konsep aktivitas

17
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, prinsip-prinsip body mekanik, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, akibat body mekanik yang buruk, dan asuhan keperawatan pada klien gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas. Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang disebut Body mekanik? 2. Bagaimana prinsip body mekanik? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi body mekanikdan ambulasi? 4. Apa akibat dari body mekanik yang buruk? 5. Bagaimana asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aktifitas? C. TUJUAN 1. Mengetahui yang magsud body mekanik. 2. Memahami prinsip body mekanik.

Upload: haruna06

Post on 22-Jun-2015

6.098 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep aktivitas

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, prinsip-prinsip body

mekanik, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, akibat body mekanik yang buruk,

dan asuhan keperawatan pada klien gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas.

Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok

otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman.

Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang

pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi

integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot

tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk

postur/bentuk tubuh.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang disebut Body mekanik?

2.      Bagaimana prinsip body mekanik?

3.      Faktor-faktor apa yang mempengaruhi body mekanikdan ambulasi?

4.      Apa akibat dari body mekanik yang buruk?

5.      Bagaimana asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aktifitas?

C.     TUJUAN

1.      Mengetahui yang magsud body mekanik.

2.      Memahami prinsip body mekanik.

3.      Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi body mekanikdan ambulasi.

4.      Mengetahui akibat dari body mekanik yang buruk.

5.      Memahami askep pemenuhan kebutuhan aktifitas.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN BODY MEKANIK

Body mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan

digunakannya tubuh dan bagian-bagianya secara effisien , aman dan terkoordinasi untuk

memindahkan suatu obyek dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan

Page 2: Konsep aktivitas

pada penggunaan body mekanik oleh perawat pada saat mengatur posisi pasien diatas bed ,

memindahkan pasien diantara bed,kursi roda dan brankat.

Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :

1. Body Aligement (Postur Tubuh)

Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.

1. Balance / Keseimbangan

Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of

support.

1. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)

Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

B.     PRINSIP-PRINSIP BODY MEKANIK

1.       Mengangkat

Karena mengangkat benda termasuk gerakan yang melawan gravitasi , perawat harus

menggunakan kelompok otot mayor dari otot paha dan lututlengan atas dan bawah, abdomen

dan pelvis unjtuk mencegah terjadinya strainpada tubuh bagian belakang.

2.       Menarik dan mendorong

3.       Pivoting

Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh melakukan gerakan memutar bukan hanya pada

tubuh bagian atas , akan tetapi disertai pula dengan perputaran dari kekaki kearah obyek yang

dituju.

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat

kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan

mencegah kecacatan.

Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti

berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien,

Page 3: Konsep aktivitas

dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan

tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat.

Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat,

memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan

tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang

digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :

1. Gravitasi

Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh

dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat

tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:

a.       Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh

b. Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat

gravitasi.

c. Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan

istirahat untuk menopang atau menahan tubuh

1. Keseimbangan

Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan

posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

1. Berat

Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot benda

yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.

 Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum

melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di

antaranya :

1. Gerakan ( ambulating ).

Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan

pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda.  Orang berdiri akan lebih mudah

stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan

Page 4: Konsep aktivitas

dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi

kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang

akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.

1. Menahan ( squating ).

Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang

yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan

posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi

yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat

untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

1. Menarik ( pulling ).

Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya ketinggian, letak benda

( sebaiknya berada di depan orang yang akan menarik ), posisi kaki dan tubuh dalam menarik

( seperti condong kedepan dari panggul ), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah

pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul,

lutut dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.

1. Mengangkat ( lifting ).

Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot besar dari tumit,

paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada

daerah tubuh bagian belakang.

1. Memutar ( pivoting ).

Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang

belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam

pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.

C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BODY MEKANIK DAN AMBULASI

1. Status kesehatan

Page 5: Konsep aktivitas

Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf

berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit,

berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain – lainnya.

1. Nutrisi

Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan

perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan

memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih

mudah mengalami fraktur.

1. Emosi

Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulansi

yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri

rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.

1. Situasi dan Kebiasaan

Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-benda

berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.

1. Gaya Hidup

Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan

besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat menganggu

koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan

perubahan mekanika tubuh.

1. Pengetahuan

Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang

untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan.

Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan

menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan

muskulusletal.

Page 6: Konsep aktivitas

D.    AKIBAT BODY MEKANIK YANG BURUK

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara

berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah

adalah sebagai berikut :

1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam

sistem muskulusletal.

2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah dalam

berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur

muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang vertebrata.

E.     ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS

1.      Pengkajian

A.    Riwayat Keperawatan

Pengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara lain

menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi

berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan

posisi. Selanjutnya menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk,

berakivitas, atau saat pasien menglami pergerakan serta pengkajian terhadap status ambulasi.

Kemudian, menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara

mengamati apakah gaya berjalan pasien ( mantap atau tegak lurus ), ayunan lengan atas

( pantas atau tidak ), kaki ikut siap pada saat ayunan atau tidak, langkah jatuh jauh dari garis

gravitasi atau tidak, serta berjalan apakah diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.

B.     Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan olahraga yang menonjolkan kesejajaran

tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak,

kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktivitas.

v  Kesejajaran tubuh

Page 7: Konsep aktivitas

Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada klien yang berdiri, duduk, atau berbaring.

Pengkajian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan

dan perkembangan.

2. Mengdentifikasi penyimpanan kesejajaran tubuh yang disebabkan fostur yang buruk.

3. Memberi kesempatan klien untuk mengopservasi posturnya.

4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar klien untuk mempertahankan kejajaran tubuh

yang benar.

5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot, atau disfungsi saraf.

6. Memperoleh informasi mengenai factor-faktor lain yang mempengaruhi kesejajaran

yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi, dan masalah psikologis.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral, anterior, dan

posterior guna mengamati apakah:

-        Bahu dan pinggul sejajar

-        Jari-jari kaki mengarah ke depan

-        Tulang belakang lurus, tidak melengkung ke sisi yang lain

Langkah pertama mengkaji kesejajaran tubuh adalah menempatkan klien pada posisi

istirahat sehingga tidak tampak dibuat-buat atau posisi kaku. Jika mengkaji kesejajaran tubuh

pasien imobilisasi atau pasien tidak sadar maka bantal dan alat penopang di angkat dari

tempat tidur lalu klien diletakkan pada posisi telentang.

1.      Berdiri

Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada klien yang berdiri sesuai hal

– hal berikut :

1. Kepala tegak dan midline

2. Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.

3. Ketika dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus

Page 8: Konsep aktivitas

4. Ketika klien dilihat dari arah lateral, Kepala tegak dan garis tulang belakang digaris

dalam pola S terbaik. Tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung,

tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.

5. Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan nyaman dan

lutut pergelangan kaki agak melengkung. Orang tampak nyaman dan tidak sadar akan

lutut dan pergelangan kaki yang fleksi.

6. Lengan klien nyaman di samping.

7. Kaki di tempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang, dan jari –

jari kaki menghadap ke depan.

8. Ketika klien dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada di tengah tubuh, dan

garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua

kaki. Bagian lateral garis gravitasi dimulai secara vertikal dari tengah tengkorak

sampai sepertiga kaki bagian posterior.

2.      Duduk

Perawat mengkaji kesejajaran pada klien yang duduk dengan mengobservasi hal – hal sebagai

berikut :

1. Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang lurus.

2. Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.

3. Paha sejajar dan berada pada potongan horisontal.

4. Kedua kaki  di topang di lantai. Pada klien pendek tinggi, alat bantu kaki digunakan

dan pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.

5. Jarak 2 – 4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada

permukaan lutut bagian posterior. Jarak ini menjamin tidak ada tekanan pada arteri

popliteal atau saraf untuk menurunkan sirkulasi atau mengganggu fungsi saraf.

6. Lengan bawah klien ditopang pada penganan tangan, di pangkuan, atau di atas meja

depan kursi.

Hal penting mengkaji kesejajaran dalam posisi duduk yaitu pada klien yang mempunyai

kelemahan otot,  paralisis otot, atau kerusakan saraf. Karena perubahan ini, klien mengalami

Page 9: Konsep aktivitas

pengurangan sensasi di area yang sakit dan tidak mampu menerima tekanan ataupun

penurunan sirkulasi. Kesejajaran yang tepat ketika duduk mengurangi risiko kerusakan sistem

muskuloskeletal pada klien itu.

3.      Berbaring

Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap

tekanan. Sehingga merekabiasa merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Karena rentang

gerak, sensasi dan sirkulasi pada orang sadar berada dalam batas normal, mereka mengubah

posisi ketika mereka merasakan ketengangan otot dan penurunan sirkulasi.Pengkajian

kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada klien dengan

menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya diangkat dari tempat tidur. Tubuh harus

ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus

tanpa ada lengkungan yang terlihat. Pengkajian ini memberi data dasar mengenai kesejajaran

tubuh klien.

2.      Penetapan Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara

lain :

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan akibat spasme

muskulusletal pada ekstremitas, nyeri akibat peradangan sendi, atau penggunaan alat

bantu dalam waktu lama.

2. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis, gaya berjalan tidak stabil, atau

penggunaan tongkat yang tidk benar.

3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.

3.      Perencanaan

1.      Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh saat melakukan aktivitas sehari-hari.

2.      Memulihkan dan memperbaiki ambulasi.

3.      Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh.

4.            Implementasi

Page 10: Konsep aktivitas

LANGKAH RASIONAL

       1.     Kaji berat posisi, tinggi objek, posisi

tubuh, dan berat maksimum.

2. Angkat objek dengan benar dari

bawah pusat gravitasi:

1. Dekatkan pada objek yang

akan dipindahkan.

2. Perbesar dasar dukungan 

anda dengan menempatkan

kedua kaki agak sedikit

terbuka.

3. Turunkan pusat gravitasi

anda ke objek yang akan

diangkat.

4. Pertahankan kesejajaran yang

tepat pada kepala dan leher

dengan veterbrae, jaga tubuh

tetap tegak.

3.      Angkat objek dengan benar dari atas pusat

gravitasi tempat tidur:

1. Gunakan alat melangkah

yang aman dan stabil, jangan

berdiri diatas tangga teratas.

2. Berdiri sedekat mungkin ke

tempat tidur.

3. Pindahkan berat objek dari

tempat tidur dengan cepat

pada lengan dan diatas dasar

dukungan.

Menentukan apakah anda dapat

melakukanya sendiri atau membutuhkan

bantuan.

Memindahkan pusat gravitasi lebih dekat ke

objek.

Mempertahankan keseimbangan tubuh lebih

baik, sehingga mengurangi risiko jatuh.

Meningkatkan keseimbangan tubuh dan

memungkinkan kelompok otot-otot bekerja

sama dengan cara yang sinkron.

Mengurangi risiko cedera vetebra lumbal

dan kelompok otot.

Mencapai pusat gravitasi lebih dekat ke

objek.

Meningkatkan keseimbangan tubuh selama

mengangkat.

Mengurangi bahaya jatuh dengan

memindahkan objek yang diangkat dekat

Page 11: Konsep aktivitas

dengan pusat gravitasi diatas dasar

dukungan.

5.     Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

mekanika tubuh dan ambulasi adalah unyuk menilai kemampuan pasien dalam menggunakan

mekanika tubuh dengan baik, menggunakan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik

atau turun, dan berjalan.

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk

mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan cara

menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi

serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.

pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan

untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan

mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan,

termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari

system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang

terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk

tubuh.

Page 12: Konsep aktivitas

B.     SARAN

Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah

pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para

pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA

Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan .Jakarta:EGC

http://subijakto25.blog.com/2011/06/08/kerja-otot/