koran belanda sehari setelah referendum

61
KORAN BELANDA SEHARI SETELAH REFERENDUM Kajian Empiris Opini Media, Figur Publik dan Politik Gunaryadi INDOCASE Press ‘s-Gravenhage

Upload: s-van-selagan

Post on 28-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kajian empiris opini media, figur publik dan politik

TRANSCRIPT

Page 1: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

KORAN BELANDA SEHARI

SETELAH REFERENDUM

Kajian Empiris Opini Media, Figur Publik dan Politik

Gunaryadi

INDOCASE Press

‘s-Gravenhage

Page 2: Koran Belanda Sehari setelah Referendum
Page 3: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

Copyrights © 2009 oleh Gunaryadi

Diterbitkan di Belanda oleh INDOCASE Press.

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang mereproduksi bagian apapun dan dengan cara

bagaimanapun dari buku ini tanpa izin tertulis dari INDOCASE Press.

Informasi selanjutnya, hubungi: INDOCASE Press, Bakkersstraat 35,

2513 TJ, Den Haag, Belanda. Tel: +31-015-2160340, Email:

[email protected], Website: http://indocase.nl.

Page 4: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 2

SEKAPUR SIRIH

Alhamdulillah. Tidak ada ekpresi lain yang pantas penulis ungkapkan

atas selesainya penyusunan buku ini.

Karya kecil ini merupakan hasil kajian empiris terhadap 3 koran

Belanda yang meliput hasil referendum yang dilaksanakan sehari

sebelumnya (1 Juni 2005). Metodologi analisis menggunakan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dan tidak terlalu teoritis. Oleh

karena itu, kajian empiris yang terbatas ini juga tidak instrumental

untuk mengkonstruksi sebuah teori.

Tulisan ini dirancang populer dan sebagai suplemen informatif

bagi peminat isu-isu yang relevan dengan topik ini. Fungsi lainnya

adalah sebagian dari upaya mendokumentasikan perubahan dan

dinamika politik di Belanda khususnya dan Eropa umumnya melalui

kajian opini koran dan media.

Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Page 5: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 3

DAFTAR ISI

SEKAPUR SIRIH ....................................... 2 DAFTAR ISI .......................................... 3 BAB I ............................................... 4 1. Pendahuluan .................................... 4 2. Pertanyaan Analisis ............................ 7 3. Koran Belanda: Tipologi, Tiras dan ‘Warna’ ..... 7 4. ‘Warna’ Koran: Perspektif Ideologis ........... 13 5. Metodologi .................................... 17

BAB II ............................................. 19 1. Temuan dan Interpretasi ....................... 19 2. Domain Pertama ................................ 19 3. Domain Kedua .................................. 22

BAB III ............................................ 30 Kesimpulan ....................................... 30

Referensi .......................................... 32

Page 6: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 4

BAB I

1. Pendahuluan

Tanggal 1 Juni 2005 Belanda mengadakan referendum untuk

meratifikasi Konstitusi Uni-Eropa (EU) yang baru. Konstitusi ini

akan—kalau diratifikasi oleh ke-25 anggota Uni-Eropa—menyatukan

semua traktat dan perjanjian dalam institusi EU sebelumnya.1 Jika

proses ratifikasi ini berjalan lancar, konstitusi baru akan efektif per 1

November 2006 mendatang. Ratifikasi tersebut tergantung dari

sistem kenegaraan masing-masing negara anggota: bisa parlementer,

referendum atau berbagai varian gabungan dari sistem parlementer

dan referendum. Dalam konteks ini, sebagian besar negara anggota

menggunakan sistem ratifikasi parlementer; hanya Prancis, Denmark

dan Portugal yang menggunakan pola referendum murni (Republik

Ceko dan Polandia mungkin juga akan menggunakan referendum).

Sedangkan Inggris dan Irlandia menggunakan sistem kombinasi

parlementer dan referendum; Belanda, Luxemburg dan Spanyol

menggunakan modus gabungan parlementer dan referendum yang

bersifat konsultatif, artinya secara prinsip tetap lembaga perwakilan

yang memberi kata-putus walaupun suara rakyat tetap menjadi

rujukan parlemen dalam mengambil keputusan.

Beberapa negara anggota yang menggunakan sistem ratifikasi

parlementer sudah menyetujui konstitusi tersebut. Peluang ganjalan

1 Tinjauan dan penjelasan lebih lanjut tentang Konstitusi EU ini, lihat:

Referendumcommissie (2005, April). Samenvatting van het verdrag tot

vaststelling van een grondwet voor Europa. Den Haag: Referendumcommissie;

dan Nederlandse Regering (2005, April). ‘Het referendum.’ Grondwet Krant. Den

Haag, OBT b.v.

Page 7: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 5

memang lebih besar di negara anggota yang menggunakan sistem

referendum baik yang murni maupun yang konsultatif yang

sebenarnya lebih demokratis tetapi melibatkan lebih banyak

elektorat.

Sebelumnya, tanggal 29 Mei 2005 Prancis telah mengadakan

referendum yang sama. Hasilnya negatif. Dari referendum dengan

turn-out sekitar 70 persen, 54,8 persen pemilih di Prancis

menyatakan ‘non.’ Referendum yang diadakan di Belanda 3 hari

kemudian menghasilkan 61,7 persen (dengan 63 persen turn-out)

suara menyatakan ‘nee’ atau menolak konstitusi. Walaupun

referendum dengan hasil negatif di Prancis—selain sebagai salah

satu pendiri juga negara terpenting dalam EU—serta di Belanda, EU

tetap meneruskan usaha-usaha ratifikasi yang tampaknya

memerlukan konsensi dan kompromi yang lebih besar dengan warga

Eropa khususnya di negara-negara yang menerapkan sistem

referendum (baik murni maupun konsultatif), serta jalan yang lebih

panjang dan berliku.

Salah satu trend yang signifikan dari kasus referendum di

Prancis dan Belanda adalah munculnya perpecahan antara sikap

resmi partai dengan tokoh atau konstituen partai politik tersebut.

Misalnya, baru-baru ini Laurent Fabius dipecat dari Partai Sosialis

(Parti Socialiste) Prancis karena—salah satunya—berkampanye

menolak konstitusi EU, padahal secara resmi Partai Sosialis Prancis

itu bersikap kontras, yaitu mendukung konstitusi. Sebaliknya Partai

Sosialis (Socialistische Partij) Belanda menolak konstitusi. Sementara

itu, Partai Sosial Demokrat (Partij van de Arbeid) Belanda secara

Page 8: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 6

resmi sebelum referendum mendukung—bahkan ketua fraksinya di

parlemen, Wouter Bos2, menyesalkan keputusan publik Prancis yang

menolak konstitusi, ternyata 55 persen konstituen PvdA

memberikan suara negatif dalam referendum di Belanda beberapa

hari kemudian. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada

beberapa partai yang lain dan konstituennya.

Dengan demikian, kecil sekali kemungkinan untuk bisa membuat

hipotesis yang pukul-rata dalam makna bahwa spektrum ideologis—

kiri, tengah atau kanan—suatu partai politik bisa dijadikan jaminan

kalau partai tersebut atau pendukungnya akan memberikan suara

‘ya’ atau ‘tidak’ sebagaimana dalam kasus-kasus atau isu-isu yang

lain. Meskipun dengan alasan yang bervariasi, inkonsistensi ini bisa

saja muncul karena konstitusi merupakan isu yang sangat sensitif

dalam kaitannya dengan kedaulatan negara anggota dan identitas

dalam konteks nation-state; atau konstitusi itu masih belum

menampung aspirasi warga EU secara lebih luas; atau sebagai

refleksi bahwa EU itu merupakan sebuah institusi yang sangat

kompleks sehingga ada jurang yang lebar antara warga Eropa dengan

Brussels; atau sosialisasi mengenai konstitusi kurang intensif dan

konsisten; atau pemerintah setempat pada saat itu kurang populer,

dsb. Hal itu menimbulkan pertanyaan: Apakah gejala anomali

elektorat semacam itu juga merambat ke dunia media massa di

Belanda? Dalam rangka mencari jawaban itulah yang memotivasi

2 Lihat: ‘Eerste reactie PvdA op het Franse nee bij referendum over de grondwet’,

Partij van de Arbeid, 30 Mei 2005.

Page 9: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 7

kajian media massa ini, yang difokuskan terhadap koran Belanda

sehari setelah pelaksanaan referendum.

2. Pertanyaan Analisis

Kajian ini tidak saja dipandu tetapi juga sebagai usaha untuk

menemukan jawaban atau penjelasan yang relevan terhadap

pertanyaan analisis yang dirumuskan sebagai berikut: (1).

Bagaimana opini koran, figur publik dan politik Belanda terhadap

referendum dan hasilnya sehari kemudian? (2). Apakah liputan dan

opini tersebut konsisten dengan ‘warna’ koran yang bersangkutan?

Opini yang dimaksudkan di sini adalah tulisan atau artikel yang

berupa editorial, opini, pendapat, komentar, respon, atau analisis

berita yang dibuat atau ditulis oleh media, tokoh publik atau politik

di Belanda. Tokoh publik adalah seseorang yang memiliki daya-tarik

publik seperti pejabat tinggi, politisi, selebriti, pengusaha, kolomnis,

bintang film atau olahragawan, dll.3 Dalam klasifikasi ini, figur politik

tadi termasuk dalam domain figur publik.

3. Koran Belanda: Tipologi, Tiras dan ‘Warna’

Sebelum melangkah lebih jauh ada baiknya kita melakukan tour

d’horizon atau tinjauan terhadap isu-isu relevan dengan dunia koran

Belanda. Tinjauan ini sekaligus berfungsi sebagai framework yang

komplementer bagi bagian berikutnya yang berupa temuan dan

interpretasi.

3 Lihat: Law.Com Dictionary, pada: http://dictionary.law.com [Diakses 6 Juni

2005].

Page 10: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 8

Dari segi tipologi, koran di Belanda bisa diklasifikasi ke dalam 3

variabel: (1). Jangkauan sirkulasi dan pembaca; (2). Sistem sirkulasi

dan kepemilikan; dan (3). ‘Warna’ yang cenderung diasosiasikan

dengan spektrum ideologis. Pada tataran variabel yang pertama,

menurut P. Bakker (Maret 2005) koran Belanda dapat dibagi ke

dalam 2 ketegori yaitu koran yang beredar pada tingkat nasional, dan

koran yang disirkulasi pada tingkat regional. S. Buurke (2000)4

menambah satu kategori lagi yaitu koran lokal yang diterbitkan

setiap pekan, atau dua-tiga kali per pekan. Terbitan ini biasanya

tergantung dari pemasangan iklan yang mereka tawarkan kepada

dunia-usaha lokal, yang biasanya diedarkan cuma-cuma dan diantar

dari rumah ke rumah (door-to-door).

Ada delapan koran nasional di luar 2 harian yang khusus:

Financieel Dagblad (koran bisnis dan keuangan) dan Agrarisch

Dagblad (untuk sektor pertanian). Dari delapan harian tersebut, ada

dua harian yang sepenuhnya tergantung pada sistem langganan:

Reformatorisch Dagblad dan Nederlands Dagblad. Enam koran

lainnya adalah De Telegraaf, Algemeen Dagblad, de Volkskrant, NRC

Handelsblad, Trouw dan Het Parool.5 Disamping itu, pada level

regional saat ini setidaknya ada sekitar 11 harian.

Berdasarkan pada variabel kedua, sekitar 90 persen koran

Belanda beredar dengan sistem langganan. Sejak tahun 1999 hadir

4 Lihat: S. Buurke (2000). The Dutch Media Landscape. Maastricht: European

Journalism Centre. 5 Meskipun tahun 1997 Het Parool mengubah orientasi editorialnya dan lebih

berfokus pada kawasan metropolitan Amsterdam namun S. Buurke (2000)

tetap menganggap Het Parool sebagai harian nasional karena pelanggan dan

pembelinya berdomisili di berbagai tempat di Belanda.

Page 11: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 9

pula dua tabloid gratis (tidak langganan) yang didistribusikan di

stasiun-stasiun. Tabloid tersebut adalah Metro, yang diterbitkan oleh

anak-perusahaan Metro dari Swedia, dan tabloid Sp!ts yang

merupakan inisiatif dari De Telegraaf. Kedua tabloid ini mengambil

beritanya dari kantor berita nasional Belanda (ANP atau Algemeen

Nederlands Persbureau) dan dimaksudkan untuk mengisi ceruk

pembaca yang berangkat kerja pagi. Menurut waktu terbitnya, tiga

koran nasional: Het Parool, NRC Handelsblad dan Nederlands Dagblad

terbit sore, sedangkan selebihnya terbit pagi. Dari segi kepemilikan,

mayoritas koran Belanda dimiliki oleh satu konglomerasi media,

yaitu Perscombinatie. Koran-koran yang ‘tertakluk’ di bawah

kepemilikan konglomerasi ini adalah Algemeen Dagblad, de

Volkskrant, NRC Handelsblad, dan Trouw. Oplah edisi cetak itu juga

ditambahkan dengan edisi online yang dimiliki oleh semua koran

yang disebutkan di atas. Tetapi sebagian besar koran online ini hanya

bisa diakses—apalagi untuk berita-berita yang berupa arsip—

dengan sistem langganan pula.6

Koran nasional Belanda menyerap 45 persen dari pasar media

dengan tiras per hari mencapai 2.080.000 eksemplar.7 Tetapi

menurut data yang lebih mutakhir (2004), sirkulasi ini turun menjadi

1.772.000 eksemplar.8

6 Hingga saat ini penulis belum mendapatkan kuantitas pelanggan yang

menggunakan jalur online tersebut. 7 Ibid. Sedangkan menurut P. Bakker (2005), hanya tujuh. Lebih lanjut, lihat:

Bakker, P. (2005, Maret). Dutch Media. Amsterdam: University of Amsterdam

(Department of Communications). 8 Op.cit., hal. 2.

Page 12: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 10

Penurunan tiras tersebut diperkirakan akibat menurunnya

kuantitas pembaca meskipun angka pembaca di Belanda masih

cukup tinggi dibandingkan dengan rasio pembaca koran di negara

lain. Dalam tahun 2004, setiap 100 kepala rumah tangga, 59

membaca koran. Artinya, ada sekitar 4 juta eksemplar koran beredar

setiap hari, di mana hampir separuhnya adalah koran nasional

tersebut di atas.

Fluktuasi tiras ini—walaupun memperlihatkan trend

penurunan—terjadi hampir pada semua koran baik nasional maupun

regional. Hal itu bisa diamati dari data P. Bakker (Maret 2005) di

bawah ini:

Tabel 1: Sirkulasi Koran Nasional 1996 – 2004

1996 2000 2004

De Telegraaf 760,000 808,000 727,000

Algemeen Dagblad 401,000 360,000 283,000

de Volkskrant 368,000 346,000 306,000

NRC Handelsblad 272,000 272,000 254,000

Trouw 122,000 126,000 108,000

Reformatorisch Dagblad 57,000 58,000 59,000

Nederlands Dagblad 30,000 32,000 35,000

Total 2,010,000 2,002,000 1,772,000

TahunKoran

Dari tabel di atas, hanya tiras Reformatorisch Dagblad dan Nederlands

Dagblad yang menunjukkan pertumbuhan yang stabil dalam periode

1996-2004 tersebut.

Page 13: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 11

Tabel 2: Sirkulasi Koran Regional 2000 – 2004

2000 2004

Dagblad De Limburger (Telegraaf ) 174,000 156,000

De Gelderlander (Wegener) 161,000 185,000

Brabants Dagblad (Wegener) 156,000 148,000

Noordhollands Dagblad (Telegraaf ) 156,000 152,000

BN/De Stem (Wegener) 145,000 134,000

Twentsche Courant Tubantia (Wegener) 137,000 134,000

Dagblad ven het Noorden (NDC) 134,000 168,000

Eindhovens Dagblad (Wegener) 124,000 121,000

Haagse/Goudse Courant (Wegener) 119,000 98,000

Leeuwarder Courant (NDC) 112,000 112,000

Rotterdams Dagblad (PCM) 102,000 90,000

Total 1,522,000 1,500,004

KoranTahun

Di tengah trend penurunan tiras koran regional di atas, ternyata dua

harian menunjukkan peningkatan sirkulasi yang signifikan dalam

kurun 2000-2004, yaitu: De Gelderlander dan Dagblad ven het

Noorden.

Menurut variabel ketiga, ‘warna’ koran di Belanda bisa dibagi

menjadi 3 spektrum utama, yaitu koran berkualitas menengah dan

‘populer’, yang secara politik cenderung kanan; liberal; dan kiri. Yang

termasuk koran ‘populer’ adalah De Telegraaf dan Algemeen Dagblad.

Cirinya antara lain, lebih berwarna-warni, headline berukuran besar,

serta lebih banyak memuat berita kriminalitas dan bisnis hiburan.

Pada ranah ini, de Volkskrant, NRC Handelsblad, dan Trouw

dianggap—setidaknya oleh pembacanya—sebagai koran

‘berkualitas.’ Sementara itu, secara politik, NRC Handelsblad masuk

dalam kategori koran liberal, de Volkskrant dan Trouw termasuk

dalam spektrum politik kiri. Sedangkan, selain De Telegraaf dan

Page 14: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 12

Algemeen Dagblad yang juga secara politik cenderung kanan adalah

koran Kristen sayap-kanan: Reformatorisch Dagblad dan Nederlands

Dagblad.

Dari konteks pilarisasi (verzuiling) dalam budaya Belanda, R.B.

Andeweg dan R.A. Irwin (1993:30) memetakan kategori ‘warna’

koran menurut pilar-pilar berikut:

Tabel 3: ‘Warna’ Koran menurut Pilarisasi

Pilar

Katolik Protestan Sosialis Liberal

de Volkskrant Trouw Het Parool NRC Handelsblad

Di akhir tahun 1960-an mulai terjadi proses depilarisasi. Cirinya

antara lain: (1). Menurunnya peran agama dan ideologis dalam pilar

atau subkultur, misalnya, de Volkskrant mengganti motto-nya dari

‘Koran Katolik Belanda’ menjadi harian yang berhaluan kiri-tengah;

(2). Jumlah dan magnitue organisasi non-pilar berubah; (3).

Keterpaduan antar pilar melemah; (4). Pemisahan (apartheid) sosial

berkurang; dan (5). Pilarisasi tidak lagi dianjurkan oleh para elit.9

Meskipun perubahan sosial tersebut terjadi cukup dramatis dan

meluas, tetapi pilarisasi masih tetap meninggalkan bekas dalam

budaya Belanda, termasuk dalam dunia politik dan media.

9 Andeweg, R.B dan G.A. Irwin, op.cit., hal. 44-45.

Page 15: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 13

4. ‘Warna’ Koran: Perspektif Ideologis

Tinjauan terhadap bagian ini dianggap penting karena ia bisa

membantu memperlihatkan ‘benang-merah’ antara ‘warna’ koran

dengan ideologi partai-partai politik tertentu. Dengan demikian,

setidaknya bisa dilihat keterkaitan antara ‘warna’ koran dengan figur

politik menurut kacamata ideologis.

Apa itu ideologi? Menurut David McLellan (1986) ideologi adalah

konsep yang sulit diraba dan paling terselubung dari keseluruhan

ilmu-ilmu sosial.10 Makna-makna ideologi antara lain: sebuah sistem

keyakinan politik; perangkat gagasan-gagasan politik yang

berorientasi pada tindakan; gagasan kelas penguasa; pandangan-

dunia (worldview) kelas sosial atau kelompok sosial tertentu;

gagasan politik yang merefleksikan atau mengartikulasikan

kepentingan kelas atau kelompok sosial tertentu; gagasan yang

mempropagandakan keyakinan palsu di kalangan orang-orang yang

dijajah dan ditindas; gagasan yang menempatkan seseorang pada

konteks sosial dan menumbuhkan perasaan bahwa dirinya milik

kolektif; perangkat resmi gagasan yang digunakan untuk

melegitimasi sistem politik atau rezim; sebuah doktrin politik

totalitas yang memonopoli kebenaran; dan perangkat gagasan politik

yang abstrak dan sistematis.

Sementara itu, kita melihat adanya spektrum politik kanan dan

kiri. Spektrum politik kanan atau kiri berakar pada Revolusi Prancis,

yang didasarkan pada susunan tempat duduk berbagai golongan

dalam pertemuan-pertemuan awal Estates General tahun 1787. Para

10 Lihat: D. McLellan (1986). Ideology, Milton Keynes: Open University Press, hal.1.

Page 16: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 14

aristokrat yang mendukung raja duduk di sebelah kanan raja,

sedangkan anggota Third Estates duduk di sebelah kiri. Sistem ini

dilanjutkan dalam penyusunan kursi di National Assemblée Prancis.

Dengan demikian, istilah ‘kanan’ segera dipahami sebagai reaksioner

atau monarkis, dan ‘kiri’ dianggap revolusioner atau berpihak pada

egaliterisme.

Tetapi dalam sistem politik modern yang semakin kompleks,

klasifikasi sederhana ini cenderung kurang tepat lagi. Oleh karena itu

dirumuskan beberapa model untuk memilah spektrum politik

berdasarkan ideologi masing-masing. Diantaranya adalah spektrum

linear, spektrum tapal-kuda, dan spektrum dua-dimensi.

Spektrum linear sangat lazim digunakan untuk mencerminkan

berbagai nilai politik yang berbeda atau membandingkan beragam

pemikiran tentang kebijakan ekonomi. Yang berada di sebelah kiri

dianggap berkomitmen pada kesetaraan dan optimis untuk

mencapainya. Sedangkan yang berada di sebelah kanan menolak

kesetaraan, memang tidak menginginkan kesetaraan, atau

berpandangan bahwa hal tersebut suatu kemustahilan.

Sedangkan menurut model tapal-kuda, rezim komunis dan fasis

mengembangkan pola perubahan yang represif dan otoriter, atau

sering digambarkan sebagai penguasa ‘totaliter.’ Dalam spektrum ini,

ujung-ujung yang ekstrim di kiri dan kanan saling mendekat

sekaligus menjauh dari ‘demokrasi’ yaitu liberalisme, sosialisme dan

konservatisme.

Page 17: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 15

Berikutnya adalah spektrum dua-dimensi. Model ini awalnya

dikembangkan oleh Hans Eysenck (1964).11 Garis horizontal

digunakan untuk memisahkan antara kanan dan kiri, dan garis

vertikal digunakan untuk mengukur sikap politik antara ‘garis-keras’

atau ‘otoriter’ dan ‘garis-lunak’ atau ‘demokratis.’

Grafik 1: Spektrum Ideologi Dua-Dimensi12

� Otoriter

� Stalinisme

� Kanan-Baru

� Kiri � Kanan

� Sosial-Demokrasi

�Kapitalisme-Anarkis

� Kebebasan

Di level Eropa dan EU—berdasarkan oritentasi dan warna ideologis

politiknya—secara umum W. Nordsieck (2002)13 mengklasifikasikan

partai-partai politik ke dalam beberapa kategori. Kategori Nordsieck

ini kemudian kami modifikasi sesuai kondisi politik kontemporer di

Belanda ke dalam tabel berikut.

11 Dari: H. Eysenck (1964). Sense and Nonsense in Psychology, Harmondsworth:

Penguin. 12 Ibid. 13 Dari: W. Nordsieck (2002). ‘Parties and Elections in Europe’, pada:

http://www.parties-and-elections.de.

Page 18: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 16

Tabel 4: Ideologi dan Partai Politik

Ideologi Keterangan Partai Politik14

Sosial-

demokrat

Kelompok kiri yang berideologi

sosialis, secara tradisional memiliki

ikatan yang cukup kuat dengan

serikat-serikat pekerja, mengikuti

nilai-nilai sosialis moderat dan

demokratis serta ideologi sosial-pasar

Partai van de Arbeid (PvdA) =

Partai Sosial-demokrat atau

Partai Buruh

Sayap-kiri

sosialis

Pada umumnya menganut nilai-nilai

yang sama dengan sosial-demokrat,

tetapi cenderung lebih radikal

Socialistische Partij (SP) =

Partai Sosialis

Kristen-

demokrat

Partai yang berhaluan kanan-tengah

dan biasanya berdasarkan pada nilai-

nilai Kristiani, menggabungkan nilai-

nilai Kristiani, demokrasi, dan

tradisional dengan ideologi pasar yang

moderat

Christen Democratisch Appèl

(CDA) = Partao Kristen

Demokrat

Konservatif Mirip Kristen-demokrat karena

menggabungkan nilai-nilai tradisional

dengan ideologi pasar-bebas, lebih

merupakan sayap-kanan daripada

partai yang berideologi Kristen-

demokrat

Staatkundig Gereformeerd

Partij (SGP), Christen-Unie

(CHU)15

Liberal Biasanya merujuk pada tradisi

liberalisme politik yang berkembang

di abad ke-19, menganut nilai-nilai

liberal seperti kebebasan dan

demokrasi yang dikombinasikan

dengan ideologi pasar-bebas

Volkspartij voor Vrijheid en

Democratie (VVD) = Partai

Liberal

Tengah Secara umum cenderung berada di

tengah garis politik yang tidak secara

resmi memperjuangkan nilai-nilai

liberal

Democraten 66 (D66) = Partai

berhaluan sosial-liberal

14 Partai politik yang dijadikan contoh dalam tabel tersebut adalah partai politik

yang memiliki representasi di Parlemen Belanda (Tweede Kamer). 15 Kedua partai yang dikategorikan di atas cenderung ‘fundamentalis’ dalam isu-

isu tertentu.

Page 19: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 17

Ideologi Keterangan Partai Politik14

Hijau Terdiri dari partai-partai yang

berdasarkan pada nilai-nilai

perdamaian, feminisme, pelestarian

lingkungan, demokrasi radikal dan

keadilan sosial

Groenlinks (GL) = Partai Hijau

Ultra-

nasionalis

Merujuk kepada partai-partai yang

berhaluan nasionalis-ekstrim,

senofobis, populis dan otoriter

Lijst Pim Fortuyn (LPF) = Partai

yang didirikan oleh Pim

Fortuyn yang ditembak mati

oleh seorang aktivis

lingkungan tahun 2002

Jika klasifikasi ideologis di atas direfleksikan kepada ‘warna’ sebuah

koran, maka kecederungannya tidak jauh berbeda. Visi dan misi,

paradigma, dan prinsip koran-koran yang ada di Belanda berada atau

analogis dengan kerangka kategori di atas. ‘Warna’ ideologis tersebut

bisa juga dianggap identik dengan ‘warna’ partai-partai politik di atas

meskipun inferensi ini sedikit simplifikatif.

5. Metodologi

Metodologi yang kami gunakan adalah: pertama, menyeleksi koran-

koran nasional Belanda yang terbit tanggal 2 Juni 2005. Kemudian

dipilih 3 harian sebagai sampel kajian yang dinilai representatif

terhadap 3 ‘warna’ ideologis yang ada yaitu: Algemeen Dagblad

mewakili koran dengan ‘warna’ yang cenderung kanan, NRC

Handelsblad dengan ‘warna’ liberal, dan de Volkskrant dengan

‘warna’ kiri. Liputan dan tulisan yang berkaitan dengan referendum

dari koran sampel ditabulasi untuk analisis sesuai dengan klasifikasi

‘warna’ koran Belanda menurut P. Bakker (Maret 2005). Materi yang

Page 20: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 18

termasuk ke dalam analisis mencakup editorial, opini, pendapat,

komentar, respon, atau analisis berita yang dibuat atau ditulis oleh

tokoh publik atau politik di Belanda yang dimuat dalam Algemeen

Dagblad, NRC Handelsblad, dan de Volkskrant yang terbit sehari

setelah referendum.

Kajian ini bersifat empiris sehingga ia tidak berada dalam

kerangka teoritis analisis media tertentu, apakah itu analisis

semiotis, Marxis, kritik psikoanlalitis, ataupun analisis sosiologis.16

Yang menjadi parameter dalam analisis adalah pendekatan yang

bersifat kuantitatif dan kualitatif. Karena kajian ini bersifat empiris,

kedua terminologi tadi kami pahami secara fleksibel dan kerangka

analisis tersebut tidak bersifat kaku dan digunakan—jika

diperlukan—secara berkelindan.

16 Lebih lanjut tentang berbagai pendekatan analisis media ini, antara lain, lihat:

A.A. Berger (2005). Media Analysis Techniques. London: Sage Publications, Inc.

Page 21: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 19

BAB II

1. Temuan dan Interpretasi

Dari ketiga koran yang terbit tanggal 2 Juni 2005 tersebut, Algemeen

Dagblad terdiri dari 3 bagian, yaitu koran utama (halaman 1-10),

bagian Economie (halaman 11-22), dan suplemen Sport Wereld

(ukuran tabloid, halaman 1-20). Sedangkan NRC Handelsblad terdiri

dari 2 bagian: koran utama (halaman 1-14) dan bagian Economie

(halaman 15-26). Sementara itu, de Volkskrant terdiri dari 3 bagian:

koran utama (halaman 1-16), bagian Voorkant (halaman 17-24) dan

suplemen Kunst (ukuran tabloid, halaman 1-32). Klasifikasi bagian-

bagian koran seperti ini tidak secara khusus karena adanya

referendum sehari sebelumnya tetapi lebih karena itulah format

terbitan masing-masing koran pada hari Kamis (2 Juni 2005). Fakta

lain adalah tersedianya 3 halaman pertama yang secara eksklusif

memuat atau hampir sepenuhnya didominasi berita, dll. yang

berkaitan dengan referendum.

Selanjutnya, pembahasan pada bagian ini dibagi menjadi 2, yaitu

pembahasan yang berkaitan dengan isu-isu yang termasuk ke dalam

domain pertanyaan analisis pertama dan domain kedua.

2. Domain Pertama

Dari segi frekuensi liputan dan tampilan, NRC Handelsblad lebih

unggul, sedangkan Algemeen Dagblad menempati urutan terakhir.

Lebih rinci, lihat grafik di bawah ini.

Page 22: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 20

Grafik 2: Jumlah Liputan

17

36 35

AD NRC de V

AD NRC de V

Tetapi, kalau ditelusuri lebih dalam, sebenarnya secara relatif de

Volkskrant bisa dikatakan yang paling banyak memuat liputan dan

tampilan dalam kategori ini. Mengapa demikian? Frekuensi NRC

Handelsblad hanya unggul 1 liputan daripada de Volkskrant yang

terbit pagi. Sebagai koran sore, maka NRC Handelsblad wajar lebih

unggul dari segi kuantitas liputan karena memiliki lebih banyak

waktu untuk mendapatkan berita atau opini dan perkembangan

relevan yang lebih mutakhir dibandingkan de Volkskrant.

Page 23: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 21

Tabel 5: Kategori Liputan

Kategori Koran

AD NRC de V

Bar headline 1 3 3

Visual17

14 11 20

Berita dan reportase 10 14 15

Analisis berita 0 2 0

Analisis18

1 9 12

Sumber internal19

10 18 20

Sumber eksternal 3 7 9

Menurut kategori liputan, ketiga koran tadi dikomparasi ke dalam 7

variabel, yaitu bar headline, visual, berita dan reportase, analisis

berita, analisis, sumber internal dan sumber eksternal. Penjelasan

yang relevan dari variabel ini bisa dilihat pada catatan-kaki

(footnotes). Secara kuantitatif, fakta dan realitas dalam kategori ini

bisa dilihat pada Tabel 4 di atas.

Bar headline, sebagaimana tampilan visual lainnya cukup

mempengaruhi pembaca. Dari segi ini, terlihat bahwa NRC

Handelsblad sedikit lebih optimal memanfaatkan aspek psikologis

pembaca ini. Dan NRC Handelsblad satu-satunya koran sampel yang

memuat 2 rubrik analisis berita (nieuwsanalyse). Tetapi dari kategori

yang lain, yakni berita dan reportase, analisis, sumber internal dan

eksternal, de Volkskrant mengungguli Algemeen Dagblad dan NRC

Handelsblad. Fakta ini memperkuat asumsi, setidaknya di kalangan

17 Yang termasuk kategori visual antara lain foto, tabel, grafik, dan karikatur. 18 Termasuk dalam klasifikasi analisis ini adalah opini dan komentar. 19 Mencakup wartawan, redaksi, kolumnis dan karikaturis yang secara rutin

menulis di koran yang bersangkutan.

Page 24: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 22

pembacanya, bahwa de Volkskrant—disamping NRC Handelsblad—

memang termasuk koran yang ‘berkualitas.’ Bahkan oplah 2 Juni

2005 itu hampir menempatkan de Volkskrant ke dalam kategori

koran yang heavily opinionated—sebuah kategori yang berkonotasi

agak negatif dalam konteks demokrasi dan liberalisme Barat.

Sedangkan dari segi posisi berita pada halaman pertama, ketiga

koran tersebut secara kuantitas menempatkan jumlah yang hampir

sama: Algemeen Dagblad menampilkan 5 liputan, 6 tampilan dalam

NRC Handelsblad, dan 5 liputan dalam de Volkskrant. Penempatan

berita di halaman pertama ini sangat signifikan karena merefleksikan

bahwa nilai berita atau opini yang bersangkutan sangat tinggi dan

penting.

3. Domain Kedua

Domain kedua ini berkaitan dengan pertanyaan: Apakah liputan dan

opini koran sampel konsisten dengan ‘warna’ ideologisnya? Untuk

mengukur aspek ini, kami menggunakan 2 parameter, yaitu sikap

figur publik dan politik yang diliput dan opini koran sampel.

Parameter pertama menggunakan 2 indikator yaitu: sikap figur

publik dan politik, dan frekuensi munculnya figur politik. Secara

murni, koran diasumsikan akan cenderung memunculkan figur

publik dan politik yang sama atau sejalan dengan ‘warna’

ideologisnya. Disamping itu, ‘warna’ ideologis sebuah koran bisa juga

diidentifikasi dari pemunculan figur-figur politik—karena

referendum adalah sebuah aktivitas politik—yang sama atau

bersinggungan dengan visi dan misi koran yang bersangkutan. Inilah

Page 25: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 23

yang menjadi pertimbangan mengapa kami menggunakan kedua

indikator tersebut. Tetapi kedua asumsi ini bisa berubah kalau ada

faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Untuk mendapatkan data menurut indikator pertama yaitu

kategori sikap figur publik dan politik kami melakukan tabulasi.

Kriteria figur yang dipilih adalah yang sikapnya dikutip langsung

oleh koran. Menurut klasifikasi ini, diperoleh sikap 28 figur dari

Algemeen Dagblad, 52 figur dari NRC Handelsblad, dan 29 figur dari

de Volkskrant. Sikap ini dibagi 2: sikap terhadap konstitusi dan sikap

terhadap hasil referendum. Ukuran sikap yang digunakan adalah

skala Likert, yang terdiri dari angka 1 hingga 5, di mana angka 1 =

sangat tidak setuju atau sangat kecewa, angka 2 = tidak setuju atau

kecewa, angka 3 = biasa saja, angka 4 = setuju atau gembira, dan

angka 5 = sangat setuju atau sangat gembira.

Dari data yang ada, secara kuantitatif NRC Handelsblad memuat

sikap figur publik dan politik yang positif20 yang paling banyak

terhadap konstitusi, yaitu 26 poin (negatif 17 poin), de Volkskrant 18

poin (negatif 7 poin), dan Algemeen Dagblad 16 poin (negatif 9 poin).

Lebih lanjut, lihat grafik di bawah ini.

20 Sikap positif ini adalah apresiasi setuju dan sangat setuju dengan konstitusi.

Sedangkan sikap negatif adalah preferensi tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Page 26: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 24

Grafik 3: Sikap terhadap Konstitusi

7

23

8 8

11

6

9

18

8

6

1

5

9 9

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

STS TS BS S SS

AD

NRC

de V

STS = Sangat Tidak

Setuju

TS = Tidak

Setuju

BS = Biasa

Saja

S =

Setuju

SS = Sangat

Setuju

Dari segi sikap figur publik dan politik terhadap hasil referendum, de

Volkskrant yang memuat paling sedikit sikap yang positif, yaitu 8

poin (negatif 15 poin), NRC Handelsblad 18 poin (negatif 21 poin),

Algemeen Dagblad 11 poin (negatif 12 poin). Dari hasil ini, terlihat

bahwa jarak antara sikap yang negatif dan positif terhadap hasil

referendum dalam de Volkskrant sangat lebar. Sedangkan pada NRC

Handelsblad dan Algemeen Dagblad jarak tersebut sangat dekat dan

hampir seimbang. Grafik berikut mendeskripsikan sikap terhadap

hasil referendum secara kuantitatif.

Page 27: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 25

Grafik 4: Sikap terhadap Hasil Referendum

5

8

43

87

14 14

5

12

7 7 7

2

6

0

2

4

6

8

10

12

14

16

SK K BS G SG

AD

NRC

de V

SK = Sangat

Kecewa

K =

Kecewa

BS = Biasa

Saja

G =

Gembira

SG = Sangat

Gembira

Tetapi, secara umum semua koran sampel lebih banyak memuat

sikap figur yang negatif terhadap hasil referendum.

Menurut indikator kedua yaitu frekuensi pemunculan figur

politik oleh koran sampel, ternyata hanya NRC Handelsblad yang bisa

dikatakan konsisten dengan ‘warna’-nya sebagai koran yang liberal.

Hal itu bisa terlihat dari tingginya frekuensi kemunculan figur politik

dari VVD yang merupakan partai berhaluan liberal di Belanda.

Sedangkan kedua koran sampel yang lain, tingkat konsistensinya

tidak begitu tinggi. (Data secara lengkap bisa dilihat pada tabel di

bawah ini).

Page 28: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 26

Tabel 6: Frekuensi Pemunculan Figur Politik

Koran Frekuensi Figur Politik

CDA VVD PvdA SP LPF D66 GW CHU Kiri21

Kanan22

Nas23

AD 4 3 2 3 1 1 1 1 5 2 1

NRC 4 6 2 5 2 1 1 1 4 2 1

de V 4 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1

Disamping itu, pada Tabel 7 terlihat bahwa frekuensi pemunculan

dan sikap figur publik ternyata mengindikasikan tingkat konsistensi

yang tidak terlalu tinggi dengan ‘warna’ koran. Hanya Algemeen

Dagblad yang terlihat cukup konsisten dalam indikator tersebut yaitu

sangat tidak setuju dengan konstitusi dan sangat gembira dengan

hasil referendum. Sementara itu, sikap figur publik dalam NRC

Handelsblad dan de Volkskrant bisa dikatakan berada pada 2 kubu

yang cukup berbeda di mana terhadap konstitusi mereka bersikap

biasa saja atau sangat tidak setuju tetapi mengaku gembira terhadap

hasil refrendum.

Tabel 7: Frekuensi Pemunculan dan Sikap Figur Publik

Koran Frekuensi Sikap

Konstitusi Hasil Referendum

AD 4 Sangat Tidak Setuju Sangat Gembira

NRC 16 Biasa Saja Gembira

de V 8 Sangat Tidak Setuju Gembira

21 Figur yang berasal dari partai politik luar negeri yang dikategorikan beraliran

kiri yaitu: Partai Buruh Inggris, Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Komunis

Italia, Partai Sosialis Spanyol. 22 Figur yang berasal dari partai politik luar negeri yang dikategorikan beraliran

kanan: Liga Nord Italia dan Partai Konservatif Inggris. 23 Figur yang berasal dari partai politik luar negeri yang dikategorikan beraliran

nasionalis: Kelompok Gaulis Prancis

Page 29: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 27

Tetapi tingkat konsistensi itu sendiri bisa ditafsirkan secara relatif

karena bersifat kuantitatif. Artinya, signifikansi statistik bisa saja

belum mencerminkan ‘warna’ koran yang sesungguhnya karena

kadang-kadang pesan kuantitatif bisa dikalahkan oleh liputan atau

opini yang kualitatif. Banyak faktor dan aspek lain yang bisa

mempengaruhinya sehingga muncul anomali tadi seperti tingginya

nilai berita yang melekat pada diri figur politik tertentu, hasil atau

peristiwa yang dramatis atau sesuatu yang kontroversial, dll. Dengan

kata lain, sebuah anomali tidak bisa serta-merta menjelaskan ‘warna’

sebuah koran dari waktu-ke waktu dalam jangka panjang. Alasan

inilah yang kami anggap bisa menjelaskan mengapa secara

kuantitatif Algemeen Dagblad dan de Volkskrant terlihat kurang

konsisten dengan ‘warna’ sebagaimana yang sudah diuraikan pada

bagian sebelumnya.

Sekarang kita masuk dalam analisis dengan parameter kedua

yaitu opini koran sampel. Dalam perspektif ini, ternyata secara

kuantitatif ‘warna’ ideologis masing-masing koran tidak bisa diukur

secara pasti. Tetapi yang bisa diinterpretasi secara kualitatif adalah

apakah koran yang bersangkutan setuju atau menolak konstitusi;

atau kecewa atau gembira dengan hasil referendum. Kalau ini

batasan yang digunakan maka jelas terlihat bahwa opini dalam

Algemeen Dagblad mengindikasikan bahwa koran tersebut kurang

sepakat dengan konstitusi dan bersuka cita dengan hasil

kemenangan pendukung ‘nee.’ Misalnya di halaman pertama,

headline-nya ditulis dalam ukuran besar ‘Vernietigend NEE’ (‘TIDAK

yang mematikan’). Di halaman 2 dan 3 terdapat judul ‘Angst in

Page 30: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 28

Brussel na nee’ (‘Brussel ketakutan setelah ‘nee’’) dan ‘Den Haag likt

zijn eigen wonden’ (‘Politik di Den Haag menjilat lukanya sendiri’).

Secara visual, sikap Algemeen Dagblad juga dengan jelas

mencerminkan kegembiraannya terhadap hasil referendum. Salah

satu foto di halaman 2 memperlihatkan seorang penulis terkenal di

Belanda sedang menuntun keledainya menuju kotak suara untuk

memilih ‘nee.’ Di halaman 4 sebuah foto berukuran besar melukiskan

pendukung SP sedang bersuka-cita atas kemenangan kelompok

penentang konstitusi. Hal ini sangat kontras dengan penempatan foto

berukuran besar PM Balkenende di halaman pertama dengan wajah

dan mimik kecewa. Kesan ini secara implisit menunjukkan bahwa

Algmeen Dagblad cukup konsisten dengan ‘warna’-nya sebagai koran

populer.

Sementara itu, NRC Handelsblad selain secara kuantitatif juga

kualitatif memperlihatkan tingkat konsistensi yang cukup tinggi.

Headline NRC Handelsblad juga tidak terlalu hiperbolik atau

bombastis. Pada halaman pertama headline NRC Handelsblad ditulis

‘Kabinet neemt nee tegen Grondwet over’ (‘Pilihan nee terhadap

konstitusi kini di tangan kabinet’), ‘Parlement twijfelt aan zichzelf na

referendum’ (‘Parlemen sendiri ragu setelah referendum’), ‘Brussel

tracht crisis te bezweren’ (‘Brussel mencoba menyelesaikan krisis’).

Headline pada halaman 3 ditulis ‘Teleurgesteld, maar geen drama’

(‘Kecewa, tetapi bukan drama’), ‘Balkenende: ‘een duidelijk signaal’

(‘Balkenende: ‘sebuah sinyal yang kuat’’). Pada editorial di halaman 9

terdapat headline ‘Afwijzing...en nuchterheid’ (‘Penolakan...dan kepala

dingin’), dan opini pada halaman yang sama ‘Nederland is zijn kompas

Page 31: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 29

kwijt’ (‘Belanda kehilangan arah’). Pada bagian Economie di halaman

15, headline NRC Handelsblad ditulis ‘Ook euro wankelt na klap van

referenda’ (Euro juga terpukul oleh hasil referendum’). Koran ini

tidak memunculkan foto di halaman pertamanya, yang ada hanya

grafik.

Kalau diperhatikan, de Volkskrant tampaknya sedikit kecewa

dengan hasil referendum. Substansi opini yang muncul adalah

mencari alasan dan penyebab mengapa kelompok ‘ja’ kalah dan

sedikit bernuansa apologetik. Headline di halaman pertamanya

antara lain ‘Overweldigend nee tegen Grondwet’ (Kemenangan telak

menolak konstitusi’), ‘Europese Unie geplaagd door veenbrand’ (‘Uni-

Eropa dilanda ketidakpastian’), dan ‘De gewone man rekent af’

(‘Rakyat yang menentukan’), ‘Kiezer weet: dit is serieus’ (‘Pemilih

sadar bahwa ini persoalan serius’), di halaman 2, ‘Kloof tussen burger

en politiek wreekt zich’ (‘Jurang antara rakyat dan politik semakin

lebar’). Tiga headline yang terakhir ini secara implisit

mengindikasikan bahwa de Volkskrant cenderung ke kiri di mana

rakyat yang seharusnya lebih berperan dalam proses ratifikasi

konstitusi Eropa.

Secara visual, pada halaman pertama de Volkskrant terdapat foto

PM Balkenende dengan mimik kecewa, dengan latar belakang foto

berwarna gelap. Sedangkan pada halaman 3 terdapat foto 2 orang

politisi PvdA sedang membagikan selebaran kepada orang yang

lewat agar datang ke kotak suara dan memilih ‘ya.’

Page 32: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 30

BAB III

Kesimpulan

Dari analisis dan temuan di atas, bisa ditarik beberapa kesimpulan.

Pertama, ketiga koran sampel memuat berita dan liputan terhadap

hasil referendum dalam cakupan yang sangat luas dalam konteks

proporsional. Tiga atau bahkan empat halaman pertama disediakan

secara ekslusif untuk itu.

Kedua, fenomena anomali elektorat ternyata juga menembus

dunia media, yang dalam kajian ini koran Belanda yang dijadikan

sampel. Dari perspektif kuantitatif, anomali tersebut berupa—pada

derajat yang bervariasi—inkonsistensi antara ‘warna’ ideologis

koran dengan liputan dan opini figur publik dan politik.

Tetapi dengan pendekatan kualitatif kesulitan ini setidaknya bisa

teratasi sehingga benang merah konsistensi antara sikap dan ‘warna’

koran sampel bisa dilihat lebih jelas. Analogis dengan spektrum

ideologi partai politik adalah agak sulit untuk menggunakan ukuran

ideologis dalam menjelaskan fenomena ini secara kuantitatif karena

klasifikasi ideologis kiri-tengah-kanan terlalu sederhana untuk

menjelaskan mengapa para elektorat memilih ‘ya’atau ‘tidak’ dalam

referendum. Di Belanda partai-partai di parlemen yang secara resmi

menolak antara lain SP, LPF, Groep Wilders dan ChristenUnie.

Artinya, secara ideologis partai-partai tersebut berada di seluruh

spektrum politik yang ada. Begitu pula spektrum ideologis partai-

partai yang secara resmi mendukung konstitusi. (Lihat Lampiran 3:

Pilihan Konstituen menurut Partai Politik).

Page 33: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 31

Sekali lagi, dengan pendekatan kualitatif jawaban yang lebih jelas

bisa diberikan. Ini tampaknya juga sebagai sebuah refleksi bahwa

‘makhluk’ yang bernama Uni-Eropa memang merupakan sebuah

organisasi yang sangat unik dan kompleks sehingga menimbulkan

persepsi yang sangat variatif dalam spektrum ideologis politik di

Belanda.

Ketiga, adanya kecenderungan yang reliable antara sikap figur

publik dan politik terhadap konstitusi dan referendum. Dari data

yang ada, bisa dikatakan bahwa semakin positif sikap figur terhadap

konstitusi maka semakin tinggi tingkat kekecewaannya dengan hasil

referendum. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif sikap figur

terhadap konstitusi maka semakin tinggi pula kadar kegembiraannya

terhadap hasil referendum.

Page 34: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 32

Referensi

Andeweg, R.B. dan G. A. Irwin (1993). Dutch Government and Politics.

Hampshire: The Macmillan Press Ltd.

Bakker, P. (2005, Maret). Dutch Media. Amsterdam: University of

Amsterdam (Department of Communication)

Berger, A.A. (2005). Media Analysis Techniques. London: Sage

Publications, Inc.

Buurke, S. (2000). The Dutch Media Landscape. Maastricht: European

Journalism Centre.

Eysenck, H. (1964). Sense and Nonsense in Psychology.

Harmondsworth: Penguin.

Law.Com Dictionary, pada: http://dictionary.law.com [Diakses 6 Juni

2005].

McLellan, D. (1986). Ideology, Milton Keynes: Open University Press.

Nederlandse Regering (2005, April). ‘Het referendum.’ Grondwet

Krant. Den Haag, OBT b.v.

Nordsieck, W. (2002). ‘Parties and Elections in Europe,’ pada:

http://www.parties-and-elections.de [Diakses 4 Juni 2005].

PvdA (2005, 30 Mei). ‘Eerste reactie PvdA op het Franse nee bij

referendum over de grondwet.’ Partij van de Arbeid.

Referendumcommissie (2005, April). Samenvatting van het verdrag

tot vaststelling van een grondwet voor Europa. Den Haag:

Referendumcommissie.

Page 35: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 33

Lampiran 1: Tabulasi Liputan

Algemeen Dagblad

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

1. 38% voor, 62% tegen Bar headline 1

2. Vernietigend NEE. Politiek

geschokt over afwijzing van

Grondwet (Dilengkapi foto

Balkenende dengan mimik sedih

serta caption: ‘Premier

Balkenende verbijt zijn

teleurstelling na het

ondubbelzinnige nee van de

bevolking.’)

Berita 1 Redaksi

Politik (AD),

foto dari Pim

Ras

Den Haag

3. Aftreden Commentaar

onafhankelijk

1

4. Opkomst Grafik 1 AD ANP

5. Goedemorgen!, ‘Nee dus’ Karikatur 1

6. Angst in Brussel na nee Berita (Referendum

Europese Grondwet)

2 Koresponden

AD

Brussel

7. Europese leiders onthutst Berita (Referendum

Europese Grondwet)

2 Koresponden

AD

Berlin

8. Smullen van een Nederlands ‘nee’

(Dilengkapi dengan foto dengan

caption: ‘Het gebouw van de

Tweede Kamer wordt belegerd

door satellietwagens van

buitenlandse media. Op de

enorme bank waar mensen ijs en

patat zitten te eten, staat het

eerste artikel uit de Nederlandse

Grondwet, over het

discriminatieverbod.’)

Berita (Referendum

Europese Grondwet)

2 Sandra

Donker dan

Bas van Sluis

Den Haag.

Caption yang

dicetak

besar:

‘Wereldpers,

van Japan tot

Finland,

strijkt neer in

Den Haag.’

9. Blanco stemmen niet eenvouding Berita (Referendum

Europese Grondwet)

2 Berisi berita-

berita terkait

referendum,

ada pula:

‘Hirsi Ali

stemt in

Breda’,

dilengkapi

foto politisi

VVD

tersebut.

Page 36: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 34

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

10. ‘Ezel stemt tegen’ Foto satiris di kotak

suara di Den Dolder

2 Foto FBF.NL

11. Architecten van grondwet baalen

als een stekker

Berita (Referendum

Europese Grondwet)

2 Frans

Boogaard

(Koresponde

n AD)

Brussel

12. Crisis van de mokkende burger Analisis (Referendum

Europese Grondwet)

3 Jaap Jansen Den Haag

13. Referenda bepleit over

rekeningrijden en Borselle

Berita (Referendum

Europese Grondwet)

3 Redaksi

politik

Den Haag

14. ‘Feest bij de SP’ dengan caption:

‘SP’ers juichen als de uitslag van

het referendum bekend wordt.

De partij kwam bijeen in Artis,

met onder anderen de

Kamerleden Agnes Kant (rechts)

en Krista van Velzen (vierde van

rechts.’)

Berita foto 3 Foto: ANP

15. Den Haag likt zijn wonden. Nee-

kamp viert ‘feest van de

democratie’

Berita (Referendum

Europese Grondwet)

3 Redaksi

politik

Den Haag.

Terdapat

grafik: ‘Wie

stemde

wat?’

16. Tegen overheerst in ‘Europees’

Vaals (Dilengkapi dengan foto

titik perbatasan 3 negara, dengan

caption: ‘Het drielandenpunt.’)

Berita (Referendum

Europese Grondwet)

3 Olaf van

Joolen, foto

dari ANP

Vaals

17. Uitslag referendum per gemeente Berita (Binneland) 4 Hasil

sementara

referendum

Page 37: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 35

NRC Handelsblad

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

1. Hoge referendum, 61,6

procent tegen, Brussels:

geen paniek

Bar headline 1

2. Nederland stemt tegen

Europese Grondwet

Tabel dan grafik 1 Berwana dan

mencakup

banyak

variabel

3. Kabinet neemt nee tegen

Grondwet over

Berita 1 Redaksi

politik (NRC)

Den Haag

4. Parlement twijfelt aan

zichzelf na referendum

Analisis berita 1 Harm van

den Berg,

René

Moerland

(Redaktur

NRC)

Den Haag

5. Brussel tracht crisis te

bezweren

Berita 1 Mark

Kranenburg

(Koresponde

n NRC)

Brussel

6. Kamagurka Karikatur 1 Kamagurka Rotterdam

7. Nederland zegt nee.

Pleidooi voor lagere

afdracht aan Europese

Unie. Euroscepsis is niets

nieuws. SP viert feest in

Amsterdam

Bar headline 2

8. Bot tegen lagere bijdrage.

Premier wil vermindering

EU-bijdrage

Europa/berita 2 Redaktur NRC Den Haag

9. Reacties (reaksi dari tokoh-

tokoh

politik/pemerintahan)

Berita 2

10. ‘Heel goed gedaan, Harry’

(Dilengkapi foto, dengan

caption: ‘Anja Meulenvelt

(SP-senator) en Agnes Kant

(Tweede-Kamerlid) te

midden van andere

feestende SP’ers in

Amsterdam’)

Berita 2 Inger Kuin,

foto dari AP

Amsterdam

11. Nederland is nettobetaler Berita 2 Koresponden Brussel

Page 38: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 36

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

NRC (tidak

ada

kaitannya

dengan

referendum)

12. Tussen Nederland en

Europa gaapt al langer een

gat

Berita 2 Redaktur

Eropa

Brussel

13. Utrecht is wel tegen

koopzondag

Berita 2 Redaktur NRC Utrecht

14. ‘Slecht nieuws voor een

hechter Europa’, Europese

leiders zoeken oorzaak

Nederlands nee

Berita 2 Koresponden

NRC

Rotterdam

15. ‘De Nederlanders hebben

zich walgend afgekeerd

van Europa’

Berita 2 Koreponden

NRC

Rotterdam

16. Nederland zegt nee. Politici

opgetogen over opkomst.

informatiebombardement

haalde weinig uit. Verlies

zonder grote drama’s

Bar headline 3

17. Partijen: stemming groot

succes

Berita 3 Redaktur

politik NRC

Den Haag

18. De nederlaag voedt in

Kamer de zelftwijfel

Analisis 3 Sambungan

dari hal. 1

(Analisis

berita)

Caption yang

dicetak

besar:

‘Afwijzing

strot Tweede

Kamer in

identiteitscri

sis.’

19. Teleurgesteld, maar geen

drama (Dilengkapi foto

Balkendende dengan

mimik murung, dan

caption: ‘Premier

Balkenende op de

verkiezingsavond in

Hilversum met zijn naaste

medewerkers en

beveiligingsbeambten.’

Berita 3 Egbert Kalse

(Redaktur

NRC). Foto

dari: Roger

Cremers

Hilversum

20. Balkenende: ‘Een duidelijk

signaal’

Berita 3

Page 39: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 37

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

21. Kamerlid Algra (CDA) wil

nieuw verkiezingen

Berita 3 Redaktur NRC Den Haag

22. Aanhang coalitie heeft

voor gestemd

Grafik 3

23. Meer tegenstand onder

vrouwen

Grafik 3

24. Voolichting hielpd niets Berita 3 Dick van Eijk

(Redaktur

NRC)

Rotterdam

25. Persstemmen over Europa

(Dilengkapi dengan

karikatur karya Wolfgang

Ammer)

Opini 8

26. Brieven over Referendum

Dilengkapi dengan

karikatur karya Stephef)

Opini 8

27. Nederland is zijn kompas

kwijt. De heftige discussies

illustreren hoezeer Europa

buitenland is gebleven

(Dilengkapi dengan

karikatur karya Ruben L.

Oppenheimer)

Opini 9 Ben Knappen,

anggota

Adviesraad

International

e

Vraagstukken

28. De opstand der burgers

duurt voor

Opini 9 Paul Scheffer,

publisis/penu

lis

30. Op drift Opini/Dezer dagen 9 J.L Heldring

31. Afwijzing... ...en

nuchterheid

Opini/editorial 9 Editor

32. Ook euro wankelt na klap

van referenda. Op de

valutamarkt rijzen

voorzichtig vragen op over

de toekomst van de

muntunie

Analisis berita

(Ekonomi)

15 Maarten

Schinkel

Amsterdam

33. Zeg maar nee, dan krijg je

er twee

Lux (kolom) 15 Menno

Tamminga

34. Na het nee Opini

(kolom/Ekonomi)

16 Flip de Kam

35. Ned. 2 (NOS Actueel),

Grondwet ja/nee, 1 Juni,

20.59u

Het beeld 25 Hans

Beerekamp

Page 40: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 38

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

36. ‘De burger moet weer

betrokken worden bij de

politiek, en daar zullen wij

in de toekomst aan

moeten gaan werken’. Jan

Peter Balkenende

Gouden woorden 26 Gerrit Komrij

37. Fokke & Sukke zijn er trots

op Nederlander te zijn

Karikatur Fokke &

Sukke

26 www.foksuk.

nl

Page 41: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 39

de Volkskrant

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

1. Overweldigend nee tegen

Grondwet (Bijna 62

procent van kiezers stemt

tegen, 38 procent voor.

Hoge opkomst: 63.

Balkenende belooft dat

kabinet uitslag zal

respecteren)

Berita 1 Wartawan de

Volkskrant

Den

Haag/Brussel

. Caption

yang dicetak

besar: Bot:

‘We hebben

de burger te

veel door de

strot willen

duwen.’

2. ‘Premier Balkenende

verwerkt woensdagavond

in een studio in Hilversum

de uitslag van het

referendum’

Berita foto 1 Foto oleh

Martijn

Beekman, de

Volkskrant

3. Europese Unie geplaagd

door veenbrand

Analisis 1 Bert Lanting

4. De gewone man rekent af Reportase 1 Wartawan de

Volkskrant:

Ludette el

Barkany dan

Ron Meerhof

Rotterdam

5. Voorbij CA-MU 1 Jan Mulder

6. Referendum Europese

Grondwet. Nederland zegt:

NEE. (Dalam baris ini

terdapat 3 foto, yaitu: José

Manuel Barosso, Wouter

Bos, dan Ellen ten Damme

(artis dan penyanyi pop).

Barosso dikutip: ‘Europa is

niet het probleem, Europa

is de oplossing. Europa

moet doorgaan.’ Bos

dikutip: ‘De burger had het

gevoel op een

voortdenderende trein te

zitten. Nu had hij de kans

eraf te springen.’ Ten

Damme dikutip: ‘Het is

altijd leuker om nee te

zeggen. Mensen zijn van

nature conservative.’)

Bar headline 2

Page 42: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 40

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

7. ‘Stembureau op de markt

van Maastricht gisteren’

Berita foto 2 Foto Vincent

Dekkers

8. ‘Hoek van Holland, met

links een veerboot van de

Stena Line’

Berita foto 2 Foto Martijn

Beekman

9. Verruimd blikveld, toch

nee

Reportase 2 Bart

Jungman

Hoek van

Holand

10. ‘Iederen kon nonsens

uitkramen’

Berita 2 Margreet

Vermeulen

Amsterdam.

Caption yang

dicetak

besar:

‘Nederland

heeft van de

EU een

monster

gemaakt.’

11. EU waarschuwt lidstaten

tegen eenzijdige stappen

Berita 2 Koresponden

de

Volkskrant:

Bert Lanting

Brussel

12. Peijs: EU wordt te groot Berita 2 Wartawan de

Volkskrant

Den Haag

13. Bar headline. Dalam baris

ini terdapat 3 foto, yaitu:

Jan Peter Balkenende, Jan

Marijnissen, Ronald

Plasterk (kolumnis).

Balkenende dikutip: ‘Een

niet mis te verstaan

signaal. We moeten de

burgers betrekken bij het

Europa van de toekomst.’

Marijnissen dikutip: ‘De

minister-president is niet

langer geloofwaardig. Dat

is vandaag weer gebleken.’

Plasterk dikutip: ‘Ik ben

blij, maar ik trek geen fles

champagne open. Het is

triest dat de politici er zo

naast zaten.’

Bar headline 3

14. Kloof tussen burger en

politiek wreekt zich

Analisis 3 Marc

Peeperkorn

dan Philippe

Remarque

Page 43: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 41

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

15. Van Wilders mag het bier

wel doorkomen (dilengkapi

foto dengan caption: ‘Max

van den Berg en Diederik

Samson (PvdA) proberen in

Den haag mensen over te

halen ja te stemmen’)

Reportase 3 Wartawan de

Volkskrant:

Yvonne

Doorduyn

Hilversum

16. ‘Blanco’ op stemcomputer

soms moeilijk te vinden

Berita 3 Den Haag

17. Hoogste percentage

stemmers in Urk

Berita 3 ANP Rijswijk

18. Referendumwijze.nl trekt

miljoen bezoekers

Berita 3 ANP Den Haag

19. Regering gaf 230 duizend

euro voor RTL-uitzending

(untuk program ‘Wat stem

ik’)

Berita 3 Den Haag

20. Eenderde Duitsers zou

hebben tegengestemd

Berita 3 ANP Berlin

21. SP grote winnar

referendumcampagne.

Caption yang dicetak

besar: ‘Partij van de Arbeid

kon de rijen niet gesloten

worden.’

Achtergrond 3 Wartawan

de

Volkskrant:

Hans

Wansink

Den Haag

22. Links partijen: referendum

nu in Grondwet

Berita 3 Wartawan de

Volkskrant

Den Haag

23. Bar headline. Dalam baris

ini terdapat 4 foto:

Gerhard Schröder, Driek

van Wissen (Dichter des

vaderlands), Thorwald

Veneberg (pembalap

sepeda), dan Jacques

Chirac. Schröder dikutip:

‘Velen twijvelen of Europa

in staat is een antwoord te

geven op de dringende

zaken van deze tijd.’

Wissen dikutip: ‘Aan de

overheersing door Europa

is een kleine halt

toegeroepen, al maakt dat

voor de poëzie niets uit.’

4

Page 44: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 42

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

Veneberg dikutip: ‘Shit!

Niet handig van die 62

procent. Het is een stem

tegen Balkenende en dat is

nu een verkeer moment.’

Chirac dikutip: ‘De uitslag

vertolk de verwachtingen,

vragen en zorgen over de

ontwikkeling van het

Europese project.’

24. Uitslagen van 109 grote

gemeenten

Tabel dan grafik 4 Diolah dari

ANP oleh de

Volkskrant:

Paul

Griffioen,

Yvonne Hofs,

Remy

JonMing,

Henk-Willem

Visscher.

Terdapat

grafik

opkomst,

uitslag,

opkomst ten

opzichte van

andere

verkeizingen,

dan situatie

in Europa

25. Ineen ontdekt Chirac de

werkloosheid

Komentar (Na het

referendum/Buitenla

nd)

7 Fokke

Obbema

26. Euro zakt door ‘nee’ en

economicshe malaise

Berita (Ekonomi) 9 Wartawan de

Volkskrant:

Olav Velthuis

Amsterdam

27. Het Frans-Nederlandse

‘nee’: geen crisis maar een

kans

Opini (Forum) 12 H.J. Schoo

(Kolumnis de

Volkskrant)

Caption yang

dicetak

besar: ‘Waar

gaat het

heen met de

Europese

Unie en

willen we dat

wel?’

28. Agenda voor een nieuwe

progressive consensus over

Europa (Dilengkapi foto

dengan caption:

‘Stembureau 160 in

berjaardenhuis De

Brinktoren te Hoek van

Holland, woensdagochtend

1 juni 2005’)

Opini (Forum) 12 Wouter Bos

30. Reden voor zelfreflectie, Opini (Forum) 12 Hans van Caption yang

Page 45: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 43

No. Judul/Headline Jenis Liputan/Rubrik Hal. Kontributor Keterangan

maar niet voor

zelfkastijding

Baalen dicetak

besar:

‘Europese

Grondwet is

bezweken

onder grote

woorden’

dan

‘Nederlands

‘nee’ is niet

hetzelfde als

Frans ‘nee.’

31. Europa schuift op naar

Blair

Opini (Collignon

dalam Forum)

13 Jonathan

Freedland

(kolomnis

the

Guardian)

Dilengkapi

karikatur

keretapi

Europa.

Caption yang

dicetak

besar:

‘Pijnlijk: niet

Frans maar

Engels klinkt

in Brussel als

voertaal.’

32. Te veel en te snel Komentar 13 de

Volkskrant

33. Pas op de plaats Opini (Forum) 13 de

Volkskrant

34. Bekijk het maar Opini (Forum) 13 Marcel van

Dam

35. Geen Europa-moeheid op

tv

Berita (Achterkant) 24

Page 46: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 44

Lampiran 2: Sikap terhadap Konstitusi dan Hasil Referendum

Algemeen Dagblad

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pu

blik

1. Commentaar

Onafhankelijk

Akibat referendum tidak memerlukan

pengunduran diri Kabinet untuk

pemulihan ekonomi saat ini. Tetapi

Kabinet harus memberikan sinyal

bahwa penolakan rakyat terhadap

konstitusi adalah hal yang serius. Cara

yang tepat untuk itu adalah membuang

konstitusi ke kotak sampah.

√ √

2. Marek

Orzechowski

Presentator TV Polandia: Menyorot

unggulnya suara ‘nee’ dalam

referendum. Menurutnya, pemilih

bukan menolak konstitusi, tetapi lebih

karena tidak suka dengan Balkenende

dan mahalnya euro (€). “De Grondwet

is onbegrijpelijk document. Niemand

heeft het gelezen.”

√ √

3. Liliana Faccoli

Pintozzi

Sky News Italia: Menyatakan gagalnya

pemilih ‘ya’ karena kurang komunikasi

dengan pemilih.

√ √

4. Belinda

Meuldijk

Penulis: Membawa keledai dan

anjingnya ke TPS dan memberikan

suara ‘nee.’

√ √

Po

litik

1. J.P. Balkenende PM Belanda (CDA): Foto Balkenende

ukuran besar dengan mimik masam

dan kecewa. Dengan nada apologis

Balkenende berkata: “Natuurlijk doet

het pijn, maar de bevolking is heel

duidelijk geweest. Het Nederlandse

nee moet recht worden gedaan.

Europa is te veel een zaak geweest van

de politiek, te weinig van de burger.”

Menurutnya, penolakan warga Prancis

dan Belanda dalam referendum adalah

‘situasi berbahaya, yang bisa

menurunkan pengaruh politik EU

dalam konteks global.’

√ √

Page 47: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 45

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2. Atzo Nicolaï Sekretaris Negara (Kemlu) ‘Urusan

Eropa’ (VVD): Membela diri dengan

alasan andaikan kampanye ‘ya’ dalam

bentuk lain juga tidak akan banyak

mengubah preferensi pemilih. “Er is

brede onvrede over Europa en over de

politiek in het algemeen. Deze uitslag

heeft geen personele consequenties

voor mij, want mijn werk blijft zinvol.”

√ √

3. Harry van

Bommel

Anggota parlemen (SP), salah seorang

pemuka kelompok ‘nee’: “Wij willen

niet uit de Europese Unie, maar wel

een pas op de plaats.”

√ √

4. André Rouvoet Ketua Fraksi ChristenUnie di parlemen:

“Dit is geen nee tegen Europa, maar

tegen deze Grondwet.”

√ √

5. Wouter Bos Ketua Fraksi PvdA di parlemen:

Meminta agar parlemen

mempertimbangkan secara serius

suara ‘nee.’ “Deze uitslag laat ons geen

enkele keus. We kunnen niet doorgaan

met deze Europese politiek in

Nederland. Dat betekent dat we niet

over twee jaar dezelfde vraag aan de

burger kunnen stellen.”

√ √

6. Gerrit Zalm Menteri Keuangan (VVD): Ingin korektif

referendum dimasukkan lagi ke dalam

agenda. “Ik ben wat dat betreft

bekeerd.”

√ √

7. Jean-Claude

Juncker

Ketua Dewan Eropa (Luxemburg): “Het

aantal redenen waarom de bevolking

nee stemt was in Frankrijk al groot,

maar is nu helemaal indrukwekkend.

Men houdt niet van Europa zoals het is

en op grond daarvan verwerpt men

Europa zoals het zou moeten worden.”

√ √

8. Josep Borrell

Fontelles

Ketua Parlemen Eropa (Delegasi Partai

Sosialis Spanyol di Parlemen Eropa):

Menimpali kegusaran Juncker,

mengatakan: “Ketakutan kita lebih

besar daripada mimpi.”

√ √

Page 48: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 46

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

9. Carmiel

Eurlings

Tokoh CDA, delegasi yang pro-

konstitusi di Parlemen Eropa: “... ‘er

veel broodje-aap-verhalen’ in omloop,

over de superstaat Europa, maar ook

over het resico van dreigende oorlog

bij een afwijzing van de Grondwet.”

√ √

10. Jacques Chirac Presiden Prancis (Union pour un

Mouvement Populaire/Gaullis):

Mengatakan bahwa hasil referendum

ini ‘memberikan tanda tanya terhadap

masa depan Eropa.’

√ √

11. Jack Straw Menlu Inggris (Labour): Berpendapat

bahwa ada ‘pertanyaan-pertanyaan

mendalam’ terhadap masa depan

Eropa.

√ √

12. Joscha Fischer Menlu Jerman (Grüne): “Er is geen

sprake van een einde van de Grondwet

en al helemaal niet van de Europese

integratie.”

√ √

13. Gerhard

Schröder

Kanselir Jerman (Sozialdemokratische

Partei Deutschlands): Berpendapat

bahwa negara anggota yang telah

menyetujui konstitusi harus tetap

melanjutkan proses ratifikasi. “Elke

lidstaat heeft het recht en de plicht zijn

eigen stem uit te brengen.” Ratifikasi

konstitusi tidak boleh menghambat

proses integrasi Eropa dan

menekankan bahwa tidak ada

alternatif dalam penyatuan Eropa

kecuali meratifikasi konstitusi.

√ √

14. Guido Rossi Wakil Ketua Fraksi Partai Liga Nord di

parlemen Italia: “Saat ini Konstitusi

Eropa sudah mati dan dikuburkan.”

√ √

15. Fausto

Bertinotti

Tokoh komunis Italia: “Sekali lagi rakyat

berkata tidak terhadap Konstitusi

Eropa, sekali lagi rakyat yang menang.”

√ √

Page 49: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 47

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

16. Frans

Timmermans

Anggota parlemen (PvdA, anggota

penyusun konstitusi): “Al die maanden

dat wij aan de Grondwet werkten en

dat terugkoppelden naar de Tweede

Kamer, was hun belangstelling nul. Ze

kwámen niet eens. Het hoogste woord!

Als dat niet dubbel is, weet ik ook niet

meer.”

√ √

17. René van der

Linden

Anggota Eerste Kamer (CDA, anggota

penyusun konstitusi): “Van Bommel en

Rouvoet hebben tonnen boter op hun

hoofd. De twee hebben geen enkel

recht van spreken meer. Nederland

had Europa kunnen redden door het

Franse nee tot een Frans probleem te

maken, het had zich met een ja in het

centrum van de macht kunnen

nestelen. Ook die kans hebben we niet

gepakt.”

√ √

18. Agnes Kant,

Krista van

Velzen

SP, foto

√ √

19. Maxime

Verhagen

Ketua Fraksi CDA di parlemen: “Het is

een overduidelijk uitslag. De burger

hebben duidelijk aangegeven dat

Europa te snel gaat. Dus we kunnen dit

verdrag absoluut niet goedkeuren.”

√ √

20. Hans van

Baalen

Ketua ‘Urusan Luar Negeri/Eropa’ VVD:

“De Europese Grondwet is door het

Nederlands referendum dodelijk

getroffen.” Menurutnya, Brussel ‘saat

ini belum perlu lagi’ berbicara tentang

konstusi.

√ √

21. Boris Dittrich Ketua Fraksi D66 di parlemen: “Wij

voorstanders zijn te laat met onze

campagne begonnen en zijn te veel op

details ingegaan, terwijl het zo

eenvoudig was uit te leggen. Het nee-

kamp was duidelijker, daar hadden we

nog veel van kunnen leren.”

√ √

Page 50: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 48

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

22. Geert Wilders Groep Wilders: “Nederlanders hebben

niks tegen Europa. We willen alleen

geen superstaat waar we niks te

zeggen hebben. Dit toont aan hoe

groot de kloof tussen bevolking en

politiek is. De burgers hebben het

kabinet en de Kamer een poepje laten

ruiken.”

√ √

23. Tiny Kox Senator Eerste Kamer (SP): “Het is erg

indrukwekkend. Het Nederlandse volk

is de grote winnar. Dit is een feestdag

voor de democratie.”

√ √

24. Mat Herben Ketua Fraksi LPF di parlemen: “Ze (de

kiezers) hebben niet toegegeven aan

de Berlusconi-achtige propaganda-

campagne van het kabinet.”

√ √

Page 51: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 49

NRC Handelsblad F

igu

r

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pu

blik

1. Kamagurka Kartunis: “Zie het als een ja op het

Franse nee!” √ √

2. Willem Bos Ketua ‘Comité Grondwet Nee’:

“Het ondemocratische en

neoliberale Europa van de elite

heeft verloren van de burgers.

Deze uitslag is ronduit gunstig voor

de toekomst van Europa. De hoge

opkomst en de vele discussies

geven aan dat Europa leeft onder

de bevolking, als de mensen er zelf

maar werkelijk iets over te zeggen

hebben.”

√ √

3. Agnes Jongerius Ketua FNV (Federatie Nederlandse

Vakbeweging): Berpendapat

bahwa referendum berjalan

dengan sukses: “Het bewijs dat het

kan en het moet vaker gebeuren.

(...) Een sociaal Europa is cruciaal

voor onze eigen toekomst.”

Kepada parlemen dia mengatakan:

“Steek eens de hand in eigen

boezem, en vraag je af in hoeverre

je eigen arrogantie juist deze

uitslag mee heeft opgeroepen.”

√ √

4. Bernard Wientjes Ketua Organisasi Pengusaha UNO-

NCW: “VNO-NCW betreurt het

Nederlandse ‘nee’ tegen de

Europese Grondwet. VNO-NCW

roept op om geen vergaande

consequenties te trekken uit het

nee van Frankrijk en Nederland.

Alles moet worden gedaan om het

vertrouwen te herstellen en snel

een einde te maken aan de

onzekere situatie die nu is

onstaan.”

√ √

Page 52: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 50

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5. Loek Hermans Ketua MKB-Nederland (Organisasi

UKM Belanda): “MKB-Nederland

pleit ervoor dat, ondanks de

verwerping van de ‘grondwet’, er

verder wordt gewerkt aan

noodzakelijke economische

hervormingen in Europa. Verder is

MKB-Nederland van mening dat de

Nederlandse politiek de kloof

tussen burger en Europa moet

verkleinen.”

√ √

6. Ben Knappen Anggota Adviesraad Internationale

Vraagstukken: ‘Nederland is zijn

kompas kwijt. De heftige discussies

illustreren hoezeer Europa

buitenland is gebleven.’

√ √

7. Paul Scheffer Penulis: ‘De opstand de burgers

duurt voort’ √ √

8. J.L. Heldring Kolomnis: ‘Op drift’ √ √

9. Menno

Tamminga

Kolomnis: ‘Zeg maar nee, dan krijg

je er twee.’ √ √

10. Hans Beerekamp Penulis resensi TV √ √

11. Gerrit Komerij Pujangga √ √

12. Flip de Kam Kolomnis √ √

13. RGvT Kartunis: John Reid, Bastiaan

Geleijnse, Jean-Marc van Tol:

“Hebben we met z’n allen mooi

het stierenvechten afgeschaft!!”

√ √

14. Ruben L.

Oppenheimer

Kartunis √ √

15. Wolfgang Ammer Kartunis √ √

16. Stephff

(Stephane Peray)

Kartunis √ √

Page 53: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 51

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Po

litik

1. J.P. Balkenende PM Belanda (CDA): Balkenende

sangat kecewa dengan hasil

referendum. “De vrees voor verlies

aan soevereiniteit, het tempo van

de veranderingen dat te hoog ligt

en dat Nederland te veel aan

Europa afdraagt.” Balkenende

ingin proses ratifikasi di negara

anggota yang lain tetap

dilanjutkan. “We hebben twee

werkelijkheden. De werkelijkheid

van politici die keihard voor het

verdrag hebben geknokt en die

van de bevolking die zegt: ‘We

moeten het maar niet doen’.”

√ √

2. Gerrit Zalm Menteri Keuangan (VVD): “Dan zeg

ik Brussels: ‘We betalen te vee’.” √ √

3. Wouter Bos Ketua Fraksi PvdA di parlemen:

“We moeten nu laten zien dat

uitbreiden van Europa beter is dan

verdiepen. We moeten toe naar

een van verschillende snelheden.”

√ √

4. Boris Dittricht Ketua Fraksi D66 di parlemen: “We

hebben zelfs Frankrijk verslagen in

de uitslag.”

√ √

5. Geert Wilders Groep Wilders: “Ik hoop dat we nu

gaan nadenken wat de rol van

Nederland is in de Europese Unie

moet zijn.”

√ √

6. Hans van Baalen Anggota parlemen (VVD)

7. Jean-Claude

Juncker

Ketua Dewan Eropa (Luxemburg) √ √

8. Jack Straw Menlu Inggris (Labour): “Het

ordeel van deze referenda werpt

fundamentele vragen op voor ons

allen omtrent de teokomstige

richting van Europa.”

√ √

9. Liam Fox Partai Konservatif di parlemen

Inggris mengatakan bahwa

konstitusi telah ‘mati.’

√ √

Page 54: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 52

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

10. Jan de Wit Anggota parlemen (SP) √ √

11. Maxime

Verhagen

Ketua Fraksi CDA di parlemen √ √

12. Ronald van

Raaks, Anja

Meulenvelt

Foto, senator dari Eerste Kamer SP

√ √

13. Jan Marijnissen Ketua Fraksi SP di parlemen √ √

14. Harry van

Bommel

Anggota parlemen (SP) √ √

15. Agnes Kant Anggota parlemen (SP) √ √

16. Femke Helsema Ketua Fraksi Groenlinks di

parlemen: “Het is onzetten balen.

Met een referendum neem je een

resico van een andere uitslag,

maar dat hoort erbij.” “We moeten

nu de ruimte gunnen aan de

winnars om iets met dit nee te

doen.”

√ √

17. Jules Maaten Anggota Parlemen Eropa (VVD):

“Nederland zal grote moeite

hebben dit resultaat uit te leggen

in Europa.”

√ √

18. Kathalijne

Buitenweg

Anggota Parlemen Eropa

(Groenlinks): “Het nee-kamp is er

beter in geslaagd de argumenten

over het voetlicht te brengen.”

√ √

19. Mat Herben Ketua Fraksi LPF di parlemen: “De

kiezer is te prijzen dat deze niet

heeft toegegeven aan de

‘Berlusconi-achtige’ campagne van

de regering.”

√ √

20. Ben Bot Menlu Belanda (CDA ): “Er is

sprake van jarenlang achterstallig

onderhoud bij het uitleggen van

Europa aan de burgers. Dat is de

les dat ik heb geleerd.”

√ √

Page 55: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 53

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

21. Neelie Kroes Komisi Direktorat Kompetisi

(Mededinging) Eropa (VVD):

“Europa kan zich niet permitteren

achterover te leunen. De

concurrenten in de wereld gaan

gewoon door.”

√ √

22. Johan Remkes Mendagri Belanda (VVD): “Het

gevoel dat—in Europa—dingen

buiten de mensen om geregeld

worden heeft mij ook wel eens

bekropen.”

√ √

23. Jozias van

Aartsen

Ketua Fraksi VVD di parlemen: “De

kiezer is niet dom en heeft intuïtief

aangegeven dat dit verdrag een

stap te ver was.”

√ √

24. Max van den

Berg

Anggota Parlemen Eropa (PvdA):

“Misschien zijn we te ver gegaan

met de uitbreiding van de EU en de

economische integratie.”

√ √

25. Marianne Thieme Ketua Partij voor de Dieren: “De

politiek zal oog en oor moeten

krijgen voor de gevoelens die

werkelijk leven onder de kiezers en

dierenwelzijn maakt daar een

belangrijk onderdeel van uit.”

√ √

26. Jacques Chirac Presiden Prancis: “Dit nieuwe

negatieve resultaat op een land

dat tot de oprichters van de Unie

behoort en gehecht is aan het

Europese bouwwerk heeft uiting

aan grote verwachtingen, vragen

en zorgen over de ontwikkeling

van het Europese project.”

√ √

27. Gerhard Schröder Kanselir Jerman: “Ik be er nog

steeds van overtuigend dat we de

Grondwet nodig hebben als we

een democratische, socialer en

sterker Europa willen.”

√ √

Page 56: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 54

Fig

ur

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

28. Wolfgang

Schäuble

Pakar Luar Negeri CDU, Jerman:

Menimpakan kegagalan pemilih

‘ya’ di Prancis dan Belanda kepada

sentimen di Prancis dan Belanda

terhadap aksi Chirac-Schröder

yang sering mengabaikan negara

kecil.

√ √

29. Franco Rutelli La Margherita (kiri-tengah), Italia √ √

30. Guilio Tremonti Wakil PM Italia √ √

31. José Luis

Rodríguez

Zapatero

PM Spanyol (Sosialis)

√ √

32. Guy Verhofstadt PM Belgia (Vlaamse Liberalen en

Democraten) √ √

33. Winfried Martens Ketua Koalisi Kristen-demokrat

Eroipa √ √

34. André Rouvoet Ketua Christen-Unie √ √

35. Alexander

Pechtold

Menteri Reformasi Pemerintahan

(D66) √ √

36. Max Hermans Anggota parlemen (LPF):

“Natuurlijk is het goed dat er nu

nee gezegd is, maar de kloof

tussen de burger en de politiek is

sinds 2002 niet gedicht. Sterker

nog, hij lijkt wel groter te zijn

geworden.”

√ √

37. Rendert Algra Anggota parlemen (CDA):

Menginginkan pembubaran

parlemen dan pelaksanaan pemilu

yang baru.

√ √

Page 57: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 55

de Volkskrant F

igu

r

No. Nama Keterangan

Sikap

terhadap

Konstitusi

Sikap

terhadap

Hasil

Referendum

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pu

blik

1. Jan Mulder Kolomnis √ √

2. Ellen ten Damme Artis, penyanyi pop: “Het is altijd

leuker om nee te zeggen. Mensen zijn

van nature conservative.”

√ √

3. Driek van Wissen Pujangga: “Aan de overheersing door

Europa is een kleine halt toegeroepen, al

maakt dat voor de poëzie niets uit.”

√ √

4. Ronald Plasterk Kolumnis: “Ik ben blij, maar ik trek geen

fles champagne open. Het is triest dat de

politici er zo naast zaten.”

√ √

5. Thorwald

Veneberg

Pembalap sepeda: “Shit! Niet handig

van die 62 procent. Het is een stem tegen

Balkenende en dat is nu een verkeer

moment..”

√ √

6. H.J. Schoo Kolomnis √ √

7. Jonathan

Freedland

Kolomnis The Guardian √ √

8. Marcel van Dam Kolomnis √ √

Po

litik

1. J.P. Balkenende PM Belanda (CDA): “Nee is nee. Wij

begrijpen de zorgen. Over het verlies

aan soevereiniteit, over het tempo

van de veranderingen in Europa

zonder dat de brugers zich daarbij

betrokken voelen, over onze

financieële bijdrage aan Brussel. En

daar moet in Europa rekening mee

worden gehouden.” “Een niet mis te

verstaan signaal. We moeten de burgers

betrekken bij het Europa van de

toekomst.”

√ √

2. Ben Bot Menlu Belanda (CDA): “We hebben

de burger te veel door de strot willen

duwen.”

√ √

3. José Manuel

Barosso

Ketua Komisi Eropa: “Europa is niet het

probleem, Europa is de oplossing. Europa

moet doorgaan.”

√ √

Page 58: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 56

4. Wouter Bos Ketua Fraksi PvdA di parlemen: “De

burger had het gevoel op een

voortdenderende trein te zitten. Nu had

hij de kans eraf te springen.”

√ √

5. Gerhard

Schröder

“Velen twijvelen of Europa in staat is een

antwoord te geven op de dringende

zaken van deze tijd.”

√ √

6. Karla Peijs Menteri Perhubungan dan Perairan

(CDA) √ √

7. Jacques Chirac Presiden Prancis: “De uitslag vertolk de

verwachtingen, vragen en zorgen over de

ontwikkeling van het Europese project.”

√ √

8. Jacques-Claude

Juncker

Ketua Dewan Eropa √ √

9. Neelie Kroes Komisaris Eropa √ √

10. Jan Marijnissen Ketua Fraksi SP di parlemen: “Het

establishment is ontroond.” “De

minister-president is niet langer

geloofwaardig. Dat is vandaag weer

gebleken.”

√ √

11. Ria Oomen-

Ruyten

Anggota Parlemen Eropa (CDA): “Het

is veel erger dan ik had verwacht.

Het is heel ernstig. Kennelijk zijn wij

er niet in geslaagd het grondwettelijk

verdrag uit te leggen.”

√ √

12. Boris Dittrich Ketua Fraksi D66 di parlemen √ √

13. Ruud Koole Ketua PvdA: “Het is fijn dat er zo

intens debat over Europa wordt

gevoerd.”

√ √

14. Femke Helsema Ketua Fraksi Groenlinks di parlemen;

‘Nee is nee, met deze Grondwet

kunnen we niet door.” “Ik baal

behoorlijk. Het nee was een daad

van verzet.”

√ √

15. Hans van Baalen Ketua ‘Urusan Luar Negeri/Eropa’

VVD √ √

16. Gerda Verburg Wakil Ketua Fraksi CDA di parlemen √ √

17. Timy Kox Senator SP √ √

18. Mat Herben Ketua Fraksi LPF di parlemen √ √

19. Geert Wilders Groep Wilders √ √

Page 59: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 57

20. Jozias van

Aartsen

Ketua Fraksi VVD di Parlemen √ √

21. André Rouvoet Ketua Christen-Unie: “De mensen

hebben aan de noodrem getrokken.

Maar men kiest wel voor Europese

samenwerking.”

√ √

Page 60: Koran Belanda Sehari setelah Referendum

H a l a m a n | 58

Lampiran 3: Pilihan Konstituen menurut Partai Politik24

60.7

78.8

44.1

51.6

53.6

6.8

13.1

7.1

3.4

38.3

22

54.6

46.2

45.4

92.6

85.3

92.7

94.2

0% 20% 40% 60% 80% 100%

VVD

CDA

PvdA

Groenlinks

D66

SP

ChristenUnie

Groep

Wilders

Lain-lain

Ya

Tidak

24 Dari: Algemeen Dagblad, 2 Juni 2005, bersumber dari: ANP, wawancara/NSS.

Page 61: Koran Belanda Sehari setelah Referendum