konsep dasar pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

8
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit OPINI | 26 October 2014 | 14:29 Dibaca: 391 Komentar: 2 0 Keseimbangan caira dan elektrolot berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh padaa yang lainnya. Cairan Cairan elektrolit tubuh dibagi dalam dua kelompok: 1. intraseluler (CIS) Adalah cairan yang berada didalam sel diseluruh tubuh. 2. Cairan ekstraseluler (CES) Adalah cairan yang berada diluar sel. Jenis dan jumlah cairan tubuh: v Cairan tubuh: 60% 1. Cairan intraseluler: 40% 2. Cairan ekstraseluler: 20%

Upload: diah-retnani

Post on 27-Sep-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan dasar

TRANSCRIPT

Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitOPINI| 26 October 2014 | 14:29Dibaca:391Komentar:20Keseimbangan caira dan elektrolot berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh padaa yang lainnya.Cairan Cairan elektrolit tubuh dibagi dalam dua kelompok:1.intraseluler (CIS)Adalah cairan yang berada didalam sel diseluruh tubuh.2.Cairan ekstraseluler (CES)Adalah cairan yang berada diluar sel.Jenis dan jumlah cairan tubuh:vCairan tubuh: 60%1.Cairan intraseluler: 40%2.Cairan ekstraseluler: 20%a.Cairan intertisial: 15%b.Plasma darah: 5%Fungsi cairan tubuh:1.Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel2.Mengeluarkan buangan-buangan sel3.Membentuk dalam metabolism sel4.Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit5.Membantu memelihara suhu tubuh6.Membantu pencernaan7.Mempermudah eliminasi8.Mengangkut zat-zat seperti (hormone, enzim, SDP, SDM)Komposisi cairan tubuh:1.AirAdalah senyawa utma dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.2.Solute (terlalut)Cairan tubuh mengandung dua jenis substrat terlalut (zat terlalut) elektrolit dan non elektrolit.a.ElektrolitSubstansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolot berdisosiasi menjadi ion positif dan negatifKation: ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstaseluler utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium (K)Anion: ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstaseluler utama adalah klorida (Cl), sedangkan anion intraseluler utama adalah ion fosfat (PO43)b.Non elektrolitSubstansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Larutan non elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubun.Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit1.Usia2.Jenis kelemin3.Sel-sel lemak4.Stress5.Sakit6.Temperature lingkungan7.DietJenis-jenis cairan infuse1.Cairan hipotonikAdalah osmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih randah dibandingkan serum. Cairan ini digunakan apda keadaan sel mengalami dehidrasi misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan ketoaksidosis diabetic.2.IsotonicAdalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah) sehingga terus berada dipembuluh darah. Bermanfaat bagi pasien yang mengalami hipervolemi (kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus terus menurun). Memiliki resiko overload contohnya RL dan NaCL 0.9%.3.Cairan hipertonikAdalah osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan dararh menstabilkan, meningkatkan produksi urin, dan menguru edema (bengkaak).Tindakan untuk mengatasi masalah/gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit.Pemberian cairan melalui per-oral atau intravena (infus)Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.Pemberian melalui infus dengan memasukan kedalam vena (pembuluh darah pasien) diantara vena lengan (vena cefalisa basilica dan mediana cubitti) atau vena yang ada dikepala seperti vena temporalis frontalis (khususnya untuk anak-anak). selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan juga dapat dilakukan pada pasien schock, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.Langkah atau Prosedura.AlatBaki yang telah dialasiPerlak dan pengalasnyaPengalas (handuk kecil)BengkokTiang infusSarung tangan ( handskun)TourniquetKapas alcoholCairan infus yang diperlukanInfus setAbocatPlesterKasa sterilGunting plesterBetadinb.Persiapan pasienIdentifikasi pasienMemberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukanMenyiapkan lingkunganMengobservasi reaksi pasienPasang penutup tiraiAtur posisi pasien senyaman mungkinPasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dipasang infusc.Langkah langkahMencuci tanganPakai sarung tanganGantungkan pletboth pada tiang infusBukan kemasan steril infus setAtur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada saluran infusTusukan pipa saluran infus kedalam botol cairan dan tabung tetesan diisi setengah dengan cara memencet tabung tetesan infuseBuka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang infuse lalu tutup kembali (klem)Cari dan pilih vena yang akan dipasang infuseLetakan tourniquet 10-12 cm diatas tempat yang akan ditusukDisinfeksi daerah pemasangan dengan kapas alcohol 70% secara sirkularTusukan jarum abocath ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas (bila berhasil darah akan keluar dan dapat dilihat dipipa abocathDorong pelanpelan abocath masuk kedalam vena, tarik pelan-pelan jarum abocath sehingga semua pelastik abocath masuk semua kedalam venaSambungkan segera abocath dengan selang infusLepaskan tourniquet dan longgarkan tourniquet untuk melihat kelancaran tetesan sudah lancer, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester(piksasi)Atur tetesan sesuai dengan kebutuhanTutup tempat tusukan dengan kasa steril dan beri plesterBereskan alat dan lepas sarung tanganCuci tanganDokumentasi tindakan yang sudah dilakukanRumus menghitung tetes infus1.MacroKeterangan : 1cc = 20 tetes/menitTetes infuse macroTetes/menit = jumlah cairan x 20/lama infus x 60Lama infus macroLama infus = ( jumlah cairan x 20)/(tetes/menit x 60)2.MicroKeterangan : 1cc = 60 tetes/menitTetes infus microTetes/menit = (Jumlah cairan x 60)/(lama infus x 60)Lama infus microLama infus = ( jumlah cairan x 60)/( tetes/menit x 60)