konsep keperawatan jiwa

15
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep dasar kesehatan jiwa dan keperawatan kesehatan jiwa. 1. Kesehatan Jiwa. Kesehatan jiwa seringkali sulit didefinisikan.Orang dianggap sehat jika mereka mampu melaksanakan peran dimasyarakat dan perilaku mereka pantas serta adaptif.Kebudayaan masyarakat sangat mempengaruhi nilai dan keyakinannya terhadap definisi sehat.Untuk memperjelas definisi tentang kesehatan jiwa itu sendiri,dikutip beberapa pandangan yang menerangkan tentang kesehatan jiwa. Menurut UU Kesehatan jiwa No.3 tahun 1996,kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,intelektual,emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain.Videbeck (2008) menjelaskan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional,psikologis dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,perilaku dan koping yang efektif,konsep diri yang positif dan kestabilan emosional.Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtra yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya,mampu menghadapi stres kehidupan dengan wajar,mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya,dapat berperan serta dalam lingkungan hidup,menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain(Keliat,dkk,2005) Yahoda menerangkan 6 ciri sehat jiwa adalah 1)Bersikap positif terhadap diri sendiri,2)mampu tumbuh dan berkembang serta mencapai aktualisasi diri,3)mampu mengatasi stres atau perubahan pada dirinya,4)bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang diambil,5)mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai perasaan serta sikap orang

Upload: septi-chairunisa

Post on 16-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa 1

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN TEORITISA. Konsep dasar kesehatan jiwa dan keperawatan kesehatan jiwa. 1. Kesehatan Jiwa.Kesehatan jiwa seringkali sulit didefinisikan.Orang dianggap sehat jika mereka mampu melaksanakan peran dimasyarakat dan perilaku mereka pantas serta adaptif.Kebudayaan masyarakat sangat mempengaruhi nilai dan keyakinannya terhadap definisi sehat.Untuk memperjelas definisi tentang kesehatan jiwa itu sendiri,dikutip beberapa pandangan yang menerangkan tentang kesehatan jiwa. Menurut UU Kesehatan jiwa No.3 tahun 1996,kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,intelektual,emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain.Videbeck (2008) menjelaskan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional,psikologis dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,perilaku dan koping yang efektif,konsep diri yang positif dan kestabilan emosional.Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtra yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya,mampu menghadapi stres kehidupan dengan wajar,mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya,dapat berperan serta dalam lingkungan hidup,menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain(Keliat,dkk,2005)Yahoda menerangkan 6 ciri sehat jiwa adalah 1)Bersikap positif terhadap diri sendiri,2)mampu tumbuh dan berkembang serta mencapai aktualisasi diri,3)mampu mengatasi stres atau perubahan pada dirinya,4)bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang diambil,5)mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai perasaan serta sikap orang lain,6)Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan(Keliat,dkk,2005). Kesehatan jiwa memiliki banyak komponen atau ciri dan dipengaruhi berbagai faktor.Menurut Johnson (1997) ada 7 ciri kesehatan jiwa adalah 1)Otonomi dan kemandirian,2)Memaksimalkan potensi diri,3)Mentoleransi ketidakpastian hidup,4)mampu mengelola stres kehidupan,5)menguasai lingkungan,6)Orientasi realitas,dan 7)harga diri realitas(Videbeck,2008). 2.Masalah Psikososial.Lingkup masalah kesehatan jiwa sangat luas dan kompleks serta saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia.Mengacu pada Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan dan Ilmu kedokteran jiwa bahwa masalah psikososial tergolong dalam masalah kesehatan jiwa.Masalah psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis atau sosial yang memberikan pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa atau gangguan kesehatan secara nyata atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial.Berdasarkan definisi diatas terdapat ciri-ciri masalah psikososial,sebagai berikut :a. Cemas,kawatir berlebihan,takut.b. Mudah tersinggung.c. Sulit berkonsentrasi.d. Bersikap ragu-ragu dan merasa rendah diri.e. Merasa kecewa.f. Pemarah dan agresifg. Reaksi fisik seperti jantung berdebar dan otot tegang.h. Sakit kepala (Keliat,dkk,2005Menurut Yosep (2007) masalah psikososial timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial seperti :a. Psikotik gelandangan yang berkeliaran ditempat umum dan mengganggu ketertibanb. Pemasungan pasien gangguan jiwa.c. Masalah anak jalanan.d. Masalah anak remaja (tawuran dan kenakalan).e. Penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.f. Masalah seksual seperti penyimpangan,pelecehan.g. Tindak kekerasan sosial seperti kemiskinan,penelantaran,korban kekerasan pada anak).h. Stres pasca trauma seperti kecemasan,gangguan emosional,berulangkali mengalami trauma,bencana alam,kekerasan dan penganiayaan fisik,pemerkosaan dan terorisme.i. Masalah pengungsi seperti cemas,depresi,stres pasca trauma.j. Masalah lanjut usia yang terisoler : penelantaran,kekerasan fisik,gangguan psikologis dan penyesuaian diri,perubahan minat,gangguan tidur,kecemasan, depresi dan pikun.k. Masalah tenaga kerja :penurunan produktivitas,stres dan pemutusan hubungan kerja. 3.Gangguan Jiwa.Dimasa lalu gangguan jiwa dipandang sebagai kerasukan setan atau hukuman karena pelanggran sosial,agama atau norma sosial.Oleh sebab itu penderita dianiaya,dihukum,dijauhi atau diejek masyarakat.Saat ini pandangan tentang gangguan jiwa berubah.American Psychiatric Association (1994) mendefinisikan gangguan jiwa sebagai sindrom atau pola psikologis atau pola prilaku yang penting secara klinis, yang terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress (mis,gejala nyeri,menyakitkan) atau disabilitas ( ketidakmampuan pada salah sat bagian atau beberapa fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko secara bermagna untuk mati,sakit,ketidakmampuan,atau kehilangan kebebasan(Notosoedirdjo,Latipun,2007)Videbeck (2008) menjelaskan kriteria umum untuk mendiagnosa gangguan jiwa meliputi :1)Ketidakpuasan dengan karakteristik,kemampuan,dan prestasi diri,2)Hubungan yang tidak efektif atau tidak memuaskan3)Tidak puas hidup di dunia4)Koping yang tidak efektif terhadap peristiwa kehidupan.5)Tidak terjadi pertumbuhan personal.Ada juga beberapa ciri gangguan jiwa yang dapat diidentifikasi pada seseorang menurut Keliat,dkk (2005) adalah :1)Marah tanpa sebab,2)Mengurung diri,3)Tidak kenal orang lain,4)Bicara kacau,5)Bicara sendiri dan 6)Tidak mampu merawat diri. 4.Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa.Banyak definisi yang dikemukakan para ahli keperawatan untuk menjelaskan tentang keperawatan kesehatan jiwa.Center for Mental Health Services (CMHS) secara resmi mengakui Keperawatan kesehatan jiwa adalah salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa.Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial,biofisik,teori kepribadian dan perilaku manusia untuk mendapatkan kerangka berpikir teoretis yang mendasari praktek keperawatan(Suart,2007).American Nurses Association (ANA) sependapat dengan CMHS,yang menjelaskan bahwa keperawatan kesehatan jiwa merupakan area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri(ekspresi,gerak tubuh,bahasa,tatapan mata,sentuhan,nada suara) secara terapeutik sebagai kiatnya dalam meningkatkan,mempertahankan,memulihkan kesehatan mental klien dan masyarakat dimanapun berada.Caroline (1999) memperjelas bahwa keahlian keperawatan kesehatan jiwa adalah merawat seseorang dengan penyimpangan mental dimana perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan (peka,mau mendengar,tidak menyalahkan dan memberikan dorongan) untuk menemukan kebutuhan dasar klien yang terganggu seperti kebutuhan fisik,aman dan nyaman,kebutuhan mencintai dan dicintai,harga diri dan aktualisasi diri.Pasien atau klien yang dirawat berupa individu,keluarga,kelompok,organisasi dan masyarakat(Sadock) dalam seluruh rentang kehidupan mulai sejak konsepsi sampai lanjut usia(Otong,1995)Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan keperawatan kesehatan jiwa adalah :a. Merupakan salah satu bidang spesialisasi ilmu keperawatan jiwa dalam praktek keperawatanb. Memiliki dasar keilmuan yang khas sebagai batang tubuh ilmunya yaitu ilmu perilaku,psikososial,biofisik,teori kepribadian,komunikasi,pendidikan dllc. Memiliki kiat khusus merawat klien yaitu menggunakan diri perawat yaitu gerak tubuh,bahasa,ekspresi,sentuhan,tatapan mata dan nada suara.d. Perawat harus menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan(peka,mau mendengar,empati,tidak menyalahkan,memotivasi dll.e. Klien yang dirawat berupa individu,keluarga,kelompok,organisasi dan masyarakat dengan penyimpangan mental mulai masa konsepsi sampai lanjut usia dimanapun berada.f. Tugas atau peran perawat adalah menemukan kebutuhan klien yang terganggu berupa kebutuhan biopsikososiospiritual.g. Bertujuan untuk meningkatkan,mempertahankan dan memulihkan kesehatan mental klienSetiap perawat yang berminat dan melaksanakan praktek keperawatan kesehatan jiwa disarankan menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan serta kiat khusus agar dapat melaksanakan peran dan fungsi sebagai perawat yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan keperawatan yang ditetapkan pada setiap klien yang dirawat.B. Falsafah Keperawatan Kesehatan jiwa.Menurut Dep.Kes (2000) Beberapa keyakinan yang mendasari praktek keperawatan kesehatan jiwa,meliputi :1. Individu memiliki harkat dan martabat yang perlu dihargai.2. Tujuan individu adalah bertumbuh,berkembang,sehat,otonomi dan aktualisasi diri.3. Individu berpotensi berubah.4. Individu adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan sebagai manusia utuh.5. Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.6. Semua perilaku individu bermakna.7. Perilaku individu meliputi persepsi,pikiran,perasaan dan tindakan.8. Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi,dipengaruhi genetik,lingkungan,kondisi stres dan sumber yang tersedia.9. Sakit dapat menumbuhkembangkan psikologis seseorang.10. Setiap orang berhak mendapat pelayanan kesehatan yang sama.11. Kesehatan mental adalah komponen kritikal dan penting dalam pelayanan kesehatan.12. Individu berhak berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk kesehatannya.13. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahtraan,memaksimalkan fungsi dan meningkatkan aktualisasi diri.14. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan individu.C. Peran dan Fungsi Perawat dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa.Menurut Stuart dan Sundeen (1995) dalam memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa,perawat dapat melakukan aktivitas pada tiga area utama yaitu:

1)Memberikan asuhan keperawatan secara langsung2) Aktivitas komunikasi 3)Aktivitas dalam pengelolaan atau manajemen keperawatan.Dalam hubungan perawat dengan klien,ada beberapa peran perawat dalam keperawatan kesehatan jiwa,meliputi :1. Kompetensi klinik.2. Advokasi klien dan keluarga3. Tanggung jawab keuangan4. Kerja sama antar disiplin ilmu di bidang keperawatan5. Tanggung gugat sosial6. Parameter etik-legal.Pada setiap tingkatan pelayanan kesehatan jiwa,perawat mempunyai peran tertentu :a.Peran perawat dalam prevensi primer.1). Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat jiwa.2).Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat kemiskinan dan pendidikan.3).Memberikan pendidikan dalam kondisi normal,pertumbuhan dan perkembangan dan Pendidikan seks.4).Melakukan rujukan yang sesuai sebelum terjadi gangguan jiwa.5).Membantu klien di rumah sakit umum untuk menghindari masalah psikiatri .6).Bersama keluarga untuk memberikan dukungan pada anggotanya untuk meningkatkanFungsi kelompok.7).Aktif dalam kegiatan masyarakat atau politik yang berkaitan dengan kesehatan jiwa.b.Peran perawat dalam prevensi sekunder.1. Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa.2. Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan di rumah.3. Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di rumah sakit umum.4. Menciptakan lingkungan terapeutik.5. Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.6. Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri.7. Memberi konsultasi.8. Melaksanakan intervensi krisis.9. Memberikan psikoterapi pada individu,keluarga dan kelompok pada semua usia.10. Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yan teridentifikasi masalah. c.Peran perawat dalam prevensi tertier.1. .Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi.2. .Mengorganisasi pelayanan perawatan pasien yang sudah pulang dari rumah sakit jiwa untuk3. Memudahkan transisi dari rumah sakit ke komunitas.4. .Memberikan pilihan perawatan rawat siang pada klien.D. .Prinsip Keperawatan kesehatan jiwa.Keperawatan kesehatan jiwa merupakan spesialisasi praktek keperawatan mempunyai beberapa prinsip,adalah sebagai berikut :a. Peran dan fungsi perawat jiwa adalah unik yaitu perawatan yang kompeten.b. Hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien adalah pengalaman belajar bersama untuk memperbaiki emosi klien.c. Memiliki konseptual model keperawatan kesehatan jiwa antara lain :Psikoanalisis(Freud,Erickson),Interpersonal(Sullivan,Peplau),Sosial(Caplan)Eksistensial (Ellia,Rogers,Suportif terapi(Wermon)dan medikal(Meyer dan Kraeplin).d. Model stres dan adaptasi memberikan asumsi bahwa lingkungan secara alami memberikan berbagai strata sosial dimana dalam Keperawatan kesehatan jiwa melalui proses keperawatan memberikan konsep yang jelas.e. Perawat jiwa harus belajar struktur dan fungsi otak untuk memahami penyebab agar lebih efektif dalam menentukan strategi intervensi pada gangguan jiwa.f. Keadaan status mental klien dalam keperawatan kesehatan jiwa menggambarkan rentang kehidupan psikologis melalui waktu.g. Perawat harus peka terhadap sosial budaya klien yang bervariasi sebagai salah satu pengatahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam intervensi keperawatan jiwa.h. Keadaan lingkungan memberi pengaruh langsung pelayanan keperawatan jiwa.i. Aspek legal,etika dan profesional dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa.j. Penatalaksanaan proses keperawatan sesuai strandar perawatan.k. Aktualisasi peran keperawatan kesehatan jiwa melalui penampilan standar profesional.. E. Keperawatan kesehatan jiwaDalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.

Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).

Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving). Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.

Model psikoanalisis (Freud, Ericson)

Gangguan jiwa terjadi akibat :

Perkembangan diri: Artinya gangguan jiwa dapat terjadi karena perkembangan seseorang ketika masih kecil/kanak kanak atau kasus yang terjadi adalah akibat masa lalu

Resolusi konflik perkembangan yang inadequate : Artinya gangguan jiwa terjadi karena seseorang tidak dapat menyelesaikan masalahnya di masa lalu dengan baik, sehingga muncul ketidakpuasan

Ego (akal) tidak dapat mengontrol id (kehendak nafsu atau insting)

Gejala gejala yang muncul adalah hasil usaha untuk berkompromi dengan kecemasan dan berhubungan dengan konflik yang tidak teratasiPsikoanalisa sampai saat ini dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner dibidang psikologiHipotesis psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia

Proses terapiAsosiasi bebasPada teknik terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan pikiran dan perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannnya tanpa penyuntingan atau penyensoran (Akinson, 1991). Pada teknik ini penderita disupport untuk bias berada dalam kondisi relaks baik fisik maupun mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita dinyatakan sudah berada dalam keadaan relaks maka pasien harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal

Analisa mimpiTerapi dilakukan dengan mengkaji mimpi mimpi pasien, karena mimpi timbul akibat respon/memori bawah sadarnya. Mimpi umumnya timbul akibat permasalahan yang selama ini disimpan dalam alam bawah sadar yang selama ini ditutupi oleh pasien. Dengan mengkaji mimpi dan alam bawah sadar klien maka konflik dapat ditemukan dan diselesaikan

TransferenUntuk memperbaiki traumatik masa laluPeran pasien dan perawatKlien mengungkapkan semua pikiran dan mimpinyaPerawat melakukan assessment atau pengkajian tentang keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu (pernah disiksa orang tua, diperkosa pada masa kanak kanak, ditelantarkan dll) dengan pendekatan komunikasi traumatic setelah terjalin trust (saling percaya)

F. MODEL KONSEP KEPERAWATAN JIWA 1. .Interpersonal Model (Sullivan, Peplau)

Gangguan jiwa bias muncul karena adanya ancaman, ancaman menimbulkan kecemasan (anxiety). Ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal)

Perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang disekitarnya misalnya : unwanted child

Proses terapiBuild Feeling Security Berupaya membangun rasa aman bagi klien

Trusting relationship and interpersonal satisfaction

Menjalin hubungan saling percaya dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

Peran pasien dan perawatKlien melakukan share anxieties (sharing kepada perawat tentang apa apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain)Perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa apa yang dirasakan klien. Perawat memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain

2. Social Model(Caplan, Szasz) Gangguan jiwa/penyimpangan perilaku karena banyaknya factor social dan factor lingkungan yang memicu munculnya stress pada seseorangAkumulasi stressor yang ada dilingkungan (bising, macet, iklim sangat dingin/panas dll) akan mencetuskan stress pada individuStressor dari lingkungan diperparah oleh stressor dalam hubungan social (misalkan : anak nakal, atasan galak, istri cerewet dll)

Proses terapiEnvironment manipulation and social supportModifikasi lingkungan dan adanya dukungan social missal : rumah harus bersih, teratur, harum, tidak bising, ventilasi cukup, penataan alat dan perabot yang teratur

Peran pasien dan perawatKlien menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami istriPerawat berupaya menggali system social klien seperti suasana rumah, kantor, sekolah, masyarakat atau tempat kerja

3. Existensial model(Ellis, Roger)

Gangguan jiwa atau gangguan perilaku terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya, individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenyaSeringkali individu merasa asing dan bingung dengan dirinya sendiri, sehingga pencarian makna kehidupannya (eksistensinya) menjadi kaburIndividu tidak bisa menjawab pertanyaan- siapakah saya ini sebenarnya?- Apa tujuan saya lahir ke dunia ini?- Apa kelebihan dan kekurangan saya?- Bagaimana seharusnya saya bersikap agar orang lain menyukai saya?- Apa pegangan hidup saya?- Norma mana yang saya anut?

Proses terapiExperience in relationshipMengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dianggap bias menjadi panutan

Self assessmentMemperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi

Conducted in groupBergaul dengan kelompok social dan kemanusiaan

Encourage to accept self and control behaviorMendorong untuk menerima jati dirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain

Peran pasien dan perawatKlien berperan serta dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompokPerawat berusaha memperluas kesadaran diri klien melalui feedback, kritik, saran atau reward dan punishment

4. Supportive therapy modelWermon, Rockland

Gangguan jiwa disebabkan oleh factor biopsikososial dan respon maladaptive terhadap stressor saat iniAspek biologis : sering sakit maag, migraine, batuk batukAspek psikologis : mudah cemas, kurang percaya diri, pemarah, perasaan bersalahAspek social : susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, tidak mampu mendapat pekerjaanStressor saat ini : PHK, test masuk kerja

Manifestasi gangguan jiwa muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada masalah masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. Ketidakmampuan beradaptasi dan menerima apapun hasilnya setelah berupaya maksimal, menyebabkan individu menjadi stress.

Proses terapiMenguatkan respon koping adaptif individu diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan dirinya dan kekuatan mana yang bias dipakai alternative pemecahan masalahnya.

Peran pasien dan perawatKlien terlibat dalam identifikasi koping yang dimiliki dan biasa dipakai klienPerawat berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan koping klien yang adaptif.

5. Medical model(Meyer, Kraeplin)

Gangguan jiwa muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi : aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor socialFocus penatalaksanaan harus lengkap meliputi pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonalPerawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjangTerapis berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan jenis pendekatan terapi yang dilakukan.