kti medicine tea1

11
MEDICINE TEA : SEBUAH INOVASI UNTUK MENGOPTIMALKAN POTENSI TANAMAN OBAT-OBATAN TRADISIONAL SUKU ANAK DALAM (SAD) JAMBI Linda Handayani dan Rahmi Mulyasari * I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Anak Dalam merupakan aset budaya yang luar biasa bagi Jambi. Banyak hal-hal menarik, unik dan inspiratif yang dapat digali dari suku anak dalam. Dari berbagai hikayat dan penuturan lisan, asal-usul suku anak dalam disebutkan berasal dari tiga turunan yaitu keturunan dari Sumatera Selatan, umumnya tinggal di wilayah Kabupaten Batanghari, keturunan dari Minangkabau, umumnya di Kabupaten Bungo Tebo sebagian Mersam (Batanghari) dan keturunan dari Jambi Asli yaitu Kubu Air Hitam Kabupaten Sarolangun Bangko. Ada banyak budaya dan kebiasaan dari suku Anak Dalam (SAD) yang sangat menarik. Kebiasaan dari Suku Anak Dalam yang paling menonjol adalah ketahanan tubuhnya untuk hidup di alam bebas dan juga aneka ragam obat-obatan tradisional yang ada di sekitar hutan Suku Anak Dalam bermukim. SAD memiliki pengetahuan obat-obatan yang sangat baik. Mereka mampu membedakan tumbuhan beracun dan tidak beracun termasuk mengolahnya. Suku anak dalam mampu membuat berbagai macam jenis obat-obatan. Obat-obatan suku anak dalam dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di hutan. Suku anak dalam memanfaatkan ramuan dari akar, hewan, daun dan kulit pohon serta tumbuhan yang diramu sedemikian rupa untuk membuat obat. Kemampuan suku anak dalam dalam pembuatan obat yang luar biasa dipercaya mampu mengobati berbagai jenis penyakit. Diantaranya : sakit gigi, jantung, rematik, rabun ayam, darah tinggi, dan lumpuh. * Penulis adalah mahasiswa Universitas Jambi Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Upload: n4dn4d

Post on 04-Aug-2015

42 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti Medicine Tea1

MEDICINE TEA : SEBUAH INOVASI UNTUK MENGOPTIMALKAN

POTENSI TANAMAN OBAT-OBATAN TRADISIONAL SUKU ANAK DALAM

(SAD) JAMBI

Linda Handayani dan Rahmi Mulyasari*

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suku Anak Dalam merupakan aset budaya yang luar biasa bagi Jambi. Banyak

hal-hal menarik, unik dan inspiratif yang dapat digali dari suku anak dalam. Dari

berbagai hikayat dan penuturan lisan, asal-usul suku anak dalam disebutkan berasal dari

tiga turunan yaitu keturunan dari Sumatera Selatan, umumnya tinggal di wilayah

Kabupaten Batanghari, keturunan dari Minangkabau, umumnya di Kabupaten Bungo

Tebo sebagian Mersam (Batanghari) dan keturunan dari Jambi Asli yaitu Kubu Air

Hitam Kabupaten Sarolangun Bangko.

Ada banyak budaya dan kebiasaan dari suku Anak Dalam (SAD) yang sangat

menarik. Kebiasaan dari Suku Anak Dalam yang paling menonjol adalah ketahanan

tubuhnya untuk hidup di alam bebas dan juga aneka ragam obat-obatan tradisional yang

ada di sekitar hutan Suku Anak Dalam bermukim.

SAD memiliki pengetahuan obat-obatan yang sangat baik. Mereka mampu

membedakan tumbuhan beracun dan tidak beracun termasuk mengolahnya. Suku anak

dalam mampu membuat berbagai macam jenis obat-obatan. Obat-obatan suku anak

dalam dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di hutan. Suku anak dalam

memanfaatkan ramuan dari akar, hewan, daun dan kulit pohon serta tumbuhan yang

diramu sedemikian rupa untuk membuat obat. Kemampuan suku anak dalam dalam

pembuatan obat yang luar biasa dipercaya mampu mengobati berbagai jenis penyakit.

Diantaranya : sakit gigi, jantung, rematik, rabun ayam, darah tinggi, dan lumpuh.

* Penulis adalah mahasiswa Universitas Jambi

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 2: Kti Medicine Tea1

Berdasarkan kutipan dalam Noris (2010) tumbuhan obat yang telah dipakai suku

anak dalam secara turun temurun memiliki khasiat obat yang baik. Banyak penelitian

yang telah membuktikan khasiat tumbuhan obat yang baik. Banyak penelitian yang

telah membuktikan khasiat tumbuhan obat yang dipakai suku anak dalam. Beberapa

contoh tumbuhan obat yang telah teruji adalah pasak bumi, kunyit dan daun sirih. Pasak

bumi dipercaya oleh suku anak dalam dapat menyembuhkan penyakit. Kini banyak

penelitian mengenai pasak bumi ini dilakukan baik di dalam dan luar negeri untuk

mencari tahu lebih detail mengenai khasiat lain dari akar pohon ini. Bahkan pasak bumi

ini memiliki keampuhan 4 kali lebih kuat daripada ginseng untuk meningkatkan kadar

testosteron dalam tubuh manusia.

Sesungguhnya tanaman obat ini sangat berpotensi untuk dikembangkan

mengingat obat ini memang mujarab untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Meski

beberapa obat suku anak dalam sudah digunakan pada masyarakat , masih ada banyak

tanaman obat suku anak dalam yang belum terekspos. Selama ini, beberapa tanaman

obat ini hanya bisa digunakan oleh suku anak dalam dan penduduk kota tidak bisa

menggunakan obat-obatan khas suku anak dalam. Padahal jika potensi obat-obatan ini

dikembangkan maka obat-obatan suku anak dalam dapat digunakan oleh masyarakat

lainnya.

Dengan munculnya teknologi Mesin Sangai DMI TeknoMartino hasil karya

Bapak Ir.Dede Martino, MP maka penulis memiliki ide untuk memadukan unsur

teknologi dan sumber daya alam (tanaman obat-obatan) menjadi suatu produk obat-

obatan modern khas suku anak dalam.

Mengingat suku anak dalam sangat mahir dalam menganyam dan membuat

kerajinan seperti ambung, maka perpaduan antara teknologi, kekayaan alam suku anak

dalam, dalam hal ini adalah obat-obatan, serta keahlian suku anak dalam meramunya,

maka perpaduan ketiganya bisa menjadi suatu hal yang sangat menarik dan bisa menjadi

ikon khas Jambi serta dapat meningkatkan taraf hidup suku anak dalam. Berdasarkan

latar belakang tersebut penulis memberikan solusi alternatif inovasi obat-obatan

tradisional suku anak dalam melalui karya tulis yang berjudul “ Medicine tea: Sebuah

Inovasi untuk Mengoptimalkan Potensi tanaman Obat-obatan Tradisional Suku Anak

Dalam (SAD) Jambi”.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 3: Kti Medicine Tea1

1.2 Rumusan Masalah

1. Tanaman apa yang dapat digunakan sebagai obat-obatan bagi Suku Anak Dalam

Jambi?

2. Inovasi apa yang dilakukan pada tanaman obat-obatan Suku Anak Dalam untuk

pengoptimalkan potensi obat-obatan tradisional Suku Anak Dalam ?

1.3 Tujuan

1. Mengidentifikasi tanaman yang bisa digunakan sebagai obat-obatan bagi Suku

Anak Dalam Jambi

2. Memaparkan inovasi yang akan diberikan pada tanaman obat Suku Anak Dalam

untuk pengoptimalkan potensi obat-obatan tradisional Suku Anak Dalam

1.4 Manfaat

1. Membuat inovasi baru dalam pengoptimalkan potensi obat-obatan tradisional

Suku Anak Dalam Jambi

2. Obat-obatan Suku Anak Dalam pemanfaatannya tidak terbatas pada masyarakat

Suku Anak Dalam saja melainkan masyarakat luas dapat menggunakan obat-

obatan tradisional yang telah terbukti mujarab tersebut.

3. Inovasi penggabungan antara teknologi, keahlian menganyam Suku Anak Dalam

(SAD) dan keanekaragaman tanaman obat Suku Anak Dalam dapat menjadi

suatu ikon yang menarik untuk Jambi.

1.5 Metodelogi Penelitian

Teknik Studi Pustaka

Penulis mengadakan penulisan karya tulis ilmiah ini sejak 7 Juli 2011.

Penulisan pada karya tulis ilmiah ini didasarkan pada analisis data dan fakta yang

penulis ambil dari beberapa sumber yang relevan terhadap pokok pembahasan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 4: Kti Medicine Tea1

Teknik Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan kepala adat Suku Anak Dalam di

Daerah Senami Jebak Muara Tembesi dan juga melakukan wawancara dengan penemu

teknologi Mesin Sanggai DM1, Bapak Ir. Dede Martino, MP.

Metode Survey Lapangan

Penulis mengadakan survey ke perkampungan suku anak dalam di daerah

Dusun Senami Jebak untuk bisa mengidentifikasi beberapa tanaman obat-obatan yang

biasa digunakan untuk pengobatan suku anak dalam.

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini dengan menggunakan

metode analisis data kualitatif. Matthew dan Michael (1992, hal 1) menjelaskan bahwa

data kualitatif merupakan sumber data deskripsi yang luas berlandaskan kokoh, data-

data yang diperoleh penulis dari berbagai sumber dalam karya tulis ini kemudian

dideskripsikan dalam identifikasi obat-obatan tradisional suku anak dalam dan juga

inovasi pada tanaman obatobatan tradisional suku anak dalam Jambi.

Metode Analisis Data

Untuk mendapatkan hasil pembahasan dalam penulisan karya tulis ini maka

penulis melakukan analisis data dengan cara mencari dan memilih data yang bisa

dijadikan pijakan dalam penulisan dengan sebelumnya menelaah dan memahami

kehidupan dan juga mengidentifikasi tanaman obat suku anak dalam.

Penelaahan ini dilakukan dengan cara merujuk pada kebiasaan hidup suku anak

dalam, merujuk pada jenis tanaman obat-obatan, merujuk pada kondisi teknologi

sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan potensi obat-obatan

tradisional suku anak dalam dan juga merujuk pada keahlian suku anak dalam dalam

membuat anyam-anyaman. Dengan metode ini akan didapat suatu kesimpulan yang

dapat menjawab rumusan masalah.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 5: Kti Medicine Tea1

II. TELAAH PUSTAKA

2.1 Suku Anak Dalam

Masyarakat Suku Anak Dalam merupakan bagian dari kelompok minoritas yang

berada di wilayah Provinsi Jambi dengan populasi seluruhnya 2.951 kepala keluarga

atau 12.909 jiwa yang tersebar di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Batanghari,

Kabupaten Bungo Tebo dan Kabupaten Sarolangun. Secara garis besarnya Suku Anak

Dalam di Provinsi Jambi dapat dibagi dalam tiga kelompok besar berdasarkan wilayah

penghidupannya, yaitu Suku anak dalam Bukit Dua Belas, yang hidup menyebar di

kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas dengan populasi saat ini sekitar 1.500 jiwa.

Selanjutnya orang rimba jalan lintas yang hidup menyebar di sepanjang jalan lintas

Sumatera dari batas Jambi-sumsel hingga batas Jambi-Sumbar. Berdasarkan Bioregion,

kehidupan Suku anak dalam tahun 2008 terdapat 1.700 jiwa di kawasan ini yang

tersebar dalam banyak kelompok. Berikutnya Suku anak dalam di Taman Nasional

Bukit Tigapuluh (TNBT) sejumlah 450 jiwa (Alam Sumatera, 2009 dalam Handayani

,2009).

2.2 Kearifan Suku Anak Dalam

Sebagaimana suku-suku terasing lainnya di Indonesia, Suku Anak Dalam yang

selama hidupnya dan segala aktifitas dilakukan di hutan, juga memiliki budaya dan

kearifan yang khas dalam mengelola sumberdaya alam. Hutan, bagi mereka merupakan

harta yang tidak ternilai harganya, tempat mereka hidup, beranak pinak, sumber pangan,

sampai pada tempat dilakukannya adat istiadat yang berlaku bagi mereka.

Salah satu kearifan lokal Suku anak dalam adalah dalam hal meramu. Meramu

adalah aktifitas “orang rimba” mencari berbagai jenis tanaman, baik tanaman obat-

obatan, untuk dikonsumsi, maupun dijual ke desa sekitar hutan. Tanaman yang

digunakan untuk konsumsi seperti gadung (gedung) dan umbi-umbian. Tanaman yang

untuk obat-obatan seperti pasak bumi (sempedu tono). Meramu juga dilakukan dengan

cara mengambil atau mencari madu dalam kurun waktu satu sampai dua tahun sekali.

Flora rimba sangat banyak menyimpan puluhan jenis tumbuhan yang

berkhasiat obat. Beberapa diantaranya adalah tumbuhan bedaro putih, pulai, kayu

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 6: Kti Medicine Tea1

selusuh, pinang, petaling dan petai. Khasiatnya macam-macam dan telah dipergunakan

oleh Suku Anak Dalam sejak lama sebagai pengobatan tradisional mereka.

Selain memiliki keariflokal dalam pengobatan, suku anak dalam juga memiliki

kearifan lokal dalam bidang menganyam. Suku Anak Dalam selain terkenal dengan

warisan budayanya yang eksotis, juga sangat terkenal dengan potensi menganyam. Suku

anak dalam memiliki kemampuan memanfaatkan hasil hutan non kayu sebagai alat

pemenuh kebutuhan, seperti ambung yang terbuat dari bahan dasar rotan serta

menganyam daun rumbai menjadi tikar merupakan salah satu bentuk kearifan lokal

yang dimiliki oleh Suku Anak Dalam, yakni nilai-nilai luhur yang terkandung dalam

kekayaan-kekayaan budaya lokal berupa tradisi, petatah-petitih dan semboyan hidup

(Pikiran dalam Rakyat, 2004 dalam Handayani, 2009).

2.3 Teknologi Mesin Sanggai DM1 TeknoMartino

Mesin sanggai DM1 TeknoMartino merupakan teknologi pengawetan bahan

makanan melalui pengeringan tanpa bahan kimia dan tanpa merusak kandungan vitamin

serta nutrisi bahan makanan tersebut. Mesin ini dibuat oleh Dosen Fakultas Pertanian

Universitas Jambi, Ir. Dede Martino, MP. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi

yang telah dilakukan penulis pada Bulan Juli 2011 di workshop TeknoMartino, mesin

ini berdimensi 30cmx30cmx100cm, dibuat dengan bahan dasar kayu pada bagian

permukaannya dan alumunium pada bagian piringannya. Lemari dengan ketinggian 1

meter ini terdiri dari piringan-piringan yang terbuat dari bahan dasar alumunium dengan

konsep seperti oven pemanas.

Dibagian bawah mesin Sanggai DM1 ini terdapat mesin yang bekerja dengan

daya 130 watt, mesin ini mengeluarkan gelombang elektromagnetik, yang berguna

untuk merusak protein-protein dalam suatu senyawa bahan makanan yang pada

akhirnya mematikan enzim pengurai yang notabenenya enzim tersebut terbentuk dari

protein-protein. Bahan makanan dimasukkan ke dalam mesin ini, sebelumnya dicuci

terlebih dahulu. Mesin ini dapat mengeringkan bahan makanan dalam waktu 36 jam.

Setelah bahan makanan kering, maka dapat langsung dikemas dalam plastik yang kedap

udara, hal ini bertujuan untuk memelihara bahan makanan tersebut dari enzim pengurai,

yang dapat memicu pembusukan. Bahan makanan yang telah dikemas awet selama

kurun waktu 2-6 bulan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 7: Kti Medicine Tea1

III. PEMBAHASAN

3.1. Identifikasi Tanaman Obat pada Suku Anak Dalam (SAD).

Rimba tempat hidup dan kehidupan Suku Anak Dalam (SAD) menyimpan

puluhan jenis tumbuhan yang berkhasiat obat. Khasiatnya macam-macam dan telah

dipergunakan oleh Suku Anak Dalam sejak lama sebagai pengobatan tradisional

mereka. Dibawah ini adalah tabel identifikasi tanaman obat yang telah diteliti oleh

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Pusat Penelitian IAIN Sulthan Thaha

Syaifuddin Jambi pada tahun 1999 di daerah Sungai Keruh dan Sungai Serdang.

Tabel 1. Jenis Tumbuhan Obat-obatan yang dimanfaatkan Orang Rimbo Sungai

Keruh dan Sungai Serdang.

No Nama Lokal Nama Latin Famili Status

Keberadaan

(Stock)

1 Bedaro Putih Euracum Equesitifilia - Jarang

2 Kayu Bengkak Belum Teridentifikasi - Jarang

3 Kayu Obat Kepala Belum Teridentifikasi - Jarang

4 Akar Selusuh Belum Teridentifikasi - Jarang

Selain itu, penelitian juga telah dilakukan oleh tim Fakultas Kehutanan IPB

Bogor mengenai khasiat-khasiat dari tumbuhan obat Suku Anak Dalam (SAD) di daerah

Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNDB). Berikut jenis tanaman potensial di Taman

Nasional Bukit Dua Belas sebagai bahan obat-obatan.

Tabel 2. Jenis Tanaman Potensial di Taman Nasional Bukit Dua Belas Sebagai

Bahan Obat

Jenis Tumbuhan Khasiat

Pulai (Alstomia scholaris) Obat demam, tonikum, perut kembung,

malaria/penyubur rambut, sakit gigi, mules,

sesak nafas.

Pinang (Areca catecha) Sakit kuning, rheumatik, patah tulang, pemacu

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 8: Kti Medicine Tea1

enzim pencernaan seluruh badan, penurun

panas, menambah nafsu makan.

Pasak Bumi ( Eurycoma longifolia) Memperkecil pupil mata, obat cacing, penyubur

kandungan, tonikum

Kayu Selusuh (Fircus larifolia) Divretik, antipiretik, malaria, aprodis

Merajakane (Fircus deltoidea) Memperlancar kelahiran

Petaling (Ochanostachys

amentacea)

Keputihan

Akar kunyit ( Arcangelisia flave) Demam, pembersih badan, setelah melahirkan,

sesak nafas

Potoi (Parkia roxburghii) Kaminatif, anti diare, penahan kencing

Akar penyegar (Smilax zeylanica) Antivacum, frambusia, monorhagia, obat kuat,

penyubur kandungan

Kemenyan hitam (Sryrax benzoin) Obat pereda sakit, cacingan

Hasil penelitian pada tahun 1998 menemukan sekitar 137 jenis biota medika

yang terdiri dari 101 jenis tumbuhan obat, 27 jenis cendawan obat dan 9 jenis hewan

obat yang dimanfaatkan oleh Suku Anak Dalam. Demplot tanaman obat merupakan unit

pengembangan tanaman obat dimana jenis tanaman yang dapat dijadikan obat herbal

dengan pengelolaan secara tradisional oleh Suku anak dalam. Saat ini dikelola oleh

Balai TNBD guna memberikan informasi kepada wisatawan yang datang tentang jenis-

jenis tanaman obat yang terdapat di kawasan tersebut. Selain itu dapat dimanfaatkan

sebagai lokasi budidaya, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan

tentang tanaman obat-obatan yang merupakan salah satu potensi kawasan TNBD.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis dengan

warga suku anak dalam Cik Yam yang tinggal di kawasan Dusun III Senami Jebak.

Ditemukan juga tanaman obat-obatan suku anak dalam untuk kawasan Taman Hutan

Raya Senami, Kabupaten Batanghari. Berikut ini tanaman obat yang telah kami

identifikasi.

1. Buah Bulian. Berkhasiat untuk mengobati penyakit gatal-gatal, bisul, bengkak,

dan lain sebagainya.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 9: Kti Medicine Tea1

2. Sidaguri. Berkhasiat untuk mengobati rematik, perut mulas, abortivum.

3. Meniran. Berkhasiat untuk mengobati penyakit hepatitis, rabun senja, rematik.

4. Rumput Mutiara. Berkhasiat untuk mengobati sumbatan saluran sperma,

penyakit radang pinggul dan infeksi saluran kemih.

5. Ketepeng Kecil. Berkhasiat untuk mengobati radang mata merah, luka kornea,

rabun senja, glukoma, tekanan darah tinggi, hepatitis, sirosis, perut busung air,

sulit buang air.

6. Senduduk. Berkhasiat untuk mengobati sariawan, keputihan, pendarahan

rahim.

3.2. Inovasi pada Tanaman Obat-obatan Suku Anak Dalam

Proses inovasi yang dilakukan untuk memodifikasi tanaman obat-obatan

menjadi teh dapat dilakukan dengan mencuci bersih tanaman obat tersebut selanjutnya

memasukkan tanaman tersebut ke dalam rak mesin Sanggai DM1 selama 36 jam.

Selama di dalam mesin itu, mesin akan memancarkan gelombang elektromagnetik yang

mana gelombang tersebut dapat merusak protein penyusun enzim perusak dan

mengeringkan dengan cepat tanaman tersebut. Dengan proses yang seperti ini, bahan

makanan yang diawetkan akan kering dan nutrisinya tetap terjaga. Namun, ketika kita

ingin memakainya kembali, cukup disiram dengan air panas, maka bahan makanan yang

kita keringkan bisa segar seperti sebelum dikeringkan.

Jika kita menerapkan teknologi ini pada tanaman obat-obatan, maka obat-

obatan Suku Anak Dalam (SAD) bisa kita modifikasi menjadi teh dan kemudian bisa

kita seduh dengan air mendidih ketika akan kita gunakan. Atau untuk bahan makanan

tertentu kita bisa merebusnya sebentar dan air seduhannya itu bisa kita minum. Kita

ambil sampel salah satu tumbuhan obat yang biasa digunakan Suku Anak Dalam, yaitu

daun sidaguri.

Pengemasan Medicine tea ini disesuaikan dengan kegunaannya fungsinya.

Misalnya seperti perpaduan sidaguri untuk obat sakit perut, maka dalam kemasan

tersebut diberikan teh akar sidaguri dan juga dicampur dengan jahe.

IV. PENUTUP

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 10: Kti Medicine Tea1

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian pada tahun 1998 tercatat 101 tumbuhan obat, beberapa

diantaranya adalah tumbuhan bedaro putih, pulai, kayu selusuh, pinang, petaling

dan potoi.

2. Inovasi pengoptimalan obat-obatan tradisional khas Suku Anak Dalam (SAD)

dilakukan dengan menggabungkan tiga hal, yaitu teknologi, kekayaan hayati obat-

obatan Suku Anak Dalam dan juga keahlian Suku Anak Dalam dalam menganyam.

4.2 Saran

1. Untuk pemerintah, agar membantu mengembangkan potensi Suku Anak Dalam

(SAD), khususnya dalam bidang obat-obatan.

2. Bagi masyarakat, agar mendukung pengembangan medicine tea.

DAFTAR PUSTAKA

Berita Sains. 1999. Tumbuhan Obat-obatan di Taman Nasional Belum Dimanfaatkan.

www.republika.co.id/ (diakses 2 Desember 2009).

Boergala.2008. Pesona Alam Jambi. www.boergala.com/articles/40komunitas/55-suku-

anak- dalam (diakses 2 Desember 2009).

d_adp_0707201_chapter4.pdf (diakses 2 Desember 2009)

Handayani, Linda.2009. Pembinaan Suku Anak Dalam (SAD) dalam Memodifikasi dan

Mengkreasikan Kerajinan Tangan Anyam-anyaman Khas Suku Anak Dalam di

Desa Senami Kecamatan Jebak Kelurahan Sridadi Kabupaten Batanghari. Jambi:

Universitas Jambi.

http://asikunik.blogspot.com/2011/03/taman-nasional-bukit-dua-belas-jambi.html (diakses

30 Juni 2011)

http://www.asinah.net/indonesia/indonesian.html (diakses 30 Juni 2011)

http://bataviase.co.id/node/164790 (diakses 30 Juni 2011)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 11: Kti Medicine Tea1

http://www.88db.comPORTALJASA .2009:1 (diakses 30 Juni 2011)

Miles, Mattew B.dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.

Jakarta Press.

Noris, Rocky Cuk.2010. Upaya Pemberdayaan Suku Anak Dalam (SAD) untuk

Pengembangan Aset Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam Bidang Pengobatan.

Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya.

Weintre, Johan.2003. Organisasi Sosial dan Kebudayaan Kelompok Minoritas

Indonesia: Studi Kasus Masyarakat Orang Rimba di Sumatera (Orang Kubu

Nomaden).Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.

www.planetbiru.com (diakses Oktober 2009).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.