konsep dasar pengambilan keputusan … · web viewsetelah mengetahui kriteria keputusan, langkah...

38
Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN Definisi Pengambilan Keputusan Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations. Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Upload: buituyen

Post on 02-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Definisi Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal

itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus

dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan

bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa

pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa

kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan

mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot

dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang

harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini

juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.

Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan

pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan

keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan,

misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari

dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-

alternatif yang dimungkinkan).

Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap

hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari

alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan

tindakan yang paling tepat.

Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu

diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.

Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan

pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 2

Tujuan Pengambilan Keputusan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk

mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan

lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi

hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus

dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk

memecahkan masalah tersebut.

Dasar Pengambilan Keputusan

A. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif

yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari

keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.

2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang

singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan

keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan

keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya

dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh

satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

B. Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah

yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan

yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam

masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat

dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

C. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh

sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 3

data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis

dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan

demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan

dasar pengambilan keputusan.

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu

memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi

yang cukup itu sangat sulit.

D. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-

ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu

biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi

pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah

terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama

atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat

menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam

menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat

bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang

menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu

dalam memudahkan pemecaha masalah.

E. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang

dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan

wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi

tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan.

Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan,

memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan

lebih permanent sifatnya.

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan

sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 4

wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang

seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry,

yaitu :

a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun

yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.

c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih

mementingkan kepentingan organisasi.

d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif

tandingan.

e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus

diubah menjadi tindakan fisik.

f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.

g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik.

h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.

i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata

rantai berikutnya.

Keputusan Individual dan Kelompok

Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok,

tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh

seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang.

Keputusan kelompok dibedakan dalam :

a) Sekelompok pimpinan

b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.

c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan

kelompok

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 5

A. Keputusan yang dibuat oleh seseorang

Kebaikannya antara lain :

1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu

persetujuan dari rekan lainnya.

2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat

3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan

yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan

diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.

Kelemahannya antara lain :

1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki

keterbatasan.

2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang

lain seringkali kurang tepat.

3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi

pimpinan seorang diri.

B. Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang

Kelebihannya antara lain :

1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi

2. Pertimbangannya akan lebih matang

3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung

secara bersama.

Kelemahannya antara lain :

1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat

2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-

perdebatan

3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan

saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.

Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan

bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga

kekuatan itu :

1. Dinamika individu di dalam organisasi

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 6

Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah

pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat,

pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh

yang besar terhadap bawahannya

2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi

Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin

hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.

3. Dinamika lingkungan organisasi

Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk

diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.

Proses Pengambilan Keputusan

Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah

digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama

saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :

1. Identifikasi masalah

Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang

ada di dalam suatu organisasi.

2. Pengumpulan dan penganalisis data

Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat

membantu memecahkan masalah yang ada.

3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan

Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan

cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan

adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif.

Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-

baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang

secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai

macam pengertian:

Perkiraan dalam arti Proyeksi

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 7

Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah

terkumpul dan tersusun secara kronologis.

Perkiraan dalam arti prediksi

Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.

Perkiraan dalam arti konjeksi

Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini

sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk

mengolah perasaan.

4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik

Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah

tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam

pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan

alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.

5. Pelaksanaan keputusan

Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima

dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif,

pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.

6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan

Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari

keputusan yang telah dibuat.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 8

KONSEP DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.

Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan inf untuk

manajemen setiap tingkatan. Tiap2 kegiatan dan keputusan manajemen yg berbeda

membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh kana itu untk dpt menyediakan informasi yg

relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembang system informasi hrs

memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe

keputusannya.

A. TIPE KEGIATAN MANAJEMEN

Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya didalam organisasi dibagi

menjadi 3 bagian :

1. Perencanaan strategic : merupakan kegiatan manajemen tingkat atas,

sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan

organisasi, dan penentuan strategi-strategi.

= Proses evaluasi lingkungan luar organisasi : Lingkungan luar dapat

mempengaruhi jalannya organisasi, oleh karena itu manajemen tingkat

atas hrs pandai mengevaluasinya, hrs dpt bereaksi thd kesempatan2 yg

diberikan oleh lingkungan luar, misal produk baru, pasar baru. Selain itu

manajemen tingkat atas hrs tanggap terhadap tekanan2 dari lingkungan

luar yg merugikan organisasi dan sedapat mungkin mengubah tekanan

menjadi kesempatan.

= Penetapan tujuan adalah apa yg igin dicapai oleh organisasi berdasarkan

visi yg dimiliki oleh manajemen. Misalnya tujuan perusahaan adalah dlm

waktu 5 thn menjadi penjual terbesar didalam industri dgn menguasai 60%

pasar.

= Penentuan strategi : Manajemen tkt atas menentukan tindakan2 yg hrs

dilakukan oleh organisasi dengan maksud untk mencapai tujuan2nya.

Dengan strategi semua kemampuan yg berupa sumberdaya2 dikerahkan

supaya tujuan organisasi dapat diraih.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 9

2. Pengendalian manajemen : system untuk meyakinkan bahwa organisasi

telah menjalankan strategi yg sudah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Ini merupakan tingkatan taktik(tactical Level), yaitu bagaimana

manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan

strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yg dijalankan biasanya

bersifat jangka pendek ± 1 thn.

Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program kerja,

penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan

analisis.

3. Pengendalian operasi : Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas

tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini merupakan

penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian

manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses

pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.

B. TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN

Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam

pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.

Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan

rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan

dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan

barang, keputusan penagihan piutang,dll.

2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg

sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian

tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan

perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem

komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi

berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di

manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 10

terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan

biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal

yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur.

Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh

keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.

C. TIPE INFORMASI

Sistem informasi sekarang peranannya tdk hanya sebagai pengumpul data dan

mengolahnya menjadi informasi berupa laporan2 keuangan saja, tetapi

mempunyai peranan yg lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi

manajemen untuk fungsi2 perencanaan, alokasi2 sumber daya, pengukuran dan

pengendalian. Laporan2 dari sistem informasi memberikan informasi kepada

manajemen mengenai permasalahan2 yg terjadi didalam organisasi untuk menjadi

bukti yg berguna didalam menentukan tindakan yg diambil. Sistem informasi

menyediakan 3 macam tipe informasi :

1. Informasi pengumpulan data (Scorekeeping information) : informasi yang

berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan.

Berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi kinerja personil-

personilnya.

2. Informasi Pengarahan perhatian (attention directing information) :

membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yg

menyimpang, ketidakberesan. Informasi ini membantu manajemen

menengah untuk melihat penyimpangan2 yg terjadi.

3. Informasi Pemecahan masalah (Problem Solving information) : informasi

untuk membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan

permasalahan yang dihadapinya. Problem solving biasanya dihubungkan

dgn keputusan yg tidak berulang-ulang serta situasi yg membutuhkan

analisis yg dilakukan oleh manajemen tingkat atas.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 11

D. KARAKTERISTIK INFORMASI

Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka

manajemen membutuhkan informasi yg berguna. Untuk tiap2 tingkatan

manajemen dengan kegiatan yg berbeda-beda, dibutuhkan informasi yg berbeda-

beda pula, karakteristik informasi ini antara lain :

1. Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik

informasinya adalah terperinci(detail) dan kurang padat, krn terutama

digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yg lebih

tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yg semakin

tersaring(terfilter), lebih ringkas dan padat.

2. Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik inf. Adalah terfokus pada

suatu masalah tertentu, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai

tugas yg khusus. Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik inf yg

semakin luas, karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yg

luas.

3. Frekuensi informasi : Manajemen tingkat bawah frekuensi inf yg

diterimanya adalah rutin, krn digunakan oleh manajer bawah yg

mempunyai tugas yg terstruktur dgn pola yg berulang2 dari waktu ke

waktu. Manajem tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin

atau adhoc (mendadak), krn manajemen atas berhubungan dengan

pengambilan keputusan tdk terstruktur yg pola dan waktunya tdk jelas.

4. Waktu Informasi : Manajemen tingkat bawah, inf yg dibutuhkan adalah if

historis, krn digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian operasi

yg memeriksa tugas2 rutin yg sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat

tinggi, waktu inf lebih ke masa depan berupa inf prediksi krn digunakan

untuk pengambilan keputusan strategik yg menyangkut nilai masa depan.

5. Akses Informasi : Level bawah membutuhkan inf yg periodenya

berulang2, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem inf yg

memberikan dalam bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses inf

tdk dapat secara on line, tetapi dapat secara off line. Sebaliknya untuk

level lebih tinggi, periode inf yg dibutuhkan tdk jelas, sehingga manajer2

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 12

tingkat atas perlu disediakan akses on line untuk mengambil inf kapan pun

mereka membutuhkan.

6. Sumber Informasi : Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pd

pengendalian internal perusahaan, maka manajer2 tingkat bawah lebih

membutuhkan inf dgn data yg bersumber dari internal perusahaan sendiri,

tetapi manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan

strategik yg berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan, shg

membutuhkan inf dgn data yg bersumber pd eksternal perusahaan.

E. PERAN MANAJEMEN

Menurut Henry Mintzberg

1. Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari : = figur

kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi

untuk kegiatan2 diluar organisasi.

=pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan,

memotivasi, dan mendukung bawahan-

bawahannya.

= penghubung (liaison) : manajer menghubungkan

personal2 di semua tingkatan manajemen.

2. Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve

center) organisasi untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan

sebagai penyebar ( disseminator) informasi keseluruh personal di

organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara

(spokesman) untuk menjawab pertanyaan2 tentang informasi yg

dimilikinya.

3. Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai

entreprenuer, sebagai orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg

mengalokasikan sumber2 dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika

terjadi konflik di dalam organisasi.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 13

F. TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan

keputusan :

1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan

permasalahan.

2. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan

masalah.

3. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.

4. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan

hasilnya.

G. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan rasional

Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan bagi setiap organisasi

dimana para manjer dituntut melakukan suatu tindakan yang lebih rasional dalam

menghadapi setiap masalah yang ada. Pengambilan Keputusan Rasional adalah

suatu proses sistematik dimana para manjer menetapkan masalah, mengevaluasi

alternatif dan memilih optimal untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada

organisasi. Menurut Chuck Williams (2001) langkah-langkah pengambilan

keputusan yang rasional adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan masalah

Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali

masalah yang ada. Suatu masalah timbul apabila ada perbedaan antara

keingina yang ditetapkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi.

Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa manajer akan langsung

membuat keputusan menyelesaikan masalah. Pertama manajer harus

mengetahui adanya perbedaan. Manajer harus termotivasi untuk

mengurangi perbedaan tersebut. Ketiga, selain hal-hal tersebut manajer

juga harus memilikki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan

sumber-sumber daya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 14

2. Mengidentifikasi kriteria keputusan

Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun

pertimbangan dan keputusan. Pada umumnya semakin banyak ditemukan

kriteria yang memungkinkan untuk memecahkan masalah, maka akan

semakin baik pemecahan masalahnya.

3. Menimbang kriteria

Setelah mengetahui kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah

memutuskan kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting.

Sementara banyak jumlah model matematika yang dapat dipakai untuk

menimbang kriteria keputusan, semuanya memerlukan pengambil

keputusan untuk menentukan peringkat awal kriteria keputusan. Beberapa

menggunakan perbandingan mutlak (absolute comparisons), adalah

dimana setiap patokan dibandingkan dengan ukuran dasar (standar) atau

tingkatan atas manfaatnya sendiri. Metode lain adalah perbandingan

nisbi (relative comparisons) dimana masing-masing patokan

dibandingkan secara langsung terhadap tiap-tiap patokan yang lain.

4. Membuat alternatif pilihan tindakan

Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan, langkah berikutnya

adalah mengenali pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan

masalah. Pada langkah ini, pemikirannya adalah untuk menyusun

sebanyak mungkin alternatif.

5. Mengevaluasi setiap alternatif

Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap

alternatif terhadap masing-masing patokan. Karena sejumlah informasi

harus dikumpulkam, langkah ini memakan waktu jauh lebih lama dan

lebih mahal dari langkah lain dalam proses pengambilan keputusan.

Kemudian pada saat informasi telah terkumpul, dapat dipergunakan untuk

mengevaluasi setiap alternatif terhadap setiap patokan.

6. Memperkirakan keputusan yang optimal

Langkah terakhur dalam proses pengambilan keputusan adalah

memperkirakan keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 15

optimal setiap alternatif. Ini dilakukan dengan mengalikan penilaian setiap

patokam ( langkah 5) dengan bobot patokan tersebut (langkah 3), dan

kemudian menjumlahkan nilai-nilai tersebut setiap alternatif rangkaian

tindakan yang disusun (langkah 4).

H. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Keputusan utama dalam dunia bisnis jarang dibuat oleh seorang individu.

Pengambilan keputusan yang efektif sering tergantung pada apakah manajer

melibatkan orang-orang yang benar dengan cara yang tepat dalam membantu

mereka menyelesaikan masalah. Saat ini banyak manajer yang melibatkan

karyawan level bawah dalam proses pengambilan keputusan mungkin

membutuhkan derajat partisipasi bawahan yang lebih tinggi.

I. Keunggulan dan Kelemahan dalam pengambilan keputusan Partisipatif

Kebaikan pengambilan Keputusan Partisipasi:

1. Memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar, menawarkan

pengetahuan dan fakta yang lebih banyak dalam rangka mengindentifikasi

solusi potensial dan menghasilkan beberapa alternatif keputusan.

2. Kelompok lebih menerima resiko. Kelompok diskusi dapat meningkatkan

kepuasan anggota dan menghasilkan dukungan bagi kemungkinan

keputusan yang beresiko.

3. Para anggota lebih termotivasi untuk melakukan keputusan. Individu yang

diambil bagian dalam pengambilan keputusan akan merasa puas dengan

keputusan yang diambl dan akan berusaha mendukung keputusan tersebut,

sehingga akan memfasilitasi implementasi.

4. Kreativitas lebih besar. Individu-individu dalam kelompok yang diberikan

kebebasan dalam memberikan saran-saran dan pendapat kepada pimpinan

akan terdorong lebih kreatif dan inovatif.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 16

Kelemahan pengambilan keputusan partisipasi :

1. Memakan biaya dan waktu. Keputusan yang diambil secara kelompok

biasanya lebih membuang waktu. Orang-orang saling melakukan konsultasi,

mendiganosis masalah dan mendiskusikan solusi.

2. Hasil kompromi, bukan keputusan kelompok. Kurang optimalnya hasil

keutusan karena biasanya kelompok berusaha meraih kompromi solusi.

3. Salahs atu anggota sominan, bukan keputusan kelompok. Pemikiran kelompok

merupakan fenomena di mana orang-orang begitu terikat dengan kesatuan

kealompok sehingga mereka enggan mengeluarkan pendapat yang

bertentangan dengan mengesampingkan motivasi untuk secara realistis

mempertimbangkan beberapa alternatif.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 17

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. Kerangka Analisis Strategis

Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh

informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa

yang sedang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk

memecahkan masalah. Menurut BouLton, proses untuk melaksanakan analisis suatu

kasus dapat dilihat pada diagram Proses Analisis Kasus. Kasus harus dijelaskan sehingga

pembaca dapat mengetahui permasalahan yang sedang terjadi. Setelah itu metode yang

sesuai dan dapat menjawab semua permasalahan secara tepat dan efektif dipergunakan.

Caranya adalah dengan memahami secara keseluruhan informasi yang ada, yaitu

memahami secara detail semua informasi dan melakukan analisis secara numerik. Untuk

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

B. Tahapan Perencanaan Strategis

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 18

Proses penyusunan strategis dilakukan dengan melalui tiga tahap analisis, yaitu

tahap masukan, tahap analisis, dan tahap keputusan.

Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan

diambil. Keputusannya didasarkan alas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun

kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, sehingga dapat diambil keputusan yang

signifikan dengan kondisi yang ada.

Untuk jelasnya, proses penyusunan perencanaan strategis dapat dilihat pada

kerangka formulasi strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 berikut ini :

1. TAHAP MASUKAN

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi

juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat

diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti analisis pasar, analisis kompetitor,

analisis komunitas, analisis pemasok, analisis pemerintah, analisis kelompok kepentingan

tertentu. Sedangkan data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti

laporan keuangan (neraca, Laba-rugi, cash-flow, struktur pendanaan), laporan kegiatan

sumber daya manusia jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-

over), laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran. Dalam evaluasi faktor

strategis yang digunakan pada tahap ini adalah model Matrik Faktor Strategis Eksternal

dan Matrik Faktor Strategi Internal.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 19

a. Matrik Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih

dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor

Strategis Eksternal (EFAS).

• Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

• Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai adri 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat

memberikan dampak terhadap faktor strategis.

• Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh

faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai

rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi

rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Misalnya, jika nilai

ancamannya sedikit ratingnya 4.

• Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

• Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan

ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

b. Matrik Faktor Strategi Internal

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu label

IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-

faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 20

Untuk membuat matrik faktor strategi internal tersebut, terlebih dahulu harus

melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan pembuatan matrik faktor strategis internal

adalah sebagai berikut :

• Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam

kolom 1.

• Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut

terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh

melebihi skor total 1 ,0.

• Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh

faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang

bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai

dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-

rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif,

kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan

dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan

di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

• Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

• Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini

dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

2. Tahap Analisis

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 21

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap

kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi

tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Dalam hal ini digunakan

model matrik TOWS atau matrik SWOT dan matrik internal-eksternal.

a. Matrik TOWS atau SWOT

Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) den peluang (Opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,

strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi (strategic

planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis

Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisa SWOT.

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altematif

strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 22

Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

Strategi ST Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang

yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif

dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

b. Matrik Internal-Eksternal (lE)

Parameter yang digunakan dalam matrik intemal-ekstemal ini meliputi parameter

kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan

model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 23

Menurut Rangkuti, F. (1997), diagram tersebut dapat mengidentifikasi 9 sel

strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan

menjadi tiga strategi utama, yaitu:

• Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2,

dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

• Stability Startegy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi

yang telah ditetapkan.

• Retrenchment Strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya

disusunlah daftar prioritas yang harus diimplementasikan. Quantitative Strategic Planning

Matrix (QSPM ) merupakan teknik yang secara obyektif dapat menetapkan strategi

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 24

altematif rang diprioritaskan.Sebagai suatu teknik, QSPM memerlukan good intuitive

judgement.

Langkah-langkah dalam menyusun QSPM adalah sebagai berikut :

a. Buatlah daftar faktor eksternal (kesempatan/ancaman) dan faktor internal

(kekuatan/kelemahan) di sebelah kiri dari kolom matrik QSPM.

b. Berilah bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal.

c. Analisis matrik yang sesuai dari langkah kedua dengan mengidentifikasikan

strategi alternatif yang harus diimplementasikan.

d. Berikan skor altematif (SA) dengan rentang skor sebagai berikut :

1 = tidak memiliki daya tarik

2 = daya tariknya rendah

3 = daya tariknya sedang

4 = daya tariknya tinggi

5 = tidak memiliki dampak terhadap strategi alternatif

e. Kalikan bobot dengan SA pada masing-masing faktor eksternal / internal pada

setiap strategi.

f. Jumlahkan seluruh skor SA

Contoh Kasus

Kasus yang menimpa Bibit dan Chandra pada saat ini sedang menjadi sorotan

public. Semua lapisan masyarakat mulai dari masyarakat sipil, kalangan akademis hingga

kalangan elit politik membicarakan kasus tersebut. Kasus ini melibatkan pihak-pihak

yang berada pada posisi-posisi strategis dalam ranah hukum di Indonesia yakni Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK), POLRI, dan Kejaksaan Agung. Semakin hari kasus ini

terus berkembang hingga menyebabkan masyarakat memiliki persepsi bahwa kasus

tersebut melibatkan institusi bukan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Kisruh ini

dapat diibaratkan seperti benang kusut. Antara Polri dan KPK pun terus saling

menjatuhkan dan merasa berada di pihak yang benar. Kasus ini menuai banyak menuai

pro dan kontra, banyak orang yang menaruh simpati pada Bibit-Chandra. Mereka

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 25

menganggap bahwa kasus ini adalah sebuah konspirasi untuk menjatuhkan atau upaya

untuk melemahkan KPK yang selama ini aktif memburu para koruptor di negeri ini.

Karena kasus tersebut tak kunjung selesai dan semakin berlarut-larut, membuat

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kepala Negara ikut mencoba

menyelesaikan masalah ini dengan menggunaakan wewenangnya untuk membentuk Tim

Pencari Fakta (TPF). KEPUTUSAN Presiden untuk membentuk tim independen tersebut

merupakan hasil pertemuan antara presiden dengan tokoh masyarakat pada hari Minggu

(1/11) malam di wisma Negara.

Selain karena wewenang yang dimilikinya, presiden membentuk TPF pun

berdasarkan fakta yang ada. Situasi seperti ini tidak baik bagi keberlangsungan KPK

sebagai tonggak pemberantasan korupsi dan tidak baik pula untuk kehidupan bangsa dan

Negara karena adanya mistrust dan distrust bukan hanya terhadap hukum di Indonesia

tetapi juga kredibilitas Polri, Jaksa, dan KPK. Kemudian selain dua alasan yang

melatarbelakangi presiden membentuk TPF, terdapat alasan lainnya yakni berdasarkan

rasional yang ada, dimana presiden berharap dengan dibentuknya TPF dapat segera

menyelesaikan kasus ini dengan transparan dan public dapat mengetahui fakta yang

sesungguhnya.

TUGAS

Saat ini anda pasti sudah mendengar Kasus Banggar (Badan Anggaran) yang ada

di Indonesia. Carilah berita kasus Badan Anggaran sebanyak-banyaknya baik dari

internet maupun media cetak, selanjutnya anda diminta :

1. Analisislah kasus badan anggaran tersebut!

2. Menurut anda apa yang menyebabkan terjadinya kasus badan anggaran

tersebut (hubungkan dengan materi Controllership)!

3. Seandainya anda dalam posisi Pemerintahan bagaimana pengambilan

keputusan yang anda lakukan dan keputusan apa yang anda ambil

(hubungkan dengan materi pengambilan keputusan)!

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si

Sistem Pengendalian Manajemen (Pert 4) 26

Tugas ditulis dalam kertas A4, Font 12, Spasi 1,5 minimal 10 halaman, boleh

dijilid atau tidak, jawaban tidak boleh sama dengan satu dan yang lainnya,

Dikumpulkan pada saat UTS ( diselipkan dalam jawaban UTS). Terima Kasih

Kamis / 13 Oktober 2011 Yuanita Levany, SE., Ak., M.Si