koperasi
DESCRIPTION
koperasiTRANSCRIPT
MAKALAH KOPERASI DAN UMKM
Created by :
HENI FUJIYANTI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
1. KOPERASI
1.1 Pengertian Koperasi Secara Garis Besar
1.2 Pengertian Koprasi Menurut Para Ahli
1.3 Perinsip Koperasi
1.4 Jenis – Jenis Koperasi
1.5 Kewajiban Dan Hak Anggota
1.6 Struktur Koperasi
2. USAHA MENENGAH KECIL DAN MIKRO (UMKM)
2.1 Pengertian Umkm
2.2 Kriteria Umkm
2.3 Peranan Umkm Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia
2.4 Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Berdasarkan Perkembangan.
2.5 Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Berdasarkan Lembaga Dan Negara
Asing
3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN DAN SARAN
PEMBAHASAN
1. KOPERASI
1.1 Pengertian Koperasi Secara Garis Besar
Secara harfiah Kpoerasi yang berasal dari bahasa Inggris Coperation terdiri dari
dua suku kata :
- Co yang berarti bersama
- Operation = bekerja
Jadi koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat
disebut koperasi.
Pengertian pengertian pokok tentang Koperasi :
1. Merupakan perkumpulan orang orang termasuk badan hukum yang
mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
2. Menggabungkan diri secara sukarela menjadi anggota dan mempunyai hak
dan kewajiban yang sama sebagai pencerminan demokrasi dalam ekonomi.
3. Kerugian dan keuntungan ditanggung dan dinikmati bersama secara adil.
4. Pengawasan dilakukan oleh anggota.
5. Mempunyai sifat saling tolong menolong.
6. Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan wajib
sebagai syarat menjadi anggota.
Koperasi adalah Asosiasi orang orang yang bergabung dan melakukan usaha
bersama atas dasar prinsip prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang
lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara
demokratis oleh anggotanya. Asosiasi berbeda dengan kelompok, asosiasi terdiri dari
orang orang yang memiliki kepentingan yang sama, lazimnya yang menonjol adalah
kepentingan ekonomi.
Tujuan koperasi yaitu menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik
dibanding sebelum bergabung dengan koperasi.
1.2 Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli
Dr.C.C. Taylor
Beliau adalah seorang ahli ilmu Sosiologi, dapat diperkirakan tinjauan beliau
adalah tinjauan yang menganggap bahwa Koperasi adalah konsep sosiologi.
Menurutnya koperasi ada dua ide dasar yang bersifat sosiologi yang penting
dalam pengertian kerja sama :
a. Pada dasarnya orang lebih menyukai hubungan dengan orang lain secara
langsung. Hubungan paguyuban lebih disukai daripada hubungan yang
bersifat pribadi.
b. Manusia (orang) lebih menyukai hidup bersama yang salig menguntungkan
dan damai daripada persaingan.
Sesuai dengan pandangan Taylor tersebut Koperasi dianggap lebih bersifat
perkumpulan orang daripada perkumpulan modal, selain dari sudut pandang
ETIS/ RELIGIOUS dan sudut pandang EKONOMIS.
Intenational Labour Office (ILO)
Menurut ILO definisi koperasi adalah sebagai berikut :
“Cooperation is an association of person, usually of limited means, who have
voluntaily joined together to achieve a common economic and through the
formation of a democratically controlled businnes organization, making equitable
contribution of the capital required and eccepting a fair share of the risk and
benefits of the undertaking.”
Definisi di atas terdiri dari unsur unsur berikut :
a. Kumpulan orang orang
b. Bersifat sukarela
c. Mempunyai tujuan ekonomi bersama
d. Organisasi usaha yang dikendalikan secara demokratis
e. Kontribusi modal yang adil
f. Menanggung kerugian bersama dan menerima keuntungan secara adil.
Margaret Digby
Menulis tentang “ The World Cooperative Movement “ mengatakan bahwa
koperasi adalah :
a. Kerjasama dan siap untuk menolong
b. Adalah suatu usaha swasta tetapi ada perbedaan dengan badan usaha swasta
lain dalam hal cara untuk mencapai tujuannya dan penggunaan alatnya.
Dr. C.R Fay
suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang
lemah dan diusahakan selalu dengan semangan tidak memikirkan diri sendiri
sedemikian rupa. Sehingga masing masing sanggup menjalankan kewajibannya
sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan tingkat hubungan
mereka dengan perserikatan itu.
Dr. G. Mladenata
Didalam bukunya “ Histoire des Doctrines Cooperative “ mengemukakan bahwa
koperasi terdiri atas produsen produsen kecil yang tergabung secara sukarela
untuk mencapai tujuan bersama ,dengan saling bertukar jasa secara kolektif dan
menanggung resiko bersama dengan mengerjakan sumber sumber yang
disumbangkan oleh anggota.
H.E. Erdman
Dalam Bukunya “ Passing Monopoly as an aim of Cooperative” mengemukakan
definisi Koperasi sebagai berikut :
a. koperasi melayani anggota, yang macam pelayanannya sesuai dengan macam
koperasi
b. rapat anggota memutuskan kebijakan dasar juga mengangkat dan
meberhentikan pengurus
c. pengurus bertanggung jawab dalam menjalankan usaha dan dapat mengangkat
karyawan untuk melaksanakan kebijaksanaan yang diterima dari rapat
anggota.
d. Tiap anggota mempunyai hak satu suara dalam rapat anggota tahunan.
Partisipasi anggota lebih diutamakan daripada modal yang dimasukan.
e. Anggota membayar simpanan pokok, wajib dan sukarela. Koperasi juga
dimungkinkan meminjam modal dari luar.
f. Koperasi membayar bunga pinjaman sesuai dengan batas yang berlaku yaitu
sesuai dengan tingginya yang berlaku di masyarakat.
g. SHU ( Sisa Hasil Usaha ) dibayar pada anggota yang besarnya sesuai dengan
jasa anggota
a. Dalam hal mengalami kegagalan, anggota hanya bertanggung jawab sebesar
simpananya di koperasi
Frank Robotka
Dalam Bukunya yang berjudul “ A Theory of Cooperative “ menyakan bahwa
penulis penulis Amerika serikat umumnya menerima ide ide tentang koperasi
sebagai berikut :
a. koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang anggotanya merupakan
langganannya. Koperasi diorganisasikan , diawasi dan dimiliki oleh para
anggotanya yang bekerja untuk kemanfaatan mereka sendiri
b. praktek usahanya sesuai dengan prinsip prinsip Rochdale
c. Koperasi adalah suatu kebalikan dari persaingan yaitu bahwa anggota lebih
bersifat kerja sama daripada bersaing diantara mereka
d. Koperasi bukan perkumpulan modal dan tidak mengejar keuntungan, lain
dengan badan usaha bukan koperasi yang mengutamakan modal dan berusaha
mendapatkan keuntungan
e. Keanggotaan koperasi berdasarkan atas perseorangan bukan atas dasar modal
Dr. Muhammad Hatta
Dalam bukunya “ The Movement in Indonesia” beliau mengemukakan bahwa
koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarka tolong menolong. Mereka didorong oleh keinginan memberi jasa pada
kawan “ seorang buat semua dan semua buat seorang” inilah yang dinamakan
Auto Aktivitas Golongan, terdiri dari :
a. Solidaritas
b. Individualitas
c. Menolong diri sendiri
d. Jujur
UU No. 25 Tahun 1992 (Perkoperasian Indonesia)
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas
kekeluargaan.
Itulah beberapa pengertian mengenai Koperasi, yang sudah menjelaskan
pengertian pengertian koperasi dari berbagai sisi. Namun jika hanya sebatas
pengertian tidak akan cukup untuk lebih mengenal koperasi, maka akan dicoba
menjelaskan selanjutnya mengenai hal hal apa saja yang ada di dalam manajemen
koperasi.
Kurangnya pemahaman anggota/masyarakat terhadap koperasi dan lebih
mengenal Koperasi maka diperlukan sosialisasi lebih mendalam tentang tujuan dan
manfaat Koperasi.
Jadi secara garis besar Koperasi adalah Asosiasi orang orang yang bergabung dan
melakukan usaha bersama atas dasar prinsip prinsip koperasi, sehingga mendapatkan
manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan
diawasi secara demokratis oleh anggotanya. Asosiasi berbeda dengan kelompok,
asosiasi terdiri dari orang orang yang memiliki kepentingan yang sama, lazimnya
yang menonjol adalah kepentingan ekonomi.
Tujuan koperasi yaitu menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik
dibanding sebelum bergabung dengan koperasi.
1.3 Prinsip Koperasi
(UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian indonesia)
1. Keanggotaanya sukarela dan terbuka. Yang keanggotaanya bersifat sukarela
terbuka bagi semua orang yang bersedia mengunakan jasa jasanya, dan bersedia
menerima tanggung jawab keanggotaan tanpa membedakan gender.
2. Pengawasan oleh anggota secara Demokratis. Anggota yang secara aktif
menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Laki laki dan perempuan yang
dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada rapat
anggota. Dalam koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama (satu
anggota satu suara). Pada tingkatan lain koperasi juga dikelola secara
demokratis.
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal
mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis. Sebagian
dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal
diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau
semua tujuan seperti di bawah ini :
mengembangkan koperasi. Caranya dengan membentuk dana
cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan.
Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan
trnsaksi mereka dengan koperasi.
Mendukung kegiatan lainnya yang disepakati dalam rapat anggota.
4. Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi yang otonom dan
mandiri yang di awasi oleh anggotanya. Dalam setiap perjanjian dengan pihak
luar ataupun dalam, syaratnya harus tetap menjamin adanya upaya pengawasan
demokratis dari anggota dan tetap mempertahankan otonomi koperasi.
5. Pendidikan, Pelatihan, dan Informasi. Tujuanya adalah agar mereka dapat
melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi perkembangan koperasi.
Koperasi memberikan informasi kepada masyarakat umum, mengenai hakekat
dan manfaat berkoperasi.
6. Kerja sama antar koperasi. Dengan bekerja sama secara lokal, nasional,
regional dan internasional maka gerakan koperasi dapat melayani anggotanya
dengan efektif serat dapat memperkuat gerakan koperasi.
7. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk
pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebikjakan
yang diputuskan oleh rapat anggota.
1.4 Jenis - Jenis Koperasi
Jenis koperasi didasrkan pada kesamaan usaha atau kepentingan ekonomi
anggotanya. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas,
kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Jenisnya adalah :
1) Koperasi Produsen.
Koperasi produsen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan produksi
(produsen). Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya
bagi anggotanya dengan cara menekan biaya produksi serendah rendahnya dan
menjual produk dengan harga setinggi tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi
yang dapat digunakan oleh anggota adalah Pengadaan bahan baku dan Pemasaran
produk anggotanya.
b. Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan
konsumsi. Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi
anggotanya dengan cara mengadakan barang atau jasa yang murah, berkualitas,
dan mudah didapat. Contoh :
koperasi simpan pinjam
koperasi serba usaha ( konsumen)
1.5 Kewajiban Dan Hak Anggota
Anggota koperasi memiliki peran ganda, sebagai pemilik sekaligus pengguna
pelayanan koperasi. Sebagai pemilik, anggota berpartisipasi dalam memodali,
mengambil keputusan, mengawasi, dan menanggung resiko. Sebagai pengguna,
anggota berpartisipasi dalam memanfaatkan pelayanan koperasi. Kewajiban adalah
sesuatu yang harus dilaksanakan dan bila dilanggar, maka akan dikenakan sanksi.
Sedangkan hak adalah sesuatu yang seharusnya diperoleh. Bila hak ini tidak
terpenuhi, maka yang bersangkutan dapat menuntut. Tetapi bila hak tersebut tidak
digunakan, maka tidak ada sanksi untuk itu.
Anggota koperasi berkewajiban :
1. mematuhi AD dan ART serta keputusan yang telah ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
2. menanda tangani perjanjian kontrak kebutuhan. Sehingga, anggota bemar benar
sebagi pasar tetap dan potensial bagi koperasi.
3. menjadi pelangan tetap
4. memodali koperasi
5. mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas dasar kekeluargaan
6. menjaga rahasia perusahaan dan organisasi koperasi kepada pihak luar
7. menanggung kerugian yang diderita koperasi, proporsional dengan modal yang
disetor.
Anggota koperasi berhak :
1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota.
2. memilih pengurus dan pengawas
3. dipilih sebagai pengurus atau pengawas
4. meminta diadakan rapat anggota
5. mengemukakan pendapat kepada pengurus di luar rapat anggota, baik diminta
atau tidak
6. memnfaatka pelayanan koerasi dan mendapat pelayanan yang samadengan
anggota lain,
7. mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi
8. menyetujui atau mengubah AD / ART sera ketetapan lainya.
1.6 Struktur Organisasi Koperasi
1. Rapat Anggota 4. Manajer
2. Pengawas 5. Komite
3. Pengurus
Sebuah contoh Perkembangan Koperasi di Daerah Bali
Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan yang tumbuh di masyarakat dalam
hal membantu kelompok usaha kecil saat ini masih dilirik sebagai lembaga keuangan
yang dinomorduakan. Pada hal, kebaradaan koperasi ini dapat membantu ekonomi
masyarakat kecil yang ada di pedesaan serta kelompok usaha kecil dan menengah
yang sedang berkembang dalam mencari modal usahanya. Anggapan koperasi yang
merupakan lembaga keuangan masih dinomorduakan ini dibenarkan oleh Menteri
Koperasi dan UKM Suryadharman Ali. Menkop mengatakan tidak menutup
kemungkinan saat ini masih ada anggapan mendirikan koperasi hanya untuk mencari
fasilitas dari pemerintah. Dana yang merupakan fasilitas dari pemerintah yang
diperoleh tidak serta merta di alirkan pada anggota, sehingga anggota koperasi masih
saja miskin. Jadi maju atau mundurnya koperasi tergantung dari pemimpinnya.
Koperasi masih merupakan penopang ekonomi kerakyatan di Bali, terutama di
daerah pedesaan yang masyarakatnya sulit untuk mendapatkan tambahan modal
diperbangkan. Terlihat dari pertumbuhan koperasi di Bali pada :
2. USAHA MENENGAH KECIL DAN MIKRO (UMKM)
2.1 Pengertian UMKM
Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung
berhubungan dengan UMKM, antara lain: Menurut Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
UMKM diatur berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah.
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar
dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau
swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia
2.2 Kriteria UMKM
No. URAIANKRITERIA
ASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2 USAHA KECIL > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar
3 USAHA MENENGAH > 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Milia
UMKM memiliki kriteria sebagai berikut :
1) Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha
milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3000.000.000
(tiga ratus juta rupiah)
2) Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni :
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
3) Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar yang memenuhi kriteria :
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta`rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
A. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan
kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5 orang samapai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah
merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan
99 orang.
B. Menurut Kementrian Keuangan
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994
tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai perorangan/badan usaha
yang telah melakukan. kegiatan /usaha yang mempunyai penjualan/omset per
tahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000 atau asset (aktiva) setinggi-
tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang ditempati ).
Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam bentuk badan usaha.
Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin industri
rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya.
Dari berbagai pendapat diatas, pengertian UMKM dilihat dari berbagai aspek,
baik dari segi kekayaan yang dimiliki pelaku, jumlah tenaga kerja yang
dimiliki atau dari segi penjualan/omset pelaku UMKM.
2.3 Peranan UMKM Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data – Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM memberi
berbagai jenis kontribusi, antara lain sebagai berikut :
A. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional ; Pembentukan
Investasi Nasional menurut harga berlaku :
1. Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp. 461,10 triliun atau
52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp. 870,17 triliun.
2. Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp.
179,27 triliun atau sebesar 38,88% menjadi Rp. 640,38 triliun.
B. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional ; PDB
Nasional menurut harga berlaku :
1. Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp. 2.105,14 triliun atau sebesar 56,23%
2. Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp. 2.609,36 triliun atau sebesar 55,56%
3. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional ; pada
tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar
90.896.207 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja,
jumlah ini meningkat sebesar 2,43%. Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Devisa Nasional ; pada tahun 2008 kontribusi UMKM
terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas
mengalami peningkatan sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28, 49%.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relatif
rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM diharapkan
mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
2.4 Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Berdasar Perkembangan
Selain berdasar Undang-undang tersebut,dari sudut pandang perkembangannya
Usaha Kecil Dan Menengah dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria Usaha
Kecil Dan Menengah yaitu:
Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang
digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih
umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang
kaki lima.
Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki
sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang
telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan
subkontrak dan ekspor
Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang
telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi
menjadi Usaha Besar (UB).
2.5 Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Berdasarkan Lembaga dan Negara
Asing
Lembaga dan negara-negara asing mendefinisikan Kriteria Usaha Kecil dan
Menengah bersarkan pada beberapa hal yaitu, jumlah tenaga kerja, pendapatan dan
jumlah aset. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah tersebut sebagai berikut:
A. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Menurut World Bank.
Menurut World Bank Usaha Kecil Dan Menengah dikelompokkan menjadi
tiga kelompok:
1. Medium Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan maksimal 300 orang
2. Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta
3. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta
B. Small Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang
2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta
3. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta
C. Micro Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu
3. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu
1. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Negara Singapura
Singapuram mendefinisikan Usaha Kecil dan Menengah sebagai usaha yang
memiliki minimal 30% pemegang saham lokal serta aset produktif tetap (fixed
productive asset) di bawah SG $ 15 juta.
2. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Negara Malaysia
Malaysia, menetapkan definisi UKM sebagai usaha yang memiliki jumlah
karyawan yang bekerja penuh (full time worker) kurang dari 75 orang atau yang
modal pemegang sahamnya kurang dari M $ 2,5 juta. Definisi ini dibagi menjadi
dua, yaitu :
a) Small Industry (SI), dengan kriteria jumlah karyawan 5 – 50 orang atau
jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu
b) Medium Industry (MI), dengan kriteria jumlah karyawan 50 – 75 orang atau
jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu – M $ 2,5 juta.
3. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Negara Jepang
Jepang, membagi Usaha Kecil dan Menengah sebagai berikut :
1) Mining and manufacturing, dengan kriteria jumah karyawan maksimal
300 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah US$2,5 juta.
2) Wholesale, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau
jumlah modal saham sampai US$ 840 ribu
3) Retail, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 54 orang atau jumlah
modal saham sampai US$ 820 ribu
4) Service, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau
jumlah modal saham sampai US$ 420 ribu
4. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Negara Korea Selatan
Korea Selatan, mendefinisikan UKM sebagai usaha yang jumlahnya di bawah
300 orang dan jumlah assetnya kurang dari US$ 60 juta.
5. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu :
A. Medium-sized Enterprise, dengan kriteria :
1) Jumlah karyawan kurang dari 250 orang
2) Pendapatan setahun tidak melebihi $ 50 juta
3) Jumlah aset tidak melebihi $ 50 juta
B. Small-sized Enterprise, dengan kriteria :
1) Jumlah karyawan kurang dari 50 orang
2) Pendapatan setahun tidak melebihi $ 10 juta
3) Jumlah aset tidak melebihi $ 13 juta
C. Micro-sized Enterprise, dengan kriteria :
1) Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
2) Pendapatan setahun tidak melebihi $ 2 juta
3) Jumlah aset tidak melebihi $ 2 juta.