korupsi kolektif biro hukum dki - ftp.unpad.ac.id filetokol melalui erp. kami masih ... pemerik saan...

1
6 | Megapolitan SELASA, 23 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Korupsi Kolektif Biro Hukum DKI PEMBERLAKUAN electronic road pricing (ERP) sebagai salah satu solusi mengurangi kema- cetan di Jakarta masih terganjal payung hukum. Kendati sudah dibahas sejak 2009, Kemente- rian Perhubungan belum juga menerbitkan peraturan peme- rintah yang mengaturnya. “Masalah kemacetan di Ja- karta tidak akan pernah teratasi tanpa campur tangan pemerin- tah pusat. Salah satunya terkait penerapan pembatasan peng- gunaan kendaraan di jalan pro- tokol melalui ERP. Kami masih menunggu payung hukum. Se- cara teknis, kami sudah siap,” kata Kepala Dinas Perhubung- an DKI Udar Pristono. Selain menunggu payung hukum dari Kementerian Per- hubungan, Dinas Perhubungan DKI juga menunggu legalitas dari Kementerian Keuangan terkait beban pajak yang dike- nakan pada setiap kendaraan. “Kami berharap kedua payung hukum pemberlakuan ERP da- pat segera diterbitkan.” Direktur Eksekutif Masya- rakat Pemantau Kebijakan Eksekutif Legislatif Sugiyanto menilai pemerintah pusat tidak serius mengatasi kemacetan di Jakarta. Kendati yang lamban pemerintah pusat, menurut Sugiyanto, Pemprov DKI harus terus berusaha menyediakan angkutan massal. Jika ERP di- terapkan, angkutan massal akan menjadi alternatif bagi pengen- dara yang keberatan membayar masuk kawasan ERP. Menurut Asisten Perekono- mian dan Administrasi Sekda DKI Hasan Basri, pemberla- kuan ERP dilakukan bila pela- yanan transportasi telah me- madai. Dengan demikian, per- pindahan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum dapat terlayani. “Kami tidak bisa memberlakukan ERP bila angkutan umum masih jauh dari memadai. Itu sudah satu paket,” tandasnya. ERP merupakan bentuk pembatasan kendaraan peng- ganti sistem 3 in 1 di kawasan tertentu. Kawasan yang sudah dikaji untuk diterapkan ERP meliputi Jl Sisingamangaraja, Jl Sudirman, Jl MH Thamrin, Jl Merdeka Barat, Jl Majapahit, Jl Gajah Mada, Jl Hayam Wuruk, Jl Pintu Besar Selatan, dan Jl Pintu Besar Utara. (Ssr/J-1) KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok mengakui pendaftaran bakal calon wali kota-wakil wali kota bermasa- lah. KPU juga mengakui data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) sebagai sumber daftar pemilih tetap (DPT) yang diberikan Pemkot Depok tidak valid. “Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkot Depok memberikan data DP4 dengan jumlah yang sangat tinggi yakni 1.109.000 jiwa. Ternyata setelah disortir ke lapangan, jumlah penduduk potensial pemilih hanya 1.053.917 jiwa,” kata anggota KPU Kota Depok Raden Salamun Adiningrat di Depok, Jawa Barat, kemarin. Ketua KPU Kota Depok Mo- hamad Hasan juga mengakui masalah DP4 itu dalam sidang sengketa pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) di Mahkamah Konstitusi bebe- rapa waktu lalu. Menurut Hasan, pihaknya tidak punya kewenangan men- coret dua pasangan calon yang sudah telanjur ditetapkan, mes- kipun keduanya tak memenuhi syarat pencalonan. “Pencoretan pasangan calon bisa dilakukan kalau ada rekomendasi dari panwas (panitia pengawas) selaku pengawas pemilu kada. Rekomendasi itu berdasarkan hasil penyelidikan,” kilahnya. Sebelumnya, anggota KPU Kota Depok yang membidangi divisi hukum Jojo Efendi meng- akui banyaknya kecerobohan yang dilakukan KPU Depok. KPU, sambungnya, harus membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Wali Kota-Wakil Wali Kota Depok Nomor 28/R/ KPU-D/BA/X/2010 tertanggal 25 Oktober 2010. “Berita acara itu menetapkan pasangan calon Nur Mahmudi Ismail-Idris Ab- dul Shomad,” ungkapnya. Berdasarkan jadwal pemilu kada Depok, jika MK menyata- kan pemungutan suara ulang, KPU Depok harus melaksana- kannya paling lambat 30 hari setelah putusan itu. (KG/J-5) NASIB Milana Anggraeini, 33, Staf Subbagian Persidangan Pimpinan dan Panitia Sekre- tariat DPRD DKI, diputuskan awal Desember. Hanya dua bentuk keputusan yang akan dijatuhkan: dipecat atau dike- nai sanksi berat. “Melihat kronologi kinerja- nya sejak 2009 sampai 2010, kami tidak mungkin menge- nakan sanksi sedang apalagi ringan. Tidak tertutup kemung- kinan dipecat atau sanksi berat lainnya,” papar S Widharyanti, Plh Kepala Inspektorat Pem- prov DKI di Balai Kota DKI, kemarin. Menurut Widharyanti, pi- hak nya mengalami kendala dalam memeriksa istri Gayus Halomoan Tambunan terse- but. Pasalnya, yang bersang- kutan juga sedang menjalani pemeriksaan terkait kasus pe- lesiran ke Bali bersama suami dan anaknya. “Kalau Milana kooperatif, kami dapat menyelesaikan ma- salah ini sesuai jadwal surat di- nas, yaitu selama dua minggu,” ujar Widharyanti menjawab soal kepastian turunnya kepu- tusan atas Milana. Aturan yang akan dikena- kan masih mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No 30/1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan sanksi ringan, sedang, berat, atau dipecat. Menurut Inspektur Pem- bantu Bidang Pemerintah dan Khusus Inspektorat DKI Agus Sutrisno, pihaknya telah me- layangkan surat pemanggilan kepada Milana pada Kamis (18/11) untuk pemeriksaan, Senin (22/11), tetapi yang ber- sangkutan tidak datang. Ka- rena itu, pemeriksaan masih seputar administrasi dan ab- sensi selama 2010. Kabid Persidangan Pim- pinan dan Panitia Sekretaris DPRD DKI Yayan Sofyan su- dah pernah melayangkan surat teguran kepada Milana karena tidak disiplin sejak Februari- November 2010. Dia memang datang ke kan- tor, tetapi hanya cap jempol untuk absen pagi dan sore lalu pergi lagi. Gaji sebesar Rp5,5 juta utuh diterima setiap bulan. (Ssr/J-1) DKI Tunggu Payung Hukum Atasi Macet KPU Kota Depok Akui Ada Kelemahan Milana Anggraeini Terancam Dipecat M AJELIS hakim Pengadilan Tin- dak Pidana Ko- rupsi (Tipikor) menyatakan eks Kepala Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta Journal Effendi Siahaan mela- kukan korupsi bersama-sama dengan pegawai lainnya. Jour- nal, menurut majelis hakim, tidak beraksi sendirian, tapi bersama-sama dengan pejabat atau pegawai biro hukum, an- tara lain M Norman, Agus Din Susanto, I Made Suwarjaya, dan Bahiromsyah. “Terdakwa bersama-sama dengan pejabat pemprov lain- nya melakukan pemotongan sebesar 10% dari nilai proyek. Mereka juga menentukan re- kanan pemenang yang tidak sesuai perundang-undangan dan secara melawan hukum,” kata anggota majelis hakim Pengadilan Tipikor Anwar dalam persidangan di Jakarta, kemarin. Rekanan-rekanan yang dise- but dalam persidangan, antara lain PT Anugerah, CV Raditya Putra Bahtera, dan CV Shandy Perkasa. Journal mengaku, sebagai Kepala Biro Hukum DKI yang baru menjabat pada 2006, ti- dak tahu mengenai aturan di instansi itu. Sebelumnya, dia bekerja di dinas ketenteraman dan ketertiban (tramtib). “Saya belum mengetahui aturan main rumah tangga di biro hukum. Saya datang dari dinas tramtib dan langsung menjadi kepala biro hukum.” Journal menjelaskan ia hanya mengikuti aturan yang sudah ada atau custom practice me- ngenai dana taktis untuk mem- biayai hal-hal yang tidak ada anggarannya. Custom practice itu, lanjutnya, diusulkan kepala biro hukum yang lama. Vonis delapan tahun Majelis hakim Pengadilan Tipikor menjatuhkan vonis de- lapan tahun penjara terhadap Journal. Ia dinyatakan terbukti melakukan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Dae- rah (APBD) DKI yang menim- bulkan kerugian negara sebesar Rp13,2 miliar. Journal juga dikenai hukum- an denda sebesar Rp200 juta subsider tiga bulan kurungan penjara. Selain itu, Journal wajib mengembalikan selu- ruh uang yang dikorupsinya dari pengadaan iklan layanan masyarakat dan acara gema hukum di Biro Hukum Pem- rov DKI Jakarta, yaitu Rp4,63 miliar. Apabila tidak mampu mengembalikannya, Journal harus menjalani hukuman dua tahun penjara. Journal divonis 10 tahun berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat 1 UU Nomor 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tipikor. Vonis itu lebih ringan dua tahun da- ripada tuntutan jaksa penuntut umum terhadap Journal, yakni 10 tahun penjara. Journal akan mengajukan banding terhadap putusan ma- jelis hakim itu karena dia mera- sa tak pernah memerintahkan bawahannya memenangkan perusahaan tertentu. Vonis de- lapan tahun, menurut Leonard Simorangkir selaku penasihat hukum Journal, terlalu berat. “Itu putusan tertinggi dalam sejarah perkara korupsi yang nilai kerugiannya Rp4,5 mili- ar,” ujarnya. (J-5) [email protected] Eks Kepala Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta Journal Effendi Siahaan divonis delapan tahun penjara karena merugikan negara Rp13,2 miliar. Terdakwa bersama- sama dengan pejabat pemprov lainnya melakukan pemotongan sebesar 10% dari nilai proyek.’’ Anwar Anggota Majelis Hakim Pengadilan Tipikor MI/RAMDANI BERPINDAH TEMPAT: Seorang ibu memeluk anaknya agar tidak terkena hujan di dalam gerobak yang sedang ditarik di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, kemarin. Mereka adalah satu anggota keluarga miskin yang hidup berpindah- pindah sambil mengumpulkan barang bekas untuk dijual kembali. PILKADA DEPOK.CO.CC Edy Asrina Putra ANTARA/YUDHI MAHATMA Mohamad Hasan Ketua KPU Depok BERSAKSI: Milana Anggraeini bersaksi di persidangan Gayus.

Upload: builiem

Post on 05-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Korupsi Kolektif Biro Hukum DKI - ftp.unpad.ac.id filetokol melalui ERP. Kami masih ... pemerik saan terkait kasus pe-lesiran ke Bali bersama suami ... soal kepastian turunnya kepu-

6 | Megapolitan SELASA, 23 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Korupsi Kolektif Biro Hukum DKI

PEMBERLAKUAN electronic road pricing (ERP) sebagai salah satu solusi mengurangi kema-cetan di Jakarta masih terganjal payung hukum. Kendati sudah dibahas sejak 2009, Kemente-rian Perhubungan belum juga menerbitkan peraturan peme-rintah yang mengaturnya.

“Masalah kemacetan di Ja-karta tidak akan pernah teratasi tanpa campur tangan pemerin-tah pusat. Salah satunya terkait penerapan pembatasan peng-gunaan kendaraan di jalan pro-tokol melalui ERP. Kami masih menunggu payung hukum. Se-cara teknis, kami sudah siap,” kata Kepala Dinas Perhubung-an DKI Udar Pristono.

Selain menunggu payung hukum dari Kementerian Per-hubungan, Dinas Perhubungan DKI juga menunggu legalitas dari Kementerian Keuangan terkait beban pajak yang dike-nakan pada setiap kendaraan. “Kami berharap kedua payung hukum pemberlakuan ERP da-pat segera diterbitkan.”

Direktur Eksekutif Masya-rakat Pemantau Kebijakan Eksekutif Legislatif Sugiyanto menilai pemerintah pusat tidak

serius mengatasi kemacetan di Jakarta. Kendati yang lamban pemerintah pusat, menurut Sugiyanto, Pemprov DKI harus te rus berusaha menyediakan angkutan massal. Jika ERP di-terapkan, angkutan massal akan menjadi alternatif bagi pengen-dara yang keberatan membayar masuk kawasan ERP.

Menurut Asisten Perekono-mian dan Administrasi Sekda DKI Hasan Basri, pemberla-kuan ERP dilakukan bila pela-yanan transportasi telah me-madai. Dengan demikian, per-pindahan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum dapat terlayani. “Kami tidak bisa memberlakukan ERP bila angkutan umum masih jauh dari memadai. Itu sudah satu paket,” tandasnya.

ERP merupakan bentuk pembatasan kendaraan peng-ganti sistem 3 in 1 di kawasan tertentu. Kawasan yang sudah dikaji untuk diterapkan ERP meliputi Jl Sisingamangaraja, Jl Sudirman, Jl MH Thamrin, Jl Merdeka Barat, Jl Majapahit, Jl Gajah Mada, Jl Hayam Wuruk, Jl Pintu Besar Selatan, dan Jl Pintu Besar Utara. (Ssr/J-1)

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok mengakui pendaftaran bakal calon wali kota-wakil wali kota bermasa-lah. KPU juga mengakui data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) sebagai sumber daftar pemilih tetap (DPT) yang diberikan Pemkot Depok tidak valid.

“Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkot Depok memberikan data DP4 dengan jumlah yang sangat tinggi yakni 1.109.000 jiwa. Ternyata setelah disortir ke lapangan, jumlah penduduk potensial pemilih hanya 1.053.917 jiwa,” kata anggota KPU Kota Depok

Raden Salamun Adiningrat di Depok, Jawa Barat, kemarin.

Ketua KPU Kota Depok Mo-hamad Hasan juga mengakui masalah DP4 itu dalam sidang sengketa pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) di Mahkamah Konstitusi bebe-rapa waktu lalu.

Menurut Hasan, pihaknya tidak punya kewenangan men-coret dua pasangan calon yang sudah telanjur ditetapkan, mes-kipun keduanya tak memenuhi syarat pencalonan. “Pencoretan pasangan calon bisa dilakukan kalau ada rekomendasi dari panwas (panitia pengawas) selaku pengawas pemilu kada.

Rekomendasi itu berdasarkan hasil penyelidikan,” kilahnya.

Sebelumnya, anggota KPU Kota Depok yang membidangi divisi hukum Jojo Efendi meng-akui banyaknya kecerobohan

yang dilakukan KPU Depok. KPU, sambungnya, harus membatalkan dan menyatakan tidak mengikat secara hukum Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Wali Kota-Wakil Wali Kota Depok Nomor 28/R/KPU-D/BA/X/2010 tertanggal 25 Oktober 2010. “Berita acara itu menetapkan pasangan calon Nur Mahmudi Ismail-Idris Ab-dul Shomad,” ungkapnya.

Berdasarkan jadwal pemilu kada Depok, jika MK menyata-kan pemungutan suara ulang, KPU Depok harus melaksana-kannya paling lambat 30 hari setelah putusan itu. (KG/J-5)

NASIB Milana Anggraeini, 33, Staf Subbagian Persidangan Pimpinan dan Panitia Sekre-tariat DPRD DKI, diputuskan awal Desember. Hanya dua bentuk keputusan yang akan dijatuhkan: dipecat atau dike-nai sanksi berat.

“Melihat kronologi kinerja-nya sejak 2009 sampai 2010, kami tidak mungkin menge-nakan sanksi sedang apalagi ringan. Tidak tertutup kemung-kinan dipecat atau sanksi berat lainnya,” papar S Widharyanti, Plh Kepala Inspektorat Pem-prov DKI di Balai Kota DKI, ke marin.

Menurut Widharyanti, pi-hak nya mengalami kendala da lam memeriksa istri Gayus Halomoan Tambunan terse-but. Pasalnya, yang bersang-kutan juga sedang menjalani pemerik saan terkait kasus pe-lesiran ke Bali bersama suami dan anaknya.

“Kalau Milana kooperatif, kami dapat menyelesaikan ma-salah ini sesuai jadwal surat di-nas, yaitu selama dua minggu,” ujar Widharyanti menjawab soal kepastian turunnya kepu-

tusan atas Milana.Aturan yang akan dikena-

kan masih mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No 30/1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dengan sanksi ringan, sedang, berat, atau dipecat.

Menurut Inspektur Pem-bantu Bidang Pemerintah dan Khusus Inspektorat DKI Agus Sutrisno, pihaknya telah me-layangkan surat pemanggilan kepada Milana pada Kamis (18/11) untuk pemeriksaan, Senin (22/11), tetapi yang ber-sangkutan tidak datang. Ka-rena itu, pemeriksaan masih seputar administrasi dan ab-sensi selama 2010.

Kabid Persidangan Pim-pinan dan Panitia Sekretaris DPRD DKI Yayan Sofyan su-dah pernah melayangkan surat teguran kepada Milana karena tidak disiplin sejak Februari-November 2010.

Dia memang datang ke kan-tor, tetapi hanya cap jempol untuk absen pagi dan sore lalu pergi lagi. Gaji sebesar Rp5,5 juta utuh diterima setiap bulan. (Ssr/J-1)

DKI Tunggu Payung Hukum Atasi Macet

KPU Kota Depok Akui Ada Kelemahan

Milana Anggraeini Terancam Dipecat

MAJELIS hakim Pengadilan Tin-dak Pidana Ko-rupsi (Tipikor)

menyatakan eks Kepala Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta Journal Effendi Siahaan mela-kukan korupsi bersama-sama dengan pegawai lainnya. Jour-nal, menurut majelis hakim, tidak beraksi sendirian, tapi bersama-sama dengan pejabat atau pegawai biro hukum, an-tara lain M Norman, Agus Din Susanto, I Made Suwarjaya, dan Bahiromsyah.

“Terdakwa bersama-sama dengan pejabat pemprov lain-nya melakukan pemotongan sebesar 10% dari nilai proyek. Mereka juga menentukan re-kanan pemenang yang tidak sesuai perundang-undangan dan secara melawan hukum,” kata anggota majelis hakim Pengadilan Tipikor Anwar dalam persidangan di Jakarta, kemarin.

Rekanan-rekanan yang dise-but dalam persidangan, antara lain PT Anugerah, CV Raditya Putra Bahtera, dan CV Shandy Perkasa.

Journal mengaku, sebagai Kepala Biro Hukum DKI yang baru menjabat pada 2006, ti-dak tahu mengenai aturan di

instansi itu. Sebelumnya, dia bekerja di dinas ketenteraman dan ketertiban (tramtib).

“Saya belum mengetahui aturan main rumah tangga di biro hukum. Saya datang dari dinas tramtib dan langsung menjadi kepala biro hukum.”

Journal menjelaskan ia hanya mengikuti aturan yang sudah ada atau custom practice me-ngenai dana taktis untuk mem-biayai hal-hal yang tidak ada anggarannya. Custom practice itu, lanjutnya, diusulkan kepala biro hukum yang lama.

Vonis delapan tahun Majelis hakim Pengadilan

Tipikor menjatuhkan vonis de-

lapan tahun penjara terhadap Journal. Ia dinyatakan terbukti melakukan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Dae-rah (APBD) DKI yang menim-bulkan kerugian negara sebesar Rp13,2 miliar.

Journal juga dikenai hukum-an denda sebesar Rp200 juta subsider tiga bulan kurungan penjara. Selain itu, Journal wajib mengembalikan selu-ruh uang yang dikorupsinya dari pengadaan iklan layanan masyarakat dan acara gema hukum di Biro Hukum Pem-rov DKI Jakarta, yaitu Rp4,63 miliar. Apabila tidak mampu mengembalikannya, Journal harus menjalani hukuman dua tahun penjara.

Journal divonis 10 tahun berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat 1 UU Nomor 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tipikor. Vonis itu lebih ringan dua tahun da-ripada tuntutan jaksa penuntut umum terhadap Journal, yakni 10 tahun penjara.

Journal akan mengajukan banding terhadap putusan ma-jelis hakim itu karena dia mera-sa tak pernah memerintahkan bawahannya memenangkan perusahaan tertentu. Vonis de-lapan tahun, menurut Leonard Simorangkir selaku penasihat hukum Journal, terlalu berat. “Itu putusan tertinggi dalam sejarah perkara korupsi yang nilai kerugiannya Rp4,5 mili-ar,” ujarnya. (J-5)

[email protected]

Eks Kepala Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta Journal Effendi Siahaan divonis delapan tahun penjara karena merugikan negara Rp13,2 miliar.

Terdakwa bersama-sama dengan pejabat pemprov lainnya melakukan pemotongan sebesar 10% dari nilai proyek.’’

AnwarAnggota Majelis Hakim Pengadilan Tipikor

MI/RAMDANI

BERPINDAH TEMPAT: Seorang

ibu memeluk anaknya agar tidak

terkena hujan di dalam gerobak yang

sedang ditarik di Jalan HR Rasuna

Said, Jakarta, kemarin. Mereka

adalah satu anggota keluarga miskin yang

hidup berpindah-pindah sambil

mengumpulkan barang bekas untuk

dijual kembali.

PILKADA DEPOK.CO.CC

Edy Asrina Putra

ANTARA/YUDHI MAHATMA

Mohamad HasanKetua KPU Depok

BERSAKSI: Milana Anggraeini bersaksi di persidangan Gayus.