kppn painan - djpb.kemenkeu.go.id

REVIU PELAKSANAANA N G G A R A NSEMESTER I I TAHUN 2020

KPPN PAINAN

KEMENTERIAN KEUANGANDirektorat Jenderal Perbendaharaan

RPA

1 Reviu Pelaksanaan Anggaran KPPN Painan

Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 3

EXECUTIVE SUMMARY ............................................................................................................................ 4

Dashboard Kuantitatif ............................................................................................................................. 6

Dashboard Kualitatif ............................................................................................................................... 7

BAB I ........................................................................................................................................................ 8

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 8

1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 9

1.3 Ruang Lingkup ......................................................................................................................... 9

1.4 Sumber Data ........................................................................................................................... 9

1.5 Metodologi ............................................................................................................................ 10

1.6 Kerangka Pikir ....................................................................................................................... 10

1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 10

1.8 Keterbatasan ......................................................................................................................... 11

BAB II ..................................................................................................................................................... 12

2.1 Overview APBN 2020 ................................................................................................................ 12

2.1.1 Belanja Pemerintah Tahun Anggaran 2020 Melalui KPPN Painan .................................... 13

2.1.2 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Klasifikasi Fungsi ............................................ 15

2.1.3 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Klasifikasi Organisasi ..................................... 17

2.1.5 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Kewenangan .................................................. 24

2.1.6 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Prioritas Nasional .......................................... 26

2.2 Kebijaksanaan Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020 .................................................................. 27

2.2.1 Langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran ........................................................... 27

2.2.2 Reformulasi IKPA TA 2020 dan Relaksasi Penilaian IKPA TA 2020 .................................... 28

2.2.3 Refocusing dan Realokasi Anggaran Dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus 29

2.2.4 Implementasi Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah ....................................................... 29

2.2.5 Perkembangan Pagu Blokir ............................................................................................... 29

2.3 Tren Belanja Pemerintah Semester II Tahun 2016 s.d 2020 ..................................................... 30

2.3.1 Tren Belanja Tahun 2016 – 2020 Menurut Klasifikasi Fungsi ........................................... 31

2.3.2 Tren Belanja Tahun 2016 – 2020 Menurut Klasifikasi Organisasi ..................................... 33

2.3.3 Tren Belanja Tahun 2016 – 2020 Menurut Klasifikasi Ekonomi ....................................... 35

2.4 Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020 .............................................................. 36

BAB III .................................................................................................................................................... 41

3.1 Gambaran Umum ...................................................................................................................... 41


3.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................................. 42

3.2.1 Kepatuhan Terhadap IKPA ................................................................................................ 43

3.2.2 Permasalahan non teknis satker ....................................................................................... 48

3.2.3 Proses penganggaran ........................................................................................................ 50

3.2.4 Proses pra lelang/komitmen ............................................................................................. 50

3.3 Rangkuman Permasalahan, Sebab Akibat dan Alternatif Solusi yang Diusulkan ...................... 51

BAB IV .................................................................................................................................................... 54

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 54

4.2 Rekomendasi ......................................................................................................................... 55


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya lah KPPN

PAINAN dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Reviu

Pelaksanaan Anggaran (RPA) Semester II tahun 2020

tingkat KPPN Painan tepat pada waktunya guna memenuhi

amanat yang ditugaskan kepada kami dalam rangka

mendukung terwujudnya kinerja pelaksanaan APBN di

tingkat wilayah secara efektif, efesien, dan kredibel.

RPA Semester II Tahun 2020 merupakan reviu atas

pelaksanaan anggaran pada tingkat wilayah KPPN Painan

untuk menilai dan megeveluasi kinerja pelaksanaan anggaran pada wilayah kerja

Kabupaten Pesisir Selatan, guna meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran dan kualitas

belanja pemerintah. Reviu membahas isu-isu terkait pelaksanaan anggaran di Tahun 2020,

disertai dengan rekomendasi kebijakan serta strategi dalam meningkatkan kualitas belanja

pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga.

Kami menyadari terdapat keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan RPA ini,

sehingga laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharpkan

kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penyusunan laporan RPA ini

kedepannya. Pada akhirnya harapan kami, RPA Semester II Tahun 2020 ini dapat menjadi

referensi dan masukan bagi para pemangku kepentingan untuk merumuskan dan

merencanakan kegiatan pelaksanaan anggaran lebih baik lagi kedepannya, sehingga hal ini

dapat meningkatkan kualitas kinerja pelaksanaan anggaran, dan mewujudkan APBN yang

menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, baik di skala nasional maupun bagi

masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan pada khusunya.


EXECUTIVE SUMMARY

Pada awal tahun 2020 kita dikejutkan akan munculnya virus Corona yang menjadi

pandemic di seluruh dunia, tak terkecuali negara kita ini. Penyebarannya yang sangat

mudah dan efeknya yang mematikan, membuat Indonesia terdampak sangat dalam, tak

terkecuali dari segi ekonomi. Beberapa kebijakan telah dilaksanakan untuk menekan laju

penyebaran kasus COVID-19 ini, dari penerepan Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB) hingga pengadaan vaksin pada akhir tahun 2020. Pemerintah melakukan

penyesuaian APBN sebanyak dua kali dalam upaya mengurangi dampak COVID-19 yang

sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia serta mengambil langkah Pemulihan

Ekonomi Nasional.

Dalam situasi yang seperti ini, APBN memiliki peran yang sangat penting sebagai

pemicu pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu APBN harus dikelola secara

kredibel, efektif, dan efesien dengan tetap berpegang ke dalam prinsip-prinsip pengelolaan

keuangan negara. KPPN Painan selaku Bendahara Umum Negara di daerah mengemban

tugas dan fungsi perbendaharaan di daerah tersebut. KPPN Painan merupakan ujung

tombak dalam pencairan dan APBN di daerah. Oleh karena itu KPPN Painan senantiasa

berusaha memberikan pelayanan terbaik dan maksimal kepada para stakeholdernya, yaitu

satker-satker yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan, KPPN Painan juga bermitra

dengan Pemerintah daerah, pos, perbankan, serta Lembaga keuangan bukan bank.

Berdasarkan tugas dan fungsi KPPN Painan itu sendiri, KPPN Painan memiliki Pagu dan

Realisasi yang bervariasi dari tahun ke tahun. Realisasi anggaran Kementerian/Lembaga di

Kabupaten Pesisir Selatan sudah mencapai target sudah mencapai targert yang telah

ditetapkan, namun jika dilihat realisasi per Kementerian/Lembaga atau per Satker, masih

terdapat realisasi anggaran yang kurang dari 90%, satker KPU Pesisir Selatan menjadi

satker dengan realisasi terendah, yaitu 75,5%. Sedangkan Belanja Barang hanya terealisasi

87% atau hanya tercapai 92 miliar dari pagu 105 miliar.

Sementara itu dari sisi nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran yang

menggambarkan kualitas pelaksanaan anggaran, pada tahun 2020 nilai IKPA tingkat KPPN

Painan adalah sebesar 98,5 (Reaktivasi). Sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan.

Dari hasil evaluasi yang kami lakukan terhadap masing-masing indikator IKPA Satker

wilayah kerja KPPN Painan dapat berdampak terhadap pelaksanaan anggaran diantaranya


adalah kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efesiensi

pelaksanaan anggaran dan kepatuhan terhadap regulasi. Dimana semuanya ini akan kami

jabarkan dengan jelas dan komprehensif dalam penyusunan RPA ini.

Selanjutnya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan anggaran tahun ini serta tahun-

tahun ke depannya, kami mengdentifikasi, menganalisis dan mencari solusi atas kendala-

kendala dan permasalahan yang terjadi dan kami harapkan dapat memitigasi dan

meminimalisir permasalahan tersebut dikemudian harinya.

Pagu

Real Pagu 168

Pagu Real 173

Real Pagu 105

Pagu Real 92

Real Pagu 11

B.PEGAWAI Real 11

B.BARANG

B.MODAL

B.BANSOS

No. Pagu (M) Real (M) % Real % Undis*

1 58 58 99,6% 2,4%

2 49 37 75,5% 125,4%

3 46 53 114,4% -69,0%

4 16 15 95,7% 7,0%

5 8 8 100,7% -0,6%

6 8 8 100,9% -0,7%

7 7 7 98,6% 1,0%

8 7 6 96,4% 2,5%

9 6 6 96,6% 2,2%

10 6 5 92,9% 4,4%

11 74 71 96,7% 25,5%

284 275 96,6% 100,0%

Retur SP2D Renkas Data Kontrak Revisi DIPA

Retur 8 Tepat Waktu 12 Tepat Waktu 50 200

Total SP2D 5.975 Terlambat - Terlambat - 470

Realisasi Dispensasi SPM Pengelolaan UP Pagu Minus

Realisasi (T) 284,395,559,000 Jumlah Dispensasi 4 Tepat Waktu 638 4,91

Pagu (T) 274,810,405,239 Total SPM 4 Terlambat 5

Penyelesaian Tagihan Kesalahan SPM Rekon LPJ Hal III DIPA

Tepat Waktu 82 SPM Salah 48 Tepat Waktu 396 7,62%

Terlambat 3 Total SPM 5.952 Terlambat - 94,1

100,0

95,8

Satker Lainnya

Total

100,0

100,0

99,2

99,9

96.63

96,5 96,0

100,0

100,0

97%

102%

86%

87%

Kantor Daerah

Tugas

Pembantuan

Desentralisasi

281

272

3

3

306

30098%

99%

Nama K/L

BPS Kab Pesisir Selatan

Kantor Pertanahan Kab Pesisir Selatan

MTsN Salido Pesisir Selatan

MTsN 2 Pesisir Selatan

MAN 1 Pesisir Selatan

MAN 2 Pesisir Selatan

Kantor KEMENAG Kab Pesisir Selatan

Kantor KEMENAG Kab Pesisir Selatan

KPU Kab Pesisir Selatan

Polres Pesisir Selatan

Rata2

Deviasi

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Nominal Minus

(M)

Jumlah Revisi

Jumlah DIPA

26

8,3

47

7,6

49

5,2

59

7,1

59

0,5

23

2,1

463,4

485,0

59

2,4

57

4,5

-

100 ,0

200,0

300,0

400,0

500 ,0

600,0

700,0

2016 2017 2018 2019 2020

PAGU REALISASI

B.Pegawai59%

B.Barang37%

B.Modal4%

KD; 48%

TP; 0%

DS; 52%

Overview Aspek Tertentu

Overview Anggaran Belanja Kementerian/Lembaga

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran

Tren Realisasi Semester II (Miliar) Pagu dan Realisasi Semester II 2020 per Kewenangan (Miliar) Pagu dan Realisasi Semester II 2020 per Jenis Belanja (Miliar)

Realisasi 10 Satker dengan Undisbursed Pagu Tertinggi Pagu dan Realisasi Prioritas Nasional

-41,4%

2,4%

125,4%

-0,7%

0,9%

2,2%

4,4%

1,6%

4,5%

0,7%

-60,0% -40,0% -20,0% 0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0% 120,0% 140,0%

0 5.000

Kemenag

Polri

KPU

Kejari

MA

BPN

BPS

Kemenhan

Kemendag

Kemenkeu

Miliar Rupiah

REALISASI SISA DANA %UNDISBURSED

K/L dengan Kontribusi Undisbursed Tertinggi

99 100

95100

94

10098100

100

98

9695

80,00

100,00

PengelolaanUP

Data Kontrak

Kesalahan SPM

Retur SP2D

Hal III DIPA

Revisi DIPA

PenyelesaianTagihan

Rekon LPJ

Renkas

Realisasi

Pagu Minus

DispensasiSPM

*Undisbursed menunjukkan kontribusi ketidakserapan dana terhadap sisa dana keseluruhan

Capaian Nilai IKPA Uraian Kinerja per Indikator

98,53

Efektivitas Pelaksanaan Efisiensi Pelaksanaan Kepatuhan Thd. Regulasi Kesesuaian Perencanaan

Nilai IKPA lebih tinggi dari periode sebelumnya (YoY) Nilai IKPA lebih rendah dari periode sebelumnya (YoY)

Pagu PN

0%

64%

100%

0%

99%

Realisasi PN

99%

Rp 0,02 T

Rp 0,02 T

Rp 0 M

Rp 0,11 M

Rp 3 M

Rp 0 M

Rp 20,46 MPagu:

Pagu:

Pagu:

Pagu:

Pagu:

Pembangunan Manusia dan Pengentasan

Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah

Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, dan Kesempatan

Kerja

Ketahanan

Pangan, Air,

Energi dan

Lingkungan

Hidup

Stabilitas

Hankam

Profil Wilayah

CAPAIAN KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN (IKPA)

B.Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai secara keseluruhan telah melebihi target realisasi semester II,

realisasi sebesar 103,66% atau sebesar Rp172.533.085.061 dari total Pagu

Rp168.369.351.000, perlu diperhatikan kesesuaian kebijakan biro/bagian SDM dengan

biro/bagian keuangan di level Kementerian/pejabat Pembina kepegawaian untuk mengurangi

pagu minus pada belanja pegawai.

Realisasi Belanja Barang secara keseluruhan belum mencapai target realisasi semester II, realisasi

sebesar 87,13%. Perhatian khusus perlu diarahkan pada satker lingkup Komisi Pemilihan Umum

sebagai penyumbang terbesar anggaran belanja barang yang belum terserap, yaitu sebesar Rp12

Miliar.

Realisasi Belanja Modal secara keseluruhan telah mencapai target realisasi semester II,

realisasi sebesar 98,90%.

Capaian IKPA sebesar 98,5 secara umum menunjukkan kinerja yang baik karena menunjukkan tren peningkatan

dibanding capaian di periode yang sama di tahun 2019. Beberapa permasalahan antara lain

Permasalahan umum

(1) Retur SP2D, satker tidak menginput data rekening sesuai dengan rekening koran penerima dan tidak

melakukan check pada aplikasi OM-SPAN

(2) Kesalahan SPM, satker kurang teliti dalam melakukan perekaman SPM

(3) Deviasi Hal III DIPA, kurangnya koordinasi antara pengelola keuangan sehingga kegiatan yang direncanakan

tidak terealisasi dengan tepat

(4) Pagu Minus, kurang sinkronnya kebijakan biro/bagian SDM dengan biro/bagian keuangan di level

Kementerian/pejabat Pembina kepegawaian

OVERVIEW PER JENIS BELANJA

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

REKOMENDASI

Bagi Satker

Jumlah Kab/Kota

1

Jumlah Satker

35

Jumlah DIPA

235

1. Melakukan edukasi dan pembinaan secara khusus terhadap satuan kerja yang dinilai memiliki nilai kurang dalam aspek-aspek tertentu.

2. Memberikan edukasi, bimbingan, dan pembinaan melalui sosialisasi, FGD, ataupun pembinaan terhadap satuan kerjar terkait kepatuhan IKPA

terutama yang berkaitan dengan Revisi DIPA, Deviasi Hal III DIPA, Pagu Minus, Retur SP2D, dan Kesalahan SPM

3. Mendorong seluruh satker untuk meningkatkan SDM pengelola keuangan, dengan mengikuti sertifikasi dan Bimtek yang diadakan oleh KPPN

4. Memberikan apresiasi terhadap satker yang mendapatkan nilai IKPA terbaik per semester untuk meningkatkan motivasi kepada satker yang telah

berupaya maksimal.

5. Memaksimalkan sarana diskusi KPPN Painan, yaitu LANGKOK (Layanan Konsultasi Online KPPN Painan) melaui whatsapp group,telegram,

facebook,dan zoom dalam memberikan informasi, diskusi, maupun asistensi terhadap permasalahan yang dialami oleh satker.

B. Barang

B. Modal

(1)Diperlukan koordinasi antara pengelola keuangan satker agar kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dapat direalisasikan dengan tepat agar

tidak terjadi Deviasi Halaman III DIPA.

(2)Antara bagian keuangan dan perencanaan satker serta bagian teknis seharusnya meningkatkan koordinasi terkait dengan kebutuhan formasi

pegawai sehingga pagu minus dapat diminimalisir.

(3)Satker agar saat menginput data supplier pada aplikasi SAS harus sudah benar-benar sesuai dengan rekening korannya dan telah sesuai dengan

data supplier yang ada pada aplikasi OMSPAN agar tidak terjadi retur dan penolakan SPM.

(4)Untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi satker , satker harus mengikuti setiap bimtek yang dilaksanakan KPPN, bukan operator saja

yang mengikuti bimtek namun semua pejabat perbendaharaan juga harus aktif mengikuti kegiatan bimtek.

(5)Satker agar meningkatkan koordinasi antar pengelola keuangan pada satker agar pengajuan GUP, Pelaporan LPJ Bendahara, e-rekon LK, dapat

dilakukan tepat waktu.

Kanwil DJPb agar memberikan bimbingan kepada satker, khususnya terkait permasalahan revisi dan persyaratan buka blokir.

Permasalahan umum belanja yang diidentifikasi pada Wilayah Bayar KPPN Painan antara lain:

1. Kepatuhan terhadap IKPA, yaitu kesesuaian perencanaan, kepatuhan terhadap regulasi, efektivitas pelaksanaan

anggaran, dan efesiensi pelaksanaan angggaran

2. Permasalahan non teknis seperti kendala sumber daya manusia, perilaku kebiasaan, dan kualitas SDM yang

dimiliki satker

3. Proses penganggaran, penghematan dan pembentukan satker TP dipertengahan Tahun

(1) Senantiasa melakukan bimbingan dan pembinaan kepada satuan kerja mengenai kepatuhan IKPA.

(2)Melakukan evaluasi IKPA secara rutin sehingga dapat dijadikan bahan masukan dan perbaikan bagi satker dalam rangka

pelaksanaan anggaran.

(3)Melakukan koordinasi dengan Kanwil DJPb apabila terdapat permasalahan yang dapat dipecahkan dan/atau permasalahan terkait

penganggaran satker.

TINDAK LANJUT

Bagi KPPN

Bagi Kanwil DJPB

Bagi Kementerian/Lembaga

(1)Agar mempertimbangkan kebutuhan SDM pada satuan kerja dan kompetensi yang dimilikinya.

(2)Menetapkan pejabat perbendaharaan yang benar-benar fokus pada pengelolaan perbendaharaan.

(3)Pengusulan satker TP agar dilakukan pada awal tahun sehingga pelaksanaan anggaran tidak dilakukan dengan terburu-buru.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awal tahun 2020, seluruh dunia dikagetkan akan kemunculan wabah virus

Corona, tak terkecuali negara kita Indonesia, kemunculannya mampu melumpuhkan

aktivitas seluruh kalangan masyarakat, hingga diberlakukannya Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Wabah Corona Virus Disease atau yang disebut juga COVID-19 telah memakan jutaan

korban jiwa di seluruh dunia.

Selain berdampak pada korban jiwa, perekonomian juga mengalami

penurunan yang cukup drastis, kebijakan pemerintah dan masyarakat dalam

pencegahan penyebaran virus Corona, seperti pentupan kampus dan sekolah, work

from home pada pekerja sektor formal, pembatalan event-event, dan pentupan pusat

perbelanjaan membuat ekonomi lesu.

Hal ini mendorong pemerintah memberikan insentif perekonomian serta untuk

penanganan virus Corona.Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani menyebut

beban APBN 2020 sangat berat di tengah pandemic ini. Realisasi pada tahun 2020

mencatatkan pendapatan negara lebih rendah 16,68% dibandingkan periode yang

sama tahun 2019. Realisasi belanja pemerintah mencapai Rp.1.827,36 triliun (92,5

persen dari pagu APBN) atau meningkat 22,12% dari realisasi tahun 2019.

Sebagai respon atas dampak pandemi Covid-19, Pemerintah melakukan dua kali

penyesuaian melalui Perpres Nomor 54 Tahun 2020 yang selanjutnya disesuaikan lagi

melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2020. Perubahan tersebut menampung biaya

penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) serta realokasi

anggaran kegiatan belanja K/L untuk mendukung kebijakan PC-PEN.

KPPN Painan sebagai Kuasa BUN di daerah mempunyai peran pentingdalam

mewujudkan APBN yang berkualitas,transparan, dan akuntabel. Oleh karena itu KPPN

Painan perlu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap APBN yang dikelola dan

dicairkan. Sesuai dengan PMK 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L, KPPN memiliki tugas untuk memonitoring


pelaksanaan monev pelaksanaan angaran dengan menyusun Reviu Pelaksanaan

Anggaran yang menilai kinerja pelaksanaan anggaran, untuk menganalisa dan

mengambil keputusan dalam penyerapan APBN.

1.2 Tujuan

Penyusunan RPA semester II Tahun 2020 tingkat KPPN Painan bertujuan antara lain

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan pelaksanaan anggaran yang ada pada satker

wilayah kerja KPPN Painan.

2. Menyajikan pengukuran kinerja pelaksanaan anggaran satker K/L sehingga dapat

dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan

keputusan.

3. Menganalisis kendala pelaksanaan anggaran pada semester II tahun 2020 dan

mencari solusi atas permasalahannya dalam rangka penguatan kualitas pelaksanaan

anggaran belanja pemerintah.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan RPA Semester II Tahun 2020 KPPN Painan bersumber

dari dana APBN TA 2020 yang tersebar pada K/L lingkup KPPN Painan yang terdiri dari

34 satker di kabupaten pesisir selatan.

1.4 Sumber Data

Data yang digunakan dalam identifikasi dan analisis penyusunan RPA pada tahun

2020, KPPN Painan menggunakan 2 jenis data, yaitu data Primer dan data sekunder

yang diambil dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang seperti dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Primer, merupakan data yang diperolah secara langsung melalui monitoring

dan evaluasi pelaksanaan anggaran, Focus Group Discussion, dan wawancara

dengan stakeholder KPPN Painan.

2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber lain yang diakses

melalui Online Monitoring (OM) SPAN dan Aplikasi Monev Budget Execution


(MEBE) Direktorat Pelaksanaan anggaran, serta data dari berbagai literatur,

peraturan-peraturan, website, maupun institusilainnya.

1.5 Metodologi

Dalam penyusunan RPA ini, metodologi yang digunakan adalah metode sebab

akibat (Cause Root) dengan teknik analisis diagram Ishikawa Fishbone. Diagram

Ishikawa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang signifikan memberi efek terhadap

sebuah event.

Pada bagian kepala terdapat even yang dipengaruhi oleh penyebab-penyebab yang

terdapat dibagian tulang ikan, berupa masalah yang akan dicari tahu penyebab

permasalahannya. Pada tulang ikan diisi oleh sebab permasalahan. Selanjutnya masing-

masing permasalahan akan dicari solusi permasalahannya dan rekomendasi untuk

perbaikan kedepannya.

1.6 Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan gambaran tentang hubungan antar variabel yang akan

diteliti. RPA Semester II Tahun 2020 KPPN Painan memiliki kerangka pikir sebagai

berikut:

1.7 Sistematika Penulisan

APBN 2021 Output

DIPA K/L Pelaksanaan

Anggaran

Analisa/

Reviu Permasalahan

Kesimpulan dan

Rekomendasi


RPA KPPN Painan TA 2020 terdiri dari 4 Bab yang disusun melalui sistematika

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup, data, dan

metode yang digunakan

BAB II Overview dan Data APBN, pada bab ini dideskripsikan belanja pemerintah

pada tahun anggaran 2020, kebijakan pelaksanaan anggaran yang diambil

oleh pemerintah pada tahun anggaran 2020, tren belanja lima tahun

berkenaan, dan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran

BAB III Analisis Kendala Pelaksanaan, pada bab ini membahas kendala pelaksanaan

anggaran yang serta data-data pada bab sebelumnya dianalisis lebih lanjut

pada bab ini.

BAB IV Kesimpulan, rekomendasi, dan rencana tindak lanjut, memuat kesimpulan

dari reviu yang dibuat sebagai tindak lanjut atas permasalahan yang telah

diidentifikasi pada bab sebelumnya.

1.8 Keterbatasan

Penyusunan RPA Semester II Tahun 2020 ini memiliki keterbatasan teknis berupa

keterbatasan sumber daya sehingga kendala pelaksanaan anggaran diidentifikasi

melalui metode sebab-akibat. Metode sebab-akibat yang digunakan diperoleh melalui

hasil pengamatan, wawancara, dan studi literatur Oleh karena itu hasil dan kesimpulan

dimungkinkan menjadi subjektif dari sudut pandang pihak yang diwawancarai. Namun

demikian, penarikan kesimpulan diperlukan untuk mengambil sudut pandang yang paling

objektif dan menggambarkan kondiri secara keseluruhan yang terjadi pada pelaksanaan

belanja APBN TA 2020 di Satker lingkup wilayah KPPN Painan.


BAB II

TINJAUAN UMUM PELAKSANAAN ANGGARAN DI

KPPN PAINAN

2.1 Overview APBN 2020

Tema besar APBN 2020 adalah “Mendukung Indonesia Maju”, kebijakan fiskal akan

diarahkan untuk mendukung akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan

kualitas sumber daya manusia agar siap berkompetisi dan beradaptasi dengan

kemajuan industri dan teknologi.

Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Pandemi Covid-19 membawa

dampak ke dalam permasalahan ekonomi dan sosial, perubahan signifikan terjadi pada

APBN 2020 karena meningkatnya kebutuhan akan penanganan pada dampak

kesehatan , perlindungan sosial bagi masyarakat yang terdampak, serta pemulihan

ekonomi domestik. Perubahan postur APBN dilakukan dua kali, yaitu melalui Perpres

54/2020 dan kemudian diubah lagi menjadi Perpres 72/2020. Pemerintah menempuh

langkah melebarkan defisit menjadi 6,34% terhadap PDB.

Tabel 2.1.1.a Asumsi ekonomi makro tahun 2020 dan realisasi

Sumber : diolah dari situs Kemenkeu


Tabel 2.1.1.b Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2020 (triliun rupiah)

Sumber : diolah dari situs Kemenkeu

Tabel diatas merupakan kinerja ekonomi makro dan kinerja pelaksanaan APBN,

realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.633,6 triliun (96,1% dari target), jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya pendapatan tersebut turun sebesar 16,7%.

Penerimaan pajak yang paling terdampak karena pemerintah memberi insentif pajak ke

berbagai sektor. Selanjutnya realisasi belanja negara mencapai Rp1.827,4 triliun (92,5%

dari pagu), atau tumbuh 22,1% dari realisasi tahun 2019, peningkatan tersebut dipengaruhi

oleh realisasi bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-

19.

2.1.1 Belanja Pemerintah Tahun Anggaran 2020 Melalui KPPN Painan


Grafik 2.1.2 Pagu dan Penyerapan Anggaran TA 2016 s.d TA 2020

Sumber: diolah dari OM SPAN dan MeBE

Alokasi Belanja pada APBN 2020 untuk KPPN Painan sebesar Rp590,530 miliar

atau turun Rp7 miliar dibandingkan dengan tahun 2019, penurunan ini disebabkan karena

terdapat 2 kementerian ( 33 & 67) yang tidak mendapatkan alokasi anggaran pada APBN

2020. Penurunan alokasi belanja juga diikuti menurunnya penyerapan anggaran yang

mencapai Rp574,496 miliar atau 97% menurun dari tahun 2019 sebesar 99%. Dilihat dari 5

tahun kebelakang alokasi belanja dan penyerapan anggaran pada KPPN Painan memiliki

tren yang meningkat terlihat pada tahun 2016 yang memiliki pagu dan realisasi terendah,

sedangkan pada tahun 2019 memilki pagu dan realisasi tertinggi. Pada tahun 2020 meski

beluim optimal, namun cukup baik mengingat pada tahun ini kondisi pelaksanaan anggaran

serba terbatas khususnya terdapat pembatasan aktivitas bekerja.

80%

85%

90%

95%

100%

105%

0

100

200

300

400

500

600

700

2016 2017 2018 2019 2020

Pagu Realisasi %real


2.1.2 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Klasifikasi Fungsi

Belanja negara terbagi ke dalam 11 fungsi sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara yaitu: pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan,

ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan

budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial. Pada KPPN Painan hanya mengelola

6 fungsi dengan rincian fungsi Pelayanan Umum dengan Pagu terbesar (61%) disusul fungsi

pendidikan (21%), fungsi Ketertiban Umum (13%), fungsi agama (3%), fungsi lingkungan

hidup (1%), dan fungsi ekonomi (1%)

Grafik 2.1.3.a Persentase Pagu Anggaran Berdasarkan Klasifikasi Fungsi TA 2020


Dari sisi penyerapan anggaran pada tahun 2020 terdapat 1 fungsi dengan

penyerapan anggaran dibawah target penyerapan anggaran 90%, yaitu fungsi ekonomi

(86%), namun hanya berperan 3% dari kontribusi ketidakserapan dana pada tahun 2020,

sedangkan fungsi Pelayanan umum merupakan fungsi dengan ketidak serapan tertinggi

Pelayanan Umum

Rp362M

Ketertiban & Keamanan

Rp75M

EkonomiRp3M

Lingkungan HidupRp6M

AgamaRp19M

PendidikanRp123M


362

75.6

3 6.319

123.7

0

50

100

150

200

250

300

350

400

PELAYANANUMUM

KETERTIBAN DANKEAMANAN

EKONOMI LINGKUNGANHIDUP

AGAMA PENDIDIKAN

Pagu dan Realisasi berdasarkan fungsi

Pagu Realisasi

yaitu sebesar 92%, hal ini selain karena fungsi pelayanan umum adalah fungsi dengan pagu

tertinggi, disebabkan rendahnya penyerapan anggaran pada satker Komisi Pemilihan Umum

(656087), serta masih terdapat anggaran yang tidak terserap pada Bagian Anggaran BUN

(BA BUN 999) untuk kegiatan Pengelolaan Transfer DAK Fisik.

Grafik 2.1.3.b Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Klasifikasi Fungsi TA

2020 (miliar rupiah)


Tabel 2.1.3.c Pagu dan Penyerapan Anggaran Per Fungsi TA 2020


Fungsi PAGU Realisasi %Real Sisa Dana Undisbursed

PELAYANAN UMUM 362.635.944.000 343.685.039.071 95% 18.950.904.929 92%

KETERTIBAN DAN

KEAMANAN

75.613.390.000 75.208.641.953 99% 404.748.047 2%

EKONOMI 3.000.000.000 2.570.432.462 86% 429.567.538 2%

LINGKUNGAN HIDUP 6.306.591.000 6.093.887.033 97% 212.703.967 1%

AGAMA 19.174.732.000 18.470.590.284 96% 704.141.716 3%

PENDIDIKAN 123.799.606.000 128.467.821.283 104% -4.668.215.283 0%


2.1.3 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Klasifikasi Organisasi

Alokasi APBN pada KPPN Painan sebesar Rp.590,5 Miliar tersebar ke 35 satuan

kerja, berdasarkan tabel dibawah diketahui bahwa Kementerian Agama memiliki alokasi

yang paling besar baik pada tahun 2019 maupun 2020, hal ini karena 21 dari 35 satker pada

KPPN Painan merupakan Kementerian Agama, dengan kenaikan pagu sebesar Rp10,5

miliar. Disusul oleh pagu anggaran Kepolisian RI, yang juga terdapat peningkatan pagu

sebesar Rp5 miliar. Kenaikan pagu yang signifikan terlihat pada Komisi Pemilihan Umum

yaitu sebesar 70%, hal ini dikarenakan adanya Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten

Pesisir Selatan.

Apabila dilihat dari kontribusi terhadap total anggaran yang tidak terserap, Komisi

Pemilihan Umum memiliki kontribusi yang dominan sebesar 88%, hal ini disebabkan karena

rendahnya penyerapan pada satker KPU Kabupaten Pesisir Selatan (656087), terutama

pada kegiatan fasilitasi pelaksanaan tahapan pemilukada.

Tabel 2.1.4.a Pagu Anggaran Per Kementerian/Lembaga

Kode

BA

Nama

BA

Semester II

2019

Semester II

2020

+/- %

'005 MAHKAMAH

AGUNG

5.837.590.000 6.545.598.000 708.008.000 12%

'006 KEJAKSAAN

REPUBLIK

INDONESIA

7.649.708.000 7.553.974.000 -95.734.000 -1%

'013 KEMENTERIAN

HUKUM DAN

HAK ASASI

MANUSIA RI

2.932.577.000 3.101.590.000 169.013.000 6%

'015 KEMENTERIAN

KEUANGAN

1.342.030.000 1.506.072.000 164.042.000 12%

'025 KEMENTERIAN

AGAMA

132.401.705.000 142.974.338.000 10.572.633.000 8%

'054 BADAN PUSAT 5.328.853.000 5.886.223.000 557.370.000 10%



Tabel 2.1.4.b Kontribusi Ketidakserapan Anggaran K/L

STATISTIK

'056 KEMENTERIAN

AGRARIA DAN

TATA

RUANG/BPN

9.729.357.000 6.306.591.000 -3.422.766.000 -35%

'060 KEPOLISIAN

NEGARA

REPUBLIK

INDONESIA

53.310.015.000 58.412.228.000 5.102.213.000 10%

'076 KOMISI

PEMILIHAN

UMUM

28.850.038.000 49.108.945.000 20.258.907.000 70%

'090 KEMENTERIAN

PERDAGANGAN

4.000.000.000 3.000.000.000 -1.000.000.000 -25%

BA

Nama

Kementerian/

Lembaga

Pagu Realisasi % Real Sisa

Dana %Undisbursed

'005 MAHKAMAH

AGUNG 6,55 6,46 99% 0,1 1%

'006

KEJAKSAAN

REPUBLIK

INDONESIA

7,55 7,62 101% -0,1

'013

KEMENTERIAN

HUKUM DAN

HAK ASASI

MANUSIA RI

3,1 2,94 95% 0,2 1%

'015 KEMENTERIAN 1,51 1,44 96% 0,1 0%



Berdasarkan grafik rata-rata penyerapan anggaran diluar BA-BUN pada tahun 2020

adalah 94% menurun dari tahun 2019 yaitu sebesar 98%, hal ini dipengaruhi Komisi

Pemilihan Umum (076) yang mengalami penurunan yang signifikan, juga terlihat pada

Kementerian Perdagangan.

Grafik 2.1.4.c Pengelompokkan Penyerapan Anggaran Berdasarkan Bagian

KEUANGAN

'025 KEMENTERIAN

AGAMA 142,97 146,94 103% -4

'054 BADAN PUSAT

STATISTIK 5,89 5,47 93% 0,4 3%

'056

KEMENTERIAN

AGRARIA DAN

TATA

RUANG/BPN

6,31 6,09 97% 0,2 2%

'060

KEPOLISIAN

NEGARA

REPUBLIK

INDONESIA

58,41 58,18 100% 0,2 2%

'076

KOMISI

PEMILIHAN

UMUM

49,11 37,09 76% 12 88%

'090 KEMENTERIAN

PERDAGANGAN 3,0 2,57 86% 0,4 3%


Anggaran


a. Pengelompokan Penyerapan Anggaran Berdasarkan Satker

Pengelompokan penyerapan anggaran berdasarkan satker terdapat 9 satker dengan

penyerapan anggaran melebihi 100%, 16 satker dengan penyerapan diatas 95% hingga

100%, 5 satker diatas 90% hingga 95%, dan 5 satker dibawah 90%.

Bila kita melihat satker dengan ketidakserapan tertinggi ada pada satker KPU

Kabupaten Pesisir Selatan (656087) dengan realisasi sekitar 76% dengan kontribusi

ketidakserpan 71% atau sebesar Rp12 miliar rupiah, hal ini dikarenakan kurang optimalnya

belanja barang non-operasional-penanganan pandemi Covid-19 dan belanja barang non

operasional lainnya, disusul satker MTsN 7 Pesisir Selatan dan MAN 3 Pesisir Selatan.

Tabel 2.1.4.d Satker Dengan Kontribusi Ketidakserapan Anggaran Terbesar TA


0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

'005 '006 '013 '015 '025 '054 '056 '060 '076 '0902020 2019


BA Nama

Kementerian/Lembaga Pagu

Reali

sasi %Real

Sisa

Dan

a

%Undis

bursed

656087

KPU KABUPATEN PESISIR

SELATAN 49,11 37,09 76% 12 71%

299702

MADRASAH TSANAWIYAH

NEGERI 7 PESISIR SELATAN

KAB. PESISIR SELATAN 4,62 3,84 83% 1 5%

554113

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3

PESISIR SELATAN KAB.

PESISIR SELATAN 4,46 3,73 84% 1 4%

299628

KANTOR KEMENTERIAN

AGAMA KAB. PESISIR

SELATAN 15,80 15,12 96% 1 4%

401750

Dinas Koperasi, Usaha Mikro

Kecil Menengah, Perdagangan

dan Perindustrian Kabupaten

Pesisir Selatan 3,00 2,57 86% 0,43 3%

427981

BADAN PUSAT STATISTIK

KAB. PESISIR SELATAN 5,89 5,47 93% 0,42 2%

309243

MADRASAH TSANAWIYAH

NEGERI SALIDO KAB.

PESISIR SELATAN 6,63 6,39 96% 0,24 1%

424750

MADRASAH TSANAWIYAH

NEGERI 3 PESISIR SELATAN

KAB. PESISIR SELATAN 4,18 3,94 94% 0,23 1%

640701 POLRES PESISIR SELATAN 58,41 58,18 100% 0,23 1%

430910

KANTOR PERTANAHAN KAB.

PESISIR SELATAN 6,31 6,09 97% 0,21 1%


Tabel 2.1.4.d Satker Dengan Kontribusi Ketidakserapan Anggaran Terendah TA


BA Nama

Kementerian/Lembaga Pagu Realisasi %Real

Sisa

Dana

'299629 'KANTOR KEMENTERIAN 46,02 52,63 114% -6,62


AGAMA KAB. PESISIR

SELATAN

'424781

'MADRASAH TSANAWIYAH

NEGERI 12 PESISIR

SELATAN KAB. PESISIR

SELATAN 3,58 3,79 106% -0,21

'006643

'KEJAKSAAN NEGERI

PESISIR SELATAN 5,71 5,91 103% -0,20

'299694


NEGERI 5 PESISIR


SELATAN 4,90 5,03 103% -0,13

'299720

'MADRASAH ALIYAH

NEGERI 1 PESISIR


SELATAN 7,62 7,69 101% -0,07

'601806


NEGERI 11 PESISIR


SELATAN 3,81 3,87 102% -0,06

'309250

'MADRASAH ALIYAH

NEGERI 2 PESISIR


SELATAN 8,06 8,11 101% -0,06

'299630

'KANTOR KEMENTERIAN

AGAMA KAB. PESISIR

SELATAN 0,61 0,62 101% -0,01


2.1.4 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan PMK Nomor

101/PMK.02/2011 tentang klasifikasi anggaran yang mengatur tentang pengklasifikasian

anggaran berdasarkan jenis belanja. Jenis belanja di wilayah lingkup KPPN Painan terbagi

ke dalam 4 jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja

bantuan sosial, serta 2 jenis belanja yang dikelola Bagian Anggaran Bendahara Umum


Negara (BA-BUN) yaitu DAK Fisik dan Dana Desa, namun sejak tahun 2018 KPPN Painan

tidak mendapatkan pagu jenis belanja bantuan sosial.

Pada tahun 2020 hampir semua pagu mendapatkan kenaikan alokasi anggaran kecuali

Dana Alokasi Khusus Fisik, belanja barang mendapat mendapatkan kenaikan alokasi

terbesar sebesar Rp10 miliar atau sebesar 6%, kenaikan alokasi pagu yang besar terdapat

pada Komisi Pemilihan Umum (pagu belanja barang naik Rp20 miliar) yang digunakan untuk

mendukung pilkada serentak tahun 2020. Belanja Modal mengalami peningkatan 173% dari

tahun sebelumnya, kenaikan belanja modal terbesar terdapat pada satker Kantor

Kementerian Agama 299628 (naik Rp3 miliar) yang digunakan untuk pembangunan gedung

balai nikah dan Manasik Haji serta rehabilitasi gedung KUA. Selain itu juga terdapat

kenaikan belanja modal pada Satker MAN 1 Pesisir Selatan (299720) dan Polres Pesisir

Selatan (640701), yang digunakan untuk pembangunan ruang kelas baru dan jasa kontruksi

gedung Sat Reskrim Polres Pesisir Selatan.

Dari sisi penyerapan anggaran, belanja barang sebagai penyumbang terbesar

terhadap total alokasi anggaran yang tidak terserap, yaitu sebesar 67%, besarnya kontribusi

ketidakserapan belanja barang disebabkan besarnya anggaran yang tidak terserap pada

satker Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pesisir Selatan.

Grafik 2.1.4.e Pagu dan Realisasi Anggara Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi Per

Semester II (YoY)


Tabel 2.1.4.f Kontribusi Ketidakserapan Anggaran Klasifikasi Ekonomi TA 2020

(miliar rupiah)

168

105

11

139

167

75.00%

80.00%

85.00%

90.00%

95.00%

100.00%

105.00%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

PEGAWAI BARANG MODAL DAK FISIK DANA DESA

Pagu 2019 Pagu 2020 % Real 2019 % Real 2020



2.1.5 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Kewenangan

Belanja pemerintah pusat di KPPN Painan dialokasikan kepada 4 kewenangan yaitu

Kantor Daerah (KD), Tugas Pembantuan (TP), Desentralisasi (DS), dan Kantor Pusat (KP),

namun pada tahun 2020 tidak terdapat alokasi pagu untuk kewenangan kantor pusat.

Alokasi anggaran terbesar terdapat pada kewenangan Desentralisasi sebesar Rp306 miliar

dan Kewenangan KD sebesar Rp281 miliar. Terlihat pagu untuk kewenangan KD meningkat

dari tahun 2019, begitupula realisasinya. Meningkatnya pagu dipengaruhi peningkatan pagu

yang besar pada satker KPU Pesisir Selatan (656087), Polres Pesisir Selatan (640701),

MAN 1 Pesisir Selatan (299720), dan Kantor Kementerian Agama Pesisir Selatan (299628).

Sedangkan pagu untuk kewenangan DS mengalami penurunan, dipengaruhi adanya

penurunan dalam penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.

Grafik 2.1.5.a Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Klasifikasi Kewenangan

per Semester II (YoY)

NO Kode Jenis Belanja Pagu Realisasi %Real sisa %Undis

1 '51 'BELANJA PEGAWAI 168 173 102% -4,2

2 '52 'BELANJA BARANG 105 92 87% 13,6 67%

3 '53 'BELANJA MODAL 11 11 99% 0,1 1%

4 '63

'DANA ALOKASI

KHUSUS FISIK 139 132 95% 6,4 32%

5 '66 'DANA DESA 167 167 100% 0 0%



Dilihat dari penyerapan anggaran, kewenangan KD memiliki realisasi 96,75%,

besarnya alokasi anggaran pada kewenangan KD mengakibatkan kontribusi terhadap

jumlah anggaran yang belum terserap sangat tinggi yaitu mencapai 57%, Satker Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Pesisir Selatan memiliki akumulasi anggaran tidak terserap

tertinggi.

Tabel 2.1.5.b Kontribusi Ketidakserapan Anggaran Klasifikasi Kewenangan TA


3

101%

97%

98%100%

97%

86%

98%

70%

80%

90%

100%

110%

0

KD TP DS KP

Pagu 2019 Pagu 2020 % Real 2019 % Real 2020



2.1.6 Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Prioritas Nasional

APBN telah memuat program-program kerja pemerintah yang diselaraskan dengan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020. Untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapakan pada RKP, Pemerintah telah menetapkan 5 Prioritas Nasional yang menjadi

landasan bagi seluruh program-program yang dijalankan pemerintah pada tahun 2020.

Jumlah pagu dana yang dialokasikan pemerintah dalam DIPA satker-satker K/L terkait

dengan pelaksanaan prioritas nasional sebesar Rp23 miliar atau sekitar 25,65% dari total

pagu DIPA satker di KPPN Painan (termasuk BA BUN). Di KPPN Painan hanya terdapat 3

Program Priotas Nasional, alokasi PN terbesar adalah PN Pembangunan Manusia dan

Pengentasan Kemiskinan sebesar Rp20,4 miliar atau 87% dari total pagu, dengan

penyerapan anggaran 99%. Program PN kedua terbesar adalah Nilai Tambah Sektor Riil,

Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja dengan pagu Rp3 miliar, dan realisasi 86%, dengan

sisa tertinggi Rp429,5 juta atau 63% dari total sisa anggaran seluruhnya. Dan yang ketiga

adalah PN Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup dengan pagu Rp105,3

juta dan realisasi paling rendah sebesar 75%.

Tabel 2.1.6. Pagu dan Realisasi Belanja Pemerintah Berdasarkan Prioritas

Nasional TA 2020

PN Pagu Real %Real Sisa %Undis

Pembangunan Manusia dan

Pengentasan Kemiskinan

20.463.391.000 20.236.610.433 99% 226.780.567 33%

Pagu Realisasi % Real sisa undis

'KD 281 272 96,75% 9 57%

'TP 3 3 85,68% 0,4 3%

'DS 306 300 97,89% 6 40%


Nilai Tambah Sektor Riil,

Industrialisasi, dan Kesempatan

Kerja

3.000.000.000 2.570.432.462 86% 429.567.538 63%

Ketahanan Pangan, Air, Energi

dan Lingkungan Hidup

105.311.000 79.486.400 75% 25.824.600 4%


2.2 Kebijaksanaan Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020

Beberapa kebijakan telah dilaksanakan pada tahun 2020 yang bertujuan agar

pelaksanaan anggaran dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Beberapa kebijakan

pelaksanaan anggaran tahun 2020 antara lain :

2.2.1 Langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran

Menteri Keuangan melalui surat nomor S-837/MK.05/2019 tanggal 22 November 2019

hal Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2020,

menyampaikan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga agar melakukan langkah-langkah

strategis pelaksanaan anggaran tahun 2020 Dalam rangka percepatan pelaksanaan

program dan kegiatan serta untuk mewujudkan belanja Pemerintah yang lebih berkualitas

(Spending Better). langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran tahun 2020 berupa:

a. Melakukan reviu atas DIPA dan segera mengajukan usulan revisi DIPA dalam hal

diperlukan, bagi Kementerian Negara/ Lembaga (K/L) yang mengalami perubahan

sehubungan dengan pembentukan Kabinet Indonesia Maju;

b. Melakukan peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran ; dan

c. Meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran berdasarkan penilaian Indikator Kinerja

Pelaksanaan Anggaran (IKPA).

Wabah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia

memberikan efek terhadap pelaksanaan anggaran, menindaklanjuti hal tersebut dilakukan

langkah-langkah percepatan penyerapan anggaran. Berdasarkan surat Menteri Keuangan

RI Nomor: S- 737/MK.05/2020 tanggal 25 Agustus 2020 Hal Percepatan Penyerapan

Anggaran Belanja dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional:


a. Satuan Kerja K/L dapat menyampaikan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada

Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN) mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul

17.00 waktu setempat

b. Dalam rangka memberikan fleksibilitas dalam penggunaan anggaran dan menjamin

terpenuhinya kebutuhan anggaran, Satuan Kerja K/L dapat mengajukan Tambahan

Uang Persediaan untuk membiayai belanja operasional dan non operasional sebesar

total kebutuhan Satuan Kerja K/L dalam satu bulan ke depan.

c. Dalam rangka menjamin pencairan dana secara tepat waktu, Satuan Kerja K/L

diberikan dispensasi pengajuan SPM tanpa mempersyaratkan penyampaian

Rencana Penarikan Dana (RPD) untuk SPM dengan jumlah tertentu sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.05/2017

d. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) agar memastikan percepatan penggunaan

anggaran pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan pencairan dana

dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

2.2.2 Reformulasi IKPA TA 2020 dan Relaksasi Penilaian IKPA TA 2020

IKPA merupakan alat monev kinerja pelaksanaan anggaran yang dilakukan

Menteri Keuangan selaku BUN sesuai PMK Nomor 195/PMK.05/2018 tentang

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L. Pada tahun 2020

terdapat penambahan indikator baru yaitu Konfirmasi Capaian Output, serta

redefinisi 4 indikator, yaitu Revisi DIPA, Deviasi Halaman III DIPA, Penyerapan

Anggaran, dan Pengelolaan UP dan TUP.

Sehubungan dengan langkah antisipatif terhadap penyesuaian kebijakan

pelaksanaan anggaran belanja K/L akibat kondisi kahar (force majeure) yang

disebabkan oleh risiko penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), melalui

S-258/PB/2020, peniliaian IKPA tahun 2020 pada Aplikasi OM-SPAN tidak dilakukan,

selanjutnya diganti dengan diterbitkan S-614/PB/2020 penilaian IKPA dilakukan

kembali mulai triwulan III tahun 2020. Untuk mendukung akselerasi belanja Tahun

2020, Indikator Revisi DIPA dan Deviasi Halaman III DIPA tidak diperhitungkan

dalam nilai akhir IKPA.


2.2.3 Refocusing dan Realokasi Anggaran Dalam Rangka Penanganan

Pandemi Corona Virus

Menteri Keuangan telah menerbitkan Surat Edaran nomor SE-6/MK.02/2020

tanggal 15 Maret 2020 tentang Refocussing Kegiatan dan Realokasi Anggaran

Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19), dimana K/L agar mengutamakan penggunaan alokasi

anggaran yang telah ada untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat mendukung

percepatan penanganan COVID-19 dengan melakukan refocusing kegiatan dan

realokasi anggaran melalui mekanisme revisi anggaran yang cepat, sederhana, dan

akuntabel.

2.2.4 Implementasi Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Penggunaan kartu kredit dalam transaksi belanja negara merupakan upaya

pemerintah dalam meminimalisasi penggunaan uang tunai serta mengurangi cost of

fund atau idle cash dari penggunaan uang persediaan. Penggunaan kartu kredit

untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja keperluan operasional yang

merupakan bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan dengan porsi 40%

dari UP yang digunakan oleh satker.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.05/2018 tentang Tata

Cara Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP), mulai 1 Juli

2019 penggunaan Kartu Kredit Pemerintah telah diimplementasikan kepada satker

yang sesuai dengan PMK tersebut wajib menggunakan KKP.

Di wilayah lingkup KPPN Painan terdapat 10 Satker yang memiliki pagu UP

KKP, jumlah transaksi sebanyak 90 transaksi, dengan nilai Rp173.063.422. Kendala

yang dihadapi adalah terbatasnya jumlah mesin EDC pada penyedia barang/jasa

terutama yang ada pada wilayah Kabupaten Pesisir Selatan.

2.2.5 Perkembangan Pagu Blokir


Grafik 2.2.5. Perkembangan Pagu dan Blokir Anggaran


Pada perkembangannya pagu blokir memiliki tren menurun, blokir anggaran

merupakan jumlah dana dalam DIPA yang belum dapat dicairkan yang dicantumkan dalam

halaman IV DIPA dikarenakan belum dipenuhinya persyaratan pencairan anggaran maupun

dikarenakan adanya penghematan anggaran. Pada awal tahun anggaran 2020, terdapat

blokir sebesar Rp1,1 miliar yang tersebar pada 5 satker, pada bulan april hingga juli pagu

blokir terus mengalami penurunan, pada bulan juli hingga oktober hanya terdapat 1 sakter

yang memiliki pagu blokir yaitu Kantor KEMENAG (299628) dengan nilai Rp5.500.000 , dari

bulan November hingga Desember 2020 tidak terdapat pagu minus.

2.3 Tren Belanja Pemerintah Semester II Tahun 2016 s.d 2020

-200..

..

200..

400..

600..

800..

1000..

1200..

..

100..

200..

300..

400..

500..

600..

700..

Blo

kir

(Ju

ta)

Pag

u (

Mili

ar)

pagu blokir


Grafik 2.2.3. Belanja Pemerintah Triwulan III Tahun 2016 s.d. 2020


Secara umum belanja pemerintah dari tahun 2016 hingga tahun 2020 di lingkup

KPPN Painan memiliki pola yang hampir sama, terdapat pola penyerapan yang rendah pada

awal tahun dan meningkat di akhir tahun. Perbedaan jumlah pagu yang signifikan pada

tahun 2016 terlihat dibandingkan tahun setelahnya. Pola pencilan terlihat pada bulan April

2017, Oktober 2017, Mei 2018, Oktober 2018 dan Mei 2019 dikarenakan adanya

penyerapan DAK Fisik dan Dana Desa, juga pada bulan Agustus 2020 dimana terdapat

pencairan Gaji 13 disertai program Pemulihan Ekonomi Nasional.

2.3.1 Tren Belanja Tahun 2016 – 2020 Menurut Klasifikasi Fungsi

Pada tahun 2016-2020 terdapat 7 fungsi utama yang mendapatkan alokasi anggaran.

Ketujuh fungsi tersebut yaitu: fungsi Pelayanan Umum, fungsi Ketertiban dan Keamanan,

fungsi Ekonomi, fungsi Lingkungan Hidup, fungsi Perumahan & Fasilitas Umum, fungsi

Agama, dan fungsi Pendidikan.

Dari grafik terlihat fungsi Pelayanan Umum mendapatkan alokasi pagu terbesar di KPPN

Painan, dari tahun 2016-2020 tidak terlalu terdapat fluktuasi yang tajam kecuali pada pagu

fungsi Pelayanan Umum, yang pada tahun 2016 hanya mendapat pagu Rp12 miliar

meningkat drastis menjadi Rp247 miliar pada tahun 2017, dan meningkat hingga tahun

2019. Peningkatan yang besar disebabkan adanya alokasi untuk DAK Fisik dan Dana Desa.

Pada fungsi Ketertiban Keaman dan fungsi Agama mengalami tren meningkat setiap

0

20

40

60

80

100

120

140

160

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

2016 2017 2018 2019 2020


tahunnya, sebaliknya fungsi Ekonomi dan Pendidikan mengalami tren penurunan setiap

tahunnya, namun pada tahun 2020 terdapat kenaikan untuk Pagu Pendidikan. Pada fungsi

Lingkungan Hidup terdapat kenaikanpagu pada tahun 2019, yang disebabkan kenaikan

alokasi anggaran untuk Kantor Pertanahan Kab. Pesisir Selatan. Pada fungsi Perumahan

dan Fasilitas Umum, KPPN Painan tidak mendapatkan alokasi anggaran pada tahun 2020.

Grafik 2.3.1.a Tren Pagu Menurut Klasifikasi Fungsi Semester II Tahun 2016-2020


Grafik 2.3.1.b Tren Realisasi Menurut Klasifikasi Fungsi Semester II Tahun 2016-

0

100

200

300

400

2016 2017 2018 2019 2020

PELAYANAN UMUM

KETERTIBAN DAN KEAMANAN

EKONOMI

LINGKUNGAN HIDUP

PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM

AGAMA

PENDIDIKAN

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

110.00%

2016 2017 2018 2019

PELAYANAN UMUM

KETERTIBAN DAN KEAMANAN

EKONOMI

LINGKUNGAN HIDUP

PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM

AGAMA

PENDIDIKAN


2020


Pada segi tren realisasi setelah tahun 2016 cenderung stabil di atas 90%, kecuali

pada fungsi Lingkungan Hidup yang mengalami tren peningkatan setiap tahunnya sejalan

dengan peningkatan pagunya. Pada tahun 2016 terlihat realisasi di bawah 80% pada fungsi

lingkungan hidup dan pendidikan.

2.3.2 Tren Belanja Tahun 2016 – 2020 Menurut Klasifikasi Organisasi

Grafik 2.3.2.a Tren Pagu Menurut Klasifikasi Organisasi Semester II Tahun 2016-

2020


0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2016 2017 2018 2019 2020

'025 '060 '076 '006 '005


Grafik 2.3.2.b Tren Realisasi Menurut Klasifikasi Organisasi Semester II Tahun

2016-2020


Dari tahun 2016 hingga tahun 2020, terdapat lima Kementerian/Lembaga yang

mendapatkan alokasi pagu tertinggi di lingkup KPPN Painan, kelima K/L yaitu Kementerian

Agama (025), Kepolisian Republik Indonesia (060), Komisi Pemilihan Umum (076),

Kejaksaan Republik Indonesia (006) dan, Mahkamah Agung (005).

Terlihat dari grafik, tren alokasi dari tahun 2016 – 2020, untuk kelima

kementerian/lembaga berfluktuatif , kecuali pada Komisi Pemilihan Umum yang mengalami

kenaikan 557% dari tahun 2017 ke 2018 dan meningkat terus hingga tahun 2020, hal ini

terkait Pemilihan Umum serentak dan Pemilihan Kepala Daerah serentak. Kementerian

Agama terus mengalami penurunan pagu hingga tahun 2019, namun mengalami

peningkatan pada tahun 2020. Sedangkan Kepolisian Republik Indonesia mengalami tren

kenaikan pagu kecuali pada 2019 turun sekitar 3,6%,.

Dari segi penyerapan anggaran Semester II TA 2016-2020 pada kelima Kementerian/

Lembaga tersebut memiliki pola yang hampir sama pada tahun 2017 hingga tahun 2020,

kecuali pada Komisi Pemilihan Umum pada tahun 2020 yang memiliki penyerapan hanya

75%, Diawali penyerapan yang hanya 77% di tahun 2016 pada Kementerian Agama, tren

realisasi terus tumbuh hingga 2020 dengan rata-rata pertumbuhan 6%. Kepolisian Republik

Indonesia memiliki penyerapan anggaran yang stabil di atas 98% pada tahun 2016-2020.

Begitu pula dengan Mahkamah Agung dengan penyerapan rata-rata 97%.

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

2016 2017 2018 2019 2020

Tren Realisasi

'025 '060 '076 '006 '005


2.3.3 Tren Belanja Tahun 2016 – 2020 Menurut Klasifikasi Ekonomi

Grafik 2.3.3.a Tren Pagu Menurut Klasifikasi Ekonomi Semester II Tahun 2016-2020


Berdasarkan klasifikasi ekonomi, tren belanja pada lingkup KPPN Painan Tahun

2016 – 2020 berflutuatif, pada belanja pegawai terjadi penurunan pada tahun 2017 sebesar

10%, pada tahun 2018 dan 2019 menurun cenderung kecil sebesar 1% dan meningkat 6%

pada tahun 2020. Sedangkan pada belanja barang pada tahun 2017 terjadi penurunan pagu

sebesar 8%, namun pada tahun seterusnya hingga tahun 2020 mengalami peningkatan,

terutama pada tahun 2018 mengalami kenaikan signifikan sebesar 51%. Kenaikan pagu

terjadi pada satker KPU Kabupaten Pesisir Selatan dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil

Menengah, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pesisir Selatan. Lain halnya dengan

belanja modal yang mengalami penurunan dari tahun 2016 hingga 2019, penurunannya

cukup siginfikan, yaitu berturut-turut 33%, 47%, dan 56%. Akan tetapi terjadi peningkatan

173% pada tahun 2020, dikarenakan terdapat beberapa program pembangunan di tahun

2020. Sedangkan untuk belanja sosial dari tahun 2016 dan 2017 tidak mengalami

perubahan pagu yang signifikan, pada tahun selanjutnya tidak terdapat K/L pada lingkup

KPPN Painan yang memiliki pagu belanja sosial.

-50

0

50

100

150

200

2016 2017 2018 2019 2020

BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG

BELANJA MODAL BELANJA BANTUAN SOSIAL


Grafik 2.3.3.b Tren Realisasi Menurut Klasifikasi Organisasi Semester II Tahun

2016-2020


Dilihat dari penyerapan anggaran berfluktuatif dari tahun ke tahun, pada tahun 2016,

untuk penyerapan belanja pegawai dan belanja barang berada di bawah 90%, untuk

belanja sosial tercatat penyerapan 100% di tahun 2016 dan 2017, tahun berikutnya tidak

terdapat pagu untuk belanja bantuan sosial, pada tahun 2017 sampai 2019 terdapat

penyerapan anggaran yang baik dengan rentang 95% - 105%, pada tahun 2020 terdapat

penurun yang signifikan pada belanja barang menjadi 87%, hal ini diakibatkan karena

kurang maksimalnya penyerapan belanja barang pada satker KPU Kab Pesisir Selatan.

2.4 Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020

Monitoring Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L dilakukan untuk menjamin efektivitas

pelaksanaan anggaran, efisiensi penggunaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi

pelaksanaan anggaran. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor

PER-4/PB/2020 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran

Belanja Kementerian Negara/Lembaga, untuk mengukur kinerja pelaksanaan anggaran

seluruh satuan kerja, digunakan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran yang terdiri dari 13

indikator. Penilaian dilakukan untuk masing-masing indikator sesuai bobot masing-masing

indikator. Terhadap indikator yang tidak/ belum dimiliki oleh satuan

80.00%

85.00%

90.00%

95.00%

100.00%

105.00%

2016 2017 2018 2019 2020

BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG

BELANJA MODAL BELANJA BANTUAN SOSIAL


kerja atau K/L, maka indikator tersebut tidak dimasukkan sebagai unsur penilaian sehingga

akan dilakukan konversi nilai. Ketiga belas indicator tersebut dirinci sebagai berikut:

Tabel 2.4.a Metode Penilaian IKPA Tahun 2020

No Indikator Kalkulasi Subkriteria Bobot

1 Revisi DIPA (∑ Revisi DIPA / ∑

Target Revisi DIPA)

100-rasio revisi 5

2 Hal. III DIPA Rata –rata ǁ (realisasi

penarikan dana) –

(perencanaan Hal III

DIPA)ǁ / (perencanaan

Hal III DIPA)

100 – rasio rata-rata

deviasi Halaman III

5

3 Pengelolaan UP ( ∑ SPM GUP tepat

waktu / ∑ SPM GUP ) x

100

Sesuai dengan rasio

GUP yang tepat waktu

8

4 Rekon LPJ

Bendahara

( ∑ LPJ Bendahara tepat

waktu / ∑LPJ Bendahara

yg disampaikan ke

KPPN) x 100

Sesuai dengan rasio

LPJ yang tepat waktu

5

5 Data Kontrak ( ∑ Data Kontrak tepat

waktu / ∑ Data Kontrak

yg disampaikan ke

KPPN) x 100

Sesuai dengan rasio

LPJ yang tepat waktu

15

6 Penyelesaian

Tagihan

( ∑ Tagihan tepat waktu /

∑ Total Tagihan) x 100

Sesuai dengan rasio

penyelesaian tagihan

yang tepat waktu

12

7 Penyerapan

Anggaran

( ∑ Realisasi anggaran /

∑ Pagu DIPA) x 100

(Persentase

realisasi/target realisasi)

x 100

15

8 Retur SP2D ( ∑ Retur / ∑ SP2D

terbit) x 100

100 - rasio retur SP2D 5

9 Renkas ( ∑ Data Renkas tepat

waktu / ∑ Data Renkas

Sesuai dengan rasio

renkas yang tepat waktu

5


yg disampaikan ke

KPPN) x 100

10 Kesalahan SPM ( ∑ SPM salah / ∑ SPM

yg disampaikan ke

KPPN)

0% 100 5

> 0,00% - 1,00% 95

> 1,00% - 2,00% 90

> 2,00% - 2,50% 85

> 2,50% 80

11 Dispensasi Dihitung berdasarkan

jumlah SPM yang

mendapat dispensasi

0 SPM 100 5

Penyampaian

SPM

1 - 10 SPM 95

11 - 30 SPM 90

31 - 50 SPM 85

> 50 SPM 80

12 Pagu Minus ( ∑ Pagu Minus/ ∑ Pagu)

x 100

100 - Rasio pagu minus 5

13 Konfirmasi

Capaian Output

𝑅𝐾𝐶𝑂𝑛 =( ∑𝑂𝐾𝑛/ ∑𝑂𝑛) 𝑥

100

Sesuai dengan output

yang dinilai wajar

10

Dari hasil penilaian terhadap 13 indikator yang disediakan melalui OMSPAN

(Reaktivasi), pada Semester II tahun 2020 nilai IKPA tingkat wilayah KPPN Painan untuk

seluruh

Kementerian Negara/ Lembaga adalah 97,21. Apabila dibandingkan dengan nilai IKPA

tingkat wilayah pada semester 2 tahun 2020 , terjadi peningkatan di seluruh kategori IKPA,

yang disebabkan membaiknya hampir keseluruhan indikator yang ada. Pada tahun 2020

terdapat 2 indikator yang tidak dilakukan perhitungan mengacu pada Surat Direktur Jenderal

Perbendaharaan nomor S-614/PB/2020 tanggal 17 Juli 2020. Serta pada tahun 2020

terdapat penambahan satu indicator penilaian baru yaiut Konfirmasi Capaian Output.

Tabel 2.4.b Perbandingan nilai IKPA 2019 dan 2020

Nama Indikator 2019 Bobot 2020 Bobot


Kesesuaian Perencanaan dengan

Pelaksanaan

93,42 95,75

● Revisi DIPA 100 5 100 0

● Deviasi Halaman III DIPA 84,23 5 94,07 0

● Pagu Minus 96,03 4 95,75 5

Kepatuhan Terhadap Regulasi 97,64 98,5

● Data Kontrak 93 15 100 15

● Pengelolaan UP dan TUP 99 10 99 8

● LPJ Bendahara 98,57 5 100 5

● Dispensasi SPM 100 4 95 5

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan 99,90 99,12

● Penyerapan Anggaran 100 20 98,43 15

● Penyelesaian Tagihan 100 15 98,36 12

● Konfirmasi Capaian Output - - 99,83 10

● Retur SP2D 99,69 6 99,85 5

Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan 95 97,5

● Renkas 100 5 100 5

● Kesalahan SPM 90 6 95 5

Nilai IKPA 97,21 98,53


Berikut merupakan Satker yang memperoleh IKU 5 tertinggi pada Semester II tahun 2020

sesuai DIPA

Tabel 2.4.c Peringkat IKPA Terbaik Dengan Pagu Di Atas 4 Miliar 2020 (Reaktivasi)

Peringkat Kode

Satker

Nama Satker Nilai

IKPA

1 424772 MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 PESISIR

SELATAN KAB. PESISIR SELATAN

100,00

2 552940 MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAPAN

KAB. PESISIR SELATAN

100,00

3 309243 MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SALIDO

KAB. PESISIR SELATAN

99,77


4 640701 POLRES PESISIR SELATAN 99,68

5 430910 KANTOR PERTANAHAN KAB. PESISIR

SELATAN

99,64


Tabel 2.4.d Peringkat IKPA Terbaik Dengan Pagu Di Bawah 4 Miliar 2020

(Reaktivasi)

Peringkat Kode

Satker

Nama Satker Nilai

IKPA

1 098807 PENGADILAN NEGERI PAINAN 100,00

2 402004 PENGADILAN AGAMA PAINAN 100,00

3 402005 PENGADILAN AGAMA PAINAN 100,00

4 406024 RUMAH TAHANAN NEGARA PAINAN 100,00

5 299627 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. PESISIR

SELATAN

99,99



BAB III

ANALISIS KENDALA PELAKSANAAN

3.1 Gambaran Umum

Pada bab sebelumnya telah dibahas gambaran umum pelaksanaan anggaran

satuan kerja di lingkungan wilayah bayar KPPN Painan. Permasalahan secara

umum yang akan diangkat antara lain adalah terkait dengan faktor yang

mempengaruhi Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dan permasalahan

penyerapan lainnya. Oleh karena itu pada Bab III ini akan dianalisis penyebab

kendala pelaksanaan penyerapan pada satuan kerja wilayah pembayar KPPN

Painan.

Melalui bab III ini, akan dibahas demografi secara umum satker wilayah kerja

KPPN Painan, kemudian akan ditarik permasalahan secara generik sampai dengan

permasalahan dikerucutkan sesuai dengan alur analisis yang digunakan. Analisa

permasalahan yang akan digunakan dengan menggunakan teknik analisis diagram

Ishikawa fishbone. Teknik ini sering juga diagram ini disebut dengan diagram sebab-

akibat atau cause effect diagram. Selanjutnya melalui analisa ini akan menunjukkan

dampak atau akibat dari permasalahan yang ditemui, dengan berbagai

penyebabnya, dampak atau muaranya digambarkan sebagai moncong kepala,

sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan

permasalahannya. Selanjutnya masing-masing permasalahan akan dicari solusi

pemecahannya dan rekomendasi untuk perbaikan kedepannya.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Painan merupakan salah satu unit

vertikal Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan. KPPN Painan berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan memiliki tugas melaksanakan kewenangan

perbendaharaan dan bendahara umum negara (BUN) melalui penyaluran pembiayaan atas

beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan

dari kas negara berdasarkan peraturan perundang- undangan. KPPN Painan juga

melaksanakan pembinaan kepada satuan-satuan kerja yang merupakan perpanjangan/unit

vertikal Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah dalam hal pembinaan dana transfer.

KPPN Painan memiliki wilayah bayar APBN untuk instansi vertikal


Kementerian/Lembaga/Badan dan dana transfer dan dana desa pada Kabupaten Pesisir

Selatan. Belanja pemerintah pusat dilaksanakan oleh unit vertikal

Kementerian/Lembaga/Badan dan fungsi-fungsinya melalui tugas perbantuan/dekonsentrasi

yang dilaksanakan oleh dinas-dinas terkait.

Jumlah satuan kerja pada KPPN Painan sampai dengan Semester II ini adalah

sebanyak 35 satker. Selain bermitra dengan satuan kerja, KPPN Painan juga bermitra

dengan Pemerintah daerah Kabupaten Pesisir Selatan dan perangkat daerahnya.

Kemudian bermitra dengan pihak perbankan dan pos serta lembaga keuangan bukan bank.

Berdasarkan gambaran umum di bab II, pagu dan realisasi anggaran pada KPPN Painan

dari tahun 2016 ke tahun 2020 bervariasi, dengan berbagai faktor permasalahan yang

diidentifikasi melalui metode primer dan sekunder, metode primer melalui interview dengan

satker terpilih dan metode sekunder dengan menggunakan sumber data yang berasal dari

aplikasi Omspan maupun aplikasi penunjang lainnya. Secara keseluruhan, kepatuhan satker

terhadap pemenuhan IKPA masih tergolong cukup bagus, buktinya satker memiliki

kewaspadaan/awareness terhadap IKPA dan mendapatkan nilai yang sempurna. Namun

dalam perjalanannya, penerapan IKPA seringkali berbenturan dengan permasalahan teknis

di lapangan, kendala non teknis sampai dengan adanya ketentuan lainnya yang memang

tidak memungkinkan. Oleh sebab itu, dalam bab ini akan dibahas akar permasalahan dan

penyebabnya sehingga berpengaruh terhadap pelaksanaan anggaran secara umum.

3.2 Identifikasi Masalah


Dalam kerangka pikir ini, perlu dikumpulkan dulu sumber masalah yang seringkali terjadi

dalam pelaksanaan anggaran. Sumber masalah itu berupa rangkuman aktivitas yang

diperoleh dari pustaka, kegiatan monev ke satuan kerja, pembinaan dari kantor wilayah, dan

sumber aturan/ketentuan. Rangkuman permasalahan digambarkan sebagaimana diagram

berikut:

3.2.1 Kepatuhan Terhadap IKPA

Guna mengukur kinerja pemerintah, dapat digunakan berbagai tools/perangkat. Dalam

Rai, IGA (2008: 19-20) kinerja pemerintah dapat diukur melalui: masukan (input), proses

(process), keluaran (output), dan dampak (outcome). Ke-empat komponen ini senantiasa

menjadi bagian dari perhitungan kinerja atas instansi pemerintah. Konsep ini sering disebut

konsep value for money. Bentuk pengukuran kinerja organisasi antara lain seperti pelaporan

keuangan dan kinerja instansi pemerintah sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden

nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan

Pemerintah nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Guna mendapatkan informasi komprehensif terkait kinerja manajemen mulai dari

perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban instansi pemerintah dikembangkan tools

pengukuran kinerja dengan beberapa indikator yang mencakup perencanaan sampai

dengan pelaporan keuangan instansi pemerintah. Indikator ini disusun untuk mengubah

paradigma bahwa indikator penilaian kinerja pelaksanaan anggaran merupakan instrumen

untuk menilai kualitas/kinerja yang sekaligus dapat berperan sebagai katalis perubahan

perilaku dan pola pikir satuan kerja yang merupakan instansi pemerintah

Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan anggaran. Adapun penilaian IKPA dilakukan

melalui transaksi keuangan negara yang dilakukan dalam sistem terintegrasi melalui Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) serta dapat dimonitoring secara real time

melalui aplikasi berbasis web Online monitoring SPAN (OM SPAN) pada laman:

https://spanint.kemenkeu.go.id/.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan

Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga, Indikator Kinerja

Pelaksanaan Anggaran didefinisikan sebagai indikator yang ditetapkan oleh Kementerian

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan

https://spanint.kemenkeu.go.id/


anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap

perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran dan

kepatuhan terhadap regulasi.

Hasil evaluasi terhadap masing-masing indikator IKPA satuan kerja wilayah kerja KPPN

Painan yang dapat berdampak terhadap pelaksanaan anggaran pada Semester 2 dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Kesesuaian terhadap perencanaan

Revisi DIPA memperoleh nilai 100 namun untuk nilai revisi DIPA kali ini

mendapatkan nilai akhir 0 karena bobot pengkalinya adalah 0, hal ini disebabkan

karena tidak termasuk dalam penghitungan nilai IKPA pada Semester II

berdasarkan Surat Dirjen Perbendaharaan nomor S-614/PB/2020 tanggal 17 Juli

tahun 2020. Bila dilihat dari nilai yang diperoleh adalah 100 hal ini berarti satker

telah sesuai terhadap perencanaan yang telah disusun, karena revisi hanya

diperkenankan sebanyak 1 kali dalam triwulan. Mengutip hasil monev kepada

satker dan wawancara dengan beberapa operator penganggaran satker kendala

yang sering didapatkan adalah revisi satker terhalang oleh revisi di level pusat,

dampaknya adalah perencanaan yang sudah disusun dapat diubah lagi

menyesuaikan revisi terpusat atau kegiatan tidak jadi dilaksanakan karena proses

revisi terhalang oleh revisi pusat.

Deviasi Halaman III DIPA memperolah nilai 94,07 namun untuk bobot

pengkalinya adalah 0 sehingga memperoleh nilai 0, sama dengan indikator revisi

DIPA, Indikator ini tidak dihitung disemester II. Deviasi halaman III

menggambarkan rata-rata gap antara realisasi dengan rencana penarikan dana

(% gap realisasi terhadap rencana). Semakin besar gap yang ada, maka

rencana tidak banyak sesuai dengan realisasi yang ada. Contohnya KPPN

Painan memperoleh nilai 94,07 yang berarti ada selisih sebesar 5,93 untuk

mencapai nilai 100. Kendala yang kami ditemui adalah Pergantian Pejabat

Pengelola Keuangan sehingga dapat menyebabkan perubahan kebijakan

meskipun kebijakan secara utuh mengikuti kementerian. Namun kebijakan non

teknis seperti contohnya pemeliharaan Gedung kantor dan peralatan dan mesin,

dapat saja kebijakan pimpinan baru tidak menghendaki direalisasikan dalam

waktu dekat dengan mempertimbangkan hal teknis atau hal lainnya.

Pagu Minus memperoleh nilai 95,75 dan dikali kan dengan bobot 5 sehingga

memperolah nilai 4,79 Bila dibandingkan dengan nilai pada Semester 1 tahun

2020 adalah sebesar 96,41 Nilai pada Semester 2 tahun 2020 sedikit menurun

menjadi 95,75 Namun masih ada gap sebesar 4,25 untuk mencapai nilai 100.


Gap ini biasanya disebabkan adanya pagu minus pada belanja pegawai, hal ini

disebabkan karena tidak singkronnya kebijakan biro/bagian SDM dengan

biro/bagian keuangan di level Kementerian/pejabat Pembina kepegawaian.

Seharusnya pegawai baru telah dihitung lebih dari 2,5% dari jumlah pegawai

existing. Namun demikian, banyak hal yang menyebabkan kurangnya koordinasi

antara SDM dengan bagian keuangan. Di satu sisi bagian keuangan

mengalokasikan kenaikan anggaran pegawai sesuai batas tertentu, namun pada

sisi yang lainnya, pergerakan SDM juga perlu diperhitungkan sesuai analis

jabatan pada masing-masing unit kerja.

b. Kepatuhan Terhadap Regulasi

Data Kontrak, Kepatuhan penyampaian data kontrak/komitmen memperoleh

nilai 100. Sesuai surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-

614/PB/2020 tanggal 17 Juli tahun 2020 meskipun keterlambatan data

kontrak diberikan relaksasi untuk tidak diberikan dispensasi, namun

perhitungan penilaian tetap berjalan. Karena KPPN Painan mendapatkan nilai

100 atas data kontrak maka dapat diartikan bahwa semua satuan kerja telah

patuh dan tidak terlambat dalam mendaftarkan kontrak. Sampai dengan

semester 2 tahun 2020 ada sebanyak 70 kontrak yang didaftarkan dan

semuanya telah patuh dan tidak terlambat.

Pengelolaan UP dan TUP, KPPN Painan memperoleh nilai 99. Nilai ini sedikit

berkurang bila dibandingkan dengan nilai pada semester 1 tahun 2020 yang

mendapatkan nilai 100. Pada semester 1 tahun 2020 Satuan kerja seluruhnya

telah patuh dalam mengelola UP dan TUP, namun pada semester 2 tahun

2020 terdapat 3 kali satker Kejaksaaan Negeri terlambat dalam melakukan

nihil UP dan TUP. Tertibnya satker dalam pengelolaan uang persediaan ini

juga didukung oleh dorongan percepatan penyerapan anggaran termasuk

menggunakan TUP. Oleh karena itu pengelolan uang persediaan tidak

menjadi temuan permasalahan pelaksanaan anggaran tahun 2020, hal ini

juga didukung oleh peran KPPN yang selalui aktif dalam mengingatkan

satuan kerja untuk setiap deadline UP dan TUP melalui layanan inovasi

KPPN Painan yaitu SIMALIN (System Informasi Reminder Deadline).

LPJ Bendahara, KPPN Painan mendapatkan nilai 100. LPJ Bendahara ini

untuk menilai kepatuhan satuan kerja dalam menyampaikan laporan

pertanggungjawaban bendahara baik bendahara pengeluaran maupun

penerimaan. Pada semester 1 tahun 2020 KPPN Painan mendapatkan nilai

100 juga sehingga dapat disimpulkan satuan kerja dapat mempertahankan


kinerjanya dengan baik. Strategi yang dilakukan KPPN Painan dalam

mengelola LPJ Bendahara adalah dengan mengingatkan satuan kerja terkait

deadline pelaporan LPJ Bendahara melalui sms gateaway dan membuat

monitoring satuan kerja yang belum melaporkan LPJ Bendahara sehingga

tidak ada satuan kerja yang terlambat dalam melaporkan LPJ Bendahara.

Dispensasi, KPPN Painan mendapatkan nilai 95, nilai ini menurun bila

dibandingkan dengan nilai semester 1 2020 yang memperolah nilai 100.

Adapun penyebab nilainya menurun adalah karena terdapat 3 SPM yang

diberikan dispensai keterlambatan pengajuan SPM, dan 1 SPM diberikan

dispensasi perpohonan perpanjangan batas waktu pengajuan SPM sumber

dana PNBP nikah-rujuk.

c. Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan

Penyerapan Anggaran, KPPN Painan memperoleh nilai 98,43, hal ini

menunjukkan satuan kerja telah patuh dalam melakukan realisasi angaran

setiap triwulannya. Hal ini juga didukung oleh peran KPPN Painan yang selalu

melakukan edukasi kepada satuan kerja agar segera melakukan penyerapan

anggaran sehingga anggaran tidak menumpuk pada akhir tahun. Namun tidak

bisa dipungkiri bahwa nilai pada semester II lebih kecil dibandingan dengan

semester I yang memperoleh nilai 100.

Berikut ini data penyerapan anggaran dari 5 (lime) satker dengan pagu

terbesar.

Satker Pagu Realisasi

Persentase

403587 Rp 306.134.704.000 Rp 299.686.006.847 97,89 %

640701 Rp 58.412.228.000 Rp 58.182.242.547 99,61 %

299629 Rp 46.017.044.000 Rp 52.634.444.831 114,38 %

656087 Rp 49.108.945.000 Rp 37.087.371.278 75,52 %

299628 Rp 15.153.884.000 Rp 15.124.768.121 99,81 %

Bila dilihat dari tabel diatas, merupakan data akumulasi penyerapan anggaran

baik dari belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal dari 5 besar

satuan kerja yang memiliki pagu anggaran terbesar pada KPPN Painan.

Walaupun KPPN Painan telah mencapai nilai maksimal tetapi berdasarkan

inventarisir permasalahan satker masih terdapat beberapa permasalahan

yang dihadapi, umumnya adalah masalah non teknis seperti contoh grafik


dibawah ini.

Penyelesaian Tagihan, KPPN Painan mendapatkan nilai 98,36 dan pada

semester 1 tahun 2020 mendapatkan nilai 100, hal ini berarti satuan kerja

telah patuh dalam mengelola SPM agar tidak melebihi 17 hari kerja sejak

serah terima dilakukan. KPPN Painan Juga senantiasa mengingatkan satuan

kerja agar tidak terlambat dalam mengajukan SPM. Bila dibandingkan dengan

nilai semester 1 tahun 2020, indikator mengalami sedikit penurunan, hal ini

disebabkan karena terdapat 1 Satker yang terlambat dalam mengajukan

tagihan pada bulan Desember 2020.

Konfirmasi Capaian Output, Pada semester 2 tahun 2020 KPPN Painan

memperoleh nilai 99,83, hal ini berarti satuan kerja KPPN Painan telah patuh

dalam menyampaikan capaian output pada saat melakukan rekon LK setiap

bulan. KPPN Painan juga selalu mengedukasi satuan kerja dalam mengisi

capaian outputnya. Konfirmasi Capaian Output ini merupakan indikator IKPA

baru pada tahun 2020, dengan menghitung besaran capaian output yang

terkonfirmasi dibandingkan dengan output keseluruhan. Karena capaian

output ini merupakan indikator baru, maka kendala yang dihadapi adalah tata

cara pengisian pada aplikasi dan penjelasan mengenai perhitungan/rumus

capaian output. Secara umum satker sudah cukup bagus dalam penghitungan

dan perekaman capaian output, namun kendalanya adalah seringkali

beberapa satker harus diinformasikan lagi tata cara penghitungannya, terlebih

bagi output yang terstandar seperti layanan dengan output 1.

Retur SP2D, sampai dengan semester II tahun 2020 KPPN Painan

memperoleh nilai 99,85, pada semester I tahun 2020 mencapai 99,61. Hal ini

berarti pengelolaan supplier oleh satuan kerja dan KPPN Painan sudah cukup

baik karena mengalami peningkatan. Retur yang pernah terjadi sampai

dengan Semester II tahun 2020 adalah sebanyak 9 penerima yaitu MTsN

Salido Kabupaten Pesisir Selatan (309243), MTsN 13 Kabupaten Pesisir

Selatan (674284), Kejaksaan Negeri Kabupaten Pesisir Selatan (006643) dan

Kantor Kementerian Agama Kab. Pesisir Selatan (299630, 200629 dan

299628 ). Yang menjadi alasan terjadinya retur adalah Rekening Supplier

Tidak Aktif / Salah / Tidak Ditemukan, Invalid bank account name, KPPN

Painan sudah berperan aktif dalam mengendalikan retur yaitu dengan selalu

memeriksa rekening penerima melalui e-banking saat akan mendaftarkan

supplier pada aplikasi SPAN. Untuk masalah rekening yang tidak aktif ini tidak

dapat dikendalikan oleh KPPN Painan kerena yang mengetahui info tersebut


adalah pihak bank dan untuk masalah rekening yang diretur dengan alasan

Invalid bank account name ini disebabkan karena adanya perpindahan

pegawai dimana pada nama rekening penerima mempunyai gelar dan pada

saat pengajuan SPM, satuan kerja menginput nama rekening penerima

dengan gelar namun terdapat kesalahan penulisan pada gelar sehingga

menyebabkan bank melakukan retur.

d. Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan

Perencanaan Kas, sampai dengan semester II tahun 2020 KPPN Painan

memperoleh nilai 100 dan pada semester I memperoleh nilai 100. Hal ini

berarti satker telah patuh dalam mengajukan nilai SPM sesuai dengan

perencanaan kasnya.

Kesalahan SPM, sampai dengan semester II tahun 2020 KPPN Painan

memperoleh nilai 95 dan pada semester 1 tahun 2020 memperoleh nilai 90.

Walapun nilai nya belum mencapai nilai maksimal, tetapi KPPN Painan selalu

berusaha agar tidak ada SPM yang salah atau yang ditolak sehingga pada

semester 2 tahun 2020 nilainya lebih meningkat. Beberapa yang menjadi

penyebab SPM dikembalikan adalah karena data supplier pada SPM yang

diajukan oleh satker masih salah dan terjadinya kesalahan saat pengisian tipe

supplier atau bank pembayar pada aplikasi SPAN. Peran aktif KPPN yang

telah dilakukan dalam memitigasi permasalahan ini adalah dengan

mengedukasi satuan kerja agar saat menginput data supplier pada aplikasi

SAS harus sudah benar-benar sesuai dengan rekening korannya dan telah

sesuai dengan data supplier yang ada pada aplikasi OMSPAN, KPPN Painan

juga setiap memproses SPM kedalam aplikasi SPAN sudah terlebih dahulu

melakukan pengecekan supplier menggunakan aplikasi supplier, dan apabila

supplier yang diajukan belum terdaftar pada aplikasi SPAN maka KPPN akan

terlebih dahulu mendaftarkan suppliernya. Diharapkan satuan kerja dan

pegawai KPPN lebih berhati-hati dalam menginput supplier sehingga pada

semester 2 tahun 2020 tidak ada lagi SPM yang salah/ SPM yang

dikembalikan.

3.2.2 Permasalahan non teknis satker

Permasalahan non teknis dari satker merupakan kendala yang dihadapi satker

namun tidak terkait langsung dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku. Adapun

identifikasi masalah dari permasalahan non teknis dapat dirinci sebagai berikut:


a. Sumber Daya Manusia dan kompetensi

Sumber daya manusia merupakan faktor pendukung utama dalam melaksanakan

anggaran. Terbatasnya sumber daya manusia dan kompetensi yang dimilikinya akan

sangat mempengaruhi kegiatan pelaksanaan anggaran. Dengan penguasaan

kompetensi yang dimiliki oleh ASN maka penyelenggaraan pemerintahan dapat

dilaksanakan secara efektif, efisien, memiliki daya saing dan berkinerja tinggi.

Melalui kegiatan monev yang kami lakukan kepada satuan kerja lingkup KPPN

Painan, memiliki gambaran bahwa kualitas SDM satker pada umumnya cukup

memadai namun kuantitas SDM yang tidak memadai sehingga menyebabkan para

pejabat pengelola keuangan satuan kerja merangkap dan menyebabkan beban kerja

menjadi banyak. Akibatnya, satuan kerja dibantu oleh Pegawai Pemerintah Non

Pegawai Negeri (PPNPN) dalam membantu pengelolaan keuangan dibidang

perbendaharaan. Yang menjadi masalah adalah saat PPNPN satker lebih menguasai

dibidang perbendaharaan dari pada pejabat pengelolaan perbendaharaan itu sendiri.

Sehingga pemerintah menginisiasikan jabatan-jabatan fungsional dibidang

perbendaharaan serta semua bendahara satker wajib memiliki sertifikat yang artinya

semua bendahara akan mengikuti pendidikan dan pelatihan dan akan diberikan

sertifikat apabila telah lulus ujian sertifikat bendahara.

Diharapkan kedepannya pejabat perbendaharaan akan fokus dalam kegiatan

pelaksanaan anggaran dan wajib memiliki kompetensi sebagai berikut: (i) kompetensi

teknis yang merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh PNS dalam pelaksanaan

pekerjaan teknis sehari-hari yang diukur melalui pengalaman spesialisasi pendidikan

dan pekerjaan teknis, (ii) kompetensi manajerial yakni kompetensi ASN yang dinilai

melalui pendidikan formal, pelatihan struktural, dan pengalaman kepemimpinan, (iii)

kompetensi sosiokultural yang merupakan pengalaman kerja yang berkaitan

pengalaman ASN di lingkungan sosialnya. Kompetensi teknis mungkin menguasai,

namun di lingkungan yang berbeda, kompetensi sosiokultural diperlukan sebagai alat

pemecahan permasalahan (problem solving).

b. Kompleksitas masalah satuan kerja mempengaruhi koordinasi antar pengelola

keuangan.

Ada satuan kerja yang pernah terlambat dalam mengajukan LPJ Bendahara dan GU,

dan setelah kami wawancarai penyebabnya adalah karena kurangnya koordinasi

antar pengelola keuangan dalam satker tersebut. Contohnya adalah satuan kerja

Polres Kabupaten Pesisir Selatan dimana sangat dibutuhkan koordinasi yang baik

antar polsek-polsek agar pengajuan GU dan pelaporan LPJ Bendahara tidak

terlambat.


3.2.3 Proses penganggaran

Proses penganggaran secara tidak langsung dapat berdampak pada keterlambatan

pencairan satker. Adapun komponen yang dapat diidentifikasi antara lain adalah:

a. Pemblokiran, merupakan pagu dalam DIPA yang tidak boleh dicairkan terlebih

dahulu sampai dengan dokumen/persyaratan terpenuhi untuk membuka blokir

tersebut. Pada tahun 2020 ada 7 satuan kerja yang memiliki pagu blokir yaitu

satker 299628, 299629, 299702, 299716, 424750, 640701, 656087. Dana blokir

ini akan dapat dicairkan ketika dokumen/persyaratan yang dibutuhkan telah

dipenuhi.

b. Penghematan, proses penghematan dapat berdampak pada rencana kegiatan

yang tidak jadi dilaksanakan maupun berkurangnya volume yang telah

direncanakan. Pandemi covid-19 menyebabkan semua kementerian lembaga

untuk me-refocusing anggaran satker untuk membantu pemerintah dalam

menanggulangi musibah covid-19. Refocusing anggaran ini menyebabkan ada

beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan atau bahkan menghambat pekerjaan.

c. Pembentukan Satker TP dipertengahan tahun, KPPN Painan memiliki mitra satuan

kerja yang baru mendapatkan DIPA pada bulan agustus tahun 2020 yaitu satker

Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian dan Perdagangan dengan kode satker

401750. Satker ini memiliki kewenangan tugas pembantuan dalam melakukan

pekerjaan fisik pembangunan pasar. Oleh karena itu apabila DIPA baru diterima

pada bulan Agustus 2020 sedangkan satker tersebut baru melaksanakan

pelelangan pembangunan gedung per September 2020 maka kemungkinannya

pelaksanaan anggarannya dapat menumpuk di akhir tahun. Kendala-kendala ini

seharusnya dapat diminimalisir dengan menerbitkan DIPA tugas pembantuan di

awal-awal tahun, untuk menghindari penumpukan belanja di akhir tahun dan

potensi wanprestasi pekerjaan karena di tahun berikutnya belum tentu pendanaan

untuk satker yang sama teralokasikan.

3.2.4 Proses pra lelang/komitmen

Pada proses pra lelang pada umumnya lebih banyak terjadi karena faktor non

teknis. Perihal peraturan maupun ketentuan pengadaan barang dan jasa pun sudah

inline dengan ketentuan pengajuan atas tagihan pekerjaan tersebut. Pada Semester

II tahun 2020 KPPN Painan tidak ada masalah dalam hal proses pra

lelang/komitmen.


3.3 Rangkuman Permasalahan, Sebab Akibat dan Alternatif Solusi yang

Diusulkan

Berdasarkan uraian analisis dan pembahasan di atas, terdapat permasalahan-

permasalahan yang disebabkan oleh berbagai faktor baik teknis maupun non teknis

yang dampaknya dapat menghambat pelaksanaan anggaran pada satker di wilayah

bayar KPPN Painan. Adapun identifikasi dari permasalahan dan penyebab tersebut

dapat diberikan alternatif solusinya sehingga dikemudian hari diharapkan dapat

meminimalisir permasalahan yang sering dihadapi oleh satker dalam melakukan

pelaksanaan anggaran. Berikut ini kami sajikan sebab akibat dan alternatif solusi

yang diusulkan:

PERMASALAHAN SEBAB AKIBAT USULAN SOLUSI DAN

RENCANA

Kesesuaian Perencanaan dan Pelaksanaan

Revisi DIPA Tidak ada masalah pada semester II tahun 2020

KPPN Painan selalu memberikan edukasi kepada satuan kerja terkait revisi DIPA

Deviasi Halaman III DIPA karena kurang koordinasi antar Pengelola Keuangan

Realisasi tidak sesuai dengan perencanaan

Diperlukan koordinasi antara pengelola keuangan agar kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dapat direalisasikan dengan tepat.

Pagu Minus karena tidak singkronnya kebijakan biro/bagian SDM dengan biro/bagian keuangan di level Kementerian/pejabat Pembina kepegawaian

Khusus untuk pagu minus pada belanja pegawai mengakibatkan harus dilakukan revisi antar satker, kanwil, atau eselon pada akhir tahun anggaran.

Antara bagian keuangan dan perencanaan satker serta bagian teknis seharusnya meningkatkan koordinasi terkait dengan kebutuhan formasi pegawai. Pagu minus sering terjadi pada belanja pegawai, oleh karena itu perlu disinergikan kebutuhan pegawai dengan jumlah penganggarannya.

Kepatuhan Terhadap Regulasi

Data Kontrak

Tidak ada masalah pada semester II tahun 2020

KPPN Painan selalu memberikan edukasi kepada satuan kerja agar tidak terlambat dalam mendaftarkan kontrak.

Pengelolaan UP dan TUP


KPPN berperan aktif dalam mengingatkan satuan kerja untuk setiap deadline UP dan TUP melalui layanan inovasi KPPN Painan yaitu SIMALIN (Sistem Informasi Reminder Deadline)

LPJ Bendahara Tidak ada masalah pada semester II

KPPN Painan mengingatkan satuan kerja terkait deadline


tahun 2020 pelaporan LPJ Bendahara melalui sms gateaway dan membuat monitoring satuan kerja yang belum melaporkan LPJ Bendahara sehingga tidak ada satuan kerja yang terlambat dalam melaporkan LPJ Bendahara

Dispensasi SPM Tidak ada masalah pada semester II tahun 2020

KPPN Painan menghimbau satuan kerja agar tidak ada SPM yang terlambat diajukan ke KPPN

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan

Penyerapan Anggaran


KPPN Painan melakukan edukasi kepada satuan kerja agar segera melakukan penyerapan anggaran sehingga anggaran tidak menumpuk pada akhir tahun.

Penyelesaian Tagihan


KPPN Painan menghimbau satker agar tagihan diajukan tidak melebihi 17 hari kerja sejak serah terima dilakukan.

Konfirmasi Capaian Output


KPPN Painan melakukan edukasi kepada satker terkait tata cara pengisian pada aplikasi dan penjelasan mengenai perhitungan/rumus capaian output.

Retur SP2D karena kesalahan data supplier penerima

Bank melakukan retur

Satker harus menginput data rekening penerima dengan melihat rekening koran penerima dan juga mengecek data supplier pada aplikasi OMSPAN.

Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan

Perencanaan Kas Tidak ada masalah pada semester II tahun 2020

KPPN Painan memeriksa perencanaan kas satker saat akan mencairkan dana.

Kesalahan SPM karena data supplier pada SPM yang diajukan oleh satker masih salah

SPM ditolak dan menghambat percepatan pencairan dana

Satker agar saat menginput data supplier pada aplikasi SAS harus sudah benar-benar sesuai dengan rekening korannya dan telah sesuai dengan data supplier yang ada pada aplikasi OMSPAN, KPPN Painan juga setiap memproses SPM kedalam aplikasi SPAN sudah terlebih dahulu melakukan pengecekan supplier menggunakan aplikasi supplier, dan apabila supplier yang diajukan belum terdaftar pada aplikasi SPAN maka KPPN akan terlebih dahulu


mendaftarkan suppliernya.

Masalah Non Teknis

SDM dan Kompetensi yang dimiliki

Ada kesalahan saat pengajuan SPM, terlambat dalam mengajukan GUP dan kurang paham terkait aplikasi yang digunakan dalam pelaksanaan anggaran.

Satker agar mengikuti setiap bimtek yang dilaksanakan KPPN, bukan operator saja yang mengikuti bimtek namun semua pejabat perbendaharaan juga harus aktif mengikuti kegiatan bimtek. Satker juga dapat melakukan pengusulan penambahan pegawai kepada wilayah/hierarki.

Kurangnya Koordinasi antara pengelola Keuangan

Terlambat dalam mengajukan GUP, pelaporan LPJ Bendahara dan erekon LK.

Meningkatkan koordinasi antar pengelola keuangan pada satker.

Proses Penganggaran

Adanya Pemblokiran Tidak ada masalah pada semester 1 tahun 2020

KPPN Painan menghimbau satker agar tidak menunda dalam memenuhi dokumen persyaratan yang dibutuhkan.

Penghematan Output kurang maksimal

Satker dapat merancang rencana kegiatan yang dimulai sejak awal tahun, sehingga dapat disiplin dalam penyerapan. Ketika ada permintaan penghematan satker dapat memiliki alasan dan dengan bukti dukung rencana kegiatan.

Pembentukan satker TP dipertengahan tahun

Potensi penumpukan pencairan di akhir tahun, pekerjaan menjadi terburu- buru, serta akhir tahun cenderung memasuki musim hujan dapat berdampak pada kecepatan dan kualitas penyelesaian pekerjaan

Bagi pengambil kebijakan, agar pembentukan satker TP dilakukan sejak awal tahun, sehingga tidak menimbulkan potensi penumpukan pencairan di akhir tahun dan turunnya kualitas pekerjaan. Bagi satker terkait, meskipun DIPA datang terlambat, tetap memperhatikan kualitas pekerjaan dan prinsip kehati- hatian. Selain itu dapat dimonitor setiap saat progress pekerjaan di lapangan.

Proses pra lelang/komitmen



KPPN Painan telah melakukan edukasi kepada satker agar tidak ada masalah dalam pra lelang.


BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat ditarik dari Laporan RPA ini adalah sebagai berikut:

a. Sampai dengan semester II tahun 2020, realisasi belanja satker APBN melalui KPPN

Painan adalah sebesar Rp.574.496.412.086- dengan nilai pagu anggaran sebesar

Rp.588.498.769.00,- yang didalamnya terdapat pagu anggaran untuk pengelolaan

DAK FISIK dan Dana Desa sebesar Rp.306.134.704.000,-. Yang telah mencapai

realisasi sebesar Rp.299.686.006.847,-

b. Tema besar APBN Tahun Anggaran 2020 adalah “Mendukung Indonesia Maju”.

Kebijakan fiskal akan diarahkan untuk mendukung akselerasi daya saing melalui

inovasi dan penguatan kualitas sumber daya manusia. Disatu sisi pemerintah tetap

menjalankan kebijakan pembangunan infrastruktur yang semakin merata,

mengalokasikan sumber daya ekonomi dengan lebih efisien dan efektif, serta

mendorong birokrasi yang efektif, melayani, dan bebas korupsi.

c. Rata-rata penyerapan anggaran sampai dengan semester II tahun 2020 adalah 97%.

Hal ini sudah cukup baik dan mendekati target sebesar 100%.

d. Bila dibandingkan Penyerapan pada semester II tahun 2019, untuk Belanja Pegawai

pada semester II tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 4,04 poin (99,62% dan

103,66%) , belanja barang mengalami penurunan sebesar 9,75 poin (96,88% dan

87,13%), belanja modal mengalami peningkatan sebesar 1,1 poin (97,80% dan

98,90%).

e. Hasil identifikasi terhadap permasalahan pelaksanaan anggaran, diperoleh bahwa

sumber permasalahan dibagi menjadi 4 kategori besar, yakni: (i) Kepatuhan Terhadap

IKPA, (ii) Permasalahan non teknis, (iii) Proses penganggaran, (iv) Proses pra

lelang/komitmen.

f. Berdasarkan root cause menggunakan analisa diagram ishikawa fishbone dan sumber

data primer serta sekunder, diperoleh informasi penyebab hambatan pelaksanaan

anggaran dalam: revisi DIPA, Deviasi Halaman III DIPA, Pagu Minus, Data Kontrak,

Pengelolaan UP dan TUP, LPJ Bendahara, Dispensasi SPM, Penyerapan Anggaran,

Penyelesaian Tagihan, Konfirmasi Capaian Output, Retur SP2D, Perencanaan Kas,

Kesalahan SPM, SDM dan Kompetensi yang dimilikinya, Kurangnya Koordinasi antara


pengelola Keuangan, adanya pemblokiran pagu, penghematan anggaran, pembentuka

satker TP dipertengahan tahun, dan proses pra lelang/komitmen.

4.2 Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Satker:

a. Diperlukan koordinasi antara pengelola keuangan satker agar kegiatan-kegiatan

yang telah direncanakan dapat direalisasikan dengan tepat agar tidak terjadi

Deviasi Halaman III DIPA.

b. Antara bagian keuangan dan perencanaan satker serta bagian teknis seharusnya

meningkatkan koordinasi terkait dengan kebutuhan formasi pegawai sehingga

pagu minus dapat diminimalisir.

c. Satker agar saat menginput data supplier pada aplikasi SAS harus sudah benar-

benar sesuai dengan rekening korannya dan telah sesuai dengan data supplier

yang ada pada aplikasi OMSPAN agar tidak terjadi retur dan penolakan SPM.

d. Untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi satker , satker harus

mengikuti setiap bimtek yang dilaksanakan KPPN, bukan operator saja yang

mengikuti bimtek namun semua pejabat perbendaharaan juga harus aktif

mengikuti kegiatan bimtek.

e. Satker agar meningkatkan koordinasi antar pengelola keuangan pada satker

agar pengajuan GUP, Pelaporan LPJ Bendahara, e-rekon LK, dapat dilakukan

tepat waktu.

f. Bagi satker TP, meskipun DIPA datang terlambat (dipertengahan tahun), satker

harus tetap memperhatikan kualitas pekerjaan dan prinsip kehati- hatian. Selain

itu agar dapat memonitoring setiap saat progress pekerjaan dilapangan.

2. Bagi KPPN:

a. Senantiasa melakukan bimbingan dan pembinaan kepada

satuan kerja mengenai kepatuhan IKPA.

b. Melakukan evaluasi IKPA secara rutin sehingga dapat dijadikan bahan

masukan dan perbaikan bagi satker dalam rangka pelaksanaan anggaran.

c. Melakukan koordinasi dengan Kanwil DJPb apabila terdapat permasalahan

yang dapat dipecahkan dan/atau permasalahan terkait penganggaran satker.

3. Bagi Kanwil DJPB:

Kanwil DJPb agar memberikan bimbingan kepada satker, khususnya terkait

permasalahan revisi dan persyaratan buka blokir. Bimbingan dapat dilakukan melalui

daring karena pandemi covid-19.

4. Bagi Kementerian/Lembaga

a. Agar mempertimbangkan kebutuhan SDM pada satuan kerja dan kompetensi

yang dimilikinya.

b. Menetapkan pejabat perbendaharaan yang benar-benar fokus pada

pengelolaan perbendaharaan.


c. Pengusulan satker TP agar dilakukan pada awal tahun sehingga

pelaksanaan anggaran tidak dilakukan dengan terburu-buru.

kppn painan - djpb.kemenkeu.go.id

Documents