konsep pembiayaan kprs kreditpembiayaan perbaikan rumah...

91
KONSEP PEMBIAYAAN KPRS (KREDIT PERBAIKAN RUMAH SWADAYA) MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH ( STUDI DI BMT HUSNAYAIN ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : MEUTIA SARI NIM : 203046101729 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Upload: vankhanh

Post on 10-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

KONSEP PEMBIAYAAN KPRS (KREDIT PERBAIKAN RUMAH SWADAYA)

MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI MELALUI

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH

( STUDI DI BMT HUSNAYAIN )

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

MEUTIA SARI NIM : 203046101729

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

Page 2: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah penulis cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli penulis atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Mei 2008 M 08 Rabi’ul akhir 1429 H

Meutia Sari

Page 3: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada kata dan bahasa yang pantas penulis curahkan, selain

memanjatkan Sang Penguasa Alam Semesta Allah SWT yang telah memberikan secercah

kekuatan dan cahaya-Nya kepada penulis, yang pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa dilimpahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang telah membimbing umat-Nya dan suri tauladan kita dalam aktivitas

kehidupan.

Dengan kesadaran dan kelemahan yang penulis miliki, penulis sangat menyadari

sepenuhnya bahwa dalam melaksanakan skripsi ini banyak rintangan dan hambatan yang

selalu menyertai, namun bukan berarti skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya

pembimbing dan dukungan baik secara moral maupun materil dari seluruh pihak. Oleh

karenanya penulis merasa berkewajiban untuk menghaturkan terimakasih yang tak

terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bpk. Prof. Dr.

H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.

2. Ketua Program Studi Muamalah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Ibu Euis Amalia, M.Ag.; Sekretaris Program Studi Muamalah

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bpk. Ah. Azharuddin

Page 4: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Lathif, M.Ag.; Ketua Program Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bpk. Drs Djawahir Hejazziey, SH., MA. dan Sekretaris Program

Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bpk.

Ahmad Yani, MA., beserta staff dan seluruh dosen yang telah memberi ilmu,

membimbing dan mengarahkan penulis sejak masa perkuliahan hingga berakhirnya

skripsi ini.

3. Pembimbing skripsi, Bpk Dr. Ahmad Sudirman Abbas, MA dan Bpk Muhammad

Maksum, S.Ag, MA. Terima kasih atas waktunya di tengah kesibukan Bapak dalam

memberikan bimbingan dan saran bagi penulis.

4. Kepada pihak BMT Husnayain khususnya Bpk. Drs. Komarudin selaku Direktur dan

Bpk. Sunarto Bag. Pembukuan, juga Mba eka dan Mba Ifa, yang dengan sangat ramah

telah membantu penulis dalam pengumpulan data.

5. Orang Tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Drs. Syamsurizal M. Ali dan Ibunda

Mariana yang menjadi pendorong utama penyusunan skripsi ini, yang selalu

mengharapkan anaknya bisa memakai Toga kebanggaan dengan hasil yang memuaskan

atas perjuangan selama kurang lebih 4,5 tahun demi mewujudkan cita-cita walaupun

mundur jauh dari target. Terimakasih atas kasih sayang, air mata, pengorbanan dan

semua doa-doa yang terpanjatkan untuk penulis.

6. Keluarga Tercinta, Abusyik Usman (terimakasih tYa diBeliin pRinter) dan Alm. Mimi,

Om acut (yg Beliin Camdic sbg Hdiah Lulus, kamsamita..) dan Om aye’ (yg sLLu bgun

mLm diKala TyA mau Sidang, syukron), Bang Agam dan Kamal (trimaksih atas

kecerewetanya). Mereka semua orang yang berjasa dan memiliki pengaruh besar dalam

Page 5: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

proses kehidupan penulis. Dorongan berupa semangat yang tertuang melalui doa, daya

dan upaya selalu dicurahkan untuk penulis.

7. ”Buatlah dirimu berharga didepan 1 cinta...dengan mengabdi pada 1 hati... dan setialah

pada 1 nama yang mampu membuat mu bahagia & berikan cinta itu pada org yg kamu

cintai”

......... (: Wahyu Mikurazon / aCon :).........

8. Oia, bUat Teman-teman PS.C: dHonie (jeNg, mKsh ya aTs sUppoRtnY mLrng Qu

NnTn dVd KoreA ”Daadanhi Gomapsumnida ;) ChoIr/@moY...(tMn sPerjuangan

Munaqosah..fiGhting ;) oW_neNg (sIbuk kRJa bu..jGn lp sKripSi ;) mBa yU’Lis (kPn

NyUsul mUnaQosah??), seeRti (mksh reNtalnyA uNi...). dan yg lain Ifa, Bunda Eis,

Mami IstY, UuT, Nit@, panJi, yA2t, SobAt, gUdeNk, BabE, wAiz, wIdi..tRims 4 aLL.

Demikian ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak, semoga

Allah SWT membalas dan melipatgandakan jasa dan kebaikan kalian. Akhir kata,

dengan segala kerendahan hati semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkannya, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Mohon maaf atas segala kekurangannya, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, 14 Mei 2008 M

08 Rabi’ul Akhir 1429 H

Penulis

Page 6: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN SESUAI KEPUTUSAN BERSAMA

MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor: 158 / 1987

Nomor: 0543 b/U/1987

A. Konsonan Tunggal

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dengan huruf dan tanda

sekaligus.

Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan hurup latin.

HURUF

ARAB NAMA HURUF LATIN NAMA

Alif - Tidak dilambangkan ا

Ba’ b Be ب

Ta’ t Te ت

Ś Ś s (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

Ha’ h Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha’ khu ka dan ha خ

Dal d De د

Page 7: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Żal Ż Zet (dengan titik di atas) ذ

Ra’ R Er ر

Zai z Zet ز

Sin s Es س

Syin sy es dan ye ش

Şad Ş es (dengan titik di bawah) ص

Dad d de (dengan titik di bawah) ض

Ţa’ Ţ te (dengan titik di bawah) ط

Za’ z zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ koma terbalik (di atas)‘ ع

gain G Ge غ

fa’ F Ef ف

qaf Q Ki ق

kaf K Ka ك

lam L El ل

mim M Em م

nun N En ن

wawu W We و

ha’ H Ha هـ

Page 8: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

hamzah ..‘. Apostrof ء

ya Y Ye ي

B. Vokal (tunggal dan lengkap)

Vokal bahasa Arab, sama seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal

(monoftong) dan vokal rangkap (diftong).

1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harokat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf latin Nama

ـ Fathah a u

Kasrah i ـi

Dammah u u ـ

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harokat

dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf.

Tanda dan

Huruf

Nama Tanda dan Huruf Nama

و.. ... Fathah dan

wawu Au A dan U

ي.. .. Fathah dan ya Ai A dan I

Page 9: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Contoh:

Su'ila سئل Kataba آتب

kaifa آيف Fa'ala فعل

Haula هول zukira ذآر

Yazhabu يذهب

C. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harokat atau huruf,

transliterasinya berupa huruf atau tanda.

Harakat dan

Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama

ي.. ا .... Fathah, alif dan

Ya Ā

A dan garis

di atas

ي.... Kasrah dan Ya Ī I dan garis di atas

و..... Dummah dan Ya Ū U dan garis

di atas

Contoh:

qīla قيل qāla قال

yaqūlu يقول ramā رمي

Page 10: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

D. Ta Marbutah

Transliterasi untuk Ta Marbutah ada dua :

1. Ta Marbutah hidup

ta Marbutah yang hidup atau yang mendapat harokat fathah, kasroh, dan dummah.

Transliterasinya adalah /t/.

2. Ta Marbutah mati

ta Marbutah yang mati atau mendapat harokat sukun, transliterasinya adalah /t/.

3. Kalau pada kata terakhir dengan ta Marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan

kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta Marbutah itu

transliterasinya dengan /h/.

Contoh:

raudah al-atfāl روضة األطفال

raudatul atfāl

al-madīnah al-munawwarah المدينة المنورة

al-madīnatul-munawwarah

Talhah طلحة

E. Syaddah (Tasydid)

Syaddah yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan sebuah tanda yaitu syaddah

atau tasydid, dalam tranliterasi ini tanda syaddah dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf

yang diberi syaddah itu.

Contoh:

Page 11: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

al-hajj الحـج Rabbanā ربنا

Nu"ima نعم Nazzala نزل

F. Kata Sandang (di depan hurup syamsiah da qamariah)

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

tanda ال namun dalam transliterasi ini tidak dibedakan antara kata sandang yang

bersambung dengan huruf qomariah atau syamsiyyah

Contoh:

Alqalamu القلم Arrajulu الرجل

Albadī'u البديع assayyidatu السيدة

G. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang

terletak ditengah atau di akhir kata. Apabila terletak di awal kata, hamzah tidak

dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

Inna إن Ta'khużūna تأخذون

Umirtu أمرت 'An-nau النوء

Akala أآـل Syai'un شيء

Page 12: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

H. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata baik fi’il atau kata kerja, isim maupun huruf, ditulis terpisah.

Hanya kata-kata terentu penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim, dirangkaikan

dengan kata lain. Hal ini karena ada huruf atau harokat yang dihilangkan, maka dalam

transliterasi ini penulissan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang

mengikutinya.

Contoh:

و خير الرازقينو إن اهللا له Wa innallāha lahua khair arrāziqīn

Wa innallāha lahua khairurrāziqīn

Fa aufūl al-kaila wa-almīzān فأوفوا الكيل و الميزان

Fa aufūl-kaila wal-mīzān

Ibrāhīm al-khalīl إبراهيم الخليل

Ibrāhīmul-khalīl

Bismillāhi majrehā wa mursāhā مجراها و مرساهابسم اهللا

ولله علي الناس حج البيت من

استطاع إليه سبيال

Walillāhi 'alan-nāsi hijju al-baiti

manistatā'a ilaihi sabīla

Walillāhi 'alan-nāsi hijjul-baiti

manistatā'a ilaihi sabīla

I. Pemakaian Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini

huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti yang berlaku dalam ejaan

bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, antara lain digunakan untuk menulis awal nama

diri dan permulaan kalimat. Apabila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang

Page 13: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut. Bukan huruf awal kata

sandang.

Contoh:

رسولو ما محمد إال Wa mā Muhammadun illā rasūl

شهر رمضان الذي أنزل فيه

القرآن

Syahru Ramadāna al-lazī unzila fīh

al-Qur'ānu

Syahru Ramadānal-lazī unzila fīhil

Qur'ānu

Inna awwala baitin widia linnāsi إن أول بيت وضع للناس

J. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman transliterasi ini

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu Tajwid. Karena itu, peresmian

pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman tajwid.

Page 14: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

PEDOMAN TRANSLITERASI iv

DAFTAR ISI xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 9

D. Kajian Pustaka 10

E. Metode Penelitian 12

F. Sistematika Penulisan 15

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian 17

2. Landasan Syari’ah/Hukum 21

3. Rukun dan Syarat 25

4. Aplikasi dan skema pembiayaan 28

5. Perbedaan murabahah dengan pembiayaan konsumen

(consumer finance) 29

B. Lembaga Keuangan Mikro Syariah

1. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Syariah 34

2. Manajemen Lembaga Keuangan Mikro Syariah 37

3. Peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah 40

4. Tujuan Lembaga Keuangan Mikro Syariah 42

BAB III GAMBARAN UMUM BMT HUSNAYAIN

Page 15: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

A. Profil Singkat BMT Husnayain 45

B. Visi, Misi dan Motto BMT Husnayain 47

C. Struktur Organisasi BMT Husnayain 47

D. Produk-Produk BMT Husnayain 49

E. Wilayah Penyaluran Dana BMT Husnayain 54

F. Kerjasama Dengan Pihak Lain 54

BAB IV ANALISIS KONSEP PEMBIAYAAN KPRS MELALUI LEMBAGA

KEUANGAN MIKRO SYARI’AH BMT HUSNAYAIN

A. Konsep Pembiayaan KPRS 56

B. Aplikasi Pembiayaan KPRS

1. Syarat-syarat calon pemohon pembiayaan KPRS 58

2. Prosedur pembiayaan KPRS 60

3. Sasaran pembiayaan KPRS 63

C. Analisis Kesesuaian Konsep Pembiayaan KPRS berdasarkan

Prinsip Syariah melalui BMT Husnayain 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 69

B. Saran 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang

Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), dan Keputusan Presiden Nomor 124 tahun

2001 jo Nomor 8 tahun 2002 dan Nomor 34 tahun 2002 tentang Komite

Penanggulangan Kemiskinan, pemerintah telah secara tegas menetapkan bahwa

penanggulangan kemiskinan merupakan prioritas tertinggi. Sehubungan dengan itu,

Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat memprioritaskan koordinasi

kebijakan dalam penanggulangan kemiskinan jangka panjang (2004-2015). Percepatan

penanggulangan kemiskinan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah

maupun swasta. Salah satu upaya mempercepat pengendalian kemiskinan dapat

melalui penyadaran dan pembelajaran kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk

dapat menumbuhkembangkan usahanya. Kelemahan yang selama ini terjadi pada

masyarakat berpenghasilan rendah adalah kesulitan dalam mengakses permodalan di

lembaga keuangan bank. Lembaga keuangan yang ada selama ini tidak menjangkau

pembiayaan skala kecil apalagi ditunjang dengan persyaratan yang ada di bank tidak

dapat dipenuhi oleh masyarakat berpenghasilan rendah.1

Seiring berjalannya waktu, beberapa lembaga keuangan tumbuh dan

berkembang pesat di Indonesia, yaitu Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang

1 M. Amin Aziz, Pedoman Pendirian BMT (Jakarta: PINBUK PRESS, 2004), h.25.

Page 17: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

mempunyai kedudukan sangat penting sebagai lembaga ekonomi Islam berbasis

syariah ditengah proses pembangunan Nasional. Berdirinya Lembaga Keuangan

Syariah (LKS) merupakan implementasi dari pemahaman umat Islam terhadap prinsip-

prinsip muamalah dalam prinsip hukum ekonomi Islam yang selanjutnya

direpresentasikan dalam bentuk perantara ekonomi Islam sejenis lembaga keuangan

syariah bank dan non-bank.

Upaya untuk menjalankan ekonomi rakyat dalam rangka menjalankan amanat

rakyat yang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi nasional agar terwujud

pengusaha menengah yang kuat dan besar jumlahnya, serta terbentuknya keterkaitan

dan kemitraan yang saling menguntungkan antara usaha kecil, menengah dan koperasi,

penetapan kebijaksanaan dasar strategi dan program yang tepat akan mempercepat

pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi yang berarti akan mempercepat

pula upaya untuk mewujudkan demokrasi ekonomi. Strategi dasar yang perlu

dikembangkan untuk memberdayakan ekonomi rakyat meliputi perlunya keberpihakan

dalam bentuk political will, penciptaan iklim yang kondusif dan pemberian bantuan

serta penguatan kualitas SDM. Sementara strategi dan program pendampingan perlu

dikembangkan dengan berangkat dari kendala dan kelemahan yang masih dihadapi

oleh usaha kecil, menengah dan koperasi.2

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa lembaga keuangan bank maupun

non bank yang bersifat formal dan beroperasi di pedesaan, umumnya tidak dapat

2 Baihaqi, Pokok-Pokok Kesepahaman Antara Dirjen Bangda Depdagri Dengan Pinbuk Sebagai Upaya

Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Dalam Rangka Pembangunan Daerah (Jakarta: Bangda DEPDAGRI 1997), h. 21.

Page 18: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah ke bawah.

Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi penanggungan resiko dan biaya operasi

dalam identifikasi usaha dari pemantauan penggunaan kredit yang layak usaha.

Ketidakmampuan lembaga keuangan ini penyebab terjadinya kekosongan pada segmen

pasar keuangan di wilayah pedesaan. Kekosongan ini diisi oleh lembaga keuangaan

illegal yaitu para Renternir dengan mengunakan sistem suku bunga yang tinggi. Untuk

menanggulangi kejadian-kejadian seperti ini perlu adanya suatu lembaga yang mampu

menjadi jalan tengah. Wujud nyatanya adalah dengan memperbanyak pengoperasian

lembaga keuangan berprinsip bagi hasil, yaitu: BPRS dan BMT.

Dari sekian banyak lembaga keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

merupakan lembaga ekonomi Islam yang dibangun berbasis keumatan, sebab dibentuk

dari, oleh dan untuk masyarakat.3 Baitul maal wat Tamwil (BMT) pada dasarnya

merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam terutama dalam bidang

keuangan. Istilah Baitul Maal telah ada sejak zaman Rasulullah, meskipun

keberadaannya belum berbentuk lembaga yang permanen seperti sekarang dan hanya

tatanan praktis. Kelembagaan Baitul Maal secara mandiri sebagai lembaga ekonomi

yang berdiri pada masa Umar bin Khattab atas usulan ahli fiqh bernama Walid bin

Hisyam.4 Baitul Maal wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal dan

Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan

3 Hendi Suhendi, dkk,. BMT dan Bank Islam Instrumen Lembaga Keuangan Syariah (Bandung: Pustaka

Bani Quraisy, 2004), h.5.

4 Pusat pengkajian dan Pengembangan Usaha Kecil, Pendidikan dan Pelatihan Baitulmaal Wa Tamwil (tt: PSUK, 1995), h.1.

Page 19: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

penyaluran dana yang non-profit, seperti: zakat, infaq dan shadaqah. Sedangkan Baitul

Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersil. Usaha-usaha

tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung

kegiatan ekonomi masyarat kecil berlandaskan syariah.5

BMT sebagai lembaga keuangan syariah non-bank yang sifatnya informal.

Disebut informal karena lembaga ini didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) yang berbeda dengan kelembagaan keuangan perbankan dan lembaga keuangan

formal lainnya. Bila dijalankan dengan baik BMT sangatlah efektif untuk menjangkau

masyarakat miskin, sesuai dengan kapasitas lembaganya. Mulai dari kelompok fakir

miskin yang bisa memperoleh manfaat dari baitulmaal melalui pinjaman kebajikan

(qordul hasan) yang bersumber dari dana zakat, infak, sodaqoh, maupun para

pengusaha gurem yang selama ini kesulitan untuk mengakses kredit dari bank akan

lebih mudah memperoleh pembiayaan dari BMT.

Inilah konsep implementatif yang secara nyata layak diharapkan untuk

mengatasi masalah kemiskinan. Misi sosial ini merupakan manifestasi prinsip

perekonomian Islam yang menekankan pada keadilan, kepedulian, dan

pemerataan/distribusi pendapatan, sehingga lebih menjamin hubungan yang harmonis

antarkelas masyarakat.

Di Indonesia lembaga keuangan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) sebagai

lembaga simpan pinjam, dalam formalitasnya BMT mengikuti ketentuan UU Nomor

5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah “Deskripsi dan Ilustrasi”(Yogyakarta:

Ekonisia, 2004), h.96.

Page 20: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

10 tahun 1998 beserta ketentuan pelaksananya seperti Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 1992 yang mengatur mengenai bank dengan prinsip bagi hasil. BMT berbentuk

koperasi simpan pinjam merupakan unit usaha otonom yang hanya menaungi kegiatan

simpan pinjam, akan tetapi bila usahanya selain dari koperasi simpan pinjam, seperti

koperasi serba guna, maka BMT dapat melaksanakan kegiatan otonom dari unit simpan

pinjam yang ada. Hal ini tertulis dalam UU Nomor 25 tahun 1992 tentang

pengoperasian dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1999 tentang pelaksana

kegiatan usaha koperasi.6

Sebelum menjalankan usahanya, BMT mesti mendapatkan sertifikat operasi

dari PINBUK. PINBUK merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat yang

memiliki kepedulian untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia.

PINBUK sebagai lembaga primer karena prakteknya, PINBUK menetaskan Baitul

Maal Wa Tamwil (BMT). Sementara itu, PINBUK sendiri mesti mendapat pengakuan

dari Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga pengembangan swadaya masyarakat yang

mendukung program proyek hubungan Bank Indonesia dengan kelompok swadaya

masyarakat. Selama ini, perkembangan BMT di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

peran Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK) yang secara kelembagaan Baitul Maal

wat Tamwil (BMT) didampingi atau didukung PINBUK dalam hal mendorong

pendirian BMT-BMT di Indonesia. Dan pada gilirannya BMT merupakan reprentasi

6 Baihaqi Abd Madjid dan Saifuddin A Rosyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan sistem Syariah:

perjalanan gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia (Jakarta: PINBUK, 2000).

Page 21: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

dari kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu

mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat.7

Kebutuhan primer masyarakat adalah Rumah. Setiap manusia akan berusaha

untuk memenuhi setiap kebutuhannya. Akan tetapi, untuk kebutuhan rumah layak huni

tidak semua masyarakat dapat memenuhinya dikarenakan mahalnya harga bahan

bangunan yang menjadi hambatan bagi sebagian masyarakat dalam menjaga agar

rumah mereka tetap layak huni di tengah berbagai kerusakan akibat cuaca yang kurang

bersahabat. Melihat kondisi tersebut, salah satu kebijakan yang baru direalisasikan

pemerintah dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor:

06/PERMEN/M/2007 adalah mengalokasikan subsidi perumahan untuk

kepemilikan/pembangunan/perbaikan Rumah Sederhana Sehat (RSH) bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR), baik konvensional maupun dengan prinsip syariah,

melalui perbankan/lembaga keuangan non bank/koperasi yang bertujuan untuk

membantu masyarakat yang mengalami kesulitan biaya agar dapat melakukan renovasi

rumah mereka sehingga layak huni.

Sebagaimana diketahui, bahwa sesuai dengan Undang Undang Perbankan

Nomor 10 tahun 1998, Indonesia menganut dual banking sistem yakni perbankan

konvensional dan perbankan syariah, oleh karena itu pemerintah senantiasa berupaya

mengembangkan sistem pembiayaan kepemilikan/ pembangunan/perbaikan rumah

bersubsidi baik dengan sistem konvensional maupun dengan prinsip syariah. Upaya

7 M. Sholahudin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam (Surakarta: Muhamadiyah University Press,

2006), h.75.

Page 22: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

tersebut dilakukan untuk memberikan pilihan kepada masyarakat luas dalam

memperoleh Rumah Sederhana Sehat (RSH). Peraturan Menteri Keuangan Nomor

73/PMK.02/2005 telah membuka peluang bagi lembaga bank, lembaga keuangan non

bank, dan koperasi untuk menjadi Lembaga Penerbit Kredit/Pembiayaan yang dapat

berpartisipasi dalam melaksanakan kebijakan subsidi perumahan. KPRS

(Kredit/pembiayaan Perbaikan Rumah Swadaya) Mikro Syariah Bersubsidi dengan

prinsip syariah adalah pembiayaan yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit

Pembiayaan yang telah beroperasi dengan prinsip syariah kepada Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam rangka memfasilitasi pembangunan atau

perbaikan rumah yang telah dimiliki yang dilakukan secara swadaya. Subsidi ini

ditujukan bagi keluarga/rumah tangga yang baru pertama kali memiliki rumah atau

baru pertama kali menerima subsidi perumahan dan termasuk ke dalam MBR

(Masyarakat Berpenghasilan Rendah).

Adapun Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) antara Kementerian Negara

Perumahan Rakyat dengan lembaga keuangan mikro syariah / Baitul Maal wa Tamwil

(BMT) dalam melaksanakan program KPRS Mikro Syariah Bersubsdi ini adalah BMT

Husnayain Pasar Rebo sebagai perwakilan daerah DKI Jakarta.

Terdorong dari pemikiran inilah, penulis mencoba untuk menyusun sebuah

tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul “ Konsep Pembiayaan KPRS

(Kredit/pembiayaan Perbaikan Rumah Swadaya) Melalui Lembaga Keuangan

Mikro Syariah (Studi di BMT Husnayain Pasar Rebo) ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Page 23: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

1. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya bmt-bmt yang bermunculan sekarang ini, maka penulis

hanya akan meneliti pada BMT Al-Husnayain Pasar Rebo. Agar permasalah yang

dibahas dalam skripsi ini tidak meluas maka penulis membatasinya pada permasalahan

Konsep Pembiayaan KPRS (Kredit/pembiayaan Perbaikan Rumah Swadaya) Melalui

Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Perlu diketahui bahwa pembiayaan KPRS pada

BMT Husnayain adalah (Kredit/Pembiayaan Perbaikan Rumah Swadaya). Namun,

disini penulis tetap menggunakan istilah yang lebih umum yaitu KPRS.

2. Perumusan Masalah

Dalam merealisasikan batasan masalah di atas, maka penulis mencoba

merumuskan masalah untuk memudahkan dalam pembahasan selanjutnya. Adapun

rumusan masalah yang akan dirumuskan adalah sbb:

1. Bagaimanakah konsep pembiayaan KPRS melalui lembaga keuangan mikro

syariah di BMT Husnayain Pasar Rebo?

2. Siapa saja sasaran dari pembiayaan KPRS melalui lembaga mikro syariah di

BMT Husnayain Pasar Rebo?

3. Apakah pembiayaan KPRS yang dipraktekkan BMT Husnayain Pasar Rebo

telah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah ynag telah dirumuskan oleh penulis di atas

maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya:

Page 24: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

1. Untuk mengetahui konsep pembiayaan KPRS melalui lembaga Keuangan Mikro

pada BMT Husnayain Pasar Rebo.

2. Untuk mengetahui sasaran dari pembiayaan KPRS melalui Lembaga Mikro

Syariah di BMT Husnayain Pasar Rebo.

3. Untuk mengetahui pembiayaan KPRS pada BMT Husnayain apakah telah

sesuai dengan prinisp syari’ah.

Adapun manfaat dari hasil penulisan skripsi ini adalah

1. Manfaat teoritis: hasil ini diharapkan berguna bagi kalangan pelajar, mahasiswa,

dan akademis lain.

2. Manfaat praktis: hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pelaku-pelaku

ekonomi Islam yang bergerak pada Baitul Mal wat Tamwil agar sesuai dengan

misi dan visi.

3. Manfaat kebijakan: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada lembaga-lembaga yang terkait dengan permasalahan ini.

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber

kepustakaan, penulis melihat bahwa masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat

penting dan prospektif. Karena penelitian mengenai pembiayaan KPRS ini melalui

Lembaga keuangan mikro syaraiah belum pernah ada yang membahas tentang ini

sebelumnya, akan tetapi sudah ada yang membahas mengenai KPR Syariah (Kredit

Kepemilikan Rumah) pada lembaga keuangan perbankan syariah. Adapun judul skripsi

Page 25: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

terdahulu yang membahas tentang KPR Syariah adalah Adapun kajian pustaka yang di

gunakan adalah:

1. Dian Lestari (2006) melakukan penelitian tentang Analisa Pembiayaan

Kepemilikan Rumah (KPR) pada BTN Syariah kantor cabang syariah Jakarta-

Harmoni.

Kesimpulan: pembiayaan KPR Syariah merupakan praktik murabahah dengan

pesanan. Bila semua rukun dan syarat pada akad-akad dalam pembiayaan ini

terpenuhi sempurna maka dapat dikatakan bahwa transaksi tersebut sah. Maka

praktik KPR Syariah dinilai sah dan sesuai dengan syara’.

2. Mahfudin (2007) melakukan penelitian tentang kesesuaian aplikasi jual-beli

murabahah dalam pembiayaan KPR Syariah. Studi Pada Unit Usaha Syariah

PT. Bank Permata Tbk.

Kesimpulan: biaya kredit dalam pembiayaan bank syariah berdasarkan

murabahah atau mark-up harga adalah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan

pembiayaan berdasarkan bunga tetap (fixed). Yaitru pad sisi factor yang

mempengaruhi kedaunya, pembagian resiko, hubungan antara bank dan

nasabah, dan juga pada penyelesaian hutang bagi nasabah akan dikenakan

sanksi apabila telat membayarnya.

Dari kedua penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh sdra. Mahfudin dan

sdri. Dian Lestari ternyata memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang

penulis lakukan.

Adapun persamaan yang penulis maksudkan yaitu sama-sama berkaitan dengan

pembiayaan Murabahah. Sedangkan letak perbedaannya yaitu maksud KPRS bagi

Page 26: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

penulis adalah (Kredit/pembiayaan Perbaikan Rumah Swadaya) pada lembaga

keuangan mikro syariah. Menurut sdra. Anwari dan sdri. Dian Lestari KPR Syariah

(Kredit Kepemilikan Rumah) pada lembaga Perbankan. Jadi penelitian yang sudah ada

pada bagian pengertian KPRS-lah yang membedakannya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi lapangan (field research), yaitu dengan objek

penelitiannya adalah BMT Husnayain Pasar Rebo. Dan juga penelitian ini adalah studi

kepustakaan (library research), yaitu dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku,

sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan pembahasan. Penelitian ini bersifat

deskriptif-analisis

2. Jenis Data

a. Data Primer: data yang diperoleh langsung oleh peneliti dalam proses penelitian.

Data primer ini diperoleh melalui informasi dan data-data yang terkait dengan

penelitian yang berasal dari BMT seperti wawancara langsung terhadap pihak-

pihak yang bersangkutan, dan literature-literatur lainnya.

b. Data Sekunder: buku, karya ilmiah, dokumen-dokumen dan lainnya.

3. Sumber Data

a. Primer: data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau dari hasil

penelitian lapangan. Penulis secara langsung mengadakan wawancara kepada

pihak-pihak yang terkait dengan masalah ini yaitu Bpk. Drs. Komaruddin

selaku Direktur BMT Husnayain Pasar Rebo.

Page 27: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

b. Sekunder: data yang diterima melalui studi dokumentasi yang ada hubungannya

dengan materi skripsi ini. Penulis melakukan studi kepustakaan dengan

melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mencari data dari

berbagai literatur.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data

skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Penelitian kepustakaan (library research), merupakan data sekunder yang

digunakan untuk mendukung data primer, dalam hal ini penulis mengadakan

penelitian terhadap literatur yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini,

literatur ini berupa buku, majalah, surat kabar, internet, dan lain-lain yang

berkaitan dengan tema skripsi tersebut.

b. Penelitian Lapangan (field research), data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah jenis data primer, yaitu data yang diperoleh dari BMT. Dengan metode

ini penulis memperoleh data dan informasi tentang Konsep KPRS melalui

Lembaga Keuangan Mikro Syariah dengan menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

1) Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap

fenomene-fenomena yang diselidiki.8 Hal-hal yang dilakukan dalam

observasi adalah mengenai keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi

penelitian yang berkaitan dengan pembiayaan KPRS.

8 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, cet-XXI, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), h. 132.

Page 28: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

2) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan dokumen-dokumen

tentang KPRS yang ada pada BMT Husnayain dan laporan-laporan lain

yang terkait dengan masalah penelitian.

3) Wawancara (interview), sumber data yang digunakan adalah data primer

yaitu data yang didapatkan dari lapangan atau pengumpulan data dengan

melakukan interview kepada pihak-pihak yang dapat memberikan

informasi untuk penelitian ini.

5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan penelitian kualitatif yag

bersifat deskriptif, yakni penelitian yang menggambarkan data dan informasi

berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh di lapangan mengenai konsep KPRS pada

BMT Husnayain.

6. Teknik Penulisan

Adapun sistem penulisan skripsi ini, mengacu kepada “Pedoman Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Isalam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan dan pembahasan skripsi ini, penulis akan

membagi bahasan kedalam lima bab untuk mengemukakan hal-hal yang dianggap

penting dan berkaitan dengan judul penulisan yang secara garis besar adalah sebagai

berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Page 29: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Dalam bab ini mencakup: latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan

teknik penulisan, kajian pustaka serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian pembiayaan murabahah,

landasan syariah, aplikasi, skema pembiayaan

Pengertian lembaga keuangan mikro syariah, manajemen lembaga keuangan

mikro syariah, peranan, dan tujuan.

BAB III GAMBARAN UMUM BMT HUSNAYAIN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang : sejarah berdirinya, visi, misi dan

motto, stuktur organisasi, produk-produk BMT Husnayain, Wilayah

penyaluran dana BMT Husnayain dan Kerjasama dengan pihak lain.

BAB IV ANALISIS KONSEP PEMBIAYAAN KPRS MELALUI LEMBAGA

KEUANGAN MIKRO SYARIAH

dalam bab ini membahas tentang : Konsep pembiayaan KPRS. Aplikasi

pembiayaan KPRS melalui LKMS : syarat-syarat calon pemohon

pembiayaan KPRS, prosedur pelaksanaan pembiayaan KPRS dan sasaran

pembiayaan KPRS. Analisis kesesuaian konsep KPRS dengan prinsip

syariah melalui lembaga keuangan mikro syari’ah pada BMT Husnayain

BAB V PENUTUP Bab ini mencakup tentang: kesimpulan dan saran

Page 30: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH

DAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARI’AH

A. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Secara etimologis Murabahah berasal dari kata ربح-يربح-ربحا yang berarti

beruntung. Dengan kata lain mengusahakan keuntungan dalam perdagangan. Jadi

murabahah adalah saling menguntungkan9

Secara terminologis, Murabahah adalah suatu bentuk jual beli dimana

penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian penjual

mensyaratkan keuntungan dalam jumlah tertentu.10

Dalam beberapa Kitab Fiqh, Murabahah merupakan salah satu bentuk jual

beli yang bersifat amanah. Murabahah terlaksana antara penjual dan pembeli

berdasarkan harga barang, harga asli pembelian penjual yang diketahui oleh

pembeli dan keuntungan penjual pun diberitahukan kepada pembeli.11

Di dalam Kamus Istilah Fiqh sendiri dijelaskan bahwa murabahah adalah

suatu bentuk jual-beli barang dengan tambahan harga (cost plus) atas dasar harga

9 Mahmud Yunus, kamus arab-Indonesia, (Jakarta: Hidayakarya Agung, 1990), cet ke-8, h. 136

10 Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam: Suatu Pengantar, (Jakarta: Kalam Mulia, 1995), jilid 2, h. 70.

11 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h.14.

Page 31: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

pembelian yang pertama secara jujur.12 Dalam Daftar Istilah Buku Himpunan Fatwa

DSN (Dewan Syariah Nasional) yang dimaksud murabahah adalah menjual suatu

barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli

membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.13 Sedangkan dalam PSAK 59

tentang Akutansi Perbankan Syariah paragraf 52 dijelaskan bahwa murabahah

adalah akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan

(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.14

Hal yang sama didefinisikan oleh Praktisi Perbankan Adiwarman Karim

yaitu Murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah

keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian

menjualnya dengan keuntungan tersebut dapat dinyatakan dengan nominal rupiah

atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%.15

Muhammad mendefinisikan murabahah adalah suatu perjanjian jual beli

antara bank dengan nasabah, dimana pihak bank membeli barang yang diperlukan

nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yabg bersangkutan sebesar

12 M. Abd. Mujieb, et. Al., Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), cet ke-2,. h.225.

13 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa DSN untuk Lembaga Keuangan Syari’ah, (Penerbit Dewan Syari’ah Nasional Majlis Ulama dan Bank Indonesia), h. 21.

14 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), cet ke 1, h.14

15 Adiwarman Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.86.

Page 32: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

harga perolehan ditambah dengan margin (tingkat keuntungan) yang disepakati

antara bank dan nasabah.16

Sementara itu, dari sudut pandang Muhammad syafi’i Antonio menjelaskan

bahwa bai al-Murabahah itu adalah jual-beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah penjual harus

memberitahu harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan

dengan tambahannya.

Prinsip murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan

barang investasi. Murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan

barang secara mendesak tetapi kekurangan dana. Lalu kemudian meminta kepada

pihak yang memberi dana (dalam kasus ini, BMT) agar membiayai pembelian

barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang diterima. Harga jual

didalam murabahah adalah harga pokok ditambah profit margin (tingkat

keuntungan) yang disepakati. Dalam transaksi jual beli murabahah ini BMT

bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Kedua belah pihak

harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Kesepakatan harga

jual dicantumkan dalam akad jual beli dan tidak dapat berubah menjadi lebih mahal

selama berlakunya akad.17 Yang membedakan dengan jenis jual beli lain adalah

keharusan memberitahukan harga pokok suatu barang kepada nasabah.

16 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Ekonisia, UII, 2004), h. 201.

17 Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Cabang Bank Syari’ah, (Jakarta: Bank Indonesia, 1999), h. 33.

Page 33: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Dari berbagai pengertian murabahah yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis dapat menarik kesimpulan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang

yang bersifat amanah, dimana dalam hal ini lembaga keuangan selaku pihak penjual

harus menyebutkan dengan jelas harga perolehan dan keuntungan yang akan

disepakati oleh penjual dan pembeli. Karena dalam murabahah ini ditentukan

berapa tingkat keuntungan yang diperoleh. Adapun sistem pembayarannya dapat

dilakukan baik secara tunai maupun dicicil. Dalam pelaksanaanya lembaga

keuangan memberi kekuasaan penuh kepada nasabah untuk membeli barang yang

diperlukan. Selanjutnya, pada saat yang bersamaan lembaga keuangan menjual

barang tersebut kepada nasabah dengan harga asal ditambah sejumlah keuntungan

yang disepakati dan dibayarkan oleh nasabah pada jangka waktu tertentu, sesuai

dengan kesepakatan antara lembaga keuangan dan Nasabah. Dalam transaksi

murabahah, penjual (Lembaga Keuangan) juga harus memperlihatkan atau

menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak termasuk barang

haram.

2. Landasan Syari’ah Murabahah

a. Al-Qur’an.

Murabahah termasuk kedalam salah satu bentuk jual-beli. Landasan

hukum murabahah bersumber dari al-quran, as-sunah dan ijma. Oleh karena itu

murabahah diperbolehkan secara hukum, karena Allah SWT tela menghalalkan

jual-beli. Kebolehan jual-beli murabahah ini terlihat dalam QS. An-Nisa (4) : 29

Page 34: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

ةتجار تكون أن إلا بالباطل بينكم أموالكم تأآلوا لا ءامنوا الذين ياأيها

)النساء( رحيما بكم آان الله إن أنفسكم تقتلوا ولا منكم تراض عن

٢٩:(٤( Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka yang berlaku diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa (4) : 29)

Landasan lain tentang murabahah tertera dalam QS. Al-Baqarah (2) : 275

من الشيطان يتخبطه الذي يقوم آما إلا يقومون لا الربا يأآلون الذين

وحرم البيع الله وأحل الربا مثل البيع إنما قالوا بأنهم ذلك المس

.…الربا

)٢٧۵ :(٢) البقرة(Artinya:

”Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaadn mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba….” (Al-Baqarah (2): 275)

b. Hadis

عليه اهللا صلى اهللا رسول قال :قال أبيه عن صهيب بن صالح عن

با البر خلط و ,المقارضة ,أجل إلى عالبي :البرآة فيهن ثالث :وسلم

)ماجه ابن رواه (.للبيع لا للبيت السعيرArtinya:

“Dari Shalih bin Suhaib ra, dari ayahnya berkata: “Bersabda Rasulullah saw: “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli

Page 35: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah)18

Hadis di atas tergolong hadis yang sanadnya lemah, walau demikian

dapat diambil faedahnya, dimana nabi mengutarakan adanya suatu keberkahan

dalam 3 (tiga) hal, salah satunya adalah menjual dengan tempo pembayaran

(kredit) karena didalamnya unsur saling berbaik hati, saling mempermudah

urusan dan memberikan pertolongan kepada orang yang berhutang dengan cara

penundaan pembayaran.

c. Ijma

Ijma mayoritas ulama tentang kebolehan jual-beli dengan cara murabahah.19

d. Fatwa DSN MUI

1). Fatwa DSN NO.04/DSN-MUI/IV/2000 Tanggal 1 April tentang

Murabahah20, Memutuskan bahwa dalam rangka membantu masyarakat

guna melangsungkan dan meningkatkan kesejahteraan dan berbagai

kegiatan, bank syari’ah perlu memiliki fasilitas murabahah bagi yang

18 Al Imam al-Hafiz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, sunan Ibnu Majah, (Beirut:

al-Fikr, 1995), Jilid I, h.720

19 Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta: DSN, 2003), edisi ke 2, h.25.

20 Ibid., h.25.

Page 36: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

memerlukannya, yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga

belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih

sebagai laba.

2). Fatwa DSN NO.13/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September tentang

Uang Muka dalam Murabahah21, memutuskan bahwa dalam akad

pembiayaan murabahah, Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) dibolehkan

untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat. Besar

jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan.

3). Fatwa DSN NO.16/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September 2000

tentang Diskon dalam Murabahah22, memutuskan bahwa harga dalam

murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah

keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Jika dalam jual beli murabahah LKS

mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah

diskon; karena itu, diskon adalah hak nasabah. Dalam akad, pembagian

diskon setelah akad hendaklah diperjanjikan dan ditandatangani.

4). Fatwa DSN NO.17/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September 2000

tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu Yang Menunda-nunda Pembayaran23,

memutuskan bahwa sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang

dikenankan LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-

21 Ibid., h.83.

22 Ibid., h.98.

23 Ibid., h.105.

Page 37: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

nunda pembayaran dengan disengaja. Nasabah yang tidak/belum mampu

membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi.

5). Fatwa DSN NO.23/DSN-MUI/III/2002 Tanggal 28 Maret 2002 tentang

Potongan Pelunasan dalam Murabahah24. Memutuskan bahwa jika nasabah

dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu

atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan

potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak

diperjanjikan dalam akad.

3. Rukun dan Syarat Murabahah

Murabahah merupakan salah satu dari jenis pembiayaan berdasarkan

konsep jual beli, yaitu menjual dengan harga asal (modal) ditambah margin

(keuntungan) yang disepakati.sebagaimana halnya jual beli. Dengan demikian

hukum dan rukunnya berpedoman pada hukum dan rukun jual beli yaitu:

a. Sighat, yaitu ijab dan qabul

b. Al-‘Aqidain, yaitu orang yang berakad, dalam hal ini penjual dan pembeli

c. Al-Ma’qud ‘Alaih, yaitu harga barang yang dijual belikan.

Menurut ulama Hanafiah, orang yang berakad, barang yang dibeli, dan

harga barang termasuk kedalam syarat-syarat jual-beli, bukan rukun jual beli.25

24 Ibid., h. 148.

25 Harun Nasrun, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 115.

Page 38: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Adapun syarat-syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli di atas adalah

sebagai berikut:

a. Syarat yang berkaitan dengan ijab dan qabul

Ulama fiqh mengemukakan bahwa syarat ijab dan qabul adalah sebagai

berikut:

1). Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal .

2). Qabul sesuai dengan ijabnya.

3). Ijab dan Qabul dilakukan dalam satu Majlis.26

b. Syarat orang yang berakal

Para ulama fiqh sepakat bahwa orang yang melakukan akad jual beli

harus memenuhi syarat baligh dan berakal. Oleh karena itu, jual beli yang

dilakukan oleh anak kecil yang sudah mumyyiz, menurut ulama Hanafiyah,

hukumnya sah jika akad yang dilakukan membawa keuntungan bagi anak

tersebut, dan tidak sah membawa kerugian.27

c. Syarat harga barang (as-Saman) dan barng yang dijual belikan

Para ulama membedakan as-Saman dengan as-Si’ir, menurut mereka as-

Saman adalah harga pasar yang berlaku ditengah-tengah masyarakat secara

aktual. Sedangkan as-Si’ir adalah modal barang yang seharusnya diterima para

pedagang sebelum dijual ke konsumen. Adapun syarat-syarat harga barang

adalah:

26 Ibid., h.116.

27 Ibid.

Page 39: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

1). Ketentuan harga jual ditetapkan di awal perjanjian dan tidak boleh berubah

selama perjanjian.

2). Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan. Selain itu,

juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga untuk pembayaran yang

berbeda.

3). Harga yang disepakati adalah harga jual sedangkan harga beli harus

diberitahukan.

4). Apabila jual beli dilakukan dengan saling mempertukarkan barang, maka

barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang yang diharamkan oleh

Syara’, seperti, babi dan khamar, karena kedua jenis benda ni tidak bernilai

Syara’.28

Menurut Muhammmad Syafi’I Antonio syarat Murabahah adalah sebagai

berikut:

a. Penjual memberitahukan biaya modal kepada nasabah.

b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang diterapkan.

c. Kontrak harus bebas dari riba.

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli juka terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.

e. Jika penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,

misalnya jika pembelian dilakukan dengan hutang.

28 Ibid, h. 118-119

Page 40: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

f. Secara prinsip, jika syarat dalam 1, 4 atau 5 tidak dipenuhi, maka pembeli

memiliki pilihan sebagai berikut:

1). Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

2). Kembali kepada penjual dan menyatakan tidak setuju atas barang yang di

jual.

3). Membatalkan kontrak29

4. Aplikasi dan Skema Murabahah

Secara umum aplikasi dari Ba’i al Murabahah dapat digambarkan dalam

skema berikut ini

Skema Bai’ al Murabahah30

1. Negosiasi Pesanan dengan Kriteria

2. Akad Jual Beli

6. Bayar

5.Terima

Barang& Dokumen

3. Beli Barang 4. kirim

Keterangan:

29 Muhammad Syafi’I Antonio, bank syariah suatu pengenalan umum, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), h. 146

30 Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Cabang Bank Syari’ah, h. 33

LEMBAGA

KEUANGAN

NASABAH /

PEMBELI

SUPPLIER /

PENJUAL

Page 41: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

1. Lembaga Keuangan dan nasabah melakukan negosiasi tentang jenis barang,

jumlah, kualitas, harga dan keuntungan yang akan diambil Lembaga

Keuangan, dan cara pembayarannya.

2. Kesepakatan transaksi jual beli antara Lembaga Keuangan (penjual) dengan

nasabah, dibuatkan akad jual beli.

3. Lembaga Keuangan membayarkan uang langsung kepada pemasok atau

supplier, senilai harga barang yang dipesan

4. Pemasok atau supplier mengirim barang pesanan kepada pembeli.

5. Dokumen jual beli oleh pemasok atau supplier disampaikan ke Lembaga

Keuangan.

6. Pembeli (nasabah) melakukan pembayaran kepada Lembaga Keuangan sesuai

dengan kesepakatan (diangsur atau dibayar sekaligus dalam jangka waktu

tertentu).

5. Perbedaan Murabahah Dan Pembiayaan Konsumen (Customer Finance)31

Banyak pihak yang mengatakan bahwa murabahah tidak berbeda dengan

pembiayaan konsumen (customer finance) yang selama ini dilakukan oleh lembaga

keuangan, dalam hal objek yang diserahkan yaitukomoditas atau barang, harga

pokok ditambah dengan keuntungan, pembayarannya yang dapat dilakukan dengan

tunai atau cicilan dan sebagainya.

31 Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), cet ke 1, h.52

Page 42: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Sesuai keputusan menteri keuangan nomor 1251 / KMK.013 / 1988 yang

dimaksud dengan pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan yang

melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan

konsuman dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen.

Berdasarkan definisi tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu digarisbawahi dan

merupakan dasar dari kegiatan pembiayaan konsumen, yaitu:

a. Pembiayaan konsumen merupakan salah satu alternative pembiayaan yang dapat

diberikan kepada konsumen

b. Objek pembiayaan usaha jasa pembiayaan konsumen adalah barang kebutuhan

konsumen, biasanya kendaraan bermotor, alat elektronik, dan lain sebagainya.

c. Sistem pembayaran angsuran dilakukan secara berkala, biasanya dilakukan

perbulan dan tagihannya langsung kepada konsumen.

d. Jangka pengembalian bersifat fleksibel, tidak terikat dengan ketentuan seperti

financial lease.

Tabel 2.1

Perbedaan jual beli murabahah dan pembiayaan konsumen32

32 Ibid,h.54-55

Page 43: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

No Masalah Jual beli Murabahah Pembiayaan Konsumen

1 Akad Jual beli Harus ada barang

Pinjam meminjam Belum tentu ada barangnya

2 Obyek penyerahan

Barang yang diperjual belikan (barangnya harus ada)

Barang dapat diserahkan

sewaktu akad Barang berupa harta yang jelas

harganya Barang milik sendiri (lembaga

keuangan) Artinya terjaga

Uang yang akan dipergunakan

untuk membeli barang yang

dibutuhkan

3 Harga

perolehan

barang

Harus diberitahukan kepada

nasabah Tidak ada keharusan, karena

yang diserahkan uang bukan

barang (bahkan tidak tahu harga

perolehan harganya)

4 Tanda bukti

nasabah Tanda terima barang Tanda Terima Uang Tunai

Nasabah (TTUTN), promise atau

sejenisnya

5 Hutang

nasabah Sebasar harga jual, yaitu harga

perolehan barang ditambah

keuntunagn yang disepakati Berkurang sebesar pembayaran

angsuran yang dilakukan (tidak

membedakan lagi unsur pokok

dan keuntungan) Bagi nasabah tidak mengenal

hutang pokok dan hutang

margin

Pokok kredit ditambah dengan

bunga (tergantung system bunga

yang dikenakan-tetap, floating,

dsb) Berkurang sebesar pembayaran

poko kredit dan pembayaran

bunga (pada umumnya bank

mempergunakan system

perhitungan anuitas-pembayaran

angsuran pokok kecil awalnya) Ada hutang pokok dan hutang

bunga

6 Perhitungan Belum ditemukan perhitungan Perhitungannya dari sisa

Page 44: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

keuntungan keuntungan. keuntungan harus disepakati. Dilakukan sekali dari harga

perolehan barang setelah

dikurangi uang muka (jika

ada). Jika telah sepakati tidak

diperbolehkan berubah, sampai

akhir akad

outstanding pokok kredit yang

diberikan kepada nasabah

(biasanya bank mempergunakan

sistem perhitungan anuitas-

bunga pada awalnya, karena

modal nya dipergunakan juga

besar)

7 Nasabah

melunasi

sebelum

jatuh tempo

Sebesar sisa hutangnya (hutang

awal dikurangi dengan

pembayaran angsuran) Bank syariah diperkenankan

memberikan biaya potongan

pelunasan dipercepat, yang

besarnya merupakan kebijakan

bank

Sebesar sisa pokok kredit dan

biasanya bunga yang belum

diterima sebagai potongan

pelunasan Dengan cara perhitungan anuitas,

sisa pokok kredit pada awalnya

tersisa besar dan secara bertahap

menurun

8 Jaminan Nasabah dapat diminta untuk

memberikan jaminan Nasabah harus menyerahkan

jaminan

9 Diskon dari

supplier Pada prinsipnya menjadi milik

nasabah Diskon yang tidak jelas

pemiliknya, merupakan dana

kebajikan

Menjadi milik bank, sebagai

pendapatan non operasi

10 Denda Hanya kepada nasabah yang

mampu tapi tidak mau

membayar Nasabah yang tidak mampu

tidak diperkenankan membayar Denda yang diterima

merupakan pendapatan non

halal

Bagi nasabah yang tidak

membayar (tidak diperhatikan

nasabah yang mampu ataupun

tidak mampu) Denda yang diterima diakui

sebagai pendapatan non operasi

bank.

11 Uang muka Harus diserahkan kepada bank Dapat disetor langsung kepada

Page 45: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

syariah Jika pesanan dibatalkan, bank

mengalami rugi maka nasabah

harus menggantikan kerugian

riil bank dari uang muka Jika dilaksanakan, sebagai

pengurang hutang nasabah

supplier (self financing)

12 Pembagian

pokok dan

keuntungan

(untuk

kepentingan

bank)

Jika murabahah

pembayarannya dilakukan

secara tangguh, maka

pembagian pokok dan margin

harus dilakukan secara

proporsional merata dan tetap

selama jangka waktu angsuran Tidak dikenal pembayaran

pokok dulu atau margin dulu,

pembayaran angsuran adalah

pengurang hutang nasabah.

Pada umumnya bank

membedakan porsi pokok dan

bunga Pembagian dilakukan secara

anuitas, yaitu dengan jumlah

angsuran yang sama pada

awalnya porsi pokok lebih kecil

dan porsi bunga lebih besar dan

akhir sebaliknya Dimungkinkan untuk membayar

bunga dulu, atau membayar

pokok saja.

B. Lembaga Keuangan Mikro Syariah

1. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Lembaga keuangan dalam arti luas adalah lembaga perantara dari pihak

yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Lembaga

keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya dalam bentuk asset keaungan atau

tagihannya lebih utama dibandingkan dengan asset non financial atau asset riil.

Page 46: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi

modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.

Lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam berbagai cara yang paling

umum adalah mengelompokkan lembaga keuangan berdasarkan kemampuannya

menghimpun dan dari masyarakat secara langsung atau dasar tersebut lembaga

diklasifikasikan kepada dua jenis lembaga, yakni lembaga keuangan depositori dan

lembaga non depositori.

Lembaga keuangan depositori ini menghimpun dana secara langsung dari

masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) misalnya giro, tabungan, deposito

berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus. Lembaga yang

menawarkan jasa seperti ini adalah bank-bank.

Sedangkan yang dimaksud lembaga keuangan non depositori atau sering

disebut lembaga keuangan bukan bank yang mana kegiatan usahanya bersifat

kontraktual, yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk

melindungi penabung terhadap resiko ketidakpastian dan dapat mengelola dana

khusus dari klien dan membantu masing-masing pengusaha maupun usaha patungan

atau dana mudharabah. Dengan demikian, lembaga ini memerankan tabungan dari

mereka dan membantu pegusaha mencari dana untuk mengembangkan bisnis

mereka.33

33 Muhammad, kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat,

2002), h. 91.

Page 47: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Lembaga keuangan mikro melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha

dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi mikro, antara lain mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. Definisi lain

adalah keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat

yang bersifat profit motif. Atau lembaga ekonomi keuangan syariah non perbankan

yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini didirikan oleh

kelompok swadaya masyarakat yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan

dan lembaga keuangan lainnya.34 Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa

Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah sebuah lembaga ekonomi rakyat kecil,

yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil berdasarkan

prinsip syariah dan prinsip koperasi.35

Lembaga Keuangan Mikro Syariah selain berfungsi sebagai Lembaga yang

bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada

masyarakat. Lembaga ini juga berfungsi sebagai Lembaga Ekonomi yang bertugas

meningkatkan kegiatan para pengusaha kecil menyangkut produksi, konsumsi,

distribusi barang dan jasa dengan tujuan akhir mengembangkan usaha produktif dan

investasi dalam meningkatkan kegiatan menabung dan pembiayaan usaha ekonomi.

Secara konsep Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah suatu lembaga yang

didalamnya mencakup dua jenis kegiatan sekaligus, yaitu:

34 H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 183.

35 Peraturan Dasar dan Contoh AD-ART BMT, (Jakarta: PINBUK, 2000), h.1.

Page 48: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

a. Kegiatan mengumpulkan dana dari berbagai sumber seperti zakat, infak dan

sedekah dan lain-lain yang dapat dibagikan atau disalurkan kepada yang berhak

dalam mengatasi kemiskinan.

b. Kegiatan produktif dalam rangka menciptakan nilai tambah baru dan

mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersumber daya manusia.36

Atas landasan pengertian itu, maka lembaga keuangan Mikro Syariah

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi

paling banyak untuk anggota dan lingkungannya.

b. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya.

c. Milik bersama masyarakat menengah kebawah dari lingkungan Lembaga

Keuangan Mikro Syariah itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari

luar masyarakat itu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Lembaga Keuangan Mikro

Syariah harus dirumuskan secara sederhana sehingga mudah untuk didirikan.

Artinya, lembaga keuangan non perbankan ini harus dirumuskan secara sederhana

agar dapat ditangani dan dimengerti oleh para nasabah yang sebagian besar

berpendidikan rendah. Aturan-aturan dan mekanisme kerja di Lembaga keuangan

Mikro Syariah dibuat dengan lentur, efisien dan efektif sehingga memudahkan

nasabah untuk memanfaatkan fasilitasnya. Selain itu, kebijakan yang diambil

Lembaga Keuangan Mikro Syariah hendaknya terkait dengan kepentingan mendasar

36 Muhammad, kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat,

2002), h. 129.

Page 49: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

dari para anggota. Hal ini perlu dilaukakan agar pihak-pihak yang terlibat terus

termativasi untuk membina dan mnembnagkan lebih lanjut.37

2. Manajemen Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Bila kita mempelajari literatur manajemen, sesungguhnya manajemen yang

diterapkan atau dipakai setiap instansi bahkan lembaga keuangan itu hampir

memiliki kesamaan tujuan, hanya ada pengembangan-pengembangan tersendiri

pada setiap instansi atau lembaga tersebut. Maka dari itu akan ditemukan bahwa

istilah manajemen mengandung tiga pengertian pokok, yaitu pertama, manajemen

sebagai proses, kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang

melakukan aktivitas manajemen dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni dan

sebagai suatu ilmu.

Dari ketiga pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan

pengawasan sumber daya (men, money, materials, machines, methods dan market)

untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Dunia sekarang sedang mengalami perubahan yang cepat, 15 tahun dari

sekarang lingkungan sosial dan struktur sosial ekonomi dunia diperkirakan akan

berubah dan berbeda bila dibandingkan dengan yang pernah kita alami diakhir abad

20. Demikian pula strategi, struktur dan sistem manajemen organisasi bisnis

37 PINBUK, Peraturan Dasar dan Contoh AD-ART BMT, (Jakarta: PINBUK, 2000), h. 184.

Page 50: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

termasuk lembaga keuangan yang harus mengantisipasi dan menyesuaikan

perubahan yang terjadi dan berjalan sangat cepat.

Dalam menghadapi globalisasi, manajemen Lembaga Keuangan Mikro

Syariah dituntut untuk melakukan strategi manajemen, yaitu:

a. Meningkatkan daya saing lewat peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

b. Reformasi

c. Effisiensi

d. Dinamis.38

Disamping strategi manajemen diatas, manajemen Lembaga Keuangan

Mikro Syariah haruslah professional dan Islami, yakni:

1. Administrasi keuangan, pembukuan dan prosedur ditata dan dilaksaakan dengan

sistem akutansi sesuai dengan standar akutansi Indonesia iang disesuiakan

dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Aktif, berprakarsa, proaktif, menemukan masalah, menganalisa masalah dengan

tajam, dan menyelesaikan masalah dengan bijak, bijaksana, yang

“memenangkan semua pihak”39

Karena Lembaga Keuangan Mikro Syariah masih belum berkembang secara

merata, maka pendekatan pemantapan atau pengembangan dalam menghadapi

globalisasi dapat ditempuh:

38 Soeharto Prowirokusumo, Mengembangkan Strategi Ekonomi, (Jakarta: 1998), h. 89.

39 PINBUK, BMT sebagai Alternative Model lembaga keuangan Mikro, (Jakarta: PINBUK), h. 12.

Page 51: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

a. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) anggota Lembaga Keuangan

mikro syariah serta pengelolaanya lewat pendidikan, pelatihan dan magang

kewirausahaan sehingga meningkatkan managerial dam leadership-nya.

b. Melakukan kemitraan untuk memepercepat alih dan penguasaan manajemen,

tekhnologi dan akses pasar.

c. Penciptaan alam yang kondusif dan pengembangan infrastuktur oleh

pemerintahan.

Dengan peningkatan tersebut diharapkan akan mempercepat peningkatan

produktivitas, profesionalisme, dan efisiensi usaha.40

3. Peran Lembaga Keungan Mikro Syariah

Lembaga keuangan Mikro Syariah dilihat dari berbagai fungsinya

merupakan lembaga intermediasi keuangan antara pemilik dana (surplus unit) dan

peminjam (deficit unit). Lembaga Keuangan Mikro Syariah beroperasi berlandaskan

prinsip-prinsip ekonomi Islam yang pada intinya menerapkan bahwa dana pada

dasarnya merupakan salah satu alat produksi untuk meningkatkan kesejahteraan

bersama. Dan didasari bahwa keterbatasan perbankan dalam melayani usaha Mikro

membuahkan peluang yang sangat besar bagi Lembaga Keuangan Mikro Syariah

untuk melayani pangsa pasar usaha mikro yang jumlahnya demikian besar. Karena

permasalahan yang dihadapi usaha mikro tersebut sangat krusial, diantaranya sulit

mengakses dana atau modal, kurangnya pengetahuan dan skill terutama menyangkut

40 Soeharto Prowirokusumo, Mengembangkan Strategi Ekonomi, (Jakarta: Sinar Harapan, 1998)

Page 52: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

aspek-aspek produksi dan sempitnya pasar bagi produk-produk usaha kecil mereka.

Dalam situasi sekarang ini, dimana semakin bertambah banyaknya pengusaha kecil,

peluang Lembaga Keuangan Mikro Syariah sangatlah berperan besar dan semakin

dibutuhkan. Diantara peran Lembaga Keuangan mikro Syariah ini mencoba

memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha mikro tersebut,

diantaranya dengan menyediakan dana ataupun bantuan modal bagi pengusaha

kecil, serta dilanjutkan pada tahap bimbingan dan penyuluhan baik berupa seminar-

seminar, lokakarya maupun pelatihan-pelatihan. Namun, peran Lembaga keuangan

Mikro Syariah tidak hanya sebatas sampai disitu saja. Setelah usaha mikro dapat

berproduksi, maka permasalahan yang akan muncul adalah sulitnya pendistribusian

barang. Disinilah Lembaga Keuangan Mikro Syariah mencoba menbantu

mencarikan pangsa pasar buat pengusaha mikro tersebut supaya bisa dikenal dan

diterima oleh masyarakat, sehingga peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah bisa

tercapai dengan maksimal dan tidak terputus ditengah jalan.

Maka dari itu dalam tubuh Lembaga Keuangan Mikro syariah dibutuhkan

tenaga-tenaga ahli yang memiliki profesional yang tinggi dalam operasionalnya

supaya antara Lembaga Keuangan Mikro syariah dengan masyarakat (pengusaha

mikro) dapat melangsungkan hubungan yang saling menguntungkan. Tuntutan

profesionalisme tersebut mengharuskan Lembaga Keuangan Mikro syariah bekerja

dengan prinsip:

a. Dari, oleh dan untuk anggota.

b. Keanggotaan berdasarkan kesadaran dan bersifat terbuka.

c. Bergerak dalam bidang tabungan dan kredit diantara anggota

Page 53: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

d. Menyelenggarakan pertemuan secara teratur.

e. Menyelenggarakan pendidikan anggota terus menerus.

f. Manajemen, pengelolaan lembaga Keuangan Mikro Syariah bersifat terbuka.41

4. Tujuan Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Pembentukan lembaga keuangan mikro syariah sebagai lembaga ekonomi

rakyat yang tidak memakai sistem bunga adalah sebagai manifestasi ibadah yang

ditujukan untuk dapat direalisasikan kegiatan-kegiatan ekonomi yang sesuai dengan

ajaran Islam. Lebih jauh lagi Lembaga Keuangan Mikro Syariah mempunyai tujuan

sebagai berikut:

a. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat khususnya para pengusaha

kecil.

b. Meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan kepada

para pengusaha kecil yang membutuhkan dana.

c. Membebaskan umat (pengusaha kecil) dari cengkraman bunga dan rentenir.

d. Meningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, disamping meningkatkan

kesempatan kerja dan meningkatkan penghasilan umat Islam.

e. Menghimpun dana umat Islam yang selama ini enggan untuk menyimpan

dananya (uangnya) di bank-bank atau lembaga keuangan konvensional.

f. Dan tujuan lainnya yang mengarah kepada perbaikan ekonomi umat Islam.

41 Baihaqi Abd. Madjid, Saifuddin A. Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah,

(Jakarta: PINBUK, 2000), h.225.

Page 54: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, maka Lembaga Keuangan Mikro

Syariah harus menjalankan fungsinya, yaitu:

a. Dalam pemasaran, mencari dan menganalisa proyek-proyek pembiayaan

pengusaha kecil bawah dan mikro, mengadministrasikan perkembangan proyek-

proyek tersebut dengan segala aspeknya.

b. Menerima dan mengendalikan dana yang diterima dari berbagai sumber dana.

c. Mencari dan bekerjasama dengan nasabah penabung dan nasabah pembiayaan.

d. Mencari dan memasukkan dana titipan ZIS pada Lembaga Keuangan Mikro

Syariah

e. Melakukan proses akutansi pelaporan peneriamaan dan pemanfaatan ZIS

f. Memanfaatkan dana ZIS dan melakukan pembinaan dan pengembangan

mustahik.

g. Pembinaan dan pengawasan internal Lembaga keuangan Mikro Syariah.

h. Menyempurnakan dan memperkuat Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro

Syariah, salah satu caranya yaitu bekerjasama dengan lembaga Keuangan mikro

Syariah lain, baik dari segi permodalan, sistem ataupun metodenya.42

Secara umum, LKMS bertujuan untuk memacu pertumbuhan dan

perkembangan usaha ekonomi umat dan masyarakat pada umumnya. Sedang secara

khusus bertujuan:

42 Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Usaha Kecil (P3UK), Pendidikan Dan Pelatihan BMT,

(Diktat), h. 5.

Page 55: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

a. Memecahkan bersama kebutuhan modal yang dihadapi warga, selaku pengusaha

mikro sebagai bagian dari pelaku ekonomi negeri ini.

b. Membantu memecahkan kebutuhan dana mendesak yang sering kali dihadapi

warga, sehingga dapat menghindarkan mereka dari rentenir dengan bunga yang

tinggi.

Page 56: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

BAB III

GAMBARAN UMUM BMT HUSNAYAIN

A. Sejarah Singkat BMT Husnayain 43

Berawal dari keperihatinan, dimana para pengusaha lemah/pedagang-pedagang

kecil terjebak dalam jeratan hutang rentenir, dan sudah menjadi berita umum pedagang-

pedagang yang membutuhkan modal usaha harus menanggung beban renten dengan

tingkat bunga 20% sampai dengan 30% per bulan dan mereka yang tidak dapat

mengembalikan pinjaman dan bunganya menjadi sasaran empuk para rentenir untuk

menghisap harta bendanya sehingga menjadi bangkrut.

Untuk memperbaiki keadaan tersebut maka pesantren husnayain bersama

jama’ah masjid abu bakar siddiq mengadakan pembicaraan untuk pembentukan satu

lembaga yang keberpihakan kepada pengusaha kecil dengan prinsip keadilan dengan

mengusung syariat islam. Alhamdulillah setelah beberapa kali pertemuan yang

dipimpin langsung oleh pimpinan pesantren Husnayain KH. Kholil Ridwan, LC, hadir

pula para pendiri lainnya yaitu KH Maryadi M. Kewang, BA, H Sobar Harahap, H. M.

Zen Ridwan, Ir. H. M. Nasir, H. Musadad, SH, H.Sjamsudin Harahap, H. M. Zein

Ridwan, Ir. H. Mulyadi, Sutrisna, Bsc, Drs. Komarudin dan Ust. Saelani Hasan maka

pada hari Jum’at tanggal 10 JumadilTsani 1420 H/21 September 1999 diputuskan dan

ditetapkan berdirinya Lembaga Keuangan Mikro Syariah bernama Baitul Maal

Wattamwil (BMT) Husnayain sebagai unit dari Kopontren Husnayain.

43 BMT Husnayain, Profil BMT Husnayain, (Jakarta: BMT Husnayain, t.th), h.2.

Page 57: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Dengan bermodalkan keyakinan dan semangat mengembangkan ekonomi

kerakyatan berdasarkan syariah islam, pendiri memberikan amanah kepada pengelola

BMT Husnayain untuk menjalankan usaha ini dengan memberikan Modal awal sebagai

penggerak sebesar Rp.16.000.000,- (enam belas juta rupiah) pada awal bulan Oktober

tahun 1999 BMT Husnayain resmi beroperasi.

IDENTITAS

BMT HUSNAYAIN44

Nama Lembaga : BMT HUSNAYAIN (Unit Kopontren Husnayain)

Bidang Usaha : Simpan Pinjam dan Sosial

Alamat : Jl. Lapan No.25 Rt.09/01 Pekayon Pasar Rebo JakartaTimur

Status Kantor : Milik Pesantren Husnayain, Luas 5 x 12 M2 Permanen

Telepon : 021 - 8702698, 87720936

Fax : 021 - 8702698

Akta Pendirian : No.094/BH/kwk.9/III/1995

NPWP : 1.8505332.1-005

TDUP : No.1724/09-05/TDUP/IX/98

B. Visi, Misi Dan Motto BMT Husnayain 45

1. Visi

44 Ibid, h..4.

45 Ibid, h. 3.

Page 58: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Menjadi BMT terbaik dan terdepan menuju kebangkitan ekonomi ummat

untuk mencapai keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan.

2. Misi

a. Menyelamatkan Ummat agar tidak terjerumus kedalam ekonomi Ribawi

b. Mengembangkan pengusaha kecil dan menengah agar tetap dapat bersaing

dengan yang lain

c. Mempererat ukhwah Islamiyah melalui pembianaan ekonomi ummat.

3. Motto

“ MENEPIS RIBA MENGGAPAI BERKAH ”

C. PENDIRI, STRUKTUR ORGANISASI DAN ANGGOTA BMT HUSNAYAIN46

I. PENDIRI

1. KH. Ah. Kholil Ridwan, Lc.

2. KH. Maryadi M. Kewang, Spd I

3. H. Sobar Harahap, SE, MM

4. Ir. H. M. Nasir

5. H. Musadad, SH

6. Ir. H. Mulyadi

7. Ir. H. syamsudin Halik

8. H. syamsudin Harahap

9. H. M. Zein Ridwan

10. Sutisna, BSc

46 Ibid, h. 5.

Page 59: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

11. Drs. Komaruddin

12. Ust. Saelani Hasan

II. STUKTUR ORGANISASI

DEWAN SYARI’AH

KETUA : KH. Ah. Kholil Ridwan

Anggota : 1. KH. Maryadi M. Kewang, SPdI

2. H.Syamsul Ulum. SH

DEWAN PENGAWAS/PEMBINA

Ketua : H. Sobar Harahap, SE. MM

Anggota : Sutrisna, BSc (Pengawas Operasional)

Syamsudin Harahap

DIREKTUR : Drs. Komarudin

MARKETING : Nurul Anwarudin

Account Officer : 1. Yayat Supriadi

2. H. Saring

3. Dwi Cahyono

4. Dani Arsyah

5. Alfian

PEMBUKUAN : Sunarto

KASIR : Eka Wahyuningsih

Customer Service : Marwiyah Kholifah

BAITUL MAAL : 1. Asmuni Taher

Page 60: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

1. Agus pijianto

III. ANGGOTA

1. Angota penyimpanan sebanyak 3.275 orang

2. Angggota pembiayaan sebanyak 930 orang

D. PRODUK-PRODUK BMT HUSNAYAIN 47

1. Produk Baitul Tamwil terdiri dari:

a. Simpanan, dengan mendapat bagi hasil, antara lain:

1). Simpanan muamalah

Adalah simpanan bagi semua kalangan yang setoran awalnya Rp.

10.000,- dan selanjutnya minimal Rp. 5.000,- dan dapat diambil setiap

saat.

2). Simpanan Haji dan Umrah

Adalah simpanan bagi masyarakat yang sifatnya membantu dan

mempermudah mewujudkan niatnya untuk melaksanakan ibadah haji

dan umrah. Diambil apabila sudah cukup untuk melaksanankan salah

satu ibadah tersebut.

3). Simpanan Qurban dan Idul Fitri

47 Ibid, h. 7.

Page 61: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Adalah simpanan bagi masyarakat untuk mempermudah melaksanakan

ibadah qurban atau persediaan uang belanja hari raya Idul Fitri,

diambilnya ketika menjelang kedua hari raya tersebut tiba, khusus

simpanan Qurban bisa diambil berupa uang atau berupa hewan qurban.

4). Simpanan Pendidikan

Adalah bentuk simpanan yang dapat mampermudah orang tua dalam

masalah biaya pendidikan, juga untuk mendidik para siswa atau anak-

anak dalam hal menabung, diambil ketika pembayaran sekolah.

5). Simpanan Aqiqah

Adalah simpanan dalam rangka mensyi’arkan sunnah nabi yang hampir

dilupakan oleh masyarakat, yaitu ketika anak kita akan lahir sudah

dipersiapkan dana untuk membeli kambing sebagai aqiqah, diambil

berupa uang atau berupa kambing.

6). Simpanan Walimah

Merupakan simpanan yang dikhususkan untuk ikhwan dan akhwat

yang ingin melangsungkan pernikahan untuk persiapan yang lebih baik.

b. Simpanan berupa Wadiah (Titipan)

1). Simpanan Amanah Debitur

2). Simpanan Lebaran

c. Simpanan berupa investasi

Adalah simpanan khusus atau simpanan berjangka bagi anggota atau calon

anggota (masyarakat) yang mempunyai uang mulai dari Rp. 5.000.000,-

Page 62: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

dengan syarat tidak dapat diambil minimal selama empat bulan dan

mendapatkan bagi hasil lebih besar dari tabungan di atas.

d. Pembiayaan

1). Pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil)

Yaitu, BMT Husnayain memberikan dana sebagai modal usaha, yang

hasilnya akan dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama dimuka, 60%

untuk pedagang dan 40% untuk BMT.

2). Pembiayaan Murabahah (Jual Beli)

Yaitu, BMT Husnayain membelikan barang yang harganya disepakati

dengan ditambah keuntungan, kemudian pembayarannya dicicil selama

jangka waktu yang telah ditentukan.

3). Pembiayaan Musyarakah (Kerjasama)

Yaitu, pembiayaan yang bekerjasama antara pemilik modal dengan

nasabahnya dan masing-masing menyetorkan modal dalam jumlah yang

sama atau berbeda sesuai kesepakatan. Pencampuran modal tersebut

digunakan untuk mengelola proyek usaha yang layak, dan pembagian

keuntungan akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang telah

disetujui dalam akad

4). Pembiayaan Rahnun (Gadai)

Yaitu, BMT Husnayain meminjamkan uang kemudian nasabah atau

anggota menyerahkankan barang, sebagai jaminan.

2. Produk Baitul Maal

Page 63: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Yaitu usaha dana Zakat, Infaq dan shadaqoh dari para dermawan yang

disalurkan berupa program :

a. Beasiswa Fakir Miskin dan Dhu’afa.

Melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dan keterlibatan para

donator yang sekaligus merupakan nasabah/anggota BMT Husnayain,

sampai saat ini telah memberikan santunan beasiswa, pendidikan kepada 70

anak Yatim dah dhu’afa dari tingkat SD s/d SMU.

b. Sumbangan Kemanusiaan

Memberikan sumbangan kepada saudara-saudara kita yang terkena

Musibah, seperti: bencana alam tsunami di pangandaran Ciamis Jawa barat

yang disalurkan melalui Asosiasi BMT se Indonesia, bencana banjir dan

lian-lain.

c. Pengobatan Gratis

Memberikan pelayanan kesehatan kurang lebih kepada 200 pasien yang

kurang mampu wilayah kel. Pekayon Ps. Rebo Jakarta Timur.

d. Qardhul Hasan (Pinjaman Kebijakan)

Yaitu: memberikan pinjaman baik untuk modal usaha atau untuk keperluan

lainnya, tanpa harus memberikan bagi hasil, yang disalurkan berupa

pembiayaan (Qardhul Hasan) khusus untuk kaum Dhuafa.

3. SARAS (Simpanan Anggota Rumah Sehat)

a. Akad wadiah berjangka

b. Setoran simpanan 6 bulanan berturut-turut

c. Minimal jumlah mengendap Rp.1 juta Rupiah

Page 64: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

d. Tutup rekening sisa saldo minimal Rp.25 Ribu Rupiah

4. PARAS (Pembiayaan Anggota Rumah Sehat)

a. Perbaikan Rumah

b. Pembangunan Rumah.

E. WILAYAH PENYALURAN DANA BMT HUSNAYAIN 48

1. Masyarakat pekayon dan sekitarnya

2. Pedagang Kecil Pasar Rebo

3. Pedagang Kecil Pasar Cibubur

4. Pedagang Kecil Pasar Induk Kramat Jati

5. Pedagang Kecil Wilayah Cijantung

6. Pedagang Kecil Pasar Ciracas

7. Pedagang Kecil Pasar Palsigunung

8. Pedagang Kecil Wilayah Areman

9. Pedagang Kecil Wilayah Kalisari

10. Pedagang Kecil Wilayah kampung Baru

11. Pedagang Kecil Wilayah Kampung Rambutan

12. Pedagang Kecil Wilayah Kampung Gedong.

48 Ibid, h. 8.

Page 65: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

F. KERJASAMA DENGAN PIHAK LAIN 49

1. Kerjasama dengan Pihak Bank

a. Bank Muamalat Indonesia, melalui Program Pembiayaan

b. BPRS Al Barokah, melalui Program Pembiayaan

c. BPRS Wakalumi, melalui Program Pembiayaan dan Pelatihan

d. Bank Mandiri, melalui Program Pemberdayaan Usaha Kecil (PPUK)

e. Bank Permata Syariah, melalui Program Pengembangkan Elektrik Banking

System

f. Bank tabungan Negara Syariah, melalui Program Pembiayaan untuk cabang

(KJKS MC Husnayain)

2. Kerjasama dengan Pihak Non Bank

a. Kementrian Koperasi melalui Program P2KER dan Program PKPS BBM

b. BAZIS DKI program PPUMK

c. PNM BMT melalui Program Pembiayaan dan Pelatihan

d. BMM (Microfin) Program Pembiayaan dan Pelatihan

3. Kerjasama untuk Baitul Maal

a. Rumah Zakat Indonesia melalui Program Beasiswa Pendidikan bagi Anak

Yatim dan Dhuafa

b. Bada Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melaui Program Kesehatan

Pengobatan Grati bagi Fakir Miskin

49 Ibid, h. 9.

Page 66: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

c. LAZ TAKAFUL melalui Program Buka Puasa Bersama sekaligus Santunan

bagi Anak yatim dan Dhuafa

d. BAZIS DKI melalui program Buka Puasa Bersama sekaligus Santunan bagi

Anak yatim dan Dhuafa

e. Yayasan Bina Insan Mandiri melalui Program Beasiswa Pendidikan Anak

Yatim dan Dhuafa.

Page 67: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

BAB IV

ANALISIS KONSEP PEMBIAYAAN KPRS MELALUI LEMBAGA KEUANGAN

MIKRO SYARI’AH BMT HUSNAYAIN PASAR REBO

A. Konsep Pembiayaan KPRS pada BMT Husnayain

Ada 5 (lima) kondisi masyarakat miskin terkait tempat tinggal, yaitu masih

kontrak/sewa, menumpang dirumah orang tua atau mertua, tinggal di tempat usaha,

sudah punya rumah tapi belum mampu membangun rumah, dan sudah punya rumah

tapi tidak layak huni (tidak sehat). Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, memiliki

rumah layak huni merupakan kemewahan sejati sekaligus peningkatan status sosial.

Namun, seringkali kemewahan sejati hanya sekedar mimpi. Kini impian tersebut dapat

terwujud melalui kredit pembangunan/perbaikan rumah swadaya (KPRS) mikro

bersubsidi.

Masih banyaknya warga miskin yang hidup dirumah yang tidak layak huni

menjadikan lembaga keuangan mikro syariah melakukan upaya chanelling dengan

pihak lain guna mengatasi persoalan tersebut. Hal ini menjadi salah satu alasan

dilaksanakannya program Rehabilitasi rumah pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah

BMT. Salah satunya adalah BMT Husnayain Pasar Rebo.

KPRS Mikro Syariah Bersubsidi atau Pembiayaan Pembangunan/ Perbaikan

Rumah Swadaya Bersubsidi dengan prinsip syariah adalah Pembiayaan yang

diterbitkan oleh Lembaga Penerbit Pembiayaan yang telah beroperasi dengan prinsip

syariah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam rangka memfasilitasi

pembangunan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki yang dilakukan secara

Page 68: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

swadaya, dengan karakteristik nilai pinjaman relatif kecil dan jangka waktu pinjaman

relatif pendek sampai dengan 4 (empat) tahun.

Kementerian Perumahan Rakyat bekerja sama dengan PINBUK dalam

menyalurkan Kredit/pembiayaan Perbaikan atau pembangunan Rumah secara Swadaya

(KPRS). Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dalam hal ini akan

merekomendasikan BMT-BMT yang dinilai sehat untuk menyalurkan KPRS tersebut

ke masyarakat.

Program KPRS yang telah dilaksanakan di tahun ketiga ini dalam distribusinya

melibatkan BMT-BMT agar dana subsidi yang dikeluarkan dapat dinikmati oleh

masyarakat berpenghasilan rendah atau yang tidak bisa mengakses ke Perbankan. BMT

menyalurkan pembiayaan tersebut kepada masyarakat sesuai dengan akad murabahah.

KPRS ini dilakukan secara swadaya maksudnya masyarakat yang mengajukan

pembiayaan sebelumnya telah memiliki tanah untuk kemudian didirikan bangunan atau

pembiayaan perbaikan rumah bagi masyarakat yang telah memiliki rumah tapi kurang

memadai.

Kelompok masyarakat yang akan diberikan pembiayaan digolongkan menjadi

tiga kelompok, yaitu: kelompok pertama, mereka yang pendapatannya antara Rp. 1,7

juta – Rp. 2,5 juta perbulan. kelompok kedua antara Rp. 1 juta – Rp. 1,7 juta, dan

kelompok ketiga dibawah Rp. 1 juta.

Program ini merupakan sebuah terobosan karena selama ini lebih dari 30 tahun

program-program KPR yang sudah sering kita dengar hanya disalurkan melalui melalui

Bank sehingga yang dapat mengakses pun rata-rata mereka yang berada di perkotaan

atau mereka yang bekerja di sektor formal. Sedangkan mereka yang berada di sektor

Page 69: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

informal relatif tidak bisa menjangkau. Maka melalui BMT Husayain inilah

pembiayaan perumahan itu bisa diakses oleh masyarakat.

Adapun tujuan dari pembiayaan KPRS ini adalah:

1. Fasilitasi anggota dan calon anggota berpenghasilan rendah untuk pembangunan

atau perbaikan rumah

2. Pemberdayaan komunitas perumahan

3. Memperkuat peran dan posisi Lembaga Keuangan Mikro-Baitul Mal Wattamil

sebagai instrument pembangunan perumahan.

B. Aplikasi Pembiayaan KPRS pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah

4. Syarat-syarat mendapatkan pembiayaan:

a. Syarat umum:

1) Usaha minimal sudah satu tahun

2) Menjadi anggota bmt husnayain

3) Tidak menjual barang haram

4) Foto copy KTP Suami/Istri dan Kartu Keluarga

5) Foto copy Surat Nikah

6) Pasphoto Suami/Istri ukuran 4x6 = 1 lembar

7) Jaminan (Jika Diperlukan)

b. Syarat pemohon Pembiayaan KPRS

1) Foto copy KTP (suami/istri), Kartu Keluarga dan Surat Nikah.

2) Foto copy Sertifikat Hak Milik Tanah/Rumah Pemohon.

Page 70: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

3) Surat Keterangan Keabsahan Kepemilikan Tanah/Rumah Dari Pemerintah

Kecamatan Atau Pejabat Terkait.

4) Surat ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Dari Instansi Terkait/Pemerintah

Kecamatan, Bagi Pemohon Yang Akan Bangun Rumah Baru.

5) Slip Gaji/Surat Keterangan Penghasilan (bagi yang berpenghasilan tetap)

dari kantor/perusahaan yang bersangkutan.

6) Surat keterangan berpenghasilan tidak tetap (yang diketahui oleh

Lurah/Kepala Desa setempat).

7) Surat Pernyataan belum pernah mendapat subsidi perumahan.

8) Foto dan gambar rencana rumah yang ingin dibangun

9) Foto rumah yang akan diperbaiki

10) Rincian Anggaran Belanja (RAB) yang ditanda tangani oleh pemohon dan

manager LKM BMT yang bersangkutan.

11) Scedhule/jadwal Pelaksanaan Pembangunan/Perbaikan Rumah.

12) Akad pembiayaan pembangunan/Perbaikan Rumah antara LKM BMT

dengan pemohon/MBR

13) Foto copy Buku tabungan/SARAS

5. Prosedur Pembiayaan KPRS

Prosedur pengajuan pembiayaan adalah cara-cara yang harus dilakukan

dalam melaksanakan pemberian pembiayaan, setiap pemberian pembiayaan

harus dibuatkan suatu perjanjian antara BMT sebagai pemberi pembiayaan dan

nasabah sebagai pemohon, tanpa perjanjian tidak dibenarkan oleh pemerintah,

Page 71: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

dalam perjajian pembiayaan dicantumkan segala hak dan kewajiban kedua belah

pihak.

Untuk mendapatkan pembiayaan KPRS (Kredit Perbaikan Rumah Swadaya)

pada BMT Husnayain ada beberapa tahap yang harus dilalui yang

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Pengajuan permohonan, dilakukan oleh nasabah dengan mengisi formulir

permohonan yang berasal dari BMT yang pengembaliannya disertai dengan

lampiran-lampiran persyaratan yang diperlukan oleh BMT sebagai analisa

lebih lanjut, pada tahap ini juga nasabah memilih pembiayaannya dan juga

lamanya jangka waktu pembayaran yang sesuai dengan kemampuan

nasabah.

b. Wawancara, formulir permohonan dan persyaratan yang telah di ajukan

tersebut adalah menjadi dasar penilaian pertama oleh BMT, apakah

permohonan yang dianggap memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut.

Pemohon yang dianggap memenuhi syarat akan dipanggil untuk

mengadakan wawancara dengan pihak BMT Husnayain.

c. Survey, setelah pihak BMT mengadakan wawancara kepada nasabah untuk

membenarkannya, pihak BMT mengadakan survey atau kunjungan langsung

kepada nasabah yang benar-benar layak membutuhkan pembiayaan subsidi

ini. Adapun hasil survey berupa foto rumah yang akan diperbaiki kemudian

didokumentasikan sebagai bukti.

d. Analisis data, data yang telah dikumpulkan oleh BMT baru kemudian di

analisis lebih lanjut, apakah permohon layak mendapatkan pembiayaan ini.

Page 72: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

e. Bila pengajuan pembiayaan telah memenuhi kelayakan, syarat dan ketentuan

dari BMT, BMT akan memberikan PARAS (Pembiayaan Anggota Rumah

Sehat) dan mengajukan subsidi KPRS kepada kantor MENPERA

f. Selanjutnya kantor MENPERA bersama PINBUK akan menverifikasi

permohonan subsidi BMT dan membuat berita acara serta mencairkan

subsidi KPRS melalui BMT.

g. Setelah mendapat surat putusan dari kantor MENPERA bahwa

permohonannya layak untuk dapatkan subsidi, BMT membuat surat

penegasan pembiayaan, putusan BMT atas permohonan pembiayaan KPRS

akan diberitahukan kepada pemohon dengan surat penegasan pembiayaan.

h. Sebelum pencairan dana pembiayaan, nasabah harus melaksanakan akad

wakalah yaitu BMT Husnayain mewakilkan kepada nasabah untuk membeli

bahan-bahan material yang dibutuhkan nasabah untuk memperbaiki rumah

dan lainnya.

i. Realisasi pencairan dana pembiayaan KPRS yang diberikan pihak BMT

untuk pemohon yang telah disetujui. Adapun subsidinya tidak berupa uang

melainkan berupa barang-barang bangunan yang dibutuhkan

nasabah/pemohon untuk memperbaiki rumah.

j. Kewajiban pemohon, dengan adanya penandatanganan perjanjian

pembiayaan maka timbul hak dan kewajiban debitur antara lain:

1). Hak dan kewajiban untuk memelihara rumah dengan baik.

2). Kewajiban untuk memenuhi pembayaran angsuran pembiayaan dengan

baik

Page 73: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Dari penjelasan mengenai prosedur pembiayaan diatas, penulis menganggap

bahwa prosedur pembiayaan berdasarkan teori itu lebih rumit dan berbelit-belit.

Sedangkan prosedur pembiayaan yang ada pada BMT Husnayain sangatlah

sederhana, dimana nasabah tidak dibebankan dengan persyaratan yang berbelit-

belit. Hanya dengan surat pengantar dari RT/RW bahwa rumah yang ditempati

pemohon adalah miliknya sendiri, pembiayaan subsidi ini dapat terlaksana

dengan mudahnya, walaupun jaminan masih diperlukan hanya sebagai unsur

kehatian-hatian tapi tidak dijadikan sebagai yang utama. Hal ini dilakukan

dengan alasan bahwa nasabah lebih menyukai suatu prosedur yang simple

(sederhana) dari pada yang berbelit-belit. Dan pada kenyataannya, prosedur

pembiayaan di BMT Husnayain ini lebih efektif, ini terbukti bahwa BMT

husnayain lebih mudah dalam menjaring nasabah dan semakin banyak

nasabahnya.

6. Sasaran pembiayaan KPRS

a. Kelompok Sasaran adalah keluarga/rumah tangga termasuk perorangan baik

yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap,

b. Belum pernah memiliki rumah,

c. KPRS Mikro Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran, yang

memiliki:

− Kavling tanah milik bersertifikat atau surat bukti keabsahan kepemilikan

tanah lainnya sepanjang dianggap mencukupi dan dapat diterima oleh

Lembaga Penerbit Pembiayaan (BMT Husnayain) yang memberikan

pembiayaan perumahan.

Page 74: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

− Ijin mendirikan bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh kecamatan atau

instansi yang lebih tinggi untuk membangun atau memperbaiki rumah.

d. Belum pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk ke dalam

kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sebagai berikut:

Kelompok Sasaran

Batasan Penghasilan (Rp./Bulan)

I 1.700.000 ≤ Penghasilan* ≤ 2.500.000

II 1.000.000 ≤ Penghasilan < 1.700.000

III Penghasilan < 1.000.000

*Penghasilan adalah penghasilan pemohon didasarkan atas gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon perbulan.

e. Subsidi perumahan dalam bentuk subsidi untuk menambah dana

pembangunan atau perbaikan rumah sehingga dapat menurunkan pagu

pembiayaan yang diangsur setiap bulan secara tetap berikut marginnya.

Berikut besaran nilai subsidi untuk masing-masing kelompok sasaran:

Maksimum Nilai Subsidi / Rumah Tangga (Rp) Kelompok

Sasaran Skim KPRS Syariah Bersubsidi

Skim KPRS Syariah Bersubsidi

I 5.000.000 5.000.00

II 7.000.000 7.000.000

III 9.000.000 9.000.000

f. Maksimum harga rumah yang dapat disubsidi disesuaikan dengan kelompok

sasarannya, yaitu maksimum Rp 42.000.000 untuk kelompok sasaran I,

maksimum Rp 30.000.000 untuk kelompok II, dan maksimum Rp 20.00.000

untuk kelompok III.

Page 75: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Kelompok Sasaran

Batas Maksimum Dana Membangun/ Memperbaiki Rumah (Rp)

I 42.000.000,-

II 30.000.000,-

III 20.000.000,-

g. Minimum uang muka tidak diatur dalam Permenpera, sedangkan maksimum

pembiayaan yang dapat diberikan oleh Lembaga Penerbit Kredit untuk

membeli rumah disesuaikan dengan kelompok sasaran.

h. Ketentuan tentang tenor tidak diatur dalam Permenpera, namun akan

merupakan kesepakatan antara Lembaga Penerbit pembiayaan BMT

Husnayain dengan nasabah, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

kelompok sasaran.

TENOR

Untuk Tenor 4 tahun

Untuk Tenor 3 tahun

Batas pembiayaan (Rp) Kelompok

Sasaran

Minimum

SARAS Minimum Maksimum

Maksimum

Subsidi

Maksimum

Tenor (th)

I 1.800.000 7.900.000 12.400.000 3.750.000 3

II 1.500.000 6.400.000 8.400.000 5.250.000 3

Batas pembiayaan (Rp) Kelompok

Sasaran

Minimum

SARAS Minimum Maksimum

Maksimum

Subsidi

Maksimum

Tenor (th)

I 2.200.000 10.000.000 15.200.000 5.000.000 4

II 1.900.000 8.000.000 10.300.000 7.000.000 4

III 1.800.000 6.000.000 9.000.000 9.000.000 4

Page 76: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

III 1.400.000 4.900.000 6.750.000 6.750.000 3

Untuk Tenor 2 tahun

Batas pembiayaan (Rp) Kelompok

Sasaran

Minimum

SARAS Minimum Maksimum

Maksimum

Subsidi

Maksimum

Tenor (th)

I 1.250.000 5.600.000 9.000.000 2.500.000 2

II 1.050.000 4.600.000 6.100.000 3.500.000 2

III 1.000.000 3.600.000 4.500.000 4.500.000 2

Untuk Tenor 1 tahun

Batas pembiayaan (Rp) Kelompok

Sasaran

Minimum

SARAS Minimum Maksimum

Maksimum

Subsidi

Maksimum

Tenor (th)

I 680.000 2.900.000 4.900.000 1.250.000 1

II 560.000 2.400.000 3.300.000 1.750.000 1

III 500.000 1.900.000 2.250.000 2.250.000 1

Untuk Tenor 6 bulan

Batas pembiayaan (Rp) Kelompok

Sasaran

Minimum

SARAS Minimum Maksimum

Maksimum

Subsidi

Maksimum

Tenor (th)

I 350.000 1.200.000 2.500.000 625.000 0,5

II 275.000 1.250.000 1.700.000 875.000 0,5

III 250.000 1.000.000 1.125.000 1.225.000 0,5

Page 77: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

• Subsidi diberikan maksimum sebesar pembiayaan yang diajukan oleh debitur

yang disetujui oleh Lembaga penerbit Pembiayaan (BMT Husnayain).

• Margin ditetapkan oleh Lembaga Penerbit Pembiayaan (BMT Husnayain)

sesuai dengan kesanggupan BMT yang dituangkan didalam MoU

(Memorandum Of Understanding) dan atau PKO (Perjanjian Kerjasama

Operasional).

C. Analisis Kesesuaian Konsep Pembiayaan KPRS (Kredit Perbaikan Rumah

Swadaya) Mikro Syariah Bersubsidi Berdasarkan Prinsip Syari’ah Melalui

Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Husnayain

Dalam pembiayaan KPRS pada BMT husnayain sebenarnya terdapat 2 akad

murabahah yang melibatkan 3 pihak. Murabahah pertama dilakukan secara tunai antara

BMT Husnayain (sebagai pembeli) dengan penjual bahan-bahan bangunan/material

sebagai bentuk penyedian bahan bangunan yang dibutuhkan oleh nasabah. Dan

Murabahah kedua dilakukan secara cicilan/angsuran antara BMT (sebagai penjual)

dengan nasabah BMT (sebagai pembeli). Lazimnya dalam bisnis, tentu mengambil

keuntungan dari transaksi ini.

Pembiayaan KPRS ini dapat diilustrasikan dengan sederhana, seorang calon

nasabah yang membutuhkan dana untuk memperbaiki/membangun rumah guna

memiliki rumah yang layak huni, calon nasabah datang kepada BMT untuk mengajukan

pembiayaan. Biasanya calon nasabah sudah mengetahui harga bahan bangunan/material

yang dibutuhkan secara tunai. Lembaga keuangan mikro syariah BMT Husnayain akan

Page 78: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

menentukan margin keuntungan yang diambilnya dari hasil analisa LKMS BMT

Husnayain, maka akad pembiayaan KPRS ini terjadi.

Secara Fiqh, Transaksi pembiayaan KPRS bersubsidi terdiri dari beberapa

bagian. Pertama, transaksi Hawalah yaitu ketika pengalihan sebagian kewajiban

nasabah kepada pemerintah melalui dana subsidi. Kedua, transaksi Wakalah, yaitu

ketika BMT ditunjuk oleh nasabah sebagai wakilnya untuk membelikan bahan-bahan

bangunan/material yang dibutuhkannya. Ketiga, transaksi Murabahah pertama, yaitu

ketika BMT sebagai wakil membeli keperluan nasabah itu secara tunai. Apabila BMT

telah melaksanakan amanatnya dengan membeli bahan bangunan tersebut maka secara

prinsip BMT telah memiliki bahan bangunan tersebut. Keempat, transaksi Murabahah

kedua, yaitu ketika BMT sebagai pemilik barang menjual secara cicilan kepada

nasabah. Kelima, kepemilikan bahan bangunan tersebut berpindah tangan ke nasabah,

padahal nasabah belum lunas membayar penuh ke BMT, maka timbullah dayn (utang

yang timbul bukan akibat pinjam-meminjam uang). Walaupan tidak wajib biasanya

diikuti dengan transaksi keenam, yaitu menahan barang jaminan (rahn).

Apabila rukun Hawalah terpenuhi (adanya muhil / yang berhutang yang

memindahkan hutangnya yaitu nasabah, muhal / pemberi hutang yaitu BMT Husnayain,

dan muhal’alaih / yang menerima pemindahan yaitu pemerintah). Rukun Wakalah

terpenuhi (adanya muwakkil / yang mewakilkan yaitu Nasabah, wakil / yang diwakilkan

yaitu BMT Husnayain, hal-hal yang diwakilkan: pembelian bahan bangunan/material,

dan ijab qabul), dan syaratnya juga terpenuhi (dalam hal pihak muwakkil dan wakil

adalah cakap hukum, mukallaf, berkuasa dan mampu mengerjakan hal-hal yang

diwakilkan; sedangkan mengenai hal-hal yang diwakilkan adalah segala sesuatu yang

Page 79: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

dapat diketahui dan dikerjakan secara jelas dan tidak bertentangan dengan syara’) serta

terpenuhi Murabahah pertama, yaitu ketika BMT sebagai wakil nasabah membeli

barang yang dibutuhkan nasabah secara tunai (original seller) dengan terpenuhi

sempurna (adanya penjual-pembeli, barang yang diperjual-belikan dan ijab qabul),

syarat-syarat pun terpenuhi. Demikian pula rukun dan syarat pada murabahah kedua

juga terpenuhi sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa transaksi tersebut

sah, maka praktik pembiayaan KPRS melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT

Husnayain dinilai sah dan sesuai syara’.

Dalam hal jual-beli Murabahah pada prinsipnya penyerahan barang harus

dilakukan pada saat transaksi jual-beli (akad) berlangsung. Dengan metode pembayaran

secara tunai atau cicilan. Sehingga bila segala rukun dan syarat serta komponen

Murabahah sebagaimana Fatwa DSN telah terlaksanan maka jual-beli Murabahah

sesuai syariah secara kaffah terwujud.

Page 80: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa

kesimpulan hasil pembahasan masalah konsep pembiayaan KPRS melalui LKMS BMT

Husnayain didalam prakteknya. Serta beberapa saran dan bentuk sumbangan pemikiran

yang hendaknya dapat diperhatikan bersama, terutama bagi pihak-pihak instansi yang

terkait dibidang ini. Dari uraian di atas dapat dirangkai kesimpulan sebagai berikut:

B. KPRS Mikro Syari’ah disalurkan melalui lembaga penerbit kredit/pembiayaan

dalam rangka memfasilitasi pembangunan atau perbaikan rumah yang memenuhi

ketentuan rumah sederhana sehat secara swadaya. KPRS Mikro Syari’ah diberikan

dengan batasan pagu pinjaman sesuai dengan kemampuan masing-masing

kelompok sasaran untuk jangka waktu pinjaman (Tenor) 1 sampai dengan 4 tahun

dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga penerbit pembiayaan (BMT

Husnayain). Lembaga penerbit pembiayaan (BMT Husnayain) yang berpartisipasi

dalam program KPRS Mikro Syari’ah bertanggung jawab sepenuhnya untuk

menyediakan pokok pinjaman yang dibutuhkan Skim subsidi untuk masing-masing

kelompok sasaran adalah berupa subsidi yang diberikan sebagai bantuan

pembiayaan pembangunan/perbaikan perumahan untuk mengurangi nilai pokok

pinjaman sehingga dapat mengurangi besaran angsuran yang harus dibayar.

Page 81: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Secara umum prosedur pengajuan pembiayaan KPRS (Perbaikan/ Pembangunan

Rumah Swadaya) mikro syari’ah melalui lembaga keuangan BMT adalah melalui 4

tahap, yakni:

a. Tahap pengajuan permohonan pembiayaan KPRS mikro syariah oleh nasabah

kepada pihak BMT.

b. Tahapan analisa yang dilaksanakan oleh BMT, dalam hal ini meliputi 3 pilar

analisa kemauan, kemampuan dan angsuran.

c. Tahap persetujuan (keputusan permohonan) yaitu tahapan keputusan diterima

atau ditolaknya permohonan tersebut.

d. Sebelum nasabah menandatangani akad pembiayaan murabahah pada

pembiayaan perbaikan rumah, nasabah harus melaksanakan akad wakalah yaitu

BMT mewakilkan kepada nasabah untuk membeli dan menerima barang-barang

material yang diperlukan nasabah untuk memperbaiki rumah.

e. Tahapan pelaksanaan perbaikan/pembangunan rumah.

C. Adapun sasaran dari pembiayaan KPRS mikro syari’ah adalah:

a. Masyarakat mempunyai tanah dan rumah:

- Yang layak dalam lingkungan sehat;

- Yang layak dalam lingkungan tidak sehat;

- Yang tidak layak dalam lingkungan tidak sehat

b. Masyarakat tidak mempunyai rumah, mempunyai:

- Tanah dalam lingkungan sehat

- Tanah dalam lingkungan tidak sehat

c. Masyarakat tidak mempunyai tanah dan rumah

Page 82: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

d. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memiliki Usaha dan

Penghasilan yang tidak mempunyai akses ke Lembaga Perbankan.

e. Belum pernah memmdapatkan subsidi perumahan.

D. Berdasarkan hasil penelitian penulis, sejauh ini konsep KPRS pada BMT Husnayain

tidak bertentangan dengan prinsip syariah, baik dari segi dasar hukum yang

digunakan sebagai landasan maupun praktek operasionalnya. Dalam pembiayaan

KPRS ini akad jual-beli murabahah sudah terpenuhi, seperti dalam hal rukun dan

syarat sah jual-beli; terpenuhinya ketentuan adanya penjual dan pembeli, adanya

sighat; adanya barang yang diperjual-belikan serta harus barang yang halal menurut

syari’ah, dan adanya nilai tukar pengganti.

B. Saran

1. Bagi lembaga keuangan mikro syari’ah (khusunya BMT Husnayain) yang mulai

berkembang saat-saat ini diharapkan lebih meningkatkan pelayanan, buat inovasi-

inovasi baru yang tidak bertentangan dengan syari’ah islam, tingkatkan sosialisasi

produk-produk BMT kepada masyarakat baik melalui media massa, elektronik

maupun dilakukan secara langsung. Sehingga masyarakat dapat lebih jelas

membedakan antara BMT dan lembaga keuangan lainnya.

2. Bagi masyarakat umum, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan dan pemahaman akan BMT lebih dalam lagi khususnya mengenai

produk-produk pada BMT. Sehingga masyarakat dapat beralih untuk menggunakan

dan memanfaatkan BMT sebagai pilihan utama.

Page 83: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

3. Bagi akademis, diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas kurikulum dalam

bidang perbankan syari’ah, dan dapat meningkatkan kualitas SDM-nya sehingga

tercipta SDM yamg handal & profesional dalam bidang perbankan syari’ah serta

dapat diterima dengan baik dalam masyarakat luas

Page 84: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI, 1992.

Al Imam al-Hafiz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, Beirut: al-Fikr, 1995, Jilid I.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Suatu Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia Institute, 1999, Cet.Ke-1.

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002, Edisi Revisi V.

Bank Indonesia. Petunjuk Pelaksanaan Pembukuan Kantor Cabang Bank Syari’ah. Jakarta: BI, 1999.

BMT Husnayain. Profil BMT Husnayain. Jakarta: BMT Husnayain.

_____________. Brosur BMT Husnayain. Jakarta: BMT Husnayain.

Dewan Syari’ah Nasional-MUI. Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional. Jakarta: DSN, 2003, Cet.Ke-2.

Djazuli, H.A dan Janwari, Yadi. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat: Sebuah pengenalan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, Cet.Ke-1.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1992, Cet-XXI.

Haroen, Nasrun., H., DR., MA. Fiqh Muamallah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000, Cet.Ke-1.

Karim, Adiwarman, Ir., SE., MBA., MAEP., Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, cet.ke-1

Lubis, Ibrahim, Ekonomi Islam: Suatu Pengantar. Jakarta: Kalam Mulia, 1995.

Page 85: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Majdid, Abd. Baihaqi, dan Rasyid, A. Saifuddin. Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syari’ah. Jakarta: PINBUK, 2000.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syari’ah. Jakarta: Ekonisia – UII, 2001.

Muhammad. Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Salemba empat, 2002.

Mujieb, Abd. Muhammad. Kamus Istilah Fiqh. Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994.

Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2007.

PINBUK. BMT Sebagai Alternatif Model Lembaga Keuangan Mikro. Jakarta: PINBUK, 1998.

________, Peraturan Dasar dan Contoh AD-ART BMT, Jakarta: PINBUK, 1998.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Usaha Kecil (P3UK). Pendidikan dan Pelatihan BMT, Diktat.

Prowikusumo, Soeharto. Mengembangkan Strategi Ekonomi. Jakarta: Sinar Harapan, 1998.

Suhendi, Hendi. dkk. BMT dan Bank Islam Instrumen Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia, 2003.

Sholahudin, Muhammad. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta: Muhamadiyah University Press, 2006.

Wiroso, SE., MBA., Jual-beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press, 2005, Cet.Ke-1.

www.kemenpera.go.id

Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta: Hidayakarya Agung, 1990, Cet.Ke-8

Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqhu al-Islami wa Adilatuhu, terjemahan Md. Akhir haji Yacoob, et.al., Malaysia, dewan Bahasa dan Pustaka, 1995, Cet.Ke 1.

Page 86: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

HASIL WAWANCARA

Nama : Drs. Komarudin Jabatan : Direktur BMT Husnayain Hari/tgl : 15 Februari 2008 Tempat : Kantor BMT Husnayain Pasar Rebo

1. Tanya: Apa yang dimaksud dengan pembiayaan KPRS?

Jawab: Pembiayaan KPRS adalah Kredit/pembiayaan Perbaikan Rumah Swadaya. Masyarakat berpenghasilan rendah saat ini sudah bisa menikmati fasilitas kredit/pembiayaan perbaikan rumah. Pemerintah memberikan subsidi sampai Rp 9 juta per unit. Pembiayaan itu bisa diakses melalui lembaga keuangan bukan bank dan sekarang sudah ada di BMT Husnayain.

2. Tanya: Apa akad yang digunakan dalam pembiayaan KPRS ini?

Jawab: Akad murabahah, BMT membeli barang-barang yang diperlukan nasabah untuk memperbaiki rumahnya. Karena dari Kementrian Perumahan Rakyat sendiri tidak dibolehkan memberikan berupa uang, harus berupa barang. Ditakutkan dana subsidi yang diberikan tidak digunakan sesuai kesepakatan yaitu untuk menrenovasi rumah melainkan untuk hal-hal yang lain seperti membeli sepeda motor,dll.

3. Tanya: Mengapa BMT Husnayain terpilih sebagai BMT penerima dana subsidi

untuk pembiayaan KPRS dari pemerintah?apa yang menjadi criteria dari pemerintah?

Jawab: Karena BMT Husnayain sudah memenuhi criteria yang diajukan dari pemerintah.

Ketentuan LKM-BMT

• Berbadan hukum koperasi (minimal 2 tahun) • Memiliki RAT dalam 2 tahun terakhir • Memiliki asset diatas 1 milyar rupiah • Sehat secara kelembagaan dan keuangan • Di Rekomendasikan PINBUK • Bersubsidi dan sanggup sebagai LKM-BMT pelaksana KPRS/KPRS mikro

syari’ah bersubsidi • Menyediakan sebagian/seluruh pokok pembiayaan KPRS/KPRS mikro

syari’ah bersubsidi • Mempunyai produk Tabungan/Simpanan Anggota Rumah Sehat (SARAS)

dan pembiayaan anggota Rumah Sehat (PARAS) • Anggota dan calon anggota memiliki usaha produktif berskala kecil/mikro

atau memiliki penghasilan

Page 87: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

• Sanggup bertanggung jawab antar LKM-BMT dikabupaten/kota untuk menjamin kelancaran pelaksanaan subsidi dan tepat sasaran minimal direkomendasikan oleh 3 LKM-BMT di kab/kota

• Sanggup membuat laporan penyerapan dana subsidi.

4. Tanya: Berapa jumlah nasabah BMT Husnayain sampai dengan tahun 2008? Jawab: Jumlah nasabah BMT Husnayain untuk tabungan ± 5000 orang dan untuk

pembiayaan ± 2000 orang. Untuk pembiayaan KPRS mikro syariah sudah 21 orang, batas yang diberikan oleh Pemerintah adalh 100 orang untuk 100 unit rumah.

5. Tanya: Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan KPRS pada BMT Husnayain?

Jawab: Secara umum prosedur pengajuan pembiayaan KPRS (Perbaikan/Pembangunan Rumah Swadaya) mikro syari’ah melalui lembaga keuangan BMT adalah melalui 4 tahap, yakni: f. Tahap pengajuan permohonan pembiayaan KPRS mikro syariah oleh

nasabah kepada pihak BMT. g. Tahapan analisa yang dilaksanakan oleh BMT, dalam hal ini meliputi 3

pilar analisa kemauan, kemampuan dan angsuran. h. Tahap persetujuan (keputusan permohonan) yaitu tahapan keputusan

diterima atau ditolaknya permohonan tersebut. i. Bila pengajuan pembiayaan telah memenuhi kelayakan, syarat dan

ketentuan dari BMT, BMT akan memberikan PARAS (Pembiayaan Anggota Rumah Sehat) dan mengajukan subsidi KPRS kepada kantor MENPERA

j. Selanjutnya kantor MENPERA bersama PINBUK akan menverifikasi permohonan subsidi BMT dan membuat berita acara serta mencairkan subsidi KPRS melalui BMT.

k. Sebelum pencairan dana subsidi, nasabah harus menandatangani akad pembiayaan murabahah pada pembiayaan KPRS, nasabah harus melaksanakan akad wakalah yaitu BMT mewakilkan kepada nasabah untuk membeli dan menerima barang-barang material yang diperlukan nasabah untuk kebutuhan memperbaiki rumah.

l. Tahapan pelaksanaan atau penandatanganan akad pembiayaan KPRS. m. Realisasi pembangunan/perbaikan rumah.

6. Tanya: Dalam pelaksanaannya apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam mengajukan pembiayaan KPRS ini?

Jawab: 1) Foto copy KTP (suami/istri), Kartu Keluarga dan Surat Nikah. 2) Foto copy Sertifikat Hak Milik Tanah/Rumah Pemohon. 3) Surat Keterangan Keabsahan Kepemilikan Tanah/Rumah Dari

Pemerintah Kecamatan Atau Pejabat Terkait.

Page 88: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

4) Surat ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Dari Instansi Terkait/Pemerintah Kecamatan, Bagi Pemohon Yang Akan Bangun Rumah Baru.

5) Slip Gaji/Surat Keterangan Penghasilan (bagi yang berpenghasilan tetap) dari kantor/perusahaan yang bersangkutan.

6) Surat keterangan berpenghasilan tidak tetap (yang diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat).

7) Surat Pernyataan belum pernah mendapat subsidi perumahan. 8) Foto dan gambar rencana rumah yang ingin dibangun 9) Foto rumah yang akan diperbaiki 10) Rincian Anggaran Belanja (RAB) yang ditanda tangani oleh pemohon

dan manager LKM BMT yang bersangkutan. 11) Scedhule/jadwal Pelaksanaan Pembangunan/Perbaikan Rumah. 12) Akad pembiayaan pembangunan/Perbaikan Rumah antara LKM BMT

dengan pemohon MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) 13) Foto copy Buku tabungan SARAS (Simpanan Anggota Rumah Sehat)

7. Tanya: Siapa sajakah yang menjadi sasaran dari pembiayaan KPRS ini?

Jawab: Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memiliki usaha dan

penghasilan yang tidak mempunyai akses kelembaga perbankan. Belum memiliki rumah atau sudah memiliki rumah tapi tidak layak

huni. Belum pernah menerima subsidi perumahan.

8. Tanya: Bagaimanakah cara pembayaran pembiayaan KPRS yang dilakukan oleh

BMT Husnayain? Jawab: Secara angsuran atau cicilan pada setiap bulannya, adapun jangka waktunya

tergantung pada pilihan nasabah. Maksimal lamanya 4 tahun.

9. Tanya: Berapa jumlah saldo tabungan minimum di BMT Husnayain agar nasabah dapat memperoleh pembiayaan KPRS ini?

Jawab: Dalam peraturan MENPERA saldo minimal nasabah Rp. 1 juta rupiah, tapi BMT Husnayain tidak memberlakukan itu, melihat kondisi masyarakat yang tidak memungkinkan, jadi kami hanya menetapkan saldo minimal Rp.500.000,-

10. Tanya: Apakah dalam pembiayan ini diwajibkan menyediakan jaminan? Jika iya,

jaminan dalam bentuk apa yang ditetapkan oleh BMT Husnayain? Jawab: Jaminan bukankah satu syarat yang mutlak untuk dipenuhi dalam

pembiayaan KPRS ini, tetapi jaminan dimaksudkan untuk menjaga agar si nasabah tidak main-main dengan pembiayaan ini. Kami tidak ingin memberatkan nasabah, hanya dengan surat keterangan dari RT/RW atas kepemilikan rumah itu saja bisa dijadikan jaminan. Karena kami benar-benar

Page 89: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

tulus membantu masyarakat sekitar demi mendapatkan tempat tinggal yang layak huni.

11. Tanya: Untuk tujuan apakah nasabah mengajukan pembiayaan KPRS ini?

Jawab: Untuk merenovasi rumah agar menjadi tempat tinggal layak huni Dengan adanya tambahan subsidi dari pemerintah otomatis meringankan

pinjaman nasabah.

12. Tanya: Bagaimanakah cara BMT dalam menyelesaikan pembayaran macet? Jawab:

Memberikan Surat peringatan.

Surat pemanggilan.

Reschedule ulang.

Penambahan jangka waktu.

Dan jika nasabah masih mengalami kendala dalam pembayaran tiap bulannya, maka kami memberikan kebijakan terakhir yaitu Pengurangan jumlah pinjaman nasabah tiap bulan.

13. Apa keuntungan dan kerugian yang didapat oleh BMT Husnayain dalam menerapkan pembiayaan KPRS?

Keuntungan o Kepuasan bathin karena dapat menolong orang-orang yang benar-benar

membutuhkan tempat tinggal yang layak. o Bertambahnya citra BMT dimata Masyarakat sekitar. o Bertambahnya kepercayaan masyarakat terhadap BMT

Kerugian

o Memakan cukup banyak waktu dan biaya tranportasi, karena untuk mensurvey lokasi perbaikan rumah.

14. Tanya: Apakah pembiayaan ini memberikan pengaruh terhadap tingkat pendapatan

BMT Husnayain? Jawab:

o Jelas memberi pengaruh karena dengan adanya program ini BMT lebih dikenal oleh masyarakat umum khususnya masyarakat Pasar Rebo dan sekitarnya, selama ini masyarakat masih memandang sebelah mata BMT, dengan adanya program citra BMT bertambah baik.

15. Tanya: Apakah pembiayaan KPRS ini telah sesuai dengan ketentuan

syariah?

Page 90: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Jawab: Pembiayaan KPRS (Perbaikan Rumah Swadaya) Mikro Syari’ah telah sesuai dengan prinsip syari’ah dimana akad jual-beli murabahah sudah terpenuhi, seperti dalam hal rukun dan syarat sah jual-beli; terpenuhinya ketentuan adanya penjual dan pembeli, adanya sighat; adanya barang yang diperjual-belikan serta harus barang yang halal menurut syari’ah.

Page 91: Konsep Pembiayaan KPRS Kreditpembiayaan Perbaikan Rumah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19459/1/MEUTIA... · Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif