konsep dasar penyakit

Upload: listya-dewi

Post on 19-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

knsep dasar penyakit

TRANSCRIPT

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI Neuroma akustik adalah tumor jinak tumbuh lambat pada saraf cranial VIII, biasanya tumbuh dari sel schwan pada bagian ventribuler saraf ini. ( Brunner & Suddart dkk, 2002, hal : 2060 ).Neuroma askutik dikenal sebagai schwannomas vestibular adalah tumor ganas non saraf cranial dari delapan. Umumnya mereka berasal dari sel-sel yang meliputi ( Schwan cell ) dari saraf vestibular inferior. ( komatsuzaki & tsunoda, 2001 ).Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh dari selubung saraf akustikus. Dapat tumbuh pada saraf keluar dari pons, sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis posterior atau di dalam liang telinga dalam.2. ETIOLOGIEtiologi neuroma akustiik adalah :1. IdiopatikNeuroma Akustik dapat terjadi secara idiopatik (artinya masih belum di ketahui secara pasti penyebabnya).2. Neurofibromatosis (NF2) Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau tidak adanya kedua gen supresor tumor di NF2 sel saraf. Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap sel tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF2 gen diwariskan dari sel telur ibu dan NF2 satu gen diwariskan dari sel sperma dari ayah. NF2 gen bertanggung jawab untuk membantu mencegah pembentukan tumor pada sel saraf. Khususnya gen NF2 membantu mencegah neuromas akustik. Hanya satu gen berubah dan berfungsi NF2 adalah diperlukan untuk mencegah pembentukan neuroma akustik. Jika kedua gen NF2 menjadi berubah atau hilang di salah satu sarung mielin sel saraf vestibular kemudian sebuah Neuroma akustik biasanya akan berkembang.

3. PATOFISIOLOGISebagian besar neuromas akustik berkembang dari investasi sel Schwann dari bagian vestibular dari saraf vestibulocochlear. Kurang dari 5% timbul dari saraf koklea. Saraf superior dan inferior vestibular tampaknya saraf asal dengan sekitar frekuensi yang sama. Pola pertumbuhan yang terpisah dapat dibedakan dalam tumor akustik yaitu:a. Tidak ada pertumbuhan atau sangat lambat pertumbuhan, b. Pertumbuhan yang lambat (yaitu 0,2 cm / y pada studi imaging)c. Pertumbuhan cepat ( yaitu 1,0 cm / y pada studi imaging).Meskipun beberapa tumor mentaati satu atau dari pola-pola pertumbuhan, yang lain tampaknya alternatif antara periode pertumbuhan tidak ada atau lambat dan pertumbuhan yang cepat. Tumor yang telah mengalami degenerasi kistik (mungkin karena mereka telah melampaui suplai darah mereka) kadang-kadang mampu ekspansi relatif cepat karena pembesaran komponen kistik mereka. Karena tumor akustik timbul dari sel Schwann investasi, pertumbuhan tumor umumnya kompres serat vestibular di permukaan. Penghancuran serat vestibular lambat, akibatnya, banyak pasien mengalami ketidakseimbangan sedikit atau tidak atau vertigo. Setelah tumor telah berkembang cukup besar untuk mengisi kanal auditori internal, hal itu mungkin melanjutkan pertumbuhan tulang baik dengan memperluas atau dengan memperluas ke sudut cerebellopontine. Pertumbuhan dalam sudut cerebellopontine umumnya bulat. Tumor akustik seperti lesi menempati ruang-lain, menghasilkan gejala dengan salah satu dari 4 mekanisme dikenali kompresi atau distorsi dari ruang cairan tulang belakang, perpindahan dari batang otak, kompresi dapat mengakibatkan iskemia atau infark, atau kompresi dan/atau atenuasi saraf. Karena sudut cerebellopontine relatif kosong, tumor dapat terus tumbuh sampai mereka mencapai 3-4 cm sebelum mereka menghubungi struktur penting. Pertumbuhan seringkali cukup lambat bahwa saraf wajah dapat menampung ke peregangan dikenakan oleh pertumbuhan tumor tanpa kerusakan klinis jelas fungsi. Tumor yang timbul dalam pendengaran kanal internal dapat menghasilkan gejala-gejala yang relatif awal dalam bentuk gangguan pendengaran atau gangguan vestibular dengan menekan saraf koklea, saraf vestibular, atau arteri labirin tulang dinding saluran pendengaran internal.Sebagai tumor pendekatan 2,0 cm diameter, ia mulai untuk kompres permukaan lateral batang otak. pertumbuhan lebih lanjut dapat terjadi hanya dengan penekanan atau menggusur batang otak ke sisi kontralateral. Tumor yang lebih besar dari 4 cm sering memperpanjang cukup jauh anterior untuk menekan saraf trigeminal dan menghasilkan hipestesia wajah. Sebagai tumor terus tumbuh di luar 4 cm, penghapusan progresif dari saluran air otak dan ventrikel keempat terjadi dengan perkembangan akhir hidrosefalus.4. MANIFESTASI KLINIKGejala-gejala neuroma akustik termasuk yang pertama dalam 90% dari mereka dengan tumor adalah :1. Gangguan pendengaran pada satu telinga, sering disertai dengan dering di telinga atau tinnitus. Hilangnya pendengaran biasanya halus dan memburuk secara perlahan, meskipun kadang-kadang tiba-tiba kehilangan pendengaran dicatat tuli.2. Hilangnya keseimbangan dan kegoyangan.3. Vertigo berhubungan dengan mual dan muntah, dan tekanan di telinga, yang semuanya dapat dikaitkan dengan gangguan fungsi saraf vestibulocochlear. Selain itu lebih dari 80% pasien telah melaporkan tinnitus (paling sering sepihak dering bernada tinggi, kadang kadang mesin seperti mengaum atau mendesis suara, seperti ketel uap).4. Karena bagian keseimbangan dari saraf kedelapan adalah tempat tumor muncul tumors besar yang memampatkan berdekatan batang otak dapat mempengaruhi lokal saraf kranial lainnya Paradoksnya, saraf kranial ke 7 jarang terlibat pra-bedah, keterlibatan dari saraf trigeminal (CN V) dapat menyebabkan hilangnya sensasi di terlibat sisi wajah dan mulut Kompresi saraf kranial ketujuh dapat menyebabkan kejang, kelemahan atau kelumpuhan otot-otot wajah. Double visi adalah langka gejala tetapi dapat terjadi ketika saraf kranial 6 dipengaruhi. Saraf Glossopharyngeal dan saraf vagus yang jarang terlibat, tetapi keterlibatan mereka dapat mengakibatkan muntah atau menelan dan / atau kesulitan berbicara diubah refleks. Tumor yang lebih besar dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial , Tumor terkait meningkatkan tekanan intracranial dapat menyebabkan sakit kepala, kiprah kikuk dan kebingungan mental. Ini bisa menjadi komplikasi yang mengancam jiwa yang memerlukan perawatan mendesak.5. KOMPLIKASI1. Paralis nervus facialis.Kelumpuhan saraf facialis terjadi karena adanya penekanan pada nervus VII oleh tumor yang semakin membesar.2. Kebocoran cairan cerebrospinal.Tumor tumbuh besar dan menekan otak kecil sehingga menyebabkan hidrocepalus obstruktif.3. Nyeri wajah dan kesulitan menelan.Karena tumor tumbuh terus menerus hingga berukuran sekitar 4 cm, maka akan menekan saraf trigeminus dan menekan saraf cranial IX, X, XII, sehingga nyeri wajah dan kesulitan menelan.( Brunner & Suddart, 2002 : 2065 )

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. KlinisSecara klinis diagnosis dimulai dari anamnesa rentang riwayat dan perjalanan penyakit penderita serta pemeriksaan fungsi nervus kranialis mulai nervus kranialis I sampai XII.2. OtologisMeliputi tes fungsi pendengaran yaitu :Speech discrimination testing, Brainstem Auditory Sensory Evoked Responses ( BAERs) acustic reflex threshold testing. Dengan pemeriksaan BAERs akan didapatkan sensivitas 94%, False positive rate 8% dan false negative rate sekitar 4% jika dibandingkan pemeriksaan CT-Scan sebagai golden standart.3. Radiologia. Foto PolosPada pemeriksaan tomografi ini daerah meatus akuticus interna mungkin tampak gambaran erosi dan dilatasi pada daerah yang dicurigai, namun pemeriksaan foto polos sudah jarang digunakan lagi dan tergantikan dengan pemeriksaan yang lain seperti MRI.b. CT ScanDengan pemeriksaan CT Scan bambarab tumor dan struktur sekitarnya lebih jelas terlihat, CT Scan mempunyai nilai yang lebih tinggi untuk melihat struktur tulang.c. MRISaat ini MRI merupakan standart diagnosis untuk tumor didaerah fossa posterior dan cerebellopontine angle,, apalagi adanya functional MRI, MRI Spectroscopy yang dapat membedakan berbagai kelainan space occupying process.Berdasarkan pemeriksaan radiologist ( CT Scan atau MRI ) membagi neuroma akustik menjadi 4 grade :GradeUkuran tumor

10-10 mm, intracanalicular

210-20 mm total, 0-10 mm ekstrameatal

3Up to 30 mm total

4>30 mm, brain stem deformation

7. PENATALAKSANAANPertimbangan untuk dilakukan tindakan operatif tergantung dengan keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh bagi penderita. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan tumor yang lambat, akan tetapi karena menempati lokasi yang cukup rumit dan sangat vital, yakni dekat dengan batang otak.1. Konservatif ObservasinalBeberapa indikasi yang digunakan oleh peneliti untuk penderita neuroma akustik yang akan dilakukan konsevatif observasinal.a. Penderita berusia tuab. Ukuran tumor kecilc. Menolak untuk terapid. adanya resiko operasiSedangkan berbgai hal yang harus dilakukan selama penanganan konservatif adalah :a. Fungsi kedua pendengaranb. Resiko hilangnya fungsi pendengaran setelah pembedahanc. terjadinya lesi nervus fasialisd. Harapan hidup penderitae. Kecepatan tumbuh tumorf. Histologi tumor apakah NF1 atau NF2.2. PembedahanAda 3 teknik yang dapat digunakan untuk penanganan neuroma akustik dengan cara pembedahan yaitu melalui :a. RetrosigmoidTeknik retrosigmoid dilakukan dengan posisi penderita miring total dengan kepala sedikit menoleh ke arah berlawanan dari likasi tumor. Insisi kulit terletak di belakang telinga yakni 1/3 bagian lateral dari garis yang ditarik antara protuberantia eksterna dan meatus akustikus eksternus, insisi kulit berbentuk huruf S dengan panjang sekitar 6 cm, 2/3 terletak di bawah sinus sigmoid dan 1/3 terletak di atas sinus sigmoid. Dilakukan kraniotomi suboccipital, selulae dittutup dengan wax untuk mencegah terjadinya kebocoran cairan serebrospinal.Untuk mendapatkan jaringan otak yang tidak tegang harus diperhatikan, beberapa hal berikut ini 1. Pemberian kortikosteroid 1 hari sebelum operasi.2. Saat dilakukan insisi kulit diberikan manitol 20% dengan dosisi 0,5 gram/kgBB.3. Hiperventilasi.Setelah durameter dibuka maka yang pertama kali dilakukan mencari sisterna magna dan dibuka, kemudian cairan serebrospinalis dikuras. Retraksi serebrum harus dilakukan secara gentle supaya tidak merusak, setelah tampak tumor langkah berikutnya adalah debulking, dimulai dari sisi lateral tumor ke medial dan anterior sampai terlihat porus akustikus internus dan dibuka untuk eksisi tumor yang terletak di dalam kanalis auditory interna. Langkah berikutnya adalah mengambil sisa tumor yang menempel pada nervus kranialis VII dan menekan batang otak, biasanya langkah ini paling sulit terutama jika nervus fasialis sudah terbungkus oleh tumor. Durameter ditutup kedap air, otot kulit dijahit lapis demi lapis. Unutk mencegah terjadinya lesi nervus fasialis sebaiknya dipasang monitor.Ahli bedah saraf kebanyakan menggunakan teknik retrosigmoid kalaupun menggunakan translabirinthine maka akan dilakukan operasi bersama sejawat ahli THT.Keuntungan teknik retrosigmoid :1. Dapat digunakan untuk berbagai tumor akustikus atau berbagai jenis tumor di daerah cerebellopontine angle.2. Daerah fossa posterior dapat terlihat lebih jelas dibandingkan 2 teknik yang lain.3. Teknik dapat digunakan untuk fungsi pendengaran yang masih baik ataupun pada penderita yang sudah mengalami ketulian.4. Tidak merusak struktur labirin.Kerugian teknik retrisigmoid :1. Teknik ini hanya dapat digunakan untuk tumor kecil yang terletak 1/3 medial dari kanalis auditorius interna sedangkan untuk tumor yang terletak di kanalis auditorius interna 1/3 tengah sampai 1/3 lateral akan mengalami kesulitan dan sebaiknya digunakan teknik yang lain terutama translabyrinthine.2. Teknik ini tidak dapat melihat struktur di daerah inferior dari cerebellopontine angle dan bagian posterior dari tulang temporalis sampai porus akustikus.3. Terjadi penekanan dan retraksi pada serebelum yang pada akhirnya akan menyebabkan edema, hematom atau infark serebelum.4. Terjadinya kebocoran cairan serebrospinal lebih sering terjadi oleh karena pada teknik ini harus membuka cysterna magna.b. TranslabirinthineBeberapa keuntungan teknik translabyrinthine :1. Teknik ini memberikan ruang yang lebar untuk operasi tumor yang terletak yang menekan bagian lateral batang otak.2. Tidak diperlukan retraksi serebelum.3. Kanalis auditori interna tampak terlihat dengan baik demikian juga nervus fasialis akan terlihat dengan jelas sehingga lesi fasialis dapat dihindari dan jika harus dikorbankan nervus fasialis dapat disambung kembali baik anastomose langsung maupun menggunakan grafi.4. Kejadian kebocoran cairan serebrospinal lebih kecil dibandingkan transigmoid dan subtemporal ( middle fossa approach ).Beberapa kerugian teknik translabyrinthine :1. Preservasi fungsi pendengaran sangat tidak mungkin bisa dilakukan.2. Diperlukan penutup / graft untuk menutup luka sehingga menimbulkan luka di tempat lain ( biasanya graft lemak diambil dari dinding abdomen).3. Sinus sigmoid lebih sering mengalami cidera dan jika terjadi perdarahan akan lebih sulit dikendalikan. Oleh karena lapangan operasi yang sempit.

c. Subtemporal ( middle fossa approach )Setiap teknik mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masingKeuntungan teknik subtemporal :1. Merupakan satu-satunya teknik untuk mencapai canalis auditoris interna tanpa merusak fungsi pendengaran.2. Tidak membuka durameter.Kerugian teknik subtemporal :1. Nervus fasialis biasanya melewati permukaan atas tumor, sehingga akan mudah terjadinya lesi nervus fasialis.2. Resiko terjadinya robekan durameter terutama pada penderita tua dimana durameter sangat melekat pada tulang temporalis.3. Ekposure fossa posterior lebih sempit sehingga hanya didindikasikan untuk tumor diameter kecil.3. RadiasiRadiasi yang paling baik adalah dengan bantuan pemasangan frame strereotaksis sedangkan alat yang digunakan bermacam yakni Gamma khife, Cyber knife, Brain lab, yang akan memancarkan beberapa sumber radiasi dosis rendah menuju target sehingga pada target tersebut menerima dosis radiasi yang besar. Efek pada sel akan menyebabkan DNA terpecah dan sel menjadi mati, sel neuroma bersifat radioresisten dengan radiasi dosis rendah akan tetapi sel tumor akan mati jika mendpat dosis tinggi.Keuntungan stereotaksis radioterapi :a. Penurunan masa tinggal di rumah sakit sehingga menurunkan seluruh biaya.b. Cepat kembali seperti sedia kala.c. Angka morbiditas dan mortalitaas yang jauh lebih rendah disbanding operasi.Kerugian stereotaksis radioterapi :a. Diperlukan control pemeriksaan CT Scan atau MRI secara rutin, sehingga jika dihitung seluruh biayanya diperkirakan lebih mahal dari pada biaya operasi.b. Tidak menghilangkan tumor dengan segera.c. Resiko terjadinya lesi nervus kranialis V lebih tinggi.d. Belun diketahui resiko terjadinya perubahan tumor menjadi ganas sebagai efek samping radiasi, diperkirakan angka kejadiannya 1 : 1000 setelah 30 tahun.

B. KONSEP DASAR ASHAN KEPERAWATANa) Pengkajian1. Identitas Nama Jenis kelamin Umur 2. Keluhan utama :fungsi pendengaran klien menurun, mual dan muntah, pusing yang berlebih.3. Riwayat peyakit dahulu : pernahkan pasien menderita penyakit THT sebelumnya.4. Riwayat keluarga Apakah keluarga adanya yang menderita penyakit yang di alami pasien. Hal ini sangat di butuhkan karena pada Neuroma Akustik yang beretiologi pada herediter atau keturunan.5. Pengkajian fisik.a. Inspeksi : pada telinga terlihat adanya benjolan/pertumbuhan abnormal.b. Palpasi : terasa nyeri ketika di palpasi area telinga bagian tengah . 6. Pola-pola fungsi kesehatana) Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan Biasanya ada riwayat mengenai gaya hidup klien yang tidak sehat.b) Pola metabolic-nutrisi Adanya keluhan kesulitan untuk makan, nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut. c) Pola eliminasi Klien dengan Neuroma Akustik pola defekasinya lancar, peristaltic usus normal, tidak terjadi inkontinensia urine.d) Pola aktivitas - latihan Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena vertigo yang di alami klien. kelemahan.e) Pola istirahat-tidur Biasanya klien tidak mengalami gangguan pada pola tidur dan istirahat klien.f) Pola persepsi-kognitif Pola pendengaran klien berkurang serta daya pemahaman terhadap sesuatu tidak efektif. Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.h) Pola konsep diri-persepsi diriPada pola konsep diri dan persepsi diri biasanya klien akan merasa tidak nyaman dengan keadannya sekarang, karena sensori pendengarannya menurun i) Pola hubungan- peran Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan pendengaran.j) Pola reproduksi- seksualitasBiasanya terjadi penurunan gairah seksual k)Pola toleransi terhadap stress-koping Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.l) Pola keyakinan-nilai Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan, vertigo. (NANDA,2012).b) Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul :1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan saraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan klien menyatakan nyeri2) Risiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan berupa ataksia dan pusing.3) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan wajah klien tampak gelisah.4) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah ditandai dengan kulit kering.5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake nutrisi oral ditandai dengan klien tidak nafsu makan karena rasa mual.

c) Rencana Asuhan KeperawatanNoDiagnosaTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

1Nyeri akut berhubungan dengan tekanan saraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan klien menyatakan nyeri.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam nyeri klien berkurang dengan kriteria hasil:NOC Label :Pain Control Nyeri klien berkurang dengan skala 0-3 (sedang). Wajah klien tampak rileks dan tenang. Menggunakan bantuan non farmokologi (teknik distraksi, relaksasi, guided imagery). Menggunakan obat analgesik.NIC Label :Pain Management1) Amati lokasi, karekateristik, derajat dan skala nyeri klien.2) Amati tanda-tanda verbal respon nyeri klien3) Ajarkan teknik distraksi, relaksasi dan guided imagery.4) Anjurkan klien untuk mentaati dan penggunaan obat analgesik dan mengawasinya.NIC Label :Pain Management1) Memantau perkembangan dan skala nyeri klien.2) Mengetahui skala nyeri klien melalui tanda-tanda verbal yang ditunjukkan.3) Membantu klien mengalihkan perasaan nyerinya dan mengurangi ketergantungan akan obat analgesik.4) Membantu mengurangi nyeri klien.

2Risiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan berupa ataksia dan pusing.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan risiko cedera klien berkurang dengan kriteria hasil :NOC Label :Risk Detection Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan cedera. Pasien membantu mengidentifikasi dan menerapkan tindakan keamanan untuk mencegah cedera.NIC Label : Environmental Management : Safety1) Observasi faktor-faktor yang dapat berkonstribusi terhadap cedera.2) Tingkatkan keamanan lingkungan sesuai kebutuhan.3) Ajarkan kepada klien dan keluarga tentang perlunya penerangan yang aman.4) Berikan pendidikan tambahan kepada klien bila diperlukan. Topik yang memungkinkan dapat menimbulkan keamanan saat sakit berlangsung.NIC Label : Environmental Management : Safety1) Untuk meningkatkan kesadaran klien, anggota keluarga dan pemberi asuhan.2) Tindakan tersebut akan mampu mengaktifkan koping terhadap lingkungan yang tidak familiar.3) Tindakan tersebut akan membantu diskriminasi visual.4) Pendidikan kesehatan dapat membantu pasien untuk mencegah cedera.

3.Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan wajah klien tampak gelisah.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam cemas pasein berkurang dengan kriteria hasil :NOC Label :Anxiety Level Wajah klien tidak tegang dan gelisah. Klien menunjukan sikap menerima dan mengetahui penyakitnya.NIC Label :Anxiety Reduction1) Observasi respon fisiologis, misalnya takipnea, palpitasi, pusing.2) Catat petunjuk perilaku seperti gelisah, mudah marah, tersinggung.3) Ciptakan hubungan saling percaya.4) Bimbing teknik relaksasi latihan nafas dalam.

NIC Label :Anxiety Reduction1) Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami klien.2) Indikator derajat ansietas.3) Membuat hubungan terapeutik, membantu klien menerima perasaan dan menurunkan ansietas yang tidak perlu tentang ketidaktahuan.4) Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.

4.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah ditandai dengan kulit kering.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan klien akan mempertahankan keseimbangan cairan dengan kriteria hasil :NOC Label :Fluid Balance Bibir tidak kering. Membran mukosa lembab. Turgor kulit baik, tidak kering.

NIC Label :Fluid Management1) Kontrol TTV terhadap peningkatan suhu, peningkatan frekuensi nadi, hipotensi tiap 4 jam.2) Auskultasi bising usus, catat kelancaran flastus dan gerakan usus.3) Pasang infus dan pipa lambung sesuai dengan program medik.4) Control cairan keluar dan masuk.5) Berikan sejumlah kecil minuman dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi.NIC Label :Fluid Management1) Tanda yang membantu mengidentifikasi volume intravascular.2) Indikator kembalinya peristaltik, kesiapan untuk pemasukan peroral.3) Mempertahankan volume sirkulasi dan memperbaiki ketidakseimbangan.4) Memberikan informasi tentang status volume/ cairan sirkulasi dan kebutuhan.5) Menurunkan iritasi gaster/muntah untuk meminimalkan kehilangan cairan.

5.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake nutrisi oral ditandai dengan klien tidak nafsu makan karena rasa mual.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam intake nutrisi klien meningkat dengan kriteria hasil :NOC Label :Nutritional Status Mual klien berkurang. Asupan nutrisi klien terpenuhi. Makanan klien habis setengah porsi. Kemampuan dan nafsu makan klien meningkat.

NIC Label :Nutrition Management1) Berikan informasi kepada klien tentang therapy yang diberikan. Indikasi dari antasida.2) Berikan makanan sedikit tetapi sering sesuai indikasi untuk klien.3) Identifikasi dan batasi makanan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan.4) Puasakan klien pada 6 jam pertama.5) Anjurkan istirahat sebelum makan.6) Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.7) Dorong klien untuk menyatakan perasaan terhadap masalah tentang makan.NIC Label :Nutrition Management1) Therapi jenis antasida dapat menurunkan keasaman gaster dengan absobsi atau dengan menetralisir.2) Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster, makan sedikit dapat mencegah distensi dan haluaran gastrin.3) Makanan khusus yang menyebabkan distress bermacam-macam antar individu.4) Mengurangi imflamasi pada mukosa usus.5) Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.6) Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalor i& simpanan energi.7) Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.

DAFTAR PUSTAKA

Joanne McCloskey, dkk. 2004. Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America: Mosby

Nanda Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. 2012. Jakarta: EGC

Sue Moorhead, dkk. 2008. Nursing Outcame Classification (NOC). United States of America: Mosby

Brunner & suddrath.2002.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3.EGC : Jakarta

Pearce,evelyn.2006.anatomi&fisiologi paramedis.gramedia:jakarta

Price ,Sylvia.A, dkk.2006. Patofisiologi.Jakarta : EGC