konsep dan teori keperawatan
DESCRIPTION
eqgqfqw qwdnioqw icoiqjwpqwc opqjwopqjwq opjqwejowpq ocjqojpoq cojwocj ojpcjsopc.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Keperawatan dewasa ini telah mencapai prestasi yang cukup fenomenal, kemajuan tersebut menyebabkan ilmu keperawatan mendapat pengakuan sebagai suatu disiplin keilmuan dan sekaligus menjadikan keperawatan sebagai salah satu profesi dibidang kesehatan yang sejajar dengan profesi kesehatan lainnya. Keperawatan adalah Ilmu yang berbasiskan pada teori, berbekal konsep, mengutamakan keselarasan teori & praktik, berorientasi kearah masa depan dan yang paling penting adalah peduli terhadap kemanusiaan dengan visi yang holistik. Berpijak pada banyak hal diatas menyebabkan keperawatan menjadi lebih bermakna dan lebih berarti.
Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan professional perlu ditunjang oleh konsep dasar keilmuan diantaranya pemahaman terhadap empat konsep sentral keperawatan. Konsep dan teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan beberapa ahli keperawatan.
Asuhan keperawatan yang profesional akan terwujud jika perawat sendiri benar-benar memahami ilmu keperawatan secara benar dan baik. Pemahaman yang baik dan benar tentunya merujuk kepada ilmu keperawatan yang dijadikan dasar dalam pemberian asuhan keperawatan baik di rumah sakit maupun di masyarakat. Namun saat ini pemahaman perawat terhadap ilmu keperawatan yang seharusnya dijadikan dasar dan panduan dalam memberikan asuhan keperawatan masih sangat kurang, sehingga asuhan keperawatan dalam berbagai tatanan masih berdasarkan order dari profesi lain atau pelayanan yang bersifat rutinitas semata. Dengan demikian pemahaman perawat akan ilmu keperawatan perlu ditingkatkan sehingga akan terlihat secara jelas peran perawat sebagai suatu profesi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat atas dasar suatu keilmuan yang akan membedakan pelayanan keperawatan dengan pelayanan kesehatan yang lain.
Mengingat kami adalah perawat, maka penulis akan menganalisa aplikasi salah satu model/teori keperawatan pada asuhan keperawatan di rumah sakit. Dalam tulisan ini penulis akan menganalisa aplikasi model/teori keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Sebagai pemenuhan tugas mata ajar konsep dasar keperawatan1
2. Tujuan Khusus
Memahami teori-teori keperawatan dari beberapa tokoh, memberikan gambaran
aplikasi dari teori keperawatan.
C. Metode Penulisan
Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Studi perpustakaan
Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan teori keperawatan agar
makalah ini mempunyai nilai ilmiah untuk dipertahankan.
2. Browsing internet
Dengan mengambil beberapa literatur tentang teori keperawatan.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini diawali dengan kata pengantar, daftar isi yang
dilanjutkan dengan Bab I tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II tentang tinjauan teoritis,
yang terdiri dari
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan
maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam
penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil
asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan
pembentukan teori keperawatan yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang
relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan,
menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan
dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang
memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori
keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat
membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Komponen teori terdiri dari konsep dan proporsisi.
1. Konsep
Konsep adalah unit dasar dari teori. Menurut Webster (1991) konsepa adalah
sesuatu yang dilahirkan dalam pikiran (ide). Konsep bisa kata-kata yang
mengambarakan kenyataan dan bisa yang dikomunikasikan. Konsep bisa empiris
atau kongkrit dan bisa abstrak. Konsep dikatakan empiris apabila dapat diamati atau
bisa dialami oleh panca indra. Sedangkan konsep dikatakam abstrak apabila tidak
3
bisa diamati atau dipegang separti konsep pengharapan, keparcayaan, adaptasi dan
sebagainya. Ada empat konsep yang terkait dengan keparawatan yaitu :
1) Person atau klien : klien bisa individu, keluarga kelompok-kelompok atu
masyarakat.
2) Environment bisa internal dan bisa eksternal.
3) Health/illmess adalah status kesehatan atau “state of wellbing”.
4) Nursing adalah suatu displin yang memberikan perawatan atrau intervensi-
intervensi kep[arawatan pada klien.
2. Proporsisi
Proporsisi adalah suatu pernyataan yang mengungkapkan hubungan diantara
konsep-konsep yang bisa diuji, diterima dan atau ditolak. Contoh dari suatu
proporsisi manusia dan lingkungan adalah sistem terbuka.
B. Teori Keperawatan Virginia Henderson (1978)
1. Konsep Teori
Virginia Henderson melihat fokus model konseptual berdasarkan kebutuhan
pasien dalam membutuhkan pertolongan untuk memenuhi hasil keperawatan. Yang
membayangkan prektek keperawatan sebagai prektek independen. Dasar konsep
keperawatan dari Henderson adalah asumsi bahwa indivudu :
a) Perlu mempertahankan keseimbangan fisiologis dan keseimbangan emosional.
b) Perlu bantuan dalam mencapai kesehatan yang optimal, kemandirian perawatan
diri dan bantuan dalam memenghadapi ajalnya dengan tenang.
c) Perlu kekuatan, kemauan, dan pengetahuan untuk mencapai dan
mempertahankan kesehatan.
Focus dari perawat adalah menolong individu, keluarga, dan masyarakat untuk
mencapai kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar:
1) Bernapas normal
2) Makan dan minum yang adekuat
3) Eliminasi yang normal
4) Bergerak dan mempertahankan posisi tubuh yang nyaman
5) Tidur dan istrirahat
4
6) Memilih pakaian yang sesuai
7) Mempertahankan suhu tubuh pada batas normal dengan menyesuaikan pakian
atau memodifikasi lingkungan
8) Mempertahankan kebersihan tubuh dan melindungi keutuhan integument
9) Menghindari apa yang membahayakan dari lingkungan dan tidak menyakiti atau
membahayakan orang lain
10) Bisa mengkomunikasikan perasaan, pikiran, kebutuhan, dan pendapat ke orang
lain
11) Beribadah sesuai keyakinannya
12) Bekerja/aktualisasi sedemikian rupa sehingga dia bisa mengalami kepuasan
13) Bermain atau bisa mengikuti macam-macam rekreasi
14) Belajar dan memenuhi keinginan untuk tahu yang bisa membuat dia
berkembang. Juga mampu menggunakan fasilitas kesehatan.
Proses keperawatan 14 unsur dan defenisi keperawatan Henderson
Pengkajian keperawatan Mengetahui kebutuhan dasar manusia
berdasar 14 unsur dasar keperawatan :
1. Bernafas normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Mengurangi buangan tubuh.
4. Bergerak dan olahraga untuk
menjaga postur tubuh.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang cocok.
7. Menjaga suhu tubuh tetap normal
dengan cara menyesuaikan
pemakaian pakaian di lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan
rapi.
9. Menghindari bahaya dan hal yang
dapat menyakiti orang lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain
5
dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan dan kekuatan opini.
11. Beribadah sesuai dengan
kepercayaannya.
12. Bekerja dengan baik sehingga dapat
melakukan pencapaian tertentu.
13. Bermain dan berpartisipasi dalam
berbagai bentuk rekreasi.
14. Belajar, menemukan atau
memuaskan rasa ingin tahu dan
menggunakan fasilitas kesehatan.
Analisa :
Membandingkan data dengan
pengetahuan tentang kesehatan dan
penyakit
Diagnosa keperawatan Mengidentifikasi kemampuan individu
untuk memenuhi kebutuhannya tanpa
bantuan dengan mempertimbangkan
kekuatan, kemauan dan pengetahuan
yang dimiliki
Rencana keperawatan Pada tahap ini disusun rencana sesuai
dengan kebutuhan individu. Rencana ini
diperbaharui berdasarkan perubahan
keadaan atau kondisi pasien. Rencana
harus dapt mengintegrasikan hasil
pekerjaan semua yang ada dalam tim
kesehatan.
Implementasi keperawatan Melayani individu sakit maupun sehat
dalam beraktifitas dalam menjaga
kesehatan, penyembuhan dari sakit,
maupun mengantarkan kematian yang
tenang.
6
Implementasi berdasarkan prinsip
psikologi, umur, latar belakang budaya
dan kemampuan fisik dan mental.
Melaksanakan pengobatan sesuai
petunjuk dokter.
Evaluasi keperawatan Menggunakan defenisi keperawatan
yang dapat diterima dan aturan hukum
yang berhubungan dengan keperawatan.
Mutu keperawatan lebih dipengaruhi
oleh persiapan dan kemampuan dasar
perawat daripada lama waktu
perawatan. Hasil yang baik didasarkan
pada kecepatan maupun tingkat
kemampuan pasien beraktifitas kembali
secara mandiri dalam kehidupan sehari-
hari
2. Penerapan Teori Handerson
Penerapan teori Handerson diaplikasikan di ruangan rawat inap, yaitu ruang
perawatan medical bedah.
3. Masalah yang ditemukan di Lahan Praktek
Teori Handerson menekankan pada peranan perawat sebagai partner klien mencapai kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar. Namun dalam penerapannya di klinik, terkadang klien tidak mau mengikuti beberapa kebutuhan dasar secara mandiri yang telah diberikan oleh perawat jika tidak bantu. Padahal secara fisik klien mampu melakukan pemenuhan kebutuhan dasar secara mandiri.
4. Skema Rencana Penerapan
7
KLIEN
NURSE
PENGKAJIAN ASKEP
C. Teori Keperawatan Florence Nightingale
1. Konsep Teori
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai
fokus asuhan keperawatan,dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. orientasi dalam pemberianasuhan keperawatan/tindakan keperawatan
lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan, lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat, dengan dimulai dari pengumpulan
data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam
rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung
dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktek
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang
benarakan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien
sehingga perlu diperhatikan.
2. Penerapan Teori Nightingale
Teori keperawatan Florence Nightingale dapat diaplikasikan ke semua media
pelayanan kesehatan. Dimana teori ini memfasilitasi lingkungan untuk kesembuhan
pasien. Misalnya pada pasien yang dirawat di rumah sakit,sebisa mungkin perawat
membuat lingkungan pasien nyaman dengan memenuhi semua kebutuhan dasarnya.
Mensosialisasikan keadaan yang tengah dialami oleh klien dengan memberikan
informasi yang dibutuhkan klien.
3. Masalah yang Ditemukan di Lahan Praktek
Teori ini menerapkan pada lingkungan dalam memenuhi asuhan keperawatan
pada klien. Pada dasarnya lingkungan berpengaruh pentingnya dalam membentuk 8
INTERVENSIIMPLEMENTASI EVALUASIMASALAH
KOLABORASIMANDIRI
perilaku kesehatan klien. Karena lingkungan yang sadar akan pentingnya kesehatan
dapat membantu dalam memberikan kenyamanan pada klien.
Masalah yang ditemukan dalam teori ini adalah sulitnya merubah perilaku
lingkungan yang umumnya sudah terbentuk. Perawat harus mampu merubah
lingkungan sedikit demi sedikit guna mempertahankan status kesehatan yang adekuat.
Dalam lingkungan perlu ada sekelompok kecil masyarakat yang sadar akan kesehatan
dan dibantu oleh perawat untuk merubah lingkungan yang tadinya kurang sadar akan
kesehatan menjadi lingkungan yang sehat sadar dan peduli akan kesehatan.
4. Skema Rencana Penerapan
D. Teori keperawatan Peplau
1. Konsep Teori
Model konsep yang dimaksud dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau
ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain
yang mengunakan dasar hubungan antara manusia yang mencakup proses
interpersonal, perawat, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit. Proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat tahap
diantaranya adalah :
9
PELKES
LINGKUNGAN
MANUSIA
a Tahap orientasi dimana perawat dan klien melakukan kontrak awal dalam
membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data
b Fase identifikasi peran perawat apakah apakah sudah melakukan atau bertindak
sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan
asuhan keperawatan.
c Fase eksplorasi dimana perawat telah membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien.
d Fase resolusi dimana perawat berusaha untuk secara bertahan kepada klien untuk
membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan model Peplau
ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan
interpersonal atau psikoterapi dan model hubungan interpersonal.
2. Penerapan Teori Keperawatan Peplau
Teori keperawatan Peplau lebih cendrung di terapkan di pelayanan keperawatan
jiwa karena pada teori peplau lebih menegaskan kepada perawat untuk melakukan hal
- hal sebagai berikut:
a. Tahap orientasi dimana perawat dan klien melakukan kontrak awal dalam
membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data
b. Fase identifikasi peran perawat apakah apakah sudah melakukan atau bertindak
sebagai fasilitator yang memfasilitasi eksprsi perasaan klien serta melaksanakan
asuhan keperawatan.
c. Fase eksplorasi dimana perawat telah membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien.
d. Fase resolusi dimana perawat berusaha untuk secara bertahan kepada klien untuk
membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan model paplow
ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan
interpersonal atau psikoterapi. Model hubungan interpersonal.
3. Masalah yang Ditemukan di Lahan Praktek
Masalah yang mungkin muncul dalam teori Peplau adalah dalam bentuk
komunikasi terapeutik. Karena teori ini diterapkan pada unit jiwa, komunikasi sangat
penting dalam mengidentifikasi masalah yang dialami klien. Klien dengan masalah
gangguan jiwa umumnya kurang memahami komunikasi dua arah antara perawat dan
10
klien. Jika komunikasi dapat terjalin dengan baik, perawat dapat membantu klien
untuk mengkaji masalah klien, mengidentifikasi masalah dan membantu memecahkan
masalah yang dialami oleh klien.
4. Skema Rencana Penerapan
E. Teori Keperawatan Betty Nueman
1. Konsep Teori
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Nueman ini adalah model konsep
health sistem yaitu model konsep yang mengambarkan aktifitas keperawatan yang
ditujukan kapada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan
diri secara fleksibel atau normal maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah
komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel,
yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan perkerjan dan lain-lain, garis
pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status
nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan
sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi
adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat,
transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi dari daerah yang ada.
11
ORIENTASI
FASE IDENTIFIKASI
FASE EKSFLORASI
FASE RESOLUSI
Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan pencegahan primer
dan sekunder. Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam
lingkungan yang dinamis. Sehingga Betty Neuman mengambarkan peran perawat
dapat bersifat menyeluruh bahkan saling ketergantungan.
Betty Neuman dalam memahami konsep keparawatan ini memiliki dasar pemikiran
yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu
sistem yang terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan
dari variabel yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual
juga memandang keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta
memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dan merupakan keseimbangan yang dinamis dalam memghindari stressor.
Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Neuman ini berfokus
pada respon terhadap stresor serta fokus-fokus yang mempengaruhi proses adaptasi
pada pasien. Untuk itu tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut
neuman adalah mencgah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat sressor. Upaya
tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer dapat meliputi sebagai tindakan keperawatan mengidentifikasi
adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor serta mendukumg
koping kepada pasein secara konstruktif. Pencegahan sekunder menurut Neuman
meliputi berbagai tindakan keperawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan
gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya kerena adanya stressor dan pencegahan
tersier dapat meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta pencedahan adanya
kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit. Upaya pencegahan tersebut
dipentingkan dengan adanya pendidikan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
2. Teori Keperawatan Betty Nueman
Teori Keperawatan Betty Nueman lebih cocok diterapkan di layanan keperawatan
komunitas alasannya yaitu dikarenakan teori keperawatan Betty Neuman
memfokuskan ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan perkerjan dan lain-
lain, garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya
perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi
syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan
resistan yang meliputi adanya ketersedian pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan
12
masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi dari didaerah
yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan
penggunaan pencegahan primer dan sekunder.
3. Masalah yang Ditemukan di Lahan Praktek
Teori ini diterapkan pada keperawatan komunitas dan pada umumnya hambatan
yang didapat dalam menerapkan asuhan keperawatan kepada keluarga atau komunitas
adalah sikap tertutup keluarga atau komunitas kepada perawat. Pada lingkup
keperawatan keluarga, perawat dituntut untuk mampu memberikan edukasi pada
keluarga untuk diterapkan di masyarakat, namun pada umumnya keluarga kurang
mengaplikasikan edukasi yang diberikan oleh perawat, sehingga perawat kurang
optimal dalam menaikan atau mempertahankan status kesehatan keluarga.
4. Skema Rencana Penerapan
13
INTERVENSI
TERSIER
SEKUNDER
PRIMER
NURSE
Masalah
Perilaku , Komposisi Keluarga
Faktor Internal
Keluarga
F. Teori Keperawan Dorothea Orem
1. Konsep Teori
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care
memberikan pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu
pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar
dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan
keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang keperawatan
diri sendiri.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan.
Self care didasarkan atas kesengajaan serta dalam mengambil keputusan menjadikan
sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia menghendaki adanya self care dan
sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia, seseorang mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam keperawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara
kesejahteraan, self care juga merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan
terus menerus didukung atas pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal, self
care akan meningkatkan harga diri sesorang dan dapat mempengaruhi dalam
perubahan konsep diri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok kebutuhan dasar yang
terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan udara (oksigenisasi), pemeliharaan
pengambilan air, pemeliharaan dalam pengambilan makanan, pemeliharaan
kebutuhan proses eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial, kebutuhan
akan pencegahan resiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebuthuan
dalam pengembangan kelompok sosial sesuai dengan potensi, pengetahuan dan
keinginan manusia.
Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self
Care diantaranya:
a Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
Orem mengemukakan bahwa self care meliputi: pertama self care itu sendiri,
yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh
14
individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan serta
kesejahteraan; kedua self care agency merupakan suatu kemampuan individu
dalam melakukan keperawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia,
perkembangan, sosial kultural, kesehatan dan lain-lain; ketiga, adanya tuntutan
atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat; keempat, kebutuhan self
care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri
sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia
serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang berisfat universal
itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan ke dalam
kebutuhan dasar manusianya. Sifat dari self care selanjutnya adalah untuk
pengembangan kepercayaan diri serta ditunjukkan kepada penyimpangan
kesehatan yang memiliki ciri keperawatan yang diberikan dalam kondisi sakit atau
dalam proses penyembuhan.
b Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala
perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kulaitas maupun kuantitas.
Dalam pemenuhan keperawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian
masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau
berbuat untuk orang lain sebagai pembimbing orang lain, memberi support,
meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta
mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek
dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah, menentukan
kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan keperawatan, mempersiapkan
bantuan secara teratur bagi pasien dan koordinasi serta mengintegrasikan
keperawatan dalam kehidupan sehari-hari pada pasien dan suhan keperawatan
15
diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis,
perkembangan dan sosial.
c Teori Sistem Keperawatan
Dalam pandangan teori sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam sistem
pelayanan keperawatan diantaranya:
1) Sistem Bantuan secara penuh (Wholly compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi
tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam
pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan ada orang yang tidak mampu
melakukan aktifitas dengan sengaja seperti pada pasien koma, pada pasien
yang sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan
penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu
melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi gerakan,
seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien yang tidak mampu
mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya dan
pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat
melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui bimbingan secara kontinu
seperti pada pasien retardasi mental.
2) Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditunjukkan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti
pada pasien yang post operasi abdomen dimana pasien memiliki kemampuan
seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan
perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
3) Sistem Suportif dan edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan
secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Pemberian sistem ini dapat
16
dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan
kelahiran.
Dalam pandangan teori dan konsep keperawatan, Orem mempunyai pandangan
bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan antara individu dengan
lingkungan, menggambarkan apa yang mereka lakukan, menggunakan kreasi dalam
berpikir dan komunikasi, serta dalam melakukan perbuatan seharusnya sesuai dengan
diri dan lingkungan sehingga dalam prakteknya Orem menggunakan langkah dalam
proses keperawatan dengan menentukan diagnosis dan perintah, menetukan mengapa
keperawatan dibutuhkan, menganalisa dan menginterpretasikan dengan membuat
keputusan, merancang sistem keperawatan dengan merencanakan keperawatan sesuai
dengan sistem perawatan yang dibutuhkan, mengusahakan dalam pengaturan dan
pengontrolan perawatan yang akan diberikan dalam memenuhiketerbatasan perawatan
diri sendiri, mengatasi masalah keterbatasan serta mempertahankan dan menjaga
kemampuan pasien dalam perawatan diri.
2. Penerapan Teori Dorothea Orem
Teori Keperawan Dorothea Orem mengajarkan perawat untuk mebuat pasien agar
tidak ketergantungan pada perawat. Teori ini dapat diterapkan di bangsal perawatan
maupun di lingkungan keluarga. Klien yang berada di bangsal perawatan umumnya
merasa ketergantungan dengan perawat, tugas perawat disini adalah memandirikan
pasien agar ketika pasien tersebut sudah berada di rumah sudah dapat menyesuaikan
diri dengan keadaannya.
Contoh teori ini di lingkungan keluarga seperti memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga pasien bagaimana cara merawat pasien di rumah dan upaya tindak
lanjut apabila klien memerlukan perawatan lebih. Sehingga dalam memenuhi semua
kebutuhan dasar klien,perawat dapat mengajarkan keluarga klien dan keluarga klien
dapat memenuhi semua kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh klien.
3. Masalah yang Ditemukan di Lahan Praktek
Pada teori yang dikemukakan oleh Orem, menekankan pada Self Care. Artinya
perawat harus bisa mengajarkan klien agar mandiri dalam melakukan perawatan.
Namun pada umumnya di rumah sakit, klien yang mempunyai pendapatan ekonomi
17
yang lebih baik cenderung lebih ingin dilayani oleh perawat. Tugas perawat disini
tetap mengajarkan kepada klien supaya dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan
dasar klien.
4. Skema Rencana Penerapan
18
SELF CARE
SUPPORTIVE / EDUCATIVE SYSTEM
DEFESIT SELF CARE
PARTLY COMPENSATORY
WHOLLY COMPENSATORY
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
19