konsep dasar gerontologi

23
Sri Winarni,M.Kes KONSEP DASAR GERONTOLOGI

Upload: rizalanakhiruna

Post on 12-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

lansia

TRANSCRIPT

Sri Winarni,M.Kes

KONSEP DASAR GERONTOLOGI

A. Latar Belakang Lansia akan semakin kompleks karena:Umur Harapan Hidup ( Life Expectancy)Tunjangan hari tua/sistem pensiun msh

blm dipikir scr mendasar, angka kesakitan & kemiskinan meningkat

Setiap keluarga rata2 memiliki 2 anak-> bekerja -> siapa yg melayani dihari tua saat sakit, dan ketika tak berdaya

Beralihnya keluarga paguyuban ke patembayan

Masalah gender

B. UMUR HARAPAN HIDUPMenurut Ananta, Aris WongkarenTh 1990 -1995 Pria - 61,25 tahun Wanita 66,07 tahunTh 1995 – 2000 Pria 63,33 tahun Wanita 69,0 tahun Th 2020 meningkat 70 – 75 tahun Hal tsb dipengaruhi oleh:* Majunya layanan kesehatanMenurunnya angka kematian bayi anakPerbaikan GiziMeningkatnya pengawasan thd penyakit infeksi

C. Biaya Pemeliharaan Kesehatan pada lanjut UsiaHanya 5 % diurus institusi25% dr semua resep obat2 u/ lansia40% berhubungan dg peny kronisKetidakmampuan bila lansia jatuh sakitRespon thd pengobatan berkurangDaya tangkal rendah mudah sakitTidak tahan thd tekanan mental, ling & fisikPemeliharan kes buruk

D. GAYA HIDUP1. Perub penghasilan

menurun2. Terpaksa terus

bekerja, krn beban ekonomi

3. Perubahan gaya hidup

4. Ketergantungan pd keluarga krn peny degeneratif

5. Ketergantungan pd negara

Memp waktu luang u/ rekreasi

Memp kesempatan u/ menempuh pelajaran

Lebih bertagwa Ke TYMEGabung -> aktualisasi diriBergabung dg lembaga

swadaya masyarakatPerubahan peranTerpaksa hidup sendiri pd

Panti sosial( Panti Wredha)

E. PERMASALAHANPermasalahan Umuma)    Makin besar jumlah lansia yang berada di

bawah garis kemiskinan.b)   Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga

anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.

c)    Lahirnya kelompok masyarakat industry.d)   Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga

profesional pelayanan lanjut usia.e)    Belum membudaya dan melembaganya

kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.

Permasalahan Khususa)    Berlangsungnya proses menua yang berakibat

timbulnya masalah baik fisik,mental maupun sosial.

b)   Berkurangnya integrasi sosial usila.c)   Rendahnya produktifitas kerja lansia.d)   Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan

cacat.e)   Berubahnya nilai sosial masyarakat yang

mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.

f)     Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia.

F. TIPOLOGI MANUSIA LANSIALanjut Usia dibagi 2 golonganSerat Werdatama (Mangku Negoro IV)Wong sepuh: Orang tua yg sepi hawa nafsu, menguasai

ilmu ‘Dwi Tunggal’, yakni mampu membedakan antara baik dan buruk, antara sejati & palsu, & antara Gusti (Tuhan) & Kawulonya

Tua Sepuh Or tu yg kosong, tidak tahu rasa, bicaranya

muluk, tanpa isi, tingkah lakunya dibuat-buat & berlebihan

SERAT KALATIDA ( RONGGO WARSITO)ORANG YG BERBUDI SENTOSAOrang tua yg meskipun diridhoi Tuhan dg

rezeki, namun tetap berusaha terus disertai dan waspada

ORANG YANG LEMAHOrang tua yg berputus asa, sudah tua mau apa,

sebaiknya hanya menjauhkan diri dari keduniawian, spy mendapat kasih syang Tuhan

Tipe Lanjut Usia: Arif BIjaksana

Tipe KarakterArif BijaksanaMandiriTidak PuasPasrahBingung

OptimisKonstruktifKetergantunganDefensifMilitan & seriusMarah/frustasiPutus asa (beci pd

diri sendiri)

MITOS-MITOS LANJUT USIA DAN KENYATAANNYA

Menurut Sheira Saul (1974), ada beberapa mitos yang terjadi pada usia lanjut :

1.Mitos kedamaian dan ketenaganPada usia lanjut dapat santai menikmati hasil

kerja dan jerih payahnya pada usia muda serta dewasanya. Badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah terlewati . kenyataan sebaliknya usia lanjut penuh dengan stress dank arena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan kerena penyakit.

2.Mitos konservatisme dan kemunduran pandangan

Usia lanjut pada umumnya konservatif, tidak kreatif,menolak inovasi, berorientasi kemasa silam, ketinggalan jaman, merindukan masa lalu, kembali kemasa anak-anak, keras kepala dan bawel, Kenyataan tidak semua lansia bersifat dan berperilaku demikian. Sebagian tetap segar berpandangan ke depan inovatif serta kreatif.

3. Mitos berpenyakitan Lansia dipandang sebagai masa degeneratif

biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat berbagai proses penyakit.

Kenyataannya memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh serta metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit, tetapi masa sekarang banyak penyakit yang dapat dikontrol dan diobati.

4. Mitos senilitasUsia lanjut dipandang sebagi masa pikun yang

disebabkan oleh bagian tertentu dari otak. Kenyataannya tidak semua usia lanjut dalam

proses penuaan disertai kerusakan bagian otak. Mereka masih sehat dan segar dan banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat

Mitos ketidakproduktifan

Usia lanjut dipandang sebagai usia yang tidak produktif. Kenyataan tidak demikian, masih banyak usia lanjut yang mencapai kematangan dari produktifitas mental dan materialnya yang tinggi.

Sebenarnya keadaan para lanjut usia tidak separah seperti menurut pandangan mitos-mitos diatas, karena mereka masih memiliki potensi dan sebenarnya lanjut usia menjadi usia keemasan (golden age) dan menjadi senior citizen

 

Gerontologi berasal dari kata GEROSArtinya lanjut usia, LOGOS = ilmuJadi Ilmu yang mempelajari Lanjut Usia

Sedangkan GERIATRI :Adalah ilmu kedokteran yg mempelajari

tttPenyakiy lanjut usia

GERIATRIC NURSING: Praktik keperaWatan yg berkaitan dg penyakit ProsesMenua

TUJUAN GERIATRIMempetahankan derajat kes para lansia shg

terhindar dari penyakit/gangguanMemelihara kondisi kesehatan dg aktivitas

fisik dan mentalMerangsang para petugas kes u/mengenal &

menegakkan diagnosa yg tepat sedini mungkinMemelihara kemandirian secara maksimalPada Fase terminal dpt memberikan dukungan

moril shg kematian berlangsung dg tenang

Trend Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap LansiaUpaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas,

pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.1 Azas Menurut WHO (1991) dengan prinsip kemerdekaan

(independence), partisipasi (participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).

Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.

PendekatanMenurut World Health Organization (1982),

pendekatan yang digunakan adalag sebagai berikut :

a. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)b.     Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)c.    Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)d.   Lansia turut memilih kebijakan (choice)e.   Memberikan perawatan di rumah (home care)f.    Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)g.   Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging)h.   Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)i.    Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)j.   Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and

family care)

JENIS Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya kesehatan,

yaitu Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

a.    Promotif

Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :1)   Mengurangi cedera2)   Meningkatkan keamanan di tempat kerja3)   Meningkatkan perlindungan  dari kualitas udara yang buruk4)   Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-

obatan5)   Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut

Preventif1)   Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh

pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.

2)   Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.

3)   Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.

REHABILITASI

Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia

a.    Pertahankan lingkungan amanb.    Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan

mobilitasc.    Pertahankan kecukupan gizid.   Pertahankan fungsi pernafasane.    Pertahankan aliran darahf.     Pertahankan kulitg.    Pertahankan fungsi pencernaanh.    Pertahankan fungsi saluran perkemihaani.      Meningkatkan fungsi psikososialj.      Pertahankan komunikasik.    Mendorong pelaksanaan tugas

TERIMAKASIH