kota sungai penuh 5 2012 - trp | portal tata ruang dan...

100
1 PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2011 -2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUNGAI PENUH, Menimbang : a. bahwa keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang, memerlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif, agar terwujud ruang yang aman, nyaman, dan produktif, dan berkelanjutan demi terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai dengan landasan konstitusional Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kota Sungai Penuh yang memanfaatkan ruang wilayah secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, dan berbudaya serta berkelanjutan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan serta memelihara ketahanan nasional, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh; c. bahwa dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintahan Kota Sungai Penuh dan keterpaduan pembangunan antar sektor, maka Rencana Tata Ruang Wilayah Kota merupakan arahan dalam pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu yang dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Upload: lytuyen

Post on 05-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

1

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH

NOMOR 5 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2011 -2031

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SUNGAI PENUH,

Menimbang : a. bahwa keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman

masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang, memerlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif, agar terwujud ruang yang aman, nyaman, dan produktif, dan berkelanjutan demi terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai dengan landasan konstitusional Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kota Sungai Penuh yang memanfaatkan ruang wilayah secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, dan berbudaya serta berkelanjutan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan serta memelihara ketahanan nasional, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh;

c. bahwa dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintahan Kota Sungai Penuh dan keterpaduan pembangunan antar sektor, maka Rencana Tata Ruang Wilayah Kota merupakan arahan dalam pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu yang dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 2: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

2

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi; (Lembaran Negara RI tahun 2008 Nomor 98);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara RepubIik Indonesia tahun 2010 Nomor 21);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 5160).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SUNGAI PENUH

dan WALIKOTA SUNGAI PENUH

MEMUTUSKAN:

Page 3: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

3

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2011 - 2031

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Sungai Penuh. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh yang selanjutnya disingkat RTRW adalah Rencana Tata Ruang Kota Sungai Penuh yang mengatur rencana struktur dan pola tata ruang wilayah Kota.

6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

7. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola ruang. 8. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 9. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. 10. Struktur Ruang Kota adalah susunan sistem pusat kota dan sistem

jaringan infrastruktur yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat kota yang secara hierarkhis memiliki hubungan fungsional.

11. Pola Ruang Kota adalah distribusi peruntukan ruang kota yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

12. Pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional.

13. Sub pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau administrasi yang melayani sub wilayah kota.

14. Pusat lingkungan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau administrasi lingkungan kota.

15. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarki.

16. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan

Page 4: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

4

semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat – pusat kegiatan.

17. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

18. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

19. Bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan, dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

20. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.

21. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan yang selanjutnya disingkat KKOP adalah wilayah daratan dan/atau perairan dan ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan.

22. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

23. Jalur Pejalan Kaki adalah jalur khusus yang disediakan untuk pejalan kaki.

24. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana terperinci tentang tata ruang untuk rencana tata ruang wilayah kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kota.

25. Tempat Pemrosesan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.

26. Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.

27. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang selanjutnya disebut TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah.

28. Ruang Evakuasi Bencana adalah area yang disediakan untuk menampung masyarakat yang terkena bencana dalam kondisi darurat, sesuai dengan kebutuhan antisipasi bencana karena memiliki kelenturan dan kemudahan modifikasi sesuai kondisi dan bentuk lahan di setiap lokasi.

29. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Page 5: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

5

30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air.

31. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

32. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

33. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

34. Kawasan Resapan Air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan fungsi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai sumber air.

35. Kawasan Cagar Budaya adalah kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi ataupun bentukan geologi alami yang khas dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

36. Kawasan peruntukan pertanian adalah kawasan yang dialokasikan dan memenuhi kriteria untuk budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

37. Konservasi adalah upaya perlindungan terhadap suatu kawasan yang dilakukan secara langsung dengan cara memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun kimiawi dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak.

38. Kawasan Strategis Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya di prioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan.

39. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.

40. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam penataan ruang.

41. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

42. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

43. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

44. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

45. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 6: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

6

46. Insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang.

47. Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

48. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi. 49. Masyarakat adalah orang seorang, kelompok orang, termasuk

masyarakat hukum adat dan badan hukum. 50. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

51. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disebut KDB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.

Bagian Kedua

Peran dan Fungsi

Pasal 2

(1) RTRW disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di Wilayah Kota Sungai Penuh.

(2) RTRW menjadi pedoman untuk : a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang; b. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah; c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam

wilayah; d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan

perkembangan antar wilayah kota, serta keserasian antar sektor; dan

e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pengaturan

Paragraf 1 Muatan

Pasal 3

RTRW memuat: a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah; b. rencana struktur ruang Wilayah yang meliputi sistem pusat kegiatan

dan sistem jaringan prasarana kawasan; c. rencana pola ruang wilayah yang meliputi kawasan lindung dan

kawasan budi daya; d. arahan pemanfaatan ruang wilayah yang terdiri dari indikasi program

utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan; dan

Page 7: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

7

e. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah yang berisi arahan peraturan zonasi kawasan, arahan ketentuan perizinan, arahan ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi;

Paragraf 2

Wilayah Perencanaan

Pasal 4 Wilayah perencanaan RTRW meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Sungai Penuh dengan total luas wilayah kurang lebih 39.150 hektar.

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Bagian Kesatu Tujuan

Pasal 5 Tujuan penataan ruang wilayah adalah untuk mewujudkan Kota Sungai Penuh sebagai pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa serta pariwisata berskala regional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Bagian Kedua Kebijakan dan Strategi

Pasal 6

Kebijakan penataan ruang wilayah terdiri atas: a. pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan

berskala regional; b. peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala

lokal dan regional; c. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana

prasarana umum skala lokal dan regional; d. pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang

terbuka hijau; e. pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian

lingkungan hidup; f. perwujudan pengembangan kegiatan budi daya yang optimal dan

efisien; g. pengembangan kawasan strategis perspektif ekonomi; sosial budaya;

serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan h. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Pasal 7

(1) Strategi pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a meliputi : a. menetapkan hierarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang; b. mengembangkan aksesibilitas transportasi darat ke bandar udara; c. mengembangkan pusat perdagangan dan jasa berskala regional;

Page 8: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

8

d. mengembangkan kegiatan pendidikan dan pelatihan secara regional; dan

e. mengembangkan kegiatan wisata alam dan wisata budaya.

(2) Strategi peningkatan aksesbilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala lokal dan regional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b meliputi : a. meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi

kegiatan antar pusat pelayanan kegiatan kota; b. mengembangkan jalan lingkar dalam (inner ring road) dan jalan

lingkar luar (outer ring road); c. meningkatkan pelayanan moda transportasi untuk mendukung

tumbuh dan berkembangnya pusat pelayanan kegiatan kota secara terintegrasi; dan

d. mengembangkan terminal angkutan umum regional dan terminal angkutan umum dalam kota.

(3) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana prasarana umum skala lokal dan regional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c meliputi : a. mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai

fungsi kawasan dan hierarki pelayanan; b. mengembangkan sistem prasarana energi; c. mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi; d. mengembangkan prasarana sumber daya air; e. meningkatkan sistem pengelolaan persampahan; f. meningkatkan jangkauan pelayanan air bersih; g. meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah; dan h. mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu.

(4) Strategi pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d meliputi : a. mengembangkan kerjasama antar wilayah perbatasan dalam

mempertahankan fungsi lindung; b. mempertahankan dan melestarikan kawasan yang berfungsi lindung

sesuai dengan kondisi ekosistemnya; c. melestarikan daerah resapan air untuk menjaga ketersediaan

sumber daya air; d. mencegah dilakukannya kegiatan budidaya di sempadan mata air

yang dapat mengganggu kualitas air, kondisi fisik dan mengurangi kuantitas debit air;

e. mengelola dan melestarikan sumberdaya hutan melalui kegiatan penanaman kembali hutan yang gundul dan menjaga hutan dari pembalakan liar;

f. mengamankan benda cagar budaya dengan melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah;

g. menetapkan daerah evakuasi bencana; dan h. mewujudkan jalur evakuasi bencana secara terpadu dengan wilayah

yang berbatasan. i. mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada; j. mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi k. meningkatan dan menyediakan ruang terbuka hijau 30% secara

proporsional di seluruh wilayah kota.

Page 9: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

9

(5) Strategi pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e meliputi : a. mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan agar tetap

terjadi keseimbangan perkembangan antar wilayah; b. mengendalikan kegiatan pertanian pada kawasan yang seharusnya

berfungsi lindung untuk memelihara kelestarian lingkungan; c. mengembangkan dan memanfaatkan kawasan hutan produksi pola

partisipasi masyarakat dengan pertanian konservasi; dan d. mengendalikan perluasan pertanian pada kawasan rawan bencana

dan kawasan yang seharusnya berfungsi lindung untuk memelihara kelestarian lingkungan.

(6) Strategi Perwujudan pengembangan kegiatan budidaya yang optimal dan efisien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f meliputi : a. menetapkan kawasan budidaya sesuai daya dukung dan daya

tampung lingkungan; b. mendorong pengembangan kawasan budidaya secara vertikal di

kawasan kepadatan tinggi; c. mengembangkan wilayah tanaman holtikultura sesuai dengan

potensi dan kesesuaian lahan secara optimal; dan d. memperhatikan keterpaduan antar kegiatan budidaya.

(7) Strategi Kebijakan penetapan kawasan strategis kota dari perspektif ekonomi, sosial budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf g meliputi : a. menetapkan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi yang berbasis

ekowisata, perdagangan dan jasa skala kota dan industri kecil; b. menetapkan kawasan pendidikan dan pelatihan serta kawasan

kebudayaan islam; dan c. menetapkan kawasan strategis berupa Taman Nasional Kerinci

Seblat dan kawasan resapan air.

(8) Strategi Kebijakan peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf h meliputi : a. mendukung menetapkan kawasan peruntukan pertahanan dan

keamanan; b. mengembangkan budidaya secara selektif didalam dan disekitar

kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; c. mengembangkan kawasan lindung dan / atau kawasan budidaya

tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan

d. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

BAB III

RENCANA STRUKTUR RUANG

Bagian Kesatu Umum

Pasal 8

(1) Rencana struktur ruang wilayah terdiri atas : a. hirarki pusat pelayanan; dan b. sistem jaringan prasarana.

Page 10: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

10

(2) Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta rencana struktur ruang dengan skala 1 : 25.000 sebagaimana tercantum dalam lampiran I (satu) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Rencana Hirarki Pusat Pelayanan

Pasal 9 Hirarki pusat pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. pusat pelayanan kota; b. sub pusat pelayanan kota; dan c. pusat lingkungan.

Pasal 10

(1) Pusat pelayanan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a ditetapkan di Kecamatan Sungai Penuh.

(2) Pusat pelayanan kota berfungsi sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa skala kota dan regional, kesehatan dan permukiman perkotaan;

Pasal 11

Sub pusat pelayanan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, meliputi : a. sub pusat pelayanan Tanah Kampung selain sebagai pusat pelayanan

umum dan sosial juga diarahkan sebagai pusat pengembangan olah raga;

b. sub pusat pelayanan Pesisir Bukit selain sebagai pusat pelayanan umum dan sosial juga diarahkan sebagai pusat pengembangan pendidikan tinggi;

c. sub pusat pelayanan Hamparan Rawang selain sebagai pusat pelayanan umum dan sosial juga diarahkan sebagai pusat pengembangan kegiatan pertanian dan perikanan; dan

d. sub pusat pelayanan Kumun Debai selain sebagai pusat pelayanan umum dan sosial juga diarahkan sebagai pusat pengembangan agropolitan.

Pasal 12

(1) Pusat lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c

merupakan pusat pelayanan skala lingkungan yang dilengkapi dengan: a. sarana pelayanan pendidikan tingkat dasar; b. sarana perdagangan dan jasa skala lingkungan; c. sarana kesehatan berupa balai pengobatan/posyandu; d. sarana peribadatan skala lingkungan; dan e. sarana pelayanan umum skala lingkungan;

Page 11: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

11

(2) Pengembangan pusat pelayanan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan pada lokasi : a. Kecamatan Sungai Penuh dengan 3 (tiga) pusat lingkungan yang

berada di Desa Sungai Ning, Desa Sungai Jernih dan Desa Talang Lindung;

b. Kecamatan Tanah Kampung dengan 3 (tiga) pusat lingkungan yang berada di Desa Koto Padang, Desa Koto Dumo dan Desa Koto Pudung;

c. Kecamatan Pesisir Bukit dengan 3 (tiga) pusat lingkungan yang berada di Desa Koto Bento, Desa Seberang dan Desa Diujung Sakti;

d. Kecamatan Hamparan Rawang dengan 3 (tiga) pusat lingkungan yang berada di Desa Koto Dian, Desa Paling Serumpun dan Desa Tanjung Muda; dan

e. Kecamatan Kumun Debai dengan 3 (tiga) pusat lingkungan yang berada di Desa Debai, Desa Muara Jaya dan Desa Renah Kayu Embun.

Bagian Ketiga

Rencana Sistem Jaringan Prasarana

Pasal 13

Sistem jaringan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b, terdiri atas : a. sistem jaringan prasarana utama; dan b. sistem jaringan prasarana lainnya.

Bagian Keempat

Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama

Pasal 14

Sistem jaringan prasarana utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, terdiri atas : a. sistem jaringan transportasi darat; dan b. sistem jaringan transportasi udara.

Paragraf 1

Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pasal 15

Rencana sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a, terdiri atas : a. Jaringan jalan; b. Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan; dan c. Jaringan pelayanan angkutan jalan.

Pasal 16

(1) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a meliputi: a. sistem jaringan jalan primer; b. sistem jaringan jalan sekunder; c. Sistem jaringan jalan lokal; dan d. pengembangan jaringan jalan.

Page 12: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

12

(2) Sistem jaringan jalan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa berupa peningkatan jaringan jalan kolektor primer, yang meliputi jalur : a. Jalan Pancasila (batas kota) – Jalan RE. Martadinata – Jalan

Diponegoro – Jalan Muradi ( batas kota); b. Jalan Depati Parbo (batas kota) – Jalan Imam Bonjol – Jalan Jend.

Sudirman – Jalan Soekarno Hatta (batas kota);

(3) Sistem jaringan jalan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa peningkatan jaringan jalan kolektor sekunder, yang meliputi jalur : a. Jalan Prof. M. Yamin, SH – Jalan Arif Rahman Hakim – Jalan

Hamparan b. Jalan Yos. Sudarso c. Jalan Jend. Ahmad Yani d. Jalan Mayjend. A Thalib – Jalan MH. Thamrin e. Jalan H. Bakri

(4) Sistem jaringan jalan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa peningkatan jaringan jalan lokal yang meliputi ruas jalan penghubung antara jalan kolektor sekunder dengan pusat – pusat perumahan.

(5) Rencana pengembangan jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi: a. pengembangan jalan layang yang melalui Jalan Pancasila di

Kecamatan Sungai Penuh – Jembatan II Tanah Kampung di Kecamatan Tanah Kampung;

b. pengembangan Jalan Lingkar Dalam melalui Jalan Muradi di Desa Koto Lolo Kecamatan Pesisir Bukit – Desa Sumur Anyir Kecamatan Sungai Penuh – Persimpangan Jembatan Sumur Anyir – Jalan Yos Sudarso - Jalan H. Hasimi – Jalan Pancasila - Jalan Depati Parbo;

c. peningkatan Jalan Lingkar Luar yang melalui Pertigaan Jalan Depati Parbo – Jalan Puti Balo – Jalan Pelita III – Jalan Gajah Mada – Pertigaan Jalan Soekarno Hatta – Jalan H. Rusdi Sayuti – Jalan Jend. Basuki Rahmat – Jalan Sultan Thaha – Pertigaan Jalan Muradi.

d. pengembangan Jalan Lingkar Luar yang melalui Batas Kota Kecamatan Kumun Debai – Jalan Lembang Jaya di Kecamatann Kumun Debai – Jalan Pancasila Kecamatan Tanah Kampung – Sungai Terung Kecamatan Hamparan Rawang – Batas Kota – Jalan Muradi Kecamatan Pesisir Bukit; dan

e. peningkatan jalan strategis nasional berupa : 1) Jalan Pancasila – Jalan RE. Martadinata – Jalan Diponegoro –

Jalan A. Yani - Jalan Soekarno Hatta - Sako (Batas Sumatera Barat).

2) Jalan Hos Cokroaminoto 3) Jalan M. Yamin 4) Jalan Sultan Thaha

Page 13: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

13

Pasal 17

(1) Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b meliputi : a. pengembangan dan peningkatan terminal penumpang; dan b. pengembangan terminal barang.

(2) Rencana pengembangan dan peningkatan terminal penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : a. rencana pengembangan terminal penumpang tipe A di Kecamatan

Sungai Penuh; dan b. rencana peningkatan terminal penumpang tipe C di kelurahan Pasar

Sungai Penuh Kecamatan Sungai Penuh.

(3) Rencana Pengembangan terminal barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa pengembangan terminal barang di Kecamatan Sungai Penuh.

Pasal 18 (1) Jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 15 huruf c terdiri atas : a. pengaturan rute angkutan penumpang dalam kota; dan b. pengaturan rute angkutan barang.

(2) Pengembangan rute angkutan penumpang dalam kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi rute angkutan yang melayani seluruh Kecamatan dalam Kota Sungai Penuh.

(3) Pengembangan rute angkutan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi rute angkutan yang melayani seluruh kecamatan dalam Kota Sungai Penuh.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai rekayasa rute angkutan penumpang dan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b diatur sesuai dengan ketentuan Perundang – undangan.

Paragraf 2

Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara

Pasal 19

(1) Rencana sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b yaitu pengaturan terhadap kawasan keselamatan operasional penerbangan Bandara Depati Parbo Kabupaten Kerinci.

(2) Kawasan yang termasuk ke dalam kawasan keselamatan operasional penerbangan Bandara Depati Parbo meliputi Kecamatan Tanah Kampung, Kecamatan Kumun Debai, Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Sungai Penuh dan Kecamatan Pesisir Bukit.

(3) Kawasan keselamatan operasional penerbangan Bandara Depati Parbo diatur lebih lanjut dalam rencana induk bandar udara.

Page 14: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

14

Bagian Kelima Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Pasal 20

Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, terdiri atas : a. rencana jaringan energi; b. rencana jaringan telekomunikasi; c. rencana jaringan sumber daya air; dan d. infrastruktur perkotaan.

Paragraf 1

Sistem Jaringan Energi

Pasal 21

(1) Rencana sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a, meliputi: a. Pembangkit tenaga listrik;dan b. Jaringan transmisi tenaga listrik.

(2) Rencana pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : a. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang

Merangin di Kabupaten Kerinci sebesar 2 x 90 MW sebagai interkoneksi peningkatan jaringan listrik ke Kota Sungai Penuh;

b. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Lempur di Kabupaten Kerinci sebesar 2 x 50 MW sebagai interkoneksi peningkatan jaringan listrik ke Kota Sungai Penuh; dan

c. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Kecamatan Kumun Debai dan Kecamatan Sungai Penuh.

(3) Rencana jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : a. pengembangan interkoneksi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

Merangin; b. pengembangan saluran yang melalui Desa Koto Baru – Desa Sungai

Liuk – Desa Koto Lolo; dan c. pengembangan gardu induk di Desa Koto Lolo Kecamatan Pesisir

Bukit.

Paragraf 2 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 22

(1) Rencana sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b terdiri atas : a. rencana sistem telekomunikasi jaringan kabel; dan b. rencana sistem telekomunikasi jaringan nirkabel.

Page 15: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

15

(2) Rencana sistem telekomonikasi jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : a. pengembangan jaringan serat optik yang melalui Jalan Soekarno

Hatta – Jalan Imam Bonjol yang terintegrasi dengan jaringan nasional;

b. pengembangan dan peningkatan jaringan dalam wilayah Kota Sungai Penuh.

c. pengembangan dan peningkatan bangunan pengelolaan jaringan telepon berupa Stasiun Telepon Otomatis (STO) di Kecamatan Sungai Penuh.

(3) Rencana sistem telekomunikasi nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa pengembangan menara telekomunikasi dan/atau menara telekomunikasi bersama.

(4) Pengaturan menara telekomunikasi bersama ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3

Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 23

Rencana sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf c terdiri atas : a. sistem wilayah sungai; b. sistem jaringan irigasi; c. sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan d. sistem pengendalian banjir.

Pasal 24

(1) Sistem wilayah sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a berupa pengelolaan wilayah Sungai Batanghari yang mencakup DAS Batanghari.

(2) Pengembangan sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b dilakukan melalui pemanfaatan air sungai untuk irigasi di seluruh Kecamatan dalam Kota Sungai Penuh;

(3) Pengembangan sistem jaringan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c meliputi : a. Sungai Batang Merao; b. Sungai Jernih; c. Sungai Ampuh; d. Sungai Batang Sangkir; e. Sungai Batang Buai; dan f. Sungai Sangkakala.

(4) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf d meliputi: a. pengembangan waduk penampungan air di Kecamatan Tanah

Kampung dan Kecamatan Sungai Penuh; b. normalisasi aliran sungai di seluruh wilayah Kota Sungai Penuh;

Page 16: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

16

c. pengendalian kawasan terbangun, kawasan rawan banjir di Kecamatan Tanah Kampung, Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamataan Kumun Debai dan sebagian Kecamatan Sungai Penuh; dan

d. peningkatan kualitas jaringan drainase di seluruh wilayah.

Paragraf 4 Rencana Infrastruktur Perkotaan

Pasal 25

Rencana infrastruktur perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf d, terdiri atas : a. sistem penyediaan air minum; b. sistem pengolahan air limbah; c. sistem persampahan; d. sistem drainase; e. penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan

pejalan kaki; dan f. jalur evakuasi bencana.

Pasal 26

(1) Sistem penyediaan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a meliputi : a. pengembangan sistem jaringan perpipaan; dan b. pengembangan sistem non perpipaan.

(2) Sistem jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas : a. jaringan primer; b. jaringan sekunder; dan c. pengembangan fasilitas pengolahan air minum.

(3) Sistem jaringan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berupa sistem jaringan yang meliputi : a. pengembangan sistem jaringan primer yang melalui Jalan Lembang

Jaya – Jalan Pandai Besi – Jalan Pancasila; b. pengembangan sistem jaringan primer yang melalui Jalan Tanjung;

dan c. peningkatan seluruh sistem jaringan primer dalam Kota Sungai

Penuh.

(4) Sistem jaringan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berupa sistem jaringan yang meliputi : a. pengembangan sistem jaringan sekunder yang melalui Jalan

Tanjung – Tanjung Bunga; b. pengembangan sistem jaringan sekunder yang melalui Jalan

Pancasila – Desa Koto Panap. c. peningkatan seluruh sistem jaringan sekunder dalam Kota Sungai

Penuh.

(5) Pengembangan fasilitas pengolahan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, meliputi : a. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Minum Kumun Debai

dengan kapasitas 30 ltr/dtk di Kecamatan Kumun Debai;

Page 17: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

17

b. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Minum Tanah Kampung dengan kapasitas 10 ltr/dtk di Kecamatan Tanah Kampung; dan

c. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Minum Simpang Tiga Rawang kapasitas 100 ltr/dtk di Kecamatan Hamparan Rawang.

(6) Sistem jaringan non perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan melalui : a. pengeboran air tanah yang dilakukan secara terbatas dengan

mempertimbangkan kelestarian lingkungan di seluruh Kecamatan; dan

b. penyediaan terminal air untuk kawasan-kawasan yang belum terlayani jaringan perpipaan.

Pasal 27

(1) Sistem pengolahan air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b, terdiri atas : a. sistem pembuangan air limbah bahan berbahaya dan beracun; b. sistem pembuangan air limbah terpusat; dan c. sistem pembuangan air limbah rumah tangga individual dan

komunal.

(2) Rencana sistem pembuangan air limbah bahan berbahaya dan beracun sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a diarahkan pada Kawasan Rumah Sakit di Kecamatan Sungai Penuh.

(3) Rencana sistem pembuangan air limbah terpusat sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b berupa pengembangan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) diarahkan pada kawasan pusat pemerintahan dan kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Sungai Penuh.

(4) Rencana sistem pembuangan air limbah rumah tangga individual dan komunal sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c meliputi : a. sistem pembuangan air limbah rumah tangga individual diarahkan

pada kawasan perumahan kepadatan rendah dan sedang di Kecamatan Tanah Kampung, Kecamatan Kumun Debai, Kecamatan Pesisir Bukit dan Kecamatan Hamparan Rawang; dan

b. sistem pembuangan air limbah rumah tangga komunal diarahkan pada kawasan perumahan kepadatan tinggi di Kecamatan Sungai Penuh.

Pasal 28

(1) Sistem persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c, meliputi : a. rencana Tempat Penampungan Sementara (TPS); b. rencana Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST); c. rencana Tempat Pemprosesan Akhir (TPA); d. peningkatan dan pengembangan teknologi pengolahan sampah.

(2) Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dikembangkan di setiap lingkungan perumahan dan pusat kegiatan.

Page 18: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

18

(3) Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa pengembangan dan penyediaan TPST.

(4) Lokasi TPST sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Daerah tentang rencana detail tata ruang.

(5) Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan TPA Regional dengan Kabupaten Kerinci.

(6) Peningkatan dan pengembangan teknologi pengolahan sampah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d meliputi : a. sistem pengolahan dengan sanitary landfill. b. rencana pengelolaan sampah melalui 3R (Reuse, Reduce dan

Recycle) yang dilakukan pada sumber sampah, TPS dan TPST.

(7) pengembangan kemitraan dengan swasta dan kerjasama dengan Pemerintah Daerah sekitar dalam pengembangan dan pengelolaan TPA Regional akan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 29

Sistem drainase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf d meliputi : a. peningkatan dan pengembangan saluran drainase dengan basis Daerah

Aliran Sungai (DAS) berupa pengembangan sistim kanal pengendali banjir di wilayah Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Tanah Kampung, Kecamatan Sungai Penuh dan Kecamatan Kumun Debai.

b. perbaikan saluran drainase pada Jalan Muradi, Jalan A. Yani, Jalan Depati Parbo dan Kawasan Pasar Tanjung Bajure serta saluran drainase yang bermasalah lainnya melalui peningkatan kapasitas dan daya tampung saluran.

c. penataan saluran drainase pada kawasan perumahan dan kawasan pusat pelayanan.

d. penanganan saluran – saluran yang berfungsi ganda sebagai saluran drainase dan saluran irigasi.

Pasal 30

(1) Jaringan pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf e merupakan salah satu prasarana bagi pejalan kaki yang dapat berupa jalur pedestrian.

(2) Penyediaan dan pemanfaatan jaringan pejalan kaki diarahkan pada seluruh koridor perdagangan dan jasa serta fasilitas umum, dengan memperhatikan : a. penyediaan fasilitas penunjang halte yang berfungsi untuk istirahat

dan menunggu angkutan umum; b. penyediaan papan informasi mengenai titik-titik lokasi yang menarik

untuk dikunjungi, dan informasi jalur pejalan kaki; c. penyediaan dan peningkatan kualitas lampu penerangan jalan; d. penyediaan dan peningkatan kualitas tempat sampah dan telepon di

jalur pejalan kaki; dan e. penyediaan dan peningkatan pohon peneduh atau pelindung serta

tanaman hias.

Page 19: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

19

Pasal 31

(1) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf f meliputi : a. pengembangan jalur evakuasi gerakan Tanah b. pengembangan jalur evakuasi banjir; c. pengembangan jalur evakuasi gempa bumi; dan d. pengembangan jalur evakuasi kebakaran;

(2) Pengembangan jalur evakuasi gerakan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan pada Jalan Sungai Penuh - Sako dan Jalan Renah Kayu Embun Kecamatan Sungai Penuh dan Kecamatan Kumun Debai.

(3) Pengembangan jalur evakuasi banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa pengembangan jalur jalan untuk menghindari sumber banjir meliputi : a. Jalan Tanjung di Kecamatan Hamparan Rawang, b. Jalan Pancasila di Kecamatan Sungai Penuh, c. Jalan Pinggir Air di Kecamatan Kumun Debai, dan d. Jalan Pancasila di Kecamatan Tanah Kampung.

(4) Pengembangan jalur evakuasi gempa bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi seluruh jaringan jalan untuk menghindari sumber gempa bumi menuju ruang evakuasi.

(5) Pengembangan jalur evakuasi kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi seluruh jaringan jalan untuk menghindari sumber kebakaran menuju ruang evakuasi.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan jalur evakuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5) diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB IV

RENCANA POLA RUANG

Bagian Kesatu Umum

Pasal 32

(1) Rencana pola ruang wilayah, terdiri atas: a. kawasan lindung; dan b. kawasan budidaya.

(2) Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta rencana pola ruang dengan skala 1 : 25.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II (dua) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kawasan Lindung

Pasal 33

Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. kawasan suaka alam; b. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;

Page 20: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

20

c. kawasan perlindungan setempat; d. ruang terbuka hijau; e. kawasan cagar budaya; dan f. kawasan rawan bencana.

Paragraf 1 Kawasan Suaka Alam

Pasal 34

(1) Kawasan suaka alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf a berupa Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat;

(2) Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat di Kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Pesisir Bukit, dan Kecamatan Kumun Debai seluas kurang lebih 23.177 hektar.

(3) Rencana pengelolaan kawasan suaka alam meliputi : a. pemantapan fungsi lindung; b. pengembangan fungsi wisata dan penelitian; dan c. diarahkan sebagai fungsi resapan air.

Paragraf 2

Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

Pasal 35 (1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf b yaitu kawasan resapan air.

(2) Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat di Kecamatan Pesisir Bukit, Kecamatan Kumun Debai dan Kecamatan Sungai Penuh

(3) Rencana pengelolaan kawasan resapan air meliputi : a. pemantapan fungsi lindung; dan b. melakukan rehabilitasi kawasan resapan air.

Paragraf 3

Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 36

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf c yaitu sempadan sungai.

(2) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. sungai Batang Merao di Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan

Tanah Kampung dan Kecamatan Kumun Debai; b. sungai Batang Sangkir di Kecamatan Tanah Kampung; c. sungai Terung di Kecamatan Hamparan Rawang dan Kecamatan

Tanah Kampung; dan d. sungai Bungkal di Kecamatan Sungai Penuh;

(3) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, b, c, dan d memiliki luas kurang lebih 159 hektar.

Page 21: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

21

(4) Rencana pengelolaan sempadan sungai meliputi : a. perlindungan dan penguatan dinding pembatas sungai; b. penghijauan sempadan sungai; dan c. pengembangan jalan inspeksi.

Paragraf 4

Ruang Terbuka Hijau

Pasal 37

Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf d, terdiri atas: a. ruang terbuka hijau publik; dan b. ruang terbuka hijau privat.

Pasal 38

(1) Ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a seluas kurang lebih 258 hektar atau 20 % dari luas kawasan budidaya perkotaan, terdiri atas: a. ruang terbuka hijau taman; b. ruang terbuka hijau tempat pemakaman; c. ruang terbuka hijau sempadan jalan; d. ruang terbuka hijau sempadan sungai; e. ruang terbuka hijau hutan kota; dan f. ruang terbuka hijau lapangan olah raga.

(2) Ruang terbuka hijau taman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat di setiap kecamatan dengan alokasi terpadu dengan area pusat pelayanan kecamatan seluas kurang lebih 23 hektar.

(3) Ruang terbuka hijau tempat pemakaman umum (TPU) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi TPU yang sudah ada dan TPU yang akan dikembangkan di setiap Kecamatan seluas 20 ha.

(4) Ruang terbuka hijau sempadan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri dari sempadan jalan kolektor dan lokal, serta jalan lingkar luar dan lingkar seluas kurang lebih 44 hektar.

(5) Ruang terbuka hijau sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari sempadan Sungai Batang Merao, Sungai Bungkal, Sungai Batang Sangkir dan Sungai Terung seluas kurang lebih 159 hektar.

(7) Ruang terbuka hijau hutan kota dimaksud pada ayat (1) huruf e berupa Hutan Kota di Desa Aur Duri Kecamatan Sungai Penuh seluas kurang lebih 6 hektar.

(8) Ruang terbuka hijau lapangan olah raga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f berupa lapangan olah raga yang terdapat di kecamatan dalam Kota Sungai Penuh seluas kurang lebih 6 hektar.

Pasal 39

Ruang terbuka hijau kota privat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf b seluas kurang lebih 234 hektar atau 18 % dari luas kawasan budidaya perkotaan meliputi : a. ruang terbuka hijau pekarangan rumah; b. ruang terbuka hijau perdagangan dan jasa;

Page 22: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

22

c. ruang terbuka hijau pendidikan; d. ruang terbuka hijau pertahanan dan keamanan; dan e. ruang terbuka hijau perkantoran;

Pasal 40

Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau meliputi : a. mempertahankan luasan dan kualitas RTH eksisting; b. membangun taman kota di pusat kota dan sub pusat kota c. membangun lapangan olah raga di setiap sub pusat kota dengan jumlah

dan luasan sesuai ketentuan berlaku. d. mekerjasama dengan lembaga pemerintah baik Pemerintah pusat,

Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota, lembaga penelitian, perguruan tinggi, pihak swasta dan masyarakat dalam perwujudan RTH publik.

Paragraf 5

Kawasan Cagar Budaya

Pasal 41

(1) Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf e, adalah benda, bangunan dan lingkungan cagar budaya yang memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan, yang meliputi : a. Masjid Agung Pondok Tinggi di Kecamatan Sungai Penuh; b. Masjid Raya Rawang di Kecamatan Hamparan Rawang; c. Tanah Sebingkeh di Kecamatan Hamparan Rawang; d. Tanah Mendapo di Kecamatan Sungai Penuh; e. Makam Nenek Siak Lengih di Kecamatan Sungai Penuh; f. Batu Sorban dan Makam Siak Alam Koto Bingin di Kecamatan Pesisir

Bukit; dan g. Batu Gong Nenek Betung di Kecamatan Kumun Debai.

(2) Pengelolaan kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui : a. pelestarian pola sosial budaya masyarakat; b. pengaturan perubahan ukuran dan bentuk bangunan; dan c. pengembangan kegiatan kepariwisataan.

Paragraf 6

Kawasan Rawan Bencana

Pasal 42

(1) Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf f, terdiri atas: a. kawasan rawan gerakan tanah; b. kawasan rawan banjir; c. kawasan rawan gempa bumi; dan d. kawasan rawan kebakaran.

(2) Kawasan rawan gerakan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat;

Page 23: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

23

(3) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat di Kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Tanah Kampung dan Kecamatan Kumun Debai;

(4) Kawasan rawan gempa bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan zona gempa bumi berskala IV, V, VI dan VII MMI.

(5) Pengelolaan kawasan rawan bencana meliputi : a. pengelolaan kawasan rawan bencana gerakan tanah; b. pengelolaan kawasan rawan bencana banjir; c. pengelolaan kawasan rawan bencana gempa bumi; dan d. pengelolaan kawasan rawan bencana kebakaran.

Pasal 43

Pengelolaan kawasan rawan bencana gerakan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (5) huruf a, meliputi: a. menetapkan tingkat bahaya gerakan tanah masing-masing

kawasan; dan b. membatasi pembangunan pada kawasan rawan gerakan tanah.

Pasal 44

Pengelolaan kawasan rawan bencana banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (5) huruf b, meliputi: a. menetapkan tingkat bahaya banjir masing-masing kawasan; b. merelokasi penduduk yang ada di kawasan rawan banjir permanen; dan c. melakukan pengerukan saluran drainase dan normalisasi sungai.

Pasal 45

Pengelolaan kawasan rawan bencana gempa bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (5) huruf c, meliputi: a. menetapkan tingkat bahaya gempa bumi masing-masing kawasan; dan b. menetapkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai

Bangunan (KLB).

Pasal 46

Pengelolaan kawasan rawan bencana kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (5) huruf d, meliputi: a. menetapkan tingkat bahaya kebakaran masing-masing kawasan; b. menyediakan jaringan jalan yang memadai untuk mempermudah proses

evakuasi dan penanganan bencana; dan c. pengelolaan kawasan rawan bencana kebakaran melalui rencana induk

sistem proteksi kebakaran

Bagian Ketiga Kawasan Budidaya

Pasal 47

Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf b terdiri atas : a. kawasan peruntukan perumahan; b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;

Page 24: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

24

c. kawasan peruntukan industri; d. kawasan peruntukan perkantoran; e. kawasan peruntukan pariwisata; f. kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau; g. kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana; h. kawasan peruntukan ruang kegiatan sektor informal; i. kawasan peruntukan pendidikan; j. kawasan peruntukan kesehatan; k. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan l. kawasan peruntukan pertanian; m. kawasan peruntukan perikanan; dan n. kawasan peruntukan hutan produksi.

Paragraf 1 Kawasan Peruntukan Perumahan

Pasal 48

(1) Kawasan peruntukan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf a, terdiri atas : a. kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi di sebagian

Kecamatan Sungai Penuh serta sebagian Kecamatan Pesisir Bukit seluas kurang lebih 150 hektar ;

b. kawasan peruntukan perumahan kepadatan sedang di sebagian Kecamatan Sungai Penuh, sebagian Kecamatan Pesisir Bukit, sebagian Kecamatan Kumun Debai dan sebagian Kecamatan Hamparan Rawang seluas kurang lebih 437 hektar; dan

c. kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah di sebagian Kecamatan Pesisir Bukit, sebagian Kecamatan Hamparan Rawang, sebagian Kecamatan Tanah Kampung, sebagian Kecamatan Kumun Debai dan sebagian Kecamatan Sungai Penuh seluas kurang lebih 1016 hektar.

(2) Rencana pengembangan kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan melalui : a. peningkatan kualitas prasarana lingkungan perumahan dan

penyediaan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau; b. peningkatan kualitas hunian di kawasan perumahan melalui

pembangunan perumahan secara vertikal; dan c. menetapkan KDB maksimum sebesar 70%.

(3) Rencana pengembangan kawasan peruntukan perumahan kepadatan sedang dan kawasan perumahan kepadatan rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan c dilakukan melalui : a. peningkatan kualitas prasarana lingkungan perumahan dan

penyediaan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau; dan b. mewajibkan bagi para pengembangan perumahan untuk

menyediakan sumur dan/atau kolam resapan bagi setiap pembangunan kawasan perumahan;

c. menetapkan KDB maksimum untuk kawasan perumahan kepadatan sedang sebesar 60%; dan

d. menetapkan KDB maksimum untuk kawasan perumahan kepadatan rendah sebesar 60%.

Page 25: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

25

Paragraf 2

Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

Pasal 49 (1) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa sebagaimana yang

dimaksud dalam Pasal 47 huruf b, terdiri atas : a. pasar tradisional; b. pusat perbelanjaan; dan c. toko modern.

(2) Pasar tradisional sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. peningkatan pasar skala regional di Kecamatan Sungai Penuh; b. peningkatan dan pengembangan pasar skala pelayanan kota di

kecamatan Hamparan Rawang. c. peningkatan dan pengembangan pasar skala pelayanan lingkungan

di seluruh kecamatan dalam Kota Sungai Penuh.

(3) Pengembangan pusat perbelanjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan melalui pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, pergudangan skala kota dan regional di Kecamatan Sungai Penuh.

(4) Pengembangan pusat perbelanjaan, perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan kawasan sekitarnya dan wajib memperhatikan kepentingan semua pelaku sektor perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau kegiatan sejenis lainnya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan toko modern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur dengan Peraturan Walikota.

Paragraf 3

Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 50 (1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal

47 huruf c, berupa kawasan industri kecil dan menengah yang terdapat di Kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Pesisir Bukit, Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Tanah Kampung dan Kecamatan Kumun Debai.

(2) Rencana pengembangan kawasan peruntukan industri meliputi : a. kawasan peruntukan industri kecil dapat berlokasi di kawasan

perumahan dan diarahkan berbentuk cluster; dan b. mempertahankan dan mengembangkan industri kecil yang

berkembang di perumahan dengan syarat tidak menimbulkan dampak negatif.

c. mengarahkan pembangunan IPAL komunal bagi industri kecil dan menengah yang menimbulkan polusi.

Page 26: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

26

Paragraf 4 Kawasan Peruntukan Perkantoran

Pasal 51 (1) Kawasan peruntukan perkantoran sebagaimana yang dimaksud dalam

Pasal 47 huruf d, terdiri atas : a. kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan; dan b. kawasan peruntukan perkantoran swasta.

(2) Kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. pengembangan kawasan peruntukan perkantoran pemerintah Kota

yang menyebar di setiap kecamatan sesuai dengan potensi; b. peningkatan kawasan peruntukan perkantoran pemerintah skala

kelurahan dan kecamatan di setiap kecamatan; dan c. penyediaan ruang terbuka publik di kawasan peruntukan

perkantoran pemerintahan.

(3) Kawasan perkantoran swasta sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. pengembangan kegiatan perkantoran swasta di Kecamatan Sungai

Penuh; dan b. kawasan peruntukan perkantoran swasta dapat berlokasi di

kawasan peruntukan perumahan atau kawasan lainnya dengan memperhatikan akses pelayanan.

(4) Rencana pengembangan kawasan peruntukan perkantoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. penataan kawasan perkantoran di pusat kota; b. penambahan kawasan perkantoran baru skala kota yang menyebar

dalam wilayah Kota Sungai Penuh; dan c. mendorong penciptaan RTH di kawasan perkantoran.

Paragraf 5

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 52

(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf ebertujuan untuk menyelenggarakan jasa pariwisata atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

(2) Daya tarik wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas : a. daya tarik wisata alam; b. daya tarik wisata buatan; dan c. daya tarik wisata budaya.

(3) Daya tarik wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, berupa pengembangan dan peningkatan kawasan, meliputi : a. kawasan Bukit Sentiong di Kecamatan Sungai Penuh; b. kawasan Bukit Khayangan di Kecamatan Sungai Penuh dan

Kecamatan Kumun Debai; c. kawasan Taman Bunga di Kecamatan Sungai Penuh; dan d. kawasan Bukit Tapan di Kecamatan Pesisir Bukit; e. Kawasan Air Terjun di Kecamatan Kumun Debai

Page 27: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

27

(4) Daya tarik wisata buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, berupa pengembangan dan peningkatan Kawasan Agrowisata di setiap kecamatan dalam Kota Sungai Penuh.

(5) Daya tarik wisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, berupa pengembangan dan peningkatan kawasan, meliputi : a. Masjid Agung Pondok Tinggi di Kecamatan Sungai Penuh; b. Masjid Raya Rawang di Kecamatan Hamparan Rawang; c. Tanah Sebingkeh di Kecamatan Hamparan Rawang; d. Tanah Mendapo di Kecamatan Sungai Penuh; e. Makam Nenek Siak Lengih di Kecamatan Sungai Penuh; f. Batu Sorban dan Makam Siak Alam Koto Bingin di Kecamatan

Pesisir Bukit; dan g. Batu Gong Nenek Betung di Kecamatan Kumun Debai.

(6) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan pada : a. penataan ruang kawasan pariwisata; b. pengembangan hasil kerajinan rakyat dan budaya masyarakat; c. pengembangan objek dan fasilitas pariwisata; d. promosi objek-objek wisata.

Paragraf 6

Kawasan Peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau

Pasal 53 (1) Kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 47 huruf f, diarahkan pada kawasan Pertokoan Kincai Plaza, kawasan Pasar Kota Sungai Penuh, pelataran perkantoran dalam Kota Sungai Penuh, kawasan parkir dan plasa bangunan ibadah.

(2) Kawasan parkir yang terdapat di wilayah kota meliputi pusat-pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pariwisata dan pemerintahan.

(3) Rencana pengembangan kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan melalui : a. menata kembali RTNH yang telah mengalami degradasi secara fungsi

ataupun kualitas ruang; b. mengoptimalkan pemanfaatan RTNH untuk kegiatan sosialisasi

masyarakat; dan c. mengembangkan RTNH di kawasan komersial, perkantoran, dan

perumahan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berinteraksi masyarakat.

Paragraf 7

Kawasan Ruang Evakuasi Bencana

Pasal 54 (1) Ruang peruntukan evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 47 huruf g, terdiri atas : a. Lapangan olah raga di setiap kecamatan; dan b. seluruh ruang terbuka termasuk semua fasilitas perkantoran dan

pendidikan di setiap kecamatan.

Page 28: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

28

(2) Rencana pengembangan kawasan peruntukan evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan melalui : a. menyediakan jalur evakuasi bencana yang terjangkau oleh

kendaraan roda empat pada wilayah-wilayah rawan bencana untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengungsi;

b. meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana; dan

c. menyediakan prasarana sarana penunjang proses evakuasi bencana.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Walikota.

Paragraf 8

Kawasan Peruntukan Ruang Kegiatan Sektor Informal

Pasal 55 (1) Kawasan peruntukan ruang kegiatan sektor informal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 47 huruf h, ditetapkan di kawasan Pujasera Kelurahan Pasar Sungai Penuh, ruang terbuka non hijau dan pelataran parkir depan Kincai Plaza, serta pada kawasan Terminal Kota Sungai Penuh berupa pelataran terbuka.

(2) Rencana pengembangan kawasan peruntukan ruang kegiatan sektor informal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan melalui : a. menempatkan sektor informal di lokasi yang direncanakan; b. menata kawasan yang dimanfaatkan untuk kegiatan sektor informal; c. membatasi pemanfaatan ruang terbuka publik untuk kegiatan sektor

informal dengan pembatasan area dan pengaturan waktu berdagang; d. mengoptimalkan fungsi pasar untuk mengakomodir kebutuhan

ruang sektor informal; dan e. mewajibkan setiap pengembang mengalokasikan ruang untuk

kegiatan sektor informal.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan ruang kegiatan sektor informal yang terintegrasi dengan perdagangan dan jasa formal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.

Paragraf 9

Kawasan Peruntukan Pendidikan

Pasal 56

(1) Kawasan peruntukan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf i berupa kawasan pendidikan dan pelatihan skala kota dan regional.

(2) Kawasan peruntukan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. pendidikan dasar tersebar dalam Kota Sungai Penuh; b. pendidikan menengah terdapat di pusat pelayanan kota dan sub

pusat pelayanan kota; c. pendidikan tinggi dan pelatihan terdapat di Kecamatan Pesisir

Bukit; dan d. pendidikan luar sekolah.

Page 29: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

29

(3) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan melalui peningkatan kualitas fasilitas pendidikan berupa pemeliharaan serta perbaikan yang diutamakan untuk bangunan yang mengalami kerusakan, serta peningkatan pelayanan fasilitas pendidikan dimulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi.

Paragraf 10

Kawasan Peruntukan Kesehatan

Pasal 57

Kawasan peruntukan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf j, meliputi : a. Rumah Sakit Umum Kelas B berada di Desa Koto Renah, Kecamatan

Pesisir Bukit; b. Rumah Sakit TNI Angkatan Darat di Kecamatan Sungai Penuh; dan c. Pengembangan rumah sakit khusus di Kecamatan Sungai Penuh. d. Pengembangan dan peningkatan puskesmas di kecamatan dalam Kota

Sungai Penuh.

Paragraf 11 Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan

Pasal 58

(1) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf k meliputi ; a. Markas Komando Distrik Militer 0417 di Kecamatan Sungai Penuh; b. Koramil yang terdapat di kecamatan dalam Kota Sungai Penuh; dan c. Polres dan polsek dalam Kota Sungai Penuh.

(2) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melalui kajian yang komprehensif dan mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang.

Paragraf 12

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 59

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf l meliputi : a. kawasan pertanian holtikutura dan perkebunan; b. kawasan pertanian tanaman pangan; dan c. peternakan.

(2) Kawasan pertanian holtikultura dan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi Kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Pesisir Bukit, Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Tanah Kampung dan Kecamatan Kumun Debai seluas kurang lebih 5.944 hektar,diarahkan pada : a. rehabilitasi kawasan pertanian holtikultura dan perkebunan untuk

meningkatkan produksi melalui peremajaan tanaman pemulihan dan peningkatan kesuburan tanah;

b. pengembangan tanaman tahunan yang produktif; dan c. pengembangan agroforestry.

Page 30: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

30

(3) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi Kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Pesisir Bukit, Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Tanah Kampung dan Kecamatan Kumun Debai seluas kurang lebih 2.731 hektar;

(4) Budidaya peternakan menyebar di setiap kecamatan dalam Kota Sungai Penuh dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

Paragraf 13

Kawasan Peruntukan Perikanan

Pasal 60

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf m diarahkan menyebar diseluruh kecamatan dalam Kota Sungai Penuh.

(2) Rencana pengembangan kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan pada : a. pemanfaatan Sungai Batang Merao dan Sungai Batang Sangkir

untuk pengembangan perikanan budidaya; b. pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) di Kecamatan Sungai Penuh.

Paragraf 14

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 61

(1) Kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf n berupa hutan produksi pola partisipasi masyarakat seluas kurang lebih 941 hektar di Kecamatan Sungai penuh dan Kecamatan Kumun Debai.

(2) Rencana pengelolaan kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan melalui pemanfaatan lahan oleh masyarakat bersifat pertanian konservasi.

BAB V

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Bagian Kesatu Umum

Pasal 62

(1) Penetapan kawasan strategis meliputi kawasan strategis dari perspektif ekonomi, sosial budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

(2) Penetapan kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan skala 1 : 25.000 sebagaimana tercantum dalam lampiran III (tiga) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kawasan Strategis dari Perspektif Ekonomi

Pasal 63

(1) Kawasan strategis dari perspektif ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1), terdiri atas: a. kawasan ekowisata di setiap kecamatan.

Page 31: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

31

b. kawasan industri kecil di setiap kecamatan; dan c. kawasan perdagangan dan jasa skala kota dan regional di

Kecamatan Sungai Penuh.

(2) Rencana pengelolaan kawasan strategis dari perspektif ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. penataan ruang kawasan ekowisata, industri kecil, perdagangan dan

jasa; b. mempertahankan fungsi kawasan sebagai kawasan ekowisata,

industri kecil, perdagangan dan jasa skala kota dan skala wilayah.

Bagian Ketiga Kawasan Strategis dari Perspektif Sosial Budaya

Pasal 64 (1) Kawasan strategis dari perspektif sosial budaya sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 62 ayat (1), terdiri atas: a. kawasan kebudayaan Islam di Pondok Tinggi, Kecamatan Sungai

Penuh; b. kawasan pengkajian islam di Kecamatan Hamparan Rawang; dan c. kawasan pendidikan dan pelatihan di Kecamatan Pesisir Bukit.

(2) Rencana pengelolaan kawasan strategis dari perspektif sosial budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menata bangunan dan lingkungan; b. meningkatkan kualitas lingkungan; c. mempertahankan nilai sejarah kawasan; dan d. mempertahankan fungsi kawasan sebagai kawasan pendidikan,

pelatihan dan kawasan wisata.

Bagian Keempat Kawasan Strategis dari Perspektif Fungsi dan

Daya Dukung Lingkungan Hidup

Pasal 65

(1) Kawasan strategis dari perspektif fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1), terdiri atas: a. kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat di Kecamatan Sungai

Penuh, Pesisir Bukit dan Kumun Debai; dan b. kawasan resapan air di Kecamatan Sungai Penuh, Pesisir Bukit dan

Kumun Debai. (2) Rencana pengelolaan kawasan strategis dari perspektif fungsi dan daya

dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk mempertahankan, melindungi dan menata kegiatan-kegiatan yang ada di dalam dan disekitar kawasan tersebut.

BAB VI

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 66

(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota merupakan upaya perwujudan Rencana Tata Ruang yang dijabarkan kedalam indikasi program utama penataan/ pengembangan kota dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan 20 (dua puluh) tahun.

Page 32: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

32

(2) Arahan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, yaitu : a. tahap I : Tahun 2012 – 2016; b. tahap II : Tahun 2017 – 2021; c. tahap III : Tahun 2022 – 2026; dan d. tahap IV : Tahun 2027 – 2031.

(3) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. Indikasi program utama perwujudan struktur ruang; b. Indikasi program utama perwujudan pola ruang; dan c. Indikasi program utama perwujudan kawasan strategis;

(4) Prioritas pelaksanaan pembangunan disusun dalam indikasi program yang terdiri atas: a. usulan program utama; b. lokasi; c. sumber pendanaan; d. instansi pelaksanaan; dan e. waktu pelaksanaan.

(5) Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan ditetapkan dalam lampiran IV (empat) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu Umum

Pasal 67

(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang.

(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah terdiri atas : a. ketentuan peraturan zonasi; b. ketentuan perizinan; c. ketentuan insentif dan disinsentif; dan d. arahan sanksi;

(3) Arahan pemanfaatan ruang ditetapkan dalam lampiran V (lima) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Ketentuan Peraturan Zonasi

Pasal 68

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) huruf a digunakan sebagai pedoman dalam menyusun peraturan zonasi.

(2) Muatan materi yang dibahas dalam ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah ketentuan: a. Kegiatan yang diperbolehkan; b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat; dan c. kegiatan yang tidak diperbolehkan.

Page 33: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

33

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. Ketentuan Umum Kawasan Lindung; b. Ketentuan Umum Kawasan Budidaya; dan c. Penyusunan peraturan zonasi diwujudkan dalam bentuk Rencana

Detail Tata Ruang Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis.

Paragraf 1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Lindung

Pasal 69

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (3) huruf a, terdiri atas : a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan suaka alam; b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan yang memberikan

perlindungan kawasan bawahnya; c. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan perlindungan

setempat; d. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan ruang terbuka hijau

(RTH); e. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya; dan f. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan bencana.

Paragraf 2 Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Suaka Alam

Pasal 70 Ketentuan Peraturan zonasi untuk kawasan suaka alam,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf a, meliputi: a. diperbolehkan peruntukan ruang untuk wisata alam pada kawasan

suaka alam tanpa merubah bentang alam. b. dilarang seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan

suaka alam dan tutupan vegetasi. c. diperbolehkan bersyarat pemanfaatan suaka alam berupa pemanfaatan

kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu.

d. diperbolehkan bersyarat peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan hutan rakyat (agroforestri) yang memberikan nilai ekonomi melalui pengambilan hasil bukan kayu.

e. diperbolehkan bersyarat peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui pengembangan vegetasi tegakan tinggi yang mampu memberikan perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air;

f. diperbolehkan pengembalian berbagai rona awal sehingga kehidupan satwa dan fauna dilindungi dapat lestari; dan

g. diperbolehkan bersyarat percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan.

Page 34: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

34

Paragraf 3 Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahnya

Pasal 71 Ketentuan peraturan zonasi untuk kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf b berupa kawasan resapan air, meliputi: a. diperbolehkan pemanfaatan kawasan resapan air berupa hutan dengan

tegakan tanaman yang mempunyai perakaran dan mampu menyimpan potensi air tanah;

b. diperbolehkan bersyarat rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan, lahan kritis dan tidak produktif melalui reboisasi, penghijauan, penanaman dan pemeliharaan, pengayaan tanaman, atau penerapan teknik rehabilitasi lahan dan konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis;

c. diperbolehkan kegiatan pariwisata alam yang diijinkan meliputi mendaki gunung, out bond dan berkemah.

d. diperbolehkan penyediaan sumur resapan dan atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada; dan

e. dikendalikan penggunaan lahan secara langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi mata air.

Paragraf 4

Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 72 Ketentuan peraturan zonasi untuk kawasan perlindungan setempat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf c berupa kawasan sempadan sungai, meliputi a. kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan pemanfaatan ruang untuk:

1) ruang terbuka hijau; 2) bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air; 3) bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi; 4) jalan inspeksi, jaringan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air

minum; dan 5) pemasangan papan penyuluhan dan peringatan, rambu-rambu

pekerjaan/ pengamanan. b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat adalah kegiatan pariwisata alam

dengan syarat tidak mengganggu kualitas sungai; c. kegiatan yang diperbolehkan terbatas adalah kegiatan penanaman

tanaman produksi; d. kegiatan yang dilarang adalah kegiatan dan atau pembangunan yang

mengancam kerusakan dan menurunkan kualitas sungai; dan e. penetapan lebar sempadan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 35: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

35

Paragraf 5 Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota

Pasal 73

(1) Ketentuan peraturan zonasi untuk kawasan ruang terbuka hijau kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf d, terdiri atas : a. ruang terbuka hijau taman; b. ruang terbuka hijau tempat pemakaman; c. ruang terbuka hijau sempadan jalan; d. ruang terbuka hijau sempadan sungai; e. ruang terbuka hijau hutan kota; f. ruang terbuka hijau lapangan olah raga; dan g. ruang terbuka hijau privat.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau taman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan olah raga dan rekreasi; b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat adalah kegiatan

pengembangan jaringan utilitas, dengan syarat jaringan utilitas tersebut diupayakan tidak merusak tanaman yang ada atau diupayakan ditanam di dalam tanah;

c. kegiatan yang diperbolehkan terbatas adalah pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan olah raga dan atau rekreasi serta reklame dengan seijin instansi yang berwenang; dan

d. kegiatan yang dilarang adalah melakukan penebangan pohon di kawasan RTH kota tanpa seizin instansi yang berwenang.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau tempat pemakaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. Penetapan luas RTH sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan; b. Pemanfaatan RTH sebagai fungsi ekologis, sosial dan estetika; c. Ketentuan pelarangan kegiatan yang mengubah dan/atau merusak

RTH; d. Semua fasilitas yang ada di dalam RTH taman harus terbuka untuk

umum (4) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau

sempadan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan disesuaikan dengan

fungsi jalan; b. Melarang penggunaan dan pemanfaatan ruang milik jalan dan ruang

pengawasan jalan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan; c. Pembangunan jalan akses kegiatan di sepanjang sisi jalan

disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku tentang jalan;

d. Intensitas Pemanfaatan Ruang ditentukan dengan mempertimbangkan kapasitas jalan; dan

e. Penyediaan jalur hijau (green belt) di sepanjang jalan. (5) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau

sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi : a. Penetapan lebar sempadan sungai sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

Page 36: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

36

b. Pemanfaatan ruang untuk RTH; c. Ketentuan perizinan bangunan hanya untuk pengelolaan badan air

atau pemanfaatan air; d. Ketentuan pelarangan membuang secara langsung limbah padat,

limbah cair, limbah gas dan limbah B3 ke badan sungai dan situ. e. Ketentuan pengendalian budidaya perikanan air tawar sesuai daya

dukung dan daya tampung sungai; dan f. Ketentuan pelarangan kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat

mengganggu kelestarian sumberdaya air dan keseimbangan fungsi lindung.

(6) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau hutan kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi : a. Pemanfaatan ruang untuk RTH dengan fungsi utama ekologis; b. Pelarangan kegiatan yang mengubah dan/atau merusak hutan kota

dan fungsi ekologisnya; c. Pengendalian pemanfaatan ruang untuk wisata alam dan kegiatan

penelitian tanpa mengubah bentang alam; dan d. Pendirian bangunan dibatasi untuk menunjang kegiatan wisata

alam, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (7) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau lapangan

olah raga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, meliputi : a. Pengendalian pemanfaatan ruang untuk olah raga dan pendidikan

tanpa mengubah fungsi utama kawasan. b. Ketentuan pelarangan kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat

mengganggu fungsi utama kawasan.

(8) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau privat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, meliputi : a. Pemanfaatan RTH sebagai fungsi ekologis, sosial, estetika dan

edukasi; dan b. Ketentuan pelarangan kegiatan yang mengubah dan/atau merusak

RTH.

Paragraf 6 Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Cagar Budaya

Pasal 74

Ketentuan peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf e, meliputi: a. kegiatan yang diperbolehkan adalah:

1) pelestarian bangunan-bangunan bersejarah sesuai aturan perundangan pelestarian benda cagar budaya;

2) pembangunan prasarana dan sarana kawasan yang menunjang fungsi kawasan; dan

3) pemanfaatan ruang kosong untuk ruang terbuka hijau. b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat adalah kegiatan pendirian

bangunan baru dengan syarat pemanfaatannya untuk penelitian, pendidikan, pariwisata budaya, agama, sosial dan kebudayaan serta menyesuaikan dengan lingkungan kawasan;

c. kegiatan yang diperbolehkan terbatas adalah kegiatan hiburan, kuliner, sektor informal dengan pembatasan aktifitas pada malam hari dan waktu-waktu tertentu; dan

Page 37: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

37

d. kegiatan yang dilarang adalah: 1) kegiatan yang mengganggu atau merusak kekayaan budaya; dan 2) kegiatan yang mengganggu kelestarian lingkungan di sekitar

peninggalan sejarah.

Paragraf 7 Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Rawan Bencana

Pasal 75

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf f, terdiri atas: a. kawasan rawan gerakan tanah; b. kawasan rawan banjir; c. kawasan rawan gempa bumi; d. kawasan rawan kebakaran.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan gerakan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. diizinkan kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, hutan kota

dengan penanaman vegetasi yang tepat, sistem terasering dan drainase yang tepat;

b. diizinkan untuk kegiatan peternakan; c. diarahkan untuk mengosongkan lereng dari kegiatan manusia; dan d. dihindari melakukan penggalian dan pemotongan lereng.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. diizinkan kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, hutan kota

dengan penanaman vegetasi yang tepat, sistem terasering dan drainase yang tepat;

b. diizinkan pemanfaatan dataran banjir untuk ruang terbuka hijau; dan

c. dikendalikan memanfaatkan dataran banjir untuk kegiatan permukiman dan fasilitas umum penting lainnya.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan gempa bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. diizinkan kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, hutan kota

dengan penanaman vegetasi yang tepat, sistem terasering dan drainase yang tepat,.

b. diizinkan pemanfaatan kawasan rawan gempa bumi untuk ruang terbuka hijau dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah; dan

c. dikendalikan pemanfaatan kawasan rawan gempa bumi bagi kegiatan permukiman dan fasilitas umum penting lainnya.

(5) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi : a. diarahkan pembangunan gedung secara permanen; b. diarahkan penyediaan jaringan jalan yang memadai untuk

mempermudah evakuasi dan penangaan kebakaran; dan c. diarahkan penyediaan ruang antar bangunan.

Page 38: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

38

Paragraf 8 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Budidaya

Pasal 76

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (3) huruf b, terdiri atas : a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perumahan; b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perdagangan

dan jasa; c. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perkantoran; d. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan industri; e. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata; f. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan ruang terbuka

non hijau; g. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan ruang

evakuasi bencana; h. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan ruang kegiatan

sektor informal; i. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pendidikan; j. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan kesehatan; k. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertahanan

dan keamanan; l. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertanian; m. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perikanan; dan n. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan

produksi.

Paragraf 9 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Peruntukan Perumahan

Pasal 77 Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf a, meliputi: a. ketentuan umum peraturan zonasi perumahan dengan kepadatan tinggi

meliputi : 1) setiap kawasan perumahan menyediakan RTH minimal 20 % dari luas

kawasan perumahan dan tidak bisa dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain;

2) koefisien dasar bangunan untuk kawasan perumahan kepadatan tinggi ditetapkan 70 %;

3) mengendalikan alih fungsi perumahan menjadi kegiatan lainnya; 4) menyediakan sarana pendidikan, kesehatan, lapangan olahraga,

peribadatan, sarana perdagangan dan jasa serta penyediaan tempat pengolahan sampah skala perumahan sesuai kriteria yang ditentukan;

5) meremajakan kawasan perumahan kumuh di perkotaan; dan 6) integrasi infrastruktur antar perumahan dan dengan lingkungan

sekitarnya.

Page 39: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

39

b. ketentuan umum peraturan zonasi perumahan dengan kepadatan sedang meliputi : 1) setiap kawasan perumahan menyediakan RTH minimal 25 % dari luas

kawasan perumahan dan tidak bisa dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain;

2) koefisien dasar bangunan ditetapkan maksimum 60 %; 3) mengendalikan alih fungsi perumahan menjadi kegiatan lainnya; 4) menyediakan sarana pendidikan, peribadatan, kesehatan, lapangan

olahraga, sarana perdagangan dan jasa serta penyediaan tempat pengolahan sampah skala perumahan sesuai kriteria yang ditentukan; dan

5) integrasi infrastruktur antar perumahan dan dengan lingkungan sekitarnya.

c. ketentuan umum peraturan zonasi perumahan dengan kepadatan rendah meliputi : 1) setiap kawasan perumahan menyediakan RTH minimal 25 % dari luas

kawasan perumahan dan tidak bisa dialihkan fungsinya menjadi peruntukan lain;

2) koefisien dasar bangunan untuk kawasan perumahan kepadatan rendah ditetapkan maksimum 60 %;

3) mengendalikan alih fungsi perumahan menjadi kegiatan lainnya; 4) menyediakan sarana pendidikan, peribadatan, kesehatan, lapangan

olahraga, sarana perdagangan dan jasa serta penyediaan tempat pengolahan sampah skala perumahan sesuai kriteria yang ditentukan; dan

5) integrasi infrastruktur antar perumahan dan dengan lingkungan sekitarnya.

Paragraf 10

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

Pasal 78 Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan perdagangan dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf b, meliputi: a. diarahkan penyediaan areal parkir yang memadai dan fasilitas sarana

umum lainnya di pusat perbelanjaan; b. diperbolehkan bersyarat kegiatan komersil pada zona perumahan sesuai

dengan skala pelayanannya; c. dilarang mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang

menyebabkan kerusakan kawasan resapan air; dan d. diperbolehkan mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa skala

kota dan regional di pusat kota dengan perencanaan kawasan yang terpadu.

Paragraf 11

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Peruntukan Perkantoran

Pasal 79

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf c, meliputi :

Page 40: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

40

a. ditetapkan koefisien dasar hijau minimum 20 %; b. ditetapkan koefisien lantai bangunan ditetapkan maksimum 2; c. pengaturan lokasi kawasan pemerintahan berdasarkan kriteria lokasi

dan skala pelayanan; d. kawasan pemerintahan harus dilengkapi dengan areal parkir, fasilitas

pendukung minimum sesuai dengan skala pelayanan dan ketentuan yang berlaku; dan

e. ditetapkan koefisien dasar bangunan maksimum 60 %.

Paragraf 12 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 80 Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf d, meliputi : a. penetapan lokasi sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan; b. penetapan persyaratan dokumen lingkungan; c. ketentuan persyaratan pengelolaan limbah berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan; d. dilarang mengembangan lokasi industri yang menyebabkan kerusakan

kawasan resapan air; e. ketentuan pelarangan pengambilan air tanah di zona pemanfaatan air

tanah; f. menyediakan prasarana minimum yang memadai; g. diwajibkan melakukan pengelolaan hidrologi untuk memperkecil dan

mengatur debit limpasan air hujan ke wilayah luar disesuaikan dengan daya dukung kawasan; dan

h. Industri kecil dan rumah tangga diizinkan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan keserasian kawasan.

Paragraf 13 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 81 Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf e, meliputi: a. pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung

dan daya tampung lingkungan; b. menyediakan prasarana umum yang memadai; c. perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau; d. pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan

pariwisata pada kawasan lindung; e. pengusahaan objek dan daya tarik wisata yang berintikan kegiatan yang

memerlukan pengamanan terhadap keselamatan wisatawan, kelestarian dan mutu lingkungan dan atau ketertiban dan ketenteraman masyarakat;

f. pemanfaatan taman hutan kota, taman wisata alam untuk kegiatan pariwisata alam dilaksanakan sesuai dengan asas konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;

Page 41: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

41

g. peruntukan ruang kawasan pariwisata tidak boleh mengubah bentang alam yang ada, tidak mengganggu pandangan visual dan bergaya arsitektur setempat; dan

h. pelestarian lingkungan dan bangunan cagar budaya yang dijadikan kawasan pariwisata harus mengikuti prinsip-prinsip pemugaran yang meliputi keaslian bentuk, penyajian dan tata letak dengan memperhatikan nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

i. menjaga dan melestarikan alam sekitar untuk menjaga keindahan obyek wisata;

j. tidak melakukan pengerusakan terhadap daya tarik wisata alam; dan k. menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah.

Paragraf 14 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Peruntukan Ruang Terbuka non Hijau

Pasal 82 Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf f, meliputi: a. diizinkan fasilitas umum pendukung kegiatan olah raga; b. diarahkan penyediaan ruang parkir sesuai kebutuhan; c. dikendalikan kegiatan perdagangan dan pedagang kaki lima dengan

jenis bangunan permanen; dan d. dilarang kegiatan yang berpotensi terjadinya perubahan lahan.

Paragraf 15 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana

Pasal 83 Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf g, meliputi: a. diizinkan fasilitas umum untuk mendukung ruang evakuasi bencana b. dikendalikan kegiatan perumahan dan perdagangan yang dapat

mengurangi fungsi utama kawasan; dan c. dilarang kegiatan yang berpotensi mengakibatkan penurunan ruang

jalan untuk evakuasi;

Paragraf 16 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Peruntukan Ruang Kegiatan Sektor Informal

Pasal 84

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan ruang kegiatan sektor informal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf h, meliputi : a. diarahkan penyediaan ruang parkir sesuai kebutuhan. b. dibatasi kegiatan perdagangan dan pedagang kaki lima dengan jenis

bangunan permanen; dan c. dilarang kegiatan yang berpotensi terjadinya perubahan lahan.

Page 42: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

42

Paragraf 17 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Peruntukan Pendidikan

Pasal 85 Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf i, meliputi : a. pengembangan kawasan pendidikan dikembangkan dengan koefisien

dasar hijau minimum 20 %; b. pengembangan kawasan pendidikan dikembangkan dengan koefisien

dasar bangunan untuk kawasan fasilitas pelayanan umum ditetapkan maksimum 60 %;

c. pengaturan lokasi fasilitas pelayanan umum berdasarkan kriteria lokasi dan skala pelayanan; dan

d. fasilitas pelayanan umum harus dilengkapi dengan fasilitas pendukung minimum sesuai dengan skala pelayanan dan ketentuan yang berlaku.

Paragraf 18

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Peruntukan Kesehatan

Pasal 86

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf j, meliputi : a. pengembangan kawasan peruntukan kesehatan dikembangkan dengan

koefisien dasar hijau minimum 20 %; b. pengembangan kawasan peruntukan kesehatan dikembangkan dengan

koefisien dasar bangunan untuk kawasan fasilitas pelayanan umum ditetapkan maksimum 60 %;

c. pengaturan lokasi fasilitas pelayanan umum berdasarkan kriteria lokasi dan skala pelayanan; dan

d. fasilitas pelayanan umum harus dilengkapi dengan fasilitas pendukung minimum sesuai dengan skala pelayanan dan ketentuan yang berlaku;

Paragraf 19

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan

Pasal 87

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf k meliputi: a. diizinkan kegiatan pemanfaatan ruang yang mendapat mendukung

fungsi pertahanan dan keamanan; b. pembatasan kegiatan didalam dan/ atau sekitar kawasan pertahanan

dan keamanan yang dapat mengganggu fungsi kawasan; dan c. pelarangan kegiatan yang dapat mengganggu dan/ atau merubah fungsi

utama kawasan.

Page 43: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

43

Paragraf 20 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 88 Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf l berupa peraturan zonasi pada kawasan peruntukan pertanian holtikultura, perkebunan dan pertanian tanaman pangan, meliputi : a. diarahkan untuk budidaya holtikultura, perkebunan dan tanaman

pangan. b. diizinkan untuk budidaya peternakan dan perikanan; dan c. dikendalikan konversi atau alih fungsi lahan pertanian holtikultura,

perkebunan dan pertanian tanaman pangan untuk keperluan fungsi lahan lainnya.

Paragraf 21

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Peruntukan Perikanan

Pasal 89

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf m meliputi : a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan penunjang perikanan;

dan b. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang berpotensi

menurunkan produksi perikanan dan kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan.

Paragraf 22

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 90

Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf n meliputi : a. diarahkan kegiatan pertanian bersifat konservasi; dan b. dikendalikan kegiatan yang berpotensi menurunkan fungsi utama

kawasan.

Bagian Ketiga Ketentuan Perizinan

Pasal 91

Arahan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) huruf b, didasarkan pada prinsip penerapan perizinan, yaitu : a. kegiatan yang berpeluang menimbulkan gangguan pada dasarnya

dilarang kecuali dengan izin; dan b. setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon izin dari pemerintah

setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal.

Page 44: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

44

Pasal 92 Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan, meliputi : a. izin prinsip; b. izin lokasi; c. izin penggunaan pemanfaatan tanah; d. izin mendirikan bangunan; dan e. izin lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 93

(1) Izin prinsip dan izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf a dan huruf b diberikan berdasarkan rencana tata ruang wilayah kota.

(2) Izin penggunaan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf c diberikan berdasarkan izin lokasi.

(3) Izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf d diberikan berdasarkan rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi.

Pasal 94

Arahan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) huruf b dilaksanakan oleh Walikota melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berwenang.

Bagian Keempat Ketentuan Insentif dan Disinsentif

Pasal 95

Pemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) huruf c diselenggarakan untuk: a. meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka

mewujudkan tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang; b. memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan dengan rencana

tata ruang; dan c. meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka

pemanfaatan ruang yang sejalan dengan rencana tata ruang.

Paragraf 1 Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif

Pasal 96

(1) Insentif dapat diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang didorong pengembangannya.

(2) Insentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 97

(1) Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dapat berupa insentif fiskal dan/atau insentif non fiskal.

Page 45: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

45

(2) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa : a. pemberian keringanan pajak; dan/atau b. pengurangan retribusi.

(3) Insentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa : a. pemberian kompensasi; b. subsidi silang; c. kemudahan perizinan; d. imbalan; e. sewa ruang; f. urun saham; g. penyediaan prasarana dan sarana; h. penghargaan; dan/atau i. publikasi atau promosi.

(4) Pemberian insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian insentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan terkait dengan bidang insentif yang diberikan.

Paragraf 2

Bentuk dan Tata Cara Pemberian Disinsentif

Pasal 98 (1) Disinsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan

yang dibatasi pengembangannya.

(2) Disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 99

(1) Disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 berupa disinsentif fiskal dan/atau disinsentif non fiskal.

(2) Disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pengenaan pajak yang tinggi.

(3) Disinsentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa: a. kewajiban memberi kompensasi; b. persyaratan khusus dalam perizinan; c. kewajiban memberi imbalan; dan/atau d. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.

(4) Pemberian disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai disinsentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan terkait dengan bidang disinsentif yang diberikan.

Page 46: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

46

Bagian Kelima Arahan Sanksi

Paragraf 1 Umum

Pasal 100

(1) Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penataan ruang sebagaimana dimaksud Pasal 67 ayat (2) huruf d, bertujuan untuk mewujudkan tertib tata ruang dan tegaknya peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang.

(2) Arahan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap : a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

wilayah dan ketentuan umum peraturan zonasi; b. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam izin

pemanfaatan ruang. (3) Arahan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berupa : a. sanksi administratif; dan/atau b. sanksi pidana.

Paragraf 2 Sanksi Administratif

Pasal 101

(1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (3) huruf a dapat berupa : a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara kegiatan; c. penghentian sementara pelayanan umum; d. penutupan lokasi; e. pencabutan izin; f. pembatalan izin; g. pembongkaran bangunan; h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau i. denda administratif.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Paragraf 3

Ketentuan Penyidikan

Pasal 102 (1) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah mempunyai tugas melakukan penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah berada di bawah koordinasi dan pengawasan penyidik Polri.

Page 47: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

47

(4) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya

tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah. b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di tempat kejadian. c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri

tersangka. d. melakukan penyitaan benda atau surat. e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang. f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi. g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya

dengan pemeriksaan perkara. h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari

penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya.

i. mengadakan tindakan atau menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(5) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(6) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah tidak berwenang untuk melakukan penangkapan atau penahanan.

Paragraf 4

Sanksi Pidana

Pasal 103 Pengenaan sanksi pidana terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (3) huruf b dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang–undangan.

BAB VIII

HAK KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 104 Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk : a. mengetahui rencana tata ruang; b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang; c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat

pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan / atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

Page 48: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

48

Pasal 105 Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib : a. mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan; b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari

pejabat yang berwenang; c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin

pemanfaatan ruang; dan d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 106 (1) Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada tahap:

a. perencanaan tata ruang; b. pemanfaatan ruang; dan c. pengendalian pemanfaatan ruang.

(2) Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : a. memberikan masukan mengenai:

1) persiapan penyusunan rencana tata ruang; 2) penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan; 3) pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah

atau kawasan; 4) perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan atau 5) penetapan rencana tata ruang.

b. kerja sama dengan Pemerintah Kota dan/atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

(3) Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : a. memberikan masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang; b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau sesama

unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang; c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan

rencana tata ruang yang telah ditetapkan; d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan

ruang darat, ruang udara dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan

f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi : a. memberikan masukan terkait arahan dan atau peraturan zonasi,

perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi; b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana

tata ruang yang telah ditetapkan;

Page 49: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

49

c. pelaporan kepada instansi dan atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan

d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

BAB IX

KELEMBAGAAN

Pasal 107

(1) Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antar sektor/antar daerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD);

(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BKPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Walikota;

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelembagaan penataan ruang mengacu pada peraturan perundang-undangan.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 108

(1) Jangka waktu RTRW adalah 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan rencana alam skala besar, perubahan batas teritorial negara, dan atau perubahan batas wilayah yang ditetapkan dengan undang-undang, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dapat ditinjau kembali lebih dari 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 109

(1) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, semua ketentuan peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan penataan ruang daerah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka: a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai

dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya;

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan: 1) untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut

disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;

Page 50: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka
Page 51: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

51

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH

NOMOR 5 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2011 – 2031

I. UMUM Kota Sungai Penuh sebagai salah satu Kota yang terletak di Provinsi Jambi. Perbatasan Kota Sungai Penuh dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Kerinci, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Siulak, Kecamatan Depati Tujuh dan Kecamatan Air Hangat Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Keliling Danau, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Air Hangat Timur dan Kecamatan Sitinjau Laut, serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Luas wilayah Kota Sungai Penuh 391,50 km2. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi Pasal 6, disebutkan bahwa dengan terbentuknya Kota Sungai Penuh sebagai daerah otonomi baru maka Pemerintah Kota Sungai Penuh menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak terbentuknya kota ini. Dalam rangka pengembangan Kota Sungai Penuh khususnya guna perencanaan dan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat pada masa yang akan datang, serta pengembangan sarana dan prasarana pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, diperlukan adanya kesatuan perencanaan pembangunan. Untuk itu, Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh harus disusun secara serasi dan terpadu dengan tata ruang nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota merupakan tahapan penting dalam proses penataan ruang secara keseluruhan, memuat rumusan konsep – konsep dan kebijakan pengembangan, serta koordinasi antar instansi terkait dalam proses pengaturan ruang. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, mengamanatkan bahwa dalam penataan ruang perlu diperhatikan tiga tahapan yaitu perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang. tujuan : 1. Menyusun dan merumuskan strategi pengembangan wilayah Kota

Sungai Penuh dengan mempertimbangkan perubahan faktor eksternal dan internal.

2. Menyusun Rencana Pola dan Struktur Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh.

3. Memantapkan pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang yang meliputi:

Page 52: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

52

a. Pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh sebagai acuan pembangunan selanjutnya.

b. Peningkatan diseminasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh kesetiap sektor pembangunan.

c. Peningkatan pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh sebagai dokumen acuan dalam forum-forum Rakorbang.

d. Penyempurnaan kegiatan pemantauan dan pelaporan secara kontinu terhadap program – program pembangunan dan implementasi ruang dengan mengkaitkannya pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh sebagai acuan pemanfaatan ruang.

e. Penyempurnaan kegiatan evaluasi pelaksanaan pembangunan dan proses perijinan.

4. Mensinergikan perencanaan ruang nasional, provinsi, dan kota.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, sehingga perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sungai Penuh Tahun 2011-2031.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas.

Pasal 2 Cukup jelas.

Pasal 3 Cukup jelas.

Pasal 4 Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas.

Pasal 6 Yang dimaksud dengan “Kebijakan Penataan Ruang Wilayah” adalah arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah kota guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.

Pasal 7 Yang dimaksud dengan “Strategi Penataan Ruang Wilayah” adalah penjabaran kebijakan penataan ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang menjadi dasar dalam penyusunan rencana struktur dan pola ruang wilayah kota.

Pasal 8 Cukup jelas.

Pasal 9 Cukup jelas.

Pasal 10 Cukup jelas.

Page 53: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

53

Pasal 11 Cukup jelas.

Pasal 12 Cukup jelas.

Pasal 13 Cukup jelas.

Pasal 14 Cukup jelas.

Pasal 15 Cukup jelas.

Pasal 16 Cukup jelas.

Pasal 17 Yang dimaksud Terminal tipe A sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a adalah terminal yang melayani semua jenis angkutan dari angkutan Pedesaan/Perkotaan sampai dengan Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Yang dimaksud Terminal tipe C sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah terminal yang hanya melayani angkutan Pedesaan/Perkotaan saja.

Pasal 18 Cukup jelas.

Pasal 19 Rencana Induk Bandar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah pedoman pembangunan dan pengembangan bandar udara yang mencakup keseluruhan kebutuhan dan penggunaan lahan serta ruang udara untuk kegiatan penerbangan dan kegiatan penunjang penerbangan dengan mempertimbangkan aspek – aspek teknis, pertahanan keamanan, sosial budaya serta aspek – aspek terkait lainnya.

Pasal 20 Cukup jelas.

Pasal 21 Cukup jelas.

Pasal 22 Cukup jelas.

Pasal 23 Cukup jelas.

Pasal 24 Cukup jelas.

Pasal 25 Cukup jelas.

Pasal 26 Cukup jelas.

Pasal 27 Cukup jelas.

Page 54: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

54

Pasal 28 Sanitary landfill sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun di TPA sampah yang sudah disiapkan sebelumnya dan telah memenuhi syarat teknis, setelah ditimbun lalu dipadatkan dengan menggunakan alat berat seperti buldozer maupun track loader, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup setiap hari pada setiap akhir kegiatan. Hal ini dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah ditetapkan. Reuse sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b adalah menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya Reduce sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b adalah mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Recycle sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b adalah mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30 Cukup jelas.

Pasal 31 Cukup jelas.

Pasal 32 Cukup jelas.

Pasal 33 Cukup jelas.

Pasal 34 Cukup jelas.

Pasal 35 Cukup jelas. [

Pasal 36 Yang dimaksud “Sempadan Sungai” sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai/sungai buatan/saluran yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai/sungai buatan/saluran.

Pasal 37 Cukup jelas.

Pasal 38 Cukup jelas.

Pasal 39 Cukup jelas.

Pasal 40 Cukup jelas.

Page 55: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

55

Pasal 41 Cukup jelas.

Pasal 42 Yang dimaksud dengan “Kawasan rawan gerakan tanah” sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kawasan yang kondisi tanahnya mudah longsor karena terdapat zona yang bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah.

Pasal 43 Cukup jelas.

Pasal 44 Cukup jelas.

Pasal 45 Cukup jelas.

Pasal 46 Cukup jelas.

Pasal 47 Cukup jelas.

Pasal 48 Cukup jelas.

Pasal 49 Cukup jelas.

Pasal 50 Cukup jelas.

Pasal 51 Cukup jelas.

Pasal 52 Cukup jelas.

Pasal 53 Cukup jelas.

Pasal 54 Cukup jelas.

Pasal 55 Cukup jelas.

Pasal 56 Cukup jelas.

Pasal 57 Cukup jelas.

Pasal 58 Cukup jelas.

Pasal 59 Cukup jelas.

Page 56: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

56

Pasal 60 Cukup jelas.

Pasal 61 Cukup jelas.

Pasal 62 Cukup jelas.

Pasal 63 Cukup jelas.

Pasal 64 Cukup jelas.

Pasal 65 Cukup jelas.

Pasal 66 Cukup jelas.

Pasal 67 Cukup jelas.

Pasal 68 Cukup jelas.

Pasal 69 Cukup jelas.

Pasal 70 Cukup jelas.

Pasal 71 Cukup jelas.

Pasal 72 Cukup jelas.

Pasal 73 Cukup jelas.

Pasal 74 Cukup jelas.

Pasal 75 Cukup jelas.

Pasal 76 Cukup jelas.

Pasal 77 Cukup jelas.

Pasal 78 Cukup jelas.

Pasal 79 Cukup jelas.

Page 57: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

57

Pasal 80 Cukup jelas.

Pasal 81 Cukup jelas.

Pasal 82 Cukup jelas.

Pasal 83 Cukup jelas.

Pasal 84 Cukup jelas.

Pasal 85 Cukup jelas.

Pasal 86 Cukup jelas.

Pasal 87 Cukup jelas.

Pasal 88 Cukup jelas.

Pasal 89 Cukup jelas.

Pasal 90 Cukup jelas.

Pasal 91 Yang dimaksud dengan “Perizinan” adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Pasal 92 Cukup jelas.

Pasal 93 Cukup jelas.

Pasal 94 Cukup jelas.

Pasal 95 Cukup jelas.

Pasal 96 Cukup jelas.

Pasal 97 Cukup jelas.

Pasal 98 Cukup jelas.

Page 58: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

58

Pasal 99 Cukup jelas.

Pasal 100 Cukup jelas.

Pasal 101 Cukup jelas.

Pasal 102 Cukup jelas.

Pasal 103 Cukup jelas.

Pasal 104 Cukup jelas.

Pasal 105 Cukup jelas.

Pasal 106 Cukup jelas.

Pasal 107 Cukup jelas.

Pasal 108 Cukup jelas.

Pasal 109 Cukup jelas.

Pasal 110 Cukup jelas.

Pasal 111 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR

Page 59: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka
Page 60: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka
Page 61: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka
Page 62: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka
Page 63: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

2

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Penuh, Desa Pasar Baru

UMKM, Kemen. Perdag

APBN

Kec. Sungai Penuh Kec. Ham. Rawang Kec. T. Kampung Kec. Kumun Debai Kec. Pesisir Bukit

Penyediaan infrastruktur atau fasilitas sosial mendukung kegiatan perdagangan dan jasa, perkantoran, kesehatan serta pendidikan menengah dan olahraga

Dinas PU, Kemen. yang

terkait APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Penyusunana Rencana Detail Tata Ruang Kota Dinas PU APBD,

APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan pusat pelayanan transportasi skala lokal dan regional

Dinas PU,Dinas Perindagkop&UM

KM,Dinsbung, Kemenhub

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan pusat pergudangan

Dinas PU,Dinas Perindagkop&UM

KM, Kemen. Perdag

APBD, APBN

1.1.2 Sub pusat Pelayanan Kota

Kota Sungai Penuh

Pengembangan pusat perdagangan dan jasa

Dinas PU,Dinas Perindagkop&UM

APBD, APBN

Page 64: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

3

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

skala lokal dan kota KM, Kem. Perdag

Kota Sungai Penuh

Pengembangan kegiatan pariwisata dan rekreasi skala kota dan regional

Dinas PU,

Disporabudpar APBD, APBN

Kota Sungai Penuh Pelestarian cagar budaya Dinas PU,

Disporabudpar APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan Taman Kota Dinas PU,DKP3K,

BLH APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala kecamatan

Dinas PU,Dinas

Perindagkop&UMKM, Kemen.

Perdag

APBD, APBN

Kec. Pesisir Bukit

Pengembangan pusat pendidikan tinggi skala regional

Dinas PU,

Diknas, Kemendiknas

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan pusat pelayanan pariwisata skala regional

Dinas PU,

Disporabudpar APBD, APBN

1.1.3 Pusat Lingkungan

Kota Kota Sungai Penuh

Pengembangan pusat pemerintahan skala kelurahan, perdagangan skala kelurahan, perumahan kepadatan rendah, pusat pelayanan fasilitas umum skala

Dinas PU Kemen PU

APBD, APBN

Page 65: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

4

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

kelurahan

1.2 Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Kota

1.2.1 Sistem Transportasi Darat

Jalan Kolektor primer dalam Kota Sungai Penuh Sungai Penuh – Sako (batas Sumbar)

Peningkatan jaringan jalan kolektor primer

Dinas PU Kemen PU

APBD, APBN

Jalur Kumun Debai - Tanah Kampung - Hamparan Rawang - Pesisir Bukit – Sungai Penuh.

Pengembangan jaringan jalan Lingkar Luar

Dinas PU Kemen PU

APBD, APBN

Page 66: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

5

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Desa Ulu Air (Kec. Kumun Debai) – Desa Pelayang Raya (Kec. Sungai Penuh).

Peningkatan jaringan jalan Lingkar Luar

Dinas PU Kemen PU

APBD, APBN

Desa Koto Lolo (Kec. Pesisir Bukit) - Desa Gedang (Kec. Sungai penuh) – Jalan Pancasila (Kec. Sungai Penuh) – Jalan Depati Parbo (Kec. Sungai Penuh)

Pengembangan jaringan jalan Lingkar Dalam

Dinas PU Kemen PU

APBD, APBN

Jalan Pancasila (Kec. Sungai Penuh) – Jembatan II Tanah Kampung

Pengembangan jalan Layang (Fly Over)

Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

Page 67: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

6

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

(Kec. Tanah Kampung).

Kota Sungai Penuh

Peningkatan Jalan Kolektor Primer

Dinas PU,Kemen. PU, Dinas

Perhubungan

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Peningkatan Jalan Kolektor Sekunder

Dinas PU, Kemen. PU, Dinashub

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Peningkatan dan Pengembangan Jalan Lokal

Dinas PU,

Kemen. PU, Dinashub

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pemeliharaan rutin prasarana jalan Dinas PU,

Kemen PU APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pemeliharaan rutin prasarana jembatan Dinas PU,

Kemen PU APBD, APBN

Kec. Sungai Penuh

Pengembangan terminal Tipe A

Dinas PU, Perindagkop&UM

KM,Dishub

APBD, APBN

Desa Pasar Baru

Peningkatan terminal Tipe C

Dinas PU, Perhubungan

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan Terminal Truk

Dinas PU, Perindagkop&UM

KM, Dishub

APBD, APBN

- Jalur Pengembangan Trayek Dinas APBD,

Page 68: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

7

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

angkutan umum arah utara (Koto Lolo) - Jl. Lingkar Dalam - terminal Pasar Sungai Penuh.

- Jalur angkutan umum arah selatan (Lempur) - Jl. Depati Parbo - Jl. Lingkar Dalam -Terminal Pasar Sungai Penuh.

- Jalur angkutan umum dari arah Tanah Kampung - Jl. Lingkar dalam -

Perintis Perhubungan APBN

Page 69: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

8

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Terminal Pasar Sungai Penuh

- Jalur angkutan umum dari arah Rawang - Jl. MH. Thamrin - Terminal Pasar Sungai Penuh.

- Terminal Pasar Sungai Penuh – Terminal Tipe A– Jl. Pancasila – Jl. Depati Parbo – Desa Koto Lolo – Jalan Lingkar Dalam – Terminal

Pengembangan Trayek Angkutan Kota

Dinas Perhubungan

APBD, APBN

Page 70: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

9

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Pasar Sungai Penuh.

1.2.2 Sistem Transportasi Udara

Kota Sungai Penuh

Penetapan dan pengembangan kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)

Dinas Perhubungan

APBD, APBN

1.2.3 Sistem Jaringan Energi

Koto Baru – Sungai Liuk – Koto Lolo

Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi

PLN APBN

Koto Lolo Kec. Pesisir Bukit

Pengembangan Gardu Induk Koto Lolo 150 KVA

PLN APBN

1.2.4 Sistem Jaringan Telekomonikasi

Jalan Soekarno– Jalan Imam Bonjol

Pengembangan jaringan kabel dengan sistem fiber optik

PT. TELKOM APBN

Kec. Sungai Penuh

Pengembangan menara telekomunikasi bersama Dinas

Perhubungan APBD, APBN

Kec. Sungai Penuh

Pemeliharaan jaringan kabel PT. TELKOM APBN

Kota Sungai Penuh

Pemeliharaan jaringan nirkabel PT. TELKOM APBN

1.2.5 Sistem Jaringan Kota Sungai Pelestarian Lingkugan Dispertabunhut APBD,

Page 71: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

10

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Sumber Daya Air Penuh sub DAS Batang Hari

Dinas PU, Kemen Kehutanan

APBN

Kota Sungai

Penuh

Peningkatan fungsi irigasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Dispertabunhut,

Dinas PU, Kemen Pertanian

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan Sistem pengendalian banjir. Dinas PU,

Kemen PU APBD, APBN

Kota Sungai Penuh Normalisasi Sungai Dinas PU,

Kemen PU APBD, APBN

Kec. Tanah Kampung, Hamp. Rawang, S.Penuh dan Kumun Debai

Pembuatan Polder

Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh Pembuatan Waduk Dinas PU,

Kemen PU APBD, APBN

1.3 Rencana Infrastruktur Perkotaan

1.3.1 Sistem Penyediaan Air Minum.

Ulu Air -Jalan Lembang Jaya – Jalan Pandai Besi – Jalan

Pengembangan IPA Kumun Debai Kecamatan Kumun Debai dengan kapasitas 30 lt/dtk. dan sistem jaringan perpipaan yang

PDAM,

Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

Page 72: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

11

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Pancasila melayani Kota Sungai Penuh

Koto Panap – Jalan Pancasila

Pengembangan IPA Tanah Kampung Kecamatan Tanah Kampung dengan kapasitas 10 lt/dtk dan sistem jaringan perpipaan yang melayani Kota Sungai Penuh

PDAM, Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

Simpang Tiga Rawang

Pengembangan IPA Simp III Rawang Kecamatan Hamp. Rawang dengan kapasitas 100 lt/dtk dan sistem jaringan perpipaan yang melayani Kota Sungai Penuh

PDAM, Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

Pelayang Raya, Rawang

Pengembangan/Pemeliharaan IPA Pelayang Raya dan IPA Rawang

PDAM,

Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

Kelurahan yang sulit dijangkau PDAM

Pengembangan pemanfaatan sumber air baku dari sumur

PDAM,

Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

Sungai Batang Merao, S. Jernih, Ampuh dan

Pengembangan pemanfaatan sumber air baku untuk air minum

PDAM,

Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

Page 73: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

12

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

S. Batang Sangkir, S. Renah Kayu Embun

Kota Sungai

Penuh

Pembangunan prasarana air bersih Kran Umum dan Hidran Umum

PDAM,

Dinas PU, Kemen PU

APBD, APBN

1.3.2 Pengelolaan Air Limbah

Kota Sungai Penuh Pengadaan faslitas MCK Dinas PU,

Kemen PU APBD, APBN

Kawasan Perdagangan & Jasa, Kawasan Pemerintahan

Pengembangan sistem pembuangan air limbah setempat

Dinas PU, BLH, Kemen PU

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh Pengembangan IPAL Dinas PU, Kemen

PU, BLH APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan sistem pengelolaan limbah tinja Dinas PU,DKP3K

Kemen PU, BLH APBD, APBN

Kec. Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun

Pengembangan sistem pembuangan air limbah rumah tangga individual dan komunal

Dinas PU, Kemen PU, BLH

APBD, APBN

Page 74: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

13

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Debai

1.3.3 Sistem Persampahan

Kota Sungai Penuh

Pengembangan sistem pengelolaan sampah

DKP3K, Dinas PU, Kemen. PU

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan Tempat Penampungan Sementara

DKP3K,

Dinas PU, Kemen. PU

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dengan metode 3R

DKP3K,

Dinas PU, Kemen. PU

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh Pengembangan TPST DKP3K,

Dinas PU, Kemen. PU

APBD, APBN

1.3.4 Sistem Drainase Kota Sungai Penuh

Pengembangan saluran primer jaringan sistem drainase.

Dinas PU APBD,

APBN

Di seluruh kecamatan kota S. Penuhterutama di sepanjang jalan kolektor primer.

Pengembangan, rehabilitasi dan pemeliharaan sistem jaringan sekunder yang terintegrasi sungai-sungai kecil dengan sungai besar

Dinas PU, Kemen PU, BLH

APBD, APBN

Page 75: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

14

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Di seluruh kecamatan kota S. Penuh terutama di sepanjang jalan kolektor sekunder dan jalan lokal.

Pengembangan, Rehabilitasi dan pemeliharaan sistem jaringan tersier.

Dinas PU APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Penyusunan master plan drainase kota

Bappeda, Dinas PU

APBD, APBN

1.3.5 Sistem Proteksi Kebakaran

Kota Sungai Penuh

Pengembangan sistem proteksi aktif

DKP3K, BPBD APBD,

APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan sistem proteksi pasif

DKP3K, BPBD APBD,

APBN

Kota Sungai Penuh

Penyusunan Master Plan Sistem Proteksi Kebakaran

DKP3K, BPBD APBD,

APBN

1.3.6. Sarana dan Prasarana

Pejalan kaki

Kota Sungai Penuh

Pengembangan dan Peningkatan jalur pejalan kaki

DKP3K,

Dinas PU APBD, APBN

1.3.7 Jalur evakuasi bencana

Kota Sungai Penuh

Penyediaan penanda arah jalur evakuasi

BPBD, Dinas PU

APBD, APBN

Page 76: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

15

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

bencana.

2 Perwujudan Pola Ruang

2.1 Kawasan Lindung

2.1.1 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

Kec. Sungai Penuh, Kumun Debai, Pesisir Bukit

Perencanaan kawasan-kawasan resapan air yang berfungsi hidrologis.

BLH,

Dinas PU APBD, APBN

Kec. Sungai Penuh, Kumun Debai, Pesisir Bukit

Inventarisasi kondisi dan batas kawasan

Dispertabunhut,

Tata Pemerintahan

APBD, APBN

Kec. Sungai Penuh, Kumun Debai, Pesisir Bukit

Pemulihan fungsi kawasan lindung

Dispertabunhut,

Kemen Kehutanan, BLH

APBD, APBN

2.1.2 Kawasan

perlindungan setempat

Kota Sungai Penuh

Perlindungan dan penguatan dinding pembatas sungai.

Dinas PU APBD,

APBN

Kota Sungai Penghijauan sempadan BLH, DKP3K APBD,

Page 77: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

16

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Penuh sungai APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan jalan inspeksi.

Dinas PU, Dishub

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan dan pemeliharaan sempadan sungai

BLH, DKP3K APBD,

APBN

2.1.3 Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan RTH kota

Dinas/Instansi terkait

APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan taman kota dan taman persimpangan jalan

Dinas PU, BLH, DKP3K,

Dishubinfokom

APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit,

Pengembangan taman lingkungan

Dinas PU,

BLH, DKP3K APBD, APBN

Page 78: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

17

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Sungai Batang Merao, S. Bungkal, S. Batang Sangkir, S. Terung

Pengembangan RTH sempadan sungai

Dinas PU, BLH, DKP3K

APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan RTH jalur hijau jalan

Dinas PU, BLH, DKP3K

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Pengembangan RTH hutan kota

BLH, DKP3K, Dispertabunhut

APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung,

Pengembangan RTH pemakaman umum

DKP3K APBD, APBN

Page 79: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

18

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Hamp. Rawang, Kumun Debai

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai.

Pengembangan RTH Privat

DKP3K, Dinas PU,

Disperindagkop&UMKM, Dinas

Pendidikan

APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pemeliharaan/sosialisasi Ruang Terbuka Hijau

BLH, DKP3K Dinas PU,

Dispertabunhut, BPMPPPemdes&

KB, Dinas Pendidikan,

instansi lainnya

APBD, APBN

2.1.4 Kawasan cagar budaya Kota Sungai

Penuh Pemeliharaan fungsi cagar Budaya

Disporabudpar, Kemen

Pariwisata

APBD, APBN

Kota Sungai

Penuh Pemeliharaan kawasan cagar budaya

Disporabudpar, Kemen

Pariwisata

APBD, APBN

Page 80: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

19

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Kota Sungai

Penuh

Peningkatan dan Pengembangan kawasan cagar budaya

Disporabudpar, Kemen

Pariwisata

APBD, APBN

2.1.5 Kawasan rawan bencana

Kota Sungai Penuh

Penyediaan penanda arah jalur evakuasi bencana banjir dan ruang evakuasi bencana banjir.

BPBD, Dinas PU

APBD, APBN

Kota Sungai penuh

Penyediaan penanda arah jalur evakuasi bencana dan ruang evakuasi bencana Gempa Bumi

BPBD, Dinas PU

APBD, APBN

Jl. Soekarno Hatta, Kec.Sungai Penuh

Penyediaan penanda arah jalur evakuasi bencana dan ruang evakuasi bencana Gerakan Tanah

BPBD, Dinas PU

APBD, APBN

Kota Sungai

Penuh

Penyediaan penanda arah jalur evakuasi bencana Kebakaran

BPBD, Dinas PU,

DKP3K APBD, APBN

2.2 Kawasan budidaya

2.2.1 Kawasan perumahan

Page 81: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

20

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Kawasan perumahan kepadatan tinggi

Kota Sungai Penuh

Penataan kawasan perumahan kepadatan tinggi

Dinas PU APBD,

APBN

Penyusunan instrumen pengendaliaan bangunan perumahan (Zoning Regulation)

Dinas PU APBD, APBN

Kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi

Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana lingkungan perumahan

Dinas PU APBD, APBN

Kawasan perumahan kepadatan sedang Kota Sungai

Penuh

Penataan kawasan perumahan kepadatan sedang

Dinas PU APBD,

APBN

Penyusunan instrumen pengendaliaan bangunan perumahan (Zoning Regulation)

Dinas PU APBD, APBN

Kawasan peruntukan perumahan kepadatan sedang

Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana lingkungan perumahan

Dinas PU APBD, APBN

Kawasan perumahan kepadatan rendah

Kota Sungai Penuh

Pengaturan dan pengendalian perumahan kepadatan

Dinas PU APBD,

APBN

Page 82: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

21

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

rendah

Kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah

Pengembangan sarana dan prasarana lingkungan perumahan

Dinas PU APBD, APBN

2.2.2 Kawasan perdagangan dan jasa

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan pasar tradisional skala lokal

Dinas PU, Dinas Perindagkop&UM

KM

APBD, APBN

Kec. Sungai

Penuh

Pengembangan pusat perbelanjaan skala regional

Dinas PU, Dinas Perindagkop&UM

KM

APBD, APBN

2.2.3 Kawasan Peruntukan Perkantoran

1. Perkantoran Pemerintahan kota

Kota Sungai Penuh

Pengembangan kawasan perkantoran pemerintahan kota

Dinas PU APBD,

APBN

2. Kawsan Perkantoran

Kota Sungai Penuh

Pengembangan kawasan perkantoran swasta

Dinas PU APBD, APBN

Page 83: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

22

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Swasta

2.2.4 Kawasan Peruntukan Industri

Peruntukan industri kecil / industri rumah tangga

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan kawasan industri kecil/industri rumah tangga

Dinas Perindagkop&UM

KM, Dinas PU

APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan jaringan kerjasama bisnis dan pengembangan industri kreatif

Dinas Perindagkop&UM

KM, Dinas PU

APBD, APBN

2.2.5 Kawasan Peruntukan Pariwisata

1. Kawasan Pariwisata Budaya

Kota Sungai Penuh

Peningkatan dan Pengembangan kawasan pariwisata budaya

Disporabudpar APBD,

APBN

Page 84: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

23

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

2. Kawasan Pariwisata Alam

Kota Sungai Penuh

Peningkatan dan Pengembangan kawasan pariwisata alam

Disporabudpar APBD,

APBN

3. Kawasan Pariwisata

Buatan

Kota Sungai Penuh

Penyusunan Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPD)

Bappeda,

Disporabudpar APBD, APBN

Kota Sungai

Penuh

Revitalisasi kawasan tradisional/bersejarah dan kawasan pariwisata

Disporabudpar APBD,

APBN

2.2.6 Kawasan Peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau

1. Pengembangan Pusat kegiatan olahraga

Kota Sungai Penuh

Pengembangan pusat kegiatan olahraga

Dinas PU, Disporabudpar,

Kemenpora

APBD, APBN

2. Penataan Kawasan olahraga Skala Kota

Kota Sungai Penuh

Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana olahraga

Dinas PU, Disporabudpar,

Kemenpora

APBD, APBN

Kota Sungai

Penuh

Pengembangan dan peningkatan RTNH lapangan parkir

Dinas PU, DKP3K, Dishub

APBD, APBN

2.2.7 Ruang Evakuasi Bencana

Kota Sungai Penuh

Pengendalian dan penataan ruang

Dinas PU APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh,

Penyusunan mekanisme kesiapan dan

BPBD APBD, APBN

Page 85: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

24

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

penanggulangan risiko bencana.

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Peningkatan kesiapan masyarakat

BPBD APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan ruang evakuasi bencana banjir

BPBD APBD, APBN

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung,

Pengembangan ruang evakuasi bencana gempa bumi

BPBD APBD, APBN

Page 86: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

25

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

Hamp. Rawang, Kumun Debai

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan dan pemeliharaan fasilitas pada ruang evakuasi bencana

BPBD APBD, APBN

2.2.8 Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan sektor informal

Dinas PU, Disporabudpar,

Disperindagkop&UMKM

APBD, APBN

Kec. Sungai Penuh

Revitalisasi kawasan pasar

Disperindagkop&UMKM, Dinas PU

APBD, APBN

Kota Sungai

Penuh

Pengembangan sarana dan prasarana sebagai kawasan pusat informal yang terpadu.

Dinas PU, DKP3K Disporabudpar

APBD, APBN

Page 87: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

26

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

2.2.9 Kawasan Peruntukan Pendidikan

Kota Sungai Penuh

Pengembangan sarana dan prasarana kawasan pendidikan

Dinas PU, Diknas,

Kemendiknas

APBD, APBN

2.2.10 Kawasan Peruntukan Kesehatan

Kota Sungai Penuh

Pengembangan sarana dan prasarana kawasan kesehatan

Dinas PU, Dinkes,

Kemenkes

APBD, APBN

2.2.11 Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan

Kota Sungai Penuh

Peningkatan sarana dan prasarana kawasan pertahanan.

Kemen&Dinas yang terkait

APBD, APBN

Kota Sungai

Penuh

Pengembangan dan pemeliharaan di sekitar Kawasan Pertahanan dan Keamanan Negara

Kemen&Dinas yang terkait

APBD, APBN

2.2.12 Kawasan Peruntukan

Pertanian

Kawasan peruntukan holtikultura

Kota Sungai Penuh

Pengembangan kawasan peruntukan holtikultura

Dispertabunhut Kemen yg terkait

APBD,

APBN

Kawasan peruntukan perkebunan

Kota Sungai Penuh

Pengembangan kawasan peruntukan perkebunan

Dispertabunhut Kemen

Perkebunan

APBD,

APBN

Kawasan peruntukan tanaman pangan

Kota Sungai Penuh

Pengembangan kawasan peruntukan tanaman pangan

Dispertabunhut, Kemen Pertanian

APBD,

APBN

Page 88: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

27

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

2.2.13 Kawasan Peruntukan Perikanan

Kota Sungai Penuh

Pengembangan kawasan perikanan budidaya

Dinas Perikanan&Peter

nakan, Dinas PU, Kemen Perikanan

APBD, APBN

Kec Sungai Penuh

Pengembangan Balai Benih Ikan

Dinas Perikanan&Peter

nakan, Dinas PU, Kemen Perikanan

APBD, APBN

3 Perwujudan Kawasan Strategis Kota

3.1 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan ekonomi

1. Kawasan

ekowisata Kota Sungai Penuh

Pengembangan kawasan strategis ekowista

Disporabudpar, Bappeda

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan peruntukan

Bappeda, Dinas PU,

Disporabudpar

APBD, APBN

Page 89: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

28

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

ekowisata

Kota Sungai Penuh

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekowisata

Bappeda, Dinas PU,

Disporabudpar

APBD, APBN

2. Kawasan Industri kecil

Kec.Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Hamp. Rawang, Kumun Debai

Pengembangan kawasan strategis industri kecil dan industri rumah tangga

Dinas Perindagkop&UMKM, Kemen yang

terkait

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Kecil

Bappeda, Dinas PU, Dinas

Perindagkop&UMKM, Kemen yang

terkait

APBD, APBN

3. Kawasan Perdagangan dan jasa Kota Sungai

Penuh

Pengembangan kawasan strategis perdagangan serta pengembangan fasilitas kawasan perdagangan & jasa.

Bappeda, Dinas PU, Dinas

Perindagkop&UMKM, Kemen yang

terkait

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan peruntukan perdagangan dan jasa

Bappeda, Dinas PU, Dinas

Perindagkop

APBD, APBN

Page 90: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

29

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

&UMKM

Kota Sungai Penuh

Penyusunan Master Plan Kawasan perdagangan dan jasa

Bappeda, Dinas PU, Dinas

Perindagkop &UMKM

APBD, APBN

3.2 Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan sosial budaya

1. Kawasan

kebudayaan dan pengkajian Islam

Kota Sungai Penuh

Penataan dan Pemeliharaan kawasan kebudayaan dan pengkajian Islam

Disporabudpar APBD,

APBN

2. Kawasan

Pendidikan dan Pelatihan

Kota Sungai Penuh

Pengembangan & pemeliharaan fasilitas pendukung Kawasan Pendidikan.

Dinas PU, Diknas,

Kemendiknas

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan peruntukan pendidikan

Dinas PU, Bappeda, Diknas,

Kemendiknas

APBD, APBN

Kota Sungai Penuh

Penyusunan Master Plan Kawasan Pendidikan

Dinas PU, Bappeda, Diknas,

Kemendiknas

APBD, APBN

Page 91: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

30

No Program Utama

Lokasi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Instansi

Pelaksana

Sumber Dana

PJM-1 (1-5 Tahun)

PJM-2 (5-10

Tahun)

PJM-3 (11-15 Tahun)

PJM-4 (15-20 Tahun) 1 2 3 4 5

3.3 Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan Lingkungan Hidup

1. Taman Nasional Kerinci Seblat

Kec. Pesisir Bukit, Kec. Sungai Penuh, Kec. Kumun Debai

Perlindungan Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat

Kemen.

Kehutanan, Dispertabunhut

APBD, APBN

2. Kawasan Resepan Air

Kec. Pesisir Bukit, Kec. Sungai Penuh, Kec. Kumun Debai

Penataan Kawasan Resepan Air

BLH, Dispertabunhut

APBD, APBN

WALIKOTA SUNGAI PENUH

ASAFRI JAYA BAKRI

ttd

Page 92: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka
Page 93: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

2

Kawasan Arahan Pemanfaatan Tujuan

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Diarahkan/Diizinkan Dikendalikan/Dibatasi Dilarang dan memelihara kesuburan tanah.

3. Kawasan Perlindungan Setempat

Sempadan Sungai

Meningkatkan mutu lingkungan hidup, sarana pengaman lingkungan perkotaan, menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan.

• Preservasi sumber daya alam, lahan yang tidak dikembangkan dan dibiarkan dalam keadaan alami untuk penggunaan khusus seperti “visual open space” dan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, penelitian dan wisata terbatas

• Ruang terbuka hijau pasif multi fungsi yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka publik.

Penggunaan zona lindung untuk pengembangan bangunan sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: • Memberikan manfaat

yang lebih besar terhadap perekonomian kota

• Tidak menyebabkan berkurangnya fungsi ekologis, yang berkaitan dengan tata air, keanekaragaman hayati, terganggunya pola hidup satwa dan

• Mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang berkaitan dengan status lahan

Semua kegiatan yang berpotensi menimbulkan perubahan lingkungan fisik alamiah dan fungsi lindung

Ruang Terbuka Hijau

a. Menjaga ketersediaan ruang terbuka hijau sebagai tempat untuk berbagai aktivitas;

Kegiatan rekreasi, pertunjukan, perayaan, dan terkait evakuasi bencana

Intensitas bangunan pada RTH

Kegiatan yang dapat menimbulkan dampak negatif dan pengurangan luasan RTH

• KDB maks : 10% • KLB maks : - • GSB : - • KDH min : 90 %

Page 94: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

3

Kawasan Arahan Pemanfaatan Tujuan

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Diarahkan/Diizinkan Dikendalikan/Dibatasi Dilarang b. Menciptakan

keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat; dan

c. Mengoptimalkan fungsi ruang terbuka di wilayah perkotaan sebagai aktivitas sosial

4. Kawasan Lindung Cagar Budaya

Kawasan Cagar Budaya

Mempertahankan dan melestarikan kawasan cagar budaya

Kegiatan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, rekreasi dan wisata, disamping fungsi utamanya sebagai sarana peribadatan

Kegiatan hunian baik hunian tunggal maupun hunian bersama

Semua penggunaan yang mengganggu fungsi utama kawasan dan terjadinya perubahan fisik kawasan.

Diatur tersendiri sesuai karakteristik cagar budaya

5. Ruang Evakuasi Bencana

Kawasan evakuasi bencana

Penyediaan ruang bagi evakuasi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi, meliputi bencana gempa bumi, banjir dan kebakan.

Kegiatan rekreasi Intensitas bangunan pada daerah evakuasi bencana

Pembangunan yang dapat mengurangi luasan dan fungsi daerah evakuasi bencana

B. KAWASAN BUDIDAYA 1. Kawasan

Permukiman Kawasan Perumahan

• Menyediakan lahan untuk

• Kegiatan hunian berkepadatan tinggi

Kegiatan campuran rumah-toko, rumah-

Kegiatan yang menimbulkan

• KDB maks : 70% • KLB maks : 2,0

Page 95: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

4

Kawasan Arahan Pemanfaatan Tujuan

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Diarahkan/Diizinkan Dikendalikan/Dibatasi Dilarang Kepadatan Tinggi

pengembangan perumahan dengan kepadatan tinggi, yang dapat berasosiasi dengan kegiatan perkotaan

berupa rumah deret, rumah koppel maupun rumah tunggal.

• Fasilitas pelayanan kawasan skala lingkungan

kantor, perdagangan dan jasa komersil paling tinggi skala lingkungan

dampak dampak negatif yang cukup besar bagi lingkungan perumahan.

• GSB : ½ rumija + 1 m

• KDH min : 20 %

Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

• Menyediakan lahan untuk pengembangan perumahan dengan kepadatan sedang.

• Kegiatan hunian berkepadatan sedang berupa rumah tunggal maupun rumah koppel.

• Fasilitas pelayanan kawasan skala lingkungan

perdagangan dan jasa komersil paling tinggi skala lingkungan

Kegiatan yang menimbulkan dampak dampak negatif yang cukup besar bagi lingkungan perumahan.

• KDB maks : 60% • KLB maks : 1,2 • GSB : ½ rumija +

1 m • KDH min : 25 %

Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah

• Menyediakan lahan untuk pengembangan perumahan dengan kepadatan rendah yang dapat berasosiasi dengan kegiatan pertanian

• Kegiatan hunian berkepadatan rendah berupa rumah tunggal .

• Fasilitas pelayanan kawasan skala lingkungan

perdagangan dan jasa komersil paling tinggi skala lingkungan

Kegiatan yang menimbulkan dampak dampak negatif yang cukup besar bagi lingkungan perumahan.

• KDB maks : 60% • KLB maks : 0,8 • GSB : ½ rumija +

1 m • KDH min : 25 %

2. Kawasan Pendidikan

Kawasan Pelayanan Pendidikan Tinggi

• Menyediakan lahan untuk pembangunan dan pengembangan sarana pendidikan yang jumlah dan kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan

Kegiatan yang menyediakan fasilitas pelayanan kepada masyarakat (pendidikan tinggi, peribadatan, sosial budaya), fasilitas kesehatan.

Jasa pelayanan bisnis, penggunaan yang menyediakan jasa SDM, pencetakan, fotocopy, fotografi, dan komunikasi

Kegiatan yang menimbulkan dampak dampak negatif yang cukup besar bagi kegiatan di lingkungan pendidikan.

• KDB maks : 60% • KLB maks : 2,0 • GSB : ½ rumija +

1 m • KDH min : 20 %

Page 96: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

5

Kawasan Arahan Pemanfaatan Tujuan

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Diarahkan/Diizinkan Dikendalikan/Dibatasi Dilarang jumlah penduduk berdasarkan standar kebutuhan minimum sarana umum.

• Mempertahankan fasilitas yang terbangun serta meningkatkan kualitas sesuai dengan standar kebutuhan ruang

3. Kawasan Perkantoran

Kawasan Pelayanan Jasa Pemerintahan

• Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, jasa pemerintahan, dan pelayanan masyarakat;

• Menyediakan peraturan yang jelas pada kawasan Pemerintahan, meliputi: dimensi, intensitas, dan disain

• Penggunaan lahan yang berhubungan dengan administrasi peraturan perundangan pemerintahan daerah atau pusat.

• penggunaan yang menyediakan jasa khusus yang memberikan manfaat pada masyarakat luas

Jasa pelayanan bisnis, penggunaan yang menyediakan jasa SDM, pencetakan, fotocopy, fotografi, dan komunikasi

Kegiatan perekonomian atau perdagangan dan jasa skala kota dan regional.

• KDB maks : 60% • KLB maks : 2,0 • GSB : ½ rumija +

1 m • KDH min : 20 %

4. Kawasan Perdagangan dan Jasa

Kawasan Pelayanan Perdagangan dan jasa baik

• Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja,

• penggunaan untuk perdagangan (eceran, penyewaan), dan jasa komersial (jasa

Bengkel kendaraan niaga, penggunaan dengan kegiatan memperbaiki dan

Penggunaan lahan yang menghasilkan barang dari

• KDB maks : 75% • KLB maks : 2,4 • GSB : ½ rumija

+ 1 m

Page 97: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

6

Kawasan Arahan Pemanfaatan Tujuan

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Diarahkan/Diizinkan Dikendalikan/Dibatasi Dilarang berbentuk tunggal maupun deret

pertokoan, jasa, dan pelayanan masyarakat;

• Menyediakan peraturan yang jelas pada kawasan Perdagangan dan Jasa, meliputi: dimensi, intensitas, dan disain

perjalanan, jasa hiburan/ entertainment, jasa kesehatan, jasa pendidikan, jasa telekomunikasi dan informasi, jasa keuangan, jasa penginapan dan jasa pelayanan bisnis,

• Bisnis dan Profesional, penggunaan yang berhubungan dengan mata pencaharian melalui usaha komersial atau jasa perdagangan atau melalui keahlian yang membutuhkan pendidikan atau pelatihan khusus

memelihara komponen atau badan truk besar, kendaraan angkutan massal, peralatan besar, atau peralatan pertanian

kegiatan penggalian (extracted) dan bahan-bahan baku atau dari bahan bekas atau yang telah dipersiapkan sebelumnya, termasuk perencanaan, penyimpanan.

• KDH min : 10 %

5. Kawasan Pertahanan dan Keamanan

Kawasan militer

• Menyediakan ruang bagi kegiatan tertentu yang karena sifatnya mempunyai kekhususan di luar ketentuan yang ditetapkan pada Zona Dasar lainnya, yang

Penggunaan lahan untuk kegiatan pertahanan dan keamanan

• Kegiatan hunian baik hunian tunggal maupun hunian bersama

• Jasa pelayanan bisnis, penggunaan yang menyediakan jasa SDM, pencetakan, fotocopy, fotografi, dan komunikasi

Penggunaan yang dapat mengganggu fungsi kegiatan pertahanan dan keamanan

• KDB maks : 50% • KLB maks : 1,2 • GSB : ½ rumija

+ 1 m • KDH min : 30 %

Page 98: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

7

Kawasan Arahan Pemanfaatan Tujuan

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Diarahkan/Diizinkan Dikendalikan/Dibatasi Dilarang memerlukan penanganan operasional, desain dan spesfikasi yang khusus

6. Kawasan Pertanian

Kawasan Pertanian

• Menyediakan lahan untuk mengakomodasi keberadaan kawasan pertanian lahan basah;

• Meningkatkan mutu lingkungan hidup, sarana pengaman lingkungan perkotaan, menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan.

• Penggunaan untuk kegiatan pertanian

• Penggunaan Rekreasi Aktif dan fasilitas rekreasi untuk umum

• Penggunaan pendukung kegiatan pertanian

• Penggunaan yang

dapat memicu terjadinya pengembangan bangunan yang mengurangi luas ruang kawasan pertanian kota

• KDB maks : 0% • KLB maks : - • GSB : - • KDH min : 100%

7. Kawasan Sektor informal

Pengembangan kawasan bagi sektor informal

Penataan kawasan bagi sektor informal pada sore dan malam hari (bukan pemanfaatan ruang secara utuh)

Pemanfaatan ruang untuk sektor informal pada sore dan malam hari

Pemanfaatan ruang kegiatan secara permanen

Penggunaan yang dapat mengurangi dan mengganggu keberadaan sektor informal

• KDB maks : 30 % • KLB maks : 0,3 • GSB : ½ rumija

+ 1 m • KDH min : 30 %

8. Kawasan kesehatan

Pengembangan dan peningkatan

Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam

• Penggunaan lahan yang berhubungan pelayanan kesehatan;

• Perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi kawasan

Bengkel kendaraan niaga, penggunaan

• KDB maks : 60 % • KLB maks : 2,0 • GSB : ½ rumija

Page 99: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

8

Kawasan Arahan Pemanfaatan Tujuan

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Diarahkan/Diizinkan Dikendalikan/Dibatasi Dilarang pelayanan sarana dan prasrana kesehatan skala wilayah

pelayanan kesehatan

• penggunaan yang menyediakan jasa khusus yang memberikan manfaat pada masyarakat luas

kesehatan, penggunaan untuk perkantoran, perdagangan (eceran, penyewaan), dan jasa komersial (jasa perjalanan, jasa kesehatan, jasa telekomunikasi dan informasi dan jasa penginapan.

• Kegiatan hunian baik hunian tunggal maupun hunian bersama

dengan kegiatan memperbaiki dan memelihara komponen atau badan truk besar, kendaraan angkutan massal, peralatan besar, atau peralatan pertanian

+ 1 m • KDH min : 20 %

9. Kawasan pariwisata

Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi

memanfaatkan potensi keindahan alam, budaya dan sejarah di kawasan peruntukan pariwisata

• Penggunaan lahan untuk pengembangan sarana dan sarana pariwisata

• penggunaan untuk perkantoran, perdagangan (eceran, penyewaan), dan jasa komersial (jasa perjalanan, jasa hiburan/ entertainment, jasa telekomunikasi dan informasi serta jasa penginapan, industri kecil dan industri rumah tangga.

Kegiatan hunian baik hunian tunggal maupun hunian bersama

Kegiatan yang dapat menimbulkan dampak negatif yang cukup besar bagi fisik alamiah dan kegiatan pariwisata

• KDB maks : 20 % • KLB maks : 0,6 • GSB : ½ rumija

+ 1 m • KDH min : 50 %

Page 100: kota sungai penuh 5 2012 - TRP | Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kota/kota_sungai... · 5 30. Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka

9

Kawasan Arahan Pemanfaatan Tujuan

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Diarahkan/Diizinkan Dikendalikan/Dibatasi Dilarang 10. Ruang

Terbuka Non Hijau

Kawasan ruang terbuka non hijau

a. Menjaga ketersediaan ruang terbuka dengan perkerasan sebagai tempat untuk berbagai aktivitas;

b. Menciptakan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat; dan

c. Mengoptimalkan fungsi ruang terbuka di wilayah perkotaan sebagai aktivitas sosial

Kawasan terbuka non hijau yang meliputi ; parkir, taman bermain, buffer/penyangga, serta koridor pada kawasan perdagangan dan jasa, perkantoran serta perumahan.

Intensitas sektor informal

Intensitas bangunan pada kawasan RTNH

• KDB maks : 30 % • KLB maks : 0,3 • GSB : ½ rumija

+ 1 m • KDH min : 30 %

WALIKOTA SUNGAI PENUH

ASAFRI JAYA BAKRI

ttd