konstitusi nasional jepang - digital library uns... · konstitusi nasional jepang (studi tentang...

83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti NIM:K4407026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lycong

Post on 10-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konstitusi Nasional Jepang

(Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967)

SKRIPSI

Oleh: Kiswanti

NIM:K4407026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Konstitusi Nasional Jepang

(Studi Tentang Proses Demokratisasai Jepang tahun 1947-1967)

Oleh : Kiswanti

NIM: K 4407026

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

2011

Page 3: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Kiswanti. K4407026. The Japanese National Constitution (A Study on Japanese Democratization Process in 1947-1967). Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, June, 2010.

The objective of research is to describe: (1) Democratic life in Japan before the enactment of National Constitution in 1947, (2) democratic life in Japan with the enactment of National Constitution in 1947, and (3) the effect of Japanese National Constitution enactment in 1947 on Politics sector.

In line with the research method and objective, this research was carried out using historical method with heuristic, critical, interpretation and historiography steps. The data source employed in this research was secondary source. Technique of collecting data used was library study. Technique of analyzing data used was a historical analysis one, by making external and internal criticism.

Considering the result of research, it can be concluded that: (1) democratic life in Japan before the National Constitution enactment in 1948, namely since Meiji Restoration, Japan began to open itself and to make Western Countries as model. Thus, Japan began to imitate all aspects of Western life, including the government system. A series of change had been done by Meiji government to embody its mission of modern state through fukoku kyohei, including to modernize the Japanese Imperial political system. This modernization is imitation of Western system by developing a constitution known Meiji Imperial Constitution, then in 1913-1932 period it was known as Taisho Democratic Period. During Taisho Democratic Period, Japan government was dominated by military in which the Military General becomes the government leader. Although there were political parties and Prime Minister, they had very limited domination and regulated by military government over the Emperor’s power; (2) democratic life in Japan after the enactment of Japanese National Constitution in 1947 was characterized by so many changes in various sectors, including the recreation of political parties eliminated previously, the change in police system, land reform organization, economic deconcentration, labor reformation, zaibatsu merging carried out by Liquidation Commission of Parent Companies, Japanese Youths were no longer bound by totalitarian education and tight control under military national policy, and the protection of basic human rights was guaranteed by the constitution; and (3) the effect of Japanese National Constitution enactment in 1947 on Politics sector is that the supreme power was in people’s hand, the Emperor was only as the symbol of state and people unity. The constitution prohibits firmly the country from stating war. The constitution also established a double-chambers parliament consisting of high chamber and low chamber as the supreme institution in the national power, the members of which were no longer determined by the Emperor, but were elected by the people through the general election.

Page 6: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Kiswanti. K4407026. Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasai Jepang tahun 1947-1967). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) kehidupan Demokrasi di Jepang sebelum diberlakukannya Konstitusi Nasional tahun 1947 (2) kehidupan demokrasi di Jepang dengan diberlakukannya Konstitusi nasional Jepang 1947 (3) dampak diberlakukannya Konstitusi Nasional Jepang 1947 dalam bidang politik.

Sejalan dengan metode dan tujuan penelitian, maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode historis dengan langkah-langkah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber sekunder. Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis historis, dengan melakukan kritik ekstern dan intern.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) kehidupan demokrasi di Jepang sebelum diberlakukannya Konstitusi Nasional 1947 yaitu dimulai sejak Restorasi Meiji, Jepang mulai membuka diri dan menjadikan negara-negara Barat sebagai panutan. Sehingga Jepang mulai meniru semua aspek kehidupan Barat, termasuk sistem pemerintahan. Serangkaian perubahan dilakukan pemerintahan Meiji untuk mewujudkan visi negara modern melalui fukoku kyohei, diantaranya adalah memodernisasi sistem politik Imperial Jepang. Modernisasi ini dicontoh dari sistem Barat dengan cara membuat undang-undang dasar yang dikenal dengan Konstitusi Imperial Meiji, kemudian Periode antara tahun 1913 sampai tahun 1932 yang dikenal dengan masa Demokrasi Taisho. Pada masa Demokrasi Taisho pemerintahan Jepang dikuasai oleh militer dimana Military General menjadi pemimpin pemerintahan. Meskipun partai politik dan perdana Menteri ada namun memiliki kekuasaan yang sangat terbatas dan diatur oleh pemerintahan militer atas kekuasaan Kaisar; (2) kehidupan demokrasi di Jepang dengan diberlakukannya Konstitusi Nasional Jepang 1947 ditandai dengan banyaknya perubahan dalam berbagai bidang, diantaranya, dibentuknya kembali partai-partai politik yang dulu dihapus, perubahan pada sistem kepolisian, diadakan land reform, dekonsentrasi ekonomi, reformasi ketenagakerjaan dan peleburan zaibatsu yang dilaksaanakan oleh Komisi Likuidasi perusahaan-perusahaan Induk, pemuda Jepang tidak lagi diikat oleh pendidikan totaliter dan pengendalian ketat dibawah kebijaksanaan nasional yang bersifat militer,dan perlindungan hak-hak asasi manusia yang dijamin oleh konstitusi ; (3) dampak diberlakukannya Konstitusi Nasional Jepang 1947 dalam bidang politik yaitu kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, Kaisar hanya sebagai lambang negara dan persatuan rakyat. Secara tegas konstitusi melarang negara untuk menyatakan perang. Konstitusi juga menetapkan parlemen bermajelis dua yaitu majelis tinggi dan majelis rendah sebagai lembaga tertinggi dalam kekuasaan nasional dimana anggota dari kedua lembaga tersebut tidak lagi ditentukan oleh Kaisar tetapi dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Page 7: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Karena kurang 1 paku, 1 tapal kuda tidak dapat dipasang.

Karena kurang 1 tapal, 1 kuda tidak dapat berlari.

Karena kurang 1 kuda, 1 pesan tidak dapat dikirim.

Karena pesan tidak dapat dikirim, kita kalah perang

(Tokyo Drift)

Kemajuan itu berakar dari rasa cinta pada tradisi

Kemajuan bukan berarti membuang yang lama dan mencari yang baru

Sebuah negeri, berkembang dengan menghimpun adat kebiasaan, dengan

mempersunting kecantingan masa lalu

(Kume Kunitake)

Kami telah selesai menanggung hal yang tak tertahankan dan menderita atas sesuatu yang tak tertahankan (Kaisar Hirohito)

Page 8: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada: 1. Alm Ibu dan Bapak tercinta

2. Mas Heru, Mbak Ayik,Mas Ong,

Mbak Cun dan Mas Nopaku

tersayang

3. Sahabat-sahabatku

4. Almamater

Page 9: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat

diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana

pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu, atas segala bentuk

bantuannya, disampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Surakarta yang telah menyetujui permohonan ijin

penyusunan skripsi

3. Ketua Program Studi Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ijin demi kelancaran penyusunan skripsi

4. Drs. Leo Agung S, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi I yang telah

memberikan nasehat, waktu, serta kritikan yang membangun selama

memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi

5. Musa Pelu, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi II yang telah

memberikan waktu, dan motivasi selama memberikan bimbingan dalam

penyusunan skripsi

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis selama ini, mohon

maaf atas segala tindakan dan perkataan yang tidak berkenan di hati.

Page 10: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Disadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, tetapi

diharapkan penulisan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dan mahasiswa Program Pendidikan Sejarah pada khususnya.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 11: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i

HALAMAN PENGAJUAN…………………………………………….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iv

HALAMAN ABSTRAK………………………………………………… v

HALAMAN MOTTO…………………………………………………… vi

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………. vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………… viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………….. 1

B. Perumusan Masalah………………………………….. 6

C. Tujuan Penelitian…………………………………….. 6

D. Manfaat Penelitian……………………………………. 6

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………….. 8

A. Tinjauan Pustaka……………………………………… 8

B. Kerangka Berpikir……………………………………. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………….. 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………… 26

B. Metode Penelitian…………………………………….. 26

C. Sumber Data………………………………………….. 28

D. Teknik Pengumpulan Data……………………………. 29

E. Teknik Analisis Data………………………………….. 31

F. Prosedur Penelitian……………………………………. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………….. 36

A. Kehidupan Demokrasi di Jepang Sebelum Konstitusi

Nasional Jepang Tahun 1947 .....……… …………….. 36

Page 12: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Kehidupan Demokrasi di Jepang dengan Diberlakukan-nya

Konstitusi Nasional Jepang 1947....… …………….….. 45

C. Dampak Diberlakukannya Konstitusi Nasional Jepang 1947

dalam Bidang Politik.... ………… ……..……… …... 54

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN………………… 66

A. Kesimpulan………………………………………….. 66

B. Impikasi……………………………………………… 67

C. Saran………………………………………………… 68

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 69

LAMPIRAN…………………………………………………………….. 72

Page 13: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Pemerintahan Jepang Masa Meiji

Lampiran 2 : Bagan Struktur Birokrasi Pemerintahan Jepang Masa

Demokrasi Taisho

Lampiran 3 : Bagan Pembagian Kekuasan Pemerintah

Lampiran 4 : Tabel mengenai ketentuan-ketentuan majelis rendah dan majelis tinggi tahun 2007

Lampiran 5 : Tabel sistem pemilihan anggota majelis tinggi dan majelis

rendah Lampiran 6 : Tabel bentuk-bentuk pemerintahan daerah

Lampiran 7 : Bagan struktur pemerintahan Diet

Lampiran 8 : Konstitusi Meiji

Lampiran 9 : Konstitusi Nasional Jepang

Lampiran 10 : Perjanjian pembuatan Konstitusi Nasional Jepang

Lampiran 11 : Gambar : Kaisar Hirohito membacakan penyangkalan Kaisar

sebagai Dewata

Lampiran 12 : Gambar Gedung parlemen Jepang dan Gambar Suasana Rapat Parlemen Jepang

Lampiran 13 : Surat Ijin menyusun Skripsi

Lampiran 14 : Surat keputusan Dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi

Page 14: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mitologi Jepang diceritakan bahwa kepulauan Jepang semula

dikenal dengan nama “Oyashima”. Pemerintahan yang ada merupakan warisan

dari dewa Amaterasu Omokami (Dewa Matahari). Amaterasi Omikami

mewariskan kepada cucunya yakni Ninigi dan dari Ninigi tahta diserahkan kepada

cicitnya yang bernama Jimmu dan Jimmu inilah yang dianggap sebagai kaisar

pertama Jepang. Bersamaan dengan penyerahan tahta kekaisaran, Ninigi juga

menyerahkan 3 pusaka kepada Jimmu sebagai lambang kekuasaan / pusaka kaisar

yang berupa : kalung batu permata, pedang dan cermin (Dasuki I, tanpa tahun: 8).

Kemudian kaisar selanjutnya di Jepang menganggap dirinya sebagai keturunan

Amaterasu Amikami. Sehingga kaisar sebagai penguasa tertinggi dalam negara

tidak boleh dikecam. Kekuasaan kaisar dianggap suci dan tidak dapat diganggu

gugat.

Masa kuno hingga sekarang ini, mengenai sejarah kekaisaran Jepang baik

mengenai status maupun fungsi kaisar secara kronologis terbagi dalam 3 masa,

yakni : (1) Masa Kuno –runtuhnya politik isolasi, (2) Masa Meiji Restorasi –

Perang Dunia II, (3) Masa sesudah Perang Dunia II – Sekarang.

Sampai tahun 1192, Jepang diperintah oleh banyak keluarga yang saling

berebut pengaruh dan saling menjatuhkan yang disebut sebagai masa Sengoku

Jidai (Perang Saudara), keluarga – keluarga yang saling berebut tersebut di

antaranya ialah : keluarga Mononobe, Soga, Fujiwara, Taira dan keluarga

Minamoto. Integrasi nasional baru terwujud setelah Oda Nobunaga, Toyotomi

Hideyoshi dan Iyeyashu Tokugawa berhasil menyatukan Jepang. Iyeyashu

Tokugawa-lah yang mengorganisir kembali pemerintahan Shogunate

(pemerintahan Bakufu: pemerintahan dengan system feodal-militer) pada masa ini

disebut masa Edo. Setelah berhasil menyatukan Jepang dan membentuk

Page 15: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pemerintahan Shogunate Tokugawa kemudian mengangkat dirinya sebagai

Shogun pada tahun 1603 yang disetujui oleh Kaisar, sehingga dia merupakan

pucuk pimpinan dari semua kaum feodal militer.

Konsep pemerintahan dan hukum yang dilaksanakan di Jepang sampai

akhir zaman Edo menganut sistem politik model Cina, khususnya sistem

pemerintahan tersentralisasi pada masa pemerintahan Tang (Ryosuke Ishii, 1988:

xiii). Masa pemerintahan keluarga Tokugawa yang dikenal dengan pemerintahan

tangan besi melakukan politik isolasi dan akhirnya berhasil dipatahkan oleh

Commodore Perry dengan adanya Perjanjian Kanagawa pada tanggal 31 Maret

1854. Pada tanggal 8 Nopember 1867 Shogun (Shogun Yoshinabu: Shogun

terakhir) meletakkan jabatan dan menyerahkan kembali kekuasaan kepada kaisar.

Delapan bulan sebelum Shogun terakhir meletakkan jabatan, Kaisar Komei

meninggal yaitu pada 3 Peburari 1867 kemudian digantikan oleh Kaisar Meiji,

dengan demikian berakhirlah pemerintahan keluarga Tokugawa yang telah

berlangsung selama 2,5 abad.

Secara resmi Mutsuhito (Kaisar Meiji) memegang pemerintahan dari 25

Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912. Meiji Tenno memindahkan pusat

pemerintahannya dari Kyoto ke Edo yang kemudian namanya diubah menjadi

Tokyo yang berarti “ibu kota di timur”. Selanjutnya, sejak 1868 di mulailah

pembangunan Jepang yang dikenal dengan nama Restorasi Meiji (Sayidiman

Suryohadiprojo, 1992: 56). Inti Restorasi Meiji adalah pemulihan kekuasaan

politik dari keluarga Tokugawa (Shogun) kepada Kaisar (Tenno) dan modernisasi

Jepang di semua bidang (Suara Pembaharuan, 26 Juli 1989).

Pada masa Meiji, kedudukan dan fungsi kaisar dicantumkan dalam

konstitusi yang dikenal dengan Konstitusi Meiji yang di dalamnya berisi bahwa:

(1) Kaisar adalah sumber dari segala kekuasaan, (2) Real Power (kekuasaan

riil/praktis) dijalankan badan-badan pemerintahan atas nama kaisar, (3)

Kedudukan kaisar adalah suci dan tidak dapat diganggu gugat. Konstitusi Meiji

ditaati dari tahun 1890 hingga 1931, hal ini dikarenakan ketentuan-ketentuan

didalam Konstitusi Meiji menjunjung tinggi kebebasan untuk mengadakan

Page 16: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kontrak-kontrak, menjamin hak milik pribadi yang tidak dapat diganggu gugat,

dan menerapkan asas tanggung jawab perorangan. Sehingga era ini dicirikan

dengan tumbuhnya kapitalisme dan tersebar luasnya paham demokrasi, terutama

setelah Perang Dunia I. Perkembangn demokrasi di Jepang mulai tumbuh subur

pada era ini dan mencapai puncaknya dengan disahkan undang-undang hak

bersuara bagi seluruh kaum pria pada tahun 1925 (Ryosuke Ishii, 1988: 120).

Masa Perang Dunia I memberikan dorongan kepada perkembangan

perdagangan dan industri Jepang. Kaum kapitalis bertambah besar pengaruhnya

dalam bidang politik, di samping itu, kemenangan Negara-negara Demokrasi

barat seperti Inggris, Perancis dan Amerika Serikat dalam Perang Dunia I

menimbulkan kesan bahwa demokrasi melahirkan Negara-negara kuat dan karena

itu demokrasi dianggap lebih unggul dari otokrasi.

Pada waktu yang sama perekonomian Jepang terlibat dalam kancah

depresi dunia sebagai akibat berkembangnya sistem kapitalis dan industrisasi

Jepang, depresi dunia ini memberikan pukulan yang hebat dalam kehidupan

ekonomi Jepang. Hal ini dikarenakan Jepang banyak bergantung pada luar negri

diantaranya ketergantungan akan bahan baku industri. Masalah ini dipersulit lagi

dengan adanya kepadatan penduduk sehingga satu-satunya jalan adalah Jepang

harus mengadakan ekspansi.

Pada masa yang sulit ini, Baron Tanaka sebagai pemimpin kabinet tahun

1927-1929, memberikan suatu dokumen rahasia yang ditujukan kepada Kaisar,

yang dikenal dengan nama Tanaka Memorial yang isinya, bangsa Jepang

dianggap mempunyai tugas suci untuk memimpin bangsa di Asia Timur. Oleh

karena itu akan dibentuk suatu Negara kesemakmuran bersama di Asia Timur

dibawah pimpinan Jepang. Dengan kata lain Tanaka Memorial Ini merukapan

dokumen yang berisikan politik merampas Negara-negara untuk membangun

sebuah kerajaan besar di Asia. Padahal Negara-negara di Asia sendiri kebanyakan

berada dibawah penjajahan Negara Barat. Untuk dapat membangun Negara Asia

Timur Raya ini memaksa Jepang untuk ikut serta dalam kancah peperangan di

Pasifik (Perang Dunia II). (Dasuki,tt:44).

Page 17: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tahun 1931- 1945 bangsa Jepang mengalami suatu masa kemunduran

Demokrasi yang berkepanjangan yang ditandai dengan tumbuhnya militerisme

dan pemikiran serta tingkah laku berpolitik yang reaksioner. Penekanan pada

pertahanan nasional berkembang menjadi ketiktatoran politik yang pada satu

pihak menekan hak-hak perorangan dan pada pihak lain menekan perekonomian.

Undang–undang sosial yang disahkan hanya untuk meningkatkan kekuatan

militer, asas pemerintahan parlemen lambat laun dikungkung, kemudian disahkan

pula Undang-undang Mobilisasi Umum Nasional tahun 1938 dan Penggabungan

Partai-partai Politik ke dalam Perhimpunan Pendukung Pemerintah Kekaisaran

pada tahun 1940. Akhirnya, pada tanggal 8 Desember 1941 Kaisar Hirohito

menyatakan perang kepada Amerika Serikat dan Inggris yang diawali dengan

pemboman Pearl Harbour.

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II mengakhiri militerisme dan

fasisme Jepang, disusul dengan pendemokrasian oleh tentara pendudukan sekutu

di bawah komandan General Head Quorter (GHQ), Jenderal Douglas MacArthur.

Sejak inilah secara resmi dimulailah masa pendudukan Jepang oleh Sekutu.

(Dasuki, II, tanpa tahun: 63; Nio Yoe Lan, 1962: 287).

Masa pendudukan dikenal dengan masa pendemokrasian, baik di bidang

politik, ekonomi, maupun sosial. Sebagai simbol adalah ditetapkannya Undang-

Undang Dasar Negara Jepang pada tahun 1947. Sejak itu mulai berlaku institusi

politik model Amerika, dan konsep Negara besar di bawah pengaruh pemikiran

Bismarck dan Undang-Undang Meiji yang mendapat pengaruh Prusia yang sangat

membeda-bedakan hak antara laki-laki dan pemerempuan diganti dengan

pemikiran Negara demokrasi, damai, dan bersahabat dengan semua bangsa.

Berdasarkan Konstitusi baru yang diumumkan secara resmi pada tanggal 3

November 1946 dan mulai berlaku pada tanggal 3 Mei 1947 dinyatakan bahwa

Kaisar adalah lambang Negara dan simbol kesatuan rakyat Jepang. Di dalam

kehidupan sehari-hari, kaisar tidak mempunyai kekuasaan yang ada kaitannya

dengan pemerintahan. Menurut Konstitusi Nasional 1947 tugas Kaisar ialah :(1)

Melantik Perdana Menteri yang telah ditunjuk (dipilih) oleh diet (Parlemen

Page 18: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Jepang), (2) Melantik Ketua Mahkamah Agung, (3) Mengumumkan Undang-

Undang dan perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan negara lain, (4) Memanggil

Diet untuk bersidang dan menganugerahkan penghargaan atas saran dan

persetujuan Kabinet (Suara Karya, 25 April 1981; Harian Angkatan Bersenjata, 11

November 1982).

Perang dingin yang meletus setelah berakhirnya Perang Dunia II, terpaksa

mengubah kebijaksanaan “demiliterisasi” Amerika atas Jepang, dalam upaya

menghadapi ancaman kekuatan komunis. Simbol demiliterisasi adalah Perjanjian

Pertahanan dan Keamanan Jepang-Amerika yang ditandatangani pada tahun 1951

di San Fransisco.

Kabinet-kabinet partai politik, terutama Partai Liberal Demokrat yang

terbentuk pada tahun 1955, merupakan tulang punggung pelaksanaan mekanisme

demokrasi sistem parlementer. Persaingan dengan partai –partai oposisi seperti:

partai sosialis Jepang, Partai Komunis Jepang, Partai Pemerintah Bersih

(Komeito), Partai Sosialis Demokrat, dan partai-partai kecil lainnya merupakan

cermin nyata kehidupan demokrasi Jepang di bawah Undang-Undang Dasar baru

tersebut.

Sistem Demokrasi yang selama ini dicita-citakan rakyat Jepang sejak masa

restorasi Meiji dan berkembang pesat diawal masa restorasi, hingga akhir Perang

Dunia I kemudian pada masa depresi Dunia mengalami kemunduran yang

signifikan membuat harapan rakyat Jepang akan Demokrasi semakin jauh.

Dengan adanya kependudukan Amerika Serikat sebagai akibat dari kekalahan

Jepang dalam Perang Dunia II, dan dengan diberlakukannya Konstitusi Nasional

Jepang 1947, seakan memberi harapan baru yaitu terwujudnya cita-cita rakyat

Jepang akan sistem Demokrasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengangkat permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul “Konstitusi

Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasai Jepang tahun 1947-

1967)”

Page 19: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kehidupan demokrasi di Jepang sebelum diberlakukannya

Konstitusi Nasional tahun 1947?

2. Bagaimana kehidupan demokrasi di Jepang dengan diberlakukannya

Konstitusi nasional Jepang 1947?

3. Apa dampak diberlakukannya Konstitusi Nasional Jepang 1947 dalam

bidang politik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari

penulisan ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana kehidupan Demokrasi di Jepang sebelum

diberlakukannya Konstitusi Nasional tahun 1947

2. Mengetahui bagaimana kehidupan demokrasi di Jepang dengan

diberlakukannya Konstitusi nasional Jepang 1947

3. Mengetahui dampak diberlakukannya Konstitusi Nasional Jepang 1947

dalam bidang politik

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat:

a. Untuk memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah yang berguna dalam

rangka pengembangan ilmu sejarah.

Page 20: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan pada mahasiswa dan

masyarakat tentang Konstitusi National Jepang tahun 1947 dan dampak

dari diberlakukannya Konstitusi Nasional 1947

c. Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan pada mahasiswa dan

masyarakat tentang proses Demokratisasi di Jepang

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat:

a. Untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana

Kependidikan Program Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. .

b. Untuk menambah koleksi perpustakaan Progam Studi Pendidikan

Sejarah.

Page 21: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Teori Kekuasaan Negara

a. Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau

kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan

yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang

diperoleh untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai

dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo, 2002) atau kekuasaan

merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku

sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi (Ramlan Surbakti, 1992).

Koentjaraningrat dalam Miriam Budiarjo (1992: 8) menyatakan bahwa

“kekuasaan adalah kemampuan orang atau golongan untuk menguasai orang atau

golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang, kharisma, dan kekuatan

fisik”. Menurut pengertian tersebut, kekuasaan pemimpin tradisional bersumber

pada kekuatan-kekuatan sakti yang terhimpun dalam benda-benda pusaka yang

melambangkan wewenang kerajaan. Di Jepang sendiri, Kaisar memiliki benda-

benda pusaka sebagai lambang kekuasaan yang diturunkan secara turun temurun

yaitu, berupa kalung batu permata, pedang dan cermin.

Dalam konteks kekuasaan, pemimpin tradisional mempunyai kharisma

sebagai komponen yang penting sehingga merupakan unsur pokok yang

menjamin kontinuitas wewenang kepemimpinan. Seorang raja atau pemimpin

tradisional harus mempunyai kewibawaan yang diperoleh dengan berbuat dan

bersikap sesuai dengan cita-cita dan keyakinan-keyakinan yang dianut oleh

sebagian besar masyarakat. Selain hal tersebut, raja mempunyai kemampuan

untuk mengerahkan kekuatan fisik dan mengorganisasi banyak orang atas dasar

suatu sistem sanksi.

Kekuasaan itu harus secepat mungkin menegakkan kekuasaan hukum.

Dalam hal ini, India, Singapura, Malaysia, sebagai bekas jajahan Inggris,

Page 22: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kekuasaan hukum sudah lama ada. Begitu juga di Jepang, kekuasaan hukum kuat

sekalipun ada militerisme. Bersamaan dengan itu dikembangkan ekonomi rakyat

yang langkah demi langkah menciptakan kesejahteraan meluas. Kekuasaan

hukum amat besar perannya untuk mengembangkan kesejahteraan rakyat. Tetapi,

juga proses politik yang harus menyelenggarakan proses demokrasi demi

kesejahteraan umum. Langkah ini semua yang telah membuat India, Jepang,

Singapura dan kini Malaysia, bukan saja negara demokrasi tetapi juga sejahtera

yang merata.

Kekuasaan memiliki dua sifat, diantaranya:

1). Kekuasaan bersifat positif

Kekuasaan bersifat positif adalah kemampuan yang dianugerahkan

oleh Tuhan kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang

dapat mempengaruhi dan merubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk

melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan

sungguh-sungguh dan bukan karena paksaan baik secara fisik maupun

mental.

2). Kekuasaan bersifat Negatif

Kekuasaan bersifat Negatif merupakan sifat atau watak dari seseorang

yang bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam mempengaruhi orang lain

atau kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang

kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental.

Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki

kecerdasan intelektual dan emosional yang baik, mereka hanya berfikir

pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam,

bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat menjalankan segala

perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok yang berada

di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi, dan biasanya

kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan

pribadi atau golongan di atas kekuasannya itu.

Dikarenakan mereka tidak memiliki kemampuan atau modal apapun

Page 23: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan

bersifat negatif tersebut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak

akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh rakyatnya.

b. Pengertian Negara

Negara adalah organisasi kekuasaan, oleh karenanya dalam setiap

organisasi yang bernama negara selalu dijumpai adanya organ atau alat

perlengkapan yang mempunyai kemampuan untuk memaksakan kehendaknya

kepada siapapun juga yang bertempat tinggal dalam wilayah kekuasaannya.

Secara umum ada dua pembagian bentuk yaitu negara kerajaan dan negara

republik. Negara kerajaan terdiri atas negara kerajaan serikat dan negara kerajaan

kesatuan, di mana negara-negara tersebut terbagi atas negara kerajaan serikat

parlementer dan negara kerajaan kesatuan non Perdana Menteri. Sedangkan

negara republik terdiri atas negara republik serikat dan negara republik kesatuan,

yang terbagi lagi atas negara republik serikat parlementer dan negara republik

serikat presidensil, serta negara republik kesatuan parlementer dan negara

kesatuan presidensil. Jepang dalam hal ini masuk dalam golongan negara kerajaan

kesatuan.

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang tertua. Garner (2007:35)

menyatakan bahwa setiap pemerintahan yang didalamnya menerapkan kekuasaan

yang akhir atau tertinggi pada personel atau seseorang, tanpa melihat pada sumber

sifat – sifat dasar pemilihan dan batas waktu jabatannya maka itulah yang disebut

dengan monarki. Pendapat lain menegaskan, monarki merupakan kehendak atau

keputusan seseorang yang akhirnya berlaku dalam segala perkara didalam

pemerintahan. Jellinek (2007:48) menegaskan bahwa monarki adalah

pemerintahan kehendak satu fisik dan menekankan bahwa karakteristik sifat –

sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk memperlihatkan kekuasaan tertinggi

negara.

Suatu negara jika raja hanya sebagai gelar saja, sedangkan kekuatan

sebenarnya terletak pada oknum lainnya, maka realita pemerintahan ini adalah

republik, walau apapun gelar yang diberikan kepada kepala negara, baik sumber

Page 24: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pemilihan atau sifat- sifat dasar dalam masa jabatannya. Sehingga Jepang pada

masa rezim Tokugawa di mana terjadi duel goverment 1) Kaisar sebagai

pemimpin pemerintahan sipil 2) Shogun sebagai pemimpin pemerintahan militer.

Namun kenyataannya Kaisar hanya sebagai lambang Negara.

Jenis - Jenis Monarki

1) Turun – temurun dan Elektif.

Monarki mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turun - temurun

dan elektif. Monarki secara turun - menurun adalah tipe yang normal.

Kebanyakan monarki dahulunya dikenal dengan istilah turun -temurun

dan kehidupan dari monarki turun - temurun ini memiliki banyak

karakter. Monarki ala turun - menurun mewarisi tahta sesuai dengan

peraturan rangkaian pergantian tertentu. Ahli waris laki- laki yang

tertua biasanya menjadi raja, menggantikan posisi raja atau ayahnya

sendiri. Rangkaian pergantian bisa juga ditentukan dengan konstitusi.

2) Monarki mutlak dan terbatas.

Monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas.

Garner menyatakan monarki mutlak adalah monarki yang benar –

benar raja. Kehendaknya adalah hukum dalam merespek segala

perkara yang ada. Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali

kemauannya sendiri. Dibawah sistem ini negara dan pemerintahan

tampak identik. Louis XIV raja negara Francis menyatakan dengan

sombongnya bahwa” aku adalah negara. Ini merupakan deskripsi yang

tepat dari posisi monarki yang mutlak. Tsart dari Russia, Raja Prussia

dan Kaisar Ottoman merupakan contoh monarki yang mutlak.

Monarki terbatas memiliki kekuatan yang dibatasi oleh konstitusi yang

tertulis atau dengan prinsip fundamental yang tak tertulis, seperti

monarkinya negara Inggris. Monarki di negara Inggris hanya sebatas

nama saja dalam pemerintahan. Raja adalah pemerintah namun tidak

memerintah. Kekuatan atau kekuasaan merupakan teori saja, namun

pemerintahan dipimpin oleh yang lainnya. Monarki di negara Jepang

Page 25: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

juga terbatas, di sana kaisar tidak memiliki kekuasaan apapun

dipemerintahan, jadi raja adalah simbol negara dan kesatuan rakyat

didalam pengertian yang nyata, monarki yang terbatas hanyalah

bentuk pemerintahan yang demokrasi.

Hubungan pemerintahan dibagi menjadi :

a) Hubungan pemerintahan vertikal adalah hubungan atas bawah antara

pemerintah dengan rakyatnya, dimana pemerintah sebagai pemegang kendali

yang memberikan perintah kepada rakyat, sedangkan rakyat menjalankan

dengan penuh ketaatan. Dalam pola ini dapat pula rakyat sebagai pemegang

otoritas yang diwakili oleh parlemen, sehingga kemudian pemerintah

bertanggungjawab kepada rakyat tersebut.

b) Hubungan pemerintahan horisontal adalah hubungan menyamping kiri kanan

antara pemerintah dengan rakyatnya, dimana pemerintah dapat saja berlaku

sebagai produsen sedangkan rakyat sebagai konsumen karena rakyatlah yang

menjadi pemakai utama barang-barang yang diproduksi oleh pemerintahnya

sendiri, misalnya negara-negara komunis. Sebaliknya, rakyat yang menjadi

produsen sedangkan pemerintah menjadi konsumennya, karena seluruh

industri raksasa milik rakyat dipakai sendiri oleh pemerintahan sendiri

misalnya Jepang. Seluruh industri besar di Jepang yang dijalankan rakyat pada

waktu itu semata-mata hanya untuk keperluan perang.

2. Imperialisme

a. Pengertian Imperialisme

Imperialisme berasal dari kata bahasa latin Imperium yang berarti

memerintah. Kemudian arti ini berubah menjadi hak pemerintah atau kekuasaan

memerintah. Arti inipun mengalami perubahan lagi menjadi daerah dimana

kekuasaan memerintah itu dilakukan oleh seorang Kaisar atau Emperor.

Pendapat Bartstra yang dikutip oleh Darsiti Soeratman (1965:55)

menyatakan bahwa Imperialisme adalah usaha untuk memperoleh kembali

hubungan antara daerah-daerah jajahan Inggris dengan negara induk, baik

Page 26: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mengadakan hubungan kultur, maupun dengan mengadakan perjanjian-perjanjian

politik dan perjanjian militer. Imperialisme dalam arti luas adalah perluasan

kekuasaan atau pengaruh suatu bangsa terhadap bangsa lain (Ensiklopedia

Umum, 1969:148). Menurut W.J.S Poerwodarminto (1976:27) Imperialisme

adalah politik yang bertujuan untuk menjajah Negara lain.

Imperialisme menurut J.Frankel (1991:47) adalah pemaksaan peraturan-

peraturan sekelompok atau negara satu terhadap negara lain. Sedangkan Robert

D. Heibrouner (1982:39) mengemukakan bahwa imperialisme adalah “campuran

antara militerisme, keborjuisan, mencari pasar dan bahan mentah untuk industri

berat yang baru tumbuh”.

b. Tujuan Imperialisme

Tujuan imperialisme menurut Darsiti Soeratman (1965:48) dapat dilihat

dari dua pengertian imperialisme itu sendiri , yaitu:

1). Imperialisme kuno atau tua yaitu imperialisme yang intinya adalah

Gospel, Gold and Glory yaitu penyebaran agama, kekayaan dan

kejayaan. Sesuatu negara merebut negara lain dalam rangka untuk

menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan mendapatkan

kejayaan. Imperialisme kuno atau tua ini berkembang sebelum abad

ke-19.

2). Imperialisme modern yaitu suatu imperialisme yang cenderung pada

penguasaan ekonomi. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Soekarno

(1989:44) yang memberikan pengertian imperialisme adalah suatu

nafsu, suatu sistem untuk mempengaruhi ekonomi suatu bangsa lain

atau negara lain. Imperialisme ini berkembang setelah munculnya

revolusi industri setelah akhir abad ke-19.

Menurut Dahlan Nasution(1984:29) suatu negara melakukan imperialisme

dengan tujuan untuk mendapatkan kekuasaan diantaranya: Kekuasaan atas dunia

(Supreme of world), kekuasaan atas benua (Continental Empire), dan keunggulan

local (Local Prepounderance)

Page 27: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Imperialisme merupakan suatu usaha yang selalu ingin mengadakan

ekspansi terhadap wilayah-wilayah lain, hal ini tergolong dalam bentuk

imperialisme tua. Kejadian semacam ini sering terjadi pada kerajaan-kerajaan

yang telah mengalami puncak kejayaan yang ingin mencapai imperium. Hal ini

sesuai dengan pendapat Bouman yang menyatakan bahwa imperialisme adalah

hasrat untuk melakukan ekspansi yang tidak terbatas, apabila perlu dengan

kekerasan. Cita-cita dari imperialisme tua adalah persatuan dunia, maksudnya

adalah imperialisme mendekatkan dan mempersatukan manusia dalam hasil dan

tujuan yang sama (Wiliem Ebstein dan Edwin Fogelman, 1987:66).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

imperialisme adalah untuk meluaskan kekuasaan dan pengaruhnya secara paksa

ke luar batas-batas wilayahnya untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan.

c) Faktor-faktor pendorong Imperialisme

Terjadinya imperialisme didorong oleh beberapa faktor seperti yang

dikemukakan oleh Dahlan Nasution (1984:45), yaitu:

1) Menang Perang (Victorius War)

Negara yang menang perang sering melupakan tujuan perangnya yang

semula, lalu menetapkan status quo baru yang menguntungkan.

2). Kelemahan (Weakness)

Yang artinya yaitu keadaan negara-negara tertentu yang sangat lemah

sehingga ada kekosongan politik dan tidak ada suatu kekuatan yang menonjol.

Hal inilah yang menyebabkan suatu negara mudah diserang.

Adapun sebab-sebab timbulnya imperialisme menurut Sumarsosno

Mustoko (1985:37) adalah:

a) Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi negara yang terbesar di seluruh dunia.

b) Perasaan suatu bangsa, bahwa mereka itu adalah bangsa yang istimewa di

dunia ini.

c) Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan

imperealisme.

d) Letak sesuatu negara yang dianggap secara geografis tidak menguntungkan.

Page 28: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

e) Sebab-sebab ekonomis, diantaranya adalah:

1) Keinginan untuk mendapatkan kekayan dari suatu Negara lain.

2) Ingin ikut serta dalam perdagangan dunia.

3) Ingin menguasai perdagangan dunia.

4) Keinginan untuk menjamin suburnya industri di dalam negerinya.

Dahlan Nasution (1984:54) mengemukakan bahwa ada tiga metode untuk

menjalankan imperialisme yaitu:

a. Imperialisme militer

Penaklukan militer adalah cara yang paling terang-terangan, paling kuno

dan paling kasar. Setiap penaklukan besar adalah imperialisme besar juga,

tetapi kenyataanya bahwa imperialisme semacam ini tidak dapat stabil,

membuat cara ini cepat jadi tertinggal. Setiap perang dapat juga menang

dapat juga kalah.

b. Imperialisme ekonomi

Metode ini kurang mencolok dan kurang efektif bila dibandingkan dengan

cara militer. Cara ini adalah metode rasional untuk memperoleh kekuasaan

dan merupakan produk jaman modern. Ia nampak pada meluasnya

kekuasaan kaum merkantilis dan kapitalis.

c. Imperialisme kebudayaan

Cara ini sangat stabil dan jika berhasil sangat efektif daripada politik

imperialisme yang lain. Cara ini ialah dengan cara mengubah jalan pikiran

dan budi orang lain untuk menggulingkan hubungan kekuasaan yang telah

ada.

3. Reformasi

a. Pengertian Reformasi

Menurut etimologi, reformasi berasal dari bahasa Inggris yaitu kata re yang

berarti kembali dan form yang artinya bentuk, sehingga reformasi berarti kembali

pada bentuknya. Secara umum reformasi adalah perubahan radikal yang ditujukan

Page 29: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

untuk memperbaiki keadaan dalam bidang politik, ekonomi, agama dan sosial

dalam tatanan masyarakat atau negara (Peter & Yenny Salim, 1991:54).

Reformasi politik adalah pembaharuan sistem politik secara mendasar dan

menyeluruh yang dilaksanakan secara damai dan konstitusional. Reformasi politik

meliputi komponen struktur politik beserta fungsi-fungsi politiknya.

Tujuan dari reformasi politik adalah terwujudnya tata kehidupan politik yang

benar-benar demokratis, berkeadilan sosial dan berperikemanusiaan, sehingga

tercipta sebuah masyarakat yang baik.

Reformasi ekonomi adalah perubahan yang mendasar dan harus dalam arah

pemikiran, sikap perilaku, dan kebijakan di bidang ekonomi dan dunia usaha, baik

di sektor pemerintahan maupun swasta, menuju kearah yang lebih kejiwaan sosial

yang dapat menimbulkan kebersamaan, solidaritas, partisipasi dan dukungan luas

seluruh komponen bangsa.

Reformasi dalam bidang politik dapat berupa revolusi, ataupun sekedar

perombakan struktur pemerintahan. Sedang dalam ekonomi dapat berupa

perubahan sistem perekonomian suatu negara atau masyarakat seperti dari

ekonomi komunis menjadi ekonomi kapital.

b. Faktor –faktor pendorong reformasi

Faktor- faktor pendorong reformasi di Jepang :

1) Kekuasaan Kaisar sering kali dijadikan tameng kesewenang-wenangan

kaum militer. Dengan memanfaatkan sepenuhnya hak istimewa kaisar

sebagai pemimpin tertinggi yang diakui oleh konstitusi meiji, kaum militer

dapat berbuat apa saja yang mereka kehendaki.

2) Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, yang membuat Jepang menjadi

negara yang diduduki Amerika serikat. Membuat kesetiaan rakyat Jepang

menurun terhadap kekuasaan kaisar.

3) Kebijakan- kebijakan sekutu di Jepang ditujukan untuk penghapusan

unsur- unsur feodal dan militer dari masyarakat Jepang serta peningkatan

kebebasan modern dan perdamaian.

c. Pokok - pokok reformasi

Page 30: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pokok-pokok reformasi politik antara lain:

1) Tentang Pemilu

Pemilihan Umum dilaksanakan secara periodik dan teratur tanpa adanya

tekanan dan campur tangan pemerintah. Pemilu juga dilaksanakan secara

jujur dan adil.

2) Tentang Partai Politik

Supaya rakyat diberi kesempatan untuk membentuk partai politik sesuai

dengan aspirasi mereka.

3) Tentang Dewan perwakilan

Dewan Perwakilan Rakyat harus dapat berfungsi secara maksimal dalam

mengontrol kinerja eksekutif/pemerintah.

4) Tentang Perdana Menteri

Dalam hal pemilihan perdana menteri, pemilihan dilakukan dengan

pemungutan suara, langsung, bebas dan rahasia.

Pokok-pokok reformasi ekonomi adalah sebagai berikut:

1). Pemerintahan dan pelayanan publik

Sasaran yang hendak dicapai melalui reformasi pada bidang pemerinahan

dan layanan publik adalah terbentuknya pemerintahan yang bersih dan adil

yang mampu menjalankan peranannya dengan efektif dan efisien, baik di

bidang pelayanan publik yang bersifat langsung (pelayanan berbagai

perijinan usaha dan jasa lainnya yang dibutuhkan masyarakat), maupun

peranannya sebagai pengatur di dalam kegiatan ekonomi (produksi,

distribusi dan konsumsi barang dan jasa).

2). Anggaran Negara untuk pemerintahan pusat dan daerah.

Mencapai penerimaan pendapatan Negara dalam jumlah yang optimum

yakni yang mampu menutup seluruh kebutuhan pengeluaran rutin maupun

pengeluaran pembangunan, dari berbagai pos penerimaan yang memiliki

pijakan hukum yang sah dan tetap, serta terpeliharanya rasa keadilan di

dalam alokasi dan pemungutannmya.

3) Keuangan dan moneter

Page 31: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Terbentuknya sektor keuangan yang efisien yang ditandai dengan

murahnya akses ekonomi, terutama golongan ekonomi lemah di pedesaan,

ke sumber-sumber pembiayaan tanpa diskriminasi yang didasarkan pada

kepentingan pribadi dan kelompok tertentu, sehingga mampu mendorong

sektor riil dalam mendukung berjalannya fungsi produksi, distribusi, dan

konsumsi, atas barang dan jasa (Franz dkk, 1991:45).

Menurut Yoshihara Kunio, 1983 di Jepang sendiri terdapat dua reformasi

diantaranya:

1). Reformasi meiji pada tahun 1868 yang sering dikenal dengan restorasi

meiji. Restorasi meiji ini berusaha menghapus berbagai macam lembaga feodal.

Restorasi ini termasuk dalam reformasi politik. sosial dan ekonomi. Reformasi

meiji dilakukan secara sadar oleh orang-orang Jepang sendiri terutama kaum

terpelajar dari Choshu dan Satsuma, setelah pelabuhan Jepang dibuka oleh

Commodor Perry. Bentuk reformasi sosial adalah penghapusan sistem kelas dan

untuk menyusun suatu masyarakat yang berorientasi pada hasil karya.

Reformasi meiji bersifat revolusioner yang artinya bahwa reformasi ini

menghancurkan sistem feodal dan mempersiapkan jalan untuk sistem ekonomi

dan politik baru.

2). Reformasi yang kedua yaitu reformasi kependudukan tahun 1945,

reformasi ini berusaha untuk menghapus kaum-kaum militer dan lembaga-

lembaga pendukungnya, sebagai penggantinya diwujudkan lembaga-lembaga

demokrasi yang bersifat bukan militer. Reformasi ini termasuk dalam reformasi

politik, ekonomi dan sosial. Dalam bentuk reformasi politik yaitu

ditumbangkannya sistem yang menganggap kaisar sebagai Dewa dan memiliki

kekuasaan militer mutlak. Bentuk reformasi ekonomi yaitu adanya land reform,

dekonsentrasi ekonomi, serta reformasi ketenagakerjaan. Dalam reformasi sosial

yang dimulai dari pendidikan dilaksankan untuk menghentikan ajaran-ajaran yang

mengagungkan pihak militer serta menyembah Kaisar.

Page 32: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

4. Demokrasi

Menurut etimologis istilah demokrasi barasal dari bahasa Yunani, yaitu

kata “demos” dan “kratein” yang artinya pemerintahan rakyat (Abu Daudbusroh,

1987:47). Menurut W.J.S. Poerwodarminto (1986:39) istilah demokrasi diartikan

politik pemerintahan rakyat; bentuk pemerintahan negara yang segenap rakyatnya

memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya.

Demokrasi menurut Symon Martin (1959:48) adalah suatu sistem politik

yang memberikan kesempatan konstitusional secara berkala bagi pergantian

pejabat pemerintahan dan mekanisme sosial yang membolehkan sebagian besar

masyarakat untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah, dengan cara memilih

orang-orang tertentu untuk jabatan politik.

Menurut Raymond Gettel yang dikutip F. Isjwara (1982:55) menyatakan

bahwa ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemerintahan

Demokrasi, yaitu: (1) Bentuk pemerintahan baru didukung oleh persetujuan

umum, (2) Hukum yang berlaku harus dibuat oleh wakil-wakil rakyat yang dipilih

melalui pemilihan umum, (3) Kepala Negara dipilih langsung atau tidak langsung

melalui pemilihan umum dan harus bertanggungjawab kepada dewan legislative,

(4) Hak pilih aktif diberikan kepada sejumlah besar rakyat atas persamaan derajat;

(5) Jabatan-jabatan pemerintah harus dapat dipegang oleh segenap lapisan

masyarakat.

Sistem politik demokrasi di Asia sangat berbeda dengan yang ada di Barat,

walaupun sebenarnya sistem demokrasi yang ada di negara-negara Asia

mengadopsi dari negara-negara Barat tetapi pada kenyataannya banyak terjadi

perbedaan. Hal ini dikarenakan bentuk demokrasi yang di jalankan negara-negara

Asia disesuaikan dengan iklim negara masing-masing yang memasukkan

kebudayaan mereka. Ada beberapa dari negara-negara di Asia yang mempunyai

beberapa persamaan dengan karakteristik dari demokrasi liberal seperti di negara-

negara Barat, yang bercirikan pemilu yang bebas dan adil, dengan hak suara

universal. Kemudian kehidupan warga negara yang bebas dari intervensi atau

pengawasan, kebebasan media. Tetapi negara-negara ini terancam menghadapi

Page 33: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

perubahan, perkembangan ekonomi, keamanan nasional, dan pemberontakan yang

terjadi didalam negeri. Kemudian negara-negara ini menanggapinya dengan

mengubah atau menambahkan element demokasi ala Asia yang mempunyai

karakteristik antara lain : konfusianisme, patron-client, authority, dominant

political party dan strong-state (negara yang kuat).

Maka yang dimaksud dengan demokrasi ala Asia adalah suatu sistem

politik dimana setiap warga negaranya jauh dari intervensi pemerintah, terdapat

pemilu yang bebas dan adil, terdapat media dengan ruang yang tidak terlalu

dibatasi, dan adanya kelompok-kelompok kepentingan,yang kemudian diadaptasi

ke dalam iklim negara- negara Asia dengan penambahan eleme-elemen demokrasi

seperti, konfusianisme, patron-client, Authority (kewenangan), dominant

political party (Partai politik dominan), dan strong state (negara kuat) (Siti

Daulah Khoirati ,1992: 5).

Dalam kasus di negara Jepang salah satu negara Asia yang menganut

paham demokrasi, dimana terdapat penambahan beberapa unsur elemen-elemen

dalam demokrasi ala Asia yang telah disebutkan, diantaranya:

1). Konfusianisme

Ajaran konfusianisme, pada dasarnya memiliki unsur demokrasi. Hal

ini terlihat dalam konsep “mandat dari surga”, yang menyatakan

bahwa jika seseorang penguasa tidak memerintah secara benar, dengan

kata lain untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat banyak, maka

mandat dari surga bisa hilang dan suatu revolusi akan terjadi.

2). Patron-Client

Hubungan antara patron dan klien ini dapat kita lihat di Jepang dimana

dalam partai LDP terjadi persaingan antar faksi dimanifestasikan oleh

bos-bos faksi. Masing-masing bos politik ini memiliki pengikut setia

dan terikat dalam sebuah hubungan patron dan klien. Selaku patron para

pimpinan faksi bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan dan

kebutuhan politik bagi para kliennya. Bagi setiap klien tersedia

kesempatan dalam bentuk karir politik, jabatan dalam organisasi dalam

Page 34: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

partai, serta jabatan dalam pemerintahan sebagai ganti dukungan yang

telah mereka berikan pada ketua faksi.

3). Authority

Di Asia respek terhadap wewenang dan kedudukan masih sangat besar,

dimana wewenang berasal dari penerimaan seseorang yang

membenarkan hak- hak orang lain untuk membuat peraturan-peraturan

dan mengeluarkan perintah-perintah. wewenang dalam sistem politik

berarti rakyat mau mengikuti peraturan-peraturan, menerima

akibatnya dan patuh kepada keputusan pejabat yang memerintah.

4). Dominant Political Party

Demokrasi di Asia bercirikan dengan adanya sebuah partai politik

yang mendominasi dari partai- partai politik lainnya. Dan di Jepang

partai LDP (Liberal Democratic Party) yaitu sebuah partai Politik

yang sangat mendominasi di Jepang.

5). Strong State (Negara Kuat).

Hampir semua negara-negara Asia di era modern ini sangat kuat

mendominasi atau bekerjasama dengan kelompok-kelompok

independen seperti partai politik, asosiasi bisnis, organisasi petani, dan

persatuan buruh. Negara-negara ini (Strong State) menikmati

legitimasinya karena karakteristik pandangan Asia mengikuti

pemimpinnya dan juga karena warga negaranya melihat keuntungan

yang nyata dari sebuah pemerintahan yang cukup, kuat untuk

menjamin keamanan nasional dalam bahaya lingkungan

internasional. Pemerintah Jepang juga mendominasi urusan-urusan

dalam negrinya untuk menjamin keamanan nasionalnya dan untuk

mengendalikan warga negaranya agar tidak terjebak dalam arus

modernisasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan tradisi bangsa

Jepang.

Demokrasi yang paling penting menurut Miriam Budiarjo (1992:49),

adalah demokrasi konstitusional dan kelompok aliran yang menamakan dirinya

Page 35: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

“demokrasi”, tetapi mendasarkan dirinya atas komunisme. Miriam Budiarjo

mengemukakan bahwa ciri demokrasi konstitusional adalah pemerintahan yang

terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap

warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tercantum

dalam konstitusi, maka sering disebut “pemerintahan berdasarkan konstitusi”.

Konstitusi dengan tegas menjamin hak-hak azazi dari warga negara.

Syarat-syarat dasar untuk menyelenggarakan pemerintah yang demokratis

menurut Miriam budiarjo adalah perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa

konstitusi selain menjamin hak-hak individu juga menentukan cara untuk

memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin, badan kehakiman yang

bebas dan tidak memihak; pemilihan umum yang bebas, kebebasan untuk

menyatakan pendapat, kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi, pendidikan

kewarganegaraan.

Henry B. Mayo yang dikutip Miriam Budiarjo (1982:52) mengemukakan

bahwa demokrasi didasari oleh beberapa nilai yaitu:

a) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga

b) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu

masyarakat yang sedang berubah

c) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur

d) Membatasi penggunaan kekerasan sampai minimum

e) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman pendapat,

kepentingan, serta tingkah laku

Untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu dibentuk:

1) Pemerintah yang bertanggung jawab

2) Suatu dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan-golongan

dan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat dan dipilih

melalui pemilu yang bebas dan rahasia serta atas dasar sekurang-

kurangnya dua calon untuk setiap kursi

3) Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau beberapa partai

politik. Partai-partai menyelenggarakan hubungan yang

Page 36: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

berkelanjutan antara masyarakat umumnya dan pimpinan-

pimpinannya

4) Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan

mempertahankan keadilan

Menurut Lyman Sargent (1984:45), suatu negara demokrasi memenuhi

unsur-unsur penting yaitu:

a) Keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan politik

b) Tingkat persamaan hak diantara warga negara

c) Tingkat kebebasan dan kemerdekaan yang diberikan atau

dipertahankan dan dimiliki oleh warga negara

d) Sistem perwakilan

e) Sistem pemilihan ketentuan mayoritas

Ciri khas yang paling fundamental dari setiap sistem demokrasi, sesuai

dengan karakteristiknya ialah pandangan bahwa warga negara atau rakyat harus

dilibatkan dalam pengambilan keputusan politik, baik dengan cara langsung

ataupun melalui perwakilan yang mereka pilih. Kedua pendekatan ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1). Demokrasi langsung: rakyat ambil bagian secara pribadi didalam

tindakan-tindakan sengaja dan memberi suara atas masalah-masalah.

Seluruh rakyat ikut serta membahas dan mensahkan semua undang-

undang.

2). Demokrsi perwakilan; rakyat memilih warga lain untuk membahas

dan mensahkan undang-undang.

Keterlibatan rakyat dapat meliputi sejumlah aktifitas lainnya, misalnya

peran serta dalam suatu partai politik atau kelompok. Rakyat memiliki hak

untuk membahas kebijaksanaan negara mengenai hal-hal yang dilakukan atas

nama rakyat. Keterlibatan rakyat dapat secara langsung maupun tidak

langsung.

Page 37: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Kerangka Berpikir

Keterangan :

Jepang mendapat kejayaannya kembali sebagai akibat reformasi disegala

bidang pada masa restorasi meiji. Restorasi Meiji tahun 1868 menandakan titik

awal keterbukaan Jepang terhadap dunia luar dan modernisasi ala Barat dalam

hampir segala bidang. Setelah lebih dari dua abad tertutup dalam isolasi, Jepang

mengejar ketertinggalannya dari Barat dengan berprinsip pada semangat fukoku

kyohei.

Selain mengimpor teknologi dan pemikiran Barat, Jepang juga

mengirimkan putra-putra terbaiknya untuk belajar langsung di tempat ilmu

tersebut berasal. Dari merekalah ilmu-ilmu Barat dibawa pulang yang kemudian

diterjemahkan dan dibukukan dalam bahasa Jepang. Yang menonjol dari hasil

studi para duta pelajar Jepang adalah penerapan dan pengadaptasian sejumlah

sistem kehidupan Barat. Bidang-bidangnya mencakup teknologi, sistem hukum &

pengadilan (Perancis), sistem pendidikan (Perancis & Amerika), sistem militer

(Perancis & Inggris), dan juga sistem politik (Inggris, Jerman, Perancis).

Jepang

Demokratisasi di Jepang

Parlemen

Kekalahan Dalam PD II

Pembentukan Negara Asia Timur Raya

Restorasi Meiji

Pendudukan AS

Reformasi Politik; Konstitusi Nasional

1947

Page 38: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Serangkaian perubahan pun dilakukan pemerintahan Meiji untuk

mewujudkan visi negara modern melalui fukoku kyohei, diantaranya adalah

memodernisasi sistem politik Imperial Jepang. Modernisasi ini juga dicontoh dari

sistem Barat dengan cara membuat undang-undang dasar yang dikenal dengan

Konstitusi Imperial Meiji, yang kemudian menjadikan Jepang sebagai negara

Monarki Konstitusional. Landasan negara ini merupakan langkah awal bagi

kehidupan perpolitikan modern Jepang, kejayaan ini membuat Jepang ingin

membentuk Negara Asia Timur Raya yang mana sesuai dengan ajaran Shinto

yang selama ini mereka anut. Dalam rangka mewujudkan impiannya Jepang ikut

serta dalam Perang Dunia. Kegemilangan Jepang dalam Perang Dunia I membuat

Jepang merasa sama dengan negara-negara Barat, sayangnya negara-negara Barat

tidak mengakui Jepang sebagai negara yang sederajat dengannya. Sehingga

Jepang ikut terjun langsung dalam Perang Dunia II untuk membuktikan

keunggulannya. Namun Perang Dunia II telah membawa kehancuran di Jepang.

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II ini membawa Jepang dibawah

pendudukan Amerika serikat, sebagai negara yang kalah, Jepang harus tunduk

dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Amerika, termasuk perubahan

konstitusi.

Diberlakukannya konstitusi naisonal, terjadi reformasi yang hebat di

Jepang terutama kedudukan kaisar. Kaisar tidak lagi sebagai kekuatan tunggal di

Jepang, kaisar hanya sebagai simbol pemersatu rakyat Jepang.

Pembentukan parlemen dan keikutsertaanya wanita dalam dunia politik

Jepang sebagai akibat dari konstitusi nasional merupakan salah satu simbol yang

menandakan Jepang telah memasuki dunia baru yaitu dunia demokrasi.

Page 39: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Konstitusi Nasional Jepang (Studi

Tentang Proses Demokratisasai Jepang tahun 1947-1967)”, penulis melakukan

teknik pengumpulan data melalui studi pustaka. Adapun perpustakaan yang

digunakan sebagai berikut:

a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

d. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

e. Perpustakaan Monumen Pers Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah sejak pengajuan judul

skripsi yaitu bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Juni 2011.

B. Metode penelitian

Dalam suatu penelitian, peranan metode ilmiah sangat penting karena

keberhasilan tujuan yang akan dicapai tergantung dari penggunaan metode yang

tepat. Kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos yang berarti cara atau

jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara

kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan (Koentjaraningrat, 1977 : 16). Menurut Helius Syamsuddin (1996 :

6), yang dimaksud dengan metode adalah suatu prosedur teknik atau cara

Page 40: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh suatu ilmu (sains),

seni atau disiplin ilmu yang lain.

Penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha merekonstruksikan,

mendiskripsikan dan memaparkan proses demokrasi di Jepang setelah Konstitusi

Nasional 1947. Mengingat peristiwa yang menjadi pokok penelitian adalah

peristiwa masa lampau, maka metode yang digunakan adalah metode historis atau

sejarah. Dengan melihat peristiwa di masa lampau sehingga dapat menghasilkan

historiografi sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Hadari Nawawi (1998 : 78-79) mengemukakan bahwa metode penelitian

sejarah adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu

atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan

yang berlangsung pada masa lalu dan terlepas dari keadaan masa sekarang.

Gilbert J. Garraghan yang dikutip Dudung Abdurrahman (1999 : 43)

mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan

prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif,

menilai secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam

bentuk tertulis.

Menurut Louis Gottshalck (1986: 21) menjelaskan metode sejarah sebagai

proses menguji dan menganalisis kesaksian sejarah guna menemukan data yang

otentik dan dapat dipercaya, serta usaha sintesis atas data semacam itu menjadi

kisah sejarah yang dapat dipercaya. Menurut Helius Syamsuddin (1996: 61), yang

dimaksud metode sejarah adalah proses menguji dan mengkaji kebenaran

rekaman dan peninggalan-peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara

kritis bukti-bukti dan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan ceritera

sejarah yang dapat dipercaya.

Nugroho Notosusanto (1971:47) mengatakan bahwa metode penelitian

sejarah merupakan proses pengumpulan, menguji, menganalisis secara kritis

rekaman-rekaman dan penggalian-penggalian masa lampau menjadi kisah sejarah

yang dapat dipercaya, metode ini merupakan proses merekonstruksi peristiwa-

peristiwa masa lampau, sehingga menjadi kisah yang nyata.

Page 41: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian sejarah adalah kegiatan pemecahan masalah dengan mengumpulkan

sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji.

Sehingga dapat memahami kejadian pada masa lalu kemudian menguji dan

menganalisa secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam

bentuk tertulis dari sumber sejarah tersebut, agar dapat dijadikan suatu cerita

sejarah yang obyektif, menarik dan dapat dipercaya.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

sejarah. Sumber data sejarah sering disebut juga data sejarah. Menurut

Kuntowijoyo (1995 : 94) kata “data” merupakan bentuk jamak dari kata tunggal

datum (bahasa latin) yang berarti pemberitaan.

Menurut Dudung Abdurrachman (1999 : 30), data sejarah merupakan

bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyeleksian, dan pengkategorian.

Menurut Helius Syamsuddin dan Ismaun (1996 : 61) sumber sejarah ialah bahan-

bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa

yang terjadi pada masa lampau.

Helius Syamsuddin ( 1994: 73) mengemukakan tentang pengertian sumber

sejarah, yaitu:

Segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials) sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan (lisan).

Dalam usaha untuk mengunpulkan data, penulis menggunakan sumber

tertulis. Menurut Lexy J.Moleng (1989 :31) sumber tertulis dapat berupa buku-

buku, majalah ilmiah, arsip dan dokumen resmi (dikeluarkan oleh pemerintah)

dan dokumen pribadi. Sumber tertulis dibedakan menjadi dua, yaitu sumber

tertulis primer dan sumber tertulis sekunder. Louis Gottshalck (1986: 35)

Page 42: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

mengemukakan bahwa sumber tertulis primer adalah kesaksian dari seorang saksi

dengan mata kepala sendiri. Sumber tertulis primer juga dapat diartikan sebagai

data yang didapatkan dari masa yang sejaman dan berasal dari orang yang

sejaman. Sedangkan sumber tertulis sekunder merupakan kesaksian dari pada

siapapun yang bukan merupakan saksi mata, yakni dari seseorang yang tidak hadir

di peristiwa yang dikisahkannya. Sumber tertulis sekunder juga dapat diartikan

sebagai data yang ditulis oleh orang yang tidak sejaman dengan peristiwa yang

dikisahkannya.

Sumadi Suryabrata (1998: 17) berpendapat bahwa penelitian historis

tergantung kepada dua macam data, yaitu data primer dan sekunder. Namun

dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan data sekunder, hal ini

dikarenakan kajian dalam penelitian ini tidak memungkinkan penulis untuk

melakukan observasi langsung, dan tidak adanya data yang ditulis oleh orang

yang sejaman ataupun yang ditulis pada waktu peristiwa terjadi sehingga penulis

dalam menulis penelitian ini hanya menggunakan data sekunder. Data sekunder

diperoleh dari sumber sekunder, yaitu penulis melaporkan hasil observasi orang

lain tetapi orang tersebut bukan berada di tempat kejadian ataupun sejaman.

Dalam skripsi ini sumber-sumber yang digunakan adalah surat kabar dan

beberapa literatur lain, baik buku maupun artikel mengenai Jepang pasca

Konstitusi Nasional. Salah satu sumber tersebut yaitu Ryosuke Ishi. Sejarah

Institusi Politik Jepang (1988), Nio Joe Lan. Djepang Sepanjang Masa (1962),

Sayidiman Suryohadiprojo. Manusia dan Masyarakat Jepang Dalam Perjoangan

Hidup (1987). Yosihara Konio. Perkembangan Ekonomi Jepang (1983), artikel

yang ditulis oleh Umeda, Sayuri (2006) (PDF). Jepang: Pasal 9 dari Konstitusi

Law Library of Congress p. 18. Kesemua sumber data tersebut dikaji, kemudian

dianalisis maka diperoleh data yang digunakan untuk menyusun cerita sejarah

yang obyektif.

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

dalam melakukan teknik pengumpulan data digunakan teknik kepustakaan

Page 43: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

atau studi pustaka. Studi pustaka berperan penting sebagai proses bahan

penelitian, tujuannya sebagai pemahaman secara menyeluruh tentang topik

permasalahan yang sedang dikaji. Studi pustaka adalah suatu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau

fakta sejarah, dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen

atau arsip, surat kabar atau brosur yang tersimpan di dalam perpustakaan

(Koentjaraningrat, 1983: 3).

Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan studi pustaka menurut

Koentjaraningrat (1986: 18) ada 4 yaitu:

(1) Memperdalam kerangka teoritis yang digunakan sebagai landasan teori

pemikiran

(2) Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti

(3) Mempertajam konsep yang digunakan, sehingga mempermudah dalam

perumusannya

(4) Menghindari terjadinya pengulangan suatu penelitian

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai

berikut:

(1) Pencarian dan pengumpulan sumber-sumber data yang dibutuhkan baik itu

sumber primer maupun sumber sekunder mengenai sejarah konstitusi Jepang.

Peneliti berusaha mengumpulkan sumber- sumber sejarah yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti yaitu mengadakan studi referensi yang ada di

Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta .

(2) Membaca dan mencatat sumber primer maupun sekunder mengenai Konstitusi

Jepang.

Page 44: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(3) Penggalian terhadap bahan-bahan pustaka lainnya seperti buku, majalah,

artikel, yang dilakukan di perpustakaan yang dianggap penting dan relevan

dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik

analisis historis. Menurut Kuntowijoyo (1995 : 94), interpretasi atau penafsiran

sejarah seringkali disebut dengan juga analisis sejarah. Analisis sendiri berarti

menguraikan, dan secara terminologis berbeda dengan sintesis yang berarti

menyatukan. Analisis dan sintesis, dipandang sebagai metode-metode utama

dalam interpretasi. Menurut Helius Syamsuddin (1996: 89) teknik analisis data

historis adalah analisis data sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai

metode untuk menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah.

Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999: 64),

analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh

dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta

itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Menurut Sartono Kartodirdjo

(1992: 2) mengatakan bahwa analisis sejarah ialah menyediakan suatu kerangka

pemikiran atau kerangka referensi yang mencakup berbagai konsep dan teori yang

akan dipakai dalam membuat analisis itu. Data yang telah diperoleh

diinterpretasikan, dianalisis isinya dan analisis data harus berpijak pada kerangka

teori yang dipakai sehingga menghasilkan fakta-fakta yang relevan dengan

penelitian.

Di dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, peneliti

melakukan analisis data. Analisis data merupakan langkah penting yang dimulai

dari mengumpulkan data kemudian melakukan kritik ekstern dan intern untuk

mencari otensitas dan kredibilitas sumber yang didapatkan. Dari langkah ini dapat

diketahui sumber yang benar-benar dibutuhkan dan relevan dengan materi

penelitian. Selain itu, membandingkan data dari sumber-sumber sejarah yang

telah dikumpulkan, dengan bantuan seperangkat kerangka teori dan metode

penelitian sejarah, kemudian didapati data mana yang akurat dan relevan yang

Page 45: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Histoiografi

disebut dengan fakta sejarah. Agar memiliki makna yang jelas dan dapat

dipahami, fakta tersebut ditafsirkan dengan cara merangkaikan fakta satu dengan

fakta-fakta yang lain menjadi suatu cerita yang kronologis dan masuk akal,

sehingga didapatkan bahan penulisan penelitian yang utuh dalam sebuah karya

ilmiah.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah penelitian awal yaitu

persiapan pembuatan proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Karena

penelitian ini menggunakan metode historis, maka ada empat tahap yang harus

dipenuhi. Empat langkah itu terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan

historiografi. Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Heuristik Kritik Interpretasi

Fakta Sejarah Cerita Sejarah

Keterangan :

a. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani yang artinya memperoleh. Dalam

pengertiannya yang lain adalah suatu teknik yang membantu kita untuk mencari

jejak-jejak sejarah. Menurut G. J Rener (1997:37), heuristik adalah suatu teknik,

suatu seni dan bukan suatu ilmu. Heuristik tidak mempunyai peraturan-peraturan

umum, dan sedikit mengetahui tentang bagian-bagian yang pendek. Sidi Gazalba

(1981 :15) mengemukakan bahwa heuristik adalah kegiatan mencari bahan atau

menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan hasil penelitian. Dengan

Page 46: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

demikian heuristik adalah kegiatan pengumpulan jejak-jejak sejarah atau dengan

kata lain kegiatan mencari sumber sejarah.

Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan menemukan sumber-

sumber tertulis berupa buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang relevan

dengan penelitian. Sumber tertulis berupa buku-buku dan literatur yang diperoleh

dari beberapa perpustakaan diantaranya: Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas

Maret, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Perpustakaan

Program Studi Sejarah FKIP UNS, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta

b. Kritik

Setelah mengumpulkan data atau bahan, tahap berikutnya adalah langkah

verifikasi atau kritik untuk memperoleh keabsahan sumber. Menurut Helius

Syamsuddin (1884 :103) keabsahan sumber dicari melalui pengujian mengenai

kebenaran atau ketetapan sumber. Kritik terhadap sumber data dilakukan dengan

dua cara yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Menurut Dudung Abdurrahman

(1999: 58) kritik ekstern yaitu menguji suatu keabsahan tentang keaslian sumber

(otentisitas) sedangkan kritik intern menguji keabsahan tentang kesahihan sumber

(kredibilitas).

Kritik ekstern pada sumber tertulis dilihat dari pengarangnya. Kritik

ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber (otensitas) yang berkenaan dengan

segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan, seperti bahan (kertas atau tinta) yang

digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan segi penampilan yang lain.

Sebagai contoh kritik ekstern penulis menggunakan artikel yang ditulis oleh

Sayuri Umeda (2006) Jepang: Pasal 9 dari Konstitusi yang masih menggunakan

bahasa inggris.

Kritik intern dilakukan dengan membandingkan antara isi sumber yang

satu dengan isi sumber yang lain sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya

dan dapat memberikan sumber yang dibutuhkan. Hal tersebut dilaksanakan agar

dapat mengetahui bagaimana isi sumber sejarah dan relevansinya dengan masalah

yang dikaji. Kritik intern sumber terhadap data tertulis dalam penelitian ini

Page 47: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dilakukan dengan mengidentifikasi gaya, tata bahasa, dan ide yang digunakan

penulis, sumber data, dan permasalahannya kemudian dibandingkan dengan

sumber data lainnya. Kritik ini bertujuan untuk menguji apakah isi, fakta dan

cerita dari suatu sumber sejarah dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi

yang diperlukan.

Dalam hal ini, penulis mengambil contoh buku yang ditulis oleh Prof.

Ryosuke Ishii seorang ahli sejarah Jepang terkemuka yang berjudul Sejarah

Isntitusi politik Jepang. Buku ini diterjemahkan secara bergotong royong oleh

mahasiswa UI dengan diskusi-diskusi yang panjang, kemudian penulis

membandingkan isi buku tersebut dengan buku yang ditulis oleh Yoshihara Kunio

yang berjudul Perkembangan Ekonomi Jepang. Sehingga didapatkan data yang

akurat.

c. Interpretasi

Dalam penelitian ini, interpretasi dilakukan dengan cara menghubungkan

atau mengaitkan sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah lain, sehingga

dapat diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang

menjadi obyek penelitian. Kemudian sumber tersebut ditafsirkan, diberi makna

dan ditemukan arti yang sebenarnya sehingga dapat dipahami makna tersebut

sesuai dengan pemikiran yang logis berdasarkan obyek penelitian yang dikaji.

Dengan demikian dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan

fakta sejarah atau sintesis sejarah.

Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis mencoba membaca

peristiwa-peristiwa masa lampau sehingga menjadi sebuah kisah yang tidak

melupakan unsur kebenarannya, yaitu dengan mengaitkan isi antara satu sumber

dengan sumber yang lainnya misalnya buku Ryosuke Ishii yang berjudul Sejarah

Institusi Politik Jepang dengan buku yang ditulis Sayidiman Suryohadiprojo yang

berjudul Manusia dan Masyarakat Jepang Dalam Perjoangan Hidup.

Page 48: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

d. Historiografi

Langkah terakhir prosedur penelitian dalam metode sejarah adalah

historiografi. Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan

hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan (Dudung Abdurrahman, 1999: 67).

Dalam tahap ini seorang penulis harus dapat mengungkapkan hasil penelitiannya

dengan bahasa yang baik dan benar, menyajikan data-data yang akurat dan

membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara jelas oleh pemikiran

pembaca. Selain itu penulis harus mengungkapkan hasil penelitiannya secara

kronologis dan sistematis. Dalam proses historiografi ini diperlukan imajinasi

dari penulis agar fakta-fakta yang diperoleh dapat dirangkaikan menjadi sebuah

kisah yang menarik untuk dibaca dan dapat dipercaya kebenarannya.

Page 49: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kehidupan Demokrasi di Jepang sebelum diberlakukannya

Konstitusi Nasional tahun 1947

1. Masa Restorasi Meiji

Restorasi Meiji tahun 1868 menandakan titik awal keterbukaan Jepang

terhadap dunia luar dan modernisasi ala Barat dalam hampir segala bidang.

Setelah lebih dari dua abad tertutup dalam politik isolasi, Jepang mengejar

ketertinggalannya dari Barat dengan berprinsip pada semangat fukoku kyohei yang

artinya negara sejahtera, tentara kuat. Kaisar meiji (Matsuhito) yang memegang

kekuasaan pada saat itu memindahkan pusat pemerintahan dari kyoto ke Edo yang

kemudian namanya diubah menjadi Tokyo yang berarti ”ibu kota dari timur”

(Sayidiman Suryohadiprojo,1982:54).

Serangkaian perubahan pun dilakukan pemerintahan Meiji untuk

mewujudkan visi negara modern melalui fukoku kyohei, diantaranya adalah

memodernisasi sistem politik Imperial Jepang. Modernisasi ini dicontoh dari

sistem Barat dengan cara membuat undang-undang dasar yang dikenal dengan

Konstitusi Imperial Meiji, yang kemudian menjadikan Jepang sebagai negara

Monarki Konstitusional

Latar belakng Restorasi ialah dibukanya pelabuhan Jepang secara paksa

oleh Commodor Perry, yang akhirnya membuat rakyat Jepang tidak percaya lagi

pada kekuatan Shogun, kemudian rakyat menuntut agar kekuasaan dikembalikan

kepada Kaisar yang ditandai dengan dibentuknya tiga jabatan baru yang secara

langsung derada di bawah Kaisar yaitu: Sosai (Perdana Menteri), Giyo (Anggota

Dewan Penasihat Senior), dan San-yo (Anggota Dewan Penasihat Muda). Pada

tanggal 6 April 1868, Kaisar mengeluarkan sumpah jabatan yang terdiri dari lima

pasal, yang menggambarkan garis besar asas-asas yang harus dianut oleh

pemerintahannya, yaitu:

1. Dewan-dewan musyawarah akan dibentuk secara luas dan tiap-tiap

Page 50: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kebijaksanaan akan ditetapkan berdasarkan musyawarah

2. Golongan tinggi dan rendah harus bersatu dalam melaksanakan rencana-

rencana bangsa dengan penuh gairah

3. Semua kelas masyarakat akan diperbolehkan memenuhi cita-cita mereka

dengan adil dan mendapat rasa puas

4. Adat-istiadat masa lalu yang tidak baik harus dihapus, dan asas-asas yang

adil dan wajar haruslah menjadi dasar kebijaksanaan

5. Pengetahuan harus dicari di seluruh dunia agar kesejahteraan kerajaan

dapat ditingkatkan (Ryosuke Ishii,1988:126).

` Berdampingan dengan dikumandangkannya Semboyan golongan-

golongan yang mendukung kasiar fukoku kyohei dikumandangkan pula

semboyang yang berbunyi Sonno joi yang artinya hormati kaisar dan usir kaum

biadab (orang-oarng asing). Meskipun semboyan ini dikumandangkan keseluruh

rakyat jepang, namun para daimyo (pemilik tanah) yang telah mengunjungi Eropa

dan Amerika Serikat menyadari bahwa pengusiran bangsa asing harus dengan cara

yang tepat. Para daimyo ini berpendapat bahwa Eropa dan Amerika Serikat dapat

menguasai Asia oleh karena keunggulan mereka dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi modern, bahkan dengan keunggulan itu mereka dapat menundukkan

Cina yang di mata Jepang merupakan sumber kebudayaan dan pengetahuan.

Karena itu para daimyo menarik kesimpulan bahwa hanya kalau Jepang dapat

mencapai tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang sama dengan dunia Barat,

kelangsungan hidupnya akan terjamin dari ancaman dunia barat (Sayidiman

Suryohadiprojo,1982:25).

Para oligarki berpendapat bahwa hanya melalui penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi Barat dapat dibangun industri dan ekonomi Jepang

yang maju, dan kemudian atas landasan itulah dapat disusun kekuatan militer

yang mampu mengusir bangsa asing, sehingga mulai saat itu bangsa Jepang

sungguh-sungguh bergerak untuk meniru segala aspek kehdupan barat. Pemuda-

pemuda Jepang mulai dikirim ke Inggris, Perancis dan Jerman untuk belajar

Page 51: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dalam berbagai bidang, dan sebaliknya didatangkan pula guru-guru dari luar

untuk mengajar orang Jepang di rumah.

Fukuzawa Yukichi yang saat itu dianggap sebagai bapak pendidikan

modern Jepang menganjurkan bangsa Jepang untuk meninggalkan cara-cara Asia

dan menoleh ke Barat. Jepang juga tidak ragu-ragu melakukan westernisasi hal ini

dikarenakan mereka berpendapat bahwa hanya melalui westernisasi kelangsungan

hidup mereka dapat dijamin. Dipihak lain para oligarki tidak takut kehilangan Ke-

Jepangan-annya karena mereka berpendapat bahwa identitas Jepang termasuk

salah satu yang harus dijamin kelangsungan hidupnya.

Para oligarki di bawah pimpinan Okubo Toshimichi juga mengambil

langkah-langkah yang drastis dalam masyarakat untuk merealisasikan semboyan

Fukoku Kyohei. Langkah pertama adalah pengahapusan golongan samurai dan

tembok pemisah antara golongan petani, tukang serta pedagang. kemudian

wilayah Jepang dibagi dalam provinsi-provinsi yang dipimpin oleh para gubernur

(Sayidiman Suryohadiprojo, 1982:26). Petani juga dibebaskan untuk melakukan

kegiatan-kegiatan diluar dunia pertanian yang akan meningkatkan pendapatan

mereka, sedangkan bagi saudagar peraturan-pertauran feodal yang mewajibkan

mereka untuk ikut dalam perhimpunan-perhimpunan profesi dan membatasi

persaingan dihapuskan (Yoshihara Kunio, 1983:94).

Kebijaksanaan fundamental lainnya yang diambil oleh para oligarki adalah

diadakannya pendidikan wajib dan bebas bagi seluruh rakyat Jepang selama 4

tahun dan dibukanya berbagai macam sekolah dengan tingkat rendah hingga pada

tingkat universitas, dengan demikian rakyat Jepang merasa diberikan kesempatan

untuk berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga muncul

perasaan dan keyakinan bahwa siapapun sekarang dapat memperoleh kemajuan

asalkan ia menunjukkan kemauan belajar. Di masa Tokugawa sudah ada

pendidikan untuk rakyat yang umumnya dilakukan dikuil-kuil Budha, tetapi pada

masa itu tidak ada kepastian bahwa seseorang yang pandai dapat memperoleh

kemajuan yang berarti dalam posisi kehidupan kecuali kalau ia termasuk golongan

samurai. Dalam masa meiji hal ini berubah, tidak ada pembatasan golongan,

Page 52: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

semua orang dapat menduduki profesi apapun dan itulah yang memberikan

dorongan kepada semua orang untuk balajar keras.

Bersamaan dengan itu, sistem pendidikan ini dimanfaatkan pula untuk

mendidik sifat-sifat yang terkandung dalam ajaran Bushido kepada seluruh rakyat,

patriotisme dan kesetiaan kepada kaisar merupakan ajaran yang terpenting. Maka

melalui penyebaran menyeluruh atau demokrastisasi pendidikan para oligarki

memperoleh tiga hal sekaligus pertama, meningkatnya mutu seluruh rakyat, kedua

tumbuhnya kesetiaan kepada negara dan pemerintahan, ketiga digerakkannya

semangat untuk orang-orang agar mau belajar (Sayidiman Suryohadiprojo,

1982:28).

Demokrasi ala Barat pertama kali diterapkan di Jepang saat diajukannya

petisi tahun 1874, oleh delapan orang pejabat pemerintahan Meiji yang menolak

kebijakan penyerangan Korea. Petisi ini berisi tuntutan kepada pemerintah untuk

mendirikan sebuah dewan perwakilan. Konsep ini berdasarkan rancangan

Fukuzawa Uruo yang mengadakan perjalanan ke Eropa dan mendalami Konstitusi

pemerintahan Barat. Pendukung perencanaan pembentukan dewan perwakilan ini

hampir semuanya berasal dari bekas keluarga samurai di daerah Tosa dan Hizen.

Hal tersebut dapat dipahami karena mereka menentang penguasaan pemerintah

yang dimonopoli oleh klan dari Satsuma dan Chosu.

Dokumen yang disampaikan para pendukung petisi ini menandakan

periode gerakan demokrasi rakyat zaman Meiji. Dalam perjalanannya, tuntutan ini

menimbulkan banyak pro kontra dan serangkaian konflik namun, pada akhirnya

pemerintah berjanji akan membentuk pemerintahan Konstitusional secara

bertahap. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain disusunnya kembalin

admnistrasi sistem Tripartite dengan genro-in (senat) sebagai majelis tinggi, chiho

kan kaigi sebagai majelis rendah dan daishin-in sebagai pengadilan tinggi, yang

pada akhirnya Kaisar mengeluarkan dokumen yang menjanjikan pembentukan

majelis umum ( Sayidiman Suryohadiprojo, 1982:55).

Pengumuman pembentukan majelis umum yang didasarkan atas pemilihan

ini, membantu muncul dan berkembangnya partai-partai yang mendukung hak-

Page 53: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

hak sipil. Partai yang terbentuk diantaranya adalah Jiyuto (Partai Liberal) pada

tahun 1881, yang terpengaruh oleh falsafah revolusioner Perancis yang

menginginkan perubahan dengan cepat. Partai lainnya adalah Rikken Kaishinto

(Partai Konstitusional Progresif) yang didirikan tahun 1882. Rikken Kaishinto

menjadi bandingan bagi partai Jiyuto, dan partai ini menginginkan penerapan

sistem Inggris moderat. Namun, pemimpin konservatif pemerintahan berpendapat

bahwa undang-undang dasar model Prusia lebih cocok diterapkan di Jepang

karena mereka menginginkan kedaulatan negara yang lebih besar dibandingkan

yang berlaku dalam sistem Inggris ( Sayidiman Suryohadiprojo,1982:57)

Tokoh paling menonjol dalam proses ini adalah Ito Hirobumi yang

menyelidiki undang-undang dasar Barat di Austria dan Jerman (1882). Ia

mempersiapkan undang-undang dasar Jepang dan membuat susunan

kebangsawanan baru (1884) yang meliputi lima pangkat (kazoku). Dalam kazoku

ini terdiri dari para bangsawan lama, daimyo, dan juga pejabat negara tingkat atas

yang mendukung restorasi.

Akhir tahun 1885 bentuk pemerintahan dajokan yang dulu masih

digunakan Kaisar pada masa awal Meiji yaitu sistem pemerintahan terpusat

diganti dengan sistem kabinet, dan Ito Hirobumi menggantikan Sanjo Sanetomi

menjadi perdana menteri. Setelah kepemimpinan Ito, muncul kecenderungan

perdana menteri selanjutnya berasal dari anggota kazoku (bangsawan baru).

Pada masa Imperial ini, terdapat dewan penasihat kekaisaran (badan

tertinggi penasihat kekaisaran) yang membahas secara detail konsep kasar UUD

yang diajukan oleh Ito Hirobumi. Undang-undang ini diproklamasikan pada

tanggal 11 Februari 1889 sebagai UUD Kekaisaran Jepang (disebut juga

Konstitusi Meiji). Konstitusi Meiji secara umum mencontoh bentuk Monarki

Konstitusional yang ada pada abad 19. Tidak seperti Konstitusi modern Jepang

1947, Konstitusi Meiji menjamin peran politik Kaisar secara nyata, walaupun

pada praktiknya kekuasaan dan kekuatan Kaisar diarahkan oleh kelompok

oligarki yang disebut sebagai genro. Konstitusi Meiji memberikan kekuasaan

yang luas, kekuasaan diplomatik kepada Kaisar dan menjadikan Kaisar sebagai

Page 54: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

panglima angkatan bersenjata, sehingga Kaisar tidak perlu mengadakan

perundingan dengan dewan perwakilan kekaisaran apabila hendak memberikan

perintah kepada angkatan bersenjata (Daulah K, Siti, 2006:29). Selain itu,

dibentuk pula lembaga legislatif modern Jepang yang pertama yaitu Imperial

Diet (teikoku gikai) yang dibentuk berdasarkan Konstitusi Meiji (1889 – 1947).

Bentuk Diet diambil dari model Reichstag Jerman dan sebagian lainnya diambil

dari sistem Inggris. Anggota Imperial Diet mengadakan siding pertama kali pada

tanggal 29 November 1890. Kata “Diet” berasal dari bahasa Latin yang lazim

digunakan sebagai nama majelis di Jerman.

Imperial Diet terdiri dari House of Representatives / majelis rendah

(dewan perwakilan) dan House of Peers/majelis tinggi (dewan bangsawan/Kizoku-

in). The House of Peers mirip seperti House of Lords di Inggris, yang terdiri dari

golongan bangsawan kelas atas. House of Peers terdiri dari anggota keluarga

kekaisaran, anggota bangsawan baru, orang yang membayar tinggi pajak dan

orang yang ditunjuk Kaisar, serta anggota khusus yang dipilih secara terbatas.

Dapat dikatakan bahwa House of Peers ini merupakan badan bangsawan yang

cenderung pada politik konservatif (http://en.wikipedia.org/wiki/Diet_of_Japan.

Diakses tanggal 25 November 2010). Anggota House of Representatives dipilih

berdasarkan pemilihan yang dilakukan oleh laki-laki yang berumur 25 tahun atau

lebih, dan telah membayar pajak penghasilan yang pajaknya berjumlah minimal

15 yen. Jumlah kelompok ini tidak lebih dari 1 persen dari populasi. Hanya kaum

laki-laki yang diperbolehkan mengikuti pemilihan dan masih minimnya

pengalaman dalam pemilihan dan pemahaman terhadap institusi parlemen,

menjadikan sistem demokrasi tahun 1890 tersebut diragukan kedemokratisannya.

Selain Kaisar dan badan oligarki/genro, terdapat pula kabinet menteri

pemerintah di bawah perdana menteri yang menggunakan sistem kabinet gaya

Barat, namun tentu saja anggota kabinet tersebut diatur oleh pihak Kekaisaran.

Empat tahun pertama selama Diet hadir dalam perpolitikan Imperial Jepang,

merupakan periode perang terbuka dimana terjadi banyak kericuhan dan

konfrontasi antar anggota parlemen dari partai yang berbeda, maupun antara Diet

Page 55: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dengan pemerintah. Pemerintah melakukan pembubaran parlemen, menyogok

anggota parlemen dan ikut campur dalam pemilihan umum. Selain itu,

keterbatasan Imperial Diet dapat dilihat dalam pembuatan undang-undang atau

hukum dan amandemen konstitusi, dimana mereka harus mendapatkan

persetujuan dari Kaisar. Hal ini berarti bahwa ketika Kaisar tidak dapat

mengeluarkan dekrit, Kaisar masih dapat melakukan veto terhadap Diet dan kaisar

juga memiliki kebebasan mutlak untuk memilih perdana Menteri dan kabinetnya.

1. Masa Demokrasi Taisho

Masa setelah perang mengantarkan kepada kesejahteraan yang belum pernah

terjadi sebelumnya. Jepang mengikuti konferensi perdamaian di Versailles tahun

1919 sebagai salah satu kekuatan industri dan militer terkuat di dunia dan

menerima pengakuan resmi sebagai salah satu dari anggota baru “Lima Besar”,

kelompok negara terkuat di dunia internasional. Tokyo ditawari kursi dalam

Dewan Liga Bangsa-Bangsa dan perjanjian damai yang menegaskan pemindah

tanganan hak kuasa Jerman di Shandong, sebuah ketetapan yang mengundang

munculnya kerusuhan anti Jepang dan gerakan politik massa di seluruh Cina.

Tidak jauh berbeda dengan hal tersebut, pulau-pulau yang sebelumnya dikuasai

Jerman di Pasifik ditempatkan di bawah mandat Jepang. Jepang juga terlibat

dalam intervensi Sekutu di Rusia pascaperang dan menjadi kekuatan Sekutu.

Meskipun hanya memiliki peran kecil dalam Perang Dunia I (dan terdapat

penolakan pihak Barat terhadap penawarannya tentang persamaan ras dalam

perjanjian damai), Jepang muncul sebagai pelaku besar dalam pentas politik

internasional pada penutupan perang.

Sistem politik dua partai yang sedang berkembang di Jepang sejak pergantian

abad, akhirnya muncul kegemilangannya setelah Perang Dunia I, dan melahirkan

nama kecil dari zaman itu, Demokrasi Taisho. Pada tahun 1918, Hara Takashi,

anak didik Saionji dan seorang yang berpengaruh besar di kabinet Seiyukai pada

masa praperang, menjadi rakyat jelata pertama yang menduduki jabatan perdana

menteri. Dia mengambil kesempatan dari hubungan baiknya yang dia jalin dengan

Page 56: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

orang-orang di pemerintahan, lalu meraih banyak dukungan dari Majelis Tinggi

dan genro yang masih bertahan, serta membawa menteri angkatan darat Tanaka

Giichi, yang memiliki keinginan lebih besar dibanding pendahulunya terhadap

hubungan militer sipil yang baik, masuk ke dalam kabinetnya. Meskipun begitu,

masalah besar menanti Hara diantaranya inflasi, kebutuhan akan perbaikan

kondisi perekonomian Jepang pascaperang, arus pola pikir Barat yang leluasa

masuk, dan munculnya gerakan buruh. Hara bekerja untuk meyakinkan mayoritas

Seiyukai dengan menggunakan metode yang telah teruji, seperti perundang-

undangan pemilihan umum yang baru dan pemetaan kembali wilayah pemilihan,

serta peningkatan program kerja sektor riil yang dibiayai pemerintah (matulada,

1979:158)

Masyarakat menjadi sangat kecewa karena utang negara semakin banyak dan

perundang-undangan pemilihan umum yang baru, yang mengubah batas

pembayaran pajak minimal yang lama bagi para pemilih. Teriakan dari bawah

semakin kencang mengenai hak pilih umum dan pembongkaran jaringan partai

politik lama. Para siswa, profesor, dan jurnalis, dengan dukungan persatuan buruh

serta kelompok demokrasi, komunis, sosialis, anarkis dan kelompok pemikir ala

Barat lain, melakukan demonstrasi besar-besaran pada tahun1919 dan 1920.

Mereka yang terpaksa menerima standar hidup yang lebih rendah, menjadi

cemburu, iri hati dan memusuhi mereka yang mampu mencapai kesempatan hidup

mewah dalam cara modern. Maka kembali lagi Jepang ditentukan nasibnya oleh

kaum militer yang mendapat dukungan kuat dari kaum ultranasionalis yang amat

fanatik. Kaum Muda Militer yang tergabung dalam gerakan-gerakan

ultranasionalis yang amat fanatik ini, menuduh orang-orang terkemuka Jepang

yang duduk dalam kekuasaan telah dicekoki oleh pengaruh Barat. Sedangkan

pengusaha kaya, Zaibatsu, dituduh menghalang-halangi dan menolak ekspansi

militer, karena mereka hanya tertarik pada keuntungan pribadi, tidak untuk

kejayaan Jepang. Orang-orang politisi dan kaum usahawan diancam dan pada

tahun 1923 terdapat usaha untuk membinasakan Putra Mahkota, Pangeran

Hirohito

Page 57: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Ditengah gejolak masyarakat tentang kepemimpinan Hara Pemilihan umum

yang baru masih tetap memberi kursi mayoritas kepada Seiyukai, walaupun dalam

lingkungan pergaulan politik masa itu terdapat pengembangbiakan partai-partai

baru, termasuk partai-partai sosialis dan komunis. Pada tahun 1921 Hara dibunuh

oleh seorang pekerja rel kereta yang merasa kecewa. Hara digantikan oleh seorang

perdana menteri nonpartai dan kabinet koalisi. Ketakutan akan semakin

melebarnya daerah pemilihan, kubu sayap kiri, dan perubahan sosial yang

berkembang akibat arus budaya popular dari Barat, membawa kepada jalan

terciptanya Hukum Pemeliharaan Perdamaian pada tahun 1925, yang melarang

adanya perubahan dalam struktur politik atau penghapusan kepemilihan pribadi.

Koalisi yang tidak stabil dan terpecah-belahnya Diet mengarah pada

bergabungnya Kenseikai (Asosiasi Pemerintahan Konstitusional) dan Seiyuu

Hontou (Seiyūkai Sejati) pada tahun 1927. Program partai Rikken Minseito

mengikat kepada sistem parlementer, politik demokratis, dan perdamaian dunia.

Kemudian, hingga tahun 1932, Seiyukai dan Rikken Minseito berubah-ubah

posisinya sebagai partai terkuat pertama dan kedua.

Meskipun Depresi Besar yang melanda dunia di akhir tahun 1920an hingga

awal tahun 1930an tidak terlalu berpengaruh besar terhadap perekonomian

Jepang, namun dikarenakan krisis ekonomi dalam negeri yang mengganggu

stabilitas setiap partai yang berkuasa menimbulkan rasa ketidaksenangan yang

semakin meningkat dan berakibat semakin banyak pula usaha pembunuhan

terhadap perdana menteri Osachi Hamaguchi yang diusung Rikken Minseito pada

tahun 1930. Meski Hamaguchi selamat dari kematian akibat penyerangan dan

berusaha melanjutkan pekerjaannya, dia tetap dituntut untuk segera mundur dari

jabatan di tahun berikutnya dan meninggal tak lama kemudian.

Nasionalisme Cina yang muncul, kemenangan komunis di Rusia, dan

kehadiran Amerika Serikat di Asia Timur, semuanya melawan kehendak Jepang

dalam kebijakan luar negerinya. Hanya dengan praktik bisnis yang lebih

kompetitif, yang didukung pertumbuhan ekonomi yang lebih jauh, serta

modernisasi industri, yang diakomodasi oleh pertumbuhan zaibatsu, yang bisa

Page 58: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

membangkitkan kembali harapan untuk menjadi kekuatan dominan di Asia.

Amerika Serikat, selama menjadi sumber dari banyak barang-barang impor dan

pinjaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, terlihat sebagai rintangan besar

bagi tujuan imperialisme Jepang.

Secara keseluruhan, selama tahun 1920an, Jepang mengganti arah politiknya

menjadi sistem pemerintahan demokrasi. Namun, pemerintahan parlementer tidak

benar-benar mengakar untuk bertahan di bawah tekanan politik dan ekonomi pada

tahun 1930an, selama pemimpin-pemimpin militer memiliki pengaruh yang

makin lama makin kuat. Pergantian kekuasaan ini dimungkinkan oleh ambiguitas

dan ketidaktepatan konstitusi Meiji, yang secara khusus disusun sebagai

penghormatan terhadap posisi Kaisar dalam hubungannya dengan konstitusi.

Sehingga banyak pihak yang mengatasnamakan Kaisar untuk melakukan hal-hal

yang sesuai dengan kepentingannya, baik kepentingan perorangan maupun

kepentingan suatu kelompok

2. Kehidupan Demokrasi di Jepang dengan diberlakukannya Konstitusi

Nasional Jepang 1947

1. Latar belakang dibentuknya konstitusi Nasional Jepang 1947

Jepang memperoleh kemajuan yang besar dalama Perang Dunia I antara

tahun 1914-1918. Hal ini dikarenakan dalam Perang Dunia I, negara-negara

Eropa tidak mampu memproduksi brang-barang untuk daerah jajahannya di Asia,

karena mereka semua terfokus pada perang di dunia Barat, sedangkan industri

Amerika Serikat sendiri belum terlalu ekspansi di luar pasarannya sendiri yaitu

Eropa. Padahal saat itu industri Jepang sudah dapat merebut pasaran di Asia yang

setelah perang Dunia I sulit direbut kembali oleh bangsa-bangsa Eropa. Hal ini

disebabkan, Jepang dapat berproduksi dengan harga murah, dengan ongkos

pengangkutan yang murah karena menggunakan kapal-kapal yang sudah dibuat

sendiri dan memang barang-barang buatannya ditujukan kepada rakyat kecil

(Sayidiman Suryohadiprojo, 1982:34).

Page 59: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Sejak tahun, 1868 hingga 1941, Jepang telah mencapai kemajuan besar

dalam modernisasi. Dari keadaan terisolasi dan jauh tertinggal dalam penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi, Jepang pada tahun 1941 harus diakui oleh

negara-negara Eropa dan Amerika sebagai negara yang setingkat dengan mereka.

Karena memang itulah tujuan restorasi meiji dengan semboyannya Sonno joi dan

fukoku kyohei. Kelangsungan hidup Jepang dengan demikian sudah aman dari

niat negara-negara Barat untuk menjajahnya seperti bagian-bagian negara Asia

yang lain, walaupun sebenarnya negara-negara Eropa dan Amerika masih tidak

rela untuk menerima Jepang sebagai sesamanya. Hal itu nampak dalam berbagai

tindakan maupun sikap mereka terhadap Jepang. Dalam segala hal, Jepang

dicemoohkan sebagai bangsa peniru yang licik dengan hasil tiruannya yang

inferior. Dalam persetujuan kekuatan angkatan laut antara Amerika Serikat,

Inggris dan Jepang yang ditandatangani setelah Perang Dunia I, Jepang tidak

diperbolehkan untuk membangun angkatan laut sebesar Amerika Serikat dan

Inggris, dan harus tunduk pada perbandingan 5:5:3 yang artinya angkatan laut

Jepang maksimal hanya boleh dibangun sebesar tiga perlima angkatan laut

Inggris dan Amerika Serikat. Dunia Barat tidak menghendaki Jepang tergolong

atau sama seperti mereka, bagaimanapun Jepang berusaha dan menunjukkan

kemampuannya untuk menyamai dalam bidang-bidang mereka sendiri. Dunia

Barat tidak rela nenerima Jepang dan justru berusaha menekannya, agar kembali

pada kemampuan yang inferior. Hal Ini juga merupakan sebab dari timbulnya

agressivitas Jepang, sehingga Jepang kehilangan keseimbangan dan

membawanya terjun dalam Perang Dunia II (Sayidiman Suryohadiprojo,

1982:36).

Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II dan harus menjadi

bangsa pertama di dunia yang mengalami pemboman jenis bom nuklir. Salah

satu penyebab kekalahan Jepang yaitu adanya persaingan dalam tubuh angkatan

perang Jepang, antara angkatan darat dan angkatan laut. Kekalahan Jepang dalam

Perang Dunia II berakibat pada lepasnya daerah kekuasaan ekspansi Jepang di

Asia, dan Jepang terpaksa tunduk pada Amerika Serikat yang merupakan pihak

Page 60: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

pemenang perang. Salah satu cara penjegalan Amerika, agar Jepang tidak

melakukan ekspansi militer lagi adalah dengan menghapuskan sumber semangat

ultranasionalisme Jepang, yaitu Konstitusi Meiji yang sangat menjunjung tinggi

Kaisar yang kemudian digantikan dengan Konstitusi Nasional 1947.

Pembentukan konstitusi nasional Jepang yang baru berdasarkan pada pasal

X Deklarasi Postdam yang berbunyi : Pemerintah Jepang harus membuang

semua hambatan menuju suatu kebangkitan kembali dan usaha memperkuat

gejala demokrasi dalam kalangan rakyat Jepang. Kebebasan berbicara, beragama,

dan berfikir serta sikap hormat terhadap hak-hak asasi manusia haruslah

ditegakkan ( Ryosuke Isihii, 1988:169).

Asas-asas tersebut, digabungkan dengan suatu penegasan baru tentang

kaisar sebagai suatu lambang bangsa Jepang, yang bukan sebagai dewa, hal ini

menjadi garis besar utama bagi suatu konstitusi nasional Jepang yang

demokratis. Rancangan konstitusi berasal dari Markas Besar Penguasa

Pendudukan, dan rancangan ini mengalami perbaikan-perbaikan kecil di tangan

pemerintah Jepang. Untuk mengeluarkannya, Komandan Tertinggi Pasukan

Pendudukan Sekutu (SCAP-Supreme Commander For The Allied Powers)

memutuskan untuk memperlakukan anggaran dasar itu sebagai suatu perubahan

resmi Konstitusi Meiji, maka akibatnya semua pihak yang ikut serta dalam

penyusunan konstitusi lama diikut sertakan. Setelah diperoleh persetujuan resmi

dari Kaisar, konstitusi baru itu diajukan kepada Dewan Pertimbangan Agung

(Privy Council ) untuk diperiksa. Lalu setelah diperbaiki konstitusi baru itu

dikirimkan kembali ke Dewan Pertimbangan Agung untuk disetujui dan dikirim

lagi ke Kaisar untuk direstui. Akhirnya konstitusi diterima baik pada tanggal 3

November 1946 dan mulai berlaku tepat enam bulan kemudian. Walaupun

melalui proses yang cukup menyakitkan bagi Jepang, Konstitusi Nasinal Jepang

1947 inilah yang menjadikan sistem politik Jepang lebih demokratis.

Berbagai tindakan Amerika Serikat yang sebenarnya dimaksudkan untuk

kepentingannya sendiri, yang akhirnya membawa kemajuan Jepang antara lain:

Page 61: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

1. Konstitusi baru yang didesakkan Amerika Serikat kepada Jepang.

Dalam konstitusi ini disebutkan bahwa jepang tidak lagi menggunakan

perang sebagai instrumen politik luar negeri. Karena itu jepang tidak

akan membangun kekuatan militer. Amerika Serikatlah yang

mengambil tanggungjawab pertahanan atas Jepang. Dengan demikian

biaya besar yang biasanya bersangkutan dengan pertahanan tidak perlu

dikeluarkan oleh Jepang. Maka kemampuan finansial Jepang pun dapat

dikonsentrasikan untuk membangun ekonominya

2. Di hidupkannya keadaan yang demokratis, dimana kaisar hanya

menjadi simbol negara dan kekuasaan ada di tangan pemerintah yang

dipilih oleh rakyat, dan tidak adanya pemisahan-pemisahan kelas

dalam masyarakat. Keadaan ini mendorong rakyat untuk terus

meningkatkan dirinya, pendidikan umum menjadi semakin maju,

sehingga menghasilkan tenaga manusia yang semakin tinggi mutunya.

(Sayidiman Suryohadiprojo, 1982:38).

Dasuki (t.th), menjelaskan bahwa pada tanggal 10 April 1946 atas perintah

SCAP diadakan pemilihan umum di Jepang yang memberikan hak pilih kepada

kaum laki-laki dan kaum wanita, hak pilih bagi kaum wanita merupakan reformasi

besar dalam kehidupan demokrasi di Jepang.

2. Akibat Diberlakukannya Konstitusi Nasional Jepang 1947

Konstitusi Nasinal Jepang memiliki panjang sekitar 5.000 kata. Terdiri

dari pembukaan dan 103 pasal yang dikelompokkan ke dalam sebelas bab

diantaranya:

• Bab I tentang Kaisar, tercantum dalam pasal 1-8

• Bab II tentang Penolakan Perang, tercantum dalam pasal 9

• Bab III tentang Hak dan Kewajiban Rakyat, tercantum dalam pasal 10-40

• Bab IV tentang Diet, tercantum dalam pasal 41-64)

• Bab V tentang Kabinet, tercantum dalam pasal 65-75

• Bab VI tentang Peradilan, tercantum dalam pasal 76-82

Page 62: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

• Bab VII tentang Keuangan, tercantum dalam pasal 83-91

• Bab VIII tentang Pemerintah Daerah, tercantum dalam pasal 92-95

• Bab IX tentang Revisi, tercantum dalam pasal 96

• Bab X tentang Hukum Agung, tercantum dalam pasal 97-99

• Bab XI tentang Ketentuan Tambahan, tercantum dalam pasal 100-103

Kekuasaan tertinggi dalam masalah-masalah kenegaraan berada di tangan

rakyat, sedangkan Kaisar hanya dipandang sebagai lambang negara dan persatuan

rakyat. Konstitusi itu menetapkan hak-hak asasi manusia dalam suatu Undang-

undang Hak Asasi Manusia dan secara gamblang mengharamkan hak kedaulatan

negara untuk menyatakan perang. Konstitusi baru itu menetapkan parlemen

bermajelis dua yaitu majelis tinggi dan majelis rendah sebagai organ tertinggi

dalam kekuasaan nasional, mejelis rendah yang disebut sebagai Dewan

Perwakilan Rakyat, anggota kedua mejelis tidak lagi ditentukan oleh Kaisar tetapi

melalui pemilihan yang dipilih oleh rakyat. Kekuasaan eksekutif berada ditangan

kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen sedangkan cabang Yudikatif

terpisah dari kedua badan lainnya dalam sutu sistem pengadilan yang bebas, yang

artinya tidak terikat dengan cabang eksekutif maupun legislatif. (Ryosuke Ishii,

1988:45).

Setelah diberlakukannya Konstitusi Nasional 1947 pemimpin-pemimpin

partai politik menyusun kembali partainya dengan nama baru, dalam beberapa

minggu, partai yang dulu terkenal seperti Seyukai dan Minseito diaktifkan lagi

dan berganti nama. Seyukai menjadi Partai Liberal dibawah pimpinan Ichiro

Hatoyama dan Shigeru Yoshida. Minseito menjadi Partai Progresif (Partai

Demokrat) dibawah pimpinan Hotoshi Ashida. Disamping itu berdiri Partai Sosial

Demokrat dibawah pimpinan Tetsu Katayama (J.A.A. Stockwin, 1984:56).

Perubahan juga diadakan pada sistem kepolisian, menurut Ryosuke Ishii

(1988), kepolisian dibatasi hanya pada tugas-tugas yang dengan tegas telah

digariskan, dan dilarang melibatkan diri dalam tugas-tugas pengawasan yang luas

dalam kegiatan politik, yang selama masa Perang Dunia II menakuti rakyat.

Dalam kepolisian dilakukan tindakan untuk memajukan desentralisasi dan

Page 63: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

demokratisasi, sistem sentral yang lama dihapus dan semua kota baik kota besar

maupun kota kecil dan desa yang berpenduduk lima ribu orang atau lebih,

diperintahkan agar membentuk sendiri kepolisian mereka.

Dalam bidang ekonomi, diadakan land reform, dekonsentrasi ekonomi dan

reformasi ketenagakerjaan. Land reform telah dipikirkan oleh pemerintah Jepang

sebelum pendudukan sekutu, dalam Aneka Jepang (September,1983) dijelaskan

bahwa pengkajian-pengkajian mengenai reformasi tanah untuk meningkatkan

produksi telah dimulai sebelum perang, sedangkan survei-survei menyeluruh atas

kondisi sebenarnya telah dilakukan, serta rencana-rencana yang didasarkan pada

survei-survei itu juga telah disusun. Namun rencana ini belum terlaksana hingga

Perang Dunia II. Persiapan-persiapan ini menjadikan reformasi tanah yang

dilakukan pemerintah setelah perang, sejalan dengan kondisi sebenarnya dari

masyarakat Jepang. Unsur hakiki dalam land reform adalah pemindahan hak milik

atas tanah ke tangan petani yang menggarap, land reform ini merupakan

perubahan penting dan diharapkan dapat meningkatkan produksi. Dalam Aneka

Jepang (September, 1983) dinyatakan bahwa sebelum Perang Dunia II,

menurunnya laju pertumbuhan pertanian di Jepang merupakan masalah besar dan

penyebabnya ternyata bukan kesalahan teknik melainkan ketimpangan struktural.

Oleh karena itu patut dicatat bahwa apabila petani penyewa memperoleh tanahnya

sendiri melalui land reform diharapkan akan dapat meningkatkan produksi.

Pemerintah pendudukan beranggapan bahwa salah satu penyebab yang

sesungguhnya dibelakang imperialisme Jepang adalah pemusatan kekayaan dan

kekuasaan industri yang berlebihan di tangan zaibatsu (gabungan perusahaan-

perusahaan Jepang), yang juga dianggap menyebabkan tumbuhnya politik luar

negeri Jepang yang agresif. Oleh sebab itu tindakan terutama dari reformasi

ekonomi adalah peleburan zaibatsu yang dilaksaanakan oleh Komisi Likuidasi

Perusahaan-perusahaan Induk. Menurut Yoshihara Kunio (1983), zaibatsu besar

yang dibubarkan adalah Mitsubishi, Mitsui, Sumimoto, dan Yassuda, disamping

itu masih ada zaibatsu nasional yang lebih kecil serta zaibatsu lokal yang juga

dibubarkan.

Page 64: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Komisi tersebut memerintahkan 83 perusahaan raksasa dan 57 keluarga

zaibatsu untuk menyerahkan saham-saham mereka yang berjumlah seluruhnya

233 juta saham, dan melepaskan kembali dengan jalan menjual kepada

perorangan. Dalam proses ini perusahaan induk dibubarkan, sedang perusahaan

yang sebelumnya berada dibawah kekuasaan mereka menjadi merdeka dan

keluarga-keluarga zaibatsu kehilangan kekuasaan ekonomi (Yoshihara Kunio,

1983: 107).

Dari semua ketentuan itu, yang sangat mengesankan ialah ketentuan-

ketentuan yang berkaitan dengan hak-hak asasi manusia. Pemuda Jepang tidak

lagi diikat oleh pendidikan totaliter dan pengendalian ketat dibawah

kebijaksanaan nasional yang bersifat militer. Dalam membahas soal pemuda

Jepang sejak Perang Dunia II tidak saja ditekankan bahwa mereka telah lepas dari

tradisi militer, yang lebih penting disini bahwa dengan perubahan-perubahan

dalam kehidupan masyarakat yang disebabkan pembaharuan untuk memajukan

demokrasi, telah mengubah tingkah laku serta pandangan hidup pemuda Jepang.

Menurut Hisao Naka (1980), kaum muda setelah perang memiliki kebebasan

berpikir, berbicara, beragama, dan berserikat. Hak-hak pekerjaan dijamin dan

persamaan hak antara pria dan wanita diakui. Orang-orang muda yang sudah

dewasa bebas memilih sendiri teman hidupnya dalam perkawinan.

Menurut Ryosuke Ishii (1988), hak perorangan serta persamaan hak dalam

kehidupan keluarga bagi pria dan wanita dijamin secara hukum. Sistem hak waris

lama yang turun kepada anak sulung, yang diberi kedudukan istimewa sebagai

kepala rumah tangga ditolak secara hukum, dan asas hak waris yang dapat dibagi-

bagikan telah diberi dasar hukum. Konstitusi baru memberikan jaminan

sepenuhnya bagi kebebasan pribadi, termasuk hak untuk hidup, menerima

pendidikan, mempunyai pekerjaan, dan berorganisasi. Dengan demikian reformasi

dalam konstitusi tersebut telah menjangkau jauh kedalam kehidupan pribadi

rakyat Jepang.

Dibawah ini isi dari beberapa pasal dalam Konstitusi Nasional Jepang

1947 halaman 2-4 yang mengatur mengenai hak-hak asasi individu:

Page 65: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

“Pasal 10: Kondisi yang diperlukan untuk menjadi seorang warga negara Jepang yang baik dijamin oleh hukum. Pasal 11: Hak-hak asasi manusia dijamin dengan Konstitusi, hak-hak ini harus diberikan pada rakyat Jepang saat ini hingga rakyat generasi masa depan sebagai hak yang kekal dan terhormat. Pasal 12: Kebebasan dan hak rakyat yang dijamin oleh Konstitusi ini harus dipelihara. Rakyat harus mencegah adanya penyalahgunaan kebebasan dan kebebasan ini harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Pasal 14: 1) Semua orang sama di mata hukum dan tidak akan ada diskriminasi dalam ekonomi, sosial, politik yang dikarenakan perbedaan ras, kepercayaan, jenis kelamin, status sosial atau asal keluarga. 2) Kekuasaan dan silsilah tidak diakui). 3 hak istimewa Tidak akan menyertai suatu penghargaan, tidak akan ada penghargaan yang berlaku seumur hidup. Pasal 15: 1) rakyat memiliki hak mutlak untuk memilih pejabat publik mereka dan untuk memberhentikan mereka. 2) Semua pejabat publik adalah pelayan seluruh masyarakat. 3) rakyat dewasa dijamin hak pilihnya sehubungan dengan pemilihan pejabat publik. 4) Dalam semua pemilihan, kerahasiaan pemungutan suara tidak boleh dilanggar. Pasal 18: Tidak seorang pun akan di perbudakan kecuali sebagai hukuman atas kejahatan. Pasal 19: Kebebasan berfikir dan hati nurani tidak boleh dilanggar. Pasal 20: 1) organisasi keagamaan tidak boleh dicampuri kepentingan Negara maupun otoritas politik. 2) Tidak seorangpun akan dipaksa untuk ambil bagian dalam setiap tindakan agama, perayaan,dan ritual. 3) Negara harus menahan diri dari pendidikan agama atau kegiatan keagamaan lainnya. Agar tidak mencampuri pendidikan agama dengan tujuan politik. Pasal 21: 1) Kebebasan berkumpul dan berserikat serta berbicara, pers dan berbagai bentuk ekspresi dijamin oleh hukum. 2) Tidak ada sensor, dan tidak ada kerahasiaan dari setiap sarana komunikasi. Pasal 22:

Page 66: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

1) Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih dan berpindah tempat tinggalnya dan memilih pekerjaan sejauh hal itu tidak mengganggu kesejahteraan publik. 2) Kebebasan dari semua orang untuk pindah ke negara asing dan untuk melepaskan diri dari kebangsaan dijamin dengan hukum. Pasal 23: Kebebasan akademik dijamin. Pasal 24: 1).Perkawinan harus didasarkan hanya pada kesepakatan kedua jenis kelamin dan harus dipelihara melalui kerjasama dengan persamaan hak suami dan istri. 2) Sehubungan dengan pilihan pasangan, hak milik, warisan, pilihan domisili, perceraian dan hal-hal lain yang berkaitan dengan perkawinan dan keluarga, hukum akan berlaku dari sudut pandang martabat individu dan kesetaraan dari kedua jenis kelamin. Pasal 26: 1) Semua orang berhak untuk menerima koresponden pendidikan yang sama dengan kemampuan mereka, sebagaimana ditentukan oleh hukum. 2) Semua orang wajib untuk memiliki anak laki-laki maupun perempuan, anak-anak tersebut di bawah perlindungan mereka dan menerima pendidikan biasa sebagaimana diatur oleh hukum. Pasal 27 1) Semua orang memiliki hak dan kewajiban untuk bekerja.2) Standar untuk upah, jam, istirahat dan kondisi kerja lainnya harus ditetapkan oleh hukum. 3) Anak-anak tidak boleh dieksploitasi. Pasal 28: Hak pekerja untuk berorganisasi, untuk berunding dan bertindak secara kolektif dijamin” (http://www.Diet_perpustakaan nasional_jepang/Konstitusi Nasional.co.id/diakses pada 3 oktober 2010). Setelah Perang Dunia II, muncul UU Penyiaran pada tahun 1950, yang

pada dasarnya digunakan untuk mempertahankan pengontrolan atas frekuensi

penyiaran di dalam kekuasan birokrasi pemerintah (Japan Press, Media, TV,

Radio, Newspapers” http://www.pressreference.com/Gu-Ku/Japan.html.diakses

pada desember 2010).

Di Jepang, media memelihara hubungan baik dan nyaman dengan

pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar melalui sistem kisha kurabbu (club

press) atau kartel informasi, yang terdiri dari klub pers, asosiasi industri dan

Page 67: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

konglomerasi media. Klub-klub pers menyalurkan informasi dari lembaga-

lembaga pemerintah kepada organisasi-organisasi media. Walaupun Jepang

dipandang secara umum sebagai negara yang mengedepankan demokrasi ternyata,

telah lama berkembang di dalam suatu sistem media dimana akses kepada

sumber-sumber berita dan informasi resmi hanya terbatas pada sejumlah kecil

media, yaitu surat kabar dan stasiun penyiaran nasional yang memiliki hubungan-

hubungan semacam kartel informasi di antara mereka sendiri. Yang dimaksud

dengan kartel ini adalah aturan-aturan dan hubungan-hubungan terlembaga yang

menjadi pedoman bagi pelaku pers terhadap sumber dan terhadap sesama mereka,

serta menjadi pembatas terhadap jenis berita yang dapat dilaporkan, jumlah dan

siapa yang bisa menjadi reporter (Freeman, 2003:88). Dengan adanya kartel

informasi ini, terjadi semacam monopoli dalam hal pemberian informasi kepada

masyarakat, yaitu bahwa hanya informasi yang sudah mendapat restu dari

lembaga-lembaga besar yang tergabung dalam kisha kurabbun itulah yang sah

untuk disampaikan kepada masyarakat.

Dalam masyarakat budaya Timur seperti halnya Jepang, yang dipengaruhi

oleh falsafah hidup Konfusius, kekuatan negara dianggap lebih penting daripada

keuntungan perusahaan, daya tahan dan kemakmuran bangsa merupakan prioritas

dalam kehidupan nasionalnya. Pemerintah dan keluarga kerajaan merupakan

simbol bangsa yang harus dihargai dan dihormati. Di Jepang, secara resmi sensor

dilarang dalam konstitusi, dan kebebasan pers sudah merupakan hal yang tidak

perlu dipertanyakan lagi. Campur tangan terbuka pemerintah dalam media sangat

jarang, dan jika sampai terjadi akan mendapat protes keras masyarakat luas

maupun media (Yin. 2003 dalam<http:www.inma.org/subscribers/ papers/2003-

Yin. Diakses pada januari 2011).

3. Dampak diberlakukannya Konstitusi Nasional Jepang 1947 dalam

Bidang Politik

1. Politik dalam Negeri

a. Kedudukan Kaisar

Suatu perubahan yang mendasar terjadi pada sistem kemaharajaan Jepang.

Page 68: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tenno-isme, yaitu sistem yang menganggap kaisar sebagai dewa dan memiliki

kekuasaan militer mutlak yang telah digunakan untuk mendukung supremasi

militer telah ditumbangkan (Yoshihara Kunio, 1983:). Hal ini tampak sekali

perbedaannya dengan kedudukan kaisar sebelum Perang Dunia II, dimana kaisar

merupakan pusat dari kekuasaan Jepang. Kekuasaan kaisar yang istimewa

berhubungan erat dengan agama Shinto. Berdasarkan agama tersebut, kaisar

Jepang dipandang sebagai keturunan Amaterasu Omikami (Dewi Matahari) (Nio

You Lan, 1962:13).

Konstitusi baru menyatakan bahwa kaisar akan menjadi lambang negara

dan lambang persatuan rakyat, yang mendapat kedudukannya dari kehendak

rakyat, dimana rakyatlah yang mempunyai kekuasaan kedaulatan. Sehubungan

dengan itu Diet akan menjadi badan kekuasaan negara tertinggi, dan akan

menjadi badan negara pembuat undang-undang. Perdana menteri akan dipilih

oleh Diet, dan sebagian besar kabinetnya harus anggota-anggota Dewan

Perwakilan Rakyat. Dalam konstitusi nasional 1947 halaman 1-2 disebutkan

beberapa pasal yang menerangkan tentang kaisar diantaranya:

“Pasal 1: Kaisar merupakan lambang negara dan kesatuan rakyat, yang mendapat kedudukan dari kehendak rakyat yang memegang kedaulatan tertinggi. Pasal 2: Tahta kekaisaran merupakan kedinastian dan diwariskan sesuai dengan Undang-undang istana kekaisaran yang dikeluarkan oleh Diet. Pasal 3: Saran dan persetujuan dari kabinet harus diminta bagi segala tindakan-tindakan dari kaisar di dalam hal-hal mengenai Negara, dan kabinet harus bertanggungjawab mengenai hal tersebut. Pasal 4: 1) Kaisar hanya akan melakukan tindakan seperti dalam hal negara sebagaimana yang diatur dalam Konstitusi ini dan ia tidak boleh memiliki kekuasaan yang terkait dengan pemerintah. 2) Kaisar dapat melimpahkan pelaksanaan tindakan-tindakannya di dalam hal mengenai negara sebagaimana yang diatur dalam undang-undang.

Page 69: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Pasal 6: Kaisar akan mengangkat Perdana Menteri yang ditunjuk oleh Diet. Kaisar harus menunjuk Hakim Ketua Mahkamah Agung yang ditetapkan oleh Kabinet. Pasal 7: Kaisar harus, dengan saran dan persetujuan dari Kabinet, melakukan tindakan-tindakan berikut dalam hal negara atas nama rakyat; (1) pengumuman prubahan-perubahan konstitusi, undang-undang, peraturan-peraturan kabinet, dan perjanjian-perjanjian (2) mengundang sidang Diet (3) Pembubaran Majelis Rendah. (4) pengumuman pemilihan umun dari anggota-anggota Diet. (5) menyetujui pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri Negara dan pejabat-pejabat lainnya sebagaimana diatur dengan undang-undang, dan mengenai surat-surat kepercayaan dan kekuasaan penuh duta-duta besar dan menteri-menteri. (6) Pemberian penghargaan. (7) mensahkan instrumen ratifikasi dan dokumen diplomatik lainnya sebagaimana diatur oleh hukum. (8) Menerima duta besar asing dan kunjungan lainnya. (9) pelaksanaan fungsi upacara Pasal 8: Tidak ada hak milik dapat diberikan, atau diterima oleh kaisar, Gedung Imperial, juga tidak dibuat darinya, tanpa persetujuan dari Diet” (http://www.Diet_perpustakaan nasional_jepang/Konstitusi Nasional.co.id/diakses pada 3 oktober 2010). Sesuai dengan Konstitusi Nasional Jepang, hubungan antara kaisar dan

lembaga-lembaga kekuasaan adalah sebagai berikut:

Page 70: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Keterangan: A = membubarkan parlemen B = mengangkat perdana menteri C = mengawasi eksekutif apakah berjalan sesuai dengan konstitusi D = menunjuk ketua majelis agung dan hakim agung E = mengawasi jalannya legislatif F = Impeachment

b. Kedudukan Diet ( Parlemen )

Dalam arti kata yang luas, pemerintah meliputi segi-segi legislatif

(membuat undang-undang), Yudikatif (kehakiman), dan Eksekutif

(melaksanakan), dengan undang-undang dasarnya yang baru, Jepang mengalami

perubahan mengenai strukturnya, kepentingan kedudukannya dan fungsinya.

Dibawah undang-undang dasar Meiji, Diet mempunyai kekuasaan-

kekuasaan tertentu, yang memberi kesempatan kepada rakyat untuk mencampuri

urusan pemerintah. Akan tetapi jika yang berkuasa suatu pemerintahan yang kuat,

dan parlemennya lemah, maka pengaruh Diet sangat terbatas terhadap

kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah yang bertindak atas nama Kaisar sering

memerintah tanpa campur tangan Diet. Masalah hak-hak dan kewajiban-

kewajiban rakyat ditetapkan dalam undang-undang, akan tetapi pemerintah bisa

mempergunakan amanat-amanat kerajaan diantaranya:

1) Dalam hal-hal yang bersifat darurat Kaisar bisa mengeluarkan dekrit untuk

mengganti undang-undang.

2) Anggaran belanja harus disetujui oleh Diet, akan tetapi pemerintah bisa

bertindak dengan tiada persetujuannya, jika ia memutuskan untuk

mengikuti anggaran dari tahun fiskal yang lain.

3) Kaisar mempunyai hak untuk menyuruh Diet berkumpul.

4) Dibawah undang-undang dasar Meiji, Diet bukannya lembaga negara yang

tertinggi, akan tetapi menempati kedudukan kedua, dan hanya mempunyai

kekuasaan-kekuasaan yang terbatas dibandingkan dengan kekuasaan

pemerintah yang diketuai oleh Kaisar (Parada Harahap:1955:57).

Dibawah undang-undang baru, keadaan menjadi terbalik, Diet menjadi

Page 71: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

lembaga negara yang tertinggi, dan mewakili keadulatan rakyat. Asas ini menjadi

sumber dari berbagi kesimpulan, diantaranya :

1) Diet sebagai lembaga negara tertinggi, mempunyai pengaruh luas terhadap

kebijaksanaan pemerintah. Kabinet tersusun atas partai, atau partai-partai

yang mempunyai suara terbanyak dalam Diet, sehingga pengaruh Diet

terasa dalam kabinet.

2) Hak-hak Prerogratif Kaisar dihapuskan, sehingga kaisar tidak bisa

membuat undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat rakyat.

3) Hak membuat perjanjian-perjanjian adalah ditangan pemerintah, akan

tetapi persetujuan harus pula didapat dari Diet.

4) Mengenai anggaran belanja, Diet mempunyai kekuasaan sepenuhnya.

Kekuasaan untuk menyelenggarakan keuangan dilakukan menurut

keputusan-keputusan Diet.

5) Kabinet diwajibkan minta Diet berkumpul dan mengadakan rapat-rapat

darurat jika seperempat dari jumlah anggota memintanya.

6) Diet adalah satu-satunya dewan pembuat undang-undang dalam negara.

7) Diet terdiri atas dua dewan, yakni Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan

Senat. Sistem dua kamar ini sama dengan tatkala masih dipergunakan

undang-undang dasar Meiji, akan tetapi antara sistem dahulu dengan

sekarang ada perbedaan yang radikal yaitu Jika Senat dahulu terdiri atas

orang-orang bangsawan, anggota-anggota yang diangkat dan pembayar-

pembayar pajak yang tinggi, maka sekarang kedua dewan tersebut terdiri

atas anggota-anggota yang terpilih, wakil-wakil dari seluruh rakyat.

Dewan Perwakilan Rakyat kedudukannya lebih tinggi daripada Dewan

Senat dalam empat hal; (1) suatu rencana undang-undang yang telah

disetujui Dewan Perwakilan Rakyat yang tidak disetujui dengan Dewan

Senat, akan menjadi undang-undang jika untuk kedua kalinya disetujui

oleh duapertiga atau lebih dalam dewan perwakilan rakyat, (2) pemberian

suara kepada anggaran belanja, (3) mengangkat seorang perdana menteri,

(4) mengadakan perjanjian-perjanjian.

Page 72: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

8) Banyak ketentuan-ketentuan lain dalam undang-undang dasar yang

bermaksud untuk memperkuat kekuasaan Diet.

9) Mengenai pemilihan-pemilihan anggota Diet.

10) Diet terdiri dari 446 anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, 250

anggota-anggota Dewan Senat.

Daerah-daerah pemilihan untuk anggota-anggota Dewan Perwakilan

Rakyat jumlahnya ada 117. Mengenai Dewan Senat jumlahnya ada 250 dengan

rincian 100 anggota dipilih dari daerah pemilihan nasional, sedangkan 150 dari

daerah pemilihan setempat. Warga negara Jepang yang melewati umur 20 tahun

mempunyai hak memilih sedangkan yang telah mempunyai umur 25 tahun

memiliki hak dipilih untuk menjadi Dewan Perwakilan Rakyat, yang melampaui

umur 30 tahun mempunyai hak dipilih untuk menjadi Dewan senat. Pemilihan

dilakukan dibawah pengawasan Panitia Pemilihan yang didirikan dalam setiap

residen dan kotapraja.

Kekuasaan eksekutif negara ditangan kabinet. Dibawah Undang-undang

dasar Meiji, kabinet adalah suatu lembaga yang ada secara de facto, akan tetapi

tidak merupakan lembaga yang sah yang diakui oleh undang-undang Dasar,

Dalam Undang-undang dasar baru, Kabinet diakui secara sah sebagai suatu

Dewan Menteri-menteri. Kekuasaan eksekutif ada di tangan Kabinet, Kabinet

terdiri atas Perdana menteri yang menjadi ketuanya, dan menteri-menteri lainnya.

Kedudukan Perdana Menteri adalah penting dalam Kabinet, ia

mengangkat menteri-menteri lainnya, ia mengajukan rencana undang-undang

kepada Diet dan memberikan laporan kepada Diet mengenai hubungan-hubungan

luar negri, ia memimpin dan mengawasi semua cabang administrasi, dengan tiada

persetujuannya, menteri-menteri lainnya tidak bisa menjalankan tindakan-

tindakan yang mempunyai kekuatan hukum.

Kabinet bertanggungjawab kepada Diet dan ia harus mengundurkan diri

jika ia tidak dipercayai lagi oleh Diet. Jika Dewan Perwakilan Rakyat menerima

suatu mosi tidak percaya, atau menolak mosi kepercayaan, Kabinet akan

mengundurkan diri serentak, kecuali jika Dewan Perwakilan Rakyat dibubarkan

Page 73: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dalam waktu 10 hari. Kabinet, sebagaimana dilukiskan diatas mempunyai

kekuasaan-kekuasaan eksekutif dan melaksanakannya dengan merdeka. Tugas-

tugas Kabinet diperinci dalam Undang-Undang dasar, disamping tugas

administrasi umumnya tugas kabinet yakni: 1) melaksanakan Undang-undang

Dasar dengan sebaik-baiknya, mengurus soal-soal negara.2) melaksankan urusan-

urusan luar negeri. 3). Mengadakan perjanjian-perjanjian.4) memimpin tatapraja,

sesuai dengan taraf dan ukuran yang dicantumkan dalam undang-undang. 5)

merencanakan anggaran belanja, dan mengajukan kepada Diet.6) memutuskan

amnesti umum, amnesti khusus, pengurangan hukuman, penjabutan atau

pemulihan hak-hak.

Undang-undang Dasar mengandung berbagai ketentuan-ketentuan lainnya,

yang mengakui hak Kabinet yaitu untuk mengangkat Ketua Mahkamah Tertinggi,

untuk minta Dewan Senat rapat dalam masa darurat nasional jika Dewan

Perwakilan Rakyat dibubarkan, mengangkat hakim-hakim dari mahkamah

tertinggi dan pengadilan-pengadilan lainnya, untuk mengadakan dana cadangan.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam undang-undang dasar ini, Undang-

undang mengenai kabinet telah diumumkan pada tanggal 16 januari 1947 untuk

memberi peraturan-peraturan yang terperinci kepada Kebinet. Kekuasaan

eksekutif ini dilaksankan oleh berbagai alat-alat administrasi. Menteri-menteri

Negara adalah pemimpin dari cabang-cabang administrasi, dan beberapa orang

dari mereka menjadi anggota dari Kabinet.

Berbagai cabang administrasi itu diatur oleh Undang-undang Organisasi

Nasional, yang diumumkan dalam bulan juli 1948. Undang-undang ini

mengandung asas-asas umum yang diperuntukan kepada semua cabang

administrasi. Alat-alat administrasi masing-masing diletakkan dibawah saksi-saksi

undang-undang yang terpisah, sebagai contoh Undang-undang Pembentukan

Kemenetrian Keuangan dan lain-lain. Alat-alat administrasi itu dibagi dalam

jawatan-jawatan pada tingkat kementrian itu sendiri. Tugas administrasi ini

dilaksanakan oleh tatapraja.

Tatapraja disusun secara modern dibawah Undang-undang Dasar Meiji,

Page 74: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

pengangkatan, pengujian, gaji, pensiunan, jaminan kedudukan dan lain-lainnya

dilaksankan secara teratur. Undang-undang dasar meiji telah memberi hak kepada

kaisar untuk mengangkat pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagai pegawainya

mereka menjalankan tugasnya kepada rakyat. Sedangkan untuk mengabdi kepada

kaisar, yakni soal-soal kepegawaian tidak ada undang-undang yang khusus

mengaturnya. Sistem ini seperti bentuk pemerintahan otokrasi namun dibawah

suatu pemerintahan yang Demokrasi. Semua pegawai tatapraja adalah abdi-abdi

seluruh rakyat dan tidak mengabdi sebagian darpadanya. Ini adalah dasar yang

dicantumkan dalam undang-undang dasar. rakyat mempunyai hak yang tidak bisa

diganggu gugat untuk memilih pegawai-pegawai tataprajanya dan hak untuk

memecatnya. Semua pegawai dengan demikian berada dibawah kemauan rakyat,

dan harus mengabdi kepada rakyat.

Bersumberkan ketentuan undang-undang dasar ini, diadakanlah undang-

undang istimewa untuk mengatur semua hal yang mengenai pegawai-pegawai

pemerintah. Undang-undang Dasar Tatapraja Nasional diumumkan pada tanggal

21 oktober 1947. Tujuannya ialah untuk menjamin adanya administrasi yang

demokratis dan efisien, dengan membentuk susunan ukuran-ukuran asasi yang

dikenakan kepada semua kedudukan resmi, baik tempat penerimaan pegawai

dalam tatapraja nasional ataupun mengadakan ketentuan bahwa pegawai-pegawai

dipilih dan dipimpin sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan praktek-prakek

demokrasi dan supaya tercapai efisiensi setinggi-tingginya dalam melaksankan

tugas-tugas umum.

Untuk menjamin tercapainya tujuan, Panitia Pegawai Nasional dibentuk

dibawah undang-undang. Panitia ini adalah suatu alat administrasi yang dalam

beberapa hal berdiri bebas terhadap cabang eksekutif dari pemerintah. Tugas dan

kewajibannya adalah:

1) Menghimpun dan mengkoordinasi pembagian kedudukan,

pengangkatan dan pemecatan pegawai, mengenai gaji, pensiun, dan

lain-lain soal-soal administrasi.

2) Hal-hal yang mengenai pengajuan pegawai.

Page 75: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3) Hal-hal lainnya yang ditaruh dibawah yuridiksinya diatas dasar

undang-undang (Parada Harahap: 1955: 89)

c. Partai Politik dan Pemilihan Umum

Pada tahun1940 partai-partai politik Jepang telah dibubarkan dan anggota-

anggotanya dimasukkan kedalam Perhimpunan Bantuan Pemerintahan Kaisar

yang kemudian beralih menjadi Perhimpunan Politik Bantuan Pemerintah Kaisar.

Setelah Jepang menyerah dengan resmi, para pemimpin-pemimpin partai

kemudian menghidupkan partai mereka lagi.

Pada tanggal 10 April 1946 atas perintah SCAP, didakan pemilihan umum

berdasarkan undang-undang pemilihan baru yang memberikan hak pilih kepada

kaum laki-laki dan kaum wanita. Menjelang pemilihan umum itu kaum komunis

mengadakan kampanye agitasi dikalangan rakyat. Dalam suatu rapat terbuka

dilapangan Hibaya di Tokyo, rakyat dibakar semangatnya oleh agitator politik dan

disuruh menyerbu tempat kediaman perdana Menteri Baron Shiderata. Dalam

bulan mei pemilihan umum itu selesai. Ternyata Partai Komunis, yang kendatipun

telah mengadakan kampanye sensasional itu, hanya mempunyai populeritas

sangat kecil dikalangan rakyat, hanya mendapat 5 kursi dari 446 kursi dalam

parlemen. Partai Liberal mendapat 141 kursi. Partai Progresif 93, Sosial Demokrat

92, selebihnya oleh golongan non partai dan partai-partai kecil. Pada tanggal 22

mei terbentuklah kabinet koalisis Liberal-Progresif. awalnya yang menjadi

Perdana Menteri adalah Ishiro Hatoyama, pemimpin Partai Liberal, tetapi ia kena

pembersihan sebagi penjahat perang oleh SCAP dan diganti oleh Shigeru Yoshida,

yang juga dari Partai Liberal. Seperti Shiderata juga Yoshida adalah seorang

veteran parlemen, ia pernah menjadi seorang diplomat yang berkarier baik, tetapi

antara tahun 1930 dan 1940 ia tidak lagi disukai, hal ini dikarenakan ia tidak

menyetujui politik luar negeri dari golongan ekstremis. Tahun 1945 ia masuk

penjara atas tindakan mengadakan komplotan untuk mengakhiri peperangan. Hal

itu menguntungkan baginya, sehingga ia menjadi orang yang disukai oleh SCAP.

Kedua partai yang memegang pemerintahan itu adalah partai-partai kanan dan

Page 76: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

anak emas Amerika (Dasuki Soeratman, 1965:89).

Pada bulan April 1947 diadakan pemilihan umum untuk kedua majelis

parlemen, partai-partai kanan mencapai kelebihan suara dalam majelis tinggi,

tetapi dalam majelis rendah suara terbanyak didapat oleh Partai Sosial Demokrat.

pada bulan Mei oleh parlemen terpilih Tetsu Katayama untuk memimpin kabinet

koalisi Partai Sosial dan Partai Progresif. Tetapi kabinet itu jatuh pada bulan

febuari 1948, hal ini dikarenakan terjadi perselisihan dalam Partai Sosialis itu

sendiri. Kabinet baru ini tidak lama umurnya, dalam bulan oktober sudah jatuh

karena anggota-anggotanya tersangkut kedalam skandal keuangan dan diganti

oleh kabinet Yoshida dari partai Liberal. Dalam pemilihan umum pada tnggal 23

Januari 1949 kelihatan dengan nyata pergeseran ke kanan. Partai Liberal

mendapat kelebihan suara mutlak, Partai Komunis juga bertambah kuat. Sampai

tahun 1954 Yoshida memimpin kabinet, yaitu kabinet satu partai dari Partai

Liberal.

2. Politik Luar Negri

Sebelum Restorasi Meiji, politik luar negeri Jepang menolak semua

pengaruh dari bangsa di dunia, mereka menutup diri yaitu ketika shogun

Tokugawa melakukan politik isolasi. Tidak ada bangsa lain yang diizinkan

masuk Jepang, kecuali Belanda yang masih diperbolehkan membuka perwakilan

dagang di pulau Deshima teluk Nagasaki dan China sebagai Negara acuan

budaya. Politik isolasi bermaksud untuk menolak pengaruh dari luar negeri

terhadap Jepang, khususnya terhadap perluasan agama Kristen. Ketika itu Jepang

tidak hanya menutup pintu bagi orang luar, tetapi juga tidak bergerak keluar.

Setelah Restorasi Meiji dan runtuhnya Shogun Tokugawa, politik isolasi

tidak dapat berlangsung lagi. Mula-mula politik luar negeri ditujukan untuk turut

menyelenggarakan semboyan sonno joi dan fukoku kyohei, hal ini masih

merupakan politik yang bersifat defensif, yaitu bagaimana menghilangkan hak-

hak ekstratorial bangsa-bangsa Eropa dan Amerika serikat di bumi Jepang dan

membuka kemungkinan bagi Jepang, agar dapat memperoleh ilmu pengetahuan

dan teknologi dunia barat, tetapi lambat laun sikap defensif tidak lagi dirasakan

Page 77: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

cukup. Jepang mulai merasa perlu juga untuk memiliki daerah-derah jajahan

seperti negara-negara Eropa yang menjadi model tiruannya. Alasannya adalah

untuk memperoleh sumber-sumber bahan untuk industrinya dan sebagai pasaran

untuk hasil poduksinya.

Politik luar negeri Jepang sesudah Perang Dunia II sangat berbeda dengan

sebelumnya, hal ini dikarenkan Jepang kalah dalam Perang Dunia II dan sebagai

pihak yang kalah mau tidak mau Jepang harus tunduk pada pemerintahan

pendudukan (Amerika Serikat). Maka Amerika Serikatlah yang berpengaruh

terhadap politik luar negeri Jepang. Dalam perkembangannya di dalam negeri

Jepang setelah memperoleh pengakuannya kembali sebagai Negara yang

berpemerintahan sendiri, kaum konservatif senantiasa berhasil memegang

pemerintahan kecuali ketika Partai Sosialis yang hanya berkuasa dalam waktu

singkat yaitu pada tahun 1947-1948. Perkembangan internasional sesudah Perang

Dunia II dan kekuasaan kaum konservatif juga membawa kepentingan Jepang

dekat dengan politik luar negeri Amerika Serikat. Ketika terjadi perang dingin

antara blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok komunis dibawah

pimpinan Uni Soviet, Jepang memihak dan bergabung dengan blok Barat.

Bahkan ketika dunia meihat perkembangan multipolarisasi yang membawa sikap

lebih bebas dalam unsur-unsur blok Barat dan blok Komunis, Jepang tetap

sepenuhnya mengikuti Amerika serikat. Beberapa orang mengatakan bahwa pada

hakekatnya setelah Perang Dunia II Jepang tidak memiliki politik luar negeri

sendiri.

Ketika Jepang dilepaskan dari kekuasaan pendudukan pada tahun 1952,

maka dapat diduga sebelumnya bahwa politik luar negeri akan disesuaikan

dengan sikap Amerika Serikat dalam arena internasional. Hal ini dikarenakan

Jepang sengaja menempuh jalan itu untuk membangun kekuatannya sendiri.

Dengan menempatkan diri sepenuhnya di belakang Amerika Serikat, Jepang

diberikan kesempatan dan kemungkinan untuk tumbuh kembali, sebab Amerika

Serikat berkepentingan untuk menjadikan Jepang Negara yang kuat yang

nantinya menjadi sekutunya yang setia menghadapi Uni Soviet dan RRC, karena

Page 78: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

itulah dalam persetujuan pertahanannya dengan Jepang, Amerika Serikat

memberikan jaminan bantuan terhadap Jepang apabila mendapat serangan dari

luar. Dengan begitu Jepang dapat memusatkan diri kepada pembangunan ke

dalam, khususnya membangun kembali keadaan ekonomi dan sosialnya.

Sejak tahun 1956 Jepang sudah menjadi anggota PBB dan kemudian

menjadi anggota dewan keamanan PBB. Maka posisi dan prestis Jepang telah

sepenuhnya pulih kembali, bahkan jauh lebih tinggi dari masa-masa sebelumnya.

Tetapi politik luar negeri Jepang bukannya tanpa masalah, yang menjadi masalah

yaitu karena adanya pendudukan empat pulau di utara Jepang oleh Uni Soviet.

Namun pada hakekatnya masalah politik luar negeri yang paling pelik untuk

Jepang justru terjadi dengan Amerika Serikat dan Sekutu-sekutunya di Eropa

Barat. Hal ini dikarenakan makin kuatnya ekonomi Jepang disatu pihak dan

kemunduran ekonomi Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa Barat dilain

pihak.

Persoalan politik lain terjadi dengan negara-negara Asia Tenggara,

khususnya yang tergabung dalam ASEAN. Dampak kekuatan ekonomi Jepang ke

Asia Tenggara dirasakan oleh bangsa-bangsa anggota ASEAN, sebagai

pengulangan dari gerakan militer Jepang dalam perang dunia II, namun sekarang

kekuatan ekonomi sebagai pengganti kekuatan militer. Persoalan utama yang

dikemukakan bangsa-bangsa Asia Tenggara adalah sikap dan kelakuan

perusahaan-perusahaan dan orang-orang Jepang yang bergerak di Asia Tenggara,

yaitu suatu gerakan untuk mencari keuntungan sendiri tanpa menghiraukan

aspirasi-aspirasi bangsa Asia Tenggara.

Ketika telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia (hanya

dikalahkan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet), maka Jepang tidak dapat lagi

menjalankan politik luar negerinya yang hanya mengikuti Amerika Serikat

belaka. Ditambah dengan ketergantungan Jepang akan impor minyak dan sumber

energi lainnya jauh melampaui Amerika, maka politik luar negeri Jepang yang

berorientasi energi denagn sendirinya membawa Jepang kepada kepentingan

yang berlainan dengan Amerika.

Page 79: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Pada tahun 1979 Jepang telah mengemukakan konsep tentang

pembentukan masyarakat wialayah pasifik. Dalam konsep itu Jepang

mengemukakan bahwa wilayah pasifik menjadi semakin penting dan akan makin

penting dimasa yang akan datang, baik dari sudut ekonomi maupun politik, maka

kerjasama antara bangsa-bangsa yang hidup diwilayah tersebut sangat penting

dan menunjang perkembangan yang akan datang ( Sayidiman Surhadiprojo,

1982:273)

Page 80: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan

1. Proses demokratisasi di Jepang sudah dimulai sejak masa Restorasi Meiji,

dimana Jepang mulai membuka diri dan menjadikan negara-negara Barat

sebagai panutan. Jepang mulai meniru semua aspek kehidupan Barat, begitu

juga dengan sistem pemerintahan. Dengan disahkannya Konstitusi Meiji pada

tahuh 1889 dan Parlemen Kekaisaran bersidang untuk pertama kalinya dalam

tahun 1890. Pada tahun 1899 dibuatlah perjanjian internasional dengan

negara-negara Barat, yang menempatkan Jepang sejajar dengan negara-

negara Barat. Dalam kurun waktu 1931-1945 Jepang mengalami masa

darurat yang berkepanjangan, demokrasi semakin menurun. Hal ini

dikarenakan Jepang mulai dikuasai oleh militer yang menggunakan

kekuasaan atas nama Kaisar, masa ini disebut sebagai masa Demokrasi

Taisho. Hal lain yang menandakan berkurangnya demokrasi di Jepang yaitu

adanya penyatuan partai-partai politik dalam satu wadah Perhimpunan

Pendukung Pemerintah Kekaisaran pada tahun 1940.

2. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, mengakhiri militerisme dan

fasisme Jepang, yang kemudian disusul dengan pendemokrasian oleh

pendudukan sekutu, baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial. Sebagai

simbol demokrasi, muncullah Undang-Undang Dasar Negara Jepang tahun

1947. Sejak itu, mulailah berlaku institusi politik modern Amerika. Muncul

Kabinet yang diusung dari partai politik, terutama Partai Liberal Demokrat

yang terbentuk tahun 1955, merupakan tulang punggung pelaksanaan

mekanisme demokrasi sistem parlementer. Pertarungan partai-partai yang ada

saat itu merupakan bukti nyata terjadinya demokrasi di Jepang. Ketika

Jepang dilepaskan dari kekuasaan pendudukan pada tahun 1952, maka dapat

diduga sebelumnya bahwa politik luar negeri akan disesuaikan dengan sikap

Amerika Serikat dalam arena internasional. Sedangkan pertumbuhan

Page 81: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

ekonomi Jepang yang sangat tinggi sejak tahun 1950-an, merupakan akibat

sampingan dari pembendungan komunis oleh Amerika Serikat yang

mencipkatan kondisi dimana Jepang berada pada posisi keberuntungan

sebagai penerima “boom ekonomi” akibat Perang Korea (1950-1953).

Kemajuan, ekspansi ekonomi dan industri Jepang ke luar negeri sejak tahun

1960-an, mendatangkan masalah tersendiri bagi Amerika yang diwarnai

dengan friksi ekonomi antara AS-Jepang sejak akhir dasawarsa 1970 sampai

dewasa ini. Friksi ekonomi tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah

pertanahan Jepang-AS yang dituangkan dalam perjanjian keamanan dan

perdamaian Jepang-AS.

3. Sebagai sebuah negara demokrasi, Jepang tergolong ”tidak normal” karena

jalannya proses politik jarang disorot dan mendapat perhatian dari

masyarakat umum. Sedangkan di negara demokrasi pada umumnya, isu

publik yang penting akan dibahas secara gencar di berbagai media. Sebuah

keputusan kebijakan dibuat melalui proses yang panjang dan menghabiskan

banyak waktu, termasuk proses dalam konsultasi dan negosiasi antara agen-

agen pemerintah dengan kelompok kepentingan terkait. Dalam beberapa

kasus, dialog politik yang terangkat ke publik dimana dalam prosesnya

mengalami kegagalan dalam pembangunan konsensus, dapat memunculkan

debat dan demonstrasi massa yang berujung pada aksi kekerasan / anarkis.

Oleh karena itulah, di Jepang jarang terjadi aksi demo massa dan aksi anarkis

karena proses politik jarang diekspos.

B. Implikasi

1. Teori

Jepang memang mengambil nilai-nilai demokrasi dari negara Barat tetapi

kemudian nilai-nilai itu diadaptasikan dengan iklim bangsa Jepang sendiri untuk

menetralisir nilai-nilai yang tidak sesuai bagi negara Jepang sendiri, yang

dimaksud sebagai demokrasi di Jepang yaitu suatu sistem politik dimana setiap

Page 82: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

warga negaranya jauh dari intervensi pemerintah, terdapat Pemilu yang bebas dan

adil, terdapat media dengan ruang yang tidak terlalu dibatasi, dan adanya

kelompok-kelompok kepentingan, yang kemudian diadaptasi ke dalam iklim

negara-negara Asia dengan penambahan eleme-elemen demokrasi seperti,

konfusianisme, patron-client comunitarisme, Authority (kewenangan),

Personalism (kebebasan individu), dominant political party (Partai politik

dominan),dan strong state (negara kuat).

2. Praktis

Demokrasi di Jepang mulai dirasakan secara merata di seluruh kalangan

rakyat, dengan tidak adanya garis pemisah antar golongan-golongan yang selama

ini membelenggu mereka. Baik golongan strata antara Samurai dan rakyat biasa,

anak pedagang tidak selalu menjadi pedagang, mereka bisa menjadi pejabat

pemerintah ketika mereka memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, ataupun garis

pembeda antara pria dan wanita sehingga seluruh rakyat Jepang memiliki

kedudukan yang sama dalam hukum.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat penulis kemukakan

adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembaca

Bagi para pembaca, terutama pendidik dan pelajar, penelitian ini diharapkan

dapat menambah pengetahuan mengenai sejarah Demokrasi Jepang khususnya

setelah disahkannya Konstitusi Nasional 1947. Dalam perkembangan pendidikan

sejarah, belum banyak materi yang membahas tentang Demokrasi di Jepang

sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif materi

pengayaan yang disampaikan kepada siswa. Terutama mengenai bagaimana kiat-

kiat Jepang dalam mempertahankan kebudayaannya dalam proses modernisasi

sehingga bangsa Indonesia dapat juga melindungi kebudayaannya dalam

menghadapi proses globalisasi. Dalam mempelajari sejarah Jepang kita juga

Page 83: Konstitusi Nasional Jepang - Digital Library UNS... · Konstitusi Nasional Jepang (Studi Tentang Proses Demokratisasi Jepang tahun 1947-1967) SKRIPSI Oleh: Kiswanti ... termasuk sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

mendapatkan pengetahuan mengenai menejemen gaya Jepang dan juga semangat

etos kerja Jepang yang sangat membantu kita dalam menghadapi tantangan

globalisasi.

2. Bagi para peneliti

Bagi para peneliti, diharapkan ada yang tertarik untuk meneliti lebih jauh

mengenai Jepang dari berbagai sudut pandang yang berbeda baik ekonomi,

politik, sosial, budaya maupun pendidikan. Mengingat bahwa penelitian yang

membahas mengenai Jepang khususnya Demokratisasi Jepang setelah

diberlakukannya Konstitusi Nasional 1947 masih terbatas. Bagi mahasiswa yang

tertarik untuk melakukan penelitian tentang demokrasi Jepang dapat

mengumpulkan sumber-sumber dari berbagai media, baik buku, koran, majalah

maupun internet. Ditambah lagi Jepang pada tahun 2000an telah membuka

dokumen-dokumen rahasianya untuk umum yang dapat diaksses di website resmi

Jepang, hal ini sangat mempermudah kita untuk mendapatkan sumber yang kita

butuhkan.