olahraga - ftp.unpad.ac.id · dari sisminbakum kemenkum dan ham masih 99% milik pssi dan 1% klub,...

1
SAYA tidak heran jika muncul wacana untuk menggelar kong- res luar biasa (KLB) oleh 452 anggota dan pengurus PSSI lain- nya karena ketuanya (Djohar Arin Husin) bertindak tidak sesuai aturan. Publik juga sudah bisa menilai siapa orang-orang di belakang Djohar Arifin. Salah satunya Arin Panigoro. Ada kepentingan bisnis dan uang di dalamnya antara Djohar dan Arin. Ini menimbulkan kekisruhan di PSSI itu sendiri. Intervensi Arin sangat luar biasa. Sebelumnya dari 18 klub kemudian berubah menjadi 24 klub dengan tambahan 6 klub untuk ikut Indonesia Super League (ISL). Keenam klub itu ialah mantan klub Liga Primer Indonesia (LPI) milik Arin yang tiba-tiba dimasukkan dalam kompetisi tanpa proses. Jika konik berlangsung, sanksi dari FIFA segera turun dan Indonesia akan rugi dengan konik tersebut. Makanya DPR mendorong agar Djohar memiliki keberanian politik untuk tetap berjalan di atas statuta tersebut. (OL/R-1) PSSI sudah ditunggangi ke- pentingan politik tertentu yang menyebabkan adanya dualisme kompetisi di Indonesia. Saat ini kinerja PSSI di bawah komando Djohar Arin Husin justru lebih buruk jika dibandingkan de- ngan era kepemimpinan Nurdin Halid. Ketua Umum PSSI hanya ‘boneka’ dan pajangan saja. Ada aktor yang menggerakkannya dari belakang layar. Aktor inilah yang mengacaukan sepak bola Indonesia seperti sekarang ini. Saya tidak perlu menyebutkan namanya. Namun, saya yakin semua juga sudah tahu siapa dia. Langkah terbaik untuk menuntaskan semua kisruh yang terjadi ialah menggelar kongres luar biasa (KLB). Bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi mengingat peserta ISL lebih banyak ketimbang IPL. PSSI sudah ditunggangi kepentingan politik tertentu yang me- nyebabkan adanya dualisme kompetisi di Indonesia. Harusnya ini tidak boleh terjadi. Kalau politik sudah masuk ke ranah sepak bola, sepak bola akan hancur. (Ash/R-1) ADA kepentingan politik dan ada indikasi kepentingan ke- lompok di tubuh PSSI. Arema versi ISL sangat mendukung langkah Forum Pengprov Jawa Timur yang ikut dalam rapat akbar di Jakarta. Pengprov yang melakukan pertemuan di Jakarta untuk kebaikan organisasi yang kami cintai ini. Salah satu langkah tersebut dengan mengambil jalan melakukan kongres ta- hunan. Apabila kongres tahunan melihat ada sesuatu yang tidak beres, kongres tersebut bisa menjadi kongres luar biasa. Dalam kondisi persepakbolaan nasional saat ini, baiknya semua pihak lebih mengutamakan kepentingan organisasi daripada ke- pentingan kelompok atau golongan. Karena, polemik ini sangat menghambat kemajuan sepak bola nasional. (BN/R-1) MEDIA INDONESIA | RABU, 21 DESEMBER 2011 | HALAMAN 32 O LAH RAGA PSSI Dijaga Ketat Bodyguard Sewaan JAGA PSSI: Sedikitnya 15 bodyguard sewaan mengheningkan cipta sebelum melaksanakan tugas menjaga kantor SekretariatPSSI, kemarin. Hadirnya bodyguard sewaan ini diharapkan bisa menetralisasi jika ada demonstrasi di kantor PSSI. MI/GRANDYOS ZAFNA ASNI HARISMI S EDIKITNYA 15 body- guard sewaan berjaga- jaga di depan kantor Sekretariat PSSI dalam dua hari terakhir. Mereka meng- gunakan seragam merah hitam dan stand by di depan kantor PSSI sejak pukul 10.00 WIB de- ngan hanya duduk-duduk di depan pintu sekretariat dan membubarkan diri sekitar pu- kul 16.00 WIB. Sejak dijaga bodyguard , pengamanan di Sekretariat PSSI tersebut makin ketat. Kemarin, pengamanan Sekretariat PSSI ditambah beberapa awak per- sonel polisi yang terlihat siaga di sekitar Pintu X Stadion Utama Gelora Bung Karno. Mereka berjaga karena sebelumnya ada isu warga Papua akan kembali melakukan demonstrasi ke PSSI ORASI: Anggota Exco PSSI La Nyalla Mattalitti memberikan orasi jelang dimulainya Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) di Jakarta, Minggu (18/12). Hasil RASN menghasilkan tuntutan KLB. PSSI makin kalap setelah ada de- sakan untuk menggelar kongres luar biasa (KLB) yang dimotori empat anggota komite eksekutif (exco). Kemarin, Komite Etik me- mutuskan empat anggota exco bersalah karena melawan PSSI dalam kasus pembangkangan. Berdasarkan keputusan terse- but, La Nyalla Mattalitti, Erwin Dwi Budiawan, Tony Aprilliani, dan Robertho Rouw diwajibkan meminta maaf secara tertulis kepada PSSI, AFC, dan FIFA da- lam 2x24 jam. Jika tidak mau, mereka akan dijatuhi sanksi pemberhentian permanen dari jabatan sebagai Exco PSSI maupun seluruh kegiatan persepakbolaan di In- donesia. Tidak ada wadah bagi mereka untuk melakukan ban- ding. Satu-satunya cara untuk menghapus hukuman itu ialah melalui forum Kongres PSSI. “Majelis Sidang Komite Etik memutuskan menjatuhkan sanksi terhadap terlapor (empat anggota exco tersebut) masing -masing menyampaikan maaf secara tertulis kepada ketum dan Exco PSSI, AFC, dan FIFA dengan empat ketentuan,” jelas Ketua Komite Etik Todung Mul- ya Lubis. Hukuman dijatuhkan atas em- pat pertimbangan Majelis Sidang Komite Etik yang beranggotakan lima orang, yaitu Ketua Todung Mulya Lubis, Sakhyan Asmara, Ray Akbar, Yohanis Auri, dan Komarudin Hidayat. Menurut Majelis Komite Etik, empat anggota exco itu melang- gar Pasal 42 Statuta PSSI tentang Pelanggaran Etika. Kedua, Pasal melanggar 36 ayat 5 Statuta dan Pasal 12 Kode Etik dengan Sekretaris Jenderal PSSI Tri Goestoro sudah menerima tuntutan 452 anggota yang menginginkan KLB. Ketakutan, PSSI Ancam Pecat 4 Exco KLB Solusi Terakhir untuk PSSI mendebat hal-hal yang telah diputuskan dalam rapat resmi ke hadapan AFC dan FIFA. Ketiga, pembohongan publik tentang kepemilikan saham PT Liga In- donesia yang berdasarkan surat dari Sisminbakum Kemenkum dan HAM masih 99% milik PSSI dan 1% klub, bukan sebaliknya seperti yang diklaim. Meskipun demikian, kepu- tusan yang dihasilkan Majelis Sidang Komite Etik ternyata tidak bulat disepakati oleh ke- lima anggotanya. Sakhyan ber- pendapat keempat anggota exco itu tidak bersalah karena sudah sesuai dengan Pasal 16 Kode Etik dan Fair Play PSSI. Di pihak lain, keempat pihak yang dihukum tidak bakal menuruti permintaan Komite Etik untuk meminta maaf dalam 2x24 jam. “Saya tidak akan minta maaf kepada orang yang sudah jelas-jelas melanggar statuta dan hasil Kongres Bali. Tidak usah menunggu 2x24 jam, sekarang pun kami siap untuk dipecat,” jelas La Nyalla. (Ash/R-1) KLB atau tidak. Ia juga tidak bisa memastikan kapan rapat itu akan diselenggarakan. “Itu (rapat Exco) tergantung Ketua Umum,” kata Tri. Djohar sendiri memilih untuk tidak menampakkan batang hidungnya di PSSI sejak kembali dari Jepang seusai menyaksikan Piala Dunia Antarklub. Ia pun tak bisa dihubungi dan seakan sengaja mengambangkan per- soalan ini. Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Farid Rahman juga memilih untuk main kucing-kucingan dengan wartawan. Sikap dingin PSSI seperti itu sebetulnya sudah terjadi da- lam beberapa bulan terakhir. Puncaknya terjadi setelah Ra- pat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) pada Minggu (18/12), yang menghasilkan lima poin tuntutan dalam Deklarasi Ja- karta. (R-1) [email protected] GALERI PENDAPAT Pengantar: KEPUTUSAN bulat mendukung kongres luar biasa (KLB) dicetuskan oleh 452 (total anggota PSSI 586) anggota PSSI yang hadir pada Rapat Akbar Sepak Bola Nasional yang diselenggarakan di Jakarta, Minggu (18/12). Salah satu putusan penting ialah meminta PSSI menyelenggarakan KLB paling lambat 30 Maret 2012. ANTARA Rendra Krisna Presiden Kehormatan Arema MI/M SOLEH Jack Komboy Politikus/Mantan Pemain Timnas MI/ROMMY PUJIANTO Deddy Gumelar Anggota Komisi X DPR RI ANTARA/NINO HALEN untuk ketiga kalinya terkait de- ngan pencoretan tim berjuluk ‘Mutiara Hitam’ itu di pentas Liga Champion Asia oleh Ke- tua Umum PSSI Djohar Arin Husin. Pintu depan kantor PSSI pun dikunci dengan lampu lobi yang tidak dinyalakan. Padahal, di da- lam PSSI masih terdapat satpam dan resepsionis yang biasa bertu- gas, tapi tidak ada kegiatan yang dilakukan para pengurus di dalam kantor tersebut sehingga pengamanan dengan melibatkan personel keamanan dari luar itu terkesan berlebihan. Kehadiran bodyguard sengaja dihadirkan PSSI karena akan ada penyerahan hasil Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) yang diselenggarakan di Jakarta, Minggu (18/12). Sebelumnya, Senin (19/12), sejumlah anggota Forum Peng- prov PSSI (FPP) bermaksud me- nyerahkan berkas hasil RASN yang akan diserahkan kepada Ketua Umum PSSI. Kedatangan rombongan FPP dan dipimpin Sekretaris Umum FPP Djohar Ling Eng tersebut dikawal sejumlah anggota FPP lain dan pihak-pihak yang in- gin turut mengamankan hasil deklarasi RASN. Namun, rom- bongan yang datang gagal me- nemui Ketua Umum PSSI. Meski demikian, Djohar Ling mengaku tidak akan menyerahkan berkas tersebut kepada pihak lain. “Berkas ini hanya akan kami berikan kepada ketua umum atau sekjen. Apabila hari ini (kemarin) keduanya tidak ada, kami akan membawa kembali berkas ini,” ujarnya. Mencla-mencle Di tengah tuntutan anggo- tanya untuk menggelar KLB, pengurus PSSI justru memperli- hatkan sikap mencla-mencle dan tak punya sikap. Ketika ditemui wartawan kemarin, salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang diminta mundur Sihar Sitorus mengungkapkan, KLB merupakan tindakan terburu- buru karena mereka baru ber- tugas kurang dari lima bulan. Meskipun demikian, ia juga tidak memiliki solusi untuk mengakhiri konik dualisme di kepengurusan PSSI itu. “Saya justru belum tahu re- konsiliasinya nanti seperti apa,” ujar Sihar. Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PSSI Tri Goestoro menyatakan sudah menerima tuntutan 452 anggota yang menginginkan KLB. Meskipun demikian, ia menyatakan hanya sidang Exco yang berhak memutuskan lang- kah selanjutnya apakah PSSI mengizinkan terselenggaranya

Upload: lephuc

Post on 04-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OLAHRAGA - ftp.unpad.ac.id · dari Sisminbakum Kemenkum dan HAM masih 99% milik PSSI dan 1% klub, bukan sebaliknya seperti yang diklaim. Meskipun demikian, kepu-tusan yang dihasilkan

SAYA tidak heran jika muncul wacana untuk menggelar kong-res luar biasa (KLB) oleh 452 anggota dan pengurus PSSI lain-nya karena ketuanya (Djohar Arifi n Husin) bertindak tidak sesuai aturan. Publik juga sudah bisa menilai siapa orang-orang di belakang Djohar Arifin. Salah satunya Arifi n Panigoro.

Ada kepentingan bisnis dan uang di dalamnya antara Djohar dan Arifi n.

Ini menimbulkan kekisruhan di PSSI itu sendiri. Intervensi Arifi n sangat luar biasa.

Sebelumnya dari 18 klub kemudian berubah menjadi 24 klub dengan tambahan 6 klub untuk ikut Indonesia Super League (ISL).

Keenam klub itu ialah mantan klub Liga Primer Indonesia (LPI) milik Arifi n yang tiba-tiba dimasukkan dalam kompetisi tanpa proses.

Jika konfl ik berlangsung, sanksi dari FIFA segera turun dan Indonesia akan rugi dengan konfl ik tersebut. Makanya DPR mendorong agar Djohar memiliki keberanian politik untuk tetap berjalan di atas statuta tersebut. (OL/R-1)

PSSI sudah ditunggangi ke-pentingan politik tertentu yang menyebabkan adanya dualisme kompetisi di Indonesia. Saat ini kinerja PSSI di bawah komando Djohar Arifi n Husin justru lebih buruk jika dibandingkan de-ngan era kepemimpinan Nurdin Halid.

Ketua Umum PSSI hanya ‘boneka’ dan pajangan saja. Ada aktor yang menggerakkannya dari belakang layar. Aktor inilah yang mengacaukan sepak bola

Indonesia seperti sekarang ini. Saya tidak perlu menyebutkan namanya. Namun, saya yakin semua juga sudah tahu siapa dia.

Langkah terbaik untuk menuntaskan semua kisruh yang terjadi ialah menggelar kongres luar biasa (KLB).

Bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi mengingat peserta ISL lebih banyak ketimbang IPL.

PSSI sudah ditunggangi kepentingan politik tertentu yang me-nyebabkan adanya dualisme kompetisi di Indonesia. Harusnya ini tidak boleh terjadi. Kalau politik sudah masuk ke ranah sepak bola, sepak bola akan hancur. (Ash/R-1)

ADA kepentingan politik dan ada indikasi kepentingan ke-lompok di tubuh PSSI. Arema versi ISL sangat mendukung langkah Forum Pengprov Jawa Timur yang ikut dalam rapat akbar di Jakarta.

Pengprov yang melakukan pertemuan di Jakarta untuk kebaikan organisasi yang kami cintai ini. Salah satu langkah tersebut dengan mengambil jalan melakukan kongres ta-hunan. Apabila kongres tahunan melihat ada sesuatu yang tidak beres, kongres tersebut bisa menjadi kongres luar biasa.

Dalam kondisi persepakbolaan nasional saat ini, baiknya semua pihak lebih mengutamakan kepentingan organisasi daripada ke-pentingan kelompok atau golongan. Karena, polemik ini sangat menghambat kemajuan sepak bola nasional. (BN/R-1)

MEDIA INDONESIA | RABU, 21 DESEMBER 2011 | HALAMAN 32

OLAHRAGA

PSSI Dijaga Ketat Bodyguard Sewaan

JAGA PSSI: Sedikitnya 15 bodyguard sewaan mengheningkan cipta sebelum melaksanakan tugas menjaga kantor SekretariatPSSI, kemarin. Hadirnya bodyguard sewaan ini diharapkan bisa menetralisasi jika ada demonstrasi di kantor PSSI.

MI/GRANDYOS ZAFNA

ASNI HARISMI

SEDIKITNYA 15 body-guard sewaan berjaga-jaga di depan kantor Sekretariat PSSI dalam

dua hari terakhir. Mereka meng-gunakan seragam merah hitam dan stand by di depan kantor PSSI sejak pukul 10.00 WIB de-ngan hanya duduk-duduk di depan pintu sekretariat dan membubarkan diri sekitar pu-kul 16.00 WIB.

Sejak di jaga bodyguard , pengamanan di Sekretariat PSSI tersebut makin ketat. Kemarin, pengamanan Sekretariat PSSI ditambah beberapa awak per-sonel polisi yang terlihat siaga di sekitar Pintu X Stadion Utama Gelora Bung Karno. Mereka berjaga karena sebelumnya ada isu warga Papua akan kembali melakukan demonstrasi ke PSSI

ORASI: Anggota Exco PSSI La Nyalla Mattalitti memberikan orasi jelang dimulainya Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) di Jakarta, Minggu (18/12). Hasil RASN menghasilkan tuntutan KLB.

PSSI makin kalap setelah ada de-sakan untuk menggelar kongres luar biasa (KLB) yang dimotori empat anggota komite eksekutif (exco). Kemarin, Komite Etik me-mutuskan empat anggota exco bersalah karena melawan PSSI dalam kasus pembangkangan. Berdasarkan keputusan terse-but, La Nyalla Mattalitti, Erwin Dwi Budiawan, Tony Aprilliani, dan Robertho Rouw diwajibkan meminta maaf secara tertulis kepada PSSI, AFC, dan FIFA da-lam 2x24 jam.

Jika tidak mau, mereka akan dijatuhi sanksi pemberhentian permanen dari jabatan sebagai Exco PSSI maupun seluruh kegiatan persepakbolaan di In-donesia. Tidak ada wadah bagi mereka untuk melakukan ban-ding. Satu-satunya cara untuk menghapus hukuman itu ialah

melalui forum Kongres PSSI.“Majelis Sidang Komite Etik

memutuskan menjatuhkan sanksi terhadap terlapor (empat anggota exco tersebut) masing-masing menyampaikan maaf secara tertulis kepada ketum dan Exco PSSI, AFC, dan FIFA dengan empat ketentuan,” jelas Ketua Komite Etik Todung Mul-ya Lubis.

Hukuman dijatuhkan atas em-pat pertimbangan Majelis Sidang Komite Etik yang beranggotakan lima orang, yaitu Ketua Todung Mulya Lubis, Sakhyan Asmara, Ray Akbar, Yohanis Auri, dan Komarudin Hidayat.

Menurut Majelis Komite Etik, empat anggota exco itu melang-gar Pasal 42 Statuta PSSI tentang Pelanggaran Etika. Kedua, Pasal melanggar 36 ayat 5 Statuta dan Pasal 12 Kode Etik dengan

Sekretaris Jenderal PSSI Tri Goestoro sudah menerima tuntutan 452 anggota yang menginginkan KLB.

Ketakutan, PSSI Ancam Pecat 4 Exco

KLB Solusi Terakhir untuk PSSI

mendebat hal-hal yang telah diputuskan dalam rapat resmi ke hadapan AFC dan FIFA. Ketiga, pembohongan publik tentang kepemilikan saham PT Liga In-donesia yang berdasarkan surat dari Sisminbakum Kemenkum dan HAM masih 99% milik PSSI dan 1% klub, bukan sebaliknya seperti yang diklaim.

Meskipun demikian, kepu-tusan yang dihasilkan Majelis Sidang Komite Etik ternyata tidak bulat disepakati oleh ke-lima anggotanya. Sakhyan ber-pendapat keempat anggota exco itu tidak bersalah karena sudah sesuai dengan Pasal 16 Kode Etik dan Fair Play PSSI.

Di pihak lain, keempat pihak yang dihukum tidak bakal menuruti permintaan Komite Etik untuk meminta maaf dalam 2x24 jam. “Saya tidak akan minta maaf kepada orang yang sudah jelas-jelas melanggar statuta dan hasil Kongres Bali. Tidak usah menunggu 2x24 jam, sekarang pun kami siap untuk dipecat,” jelas La Nyalla. (Ash/R-1)

KLB atau tidak. Ia juga tidak bisa memastikan kapan rapat itu akan diselenggarakan.

“Itu (rapat Exco) tergantung Ketua Umum,” kata Tri.

Djohar sendiri memilih untuk tidak menampakkan batang hidungnya di PSSI sejak kembali dari Jepang seusai menyaksikan Piala Dunia Antarklub. Ia pun tak bisa dihubungi dan seakan sengaja mengambangkan per-soalan ini.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Farid Rahman juga memilih untuk main kucing-kucingan dengan wartawan.

Sikap dingin PSSI seperti itu sebetulnya sudah terjadi da-lam beberapa bulan terakhir. Puncaknya terjadi setelah Ra-pat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) pada Minggu (18/12), yang menghasilkan lima poin tuntutan dalam Deklarasi Ja-karta. (R-1)

[email protected]

GALERI PENDAPAT

Pengantar:KEPUTUSAN bulat mendukung kongres luar biasa (KLB)

dicetuskan oleh 452 (total anggota PSSI 586) anggota PSSI yang hadir pada Rapat Akbar Sepak Bola Nasional yang diselenggarakan di Jakarta, Minggu (18/12). Salah satu putusan penting ialah meminta PSSI menyelenggarakan KLB paling lambat 30 Maret 2012.

ANTARA

Rendra KrisnaPresiden Kehormatan Arema

MI/M SOLEH

Jack KomboyPolitikus/Mantan Pemain Timnas

MI/ROMMY PUJIANTO

Deddy GumelarAnggota Komisi X DPR RI

ANTARA/NINO HALEN

untuk ketiga kalinya terkait de-ngan pencoretan tim berjuluk ‘Mutiara Hitam’ itu di pentas Liga Champion Asia oleh Ke-tua Umum PSSI Djohar Arifi n Husin.

Pintu depan kantor PSSI pun dikunci dengan lampu lobi yang tidak dinyalakan. Padahal, di da-lam PSSI masih terdapat satpam dan resepsionis yang biasa bertu-gas, tapi tidak ada kegiatan yang dilakukan para pengurus di dalam kantor tersebut sehingga pengamanan dengan melibatkan personel keamanan dari luar itu terkesan berlebihan.

Kehadiran bodyguard sengaja dihadirkan PSSI karena akan ada penyerahan hasil Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) yang diselenggarakan di Jakarta, Minggu (18/12).

Sebelumnya, Senin (19/12),

sejumlah anggota Forum Peng-prov PSSI (FPP) bermaksud me-nyerahkan berkas hasil RASN yang akan diserahkan kepada Ketua Umum PSSI.

Kedatangan rombongan FPP dan dipimpin Sekretaris Umum FPP Djohar Ling Eng tersebut dikawal sejumlah anggota FPP lain dan pihak-pihak yang in-gin turut mengamankan hasil deklarasi RASN. Namun, rom-bongan yang datang gagal me-nemui Ketua Umum PSSI. Meski demikian, Djohar Ling mengaku tidak akan menyerahkan berkas tersebut kepada pihak lain.

“Berkas ini hanya akan kami berikan kepada ketua umum atau sekjen. Apabila hari ini (kemarin) keduanya tidak ada, kami akan membawa kembali berkas ini,” ujarnya.

Mencla-mencleDi tengah tuntutan anggo-

tanya untuk menggelar KLB,

pengurus PSSI justru memperli-hatkan sikap mencla-mencle dan tak punya sikap.

Ketika ditemui wartawan kemarin, salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang diminta mundur Sihar Sitorus mengungkapkan, KLB merupakan tindakan terburu-buru karena mereka baru ber-tugas kurang dari lima bulan. Meskipun demikian, ia juga tidak memiliki solusi untuk mengakhiri konfl ik dualisme di kepengurusan PSSI itu.

“Saya justru belum tahu re-konsiliasinya nanti seperti apa,” ujar Sihar.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PSSI Tri Goestoro menyatakan sudah menerima tuntutan 452 anggota yang menginginkan KLB. Meskipun demikian, ia menyatakan hanya sidang Exco yang berhak memutuskan lang-kah selanjutnya apakah PSSI mengizinkan terselenggaranya