kriteria perancangan geometrik jalan antar kota · klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan...

12
Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN KRITERIA PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN ANTAR KOTA Karakteristik Pengguna Jalan Rencana : Masalah utama dalam memperhitungkan karakteristik pengguna jalan untuk perancangan jalan adalah sangat bervariasi kecakapan dan kemampuan bereaksi dari masing-masing pengguna jalan. Tingginya variasi menyebabkan nilai rata-rata menjadi kurang memadai, sehingga seringkali diambil 85 persentil atau 95 persentil sebagai nilai yang mewakili sebagai kriteria perancangan. Karakteristik Kendaraan Rencana : Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik Berdasarkan standar desain geometrik jalan antar kota, pengelompokkan kendaraan rencana : - Kendaraan kecil (mobil penumpang) - Kendaraan sedang ( truk 3 as tandem atau bus besar 2 as) - Kendaraan besar (truk semi tailer) Dimensi dasar untuk masing-masing kategori Kendaraan Rencana : Tabel 1. Dimensi Dasar Kendaraan Rencana Kategori Kendaraan Rencana Dimensi Kendaraan (cm) Tonjolan (cm) Radius Putar (cm) Radius Tojolan (cm) Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Minimum Maksimum Kendaraan Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780 Kendaraan Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410 Kendaraan Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370

Upload: trandat

Post on 12-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

KRITERIA PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN ANTAR KOTA

Karakteristik Pengguna Jalan Rencana :

Masalah utama dalam memperhitungkan karakteristik pengguna jalan untuk perancangan

jalan adalah sangat bervariasi kecakapan dan kemampuan bereaksi dari masing-masing

pengguna jalan. Tingginya variasi menyebabkan nilai rata-rata menjadi kurang memadai,

sehingga seringkali diambil 85 persentil atau 95 persentil sebagai nilai yang mewakili sebagai

kriteria perancangan.

Karakteristik Kendaraan Rencana :

Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik

Berdasarkan standar desain geometrik jalan antar kota, pengelompokkan kendaraan

rencana :

- Kendaraan kecil (mobil penumpang)

- Kendaraan sedang ( truk 3 as tandem atau bus besar 2 as)

- Kendaraan besar (truk semi tailer)

Dimensi dasar untuk masing-masing kategori Kendaraan Rencana :

Tabel 1. Dimensi Dasar Kendaraan Rencana

Kategori Kendaraan

Rencana

Dimensi Kendaraan

(cm)

Tonjolan

(cm)

Radius Putar

(cm)

Radius

Tojolan

(cm) Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Minimum Maksimum

Kendaraan Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780

Kendaraan Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410

Kendaraan Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

Sketsa dimensi Kendaraan Rencana :

- Kendaraan Kecil (ukuran dalam cm)

- Kendaraan Sedang (ukuran dalam cm)

- Kendaraan Besar (ukuran dalam cm)

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

Kemampuan manuver kendaraan :

Umumnya kemampuan manuver kendaraan sebagai masukan bagi perancangan

geometrik jalan adalah diungkapkan dalam bentuk radius putar minimum dan jalur

putaran (turning path) kendaraan.

- Jalur Putar Kendaraan Kecil :

Gambar 1. Jalur Putaran Kendaraan Kecil

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

- Jalur Putar Kendaraan Sedang :

Gambar 2. Jalur Putaran Kendaraan Sedang

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

- Jalur Putar Kendaraan Besar

Gambar 3. Jalur Putaran Kendaraan Besar

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

Karakteristik Jalan Rencana

Klasifilasi Jalan Rencana

Klasifikasi jalan merupakan aspek penting yang pertama kali harus diidentifikasi sebelum

melakukan perancangan jalan, dikarenakan kriteria suatu rencana jalan oleh kasifikasi

jalan rencana.

Untuk standar desain jalan antar kota, klasifikasi jalan dibedakan menurut kelas

(ditentukan oleh fungsi jalan) dan jenis medan.

Klasifikasi menurut Kelas Jalan :

Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima

beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.

Tabel 2. Klasifikasi menurut Kelas Jalan

Klasifikasi menurut Medan Jalan :

- Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan

yang diukur tegak lurus garis kontur (tegak lurus sumbu jalan).

- Dalam penentuaannya perlu dilakukan identifikasi kemiringan melintang dengan

membuat garis tegak lurus sumbu. Pada masing-masing garis tersebut dihitung

kemiringan tanah aslinya.

Tabel 3. Klasifikasi Menurut Medan Jalan

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

Lalu Lintas Rencana

Jalan direncanakan agar dapat menampung lalu lintas yang melewatinya selama umur

rencana, sehingga besarnya pembebanan lalu lintas harus dapat dipikul oleh konstruksi

jalan.

1. Volume Lalu Lintas Rencana :

1.1. Satuan Mobil Penumpang (SMP) :

- SMP adalah angka satuan kendaraan dalam hal kapasitas jalan, dimana mobil

penumpang ditetapkan memiliki satu SMP.

- SMP untuk jenis jenis kendaraan dan kondisi medan lainnya dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Tabel 4. Klasifikasi Menurut Medan Jalan

1.2. Volume Jam Rencana (VJR) :

- Volume jam rencana merupakan suatu volume lalu lintas per jam yang dipakai

sebagai dasar perencanaan.

- VJR adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam sibuk tahun rencana lalu

lintas, dinyatakan dalam smp/jam.

- VJR umumnya diturunkan dari volume lalu lintas harian rencana (VLHR).

- VJR dihitung dengan rumus:

Dimana :

VJR = Volume jam rencana (smp/jam)

VLHR = Volume lintas harian rata-rata tahunan (smp/tahun)

K = (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam

tersibuk dalam setahun

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

F = (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas

dalam satu jam tersibuk (Peak Hour Factor/PHF)

- Faktor K dan F untuk jalan antar kota disesuaikan dengan besarnya VLHR,

seperti dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Faktor-K dan Faktor-F

1.3. Kecepatan Rencana (VR) :

- Kecepatan rencana (VR) pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih

sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan-

kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang

cerah, lalu lintas yang lengang dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti.

- VR untuk masing masing fungsi jalan dapat ditetapkan dari Tabel 6.

- Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu segmen jalan dapat diturunkan

dengan syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 km/jam.

Tabel 6. Kecepatan Rencana (VR) sesuai klasifikasi fungsi dan kiasifikasi medan jalan

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

2. Jarak Pandang :

Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada

saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi

melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi

dapat melakukan sesuatu untuk menghidari bahaya tersebut

dengan aman.

Dibedakan dua Jarak Pandang, yaitu :

Jarak Pandang Henti (Jh)

Jarak Pandang Menyiap/Mendahului (Jd)

2.1. Jarak Pandang Henti (Jh) :

- Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk

menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di

depan. Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi Jh.

- Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm

dan tinggi halangan 15 cm diukur dari permukaan jalan.

- Jh terdiri atas 2 elemen jarak, yaitu:

1. Jarak tanggap (Jht) adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak

pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus

berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem.

2. Jarak pengereman (Jhr) adalah jarak yang dibutuhkan untuk

menghentikan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai

kendaraan berhenti.

- Jh dalam satuan meter, dapat dihitung dengan rumus:

-

Dimana : VR = Kecepatan rencana (km/jam) T = Waktu tanggap (2,5 detik) g = Percepatan gravitasi (9,8 m/det2)

f = Koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal

(0,35 - 0,55)

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

- Dengan memasukkan nilai T dan g, maka persamaan tersebut dapat kita

sederhanakan menjadi :

- Untuk kendaraan berat seperti Truk dan Bus, tinggi mata pengemudinya bisa

lebih tinggi dan kecepatannya biasanya lebih pelan, namun jarak pandang

henti minimum tersebut tetap berlaku sebagai kompensasi terhadap ukuran

(berat lebih) dan daya luncur lebih tinggi (besar dan berat).

- Jh minimum yang dihitung berdasarkan persamaan diatas dengan pembulatan-pembulatan untuk berbagai VR.

Tabel 7. Jarak Pandang Henti (Jh) minimum

2.2. Jarak Pandang Menyiap/Mendahului (Jd) :

- Jd adalah jarak pandang yang cukup yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke lajur semula dalam arah yang sama.

- Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 105 cm.

- Jarak tersebut ditentukan berdasarkan :

Kendaraan yang disiap berjalan dengan kecepatan tetap

Pada daerah penyiapan, kecepatan kendaraan yang akan menyiap = yang akan disiap

Penyiapan perlu waktu untuk melihat/memikirkan didaerah penyiapan

Penyiapan dilakukan dengan start terlambat (delayed start) dan mempercepat kendaraannya lebih tinggi dari kendaraan yang disiap

Pada saat kembali ke jalurnya masih ada jarak antara dengan kendaraan dijalur lawan

Jh = 0,0694 VR + 0,004

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

Gambar 4. Ilustrasi Penentuan Jarak Pandang Menyiap

- Jd, dalam satuan meter ditentukan sebagai berikut:

Jd = d1 + d2 + d3 + d4

dimana :

d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap = jarak tempuh selama pengamatan + waktu reaksi + waktu mulai memakai jalur lain = 0,278 x T1 {(VR – m + (a . T1/2)} T1 = Waktu (detik) = 2,12 + 0,026 . VR m = Perbedaan kecepatan kend. Mendahului dan kendaraan yg didahului (km/jam) a = Percepatan (km/jam/detik) = 2,052 + 0,0036 . VR d2 = jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur semula (m) = 0,278 x VR x T2

T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan (detik) = 6,56 + 0,048 . VR d3 = jarak antara kendaraan yang mendahului diakhir gerakan dengan

kendaraan yang datang dari arah berlawanan d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan = 2/3 d2

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan

Indah Handayasari Jurusan Teknik Sipil STT-PLN

Daerah Bebas Samping Pada Tikungan

- Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan pandang di tikungan sehingga Jh dipenuhi.

- Daerah bebas samping dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pandangan di tikungan dengan membebaskan obyek-obyek penghalang sejauh E (m), diukur dari garis tengah lajur dalam sampai obyek penghalang pandangan sehingga persyaratan Jh dipenuh.

- Daerah bebas samping di tikungan dihitung berdasarkan rumus-rumus sebagai berikut:

Jika Jh < Lt :

Jika Jh > Lt :

Dimana : R = Jari jari tikungan (m)

Jh = Jarak pandang henti (m) Lt = Panjang tikungan (m)