responsi kasus acne reni

34
RESPONSI KASUS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA ACNE VULGARIS Pembimbing: Dr. dr. Benny Abdullah, Sp.KK Penyusun: Reni Rifanti 201120401011070 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 1

Upload: ega-saturnuss

Post on 03-Jan-2016

323 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

spkk

TRANSCRIPT

Page 1: Responsi Kasus Acne reni

RESPONSI KASUS

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA

ACNE VULGARIS

Pembimbing:

Dr. dr. Benny Abdullah, Sp.KK

Penyusun:

Reni Rifanti

201120401011070

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013

1

Page 2: Responsi Kasus Acne reni

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

hidayah-Nyalah tugas kasus yang berjudul ACNE VULGARIS ini dapat diselesaikan

dengan baik. Penyusunan tugas ini merupakan salah satu tugas yang saya laksanakan

selama mengikuti kepaniteraan di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di RSU HAJI

Surabaya. Saya mengucapkan terimakasih kepada dokter pembimbing yaitu Dr.dr.Benny

Abdullah, Sp.KK. Terimakasih atas bimbingan , saran, petunjuk, dan waktunya sehingga

saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa penyusunan tugas kasus ini masih jauh dari

kesempurnaan, dengan demikian kritik dan saran selalu saya harapkan. Besar harapan saya

semoga tugas kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta penyusun

pada khususnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing Surabaya, 26 Juni 2013

Dr.dr Benny Abdullah, SpKK Penulis

2

Page 3: Responsi Kasus Acne reni

LEMBAR PENGESAHAN

RESPONSI KASUS

ACNE VULGARIS

Respnsi kasus dengan judul “ Acne Vulgaris” telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu tugas pada stase Ilmu Kulit dan Kelamin.

Nama : Reni Rifanti

NIM : 201120401011070

Surabaya, Juni 2013

Pembimbing

Dr.dr. Benny Abdullah, SpKK

3

Page 4: Responsi Kasus Acne reni

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… 2

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… 3

DAFTAR ISI……………………………………………………………… 4

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… 6

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………... 7

1.1 Pendahuluan……………………………………………… 7

1.2 Definisi…………………………………………………… 7

1.3 Sinonim…………………………………………………… 7

1.4 Epidemiologi……………………………………………… 8

1.5 Etiologi……………………………………………………. 8

1.6 Patogenesis………………………………………………... 9

1.7 Gejala klinis……………………………………………….. 11

1.8 Diagnosis………………………………………………….. 13

1.9 Diagnosis Banding………………………………………… 14

1.10Penatalaksanaan…………………………………………… 15

1.11Pencegahan………………………………………………… 16

1.12Prognosis…………………………………………………… 17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 18

BAB II LAPORAN KASUS………………………………………….. 19

2.1 Identitas Penderita…………………………………………. 19

2.2 Anamnesis………………………………………………….. 19

2.2.1 Keluhan Utama…………………………………… 19

2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang………………………. 19

2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu………………………… 20

4

Page 5: Responsi Kasus Acne reni

2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga………………………. 20

2.2.5 Riwayat Sosial-Ekonomi………………………….. 20

2.3 Pemeriksaan Fisik…………………………………………… 20

2.3.1 Status Generalis…………………………………… 20

2.3.2 Status Dermatologis………………………………. 21

2.4 Pemeriksaan Penunjang…………………………………….. 21

2.5 Resume……………………………………………………… 21

2.6 Diagnosis……………………………………………………. 22

2.7 Diagnosis Banding………………………………………….. 22

2.8 Planning……………………………………………………... 22

2.8.1 Diagnosis………………………………………….. 22

2.8.2 Terapi………………………………………………. 23

2.9 Prognosis…………………………………………………….. 23

BAB III FOTO KASUS……………………………………………………… 24

5

Page 6: Responsi Kasus Acne reni

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komedo terbuka…………………………………… 11

Gambar 1.2 Komedo tertutup………………………………….. 12

Gambar 1.3 Akne vulgaris papulopustuler…………………….. 12

Gambar 3.1 Foto kasus………………………………………… 24

Gambar 3.2 Foto kasus………………………………………… 24

Gambar 3.3 Foto kasus………………………………………… 25

6

Page 7: Responsi Kasus Acne reni

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Salah satu penyakit kulit yang selalu ngetren bagi remaja dan dewasa

muda adalah jerawat. Penyakit ini tidak fatal namun dapat merisaukan karena

dapat mengurangi kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah si

penderita yang dapat mengganggu kelancarann jalur komunikasi, baik dengan

sesama teman, sesama karyawan, pacar ataupun suami.(1)

Akne vulgaris merupakan suatu keradangan kronis dari folikel pilosebasea

yang ditandai dengan adanya komedo, papule, kista dan pustule pada daerah-

daerah predileksi (muka, bahu, bagian lengan, dada, punggung). (2)

Meskipun kebanyakan jerawat atau akne vulgaris timbul pada masa

remaja atau dewasa muda, tetapi nyatanya jerawat dapat timbul kapan saja, di

mana saja, dan pada siapa saja. Jerawat dapat hadir pada bayi (neonatal acne),

anak, dewasa, dan orang tua. Jerawat juga dapat muncul di perut, di betis, bahkan

di scrotum.(1)

1.2 Definisi

Akne vulgaris adalah penyakit kulit akibat peradangan menahun dari

folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul, pustule,

nsul, dan kista pada tempat predileksi seperti muka, leher, lengan atas, dada, dan

punggung.(3)

1.3 Sinonim

Jerawat(3)

7

Page 8: Responsi Kasus Acne reni

1.4 Epidemiologi

Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering

dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Kligman

menyatakan bahwa tidak ada seorangpun (artinya 100%), yang sama sekali tidak

pernah menderita penyakit ini. Penyakit ini memang jarang terdapat pada waktu

lahir, namun ada kasus yang terjadi pada masa bayi. Betapa pun baru pada masa

remaja, akne vulgaris ini menjadi salah satu problem. Umumnya insidensi terjadi

pada umur sekitar 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria dan pada masa

itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul sehingga jarang terlihat lesi

yang meradang.(3)

Pada seorang gadis, akne vulgaris dapat terjadi pada masa premenarke.

Setelah masa remaja kelainan ini berlangsung berkurang. Namun kadang-kadang,

terutama pada wanita, akne vulgaris menetap sampai decade umur 30-an atau

bahka lebih. Meskipun pada pria umumnya akne vulgaris lebih cepat berkurang,

namun pada penelitian us di banding dengan ras kaukasia ( eropa, amerika) dan

lebih sering terjadi noduli-kistik pada kulit putih dari pada negr. Akne vulgaris

mungkin familial, namun karena tingginya prevalensi penyakit hal ni sukar

dibuktikan. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa mereka yang bergenotip XYY

mendapat akne vulgaris yang lebih berat.(3)

1.5 Etiologi

Banyak faktor yang menyebabkan akne vulgaris. Diantaranya adalah

faktor keturunan, beberapa dari anggota keluarga mungkin mempunyai beberapa

bekas acne. Gangguan utama dari akne adalah pada formasi sumbatan keratin dari

folikel rambut. Dua faktor utama penyebab sumbatan adalah stimulasi androgen

dari kelenjar sebasea dan koloni Propionibacterium acnes pada folikel, yang

mana memetabolisme kelenjar untuk menghasilkan asam lemak bebas. Akne

biasanya terjadi pada saat masa puber karena adanya sekresi androgen.(4,8)

8

Page 9: Responsi Kasus Acne reni

Penyebab akne pada beberapa orang dipengaruhi oleh: stress, penyakit

atau kecapekan, sinar matahari, paparan sinar matahari sering menyebabkan akne

tapi mungkin tidak terjadi pada beberapa rang, perubahan hormone, diantaranya

sering timbul akne pada saat siklus menstruasi, kehamilan biasanya menyebabkan

akne, beberapa pil KB bisa menyebabkan akne atau menghambat akne tergantung

dari knsentrasi esterogen, kosmetik dimana pemakaian kosmetik yang tebal

mengiritasi lapisan beberapa sel pada saluran kelenjar minyak sehingga

membentuk sumbatan kosmetik yang tipis atau yang hypoallergenic tidak

menimbulkan efek ini.(4)

1.6 Patogenesis

Ada empat hal penting berhubungan dengan terjadinya akne vulgaris

yaitu: (2,4)

1. Kenaikan ekskresi dari sebum, dipengaruhi oleh androgen ( 5 a

dihydrotestosteron)

2. Keratinisasi folikel pillsebasea bersama sebum menyebabkan distensi

folikel.

3. Propionibacterium acnes yang mengeluarkan lipase yang merubah

sebum menjadi asam lemak.

4. Pecahnya folikel akibat distensi menyebabkan radang karena asam

lemak bebas bersifat kemotaktik sehingga menarik sel radang.

Sumbatan saluran kelenjar minyak dapat terjadi karena: (1)

1. Perubahan jumlah dan konsistensi lemak kelenjar akibat pengaruh

berbagai faktor penyebab, yaitu: genetic, rasial, hormonal, cuaca,

jasad renik, makanan, stress psikis dan lain-lainnya terjadi pada

akne vulgaris

9

Page 10: Responsi Kasus Acne reni

2. Tertutupnya saluran keluar kelenjar sebasea oleh massa eksternal,

baik dari ksmetika (akne ksmetika), bahan kimia di tempat bekerja

(akne akibat kerja), dirumah tangga (house-wife acne), deterjen

(acne detergicans) atau bahkan tekanan helm atau ikatan rambut

(frictional acne). Akne akibat zat eksternal disebut sebagai akne

venenata.

3. Saluran keluar kelenjar sebasea menyempit akibat radiasi

ultraviolet, sinar matahari, atau sinar radio aktif terjadi pada akne

fisik.

Faktor-faktor yang berpengaruh (2)

1. Keturunan

2. Stres dan emosi

3. Musim

4. Diet: Pengaruh makanan masih menjadi perdebatan para ahli

5. Menstruasi

70% waita mengalami eksaserbasi 2-7 hari sebelum menstruasi

6. Obat-obat: Kortikosteroid oral/topical, ACTH, androgen, yodida,

bromide, INH, Vit.B12, diphenylhidantoin, Phenobarbital dapat

menyebabkan eksaserbasi akne yang sudah ada atau menyebabkan

erupsi yang mirip akne (akne eruptions)

7. Kosmetika

Bahan-bahan yang bersifat komedogenik sering sebagai penyebab

terutama terdapat pada krim dasar, pelembab, krim tabir surya.

10

Page 11: Responsi Kasus Acne reni

1.7 Gejala klinis

Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka, bahu, dada bagian atas,

dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain, misalnya leher, lengan atas, dan

glutea kadang-kadang terkena. Erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan

salah satunya, komedo, papul yang tidak beradang dan pustule, nodus dan kista

yang beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita

adalah keluhan estetis. Komedo adalah gejala patogognomonik bagi akne berupa

papul miliar yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna

hitam akibat mengandung unsure melanin disebut komedo hitam atu komedo

terbuka (black comedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih karena

letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsure melanin disebut sebagai

komedo putih atau komedo tertutup ( white comedo, close comedo).(3)

Gambar 1.1 Komedo terbuka

Sumber: Dermatology in General Medicine (5)

11

Page 12: Responsi Kasus Acne reni

Gambar 1.2 Komedo tertutup

Sumber: Dermatology in General Medicine (5)

Gambar 1.3 Akne vulgaris papulopustuler

Sumber: Dermatology in General Medicine (5)

Lesi utama komedo, jika beradang disertai papul, nodul, dan kista. Lesi

nodulo-kistik beradang dapat terasa gatal dan nyeri tekan, bila pecah dapat

mengeluarkan pus, lokasi terutama pada muka, dada dan punggung.(2)

Klasifikasi akne menurut Plewig dan Kligman. (2,3,6)

1. Akne komedonal

12

Page 13: Responsi Kasus Acne reni

Tingkat 1 : kurang dari 10 komedo tiap sisi muka

Tingkat 2 : 10-25 komedo tiap sisi muka

Tingkat 3 : 25-50 komedo tiap sisi muka

Tingkat 4 : lebih 50 komedo tiap sisi muka

2. Akne papulopustuler

Tingkat 1 : kurang dari 10 lesi beradang tiap sisi muka

Tingkat 2 : 10-20 lesi beradang tiap sisi muka

Tingkat 3 : 20-30 lesi beradang tiap sisi muka

Tingkat 4 : lebih dari 30 lesi tiap sisi muka

3. Akne konglobata

Selain dari yang disebutkan di atas masih terdapat acneiform eruption.

1.8 Diagnosis

Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan

ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor

(sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai masaa padat

seperti lilin atau massa lebih lunk bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna

hitam.(3)

Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik

berupa sebukan sel radang krnis di sekitar folikel pilosebasea dengan massa

sebum di dalam folikel. Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan

jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan

mati, dan keratin yang lepas.(3)

13

Page 14: Responsi Kasus Acne reni

Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran

pada etiologi dan pathogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium

mikrobiolgi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak

memuaskan.(3)

Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids)

dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadr asam lemak

bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan

digunakan cara untuk menurunkannya.(3)

Cara pemeriksaan, biasanya dapat ditemukannya komedo tertutup dan

terbuka, papul, pustule, nodul, dan kista pada daerah-daerah predileksi yang

mempunyai banyak kelenjar lemak. Dan biasanya tidak diperlukan pemeriksaan

laboratorium. (2)

1.9 Diagnosis banding

1. Erupsi akneiformis yang disebabka oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid,

INH, barbiturate, bromide, yodida, difenil hidantoin, trimetadion, ACTH, dan

lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustule mendadak tanpa adanya komedo

di hamper seluruh bgian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di

semua usia.(3)

2. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umunya lesi monomorfi,

tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di

tempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya.(3)

3. Rosasea (dulu: akne rosasea), merupakan penyakit peradangan kronik di

daerah muka dengan gejala eritema, pustule, telanglestasi dan kadang-kadang

disertai hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali bila

kombinasi dengan akne.(3)

14

Page 15: Responsi Kasus Acne reni

4. Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis

polimorfi eritema, papul, pustule, di sekitar mulut yang terasa gatal.(3)

1.10 Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan akne adalah untuk mencegah timbulnya sikatrik dan

mengurangi frekuensi serta hebatnya eksaserbasi.(2)

1. Akne komedonal

Hanya terapi topical saja yang dapat mengadakan pengelupasan kulit

a. Asam retinoat 0,05% dalam bentuk krim atau gel

b. Benzoyl peroxide gel 2,5%-5%

c. Acidum Salicylicum 0,5-2% dalam larutan hidroalkoholik

d. Pengelupasan kimia (chemical peeling) dengan asam trikhloroasetat 10-

30% atau asam glikolat 20-50% dapat diulangi setelah 4 minggu sekali

Untuk komedo terbuka dapat dilakukan ekstraksi komedo

2. Akne papulo-pustuler

a. Ringan (tingkat I-II)

Umunya dipakai kombinasi obat:

- Pengelupas kulit: (benzoyl peroxide, tretinoin, acidum salicylum atau

pengelupasan kima) dan antibiotic topikal: Clindamycine 1% atau

Erythromycine 2% gel

b. Berat (tingkat III-IV)

Obat pengelupasan kulit dan antibiotic oral:

- Tetracycline: 250 mg sehari 4 kali atau 500 mg sehari 2 kali

15

Page 16: Responsi Kasus Acne reni

Dosis diturunkan setelah ada perbaikan klinis, dosis pemeliharaan 25-

500 mg/hari.

- Doksisiklin 50-100 mg sehari 2 kali

- Clindamycine: 150-300 mg sehari 2 kali

(efek samping: colitis pseudomembrane)

- Eritromisin stearat: dosis dan cara sama denga tetracycline

3. Akne konglobata/akne berat lainnya:

Pengobatan seperti pada akne bentuk papul-pustuler berat dan bila diperlukan

dapat diberikan tindakan tambahan antara lain:

- Injeksikortikosterid dapat diberikan pada bentuk nodulokistik dengan

triamcinolone asetonide konsentrasi 2,5 mg/ml dan tiap-tiap lesi

diberikan 0,01-0,05 ml

- Pengelupasan kimia

- Esterogen dan cyproterone asetat oral (3-6 siklus menstruasi)

- Ethynil estradiol

4. Dermabrasi dan khemabrasi untuk mengurangi parut akne.(6,7)

1.11 Pencegahan

1. Menghidari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan perubahan isi

sebum dengaan cara: (1,3)

a. Diet rendah lemak dan karbohidrat, meskipun pendapat ini masih

diperdebatkan, tetapi bila anamnesis, menunjang dapat dianjurkan.

b. Melakukan perawatan kulit atau pembersihan kulit kotoran dan jasad renik

yang dapat memecah lipid sebum dengan cara yang baik dan benar.

16

Page 17: Responsi Kasus Acne reni

2. Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya acne, misalnya:

a. Hidup teratur dan sehta, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh,

hindari stress.

b. Penggunaan kosmetika secukupnya

c. Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras, pedas,

rokok, lingkungan yang tidak sehat dan sebagainya.

d. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lega artis, yang

dapat memperberat erupsi yang telah terjadi.

3. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab

penyakit, pencegahan dan cara maupun lama ;pengobatannya, serta

prognosisnya. Hal ini penting agar penderita tidak underestimate atau

overestimate terhadap usaha penatalaksanaan yang dilakukan yang akan

membuatnya putus asa atau kecewa.

1.12 Prognosis

Umumnya prognosis penyakit baik. Akne vulgaris umumnya sembuh

sebelum mencapai usia 30-40 an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap

sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu di rawat inap

dirumah sakit.(3,4)

17

Page 18: Responsi Kasus Acne reni

DAFTAR PUSTAKA

1. Wasitaatmadja, M. Sjarif, 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Penerbit Universitas AS Indonesia. UI-PRESS, Jakarta. 1997

2. Suyono Sunarso, Martodiharjo Sunarko, Sukanto Hari. Impetigo. In: Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 3rd ed. Surabaya: Fakultas Kedokteran UNAIR: 2005.p. 115-118

3. Djuanda Adhi, Prof.Dr.dr.Pioderma. In: Djuand Adhi, Prof.Dr.dr.editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: balai penerbit FKUI: 2005.p.253-259

4. Abdullah Benny, dr, Sp.KK, 2009, Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit, Surabaya, Universitas Airlangga Press, Hal116-120

5. Wolf K, Goldsmith LA, Katz Sl, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Fitzpatrick’s, 2008, Dermatology in General Medicine 7th ed, New York, Mc. Graw-Hill Company, p 362-366

6. Bagian SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi:2. Surabaya: Airlangga University Press. Siregar, R.S. 2004. Hal 169-171

7. Arnold HL, Odom RB, James WD, Andrews, 2011, Diseases of The Skin 10 th

ed. Philadelphia, WB Saunders Company, p. 226-246

8. Siri Knutsen-Larson, Annelise L. Dawson, BA Cory A. Dunnick, MD Robert P. Dellavalle, MD, PhD, MSP. Acne Vulgaris: Pathogenesis,Treatment, and Needs Assessment. Dermatol Clin 30 (2012) 99–106. Available from http://xa.yimg.com/kq/groups/22038980/2059468530/name/Acne%20vulgaris.pdf. (Accessed 24 June 2013)

18

Page 19: Responsi Kasus Acne reni

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Penderita

Nama : Nn. T.A

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 21 Tahun

Alamat : Jl. Kendangsari Lebar No 49 Surabaya Ja-tim

Pendidikan : S1 Ekonomi

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

No RM : 661804

Tanggal Periksa : 21 Juni 2013

2.2 Anamnesis

2.2.1 Keluhan utama

Jerawat di wajah

2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSU Haji Surabaya

dengan keluhan Jerawat diwajah, tepatnya pada seluruh bagian di wajah.

Keluhan ini dirasakan sejak 2 bulan terakhir. Pasien merasakan gatal di

wajah, wajah memerah kadang juga terasa panas disertai rasa perih.

Awalnya pasien memang sudah berjerawat sejak mulai pertama kali

menstruasi,sekitar 4 tahun yang lalu, namun jerawat yang timbul hanya

sedikit. Ketika itu pasien menjelaskan sudah mulai menggunakan

pembersih muka seperti pons, biore, dan beberapa produk lain. Sekitar 1

tahunan ini semenjak pasien mulai masuk di bangku perkuliahan, pasien

19

Page 20: Responsi Kasus Acne reni

menjelaskan jerawat yang timbul semakin banyak, sehingga pasien mulai

memutuskan untuk berobat di salah satu dokter umum di Surabaya.

Pasien hanya mendapatkan obat berupa salep yang di oleskan pada

jerawat dan obat minum, namun pasien lupa nama obat tersebut. Setelah

pemakaian obat dari dokter umum tersebut pasien mengeluhkan jerawat

semakin bertambah banyak dari sebelumnya disertai dengan bentukan

jerawat yang berisi nanah. Sejak itu pasien tidak menggunakan obat dari

dokter tersebut ataupun produk di pasaran lainnya.

2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sering timbul jerawat sebelumnya riwayat alergi obat

disangkal.

2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang berjerawat.

2.2.5 Riwayat Sosial-Ekonomi

Pasien berobat dengan biaya sendiri, kesan status ekonomi cukup.

Pasien adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di

Surabaya, jarak kampus dan tempat tinggal pasien dapat ditempuh

dengan kendaraan bermotor, biasanya pasien sering berkendaraan ke

kampus dengan tidak menggunakan helm, karena jarak tempuhnya dekat.

Pasien memiliki kegemaran dengan semua jenis makanan yang pedas,

dan cokelat.

2.3 Pemeriksaan Fisik

2.3.1. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

20

Page 21: Responsi Kasus Acne reni

Tekanan darah : Tidak dievaluasi

Nadi : 89 x/m

Suhu : Tidak dievaluasi

RR : 20 x/m

Kepala : Lihat status dermatologi

Leher : Dalam batas normal

Thorax : Dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal

2.3.2 Status Dermatologis

Pada region facialis didapatkan lesi yang tersebar merata berupa

pustule dengan dasar plakat eritematosa disertai beberapa crustae, dan papul

dengan ukuran kurang lebih 2mm-3mm, batas irregular dan tepi tegas.

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan

2.5 Resume

Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSU Haji Surabaya

dengan keluhan Jerawat dirasakan sejak 2 bulan terakhir. Merasakan gatal

dan wajah memerah kadang juga terasa panas disertai rasa perih. Awalnya

pasien memang sudah berjerawat sejak mulai pertama kali menstruasi,

sekitar 4 tahun yang lalu, namun jerawat yang timbul hanya sedikit. Ketika

itu pasien menjelaskan sudah mulai menggunakan pembersih muka seperti

pons, biore, dan beberapa produk lain. Sekitar 1 tahunan ini semenjak pasien

mulai masuk di bangku perkuliahan, pasien menjelaskan jerawat yang

21

Page 22: Responsi Kasus Acne reni

timbul semakin banyak, sehingga pasien mulai memutuskan untuk berobat

di salah satu dokter umum di Surabaya. Pasien hanya mendapatkan obat

berupa salep yang di oleskan pada jerawat dan obat minum, namun pasien

lupa nama obat tersebut. Setelah pemakaian obat dari dokter umum tersebut

pasien mengeluhkan jerawat semakin bertambah banyak dari sebelumnya

disertai dengan bentukan jerawat yang berisi nanah. Sejak itu pasien tidak

menggunakan obat dari dokter tersebut ataupun produk di pasaran lainnya.

Pasien berobat dengan biaya sendiri, kesan status ekonomi cukup. Pasien

adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Surabaya, jarak

kampus dan tempat tinggal pasien dapat ditempuh dengan kendaraan

bermotor, biasanya pasien sering berkendaraan ke kampus dengan tidak

menggunakan helm, karena jarak tempuhnya dekat. Pasien memiliki

kegemaran dengan semua jenis makanan yang pedas, dan cokelat.

Pada region facialis didapatkan lesi yang tersebar merata berupa

pustule dengan dasar plakat eritematosa disertai beberapa crustae, dan

papul dengan ukuran kurang lebih 2mm-3mm, batas irregular dan tepi

tegas.

2.6 Diagnosis

Akne Vulgaris Papulpustuler Gr III

2.7 Diagnosis Banding

- Erupsi akneiformis

- Akne venenata

- Akne rosasea

2.8 Planning

2.8.1 Diagnosis

- Pemeriksaan Histopatologi22

Page 23: Responsi Kasus Acne reni

- Pemeriksaan mikrobiologis

2.8.2 Terapi

a. Medikamentosa

- Pemberian Antibiotik berupa Dosisiklin 100 mg, sehari 2 kali.

b. Non medikamentosa

- Memberikan edukasi kepada pasien berupa:

1. Menghidari faktor-faktor pemicu atau pencetus dari pada jerawat

2. Rajin untuk mencuci muka

3. Dilarang untuk menggaruk atau memencet jerawat, karena dapat

memperparah kondisi.

2.9 Prognosis

Bergantung dengan perilaku pasien. Jika pasien melaksanakan terapi dan

menjauhi pantangan pemicu jerawat, maka prognosis menjadi baik.

23

Page 24: Responsi Kasus Acne reni

BAB III

FOTO KASUS

24

Gambar 3.1

Nn. T

Gambar 3.2

Nn. T

Page 25: Responsi Kasus Acne reni

25

Gambar 3.3

Nn. T