konsep dasar ulumul hadits
DESCRIPTION
tentang konsep dasar ulumul hadits dalam slideTRANSCRIPT
KONSEP ILMU JARH WA TA’DIL LI_RUWATIL HADITS
OLEH : AHMAD BAGUS SETIAJI ABDUL HALIM MAHMUD
KONSEP DASAR PEMBAHASAN ILMU JARH WA TA’DIL
Hukum Mencela
Rowi
Ritme Kesaksian Jarh
Wa Ta’dil
Klasifikasi Jarh
Wa Ta’dil
Devinisi Jarh Wa Ta’dil
Syarat Menerima Jarh
Wa Ta’dil
Kaidah Jarh Wa Ta’dil
Sifat Penyebab
Rowi dinilai Jarh
Pertentangan antara Jarh Wa Ta’dil
PENGERTIAN AL JARH WA TA’DIL
SECARA ETIMOLOGI :IALAH BENTUK
KATA MASHDAR
YANG MEMILIKI ARTI
MELUKAI
SECARA TERMINOLOGI
ADALAH : MENGUNGKAP
SIFAT-SIFAT JELEK ROWI HADITS YANG DAPAT
MENYEBABKAN DITOLAK /
LEMAH
BAGAIMANA HUKUM MENCELA ROWI?
MENURUT IMAM AL GHOZALI DALAM KITAB IHYA
ULUMIDDIN & IMAM NAWAWI DALAM KITAB RIYADU
SHOLIHIN : DIPERBOLEHKAN KETIKA ADA
KEMASHLAHATAN / KEPENTINGAN AGAMA.
SYARAT MENERIMA PENTA’DILAN / PENJARIHAN
DISYARATKAN BAGI MU’ADIL / JARIH :1. MEMILIKI ILMU YANG TINGGI2. WARO’I 3. JAUH DARI TA’SHUB
(KELOMPOK, FANATIK ATAU MADZHAB)
4. MENGETAHUI SEBAB-SEBAB JARH WA TA’DIL.
Ketika Terjadi Ta’arudl antara Jarh Wa Ta’dil Maka dalam hal ini ada 4 pendapat.
1. Jarh harus didahulukan secara mutlaq, walaupun jumlah mu’addilnya lebih banyak dari pada jarhnya. Pendapat ini yang dianggap shohih dan dipegangi oleh jumhur ulama’, seperti Ibnu Sholah, Ar-rozi, Al-amidi, dll.
2. Ta’dil harus didahulukan daripada jarh. Karena si jarih dalam mengaibkan si rowi kurang tepat, bisa jadi karena dipengaruhi rasa benci.
3. Bila jumlah mu’addilnya lebih banyak daripada jarihnya, didahulukan ta’dil.
4. Masih tetap dalam pertentangannya selama belum ditentukan yang merojihkannya.
SIFAT-SIFAT PEROWI YANG DINILAI JARH
DUSTA
FASIK (MELANGGARK
ETENTUAN SYARI’AT)
AHLI BID’AH
JAHALAH
TERTUDUH BERBUAT
DUSTA
DENGAN URAIAN BATASAN SBB.
DUSTA •Yang dimaksud adalah Perowi pernah berbuat suatu dusta atau dusta pada Rosululloh, seperti ia telah membuat hadits palsu / kesaksian palsu.
TERTUDUH BERDUSTA
•Seorang Perowi yang tenar dikalangan masyarakat bahwa ia adalah pendusta, dan periwayatanya bisa diterima jika namanya sudah bersih dikalangan masyarakat.
FASIK (Melanggar Syari’at)
•Yang dimaksud fasik dalam hal ini adalah fasik dalam perbuatan yang tampak secara lahiriah, bukan dalam hal I’tiqodiyah.
JAHALAH •Yang dimaksud dengan jahalah dalam hal ini ialah perowi hadits tidak diketahui kepribadiannya, apakah ia sebagai orang tercacat (Jarih). Dengan tidak diketahuinya itu, menjadi alasan untuk tidak diterima riwayatnya,
AHLI BID’AH•Yang dimaksud dengan Ahli Bid’ah, yaitu perowi yang tergolong melakukan bid’ah , dalam hal I’tikad yang menyebabkan ia kufur, maka riwayatnya ditolak.
SEKIAN. & SILAHKAN BARANGKALI ADA YANG BERTANYA ,