konsep mohammad fauzil adhim tentang pendidikan …

93
KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN KEIMANAN PADA ANAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh NIDAA’AN KHAFIYYA 105191106617 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG

PENDIDIKAN KEIMANAN PADA ANAK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NIDAA’AN KHAFIYYA

105191106617

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H/2021 M

Page 2: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

i

KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG

PENDIDIKAN KEIMANAN PADA ANAK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Nidaa’an Khafiyya

105191106617

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H/2021 M

Page 3: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

ii

Page 4: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

iii

Page 5: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

iv

Page 6: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Nidaa’an Khafiyya

NIM : 105191106617

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Agama Islam

Kelas : C

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi ini

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 maka

bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 17 Dzulhijjah 1442 H

26 Juli 2021 M

Yang Membuat Pernyataan

Nidaa’an Khafiyya

NIM: 105191105317

Page 7: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

vi

ABSTRAK

Nidaa’an Khafiyya. 105191106617. Konsep Mohammad Fauzil Adhim

tentang Pendidikan Keimanan pada Anak. Dibimbing oleh Mutakallim Sijal

dan Nurhidaya M.

Penelitian ini merupakan upaya penggalian konsep Mohammad Fauzil

Adhim tentang pendidikan keimanan pada anak. Adapun rumusan

masalahnya pada skripsi ini adalah (1) Bagaimana konsep pendidikan

keimanan yang harus diajarkan kepada anak menurut Muhammad Fauzil

Adhim? (2) Bagaimana metode-metode pendidikan keimanan kepada anak

menurut Muhammad Fauzil Adhim?

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, dengan menganalisa

buku-buku atau teks yang berkaitan dengan pemikiran Mohammad Fauzil

Adhim. Buku-buku mengenai pendidikan keimanan, mendidik anak serta

tulisan tentang parenting baik di artikel, penelitian, disertasi maupun jurnal

yang dikumpulkan kemudian analisis terkait dengan pembahasan Konsep

Mohammad Fauzil Adhim tentang Pendidikan Keimanan pada Anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) menurut Mohammad Fauzil

Adhim keimanan adalah kesediaan untuk mengakui, menerima dan berserah

diri kepda Allah Ta’ala yang dinyatakan secara lisan dan diwujudkan

dengan perbuatan, serta mengikatkan diri dengan Islam dan memiliki

komitmen kepadanya, menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai

pegangannya didalam kehidupan. Adapun secara garis besar menurut

Mohammad Fauzil Adhim materi pendidikan keimanan pada anak yaitu

dengan mengenalkan Allah kepada anak seperti membacakan kalimat tauhid

pada anak, membina iman anak, mengajarkan Al-Qur’an, menumbuhkan

kecintaan anak terhadap agama Islam, mengajarkan mereka berislam dengan

Ihsan dan mendorong untuk berdakwah. (2) metode pendidikan keimanan

menurut Mohammad Fauzil Adhim adalah metode motivasi, kasih sayang,

pembiasaan, keteladanan nasihat dan ditambah dengan metode hukuman.

Kata Kunci: Pendidikan Keimanan, Anak, Mohammad Fauzil Adhim

Page 8: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..........................................................................

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

SURAT PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH .................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... v

ABSTRAK .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10

E. Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian .................................................................. 10

2. Sumber Data ......................................................................... 12

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 12

4. Teknik Analisis Data ............................................................ 12

F. Penegasan Istilah ........................................................................ 13

BAB II BIOGRAFI MOHAMMAD FAUZIL ADHIM

A. Biografi ...................................................................................... 17

B. Karya-Karya Mohammad Fauzil Adhim ................................... 20

BAB III KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TERKAIT

PENDIDIKAN KEIMANAN BAGI ANAK

A. Hakikat Pendidikan Anak .......................................................... 24

B. Dasar Pendidikan Keimanan pada Anak .................................... 26

C. Indikator Keimanan .................................................................... 28

D. Materi Pendidikan Keimanan ..................................................... 29

Page 9: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

viii

E. Urgensi Pendidikan Keimanan pada Anak Menurut Mohammad

Fauzil Adhim ............................................................................... 44

BAB IV ANALISA METODE PENDIDIKAN BAGI ANAK MENURUT

MOHAMMAD FAUZIL ADHIM

A. Analisis Konsep Mohammad Fauzil Adhim tentang Pendidikan

Keimanan pada Anak dengan Pemikiran Tokoh Lain ................ 47

B. Metode Pendidikan Keimanan pada Anak menurut Mohammad

Fauzil Adhim ............................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 71

B. Saran ........................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 73

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ 78

LAMPIRAN ............................................................................................ 79

Page 10: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah yang Maha Kuasa telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Shalawat

serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang

mukmin yang mengikutinya. Berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan judul “Konsep Mohammad

Fauzil Adhim tentang Pendidikan Keimanan pada Anak”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar S1

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam skripsi

ini dan tanpa bantuan dari banyak pihak maka tidak akan mungkin penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak, Ibu, Ayah, Umi, Ahmad Azkal Abied, suami tercinta dan

Khawla Azkiyyatun Nida, putri kesayangan yang selalu mendoakan,

menyayangi dan mencintai.

Page 11: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

x

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. selaku dekan Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Nurhidaya M, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga dan pengorbanan waktunya dalam

upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Mutakallim Sijal M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah membimbing, memberikan nasehat dan arahan dalam

penyelesaian tugas akhir ini.

6. Ibu Dra. Siti Rajiah Rusdi M.Pd.I. selaku Dosen Penasehat Akademik

yang telah membimbing, memberikan nasehat dan arahan selama

menempuh kuliah S1 PAI Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Qaem Aulasyahied yang telah banyak membantu dan mengoreksi

penulisan tugas akhir ini.

8. Seluruh dosen dan petugas administrasi Jurusan Pendidikan Agama

Islam Universitas Agama Islam yang telah banyak membantu selama

kuliah dan juga penelitian berlangsung.

Page 12: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

xi

9. Teman-teman yang saya sayangi, Darmiati dan Rahmadana serta

seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu

dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan dan

mendapatkan ridho Allah SWT. semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Aamiin Ya Robbal

‘Alaamin.

Makassar, 09 Juli 2021 M

29 Dzulqa’dah 1442 H

Penulis

Nidaa’an Khafiyya

NIM: 2016191106617

Page 13: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 57 tahun 2021 pasal 1

ayat 1 menyebutkan,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Diktum undang-undang di atas dengan jelas menegaskan beberapa nilai

dasar pendidikan yang dianut oleh negara Indonesia. Di antara nilai dasar itu

adalah, bahwa orientasi pendidikan negara yang berasas pancasila ini salah

satunya, membentuk insan yang tidak hanya terdidik dari aspek rasionalitas

belaka melainkan pula matang secara religius dan spritual. Indikasi dari

kematangan secara spritual ini dapat dilihat dari terpenuhinya insan terdidik

dengan mampu berakhlak mulia (akhlāq karīmah) dan mampu mengendalikan

diri. Dengan bahasa yang lebih sederhana, kualitas pendidikan tidak hanya

ditentukan dari kepintaran secara kognitif, tetapi juga kematangan secara spritual.

Dengan demikian, usaha untuk memberikan pendidikan agama kepada peserta

didik merupakan sebuah keniscayaan, dalam rangka mewujudkan orientasi

pendidikan yang telah disebutkan sebelumnya.

1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar

Nasional Pendidikan. (diakses 05 Juli 2021)

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Salinan%20PP%20Nomor%2057%20Tahun%202021.pdf

Page 14: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

2

Salah satu tantangan dan problem pendidikan agama kepada peserta didik

adalah mengajarkan aspek ajaran yang bersifat konseptual dan abstrak, seperti hal-

hal gaib, eksistensi tuhan dan keimanan. Menurut Muhaimin dalam bukunya,

Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, wilayah kajian

pendidikan Islam -dan agama pada umunya- bermuara pada tiga problem pokok.

Problem paling utama dari tiga tersebut adalah Foundational Problems (masalah

dasar) yang di dalamnya berkaitan dengan aspek atau dimensi dan kajian tentang

konsep pendidikan yang bersifat universal, seperti hakikat manusia, masyarakat,

akhlak, hidup, ilmu pengetahuan, dan iman.2

Kesulitan untuk mengajarkan konsep keimanan yang bersifat empiris ini

dirasa semakin sukar apabila pihak yang diajar adalah peserta didik yang

tergolong masih anak-anak atau masih masuk dalam kategori usia dini. Hal ini,

selain karena kenyataannya banyak pendidik utamanya orang tua yang kurang

memberikan perhatian pada aspek keimanan anak karena telah -sadar atau tidak

sadar- berpaham sekularistik,3 juga karena pendidik atau orang tuanya sendiri

tidak memiliki pemahaman yang cukup atas konsep keimanan sehingga itu

berimbas kepada kurang cakap dalam memahamkan anak.4

Padahal dalam Islam, baik materi pendidikan yang berkaitan dengan

keimanan maupun jenjang pendidikan pada usia dini merupakan dua hal yang

penting dan tidak bisa terpisahkan dalam proses penanaman nilai-nilai ajaran yang

fundamental. Konsep iman adalah pondasi agama. Al-Qaradawi menyebutkan

2 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), hlm. 45-46 3 Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam dan Sekularisme, (Bandung; Pustaka, 1981 M). 4 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam (Semarang; Asy-Syifa,

1994).

Page 15: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

3

bahwa keimanan, dalam struktur ajaran Islam, merupakan pondasi untuk manusia

dalam menjalani kehidupannya. Dari segi substansi dan aksi, keimanan

merupakan kepercayaan yang harus tertanam di dalam hati dan dideklarasikan

melalui ucapan serta dibuktikan melalui perbuatan.5 Dengan begitu maka

keimanan menjadi hal pertama dan materi paling utama yang harus diajarkan dan

ditanamkan kepada setiap individu.6

Berkaitan dengan usia dini dalam jenjang pendidikan, Nasih Ulwan

berpendapat bahwa anak sebagai makhluk individu dan sosial memiliki hak untuk

bisa mengakses dan memperoleh bimbingan pendidikan. Hal ini, agar anak bisa

berkembang secara baik sesuai potensi yang dimilikinya.7 Dalam kajian psikologi

perkembangan, fase usia dini disebut sebagai fase the golden age karena saat itu

otak mengalami perkembangan yang begitu maksimal, hingga 80% dari

perkembangan otak orang dewasa secara keseluruhan terjadi pada fase ini.8

Beberapa ayat al-Quran dan hadis sendiri menunjukkan secara jelas

mengenai pentingnya pendidikan dan penanaman iman di usia dini. Di antaranya,

surat Luqman ayat 13,

نلوإذ م نهقاللق بۥوهويعظهۦب رك لتش بني هٱي لل كٱإن ر معظيملش لظل ١٣

Terjemahnya:

5Yusuf Al-Qaradawi. Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan. (Surabaya: Pustaka

Progresif, 1992). hlm. 27 6 Sutan Mansur. Tauhid Membentuk Pribadi Muslim. (Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1981).

hlm. 10 7 Abdullah Nashih Ulwan. Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam. (Mesir: Dar as-Salam, 1997). hlm.

113 8 Ahmad Atabik dan Ahmad Burhanuddin. “Konsep Nasih Ulwan Tentang Pendidikan

Anak” dalam Elementary Jurnal, Vol.2, No. 2. (2015), hlm. 276 http://www.m-

edukasi.web.id/2012/10/pendidikan-anak-usia-dini-paud.html diakses Makassar Januari, 2021.

Page 16: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

4

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan

Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar

kezaliman yang besar".9

Begitu pun dengan ayat yang merekam wasiat keimanan yang disampaikan

Ibrahim dan Ya’qub kepada anak-anak mereka. Firman Allah surat al-Baqarah

ayat 132 berbunyi,

ه ر بهاإب ووصى ينفلتموتن لكمٱلد طفى ٱص ٱلل إن بني قوبي مبنيهويع لمون س وأنتمم إل

Terjemahnya:

Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian

pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah

telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam

memeluk agama Islam.10

Dua ayat ini, selain memberikan penegasan pada pentingnya tauhid dan

iman, juga menunjukkan bahwa penanaman nilai tauhid dan iman tersebut

diajarkan sejak dini. Perbuatan orang saleh yang menasehati dan mewasiatkan ini,

memiliki hikmah agar orang beriman yang membaca ayat ini dapat meneladani

apa yang telah dilakukan orang-orang saleh tersebut.11

Adapun hadis yang memperlihatkan urgensi pendidikan iman pada jenjang

anak ialah hadis tentang fitrah anak yang berbunyi,

ولود عن أبي هري رة، أنه كان ي قول: قال رسول اللهي صلى الله عليهي وسلم: »ما مين م سانيهي رانيهي ويج ي إيل يولد على الفيطرةي، فأب واه ي هو يدانيهي وي نص ي

Terjemahnya:

9Kementerian Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan. (Bogor: Madina Raihan

Makmur, 2007) hlm 412 10 Ibid hlm 20 11 Sulahuddin. “Internalisasi Pendidikan Iman Kepada Anak dalam Perspektif Islam” dalam

DIDAKTIKA, Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No.2, (2016) (diakses 22 Juni 2021)

Page 17: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

5

Dari Abu Hurirah [meriwayatkan] ia pernah berkata, Rasulullah saw

bersabda: tidaklah anak dilahirkan kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah

(Islam) kedua orang tuanya lah yang me-yahudi-kan dan me-nasrani-kan

dan me-majusi-kannya. (HR. Muslim)12

Baik Al-Quran maupun hadis yang telah dikutip sebelumnya menjadi dasar

argumentasi bahwa memang pendidikan di usia dini adalah proses yang tepat dan

penting untuk upaya penanaman nilai-nilai ajaran agama, utamanya keimanan

sebagai fondasi beragama itu sendiri. Senada dengan hal itu, Muhammad Abd as-

Ṣamad dalam tulisannya at-Tarbiyyah al-‘Aqīdah wa al-Khalqiyyah fī Adab al-

Aṭfāl, berpendapat,

فقد نال الأطفال اهتماما كبيرا ، واحتلوا مكانة رفيعة في وجوب العناية بهم ، ورعاياتهم، وتربيتهم وتوجيههم في المنهج الإسلامي، لأنهم جيل المستقبل يحملون رسالة العقيدة الإسلامية، ويؤدون واجبهم تجاه الدين الحنيف . وفي القرآن الكريم

ة الشريفة نصوص كثيرة تهتم بالطفولة في التربية والتعليم؛ تهيئة والسن ة النبوي للمستقبل

Terjemahnya:

Sungguh anak-anak telah mendapat perhatian yang besar dan menempati

posisi teratas dalam hal kewajiban menjaga, memelihara, mendidik dan

mengarahkan mereka kepada pedoman hidup yang Islami. Sebab mereka

adalah generasi masa depan yang akan memikul tugas risalah akidah Islam

dan yang melaksanakan kewajiban-kejiban mereka berdasarkan ajaran Islam

yang lurus. Di dalam al-Quran dan Sunah Nabi saw terdapat banyak teks

yang memberikan perhatian kepada generasi anak di dalam pendidikan dan

pengajaran serta pembentukan akhlak untuk masa yang akan datang.13

Urgensi penanaman iman pada jenjang usia dini diiringi dengan tantangan

dan hambatan pelaksanaannya -seperti yang telah disebutkan di atas- membuat,

tidak sedikit para akademisi, utamanya para ulama yang memiliki rasa tanggung

12 Muslim bin al-Hajjaj, Ṣaḥīḥ Muslim, pentahqiq. Muhamamd Fu’ad Abd al-Baqi, (Beirut:

Dār Iḥyā’ at-Turāṡ, tth), Jilid IV, hlm. 2047 13 Muhammad Abd as-Shamad, Tarbiyyah al-Aqdiyyah wa al-Khalqiyyah fi Adab al-Aṭfāl,

dalam ad-Dirāsāt, al-Jāmi’ah al-Islāmiyyah al’Ālamiyyah Vol, 3, Desember (2006)

Page 18: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

6

jawab dan peduli terhadap agama dan generasi muda telah mencoba merumuskan

dan menuliskan gagasan mereka mengenai metode pendidikan iman kepada anak.

Menurut Uhbiyati dalam Mahsunudin, menyatakan bahwa langkah awal

yang perlu dilakukan orang tua atau pendidik adalah menanamkan keimanan,

tepatnya dengan mengenalkan tauhid kepada anak-anak sejak dini. Ketika anak

mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.14

Dasar pendidikan Islam ialah Islam dengan segala ajarannya yang tertuang

dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.15 Al-Qur’an dan Sunnah adalah

starting awal tarbiyah Islam. Tarbiyah memahami perilaku manusia berdasar

petunjuk kedua rujukan ini. Maka tarbiyah Islam berbeda jauh dengan tarbiyah

jahiliyyah, terkait pandangan tentang individu dan masyarakat. Para pendidik

muslim sepakat dengan para psikolog yang menyatakan bahwa remaja adalah fase

peralihan masa kanak-kanak menuju dewasa.16

Bekal pendidikan agama yang diperoleh anak dari lingkungan keluarga

memberinya kemampuan untuk mengambil haluan ditengah-ditengah kemajuan

yang demikian pesat. Keluarga muslim memiliki tanggungjawab yang sangat

besar dalam mendidik generasi-generasi untuk mampu terhindar dari berbagai

tindakan yang menyimpang.17 Anak pada dasarnya harus memperoleh perawatan,

14 Mahsunudin. Urgensi Pendidikan Keimanan Bagi Anak. dalam Jurnal Al-Ifkar Vol XIV

no 02 (2020) (diakses 08 Juli 2021) hlm 181

http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/ifkar/article/view/4329/3159 15 Lis Yulianti Syafrida Siregar. Pendidikan Anak dalam Islam. dalam Bunayya: Jurnal

Pendidikan Anak Vol 1 No 2 (UIN Ar-Raniry: 2016) (diakses pada 08 Juli 2021) hlm 19 LYS

Siregar - Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 2017 - jurnal.ar-raniry.ac.id 16 Khalid Asy-Syantut. Mendidik Anak Laki-Laki. (Solo; Aqwam, 2018) h 42 17 Abdullah. Urgensi Pendidikan Agama dalam Keluarga dan Implikasinya terhadap

Pembentukan Kepribadian Anak. dalam Tranformasi: Jurnal Kepemimpinan dan Pendidikan Islam

Vol 2 No 1 (Papua Barat: IAIN Sorong. 2018) hlm 6 (diakses 07 Juli 2021) https://e-

jurnal.iainsorong.ac.id/index.php/Transformasi/article/view/311/269

Page 19: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

7

perlindungan serta perhatian yang cukup dari kedua orang tua, karena kepribadian

dan kesalehan/hah sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya terutama

yang diperoleh dari orang tua dan keluarganya.18

Mengutip pemikiran Al-Ghazali bahwa pendidikan keimanan hendaknya

didahulukan pada anak kecil diawal pertumbuhannya agar dihafalkan, selanjutnya

pengertiannya akan diketahui sedikit-demi sedikit. Jadi pendidikan keimanan

terutama tentang ketauhidan perlu diprioritaskan pada anak kecil agar meresap

dalam jiwanya. Pendidikan keimanan yang diterapkan sejak usia dini juga akan

mengokohkan perjanjian primordial (berisi keesaan Tuhan) antara manusia

dengan Tuhannya di alam rahim.19

Pendidikan keimanan merupakan pendidikan dengan dasar-dasar keimanan,

pengakrabannya dengan rukun-rukun Islam dan pembelajaranya tentang prinsip-

prinsip syari’at Islam. Tugas pendidik dan orang tua dalam menumbuhkan anak

atas dasar pendidikan keimanan yang sempurna lagi diridhai.20

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat gagasan Mohammad Fauzil

Adhim mengenai Pendidikan keimanan pada anak. Mohammad Fauzil Adhim

adalah seorang penulis yang kompeten di bidang pendidikan keluarga dan anak. Ia

menyukai kajian tentang tumbuh kembang anak, keluarga, komunikasi dan ia

18 Sukatin, dkk. Pendidikan Anak dalam Islam. dalam Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak

Vol VI No 2 (UIN Ar-Raniry. 2019) (diakses 08 Juli 2021) Hlm 192 https://www.jurnal.ar-

raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/7345/4332 19 Sitti Riadil Janna. Konsep Pendidikan Anak Dalam Perspektif Al-Ghazali. Jurnal Ta’dib

Vol 6 No 2 (Kendari: Fakultas Tarbiyah STAIN Kendari. 2013) (diakses 05 Juli 2021) hlm 49 20 Fauzana Annova. Pendidikan Keimanan dalam Al-Qur’an. dalam Al-Uswah: Jurnal

Riset dam Kajian Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 2. (Riau: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sultan Syarif Kasim Riau. 2019) (diakses 07 Juli 2021) Hlm 163

http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/AL-USWAH/article/view/8327

Page 20: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

8

produktif menulis diberbagai media massa. Ia juga masih aktif mengisi kajian

parenting, tumbuh kembang anak dan keluarga di berbagai media sosial.

Mohammad Fauzil Adhim mengungkapkan bahwa pendidikan keimanan

sangat penting diterapkan dalam pola pengasuhan anak, khususnya dalam

menghadapi tantangan dijaman modern seperti saat ini. Pendidikan keimanan

sejak dini akan mampu membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik dalam

kehidupannya. Oleh karena itu, orang tua harus benar-benar menanamkan nilai

keimanan dengan baik. Mohammad Fauzil Adhim bercita-cita melahirkan

generasi ulil-albab, yaitu generasi pilihan yang cemerlang hidupnya, tajam

pikirnya, jernih hatinya, kokoh jiwanya, dan kuat imannya.21

Karena tidak ada sesuatu yang lebih berharga yang dapat kita wariskan

kepada anak-anak kita selain segenggam iman yang kita harapkan agar tumbuh

berakar menguat didalam jiwa mereka. Karena iman itu mendorong mereka untuk

senantiasa bersungguh-sungguh dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi

mereka, termasuk belajar mendalami berbagai macam pengetahuan.22

Dari pernyataan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat pemikiran

Mohammad Fauzil Adhim yang terkait dengan pendidikan keimanan pada anak

dengan mengambil judul “Konsep Mohammad Fauzil Adhim tentang Pendidikan

Keimanan pada Anak”

A. Rumusan Masalah

21 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) 22 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) h 13

Page 21: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

9

Didasari oleh deskripsi pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

masalah akademik yang menjadi inti dari persoalan yang akan dijawab melalui

penelitian ini. Adapun rumusan masalah itu sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan keimanan yang harus diajarkan kepada anak

menurut Muhammad Fauzil Adhim?

2. Bagaimana metode-metode pendidikan keimanan kepada anak menurut

Muhammad Fauzil Adhim?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan keimanan kepada anak menurut

Muhammad Fauzil Adhim.

2. Untuk mengetahui metode-metode pendidikan keimanan kepada anak

menurut Muhammad Fauzil Adhim.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat bagi penulis yaitu dapat menjadi bekal hidup dalam kehidupan

untuk mendidik anak mengenal keimanan

2. Manfaat bagi Lembaga, penulisan ini sebagai bagian dari usaha menambah

khasanah ilmu pengetahuan untuk Fakultas Agama Islam pada umumnya

dan jurusan Pendidikan Agama Islam pada khususnya

Page 22: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

10

3. Manfaat pemerintah dan peneliti selanjutnya, dapat menghasilakan rumusan

tentang mendidik anak dengan mengenalkan keimanan, sehingga di

harapkan dapat memberi konstribusi positif bagi anak.

D. Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) yaitu kegiatan untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi

objek penelitian. Informasi tersebut dapat di peroleh dari buku-buku, karya

ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain. Dengan

melalukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan

pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. Peranan penelitian

kepustakaan sangat penting sebab dengan melakukan kegiatan ini hubungan

antara masalah, penelitian- penelitian yang relevan dan teori akan menjadi lebih

jelas. Selain itu penelitian akan lebih ditunjang, baik oleh teori-teori yang sudah

ada maupun oleh bukti nyata, yaitu hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan saran.23

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang identik dengan kegiatan

analisis teks atau wacana yang menyelidiki suatu peristiwa, baik berupa perbuatan

atau tulisan yang diteliti untuk mendapatkan fakta-fakta yang tepat (menemukan

asal-usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya.)24

23 Tim Penyusun. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. (Makasar: Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar. 2019) 24 Amir Hamzah. Metode Penelitian Kepustakaan. (Malang: CV Literasi Nusantara abadi,

2020) h 7

Page 23: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

11

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data yang

relevan dengan pembahasan skripsi. Data dalam penelitian ini adalah data yang

sesuai dengan fokus penelitian yaitu konsep Mohammad Fauzil Adhim tentang

Pendidikan Keimanan pada Anak. Adapun sumber data adalah sebagai berikut:

a. Sumber Data Premier, yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan

disajikan oleh peneliti dari sumber pertama.25 Adapun data premier yang

di gunakan oleh penulis yaitu buku karya Muhammad Fauzil Adhim

yang berjudul: Segenggam Iman Anak, Positive Parenting: Cara-cara

Islami Mengembangkan Karakter Positif pada Anak Anda, Saat

Berharga untuk Anak Kita.

b. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan

disajikan oleh pihak lain yang biasanya dalam bentuk publikasi ilmiah

atau jurnal.26 Diantara sumber yang digunakan oleh penulis yaitu,

Menanamkan Iman kepada Anak karya Dr. Amani Ar-Ramadi, Prophetic

Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak karya DR. Muhammad Nur Abdul

Hafizh Suwaid, Psikologi Pendidikan Islam karya Prof. Dr. H. Abuddin

Nata, M.A. Mendidik Anak Laki-laki karya Dr. Khalid Asy-Syantut.

Mendidik Anak Perempuan karya Ishlahunnisa’.

25 Nurhidayat Muh. Said. Metode Penelitian Dakwah. Buku Daras. (Makassar: UIN

Alauddin. 2013) (diakses pada 10 Juli 2021) Buku Hlm 23 http://repositori.uin-

alauddin.ac.id/405/1/Nurhidyat%20Muh.%20Said.pdf 26 Ibid hlm 23

Page 24: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

12

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.27

Data penelitian yang dicari dengan pendekatan Library Research, yaitu

penelitian perpustakaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:28

a. Mencari dan mengumpulkan buku-buku yang ada relevansinya dengan

kajian permasalahan

b. Mengindentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan penelitian

c. Menarik kesimpulan sebagai hasil suatu penelitian dengan pokok

permasalahan.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

yang mudah dipahami. Dengan demikian, temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain.29

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi

(content analysis) yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan

27 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. (Bandung: Kanisius, 1990)

h 61 28 Ayu PermataSari. Konsep Pendidikan Tauhid Bagi Anak Dalam Buku “Segenggam Iman

Anak Kita” Karya Muhammad Fauzil Adhim, Skripsi. IAIN Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Salatiga. (Salatiga: 2016) (diakses 05 Juni 2021) http://e-

repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1227/1/KONSEP%20PENDIDIKAN%20TAUHID%20BAGI

%20ANAK.pdf 29 Amir Hamzah. Metode Penelitian Kepustakaan. (Malang: CV Literasi Nusantara abadi,

2020) h 61

Page 25: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

13

muatan sebuah teks berupa kata-kata, makna gambar, symbol, gagasan, tema, dan

segala bentuk pesan yang dapat dikomunikasikan.30

Menurut Riffe, Lacy dan Fico, yang dikutip oleh Ahmad menyatakan bahwa

analisis isi adalah pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi dari simbol-

simbol komunikasi, dimana simbol ini diberikan nilai numerik berdasarkan

pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan metode statistik untuk

menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan, dan memberikan konteks,

baik produksi ataupun konsumsi.31

E. Penegasan Istilah

1. Konsep Pendidikan Keimanan

Iman artinya, meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lidah dan

mengamalkan dengan anggota tubuh, bertambah dengan ketaatan dan berkurang

dengan kemaksiatan.32

Menurut Sayid Sabiq (1986) Pengertian keimanan atau akidah itu tersusun

dari enam perkara yaitu:33

a. Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat dengan nama-namaNya yang mulia dan

sifat-sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti-bukti wujud atau

adaNya serta kenyataan sifat keagunganNya dalam alam semesta atau

didunia ini.

b. Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini yakni alam yang

tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan-kekuatan kebaikan yang

terkandung didalamnya yakni yang berbentuk malaikat, juga kekuatan-

kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan sekalian tentaranya dari

30 Ibid h 74 31 Ahmad. Desain Penelitian Analisis Isi. dalam Jurnal Ahmad. (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah. 2018) Hlm 2 (diakses 10 Juli 2021) https://www.researchgate.net/profile/Jumal-

Ahmad/publication/325965331_Desain_Penelitian_Analisis_Isi_Content_Analysis/links/5b30509

0a6fdcc8506cb8b21/Desain-Penelitian-Analisis-Isi-Content-Analysis.pdf 32 Yayasan Binaa’ul Mustaqbal. Tafsir Seper Sepuluh Dari Al-Qur’an Al-Karim. (Bekasi:

2006) 33 Sayid Sabiq. Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman. (Bandung. CV Diponegoro,

1986)

Page 26: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

14

golongan syaithan. Selain itu juga ma’rifat dengan apa yang ada didalam

alam yang lain seperti jin dan ruh.

c. Ma’rifat dengan kitab-kitab Allah Ta’ala yang diturunkanNya kepada

para rasul. Kepentingannya adalah ia dijadikan sebagai batas antara yang

haq dan bathil, yang baik dan jelek, yang halal dan haram, juga yang

bagus dan buruk.

d. Ma’rifat dengan nabi-nabi serta Rasul-Rasul Allah Ta’ala yang dipilih

olehNya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin

seluruh makhluk guna menuju yang haq.

e. Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu

seperti kebangkitan dari kubur (hidup lagi sesudah mati), memperoleh

balasan, pahala atau siksa, surge atau neraka.

f. Ma’rifat kepada takdir (qadla dan qadar) yang diatas landasannya itulah

berjalannya peraturan segala yang ada dialam semesta ini, baik dalam

penciptaan atau cara mengaturnya.

Allah adalah Rabb kita, Illah kita adalah yang menciptakan kita, dan Dia-lah

satu-satunya yang berhak kita sembah. Dialah Allah yang menciptakan kita, tidak

ada yang menciptakan kita selain Dia.34

Tujuan pendidikan dalam konsep Islam harus mengarah pada hakikat

pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya yaitu tujuan dan tugas hidup

manusia, memperhatikan sifat-sifat dasar manusia, tuntutan masyarakat, dan

dimensi-dimensi ideal Islam.35

Fungsi pendidikan menurut Hamka, yang dikutip oleh Toriqul Chaer

menyatakan bahwa pendidikan menjadi tempat titik tolak (starting point)

perkembangan anak dan unsur penentu dalam perkembangan kepribadian anak.

Pengaruh yang ditimbulkan pada lingkungan keluarga menjadi dasar pertumbuhan

dan perkembangan kemampuan atau ketidakmampuan penyesuaian emosi dan

sosial anak kelak.36

34 Ishlahunnisa’. Mendidik Anak Perempuan. (Solo: Aqwam, 2010) hlm 92 35 Rois Mahfud. Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2011) hlm 144 36 Moh Toriqul Chaer dan Fitriah Suud. Pendidikan Anak Perspektif Hamka (Kajian Q.S.

Luqman/31: 12-19 dalam Tafsir Al-Azhar. Dalam Southeast Asian Jurnal of Islamic Education

Page 27: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

15

Pendidikan berbasis keimanan adalah pendidikan yang memahami hakikat

manusia, alam dan kehidupan, dan hubungannya dengan Pencipta. Bila pemikiran

tentang manusia, alam semesta, dan kehidupan tidak menarik simpulan

keterkaitan dengan Pencipta, akan lahir pemikiran yang bertolak belakang dengan

ketentuan Allah SWT. padahal, Allah adalah Tuhan segenap manusia dan

Pencipta serta pengurus langit dan bumi tidak bisa dipungkiri lagi.37

Pendidikan keimanan anak dalam keluarga menurut Zakiah Daradjat sesuai

dengan tujuan pendidikan islam, yaitu untuk membentuk kepribadian yang

didalamnya terjalin nilai-nilai keimanan, yang selanjutnya menjadi pengaruh dan

pengendali bagi perilakunya, serta dapat selalu mengadakan pilihan terbaik

(sesuai dengan ketentuan Allah) dalam hidupnya.38

2. Anak

Kata “anak” dalam Ensiklopedi Hukum Islam didefinisikan sebagai orang

yang lahir dalam rahim ibu, baik laki maupun perempuan atau khunsa yang

merupakan hasil persetubuhan dua lawan jenis. Menurut sumber ini, pengertian

anak semata-semata di nisbatkan pada konteks kelahiran dan posisiny sebagai

seorang laki-laki atau perempuan.39

Al-Ghazali menyatakan, Anak adalah amanah ditangan ibu-bapaknya.

Hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya. Apabila ia dibiasakan

Vol 02 No 02. (2020) (diakses 07 Juli 2021) https://journal.iain-

samarinda.ac.id/index.php/SAJIE/article/view/2192 37 Itah Miftahul Ulum. Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keimanan. (Cirebon: Program

Studi Akuntasi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, 2019) Jurnal Pendidikan Anak Usia

Dini Volume 2 No 2 diakses di Makassar, 03 Juli 2021 38 Rivanti Muslimawaty. Pendidikan Keimanan Anak dalam Keluarga Menurut Zakiah

Daradjat. (Bandung: STAI Sabili Bandung, 2018) hlm 120 dalam Jurnal Pendidikan Islam 39 Silahuddin. Internalisasi Pendidikan Iman Kepada Anak Dalam Perspektif Islam. Jurnal

Ilmiah DIDAKTIKA. (Banda Aceh. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, 2016)

Page 28: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

16

pada suatu yang baik dan dididik, niscaya ia akan tumbuh besar dengan sifat-sifat

baik dan akan bahagia didunia akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiasakan dengan

tradisi-tradisi buruk, tidak dipedulikan seperti halnya hewan, niscaya ia akan

hancur dan binasa.40

M. Quraish Shihab dalam Fanny Fauzy menyatakan, anak adalah anugerah

Allah yang merupakan amanat. Dia anggota keluarga yang menjadi tanggung

jawab orang tua sejak dia dalam kandungan sampai dalam batas usia tertentu,

sebagaimana anak juga merupakan salah satu anggota keluarga yang wajib

mendapatkan pelayanan dan perlindungan.41

Abu Zahrah yng dikutip oleh Faishol Khusni, membagi fase perkembangan

anak menjadi empat fase, yaitu:

Ash-Shobiy atau At-Tifl (anakkecil), Mumayyiz (mampu membedakan

sesuatu), Murabiq (menjelang usia baligh), Baligh (mampu diberi beban

hukum, dibagi anak laki-laki ditandai dengan bermimpi basah atau ihtilam

seitar usia 14 tahun, dan darah haid bagi perempuan sekitar usia 11 tahun)42

40 Ahmad Syarifuddin. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an.

(Jakarta: Gema Insani. 2007) hlm 59 41 Fanny Fauzy dan Abdul Azis. Konsep Positive Parenting Menurut Mohammad Fauzil

Adhim dan Implikasinya terhadap Pendidikan Anak dalam Jurnal Tarbiyah al-Aulad Vol 01 no 02

(2016) (diakses 07 Juli 2021)

https://drive.google.com/file/d/1dp4NtyITdnOec1Cu7EaVLXV2VSTY0TtW/view 42 Moh Faishol Khusni. Fase Perkembangan Anak dan Pola Pembinaannya dalam

Perspektif Islam. Dalam Jurnal Perempuan dan Anak Vol 2 No 2 (Pusat Studi Gender dan Anak

(PSGA) IAIN Tulungagung. 2018) (diakses 08 Juli 2021) hlm 365 http://ejournal.iain-

tulungagung.ac.id/index.php/martabat/article/view/1348

Page 29: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

17

BAB II

BIOGRAFI MOHAMMAD FAUZIL ADHIM

A. Biografi Mohammad Fauzil Adhim

Mohammad Fauzil Adhim, lahir di Mojokerto, 29 Desember 1972. Ibunya

bernama Aminatuz Zuhriyah berasal dari keluarga pesantren Bahrul Ulum

Tambak Beras Jombang, sedang ayah berasal dari Pacitan, termasuk keluarga

pesantren Termas.

Tinggal di Yogyakarta Bersama istrinya yang bernama Mariana Anas

Beddu, dan ketujuh anaknya, yaitu Fathimatuz Zahra, Muhammad Husain As-

Sajjad, Muhammad Hibatillah Hasanin, Muhammad Nashiruddin An-Nadwi,

Muhammad Navies Ramadhan, Syahidah Nida’ul Haq, dan Sakinah Nida’uz

Zakiyyah. Alamat sekarang: Jln. Monjali Gg. Masjid Mujahadah RT 15 RW 40

Karangjati, Melati, Sleman, Yogyakarta.43

Berawal dari buku yang dipinjamkan oleh ibunya dari perpustakaan, Fauzil

Adhim tumbuh menjadi pecinta buku semenjak SD. Buku-buku itu kemudian

merangsangnya untuk menulis. Saat ini Mohammad Fauzil Adhim sudah menulis

28 buku. Beberapa karya best-sellernya antara lain Kupinang Engkau dengan

Hamdalah, Saatnya untuk Menikah, dan Mencari Ketenangan di Tengah

Kesibukan.44.

43 Lu’Luatul Qulubiyah. Konsep Pendidikan Keimanan bagi Anak Menurut Mohammad

Fauzil Adhim Skripsi. (Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri Salatiga. 2017) (diakses 04 Juni 2021) http://e-

repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1880/1/KONSEP%20PENDIDIKAN%20KEIMANAN%20BA

GI%20ANAK%20MENURUT%20MOHAMMAD%20FAUZIL%20ADHIM%20jadi.pdf 44 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U

Media. 2013)

Page 30: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

18

Mohammad Fauzil Adhim awalnya banyak menulis tema-tema yang

berkaitan dengan psikologi pendidikan dalan kaitannya dengan orang tua maupun

sekolah. Ini sesuai dengan pendidikannya di Fakultas Psikologi Universitas

Gadjah Mada. Tetapi, penulis yang juga produktif menerbitkan buku-buku

pernikahan ini belakangan lebih kuat sudut pandangnya menurut Islam ketika

menulis soal-soal parenting seiring perhatiannya yang besar kepada As-Sunnah,

meskipun ia tetap gemar melahap buku-buku psikologi ilmiah. Selain menjadi

penulis tetap majalah Hidayatullah, Fauzil Adhim juga menjadi penulis di

berbagai media massa lainnya, termasuk majalah Demi Cinta yang terbit di Kuala

Lumpur.

1. Pendidikan formal beliau.45

a. SDN Ketidur, Kecamatan Mojokerto Jawa Timur, lulus tahun 1985.

b. SMPN Kutorejo, Mojokerto, lulus tahun 1988.

c. SMAN 2 Jombang, lulus tahun 1991.

d. Kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Gajah Mada

Yogyakarta. Beliau masuk di UGM mengambil jurusan Psikologi, tahun

2001.

2. Pengalaman kerja

a. Koresponden majalah Ayahanda (Jakarta), freelance, 1994-1995.

b. Staf pengajar sekolah guru taman kanak-kanak Islam Terpadu

(SGTKIT), Yogyakarta, 1996-1998.

45 Ibid hal 18

Page 31: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

19

c. Dosen psikologi keluarga (marriage dan parenting) dan psikologi

komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, 2001-2004.

d. Kolumnis tetap jendela keluarga majalah Suara Hidayatullah khusus

untuk masalah parenting mulai Agustus 2002

e. Kolumnis tetap majalah AN-Nida’ selama setahun sampai Agustus

2003.

f. Pengaruh rubik konsultasi psikologi majalah Nebula, majalah komunitas

ESQ Jakarta.

3. Kegiatan saat ini

a. Staf pengajar fakultas psikologi Univertas Islam Indonesia, Yogyakarta.

b. Kolumnis tetap majalah Hidayatullah Surabaya untuk kolom Tarbiyah.

c. Kolumnis tetap untuk umum rapublika untuk renungan jum’at kolom

DIY-Jateng.

d. Menjadi pemateri tetap forum diskusi parenting para orang tua di

Yogyakarta.

e. Menjadi pemateri tetap untuk pelatihan menulis ibu-ibu rumah tangga di

Yogyakarta.

f. Narasumber dalam berbagai forum diskusi, seminar talkshow diberbagai

daerah seluruh Indonesia tentang masalah-masalah pernikahan, keluarga

dan Pendidikan.

g. Pembina SDIT Hidayatullah Yogyakarta sekaligus menjadi anggota

team perancang kurikulum SD Unggulan.

Page 32: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

20

B. Karya-karya Mohammad Fauzil Adhim

Semenjak Mohammad Fauzil Adhim di Yogyakarta, kegemaran menulisnya

seakan-akan tidak terbendung lagi, mulai tulisan yang sering menghiasi media

masa dan buku-buku. Berikut ada 28 buku karya Mohammad Fauzil Adhim yang

sudah terbit yaitu, sebagai berikut:46

1. Positive Parenting: Cara-cara Islami Mengembangkan Karakter Positif

pada Anak Anda. PT Mizania. Bandung. Oktober 2015. cetakan 4.

2. Membuat Anak Gila Membaca. Pro-U Media. Yogyakarta. Maret 2015.

centakan 3.

3. Segenggam Iman Anak Kita. Pro-U Media.Yogyakarta. 2012.cetakan kedua

(edisi prakarya) Desember 2012.

4. Salahnya Kodok: Bahagia Mendidik Anak bagi Ummahat. Mitra Pustaka.

Yogyakarta. 1996. cet. Ke-2.

5. Mendidik Anak menuju Taklif. Pustaka Pelajar. 1996.

6. Mengajar Anak Anda Mengenal Allah Melalui Membaca. Bandung. Al-

Bayan. 1994.

7. Menuju Kreativitas tulisan bersama Wahyudin. Gema Insani Press. Jakarta.

2003.

8. Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan. Pro-U Media, Yogyakarta,

2012, cetakan kedua (edisi prakarya) Desember 2012.

9. Saat Berharga untuk Anak Kita. Pro-U Media. Yogyakarta. 2009.

46 Lu’Luatul Qulubiyah. Konsep Pendidikan Keimanan bagi Anak Menurut Mohammad

Fauzil Adhim Skripsi. (Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri Salatiga. 2017) (diakses 04 Juni 2021) hlm 23 http://e-

repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1880/1/KONSEP%20PENDIDIKAN%20KEIMANAN%20BA

GI%20ANAK%20MENURUT%20MOHAMMAD%20FAUZIL%20ADHIM%20jadi.pdf

Page 33: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

21

10. Agar Cinta Bersemi Indah, buku kedua trilogy Indahnya Pernikahan Dini.

Gema Insani Press. Jakarta. Januari 2002.

11. Janda. kolaborasi dengan H. Abdul Azis Salim Basyaril. Gema Insani

Press. Jakarta. 1999.

12. Saat Anak Kita Lahir. Gema Insani Press. Jakarta. Desember 2001.

13. Ku Pinang Engkau dengan Hamdalah. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 1997.

cetakan ke-26.

14. Mencapai Pernikahan Barakah. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 1997. cetakan

ke-33.

15. Kado Pernikahan untuk Istriku. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 1998. cetakan

ke-28

16. Memasuki Pernikahan Agung. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 1998.

17. Mencapai Pernikahan Barokah. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 1997.

18. Disebabkan oleh Cinta Kupercayakan Rumahku Padamu. Mitra Pustaka.

Yogyakarta. 1998. cet ke-7.

19. Di Ambang Pernikahan. Gema Insani Press. Jakarta. Juni 2002. kolaborasi

dengan M. Nazhif Masykur.

20. Bahagia saat Hamil bagi Ummahat. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 2003.

21. Menjadi Ibu Bagi Muslimah. Mitra Pustaka. Yogyakarta. 1995.

22. Menembus UMPTN Tanpa Stress. Pustaka Pelajar. 1996.

23. Bersikap Terhadap Anak: Pengaruh Perilaku Orang Tua Terhadap

Kenakalan Anak. PT. Mizan Pustaka. Bandung. 2006.

24. Indahnya Pernikahan Dini. Gema Insani Press. Jakarta. Januari 2002.

Page 34: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

22

25. Agar Cinta Bersemi Indah, buku kedua dari trilogy Indahnya Pernikahan

Dini. Gema Insani Press. Jakarta. Agustus 2002.

26. Membuka Jalan ke Surga. Pustaka Inti. Bekasi. 2004.

27. Dunia Kata Mewujudkan Impian Menjadi Penulis Brilian. Mizan.

Bandung. 2004.

28. Saatnya untuk Menikah. Gema Insani Press. Jakarta. 2000.

Dari uraian di atas, tergambar bahwa Mohammad Fauzil Adhim adalah

seorang penulis yang tertarik untuk fokus pada pendidikan anak-anak (parenting).

Mohammad Fauzil Adhim berpendapat bahwa pendidikan keimanan sangat

penting untuk diterapkan dalam pola pengasuhan, terutama untuk menghadapi

masa sekarang. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memperhatikan pada masa

depan anak-anak mereka, dan yang utama adalah masa depan akhirat. Karena

tidak ada yang lebih berharga untuk diwariskan kepada seorang anak melebihi

segenggam iman anak kita yang diharapkan akan tumbuh dijiwa anak. 47

Pendidikan keimanan anak sudah semestinya menjadi perhatian utama dan

harus diperhatikan oleh para orang tua dan guru. Orang tua perlu mengingat

bahwa mengembangkan potensi anak itu untuk menjadikan anak-anak semakin

ringan hatinya menolong agama Allah Azza wa Jalla. Orang tua perlu

mencerdaskan anak dan melejitkan potensi mereka dibarengi dengan kuatnya jiwa

dan kokohnya iman.48

Dalam buku yang berjudul Saat Berharga untuk Anak Kita, Mohammad

Fauzil Adhim menerangkan pendapat dari Adnan Shahih Baharits yang

47 Mohammad Fauzil adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) hlm 13-14 48 Ibid hlm 16

Page 35: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

23

menyatakan tentang nasihat Rasulullah Saw dalam melakukan pendekatan

keimanan pada anak semenjak dini adalah dengan membangkitkan muraqabah.

Anak memiliki kesadaran diri bahwa setiap langkahnya senantiasa mendapat

pengawasan dari Allah. Ini merangsang anak untuk memiliki kendali perilaku

yang berasal dari dalam dirinya (internal locus of control).49

49 Mohammad Fauzil Adhim. Saat Berharga untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2009) hlm 99

Page 36: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

24

BAB III

KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TERKAIT PENDIDIKAN

KEIMANAN PADA ANAK

A. Hakekat Pendidikan Keimanan

Pendidikan keimanan merupakan perpaduan dua istilah, yakni pendidikan

dan keimanan. Sebelum melakukan kajian lebih dalam mengenai pendidikan

keimanan pada anak, terlebih dahulu perlu diketahui apa pengertian Pendidikan

itu sendiri. Berikut pengertian Pendidikan menurut para ahli yakni:

1. Edward Humrey seperti dikutip Munir Yusuf:

“…education mean increase of skill of development of knowledge and

understanding as a result of training, study of experience.”

(Pendidikan adalah sebuah penambahan keterampilan atau pengembangan ilmu

pengetahuan dan pemahaman sebagai hasil latiham, studi atau pengalaman.)50

2. Menurut Abdur Rahman an Nahlawi tentang konsep pendidikan dalam empat

unsur:

a. Memelihara pertumbuhan fitrah manusia.

b. Mengarahkan perkembangan fitrah manusia menuju kesempurnaan.

c. Mengembangkan potensi insani (sumber daya manusia) untuk mencapai

kuliatas tertentu.

d. Melaksanakan usaha-usahatersebut secara bertahap sesuai dengan irama

perkembangan anak.51

50 Munir Yusuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN

Palopo. 2018) hlm 7 51 Nurkholis. Pendidikan dalam Upaya Memajukan Tekhnologi. (Purwokerto: 2013) Jurnal

Kependidikan vol 1 no 1 https://media.neliti.com/media/publications/104343-ID-none.pdf diakses

di Makassar, 05 Juli 2021

Page 37: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

25

3. Sementara itu, Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia yang ke-2 pada tahun

1980 di Islamabad menyatakan:

Pendidikan harus ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan

personalitas manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal,

perasaan, dan fisik manusia. Dengan demikian, pendidikan diarahkan untuk

mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya: spiritual intelektual, daya

imajinasi fisik, keilmuan, dan bahasa, baik secara individual maupun

kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai

kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan diarahkan pada

upaya merealisasikan pengabdian manusia kepada Allah, baik pada tingkat

individual, maupun masyarakat dan kemanusiaan secara luas.52

4. Menurut Syed. M. Naquib al-Attas seperti dikutip oleh Wastuti:

Konsep ta'dib merupakan suatu gagasan pendidikan dalam Islam yang

membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang seutuhnya, yang

menyadari sepenuhnya akan tanggung jawab dirinya kepada Tuhan yang

haqq, yang memahami dan menunaikan kewajiban terhadap dirinya sebagai

hamba yang sekaligus sebagai khalifah di muka bumi. Al-Attas lebih

cenderung menggunakan istilah ta'dib untuk konsep pendidikan Islam,

karena selain mencakup unsur adab, struktur konsep ta'dib sudah mencakup

unsur-unsur ilmu ('ilm), instruksi atau pengajaran (ta'lim), dan pembinaan

yang baik (tarbiyah). Karenanya tidak perlu lagi dikatakan bahwa konsep

pendidikan Islam adalah sebagaimana terdapat dalam tiga serangkai konsep

tarbiyah-ta'lim-ta'dib.53

Dari beberapa pengertian pendidikan di atas, dapat diketahui, bahwa dari

segi cakupannya, pendidikan sudah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia,

yakni aspek psikis, fisik, akal, spiritual, fitrah, bakat, dan sosial. Demikian dengan

aspek kebutuhan sosial dan individu, jasmani dan rohani manusia secara

seimbang.

52 Abuddin Nata., loc. cit. 53 Wastuti. Konsep Ta'dib Dalam Pendidikan Islam (Studi Atas Pemikiran Syed

Muhammad Naquib Al-Attas. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2009) di akses 08 Agustus 2021

https://digilib.uin-

suka.ac.id/id/eprint/8736/1/WASTUTI%20KONSEP%20TA%27DIB%20DALAM%20PENDIDI

KAN%20ISLAM%20%28STUDI%20ATAS%20PEMIKIRAN%20SYED%20MUHAMMAD%2

0NAQUIB%20AL-ATTAS%29.pdf

Page 38: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

26

Keimanan itu mencakup seluruh kewajiban yang ditetapkan untuk beriman

kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari

kiamat, ketentuan dan takdir yang baik maupun yang buruk.54

Adapun definisi keimanan menurut Mohammad Fauzil Adhim yaitu:

kesediaan untuk mengakui, menerima dan berserah diri kepada Allah Ta’ala yang

dinyatakan secara lisan dan diwujudkan dengan perbuatan, serta mengikatkan diri

dengan Islam dan memiliki komitmen (iltizam) kepadanya. Dengan pendidikan

keimanan diharapkan agar kelak anak hanya mengenal Islam sebagai agamanya

dan menjadikan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pegangannya didalam

kehidupan.55

B. Dasar Pendidikan Keimanan pada Anak

Mohammad Fauzil Adhim mengambil pelajaran dari Luqman Al-Hakim,

yang memperoleh karunia berupa hikmah. Sebuah kearifan yang berpijak pada

tulusnya cinta, lurusnya akidah dan bersihnya iman kepada Allah SWT; tidak

bercampur iman dengan kesyirikan. Pentingnya keimanan bagi pendidikan

anak sesuai dengan surat Luqman ayat 13.

نلوإذ م لق نهقال يعظهۦب بۥوهو رك تش ل بني هٱي لل كٱإن ر عظيملش م لظل

١٣

Terjemahnya:

54 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyyah lith Thifl.

(penerbit Dar Ibnu Katsir) Diterjemahkan oleh Farid Abdul Aziz Qurusy. 2010. Prophetic

Parenting; Cara Nabi Saw Mendidik Anak. (Yogyakarta: Pro-U Media, 2009) 55 Lu’Luatul Qulubiyah. Konsep Pendidikan Keimanan bagi Anak Menurut Mohammad

Fauzil Adhim Skripsi. (Salatiga: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri Salatiga. 2017) (diakses 04 Juni 2021) hlm 23 http://e-

repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1880/1/KONSEP%20PENDIDIKAN%20KEIMANAN%20BA

GI%20ANAK%20MENURUT%20MOHAMMAD%20FAUZIL%20ADHIM%20jadi.pdf

Page 39: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

27

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan

Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar

kezaliman yang besar".56

Berpijak pada Tafsir Ibnu Katsir, ayat ini memuat dua pesan utama.

Pertama, Luqman bin Anqa’ bin Sadun berpesan agar anak yang menyembah

Allah Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Kedua, wanti-wanti-pesan-kepada anak

bahwa “sesungguhnya mempersekutukan Allah itu benar-benar merupakan

kezhaliman yang besar”. Syirik merupakan perbuatan paling zalim diantara

kezaliman-kezaliman.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam Shahihnya, “Tatkala

ayat, ‘orang-orang yang beriman dan mereka tidak mencampuri keimanannya

dengan kezaliman’ diturunkan, maka terasa berat lah bagi para sahabat

Rasulullah. Mereka berkata, ‘siapa diantara kami yang tidak mencampuri

keimanan dengan kezaliman?’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

bersabda, ‘Maksud ayat ini bukankah demikian. Apakah kamu tidak menyimak

ucapan Luqman yang berbunyi, ‘Hai anakku, janganlah mempersekutukan Allah.

Sesungguhnya mempersekutukan itu benar-benar merupakan kezhaliman yang

besar’.” (H.R. Al-Bukhari)57

56 Kementerian Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan. (Bogor: Madina Raihan

Makmur, 2007 57 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) hlm 111

Page 40: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

28

Inilah nilai dasar yang perlu kita tanamkan kepada anak. Agar mereka

menjadi anak yang hidup dengan kepribadian kuat dan memiliki arah yang jelas,

nilai dasar kehidupan harus mereka miliki semenjak belia.

Page 41: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

28

C. Indikator Keimanan

Pendidikan keimanan akan membangkitkan muraqabah pada diri anak sejak

dini, anak akan memiliki kesadaran bahwa setiap langkahnya senantiasa

mendapatkan pengawasan dari Allah akan memiliki kendali perilaku yang berasal

dari dalam dirinya, Sekaligus membangkitkan komitmen dan tanggung jawab,

sehingga pikiran dan tindakan anak lebih terarah.58

Dengan memperdalam rasa cinta dan keinginan untuk memohon

pertolongan kepada Allah dalam dirinya, mengakar kuat dan perasaan selalu

diawasi oleh Allah dihatinya dan menanam keimanan terhadap ketentuan dan

takbir dalam koordinat, si anak dapat menghadapi kehidupan kanak-kanaknya

sekarang dan kehidupannya kelak di masa mendatang.59

Dalam hadis sahih diriwayatkan Ahmad, ketika Ibnu Abbas masih amat

kecil, Rasulullah Saw berkata:

“Hai anak kecil, jagalah agama Allah niscaya Allah akan menjagamu.

Jagalah agama Allah niscaya engkau menemukan Allah dihadapanmu. Ingatlah

kepada Allah ketika engkau senang, niscaya Dia ingat kepadamu dikala engkau

susah. Ketahuilah bahwa apapun yang sudah ditakdirkan untuk menimpamu,

maka tidak akan luput darimu, Dan apapun yang sudah ditakdirkan untuk luput

darimu, maka tidak akan menimpamu. Ketahuilah bahwa pertolongan selalu

58 Mohammad Fauzil Adhim. Saat Berharga untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2009) hlm 99 59 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyyah lith Thifl.

(penerbit Dar Ibnu Katsir) Diterjemahkan oleh Farid Abdul Aziz Qurusy. 2010. Prophetic

Parenting; Cara Nabi Saw Mendidik Anak. (Yogyakarta: Pro-U Media, 2009) hlm 306

Page 42: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

29

datang bersama kesabaran, jalan keluar selalu ada bersama kesusahan dan pada

setiap kesulitan pasti ada kemudahan.” (H.R. Ahmad)60

Apabila anak sudah menghafalkan hadist ini dan memahaminya dengan

baik, maka tidak akan ada aral melintang di hadapannya dalam menghadapi

seluruh kehidupannya. Hadis ini memiliki kekuatan yang sangat besar dalam

memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi oleh anak-anak dengan karunia

pengaruh dan sifat kerohaniannya. Anak-anak akan selalu memohon pertolongan

kepada Allah selalu merasa diawasi Allah, dan keimanannya terhadap ketentuan

dan takdir. Anak-anak diajarkan untuk mengetahui rambu-rambu dari Tuhannya

serta menjaga batasan-batasannya, hak-hak, perintah-perintah, larangan

larangannya. Bentuk pelaksanaannya yaitu dengan berkomitmen untuk

menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Maka akan tumbuh

rasa cinta dan harapan yang selalu ditujukan hanya untuk Allah semata.

D. Materi Pendidikan Keimanan bagi Anak

Menurut Mohammad Fauzil Adhim pendidikan anak pada masa awal-awal

diarahkan untuk membangun keyakinan yang kokoh kepada Allah. Ini ditempuh

dengan dua hal. Pertama, memberi dasar-dasar keyakinan yang mantap. Kedua,

melimpahkan kasih sayang secara tulus, bersahabat dan hangat kepada anak.

tulusnya kasih sayang orang tua akan menjadi persemaian yang baik bagi tumbuh

keyakinan yang kokoh. Inilah yang menguatkan rasa beragama seseorang.

Adapun materi pendidikan keimanan pada anak menurut Mohammad Fauzil

Adhim yaitu, sebagai berikut:

60 Sahih. Diriwayatkan juga oleh Ahmad, al-Hakim, ath-Thabarani, Ibnus Sunni, al-Ajurri

dan adh-Dhiya’. Ibid hlm 307

Page 43: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

30

1. Mengenalkan Allah kepada Anak

a. Membacakan Kalimat Tauhid kepada Anak

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam pernah mengatakan, "awalilah

pagimu dengan kalimat lailahaillallah." kalimat kalimat suci yang kita

kenalkan pada awal kehidupan bayi-bayi kita, sehingga membekas pada

otaknya dan menghidupkan cahaya hatinya. Apa yang didengar bayi pada saat-

saat awal kehidupannya akan berpengaruh pada perkembangan berikutnya,

khususnya terhadap pesan-pesan yang disampaikan dengan cara yang

mengesankan.61

Hal ini bertujuan agar yang didengar pertama kali oleh anak adalah

kalimat tauhid serta pengetahuan tentang Allah dan ke-Esaannya. Itu juga

ajarkan kepada mereka bahwa Allah bersemayam di atas singgasananya yang

senantiasa melihat dan mendengar perkataan mereka, senantiasa bersama

mereka dimanapun mereka berada.

b. Membiasakan Kalimat Thoyyibah

Mengenalkan Allah kepada anak dengan terus-menerus melafalkan

kalimat Toyibah. Setiap memulai pekerjaan, apapun bentuknya goma kita ajari

mereka mengucap Basmalah titik kita ajari mereka menyebut nama Allah yang

maha pengasih lagi maha penyayang.62

c. Memperkenalkan Sifat-Sifat Allah Ta’ala

1) Memperkenalkan Allah kepada anak melalui sifatnya yang pertama

kali dikenalkan, yakni Al Khaliq (Maha Pencipta). Orang tua

61 Mohammad Fauzil Adhim. Positive Parenting. (Yogyakarta: Pro-U Media, 2015) hlm

241 62 Ibid hlm 240

Page 44: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

31

menunjukkan kepada anak-anak bahwa kemanapun kita menghadapi

wajah kita, disitu kita menemukan ciptaan Allah. Orang tua

tumbuhkan kesadaran dan kepekaan pada mereka, bahwa segala

sesuatu yang ada di sekelilingnya adalah ciptaan Allah. Semoga

dengan ini, akan muncul kekaguman anak kepada Allah. Ia merasa

kagum, sehingga bergerak untuk tunduk-Nya.63

2) Ajak anak untuk mengenali dirinya dan mensyukuri nikmat yang

melekat pada anggota badannya. Dari sini orang tua ajak mereka

menyadari bahwa Allah menciptakan semua itu, perlahan-lahan jika

rangsang mereka untuk menemukan amanah di balik kesempurnaan

penciptaan anggota badannya.64

3) Memberi sentuhan kepada anak tentang sifat kedua yang pertama kali

diperkenalkan oleh Allah kepada kita yakni Al-Karim. Di dalam sifat

ini berhimpun dua keagungan, yakni kemuliaan dan

kepemurahan. Kita asah kepekaan anak untuk menangkap tanda-

tanda kemuliaan dan sifat pemurah Allah dalam kehidupan mereka

sehari-hari, sehingga tumbuh kecintaan dan harapan kepada Allah.

Sesungguhnya manusia cenderung mencintai mereka yang mencintai

dirinya, cenderung yang menyukai berbuat baik kepada dirinya dan

memuliakan mereka yang mulia.65

63 Ibid hlm 245 64 Ibid 245 65 Ibid hlm 246

Page 45: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

32

2. Membina Anak untuk Beriman kepada Allah

Dalam membina anak untuk tetap beriman kepada Allah Ta’ala

Mohammad Fauzil Adhim memaparkan sebagai berikut:

a. Mengajarkan Anak untuk Tidak Mempersekutukan Allah

Menyukutukan Allah benar-benar merupakan kezaliman yang besar.

Bahkan dosa syirik merupakan dosa yang tidak Allah ampuni. Allah

Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat Luqman ayat 13,

رك لظلم عظييم ن ليٱبنيهيۦ وهو يعيظهۥ يبن ل تشريك بيٱللي إين ٱلش ي ١٣ وإيذ قال لقم

Terjemahnya:

dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar".66

Dari ayat tersebut bisa dipahami ada dua pesan utama Luqman bin Anqa’

bin Sadun kepada anaknya. Pertama, diperintahkan kepada anaknya agar

menyembah Allah Yang Esa, dan tiada sekutu bagi-Nya. Kedua, Ia berpesan

kepada anak bahwa “Sesungguhnya mempersekutukan Allah itu benar-benar

merupakan kezhaliman yang besar”. Syirik merupakan perbuatan paling zalim

di antara kedholiman kezaliman.67

Inilah nilai-nilai dasar yang harus kita tanamkan kepada anak didik agar

mereka di memiliki kepribadian kuat dan memiliki arah yang jelas, serta agar

mereka memiliki prinsip hidup, orientasi hidup dan visi besar.

66 Kementerian Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan. (Bogor: Madina Raihan

Makmur, 2007) h 412 67 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) hlm 111

Page 46: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

33

b. Menanamkan Ketakwaan kepada Allah Di Jiwa Anak

Jika tak ada bekal pengetahuan yang orang tua miliki tentang bagaimana

mengasuh anak-anak, maka sungguh cukuplah ketakwaan itu mengendalikan

diri. Berbekal taqwa, ucapan akan terkendali dan tindakan tidak melampaui

batas. Seorang yang pemarah dan mudah meledak emosinya, akan mudah luluh

jika bertakwa. Luluh bukan karena lemahnya hati, melainkan amat takut

kepada Allah ta'ala. Menundukkan diri terhadap perintah Allah dan Rasul-

Nya seraya menjaga dirinya agar tidak melanggar larangan-larangannya.68

c. Membiasakan Anak dengan Perkataan Yang Benar

Berbicara dengan perkataan yang benar (qaulan sadidan). Qaulan

sadidan adalah berkata jujur, benar dan tidak mengelabui. Secara sederhana,

qaulan sadidan berarti perkataan yang benar sekaligus tidak menutupi

kebenaran. Berbekal takwa, berbicara dengan perkataan yang benar (qaulan

sadidan) akan mendorong untuk terus membenahi diri. Sebaliknya, tanpa

dilandasi takwa, berbicara dengan perkataan yang benar dapat menjadikan diri

terbiasa mendengar perkara yang buruk dan pada akhirnya membuat lebih

permisif terhadapnya. Kita lebih terbiasa terhadap hal-hal yang kurang patut.69

Cukuplah seseorang itu dikatakan berdusta apabila ia mengemukakan

semua yang diketahuinya. Suatu perkataan dapat dikatakan qaulan sadidan

apabila ia memiliki landasan ilmu yang jelas. Selain itu, kita belum dikatakan

68 Ibid hlm 52 69 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) hlm 52

Page 47: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

34

berbicara dengan qaulan sadidan apabila kita berbohong kepada anak kita dan

menutupi kebenaran.70

d. Mendisiplinkan Anak untuk Salat

Dalam hadis diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Rasulullah

Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

Dari Abu Syariyah (Saburah) bin Muabad Al-Juhainy RA berkata:

Rasulullah Saw bersabda: “Ajarkanlah anakmu tata cara salat ketika telah

berusia tujuh tahun. Dan pukullah dia pada saat berusia sepuluh tahun

(apabila meninggalkannya).” (H.R. At-Tirmidzi)71

Hadits ini menunjukkan dengan sangat jelas kepada orang tua bahwa

mendisiplinkan anak salat dimulai pada usia tujuh tahun titik bukan usia

sebelumnya. Orang tua perlu memberi pendidikan iman, akhlak, dan ibadah

sedini mungkin. Tetapi ada prinsip lain yang harus kita perhatikan: berikanlah

pendidikan tepat pada waktunya.72

Tugas orang tua adalah menumbuhkan perasaan positif terhadap

kebiasaan yang ingin ditumbuhkan, membangkitkan sense of competence

(perasaan bahwa dirinya memiliki kompetensi) serta menjamin bahwa mereka

memiliki harga diri yang tinggi, memperlakukan mereka secara terhormat,

tetapi bukan memanjakan.

e. Mengajarkan Anak untuk Berbagi

Mohammad Fauzil Adhim menyatakan bahwa orang tua perlu

mempersiapkan anak-anak agar tangan mereka selalu di atas. Bukan di bawah

70 Mohammad Fauzil Adhim. Saat Berharga untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2009) hlm 78 71 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) hlm264 72 Ibid hlm 265

Page 48: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

35

mengharap derma jatuh. Orang tualah yang harus mendidik mereka agar

senantiasa memiliki kegelisahan untuk berbagi dengan apa yang mereka miliki.

Ada pelajaran penting yang perlu orang tua renungkan untuk

mengantarkan anak-anak meraih surga, Salah satu pilarnya adalah ringannya

hati untuk mendermakan hartanya. Bukankah salah satu bukti takwa juga

kerelaan menafkahkan sebagian hartanya untuk menyantuni mereka yang

miskin, membantu anak yatim, menolong agama Allah serta segala sesuatu

yang bernilai ibadah kepadanya.

Jadi ada tiga hal yang perlu orang tua tanamkan di sini.

Pertama, memberi sebagai kesengajaan yang disertai usaha dan bahkan

perjuangan serius. Kedua, memberi untuk meringankan beban dan memberi

manfaat. Ketiga, orang tua mengajari anak-anak untuk memberi dengan harta

yang berguna.73

Selebihnya orang tua menanamkan kepada mereka tekad untuk bisa

memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi agama dan umat ini; tekad untuk

memberi yang lebih besar dan lebih baik di masa-masa yang akan datang. Ini

diwujudkan dengan kerja keras dan kesungguhan berbagi.

f. Mengajarkan Anak untuk Berpuasa

Anak-anak berhasrat besar untuk puasa, mereka harus memiliki perasaan

yang sangat positif terhadap bulan Ramadhan. Orang tua perlu menumbuhkan

perasaan bukan sekedar menanamkan bahwa ramadhan adalah bulan penuh

barakah bulan yang berlimpah kebaikan didalamnya, bulan yang penuh

73 Mohammad Fauzil Adhim. Saat Berharga untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media.

2009) hlm 124-128

Page 49: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

36

kegembiraan karena setiap kebaikan akan dilipatgandakan ganjarannya. Tak

ada bulan yang lebih mulia dibandingkan dengan bulan Ramadhan. Oleh

karena itu, Ramadan harus dinanti dan disambut dengan suka cita. Sebagai

orang tua kita tidak boleh mengharuskan anak yang belum cukup umurnya

untuk berpuasa sebagaimana orang dewasa, tetapi memacu hasrat sangat

mungkin kita lakukan.74

g. Mengajarkan Anak untuk Beriman terhadap Takdir

Orang tua perlu membangun sikap dalam diri dan terutama anak-anak

bahwa sesungguhnya takdir yang telah digariskan oleh Allah mengikat setiap

makhluk-Nya, dan tidak pernah ada yang bisa menggeser takdir itu kecuali atas

kehendak Allah. Tidak ada yang lebih baik dalam membangun keyakinan diri

jika anak telah yakin bahwa lembaran takdir telah kering dan tidak ada yang

bisa menolong dengan sebaik-baik pertolongan selain Allah. Sikap yang tepat

terhadap takdir mengantar anak untuk jujur, kuat prinsipnya, kokoh

pendiriannya, kuat keyakinannya kepada Allah.

Pembentukan sikap yang benar terhadap takdir sesuai tuntunan

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, berharap akan lahir para pemberani

yang perkasa untuk memimpin dunia. Mereka perkasa justru karena

kepasrahannya terhadap setiap ketentuannya. Percaya diri yang kokoh sudah

seharusnya lahir dari iman. Iman yang kuat salah satunya iman kepada takdir.75

74 Ibid hlm 131 75 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) hlm 118

Page 50: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

37

h. Mengajarkan Muraqabah Sejak Dini

Sudah seharusnya orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya tentang

muraqabah, yaitu senantiasa di awasi dan tidak pernah luput dari penglihatan

Allah. Sesungguhnya pengawasan Allah sangat tajam dan jeli. Tidak ada

satupun perbuatan yang luput dari pengawasan Allah. Dan tidak ada satupun

kezaliman yang terbebas dari perhitungan Allah.76

Awalnya kemurnian tauhid, kemudian muraqabah dan sekaligus

penggerak untuk bertindak. Anak harus merasa bahwa setiap langkahnya

mendapat pengawasan dari Allah. Sesudah tertanam kuat, mereka dapat

diharapkan menjadi penolong agama Allah.

3. Mengajarkan dan Mendekatkan Al-Qur’an pada Diri Anak

a. Menumbuhkan Kecintaan dan Keyakinan kepada Kitabullah

Jika mereka yakin dengan Al-Qur’an, maka mereka akan menerima

sepenuhnya apa yang di firmankan oleh Allah ‘Azza Wa Jalla. Mereka

menyambutnya tanpa keraguan dan membacanya dengan penuh kecintaan. Dan

lihatlah betapa tidak ada yang lebih mudah kita ingat melebihi apa yang

dicintai.

Jika kecintaan dan keyakinan kepada kitabullah telah tertanam dalam diri

mereka, berikutnya yang perlu kita perhatikan selaku orang tua adalah

menumbuhkan hasrat kuat untuk berpegang pada kitabullah dengan penuh

kesungguhan.77

76 Mohammad Fauzil Adhim. Saat Berharga untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2009) hlm 251 77 Mohammad Fauzil Adhim. 2013. Segenggam Iman Anak Kita. Yogyakarta. Pro-U

Media. hlm 154

Page 51: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

38

b. Menumbuhkan Jiwa Anak dengan Al-Qur’an

Berusaha menghidupkan jiwa anak-anak dengan Al-Qur’an. Orang tua

limpahkan mereka kasih sayang sebagaimana kita melihat lemah-lembutnya

Rasulullah Saw. terhadap anak. Membekali jiwa mereka dengan melimpahkan

kasih sayang saat bersama mereka atau lebih-lebih saat mengajarkan Al-

Qur’an. S elain itu, orang tua atau guru harus mampu menjadikan anak melihat

bahwa kemana pun ia hadapkan wajahnya, disitulah ia melihat ayat Allah

Ta’ala. Menghidupkan jiwa anak-anak berarti membentuk anak menjadi

pribadi visioner semenjak usianya yang belia. Sesungguhnya Al-Qur’an

tidaklah berbicara dunia kecuali mengajak manusia meraih kebahagiaan

akhirat.78

c. Mengajarkan Keterampilan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an

Mengajarkan keterampilan membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan

tanpa menanamkan keyakinan yang kuat sekaligus pengalaman berinteraksi

dengan ayat-ayat Al-Qur’an, sama seperti meletakkan bertumpuk kitab pada

punggung keledai. Banyak ilmu didalamnya, tetapi tak bisa mengambil

pelajaran di dalamnya.

Mengajar anak-anak untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an memang

penting, tetapi yang lebih penting adalah mengajarkan mereka untuk

meyakininya didalam hati. Agar anak tidak sekedar menghafal dan membaca,

lebih dari itu, hidup jiwanya dan kuat keyakinannya dalam memegangi prinsip.

78 Ibid h 168

Page 52: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

39

d. Membangun Tradisi Berfikir yang Berpijak pada Al-Qur'an.

Kita membiasakan anak memikirkan ayat serta mengambil pelajaran

darinya. Kita menanamkan pola pikir berupa tradisi mendeduksikan ayat Al-

Qur’an dengan memahami makna dari orang-orang yang memiliki otoritas dan

literatur terpercaya. Sesudah itu, baru kita mengajak anak untuk menggunakan

nalarnya agar mampu memahami lebih jauh. Jadi, bukan menggunakan

nalarnya lebih dulu baru memahami maknanya. Sebab, ini lebih dekat dengan

praduga daripada tafsir, lebih cenderung kepada pembenaran pikiran daripada

menemukan kebenaran sehingga bisa mengoreksi kesalahan kita dalam

berfikir.79

Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak dengan pengalaman religius

akan menimbulkan perasaan yang kuat bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk dan

sumber inspirasi yang penuh kebaikan. Misalnya, mengajarkan mereka satu

ayat, lalu menggerakan mereka untuk berbuat. Mengajak mereka melakukan

sesuatu, kemudian memberi penjelasan ayat yang menjadi landasan untuk

bertindak.

e. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Petunjuk, Pembeda dan Penjelas.

Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, pembeda yang tegas

antara yang haq dan bathil, serta penjelas yang terang diantara petunjuk-

petunjuk, perlu menghujamkan di dada mereka keinginan untuk mengamalkan

Al-Qur’an.80

79 Ibid hlm 169 80 Ibid hlm 174

Page 53: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

40

Al-Qur’an merupakan petunjuk yang pasti kebenarannya. Petunjuk itu

haruslah menjadi pijakan dalam bertindak serta acuan dalam berfikir dan

bersikap. Petunjuk menjadi daya penggerak untuk bertindak, berjuang,

bersungguh-sungguh, dan rela berkorban untuk menjalani serta mewujudkan

cita-cita yang bersifat moralistic-idealistik.

Al-Qur’an tidak memberi manfaat jika menggunakannya sebagai

pembenaran atas pendapat dan keinginan, bukan sebagai sumber kebenaran. Itu

akan membuat kehilangan petunjuk. Maka, perlu menghidupkan budaya

mengambil petunjuk dari Al-Qur’an semenjak anak-anak masih belia.

Mengakrabkan mereka dengan kebiasaan mengenali bagaimana kemauan Al-

Qur’an dalam setiap urusan sekaligus membuktikan kebenaran Al-Qur’an.

Membiasakan mereka mencerna ayat Al-Qur’an, lalu mengajak mereka

menemukan apa yang harus mereka kerjakan berdasarkan ayat-ayat tersebut.81

4. Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Agama Islam

Menurut Mohammad Fauzil Adhim perlu menunjukkan kepada anak-

anak kesempurnaan agama Islam. Meyakinkan kepada mereka bahwa agama

Islam adalah agama yang benar melalui pembuktian yang cerdas. Sesudah

melakukan pembuktian, ajarkan kepada anak-anak untuk percaya yang gaib

dan menggerakkan jiwa anak untuk berbuat baik. Meyakinkan anak bahwa

Islam agama yang sempurna dan satu-satunya yang diridhoi oleh Allah Azza

Wa Jalla, kita perlu menguatkan mereka dengan beberapa hal: 82

81 Ibid 159-160 82 Ibid 144-145

Page 54: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

41

a. Orang tua perlu membangkitkan kebanggaan menjadi muslim di dada

mereka. Semenjak awal kita tumbuhkan kepercayaan diri yang kuat dan

harga diri sebagai seorang muslim, sehingga mereka memiliki

kebanggaan yang besar terhadap agamanya. Mereka berani

menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim dengan penuh

percaya diri, “isyhadu anna muslimun. Saksikanlah bahwa aku seorang

Muslim!” mereka berani menunjukkan keislamannya dengan penuh rasa

bangga. Tidak takut dicela. Tidak khawatir direndahkan.

b. Orang tua membiasakan mereka untuk memperlihatkan identitasnya

sebagai muslim, baik yang bersifat fisik mental maupun cara ber

pikir. Inilah yang sekarang ini rasanya perlu kita gali lebih jauh dari

khazanah Islam; bukan untuk menemukan sesuatu yang baru, tetapi

untuk menemukan apa yang sudah pada generasi terdahulu yang berasal

dari didikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan sekarang nyaris

tak kita temukan pada sosok kaum muslimin di zaman ini.

c. Orang tua bangkitkan pada diri mereka al wala wal bara’ sehingga

memperkuat percaya diri mereka. Apabila mereka berjalan, ajarkanlah

untuk tidak menepi dan menyingkir karena grogi hanya karena

berpapasan dengan orang-orang kafir yang sedang berjalan dari arah lain.

Kita tidak bersikap arogan. Kita hanya menunjukkan percaya diri kita

sehingga tidak menyingkir karena gemetar.

Page 55: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

42

Sikap ini sangat perlu kita tumbuhkan agar kelak mereka sanggup

bersikap tegas terhadap orang-orang kafir dan lembut terhadap orang-orang

yang beriman.

5. Mengajarkan Mereka untuk Berislam dengan Ihsan

Sikap percaya diri sudah tumbuh, orang tua perlu mengajarkan kepada

mereka sikap Ihsan. Menunjukkan kepada anak-anak itu bagaimana seorang

mukmin dapat dilihat dari kemuliaan akhlak dan lembutnya sikap. Ada saatnya

untuk tegas ada saatnya untuk bersikap menyejukkan titik bukan untuk

menyenangkan hati orang-orang kafir dikarenakan hati yang lemah dan diri

yang tak berdaya, tetapi karena memuliakan tuntunan Allah dan rasulnya.

Bukankah Rasulullah berdiri menghormat ketika jenazah orang kafir

diantar ke tanah pekuburan? Bukankah Shalahuddim Al-Ayyubi, salah sorang

panglima yang disegani dalam sejarah Islam, memperlakukan musuh-

musuhnya dengan baik dan penuh kasih sayang ketika musuh sudah tidak

berdaya?83

Pada saatnya, orang tua mengajarkan kepada mereka untuk menghormati

hak-hak tetangga, muslim maupun kafir. Orang tua tunjukan kepada anak hak-

hak tetangga beserta prioritasnya, mana yang harus didahulukan. Ada tetangga

yang dekat pintunya, ada pula yang jauh pintunya; ada tetangga yang masih

memiliki hubungan keluaga, ada pula yang orang lain sama sekali; ada

83 Mohammad Fauzil Adhim. Anak Harus Paham, Ada Agama Selain Islam. (Suara

Hidayatullah. 2009) diakses di Makassar, 02 Juli 2021

https://www.hidayatullah.com/kolom/meminang-surga/read/2009/07/30/42109/anak-harus-paham-

ada-agama-selain-islam.html

Page 56: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

43

tetangga yang Muslim, ada pula yang kafir. Masing-masing memiliki hak yang

berbeda-beda84

6. Dorongan untuk Berdakwah

Agar anak-anak itu memiliki percaya diri yang lebih kuat lagi sebagai

seorang muslim, kita perlu tanamkan dorongan untuk menyampaikan

kebenaran serta mengajak orang lain pada kebenaran. Ini sangat penting untuk

menjaga anak dari kebingungan terhadap masalah keimanan dan syariat.

Dengan mendorong anak untuk menyampaikan kebenaran, perlahan akan

memantapkan kepercayaan diri yang tinggi dan kebingungan anak akan hilang.

Mereka akan merasa bahwa ada tugas untuk mengingatkan dan

menyelamatkan. Ini akan mempengaruhi citra dirinya lalu pada giliranya

konsep diri, penerimaan diri, percaya diri, dan orientasi hidup anak juga ikut

terpengaruh.85

Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa penanaman pendidikan

keimanan bagi adalah merupakan rangkaian kewajiban dan tanggung jawab yang

paling utama dan harus ditanamkan sejak dini. Dengan mendorong anak agar

senantiasa berada dalam suatu ikatan tauhid dengan Tuhan-Nya, sehingga anak

akan selalu tumbuh dan berkembang mempunyai rasa muraqabah kepada Allah.

Ada beberapa hal yang diutamakan untuk mengikat jiwa anak dengan

Tuhan-Nya antara lain: mengenalkan kalimat la ilaha illallah kepada anak

semenjak ia lahir, selain itu orang tua juga harus senantiasa mengenalkan sifat-

84 Ibid hlm 146 85 Ibid 148

Page 57: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

44

sifat Allah dalam kehidupan sehari-sehari dan membiasakan anak-anak dengan

kalimat thayyibah. Selain menanamkan dasar-dasar keimanan kepada Tuhan-Nya,

orang tua juga perlu menghidupkan Al-Qur’an dalam jiwa anak, mencurahkan

perhatian sepenuhnya untuk mengajarkan dan mengenalkan anak-anak dengan Al-

Qur’an. Serta mengamalkan nilai-nilai kebajikan Al-Qur’an dalam kehidupan

sehari-hari.

Apabila anak-anak yang memiliki nilai keimanan yang kuat dalam jiwanya

dan terus dikembangkan, maka akan membentuk pemikiran-pemikiran yang

berdasarkan oleh dalil-dalil keimanan. Anak yang sudah dibentengi oleh

keyakinan-keyakinan keimanan yang kuat akan sulit untuk di goyahkan. Dan

semuanya akan berpengaruh dalam membentuk tingkah laku di kehidupannya.

E. Urgensi Pendidikan Keimanan pada Anak menurut Mohammad Fauzil

Adhim

Anak adalah manusia yang membutuhkan perawatan, bimbingan dan

pengembangan. Segala potensinya harus dikembangkan kearah positif melalui

suatu upaya yang disebut sebagai pendidikan. Anak-anak akan menjadi anugerah

yang tidak ternilai harganya dan menjadikan perhiasan baik di dunia maupun

diakhirat.

Pendidikan keimanan merupakan pendidikan dasar yang harus diberikan

kepada anak sedini mungkin. Hal tersebut mengingat bahwa pribadi anak pada

usia anak-anak masih mudah untuk dibentuk dan anak didik masih dalam

pengawasan orang tua. Orang tau sebagai pendidik betul-betul merupakan peletak

dasar kepribadian anak.

Page 58: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

45

Pendidikan keimanan pada anak wajib dilakukan agar anak memahami

syariat Islam secara kaffah. Dengan pemahaman yang benar anak dapat

menjalankan syariat sesuai dengan tuntunan dari Allah dan Rasulullah SAW.

Mengikat anak dengan dasar-dasar keimanan adalah dengan menumbuhkan

jiwa anak perkara yang gaib, misal iman kepada Allah, iman kepada malaikat,

beriman kepada seluruh nabi dan rasul, beriman kepada siksa kubur, hari kiamat,

hisab, surga dan neraka dan seluruh perkara gaib lainnya.

Pendidikan iman dan ajaran Islam hendaknya diajarkan sejak masa

pertumbuhannya, sehingga anak-anak akan terikat dengan Islam, baik dalam hal

akidah, ibadah dan muamalah. Pada puncaknya, anak akan mendapatkan

pemahaman yang menyeluruh tentang pendidikan keimanan yang didasarkan pada

wasiat Rasulullah SAW.

Orang tua berperan besar dalam pengajaran dan pendidikan anak, terlebih

lagi mengajarkan anak tentang wawasan keagamaan penting bagi masa depan

perkembangan agama anak. Nilai-nilai agama, terutama masalah keimanan dan

ibadah menjadi pondasi dasar pendidikan bagi anak.

Menurut Fauzil Adhim, tugas utama orang tua adalah mengantarkan anak

menjadi manusia yang memahami dan mengerti tujuan hidupnya, untuk apa ia

diciptakan. Pendidikan keimanan akan membangkitkan muraqabah pada diri anak

sejak dini. Pendidikan keimanan akan membangkitkan komitmen dan tanggung

jawab sehingga pikiran dan tindakan anak lebih terarah.

Selain itu, untuk menghadapi tantangan globalisasi modern saat ini, Fauzil

Adhim mengajak para orang tua untuk membekali anak dengan rasa takut

Page 59: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

46

terhadap masa depan, bertakwa kepada Allah Swt, tidak menyekutukan Allah,

berbicara dengan perkataan yang benar, mendidik anak untuk disiplin

mengerjakan shalat, menunjukkan kesalahan dengan pengarahan seperti teguran,

membiasakan diri untuk selalu bersyukur, tidak menyekutukan Allah Swt,

mempercayai takdir Allah serta menanamkan jiwa anak untuk bangga dengan

Islam dan bersikap Ihsan.

Page 60: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

47

BAB IV

ANALISA METODE PENDIDIKAN KEIMANAN BAGI ANAK

MENURUT MOHAMMAD FAUZIL ADHIM

A. Analisis Konsep Mohammad Fauzil Adhim tentang Pendidikan Keimanan

bagi Anak dengan Pemikiran Tokoh Lain.

Berakar pada keimanan, orang tua harus membangun keyakinan yang kuat

dalam diri anak terhadap syariat Allah. Keimanan tak dapat diwariskan. Sekedar

membekali anak-anak dengan pengetahuan agama tak cukup untuk membuat

anak-anak merasa takut kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Luqman

ayat 13:

لوإذ ن م لق نهقال يعظهۦب بۥوهو رك تش ل بني هٱي لل كٱإن ر لش معظيم ١٣لظل

Terjemahnya:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan

Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar

kezaliman yang besar".86

Pesan pertama Luqman kepada anaknya adalah tentang iman atau system

kepercayaan. Walau pada ayat 13 hanya disebutkan untuk tidak mempersekutukan

Allah, tetapi hal itu sudah cukup menggambarkan bahwa pengenalan iman

merupakan pendidikan utama bagi anak-anak.87 Belajar dari Luqman al-Hakim,

86 Kementerian Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan. (Bogor: Madina Raihan

Makmur, 2007) 87 Sinyo dan Nuraini, Pendidikan Anak Usia Dini ala Luqman Al-Hakim. (Jakarta:

Gramedia. 2015) hlm 5

Page 61: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

48

mengokohkan iman anak juga perlu. Menanamkan didada mereka bahwa

apa pun yang mereka kerjakan akan mendapat balasan dari Allah. Kata Luqman

kepada putranya: QS. Luqman: 16

بني فيي أو رة صخ في فتكن دل خر ن م حبة قال مث تك إن إنهاتٱ و فيلسم ضٱأو ر تبهال

هٱيأ لل ٱإن ١٦لطيفخبيرلل

Terjemahannya:

(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)

seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi,

niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah

MahaHalus lagi Maha Mengetahui.

Menurut Fauzil Adhim pesan Luqman ini adalah untuk tidak menyekutukan

Allah, memurnikan tauhid sehingga memancarkan keimanan yang bersih, serta

memantapkan akidah dengan muraqabah; merasa senantiasa diawasi dan tidak

pernah luput dari penglihatan Allah. Tidak ada satu pun perbuatan yang luput dari

Allah. Dan tidak ada satu pun kezaliman yang terbebas dari perhitungan Allah.88

Surat inilah yang menjadi landasan Mohammad Fauzil Adhim bahwa

pendidikan keimanan sangat penting untuk ditanamkan dan diajarkan kepada

anak-anak sedini mungkin. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah

kalamullah; Al-Qur’an. dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah,

yakni segala yang ditelah diajarkan Rasullullah, termasuk yang beliau ajarkan,

diamkan dan larang.

Tujuan pendidikan keimanan adalah menumbuhkan anak atas dasar iman

dan ajaran Islam sejak masa pertumbuhannya sehingga terikat dengan Islam baik

akidah maupun ibadah, mengamalkan syariah Islam secara menyeluruh. Berarti

88 Mohammad Fauzil Adhim. Saat Berharga untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U media.

2009) hlm 248

Page 62: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

49

pendidikan keimanan mengupayakan pertumbuhan potensi iman dalam diri anak

agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan keimanan di dalam Islam dan

membuktikan imannya dengan mengamalkan syariat Islam lewat ibadah kepada

Allah.89

Menurut Mohammad Fauzil Adhim, ada yang perlu diperhatikan dalam

mengasuh anak. Segala sesuatu ada ilmunya. Tugas orang tua untuk membekali

diri dengan ilmu sebelum berbicara dan bertindak. Ilmu yang orang tua peroleh

adalah ilmu untuk mempersiapkan diri memperoleh jenjang karir yang lebih tinggi

bukan untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua. Pada saat yang sama,

memohon pertolongan Allah agar apa yang ada dalam diri dapat menjadi jalan

kebaikan. Jika termasuk orang yang keras, semoga Allah jadikan kerasnya sikap

kita menjadi sebab tegaknya kebaikan. Sebaliknya, semoga lunaknya sikap tidak

menjadikan hilangnya ketegasan, tidak pula menyebabkan goyahnya pendirian

atas perkara yang nyata kebenaranya.

Secara garis besar konsep Mohammad Fauzil Adhim dalam membekali anak

dengan keimanan dapat dilihat dalam skema dibawah ini:

89 Amir Hamzah Lubis. Pendidikan Keimanan dan Pembentukan Kepribadian Muslim.

dalam Jurnal Darul ‘Ilmi Vol 4 No 1 (Padang:, 2016) hlm 68 (diakses 22 Juni 2021)

http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/DI/article/viewFile/426/398 di Makassar

Page 63: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

50

Konse

p P

endid

ikan

Kei

man

an m

enuru

t M

oham

mad

Fau

zil A

dhim

A. Mengenalkan Allah kepada anak

1. Membacakan Kalimat Tauhid pada Anak.

2. Membiasakan Melafadzkan Kalimat Thoyyibah.

3. Memperkenalkan Sifat-Sifat Allah Ta'ala

B. Membina anak untuk beriman kepada

Allah

1.Mengajarkan Anak untuk Tidak Mempersekutukan Allah.

2. Menanamkan Perasaan Takwa kepada Allah di Jiwa Anak.

3. Berbicara dengan Perkataan yang Benar (qaulan sadidan)

4. Mendisplinkan Anak untuk Shalat.

5. Membiasakan Anak untuk Berpuasa.

6. Mengajarkan Anak Untuk Berbagi.

7. Membangun Sikap Beriman Terhadap Takdir.

8. Membangkitkan Muraqabah Sejak Dini.

C. Mengajarkan Al-Qur'an pada Diri Anak

1. Menumbuhkan Kecintaan dan Keyakinan kepada Kitabullah

2. Menumbuhkan Jiwa Anak dengan Al-Qur’an

3. Mengajarkan Keterampilan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an

4. Membangun Tradisi Berfikir yang Berpijak pada Al-Qur'an

5. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Petunjuk, Pembeda dan Penjelas.

D. Menumbuhkan Kecintaan Anak pada

Agama Islam

1. Kita Bangkitkan Kebanggan menjadi Muslim di Dada Mereka.

2. Membiasakan Anak Memperlihatkan Identitas sebagai Muslim.

3. Al-Wala' Wal Bara'

E. Mengajarkan Mereka untuk Berislam dengan

Ihsan

F. Dorongan untuk Berdakwah

Page 64: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

51

Berdasarkan penjelasan dan skripsi di atas, penulis mencoba menganalisis

pemikiran Mohammad Fauzil Adhim tentang Pendidikan Keimanan bagi Anak.

Upaya analisa yang dilakukan oleh penulis secara spesifik, dengan

mengkomparasikan pemikiran tokoh lain seperti pendapat Amani Ar-Ramadi dan

Hafizh. Hal ini bertujuan untuk mengetahui posisi pemikiran Mohammad Fauzil

Adhim di antara penulis-penulis lainnya

Menurut Amani Ar-Ramadi dalam buku Athfaluna wa Hubbullah, Hubbur

Rasul, Hubbul Islam, Kaifa Nuraghghibu auladana ilas shalat, banatuna wal

hijab judul terjemahan Menanamkan Iman kepada Anak yang diterjemahkan oleh

Fauziyah Nur Farida, bahwa dalam menanamkan iman kepada anak terbagi

menjadi empat pola, yaitu:

1. Mencintai Allah

Allah telah berfirman berkenaan dengan orang-orang yang mencintai-

Nya dalam surat Ali Imran ayat 31:

وي غفير بيبكم ٱلل فٱتبيعوني يح غفور قل إين كنتم تيبون ٱلل يم لكم ذنوبكم وٱلل ٣١ رحي

Terjemahnya:

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,

niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.90

Karena cinta kepada Allah SWT akan melahirkan rasa takut yang

disertai penghormatan dan pengagungan, baik ditengah kesepian maupun

keramaian. Tentunya kita berharap agar anak-anak kita memuliakan

Allah dan mengagungkan-Nya, daripada jika hubungan mereka dnegan-

90 Kementerian Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan. (Bogor: Madina Raihan

Makmur, 2007)

Page 65: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

52

Nya dibangun atas rasa takut terhadap siksaan-Nya atau neraka

Jahannam. Jika demikian, ibadah mereka akan menjadi penentram jiwa

dan benteng mereka dari dosa-dosa.

Hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam menanamkan rasa cinta

kepada Allah adalah membangun pola hubungan yang benar dan baik

diantara anggota keluarga dan anak-anak.

Amani Ar-Ramadi berpendapat bahwa menanamkan rasa cinta kepada

Allah sudah harus dimulai sejak fase pranikah. Karena dalam Islam

menjadikan memilih pasangan yang baik adalah salah satu hak anak

terhadap kedua orang tuanya.91

2. Mencintai Rasulullah

Mencintai Rasulullah merupakan salah satu pondasi keislaman kita.

Bahkan, keimanan kepada Allah tidak akan sempurna kecuali dengan

mencintainya.

Masa kanak-kanak diusia awal merupakan saat terpenting dalam

membangun kepribadian seseorang. Jika kita ingin mendidik generasu

muslim dengan kecintaaan terhadap Allah dan Rasul-Nya, kita harus

memulainya sejak dini. Saat hasrat mencari ridha ibu-bapaknya dan

kepatuhan terhadap mereka mulai tumbuh, maka prosesnya akan menjadi

lebih mudah.

91 Amani Ar-Ramadi. Athfaluna wa Hubbullah, Hubbur Rasul, Hubbul Islam, Kaifa

Nuraghghibu auladana ilas shalat, banatuna wal hijab judul terjemahan Menanamkan Iman

kepada Anak yang diterjemahkan oleh Fauziyah Nur Farida. (Solo: Istanbul, 2018) h 14-15

Page 66: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

53

Kecintaan mereka kepada Rasulullah akan memberikan manfaat yang

baik, keberkatan dan taufik dalam segala sisi kehidupan. Hal demikian

itulah yang menjadi dambaan setiap orang tua.92

3. Mencintai Islam

Cinta islam adalah perasaan yang muncul ketika kita merasa benci

untuk keluar dari islam atau rasa benci jika Kembali kepada kekafiran,

sebagaimana kebencian kit ajika dilempar ke dalam neraka. Islam

merupakan agama terakhir yang relevan sepanjang masa disegenap aspek

kehidupan. Allah berfirman dalam (QS. Ali Imran ayat 19):

م سل إين ٱلد يين عيند ٱللي ٱلإي

Terjemahnya:

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.93

Masa kanak-kanak merupakan masa yang masih jernih dan bersih

pemikirannya. Karenanya, pengarahan anak untuk mengenal agama

mendapatkan porsi yang masih luas dalam hatinya, tempat tersendiri

dalam pikiran, dan sambutan oleh akalnya.

Menanamkan kecintaan kepada Islam harus dimulai dari orang tua

terlebih dahulu mencintai Islam karena anak-anak akan melihat orang tua

dan pendidiknya, selanjutnya, baru kita arahkan pada kondisi anak,

perasaan, kebutuhan, dan kemampuannya disetiap fase umur. Sehingga,

92 Ibid h 49-51 93 Kementerian Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan. (Bogor: Madina Raihan

Makmur, 2007)

Page 67: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

54

dengan bantuan Allah, dia menjadi muslim yang lurus dan bermanfaat

bagi diri, keluarga, masyarakat dan agamanya.94

4. Mencintai Shalat

Orang tua harus berusaha mendidik anak untuk menjalankan shalat.

Shalat merupakan perintah Allah dan mematuhi perintah-Nya adalah inti

dalam agama ini. Ya, inti persoalannya adalah dengan berserah diri

sepenuhnya terhadap perintah-Nya dan menjauhi larang-Nya.

Rasulullah pun menjelaskan dengan tegas bahwa anak-anak yang

sudah berumur tujuh tahun sudah diwajibkan untuk shalat dan orang tua

dibolehkan memukul anaknya jika meninggalkan shalat setelah berumur

sepuluh tahun. Shalat merupakan penghubung antara seorang hamba

dengan Rabb-nya. Shalat juga menjadi pembeda anak-anak kita dari

orang kafir dan munafiq bila mereka sudah dewasa.95

Selanjutnya penulis akan memaparkan pendapat dari Hafizh dalam buku

Prophetic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak bahwasanya Rasulullah saw,

dalam menanamkan dasar pembinaan akidah terbagi menjadi lima pola antara

lain:

1. Membacakan Kalimat Tauhid pada Anak

Dari Ibnu Abbas ra. Menceritakan bahwa Rasulullah saw, bersabda:

“Ajarkanlah kalimat pertama kepada anak-anak kalian La Ilaha Illallah,

dan talqinkanlah Ketika akan meninggal dengan kalimat La Ilaha

Illahah” (HR. Al-Hakim)

94 Ibid h 99-101 95 Ibid h 171-173

Page 68: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

55

Tujuan dari memperdengarkan dan mengajarkan kalimat tauhid ialah

agar pertama kali yang didengar adalah kalimat tauhid dan pengetahuan

tentang Allah.96

2. Mengajarkan Anak untuk Mencintai Allah

Menanamkan rasa cinta kepada Allah SWT, memohon pertolongan

kepada-Nya, merasa selalu diawasi oleh-Nya dan beriman kepada

ketentuan dan takdir.

Maka dari itu, anak dapat menghayati bentuk-bentuk keimanan dan

anak telah memiliki keyakinan yang kuat serta memiliki pengetahuan

tentang penciptanya dengan baik. Keimanan yang sudah melekat didalam

dada mereka akan membuatnya mampu menghadapi berbagai persoalan

hidup yang sedang dihadapinya hingga dewasa kelak.97

Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita lakukan kepada anak saat anak

mulai bisa kita ajak berbicara:

a. Memperkenalkan Allah kepada anak melalui sifat-Nya, yakni al-

Khaliq (Maha Pencipta). Kita tunjukkan kepada anak bahwa

kemanapun mata kita memandang, disitu kita menemukan ciptaan

Allah.

b. Kita ajak anak untuk mengenali dirinya dan mensyukuri nikmat

yang melekat pada anggota badannya. Kita ajak mereka menyadari

bahwa Allah Yang Menciptakan itu semua.

96 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyyah lith Thifl.

(penerbit Dar Ibnu Katsir) Diterjemahkan oleh Farid Abdul Aziz Qurusy. 2010. Prophetic

Parenting; Cara Nabi Saw Mendidik Anak. (Yogyakarta. Pro-U Media, 2009) h 302 97 Ibid h 306-307

Page 69: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

56

c. Memberi sentuhan kepada anak tentang sifat Al-Karim. Didalam

sifat ini berhimpun dua keagungan, yakni kemuliaan dan

kepemurahan. Orang tua perlu mengasah kepekaan anak-anak

untuk menangkap tanda-tanda kemuliaan dan kepemurahan Allah

dalam kehidupan sehari-hari.98

3. Mengajarkan Anak untuk Mencintai Rasulullah.

Nabi Muhammad Saw, idola dan tokoh yang paling layak untuk

diukuti dan ditiru serta tak tergantikan. Beliau adalah manusia yang

paling sempurna dan rasul utusan Allah yang terbaik. Mengajarkan anak

untuk mencintai Rasulullah, karena dengan cinta inilah perasaan si anak

tergugah, menambah semangat keislamannya, mendorongnya untuk

melakukan segala kebaikan, memberikan solusi bagi segala

permasalahannya dan meringankan segala musibah yang menimpanya. 99

4. Mengajarkan Al-Qur’an pada Anak.

Orang tua sepatutnya mengajarkan al-Qur’an kepada anak-anak sejak

kecil. Ini untuk mengarahkannya kepada keyakinan bahwa Allah SWT

adalah tuhan mereka dan ini adalah firman-firman-Nya. Agar ruh Al-

Qur’an meresap dalam hati mereka, cahayanya merasuk dalam pikiran

dan indra mereka. Supaya mereka mendapatkan akidah-akidah Al-Qur’an

sejak kecil. Juga agar mereka tumbuh dengan kecintaan terhadapkan Al-

Qur’an, keterikatan padanya, menjalankan segala perintah didalamnya,

98 Mohammad Fauzil Adhim. Mengenalkan Allah Kepada Anak. (Suara Hidayatullah.

2010) diakses di Makassar, 01 Juli 2021. https://www.hidayatullah.com/kolom/meminang-

surga/read/2010/08/19/44581/mengenalkan-allah-kepada-anak.html 99 Ibid h 313

Page 70: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

57

meninggal segala larangan yang terdapat padanya, berperilaku dengan

akhlaknya dan berjalan sesuai dengan manhajnya.

Pengajaran Al-Qur’an merupakan sarana paling ideal dalam

membentuk anak menjadi sosok manusia yang selalu berlandaskan Al-

Qur’an. Jalan hidupnya tidak akan tersesat oleh gangguan sekitarnya dan

akan tetap mampu memandang kebenaran dimanapun berada. Allah akan

selalu menyinari jiwanya dengan Al-Qur’an. Sumber cahaya iman yang

selalu turun melimpahi diri anak Ketika dia telah mencintai Al-Qur’an.100

5. Mendidik Anak Agar Teguh dan Berkorban Demi Akidah.

Akidah menjadi tinggi dengan pengorbanan. Setiap kali wilayah

pengorbanan bertambah luas, maka jiwa akan semakin teguh. Itu juga

merupakan bukti akan kejujuran dan keistiqamahan.

Dengan menanamkan sifat pengorbanan dan akidah yang kuat pada

diri anak, diharapkan mereka mampu menghadapi gejolak dan tantangan

dunia modern saat ini. Karena akidah yang kuat akan kemurnian ajaran

Islam, anak mampu menghadapi godaan dan upaya setan dalam

menyesatkan umat manusia. Dengan akidah serta keyakinan yang kuat

akan kebenaran Islam tertanam kuat, maka dalam diri anak akan timbul

keyakinan kuat dalam mempertahankan kebenaran Islam.101

Dari pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa pemikiran

Mohammad Fauzil Adhim dekat dan mempunyai kesamaan dengan pemikiran

Hafizh tentang pola dalam mendidik keimanan anak. Senada juga dengan

100 Ibid h 330 101 Ibid h 334-345

Page 71: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

58

pemikiran Amani Ar-Ramadi tentang pentingnya menanamkan pendidikan

keimanan anak. Hanya dalam pengkajiannya, Amani Ar-Ramadi membagi

periode anak dalam konteks penanaman jiwa keimanan pada anak menjadi pada

saat sebelum memilih pasangan, saat hamil, saat anak lahir dan setelah lahir.

Paparan tersebut diatas menyimpulkan juga bahwa secara keseluruhan

masing-masing tokoh memiliki konsentrasi yang sama yaitu adanya kesadaran

dan perhatian yang kuat tentang pentingnya pendidikan keimanan pada anak

sebagai landasan penting bagi kehidupan selanjutnya.

Secara ringkas analisis tersebut dapat dibaca pada table berikut:

Permasalahan Fauzil Adhim Amani Ar-Ramadi Hafizh

Pendidikan Keimanan

pada anak sebagai

landasan pokok

kehidupan

√ √ √

Cakupan pengertian anak √ √ √

Metode dan isi dalam

satu ulasan

√ √ √

Metode pendidikan

keimanan dibuat dalam

setiap periode anak.

- √ -

Keterangan simbol √: sama

Page 72: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

59

Pemikiran Mohammad Fauzil Adhim mengenai pendidikan keimanan bagi

anak sangat diperlukan dan diperhatikan oleh setiap orang tua serta pendidik

dalam kehidupan sekarang. Orang tua harus bersungguh-sungguh mendidik anak-

anak dan menghindarkan mereka dari sejauh-jauhnya dari siksa neraka. Jika hari

ini tidak tega melihat penderitaan mereka didunia, lalu merasa khawatir dengan

“masa depan mereka” sesudah dewasa nanti, maka tegakah membiarkan wajahnya

melepuh dibakar api neraka?

Seperti dalam kisah Luqman yang mengajarkan bahwa iman kita wariskan

dengan mempersiapkan mereka untuk memiliki keyakinan yang bersih. Mendidik

mereka untuk tidak mempersekutukan Allah; melalui nasihat maupun lewat

contoh yang diberikan setiap kali bertindak dan bersikap. Rasa iman dibangkitkan

melalui nasihat yang menghidupkan jiwa. Bukan sekedar melalui ajaran yang

hanya memberi materi untuk otak.

Sepeninggal orang tua, selain shadaqah jariyah dan ilmu yang bermanfaat,

tidak ada lagi yang diharapkan selain anak-anak yang sholeh dan sholehah.

Artinya, anak-anak harus menjadi pribadi yang shalih terlebih dahulu, lalu

tersebab keshalihannya mereka mendoakan orang tuanya. Oleh sebab itu, sangat

diperlukan pendidikan keimanan pada anak sedini mungkin. Dalam mendidik

anak, orang tua harus benar-benar mengilmui apa yang akan diajarkan sekaligus

mengilmui bagaimana mengajarkannya kepada anak. Terlebih lagi mengenai

pendidikan keimanan bagi anak yang menjadi tonggak keselamatan seorang

hamba kepada Rabb-Nya, sebagai penguat jiwa anak dalam menghadapi

tantangan dalam kehidupannya.

Page 73: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

60

Selanjutnya yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah membentuk anak-

anak yang mencintai ilmu. Membentuk anak yang semangat dalam mencari ilmu,

mencintai ilmu dan bermanfaat bagi dirinya serta orang lain. Tujuan utamanya

bukan sekedar prestasi akademik, tetapi juga menumbuhkan sikap positif dan

keyakinan anak atas kompetensi yang dimiliki.

Menurut penulis kelebihan konsep Mohammad Fauzil Adhim adalah beliau

lebih banyak mengaitkan dengan hal-hal yang terjadi dimasa sekarang. Sehingga

orang tua sudah mengerti situasi-situasi apa yang akan dihadapi ketika mendidik

anak pada masa sekarang. Mohammad Fauzil Adhim juga lebih banyak mengajak

orang tua untuk menguatkan keimanannya terlebih dahulu sebelum mendidik

keimanan anaknya kuat. Konsep Mohammad Fauzil Adhim juga lebih

memerhatikan bagaimana cara orang tua mendidik anak untuk beriman kepada

Allah karena rasa cinta kepada-Nya bukan karena balasan dan neraka Allah bagi

orang yang tidak beriman kepada-Nya.

Penulis pada hakekatnya sepakat dengan konsep Mohammad Fauzil Adhim,

akan tetapi ketika konsep ini dihadapkan dengan realitas yang ada nampaknya

masih ada kekurangan dalam konsep ini. Bisa dibayangkan ketika anak yang

sering bermain video game/ playstation tanpa aturan yang ketat dan sikap keras

orang tua dalam menghadapi anak, anak akan menjadi penakut, tidak pernah ada

kenyamanan pada dirinya atau sebaliknya anak akan menjadi nakal, brutal, dan

liar.

Kekurangan lain dari konsep pendidikan Mohammad Fauzil Adhim, dalam

konsep ini tidak ada metode pendidikan yang dibuat untuk setiap periode anak.

Page 74: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

61

Jika melihat konsep pendidikan keimanan menurut Amani Ar-Ramadi yang

membagi periode anak dalam konteks penanaman keimanan pada anak menjadi

pada saat sebelum memilih pasangan, saat hamil, saat anak lahir dan setelah lahir.

B. Metode Pendidikan Keimanan pada Anak Menurut Mohammad Fauzil

Adhim

Metode yang tepat sangat berperan penting dalam proses pendidikan Islam.

Karena seni dalam menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai materi pengajaran

kepada peserta didik adalah melalui sebuah metode. Maksud metode disini adalah

cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan tujuan pendidikan keimanan pada

anak. Menurut Mohammad Fauzil Adhim metode-metode yang digunakan untuk

pendidikan keimanan bagi anak antara lain:

1. Metode Motivasi.

Kata motivasi berasal dari bahasa inggris, motivation yang berarti

pengalasan, daya batin, dorongan, motivasi. Dalam bahasa Indonesia

terdapat kata motif yang berarti sebab-sebab yang menjadi dorongan,

tindakan seseorang, dasar pikiran atau pendapat, sesuatu yang menjadi

pokok (dalam cerita, gambaran, dan sebagainya)102

Menurut Mohammad Fauzil Adhim kata-kata motivasi yang bukan

sekedar menginformasikan merupakan kekuatan yang InsyaAllah efektif

menanamkan keyakinan. Kata-kata memotivasi bersumber dari tepatnya

pilihan kata, bagusnya susunan kalimat, indahnya ungkapan, dan terutama

kekuatan jiwa penyampainya. Sama kalimatnya beda kekuatan jiwa

102 Abuddin Nata. Psikologi Pendidikan Islam. (Depok: Rajawali Pers, 2018) h 301

Page 75: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

62

penyampainya, beda pula pengaruh yang dihasilkannya.103 Motivasi juga

berpengaruh pada perhatian. Semakin besar perhatian, akan semakin efektif

anak belajar. Perhatian juga meningkatkan daya ingat anak.

Keinginan ibu untuk memotivasi anak tidak jarang menghadapi benturan

karena kesalahan-kesalahn kecil. Tindakan memotivasi justru menjadi

boomerang. Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan Ketika

memotivasi anak, yaitu:104

a. Membuat anak merasa bersalah.

Sebagian ibu menganggap bahwa dengan menimbulkan rasa bersalah,

anak akan terpacu untuk mmeperbaiki diri. Anak akan bersemangat

meraih apa yang diharapkan oleh orang tua. Tetapi kenyataannya

seringkali justru sebaliknya. Anak menjadi rendah diri dan tidak

memiliki percaya dri. Dalam jangka Panjang, ini melemahkan

kemampuan anak dalam menyesuaikan diri maupun dalam

mengembangkan kecapakan intelektual dan keterampilan kerja.

b. Menjadikan anak merasa anda tidak menganggapnya cukup pandai.

Memotivasi anak dengan bentuk-bentuk ungkapan yang tidak

menghargai anak justru bisa membodohkan anak. Orang tua hendaknya

memberikan kehangatan dan penerimaan apapun yag diraih oleh anak.

Sikap yang demikian akan menimbulkan rasa aman dan perasaan

diterima pada diri anak.

103 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media.

2013) hlm 115 104 Mohammad Fauzil Adhim. Menghindari Kesalahn Motivasi. (Suara Hidayatullah: 2010)

(diakses 01 Juli 2021) https://www.hidayatullah.com/kolom/meminang-

surga/read/2010/09/27/44926/menghindari-kesalahan-memotivasi.html

Page 76: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

63

c. Menghancurkan harga diri anak.

Ungkapan-ungkapan yang dapat mengganggu harga diri anak, seperti

ketika orang tua menceritakan hal-hal buruk yang dilakukan anak kepada

orang lain. Terkadang hal semacam ini tidak disadari oleh orang tua.

Sikap seperti ini dapat menjadikan dawdling, yaitu sikap negative anak

dengan tidak mau melakukan apa yang diperintahkan orang tua dengan

harapan orang tuanya marah.

d. Membuat anak defensif.

Situasi yang memojokkan membuat seseorang harus bersikap bertahan

(defensif) tidak menuruti kemauan pihak yang menghendaki berubah.

Jika sangat terpaksa, ia akan menurut. Tetapi hanya asal tidak mendapat

tekanan. Anak akan menjadi apatis.

e. Mendorong anak balas dendam.

Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya balas dendam.

Tetapi ternyata, ada pola-pola komunikasi yang cenderung membuat

anak terdorong untuk balas dendam. Sikap yang tegas sangat perlu

ditegakkan dalam keluarga. Tetapi ketegasan harus berlandaskan aturan

yang jelas dan dipahami anak. Ketegasan harus selaras dengan sikap

menghargai inisiatif anak. Orang tua hendaknya memiliki sikap terbuka

dan mau mendengarkan anak, mendampingi dan memberikan kehangatan

sehingga anak akan memiliki percaya diri dan harga diri yang baik. Ini

akan lebih berharga bagi anak.

Page 77: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

64

2. Metode Kasih Sayang.

Menurut Mohammad Fauzil Adhim sebelum membangun orientasi hidup

anak, hal yang paling awal orang tua berikan adalah kasih sayang.

Memberikan kasih sayang dalam proses pendidikan pada anak, anak sudah

dapat merasakan apakah ia di sayangi, dicintai, diperhatikan dan dihargai

atau tidak. Orang tua harus hidupkan perasaannya dengan memberikan

waktu untuk bercanda bersama mereka. Sebab dengan kasih sayang yang

diberikan orang tua, anak akan memiliki orientasi hidup yang jelas.105

Seperti yang Rasulullah Saw lakukan dalam mendidik anak, sebelum

Rasul mengajarkan tentang kebenaran, Rasulullah Saw lebih dulu

melimpahi anak-anak dengan kasih sayang dan menyediakan waktu untuk

bermain-main. Seperti halnya yang dicontohkan Rasulullah Saw, saat

sedang menggendong cucunya Umamah Putri Zainab ketika sedang shalat.

Abu Qatadah berkata, “Kami Keluar bersama Rasulullah Saw, sedangkan

Umamah binti Abi Al-Ash berada diatas bahu Rasulullah (digendong). Lalu

beliau shalat. Ketika beliau rukuk, maka umamah diletakkan, dan ketika

beliau bangun dari rukuk, maka Umama diangkat.” (Riwayat Bukhori)

Sebuah pelajaran penting tentang betapa besar nilai kasih sayang bagi

proses pendidikan dan pembentukan karakter anak-anak. Begitu pentingny,

sehingga saat shalat pun diizinkan untuk menggendong anak yang masih

kecil agar hilang rasa susahnya dan gembira hatinya. Membahagiakan dan

memuliakan anak-anak niscaya mereka akan memuliakan orang tuanya,

105 Ibid hlm 44

Page 78: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

65

mendengar kata-katanya dan mengarahkan dirinya untuk menjadi yang

seharusnya. 106 Hal ini menunjukkan betapa pentingnya orang tua untuk

meluangkan waktu bermain serta memberi perhatian yang hangat bagi

aqidah anak kelak.107

3. Metode Keteladanan

Suri teladan yang baik memiliki dampak yang besar pada kepribadian

anak. Sebab mayoritas yang ditiru anak berasal dari kedua orang tuanya.

Anak-anak akan selalu memerhatikan dan meneladani sikap dan perilaku

orang dewasa. Apabila mereka melihat kedua orang tua berperilaku jujur,

mereka akan tumbuh dalam kejujuran. Kedua orang tua selalu dituntut untuk

menjadi suri teladan yang baik. Karena, seorang anak yang berada dalam

masa pertumbuhan akan selalu memerhatikan sikap dan ucapan kedua orang

tuanya.108

Mohammad Fauzil Adhim memberikan contoh pembelajaran dengan

qaulan sadidan yaitu: perkataan yang benar sekaligus tidak menutupi

kebenaran. Perkataan orang tua kepada anak harus sesuai dengan prinsip-

prinsip kebenaran. Diantaranya dengan mengungkapkan kebenaran pada

waktu yang tepat. Berbicara dengan qaulan sadidan akan mendorong orang

tua untuk tetap berbenah. Membiasakan anak-anak untuk berkata jujur dan

benar kepada orang lain. Qaulan sadidan juga merupakan kunci untuk

106 Mohammad Fauzil Adhim. Bahagiakan Mereka, Nyalakan Semangatnya. (Suara

Hidayatullah: 2010) diakses di Makassar, 01 Juli 2021.

https://www.hidayatullah.com/kolom/meminang-surga/read/2010/07/01/44008/bahagiakan-

mereka-nyalakan-semangatnya.html 107 Ibid h 44 108 Hafizh Suwaid. Prophetic Parenting; Cara Nabi Mendidik Anak. (Yogyakarta: Pro-U

Media, 2010) h 139-140

Page 79: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

66

melahirkan generasi yang kuat dan tidak menghawatirkan. Karena dengan

berbicara benar akan membawa kepada kebaikan-kebaikan.109

Di era modern saat ini, metode keteladanan masih sangat diperlukan

dalam dunia pendidikan, terlebih lagi pendidikan dalam keluarga.

Keteladanan akan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi

tercapainya tujuan pendidikan dalam keluarga dan pendidikan keimanan.

4. Metode Pembiasaan

Menurut Mohammad Fauzil Adhim metode pembiasaan sangat penting

dalam mendidik anak dikehidupan sehari-hari. Pembiasaan akan membantu

proses pembentukan karakter anak sebab mereka akan diberikan

kesempatan untuk terbiasa melakukan apa yang diajarkan oleh orang tua.

Selain itu Mohammad Fauzil Adhim mencontohkan pembelajaran anak

untuk membiasakan dan mendisiplinkan shalat yang dimulai pada usia tujuh

tahun. Ketika anak belum berusia tujuh tahun tidak mengerjakan shalat,

orang tua harus memaklumi dan melapangkan hati. Tugas orang tua adalah

menumbuhkan perasaan positif terhadap kebiasaan yang ingin kita

tumbuhkan, membangkitkan sense of competence (perasaan bahwa dirinya

memiliki kompetensi) serta menjamin bahwa mereka memiliki harga diri

yang tinggi. Memperlakukan anak-anak secara terhormat, tetapi bukan

memanjakan. 110

109 Ibid h 77-79 110 Mohammad Fauzil Adhim. Segenggam Iman Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2013) h 265

Page 80: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

67

5. Metode Nasehat

Memberi nasehat adalah salah satu metode yang masyhur sejak berabad-

abad silam. Anak terkadang lebih senang mendengarkan atau

memperhatikan nasehat orang-orang yang ia cintai dan ia jadikan tempat

mengadukan segala permasalahannya. Dalam kondisi seperti ini pelajaran

atau nasehat akan benar-benar mempunyai pengaruh yang besar bagi

anak.111

Menurut Mohammad Fauzil Adhim metode keimanan melalui nasehat

yang baik digunakan oleh orang tua adalah apa yang terkandung dalam Al-

Qur’an. Seperti yang terdapat dalam Qur’an surat Luqman ayat 13-19,

nasehat Luqman kepada anaknya yang mencerminkan pendidikan yang

harus dilaksanakan oleh orang tua terhadap anaknya. Pendidikan tersebut

meliputi pembinaan iman dan tauhid, akhlak dan juga ibadah. Dalam surat

Luqman ayat 13 terlihat nasehat untuk anaknya agar tidak menyekutukan

Allah, dan pada ayat lain Luqman memberi nasehat pada anaknya dengan

kata perintah agar melaksanakan shalat, dan nasehat untuk menghindari

kesombongan.112

6. Metode Hukuman

Hukuman diberikan, apabila metode-metode yang lain sudah tidak dapat

merubah tingkah laku anak, atau dengan kata lain hukuman merupakan jalan

111 Zuhairini dkk. Metodologi Pendidikan Agama. (Bandung: Ramadhani, 1993) h 130 112 Mohammad Fauzil Adhim. Saat Berharga untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2009) h247-252

Page 81: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

68

terakhir yang ditempuh oleh orang tua atau pendidik, apabila ada perilaku

anak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.113

Memberi hukuman kepada anak harus dengan cara yang tepat, hukuman

yang tidak tepat bisa membuat anak merasa dilecehkan, merasa orang

tuanya kejam dan semena-mena, anak juga bisa menjadi minder, penakut

bahkan pengecut. Menurut Mohammad Fauzil Adhim ada beberapa catatan

yang harus diperhatikan ketika memberi hukuman pada anak, yaitu:

a. Menghukum anak bukan sebagai luapan emosi, apalagi sebagai

pelampiasan jengkel karena perilaku mereka. Tampaknya sepele, tetapi

sepele ini mempengaruhi sikap orang tua dan cara orang tua bersikap

mempengaruhi penerimaan anak. Selain itu, orang tua juga harus

senantiasa membenahi niat kita dalam menghukum anak, perilaku kita

lebih terkendali.

b. Menghukum merupakan tindakan mendidik agar anak memiliki sikap

yang baik. Artinya, hal terpenting dalam menghukum adalah anak

mengerti apa yang seharusnya dilakukan dan memahami apa yang

menyebabkan dia dihukum. Jika anak menyadari kesalahannya dan

memperbaiki sikapnya, orang tua perlu meresponnya dengan positif.

c. Tindakan memberi hukuman kepada anak adalah dalam rangka

mengajari bahwa setiap perbuatan yang anak lakukan mempunyai

konsekuensi. Orang tua menghukum anak bukan karena marah atau

membalaskan kejengkelan juga bukan untuk mempermalukan anak.

113 Mufatihatut Taubah. Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam. dalam Jurnal

Pendidikan Agama Islam Vol 03 No 01 (UIN Surabaya. 2015) (diakses 07 Juli 2021) Hlm 131-136

http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/41/41

Page 82: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

69

d. Menghukum tetapi tidak menyakiti. Banyak ornag tua yang bermaksud

menghukum tetapi yang terjadi adalah menyakiti hati anak. Orang tua

sering memojokkan anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang

membuatnya mati kutu, dan menghujani anak dengan ancaman-ancaman

yang menakutkan, meskipun anak sudah memiliki iktikad baik.

e. Tetap berfikir jernih saat menghukum anak. Keputusan-keputusan yang

baik hanya dapat diambil oleh orang tua ketika pikirannya jernih. Pikiran

yang jernih hanya muncul ketika hati tenang dan emosi terkendali.

f. Kasih sayang mendahului kemarahan. Meskipun kita memberi hukuman

pada anak, tunjukkanlah bahwa kita melakukannya karena didorong oleh

rasa cinta dan kasih sayang.114

Metode-metode diatas akan sangat efektif apabila orang tua memiliki

kemauan dan niat yang kuat untuk mendidik anaknya memiliki iman yang kokoh.

Metode pendidikan keimanan juga harus didukung dengan lingkungan yang baik,

terutama keluarga yang merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama.

Keluargalah yang memegang peranan utama dan memegang tanggung jawab

terhadap pendidikan anak-anaknya. Pendidikan dalam keluarga berlangsung

secara wajar dan informal, serta lebih dominan dengan media permainan.

Dalam pendidikan tersebut juga harus diperhatikan ketika memberikan

kasih sayang, tidak berlebih-lebihkan akan tetapi juga tidak kurang. Perlu adanya

pendekatan pada anak dalam setiap metode pendidikan, salah satunya yaitu acra

bermain, meningkatkan tingkat kecerdikan anak dengan merangsang fungsi-fungsi

114 Mohammad Fauzil Adhim. Saat Berharga untuk Anak Kita. (Yogyakarta: Pro-U Media,

2009)

Page 83: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

70

indranya. Proses pendampingan anak dnegan mendahulukan terjaganya sisi

kejiwaan anak karena yang mengalamu masa perkembangan awal menjadi hal

yang penting.

Page 84: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis yang berkaitan dengan “Konsep Mohammad

Fauzil Adhim tentang Pendidikan Keimanan pada Anak” dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep Pendidikan keimanan pada anak menurut Mohammad Fauzil

Adhim antara lain: Pertama, membekali Pendidikan keimanan pada anak

meliputi pengenalan Allah kepada anak, dimulai dengan pembacaan

kalimat Lailahaillallah, membiasakan anak dengan kalimat, membiasakan

anak dengan perkataan yang benar (qaulan sadidan), mendisiplinkan anak

untuk shalat, mengajarkan anak untuk berbagi, mengajarkan anak untuk

berpuasa, dan beriman terhadap takdir. Kedua, mengajarkan dan

mendekatkan anak pada Al-Qur’an, menumbuhkan kecintaan dan

keyakinan kepada kitabullah, menumbuhkan jiwa anak dengan Al-Qur’an,

mengajarkan membaca dan menghafal Al-Qur’an dan menjadikan Al-

Qur’an sebagai petunjuk, pembeda dan penjelas. Ketiga, membangun

orientasi hidup yang jelas dengan memberikan kasih sayang,

menumbuhkan kecintaan terhadap agama Islam, mengajarkan anak untuk

berislam dengan Ihsan serta mendorong mereka untuk berdakwah.

2. Implementasi pendidikan keimanan bagi anak menggunakan metode

motivasi, kasih sayang, keteladanan, pembiasaan, nasihat dan ditambah

Page 85: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

72

dengan metode hukuman dapat mengajak anak untuk mengenali Allah serta

membekali anak untuk menuntut ilmu dan mencintai orang yang berilmu.

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang disarankan

kepada orang tua maupun Lembaga Pendidikan, antara lain:

1. Dalam menghadapi tantangan era modern saat ini, orang tua hendaknya

memberi perhatian khusus untuk pendidikan anak, terlebih mengenai

pendidikan keimanannya dengan menanamkan dasar-dasar keimanan dijiwa

anak.

2. Lembaga Pendidikan hendaknya membentuk lingkungan Pendidikan yang

agamis dalam proses kegiatan belajar mengajar, mengajarkan aktivitas-

aktivitas yang Islami pada peserta didik dengan memberikan waktu lebih

untuk mengenal nilai-nilai mulia pada ajaran agama Islam.

Page 86: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

73

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Qarim

Abdullah. 2018. Urgensi Pendidikan Agama dalam Keluarga dan Implikasinya

terhadap Pembentukan Kepribadian Anak. dalam Tranformasi: Jurnal

Kepemimpinan dan Pendidikan Islam Vol 2 No 1. Papua Barat. IAIN

Sorong. (diakses 07 Juli 2021)

https://ejurnal.iainsorong.ac.id/index.php/Transformasi/article/view/311/269

Adhim, Mohammad Fauzil. 2009. Saat Berharga untuk Anak Kita. Yogyakarta.

Pro-U Media.

. 2009. Anak Harus Paham, Ada Agama Selain Islam.

Suara Hidayatullah.

https://www.hidayatullah.com/kolom/meminangsurga/read/2009/07/30/421

09/anak-harus-paham-ada-agama-selain-islam.html (diakses 01 Juli 2021)

. 2010. Bahagiakan Mereka, Nyalakan Semangatnya.

Suara Hidayatullah.

https://www.hidayatullah.com/kolom/meminangsurga/read/2010/07/01/440

08/bahagiakan-mereka-nyalakansemangatnya.html (diakses 01 Juli 2021)

. 2010. Mengenalkan Allah Kepada Anak. Suara

Hidayatullah. https://www.hidayatullah.com/kolom/meminang-

surga/read/2010/08/19/44581/mengenalkan-allah-kepada-anak.html (01 Juli

2021)

. 2010. Menghindari Kesalahan Motivasi. Suara

Hidayatullah.

https://www.hidayatullah.com/kolom/meminangsurga/read/2010/09/27/449

26/menghindari-kesalahan-memotivasi.html (01 Juli 2021)

. 2013. Segenggam Iman Anak Kita. Yogyakarta. Pro-

U Media.

. 2015. Positive Parenting. Yogyakarta. Pro-U Media.

Ahmad. 2018. Desain Penelitian Analisis Isi. dalam Jurnal Ahmad. Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah. (diakses 10 Juli 2021)

https://www.researchgate.net/profile/Jumal-

Ahmad/publication/325965331_Desain_Penelitian_Analisis_Isi_Content_A

nalysis/links/5b305090a6fdcc8506cb8b21/Desain-Penelitian-Analisis-Isi-

Content-Analysis.pdf

Page 87: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

74

Al-Hajjaj, Muslim bin, Ṣaḥīḥ Muslim, pentahqiq. Muhammad Fu’ad Abd al-Baqi,

(Beirut: Dār Iḥyā’ at-Turāṡ, t,th), Jilid IV.

Al-Qaradawi, Yusuf. 1992. Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan. Surabaya.

Pustaka Progresif.

Annova, Fauzana. 2019. Pendidikan Keimanan dalam Al-Qur’an. dalam Al-

Uswah: Jurnal Riset dam Kajian Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 2.

Riau: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

(diakses 07 Juli 2021) http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/AL-

USWAH/article/view/8327

Ar-Ramadi, Amani. 2018. Athfaluna wa Hubbullah, Hubbur Rasul, Hubbul Islam,

Kaifa Nuraghghibu auladana ilas shalat, banatuna wal hijab judul

terjemahan Menanamkan Iman kepada Anak yang diterjemahkan oleh

Fauziyah Nur Farida. Solo. Istanbul.

As-Shamad, Muhammad Abd. 2006. Tarbiyyah al-Aqdiyyah wa al-Khalqiyyah fi

Adab al-Aṭfāl, dalam ad-Dirāsāt, al-Jāmi’ah al-Islāmiyyah al’Ālamiyyah

Vol, 3,

Asy-Syantut, Khalid. 2018. Mendidik Anak Laki-Laki. Solo. Aqwam.

Atabik, Ahmad dan Burhanuddin, Ahmad. 2015. Konsep Nasih Ulwan Tentang

Pendidikan Anak. dalam Elementary Jurnal, Vol.2, No. 2. http://www.m-

edukasi.web.id/2012/10/pendidikan-anak-usia-dini-paud.html.

Azis, Abdul dan Fauzy, Fanny. 2016. Konsep Positive Parenting Menurut

Mohammad Fauzil Adhim dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak.

dalam Jurnal Tarbiyah al-Aulad Vol 01 no 02 (diakses 07 Juli 2021)

https://drive.google.com/file/d/1dp4NtyITdnOec1Cu7EaVLXV2VSTY0Tt

W/view

Chaer, Moh Toriqul dan Suud, Fitriah. 2020. Pendidikan Anak Perspektif Hamka

(Kajian Q.S. Luqman/31: 12-19 dalam Tafsir Al-Azhar. Dalam Southeast

Asian Jurnal of Islamic Education Vol 02 No 02. (diakses 07 Juli 2021)

https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/SAJIE/article/view/2192

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. 2019. Panduan

Penulisan Karya Ilmiah. Makasar

Hamzah, Amir. 2020. Metode Penelitian Kepustakaan. Malang. CV Literasi

Nusantara Abadi.

Ishlahunnisa’. 2010. Mendidik Anak Perempuan. Solo. Aqwam,

Page 88: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

75

Janna, Sitti Riadil. 2013. Konsep Pendidikan Anak Dalam Perspektif Al-Ghazali.

Jurnal Ta’dib Vol 6 No 2. Kendari. Fakultas Tarbiyah STAIN Kendari.

(diakses 05 Juli 2021)

Khusni, Moh Faishol. 2018. Fase Perkembangan Anak dan Pola Pembinaannya

dalam Perspektif Islam. Dalam Jurnal Perempuan dan Anak Vol 2 No 2.

Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Tulungagung. (diakses 08 Juli

2021)

http://ejournal.iaintulungagung.ac.id/index.php/martabat/article/view/1348

Lubis, Amir Hamzah. 2016. Pendidikan Keimanan dan Pembentukan

Kepribadian Muslim. Dalam Jurnal Darul ‘Ilmi Vol 04 no 01. Padang. IAIN

Padang Sidimpuan (diakses 07 Juli 2021)

http://jurnal.iainpadangsidimpuan.ac.id/index.php/DI/article/viewFile/426/3

98

Mahfud, Rois. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Mahsunudin. 2020. Urgensi Pendidikan Keimanan bagi Anak. dalam Jurnal Al-

Ifkar Vol XIV no 02 (diakses 08 Juli 2021)

http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/ifkar/article/view/4329

/3159

Mansur, Sutan. 1981. Tauhid Membentuk Pribadi Muslim. Jakarta. Yayasan Nurul

Islam.

Muhaimin, 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.

Jakarta. Rajawali Pers.

Muslimawaty, Rivanti. 2018. Pendidikan Keimanan Anak dalam Keluarga

Menurut Zakiah Daradjat. Jurnal Pendidikan Islam. Bandung. STAI Sabili

Bandung.

Naquib, Syed Muhammad al-Attas. 1981. Islam dan Sekularisme. Bandung.

Pustaka.

Nata, Abuddin. 2018. Psikologi Pendidikan Islam. Depok. PT RajaGrafindo

Persada.

Nurkholis. 2013. Pendidikan dalam Upaya Memajukan Tekhnologi. Jurnal

Kependidikan. https://media.neliti.com/media/publications/104343-ID-

none.pdf (diakses 05 Juli 2021)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar

Nasional Pendidikan. (diakses 05 Juli 2021)

Page 89: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

76

PermataSari, Ayu. 2016. Konsep Pendidikan Tauhid Bagi Anak Dalam Buku

“Segenggam Iman Anak Kita” Karya Muhammad Fauzil Adhim, Skripsi.

IAIN Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Salatiga (01 Maret 2021)

Qulubiyah, Lu’luatul. 2017. Konsep Pendidikan Keimanan Bagi Anak Menurut

Mohammad Fauzil Adhim. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. (01 Maret 2021)

Sabiq, Sayid. 1986. Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman. Bandung. CV

Diponegoro.

Said, Nurhidayat Muh. 2013. Metode Penelitian Dakwah. Buku Daras. Makassar.

UIN Alauddin. (diakses pada 10 Juli 2021) http://repositori.uin-

alauddin.ac.id/405/1/Nurhidyat%20Muh.%20Said.pdf

Silahuddin. 2016. “Internalisasi Pendidikan Iman Kepada Anak dalam Perspektif

Islam” dalam DIDAKTIKA, Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No.2. Banda Aceh.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

Sinyo dan Nuraini. 2015. Pendidikan Anak Usia Dini ala Luqman Al-Hakim.

Jakarta. Gramedia.

Siregar, Lis Yulianti Syafrida. 2016. Pendidikan Anak dalam Islam. dalam

Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Vol 1 No 2. UIN Ar-Raniry. (diakses 08

Juli 2021) hlm 19 LYS Siregar - Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 2017 -

jurnal.ar-raniry.ac.id

Sugiyono. 1990. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung.

Kanisius.

Sukatin, dkk. 2019. Pendidikan Anak dalam Islam. dalam Bunayya: Jurnal

Pendidikan Anak Vol VI No 2. UIN Ar-Raniry. (diakses 08 Juli 2021)

https://www.jurnal.ar-

raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/7345/4332

Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafizh. 2009. Manhaj at-Tarbiyah an-

Nabawiyyah lith Thifl. (penerbit Dar Ibnu Katsir) Diterjemahkan oleh Farid

Abdul Aziz Qurusy. 2010. Prophetic Parenting; Cara Nabi Saw Mendidik

Anak. Yogyakarta. Pro-U Media.

Syarifuddin, Ahmad. 2007. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-

Qur’an. Jakarta. Gema Insani.

Taubah, Mufatihatut. 2015. Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam.

dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 03 No 01. UIN Surabaya.

(diakses 07 Juli 2021) Hlm 131-136

http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/41/41

Page 90: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

77

Ulum, Itah Miftahul. 2019. Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keimanan.

dalam Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 No 2. Cirebon. Program

Studi Akuntasi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Ulwan, Abdullah Nashih. 1994. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam.

Semarang. Asy-Syifa.

Ulwan, Abdullah Nashih. 1997. Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam. Mesir. Dar as-

Salam.

Wastuti. 2009. Konsep Ta'dib Dalam Pendidikan Islam (Studi Atas Pemikiran

Syed Muhammad Naquib Al-Attas. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.) di

akses 08 Agustus 2021 https://digilib.uin-

suka.ac.id/id/eprint/8736/1/WASTUTI%20KONSEP%20TA%27DIB%20D

ALAM%20PENDIDIKAN%20ISLAM%20%28STUDI%20ATAS%20PE

MIKIRAN%20SYED%20MUHAMMAD%20NAQUIB%20AL-

ATTAS%29.pdf

Yayasan Binaa’ul Mustaqbal. 2006. Tafsir Seper Sepuluh Dari Al-Qur’an Al-

Karim.

Yusuf, Munir. 2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo. Lembaga Penerbit

Kampus IAIN Palopo.

Zuhairini dkk. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Bandung. Ramadhani.

Page 91: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

78

RIWAYAT HIDUP

Nidaa’an Khafiyya, Bojonegoro, 13 September 1998. Anak ke-

3 dari tiga bersaudara, dari pasangan bapak Sadar dan Ibu

Khalifah. Penulis mengawali pendidikan di TK Dharma

Wanita Bakung pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2005,

kemudian melanjutkan pendidikan di MIM 04 Al-Azhar

Mejasem pada tahun 2005 dan tamat pada tahun 2010. Selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di MTsM 01 Banjaranyar Baureno pada tahun 2010 dan

tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan di MAM 02

Banjaranyar Baureno pada tahun 2013 dan tamat pada tahun 2016. Selanjutnya

penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surabaya

jurusan Pendidikan Bahasa Inggris untuk dua semester pada tahun 2016-2017.

Selanjutnya pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar dan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam.

Page 92: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

79

Page 93: KONSEP MOHAMMAD FAUZIL ADHIM TENTANG PENDIDIKAN …

80