konsep pengembangan kurikulum pendidikan islam …

14
PENA ISLAM ||Volume||3||Nomor||1||Hal|| 54 67 ||2019|| ||ISSN (online): 2620-9195|| Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 | 54 KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF Prof. Dr. MUHAIMIN, MA Amru Almu’tasim Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto Jl. Raya Km 4 Mojosari-Mojokerto-Jawa Timur e-mail: [email protected] Abstrak Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam dalam konsep Muhaimin merupakan kegiatan menghasilkan kurikulum pendidikan agama Islam melalui proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum pendidikan agama Islam yang lebih baik. Dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum didasarkan atas fungsi-fungsi kurikulum yang sekaligus sebagai fungsi pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Muhaimin, membagi fungsi kurikulum ke dalam beberapa subjek yang berperan dalam kegiatan pendidikan, diantaranya: a) bagi sekolah yang bersangkutan, b) bagi sekolah/madrasah di atasnya, c) bagi masyarakat yaitu sebagai pengguna lulusan (users). Menurut Muhaimin dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam dapat menggunakan pendekatan ekletik, yakni dapat memilih yang terbaik dari keempat pendekatan di bawah ini, yang sesuai dengan karakteristiknya. Pendekatan tersebut di antaranya, yaitu: a) pendekatan subjek, b) pendekatan humanistis, c) pendekatan teknologis, d) pendekatan rekonstruksi sosial. Sedangkan dalam model pengembangan kurikulum pendidikan Islam Muhaimin menawarkan model pengembangan kurikulum berbasis peningkatan kualitas di madrasah dan model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di Perguruan Tinggi Agama Islam. Kata Kunci : Pengembangan Kurikulum, Pendidikan Islam, Muhaimin Abstract Development of Islamic Education Curriculum in the Muhaimin concept is an activity of producing Islamic religious education curriculum through a process that links one component to another to produce a better Islamic religious education curriculum. In the implementation of curriculum development, it is based on curriculum functions which are at the same time a function of curriculum development in Islamic education. Muhaimin, divided the function of the curriculum into several subjects that play a role in educational activities, including: a) for the school concerned, b) for the schools / madrasas above, c) for the community as users of graduates. According to Muhaimin in the development of Islamic religious education curriculum can use an eclectic approach, which can choose the best of the four approaches below, which are in accordance with its characteristics. These approaches include: a) the subject approach, b) the humanistic approach, c) the technological approach, d) the social reconstruction approach. Whereas in the Islamic education curriculum development model Muhaimin offers a model for developing curriculum based on quality improvement in madrasas and a competency-based curriculum development model in Islamic Higher Education. Keywords: Curriculum Development, Islamic Education, Muhaimin

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

PENA ISLAM ||Volume||3||Nomor||1||Hal|| 54 – 67 ||2019||

||ISSN (online): 2620-9195||

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |54

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

PERSPEKTIF Prof. Dr. MUHAIMIN, MA

Amru Almu’tasim

Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto

Jl. Raya Km 4 Mojosari-Mojokerto-Jawa Timur

e-mail: [email protected]

Abstrak

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam dalam konsep Muhaimin

merupakan kegiatan menghasilkan kurikulum pendidikan agama Islam melalui

proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk

menghasilkan kurikulum pendidikan agama Islam yang lebih baik. Dalam

pelaksanaan pengembangan kurikulum didasarkan atas fungsi-fungsi kurikulum

yang sekaligus sebagai fungsi pengembangan kurikulum pendidikan Islam.

Muhaimin, membagi fungsi kurikulum ke dalam beberapa subjek yang berperan

dalam kegiatan pendidikan, diantaranya: a) bagi sekolah yang bersangkutan, b)

bagi sekolah/madrasah di atasnya, c) bagi masyarakat yaitu sebagai pengguna

lulusan (users). Menurut Muhaimin dalam pengembangan kurikulum pendidikan

agama Islam dapat menggunakan pendekatan ekletik, yakni dapat memilih yang

terbaik dari keempat pendekatan di bawah ini, yang sesuai dengan

karakteristiknya. Pendekatan tersebut di antaranya, yaitu: a) pendekatan subjek,

b) pendekatan humanistis, c) pendekatan teknologis, d) pendekatan rekonstruksi

sosial. Sedangkan dalam model pengembangan kurikulum pendidikan Islam

Muhaimin menawarkan model pengembangan kurikulum berbasis peningkatan

kualitas di madrasah dan model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

di Perguruan Tinggi Agama Islam.

Kata Kunci : Pengembangan Kurikulum, Pendidikan Islam, Muhaimin

Abstract

Development of Islamic Education Curriculum in the Muhaimin concept is an activity

of producing Islamic religious education curriculum through a process that links one

component to another to produce a better Islamic religious education curriculum. In

the implementation of curriculum development, it is based on curriculum functions

which are at the same time a function of curriculum development in Islamic education.

Muhaimin, divided the function of the curriculum into several subjects that play a role

in educational activities, including: a) for the school concerned, b) for the schools /

madrasas above, c) for the community as users of graduates. According to Muhaimin

in the development of Islamic religious education curriculum can use an eclectic

approach, which can choose the best of the four approaches below, which are in accordance with its characteristics. These approaches include: a) the subject approach,

b) the humanistic approach, c) the technological approach, d) the social reconstruction

approach. Whereas in the Islamic education curriculum development model Muhaimin

offers a model for developing curriculum based on quality improvement in madrasas

and a competency-based curriculum development model in Islamic Higher Education.

Keywords: Curriculum Development, Islamic Education, Muhaimin

Page 2: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |55

PENDAHULUAN

Secara historis, kurikulum pendidikan selalu mengikuti alur dari pemerintahan dimana

setiap ada periode pemerintahan baru, maka akan mempunyai kebijakan yang berbeda dengan

kebijakan sebelumnya. Kesan yang muncul di masyarakat adalah setiap ganti menteri

pendidikan pasti selalu ganti kurikulum, padahal kurikulum yang terdahulu belum

tersosialisasi secara merata, tiba-tiba di ganti yang baru. Misalnya kurikulum baru digunakan,

kemudian muncul kebijakan baru untuk mengubah kurikulum tersebut, sehingga dari pihak

daerah atau sekolah dalam hal ini harus bisa menyesuaikan dengan cepat kurikulum dari hasil

kebijakan baru. Kurikulum merupakan salah satu unsur yang berpengaruh pada pencapaian

tujuan pendidikan, yang posisinya sendiri dalam keseluruhan proses pendidikan begitu sentral

dan penting. Posisi kurikulum dapat dicontohkan seperti halnya posisi pemerintah pusat di

tengah-tengah pemerintah daerah dalam suatu wilayah kesatuan negara.1

Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan

penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan

kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan

pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional.

Semua orang berkepentingan dengan kurikulum, sebab sebagai orang tua, sebagai warga

masyarakat, sebagai pemimpin formal ataupun informal selalu mengharapkan tumbuh dan

berkembangnya anak. Kurikulum berperan dalam menjembatani pendidikan untuk

mewujudkan tujuan akhirnya.Upaya pembenahan dan perbaikan kurikulum pendidikan

bertujuan agar dapat bergerak cepat sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta

tuntutan dunia kerja dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah. Dalam hal ini yang

menjadi perhatian khusus untuk pengembangan kurikulum adalah pendidikan Islam karena

dalam pelaksanaannya mendapat kritik dari berbagai kalangan.

Memang, realita pelaksanaan pendidikan Islam saat ini khususnya pendidikan agama

Islam di sekolah masih belum mampu dalam menggarap sikap dan perilaku keberagaman

peserta didik serta membangun moral dan etika bangsa. Degradasi moral pun kian marak.

Nilai-nilai yang tertanam di masyarakat kian luntur, bahkan pelajar atau mahasiswa yang

statusnya sedang menuntut ilmu dan diberi ilmu agama di dalamnya tenyata tidak

memberikan nilai-nilai moral. Tawuran atau pelanggaran-pelanggaran yang lainnya sering

1Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada, 2010), hlm. 21.

Page 3: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |56

terjadi. Adanya kasus pelanggaran-pelangaran seperti itu tidak lain karena rendahnya kualitas

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.2

Pakar pendidikan Islam yang berusaha memperbarui pendidikan Islam salah satunya

ialah Prof. Dr. Muhaimin, M.A. direktur pascasarjana Universitas Islam Negeri Malang.

Muhaimin merupakan salah satu bagian terpenting dalam mengembangkan kurikulum

pendidikan agama Islam, baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi

agama Islam. Menurutnya pelaksanaan pendidikan agama Islam selama ini lebih banyak

menekankan pada transfer ilmu saja, sedangkan aspek internalisasi dan amaliahnya belum

begitu diperhatikan. Transfer ilmu pengetahuan memang sangatlah penting, akan tetapi bukan

berarti internalisasi nilai dan amaliahnya diabaikan. Ketiga aspek ini merupakan suatu

kesatuan yang utuh dan haruslah ada dalam pelaksanaan pendidikan Islam.3

Menurut Mulyasa, berkaitan dengan perubahan kurikulum perlu diterapkan kurikulum

berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based

curriculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan

yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi.4

Namun, Muhaimin tidak hanya mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi,

tetapi juga mengembangkan kurikulum berbasis life skill yang bertolak dari kebutuhan,

kemampuan, minat dan bakat peserta didik. Paradigma pengembangan kurikulum menurutnya

adalah dengan mengembangkan kurikulum itu sendiri. Ide-ide pengembangannya diawali dari

problem-problem yang terjadi di lingkungan sekitar peserta didik yang kemudian dimasukkan

ke dalam materi pendidikan Islam. Berbekal dari keahliannya di bidang filsafat pendidikan

Islam.

PEMBAHASAN

Konsep Pemikiran Muhaimin tentang Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

Beberapa konsep pemikiran Muhaimin tentang masalah Pengembangan Kurikulum

Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu

sistem pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai

tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua

2Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 88. 3Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 215

4E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013), hlm. 06.

Page 4: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |57

jenis dan tingkat pendidikan. Kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan

dengan berbagai perkembangan yang terjadi, tanpa harus terlepas dari filosofi asas Negara

dan agama masyarakat.5

Dalam sebuah kurikulum memuat suatu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem

pendidikan. Untuk itu tujuan dalam suatu kurikulum memegang peranan yang sangat penting,

karena tujuan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen

kurikulum lainnya. Perubahan kurikulum adalah suatu hal yang biasa dan suatu keniscayaan

dalam rangka merespon perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Pengembangan

kurikulum merupakan bagian inti dalam penyelenggaraan pendidikan, oleh karena itu

penyelenggaraan dan pengembangannya didasarkan pada asas-asas pembangunan secara

makro. Disamping itu, pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar

nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan standar pendidikan nasional. Dalam pemikiran

Muhaimin, Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat strategis,

karena merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam kurikulum terdapat panduan

interaksi antara guru dan peserta didik.6

Kurikulum sebenarnya merupakan “nafas atau inti” dari proses pendidikan di

madrasah untuk memberdayakan potensi peserta didik. Dikatakan demikian, karena selain

berisi rumusan tentang tujuan yang menentukan ke mana peserta didik akan dibawa dan

diarahkan, juga berisi rumusan tentang isi dan kegiatan belajar, yang akan membekali peserta

didik dengan pengetahuan, kecakapan, keterampilan serta nilai-nilai yang mereka perlukan

dalam kehidupan dan pelaksanaan tugas pekerjaan di masa yang akan datang. Kurikulum juga

memberikan dasar-dasar bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan profesional, yang

akan menentukan kualitas insan dan sumber daya manusia suatu bangsa.7

Dari definisi tentang kurikulum di atas, Muhaimin mengatakan bahwa

pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai: 1) kegiatan

menghasilkan kurikulum Pendidikan Agama Islam; atau 2) proses yang mengaitkan satu

komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum Pendidikan Agama Islam

5Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 191.

6Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

2012), hlm. 202. 7Ibid.

Page 5: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |58

yang lebih baik; dan/atau 3) kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan

penyempurnaan kurikulum Pendidikan Islam.8

2. Fungsi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam sesungguhnya adalah sebuah

siklus, suatu proses berulang yang tidak pernah berakhir. Dan proses tersebut terdiri atas

empat unsur, yakni tujuan, metode dan material, penilaian, serta umpan balik. Oleh karena itu,

pelaksanaan pengembangan kurikulum didasarkan atas fungsi-fungsi kurikulum yang

sekaligus sebagai fungsi pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Kurikulum pendidikan

agama Islam berbeda dengan kurikulum yang lain. Kurikulum pendidikan agama Islam

memiliki fungsi atau peranan, bahkan kemungkinan ada kurikulum yang tidak memiliki

fungsi seperti kurikulum pendidikan agama Islam, karena itu, sudah sepatutnya guru-guru

agama sangat memperhatikan dan mengaplikasikan fungsi-fungsi kurikulum pendidikan Islam

ke dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Kurikulum merupakan salah satu komponen

pokok dalam pendidikan, ia merupakan kompas penunjuk arah hendak kemana anak-anak

didik mau dibawa. Oleh karena itu, maka posisi kurikulum dalam praktek pendidikan amatlah

penting, namun betapapun pentingnya posisi kurikulum, harus tetap di ingat bahwa ia adalah

sebagai alat atau usaha dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Selain itu, kurikulum juga

berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan

di sekolah. Dalam pelaksanaan pengajaran misalnya, telah ditentukan macam-macam bidang

studi, alokasi waktu, pokok bahasan atau materi pembelajaran untuk tiap semester, dan masih

banyak lagi.9

Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam sesungguhnya adalah sebuah

siklus, suatu proses berulang yang tidak pernah berakhir. Dan proses tersebut terdiri atas

empat unsur, yakni tujuan, metode dan material, penilaian, serta umpan balik. Oleh karena itu,

pelaksanaan pengembangan kurikulum didasarkan atas fungsi-fungsi kurikulum yang

sekaligus sebagai fungsi pengembangan kurikulum pendidikan Islam. maka atas dasar itu,

Muhaimin mengklasifikasikan fungsi kurikulum sebagai berikut:

1. Bagi sekolah/madrasah yang bersangkutan:

a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam yang diinginkan atau

dalam istilah KBK disebut standar kompetensi PAI, meliputi fungsi dan tujuan

pendidikan nasional, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi tamatan/lulusan,

8Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan perguruan

Tinggi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 10. 9M. Ahmady dkk., Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 98.

Page 6: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |59

kompetensi bahan kajian pendidikan agama Islam, kompetensi mata pelajaran

pendidikan agama Islam (TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA), kompetensi mata

pelajaran kelas (Kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII);

b. Pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan agama Islam di

sekolah/madrasah.

2. Bagi sekolah/madrasah di atasnya:

a. Melakukan penyesuaian;

b. Menghindari keterulangan sehingga boros waktu;

c. Menjaga kesinambungan.

3. Bagi masyarakat:

a. Masyarakat sebagai pengguna lulusan (users), sehingga sekolah/madrasah harus

mengetahui hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam konteks

pengembangan pendidikan agama Islam.

b. Adanya kerja sama yang harmonis dalam hal pembenahan dan pengembangan

kurikulum pendidikan agama Islam.10

3. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam tentang penyusunan kurikulum menghendaki keterkaitannya

dengan sumber pokok agama, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits, di mana dan kapan pun

lembaga pendidikan itu ada. Prinsip yang ditetapkan Allah dan diperintahkan Rasulullah

berikut ini dapat dijadikan pegangan dasar dalam pengembangan kurikulum.11

Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu

dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berbuat kerusakan. (Qs. Al Qashash: 77)12

10

Muhaimin, Pengembangan. . . . , hlm. 12-13. 11

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 88.. 12

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema,

2009), hlm. 394.

Page 7: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |60

Kurikulum sebagai suatu rencana yang menjadi panduan dalam menjalankan roda

proses pendidikan di sekolah akan mempunyai bentuk yang berbeda-beda sebagi akibat

dipegangnya konsep tentang fungsi pendidikan itu. Oleh sebab konsep tentang fungsi

bermacam-macam, maka konsep pendekatan kurikulum pun bermacam-macam.13

Pendekatan diartikan sebagai cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang

tepat serta mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh

kurikulum yang lebih baik. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam

pengembangan kurikulum pendidikan Islam, diantaranya pendekatan bidang studi,

pendekatan berorientasi pada tujuan, pendekatan dengan pola organisasi bahan, pendekatan

akuntabilitas, pendekatan rekonstruksionalisme, dan. pendekatan humanistik.

Muhaimin menggagas empat pendekatan yang digunakan dalam pengembangan

kurikulum pendidikan Islam. Namun dalam penggunaannya dapat menggunakan pendekatan

ekletik, yakni dapat memilih yang terbaik dari keempat pendekatan di bawah ini, yang sesuai

dengan karakteristiknya. Pendekatan tersebut di antaranya, yaitu:

a. Pendekatan Subjek Akademis

Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan

didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing. Setiap ilmu pengetahuan memiliki

sistematisasi tertentu yang berbeda dengan sistematisasi ilmu lainnya. Pengembangan

kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata

pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk

(persiapan) pengembangan disiplin ilmu.14

Pada dasarnya, pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum pendidikan

agama Islam dilakukan dengan berdasarkan sistematisasi disiplin ilmu. Misalnya, untuk aspek

keimanan atau mata pelajaran akidah menggunakan sistematisasi ilmu tauhid, aspek/mata

pelajaran Al–qur'an hadits atau ilmu tafsir, akhlak menggunakan sistematisasi ilmu akhlak

ibadah/syari'ah/muamalah menggunakan sistematisasi ilmu fiqih dan tarikh/sejarah

menggunakan sistematisasi SKI (sejarah kebudayaan Islam).

b. Pendekatan Humanistis

Pendekatan humanistis dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide

“memanusiakan manusia”. Penciptaan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk

13

Mohammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: CV Sinar Baru Offset, 1992), hlm. 10. 14

Muhaimin, Wawasan Pendidikan Islam, (Bandung: Marja, 2014), hlm. 150.

Page 8: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |61

menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar

teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan.15

Kurikulum Pendidikan Agama Islam dikembangkan dengan bertolak pada kebutuhan

dan minat peserta didik, yang mendorong mereka untuk dapat menumbuhkembangkan alat-

alat potensial dan potensi-potensi dasar dan/atau fitrahnya, serta mendorongnya untuk mampu

mengemban amanah baik sebagai ‘abdullah maupun khalifahNya. Materi ajar dipilih sesuai

dengan minat dan kebutuhannya peserta didik menjadi subjek pendidikan, dalam arti ia

menduduki tempat utama dalam pendidikan. Guru/dosen berfungsi sebagai psikolog yang

memahami segala kebutuhan dan masalah peserta didik, ia berperan sebagai bidan yang

membantu peserta didik melahirkan ide-idenya, dan/atau sebagai pembimbing, pendorong,

fasilitator dan pelayan bagi peserta didik.

Pendekatan humanistik juga dapat dilakukan melalui pengembangan tema-tema

Pendidikan Agama Islam yang berupa problem-problem yang aktual di masyarakat dan

banyak menjadi perhatian para peserta didik. Melalui tema-tema tersebut, peserta didik

dibimbing dan diarahkan untuk mampu memecahkan masalah tersebut dalam perspektif

ajaran dan nilai-nilai Islam, dan/atau ajaran dan nilai-nilai Islam itu dijadikan sebagai

landasan moral dan etika dalam pengembangan ipteks dan budaya serta aspek-aspek

kehidupan lainnya. Bisa pula diterapkan dalam pembelajaran sejarah Islam yang dimaksudkan

untuk menggali, mengembangkan dan mengambil ibrah pelajaran dari sejarah dan

kebudayaan (peradaban) Islam, sehingga peserta didik mampu menginternalisasi dan tergerak

untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal perbuatan, serta dalam rangka membangun

sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah dalam arti luas.16

c. Pendekatan Teknologis

Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak

dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Materi

yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan

analisis tugas (job analysis) tersebut.17

Pendekatan teknologis dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam,

jika kegiatannya hanya sampai pada penguasaan materi dan keterampilan dalam menjalankan

ajaran agama, sebab proses dan produknya bisa dirancang sebelumnya. Namun, apabila

pembelajaran pendidikan agama Islam harus sampai pada taraf kesadaran iman dan

pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, maka pendekatan teknologis

15

Muhaimin, Wawasan. . . ., hlm. 150. 16

Ibid., hlm. 161-162. 17

Muhaimin, Wawasan. . . ., hlm. 150.

Page 9: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |62

akan sulit diterapkan, karena mungkin prosesnya bisa dirancang, tetapi produk (hasil)

pembelajarannya tidak bisa dirancang dan sulit diukur.

Secara ringkas, dapat dipahami bahwa pengembangan kurikulum pendidikan Islam

melalui pendekatan teknologis yaitu dengan cara mengembangkan kurikulum melalui analisis

kompetensi yang dibutuhkan peserta didik untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dan

menekankan pada bagaimana cara menjalankan ibadahsesuai syariat Islam. Oleh karena itu,

pendekatan teknologis hanya dapat digunakan pada pembelajaran agama Islam, jika

kegiatannya hanya sebatas penguasaan materi dan keterampilan dalam menjalankan ajaran

agama.

d. Pendekatan Rekonstruksi Sosial

Pendekatan rekonstruksi sosial dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan

keahlian bertolak dari problem yang dihadapi dalam masyarakat, untuk selanjutnya dengan

memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta bekerja secara kooperatif dan kolaboratif, akan

dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum

rekonstruksi sosial di samping menekankan isi pembelajaran atau pendidikan juga sekaligus

menekankan proses pendidikan dan pengalaman belajar.18

Pengembangan kurikulum dengan pendekatan rekonstruksi sosial menekankan pada

isi pembelajaran atau pendidikan, proses pendidikan dan pengalaman belajar. Pendekatan

rekonstruksi sosial dalam menyusun kurikulum berdasarkan dari problem yang dihadapi

dalam masyarakat dengan memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta bekerja secara

kooperatif dan kolaboratif dalam mencarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan

masyarakat yang lebih baik.

Dari keempat pendekatan tersebut, masing-masing mempunyai strategi yang baik

untuk dapat digunakan oleh pakar pendidikan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan

Islam secara dinamis sesuai perkembangan zaman yang dapat mempermudah untuk mencapai

tujuan pendidikan dan membentuk peserta didik menjadi pribadi yang baik.

4. Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

Model pengembangan kurikulum Pendidikan Islam merupakan berbagai bentuk atau

model yang nyata dalam penyusunanan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan

kurikulum yang telah ada pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Muhaimin

menawarkan model pengembangan kurikulum berbasis peningkatan kualitas di madrasah dan

18

Ibid., hlm. 173.

Page 10: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |63

model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di Perguruan Tinggi Agama Islam.

Model pengembangan kurikulum berbasis peningkatan kualitas di madrasah bertolak dari tiga

tuntutan minimal, yaitu 1) bagaimana menjadikan madrasah sebagai wahana untuk membina

ruh atau praktik hidup keislaman; 2) bagaimana memperkokoh keberadaan madrasah

sehingga sederajat dengan sistem sekolah; 3) bagaimana madrasah mampu merespon tuntutan

masa depan guna mengantisipasi perkembangan ipteks dan era globalisasi.

Kegiatan pengembangan kurikulum perlu ditempuh dengan langkah-langkah yang

sistematis sehingga dapat dihasilkan kurikulum yang baik. Oleh karena itu kegiatan

pengembangan kurikulum membutuhkan suatu model yang dapat dijadikan landasan teoretis

untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam pengembangan kurikulum, model merupakan

ulasan teoretis tentang proses pengembangan kurikulum.19

Ada banyak model pengembangan kurikulum yang telah dikemukakan oleh para ahli

yang berkecimpung di dalam bidang pendidikan khususnya bidang kurikulum.20

Diantara model-model tersebut dianggap cukup berpengaruh pada praktek penyusunan

kurikulum hingga dewasa ini antara lain yaitu : Model Tyler, Model Hilda Taba, Model

Halord B. Alberty, Model David Warwick, Model Beauchamp, Model Pengembangan

Kurikulum Berdasarkan Kompetensi, The administrative model , The grass roots model.

Muhaimin mempunyai pendapat yang berbeda tentang model pengembangan

kurikulum pendidikan Islam. Menurut Muhaimin, model pengembangan kurikulum

pendidikan Islam merupakan berbagai bentuk atau model yang nyata dalam penyusunanan

kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam yang ada di madrasah dan perguruan tinggi.

a. Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Madrasah

Pengembangan pendidikan madrasah tidak dapat ditangani secara parsial atau

setengah-setengah, tetapi memerlukan pemikiran pengembangan yang utuh, terutama ketika

dihadapkan pada kebijakan pembangunan nasional bidang pendidikan yang mempunyai visi

terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang

berkualitas, sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Muhaimin

19

Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta:Pedagogia, 2012), hlm. 71. 20

Ibid., hlm. 71.

Page 11: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |64

mengutip pendapat Wardiman Joyonegoro, bahwa manusia berkualitas itu setidak-tidaknya

mempunyai dua kompetensi, yaitu kompetensi bidang imtaq dan ipteks.21

Untuk mewujudkan manusia yang berkualitas, Muhaimin mengembangkan

kurikulum berbasis kompetensi dan life skill (kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau

hidup dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa

tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga

akhirnya mampu mengatasinya) pada pendidikan di Madrasah.

Dalam konteks pendidikan di madrasah, kurikulum atau program pendidikannya

perlu dirancang dan diarahkan untuk membantu, membimbing, melatih serta mengajar

dan/atau menciptakan suasana agar para peserta didik dapat mengembangkan dan

meningkatkan kualitas IQ, EQ, CQ, dan SQ. Pendidikan IQ menyangkut peningkatan kualitas

Head agar peserta didik menjadi orang yang cerdas, pintar dan lain-lain. Pendidikan EQ

menyangkut peningkatan kualitas Heart agar peserta didik menjadi orang yang berjiwa

pesaing, sabar, rendah hati, menjaga harga diri (self-esteem), berempati, cinta kebaikan,

mampu mengendalikan diri/nafsu (self control), dan tidak terburu-buru dalam mengambil

keputusan. Pendidikan CQ menyangkut peningkatan kualitas Hand agar peserta didik

nantinya dapat menjadi agent of change, mampu membuat inovasi atau menciptakan hal-hal

yang baru. Pendidikan SQ menyangkut peningkatan kualitas Honest agar peserta didik

menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, bersikap amanah

dalam memegang jabatan, dan memiliki sifat sidiq, amanah, tabligh, fathonah, dan lain-lain.22

b. Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi Agama Islam

PTAI merupakan perguruan tinggi Islam mengemban misi sebagai lembaga

pengembangan keilmuan atau kajian ilmu-ilmu keislaman yang bersifat rasional, dinamis,

analisis kritis, empiris dan antisipatif, sekaligus sebagai lembaga keagamaan yang berusaha

menbangun sikap dan perilaku beragama yang loyal, memiliki komitmen (pemihakan)

terhadap Islam, serta penuh dedikasi terhadap agama yang diyakini kebenarannya, atas dasar

wawasan keilmuan keislaman yang dimilki, dengan tetap menjaga kerukunan hidup beragama

yang dinamis. PTAI sebagai bagian integral dari system pendidikan nasional berupaya

menyiapkan calon lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai

standard mutu nasional dan internasional.23

21

Muhaimin, Pengembangan. . . ., hlm. 197. 22

Muhaimin, Pengembangan. . . ., hlm. 212. 23

Ibid., hlm. 207.

Page 12: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |65

Pada perguruan tinggi agama Islam, Muhaimin juga mengembangkan model

kurikulum berbasis kompetensi. Dimana mahasiswa harus mampu dalam melakukan tugas

atau pekerjaan tertentu yang memerlukan: 1) Basic skills: reading, writing, arithmetic &

mathematic, speaking and listening; 2) Thinking skills: thinking creatively, making decisions,

solving problems, visualizing things in the mind’s eye, knowing how to learn & reasoning; 3)

Personal quality: individual responsibility, elf-esteem, sociability, self management &

integrity. Karena itu, ketiga kemampuan tersebut harus termuat dalam pengembangan

kurikulum.24

Model pengembangan kurikulum di perguruan tinggi agama Islam tidak jauh berbeda

dengan model pengembangan kurikulum di madrasah. Model pengembangannya yaitu

menggunakan model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang mengarahkan

mahasiswa pada pengembangan kemampuan menjalankan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu

yang berbasis pada kebutuhan pemerintah, kebutuhan users atau para pengguna jasa hasil

didik, kebutuhan pengembangan akademik atau keilmuan, kebutuhan perguruan tinggi agama

Islam itu sendiri, dan kebutuhan individu (mahasiswa).

KESIMPULAN

Berdasarkan kajian analisis yang disesuaikan dengan pembahasan artikel ini, maka

dapat diambil sebuah kongklusi bahwa Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam dalam

konsep Muhaimin adalah pengembangan kurikulum merupakan kegiatan menghasilkan

kurikulum pendidikan agama Islam melalui proses yang mengaitkan satu komponen dengan

yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum pendidikan agama Islam yang lebih baik. Dalam

pelaksanaan pengembangan kurikulum didasarkan atas fungsi-fungsi kurikulum yang

sekaligus sebagai fungsi pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Muhaimin, membagi

fungsi kurikulum kedalam beberapa subjek yang berperan dalam kegiatan pendidikan,

diantaranya: a) bagi sekolah yang bersangkutan, b) bagi sekolah/madrasah di atasnya, c) bagi

masyarakat yaitu sebagai pengguna lulusan (users). Menurut Muhaimin dalam pengembangan

kurikulum pendidikan agama Islam dapat menggunakan pendekatan ekletik, yakni dapat

memilih yang terbaik dari keempat pendekatan di bawah ini, yang sesuai dengan

karakteristiknya. Pendekatan tersebut di antaranya, yaitu: a) pendekatan subjek, b) pendekatan

humanistis, c) pendekatan teknologis, d) pendekatan rekonstruksi sosial. Sedangkan dalam

model pengembangan kurikulum pendidikan Islam Muhaimin menawarkan model

pengembangan kurikulum berbasis peningkatan kualitas di madrasah dengan menggunakan

24

Muhaimin, Pengembangan. . . ., hlm. 219.

Page 13: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |66

dua alternatif yaitu model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dan berbasis life

skill.dan model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di Perguruan Tinggi Agama

Islam.

Seorang pendidik harus bisa lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan

partisipasinya dalam pengembangan kurikulum, dan harus memiliki kemampuan di dalam

mengembangkan kurikulum demi ketercapaian pendidikan. Selain itu, pendidik juga harus

dapat memahami dan memiliki landasan pijak yang jelas dan kokoh sehingga tidak mudah

terombang ambing oleh arus transformasi dan inovasi pendidikan dan pembelajaran yang

begitu dasar sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini. Program pendidikan selayaknya tidak

hanya dikembangkan dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, tetapi perlu

dikembangkan dengan berbasis life skill, karena dengan berbasis life skill para peserta didik

atau lulusan memiliki dan mampu mengembangkan kecakapan-kecakapan untuk mau hidup

dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan,

kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya

mampu mengatasinya. Pada dasarnya betapa pun baiknya suatu kurikulum, berhasil atau

tidaknya akan sangat bergantung kepada tindakan-tindakan guru di sekolah dalam

melaksanakan kurikulum itu. Karena masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh

keterbatasan waktu, referensi, ataupun kurang tajamnya analisis. Sehingga diharapkan peneliti

selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam sehingga menghasilkan hasil yang lebih memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmady, M. dkk. 2000. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia.

Ali, Mohammad. 1992. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: CV Sinar Baru

Offset.

Arifin, Muzayyin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema.

Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada.

Hidayati, Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta:Pedagogia.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 14: KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM …

Pena Islam, Vol.3 Nomor 1 September 2019 |67

. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

. 2012. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta:

Rajawali Pers.

. 2014. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,

dan perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.

. 2014. Wawasan Pendidikan Islam. Bandung: Marja.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ramayulis dan Samsul Nizar. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.