konverku
DESCRIPTION
tugas konverTRANSCRIPT
Pencampuran adalah suatu operasi yang menggabungkan dua macam atau
lebih komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Tujuan
dari pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran yang
sedapat mungkin memiliki penyebaran yang sempurna atau sama. Tujuan operasi
pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran homogen yang
sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna.
Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika
fluida dan perpindahan bahan akan ada bila terjadi gerakan atau perpindahan
bahan yang akan dicampur baik secara horizontal ataupun vertical. Prinsip
pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi- distribusi
atau lebih komponen yang mempunya sifat yang berbeda. Derajat pencampuran
dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan
jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Salah satu alat pencampur dalam sistem
emulsi adalah mixer yang menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau
homogen. Terdapat dua jenis mixer yang berdasarkan jumlah propelernya
(turbin), yaitu mixer dengan satu propeller dan mixer dengan dua propiller .
Mixer dengan satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan
dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua propiller umumnya
diigunakan pada cairan dengan viskositastinggi. Hal ini karena satu propeller tidak
mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi),
selain itu ketinggian emulsi bervariasi dari waktu ke waktu (Suryani, dkk., 2002)
Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal
maupunsecara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk /
propeller yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula.
Peralatan pencampur dengan menggunakan satu pengaduk/ propeller biasanya
digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan
pengaduk dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk mengaduk bahan
dengan viskositas tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran antara lain adalah:
ukuran partikel, bentuk, dan densitas dari masing-masing komponen, efisiensi
alat pencampur untuk masing-masing komponen, kadar air permukaan bahan
pangan, dan karakteristik aliran masing-masing bahan pangan (Brennan, 1968).
Menurut Mc Cabe et al (1985) spesifikasi alat pencampuran ada tiga,
yaitu alat pencampuran bahan cair/liquid, alat pencampuran bahan padat dan alat
pencampuran bahan viskositas. Pencampuran bahan cair bertujuan
untuk mensuspensikan partikel padatan, menggabungkan bahan cair yang dapat
saling bercampur ,mendispersikan bahan cair lain yang tidak dapat bercampur dan
meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan sumber panas.
Terdapat beberapa jenis alat pencampur, yaitu planetary mixer, vertical double
rotary mixer, single rotary mixer, molen mixer dan ribbon mixer. Peralatan ini
akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan ini.
Peralatan pertama yaitu planetary mixer. Plenetary mixer adalah alat
pencampuran bahan viscous, seperti pasta. Prinsip penerapannya untuk
mencampur bahan yang berviskositas tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja
yang bergntung pada kontak langsung antara material pencampur dengan bahan
yang akan dicampur. Plenetary mixer terdiri dari bejana atau wadah yang bersifat
stasioner, sedangkan pengaduk bergerak melingkar sehingga pengaduk bergerak
secara berulang melewati seluruh bagian bejana. Pada pengadukan bejana
seharusnya berada dalam keadaan tertutup agar adonan tidak tumpah pada saat
pengadukan. Karakteristik proses pencampuran pada planetary mixer antara lain,
bahan padat dapat mengalir,prinsip hampir sama dengan pencampuran bahan
viscous, membutuhkan tenaga yang lebih ringan/kecil dari pada pencampuran
bahan pasta, tidak ada aliran bahan ke pengaduk dengan sendirinya. Kemudian
cara kerja dari alat ini adalah kocokan mekanik, angkat dan jatuhkan dan
menggelindingkan bahan.
Planetary ini bekerja berdasarkan teori perputaran planet, dimana beater
berputar mengitari bowl, dimana bowl tidak berputar. Sehingga menghasilkan
adonan yang rata dan lembut. Prinsip kerja alat ini adalah dengan berputarnya
impeller untuk mencampur bahan sedangkan wadahnya tetap diam. Bahan-bahan
yang akan dilakukan pencampurkan dimasukkan ke wadah melalui celah lubang
yang tersedia pada mesin tersebut (Anonim, 2006). Setelah itu mesin dapat
dijalankan dengan menekan tombol on untuk memulai proses pencampuran.
Pengaduk yang digunakan beraneka ragam sesuai dengan jenis bahan yang
diolah. Planetary mixer digunakan untuk mencampurkan bahan yang padat.
Kedua yaitu alat pencampur bahan padat. Pada umumnya, untuk
mencampur bahan-bahan berpartikel padat digunakan mesin pencampur yang
lebih ringan dari pada bahan viscos dan memiliki tenaga lebih tingi dari pada alat
pencampur bahan cair. Kebutuhan daya alat ini umumnya berukuran
sedang. Salah satu contoh alat pencampur ini
yaitu ribbon mixer. Ribbon mixer terdiri dari silinder horizontal yang di
dalamnya dilengkapi dengan ”screw” berputar dan pengaduk pita berbentuk
heliks. Dua pita yang bergerak berlawanan dirakit pada sumbu yang sama. Yang
satu menggerakkan padatan perlahan kesatu arah, sedangkan yang lain
menggerakkannya dengan cepat ke arah lain. Pita-pita bisa kontinyu maupun
terputus-putus. Pencampuran dihasilkan oleh turbulensi yang diinduksi oleh
pengaduk yang beraksi berlawanan, jadi tidak oleh gerakan lamban padatan
sepanjang rongga aduk. Beberapa ribbon mixer beroperasi secara batch yaitu
dengan membuat padatan sekaligus dan mengaduknya sampai tercampur
rata. Ribbon mixer tipe lain bekerja secara kontinu yaitu bahan padatan
diumpankan pada salah satu ujung rongga aduk dan dikeluarkan pada ujung
lainnya. Ribbon mixer adalah pencampur yang efektif untuk tepung-tepungan
yang tidak mengalir dengan sendirinya. Beberapa unit batch memiliki kapasitas
yang sangat besar sehingga mampu memuat sampai 9000 galon bahan padat.
Ribbon blender merupakan salah satu alat pencampur yang dapat
menghasilkan suatu dispersi yang sejenis atau homogen. Pada alat ini terdapat
sumber tenaga yang berfungsi sebagai penggerak dalam proses pengadukannya.
Pada alat ini bejana atau wadah tidak bergerak atau berputar. Pada pencampuran
menggunakan ribbon blender hanya pengaduk yang bergerak melingkari wadah
atau bejana alat tersebut. Tujuan pengadukan ini agar suatu komponen dapatt
terdispersi menjadi homogen dan tidak menimbulkan pengendapan. Selain itu
tujuan dari alat ini adalah untuk mendapatkan hasil yang elastis dan
pengembangan gluten yang diinginkan. Keuntungan dari alat ini ialah mudah
dipelihara dan bahan kecil dapat didispersikan tanpa membutuhkan pencampuran
terlebih dahulu.Ribbon blender dibagi menjadi dua jenis yaitu ribbon mixer
horizontal danribbon mixer rotary. Perbedaan dari kedua alat ini pada perputaran
alat pada saat pencampuran, pada mixer rotary sistem pengaduk berputar 360
derajat. Sedangkan mixer horizontal tidak berputar seperti mixer
rotary(Anonim,2008).
Double cone mixer merupakan alat pencampur yang cocok untuk bahan
halus dan rapuh. Penggunaan energi dalam pencampurannya kecil. Untuk
spesifikasi alat ini adalah kapasitas alat ini dari 2 sampai 100.000 liter dan
muatannya bekerja secara otomatis. Keuntungan dari double cone mixer ini adalah
mudah digunakan untuk pencampuran berbahan halus, higienis dan mudah
dibersihkan.
Jenis mixer yang digunakan pada Alexanderwerk mixer dinamakan spiral
yaitu cocok untuk tepung, makanan kental, membutuhkan viskositas tinggi.
Komponen-komponen pada Alexanderwerk mixer : motor berfungsi untuk
menghasilkan tenaga penggerak, rotor berfungsi sebagai menghasilkan putaran
dan tempat untuk bertumpunya pengaduk, penyangga wadah berfungsi untuk
menyangga wadah tempat menyimpan bahan. Selain itu terdapat tombol on/off
berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin, pengatur kecepatan
berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran pengaduk, display kecepatan
berfungsi untuk menunjukkan kecepatan yang digunakan oleh pengaduk, lengan
pengaduk (Hook) berfungsi untuk mengaduk bahan agar terjadi pencampuran, dan
terakhir wadah bahan untuk meletakkan bahan yang akan dicampurkan.
Alat berikutnya adalah Vertical Double Rotary Mixer, yaitu alat yang
terdiri dari dua kerucut yang berputar pada porosnya. Jika kerucut berputar, maka
bahan yang ada didalamnya akan teraduk atau tercampur. Pencampuran tipe ini
memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu harus
diperhatikan jangan sampai energi yang digunakan diubah menjadi panas yang
dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur produk. Alat ini cocok
digunakan untuk mencampur bahan yang berbentuk biji-bijian atau granula.
Pencampuran dengan menggunakan Vertical Double Rotary Mixer pada
umumnya adalah bahan padat (solid mixing) yang banyak diaplikasikan di
berbagai bidang industri. Untuk memperoleh produk dengan kualitas optimum,
maka dalam proses mixing harus memperhatikan sifat-sifat fisik dari partikel
seperti aerasi, fiability, explosifitas, dan adheren terhadap permukaan (Holdich,
2002).
Alat ini merupakan alat pencampur sederhana, penggunaan energi dalam
pencampurannya kecil dan cocok digunakan untuk mencampur bahan yang halus
dan rapuh. Adapun kelebihan dan keuntungan dari alat ini adalah mudah
digunakan untuk bahan-bahan halus, higienis dan mudah dibersihkan, prinsip
kerjanya seperti kemutec’s dengan multi shear deflector plate untuk perbaikan
efesiensi sehingga granula dan bubuk (tepung) bebas mengalir, dan kehilangan
produk dapat diminimalkan
Pada proses perhitungan rotary per minute atau banyaknya putaran
impeller alat dan vessel, dihasilkan perhitungan 140 rpm untuk impeller dan 17
rpm untuk vessel. Vessel bergerak lebih lambat daripada impeller dikarenakan
vessel adalah bagian wadah pada alat vertikal double rotaryini, sedangkan
impeller merupakan pengaduk utama yang mengaduk di dalam wadah dengan
kecepatan yang cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Ribbon Mixer.http://www. kemutec ribbon. htm.(14 Mei 2012)
Anonim. 2006. Penerapan Mixer di Industri [Terhubung
berkala] http://www.digilib.its.ac.id [14 Mei 2012)
Holdich, R. 2002. Fundamental of Particle Technology. New York :
Loughborough University.
Mc Cabe,1985. Unit Operation of Chemical Engineering. Jakarta : Erlangga.
Wiranatakusumah, Aman et al. 1992. Petunjuk Peralatan dan Unit ProsesIindustri
Pangan. Bogor : Depdikbud. Direktorat jendral Pendidikan tinggi
PAU IPB.