bidang studi pelajaran bahasa Indonesiaby. Ririn Wulandarikarya ilmiah ini saya persembahkan Untuk keluarga, sahabat dan semua Siswa SMAN 1 Lappariaja dan jugaIbu Amelia S.Pd dan terkhususSeseorang yang ada dihatiBy. Reni Sapta AprianiKarya ilmiah ini saya buat Untuk ayah, ibu, dan adik, Teman dan Bu AmeliaS.Pd dan juga buat sahabat terdekatkuBy. Sri Wahyuni

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan berkat dan rahmat-Nya kita dapat terbangun dari alam kegelapan menjadi alam yang terang benderang, dan tidak lupa kita panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang mengajak umatnya untuk kejalan yang benar dan di ridohi oleh Allah SWT.

Isi tentang makalah yang berjudul Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja yang nama di dalam makalah ini terdapat factor-faktor yang menyebabkan siswa keperpustakaan dan ada juga yang malas keperpustakaan makalah ini kami susun dan meneliti dengan kesabaran dan kerja sama agar bisa menjadi 1 buku yang dapat di tingkatkan untuk ke depannya nanti.

Ucapan terima kasih kepada kepala sekolah Mastan, M.Pd dan guru bidang studi bahasa Indonesia Amelia, S.Pd karena telah memberi tugas yang membutuhkan ketelitian, kesabaran dan kerjasama agar penelitian ini dapat disahkan. Terima kasih pula kepada kedua orang tua yang telah memberi semangat dan pengertian kepada kami agar sabar dan semangat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan kepada teman-teman dan orang-orang yang membantu kami dalam tugas ini terima kasih banyak.

Kami berharap semoga semua pihak yang membaca makalah ini dapat memberi saran atau kritikan kepada makalah kami karena sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi kami sudah berusaha agar makalah kami dapat terselesaikan dengan baik, maka dari itu kami memerlukan saran agar makalah kami bisa lebih meningkat dan rampung.

Demikian makalah yang telah kami buat. Semoga dengan adanya makalah yang berjudul Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja bisa member motivasi atau imajinasi bagi setiap pembaca.DAFTAR ISIHALAMAN SAMPULHALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHANMOTOPERSEMBAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELDAFTAR SINGKATANBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Rumusan Masalah1.3. Tujuan Penulisan1.4. Manfaat Penulisan

BAB IITINJAUAN PERPUSTAKAANBAB IIMETODE PENELITIANBAB IVHASIL PENELITIANBAB VPENUTUP5.1. Kesimpulan5.2. Saran DAFTAR PERPUSTAKAANLAMPIRANDOKUMENTASIBIOGRAFI

DAFTAR GAMBARGambar 1.1 PerpustakaanGambar 1.2 PerpustakaanGambar 1.3 Pengisian AngketGambar 1.4 Pengisian AngketGambar 1.5 Pengisian AngketGambar 1.6 Pengisian AngketGambar 1.7 Pengisian Angket

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Keadaan Populasi Sampel Yang DitelitiTabel 3.2. Hasil Penelitian

DAFTAR SINGKATAN

SWT: Subahanahu WataalaSAW: Sallahu Alaihi WasalamS.Pd: Sarjana PendidikanM.Pd: Master PendidikanDrs: Dokterandes

x

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangBuku adalah jendela dunia begitu kata pepatah hal ini seperti penekanan mengenai artinya membaca bagi kita membaca hakikatnya kita memperoleh ilmu dan informasi yang belum kita ketahui dengan banyak membaca kita lebih lancar dan dapat memahami hal-hal yang lain.

Gambar 1.1. Perpustakaan

PERPUSTAKAAN JANTUNG KITA Istilah untuk para orang-orang yang gemar membaca, karena dizaman yang sekarang ini masih banyak siswa yang belum tau apa pentingnya perpustakaan bagi kita, padahal perpustakaan dapat menggiring kita kemasa depan yang baik. Walaupun masih banyak media-median yang memberikan fasilitas internet, tetapi kita lebih untung membaca buku di perpustakaan sekolah, selain gratis kita juga bisa meminjam buku, akan tetapi jangan membaca bacaan yang kurang mendidik. Karena apabila kita tidak membaca kita akan dengan kebodohan dan kebodohan itu sangat dekat dengan kemiskinan.

1.2. 1

1.3. Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan yang ada, maka karya ilmiah ini akan membahas beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah ?2. Bagaimana upaya pihak sekolah dalam memotivasi pemanfaatan perpustakaan sekolah ?3. Bagaimana cara yang baik siswa meminjam buku di perpustakaan?

1.4. Tujuan PenulisanKarya ilmiah ini disusun dengan tujuan antara lain :1. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan sekolah untuk meningkatkan perannya dalam memotivasi kegiatan membaca bagi siswa SMAN 1 Lappariaja2. Untuk mengetahui faktor pendorong yang menghambat dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah

1.5. Manfaat PenulisanAgar siswa yang membaca hasil karya ilmiah ini bisa mengetahui cara mengerjakan karya tulis ilmiah yang baik.

Gambar 1.2 perpustakaan2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian PerpustakaanDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perpustakaan yang berasal dari kata pustaka yang berarti buku, kitab. Dan selanjutnya istilah pustaka ini kemudian ditambah awalan per dan akhiran an menjadi perpustakaan.

Perpustakaan sendiri mengandung arti tempat atau gedung yang di sediakan untuk memelihara koleksi-koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan dengan tujuan untuk dibaca, dipelajari dan dibicarakan.

Selain itu perpustakaan memiliki beberapa definisi, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Menurut Milburga, perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakaan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

b) Menurut Bafdal, perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku, maupun bukan buku. Yang di organisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Dari beberapa definisi di atas dapat di tarik sebuah pengertian bahwa perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari lembaga pendidikan yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengengolah dan mengatur koleksi bahan pustaka baik secara tertulis, tercetak maupun grafis lainya seperti film, slide, piringan hitam, tape. Yang diatur dan di organisasikan secara sistematis 3

untuk dipergunakan secara berkesinambungan sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar.

Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.

Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.

Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Secara umum dapat kami simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.

Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku.

Banyak kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi fungsi perpustakaan. 1. Menurut fungsinya, perpustakaan dibagi menjadi perpustakaan khusus dan perpustakaan umum.2. Menurut jenisnya, menghasilkan kelompok perpustakaan khusus, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan nasional dan perpustakaan pribadi.

Secara lebih lanjut, perpustakaan dapat di klasifikasikan sebagai berikut: Berdasarkan jenis koleksinya, perpustakaan di bedakan menjadi dua, yaitu:a) Perpustakaan umum, yaitu perpustakaan yang koleksinya terdiri dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang bersifat umumb) Perpustakaan khusus, yaitu perpustakaan yang koleksinyahanya khusus mengenai bidang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya perpustakaan kedokteran, perpustakaan ilmu dan teknologi, perpustakaan music, perpustakaan hukum, perpustakaan teologi, perpustakaan teknik mengarang dan sebaginya.

Berdasarkan pemakainya atau pengguna jasa layanannya, perpustakaan dapat di bedakan menjadi :a) Perpustakaan sekolahPerpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang di kelolah oleh sekolah dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat disela-sela kegiatan belajar mengajar.

b) Perpustakaan perguruan tinggi Perpustakaan perguruaan tinggi yaitu perpustakaan yang di kelolah oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi. Keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan tersebut adalah rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Seperti halnya perpustakaan sekolah, pengguna perpustakaan perguruan tinggi tersebut yaitu mahasiswa, dosen dan karyawan.c) Perpustakaan umumPerpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Berdasarkan pengengolah dan pemiliknya, perpustakaan dibagi menjadi tiga, yaitu : a) Perpustakaan pribadiPerpustakaan pribadi adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelolah oleh perorangan.

b) Perpustakaan sekolahPerpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang di kelolah oleh sekolah sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar.

c) Perpustakaan perguruan tinggiPerpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang dikelolah oleh perguruan tinggi sebagai penunjang pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.

2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah.Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.3. Memperluas pengetahuan para siswa.4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah.Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :1. Fungsi Edukatif.Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.2. Fungsi Informatif.Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.3. Fungsi AdministratifYang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.4. Fungsi Rekreatif.Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.5. Fungsi PenelitianYang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

2.4 Perpustakaan sebagai Sumber BelajarPerpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang sekaligus sebagai wadah dari berbagai disipilin ilmu pengetahuan yang juga menunjang atau sebagai sarana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya dibidang pendidikan. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. Jadi, perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu lembaga yang berisi koleksi buku sebagai penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang diatur untuk dibaca, dipelajari, dan dijadikan bahan rujukan.Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan amat penting dalam pendidikan (UU No. 2/1989, pasal 35). Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik jika para guru dan para siswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Smith dkk dalam buku ensiklopedianya yang berjudul EDUCATORS ENCYCLOPEDIA menyatakan School Library is a Center for Learning, yang artinya perpustakaan itu merupakan sumber belajar. Memang ditinjau secara umum, perpustakaan itu sebagai pusat belajar sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran. Akan tetapi apabila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan, maka ada yang tujuannya untuk belajar, ada yang tujuannya untuk berlatih menelusuri buku-buku perpustakaan, ada yang tujuannya untuk memperoleh informasi, bahkan mungkin ada juga murid yang mengunjungi perpustakaan dengan tujuan hanya sekedar untuk mengisi waktu senggangnya atau sifatnya rekreatif.Sejak ditemukannya mesin cetak untuk mencetak buku dan sumber belajar tercetak lainnya, hingga sekarang media cetak masih menduduki posisi kunci dalam menunjang proses belajar mengajar. Buku, diktat, jurnal, surat kabar, modul dan cetakan-cetakan yang lain masih banyak diandalkan untuk menunjang proses belajar manusia. Perpustakaan, sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi semestinya menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelatihan yang ada, baik di lingkungan persekolahan, luar sekolah, dunia kerja, maupun masyarakat pada umumnya. Namun, kenyataannya masih jauh dari harapan. Perpustakaan masih belum benar-benar memasyarakat. Hal ini bisa terjadi, misalnya karena rendahnya minat baca dan kurangnya kesadaran bahwa belajar harus mencari sendiri informasi atau jawaban atas persoalan yang mereka hadapi.Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, berkembang pula konsep perpustakaan. Perpustakaan perlu menyesuaikan diri bukan hanya menangani koleksi sumber informasi dlam bentuk media cetak tetapi harus membuka pintu untuk masuknya media audio visual dan kemungkinan masuknya fungsi-fungsi yang lain.Dengan visi ke depan, perpustakaan hendaknya siap pula menjadi pusat sumber informasi dalam arti sebenarnya. Oleh karena itu, apabila kita menyebut pusat sumber informasi hendaknya kita tafsirkan sebagai perpustakaan yang berkembang lebih lanjut dengan fungsi-fungsi baru tersebut. Perkembangan konsep pusat sumber informasi adalah perpaduan antara fungsi perpustakaan dan pusat multi media untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sasaran didik tertentu dalam suatu lembaga pendidikan, baik formal (sekolah, diklat) maupun nonformal (masyarakat). Pusat sumber informasi tidak hanya bermanfaat untuk membantu proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah dan lembaga diklat tetepi juga lembaga lain, sepanjang berurusan dengan proses pendidikan dan pembelajaran di masyarakat pada umumnya. Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakaan sesungguhnya memberikan peranan terhadap pelaksanaan modul pendidikan di sekolah. Peranan perpustakaan antara lain:1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.4. Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberikan kesempatan membaca bagi para siswa yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.6. Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.8. Perpustakaan memberikan kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.12. Kegairahan/minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.13. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak.14. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.Perpustakaan sebagai lembaga penyedia ilmu pengetahuan dan informasi mempunyai peranan yang signifikan terhadap lembaga induk serta masyarakat penggunanya. Demikian halnya di dalam lingkungan pendidikan seperti sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan pusat sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang berada di sekolah, baik tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah. Perpustakaan sekolah harus dapat memainkan peran, khususnya dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Untuk tujuan tersebut, perpustakaan sekolah perlu merealisasikan misi dan kebijakannya dalam memajukan masyarakat sekolah dengan mempersiapkan tenaga pustakawan yang memadai, koleksi yang berkualitas serta serangkaian aktifitas layanan yang mendukung suasana pembelajaran yang menarik. Dengan memaksimalkan perannnya, diharapkan perpustakaan sekolah bisa mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu. Sehingga pada akhirnya prestasi pun relatif mudah untuk diraih. Jadi, hubungan perpustakaan dan prestasi belajar siswa adalah dari perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar serta sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional, siswa dapat mencari informasi-informasi yang diperlukan dan dapat terjalin sinergi antara pustakawan dan siswa yang akan berbuah prestasi bagi siswa juga kinerja yang baik bagi pustakawan sehingga perpustakaan sangat berperan dalam peningkatan prestasi belajar siswa sebab dapat mencerdaskan penggunanya, khususnya dalam mencetak siswa yang berprestasi.

2.5 Sumbangan Perpustakaan Terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan Di Sekolah.Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan sekolah sesungguhnya memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Sumbangan / peranan perpustakaan antara lain :1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.4. Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberika kesempatan membaca bagi para siswa yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.6. Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.8. Perpustakaan memberikab kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.12. Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.13. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak.14. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.

2.6 Peran dan Kesiapan PustakawanPeran pustakawan, semakin berkembang dari waktu ke waktu. Kini pustakawan tidak hanya melayani sirkulasi buku, tapi dituntut untuk dapat memberikan informasi secara cepat, tepat, akurat dan efisien dari segi waktu dan biaya. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka peran pustakawan pada sebuah perpustakaan sebagai media penyampai informasi dapat dengan menggunakan berbagai program kemasan informasi dengan aneka penyajian. Dalam dunia belajar mengajar atau pendidikan dan pengajaran, peran perpustakaan masih menjadi kebutuhan pokok bagi para pendidik dan peneliti. Hal ini dikarenakan tidak semua informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah. Berkaitan dengan sarana pembelajaran sebagai mitra dalam memperoleh informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, maka pustakawan sebagai mediator informasi sangat berperan. Perpustakaan sebaiknya dikelola sesuai tujuan penyelenggaraan sebuah pusat informasi. Komunikasi informasi kepada pemakai saat ini melalui aneka media yang ada. Pada peran inilah (media informasi) pustakawan dibutuhkan agar informasi sampai kepada pemakai. Aneka kemasan informasi diolah oleh pustakawan sehingga siap untuk dimanfaatkan, sehingga peran seorang pustakawan menjadi tolok ukur apakah informasi yang disampaikan bermanfaat atau tidak, sesuaikah dengan kebutuhan para pengguna atau pengunjung perpustakaan.Pustakawan adalah seorang yang menyelenggarakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan (Kode Etik Pustakawan, 1998:1). Menurut definisi tersebut maka seseorang yang ingin menjadi pustakawan atau penyelenggara sebuah perpustakaan merupakan orang yang mempunyai pendidikan tertentu. Artinya tanpa bekal ilmu mengelola informasi janganlah bertekad mendirikan sebuah perpustakaan, kecuali pengelola yang bersangkutan telah belajar mandiri (otodidak) mengenai penyelenggaraan suatu perpustakaan (pusat informasi). Sampai atau tidaknya sebuah informasi kepada pemakai akan tergantung kepada peran pustakawan. Pustakawan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan layanan perpustakaan, oleh karena itu staf perpustakaan (pustakawan) harus memadai dari segi jumlah dan mutu untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan program yang dikembangkan di perpustakaan, khususnya di perguruan tinggi. Pustakawan perpustakaan perguruan tinggi idealnya lulusan perguruan tinggi (D3/S1) Ilmu Perpustakaan.Pengelolaan perpustakaan adalah kegiatan mengurus sesuatu, dapat diartikan sebagai mengurus atau menyelenggarakan perpustakaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1976:469). Keberadaan seorang pustakawan sangat membantu pengguna dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Diharapkan pustakawan bisa memberi inspirasi dan motivasi bagi penggunanya, sehingga pengguna akan selalu merindukan keberadaannya serta termotivasi untuk kembali lagi ke perpustakaan. Selanjutnya, hal-hal yang perlu disiapkan dalam diri seorang pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan dan memberikan pelayanan yang baik bagi pengguna, sebagai berikut :1. Pustakawan harus profesional dalam memberikan layanan, yaitu layanan dalam mencarikan koleksi atau referensi yang dibutuhkan oleh pengguna.2. Pustakawan harus menguasai IT (Information Technology) karena dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi diharapkan seorang pustakawan tidak gaptek (gagap teknologi). Karena perpustakaan sebagai pusat informasi maka seorang pustakawan harus bisa menguasai teknologi, agar pengguna yang membutuhkan rujukan atau referensi dapat terpenuhi dan tidak merasa kecewa dengan kebutuhan yang dibutuhkannya.3. Sebagai pustakawan yang mengusai teknologi informasi diharapkan bisa melayani pengguna dengan cepat dan tepat. Seorang pustakawan harus bisa menyediakan berbagai informasi dengan cepat, meskipun kemajuan teknologinya sudah melaju kencang, bukan berarti ketika teknologi informasi sudah berkembang seorang pustakawan tidak dibutuhkan lagi, melainkan sebagai seorang pustakawan harus lebih cermat dan tanggap dalam menyediakan informasi. Misal dalam hal menyediakan alamat-alamat web dan katalog online dalam berbagai macam bidang yang dibutuhkan oleh pengguna, menyediakan alamat-alamat jurnal online ke pengguna dan bagaimana cara mengkoleksinya serta menata alamat-alamat situsnya dengan teratur. Hal tersebut berguna untuk memudahkan dan mempercepat pengguna dalam pencarian informasi yang dibutuhkan.4. Pustakawan harus berpenampilan yang rapi dan bersih, murah senyum serta melayani dengan sepenuh hati. Pustakawan harus mempunyai prinsip bahwa melayani pengguna dalam mendapatkan informasi hingga pengguna merasa puas dalam mendapatkan referensi yang ia butuhkan merupakan kepuasan tersendiri.5. Pustakawan harus inovatif yaitu mampu berinovasi dan mengeksplorasi lingkungannya serta menginvestasikan dengan hal-hal yang baru.6. Pustakawan harus mampu mengelola perpustakaan secara efektif dan efisien. Terutama dalam mengelola informasi perpustakaan agar perpustakaan bisa berkembang dan maju. Menata ruang baca sedemikian rupa sehingga menarik, menyenangkan, dan nyaman, baik untuk kemudahan akses maupun interiornya agar pengguna tertarik untuk datang dan melihatnya.7. Pustakawan dituntut untuk bisa bekerja sama meskipun tugas masing-masing pustakawan berbeda. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pengguna. Apabila salah seorang pustakawan belum bisa memberi kepuasan kepada pengguna maka dapat dibantu oleh pustakawan lain dalam mencarikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.8. Pustakawan juga harus bisa bekerja secara efektif dan efisien dalam memberikan informasi kepada penggunanya. Efektif dalam memberikan informasi dan efisien waktu dalam mencarikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.9. Pustakawan harus mempunyai prinsip User oriented (berorientasi pada pengguna) yang diharapkan bisa memberikan kepuasan kepada pengguna. Dan sebagai seorang pustakawan harus bisa menerima saran dan kritik baik dari pengguna demi untuk perbaikan layanan dan kepuasan pengguna.10. Pustakawan harus bersifat santun dan tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna. Terkadang pengguna malas untuk membaca tata tertib yang ada di perpustakaan sehingga pengguna kurang mengerti aturan yang dibuat oleh perpustakaan. Dan sebagai seorang pustakawan harus bisa memberi pengertian dengan santun. Demikian juga dengan pengguna yang kena sanksi denda harus diberikan aturan yang tegas.11. Pustakawan harus bisa memberikan perhatian yang lebih kepada penggunanya. Dengan adanya pertanyaan atau obrolan yang membuat pengguna tidak tegang saat datang ke perpustakaan, misalnya dengan menanyakan nama dan alamat akan membuat pengguna cukup diperhatikan.Tujuan pengelolaan dan pengaturan bahan-bahan pustaka adalah agar dapat digunakan sebaik-baiknya oleh penggunanya. Dengan pengaturan tersebut diharapkan dapat membangkitkan minat setiap pengguna untuk selalu mengunjungi perpustakaan.2.7 Kendala dalam Pengelolaan PerpustakaanMeningkatnya kebutuhan pengguna akan informasi yang akurat, bernilai, relevan, dan tepat waktu akan menghadapkan profesi pustakawan pada tantangan yang semakin berat dan kompleks. Sampai saat ini masih banyak terdengar keluhan sulitnya mendapatkan informasi yang tepat, akurat, relevan, murah dan cepat. Hampir seluruh pengguna menginginkan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat, tepat, akurat dan efisien, baik dari segi waktu dan biaya. Tingkat kenyaman pengguna dalam menikmati layanan informasi juga masih belum terpenuhi. Semuanya ini merupakan tantangan yang perlu segera dipikirkan dan disiasati dengan model pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja pustakawan ke arah yang lebih proaktif dan inovatif. Konsekuensi logis dari tuntutan pembaharuan tersebut adalah melakukan pembenahan yang menyeluruh. Pustakawan dituntut agar dapat mengeksplorasi cara baru guna mengembangkan produk yang dapat ditawarkan ke pengguna untuk memperoleh akses informasi serta meningkatkan kualitas layanan untuk kepentingan pengguna. Saatnya pustakawan yang profesional menyediakan jasa layanan prima. Perpustakaan, dalam upayanya mendukung perguruan tinggi yang bertaraf internasional, masih menghadapi kendala yang cukup kompleks dan beragam, mulai dari birokrasi yang rumit, sumber daya manusia yang tidak profesional hingga pendanaan yang macet atau tersendat-sendat dalam setiap kegiatan pengembangan perpustakaan.Disamping permasalahan yang cukup kompleks tersebut, hingga saat ini belum ada undang-undang mengenai sitem nasional perpustakaan. Undang-undang yang berfungsi sebagai payung hukum yang mengikat pemerintah dan warga negara dalam tatalaksana perpustakaan di seluruh Indonesia sebagai satu kesatuan sistem nasional. Sistem nasional perpustakaan yang berfungsi sebagai prasarana atau infrastruktur bagi pengelolaan dan wadah pendayagunaan seluruh sumber informasi untuk kepentingan masyarakat dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat.Rendahnya minat baca masyarakat juga harus menjadi inspirasi tersendiri bagi seorang pustakawan. Bagaiman seorang pustakawan mampu menumbuhkan minat baca masyarakat tersebut. Lebih menyenangkan lagi jika seorang pustkawan juga berprofesi sebagai seorang penulis buku yang terkenal. Hal itu dapat mendorong masyarakat untuk memiliki rasa penasaran dan akhirnya tertarik untuk datang ke perpustakaan.2.8 Kompetensi PustakawanUntuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang semakin berat dan kompleks, dalam mendukung terwujudnya perguruan tinggi bertaraf internasional, mau tidak mau pustakawan harus memiliki kompetensi profesional dan kompetensi pribadi. Dalam membangun kompetensi profesional, seorang pustakawan harus: Mengembangkan dan mengelola layanan informasi yang nyaman, mudah diakses, efektif dari segi biaya, yang sejalan dengan arahan strategis institusi/organisasi;Contoh: Menyusun dan mengembangkan rencana strategis yang sesuai dengan tujuaninstitusi/organisasi. Memperhatikan kebutuhan dan mau mendengarkan aspirasi Memiliki keahlian tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk engevaluasi secara kristis dan menyaringnya;Contoh:Memantau perkembangan informasi global, memilih, menyaring dan mampu menyeleksi informasi yang relevan dan up to date bagi kepentingan pengguna. Memiliki pengetahuan/ketrampilan khusus dalam bidang tertentu, sesuai dengan kepentingan institusi/organisasi;Contoh:Pustakawan harus berani mengambil kursus/pelatihan di bidang Pusdokinfo, manajemen, atau subyek lain yang berkaitan dengan institusi atau organisasi tempat mereka bekerja. Menyediakan pengajaran dan dukungan yang baik untuk pemakai perpustakaan dan layanan informasi;Contoh:Memberikan informasi tentang penggunaan fasilitas perpustakaan dengan baik (user education), membuka layanan informasi dan menjalin komunikasi dengan pengguna Menyediakan bantuan dan referensi secara on-line. Menilai kebutuhan pemakai, merancang serta memasarkan produk dan layanan informasi bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan tersebut;Contoh:Melakukan penilaian kebutuhan secara. Rutin, menggunakan instrumen penelitian seperti kuesioner, wawancara dengan pengguna dan narasumber. Menggunakan teknologi informasi yang tepat untuk pengadaan, pengolahan, dan penyebaran informasi;Contoh:Membuat katalog koleksi perpustakaan secara on-line (OPAC). Menghubungkan penelusuran katalog dengan layanan pengiriman dokumen. Bekerja sama dengan tim manajemen informasi untuk memilih piranti lunak dan piranti keras yang tepat untuk akses komputer ke katalog perpustakaan dan pangkalan data lainnya. Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen yang tepat untuk mengkomunikasikan pentingnya layanan informasi kepada fihak pimpinan;Contoh:Mengembangkan rencana bisnis untuk perpustakaan. Menghitung pengembalian investasi untuk perpustakaan dan layanannya. Mengembangkan rencana pemasaran untuk perpustakaan. Melaporkan kepada manajemen mengenai usaha perbaikan kualitas secara terus menerus. Menunjukkan bahwa perpustakaan dan layanan informasi dapat menambah nilai organisasi. Berkompetensi sebagai sumber daya manajemen berkualitas bagi organisasi. Mengembangkan produk informasi khusus untuk penggunaan di dalam atau di luar institusi/organisasi atau pengguna secara perorangan;Contoh:Membuat pangkalan data dokumen internal seperti laporan, panduan teknis atau bahan-bahan yang digunakan untuk proyek-proyek khusus. Membuat agar file dokumen lengkap mudah ditelusur. Menyediakan panduan teknis on-line. Membuat situs dalam jaringan. Web institusi/organisasi dan menghubungkannya dengan situs lain dalam internet. Berpartisipasi dalam kegiatan manajemen untuk menciptakan, menangkap, mempertukarkan, menggunakan, dan mengkomunikasikan modal intelektual institusi/organisasi Secara terus menerus memperbaiki layanan informasi untuk merespon perubahan kebutuhan pemakai;Contoh:Memantau arah gejala industri dan penyebaran informasi untuk orang-orang penting dalam institusi/organisasi atau klien secara perorangan. Memfokuskan kembali layanan informasi sesuai kebutuhan baru dalam bisnis. Melakukan pengiriman dokumen tepat waktu untuk mencapai fleksibilitas maksimal. Menjadi anggota dari tim manajemen senior dan konsultan untuk organisasi dalam hal informasi yang efektif;Contoh:Berpartisipasi dalam perencanaan strategis dalam organisasi. Berpartisipasi dalam studi informasi dan tim teknis. Menginformasikan kepada manajemen mengenai masalah hak cipta dan kesesuaiannya dengan hukum hak cipta. Negosiasi kontrak dengan penyedia pangkalan data. Memperoleh informasi paten. Mengembangkan kebijakan informasi untuk institusi/organisasi.Dalam membangun kompetensi pribadi, seorang pustakawan harus: Memiliki pandangan jauh dan luas ke depan;contoh:Memahami bahwa pencarian informasi dan penggunaannya sebagai bagian dari proses kreatif bagi individu dan organisasi. Memandang perpustakaan dan layanan informasi sebagai bagian dari sebuah proses lebih besar dalam membuat keputusan. Memantau arah gejala bisnis utama dan peristiwa-perjstiwa internasional. Mengantisipasi arah gejala dan secara proaktif mengatur kembali perpustakaan dan layanan informasi untuk mengambil manfaat daripadanya. Melayani pengguna dengan baik, santun dan ramah;contoh:Mencari umpan balik kinerja dan menggunakannya untuk perbaikan secara terus menerus. melakukan kajian pemakai secara rutin. Berbagi pengetahuan baru dengan orang lain dalam konferensi atau literatur profesional. Tetap bersikap santun dan ramah kepada pengguna walau, dalam kondisi yang melelahkan. Mencari tantangan dan melihat peluang baru, baik di dalam maupun di luar perpustakaan;contoh:Ambil kompetensi baru dalam organisasi yang memerlukan seorang pemimpin informasi. Gunakan pengetahuan dan keahlian perpustakaan untuk memecahkan berbagai masalah-masalah informasi dalam arti luas. Ciptakan perpustakaan tanpa dinding (perpustakaan digital atau perpustakaan virtual) Bekerja sama dan beraliansi;contoh:Menjalin aliansi dengan profesional sistem informasi manajemen. Membangun kerja sama dengan perpustakaan atau layanan informasi lain, baik di dalam maupun di luar organisasi untuk mengoptimalkan resource sharing. Menjalin aliansi dengan pemilik pangkalan data dan penyedia informasi lain untuk meningkatkan produk dan layanan. Menjalin aliansi dengan peneliti fakultas ilmu perpustakaan dan informasi untuk melakukan kajian-kajian yang terkait. Menciptakan lingkungan yang saling mempercayai dan saling menghargai;contoh:Menghargai kelebihan dan kemampuan orang lain. Mengenali kekuatan sendiri dan kekuatan orang lain dengan seimbang. Membantu orang lain untuk mengoptimalkan Memiliki keahlian berkomunikasi yang efektif;contoh:Mempresentasikan gagasan secara jelas dan antusias. Menulis teks secara jelas dan mudah dimengerti. Menggunakan bahasa yang umum. Meminta umpan balik dalam keahlian berkomunikasi dan menggunakannya untuk perbaikan diri. Bekerja dengan baik dengan sesama anggota tim;contoh:Mempelajari kebijaksanaan tim dan mencari peluang untuk partisipasi tim: Ambil tanggung jawab dalam tim, baik di dalam maupun di luar perpustakaan. Membimbing anggota tim lainnya. Meminta bimbingan dari anggota tim lain bila diperlukan. Mempunyai sifat pemimpin;contoh:Mempelajari dan mengembangkan kualitas seorang pemimpin yang baik dan mengetahui cara untuk melatih kepemimpinan tersebut. Dapat membagi kompetensi kepemimpinan dengan yang lain dan memberikan kesempatan orang lain untuk berkompetensi sebagai pemimpin. Belajar terus menerus dan mempunyai perencanaan karir pribadi.contoh:Meniti karir dengan belajar secara terus menerus dan mengembangkan pengetahuan. Memiliki tanggung jawab pribadi untuk perencanaan karir jangka panjang dan mencari kesempatan untuk belajar dan memperkaya ilmu. Memahami nilai solidaritas dan jaringan profesional;contoh:Berkompetensi aktif dalam asosiasi Pustakawan dan asosiasi profesional lainnya. Menggunakan peluang ini untuk berbagi pengetahuan dan keahlian, untuk studi banding dengan penyedia layanan informasi lainnya, membentuk kemitraan dan aliansi. Bersifat fleksibel dan positif menghadapi perubahan terus menerus;contoh:Dapat menerima tanggung jawab yang berbeda dalam waktu yang berbeda pula dan merespon kebutuhan akan perubahan. Memelihara sifat positif dan membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama. Menolong orang lain untuk mengembangkan gagasan mereka dengan cara menyediakan informasi yang benar.2.9 Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pengembangan perpustakaan sekolah Dalam perkembangannya , pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak hanya digunakan sebagai media belajar di dalam kelas, tetapi juga sebagai media belajar dalam perpustakaan sekolah, menarik minat siswa dan juga mempermudah pengelolaan perpustakaan. Diantaranya dengan penyediaan internet, Televisi, VCD/DVD player, yang dilengkapi pula dengan berbagai macam kaset/CD dan headset dengan jumlah yang memadai dan di tata dengan acuan-acuan perpustakaan yang ada.Ada beberapa model pelayanan atau metode perpustakaan yang berkembang saat ini, yaitu :1.Perpustakaan Manual : Pelayanan perpustakaan dilaksanakan manual/ konvensional, tanpa bantuan Teknologi Komputer atau teknologi lainnya.2.Outomasi Perpustakaan : Pelayanan perpustakaan dikerjakan dengan bantuan komputer tau media lainnya. Cakupan dalam outomasi pendidikan adalah : mempermudah pustakawan dalam pengadaan koleksi, katalogisasi, inventarisasi, sirkulasi, pengelolaan penerbitan berkala, penyediaan katalog, pembuatan label buku, pembuatan kartu anggota, pengelolaan anggota dan sebagainya. Software yang digunakan dalam outomasi perpustakaan ini dapat di beli atau di pesan pada lembaga-lembaga yang mengembangkan software / program komputer. Atau menggunakan software-software yang sudah ada. Software yang banyak digunakan pada perpustakaan sekolah diantaranya sebagai berikut : CDS/ISIS, WINISIS, In Magic & Lex/ DOSver, OSS, KOHA, Greenstone, OpenBiblio, Igloo, Athenaeum Light dan masih banyak lagi.3. Perpustakaan Digital : Dalam pelayanan perpustakaan model ini, siswa atau pemustaka tidak disediakan bahan dalam bentuk buku, tetapi pemustaka dapat mengakses buku yang di inginkan dalam bentuk file-file E-Book, E-Learning, E-Modul, Blog, Mailing List atau keping-keping VCD / DVD. File dan DVD tersebut dapat berupa film-film dokumenter, adobe reader, film cerita, video clip dan sebagainya.4.Perpustakaan Virtual/ Virtual Library : Perpustakaan dengan menggunakan media internet. Pada dasarnya, virtual library bisa dikatakan sama dengan perpustakaan konvensional , setiap anggota virtual library bisa mencari apa yang mereka butuhkan dengan cara melihat isi pada virtual library. Setelah menemukan kemudian bisa langsung dibuka atau dengan mengunduh (download), tentunya setelah anggota tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan, yaitu dengan mendaftar / register lebih dahulu. Pada prinsipnya virtual library sama dengan jika kita browsing internet.

2.10 Dukungan Kurikulum dan finansial dari sekolah dan pemerintahPerkembangan perpustakaan sekolah tidak lepas dari peran pemerintah melalui Kemendikbud, Pemerintah Daerah dan lembaga sekolah sebagai pengelola dan pelaksana perpustakaan dan juga peran masyarakat sebagai pemustaka, dalam hal ini siswa melalui komite Sekolah maupun dewan perpustakaan. Peran pemerintah, sekolah dan masyarakat tersebut telah jelas di atur dalam UU Nomor 43 Tahun 2007, pasal 7 berbunyi sebagai berikut :(1) Pemerintah Berkewajiban :a.Mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya mendukung Sistem Pendidikan Nasional;b.Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat;c. Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air;d.Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi) , alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi) dan alih media (transmedia);e. Menggalakan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan;f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan; membina dan mengembangkan kompetensi, profesonalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan;Program pemerintah dalam usaha pengembangan perpustakaan seperti diatas, seharusnya mulai dari sikapi dengan sebuah usaha pustakawan dan kepala sekolah untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi kepentingan perpustakaan sekolah. Misalnya : informasi tentang bantuan buku, teknologi perpustakaan terbaru dengan studi banding, pelatihan bagi guru dan pustakawan. Mungkin kita maklum dengan anggaran pemerintah dalam proses pengembangan perpustakaan diseluruh Indonesia sangat kecil, maka lembaga sekolah sebagai pengelola perpustakaan yang menjadi salah satu program yang tercantum dalam kurikulum sekolah masing-masing, wajib mengalokasikan dana dalam RAPBS untuk kegiatan perpustakaan. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan , operasional, pemeliharaan dan juga kesejahteraan pustakawan. Oleh karena itu dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 pasal 23 telah diatur secara khusus tentang perpustakaan sekolah, sebagai berikut :(1)Setiap sekolah / madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan(2)Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik(3) Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan(4) Perpustakaan sekolah /madrasah melayani peserta didik pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan di lingkungan satuan pendidikan yang bersangkutan(5) Perpustakaan sekolah/madrasah mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi(6)Sekolah / madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaanSebagai penekanan, disini telah diatur secara tegas bahwa sekolah penyelenggara perpustakaan sekolah diharuskan mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah untuk pengembangan perpustakaan

2.11. Tempat dan layout lingkungan perpustakaanPerpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan masyarakat. Perpustakaan yang mampu melakukan revolusi minat baca pada masyarakat. Mampu mengubah karakter masyarakat dari tidak suka membaca menjadi suka membaca. Mengubah masyarakat tuna informasi menjadi masyarakat yang berliterasi ataumelekinformasi. Penataan ruangan dalam perpustakaan perlu diperhatikan. Ini dikarenakan penataan ruangan yang ideal akan mendatagkan rasa kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan dan tentunya memilih lebih lama di perpustakaan. Selama ini ruang perpustakaan terkesan sebagai ruang yang serius dan kaku. Padahal perpustakaan dapat didesain dengan menarik dan terkesan santai. Perpustakaan dapat didesain seperti tata ruang sebuah kafe. Penuh pernik-pernik dan warna yang kontras. Perpustakaan juga dapat menghadirkan taman dalam ruang baca. Kehadiran taman ini diharapkan akan semakin membuat pemustaka betah untuk melakukan aktivitas membaca, diskusi, belajar, dan mendengarkan musik di perpustakaan. Desain ruang yang menarik tak harus mahal. Semua jenis perpustakaan dari yang besar, menengah, bahkan yang tergolong pas-pasan dapat melakukan hal ini. Perpustakaan yang sederhana jika melakukan desain interior yang optimal akan mampu mengubah citra perpustakaan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi sekaligus dirindukan oleh penggemarnya.Menurut Neufert ada 2 sistem pola perpustakaan yaitu : 1. Sistem Pola Terbuka yaitu sistem yang menggunakan penyimpanan buku secara tumpukan terbuka dilengkapi dengan ruang baca di dekatnya dan bukan diantara rak-rak. Bentuk ini banyak dijumpai di Amerika Serikat 2. Sistem akses tertutup yaitu di mana si pembaca tidak dapat mengambil buku sendiri melainkan harus melalui petugas dan buku dicari melalui katalog yang tersedia. Sistem layanan sebuah perpustakaan dan perawatan koleksi memang harus dilakukan. Pada perpustakaan ini untuk layanan sirkulasi, saya menerapkan sistem pola terbuka. Yang dimaksud dengan sirkulasi adalah space atau ruang diluar perabot, biasanya digunakan untuk lalu lintas pengunjung atau pengelola perpustakan. Pengunjung dapat dengan bebas memilih atau mencari buku yang ingin dibacanya tanpa bantuan atau dengan bantuan pustakawan (pengelola perpustakaan). Kelemahan dari layanan ini adalah buku mudah rusak, dicuri/diambil orang atau susah ditemukan. Kesulitan penemuan buku ini terjadi karena biasanya pengunjung tidak menyimpan buku yang sudah dibacanya ketempat semula (asal) sesuai penomoran buku (klasifikasi).Untuk ruangan referensi pada perpustakaan ini saya menerapkan system pola tertutup. Referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan, yang khusus melayankan koleksi referensi pada pemakai. Koleksi yang ada di layanan referensi tidak bisa dipinjam oleh pengguna hanya boleh dibaca ditempat dan apabila ingin mengcopy boleh di fotocopy di perpustakaan tersebut yang sudah disediakan.Pada ruangan referensi ini disendirikan agar pengguna dapat membedakan antara ruangan sirkulasi dan referensi tentunya koleksi yang ada di referensi tidak boleh dibaca di area sirkulasi, ini dimaksudkan agar kolek tetap terjaga keamanannya. Perpustakaan memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi pengunjung (ruang baca) dengan tempat penyimpanan (stock) koleksi perpustakan. Berikut ini desain untuk ruangan referensi.a. Penempatan Rak BukuUntuk menempatkan rak-rak buku dalam ruang perpustakaan, pustakawan (pengelola perpustakaan) harus memperhatikan luas ruang, banyaknya furnitur, letak jendela dan pintu serta tinggi plafon ruangan tersebut. Saya meletakkan rak buku tidak menempel pada dinding. Ini dimkasudkan agar koleksi atau buku dapat mencakup lebih banyak di rak sihingga tidak memakan banyak rak. Tentunya model rak juga disesuaikan dengan tempat agar nyaman dalam pengambilan buku serta tmenyenangkan. Tidak hanya itu, sirkulasi udara pun perlu diperhatikan. Tidak adanya pertukaran udara, antara udara luar dengan udara di dalam ruangan menyebabkan ruangan terasa pengap. Sebagai antisipasi dari kepengapan tersebut adalah digunakannya alat bantu AC (air conditioner), ventilasi atau penempatan jendela pada dinding ruang perpustakaan.b. Ruang BacaRuang baca tidak sekedar dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan fisik dan kebutuhan visual (lihat) saja, melainkan disesuaikan dengan fungsi yang mendukung ruang tersebut. Secara fisik, semua orang membutuhkan besar ruang tertentu untuk merasa aman dan nyaman dalam membaca. Jumlah dan bentuk ruang ini bervarasi, tergantung pada luas ruang perpustakaan, aktivitas dan pengguna. Di perpustakaan ini saya mendesain meja dan kursi yang bervarian bentuk untuk dipengunakan membaca. Ada yang melingkrar dimana ini cocok untuk berdiskusi. Ada yang persegi panjang biasa juga.c. Sistem PencahayaanPencahayaan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman (comfort) dalam ruang. Sumber pencahayaan dapat berasal dari sumber cahaya alami (natural lighting, misal sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam) dan sumber cahaya buatan (artificial lighting, misal lampu). Sumber pencahayaan ini menimbulkan efek-efek dan memberi pengaruh sangat luas kepada pembaca perpustakaan atau penghuni ruangan tersebut. Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan. Sedangkan pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau permainan bidang kaca. Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan.2.12. Kegiatan Utama Perpustakaan1. PengadaanKegiatan ini dilakukan dalam rangka pengembangan koleksi. Pembaca akan bosan jika koleksi perpustakaan tidak lengkap. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan pengembangan koleksi : Program lembaga induk perpustakaan Kelompok-kelompok pengguna yang ada dalam populasi yang dilayani Kebutuhan pengguna Jenis koleksi Kriteria bahan pustaka Jumlah eksemplar Bahasa bahan pustaka yang dilayaniKegiatan pengadaan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : ~PembelianPembelian dapat dilakukan pada toko buku lokal, langsung ke penerbit, agen buku, ataupun melalui pemesanan ke luar negeri. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi, kita bisa juga melakukan pembelian lewat internet. Situs yang paling terkenal yaituAmazon.com. ~PertukaranTambahan bahan pustaka untuk suatu perpustakaan dapat diperoleh dengan cara pertukaran. Untuk melakukan kegiatan ini perpustakaan perlu memiliki terbitan sebagai bahan pertukaran. Terbitan tersebut dapat berupa hasil penerbitan perpustakaan sendiri, lembaga induknya, atau bahan pustaka yang ada di perpustakaan, biasanya yang diterima sebagai hadiah, tetapi tidak dijadikan koleksi karena tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna setempat. ~HadiahBahan pustaka dapat diperoleh dari hadiah suatu instansi, perusahaan, ataupun dari perorangan. Dengan adanya hadiah ini, perpustakaan dapat menghemat biaya pengadaan. Namun bahan pustaka ini dapat diterima jika memenuhi persyaratan perpustakaan yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.2. Pengolahan Bahan PustakaSetelah buku diterima maka harus melalui proses pengolahan dahulu sebelum disajikan pada penggunanya. Secara garis besar pekerjaan yang dilakukan di bagian pengolahan bahan pustaka adalah : Pemberian nomor induk pada buku baru Pembuatan deskripsi bibliografi Pemberian tajuk subjek dan nomor klasifikasi Pengetikan lembar stensil/input dalam pangkalan data untuk pembuatan kartu katalog Penggandaan kartu katalog menggunakan mesin duplikator atau komputer Penjajaran kartu katalog menurut aturan yang sudah ditentukan Pemberian label Penempelan kantong buku dan slip tanggal kembali serta menyisipkan kartu buku Penjajaran buku ke rak3. Pelayanan Bahan Pustaka Pembuatan Kartu anggota Peminjaman buku Pengembalian buku Penagihan buku yang terlambat Layanan informasi Statistik

32

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Hasil KuantitatifHasil kualitatif merupakan hasil pengolahan data dari hasil kuantitatif pada tabel untuk diolah kembali. Berikut hasil kuantitatif dari masing-masing soal angket pada penelitian mengenai Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja.

3.2. Hasil KualitatifHasil kualitatif merupakan hasil pengolahan data dari hasil kuantitatif pada tabel untuk diolah kembali. Berikut hasil kuantitatif dari masing-masing soal angket pada penelitian mengenai Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja.3.3. Teknik Penelitiana. PopulasiPopulasi adalah wilayah penelitian yang terdiri dari ojek atau subjek yang menjadi kuantitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Dalam penelitian kami yang berjudul Pengaruh Perpustakaan Bagi Siswa SMAN 1 Lappariaja.

33

Tabel 3.1. Keadaan Populasi Sampel Yang DitelitiSampel /KelasJenis Kelamin

Laki-lakiPerempuan

X IPA-192635

X IPS-5113344

Total205979

b.SampelSampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti. Di pandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel di anggap sebagai pewakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Jadi, sampel penelitian ini mencakup kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPS 5Tabel 3.2. Hasil PenelitianNOKELASTOTAL SISWA

1X IPA 135

2X IPS 544

Jumlah79

AngketKumpulan data-data yang kami dapatkan diperoleh dari angket yang dibagikan kepada sampel yaitu siswa kelas X IPA-1 dan XI IPS-5 pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 dan angket dikumpul pada hari itu juga sebagai pendukung penelitian kami.Dari hasil penelitian mengenai pengaruh perpustakaan bagi siswa SMAN 1 lappariaja dari data kelas X IPA 1 dan X IPS 5 ada diantara siswa ini ada yang biasa keperpustakaan dan ada juga yang jarang.

1. Faktor yang menyebabkan sebagian siswa keperpustakaan yaitu dikarenakan tugas dan hobi membaca.2. Faktor yang siswa malas keperpustakaan dikarenakan pegawai perpustakaan ada yang cuek

35

BAB IVHASIL PENELITIAN

A. Hasil Kualitatifa. Analisis data soal angket nomor 1Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 1 100 % siswa pernah ke perpustakaanb. Analisis data soal angket nomor 2Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 2 di atas 80 % siswa keperpustakaan karena tugasc. Analisis data soal angket nomor 3Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 3 di atas 100 % siswa mengatakan perpustakaan sangat pentingd. Analisis data soal angket nomor 4Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 4 di atas 60 % siswa bahwa fasilitas di perpustakaan kurang memuaskane. Analisis data soal angket nomor 5Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 5 di atas 50% mengatakan perpustakaan kurang bersihf. Analisis data soal nomor 6 Berdasarkan tabel frekuensi angket nomor 6 diatas 75 % siswa mengatakan pegawai perpustakaan baik

g. Analisis data soal nomor 7 Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 7 di atas 35 % siswa mengatakan bahwa di perpustakaan banyak siswa

36

h. Analisis data soal nomor 8Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 8 di atas 100% siswa bahwa apabila ingin meminjam buku menggunakan kartu perpustakaan.i. Analisis data soal nomor 9Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 8 di atas 50% siswa mengatakan bahwa perpustakaan jauh dari kelasnya

j. Analisis data soal nomor 10Berdasarkan tabel frekuensi soal angket nomor 8 di atas 85% siswa mengatakan bahwa ia ke perpustakaan bersama dengan temannya

37

BAB VPENUTUP

5.1. KesimpulanDari hasil penelitian mengenai pengaruh perpustakaan bagi siswa SMAN 1 lappariaja dari data kelas X IPA 1 dan X IPS 5 ada diantara siswa ini ada yang biasa keperpustakaan dan ada juga yang jarang.

1. Faktor yang menyebabkan sebagian siswa keperpustakaan yaitu dikarenakan tugas dan hobi membaca.2. Faktor yang siswa malas keperpustakaan dikarenakan pegawai perpustakaan ada yang cuek

5.2. SaranUntuk menjadi orang yang siap di segala bidang haru banyak menggali ilmu,tak tentu dimana saja yang penting bermanfaat . Apalagi tempat yang benar-benar memberikan banyak pengetahuan seperti perpustakaan jadikanlah perpustakaan sebagai tempat yang menyenangkan karena disana tersembunyi berbagai ilmu yang bermanfaat,tetapi semua ilmu itu hanya bisa di dapatkan apabila kita rajin membaca di perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA

Arif Gunarso (dalam sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian peroustakaan-prestasi-belajar/)

Sinaga, Dian, Mengelola Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Kreasi Media Utama, 2007) hlm. 15.

Muchyidin, Suherlan. Mihardja, Iwa D Sasmita, Perpustakaan. (Bandung: PT Puri Pustaka 2008) hlm. 41,42.

Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006).

http://mrjamyas.blogspot.com/2010/04/perpustakaan-dan-lingkungan-sekolah.html

http://hayatpc9.blogspot.com/2013/04/peran-perpustakaan-terhadap-peningkatan_8702.htmlhttp://nyaknurul.blogspot.com/2011/03/pengaruh-perpustakaan-terhadap-siswa.html

LAMPIRAN

40

DOKUMENTASIGambar-gambar sedang mengisi angket

Gambar 1.3 Pengisian Angket

Gambar 1.4 Pengisian Angket Gambar1.5 Pengisian AngketGambar 1.6 Pengisian Angket

Gambar 1.7 Pengisian Angket

SRI WAHYUNI

Perempuan kelahiran Malaysia, 11 Maret 1997, yang dilahirkan oleh kedua orang tua yang benama Kamran dan Sanawiah. Sri Wahyuni ini biasa dipanggil Uni. Pendidikan pertama kali saya di SD/INP 581 Waekeccee . pada tahun 2009 ia melanjutkan sekolahnya di SMPN 1 Lappariaja. Sekarang ia bersekolah di SMAN 1 Lappariaja dan duduk dikelas XI IPA 1. Dia sangat hobby membaca novel dan olah raga seperti bulu tangkis. Perempuan ini sangat takut hewan berbulu seperti ayam, kucing, anjing dan ulat-ulat kecil.Perempuan ini yang sering dipanggil Uni juga suka dengan fashion ia bercita-cita ingin membuka sebuah butik agar perempuan bisa lebih tau apa itu fashion. Karena menurut dia perempuan itu bukan hanya cantik di dalam dia harus cantik diluar pula, karena cantik itu salah satu dari cara makeup, berpakaian dan memakai aksesoris dan lain-lain, jadi fashion itu sangat penting bagi seorang wanita.

RENI SAPTA APRIANI

Perempuan kelahiran Lappacengrana 27 April 1997 yang mempunyai orang tua bernama Acong Rizak dan Hj. Nuhria U. Reni Sapta Apriani ini biasa dipanggil dengan sebutan Reni. Ia pertama kali bersekolah di TK Kartika Candra Kirana pada tahun 2002-2003, kemudian melanjutkan di SDN 152 Patangkai pada tahun 2003-2009, setelah tamat ia melanjutkan ke SMPN 1 Lappariaja. Gadis kelahiran 27 April 1997 ini sangat menyukai olahraga, dia juga masuk peringkat 6 besar ketika penentuan lulus pada tahun 2009-2010. Dan sekarang dia bersekolah di SMAN 1 Lappariaja menduduki kelas XI IPA 1, sekarang dia aktif dalam kegiatan extrakulikuler PMR, karena perempuan ini sangat menyukai tantangan, ia bercita-cita menjadi seorang polwan dan ingin membahagiakan kedua orang tuanya maupun keluarga terdekatnya. Perempuan ini sangat membencu yang namanya ular karena menurut dia ular itu adalah hewan yang sangat kotor