konsep dasar geomorfologi rpw

Upload: rizki-purwinanto

Post on 08-Mar-2016

238 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori dasar geomorfologi van zuidam,

TRANSCRIPT

Konsep dasar geomorfologi :1. "The Present is the Key to the Past" : Proses-proses dan hukum-hukum fisik yang sama yang bekerja sekarang,bekerja pula dalam proses geologi yang lampau,walaupun tidak selalu dalam intensitas yang sama seperti sekarang. (Lyell 1830)2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan & struktur geologi dicerminkan oleh bentuk lahanya.3. Proses geomorfik meninggalkan bekas-bekasnya yang nyata pada bentuk lahan dan setiap proses geomorfiik yang berkembang akan mempunyai karakteristik bentuk lahan tertentu pula. cth : pembgentukan daerah karst yang merupakan akibat dari pelarutan.4. Karena perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi,akan dihasilkan urutan bentuk lahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada tahap-tahap perkembangan nya.5. Evolusi geomorfik yang komplek lebih umum dibanding dengan evolusi sederhana.6. Sebagian kecil topografi bumi yang berumur tersier,dan kebanyakan dari topografi tersebut lebih muda dari Pleistosen.7. Relief yang terbentuk di muka bumi secara luas atau global sebagai hasil pengerjaan proses geomorfik.8. Interpretasi bentuk lahan yang sekarang tidak mungkin dilakukan tanpa memperhatikan perubahan-perubahan geologi dan iklim selama kala pleistosen.9. Apresiasi iklim dunia adalah perlu untuk mengetahui berbagai kepentingan suatu proses geomorfik yang berbeda.10. Walaupun geomorfik menekankan pada bentuk lahan sekarang,namun untuk mempelajarinya secara keseluruhan perlu sejarah perkembangannya.(Thornbury, 1954)

Konsep 1 : Proses yang berlangsung secara fisik saat ini memiliki kecepatan yang berbeda selaras dengan waktu geologi.

Dasar - dasar geologi modern yang dikenal sebagai uniformitarian telah dikembangkan oleh Hutton pada tahun 1785, selanjutnya ditulis kembali oleh Playfair pada tahun 1802 dan dikembangkan oleh Lyell sebagai maha karyanya dengan judul Dasar - dasar Geologi ( Principles of Geology ). Hutton mencetuskan : " saat ini adalah kunci masa lalu " telah diterapkan secara baku sehingga menimbulkan perdebatan, karena pernyataan tersebut mengandung arti bahwa proses geologi yang berlangsung selaras dengan waktu geologi memiliki kecepatan yang sama dengan saat sekarang. Konsep ini tentunya salah, karena galasiasi (pencairan es) memiliki peran yang sangat penting sejak kala Plistosen dan sepanjang waktu geologi dari pada sekarang. Perlu dipahami juga bahwa iklim sekarang telah berubah, daerah yang memiliki iklim basah pada masa lalu, sekarang telah berubah menjadi beriklim kering (gurun) dan sebaliknya. Periode dari ketidak stabilan gerakan kulit bumi berlangsung pada periode pemekaran, sedangkan kulit bumi sekarang relatif stabil. Salah satu contoh proses geologi yang berlangsung selaras dengan waktu geologi yaitu pengikisan lembah oleh arus yang berlangsung sejak masa lalu sampai sekarang, tetapi pengikisan lembah oleh pencairan es (glasiasi) pada kala Plistosen memiliki perbedaan dengan proses glasiasi pada umumnya. Angin telah mengendapkan batupasir Navajo sejak kala Yura dan memiliki perbedaan dengan gerakan yang dipengaruhi oleh angin sekarang.

Konsep 2 : Geologi struktur merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap evolusi bentuklahan yang tampak sekarang.

Siswa - siswa W.M Davis diajarkan tentang faktor utama yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan adalah struktur geologi, proses geomorfologi dan tingkat pengaruhnya. Saat ini beberapa akhli geomorfologi meragukan terhadap tingkat pengaruh sebagai faktor utama yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan, akan tetapi para akhli geologi setuju terhadap konsep proses dan geologi struktur sebagai pengaruh utama. Pernyataan struktur geologi tidak hanya diterapkan pada pandangan sempit, seperti struktur batuan, struktur perlipatan, struktur sesar dan ketidak selarasan, tetapi perhatian perlu ditekankan pula terhadap material bumi penyusun bentuklahan secara keseluruhan yang memiliki perbedaan pengaruh fisika dan kimia. Pandangan struktur geologi selanjutnya didalam pembahasan ini adalah suatu fenomena geologi yang lebih luas, yaitu posisi batuan di tempat yang tinggi, kekar, perlapisan batuan, sesar dan perlipatan, kekerasan mineral tertentu, porositas batuan dan berbagai macam perbedaan pada batuan penyusun kulit bumi. Pernyataan struktur geologi dapat dimanfaatkan untuk memahami strtigrafi dan struktur susunan (sikuen) batuan yang muncul sebagai singkapan pada suatu daerah, seperti perlapisan horisontal, perlapisan yang memiliki kemiringan perlapisan (dip), terlipat atau tersesarkan, sehingga pemahaman struktur geologi yang sederhana menjadi penting.Ungkapan batuan keras (tahan) atau lunak (tidak tahan) terhadap proses geomorfologi merupakan pemakaian ungkapan yang biasa selama digunakan untuk pandangan yang relatif dan tidak ditekankan untuk pandangan pengaruh fisika atau kimia, karena batuan dipengaruhi pula oleh proses fisika dan kimia. Suatu batuan mungkin tahan terhadap salah satu proses geomorfologi, tetapi tidak tahan terhadap proses geomorfologi lainnya dan dibawah kondisi iklim tertentu menunjukkan perbedaan tingkat ketahanan batuan. Secara umum tampilan struktur batuan harus lebih tua dari pada perkembangan bentuklahan. Kejadian diatropisme perlipatan pada kala Plistosen sangat sulit disebut tidak tererosi, sehingga diperkirakan bahwa struktur batuan telah terbentuk sebelum bentuklahan.

Konsep 3 : Relief permukaan bumi yang luas karena proses geomor- fologi berlangsung pada tingkat yang berbeda.

Alasan utama permukaan bumi memiliki gradasional yang berbeda karena kerak bumi disusun oleh batuan yang berbeda dan struktur yang berbeda, sehingga memiliki ketahanan batuan terhadap proses geomorfologi yang berbeda pula. Proses geomorfologi yang memiliki keaneka ragaman sangat kecil, masih memiliki arti yang sangat penting, kecuali pada daerah diatropisme sekarang (Resen) dapat diperkirakan bahwa daerah yang memiliki posisi topografi yang tinggi disusun oleh batuan yang keras, sedangkan daerah dengan posisi topografi lebih rendah disusun oleh batuan yang lunak. Perbedaan komposisi batuan dan struktur tercermin dari keaneka ragaman geomorfologi dan topografi lokal. Topografi minor dan rinci atau disebut sebagai mikrotopografi memiliki hubungan yang erat dengan keaneka ragaman batuan, tetapi terlalu kecil untuk diamati.Keaneka ragaman batuan dan struktur geologi merupakan faktor utama yang mempengaruhi perubahan permukaan bumi, tetapi bukan berarti proses geomorfologi tidak memiliki peran, karena pada batas - batas tertentu dengan tingkat yang berbeda proses geomorfologi masih berlangsung. Tingkat kecepatan proses geomorfologi lokal memberi pengaruh terhadap perubahan permukaan bumi, terutama pengaruh perbedaan temperatur, tingkat kelembaban, konfigurasi kerapatan kontur dan vegetasi.Perbedaan kondisi iklim mikro yang sangat menonjol antara dasar lembah dengan puncak bukit dan antara lahan terbuka dengan lahan tertutup vegetasi akan tampak dari jumlah penguapan lokal, tingkat kelembaban tanah dan tingkat perubahan tahunan temperatur, sehingga banyak sekali faktor yang mempengaruhi tingkat proses geomorfologi lokal, seperti tingkat pelapukan, perombakan massa batuan, erosi dan pengendapan yang memiliki pengaruh terhadap keaneka ragaman geomorfologi.

Konsep 4 : Proses geomorfologi meninggalkan jejak pada bentukla - lan dan proses geomorfologi yang berkembang mem - bentuk ciri - ciri pada bentuklahan.

Penggunaan istilah proses yang dipakai untuk semua perubahan yang terjadi terhadap rupa bumi secara fisika dan kimia. Proses diatropisma dan vulkanisma dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari dalam bumi, sehingga oleh Penck disebut sebagai proses endogenetik, sedangkan proses yang lain, seperti pelapukan, perombakan massa batuan dan erosi yang dipe-ngaruhi oleh gaya eksternal disebut sebagai proses eksogenetik. Secara umum proses endogenetik bersifat membangun, sedangkan proses eksogenetik bersifat sebaliknya, yaitu pengikisan terhadap permukaan bumi. Konsep proses geomorfologi yang berlangsung terhadap permukaan bumi bukan sesuatu yang baru, tetapi pemikiran tentang proses geomorfologi akan meninggalkan jejak di atas permukaan bumi adalah pemikiran yang lebih maju.Bentuklahan memiliki ciri - ciri tertentu, tergantung pada proses geomorfologi yang berpengaruh terhadap bentuklahan tersebut. Dataran banjir, kipas aluvial, dan delta merupakan hasil kegiatan arus sungai, sehingga ciri - ciri yang berkembang pada bentuklahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk klasifikasi genetika bentuklahan.Rekayasa yang tepat dari suatu arti proses evolusi bentuklahan tidak hanya memberikan gambaran yang lebih baik dari perkembangan bentuklahan, tetapi termasuk juga menegaskan hubungan genetika terjadinya bentuklahan. Proses geomorfologi yang rumit dan media yang bekerja dibawah kondisi iklim tertentu disebut sebagai sistem morfogenik (morphogenic system, Triccart dan Cailleux, 1955).

Konsep 5 : Media erosi yang berbeda pada permukaan bumi mem - bentuk susunan bentuklahan tertentu.

Ciri - ciri proses bentuklahan tergantung pada tahap perkembangan proses, dan W.M Davis menyebutnya sebagai konsep siklus geomorfologi. tahap perkembangan proses diawali dari tahap muda, dewasa dan tua. Pada tahap akhir dari proses geomorfologi permukaan bumi memiliki topografi berelief rendah yang disebut sebagai peneplain (perataan). Beberapa akhli geomorfologi percaya bahwa permukaan bumi memiliki keteraturan umur, tetapi tidak semua yakin bahwa tahap muda, dewasa dan tua yang dikemukakan oleh W.M Davis merupakan suatu kenyataan. Konsep umum yang digunakan pada tingkat dasar memiliki beberapa kelemahan apabila di-terapkan pada evolusi permukaan bumi yang lebih rumit, karena akan sulit menentukan karakteristik perkembangan bentuklahan yang khusus, sehingga menimbulkan keraguan, terutama terhadap peneplain (perataan) yang dianggap sebagai akhir dari suatu siklus geomorfologi.Istilah siklus geomorfologi tidak selalu tepat untuk menunjukkan suatu perubahan bentanglahan akibat gradasional, tetapi mencari istilah atau konsep pengganti sangat sulit, sehingga penggunaan istilah siklus geomorfologi tidak hanya menyatakan siklus alam yang mewakili tahap evolusi bentuk permukaan bumi tetapi termasuk pula pemikiran bahwa perkembangan permukaan bumi terjadi secara teratur dan berurutan dengan tidak menggunakan penamaan evolusi permukaan bumi sebaai tahap muda, dewasa atau tua yang memiliki pengertian bahwa topografi yang berada pada tahap yang sama memiliki ciri yang sama pula. Kondisi geologi dan keragaman iklim membentuk ciri permukaan bumi yang sangat beragam walaupun proses geomorfologi berkembang pada periode yang sama.

Konsep 6 : Evolusi geomorfologi tidak sesederhana yang dibayang - kan.

Perdebaan dan pertentangan didalam ilmu pengetahuan merupakan akibat dari penjelasan yang sangat sederhana dan tidak jelas. Mempelajari bentuklahan akan mengalami kesulitan jika tidak memahami bahwa topografi merupakan hasil dari proses atau siklus geomorfologi. Pada umumnya topografi rinci hasil dari siklus erosi yang berlangsung .Horberg (1952) mengelompokkan bentanglahan menjadi beberapa kategori, yaitu (1) bentanglahan sederhana, (2) bentanglahan campuran, (3) bentanglahan siklus tungal, (4) bentanglahan multi siklus dan (5) bentanglahan hasil pembentukan kembali. Bentanglahan sederhana merupakan hasil proses geomorfologi tunggal, artinya bentanglahan tersebut meninggalkan jejak siklus erosi yang terjadi hanya satu kali dan umumnya terbatas pada permukaan bumi yang baru terbentuk, seperti pengangkatan lantai samudra, permukaan kerucut vulkanik, dataran lava, plato atau endapan yang tertutupoleh endapan glasial Plistosen. Bentanglahan campuran merupakan hasil siklus erosi lebih dari satu kali atau hasil dua atau lebih proses geomorfologi, sehingga timbul perdebatan karena pada semua bentanglahan telah terjadi proses geomorfologi yang bercampur, walaupun pada beberapa bentanglahan dapat ditemukan proses geomorfologi tunggal, tetapi sangat jarang terjadi. Sebagai contoh bentanglahan hasil dari kegiatan aliran air, tetapi perlu disadari bahwa proses yang berlangsung tidak hanya kegiatan aliran air saja, proses - proses yang lain seperti pelapukan, gerakan material karena gravitasi, dan perpindahan material oleh angin sangat berpengaruh terhadap perkembangan bentuk rupa bumi. Kondisi yang sama terjadi pada bentanglahan hasil pelarutan oleh air tanah, erosi oleh limpasan air permukaan dan proses - proses yang berlangsung terhadap pembentukkan bentanglahan. Bentanglahan campuran tercermin sangat baik pada daerah yang dipengaruhi oleh glasiasi Plistosen.Konsep bentanglahan dengan iklim yang beragam dapat dimasukan sebagai konsep bentanglahan yang rumit, karena berkembang dibawah kondisi iklim yang beragam sebagai faktor yang mempengaruhi proses geomorfologi dan sangat berhubungan dengan kondisi iklim kala Plistosen. Munculnya bentanglahan masa lampau yang telah ditutupi oleh batuan beku atau batuan sedimen karena batuan penutup tersebut terkikis, seperti saluran - saluran pada masa praglasial yang muncul dan hanya sebagain kecil menjadi ciri lokal.

Konsep 7 : Topografi bumi yang paling menonjol adalah topografi yang lebih muda dari kala Plistosen.

Ciri - ciri topografi tua jarang ditemukan, kecuali berupa bentuklahan tua yang tersingkap kepermukaan akibat dari gradasional. Sebagian besar topografi sekarang lebih muda dari kala Plistosen. Ashley (1931) percaya bahwa pahatan rupa bumi seperti gunung, lembah, pantai, danau, sungai, air terjun dan tebing berumur lebih muda dari Miosen, serta terbentuk sejak munculnya manusia dan sebagian kecil muka bumi sekarang memiliki hubungan yang jelas dengan permukaan bumi pra Miosen. Diperkirakan pula bahwa permukaan bumi 90 % terbentuk setelah Tersier dan mungkin 99 % terbentuk setelah Miosen Tengah.Secara umum struktur geologi lebih tua dari pada ciri - ciri topografi yang terbentuk di atasnya, kecuali yang ditemukan pada daerah diatropisma Plistosen Awal dan Resen. Pegunungan Himalaya pertama terlipat pada kala Kapur, kemudian kala Eosen dan Miosen, tetatpi lereng sekarang terbentuk pada kala Plistosen dan air terjun yang terbentuk saat ini lebih muda dari relif rinci yang berumur Plistosen dan Resen. Konsep 8 : Pemahaman terhadap bentanglahan sekarang diperlukan pemahaman kondisi geologi dan iklim pada kala Plistosen.

Pemahaman topografi rupa bumi adalah untuk mengenal perubahan kondisi geologi dan kondisi iklim kala Plistosen yang mempengaruhi topografi sekarang. Glasiasi sangat berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung, Material - material hasil pengikisan galsial dan tiupan angin menyebar luas sampai ke daerah yang tidak mengalami glasiasi.Daerah - daerah yang terletak pada lintang menengah, faktor iklim sangat berpengaruh, sehingga daerah sekarang beriklim arid atau semi arid pada zaman glasial beriklim basah. Kurang lebih 100 cekungan di pedalaman Amerika Serikat bagian Barat yang saat ini berbentuk danau dengan iklim arid dan semi arid menunjukkan sistem fluvial yang sama dengan di Asia, Afrika, Australia dan Amerika Utara, sehingga dapat disimpulkan bahwa glasial sangat mempengaruhi iklim dunia.Daerah - daerah yang sekarang beriklim sedang, selama zaman glasial pernah beriklim seperti di sub arktik Amerika Utara dan Eurasia yang dicerminkan oleh tanah yang membeku secara permanen dan biasa disebut sebagai permafrost. Rejim aliran yang dipengaruhi oleh perubahan iklim ditandai dengan perselingan antara agradasi (pengendapan) dan gradasi (pe - ngikisan). Perubahan muka air laut memiliki pengaruh terhadap topografi, karena pembekuan samudera menyebabkan penurunan muka air laut dan kembali normal pada zaman interglasial. Pencairan es terhadap lautan sangat berpengaruh terhadap pembentukkan koral. Hasil pengikisan akibat pencairan es atau endapan glasial yang tertiup angin membentuk gumuk pasir (sand dunes) atau bercampur dengan lanau atau lempung disebut sebagai loess. Glasiasi sangat berpengaruh terhadap pembentukkan danau, seperti Great Lakes merupakan sistem aliran yang dipengaruhi oleh glasial terbesar di dunia. Glasiasi kala Plistosen merupakan peristiwa yang paling besar walaupun diatropisma yang berkembang sejak Pliosen, Plistosen sampai Resen masih berperan sebagai faktor pe - ngaruh pembentukkan bentanglahan. Konsep 9 : Pengenalan iklim sangat penting untuk dapat memahami dengan baik perbedaan proses geomorfologi yang berlangsung.

Faktor iklim, khususnya temperatur dan penguapan sangat berpengaruh terhadap proses geomorfologi. Perubahan iklim dapat berpengaruh secara langsung atau tidak langsung, sebagai contoh iklim yang berpengaruh tidak langsung terhadap proses geomorfologi adalah sebaran, kerapatan dan jenis vegetasi, sedangkan pengaruh langsung antara lain curah hujan, pe - nguapan dan perubahan temperaturan harian.

Konsep 10 : Geomorfologi menekankan kondisi sekarang bermanfaat untuk mengungkap sejarah perkembangan bumi.

Geomorfologi cenderung menekankan asal - usul (proses) bentanglahan saat ini dan masa lalu selaras dengan waktu geologi. Akhli geomorfologi selalu melakukan pendekatan dengan menggunakan hukum uniformitarianisme. Paleogeomorfologi bentuklahan merupakan sejarah alam geomorfologi yang diperkenalkan oleh Bryan (1940) dan menjelaskan bahwa bentuklahan merupakan hasil dari suatu proses, sehingga tidak ada alasan untuk memisahkan antara studi bentanglahan dengan geologi dinamik. Perbedaan antara bentuklahan dengan geologi dinamik yang paling jelas adalah proses terjadinya bentuklahan atau sisa - sisa bentuklahan yang relatif muda.

Selain harus memahami 9 konsep dasar tersebut, diharuskan juga untuk memahami Aspek kajian Geomorfologi. yang mencakup :Geomorfologi :1. Morfografi : Deskripsi bentuk lereng2. Morfometri : Aspek kuantitatif bentuk lereng, panjang lereng, dan beda tinggi.Morfogenesa :1. Morfostriktur aktif : proses dinamika endogen2. Morfostrutur pasif : tipe dan struktur lithologi dan kaitannya dengan pelapukan dan erosi.3. Morfodinamik : Proses dinamika eksogen dalam kaitannya dengan aktivitas angin, air, es, gerak masabatuan, dan vulkanisme.Morfokronologi :1. Umur Relatif2. Umur AbsolutMorfoaransemen : adalah susunan keruangan dan hubungan berbagai macam bentuk lahan dan proses yang berkaitan.

Pengertian geomorfologiGeomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata, yaitu Ge(o) = bumi, morphe = bentuk dan logos = ilmu, sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi. Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bumi secara keseluruhan.

Definisi ; Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai se- karang.

Pemahaman peta geomorfologiPeta geomorfologi telah banyak dibuat oleh berbagai lembaga di dunia dan memiliki perbedaan terhadap tinjauan aspek - aspek geomorfologi yang digambarkan pada peta geomorfologi, sehingga aspek - aspek geomorfologi yang digambarkan pada peta menggunakan simbol - simbol warna dan pola hitam putih disertai arsiran, tergantung pada kepentingan pembuatan peta didalam menetapkan aspek - aspek geomorfologi yang dipetakan.Secara garis besar peta geomorfologi dapat dibedakan menjadi tiga jenis peta, yaitu : a. Peta geomorfologi analitik.b. Peta geomorfologi sintetik.c. Petaa geomorfologi pragmatik.

1 Peta geomorfologi analitikSecara garis besar kandungan informasi dari peta geomorfologi analitik cenderung memberikan informasi aspek - aspek geomorfologi di suatu daerah yang cukup luas, sehingga sifat peta geomorfologi analitik bersifat peta tinjau (reconnissance) dengan skala peta 1 : 50.000 sampai 1 : 500.000. Pada peta geomorfologi analitik tercermin satuan geomorfologi yang sangat luas dan belum memberikan informasi yang rinci, namun sudah dapat dimanfaatkan sebagai dasar (landasan) penelitian lebih lanjut. Analisis bentanglahan yang sangat luas dan komponen - komponen geomorfologi yang besar merupakan ciri dari peta geomorfologi analitik. Misalnya bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Bandung berdasarkan fisiografi Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan (land system) rangkaian gunungapi (volcanous) dan sistem lahan ( land system) struktural, sehingga memerlukan penguraian yang lebih rinci. Peta geomorfologi analitik sangat berperan untuk digunakan sebagai bahan analisis yang bersifat regional dalam ukuran propinsi, pulau atau negara.Simbol warna digunakan untuk aspek geomorfologi yang jelas dan memiliki arti penting di dalam peta tersebut, seperti aspek morfogenetik didalam pemetaan geomorfologi, sehingga aspek tersebut disimbolkan dengan warna. Menurut Verstappen dan Van Zuidam (1968 dan 1975) bahwa proses endogen dan eksogen masa lalu dan sekarang merupakan faktor - faktor perkembangan yang paling menonjol dari suatu bentanglahan, sehingga harus digambarkan dengan jelas dan digunakan simbol warna.

Warna - warna tertentu yang direkomendasikan untuk dijadikan simbol satuan geomorfologi berdasarkan aspek genetik adalah sebagai berikut :

KELAS GENETIKSIMBOL WARNA

Bentuklahan asal strukturalUngu / violet

Bentuklahan asal gunungapiMerah

Bentuklahan asal denudasionalCoklat

Bentuklahan asal laut (marine)Hijau

Bentuklahan asal sungai (fluvial)Biru tua

Bentuklahan asal glasial (es)Biru muda

Bentuklahan asal aeolian (angin)Kuning

Bentuklahan asal karst (gamping)Jingga (orange)

Morfografi dan morfometri yang tercermin pada peta topografi dinyatakan oleh lambang garis atau huruf yang telah baku dan dicetak de - ngan warna hitam atau abu - abu berupa bayangan. Lithologi digambarkan dalam bentuk simbo; gambar lithologi dengan warna bayangan abu - abu, sehingga informasi morfografi, morfometri dan lithologi (batuan) tampak pada peta dengan warna yang tidak menonjol. Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan informasi yang lebih banyak dengan tidak mengabaikan simbol warna yang digunakan oleh satuan bentuklahan pada suatu daerah berdasarkan morfogenetik.Morfokhronologi menggunakan simbol huruf atau angka dengan menggunakan warna hitam, tetapi simbol untuk morfokhronologi dapat dihilangkan. Verstappen (1970) menyebutkan bahwa penggunaan simbol untuk morfokhronologi tidak perlu menggunakan simbol garis, karena biaya untuk pembuatan peta akan menjadi mahal dan umur bentuklahan harus diketahui dengan benar. Morfometri yang penting dari ciri roman muka bumi dapat ditampilkan dengan simbol garis hitam, sedangkan simbol garis berwarna dianjurkan untuk penggambaran simbol morfodinamik (proses aktif), misalnya simbol garis berwarna merah untuk proses erosi dan warna biru untuk banjir atau sedimentasi.

Tabel 1. Aspek utama peta geomorfologi analitik

ASPEK UTAMA

KRITERIA PEMETAAN

Bentuk permukaan1. Morfografi

Aspek yang digambarkan dari morfologi suatu daerah, seperti dataran, perbukitan atau pegunungan.

2. MorfometriNilai aspek geomorfologi daerah, seperti kemiringan lereng, titik ketinggian, panjang lereng dan kekasaran relief.

3. Morfogenesis (asal - usul bentuklahan dan proses terjadinya bentuklahan).

3.1. Morfostruktur pasif.

Lithologi / jenis batuan dan struktur batuan dihubungkan dengan proses pengikisan, seperti cuesta, hogback dan kubah.

3.2. Morfostruktur aktif.Aktivitas proses endogen seperti vulaknisma, patahan dan lipatan, seperti gunungapi, pegunungan antiklin, lereng patahan.

3.3. MorfodinamikProses eksogen yang berhubungan dengan gerakan angin, air atau es, seperti gumuk pasir, dataran fluvial, sedimentasi atau gurun.

4. Morfokhronologi (nisbi dan absolut).Waktu proses terjadinya suatu bentuklahan, misalnya " Villafranchian" untuk umur glasial tua dan "Monasterian" untuk dataran pantai muda.

5.Morfo aransemen

Hubungan antara perubahan bentuklahan dengan proses yang sedang berlangsung.

Sumber : Van Zuidam (1985)

2 Peta geomorfologi sintetikKandungan peta geomorfologi sintetik cenderung memberikan informasi geomorfologi yang bersifat semi rinci (semi detail) dan mulai mengarah pada suatu tujuan tertentu. Skala peta geomorfologi sintetik yang digunakan adalah 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000, sehingga informasi geomorfologi semi rinci dapat ditampilkan di dalam peta geomorfologi sintetik, misalnya unsur - unsur morfografi, morfogenetik, morfometri dan material penyusun.Pada peta geomorfologi sintetik pengelompokkan lahan dibagi menjadi 4 tingkat yang mencerminkan bagian - bagian lahan semi rinci dari suatu bentangan lahan dari tingkat yang paling kecil sampai tingkat yang paling besar sebagai berikut :1. Komponen lahan (land component)2. Satuan lahan (land unit)3. Bentuklahan (landform)4. Sistem lahan (land system)5. Bentanglahan (landscape)Komponen lahan, merupakan bagian terkecil dari suatu bentanglahan yang menekankan kesamaan kelompok atau kelas lahan, membentuk satuan berdasarkan bentuk permukaan lahan sebagai kriteria pengelompokkan. Satuan - satuan lahan yang dibentuk berdasarkan landasan komponen lahan memiliki kesamaan bentuklahan, lithologi (material penyusun), tanah, vegetasi dan proses. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan komponen lahan adalah 1 : 100, biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan khusus seperti keteknikan atau manajemen.Satuan lahan, mengacu kepada suatu komponen lahan atau sekumpulan komponen lahan yang homogen atau heterogen berdasarkan ciri khusus suatu lahan atau komponen lahan. Tampilan dari satuan lahan menggambarkan ciri eksternal dan internal dari suatu bentuklahan yang dibandingkan dengan satuan lahan sekitarnya pada daerah yang sama. bentuk permukaan (relief), proses dan lithologi merupakan dasar utama pengelompokkan satuan lahan. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan satuan lahan adalah 1:10.000 sampai 1 : 100.000, biasanya digunakan untuk pekerjaan konsultan atau proyek pembangunan.Bentuklahan, mengacu kepada sekelompok satuan lahan yang homogen atau heterogen dengan ciri satuan lahan atau susunan satuan lahan yang khusus. Suatu bentuklahan menunjukkan ciri - ciri tampilan luar, seperti bentuk permukaan lahan (morfografi), proses / asal - usul (morfogenetik), nilai dari bentuk permukaan / kemiringan lereng, panjang lereng dan kerapatan pola pengaliran (morfometri) dan material penyusun (lithologi). Skala peta yang digunakan untuk menampilkan bentuklahan adalah 1 : 10.000 sampai 1 : 100.000, biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan proyek pembangunan yang bersifat sangat luas.Sistem lahan, mengacu kepada bentuklahan dan ciri - ciri perkembangan bentuk permukaan lahan (relief) yang berhubungan berhubungan dengan aspek lingkungan, biasanya dibedakan berdasarkan proses, batuan (lithologi) dan iklim. Suatu sistem lahan menggambarkan pengulangan kemiripan pola bentuklahan yang memiliki kesamaan genetik dibandingkan dengan sistem lahan disekitarnya pada suatu daerah yang sama. Skala yang cocok digunakan untuk menampilkan sistem lahan biasanya lebih besar dari 1 : 250.000 dan digunakan untuk kepentingan peta tinjau suatu proyek pembangunan.Bentanglahan, merupakan bagian terbesar dari kumpulan sistem lahan, bentuklahan, satuan lahan dan komponen lahan, sehingga membentuk bentangan yang sangat luas dengan ciri memiliki keseragaman relief dan lithologi secara umum. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan bentang lahan adalah 1 : 250.000 atau lebih kecil dan biasanya digunakan sebagai peta tinjau untuk identifikasi suatu kelayakkan lokasi yang akan digunakan suatu proyek atau dijadikan pemandu perencanaan pembangunan. Sebagai contoh bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Ban - dung berdasarkan fisiografi Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan rangkaian gunungapi di bagian Utara, dan diuraikan menjadi bentuklahan Gunungapi Tangkuban Perahu dan bentuklahan Gunungapi Tampomas, selanjutnya bentuklahan gunungapi diuraikan menjadi satuan - satuan lahan (land units) , yaitu puncak gunungapi, lereng atas gunungapi, lereng tengah gunungapai dan lereng kaki gunungapi.Tampilan aspek - aspek geomorfologi tersebut sangat erat hubungannya dengan kondisi geologi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemetaan geologi, sehingga peta geomorfologi sintetik dapat dijadikan sebagai peta dasar didalam pemetaan geologi.3 Peta geomorfologi pragmatikPeta geomorfologi pragmatik biasanya dimanfaatkan untuk kepen - tingan suatu kegiatan yang bersifat rinci (detai), seperti kegiatan penelitian teknik, lingkungan, kebencanaan, hidrologi, dan kesesuaian lahan, sehingga penamaan peta lebih cenderung mencerminkan maksud dan tujuan pemetaan yang bersifat khusus, seperti peta morfokonservasi (lingkungan), peta morfohidrologi (hidrologi), peta morfostruktur (struktur geologi), peta bahaya gunungapai, dan peta kesesuaian lahan (land suitability map). Contoh peta geomorfologi pragmatik antara lain peta morfokonservasi dan peta hidrogeomorfologi.

Tabel 2. Hubungan kelas lereng dengan sifat - sifat proses dan kondisi lahan disertai simbol warna yang disarankan. (sumber : Van Zuidam, 1985).

Kelas Lereng

Proses, Karakteristik dan Kondisi lahanSimbol warna yang disarankan.

00 - 20(0 - 2 %)

Datar atau hampi datar, tidak ada erosi yang besar, dapat diolah dengan mudah dalam kondisi kering.

Hijau tua

20 - 40(2 - 7 %)

Lahan memiliki kemiringan lereng landai, bila terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah, pengikisan dan erosi akan meninggalkan bekas yang sangat dalam.

Hijau Muda

40 - 80(7 - 15 %)

Lahan memiliki kemiringan lereng landai sampai curam, bila terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah, sangat rawan terhadap erosi.

Kuning Muda

80 - 160(15 - 30 %)Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam, rawan terhadap bahaya longsor, erosi permukaan dan erosi alur.

Kuning Tua

160 - 350(30 - 70 %)Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam sampai terjal, sering terjadi erosi dan gerakan tanah dengan kecepatan yang perlahan - lahan. Daerah rawan erosi dan longsor

Merah Muda

350 - 550(70 - 140 %)Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal, sering ditemukan singkapan batuan, rawan terhadap erosi.

Merah Tua

> 550( > 140% )Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal, singkapan batuan muncul di permukaan, rawan tergadap longsor batuan.

Ungu Tua

Tabel 3. Sifat - sifat daerah aliran sungai untuk memperkirakan kemungkinan limpasan air permukaan dengan metode Cook (Sumber : Van Zuidam, 1985).

(100)Sangat Tinggi

(75)Tinggi(50)Normal(25)Rendah

Relief(25)Curam,kemiri-ngan lereng le-bih dari 30 %.

(20)Berbukit,kemi-ringan lereng 15 - 30%(12)Bergelombangkemiringan le -reng 7 - 15 %(5)Datar, kemi-ringan lereng 0 - 7 %

Batuan(15)Endapan ber-butir halus dandan betuan ke-ras.

(10)Endapan ber-butir sedangdan batuanmudah lapuk(8)Endapan ber-butir sedang,batuan lapukdan memilikirekahan

(5)Endapan ber-butir sedang sampai kasar,rekahan tam-pak jelas

Daya serap(infiltrasi) tanah.(20)Lapisan tanahpenutup tidak efektif,lapisantanah tipis, se-hingga kapasi-tas resap tanahsangat rendah.

(15)Daya serap tanah lambatLempung atautanah memi -liki kapasitasdaya serap rendah.(10)Daya serapnormal, kete-balan geluhdengan ke -mampuan da-ya serap baik.(5)Daya serap tinggi, kete-balan pasir atau tanahmampu me -nyerap de-ngan cepat

Tutupan vegetasi(20)Tutupan tanam-an tidak efektif,jarang atau gun-dul.

(15)Jarang sam -pai sedang, tidak ada tu-tupan alami,kurang dari10 % alirandibawah tu -tupan baik.

(10)Jarang sam -pai baik, 50 %daerah alirantertutup rum-put dan ta -naman kayu.(5)Baik sampaisempurna, hampir 90 % daerah alirantertutup rum-put dan ta -naman kayu.

Daya tam-pung per -mukaan.(20)Tidak ada, tam-pak cekungandangkal, daerahaliran curam dan sempit, tidak ada kolamatau rawa.

(15)Daya tam -pung kecil,Pemboran di-perlukan, da-erah aliran ke-cil, tidak adakolam atau rawa.

(10)Daya tampungnormal, depre-si cekunganpermukaan, danau, kolamdan rawa, ku-rang dari 2 %daerah aliran(5)Daya tam -pung tinggi,berbentuk ce-kungan, tidaktampak jelas daerah aliran.

Manfaat Peta GeomorfologiPeta geomorfologi akan sangat membantu didalam melaksanakan pemetaan geologi jika dipahami dengan baik, sehingga biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pemetaan geologi menjadi lebih murah, karena waktu yang diperlukan untuk pemetaan geologi akan sangat berkurang dan penajaman terhadap aspek - aspek geologi dapat ditelusuri dari sejak awal (kegiatan di studio).Pemahaman geomorfologi yang sama di kalangan geologi akan sangat membantu didalam penelitan - penelitian geologi, terutama penelitian geologi yang bersifat khusus, sehingga tidak akan terjadi silang pendapat yang cukup tajam dan dapat berakibat terbengkalainya program penelitian.

Peta geomorfologi disusun berdasarkan hasil interpretasi inderaan jauh dan pengamatan/penelitian lapangan yang disajikan dalam bentuk gambar, mela lui proses kartografi. Keterangan peta ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.1 Penyiapan petaPada tahap penyusunan peta geomorfologi, semua unsur yang menjadi persyaratan dalam pembuatan peta harus dimasukkan dan disesuaikan dengan keter sediaan ruang pada lembar peta.2 Sumber dataSumber data yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan peta geomorfologi, di antaranya: peta rupabumi, foto udara, citra satelit dan lain -lain. Peta rupabumi yang digunakan mengacu pada sistem penomoran lembar peta Bakosurtanal.3. Sistem referensi koordinatSistem referensi koordinat peta geomorfologi mengacu kepada sistem referensi geodetik nasional yang ditetapkan oleh Bakosurtenal, berdasarkan peraturan yang berlaku.4 Ukuran lembar petaBatas ukuran dan luas lembar peta ditentukan berdasarkan koordinat, untuk skala 1:250.000 adalah 1,5 x 1 derajat, 1:100.000 adalah 30 x 30 menit, 1:50.000 adalah 15 x 15 menit, sedangkan untuk skala 1:25.000 adalah 7,5 x 7,5 menit.5 Pemerian geomorfologiUnsur geomorfologi yang tercantum dalam peta geomorfologi meliputi satuan geomorfologi (bentukan asal dan bentukan lahan), morfologi, jenis batuan, proses geomorfologi, tanah/soildan tutupan lahan.6 Penyajian petaPenyajian peta disusun menurut bagan tata letak sesuai Gb. 1. Perubahan tat a letak dapat dilakukan selama proses pengkartografian, dengan ketentuan peta geomorfologimemuat:1) judul peta2) nama dan nomor lembar peta3) instansi penerbit/pimpinan instansi4) peta geomorfologi5) garis penampang geomorfologi (A-B-C)6) peta lokasi daerah pemetaan7) lokasi indek lembar peta8) skala peta9) cakupan foto udara/citra satelit10) nama penyusun & tahun terbitan11) daftar istilah toponimi12) penampang geomorfologi13) perian satuan geomorfologi14) simbol15) sumber data16) nama penelaah/penyunting dllGb. 1. Contoh tata letak peta geomorfologi7 SimbolSimbol merupakan tanda yang dipergunakan untuk mengutarakan informasi geomorfologi pada peta, berupa huruf dan angka, warna, garis dan corak.8 Huruf dan angkaHuruf dan angka digunakan untuk menunjukkan satuan geomorfologi. Huruf digunakan untuk menunjukkan bentukan asal dari satuan bentuk lahan. Angka digunakan untuk menunjukkan jenis bentuk lahan pada masing-masing bentukan asal (Tabel 1).Contoh penamaan satuan peta:V1.1 = Vadalah bentukan asal gunungapi dan angka1adalah jenis bentuk lahan (kerucut gunungapi), sedangkan.1adalah bentuk lahan rinci.9 WarnaWarna digunakan untuk membedakan satuan bentukan asal (Tabel 1). Untuk masingmasingbentuk lahan diberi simbol warna gradasi dari tua ke muda sesuai dengan warna dasar bentukan asal.10 GarisGaris digunakan untuk mengekspresikan elemen-elemen geomorfologi dan batas satuan peta geomorfologi.

Penelaahan peta(Scientific Editors)Penelaahan naskah peta geomorfologi dilakukan oleh para ahli geomorfologi dan ahli kebumian lainnyaPengemasanPeta geomorfologi dilipat menurut kaidah yang berlaku untuk memudahkan pemakai melihat judul peta geomorfologi tersebut dan dimaasukkan ke dalam kantong yang disediakan. Peta geomorfologi dapat juga dikemas dalam bentuk format digital (CD room)

Rizki Purwinanto115.140.004