kontribusi media chart terhadap hasil...
TRANSCRIPT
KONTRIBUSI MEDIA CHART TERHADAP HASIL BELAJAR
EKONOMI SISWA PADA KONSEP PERMINTAAN DAN
PENAWARAN(Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS
(S.Pd)
Oleh :
HALIMATUS SADIYAHNIM : 106015000461
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
ii
ABSTRAK
HALIMATUS SADIYAH, 2010, “Kontribusi Media Chart Terhadap HasilBelajar Ekonomi Siswa Pada Konsep Permintaan danPenawawaran” (Studi Eksperimen Di MadrasahAliyah Negeri Jonggol Bogor), Skripsi, JurusanPendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Ekonomi, Permintaan, Penawaran, Media, Chart.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi,mengenai penggunaan media di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggoldiketahui terdapat kekurangan fasilitas media untuk menunjang pembelajaranekonomi. Untuk mengatasinya, peneliti menggunakan media chart. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui bagaimana kontribusi media chart terhadap hasilbelajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran. Siswa kelas XBsebagai kelompok eksperimen (menggunakan media chart) dan kelas XA sebagaikelas kontrol (tanpa menggunakan media chart) di MAN Jonggol.
Perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen dan kontrolmenyebabkan perbedaan hasil belajar Ekonomi pada konsep permintaan danpenawaran, untuk kelompok eksperimen meningkat lebih tinggi dibandingkelompok kontrol. Adapun indikator keberhasilannya adalah nilai KKM (KriteriaKetuntasan Minimum) Ekonomi siswa kelas X indikator keberhasilannya adalah70% sebesar 65.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitianeksperimen. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa pretes danpostes, serta instrumen nontes berupa hasil wawancara, dan lembar kuesioner.
Berdasarkan hasil Normal Gain, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompokeksperimen sebesar 0,52 dan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol sebesar0,37. Selain itu berdasarkan hasil uji “t” postes pada kedua kelompokmenunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dankelompok kontrol dengan nilai nilai thitung postes = 3,27 > ttabel = 1,99 (tarafsignifikan 5%). Sedangkan indikator keberhasilan nilai ekonomi kedua kelompoktelah mencapai KKM yang telah ditentukan sebesar 65, nilai rata-rata untukkelompok eksperimen sebesar 73,75 lebih tinggi dari kolempok kontrol sebesar65,9. Hal ini menujukkan bahwa terdapat kontribusi media chart terhadap hasilbelajar Ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran di MAN Jonggol.Ini berarti Hipotesis alternatif (Ha) diterima karena terdapat perbedaan yangsignifikan pada kedua kelompok. Berdasarkan hasil analisis kuesioner responpembelajaran Ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran kedua kelompokadalah baik untuk kelompok kontrol dengan nilai rata-rata sebesar 29,65 dansangat baik untuk kelompok eksperimen dengan nilai rata-rata sebesar 31,8.
Setelah pembelajaran ekonomi diketahui bahwa media chart bermanfaatbagi peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan danpenawaran. Siswa senang terhadap pembelajaran menggunakan media chart.
iii
ABSTRACT
HALIMATUS SADIYAH, 2010, “The contribution of Media Chart towardstudents’ achievement of economic learning on theconcept of demand and supply” (An ExperimentResearch at Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor),Skripsi, Department fo social science education, theFaculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, SyarifHidayatullah State Islamic University Jakarta.Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM.
Kata Kunci: Learning Achievement, Economy, Demand, Supply, Media, Chart.
Based on the result of interview with the economy teacher about the use ofmedia at Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, it was found that the teacherlack of learning facilities to support economic media. The writer uses the chartmedia to overcome this problem. The aim of tis research is to know how is thecontribution of chart media toward the students’ achievement of economy ondemand and supply concept. Students of XB class as an experiment group (usechart media) and XA class as control class (without the use of chart media) atMAN Jonggol.
Treatment differences between experimental and control groups led todifferences in learning achievement of Economics on the concept of demand andsupply, for the experimental group increased higher than the control group. Thecriterion of success of the study was 70% of the students’ score of economysubject at X Economy class achieve the Minimum Mastery Criterion- KriteriaKetuntasan Minimal (KKM) sixty five (65).
The Method used in this research was experimental research. Theinstruments used were pretest, posttest, interview sheet and questionnaire.
Based on the result of Normal Gain, the mean score of the students’achievment of experiment group was 0,52 and higher than the control group thatgain the score 0,37. Besides, based on the test result of “t” posttest in both groupsshowed a significant difference between experimental group and control groupwith the score of tcount = 3,27 > ttable = 1,99 (significant level 5%). Meanwhile thescore of the students’ economy achievement in both groups has achieved thecriterion of success proved by achieving the score of the Minimum MasteryCriterion- Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sixty five (65). The mean score ofthe experiment group was 73,75. It was higher than the control group that gain thescore 65,9. It was showed tah there was a contribution of chart media toward thestudents’ achievement of economy on the concept of demand and supply at MANJonggol. It meant that the alternative hypothesis (Ha) was accepted because therewas a significant difference on both groups. Based on the result of questionnairefrom both groups, the students’ response toward the teaching and learningeconomy on the concept of demand and supply was good. The mean score ofcontrol group was 29,65 and the score of experimental group was 31,8.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis maka selesailah skripsi ini yang berjudul
“Kontribusi Media Chart Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada
Konsep Permintaan dan Penawaran”, dapat terselesaikan. Sholawat serta salamsenantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan
bagi seluruh umat manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga hari
akhir nanti, amin.
Selesainya skripsi ini tak luput dari do’a, kesungguhan hati, kerja kerasserta bantuan dari berbagai pihak, baik saran bimbingan maupun bantuan lainnya.
Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih saya ucapkan
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
sekaligus Dosen pembimbing skripsi, yang selalu memberikan bimbingan,
arahan nasihat, saran, ilmu, waktu, sabar serta motivasinya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah sabar dan ikhlas
mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat hingga masa
mendatang.
5. Kedua Orang tua ku, Abi (Saepudin) serta Umi (Sopiah) tercinta yang selalu
bersabar dan tak henti mendoakan penulis serta memberikan dorongan moril
maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Kakak-kakak ku Kang Dasep, Kang Agus, Kang Saepulloh, Kang Wahyu,
Kang Abu, Teteh-teteh Ipar, serta Teh Neneng Fadhillah, terimakasih atas
kasih sayang dan selalu memberikan motivasi untuk penulis.
v
7. Bapak Drs H. Husin Abbas, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol,
Ibu Tanti Sopianti S.Pd guru bidang studi Ekonomi, serta seluruh guru dan
staf MAN Jonggol yang telah banyak membantu memberikan bimbingan
serta motivasi selama penelitian berlangsung.
8. Sahabat-sahabat ku Nia Mariana, Kak Fay, Rosmiati, Nur Azizah, , dan
Supendi, yang selalu memberikan bantuan, dukungan semangat, menghibur
dan bertukar fikiran.
9. Sahabat-sahabat ku seperjuangan P.IPS 2006, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
10. Nur el Qolby, yang selalu memberikan curahan perhatian dan dukungan serta
mendampingi penulis saat resah, lelah dan bahagia.
11. Para Anggota, Pengurus, DPO dan seluruh keluarga besar HIQMA
(Himpunan Qori Qoriah Mahasiswa) UIN Jakarta, khususnya anggota
angkatan 2007 yang telah memberikan banyak pengalaman yang berkesan
dan bermanfaat bagi penulis.
12. Rental BJ yang selalu siap membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu dengan tanpa pengurangi rasa termakasih yang
sangat. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal, Amin.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak
sempurnaan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya.
Alhamdulillahirobbil ‘AalamiinWassalaamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.
Jakarta, 3 Desember 2010
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori .................................................................................. 10
1. Hakikat Media......................................................................... 10
2. Media Chart ............................................................................ 20
3. Hakikat Hasil Belajar .............................................................. 26
4. Hakikat Ekonomi .................................................................... 34
5. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................. 45
B. Kerangka Berfikir.......................................................................... 45
C. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 47
1. Tempat Penelitian.................................................................... 47
vii
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 47
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 47
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 48
D. Instrumen Penelitian...................................................................... 49
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 51
F. Uji Coba Soal ................................................................................ 52
G. Uji Pra Syarat Analisis Data ........................................................ 55
H. Analisis Data dan Interpretasi Hasil analisis................................. 56
J. Hipotesis Statistik ......................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol....... 60
B. Deskripsi Data dan Analisis Data ................................................ 61
1. Peningkatan Hasil Belajar ...................................................... 61
2. Kontribusi Media Chart .......................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 88
B. Saran.............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1 Tingkat harga dan jumlah barang yang diminta Pada setiap tingkat
harga ................................................................................................ 40
Tabel. 2.2 Jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai macam tingkat
harga ............................................................................................... 43
Tabel 3.1 Kisi-kisi Hasil Belajar Ekonomi ...................................................... 50
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Media Chart ..................................................... 51
Tabel. 4.1 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen .............................. 62
Tabel. 4.2 Konversi Skor ................................................................................. 63
Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi Presest Kelompok Eksperimen ..................... 63
Tabel 4.4 Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen .............................. 64
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen ...................... 65
Tabel 4.6 Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ..................................... 66
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol ............................. 66
Tabel 4.8 Deskripsi Data Postest Kelompok Kontrol ..................................... 67
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol ............................ 68
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rata-rata Pretest, Postest dan Selisih,
yang menggunakan Media Chart dan Tidak Menggunakan
Media Chart. .................................................................................... 69
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemapuan Kelompok
Eksperimen ...................................................................................... 71
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan
Kelompok Kontrol .......................................................................... 72
Tabel 4.13 Perhitungan Uji Homogenitas ......................................................... 73
Tabel. 4.14 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test .............................................. 73
Tabel. 4.15 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test .............................................. 74
Tabel. 4.16 Tertarik Terhadap Pelajaran Ekonomi Terutama Konsep Permintaan
Dan Penawaran ................................................................................ 75
Tabel 4.17 Kesulitan Dalam Memahami Pelajaran Ekonomi ........................... 76
Tabel 4.18 Dapat Memahami Konsep Permintaan Dan Penawaran ................. 76
ix
Tabel.4.19 Media Dalam Pembelajaran Sering Disajikan Dalam Pelajaran
Ekonomi .......................................................................................... 77
Tabel.4.20 Berharap Guru Lebih Sering Memakai Media Dalam Pembelajaran,
Terutama Ekonomi .......................................................................... 78
Tabel 4.21 Penggunaan Media Membuat Siswa Lebih Fokus Dalam Belajar
Dikelas ............................................................................................. 78
Tabel 4.22 Media Chart (Bagan) Sangat Membantu Siswa Untuk Memahami
Konsep Permintaan Dan Penawaran ............................................... 79
Tabel 4.23 Senang Terhadap Pembelajaran Ekonomi Menggunakan Media
Chart (Bagan) ................................................................................. 80
Tabel 4.24 Penggunaan Media Chart (Bagan) Dalam Pembelajaran Ekonomi
Tidak Bermanfaat ............................................................................ 81
Tabel 4.25 Media Chart (Bagan) Sangat Sesuai Digunakan Pada Konsep
Permintaan Dan Penawaran ............................................................ 81
Tabel.4.26 Frekuensi respon siswa pada pembelajaran Ekonomi ................... 82
Tabel 4.27 Konversi Skor Angket ..................................................................... 84
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kurva Permintaan.......................................................................... 41
Gambar 2.2 Kurva Penawaran Berdasarkan Hukum Penawaran...................... 44
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ......... 63
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Postest
Kelompok Eksperimen.................................................................. 65
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok
Kontrol .......................................................................................... 67
Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelompok
Kontrol .......................................................................................... 68
Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Koginif Siswa Yang Menggunakan
Media Chart Dan Yang Tidak Menggunakan Media Chart ......... 70
Gambar 4.6 Histogram Gain Hasil Belajar Kognitif Siswa.............................. 71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran
2. Lampiran 2 RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran)
3. Lampiran 3 Contoh Media Chart (Bagan)
4. Lampiran 4 Instrumen Tes hasil belajar
5. Lampiran 5 Pedoman Wawancara
6. Lampiran 6 Kunci Jawaban
7. Lampiran 7 Instrumen Kuesioner Respons Siswa
8. Lampiran 8 Tabel DataUji Validitas dan Reliabilitas Soal
9. Lampiran 9 Tabel Uji Daya Beda
10. Lampiran 10 Tabel Uji Tingkat Kesukaran
11. Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
12. Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
13. Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas
14. Lampiran 14 Daftar Nilai Hasil Tes Hasil Belajar
15. Lampiran 15 Data Hasil Kuesioner
16. Lampiran 16 Hasil Wawancara
17. Lampiran 17 Profil MAN Jonggol
18. Lampiran 18 Visi, Misi dan Tujuan MAN Jonggol
19. Lampiran 19 Perhitungan Uji Hipotesis
20. Lampiran 20 Tabel Nilai “t” Derajat Kebebasan (dk)
21. Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian
22. Lampiran 22 Surat Pengajuan Proposal
23. Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi
24. Lampiran 24 Surat Izin Wawancara
25. Lampiran 25 Surat Permohonan Penelitian
26. Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
27. Lampiran 27 Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan fondasi yang penting bagi setiap individu
bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang
yang diperhitungkan kedudukan dan kemampuannya di masyarakat adalah
yang memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan,
maka lahirlah manusia yang menjadi sumber daya dari suatu Negara dengan
potensi-potensi yang dimilikinya. Hal tersebut tercantum dalam undang-
undang RI No. 20 tahun 2003, tentang pendidikan nasional dinyatakan sebagai
berikut :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan Negara1
Begitu pentingnya pendidikan dalam suatu Negara ini dikarenakan
suatu Negara akan berhasil jika memiliki masyarakat yang mampu bersaing
dengan dunia luar yang tentunya dengan pendidikan yang sangat baik. Dalam
hal ini, belajar merupakan proses penting dalam pendidikan.
1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun2003 (Bandung : CV Citra Umbara, 2003), h. 3
2
Menurut Slameto belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”2 Menurut Faturrohman dan Sutikno belajar pada hakikatnya
adalah “perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan
aktivitas tertentu.”3 Perubahan itu bersifat secara relatif konstan. Kemudian
Hamalik mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan
dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan”.4
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi karena adanya
interaksi pada diri disetiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar ini terjadi
karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena
itu, belajar dapat terjadi kapan saja di mana saja, salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri
orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya proses belajar yang mampu
merubah pola pemikirannya.
Dalam peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki peran yang kuat
karena sebagai transformator pendidikan kepada siswanya (peserta didik), oleh
karena itu guru harus mempersiapkan perencanaan yang baik dalam proses
pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan dan hasil pada setiap anak
didiknya.
Guru dalam Undang-undang RI no 14 tahun 2005 pasal 1 tentang Guru
dan Dosen dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”5 Dengan guru yang
2Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Renika Cipta,2010), cet ke-5 h. 2
3Pupuh Faturrohman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: MelaluiPenanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama), cet ke-1 h. 6
4Indra Maulana, “ Pengertian Belajar” dari http://www.siaksoft.net, 18 Juni 20105Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : PT Sinar
Grafika, 2005), cet ke-1 h. 2
3
professional maka dapat dihasilkan pula siswa yang memiliki kompetensi yang
baik dan dapat bersaing dengan dunia luar.
Adapun peran guru menurut E. Mulyasa, yakni: guru sebagai “pendidik,
pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan
teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan,
pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator,
evaluator, pengawet, dan kulminator”.6
Dengan peran-peran di atas diharapkan guru mampu menjadi pendidik
yang baik bagi siswa, dan juga mampu menghasilkan peserta didik dengan
hasil yang baik pula, karena guru sebagai motivator agar siswa termotivasi
untuk berhasil.
Interaksi yang baik antara guru dan murid akan mampu menjadikan
proses pembelajaran yang baik dan aktif sehingga murid menerima pelajaran
yang disampaikan oleh guru dengan baik pula.
Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, sebagai pemegang peran utama dalam
menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan
proses belajar mengajar. Maka dari itu perbaikan kualitas guru salah satunya
pengembangan kompetensi harus ditunjang sebaik mungkin.
Menurut Jalal dan Mustafa, menyimpulkan bahwa “komponen guru
sangat mempengaruhi kualitas pengajaran melalui (1) penyediaan waktu lebih
banyak pada peserta didik, (2) interaksi dengan peserta didik yang lebih
intensif/sering, (3) tingginya tanggung jawab mengajar dari guru. Karena itu,
baik buruknya sekolah sangat bergantung pada peran dan fungsi guru”.7
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa peserta didik akan mampu
belajar dan mendapatkan hasil belajar yang baik jika ditunjang dengan
kemampuan guru sebagai pembangkit dan motivator yang baik. Dalam
kaitannya mengenai hasil belajar, menurut Suharsimin Arikunto hasil belajar
6E. Mulyasa Menjadi Guru Professional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif DanMenyenangkan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-8, h. 37-63
7E. Mulyasa, M.Pd, Standari Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), Cet ke-1 h. 9
4
adalah, “Hasil akhir setelah mengalami proses belajar, di mana tingkah laku itu
tampak dalam bentuk perbuatan yang diamati dan diukur”.8 Sedangkan Nana
Sudjana menjelaskan bahwa “pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”9 Hasil belajar
sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dapat merubah pengalaman dan
perilaku seseorang terhadap sesuatu dengan perubahan perilaku dan
pengalaman tergantung kepada proses belajar di dalam kelas, hasil belajar yang
baik akan tercapai jika penggunaan metode yang tepat yang diberikan oleh
guru dalam mengajar sesuai dengan materi dan karakter siswa.
Dalam proses pembelajaran yang menentukan suksesnya suatu
pembelajaran salah satunya ditunjang oleh media. Menurut Heinich, media
merupakan “alat saluran komunikasi”.10 media adalah alat yang menyampaikan
atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Sedangkan menurut Gagne dan
Briggs secara implisit mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video recoder, film slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik televisi, dan komputer”.11
Secara sederhana media merupakan alat komunikasi berupa fisik dari
guru kepada peserta didik. Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan media
pembelajaran yang digunakan adalah media Chart atau bagan. Menurut Ahmad
Sabri, bagan adalah “gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis gambar”.12
Sedangkan Usman dan Asnawir berpendapat media Chart adalah “suatu media
pengajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan
lambang-lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang
menunjukkan perkembangan ide, objek, lembaga orang, keluarga ditinjau dari
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)cet ke-4, h. 43
9 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Remaja RosdaKarya,1992).h.22
10 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan,Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: CV Wacana Prima, 2008) cet ke-2, h.6
11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : PT Remaja Rosda Karya,2010), cet ke-13 h.4
12Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: PT . CiputatPress, 2010), cet ke-3, h. 109
5
sudut waktu dan ruang.”13 Media ini terdiri dari bagan yang berisi gambar
ataupun materi pokok yang dibahas, yang diharapkan mampu membangkitkan
minat siswa.
Berdasarkan pengamatan banyak pihak masih dirasakan bahwa
pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh para guru di sekolah, lebih
didasarkan pada kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil siswa, akibatnya
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru terkesan lebih
merupakan pekerjaan administratif, dan belum berperan dalam
mengembangkan potensi siswa secara optimal. Keadaan dan fenomena seperti
ini kemungkinan tidak dapat dilepaskan dari adanya kenyataan bahwa tugas
yang diemban guru sebagai pelaksana kurikulum dan pengajar sangatlah
kompleks dan sulit.
Numan Sumantri mengatakan bahwa “pembelajaran IPS yang diberikan
di sekolah-sekolah sangat menjemukan, membosankan. Hal ini disebabkan
penyajiannya bersifat monoton dan ekspositoris, sehingga siswa kurang
antusias yang dapat mengakibatkan pelajaran kurang menarik”.14 Kelemahan-
kelemahan tersebut diperberat lagi oleh beberapa kondisi yang ada, di
antaranya masih berlakunya sistem guru kelas harus mengajarkan beberapa
mata pelajaran. Masing-masing mata pelajaran itu mempunyai karakteristik
atau ciri tersendiri. Bukan tidak mungkin belum terkuasai sepenuhnya oleh
guru, baik substansi maupun metodologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Suyanto tahun 1999 mengungkapkan
bahwa dalam Pembelajaran Pendidikan Ekonomi di SLTP ditemukan ada
beberapa permasalahan, yaitu:
1. Masih ada guru yang mengeluh dalam mengajar ekonomi disekolah karena mereka memandang bahwa pelajaran ekonomikurang menarik dan membosankan bagi siswa yang diajarnya.
2. Mitos siswa bahwa guru ekonomi kurang berwibawa jikadibandingkan dengan guru matematika, IPA maupun bahasaInggris, karena menurut siswa pelajaran ekonomi kurang
13 M. Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press,2002), cet ke-1, h. 34
14 Numan Sumantri, Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS, (Bandung: Rosda Karya,2001), cet ke-1,. H. 165
6
mendukung untuk melanjutkan ke SMU bagian IPA sehinggadirasakan kurang penting.
3. Pelajaran ekonomi dianggap sukar oleh siswa sehingga akibatkurang adanya kepastian empiris yang mudah dilihatnya dalamkehidupan sehari-hari15.
Fenomena yang digambarkan di atas, baik menyangkut rendahnya
kualitas prestasi akademik/hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, serta
layanan pembelajaran yang belum dapat mengapresiasi dan mengakomodasi
perbedaan individual siswa serta sikap yang kurang positif dari siswa dan
masyarakat terhadap mata pelajaran IPS termasuk di dalamnya mata pelajaran
ekonomi sebagai salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini
merupakan suatu tantangan yang harus diahadapi oleh guru. Seorang guru
harus menguasai model-model pembelajaran sebagai pilihan yang tepat untuk
mengatasi hal tersebut.
Seiring dengan pentingnya sebuah media dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru dituntut untuk memiliki
kemampuan menggunakan alat-alat atau pun media dalam pembelajaran.
Guru memegang peranan penting di dalam proses pendidikan. Salah
satu kode etik yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional mampu
menggunakan alat atau media pembelajaran. Fungsi utama media pembelajaran
adalah “sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”.16
Kebutuhan akan media yang baru saat ini dirasakan sangat penting.
Media dirancang untuk membantu untuk menyukseskan keberhasilan dunia
pendidikan menjadi satu hal yang penting saat ini. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan
dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar.
Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya, menyatakan “bahwa para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan di sekolah, dan
15 Neti Budiwati, Pembelajaran Ekonomi SMA dan SMK, dalamhttp://netibudiwati.blogspot.com. Pada 30 Nopember 2010.
16 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-13, h.15
7
tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman”.17
Paradigma pendidikan yang telah berganti dari teacher oriented
(terfokus pada guru) menjadi student oriented (fokus pada siswa) membuat
para praktisi pendidikan bekerja keras membuat media pembelajaran
semenarik mungkin. Dahulu ada anggapan guru adalah orang yang paling tahu.
Paradigma itu berubah menjadi guru lebih tahu dahulu. Namun sekarang bukan
saja pengetahuan guru bisa sama dengan murid, bahkan murid bisa lebih
dahulu tahu dari gurunya. Semua itu akibat perkembangan media informasi di
sekitar kita yang dapat diakses dengan mudah. Menyikapi hal tersebut,
sekurang-kurangnya yang guru harus lakukan ialah guru mampu menggunakan
media yang menjadi keharusan dalam mencapai tujuan.
Media pembelajaran sebagai alat perantara tidak bisa berbuat lebih,
media pembelajaran dapat efektif jika didukung oleh guru yang mampu kreatif
dan efektif menggunakan media yang ada, walaupun sederhana.
Penggunaan media pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
media chart atau bagan. Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data
yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai media chart
yang dapat menyajikan pesan secara bertahap. Selain itu media chart juga
memberikan kemudahan pada para siswa untuk mengetahui inti pokok
pembahasan dalam pembelajarannya. Penggunaan media chart ini semata ingin
memberikan penyajian yang baik dan mudah di mengerti siswa sehingga dalam
hasil belajarnya menjadi lebih baik.
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka penulis mengadakan
penelitian dengan judul skripsi mengenai “KONTRIBUSI MEDIA CHART
TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA PADA KONSEP
PERMINTAAN DAN PENAWARAN (Studi Eksperimen di Madrasah
Aliyah Negeri Jonggol Bogor)”
17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran……………….h. 2
8
B. Identifikasi Masalah
Dari berbagai macam latar belakang masalah yaitu banyak sekali
media yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik dalam upaya
meningkatkan pemahaman pengetahuan siswa dalam belajar ekonomi. Maka
timbul pertanyaan yang mendasari penelitian ini antara lain:
1. Belum diketahui besarnya kontribusi penggunaan media chart terhadap
hasil belajar ekonomi siswa di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor.
2. Belum diketahui peningkatan hasil belajar ekonomi siswa setelah
menggunakan media chart di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor
3. Belum diketahui tingkat hasil belajar ekonomi pada konsep permintaan
dan penawaran siswa saat ini
4. Belum diketahui media yang tepat dalam pembelajaran ekonomi
5. Kurangnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran ekonomi.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam penulisan skripsi ini, maka penulis
membatasi permasalah pada:
1. Peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan
penawaran setelah menggunakan media chart di Madrasah Aliyah Negeri
Jonggol Bogor
2. Kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa
pada konsep permintaan dan penwaran di Madrasah Aliyah Negeri
Jonggol Bogor.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang akan diteliti
dapat dirumuskan:
1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar ekonomi siswa setelah
menggunakan media chart di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor.
9
2. Bagaimana kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar
ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penwaran di Madrasah Aliyah
Negeri Jonggol Bogor.
E. Tujuan Penelitian
Untuk mendapat gambaran tentang bagaimana kontribusi media chart
terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran
di kelas X MAN Jonggol Bogor Jawa barat.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat diantaranya :
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
pemanfaatan media dalam pembelajaran.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik
bagi sekolah dalam perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses
pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi.
3. Bagi pembaca, dapat menjadi bahan baca yang menambah wawasan
mengenai salah satu bagian dari dunia pendidikan.
10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Media
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni “medius secara
harfiahnya berarti tengah, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa
Arab, media disebut perantara (wasail) atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan”.18
Media Menurut Heinich merupakan “alat saluran
komunikasi”.19 Sedangkan AECT (Association for Education and
Communication Technology) mendefenisikan media merupakan
“segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi.”20
Media pun erat kaitannya dalam dunia pendidikan, di mana
komunikasi itu berlangsung secara efektif terutama antara guru dan
siswa, karena guru sebagai sumber pesan dan siswa sebagai penerima
pesan. Menurut Hamalik media pendidikan adalah “metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
18 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.5.h. 3
19 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan,Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: CV Wacana Prima, 2008) cet ke-2, h.6
20 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,……………h. 3
11
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah”.21 Dalam media pembelajaran, Gagne
menyatakan bahwa media adalah “berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang merangsang untuk belajar. Sementara Brigs
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.22 Sedangkan
menurut Arsyad media adalah “komponen sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar”.23
Heinich mencontohkan media ini seperti “film, televisi,
diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan
instruktur”.24 Media dalam proses belajar mengajar dapat diartikan
sebagai alat-alat visual, audio, audio-visual dan elektronis atau sebagai
mediator untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual dan verbal yang dapat merangsang siswa untuk
belajar.
Sedangkan menurut Munadi, media pembelajaran merupakan
“sumber-sumber belajar selain guru yang disebut penyalur atau
penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan oleh para
guru atau pendidik”.25
Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa
untuk belajar lebih baik dan meningkatkan performance siswa sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dari batasan yang disampaikan para ahli mengenai media,
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran
21 Oemar Hamalik, Media Pendidikan. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994) cet ke-7h. 12.
22 Arif S. Sadiman dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009) h. 6
23 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran…………….h.424 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian………...h.625Yudhi Munadi. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru,( Jakarta: Gaung
Persada Press, 2008) h.5
12
adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan
menyampaikan informasi dari sumber kepada peserta didik yang
bertujuan untuk merangsang pikiran, perasaan dan kemauan mereka
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media selain digunakan
untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh dapat juga
dimanfaatkan, untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan
pembelajaran, memberikan penguatan motivasi.
b. Fungsi-fungsi Media
Menurut Susilana dan Riyana Media digunakan dalamkegiatan pembelajaran karena memiliki kegunaan untuk:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga dan
daya indera.c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung
antara murid dengan sumber belajar.d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan
bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran dapatditekankan beberapa hal berikut:
a. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasipembelajaran yang efektif.
b. Merupakan bagian integral dari keseluruhan prosespembelajaran.
c. Dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensiyang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.
d. Bukan sebagai alat hiburan.e. Untuk mempercepat proses belajar.f. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.g. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.26
Menurut Yudhi Munadi fungsi media pembelajaran terbagi
menjadi 5 yaitu :
1. Sebagai sumber belajar, yakni sebagai penyalur, penyampai,penghubung dan lain-lain.
26 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan,Pemanfaatan, dan Penilaian. …………………..h. 9-10
13
2. Fungsi Semantik, yakni kemampuan media dalammenambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yangmakna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik.(tidak verbalistik).
3. Fungsi manipulatif, media memiliki dua kemampuan, yangmengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasiketerbatasan inderawi.
4. Fungsi psikologis, fungsi ini terdiri dari fungsi atensi(perhatian), afektif, kognitif, imajinatif, dan motivasi.
5. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.27
Fungsi utama media pembelajaran adalah “sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.”28
Agar proses pembelajaran ekonomi berjalan dengan baik,
menarik dan mudah dipahami oleh siswa, guru baiknya menggunakan
media karena media menurut Hamalik mempunyai beberapa fungsi
yakni “edukatif, sosial, ekonomi, politis dan seni budaya”.29 Media
pembelajaran dapat merangsang minat anak, meningkatkan motivasi
belajar anak dan dapat juga menanamkan konsep secara konkrit.
Proses belajar yang demikian juga dapat meningkatkan dan
mempertinggi mutu belajar. Media dapat menjadi penting dalam
pembelajaran ekonomi karena media dapat menjelaskan sesuatu yang
tidak bisa dimengerti oleh siswa dengan mudah.
Dapat di simpulkan fungsi-fungsi media sebagai berikut:
1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran
yang efektif. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar-
mengajar.
2. Dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang
ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.
3. Fungsi semantik, yakni memperjelas pesan (tidak verbalistik).
27 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru………………h. 37-4828 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ……………. h.1529 Oemar Hamalik, Media Pendidikan……………..h. 12
14
4. Fungsi manipulatif, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
tenaga dan daya indera
5. Fungsi psikologis, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara murid dengan sumber belajar. Memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
6. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural
antar peserta komunikasi pembelajaran.
Dengan fungsi-fungsi tersebut di atas diharapkan tujuan
pembelajaran pun dapat tercapai.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media harus dirancang dengan baik dalam batas-batas tertentu
yang dapat merangsang timbulnya dialog internal dalam diri siswa
dengan media atau antara siswa dengan guru.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kita dapat
mempergunakan bermacam-macam bentuk media pembelajaran,
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai, macam-macam
media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Rudi Bertz dan Basyiruddin Usman mengelompokkan media
dalam 5 klasifikasi diantaranya:
a. Media audio visual gerak seperti film suara, video kaset,TV, dan lain-lain.
b. Media audio visual diam seperti film bingkai suara, filmrangkai suara, cetak suara dan lain-lain.
c. Media visual gerak seperti film strip, dan lain-lain.d. Media visual diam seperti gambar, chart, transparansi,
OHP, dan lain-lain.e. Media audio seperti tape recorder, kaset rekaman, dan radio
dan lain-lain. 30
30 Basyirudidin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), cet ke-1, h.27
15
Dengan penggunaan berbagai macam media dalam
pembelajaran diharapkan mampu mendorong motivasi serta minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang
memuaskan sebagaimana tujuan akhir proses pembelajaran.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kognitif siswa adalah penggunaan media dalam setiap
pembelajaran karena media merupakan salah satu sumber belajar yang
bermanfaat untuk mengatasi perbedaan gaya belajar, minat interaksi,
dan keterbatasan daya indera.
Media memiliki peranan penting dalam mencapai keberhasilan
siswa dalam memahami pelajaran. Seperti yang penelitian dilakukan
oleh Paivio seorang pakar pendidikan, ia menyatakan bahwa
“informasi yang diterima seseorang diproses melalui salah satu dari
dua channel, yaitu channel verbal seperti teks dan suara, dan channel
visual (nonverbal image) seperti diagram, gambar, dan animasi.
Kedua channel ini dapat berfungsi baik secara independen, secara
paralel, atau juga secara terpadu bersamaan”.31 Dari hasil
penelitiannya mengindikasikan bahwa dengan memilih perpaduan
media yang tepat, kegiatan belajar dari seseorang dapat ditingkatkan.
Dengan perpaduan informasi, dari verbal (lisan) dan non verbal (non
lisan) yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari
dan dipahami daripada informasi yang menggunakan teks saja, suara
saja, perpaduan teks dan suara saja, atau ilustrasi saja.
Begitu juga Dyah Dwihastuti dalam penelitiannya menyatakan
bahwa “hasil belajar IPS dengan menggunakan media grafis lebih baik
daripada tidak menggunakan media grafis”.32 Hal ini dikarenakan
siswa akan lebih tertarik pada suatu hal yang membuatnya lebih fokus
31 Joko Sutrisno, “Dual Coding Theory” dari http://joko.tblog.com, 11 November 2010
32 Dyah Dwihastuti Hubungan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPSSiswa Kelas IV SD Negeri Tlogosari Wetan 01 – 02 Kecamatan Pedurungan. (Semarang: JurnalPendidikan Iswara Manggala, 2005) Vol 1 No. 5 h. 14
16
memahami dan mempelajari suatu pelajaran karena informasi yang
diberikan tidak hanya secara verbal, namun juga non verbal.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan
bahwa antara kedua sistem yakni sistem teori verbal (lisan) dan sistem
teori non verbal (non lisan) dapat saling menguatkan satu sama lain
jika keduanya dipadukan, sistem verbal yang dijelaskan oleh pendidik
dapat mudah dimengerti oleh siswa dengan penjelasan melalui media
pembelajaran. Hal tersebut dapat terbukti sukses jika antara materi dan
media ini sesuai dalam penyajiannya.
Menurut Gardner telah menekankan bahwa pemikiran visual
adalah dasar dan bagian yang unik dari proses pemahaman.
Visualisasi juga merupakan bagian dari sistem verbal dan simbol (non
verbal) untuk mengungkapkan ide dan pemikiran. Format pengajaran
visual bergambar memiliki kentungan terhadap keterampilan yaitu:
1. “Kemampuan untuk menunjukan suatu hubungan
2. Hubungan yang sebanding dengan suatu objek
3. Mempermudah pemahaman terhadap kesimpulan”.33
Media visual “merupakan penyajian baru dalam strategi belajar
yang mengedepankan pemahaman secara utuh, ketika siswa
mengkonstruksi jaringan kerja visual mereka menyimbolkan
pengetahuan sains dengan gambar-gambar yang menonjol dalam
mengidentifikasikan kata, warna dan bentuk.”34
Menurut Susilana dan Riyana, media visual atau media grafis
adalah “yang menyajikan fakta, idea atau gagasan melalui penyajian
kata-kata, kalimat, angka-angka dan simbol/gambar. Grafis biasanya
digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan
mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.”35
33Catherine McLoughin, “Visual Thinking and Telepededagy”. Dalamhttp://www.Nature.com/eye/journal/V17/N6/Full/6700500a.html, h. 2, 14 Juni 2010
34 Palma J Longo, Visual Tinking Networking PromotesProblem Solving Achievement For9th Grade Earth Science Students, dalam elektronik Journal of Science Education, No 1 Vol 7,September 2002. H 3
35 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran…… h. 13
17
Dari paparan teori di atas bahwa media visual sangat
mengedepankan pemahaman serta memiliki keuntungan keterampilan
untuk menunjukan hubungan pada suatu objek.
Media grafis atau media visual memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya, yaitu: “a). dapat mempermudah dan
mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan. b).
dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik
perhatian siswa. c). pembuatannya mudah dan harganya murah.
Sedangkan kelemahannya, membutuhkan keterampilan khusus danlam
pembuatannya, terutama untuk grafis yang kompleks dan penyajian
pesan hanya berupa unsure visual.” 36
Dari beberapa sumber eksperimen diantaranya yang dilakukan
oleh Moreno dan Mayer tentang “siswa yang memakai media visual
dalam proses belajarnya tidak menjamin memperoleh pemahaman
yang mendalam dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan
media visual namun setidaknya dapat mengaplikasikan pemahaman
dalam proses belajar.”37
Berdasarkan pendapat para ahli dapat di simpulkan bahwa
siswa yang memakai media visual dalam proses belajar mengajarnya,
belum tentu mendapatkan pemahaman yang lebih baik jika
dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media
visual. Media visual dapat diukur keberhasilannya dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh siswa setelah belajar dengan menggunakan
media visual, apakah terdapat perbedaan bagi siswa yang memakai
media visual dengan siswa yang belajar tanpa memakai media sama
sekali. Media visual memiliki fungsi yang penting bukan hanya
sebagai pelengkap semata dalam proses belajar-mengajar namun
fungsinya dapat memperdalam pemahaman siswa dalam menerima
36 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran…… h. 1437 Roxana Moreno dan Richard E Mayer. Pedagogival Agents in Constructivist
Multimedia Environments: The Role of Images and Languge in The Instructional Communication.Dalam Elektronic Journal of Science Education. 2000 h. 3
18
informasi dalam proses belajarnya. Baik media visual yang diberikan
oleh guru ataupun yang didapat dari pengalaman secara personal dari
lingkungan.
Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak
saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi
memberikan nilai tambah kegiatan pembelajaran, hal ini berlaku bagi
segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang
sederhana dan murah.
Media merupakan komponen sumber belajar yang
mengandung materi pembelajaran di bangku sekolah yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Secara implisit media pembelajaran
meliputi alat secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pelajaran sperti buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide,
gambar, grafik, televisi, komputer dan lain-lain.
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kegiatan belajar mengajar, karena beranekaragamnya media tersebut
maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat
secara tepat guna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
media, oleh karena itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan
menurut Sadiman antara lain :
1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjangtujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuanpembelajaran ini merupakan komponen utama yang harusdiperhatikan dalam memilih media.
2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap pentingdalam memilih media, sesuai atau tidaknya antara materidengan media yang digunakan akan berdampak pada hasilpembelajaran.
19
3) Kondisi audiens (siswa) dari segi subjek belajar menjadiperhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yangsesuai dengan kondisi anak, faktor umur, intelegensi,latarbelakang pendidikan.
4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagiguru mendesian sendiri media yang akan digunakanmerupakan hal yang perlu dipertimbangkan.
5) Media dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akandisampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat danberhasil guna. 38
Begitu juga Menurut Dick dan Carey dalam pemilihan media
setidaknya ada empat faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Ketersediaan sumber setempat, maksudnya bila media yangbersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada,harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebutada dana, tenaga fasilitasnya,
3. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan danketahanan media.
4. Efektifitas biayanya dalam jangka waktu panjang. 39
Media dapat dipilih sesuai kebutuhan yang diintegrasikan
dengan materi yang diajarkan agar tercapai suatu tujuan akhir dalam
proses pembelajaran yakni hasil belajar.
Dapat disimpulkan dalam pemilihan media hendaknya
memperhatikan beberapa hal berikut:
1) Media yang dipilih hendaknya selaras dengan tujuan
2) Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media
3) Ketersediaan media di sekolah memudahkan guru dapat
mendesain sendiri, atau membeli media.
4) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang
akan disampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat dan
berhasil guna.
5) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan
ketahanan media.
38 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, ……………..h. 15-1639 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan,… ………………..h.86
20
2. Media Chart
a. Pengertian Media Chart
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (receiver), dimana
pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sadiman “simbol-simbol tersebut
harus dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat
berhasil dan efisien”40. Selain itu fungsi umum itu secara khusus grafis
berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghasilkan fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan, atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Salah satu media grafis
adalah chart.
Menurut Asnawir dan Usman Chart atau bagan adalah
“gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis dan kata-kata.”41
Maksudnya untuk memperagakan suatu pokok pelajaran yang
menunjukkan adanya hubungan, perkembangan atau perbandingan
sesuatu. Chart pada umumnya digunakan untuk menggambarkan
sebuah peristiwa secara kronologis, jumlah kuantitas secara kronologis.
Lebih lanjut Menurut Asnawir dan Usman bahwa Media
bagan/chart adalah “suatu media pembelajaran yang penyajiannya
secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual,
untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan ide, objek
lembaga, orang keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang”.42 Bagan
hampir sama dengan diagram, namun “bagan lebih menekankan kepada
suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi”.43
Chart atau bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang
bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian, atau struktur
40 Arif S. Sadiman Media Pendidikan …………..h 2841 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Pers 2003),
h.1142 Asnawir dan Basyiruddin Usman Media Pembelajaran.,…………………….. h. 3343 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran :Sebuah Pendekatan Baru……………. h. 94
21
organisasi. Dengan kemampuan tersebut chart merupakan cara untuk
memvisualisasikan informasi atau materi yang rumit dengan cara yang
sederhana dan singkat. Untuk merancang sebuah chart yang efektif
dapat dimanfaatkan berbagai jenis grafis seperti gambar, sketsa, grafik,
diagram atau bahkan bentuk verbal.
Ada beberapa pertimbangan penting mengapa media chart
dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu
konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh bagan secara
efisien dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart mampu
menyampaikan beragam pengalaman pada peserta didik. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sadiman bahwa “seringkali siswa bingung bila
dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru
hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara
bertahap”.44
Dari sejumlah media grafis, chart merupakan jenis yang paling
banyak digunakan, mudah dikenali dan mudah dimengerti secara
langsung tanpa memerlukan interpretasi.
Chart sering terdapat dalam buku-buku pelajaran dan pelajaran
materi lainnya. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
media chart, pembuatan chart disusun sesuai tujuan pelajaran yang
ditentukan secara jelas. Bagi siswa suatu chart yang disajikan berisi
satu konsep atau gambaran konsep. Sebaiknya “chart itu ditekan
hingga hanya berisi informasi verbal dan visual yang minimum untuk
dapat dipahami, jika ingin mengungkapkan beberapa gagasan atau
konsep.”45 Bagan atau chart termasuk media visual fungsi yang pokok
adalah menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit jika hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan yang mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
44 Arif S Sadiman Media Pendidikan …………… h. 3645 Arif S Sadiman Media Pendidikan …………… h. 35
22
Pembelajaran ekonomi dengan menggunakan media chart yaitu
sebuah media pembelajaran yang penyajiannya secara diagramatik
yang menggunakan lambang-lambang visual. Fungsi pokoknya adalah
menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan, secara visual, suatu proses
perkembangan atau hubungan-hubuangan penting. Sebagai media yang
baik media chart harus:
1. Dapat dimengerti anak.
2. Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit.
3. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar tidak kehilangan daya
tarik.46
Fungsi tersebut diharapkan mampu memberikan hasil yang baik
untuk para siswa, itu membuktikan pentingnya sebuah media chart
dalam pembelajaran bukan hanya sebuah alat namun juga media
diharapkan mampu menjadi tranformator yang efektif dalam
kemampuan berpikir siswa.
Dari pembahasan media chart di atas dapat disimpulkan bahwa
media chart merupakan gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan
garis dan kata-kata. Chart atau bagan mampu memvisualisasikan
sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah
kejadian, atau struktur organisasi dan dapat meningkatkan pemahaman
tentang suatu konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh
bagan secara efisien dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart
mampu menyampaikan beragam pengalaman pada peserta didik.
Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak
sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat
menyajikan pesan secara bertahap.
46 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,…………..h. 135
23
b. Jenis-jenis Media Chart
Heinich membedakan chart dalam berbagai jenis yang sangat
berkaitan dengan jenis materi yang akan disampaikan yaitu:
1. Bagan OrganisasiBagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan struktursebuah organisasi. Dalam bagan ini dapat dilihat dengan jelasbidang-bidang yang terdapat didalamnya.
2. Bagan ArusBagan arus dapat diartikan sebagai beberapa anak sungai yangmenuju kesatu arah yang sama untuk bersama-samamelahirkan sebuah sungai yang baru.
3. Bagan PohonBagan pohon digunakan untuk menjelaskan bahwa dari satubenda dapat dihasilkan berbagai benda yang lain.
4. Bagan Proses/arusBagan proses menggambarkan tahap-tahap pembuatansesuatu.47
Menurut Sadiman beberapa jenis bagan/chart secara garis besar
dapat digolongkan menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan
secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus.
1. Chart yang menyajikan pesan bertahapa) Flip chart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi.
Apabila urutan informasi yang disajikan tersebut sulitditunjukkan dalam selembar chart, bagan balikan dapatdipakai.
b) Bagan tertutup (hidden chart) disebut juga strips charts.Pesan yang dikomunikasikan mula-mula dituangkankedalam suatu chart. Kemudian ditutup dengan potongankertas yang mudah untuk dilepas.
2. Chart yang menyajikan pesan sekaligusChart atau bagan yang menyajikan pesan secara sekaligus,
antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart),bagan garis waktu (time line chart) dan stream chart.48
Dapat disimpulkan jenis-jenis chart (bagan) adalah sebagai
berikut:
47 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. …..h. 94-9548Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya…….h. 36-37
24
1. Chart (bagan) sesuai pembuatannya yaitu: bagan organisasi,
bagan arus dan bagan pohon
2. Chart yang menyajikan pesan bertahap yaitu: flip chart, danbagan tertutup (hidden chart).
3. Chart yang menyajikan pesan sekaligus antara lain baganpohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis waktu(time line chart) dan stream chart.
c. Cara Penggunaan Media Chart
Media digunakan dengan perencanaan sistematis, media
digunakan jika media itu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan serta sesuai dengan sifat materi pembelajaran
yang telah dirumuskan.
a. Persiapan sebelum menggunakan media chart
Agar penggunaan media dapat berjalan dengan baik, kita
perlu membuat persiapan yang baik pula, pertama dipelajari buku
petunjuk yang telah disediakan untuk membuat media chart, karena
untuk memudahkan belajar dengan media itu.
Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu
juga perlu dipersiapkan, dengan demikian pada saat
menggunakannya nanti tidak ada gangguan. Peralatan media perlu
ditempatkan dengan baik sehingga siswa dapat melihat atau
mendengar program dengan enak, lebih-lebih media itu kita gunakan
secara kelompok.
b. Kegiatan selama menggunakan media chart.
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah
suasana ketenangan, gagasan yang dapat mengganggu perhatian dan
konsentrasi harus dihindarkan, seorang guru dapat mempersilahkan
muridnya apabila terdapat bagian-bagian dari media chart yang
disajikan terdapat ketidak jelasan.
25
c. Kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan tindak lanjut ini adalah untuk melihat apakah
tujuan telah tercapai, untuk itu soal tes yang disediakan perlu
dikerjakan dengan segera sebelum siswa lupa program media chart
yang disajikan, kemudian kita cocokkan jawaban apabila masih
terdapat banyak kesalahan berarti sajian program media harus
diulang kembali.
Dapat disimpulkan penggunaan media chart dilakukan secara
sistematis dan terencana sebelum disajikan didalam kelas. Pertama
dilakukan persiapan dengan mempelajari buku dan peralatan yang
diperlukan. Kedua, Kegiatan selama menggunakan media chart dalam
keadaan suasana ketenangan. Ketiga Kegiatan tindak lanjut dengan
memberikan soal tes.
d. Cara Pembuatan Media Chart
Dengan menggunakan media chart, proses pembelajaran
Ekonomi akan lebih menarik dan mengasyikan, dan diharapkan dapat
mengubah pandangan negatif siswa terhadap IPS khususnya ekonomi
serta pada akhirnya akan menghasilkan penguasaan ekonomi yang baik.
Media chart memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut
Benyamin S. Bloom, “kelebihan Media chart diantaranya: murah dan
dapat dipersiapan terlebih dahulu serta dapat dipakai dalam berbagai
situasi. Sedangkan kekurangannya, kurang flesksibel, perlu waktu
banyak untuk mempersiapkannnya. Perlu keterampilan tertentu untuk
membuatnya”.49
Pembuatan media chart dapat dilakukan dengan teknik
menggambar. Pembuatan media chart yang dimaksud dalam penulisan
ini terbatas pada media yang dibuat dengan manual (tangan) dan bukan
49 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem SKS. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),cet ke-1 H. 120
26
dengan pemanfaatan alat. Sebuah chart yang dibuat secara manual
dengan perbadingan ukuran warna, bentuk seperti benda wajarnya
akan menghasilkan benda menunjukkan adanya hubungan yang jelas.
Media chart yang disajikan menggunakan bahan karton, dan kertas
warna untuk menarik perhatian siswa.
Media chart yang disajikan berupa media bagan Arus,bagan organisasi dan bagan tertutup (hidden chart). MenurutSadiman, “bagan tertutup (hidden chart) disajikan dengan pesanyang akan dikomunikasikan mula-mula dituangkan ke dalam satuchart. Misalnya pesan tersebut berupa jenis chart. Setiap jeniskemudian ditutup dengan potongan kertas yang mudah untukdilepas. Potongan selain murah juga menarik perhatian. Pada saatpenyajian satu persatu tutup itu dibuka.50
Cara pembuatan media chart dengan langkah-langkah sebagai
berikut: Pertama, mempersiapkan alat atau bahan media seperti karton,
spidol, kertas warna, gunting. Kedua, Menuliskan materi pada kertas
warna. Ketiga, menggambar bagan sesuai dengan materi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara
pembuatan media chart harus memiliki keahlian seperti menggambar
dan menghabiskan waktu dalam pembuatan dan penggunaannya, akan
tetapi media chart dapat di pakai berbagai situasi.
3. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikansebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubahmelalui latihan atau pengalaman. Pendapat lain, bahwa belajaradalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar akannampak dalam keterampilan-ketrampilan tertentu. Menurutpengertian secara psikologi, belajar adalah merupakan suatuproses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagaihasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhikebutuhan hidupnya.51
50 Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan………………….h. 3651Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. (Jakarta : Reneka Cipta.
1991).h.119-121
27
Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta dalam bentuk informasi
atau materi pelajaran. Ada pula sebagian yang memandang belajar
sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan
menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya
Education Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa
“belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif”.52
Menurut Suharsimi Arikunto hasil belajar adalah, “hasil akhir
setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak
dalam bentuk perbuatan yang diamati dan diukur”.53
Nana Sudjana menjelaskan bahwa “pengertian hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.”54 Sedangkan menurut E. Mulyasa “pengertian
keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam
membentuk kompetensi dan mencapai tujuan serta keberhasilan guru
dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran.”55. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dinyatakan berhasil apabila
hasilnya memenuhi standar kompetensi dari bahan tersebut.
Hasil belajar merupakan hasil akhir setelah mengalami proses
belajar, yang dinilai dan diamati dari perubahan tingkah laku, proses
belajar dapat dinyatakan berhasil jika telah sesuai dengan standar
kompetensi dari bahan ajarnya. Untuk mengetahui hasil akhir dalam
pembelajaran, maka dilakukan penilaian terhadap kemampuan siswa.
Penilaian adalah “proses memperoleh informasi untuk tujuan
pengambilan keputusan tentang kegiatan belajar siswa. Evaluasi dalam
52 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2004) cet. H.9053 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
cet ke-4, h. 4354 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya,1992).h.2255 E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005).h.121
28
pembelajaran sosial studies dilakukan secara kontinu, utuh dan
menyeluruh, baik evaluasi berupa tes nontes.” 56
Penilaian hasil belajar diatur pula dalam Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/U/2002 tentang
Kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif di sekolah BAB II
(Penilaian Hasil Belajar) pasal 10 yang berisi: “1. Ulangan harian dan
ulangan umum merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang
diselenggarakan oleh sekolah. 2. Ulangan umum dilaksanakan pada
akhir tahun pelajaran setelah ujian akhir.”57
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dengan
mengevaluasi dan menilai hasil belajar siswa secara periodik atau
dalam jangka waktu tertentu melalui tes, tes adalah “alat atau proseduryang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian”58. Selain
tes dapat dilakukan non tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Dengan teknik nontes, penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan
dengan “cara: observasi, daftar cek (cheklist) temu wicara, catatan
harian, hasil karya siswa, rangkuman pengalaman, daftar catatan
harian.”59
Dapat disimpulkan hasil belajar merupakan hasil akhir dalam
proses belajar yang dinilai dan diamati perkembangannya. Penilaian
hasil belajar dilakukan baik secara harian, bulanan, semesteran dan
tahunan oleh guru.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Lebih lanjut suatu keberhasilan ataupun ketidak berhasilan
suatu proses belajar memiliki faktor yang mempengaruhinya. Adapun
56 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS,(Bumi Aksara : Jakarta, 2008) cet ke-2, h. 43
57 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (SinarGrafika : Jakarta, 2003) h. 148
58 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta,1996) Ed. 1, cet ke-1 h. 66
59 Etin Solihatin dan Raharjo,…………., h. 47-48.
29
menurut Yudi Munadi, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar sebagai berikut:
1) Faktor Internala) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaancacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantudalam proses dan hasil belajar. Demikian juga saraf pengontrolkesadaran dan panca indera yang dapat berpengaruh padaproses dan hasil belajar.
b) Faktor PsikologisSetiap anak didik pada dasarnya memiliki kondisi fisiologisyang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam haljenis tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh padaproses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktorpsikologis diantaranya: intelegensi, perhatian, minat dan bakat,motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar.
2) Faktor eksternala. Faktor lingkungan
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan alam dan pula berupalingkungan sosial.
b. Faktor instrumentalFaktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan danpenggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yangdiharapkan. Faktor ini dapat berupa kurikulum, sarana danfasilitas, dan guru.60
Hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor,
baik internal maupun ekternal. Faktor yang mempunyai proses dan
hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu :
1) Bahan atau materi yang dipelajari
2) Lingkungan
3) Instrumen
4) Kondisi peserta didik
Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat dikatakan bahwa
memang sangatlah mempengaruhi keberhasilan dalam belajar siswa
dan saling berhubungan, khususnya faktor eksternal seperti udara atau
keadaan cuaca yang berubah-ubah dapat berpengaruh dengan kesehatan
60 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. ……..h. 24-35
30
siswa dalam hal ini faktor internal. Kedua faktor tersebut seharusnya
diperhatikan oleh orang tua dan siswa itu sendiri agar dalam proses
belajar baik dan hasilnya pun akan baik.
c. Gaya Belajar
Belajar dan berfikir merupakan 2 (dua) proses yang tidak dapat
dapat dipisahkan. Menurut Zikri Neni belajar atau learning, adalah
“perubahan secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang
diperoleh dari pengalaman, tetapi berfikir tidak selalu menghasilkan
perubahan perilaku”.61 Keterpaduan keduanya sebagai dasar untuk
mengetahui cara belajar atau gaya belajar pada setiap individu.
Dengan mengetahui gaya belajar, seseorang dapat lebih
meningkatkan hasil belajarnya, ini karena ia akan melakukan cara
menurut karakter dalam dirinya. Akhir-akhir ini timbul pemikiran baru
dalam pendidikan di sekolah, yaitu guru sebaiknya memperhatikan gaya
belajar (Learning Style) siswa. Oleh karena itu mengetahui gaya belajar
setiap siswa serta berupaya memperbaiki gaya belajar siswa yang
kurang baik bagi seorang guru merupakan suatu usaha yang sangat
penting artinya dalam upaya mewujudkan keberhasilan mengajar.
Gaya belajar atau modalitas belajar dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:
a. Gaya belajar visualOrang visual belajar melalui apa yang mereka lihat.
b. Gaya belajar auditorialCara belajar mereka melalui apa yang mereka dengar.
c. Cara belajar kinestetikCara belajar dengan belajar, bekerja dan menyentuh. 62
61 Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman diri dan lingkungan. (Jakarta: KiziBrothers, 2006) cet ke-1. H. 77.
62 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, (Bandung : PT MizanPustaka, 2005) Cet ke-22 h. 113
31
Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan
menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan
orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya.
Setelah mengenali gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik,
seorang guru pasti tahu cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang
memiliki gaya belajar unik dan berharga ini. Seorang guru harus
mempunyai cara yang digunakan untuk membantu siswa
memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing antara lain:
1. Menjelaskan kepada mereka bahwa orang belajar dengan carayang berbeda-beda dan semua cara yang sama baiknya, setiapcara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri dan kenyataannyakita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya sajabiasanya satu gaya yang mendominasi.
2. Buatlah siswa menyadari gaya belajar masing-masing. 63
Tipe belajar siswa di sekolah dapat dibagi menjadi 4 (empat)
jenis antara lain:
1. Gaya belajar pada permulaan belajarGaya belajar ini dibagi menjadi dua macam yaitu field
dependence dan field independence. Gaya belajar fielddependence ialah gaya belajar siswa yang mau memulaibelajar apabila ada pengaruh atau perintah dari orang lain(guru/orang tua). Sebaliknya gaya belajar field independenceialah siswa mau belajar tanpa disuruh atau dipengaruhi olehorang lain.
2. Gaya belajar siswa dalam menerima pelajaran.Ada dua macam gaya belajar siswa dalam menerima
pelajaran yaitu gaya perceptive dan gaya receptive. Gayaperceptive ialah kecenderungan siswa dalam menerimapelajaran/ informasi atau dalam mengumpulkan informasiatau dalam dalam belajar dilakukan dalam beraturan yaitudengan menggunakan organisasi/ hubungan terhadap hal-halatau konsep-konsep. Sedangkan pada gaya belajar receptivekecenderungan siswa dalam menerima pelajaran yangdilakukan dengan menerima informasi (yang disampaikanguru/disesuaikan oleh buku secara detail).
63 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Teaching, (Bandung : PT MizanPustaka, 2005) Cet ke I, h. 165
32
3. Gaya belajar siswa dalam menyerap pelajaranGaya belajar siswa pada waktu menyerap pelajaran ada
dua macam yaitu gaya impulsive dan reflective. Gaya belajarimpulsive ialah gaya siswa dalam menyerap pelajarancenderung untuk cepat-cepat mengembil keputusan tanpamemikirkan secara mendalam untuk mengambil konsep-konsep informasi yang diterimanya. Sedangkan gaya belajarreflective ialah siswa cenderung untuk memikirkan danmemahami semua konsep informasi yang disampaikan.
4. Gaya belajar siswa dalam memecahkan masalahDalam memecahkan masalah atau dalam menjawab
soal/permasalahan yang digunakan ada dua macam yaitugaya intuitif dan gaya sistematis. Pada gaya intuitif siswadalam memecahkan/menjawab soal dilakukan hanya secaraintuisi atau menurut perasaan saja, sedangkan pada siswayang sistematis gaya belajarnya gaya belajarnya dalammenjawab permasalahan tidak dilakukan secara trial danerror tetapi dengan cara yang sistematis yaitu dimulai denganmelihat struktur permasalahannya. 64
Cara dan gaya dalam belajar terbagi menjadi tiga tipe utama
yaitu: visual, auditory, dan kinestetik. Setiap orang bisa saja memiliki
salah satu dari ketiganya.
Manusia visual menerima dan memproses informasi dengan cara
melihat dan menciptakan gambaran mentalnya secara khas, orang visual
akan menggunakan kata-kata seperti: tunjukan pada saya, atau
perhatikan ini.
Manusia auditori menerima dan memproses informasi dengan
mendengarkan kata-kata dan suara-suara. Orang auditori cenderung
menggunakan kata-kata seperti: ceritakan pada saya, pendengarannya
seperti….
Manusia kinestetik menerima dan memproses informasi melalui
perasaan dan sensasi biasanya cepat berkata rasanya seperti…, bagi
saya rasanya enak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar setiap siswa berbeda-beda termasuk dalam proses belajar di
64 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Pendidkan Nasional,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke-2 h. 102-105
33
sekolah. Secara mudah dan mendasar dalam mengetahui gaya belajar
siswa dapat di lihat apakah siswa tersebut termasuk gaya visual
(melihat), auditorial (mendengar), kinstetik (bekerja). Dalam
pembelajaran di sekolah pun setiap siswa berbeda-beda cara
meresponnya ataupun gaya belajarnya, seperti pada saat permulaan
belajar, menerima pelajaran, menyerap pelajaran dan dalam
pemecahaan masalah. Oleh karena itu gaya belajar merupakan cara
seseorang dalam memproses, menyerap dan mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran yang dilaluinya.
Seluruh siswa perlu ditangani dengan baik oleh guru dengan
berbagai ragam jenis gaya belajar yang dimiliki para siswa, guru harus
mampu mempadu-padankan cara mengajar agar mampu diserap seluruh
siswa. Hal ini tidak lah mudah, namun jika ada kerjasama antara guru,
siswa dan orang tua dalam mengetahui gaya belajar, mungkin
permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik jika semua pihak
menyadari dan mengerti mengatasi situasi tersebut.
d. Hubungan Belajar dengan Hasil Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental. Sebagian besar dari proses
perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar, belajar yang di
sadari atau tidak sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan
bantuan guru, belajar dari buku atau media elektronika, belajar
disekolah, dirumah, lingkungan kerja atau masyarakat.
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan pada diri orang yang
belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik, atau pun yang
kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal ini yang selalu terkait dalam
belajar adalah pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain
atau lingkungan.
Mengenali perubahan yang sudah dijelaskan di atas bahwa
mempunyai arti sangat luas, menyangkut semua aspek kepribadian
34
individu, perubahan tersebut dapat berupa penguasaan dan penambahan
pengetahuan, kecakapan sikap, nilai motivasi, kebiasaan, minat dan
lain-lain. Demikian juga dengan pengalaman berkenaan dengan segala
bentuk pengalaman atau hal-hal yang pernah dialami, pengalaman
karena membaca, mendengar, merasakan, melakukan, menghayati,
melaksanakan, menilai, menganalisis dan lain-lain.
Dengan belajar seseorang tersebut akan memperoleh kecakapan,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu, perubahan tingkah laku
terjadi sebagai proses belajar pada diri siswa inilah yang disebut dengan
hasil belajar. Oleh karena itu hasil belajar dapat dikatakan sebagai suatu
kemampuan (capability) yang diperoleh seorang akibat belajar.
4. Hakikat Pembelajaran Ekonomi
Sebelum pembahasan tentang hakikat ekonomi terlebih dahulu
dijelaskan pengertian dan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai
induk dari pembelajaran Ekonomi.
a. Pengertian IPS
Istilah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia
merupakan padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di
Amerika Serikat. IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan
menengah.
Adapun pengertian IPS menurut beberapa ahli yakni:
a) Menurut Muhammad Numan Somantri, IPS adalah suatupenyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideology, dandisiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yangdiorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologisuntuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar danmenengah.65.
65 Nu’man Sumantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT Remaja RosdaKarya: Bandung, 2001) cet ke-1 h.74
35
b) Menurut Sapriya mata pelajaran IPS “merupakan sebuah nama
mata pelajaran dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan
Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.”66
c) Menurut Martorella, bahwa pembelajaran IPS “lebih
menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep,
karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh
pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan
serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.”67
Dari beberapa pendapat tentang pengertian IPS di atas dapat
dikemukakan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan sosial didukung dan berdasarkan pada bahan kajian geografis,
ekonomi, sosiologi, antropologi, tata Negara dan sejarah, namun IPS
bukan merupakan penjumlahan, himpunan atau penumpukan, bahan-
bahan ilmu sosial.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu
maupun sebagai sosial budaya.
Kemudian dalam berbagai buku social studies, sering dijumpai
bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkannya pada
usaha mempersiapkan murid atau siswa menjadi warga negara yang
baik.
Tujuan pembelajaran IPS adalah “untuk mendidik dan memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai
66 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep Dan Pembelajaran, (PT Remaja Rosda Karya:Bandung, 2009), Cet ke-1 h. 7
67 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS,(Bumi Aksara: Jakarta, 2008), ed. 1 Cet ke-2 h. 14
36
dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai
bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.”68
Menurut Bloom, maka secara garis besar terdapat tiga sasaran
pokok dari pembelajaran IPS, yaitu:
a) Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive)b) Pengembangan aspek nilai ian kepribadian (affective), danc) Pengembangan aspek keterampilan (psycomotoric).
Dengan tercapainya tiga pokok tersebut diharapkan akantercipta manusia yang berkualitas, bertanggung jawab ataspernbangunan bangsa dan negara serta ikut bertanggungjawab terhadap perdamaian dunia, seperti diinginkan matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.69
Pengembangan aspek kognitif dapat diupayakan melalui
penguasaan materi (Substansi) mata pelajaran IPS yang berasal dari
ilmu-ilmu sosial, seperti; sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan tata
negara. Oleh karena itu, pemilihan materi IPS yang bersumber pada
ilmu-ilmu sosial bukan didasarkan atas pemikiran bahwa materi itu
penting dilihat dari disiplin ilmunya, tapi karena penting dalam upaya
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan untuk pengembangan aspek nilai dan kepribadian
dalam pembelajaran IPS perlu diperhatikan tentang bagaimana
keterkaitan antara murid atau siswa (pendidikan) dengan masyarakat.
Oleh karena itu, baik aspek nilai dan kepribadian, pengetahuan, maupun
keterampilan yang dibina dan dikembangkan di sekolah tidak bisa lepas
dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta
didik sebagai individu sehingga menjadi anggota masyarakat, yang
nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik sesuai
dengan minat bakat dan kemampuannya.
68 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning : Analisis Model PembelajaranIPS,…………h. 15
69Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,… Hal. 58-59
37
c. Pengertian Pembelajaran Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari
aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi,
pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.
Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikosyang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos, atauperaturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikansebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonomadalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalambekerja.70
Menurut Sapriya, ilmu ekonomi adalah “suatu studi tentangbagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi
keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas”.71 Pembahasan ini
dimulai dengan “menerapkan analisis ilmu ekonomi (ilmu ekonomi
positif). Sedangkan ilmu sosial ekonomi bagian yang berhubungan
dengan analisis ekonomi dibagi kedalam dua bagian utama yaitu:
ekonomi mikro dan ekonomi makro”.72
1) Teori ekonomi mikro, sesuai dengan namanya (mikro)dapat diartikan belajar sebagai ilmu ekonomi kecil. Teoriekonomi mikro diartikan “sebagai bagian dari ilmu yangmenganalisis mengenai bagian-bagian kecil darikeseluruhan kegiatan perekonomian. Ahli ekonomi mikromengkaji perilaku individu-individu, persoalan rumahtangga, perusahaan dan pasar. Para ahli ini tertarikdengan bagaiman harga barang dan pelayanan/jasa ituditetapkan, bagaimana harga dapat menentukan polaproduksi, dan bagaimana pola ditentukan oleh pasar dantindakan pemerintah.
2) Teori ekonomi makroEkonomi makro sesuai dengan namaya makro yangberbarti besar. Teori ekonomi makro menganalisiskeseluruhan kegiatan perkonomian, bersifat global dan
70 Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September 201071Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, (PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung: 2009) h. 2472 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, …..h. 24
38
tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukanoleh unit-unit kecil dalam perekonomian.73
Dari pembahasan ekonomi di atas, para ahli tertarik khususnya
“dengan pengeluaran dan pendapatan ekonomi, tingkat pekerjaan, dan
pergeseran-pergeseran dalam tingkat harga rata-rata”.74 Hal-hal tersebut
dianggap merupakan suatu kegiatan penting dalam proses kegiatan
ekonomi bagi para pelaku usaha serta bagi para ekonomi.
Sedangkan mata pelajaram ekonomi merupakan salah satu mata
pelajaran yang ada di tingkat SMA/MA. Mata pelajaran ekonomi
diberikan pada kelas X, dan Pada Program IPS kelas XI dan XII.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu
ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatann ekonomi
mengenai kebutuhan manusia yang tidak terbatas untuk mencapai
kepuasan, baik secara individual maupun global.
d. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi
Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkanperistiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumahtangga, masyarakat, dan Negara
2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsepekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi
3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawabdengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmuekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagidiri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara
4) Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenainilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk,baik dalam skala nasional maupun internasional75.
73 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomiDan Makro Ekonomi,.. h. 11-12
74 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, …..h. 2575 Tedjo, Tujuan Pelajaran Ekonomi dalam http://tedjo21.files.wordpress.com. Pada 24
Juni 2010.
39
e. Konsep Permintaan dan Penawaran
Menurut Sapriya, konsep merupakan “pokok pengertian yang
bersifat abstrak yang menghubungkan orang dengan kelompok benda,
peristiwa atau pemikiran (ide)”.76 Suatu konsep dibahas dalam suatu
kelas dalam pembelajaran setiap harinya. Konsep-konsep yang
ditentukan dalam proses pembelajaran dapat diperoleh dari konsep
disiplin ilmu atau dari konsep lain yang telah biasa digunakan di
lingkungan kehidupan siswa atau masyarakat setempat.
Salah satu dari isi mata pelajaran ekonomi di kelas X adalah
konsep Permintaan dan Penawaran. Konsep pemintaan dan penawaran
diberikan pada pertengahan semester ganjil sesuai dengan SK (Standar
Kompetensi) dan KD (Kompetensi dasar).
1) Permintaan
Rahardja dan Manurung menjelaskan Permintaan adalah
“keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama periode tertentu”.77Sedangkan menurut Putong,
permintaan adalah “jumlah barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dan dalam periode tertentu”.78
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Menurut Prathama dan Manurung Terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:
(1) Harga Barang itu sendiri(2) Harga barang lain(3) Tingkat pendapatan perkapita(4) Selera atau kebiasaan(5) Jumlah penduduk(6) Perkiraan harga di masa mendatang(7) Distribusi Pendapatan(8) Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.79
76 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep Dan Pembelajaran……h. 6377 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,……..h. 2478 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro (Jakarta: Ghalia Indonesia,2002) Ed, ke-2, cet ke-1, h. 3279Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi
Dan Makro Ekonomi,.. h. 13
40
b) Hukum Permintaan
Sebagaimana konsep asli dari penemunya (Alfred
Marshal), “maka perbandingan terbalik antara harga terhadappermintaan disebut hukum permintaan”.80 Dengan demikian,
hukum permintaan adalah “bila harga suatu barang naik, makapermintaan barang tersebut akan turun, sebaliknya bila harga
barang tersebut turun maka permintaannya akan naik”. Ingatlahbahwa hukum permintaan ini hanya berlaku bila asumsinya
terpenuhi, yaitu cateris paribus.
c) Skedul permintaan dan kurva permintaan
Skedul permintaan atau juga disebut dengan tabel
permintaan, atau daftar permintaan. Menurut Sugiarto dkk, daftar
permintaan merupakan “hubungan antara harga suatu komoditasyang mau dibayar pembeli dengan jumlah komoditas tersebut
yang diminta pada berbagai tingkat harga yang tersusun”.81
Tabel. 2.1Tingkat Harga dan Jumlah Barang Yang Diminta
Pada Setiap Tingkat Harga
Harga persatuan(ribuan Rp)
Jumlah yangdiminta
Titik/Periode
1000800600400200
80120160200240
ABCDE
80 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro …………… h. 3381Sugiarto dkk, Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. (Jakarta: PT Gramedia,
2002) Ed, ke-2. H. 39
41
Gambar. 2.1 Kurva Permintaan
Harga
(ribuan Rp)
1000 _ _ _ _A
800 _ _ _ _¦_ _ _ B
600 _ _ _ _¦_ _ _¦_ _ _ C
400 _ _ _ _¦_ _ _¦_ _ _ ¦_ _ _ D
200 _ _ _ _¦_ _ _¦_ _ _ ¦_ _ _¦_ _ _ E
¦ ¦ ¦ ¦ ¦
0 80 120 160 200 240 Kuantitas.82
Dapat dilihat bahwa “kurva permintaan bergerak dari kiri
atas ke kanan bawah, sehingga slopenya negatif. Hal ini
dikarenakan hubungan terbalik antara permintaan terhadap harga.
Bila Q maka P , dan bila Q , maka P “.83
Dalam melakukan analisis permintaan perludisadari perbedaan istilah permintaan dan jumlahkomoditas yang diminta. Permintaan menggambarkankeadaan keseluruhan dari hubungan antara faktor-faktoryang mempengaruhi permintaan dan jumlah komoditasyang diminta. Kurva permintaan (demand curve)menyatakan berapa banyak para konsumen bersediamembeli harga per unit yang harus mereka bayar. 84
d) Kasus Pengecualian
Adakalanya hukum permintaan tidak berlaku, yaitu kalau
harga barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut
meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang dimana
hukum permintaan tidak berlaku.
(1) Barang yang memiliki unsur spekulasiMisalnya saja emas, saham, dan tanah (di
kota). Barang-barang itu dapat menyebabkan orangakan menambah pembeliannya pada saat harganya
82 Sugiarto dkk, Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif……h.39-4083 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro …………… ……h. 3484Sugiarto dkk. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif………………... 39-40
42
naik, karena ada unsur spekulasi. Mereka mengharapharga akan naik lagi pada saat harga barang itu naik,dengan demikian mereka mengharapkan keuntungan.
(2) Barang prestiseBarang-barang yang dapat menambah prestise
seseorang yang memiliki umumnya berharga mahalsekali. Kalau barang tersebut naik harganya, bolehjadi menyebabakan permintaan terhadap barang itumeningkat, karena bagi orang yang membeli berartigengsinya naik. Contoh: mobil mewah, lukisan daripelukis terkenal.
(3) Barang GiffenUntuk barang giffen (giffen good), apabila
harganya turun menyebabkan jumlah barang yangdiminta akan berkurang. Hal ini disebabkan olehpendapatan yang negatif dari barang giffen lebih besardaripada naiknya jumlah barang yang diminta karenaberlakunya efek substitusi yang selalu positif.85
2) Penawaran
Menurut Rahardja dan Manurung, penawaran adalah “jumlah
barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat
harga selama satu periode tertentu”. 86
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Menurut Putong beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
penawaran suatu barang, yaitu:
(1) Harga barang itu sendiri.(2) Harga barang yang terkait.(3) Ongkos dan biaya produksi.(4) Tujuan produksi.(5) Teknologi yang digunakan.87
b) Hukum Penawaran
Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
penawaran dianggap tetap (konstan) selain harga barang itu
sendiri. “Maka penawaran hanya ditentukkan oleh harga artinya
85 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikroekonomi Dan Makro Ekonomi,….. ……….h. 15
86 Prathama Rahardja. Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi Dan MakroEkonomi,…..h. 16
87 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro ……………h.38
43
besar kecilnya perubahan penawaran dideterminasi/ ditentukkan
oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku
perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut
hukum penawaran”.88
Dengan demikian hukum penawaran adalah
“perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang
ditawarkan, yaitu apabila hrga naik maka penawaran akan
meningkat, sebaliknya apabila harga turun penawaran akan
turun”.89
c) Skedul dan kurva penawaran
Besar kecilnya jumlah jumlah barang ditawarkan pada
masing-masing tingkat harga atau sebaliknya pada periode
tertentu dapat dilihat pada skedul penawaran, tabel atau daftar
penawaran.
Daftar penawaran menurut Sugiarto dkk, yaituhubungan antara harga satuan dan jumlah komoditas Xyang dihasilkan dan ditawarkan di pasar secara selayangpandang dapat digambarkan dalam suatu tabel yangmenunjukkan jumlah yang ditawarkan pada berbagaitingkat harga90.
Tabel. 2.2Jumlah Barang Yang Ditawarkan
Pada Berbagai Macam Tingkat Harga.
Harga (P)Jumlah yangditawarkan
Periode/titik
20001200700
600500300
ABC
88 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro ……………h.3889 Iskandar putong , Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro …..h.3890Sugiarto dkk. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. ………….h.50
44
Gambar. 2. 2 Kurva Penawaran Berdasarkan HukumPenawaran
Harga
(ribuan Rp)
2000 A
1200 B
200 C
0 300 500 600 Kuantitas
Pada gambar di atas tampak bahwa kurvapenawaran bergerak dari kiri bahwa kurva penawaranbergerak dari kiri bawah kekanan atas atau sebaliknya darikanan atas kekiri bawah. Berdasarkan kondisi ini makakurva penawaran memiliki kemiringan / slope positifsehingga :Bila P maka Q dan bila P maka Q .91
f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
1) Standar Kompetensi
Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan,
penawaran harga keseimbangan, dan pasar.92
2) Kompetensi dasar
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
dan penawaran
- Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta
asumsi yang mendasarinya.93
91 Iskandar putong , Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro …..h.3992 Tedjo, Tujuan Pelajaran Ekonomi dalam http://tedjo21.files.wordpress.com. Pada 24
Juni 2010.93 Tedjo, Tujuan Pelajaran Ekonomi dalam http://tedjo21.files.wordpress.com. Pada 24
Juni 2010.
45
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
ekonomi merupakan salah satu sub bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial,
yang bertujuan agar para siswa dapat mengetahui dan memahami berbagai
konsep ekonomi, memiliki keterampilan dan melakukan kegiatan ekonomi
dengan lebih baik lagi.
5. Kajian Penelitian Yang Relevan
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Winarti yang
berjudul: Pengaruh Penggunaan Media Chart Terhadap Hasil Belajar
Bologi Siswa Pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia. Penelitiannya
dilakukan di MTs Sawahan Nganjuk Jawa Timur, hasil penelitian
terswebut menunjukkan “bahwa dengan menggunakan media chart dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan pemahaman siswa”.94
B. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan suatu proses. Hasil nyata yang diperoleh dari
berlangsungnya proses belajar, yakni berupa perubahan-perubahan baik dalam
pengetahuan, sikap, kebiasaan, maupun tingkah laku. Konsep adalah suatu
abstraksi yang mewakili kejadian satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian,
kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut
sama. Peranan konsep juga memiliki keterkaitan dalam model pembelajaran
yang biasanya digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai seperti media
chart merupakan salah satu media visual yang penyajiannya secara
diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual serta
memvisualisasikan satu hubungan, kejadian, atau kronologis sesuatu atau
media gambar adalah salah satu faktor penting guna menunjang keberhasilan
siswa dalam penguasaan konsep ekonomi terhadap suatu materi yang
diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Biasanya dengan
tampilan media gambar yang menarik, terperinci, dan jelas akan membuat
perasaan seseorang senang sehingga dia tertarik untuk melakukan aktivitas
94 Sri Winarti, Pengaruh Penggunaan Media Chart terhadap Hasil Belajar Biologi PadaKonsep Sistem Pernaasan Manusia (Skripsi UIN Jakarta, 2009), h. 79
46
yang berkaitan dengan penggunaan media gambar tersebut. Selain itu dengan
penggunaan media yang memiliki beragam warna dan bervariasi bentuknya
dapat memotivasi siswa sehingga peningkatan penguasaan konsep siswa akan
mencapai hasil yang maksimal. Diduga dari pernyataan di atas terdapat
hubungan positif antara penggunaan media gambar dalam meningkatkan
penguasaa konsep siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, seseorang telah
belajar jika telah terjadi perubahan tingkah laku dalam diri sorang tersebut
atau dalam hal ini siswa, perubahan tersebut terjadi sebagai akibat interaksi
dengan lingkungan, bukan arena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan
atau kedewasaan, perubahan tersebut harus bersifat permanen atau tetap tidak
berlangsung sesaat saja.
Guru bukan satu-satunya sumber belajar, namun guru memiliki
peran sangat penting dalam proses pembelajaran berlangsung. Apalagi
dengan kemajuan teknologi dan dunia pendidikan, guru hendaknya mampu
menyesuaikan kebutuhan peserta didik dengan keadaan yang berbeda-beda.
Penggunaan media dalam suatu pembelajaran menjadi hal yang
penting dilakukan atau disampaikan oleh guru. Karena media memiliki fungsi
sebagai penyalur pesan ata informasi kepada anak didik. Dengan
menggunakan media bahan ajar yang sulit akan terlihat mudah oleh pesert
didik. Namun, disesuaikan pula dengan materi yang akn diajarkan. Ini
berguna untuk menghasikan hasil akhir yang baik.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis penelitian adalah terdapat kontribusi penggunaan
media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa.
H0 : Tidak ada kontribusi antara media chart terhadap hasil belajar ekonomi
Ha : Terdapat kontribusi antara media chart terhadap hasil belajar ekonomi.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Jonggol. Yang bealamat di Jl. Rawa Gumbira No 39. Kp. Nyalindung,
Desa. Menan Kecamatan Jonggol, Bogor Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-
November 2010 pada semester I tahun pelajaran 2010-2011 di MAN
Jonggol Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan mengacu pada kalender
akademik sekolah.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Jun Juli Agust Sept Okt Nov DesNo Kegiatan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1PembuatanProposalPenelitian
3PengajuanProosal
4Acc DosenPembimbing
5 Revisi Bab
48
I,II,III
6MenyusunInstrumenPenelitian
7
MenysunProsedurpenelitian danRPP
8Menyerahkansurat penelitiankepada sekolah
9Uji coba soaldi kelas XI
10WawancaraGuru Bid.Studi
11Kegiatanpenelitian dikelas
12Penyebaranangket
13
Pengmpulandanpengolahandata
14PenysunanLaporanpenelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada bab I, maka
metode ini menggunakan metode quasi eksperimen (eksperimen semu) karena
kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti
yang ada hubungannya dengan hipotesis. Dalam metode ini terdapat kelompok
eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan media chart
dan kelompok kontrol menggunakan perlakuan biasa yaitu tanpa
menggunakan media, keduanya dibandingkan hasilnya dengan eksperimen.
49
Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonrandomized Kontrol
Group Pretest-Posttest Design,95 di mana rancangan ini dilibatkan dua
kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Desain ini digunakan agar penelitian yang dilaksanakan tidak
mengganggu kegiatan pembelajaran di sekolah, tanpa mengabaikan prosedur
penelitian yang telah diatur.
Tabel 3.2 Rancangan Pelaksanaan Penelitian Kelompok
Group Pretest Treatment PosttestE T1 XE T2
K T1 XK T2
Keterangan:
E : kelas eksperimen
K : kelas kontrol
T1 : hasil pretest
XE : perlakuan kelas dengan menggunakan media chart
XK : perlakuan kelas tanpa media chart
T2 : hasil posttest
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan “seluruh subyek penelitian atau jumlah
keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan diduga”.96
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) Jonggol, Bogor tahun ajaran 2010-2011.
Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) Jonggol, Bogor tahun ajaran 2010-2011.
Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.97 Sampel
diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau
95 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: BumiAksara, 2005).h.186
96 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial : Kuantitatif dan Kualitatif(Jakarta: Gaung Persada, 2008 ) , cet ke-1, h.68
97Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PTRineka Cipta, 2006). Cet ke-15, h. 131
50
bagian kecil yang diamati. Sampel diambil dari populasi terjangkau sebanyak
dua kelas, kelas pertama adalah kelas eksperimen (XB) dan kelas kedua
sebagai kelas kontrol (XA). Sampel yang diambil dari setiap kelas adalah 40
siswa setiap kelas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan “tata cara atau langkah-langkah
peneliti untuk mendapatkan data penelitian”.98
1. Wawancara
Berkaitan dengan hal ini maka wawancara dilakukan dengan guru
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, yaitu: Ibu Tanti Sopianti S. Pd.
Selaku guru mata pelajaran ekonomi kelas X (sepuluh), untuk mengetahui
keadaan siswa sebelum diberi perlakuan.
2. Kuesioner/Angket
Kuesioner/angket untuk mengumpulkan data tentang respon siswa
dalam pembelajaran permintaan dan penawaran dengan menggunakan
media chart.
3. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar yang digunakan dengan pretest untuk mengetahui
kemampuan awal dan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, setelah pembelajaran
ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran menggunakan media
chart untuk kelompok eksperimen dan tidak menggunakan media chart
untuk kelompok kontrol.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitiannya”.99
1. Defenisi Konseptual
Media chart merupakan gambaran dari sesuatu yang dilukiskan
dengan garis dan kata-kata. Chart atau bagan mampu memvisualisasikan
98 Iskandar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial……………h. 17899 Suharsimi Arikuto Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik …………h. 160
51
sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian,
atau struktur organisasi dan dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu
konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh bagan secara efisien
dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart mampu menyampaikan
beragam pengalaman pada peserta didik. seringkali siswa bingung bila
dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru
hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap.
Hasil belajar merupakan hasil akhir dalam proses belajar yang
dinilai dan diamati perkembangannya. Penilaian hasil belajar dilakukan
baik secara harian, bulanan, semesteran dan tahunan oleh guru.
2. Defenisi Operasional
Media chart yang dimaksud merupakan penggunaan media chart
dalam pembelajaran ekonomi tentang konsep permintaan dan penawaran.
Hasil belajar adalah hasil tes kompetensi pada mata pelajaran
ekonomi tentang permintaan dan penawaran.
3. Kisi-kisi Instrumen
a. Kisi-kisi Wawancara
Wawancara yaitu “suatu dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.100
Tabel 3. 3
Kisi-kisi Wawancara
No Indikator No Soal Jumlah1 Standar kemampuan kognitif siswa 1 1
2 Kegiatan pembelajaran di dalamkelas
2, 3, 4 3
3 Penggunaan media dalampembelajaran
5 1
b. Kisi-kisi Kuesioner Media chart
Kuesioner atau angket yaitu “beberapa pertanyaan yang
berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan,
100 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik…… h.155
52
disuse, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di
lapangan”101. Pada penelitian ini, skala sikap digunakan untuk
mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan media Chart pada
konsep permintaan dan penawaran. Kuesioner atau angket yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah model skala Likert yang
berbentuk rating-scale, dimana siswa memberikan respon terhadap
pernyataan-pertanyaan dengan pilihan sebagai berikut:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Untuk pernyataan yang bersifat positif, masing-masing pilihan
diberi skor 4, 3, 2, 1 secara berurut-urut untuk SS, S, TS, dan STS.
Begitupun sebaliknya, bagi pernyataan yang bersifat negatif, masing-
masing pilihan diberi skor 4, 3, 2, 1 secara berurut-urut untuk STS, TS,
S, dan SS.
Tabel 3.4Kisi-kisi Instrumen Media Chart
ButirPernyataanNo. Indikator Angket
Positif NegatifJumlah
1. Pembelajaran Ekonomi 1, 3 2 32. Penggunaan media dalam pembelajaran
ekonomi4, 5, 6 3
3. Penggunaan media Chart dalampembelajaran ekonomi
7, 10 2
4. Konsep Permintaan dan Penawaranmenggunakan media chart
8 9 2
c. Kisi-kisi Penilaian Tes Hasil Belajar
Tes ini dapat digunakan untuk “mengukur kemampuan dasar
dan pencapaian atau prestasi”.102 Tes ini dilakukan dengan mengukur
tes hasil belajar yaitu “tes yang dipergunakan guru untuk menilai hasil-
101 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan….. h. 76102 Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik…… , h. 223
53
hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada murid-murindnya”.103
Tes hasil belajar yang digunakan melalui Pretest (tes awal) dan Posttest
(tes akhir).
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Ekonomi
Kompetensi dasar Materipembelajaran
Indikator NoSoal
Jml
Mengidentifikasifaktor-faktor yangmempengaruhipermintaan danpenawaran.
• PengertianPermintaan
• Pengertianpenawaran
• Faktor-faktoryangmempengaruhipermintaan
• Faktor-faktoryangmempengaruhipenawaran
Mendeskripsikanpengertian permintaan
Mendeskripsikanpengertian penawaran
Mengidentifikasifaktor-faktor yangmempengaruhipermintaan
Mengidentifikasifaktor-faktor yangmempengaruhipenawaran
1,2,3,4
7, 24
5,6,9,13,
8,10,11,1,21,22
4
2
4
6
Menjelaskanhukum permintaandan hukumpenawaran sertaasumsi yangmendasarinya
• Hukumpermintaan
dan penawaran
Mengintepretasikanhukum permintaandan penawaran
Menyebutkan contohpenerapan hukumpermintaan danpenawaran dalamkehidupan sehari-hari
14,16,17,19,23,25, 26
15,18,20,27,28,29, 30
7
7
Jml 30
103 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PTRemaja Rosda Karya, 2002), cet ke-11, h. 33
54
F. Uji Coba Soal
Sebelum tes hasil belajar ini diberikan, terlebih dahulu uji coba untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
diukur, dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah shahih.104
Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas prediksi yaitu
“derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi tentangbagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan
yang direncanakan”.105 Validitas ini digunakan untuk mengetahui soal
yang layak untuk di uji cobakan kepada siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus
korelasi point biserial sebagai berikut:106
q
p
SDt
MtMprpbis
−=
Keterangan:
rpbis = Angka indeks korelasi point biserial
Mp = Mean responden yang menjawab benar
Mt = Mean secara keseluruhan
SDt = Standar deviasi total
P = Standar deviasi total
P = Proporsi responden yang menjawab benar
q = Proporsi responden yang menjawab salah
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir item, maka hasil
perhitungan rbis dibandingkan rtabel product momen yaitu 0.250, jika hasil
perhitungan rbis > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid, sedngkan
jika perhitungan rbis < r tabel, maka butir item dinyatakan tidak valid.
104 Suharsimi Arikuto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),cet ke-5, h. 65
105 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan….. h. 125106 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ………..h. 283-284.
55
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah “ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam mengukur apa yang diukurnya”.107 Maka pengertian reliabilitas
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau seandainya hasilnya
berubah perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Reliabilitas
instrumen hasil belajar pada pokok bahasan Permintaan dan penawaran
dihitung dengan menggunakan KR-20 sebagai berikut : 108
∑−
−=
21
1 st
qp
k
kr iiii
Keterangan :
rII = koefisien reliabilitas tes
k = jumlah butir
piqi = varians skor butir
pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
st2 = varians skor total
Hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian disamakan dengan nilai
r table, jika r hitung > rtabel maka instrument hasil belajar reliable atau jika rhitung
< rtabel maka instrument hasil belajar tidak reliabel.
3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah “soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
sukar, soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
107 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. (Bandung: SinarBaru, 1989), cet ke-1 h. 121
108 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,(Jakarta:Lemlit UIN Jakarta Press, 2006), cet ke-1, h. 113
56
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.”109 Rumus
yang digunakan untuk menetukan taraf kesukaran adalah : 110
Js
BP =
Keterangan :
P : proporsi (indeks kesukaran)
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js : Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Kriteria indeks kesukaran
0,00 - 0,30 = soal sukar
0,30 – 0,70 = soal sedang
0,70 – 0, 100 = soal mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah “kemampuan suatu soal untuk
membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai”.111
Rumus yang dipakai adalah:
D = = PA - PB
Keterangan :
D : Daya pembeda soal
PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
BA : banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : banyaknya peserta kelas atas
JB : banyaknya peserta kelas bawah
109 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan …….h. 207110 Suharhimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ……..h. 208111 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ……h. 21
BA BB
JA JB
57
Klasifikasi daya pembeda
0,00 – 0,20 = jelek/buruk
0,20 – 0,40 = cukup
0,40 – 0,70 = baik
0, 70 – 1,00 = baik sekali
G. Uji Pra Syarat Analisis Data
Analisis data yang digunakan mencakup uji normalitas dan uji
homogenitas, sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel
yang diteliti berdistribusi normal/tidak. Pengujian yang dilakukan ini
dilakukan dengan menggunkan rumus liliefors
L0 = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan :
L0/Lobserbasi : harga mutlak tersebar
F(Zi) : peluang angka baku
S (Zi) : proporsi angka baku
Kriteria pengujian :
Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal
Lhitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah data sampel tersebut bersifat homogen
atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas. Dengan menggunakan uji
fisher maka taraf siginifikan 0,05 dengan rumus sebagai berikut :
terkeciliasi
terbesariasiF
var
var=
58
Dengan kriteria:
Fhitung < Ftabel, maka data homogen
Fhitung > Ftabel, maka data tidak homogeny (heterogen)
H. Analisis Data Dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu
peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data
merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang
diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti, tetapi juga orang
lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, lembar wawancara dan kuesioner respon
siswa terhadap pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi.
a. Analisis Data Aspek Kognitif
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek koginif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari hasil pretes dan
postes dengan menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai
postes dan pretes, gain meunjukkan peningkatan pemahaman atau
penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus
Normalized Gain.112
g =
Dengan Kategori:
g tinggi : nilai (g) > 0,7
g sedang : 0,70> (g) > 0,3
g rendah : nilai (g)< 0,3
112 Hilda Rizqiani, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep Untuk MeningkatkanHasil Belajar Siswa (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). H. 41
Skor postes – skor pretes
Skor ideal – skor pretes
59
b. Pengujian Hipotesis
Setelah diketahui hasil uji syarat analisis, maka dapat dilakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu “merupakan teknik
statistika yang digunakan untuk menentukan berapa besar tingkat
perbedaan antara dua ubahan atau grup data”,113 dengan rumus sebagai
berikut: 114
a) Pengujian hipotesis data pretest kedua kelompok, dengan rumus
21 MM
210 SE
MMt
−
−=
Dimana,
2M
2MMM 2112
SESESE +=−
Keterangan :
: Standar Eror gabungan
M1 : Nilai rata-rata sampel pertama
M2 : Nilai rata-rata sampel kedua
b) Pengujian hipotesis data posttest kedua kelompok, dengan rumus:
21 MM
210 SE
MMt
−
−=
Dimana,
2M
2MMM 2112
SESESE +=−
Keterangan :
: Standar Eror gabungan
M1 : Nilai rata-rata sampel 1
M2 : nilai rata-rata sampel 2
113 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan…………... h. 99114 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), Ed
I, h. 282-283
60
c. Analisis Data Kuesioner
Sedangkan untuk menghitung respon siswa melalui kuesioner
(angket) yang terlebih dahulu dilakukan adalah:
1. Mengecek (checking)
Untuk menganalisis data yang pertama kali yang harus
dilakukan ialah melakukan pengecekan terhadap pengisian angket.
Setiap angket harus dilteliti satu persatu mengenai kelengkapan,
kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari
kekeliruan, dan kesalah dalam mendapatkan informasi.
2. Tabulasi
Tabulasi bertujuan unuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam
setiap bagian angket dari hasil survey. Hasil survey merupakan data
yang diproleh melalui survey, di input dalam excell sheet untuk
kemudian diolah hasil pengolahan data tersebut berupa presentasi
siswa menjawab tiap soal.
Angka presentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban
dibagi jumlah responden di kali 100% dengan rumus statistik
(presentase) sebagai berikut:
%100xn
FP =
Keterangan: P = Presentase jawaban
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
100 = Bilangan tetap (rumus presentase)
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis stastistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang
telah dirumuskan. Hipotesis ststistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H0 = µ1 = µ2
H1 = µ1> µ2
61
Keterangan :
µ1 : rata-rata hasil nilai belajar siswa yang menggunakan media chart
µ2 : rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan media chart
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol
Bogor yang beralamat di Jl. Rawagumbira no 39 Desa Sukamaju Jonggol Kab.
Bogor. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol saat ini dipimpin oleh Drs.
H. Husin Abbas dengan masa jabatan 2007-2012, sedangkan tenaga pendidik
dan kependidikan berjumlah 36 orang.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol memiliki visi, misi dan
tujuan sebagai berikut:
a. Visi
Terwujudnya peserta didik yang berkualitas, berprestasi dan
berakhlaqul karimah berdasarkan iman dan taqwa.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam
pencapaian prestasi akademik dan non akademik
2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam menjalankan
ajaran agama secara utuh
3) Mewujudkan pembentukan karakter ummat yang mampu
mengkatualisasikan diri dalam masyarakat
4) Meningkatkan pengetahuan profesionalisme tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia
pendidikan
63
5) Menjadikan Madrasah Aliyah Negeri Jonggol sebagai madrasah
unggul dalam pengembangan pembelajaran IMTAQ (Iman dan
Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknilogi)
6) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel.
c. Tujuan
1) Meningkatkan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat
dan peserta didik
2) Meningkatkan mutu layanan pendidikan di Madrasah Aliyah
Negeri Jonggol
3) Menghasilkan lulusan yang siap bersaing pada jenjang
perguruan tinggi
4) Berprestasi optimal dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional
5) Meningkatkan kuantitas siswa dari tahun ke tahun.
B. Deskripsi Data dan Analisis Data
1. Peningkatan Hasil Belajar
Sebelum dilakukan penelitian di dalam kelas, penulis melakukan uji
coba soal, dari data uji coba dikelas XI dengan jumlah soal 30 butir,
ternyata setelah dilakukan dengan menggunakan perhitungan Microsoft
Excel dan SPSS 16.00. Dari data yang telah di uji coba tersebut, ada 16 soal
yang valid sedang sisanya 14 soal invalid. Sehingga instrumen yang
digunakan untuk menguji hasil belajar Ekonomi pada konsep Permintaan
dan Penawaran dalam penelitian ini berjumlah 16 butir soal.
Sampel yang diambil kelas XA dan kelas X B yang masing-masing
jumlah setiap kelas 40 siswa, kelas XA sebagai kelompok kontrol yaitu
yang belajar tanpa menggunakan media chart dan kelas XB sebagai
kelompok eksperimen yaitu yang belajar belajar menggunakan media
chart.
64
Sebelum pemberian perlakukan pada kelompok kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, penulis memberikan pretest untuk
mengetahui pengetahuan awal tentang konsep permintaan dan penawaran,
soal pretest terdiri dari 16 soal valid dan 4 soal tambahan. Jenis pilihan
ganda dengan 4 alternatif jawaban. Setelah memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap kedua kelas tersebut, penulis memberikan posttest dengan
soal-soal yang sama dengan pretest. Setelah pemberian posttest penulis
memberikan kuesioner untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada kedua kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Berikut ini disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian yang
diambil dari pretest, posttest dan kuesioner.
a. Deskripsi Data Kelompok Eksperimen
1) Data pretest
Berdasarkan nilai pretest kelompok eksperimen yang
menggunakan media chart pada konsep permintaan dan penawaran
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel. 4.1Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen
Valid 40N
Missing 0
Mean 43,5938
Std. Error of Mean 1.65189
Median 43,7500
Mode 43,75
Std. Deviation 10,4475
Minimum 25,00
Maximum 68,75
Sum 1743,75
Dari tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai pretest
pada kelompok eksperimen adalah 43,75 rata-rata pretest pada
65
kelompok eksperimen termasuk kategori kurang. Kategori nilai rata-rata
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 4.2Konversi Skor
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan
80 – 100 8,0 - 10,0 A Baik Sekali
66 – 79 6,6 - 7,9 B Baik
56 – 65 5,6 - 6,5 C Cukup
40 – 55 4,0 – 5,5 D Kurang
30 – 39 3,0 – 3,9 E Gagal
Maka tabel distribusi frekuensi pretest kelompok eksperimen
adalah sebagai berikut :
Tabel. 4.3
Distribusi Frekuensi Presest Kelompok Eksperimen
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
25 4 10 10 10
31,25 3 7,5 7,5 17,5
37,5 8 20 20 37,5
43,75 10 25 25 62,5
50 8 20 20 82,5
56,25 5 12.5 12,5 95,
62,5 1 2.5 2,5 97,5
68,75 1 2.5 2,5 100
Valid
Total 40 100 100
Dari tabel 4.3 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram
sebagai berikut:
66
Gambar 4.1Histogram Frekuensi Hasil Pretest Kelompok
Eksperimen
Dari histogram di atas (gambar 4.1), terlihat bahwa sebagian
besar siswa memperoleh nilai 43,75 sebanyak 10 siswa atau sebesar 25%
nilai tertinggi terletak 68,5 sebanyak 5 siswa atau sebesar 2,5%,
sedangkan nilai terendah terletak antara 25 sebanyak 4 siswa atau
sebesar 10%.
2) Data Postest
Berdasarkan nilai postest kelompok eksperimen yang
menggunakan media chart pada konsep permintaan dan penawaran
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.4Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen
Valid 40N
Missing 0
Mean 73,75
Std. Error of Mean 1,58557
Median 75
Mode 62,50a
Std. Deviation 10,0280
Minimum 56,25
Maximum 93,75
Sum 2950
67
Dari tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai Postest pada
kelompok eksperimen adalah 73,75 rata-rata posest pada kelompok
eksperimen termasuk kategori baik .
Maka tabel distribusi frekuensi postest kelompok eksperimen
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
56,25 2 5 5 5
62,5 10 25 25 30
68,75 5 12,5 12.5 42,5
75 7 17,5 17.5 60
81,25 10 25 25.0 85
87,5 5 12,5 12.5 97,5
93,75 1 2,5 2.5 100.0
Valid
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel 4.5 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram
sebagai berikut:
Gambar 4.2
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelompok Eksperimen
Dari histogram (gambar 4.2) di atas, terlihat bahwa sebagian besar
siswa memperoleh nilai 62,5 dan 81,25 sebanyak 10 siswa atau sebesar
68
25% nilai tertinggi terletak 93,75 sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,5%,
sedangkan nilai terendah terletak 56,25 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5%.
b. Deskripsi Data Kelompok Kontrol
1) Data Pretest
Berdasarkan nilai pretest kelompok kontrol yang tidak
menggunakan media chart pada konsep permintaan dan penawaran
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskripsi Data Pretest Kelompok KontrolValid 40N
Missing 0
Mean 43,75
Std. Error of Mean 2,02647
Median 43,75
Mode 37,50
Std. Deviation 12,8165
Minimum 25
Maximum 68,75
Sum 1750
Dari tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai pretest
pada kelompok kontrol adalah 43,75 rata-rata pretest pada kelompok
kontrol termasuk kategori kurang.
Maka tabel distribusi frekuensi pretest kelompok kontrol
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
25 5 12,5 12,5 12,5
31.25 5 12,5 12,5 25,0
Valid
37.5 9 22,5 22,5 47,5
69
43.75 5 12,5 12,5 60
50 5 12,5 12,5 72,5
56.25 7 17,5 17,5 90
62.5 1 2,5 2,5 92,5
68.75 3 7,5 7,5 100
Total 40 100 100
Dari tabel 4.7 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat
histogram sebagai berikut:
Gambar 4.3
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol
Dari histogram (gambar 4.3) di atas, terlihat bahwa sebagian
besar siswa memperoleh nilai 37,5 sebanyak 9 siswa atau sebesar
22,5% nilai tertinggi terletak 68,75 sebanyak 3 siswa atau sebesar
7,5%, sedangkan nilai terendah terletak 25 sebanyak 5 siswa atau
sebesar 12,5%.
2) Data Postest
Berdasarkan nilai postest kelompok kontrol yang tidak
menggunakan media chart pada konsep permintaan dan penawaran
diperoleh data sebagai berikut:
70
Tabel 4.8Deskripsi Data Postest Kelompok Kontrol
Valid 40N
Missing 0
Mean 65,9375
Std. Error of Mean 1,8035
Median 68,75
Mode 62,50a
Std. Deviation 11,4065
Minimum 43,75
Maximum 87,50
Sum 2637,50
Dari tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai Postest
pada kelompok kontrol adalah 65,93 rata-rata posest pada kelompok
kontrol termasuk kategori baik.
Maka tabel distribusi frekuensi postest kelompok Kontrol
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
43.75 2 5 5 5
50 5 12,5 12,5 17,5
56.25 4 10 10 27,5
62.5 8 20 20 47,5
68.75 7 17,5 17,5 65,0
75 8 20 20 85,0
81.25 5 12,5 12,5 97,5
87.5 1 2,5 2,5 100
Valid
Total 40 100 100.0
Dari tabel 4.9 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram
sebagai berikut:
71
Gambar 4.4
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Postest
Kelompok Kontrol
Dari histogram (gambar 4.4) di atas, terlihat bahwa sebagian besar
siswa memperoleh nilai 62,5 dan 75 sebanyak 8 siswa atau sebesar 20%
nilai tertinggi terletak 87,5 sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,5%, sedangkan
nilai terendah terletak 43,75 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5%.
c. Hasil Belajar Ekonomi
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, data hasil belajar
ekonomi siswa yang dikumpulkan penulis dalam penelitian dengan
pemberian soal tes kemampuan awal (Pretest) dan tes kemampuan akhir
(Postest) siswa dari dua kelompok dapat dilihat dengan menggunakan N-
Gain, data yang diperoleh sebagawi berikut:
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Rata-rata Pretest, Postest dan Selisih, yang menggunakan
Media Chart dan Tidak Menggunakan Media Chart.
Kelompok Eksperimen Kelas Kontrol
N _X
NilaiN _
X
Pretest 40 1743,75 43,59 Pretest 40 1750 43,75
Posttest 40 2950 73,75 Postest 40 2693,75 65,9
Selisih 40 1206,25 30,2 Selisih 40 887,5 22,2
N-Gain 40 20,8 0,52 N-Gain 40 14,88 0,372
72
Untuk lebih mudah mengetahui hasil belajar kogitif siswa, maka
dari tabel diatas dapat disederhanakan dalam histogram sebagai berikut:
Gambar 4.5
Histogram Hasil Belajar Koginif Siswa Yang Menggunakan Media Chart
Dan Yang Tidak Menggunakan Media Chart
Pada histogram (gambar 4.5) di atas memperlihatkan bahwa nilai
rata-rata tes awal (pretest) pada kelompok eksperimen sebesar 43,59
sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 43,75 Nilai rata-rata tes akhir
(Postest) pada kelompok eksperimen 73,37. Sedangkan pada kelompok
kontrol sebesar 65,9. Dari data di atas terdapat rata-rata selisih hasil belajar
mengalami peningkatan yang signifikan antara kelas eksperimen yang
menggunakan media chart sebesar 30,2 atau sebesar 69% dengan
kelompok kontrol yang tidak menggunakan media chart sebesar 22,2 .
atau sebesar 50,7%. Data tersebut menunjukkan bahwa kelompok
ekperimen yang menggunakan media chart mengalami perubahan yang
sigifikan, antara nilai pretest dan posttest.
Nilai rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sebesar 0.5
sedangkan N-Gain pada kelompok kontrol sebesar 0,4. Histogram
perbandingan N-Gain hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan
media chart dan yang tidak menggunakan media chart dapat dilihat
dengan menggunakan histogram sebagai berikut:
73
Gambar 4.6
Histogram Gain Hasil Belajar Kognitif Siswa
Histogram di atas memperlihatkan bahwa pada kelompok
eksperimen nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,52 sedangkan nilai
rata-rata N-Gain pada kelompok kontrol sebesar 0,37. Jadi selisih
rata-rata antara yang menggunakan media chart dengan yang tidak
menggunakan chart sebesar 0,15.
2. Kontribusi Media Chart
a. Pengujian Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas skor hasil
belajar dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov-
Smirnov (KS). Perhitungan data tersebut dilakukan dengan
menggunakan bantuan Software SPSS 16.00 For Windows.
Hasil pengujian normalitas data dengan rumus liliefors untuk
nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemapuan Kelas Eksperimen
Nilai Asymp.sig Tarafsignifikansi 5%
Keputusan
Pretest 0,499 0,05% Normal
Postest 0,184 0,05% Normal
74
Pada tabel 4.11 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig
untuk nilai pretest kelas eksperimen sebesar 0,499 dan nilai postest
sebesar 0,184 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua
variabel diatas (media chart terhadap hasil belajar) lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05.
Sedangkan hasil pengujian normalitas data dengan rumus
liliefors untuk nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Kelas Kontrol
Nilai Asymp.sig Tarafsignifikansi 5%
Keputusan
Pretest 0,244 0,05 NormalPostest 0,445 0,05 Normal
Pada tabel 4.12 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig
untuk nilai pretest kelompok eksperimen sebesar 0,244 dan nilai
postest sebesar 0,219 dengan demikian nilai probabilitas sig dari
kedua variabel di atas lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.
2) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan
menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas skor hasil belajar
dilakukan dengan menggunakan statistik Anova. Perhitungan data
tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS
16.00 For Windows.
Hasil pengujian homogenitas data dengan rumus fisher untuk
nilai pretest dan postest pada kedua kelompok terlihat pada tabel
berikut:
75
Tabel 4.13
Perhitungan Uji Homogenitas
Nilai Asymp.sig Tarafsignifikansi 5%
Keputusan
Pretest 0,466 0,05 HomogenPostest 0,429 0,05 Homogen
Pada tabel 4.13 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig
untuk nilai pretest pada kedua kelas sebesar 0,466 dan nilai postest
sebesar 0,449 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua
variabel diatas (Media Chart Terhadap Hasil Belajar siswa) lebih
besar dari nilai taraf signifikan 0,05. Maka dapat dinyatakan bahwa
kedua kelas tersebut bersifat homogen.
b. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas,
diketahui bahwa kedua kelompok berdistribusi normal dan Varians
Homogen, maka pengujian hipotesis menggunkan “t” tes. “t” tes
dilakukan bertujuan untuk mengetahui kontribusi penggunaan media
chart. Terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep Permintaan
dan Penawaran dengan membadingkan hasil pretest dan nilai postest
pada kedua kelompok.
Tabel. 4.14
Pengujian Hipotesis dengan “t” : test
Kelompok Jumlah Dk_
Xthitung ttabel Keputusan
Eksperimen NA=40 43,59
Kontrol NB=40
78
43,75
0,06 1,99 Ho
diterima
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung untuk membandingkan
nilai pretest kedua kelompok sebesar 0,06 Dengan dk (derajat
kebebasan) sebesar 78 (40 + 40 -2) maka diperoleh ttabel pada taraf
76
signifikasi 0,05 sebesar 1,99. Berdasarkan perhitungan di atas nilai
pretest kedua kelompok sehingga Ha ditolak dan Ho diterima jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kontribusi penggunaan media
chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan
dan penawaran.
Tabel. 4.15
Pengujian Hipotesis dengan “t” : test
Kelompok Jumlah dk_
Xthitung ttabel Keputusan
Eksperimen NA=40 73,75
Kontrol NB=40
78
65,9
3,27 1,99 Ha
diterima
Dari tabel 4.15 di atas hasil perhitungan diperoleh thitung untuk
membandingkan nilai prostest kedua kelompok sebesar 3,27. Dengan
dk (derajat kebebasan) sebesar 78 (40 + 40 -2) maka diperoleh ttabel
pada taraf signifikasi 0,05 sebesar 1,99. Berdasarkan perhitungan di
atas nilai postest kedua kelompok sehingga Ha diterima dan Ho ditolak
jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi penggunaan media
chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan
dan penawaran
c. Deskripsi Data dan Analisa Data Kuesioner
1) Deskripsi Data
Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan baik yang menggunakan media chart maupun tidak
menggunakan media chart pada mata pelajaran ekonomi, penulis
telah melakukan penyebaran angket kepada siswa yang diambil
penulis sebanyak 40 orang dari kelonpok eksperimen dan 40 orang
dari kelompok kontrol. Pada kelompok Kontrol sebelumnya
diberikan pemahaman mengenai media chart.
77
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyeleksi data.
Langkah selanjutnya adalah mengolah data yang menggunakan
tabulasi sehingga frekuensi setiap kemungkinan jawaban dapat
diketahui, frekuensi tersebut dituangkan dalam bentuk presentase.
Dengan begitu berarti setiap item pertanyaan menggunakan satu
tabel yang langsung dibuat presentasenya, jawaban hasil angket
yang telah disebar dianalisa dan dinterpretasikan dalam bentuk per
item. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini.
Tabel. 4.16
Tertarik Terhadap Pelajaran Ekonomi Terutama
Konsep Permintaan Dan Penawaran
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 11 27 5 12,5Setuju 27 67.5 31 77.5Tidak Setuju 2 5 0 0
1
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0Jumlah 40 100 40 100
Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa 11 responden dari
kelas eksperimen (27%) menyatakan sangat setuju bahwa tertarik
terhadap pelajaran ekonomi terutama konsep permintaan dan
penawaran, 27 responden (67,5%) menyatakan setuju, 2 responden
(5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan
sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 5
responden (12,5%) menyatakan sangat setuju tertarik terhadap
pelajaran ekonomi terutama konsep permintaan dan penawaran, 33
responden (50%) menyatakan setuju, 0 responden (23,3%)
menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
kelas eksperimen dan kontrol tertarik terhadap pelajaran ekonomi
terutama konsep permintaan dan penawaran.
78
Tabel 4.17
Kesulitan Dalam Memahami Pelajaran Ekonomi
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 3 7.5 4 10Setuju 13 32.5 24 60Tidak Setuju 23 57.5 11 27.5
2
Sangat Tidak Setuju 1 2.5 1 2.5Jumlah 40 100 40 100
Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa 3 responden dari
kelas eksperimen (7,5%) menyatakan sangat setuju bahwa siswa
kesulitan dalam memahami pelajaran ekonomi, 13 responden
(32,5%) menyatakan setuju, 23 responden (57,5%) menyatakan
tidak setuju. 2 responden (7,5%) menyatakan sangat tidak setuju.
Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 4 responden (10%)
menyatakan sangat setuju bahwa siswa kesulitan dalam memahami
pelajaran ekonomi, 24 responden (60%) menyatakan setuju, 11
responden (27,5%) menyatakan tidak setuju. 1 responden (2,5%)
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada
kelas eksperimen sebagian besar siswa menyatakan tidak
mengalami kesulitan dalam pelajaran ekonomi. Sedangkan pada
kelas kontrol sebagian besar siswa kesulitan dalam memahami
pelajaran ekonomi.
Tabel 4.18
Dapat Memahami Konsep Permintaan Dan Penawaran
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 7 17.5 4 10Setuju 31 77.5 28 70
Tidak Setuju 2 5 8 20
3
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0Jumlah 40 100 40 100
79
Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa 7 responden dari
kelas eksperimen (17,5%) menyatakan sangat setuju bahwa dapat
memahami konsep permintaan dan penawaran, 31 responden
(77,5%) menyatakan setuju, 2 responden (5%) menyatakan tidak
setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada
kelas kontrol menunjukkan bahwa 4 responden (10%) menyatakan
sangat setuju dapat memahami konsep permintaan dan penawaran,
28 responden (70%) menyatakan setuju, 8 responden (20%)
menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
kelas eksperimen dan kontrol dapat memahami konsep permintaan
dan penawaran.
Tabel 4.19Media Dalam Pembelajaran Sering Disajikan Dalam Pelajaran Ekonomi
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 8 20 6 15Setuju 19 47.5 27 67.5Tidak Setuju 9 22.5 7 17.5
4
Sangat Tidak Setuju 4 10 0 0Jumlah 40 100 40 100
Tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa 8 Responden dari
kelas eksperimen (20%) menyatakan sangat setuju bahwa media
dalam pembelajaran sering dilakukan dalam pelajaran ekonomi, 19
responden (47,5%) menyatakan setuju, 9 responden (22,5%)
menyatakan tidak setuju. 4 responden (10%) menyatakan sangat
tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 6 responden
(15%) menyatakan sangat setuju media dalam pembelajaran sering
dilakukan dalam pelajaran ekonomi, 27 responden (67,5%)
menyatakan setuju, 7 Responden (20%) menyatakan tidak setuju. 0
responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan
80
kontrol berpendapat bahwa media dalam pembelajaran sering
disajikan dalam pelajaran ekonomi.
Tabel 4.20
Berharap Guru Lebih Sering Memakai Media
Dalam Pembelajaran, Terutama Ekonomi
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 16 40 12 30Setuju 18 45 22 55Tidak Setuju 5 12.5 5 12.5
5
Sangat Tidak Setuju 1 2.5 0 0Jumlah 40 100 40 100
Tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa 16 responden dari
kelas eksperimen (40%) menyatakan sangat setuju berharap pada
guru lebih sering memakai media dalam pembelajaran, terutama
ekonomi, 18 responden (45%) menyatakan setuju, 5 responden
(12,5%) menyatakan tidak setuju. 1 responden (2,5%) menyatakan
sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 12
responden (30%) menyatakan sangat setuju berharap pada guru
lebih sering memakai media dalam pembelajaran, terutama
ekonomi, 22 responden (55%) menyatakan setuju, 5 responden
(12,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa kelas eksperimen dan kontrol berharap pada guru lebih
sering memakai media dalam pembelajaran, terutama ekonomi.
Tabel 4.21
Penggunaan Media Membuat Siswa Lebih Fokus Dalam Belajar Dikelas
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 13 32.5 6 15Setuju 24 60 27 67.5Tidak Setuju 3 7.5 5 12.5
6
Sangat Tidak Setuju 0 0 2 5Jumlah 40 100 40 100
81
Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa 13 responden dari
kelas eksperimen (32,5%) menyatakan sangat setuju bahwa
penggunaan media membuat siswa lebih fokus dalam belajar
dikelas, 24 responden (60%) menyatakan setuju, 3 responden
(7,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan
sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 6
responden (15%) menyatakan sangat setuju bahwa penggunaan
media membuat siswa lebih fokus dalam belajar dikelas, 27
responden (67,5%) menyatakan setuju, 5 responden (12,5%)
menyatakan tidak setuju. 2 responden (5%) menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
kelas eksperimen dan kontrol menyatakan bahwa penggunaan
media membuat siswa lebih fokus dalam belajar dikelas.
Tabel 4.22
Media Chart (Bagan) Sangat Membantu Siswa Untuk Memahami
Konsep Permintaan Dan Penawaran
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 12 30 4 10Setuju 27 67.5 31 77.5Tidak Setuju 0 0 4 10
7
Sangat Tidak Setuju 1 2.5 1 2.5Jumlah 40 100 40 100
Tabel 4.22 di atas menunjukkan bahwa 12 responden dari
kelas eksperimen (30%) menyatakan sangat setuju bahwa media
chart (bagan) sangat membantu siswa untuk memahami konsep
permintaan dan penawaran, 27 responden (67,5%) menyatakan
setuju, 0 responden (22,5%) menyatakan tidak setuju. 1 responden
(2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol
menunjukkan bahwa media chart (bagan) sangat membantu siswa
untuk memahami konsep permintaan dan penawaran, 4 responden
(10%) menyatakan sangat setuju, 31 responden (77,5%)
82
menyatakan setuju, 4 responden (10%) menyatakan tidak setuju. 1
responden (2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan
kontrol bahwa media chart (bagan) sangat membantu siswa untuk
memahami konsep permintaan dan penawaran.
Tabel 4.23
Senang Terhadap Pembelajaran Ekonomi Menggunakan
Media Chart (Bagan)
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 8 20 7 17.5Setuju 31 77.5 32 80Tidak Setuju 1 2.5 1 2.5
8
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0Jumlah 40 100 40 100
Tabel 4.23 di atas menunjukkan bahwa 8 Responden dari
kelas eksperimen (20%) menyatakan sangat setuju bahwa siswa
senang terhadap pembelajaran ekonomi menggunakan media chart
(bagan), 31 responden (77,5%) menyatakan setuju, 1 responden
(2,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan
sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 7
Responden (17,5%) menyatakan sangat setuju bahwa siswa senang
terhadap pembelajaran ekonomi menggunakan media chart
(bagan), 32 responden (80%) menyatakan setuju, 1 responden
(2,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa kelas eksperimen dan kontrol senang terhadap pembelajaran
ekonomi menggunakan media chart (bagan).
83
Tabel 4.24
Penggunaan Media Chart (Bagan) Dalam Pembelajaran
Ekonomi Tidak Bermanfaat
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 1 2.5 0 0Setuju 0 0 2 5Tidak Setuju 18 45 30 75
9
Sangat Tidak Setuju 21 52.5 8 20Jumlah 40 100 40 100
Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa 1 responden dari
kelas eksperimen (2,5%) menyatakan sangat setuju penggunaan
media chart (bagan) dalam pembelajaran ekonomi tidak
bermanfaat, 0 responden (0%) menyatakan setuju, 18 Responden
(45%) menyatakan tidak setuju. 21 responden (52,5%) menyatakan
sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 0
responden (0%) menyatakan sangat setuju penggunaan media
chart (bagan) dalam pembelajaran ekonomi tidak bermanfaat, 2
responden (5%) menyatakan setuju, 30 responden (75%)
menyatakan tidak setuju. 8 responden (20%) menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
kelas eksperimen dan kontrol menyatakan tidak setuju bahwa
penggunaan media chart (bagan) dalam pembelajaran ekonomi
tidak bermanfaat.
Tabel 4.25
Media Chart (Bagan) Sangat Sesuai Digunakan
Pada Konsep Permintaan Dan Penawaran
Kelas Eksperimen Kelas KontrolNo Alternatif JawabanF % F %
Sangat Setuju 15 37.5 8 20Setuju 24 60 29 72.5Tidak Setuju 0 0 3 7.5
10
Sangat Tidak Setuju 1 2.5 0 0Jumlah 40 100 40 100
84
Tabel 4.25 di atas menunjukkan bahwa 15 responden dari
kelas eksperimen (37,5%) menyatakan sangat setuju bahwa media
chart (bagan) sangat sesuai digunakan pada konsep permintaan dan
penawaran, 24 responden (60%) menyatakan setuju, 0 responden
(0%) menyatakan tidak setuju. 1 responden (2,5%) menyatakan
sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 8
Responden (20%) menyatakan media chart (bagan) sangat sesuai
digunakan pada konsep permintaan dan penawaran, 29 responden
(72,5%) menyatakan setuju, 3 Responden (7,5%) menyatakan tidak
setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan
control menyatakan bahwa media chart (bagan) sangat sesuai
digunak an pada konsep permintaan dan penawaran.
2) Analisa Data
Dari deskripsi hasil angket dapat di analisis dan
diinterpretasikan frekuensi nilai-nilai rata-rata respon siswa
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada mata pelajaran
Ekonomi di MAN Jonggol sebagai berikut:
Tabel.4.26
Frekuensi respon siswa pada pembelajaran Ekonomi
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
No Responden Jumlah No Responden Jumlah
A1 33 B1 28A2 28 B2 25A3 29 B3 29A4 33 B4 35A5 28 B5 26A6 29 B6 29A7 26 B7 29A8 28 B8 32A9 33 B9 29
A10 34 B10 37A11 28 B11 30A12 33 B12 30A13 28 B13 29
85
A14 31 B14 30A15 35 B15 25A16 26 B16 26A17 29 B17 30A18 28 B18 28A19 33 B19 32A20 31 B20 29A21 31 B21 37A22 28 B22 31A23 29 B23 33A24 32 B24 29A25 29 B25 33A26 34 B26 31A27 30 B27 29A28 31 B28 29A29 36 B29 30A30 34 B30 28A31 34 B31 32A32 33 B32 29A33 33 B33 26A34 35 B34 26A35 30 B35 29A36 37 B36 31A37 37 B37 32A38 28 B38 26A39 35 B39 29A40 36 B40 28
Jumlah 1255 Jumlah 1186
Data respon siswa pada mata pembelajaran Ekonomi
dengan menggunakan Media Chart pada mata pelajaran Ekonomi
diperoleh melalui pengisian kuesioner dengan skala likert oleh 40
siswa Kelompok eksperimen di peroleh skor terendah 26 dan skor
tertinggi 37 nilai rata-rata 31,38. Sedangkan 40 siswa kelompok
Kontrol di peroleh skor terendah 25 dan skor tertinggi 37 nilai rata-
rata 29,65.
Dari tabel 4.25 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai
kuesioner pada kelompok eksperimen adalah 31,8 rata-rata nilai
kuesioner termasuk kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata nilai
kuesioner pada kelompok kontrol adalah 29,65 rata-rata nilai
kuesioner termasuk kategori baik Kategori nilai rata-rata tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
86
Tabel 4. 27
Konversi Skor Angket
AlternatifJawaban
Interval
Kurang baik 1 - 10
Cukup 11 – 20
Baik 21 – 30
Sangat baik 31 – 40
Ini berarti Respon siswa Kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol MAN Jonggol merespon baik pembelajaran
dengan menggunakan media chart yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan tes hasil belajar Ekonomi pada konsep permintaan dan
penawaran, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar dengan
menggunakan media chart mempunyai nilai lebih tinggi dari pada hasil
belajar siswa yang belajar tanpa menggunakan media chart. Selain itu
selisih n-Gain dan pretest dan postest yang di hitung dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terjadi perubahan yang signifikan. Ini
menujukkan bahwa peningkatan yeng terjadi pada kelompok eksperimen
lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan pemberian perlakuan bukan terjadi secara
kebetulan.
Nilai rata-rata posttest yang diperoleh pada kelompok eksperimen
adalah 73,75 sedangkan pada kelompok kontrol adalah 65,9 atau lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) dari
guru mata pelajaran sebesar 65. Dari hasil belajar kognitif siswa yang
tidak menggunakan media chart lebih rendah daripada siswa yang
menggunakan media chart. Hal ini disebabkan karena peran guru yang
lebih dominan dibandingkan dengan siswa sehingga terkesan terjadi proses
pembelajaran satu arah. Pembelajaran seperti ini menimbulkan kejenuhan
87
pada siswa dan cenderung pasif, sehingga suasana kelas kurang hidup, dan
hasil belajarnya pun kurang memuaskan.
Perbandingan hasil kognitif siswa pembelajaran Ekonomi pada
konsep permintaan dan penawaran dengan menggunakan media chart
lebih baik daripada pembelajaran yang tidak menggunakan media chart.
Siswa yang pembelajarannya menggunakan media chart mengalami
peningkatan sebesar 69% sedangkan yang tidak menggunakan media
chart peningkatannya sebesar 50,7% sehingga selisih antara keduanya
sebesar 18,3 %. Hal ini menunjukkan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan ditolaknya Ho dari hasil pengujian hipotesis “t” pada taraf
signifikansi 0,05 diperoleh nilai thitung (3,27) > ttabel (1,99) dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil kognitif yang signifikan
antara kelompok kontrol dangan kelompok eksperimen yang
menggunakan media chart. Dilihat dari nilai rata-rata kedua kelas
diketehui bahwa nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelas eksperimen,
sehinga disimpulkan bahwa Media chart memiliki kontribusi terhadap
hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran.Dari
hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya kontribusi yang signifikan
antara kedua pretest pada kedua kelompok dan kedua postest pada kedua
kelompok.
Hasil penelitian tersebut karena adanya perbedaan perlakuan, hal
ini terbukti pada kelompok yang belajar dengan menggunakan media chart
siswa langsung berhadapan dengan media yang sudah disajikan oleh guru,
dan guru tidak perlu menjelaskan panjang lebar karena semuanya telah h
tergantikkan oleh media chart, karena media chart (bagan) adalah suatu
media pembelajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan
menggunakan lambang-lambang visual, dengan warna ataupun simbol-
simbol yang disajikan baik secara langsung maupun tersembunyi untuk
mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan ide, objek, lembaga,
orang, keluarga di tinjau dari sudut waktu dan ruang. Media chart (bagan)
mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti
88
kronologi sebuah kejadian, atau struktur organisasi. Dengan kemampuan
tersebut chart merupakan cara untuk memvisualisasikan informasi atau
materi yang rumit dengan cara yang sederhana dan singkat. Untuk
merancang sebuah chart yang efektif dapat dimanfaatkan berbagai macam
jenis grafis, sketsa, grafik, diagram atau bahkan bentuk verbal.
Hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran dengan menggunakan
media chart sangat bermanfaat dan efektif karena siswa ikut berperan
langsung dalam proses pembelajaran. Sedangkan proses pembelajaran
pada konsep permintaan dan penawaran dengan tanpa media chart terjadi
kejenuhan pada siswa. Penyajian media bagi siswa sangatlah penting
untuk membangun keaktifan dan peningkatan hasil belajar.
Media chart termasuk media visual yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan (receiver) dimana
pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sadiman simbol-simbol tersebut harus
difahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan
efisien. Selain fungsi umum tersebut secara khusus grafis berfungsi pula
untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikkan atau
menghasilkan fakta yang mungkin akan cepat dilupakkan, atau diabaikan
bila tidak digrafiskan. Sebagai salah satu dari beberapa macam media
grafis, chart merupakan jenis yang paling banyak digunakan karena
mudah dikenali dan dimengerti secara langsung tanpa memerlukan
interpretasi. Karena chart adalah gambaran dari sesuatu yang dilukiskan
dengan garis, gambar dan kata-kata. Maksudnya memperagakan suatu
pokok pelajaran suatu pokok pelajaran yang menunjukkan adanya
hubungan perkembangan atau perbandingan sesuatu.
Selain itu dari hasil penyebaran kuesioner secara umum
menunjukkan respon yang baik terhadap pembelajaran, 77,5 % siswa
tertarik pada pelajaran ekonomi dan dapat memahami konsep permintaan
dan penawaran, 60 % siswa kelas control kesulitan memahami konsep
89
tersebut, 67% siswa menyatakan bahwa media sering digunakan dalam
pembelajaran ekonomi, pernyataan tersebut berbeda dengan hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi yang menyatakan bahwa
fasilitas media yang berada disekolah kurang memadai dan hanya
beberapa kali saja disajikan, perbedaan tersebut mungkin karena
pemahaman siswa tentang media kurang, namun 55% siswa berharap
media sering disajikan dalam pembelajaran, 67,5% siswa setuju bahwa
media membuat belajar lebih fokus, 77% siswa setuju bahwa media chart
membantu siswa lebih memahami konsep permintaan dan penawara, 80%
siswa senang terhadap pembelajaran ekonomi mernggunakan media chart,
75% siswa setuju bahwa media chart bermanfaat dalam pembelajaran,
72,5% siswa setuju bahwa media chart sesuai digunakan pada konsep
permintaan dan penawaran.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ada perbedaan penggunaan
media chart dan tanpa media chart pada hasil belajar ekonomi siswa
tentang konsep permintaan dan penawaran. Penggunaan media chart
memberikan hasil yang tinggi atau lebih baik terhadap hasil belajar
ekonomi siswa daripada tanpa menggunakan media. Sehingga dapat
dikatakan bahwa media chart sangat efektif digunakan untuk pembelajaran
ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi pada kontribusi media
chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan
penawaran MAN Jonggol Bogor, penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran yang
menggunakan media chart dengan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,52
.Sedangkan hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran
yang tidak menggunakan media chart dengan nilai rata-rata N-gain sebesar
0,37. Selisih nilai rata-rata N-gain antara kelompok eskperimen dan
kelompok kontrol adalah 1,5. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelompok
eksperimen dengan menggunakan media chart. Sedangkan pada kelompok
kontrol tanpa menggunakan media chart peningkatan yang terjadi tidak
terlalu sigifikan.
2. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t, menunjukkan ditolaknya hipotesis
nol (Ho), dan diterimanya hipotesis alternatif (Ha). Karena thitung (3,27) >
ttabel (1,99), yang berarti nilai rata-rata siswa yang menggunakan media
chart lebih tinggi dari niai rata-rata siswa yang tidak menggunakan
91
menggunakan media chart. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa pada konsep permintaan dan penawaran lebih baik dengan media
chart daripada yang tidak menggunakan media chart. Jadi terdapat
kontribusi dalam penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi
siswa pada konsep permintaan dan penawaran.
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan saran bagi
peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, penulis memberikan masukan
dan saran sebagai berikut:
1. Untuk pembelajaran ekonomi khususnya pada konsep permintaan dan
penawaran perlu diadakannya variasi media dan pendekatan dalam proses
pembelajaran yaitu salah satunya dengan menggunakan media chart.
2. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan agar diperoleh informasi yang lebih
akurat mengenai media chart.
92
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Reneka Cipta.1991.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2003 cet ke-4
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PTRineka Cipta, 2006. Cet ke-15
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010cet ke-13
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers2003.
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning,Bandung : PT MizanPustaka, 2005 Cet ke-22
Dwihastuti, Dyah, Hubungan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar MataPelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogosari Wetan 01 – 02Kecamatan Pedurungan. Semarang: Jurnal Pendidikan Iswara Manggala,2005. Vol 1 No. 5
Faturrohman, Pupuh dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: MelaluiPenanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT. RefikaAditama, cet ke-1
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994 cetke-7.
Iska, Zikri Neni, Psikologi: Pengantar Pemahaman diri dan lingkungan. Jakarta:Kizi Brothers, 2006. cet ke-1.
Longo, Palma J., Visual Tinking Networking PromotesProblem SolvingAchievement For 9th Grade Earth Science Students, dalam elektronikJournal of Science Education, No 1 Vol 7, September 2002.
Moreno, Roxana dan Richard E Mayer. Pedagogival Agents in ConstructivistMultimedia Environments: The Role of Images and Languge in TheInstructional Communication. Dalam Elektronic Journal of ScienceEducation. 2000
Mulyasa, E., M.Pd, Standari Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2007, Cet ke-1
93
Mulyasa, E., Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran KreatifDan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet ke-8.
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: GaungPersada Press, 2008.
Putong, Iskandar, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: GhaliaIndonesia, 2002. Ed, ke-2, cet ke-1
Rahardja, Prathama, dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi:Mikroekonomi Dan Makro Ekonomi. Jakarta: FEUI, 2006
Rasyid, Harun, dan Mansur, penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV WacanaPrima, 2008, cet ke-2.
Rizqiani, Hilda, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep UntukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Jakarta : UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2009.
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Ciputat: PT .Ciputat Press, 2010, cet ke-3.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Pendidkan Nasional,Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet ke-2
Sadiman, Arif S. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009
Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep Dan Pembelajaran, PT Remaja Rosda Karya:Bandung, 2009, Cet ke-1
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 2010, cet ke-5
Sofyan, Ahmad, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,Jakarta:Lemlit UIN Jakarta Press, 2006, cet ke-1.
Solihatin, Etin., dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis ModelPembelajaran IPS, Bumi Aksara: Jakarta, 2008, ed. 1 Cet ke-2
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta, 1996. Ed. 1, cet ke-1
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: SinarBaru, 1989, cet ke-1
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. RemajaRosda Karya,1992.
94
Sugiarto dkk. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama,2000. Ed.ke-2
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:Bumi Aksara, 2005.
Sumantri, Nu’man, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung : PTRemaja Rosda Karya:, 2001. cet ke-1
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan,Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima, 2008, cet ke-2
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2004 cet.
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem SKS. (Jakarta: Bumi Aksara,1999), cet ke-1
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta : Sinar Grafika , 2003
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan NasionalBandung : CV Citra Umbara, 2003.
Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta : PTSinar Grafika, 2005, cet ke-1
Usman, Basyirudidin, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press, 2002. cet ke-1
Winarti, Sri, Pengaruh Penggunaan Media Chart terhadap Hasil Belajar BiologiPada Konsep Sistem Pernaasan Manusia. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta,2009.
Budiwati, Neti. “Pembelajaran Ekonomi SMA dan SMK”, dalamhttp://netibudiwati.blogspot.com. Pada 30 Nopember 2010
Catherine McLoughin, “Visual Thinking and Telepededagy”. Dalamhttp://www.Nature.com/eye/journal/V17/N6/Full/6700500a.html, 14 Juni2010
Maulana, Indra, “ Pengertian Belajar” dari http://www.siaksoft.net, 18 Juni 2010
Sutrisno, Joko, “Dual Coding Theory” dari http://joko.tblog.com, 11 November 2010
Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September2010