konsentrasi perbankan syariah program studi...
TRANSCRIPT
PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH
MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
(Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
Erma Hermawan
NIM : 203046101697
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH
MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
(Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)
Oleh:
Erma Hermawan
NIM : 203046101697
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429H/2008M
PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH
MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
(Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)
Oleh:
Erma Hermawan
NIM : 203046101697
Di Bawah Bimbingan
Dr. Euis Amalia, M.Ag.
NIP. 150 289 264
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI
SYARIAH MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH telah
diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 September 2008. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)
pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 26 September 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA. (....................)
NIP. 130 789 745
2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani M.Ag. (....................)
NIP. 150 269 678
3. Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M.Ag. (.....................)
NIP. 150 289 264
4. Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (.....................)
NIP. 150 210 422
5. Penguji II : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. (....................)
NIP. 150 275 509
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, mengiringi selesainya
penulisan skripsi ini, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada penerang bagi kehidupan
yaitu Nabi Muhammad s.a.w, beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir
zaman.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses
tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan
yang setinggi-tinginya dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
:
1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH. MA. MM. selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Euis Amalia, M.Ag. selaku Ketua Jurusan dan Ah. Azharudin Latif, M.Ag.
selaku Sekretaris Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. selaku Ketua Koordinator dan Drs. Ahmad
Yani, M.Ag. selaku Sekretaris Koordinator Program Non Reguler Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Euis Amalia M.Ag atas kesediannya memberikan waktu luang kepada
penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala perpustakaan utama dan Fakultas Syariah beserta jajarannya, yang
telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian dan
mendapatkan referensi buku.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu
kepada penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus
tercinta ini.
7. Dua orang hamba Allah yang selalu penulis hormati dan cintai Ayah dan
Bunda atas kasih sayang yang tiada terkira, membantu, mendukung dan
memotivasi penulis baik secara moriil maupun materiil, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta, a’ Momon, t’ Yati, d’ diding, d’ Arif,
Icha dan Amil yang telah membantu penulis lewat doa-doanya, kalian adalah
motivasi hidupku.
9. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Tasikmalaya beserta para staf pengajar dan
karyawan lainnya, terkhusus kepada Bapak Yanyan Herdiyana, S.Pd. dan Ibu
Enok yang telah banyak membantu penulis dalam dalam penelitian di sekolah.
10. Ketua MGMP Ekonomi Bapak Nahrudin, MM dan PINBUK Tasikmalaya
khususnya Bapak Endang Ahmad Yani, MM. kepada semuanya saya
haturkan terima kasih atas segala bantuannya.
11. Seluruh keluargaku yang telah memberikan motivasi atas selesainya skripsi
ini mang Edi n bi Titin, mang Emon n bi Ono mang Ihin n bi Fifit serta t’
Hera atas segala bantuannya.
12. Keluarga Besar Mahasiswa Galuh Jaya, Adhe, Asep Dalank, Amin, Apep,
Atep, Billy, Dhani, Echep, Hielmy dan Uchok atas bantuan dan semoga kita
dapat mencurahkan pengetahuan bagi tanah kelahiran tercinta “Tatar Galuh
Ciamis”.
13. Teman-teman seperjuangan khususya kelas C sobat, dhoni mute, choi, panji
inal, waiz, wahyu, ayu lisa, ayat, gudeng, widi, luthfi, yang telah banyak
membantu penulis, Thanks ya…, friend!, pokoknya semuanya yang tidak
penulis sebutkan satu-persatu, baik kelas A maupun kelas B.
Besar harapan penulis, bahwa penulisan ini dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi khasanah Ilmu Ekonomi Islam dan aparat pembuat kebijakan
terutama bidang pendidikan, sehingga ekonomi Islam bisa menjadi kurikulum
pendidikan Nasional.
Peulis sadar bahwa masih diperlukan banyak penyempurnaan dalam skripsi
ini, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Atas semua perhatiannya
penulis haturkan terima kasih.
Jakarta, 15 Juni 2008
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 26 September 2008
Erma Hermawan
ABSTRAKSI
Pengembangan ekonomi syariah melalui perguruan tinggi merupakan upaya
strategis untuk melahirkan sumber daya insani dibidang ekonomi syariah, baik
ekonomi pembangunan, manajemen, akuntansi, dan di lembaga keuangan syariah.
Dengan program pendidikan ini, diharapkan lahir para ilmuwan ekonomi Islam
berkualitas yang tidak ragu tentang ekonomi Islam. perkembangan pendidikan
ekonomi Islam di Indonesia kini makin meluas, tidak saja di Perguruan Tinggi (PT),
tetapi juga sampai ke sekolah menengah umum (SMU) bahkan sekolah menengah
pertama (SMP). Untuk pendidikan ekonomi syariah di SMP telah direalisasikan di
Kota Tasikmalaya.
Dua tahun sudah Kota Tasikmalaya menerapkan pelajaran ekonomi syariah
dalam bentuk muatan lokal secara resmi, dengan landasan hukum Surat Keputusan
(SK) Walikota No 421/7/2005. maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui sistem
pembelajaran di sekolah.
Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari angket atau kuesioner
yang diisi oleh responden yakni siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota
Tasikmalaya dengan menggunakan analisa data melalui tabel frekuensi dan deskriptif
statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5 for windows, dan untuk
mengetahui kualitas persepsi digunakan rumus artificial Nouron Network (ANN).
Dari penelitian ini diketahui bahwa persepsi responden terhadap ekonomi syariah
berada pada kategori baik.
��� ا ا���� ا�����
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, mengiringi selesainya
penulisan skripsi ini, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada penerang bagi kehidupan
yaitu Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir
zaman.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses
tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan
dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
14. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM. selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15. Dr. Euis Amalia, M.Ag. sebagai Ketua Porgram Studi dan Ah. Azharudin
Latif, M.Ag. selaku sekretaris Porgram Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. sebagai Ketua Koordinator Teknis dan
Drs. Ahmad Yani, M.Ag. selaku Sekretaris Koordinator Teknis Program Non
Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
17. Ibu Dr. Euis Amalia M.Ag atas kesediannya memberikan waktu luang kepada
penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
18. Kepala Perpustakaan Utama dan Fakultas beserta para stafnya yang telah
banyak membantu penulis melakukan penelitian.
19. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu
kepada penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus
tercinta ini.
20. Sepasang hamba Allah yang selalu penulis cintai Bapak Yoyo dan Ibu I’ah,
atas kasih sayang yang tiada terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
21. Kakak dan adik-adikku tercinta, Momon, Yati, diding, Arif, Icha dan Amil
yang telah membantu penulis lewat doa-doanya, kalian adalah motivasi dan
inspirasi hidupku.
22. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya beserta para pengajar dan
karyawan lainnya, terkhusus kepada Bapak Yanyan Herdiyana S.Pd.dan Ibu
Enok yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.
23. MGMP Ekonomi dan PINBUK Tasikmalaya khususnya Bapak Nahrudin
MM. dan Bapak Endang Ahmad Yani, MM., kepada semuanya saya haturkan
terima kasih.
24. Seluruh rekan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) GALUH JAYA, Ade, Asep
Dalank, Amin, Apep, Atep, Billy, Irfan Hilmy, Ramdhani, Samsuludin atas
bantuan dan motivasinya. Semoga kebersamaan kita dapat dilanjutkan dalam
mengawal pembangunan daerah tercinta (Tatar Galuh Ciamis).
25. Seluruh keluargaku yang telah memberikan semangat atas selesainya skripsi
ini, Paman dan Bibi : Edi dan Titin, Emon dan Ono, Ihin dan Fifit serta
kakaku Ema Herawati atas segala bantuannya.
26. Teman-teman seperjuangan khususnya kelas C : Andi Kristanto, Andi
Irmansah, Rahayu Lisa, Rahayu Dhoni, Euis, Mutia, Choiriyah, Panji, Deden,
Waiz, Wahyu, Jamal, Luthfi, Yayat dan temen-temen yang tidak penulis
sebutkan satu persatu, pokoknya semua angkatan 2003. Temen-temen
direguler: Harun, Iwan, Ifdhal, Digdo, Grand, Yasir, Farhan dan Sriwahyuni
serta temenku di Unsil Destia, Entin, dan lebih khusus Ani Nurbayani yang
selalu memberikan motivasi buat penulis.
Besar harapan bahwa tulisan ini dapat memberikan konstribusi yang positif
bagi khazanah Ilmu Ekonomi Islam dan aparat pembuat kebijakan khususnya pada
pedidikan ekonomi syariah.
Penulis sadar bahwa masih diperlukan banyak penyempurnaan dalam
penulisan skripsi ini, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan. Atas semua
perhatiannya penulis haturkan terima kasih.
Jakarta, 26 September 2008 M
26 Ramadhan 1429 H
Penulis
ABSTRAKSI
Pengembangan ekonomi syariah melalui perguruan tinggi merupakan upaya
strategis untuk melahirkan sumber daya insani dibidang ekonomi syariah, baik
ekonomi pembangunan, manajemen, akuntansi, dan di lembaga keuangan syariah.
Dengan program pendidikan ini, diharapkan lahir para ilmuwan ekonomi Islam
berkualitas yang tidak ragu tentang ekonomi Islam. perkembangan pendidikan
ekonomi Islam di Indonesia kini makin meluas, tidak saja di Perguruan Tinggi (PT),
tetapi juga sampai ke sekolah menengah umum (SMU) bahkan sekolah menengah
pertama (SMP). Untuk pendidikan ekonomi syariah di SMP telah direalisasikan di
Kota Tasikmalaya.
Dua tahun sudah Kota Tasikmalaya menerapkan pelajaran ekonomi syariah
dalam bentuk muatan lokal secara resmi, dengan landasan hukum Surat Keputusan
(SK) Walikota No. 421.7/2005. maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui sistem
pembelajaran di sekolah.
Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari angket atau
kuesioner yang diisi oleh responden yakni siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota
Tasikmalaya dengan menggunakan analisa data melalui tabel frekuensi dan deskriptif
statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5 for windows, dan untuk
mengetahui kualitas persepsi digunakan rumus artificial Nouron Network (ANN).
Dari penelitian ini diketahui bahwa persepsi responden terhadap ekonomi syariah
berada pada kategori baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
ABSTRAKSI ......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK .................................................................. x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8
E. Kerangka Konsep...................................................................... 10
F. Metode Penelitian……………………………………………. 14
G. Sistematika Penulisan............................................................... 19
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Persepsi....................................................................................... 21
1. Pengertian persepsi................................................................ 21
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.......................... 24
B. Sistem Pembelajaran ................................................................. 26
1. Pengertian Sistem Pembelajaran........................................... 27
2. Metode Pembelajaran .......................................................... 28
3. Media Pembelajaran............................................................. 29
C. Ekonomi Islam............................................................................ 31
1. Pengertian Ekonomi Islam.................................................... 31
2. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam............................................. 33
BAB III : GAMBARAN UMUM SMPN I DAN KOTA TASIKMALAYA
A. Gambaran Umum SMPN 1 Kota Tasikmalaya........................40
1. Profil SMPN 1 Kota Tasikmalaya................................... 40
2. Profil manajemen dan pengelola sekolah......................... 46
3. Program masa mendatang dan rekomendasi..................... 47
4. Kurikulum pelajaran ekonomi syariah.............................. 49
5. Tanggapan terhadap kurikulum........................................ 53
B. Gambaran Umum Kota Tasikmalaya....................................... 54
1. Sejarah Kota Tasikmalaya................................................ 54
2. Visi dan Misi Kota Tasikmalaya...................................... 57
3. Letak Geografi Kota Tasikmalaya.................................... 58
4. Potensi perekonomian Kota Tasikmalaya......................... 60
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMP N 1 Tasikmalaya 65
B. Analisis Penelitian.................................................................... 68
1. Profil Responden................................................................. 68
2. Analisis Deskriptif Statistik................................................ 70
3. Analisis Penilaian berdasarkan ANN.................................. 94
C. Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah di Kota
Tasikmalaya............................................................................. 100
Analisa Temuan Penelitian...................................................... 105
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 108
B. Saran ....................................................................................... 109
C. Rekomendasi............................................................................ 111
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 112
LAMPIRAN........................................................................................................... 115
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Operasional dan Variabel penelitian 13
2. Tabel 1.2 Operasional dan variabel wawancara 14
3. Tabel 3.1 Masa jabatan kepemimpinan SMPN 1 Tasikmalaya 41
4. Tabel 3.2 Lulusan sekolah lima tahun terahir 42
5. Tabel 3.3 Data ruang kelas 43
6. Tabel 3.4 Kondisi bangunan 43
7. Tabel 3.5 Profil wakasek dan pembantu sekolah 46
8. Tabel 3.6 Profil staf tata usaha 46
9. Tabel 3.7 Fasilitas penunjang 47
10. Tabel 3.8 Program budaya dan kultur sekolah 48
11. Tabel 3.9 Program dan kegiatan staf tata usaha 48
12. Tabel 3.10 Prestasi yang telah dicapai 49
13. Tabel 3.11 Materi pelajaran kelas VII 49
14. Tabel 3.12 Materi pelajaran kelas VIII 51
15. Tabel 3.13 Materi pelajaran kelas IX 52
16. Tabel 3.14 Luas wilayah dan jumlah kelurahan kota Tasikmalaya 58
17. Tabel 3.15 Potensi Industri 60
18. Tabel 3.16 Potensi perdagangan 61
19. Tabel 3.17 Data perusahaan 62
20. Tabel 3.18 Sarana dan prasarana perdagangan 62
21. Tabel 3.19 Potensi usaha kecil dan menengah 63
22. Table 4.1 Gambaran jenis kelamin responden 68
23. Table 4.2 Gambaran usia responden 69
24. Table 4.3 Frekuensi pemahaman terhadap pengertian ekonomi Islam 70
25. Table 4.4 Frekuensi tanggapan terhadap sistem ekonomi Islam 71
26. Table 4.5 Frekuensi tanggapan terhadap sumber ajaran ekonomi Islam 72
27. Table 4.6 Frekuensi tanggapan terhadap tujuan utama ekonomi Islam 73
28. Table 4.7 Frekuensi tanggapan terhadap tauhid prinsip dasar ekonomi Islam 74
29. Table 4.8 Frekuensi tanggapan terhadap harta sebagai titipan 75
30. Table 4.9 Frekuensi pengetahuan tokoh pemikir ekonomi Islam 76
31. Table 4.10 Frekuensi tanggapan terhadap konsep uang menurut Al-
Ghazali 77
32. Table 4.11 Frekuensi tanggapan terhadap pengertian riba 78
33. Table 4.12 Frekuensi tanggapan terhadap macam-macam riba 79
34. Table 4.13 Frekuensi tanggapan terhadap konsekuensi akad dalam Islam 80
35. Table 4.14 Frekuensi tanggapan terhadap ruang lingkup LKS 81
36. Table 4.15 Frekuensi tanggapan terhadap Praktik LKS 82
37. Table 4.16 Frekuensi tanggapan terhadap bagi hasil sebagai ciri ekonomi
Islam 83
38. Table 4.17 Frekuensi pengetahuan terhadap BMT 84
39. Table 4.18 Frekuensi penegtahuan terhadap sumber keuangan negara 85
40. Table 4.19 Frekuensi tanggapan atas keyakinan terhadap ekonomi Islam 86
41. Table 4.20 Frekuensi tanggapan terhadap desaign ekonomi Islam 87
42. Table 4.21 Frekuensi tanggapan jika ekonomi Islam menjadi kebijakan
Negara 88
43. Table 4.22 Frekuensi tanggapan terhadap penyaluran dana LKS 89
44. Table 4.23 Frekuensi tanggapan untuk menjadi nasabah LKS 90
45. Table 4.24 Frekuensi tanggapan untuk mengunjungi LKS 91
46. Table 4.25 Frekuensi tanggapan untuk membuat artikel 92
47. Table 4.26 Frekuensi tanggapan untuk mengumpulkan referensi artikel 93
48. Table 4.27 Frekuensi tanggapan untuk bertindak tidak boros 94
49. Table 4.28 Frekuensi tanggapan terhadap pengetahuan dasar 95
50. Table 4.29 Frekuensi tanggapan terhadap pengetahuan umum 96
51. Table 4.30 Frekuensi tanggapan terhadap sejarah ekonomi syariah 97
52. Table 4.31 Frekuensi tanggapan terhadap keyakinan sikap 98
53. Table 4.32 Frekuensi tanggapan terhadap kecenderungan bertindak 99
54. Table 4.33 Matrik SWOT 101
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
1. Gambar 1.1 Alur ilustrasi penelitian 11
2. Grafik 3.1 Jumlh siswa 5 tahun 43
3. Grafik 3.2 Ketenagakerjaan-Guru 44
4. Grafik 3.3 Ketenagakerjaan-Tata usaha 45
5. Grafik 4.1 Gambaran mengenai Jenis klamin 68
6. Grafik 4.2 Gambaran mengenai Usia responden 69
7. Gambar 4.3 Skala interval pengetahuan dasar ekonomi Islam 96
8. Gambar 4.4 Skala interval pengetahuan umum ekonomi Islam 97
9. Gambar 4.5 Skala interval pengetahuan sejarah ekonomi Islam 97
10. Gambar 4.6 Skala interval keyakinan sikap 98
11. Gambar 4.7 Skala interval kecenderungan bertindak 99
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
H. Latar Belakang Masalah
I. Pembatasan dan Perumusan Masalah
J. Tujuan dan Manfaat Penelitian
K. Kerangka Konsep
L. Tinjauan Pustaka
M. Metode Penelitian
N. Sistematika Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Persepsi
B. Sistem Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
2. Metode Belajar
3. Strategi Belajar
C. Ekonomi syari’ah
1. Sistem Ekonomi Syari'ah
2. Prinsip-prinsip Ekonomi Syari'ah
BAB III : GAMBARAN UMUM SMPN I DAN KOTA TASIKMALAYA
C. Profil SMPN 1 Kota Tasikmalaya
D. Profil Kota Tasikmalaya
BAB IV : HASIL PENELITIAN
D. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Tasikmalaya
E. Profil Responden
F. Analisis Statistik Deskriftip
G. Analisis Penilaian berdasarkan Artificial Neuron Network (ANN)
H. Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah pada SMPN 1
Tasaikmalaya
BAB V : PENUTUP
D. Kesimpulan
E. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Islam sebagai agama memuat ajaran yang universal dan komprehensif.
Universal artinya bersifat umum dan komprehensif artinya mencakup seluruh
bidang kehidupan. Islam didesain untuk mengantarkan kebahagiaan manusia
lewat penegakan keharmonisan antara kebutuhan–kebutuhan moril dan materil
manusia, aktualisasi keadilan sosio-ekonomi serta persaudaraan dalam
masyarakat.
Sudah menjadi coretan sejarah bahwa Islam sebagai sebuah nilai sekaligus
sistem kehidupan pernah menghantarkan manusia pada suatu periode kehidupan
yang sejahtera, baik lahir maupun batin, baik materi maupun rohani. Islam
mempunyai sumber hukum yang sama dari dulu hingga sekarang, yaitu al Qur’an
dan sunnah. namun bagaimana bisa peradaban ummat Islam terpuruk saat ini?
Bagaimana Islam dapat masuk pada semua sisi kehidupan manusia, mengatur dan
menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan, sehingga mereka sejahtera pada
masa lalu? Padahal al-Qur’an dan sunnah tak pernah bertambah dan berkurang
lembarannya sejak dulu hingga kini. Dengan kata lain kita masih menggunakan
sumber hukum dan pengetahuan yang sama kuantitas maupun kualitasnya.1
Dalam Al-Quran Allah memberikan contoh tegas mengenai ajaran-ajaran
para rasul di masa dalam kaitannya dengan masalah-masalah ekonomi yang
1 Ali Sakti, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, (Jakarta: Paradigma
dan AQSA Publishing, 2007), h. 1.
menekankan bahwa prilaku ekonomi salah satu bidang yang sangat diperhatikan
dalam Islam. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan adalah mengenai risalah
kenabian Ibrahim as. dan putra-putranya, Allah berfirman :
����������� ���☺�� � �� ������ ������� � !
"����#$ �� �� ��&'( ) *+�,� ,�-�.��/�(�0 �1�'2 )� �345678(�0 �9"��:; )� �345*<=>(�0 ? ?05�2⌧B� �3C'( �DE,� F�� )ء�ا����: (
Artinya : Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan
kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.
(Al-Anbiyya ayat 73)
Sejak beberapa dekade lalu telah diidentifikasi kelemahan umat Islam
dimasa kini, rendahnya keimanan kepada Allah atau jauhnya umat Islam dari
kitab suci mereka yang tergambar dari kurangnya pemahaman mereka pada
Qur’an dan sunnah, diprediksi sebagai sumber kekacauan umat Islam saat ini.
Namun di samping itu tidak kecil juga faktor eksternal umat Islam yang
menyebabkan kecenderungan keterpurukan ini terjadi. Dominasi peradaban non
Islam yang saat ini diakui boleh jadi menjadi faktor dominan dari kemunduran
umat Islam. peradaban non Islam/konvensional mempunyai pengaruh yang
menyeluruh bagi kehidupan umat Islam baik secara paradigma dan metoda
maupun secara kultur memberikan referensi baru bagi umat Islam.2
2 Ibid., h. 2
Dalam kenyataannya semua negara muslim masuk dalam kategori negara-
negara berkembang meskipun diantaranya relatif kaya, sementara sebagian yang
lain sangat miskin. Mayoritas negeri-negeri ini, terutama yang miskin, seperti
halnya negara-negara berkembang lainnya dihadapkan pada persoalan-persoalan
yang sangat sulit. Salah satunya adalah ketidak seimbangan ekonomi makro yang
dicerminkan dalam angka pengangguran dan inflasi yang tinggi, defisit neraca
pembayaran yang sangat besar, defresi nilai tukar mata uang yang berkelanjutan,
dan beban utang yang berat. Problem lainnya adalah kesenjangan pendapatan dan
kekayaan yang sangat lebar diantara golongan-golongan yang berbeda-beda dari
setiap negara dan juga antar negara muslim.3 Konsekuensinya kebutuhan pokok
bagi setiap penduduknya tetap belum dapat dipenuhi, sementara golongan kaya
dan menengah hidup dalam kemewahan.
Ketidakmampuan sistem ekonomi yang ada dalam mensejahterakan bangsa
secara adil dan merata, telah mendorong masyarakat untuk kembali kedalam
sistem ekonomi alternative yaitu mewujudkan sistem ekonomi yang sejalan
dengan nilai-nilai agama, terutama dikalangan umat Islam sebagai penduduk
mayoritas bangsa. Secara faktual telah sekian lama umat Islam di Indonesia
khususnya, melupakan salah satu sisi warisan tak ternilai dari peninggalan
Rasulullah Saw. Yaitu dimensi muamalah dari segi prilaku ekonomi. Perhatian
umat Islam selama ini terfokus pada masalah ibadah mahdoh semata dan kurang
3 M. Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.
1.
memberi perhatian terhadap perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang berada
pada sisi ibadah ghoiru mahdoh.
Di tengah-tengah berbagai macam persoalan kompleks yang dihadapi oleh
masyarakat dan bangsa terutama oleh kaum muslimin, tumbuhlah kesadaran ke-
Islam-an yang cukup menggembirakan yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya. Kesadaran ini pada dasarnya dilandasi oleh kehadiran dua gerakan
renaissance Islam modern yaitu neorevivalis dan modernis. Dimana tujuannya
adalah sebagai upaya kaum muslimin dalam melandasi segenap aspek kehidupan
ekonominya berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, yaitu menjadikan ekonomi Islam
sebagai sistem ekonomi alternatif dan mudah-mudahan pada akhirnya akan
menjadi satu-satunya sistem ekonomi yang dianut oleh kaum muslimin.
Secara eksplisit ekonomi syariah di Indonesia mulai lebih dikenal sejak
berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991, selanjutnya
ekonomi berbasis syariah di Indonesia menunjukan perkembangan yang
menggembirakan lebih-lebih pada saat krisis ekonomi yang melanda negeri ini
sejak pertengahan tahun 1997, telah membawa bangsa Indonesia kepada suatu
bencana yang menyebabkan sektor ekonomi modern sperti perbankan, property,
industri besar dan lain-lain yang menjadi pilar perekonomian nasional ternyata
tidak mampu menghadapi badai krisis dan akhirnya satu persatu sektor usaha
tersebut berjatuhan dan yang tersisa adalah tetap tegarnya perbankan non-
ribawi/perbankan syariah.
Fenomena di atas kemudian memicu munculnya berbagai lembaga
keuangan yang berbasis spritual murni yang secara keseluruhan maupun dengan
cara pembentukan divisi syariah pada tiap-tiap lembaga seperti asuransi syariah,
pasar modal syariah, koperasi syariah, pegadaian syariah, dan bahkan multi level
marketing syariah.4
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia yang sangat menggembirakan
ini, sudah barang tentu harus dikawal oleh berbagai faktor pendukung penting
yang harus digarap. Diantara faktor pendukung penting itu adalah Sumber Daya
Manusia (SDM) atau dalam istilah ekonomi Islam disebut dengan Sumber Daya
Insani (SDI), yang memiliki pengetahuan ekonomi yang baik, sekaligus memiliki
pengetahuan ke-syariah-an yang cukup serta memiliki akhlakul karimah yang
tercermin dalam ke-amanah-an, ke-sidiq-an (kejujuran), ke-fathonah-an
(kecerdasan) dalam memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan. Oleh karena
itu, upaya-upaya pendidikan yang dilakukan dalam institusi formal maupun non-
formal harus terus dilakukan dalam berbagai macam jenjang pendidikan.5
Penerapan pendidikan ekonomi syariah di tingkat pendidikan yang telah
dilakukan adalah diperguruan tinggi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan akan
Sumber daya Insani pada lembaga perekonomian syariah, dan masih sangat
minim dilakukan di tingkat pendidikan menengah seperti halnya di SMP/SMA.
Beberapa sekolah yang telah memulai pendidikan ekonomi syariah diantaranya di
wilayah Riau, Padang dan Tasikmalaya.
4 Masyarakat Ekonomi Syariah, Profil Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: MES, 2006), h.
72.
5 Tim MGMP Ekonomi, Pinbuk, Pemkot Tasikmalaya, Ekonomi Syariah untuk SMP/MTs,
(Tasikmalaya: Sebi Desaign, 2005), h. 1.
Di wilayah Riau dan Padang penerapan ekonomi syariah ini dilakukan
ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sedangkan di Kota Tasikmalaya
pendidikan ekonomi syariah ini diterapkan di tingkat SMP/MTs, penerapan yang
dimulai pada tahun pelajaran 2003/2004 ini diprakarsai oleh MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Ekonomi pada Tahun pelajaran 2001/2002,
yang didukung oleh PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil) dan
Pemerintah Kota Tasikmalaya, dengan berlandaskan pada UU NO. 22 Tahun
1999 tentang pemerintahan daerah mengenai kewenangan pengaturan di bidang
pendidikan, yang kemudian dikenal dengan istilah Muatan Lokal.6 Dalam hal ini
pemerintah Kota Tasikmalaya mengambil materi bermuatan lokal tersebut
diantaranya Ekonomi Syariah.
Melihat realita penerapan pelajaran ekonomi syariah di tingkat sekolah
menengah masih langka, maka penulis bermaksud melihat dan mempelajari lebih
jelas dengan terjun langsung ke lapangan, bagaimana penerapan pelajaran
ekonomi syariah dan bagaimana persepsi mereka setelah mempelajarinya? Oleh
sebab itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul: "Persepsi Siswa
dan Guru Tentang Ekonomi Syariah Melalui Sistem Pembelajaran di Sekolah
(Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)".
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
Bertolak dari penuturan di atas, maka tentunya akan meluas jika masalah
tersebut secara keseluruhan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis membatasi
6 Ibid., h.1
permasalahannya seputar persepsi, penerapan dan faktor pendorong serta
penghambat dalam penerapan muatan lokal ekonomi syariah pada SMPN 1 Kota
Tasikmalaya.
Adapun rumusan–rumusan masalah yang akan penulis tuangkan dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran Ekonomi Syariah diterapkan di SMP Negeri 1 Kota
Tasikmalaya?
2. Bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP
Negeri 1 Kota Tasikmalaya?
3. Bagaimana analisis SWOT terhadap pembelajaran ekonomi syariah pada SMP
Negeri 1 Kota Tasikmalaya?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan mata pelajaran ekonomi syariah pada SMP
Negeri 1 Kota Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP
Negeri 1 Kota Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui peluang dan tantangan serta kekuatan dan kelemahan dalam
pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang ekonomi syariah dan memberikan gambaran terhadap
praktek penerapannya di tingkat pendidikan menengah serta mengetahui
persepsi peserta didik dan pendidik dalam hal ini siswa dan guru terhadap
ekonomi syariah.
2. Bagi kalangan akademis, Tulisan ini diharapkan menjadi salah satu informasi
dari berbagai informasi mengenai penerapan mata pelajaran ekonomi syariah
pada tingkat pendidikan menengah, sehingga tulisan ini dapat memperkaya
khazanah keilmuan dan menjadi rujukan dalam sebuah referensi untuk
penulisan berikutnya.
3. Bagi pihak sekolah, Mengingat penerapan pelajaran ekonomi syariah baru
diterapkan di beberapa daerah saja, maka penulis berharap tulisan ini dapat
memberikan masukan atas sebuah koreksi dan bisa menjadi masukan dalam
penerapan mata pelajaran ekonomi syariah sehingga pembelajarannya menjadi
lebih baik.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Ekonomi syariah merupakan bahasan yang sedang berkembang dan banyak
menarik perhatian para ahli pada kalangan masyarakat Indonesia khususnya, baik
di dunia praktisi maupun akademisi. Ekonomi Islam yang dalam konteks ke-
Indonesia-an dikenal dengan istilah Ekonomi Syariah, dalam mengawal proses
perkembangannya, tentu telah banyak pula penelitian yang telah dilakukan oleh
lembaga penelitian maupun perorangan, yang dijadikan sebagai bahan
pengetahuan baru. Seperti halnya yang dilakukan oleh Euis Amalia, dkk. tahun
2004, yang berjudul Respon Organisasi Masa Islam Terhadap Perkembangan
Ekonomi Islam di Indonesia (Studi Kasus di DKI Jakarta) hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa Ormas Islam merespon baik terhadap perkembangan ekonomi
Islam di Indonesia, walaupun Organisasi–organisasi tersebut belum memiliki
program yang jelas yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi Islam, kecuali
baru hanya sebatas wacana.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ela Karmila tahun 2005, dengan judul
Persepsi Masyarakat Kecamatan Pamanukan Terhadap Bank Syariah. Isi dari
skripsi ini adalah menghubungkan antara karakteristik pendidikan formal dan non
formal (umum atau agama) masyarakat dengan persepsinya terhadap bank
syariah. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan masyarakat maka semakin positif pula persepsinya terhadap bank
syariah. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Rudi Lukman Hakim tahun
2005, dengan judul Persepsi Masyarakat Kemanggisan terhadap BMT At-Taqwa
Kelurahan Kemanggisan Kecamatan Palmerah Jakarata Barat. Penelitian ini
menunjukan bahwa mayoritas masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap
BMT At-Taqwa.
Ada juga penelitian yang dilakuakan oleh Putri Hadayani Tahun 2006, yang
berjudul tentang Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk dan Aplikasi
Perbankan Syariah (Studi kasus kelurahan Mulyasasri Kecamatan Tamansari
Tasikmalaya) penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman dan pengetahuan
masyarakat cukup tinggi terhadap bank syariah walaupun, hal ini belum membuat
mereka menjadi nasabah/pengguna jasa bank syariah.
Penelitian yang telah banyak dilakukan berkisar tentang respon,
pemahaman dan persepsi masyarakat mengenai lembaga keuangan syariah. Maka
dalam karya tulis ini, penulis akan melakukan penelitian dengan lebih umum dan
objek penelitian yang berbeda yaitu seputar dunia pendidikan dengan fokus
mengenai persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui pembelajaran
di sekolah, dengan objek penelitian pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya.
E. KERANGKA KONSEP
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang membangun peradaban
ekonomi syariah, hal ini tidak dikarenakan oleh penduduknya yang mayoritas
muslim, tetapi juga karena keinginan masyarakat untuk menerapkan ajaran agama
dalam berbagai aspek kehidupan. Pengembangan ekonomi dalam menjawab
kebutuhan sumber daya insani-pun sangat urgen keberadaannya. pendidikan
ekonomi Islam telah dilakukan diberbagai jenjang pendidikan, sampai pada
tingkat menengah pertama sekalipun. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana
penerapan ekonomi syariah ini sebagai suatu mata pelajaran? Bagaimana persepsi
mereka terhadap ekonomi syariah setelah ada pembelajaran di sekolah?
Persoalan di atas merupakan kerangka pemikiran yang harus dicarikan
jawabannya dalam penelitian ini. Oleh sebab itu berdasarkan kerangka pemikiran
konseptual di atas maka arah dan mekanisme penelitian ini dapat diilustrasikan
sebagai berikut:
Gambar 1.1
Alur Ilustrasi Penelitian
Jika diuraikan, maka sebagai berikut :
1. Kultur Kota Tasikmalaya yang merupakan daerah religius Islami dengan
indikator : masyarakatnya mayoritas muslim, terdapatnya 603 buah
pondok pesantren serta visi dan misi Kota Tasikmalaya.
2. kultur di atas didukung oleh potensi ekonomi yang tasikmalaya yang
merupakan pusat penghasil kerajinan tangan dan banyaknya usaha kecil
Kota Tasikmalaya merupakan
daerah yang religius Islami:
1. Mayoritas muslim
2. Pondok Pesantren 603 buah
3. Visi dan Misi Kota
Tasikmalaya
Potensi ekonomi Tasikmalaya:
1. Pusat UKM kerajinan tangan
2. Pusat industri pakaian jadi
Muslim (bordir).
3. Pusat Kegiatan Wilayah
Priangan timur.
Surat Keputusan (SK)
Walikota Tasikmalaya
tentang penerapan
Muatan lokal Ekonomi
Syariah
Masyarakat belum
memiliki pengetahuan
yang memadai tentang
sistem ekonomi syariah
Penerapan pelajaran ekonomi
syariah diharapkan
memberikan pemahaman dan
persepsi baik terhadap siswa
dan guru tentang ekonomi
syariah
Permasalahan :
Persepsi siswa dan guru
tentang ekonomi syariah
melalui sistem pembelajaran
di sekolah
menengah, penghasil pakaian jadi dengan motif bordir dan merupakan
pusat kegiatan wilayah (PKW) priangan timur.
3. Political wiil dari pemerintah kota dengan mengeluarkan surat
keputusan (SK) Walikota N0. 421.7/2005 tentang penerapan mulok
ekonomi syariah.
4. Melihat kultur dan potensi tersebut ternyata pengetahuan masyarakat
Tasikmalaya terhadap ekonomi syariah belum begitu memadai.
5. maka diharapkan dengan pembelajaran ekonomi syariah di jenjang
pendidikan sekolah diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
semangat berekonomi kepada masyarakat secara syariah.
Tabel 1.1
Operasional dan Variabel Penelitian
Ket. Indikator Sub. Variable Variable
1. Pengertian ekonomi syari’ah
2. Sumber ajaran ekonomi syari’ah
3. Tujuan ekonomi syari’ah
4. Prinsip – prinsip
a. Tauhid
b.Harta sebagai titipan
c. Keadilan
5. Sejarah pemikiran ekonomi Islam
a. Para pemikir
b.Uang menurut Al Ghazali
6. Riba
a. Pegertian
b. Macam riba
7. Akad
8. Ekonomi masa Rasulullah
a. Lembaga keuangan
b. Sumber keuangan
Pemahaman/
Pengetahuan
1. Sistem ekonomi ideal
Persepsi
2. Nilai-nilai ekonomi Islam
3. Kebijakan negara
4. Penyaluran dana
Keyakinan Sikap
1. Menjadi nasabah
2. Mengunjungi
3. Membuat artikel
4. Mengumpulkan artikel
5. Tidak boros
Kecenderungan
bertindak
Tabel 1.2
Operasional dan Variabel Wawancara
Variable Sub. Variable Indikator Ket.
Sejarah Kapan diterapkan
Landasan hukum Landasan
Penerapan Sistem penerapan
Metode Metode belajar
Fasilitas 1. Buku
2. Perpustakaan
3. Sarana
Sistem
Pembelajaran
SDM
1. Pelatihan guru
2. Guru khusus
F. METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan Mulok ekonomi
syariah yang dilaksanakan di Kota Tasikmalaya dengan fokus penelitian pada
SMPN 1 Kota Tasikmalaya, faktor pendorong dan penghambat juga peluang
dan tantangannya, serta persepsinya yang akan diuji melalui tiga sudut pandang
yaitu pemahaman atau pengetahuan, keyakinan sikap dan kecenderungan untuk
bertindak.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field reseach) yakni
penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan. Namun penelitian ini
juga akan dilengkapi dengan penelitian kepustakaan (library reseach) untuk
melengkapi landasan teori. Dilihat dari segi data yang dikumpulkan penelitian
ini merupakan perpaduan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif,
penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang dan prilaku
yang diamati.
Penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengolah data hasil penyebaran
angket/kuesioner. Dilihat dari sudut pandang tujuannya yang hendak dicapai,
penelitian ini termasuk penelitian deskriptif-analitis yakni penelitian yang akan
mengamati dan menganalisa persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah
pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdapat dua kategori, yaitu:
a. Sumber Data Primer
Data primer didapat dengan melakukan studi dokumentasi melalui
buku-buku pelajaran, silabus, soal ujian dan melakukan penelitian lapangan
(field reseach) hal ini dilakukan dengan terjun langsung kelapangan dengan
objek penelitiannya yaitu SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya, guna
mendapatkan data secara faktual dan jelas.
b.Sumber Data Skunder
Data skunder didapat melalui studi kepustakaan (library reseach),
yaitu dengan meneliti sumber-sumber data yang relevan dengan pokok
masalah yang akan diteliti, baik melalui majalah, surat kabar, maupun media
elektronik. Melalui sumber data ini maka akan didapat konsep, teori dan
definisi-definisi yang akan penulis gunakan sebagai landasan berfikir dan
analisa dalam proses penulisan.
4. Teknik Pengambilan Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.7 Yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan guru pada SMPN 1 Kota
Tasikmalaya.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.8 Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik penentuan dan pengambilan sampel
secara purposif aksidental (purposive accidental sampling) artinya dengan
pertimbangan tujuan pragmatis dalam pengumpulan data ini hanya kelas
unggulan dari kelas VII (tujuh) A sebagai kelas akselerasi dan kelas VIII
(delapan) A dan B pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya yang berjumlah tiga
kelas serta guru ekonomi syariah yang berjumlah 8 orang, dengan jumlah
120 responden.
5. Teknik Pengumpulan Data
7 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 1999) h. 72. 8 Ibid.., h. 72
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk kepentingan
pengumpulan data, dalam skripsi ini penulis menggunakan dua macam
pendekatan yaitu :
a. Studi Kepustakaan (Library research)
Pada proses studi kepustakaan ini penulis membaca, memahami dan
mempelajari bahan–bahan tertulis seperti dari buku pelajaran, silabus, soal
ujian, majalah, surat kabar, media elektronik dan informasi-informasi lainnya
yang tertulis yang berhubungan dengan skripsi ini. Melalui cara ini penulis
akan mendapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis
pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan.
b. Studi Lapangan (Field Research)
Dalam studi lapangan ini, untuk mendapatkan data penulis akan
menggunakan dua cara/ instrument yaitu :
1). Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu cara pengumpulan data dalam bentuk daftar
pertanyaan, kuesioner ini dilakukan karena berkaitan dalam menguji persepsi
siswa dan guru tentang ekonomi syari'ah yang akan diuji secara kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (tindakan) dengan
menggunakan skala likert. Model skala likert adalah bentuk kuisioner yang
mengungkap sikap dari responden dalam bentuk jawaban yang berupa sangat
setuju (SS), setuju (S), netral (N) tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS)
atau sangat paham (SP), paham (P), Cukup Paham, (CP) kurang paham (KP)
dan tidak paham (TP) dengan kategorisasi pertanyaan sebagai berikut:9
a. Pertanyaan positif diberi skor 5,4,3,2 dan 1
b. Pertanyaan negatif diberi skor 1,2,3,4 dan 5
2). Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menggali data penelitian secara akurat dan
jelas melalui percakapan langsung dengan pihak terkait dalam hal ini pihak
sekolah, yaitu SMPN 1 Kota Tasikmalaya mengenai penerapan pelajaran
ekonomi syariah.
6. Teknik Analisa dan Pengolahan Data
Teknik untuk menganalisis data–data yang sudah diperoleh adalah
analisis kualitatif deskriftif data ini berupa data hasil wawancara. Sedangkan
data kuisioner yang telah terkumpul akan diseleksi, entri data dengan cara
mengelompokan, memberi skor dan mendeskripsikan serta menarik kesimpulan.
Dalam penyelesaian menganalisa data kuesioner penulis akan
menggunakan fasilitas SPSS for window versi 11.5 dan menggunakan metode
Artificial Neuron Network (ANN) alat analisis ini dipakai dengan metode
teknologi untuk memproses proses informasi kompleks dan kecerdasan mesin
yang dianalogikan sebagai upaya penyederhanaan model biological untuk
menguji hipotesis tentang pemrosesan informasi dari kegiatan syaraf dalam
9 M. Sobana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. ke 2
h. 136.
otak pada setiap permasalahan.10
Hal ini dimaksudkan untuk mengukur
sejauhmana tingkat kualitas persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah.
7. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku panduan
penulisan skripsi yang diterbitkan oleh fakultas Syariah dan Hukum yang
diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul: Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2007.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab dibagi
menjadi beberapa sub judul, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut:
Bab I Merupakan bab pendahuluan yang memuat tentang : latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
Bab II Mengungkapkan landasan teori yaitu memuat tentang : Persepsi, Sistem
Pembelajaran; media pembelajaran, metode pembelajaran, juga
memuat tentang ekonomi syariah, pengertian ekonomi syariah, dan
prinsip–prinsip ekonomi syariah.
10 Efraim Turban dan Jaye Aroson, Decision Support System and Intelligent System, (New
Jersey-Hall International Inc.) Fifth edition P. 653-65, lihat juga Murasa Sarkani Putra ”Bina Rohani:
ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah Bina Rohani (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006).
h. 7.
Bab III Menjabarkan gambaran umum SMPN 1 dan Kota Tasikmalaya, yaitu
memuat tentang: profil SMP Negeri 1 Tasikmalaya dan profil Kota
Tasikmalaya.
Bab IV Menjabarkan hasil penelitian yaitu Pembelajaran Ekonomi Syariah
pada SMPN 1 Tasikmalaya, Profil Responden, Analisis Statistik
Deskriftip, Analisis Penilaian berdasarkan Artificial Neuron
Network (ANN), Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah
pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya dan analisis temuan penelitian.
Bab V Berisi penutup yang memuat tentang: kesimpulan dan saran serta
rekomendasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Kata persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti penglihatan,
tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu.11
Sedangkan menurut
definisi para ahli banyak mengemukakan pendapat masing-masing berbeda satu
sama lain mengenai persepsi.
Menurut Toha Nursalim, persepsi adalah suatu proses membuat
penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat
didalam lapangan pengindraan seseorang. Pembuatan penilalian atau
pembentukan kesan ini, pada dasarnya merupakan suatu upaya pemberian
makna kepada hal-hal tersebut. Disebutkan juga bahwa persepsi sebagai suatu
proses melekat atau memberikan makna kepada informasi sensori yang
diterima seseorang.12
Menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan ”keadaan
integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya”.13
Stimulus yang
diterima oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga
individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diterima oleh alat
penginderanya baik indera penglihat maupun indera pendengarnya.
11 John M. Echol dan Hasan Sadily, kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1990),
h. 242.
12 Toha Nursalim, Psikologi Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 40.
13 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), h. 53.
Alisuf Sabri menyatakan bahwa persepsi adalah proses dimana
individu dapat mengenali objek-objek dan fakta obyektif dengan menggunakan
ala-alat individu.14
Berarti persepsi ini didahului oleh proses penginderaan.
Proses individu mengenali objek-objek dengan alat penginderanya sehingga
individu tersebut menyadari apa yang ia lihat dan yang ia dengar. Kemudian
individu tersebut mengalami persepsi.
Sedangkan menurut Jalaludin Rahmat, persepsi merupakan
pengalaman tentang objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan – hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.15
Menurut Sarlito Wirawan persepsi adalah kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan dan memfokuskan.16
kemampuan
membeda-bedakan antara satu benda dengan yang lainnya dan
mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau serupa, dan
memfokuskan perhatiannya pada satu objek, sedangkan objek – objek yang
lainnya dianggap sebagai latar belakang.
Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan
persepsi adalah proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan
penafsiran dari stimulus yang diterima individu melalui alat-alat inderanya.
Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi terhadap individu dan mengadakan
14 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu,
1993), h. 45.
15 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 2000), h.
51.
16 Sarlito Wirawan Sarowo, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), h.
39.
persepsi yaitu objek yang dipersepsikan, alat indera untuk menerima stimulus
dan adanya perhatian per individu itu sendiri, karena tanpa perhatian tidak akan
terjadi persepsi.
Dalam pengertian tersebut tercakup beberapa proses, diantaranya:
a. Proses menerima rangsangan; proses pertama dalam persepsi adalah
menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber kebanyakan data yang
diterima melalui panca indera.
b. Proses menyeleksi rangsangan; setelah diterima rangsangan atau data
diseleksi demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan–
rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk proses lebih lanjut.
c. Proses pengorganisasian; data atau rangsangan yang telah diterima
selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.
d. Proses penafsiran; setelah data atau rangsangan yang telah diterima diatur, si
penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan telah
terjadi persepsi pada pokoknya memberikan arti kepada berbagai data dan
informasi yang diterima.
e. Proses pengecekkan; setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima
mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar
atau salah.
f. Proses reaksi; tahap terakhir dari proses perceptual ialah bertindak
sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika
seseorang berbuat sesuatu dengan persepsi baik atau buruk yang telah
dibentuknya. Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum menimbulkan
suatu tindakan. Tindakan itu bisa tersembunyi dan bisa terbuka , tindakan
tersembunyi bisa berupa pembentukan pendapat atau sikap. Sedangkan bentuk
tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata tentang persepsinya itu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang terhadap sesuatu atau objek tidak berdiri sendiri,
akan tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar dirinya. Menurut Singgih Gunarsa faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi diantaranya:17
a. Motif
merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian, adanya motif
menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan
sebaliknya.
b. Kesediaan dan harapan
hal ini akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima
selanjutnya sebagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan diinterpretasi.
c. Intensitas rangsangan
kuat lemah rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh bagi individu.
d. Pengulangan suatu rangsangan
pengulangan suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang–
ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh.
17 Singgih Dirga Gunarsa, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Sumber Widya, 1992), cet. ke-4, h.
107.
Kemudian menurut Sarlito wirawan Sarwono, beberapa hal yang
mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:18
a. Perhatian
Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitar kita
sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja.
Perbedaan fokus perhatian antara satu orang dengan yang lainnya,
menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka.
b. Set
Set adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul, perbedaan set
akan menyebabkan perbedaan persepsi. Hal ini akan menentukan pesan mana
yang akan dipilih untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan dipilih itu
akan ditata dan diinterpretasi.
c. Kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan
mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-
kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi.
d. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap
persepsi
e. Ciri kepribadian
Ciri kepribadian seseorang akan mempengaruhi persepsi
18 Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, h. 43-44.
f. Gangguan kejiwaan
Ganguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut
halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat individual, jadi hanya
dialami oleh penderita yang bersangkutan saja.
Persepsi siswa dan guru yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini
adalah proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran yang
diterima oleh siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya melalui alat
inderanya.
B. Sistem Pembelajaran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia belajar berasal dari kata ajar yang
artinya petunjuk kepada orang supaya diketahui (dituruti) sedangkan belajar
berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku
/ tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.19
Menurut Oemar Hamalik belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman.20
Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, tapi lebih dari itu yakni mengalami hasil belajar bukan penguasaan
hasil laithan, melainkan perubahan kelakuan.
1. Pengertian Sistem Pembelajaran
19 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet 2.
20 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995), h. 36.
Sistem pembelajaran berasal dari dua kata yaitu sistem dan
pembelajaran, sistem dapat diartikan suatu kesatuan bisa berbentuk peristiwa,
kejadian, atau benda yang memiliki bagian atau komponen yang saling
berkaitan dan berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar
siswa secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar sebaik-baiknya,
sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.21
Jadi
menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pembelajaran
adalah suatu proses pembimbingan terhadap siswa agar secara sadar dan
terarah mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya. Suatu peristiwa dapat disebut sistem apabila :22
a. Dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
b. Setiap bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri.
c. Seluruh bagian tersebut melakukan fungsi secara bersama.
d. Fungsi bersama yang dilakukannya mempunyai suatu tujuan tertentu.
2. Metode Pembelajaran
Untuk mewujudkan instruksional guru harus pandai dalam memilih
metode pengajaran atau pembelajaran yang lebih relevan dan efektif. Relevan
artinya sesuai dengan bahan pelajaran yang sudah disajikan dan efektif artinya
21 Tim LPMP DKI Jakarta, Media Pembelajaran, (Jakarta: Dikdasmen , 2007), h. 8-10.
22 Ibid. h. 11
kena sasaran (tujuan) yang hendak dicapai. Menurut N. A. Ametembun,
metode pembelajaran dapat dibagi dua, yaitu:23
a. Metode Langsung (Direct Method)
Dalam metode ini guru secara langsung (face to face) berkomunikasi
dengan murid-muridnya ketika sedang menyampaikan bahan pelajaran. Pola
komunikasi dalam metode ini terbagi menjadi tiga bagian:
1) One –way yaitu komunikasi berlangsung satu arah dari guru ke murid.
Contoh dari metode ini adalah metode ceramah.
2) Two –way atau double – way yaitu metode yang berlangsung timbal balik
antara guru kemurid dan murid keguru. Contohnya dalah metode responsi
atau metode tanya jawab.
3) Multiple-way yaitu metode yang berlangsung serba arah, antara guru ke
murid dan antara murid kemurid. Contohnya adalah metode diskusi.
b. Metode tak Langsung (Indirect Method)
Dalam metode ini interaksi guru dan murid media atau alat
komunikasi tertentu. Kita dapat membedakan media menjadi tiga sistem,
yaitu:24
1) Audial yaitu metode mengajar dengan cara mempergunakan alat–alat yang
behubungan dengan indera pendengaran. Misalnya radio dan tipe recorder
23 N. A. Ametembun, Diskusi Suatu Metode Mengajar Berfikir Reflektif dan Inovatif,
(Bandung: Suri, 2000), h. 6-7. 24 N. A. Ametembun, Guru Dalam Administrasi Sekolah Pembngunan, (FIP-IKIP Bandung,
1973), h. 163 – 164.
2) Visual yaitu metode mengajar dengan mempergunakan alat–alat yang
behubungan dengan pendengaran, misalnya mesin proyektor, mesin
mengajar.
3) Audio visual yaitu metode mengajar dengan mempergunakan alat–alat
yang behubungan dengan pendengaran dan penglihatan, film atau televisi.
3. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah
perantara (wasail ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.25
Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam
belajar. Ada beberapa tujuan dalam penggunaan media pembelajaran, yaitu:26
a. Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk memahami materi
pelajaran.
b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi.
c. Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam penggunaan teknologi.
d. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan.
Dengan tujuan-tujuan penggunaan media pembelajaran tersebut maka
diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap proses pembelajaran yaitu:
a. memperlancar proses interaksi.
b. penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
25 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), cet. ke 5, h. 3.
26 Tim LPMP DKI Jakarta, h. 19.
c. proses pembelajaran menjadi menarik.
d. proses pembelajaran menjadi iteraktif.
e. jumlah waktu pembelajaran dapat dikurangi.
f. kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
g. proses belajar dapat terjadi dimana dan kapan saja.
h. meningkatkan sikap positif siswa.
i. peran guru lebih positif dan produktif.
j. mengatasi keterbatasan ruang.
k. menimbulkan pengalaman sama.
Agar proses belajar mengajar menjadi nyaman dan sesuai dengan
kondisi peserta belajar maka diperlukan prinsip-prinsip dalam pemilihan
media pembelajaran diantaranya sebagai berikut:27
a. Berdasarkan tujuan pembelajaran.
b. Sesuai karakteristik peserta didik.
c. Sesuai dengan kemampuan guru/dosen.
d. Sesuai dengan situasi kondisi, waktu dan tempat.
e. Sesuainya biaya dengan hasil yang ingin diharapkan.
f. Sesuai dengan ketersediaan media pembelajaran.
C. Ekonomi Islam
1. Pengertian Ekonomi Islam
27 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002),
cet 1 h. 15-16.
Kata ekonomi dalam bahasa Yunani berasal dari kata oikonomeia yang
terdiri dari dua kata, yaitu oicos yang berarti rumah dan nomos yang berarti
aturan. Jadi secara etimologi ekonomi dapat diartikan sebagai “aturan rumah
tangga”, atau yang lebih jelas lagi ekonomi adalah aturan-aturan untuk
menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik dalam
rumah tangga rakyat (volkshuisshouding) maupun dalam rumah tangga negara
(staatshuishouding).28
Secara terminologis, ekonomi oleh para pakar didefinisikan dengan
ungkapan yang berbeda-beda. Adam Smith mendefinisikan ekonomi sebagai
ilmu kekayaan atau ilmu yang khusus mempelajari sarana-sarana kekayaan
bangsa dengan memusatkan perhatian secara khusus terhadap sebab-sebab
material dan kemakmuran.29
Kemudian apabila ekonomi dikaitkan dengan Islam, mempunyai
makna tersendiri. Dalam mendefinisikan ekonomi Islam para ekonom muslim
masing-masing mempunyai ungkapan yang beragam. Menurut Muhammad
Abdul Al-Arabi yang dimaksud dengan ekonomi Islam adalah sekumpulan
dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
28 Abdullah Zakiy al-Kaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),
h 18-19. 29 Ahmad Muhammad al-Assal Dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip Dan Tujuan
Ekonomi Islam, Terj. Drs. H Imam Safuddin, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 10.
dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan di atas landasan dasar
tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.30
M. A. Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi Islam sebagai ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami
oleh nilai-nilai Islam.31
Definisi lain juga disampaikan oleh M. Umer Chapra,
menurutnya ilmu ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu
pengetahuan yang membantu mewujudkan kesejahteraan manusia melalui
suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan
maqasid, tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan
ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi yang berkepanjangan atau
melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan masyarakat.32
Firman Allah yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan akan
ekonomi atau muamalah ini diantaranya adalah :
�I�!�0� "�☺&,� �J(�0�9 L"�0 �M0N�"�0 63��OP:�0 ? *Q� �☯C' F�F#O8�� �S,�
��&�M�(�0 ? TOUV$ �� "�☺*<
30 Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam suatu Pengantar 1, (Jakarta: Kalam Mulia UI-Press,1988),
cct. 1, h. 3.
31 M. A. Mannan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar – dasar Ekonomi Islam), Terj
Potan Harahap, ( Jakarta: Intermasa, 1992), h. 19.
32 M. Umer Chapra, The Future of Economics:An Islamic Persfective, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h. 108.
PTWUV$ � L"�0 �J�&'( ) ? *Q� S�F' #�WU⌧X�(�0 Y D
Z[�M:\�0 ? =] ) ^"�0 *Q _,�9` �DE,�OU�X�☺�(�0 )� )77 : ا��
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. (al-Qashash ayat 77).
2. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
Ekonomi dalam pandangan Islam bukanlah tujuan akhir dari
kehidupan ini, tetapi sebagai pelengkap kehidupan, sarana untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi, dan pelayanan bagi akidah dan misi yang
diembannya.33
Ekonomi merupakan bagian dari kehidupan dan tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan. Namun ia bukanlah pondasi bangunannya dan
bukan tujuan risalah Islam. Menurut Adiwarman A. Karim bangunan ekonomi
Islam didasarkan atas lima nilai universal yaitu Tauhid atau keimanan, ’Adl
atau keadilan, Nubuwwah atau kenabian, Khilafah atau pemerintahan dan
Ma’ad atau hasil.34
Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun
proposisi-proposisi dan teori-teori ekonomi Islam.
33 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h.
33.
34 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami,( Jakarta: IIIT Indonesia, 2003), ed. ke 2, h.
52.
Namun, teori yang kuat dan baik tanpa ada diterapkan menjadi sistem,
maka yang terjadi hanya menjadi sebuah kajian ilmiah saja tanpa memberi
dampak pada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu dari kelima nilai tersebut
dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal
ekonomi Islam, ketiga prinsip itu adalah multytipe ownership, freedom to act
dan social justice.
a. Kepemilikan Multijenis (Multytipe Ownership)
Nilai tauhid dan nilai adil dalam nilai-nilai universal melahirkan
konsep multytipe ownership. Dalam sistem ekonomi kapitalis, prinsip umum
kepemilikan yang berlaku adalah kepemilikan swasta. Dalam sistem sosialis
kepemilikan Negara. Sedangkan dalam Islam, berlaku prinsip kepemilikan
multijenis, yakni mengakui bermacam-macam bentuk kepemilikan, baik oleh
swasta, negara atau campuran.35
Kekhasan konsep Islam mengenai hak milik pribadi terletak pada
kenyataan bahwa dalam Islam melegtimitasi hak milik tergantung pada moral
yang dikaitkan padanya. Dalam hal ini, lagi-lagi Islam berbeda dari
kapitalisme dan komunisme dalam menempatkan individu selaras dalam
perilaku dinamika ekonomi. Hak milik pribadi merupakan dasar kapitalisme,
peniadaannya merupakan sasaran pokok sosialis.
Pemilikan kekayaan yang tidak terbatas dalam kapitalisme tidak luput
dari kecaman bahwa ia turut bertanggung jawab akan kesenjangan pembagian
kekayaan dan pendapatan secara mencolok. Hak milik yang tidak ada
35 Ibid. h. 66.
batasnya ini telah membuat si kaya makin kaya si miskin makin miskin. Di
sini terjadi kedaulatan konsumen, kelaliman sistem harga dan pengejaran
keuntungan.36
Pemilikan terletak pada pemilikan kemanfaatannya dan bukan
menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi. Adanya
pembatasan kepemilikan pada sepanjang umurnya selama hidup di dunia, dan
bila orang tersebut wafat, harus didistribusikan kepada ahli warisnya menurut
ketentuan Islam. Pembatasan kepemilikan untuk perseorangan atau individu,
tidak diperbolehkan terhadap sumber-sumber yang menyangkut umum atau
menjadi hajat hidup orang banyak.37
���N/a� �9b'( cdV☺Ne(�0 ��☺')�(�0� fDg�F��"0# ?
��N/a� �9b'( *+�&^(�0 �M���=h(�0� Z��f �9b('0�9�
T,i� fj+k< ��� 65�☺I�( �a 4 ] )� ?0 M��' Wl☺�,� m"�0
*Q "�n5o8��p� b q� ) PT�WUrlc�0 t5�'k'( ⌦M�NX*< )34-33 : إب�اه�� (
Artinya: Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan
yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan Telah
menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia
itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
(Ibrahim ayat 33-34).
36 Ikhwan Abidin Basri, “Ekonomi Islam Suatu Disiplin Dalam Ilmu Sosial”, Jurnal Ekonomi
Islam Muamalatunna, (Mei, 2001), h. 7.
37 Ahmad M. Saepudin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Media Dakwah dan LIPPM,
1984), h. 43.
b. Kebebasan Berusaha (Freedom To Act)
Prinsip kebebasan berusaha diilhami dari nilai Nubuwwah karena
dengan penerapan nilai ini akan melahirkan pribadi–pribadi yang professional
dan prestatif dalam segala bidang, termasuk bidang ekonomi dan bisnis.
Sifat-sifat nabi yang dijadikan model terangkum kedalam empat sifat utama,
yakni Siddiq, Amanah, Fatonah dan Tabligh. Sebisa mungkin setiap muslim
hendaknya harus dapat menyerap sifat-sifat ini agar menjadi bagian
perilakunya sehari-hari dalam segala aspek kehidupan.38
Firman Allah dalam
Al-Quran yang melandasi kebebasan berusaha adalah dalam surat An-Nisa
ayat 29 :
��v; �w��; �xE,2^"�0 ?05C��0�9 *Q ?0y5�k<��' �9b'(-�5�� � lkz3C_�!
f+,{��z�(�� ! |Q ) ] � ��59b' }3�����,� T� ~[0��' ��9b�,i� 4
*Q� ?0y5�:�)' ��9bWUkX� � 4 =] ) ^"�0 �]2⌧B ��9b !
��☺#,$�M )29: ا����ء(
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.
(An-Nisa ayat 29).
Keempat nilai Nubuwah, bila digabungkan dengan nilai keadilan dan
nilai khilafah (good governance) akan melahirkan prinsip freedom to act bagi
setiap muslim, khususnya bagi pelaku bisnis dan ekonomi. Freedom to act
38 Karim, Ekonomi Mikro Islam, h. 66-67.
bagi setiap individu akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian.
Karena itu mekanisme pasar adalah suatu keharusan dalam Islam, dengan
syarat tidak ada proses distorsi (proses pendzaliman). Potensi distorsi
dikurangi dengan pengahayatan nilai keadilan.
Penegakan nilai keadilan dalam ekonomi dilakukan dengan melarang
semua mafsadah (segala yang merusak) riba, gharar, tadlis dan maysir.
Implikasi ekonomi dari nilai adil ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak
dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang
lain atau merusak alam.39
Negara bertugas menyingkirkan atau paling tidak
mengurangi market distorsion ini. Dengan demikian Negara bertindak sebagai
wasit yang mengawasi interaksi (muamalah) pelaku-pelaku ekonomi dan
bisnis dalam wilayah kekuasaannya untuk menjamin tidak dilarangnya
syariah, supaya tidak ada pihak–pihak yang dzalim atau terdzalimi, sehingga
tercipta iklim ekonomi dan bisnis yang sehat.
c. Keadilan Sosial (Social Justice)
Gabungan nilai khilafah dan ma’ad melahirkan prinsip keadilan sosial.
Dalam Islam, pemerintah bertanggungjawab menjamin pemenuhan kebutuhan
dasar rakyatnya dan menciptakan keseimbangan sosial antara yang kaya dan
yang miskin. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an :
4Y6~ )� #5�☺ � ���n2'\ � �☯' �W� 4 ���'2 �1�5')��;
?0 ��zV�0 ^"�0 ��� !9b'( VT,i� �$�'( ) �6.��⌧� ? �5�n
39 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 15
�9B ��e� � PT,i� Z[�M:\�0 �9B��☺��Ia�0� ���.,� 6 �,X��:a��'� 7���
?0y5!5� ,$�&'( ) 4 =] ) Y 6��M �;��'2 �&O�Y� )د� )61: ه
Artinya : Dan kepada Samud (kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata : hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
Tuhan selain Dia, Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
dan menjadikan kamu pemakmurnya. (Huud ayat 61).
Semua sistem ekonomi mempunyai tujuan yang sama, yaitu
menciptakan sistem perekonomian yang adil, namun tidak semuanya sistem
tersebut mampu dan secara konsisten menciptakan sistem yang adil. Sistem
yang baik adalah sistem yang dengan tegas dan secara konsisten menjalankan
prinsip-prinsip keadilan. Dalam sistem sosialis, keadilan akan terwujud
apabila masyarakatnya dapat menikmati barang dan jasa dengan sama rasa
dan sama rata. Sedangkan dalam sistem kapitalis, adil apabila setiap individu
mendapatkan apa yang menjadi haknya. Dalam kenyataanya kita sering
menemui bahwa dalam sistem sosialispun, negara menjadi faktor yang
dominan dan dengan dominasinya tersebut para birokrat dan penguasa
menjadi kaum kapitalis di tengah kaum sosialis yang miskin.
Tidak berbeda dengan sistem kapitalis, sistem yang mendasarkan pada
mekanisme pasar ini bercita-cita keadilan dapat ditegakan, namun
kenyataannya mengatakan tidak. Sistem kapitalis justru mendorong
terbentuknya industri korporasi, melegalkan monopoli dan sangat
mendewakan modal dengan penghargaan yang berlebihan. Dalam Islam
keadilan diartikan sebagai suka sama suka (antaraddiminkum) dan satu pihak
tidak mendzalimi pihak lain (la tadzlimunna wa latudzlamun).40
Islam
menganut sistem mekanisme pasar, namun tidak semuanya diserahkan pada
mekanisme harga. Karena segala distorsi yang muncul dalam perekonomian
tidak sepenuhnya dapat diselesaikan, maka Islam membolehkan adanya
beberapa intervensi, baik intervensi harga maupun pasar. Selain itu, Islam
juga melengkapi perangkat berupa instrumen kebijakan yang difungsikan
untuk mengatasi segala distorsi yang muncul.
40 Karim, Ekonomi Mikro Islam, h. 67-68
BAB III
GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 DAN KOTA TASIKMALAYA
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya
1. Profil SMP Negeri I Tasikmalaya
SMP Negeri 1 Tasikmalaya yang terletak di pusat Kota Tasik
merupakan sekolah yang menerapakan sistem akselerasi di Kota Tasikmalaya,
dimana pendidikan SLTP bisa ditempuh dengan waktu selama dua tahun. Hal
ini tentu menunjukan kualitas dari sekolah ini sebagai kampus pendidikan
“excelent centre” penulis akan memaparkan sekilas tentang profil SMP
Negeri 1 Tasikmalaya.
a. Nama dan Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tasikmalaya
Alamat : Jl. Oto Iskandardinata No 21 ? (0265) 331790
Desa : Empangsari
Kecamatan : Tawang
Kota : Tasikmalaya
Propinsi : Jawa Barat
NSS Lama : 201021303006
NSS Baru : 201327778001
Tahun Didirikan : 01 Maret 1948
Status Akreditasi : “A” (Amat Baik , Nilai = 93,85) TMT. 18 Maret 2005
Status Tanah : Sertifikat Hak Milik ( SHM – Pemerintah )41
b. Kepala Sekolah
Nama Lengkap : Drs. H. DADANG YUDHISTIRA, S.H., M.Pd.
N I P : 131 424 534
Pangkat, Golongan : Pembina Tingkat I , IV / b
Tempat / Tgl Lahir : Ciamis, 19 Mei 1963
Pendidikan terakhir : S2 Magister Pendidikan PKLH Unsil tahun 2002
c. Sejarah Kepemimpinan Sekolah :
Sejak SMP Negeri 1 Tasikmalaya berdiri tahun 1948, kepemimpinan
sekolah telah mengalami pergantian sebagai berikut :42
Tabel 3.1
No. Nama Kepala Sekolah TMT s.d. Keterangan
1. Setja Mangundihardja 6 tahun1948 s.d. 1959 11 tahun
2. Kastama 1959 s.d. 1972 13 tahun
3. Drs. Sareh Soemintamihardja 1972 s.d. 1978 6 tahun
4. Drs. Mumun Darmansyah 1978 s.d. 1988 10 tahun
5. Drs.H. Sufyan Iskandar 1988 s.d. 1995 7 tahun
6. Drs.H. Mumun Mukibat 1996 s.d. 1999 3 tahun
7. Drs. Arifin Sundapriatna 2000 s.d. 2000 3 bulan (wafat)
8. Drs.H. Sunarya, M.M. 2000 s.d. 22 – 03 - 2007 7 tahun
9. Drs.H.Dadang Yudhistira,
S.H.,M.Pd. 2007 s.d. .............
41 Dadang Yudistira, Profil SMPN 1 Tasikmalaya, (Tasikmalaya: Tata Usaha, 2007), h. 6
42 Yudistira, Profil SMPN 1 Tasikmalaya, h. 12
d. Tamatan/Lulusan Sekolah ( 5 tahun terakhir )
Tabel 3.2
Tamatan ( % ) Rata – Rata NEM Siswa yang
Melanjutkan ke SLA % Tahun
Pelajaran Jumlah Target Hasil Target Jumlah Target
2001/ 2002 388 100 6,93 388
2002/ 2003 344 100 6,42 344
2003 2004 300 100 7,44 300
2004/ 2005 315 100 7,59 315
2005/ 2006 312 100 7,80 312
Berdasarkan data pada lima tahun terahir ini, diketahui bahwa lulusan SMP
Negeri 1 Tasikmalaya semuanya melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi.
e. Kondisi/Keadaan siswa ( 5 tahun terakhir )
Semakin tahun peminat masyarakat untuk mendaftarkan anak-anaknya
agar bersekolah semakin tinggi, hal ini tentu membuat sekolah harus betul-
betul dalam melakukan seleksi tehadap calon siswa yang akan diterima di
SMP Negeri 1 Tasikmalaya ini. Tahun pelajaran 2002/03 jumlah siswa 972
orang, 2003/04 jumlahnya 938 orang, 2004/05 jumlahnya 951 orang, 2005/06
jumlahnya 938 orang, 2006 / 07 jumlahnya 974 orang. Berikut data siswa
dalam lima tahun teakhir dalam bentuk grafik:
Jumlah siswa pada 5 tahun terahir
f. Data Ruang Kelas ( 4 tahun terakhir)
Tabel 3.3
Tahun Pelajaran Jumlah Keterangan
2003 / 2004 16 Baik
2004 / 2005 24 Baik
2005 / 2006 24 Baik
2006 / 2007 24 Baik
g. Kondisi Bangunan yang ada
Tabel 3.4
No Uraian Jmlh Kondisi Rusak
Berat
Kondisi
Rusak Ringan Baik
1 Ruang Belajar 25 1
2 Lab IPA 1 1 Dihapuskan
3 Lab Bahasa 1 1
5 Lab Komputer 1
10 Ruang WC Siswa 7
11 R. WC Guru / TU 2
920
930
940
950
960
970
980
Jumlah
2002/03
2003/04
2004/05
2005/06
2006/07
Siswa
Grafik 3.1
Keterangan
12 R.WC Kepala Sekolah 1
13 Ruang Guru 1
14 Ruang Kepala Sekolah 1
15 R. Administrasi TU 1
20 Ruang Kesenian 1 1
22 Ruang Perpustakaan 1 Dihapuskan 1
23 Mesjid 1 1 1
24 Warung Sekolah Kantin 1
h. Ketenagakerjaan
1) Guru/Pengajar
Pengajar disekolah ini terdapat lulusan S2 tiga orang, S1 49 orang pegawai
tetap dan 1 orang honorer, D3 7 orang pegawai tetap, dan D1 6 orang pegawai
tetap dan 1 orang honorer serta lulusan PGSLTP satu orang sebagai pegawai
honorer. Jika digambarkan dalam bentu grafik maka sebagai berikut:
2) Tata Usaha/TU
Untuk tenaga tata usaha, sekolah ini mempunyai karyawan 1 orang lulusan
S1, 5 orang pegawai tetap dan 3 orang pegawai honorer, Lulusan SLTA dan 3
0
10
20
30
40
50
Tetap Honorer
S2
S1
D3
D1
PGSLTP
Keterangan
Grafik 3.2
Grafik 3.3
orang lulusan SLTP sebagai pegawai honorer. Jika digambarkan dalam bentuk
grafik maka sebagai berikut:
i. Potensi di Lingkungan Sekolah yang Mendukung Program adalah :
a. Potensi minat siswa melanjutkan ke SMP Negeri 1 Tasikmalaya makin
meningkat.
b. Potensi Akademik yang dimiliki siswa makin meningkat.
c. Potensi dan motivasi serta komitmen kerja guru untuk selalu menjadi yang
terbaik.
d. Profesionalisme dan gairah kinerja yang dimiliki guru mata pelajaran,
bimbingan konseling dan staf makin meningkat.
e. Lingkungan sekolah, Sarana / prasarana, laboratorium dan perpustakaan
yang kondusif.
f. Potensi kepengurusan Komite Sekolah yang telah tertata dengan baik,
dengan komposisi pengurus yang cukup kredibel.
g. Potensi Orang tua dari golongan kaya atau berkecukupan sebagai Sumber
Daya Manusia yang dapat membantu memberdayakan potensi siswa
0
1
2
3
4
5
Tetap Honorer
S1
SLTA
SLTP
Keterangan
melalui Komite Sekolah.
2. Profil Manajemen dan Pengelola Sekolah
a. Profil Wakasek dan Pembantu Kepala Sekolah
Tabel 3.5
No. Jabatan Nama Profil
1. Wakil Kepala
Sekolah
Hj. Euis Supriatin,S.Pd.
2. PKS Kurikulum Drs. Agus Mulyadi
3. PKS Kesiswaan Drs. Budi Supriadi
4. PKS Sarana
Prasarana
H. Nana Suryana
5. PKS Humas Drs. Agus Nuryana
Kinerja tim sudah kompak dan
kondusif, punya komitmen
tinggi, penataan administrasi
sekolah tertib, inovasi dan
tanggung jawab tinggi, sudah
punya program kerja dan
rekaman kegiatan sesuai
TUPOKSI.
b. Profil Staf Tata Usaha
Tabel 3.6
No. Jabatan Nama Profil
1. Kepala Tata Usaha Suryaman
2. Kepala Perpustakaan Hj. Euis Supriatin
3. Urusan Persuratan Beti Sukriawati
4. Urusan Kesiswaan Ruhiman
Didi Mardiana
5. Urusan Perlengkapan N. Rita Juwita
Rachmat Rochimat
6. Bendahara Pengelola
BOS
Cucu Suryatinah
7. Bendahara Rutin Hadiyan Hanafi
8. Urusan kepegawaian Nunung
Kinerja Staf tata Usaha sudah
kompak dan kondusif, punya
komitmen tinggi untuk menjadi
sekolah yang tertib administrasi
dan tepat laporan , penataan
administrasi sekolah tertib,
inovasi dan tanggung jawab
tinggi, sudah punya program
kerja dan sudah memiliki
program dan TUPOKSI.
9. Urusan Umum Dani Gunandi
10. Iim Sukiman
11.
Pembantu Pelaksana
Nurwahid
3. Program Masa Mendatang dan Rekomendasi
a. Fasilitas Penunjang yang telah diadakan :
Tabel 3.7
1 Gerakan Infaq Al-Quran dan pengadaan Al-Quran kelas
2 Pengadaan Buku Kamus dan Buku referensi
3 Pengadaan alat media elektronik kelengkapan upacara
4 Pengadaan 1 unit komputer P4 kantor beserta kelengkapannya.
5 Pengadaan Buku-buku KTSP dan Permendiknas 22.23.24 Tahun 2006
6 Penggandaan KTSP SMPN 8 Tasikmalaya pegangan Guru.
7 Pengadaan VCD atau media pembelajaran
8 Pengadaan alat peraga penunjang pembelajaran IPA, IPS, OR,
Matematika.
9 Pengadaan media informasi media massa
10 Pengadaan sarana Olah Raga
b. Program kegiatan Budaya dan kultur Sekolah :
Tabel 3.8
1 Pembudayaan dan pembiasaan Afsussalam siswa-guru-warga sekolah
2 Pembudayaan dan pembiasaan Catur Pesona SMPN 8 Tasikmalaya
3 Pembudayaan dan pembiasaan Sholat Dhuha
4 Pembudayaan dan pembiasaan Sholat Jumat di mesjid sekolah
5 Pembudayaan dan pembiasaan pengajian rutin tiap hari jam pertama
6 Budaya syukur dan istighosah
7 Penerapan negativ dan positif point
8 Penerapan reward terhadap siswa, guru, TU berprestasi
9 Peringatan hari Besar Nasional dan Keagamaan
10 Pengajian singkat sebelum rapat dinas
11 Gerakan infaq Jumat
12 Gerakan Infaq Al-Quran
13 Gerakan gemar baca buku
14 Pembinaan Aklhaqul karimah
15 Pembinaan motivasi untuk menjadi yang terbaik
16 Piket pengamanan sekolah malam hari atas inisitaif dan kebersamaan
17 Kesetiakawan sosial dan gerakan keshalehan sosial.
c. Program dan Kegiatan Kultur Staf Tata Usaha :
Tabel 3.9
1 Wajib hadir paling lambat jam 07.20
2 Wajib menandatangani daftar hadir sebelum jam 07.30
3 Daftar hadir dicoret jika hadir setelah jam 07.30 (kecuali keperluan
dinas)
4 Apel Upacara bendera setiap senin
5 Berdoa dan bersyukur sebelum memulai pekerjaan dinas
6 Sholat Dzuha bersama dan pengajian setiap Jumat pk. 08.00-08.30
d. Prestasi yang telah dicapai :
Tabel 3.10
1 Akreditasi Sekolah dengan kualifikasi Nilai Amat Baik (A), Nilai 94,30.
2 Kinerja Sekolah terbaik tahun 2006
3 Perpustakaan sekolah katagori penghargaan propinsi Jawa barat 2006
4 Lab. Sains terbaik ke-2 Kota Tasikmalaya tahun 2005
4. Materi Pelajaran Ekonomi Syariah.43
Tabel 3.11
Kelas VII atau kelas 1
No Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Uraian Materi Pelajaran
1 Membandingkan
sistem ekonomi
Islam dengan
sistem ekonomi
lain (kapitalis dan
sosialis)
1. Perbedaan sistem
ekonomi Islam dengan
sistem ekonomi lain
(kapitalis dan sosialis)
1.1. Definisi sistem ekonomi
Islam
1.2. Dasar hukum ekonomi
Islam
1.3. Perbandingan karakteristik
(ciri-ciri) ekonomi Islam
dengan ekonomi lain
(kapitalis dan sosialis)
1.4. Prinsip-prinsip ekonomi
Islam.
1.5. Motif ekonomi Islam.
2. Mengidentifikasi
permasalahan
ekonomi
2. Menganalisa
kebutuhan dan sumber
daya.
2.1. Macam-macam kebutuhan
manusia
2.2. Penyebaba kebutuhan
manusia yang beragam
2.3. Keterbatasan sumber daya.
2.4. Pemenuhan kebutuhan
menurut konsep Islam.
3
Menganalisis
kegiatan ekonomi
sehari-hari sesuai
dengan ajaran
Islam.
3. Menganalisa kegiatan
produksi dalam Islam.
3.1. Pengertian produksi
dalam Islam.
3.2. Dasar hukum kegiatan
produksi dalam Islam.
3.3. Etika produksi dalam
Islam.
3.4. Contoh hasil produksi
43 MGMP Ekonomi Tasikmalaya, silabus Mulok Ekonomi Syariah Untuk SMP/MTs,
(Tasikmalaya: Pemkot Tasikmalaya, 2006).
yang Islam
4. Menganalisa kegiatan
konsumsi dalam Islam
4.1. Pengertian konsumsi
dalam Islam
4.2. Dasara hukum kegiatan
konsumsi dalam Islam
4.3. Perilaku konsumsi dalam
Islam.
4.4. Hakekat konsumsi dalam
Islam.
5. Menganalisa jual beli
barang dan jasa dalam
Islam.
5.1 Pengertian permintaan dan
penawaran dalam Islam
5.2 Dasar hukum kegiatan
jual beli dalam Islam.
5.3 Hubungana antara
permintaan dan harga
barang.
5.4 Hubungan antara
penawaran dan harga
barang
5.5 Mekanisme pasar dan
harga menurut Islam.
5.6 Tugas negara dalam
menentukan harga
Tabel 3.12
Kelas VIII atau kelas 2
No Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Uraian Materi Pelajaran
1 Mendeskripsikan
perekonomian di
zaman Nabi
Muhammad SAW.
1. penerapan sistem
ekonomi Islam pada
zaman Nabi SAW
1. Pembangunan ekonomi pada
zaman Nabi SAW..
2. Keuangan negara pada zaman
Nabi SAW.
3. Contoh-contoh sumber
penerimaan & pengeluaran
negara pada zaman Nabi
SAW.
2 Menyebutkan
beberapa pemikir
ekonomi Islam.
2. Beberapa pemikir
ekonomi Islam
2.1. Masa imam Al Ghajali
(450-505 H / 1058-1111 M).
Tentang mekanisme pasar.
2.2. Masa Ibnu Taimiyah (661-
728 H / 1263-1328 M).
tentang mekanisme pasar.
2.3. Masa ibnu Khaldun (732-
807 H / 1332-1383 M).
ekonomi suatu negara.
3.
Menganalisa pola
muamalah dalam
Islam
3. Pola muamalah
dalam
Islam
3.1 Konsep ibadah dalam
Islam
3.2 Muamalah bagian dari
Islam.
3.3. Prinsip dan etika bisnis
dalam Islam.
4. Menganalisa
permasalahan riba
4. Masalah riba 4.1 Pengertian riba.
4.2 Karakteristik (ciri-ciri) riba.
4.3 Macam-macam riba.
4.4 Beberapa pandangan tentang
riba.
4.5 Alasan pelartangan riba
dalam Islam.
Tabel 3.13
Kelas IX atau kelas 3
No Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Uraian Materi Pelajaran
1.
Menyimpulkan
pengertian, jenis,
dan fungsi uang
menurut Islam.
1.1. Pengertian uang.
1.2. Syarat uang.
1.3. Sejarah, peran dan
standar uang.
1.4. Sejarah bank.
1.5. Definisi bank.
1.6. Latar belakang bank
Islam.
1.7. Contoh bank
syariah.
1.1. Pengertian uang menurut
Islam.
1.2. Syarat uang menurut Islam
1.3. Sejarah, peran dan standar
uang
1.4. Sejarah bank.
1.5. Definisi bank Islam.
1.6. Latar belakang bank
Islam.
1.7. Contoh bank syariah.
2. Mengidentifikasi
produk perbankan
syariah
2.1. Perbedaan bunga
dan bagi hasil.
2.2. Landasan hukum
bank syariah.
2.3. Produk bank
syariah.
2.1. Perbedaan bunga dan bagi
hasil.
2.2. Landasan hukum bank
syariah.
2.3. Produk bank syariah.
3. Menyimpulkan
fungsi zakat, infaq,
dan sadaqah
3. Pengertian zakat,
infaq, sadaqah
3.1. Pengertian zakat, infaq,
sadaqah.
3.2. Syarat harta yang wajib
dizakati.
3.3. Mustahiq zakat.
4. Mendeskripsikan
produk lembaga
4. Observasi lapangan
kepada lembaga
3.1 Pengenalan dari pihak
lembaga keuangan
keuangan syariah keuangan syariah syariah.
3.2 Aplikasi produk lembaga
keuangan syariah kedalam
dunia realita
5. Tanggapan terhadap kurikulum
Dari materi pelajaran yang tercantum di atas penulis memberikan
tanggapan atau menganalisa bahwa materi pelajaran yang diberikan
cenderung menyesuaikan dengan pelajaran IPS terpadu atau ekonomi
konvensional, menurut analisa penulis, kalau seperti itu seakan-akan pelajaran
ekonomi syariah tidak berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan
yang punya kosep tersendiri. tetapi disisi lain ketika pelajaran ini
menyesuaikan dengan pelajaran ekonomi konvensional maka para siswa akan
lebih mudah untuk mengerti perbedaan ekonomi konvensional dan ekonomi
Islam sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.
Sebagian dasar-dasar dari sistem ekonomi Islam sebagai sebuah
muamalah dalam Islam belum disampaikan, seperti teori transaksi/akad dalam
Islam misalnya mudharabah dan musyarakah. Materi pelajaran yang
diberikanpun sudah cukup general dari sistem ekonomi Islam sehingga sudah
masuk ke mikro ekonomi. Hal ini cukup baik, sebagai sebuah dasar pelajaran
untuk dilanjutkan ditingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
B. Gambaran Umum Kota Tasikmalaya
1. Sejarah Kota Tasikmalaya
Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak
terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah
kabupaten induknya. Maka rangkaian sejarah ini merupakan bagian dari
rangakaian perjalanan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai
terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya.
Pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya tahun
1976 sampai dengan 1981 tonggak sejarah lahirnya kota Tasikmalaya dimulai
dengan diresmikannya Kota Administratif Tasikmalaya melalui peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976 oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir
Machmud. Pada awal pembentukannya, wilayah kota Administratif
Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung dan Tawang
dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.44
Berikut ini urutan pemegang jabatan Walikotatif Tasikmalaya dari
terbentuknya kota administratif sampai menjelang terbentuknya pemerintah
Kota Tasikmalaya :45
1. Drs. H. Oman Roesman (1976-1983);
2. H. Yeng DS Partawinata (1985-1989);
3. Drs. R.Y. wahyu (1989-1992);
4. H. Erdhi Hardhiana (1992-1999);
5. Drs. Bubun Bunyamin (1999-2007).
44 Pemkot Tasikmalaya, “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.
tasikmalayakota.go.id 5 Pemkot Tasikmalaya, www.tasikmalayakota.go.id
Berkat perjuangan unsur Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang
dipimpin Bupati saat itu H. Suljana WH. beserta tokoh masyarakat Kabupaten
Tasikmalaya dirintislah pembentukan Kota Tasikmalaya dengan lahirnya tim
sukses pembentukan Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang diketuai oleh H.
Yeng Ds. Partawinata SH. bersama tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Melalui
proses panjang akhirnya di bawah pimpinan Bupati Drs. Tatang Farhanul
Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001 melalui Undang-undang Nomor 10
Tahun 2001, Kota Tasikmalaya diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas
nama Presiden RI di Jakarta.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota
Tasikmalaya, telah mengantarkan Pemerintah Kota Administratif Tasikmalaya
melewati pintu gerbang Daerah Otonomi Kota Tasikmalaya untuk menjadi
daerah yang mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangga sendiri.
Berbagai langkah untuk mempersiapkan prasarana maupun personil
serta komponen-komponen lainnya guna menunjang penyelengaraan
Pemerintahan Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan sebagai tuntutan dari
pembentukan daerah otonom itu sendiri.
Pada tanggal 18 Oktober 2001 pelantikan Drs. H. Wahyu Suradiharja
sebagai PJ Walikota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di
Gedung Sate Bandung. Sesuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa
wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 Kecamatan dengan jumlah Kelurahan
sebanyak 15 dan Desa sebanyak 54. tetapi dalam perjalanannya melalui Perda
No. 30 Tahun 2003 tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan, desa-
desa dilingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi
Kelurahan, oleh karena itu maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69
kelurahan, sedangkan kedelapan kecamatan tersebut antara lain : Kecamatan
Tawang, Kecamatan Cihideung, Kecamatan Cipedes, Kecamatan Indihiang,
Kecamatan Kawalu, Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Mangkubumi dan
Kecamatan Tamansari.
Sebagai salah satu syarat Pemerintah Daerah Otonom diperlukan alat
kelengkapan lainnya berupa Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD). Melalui surat keputusan No. 133 Tahun 2001 Tanggal 13 Desember
2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan
Dewan Perwakilan Rakyat KotaTasikmalaya (PPK-DPRD). selanjutnya
tanggal 30 April 2002 diresmikannya keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya
yang pertama kali.46
2. Visi dan Misi Kota Tasikmalaya
Visi Kota Tasikmalaya adalah ”dengan berlandaskan Iman dan
Taqwa, Kota Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaju
di Priangan Timur tahun 2012” sedangkan Misi dari Kota Tasikmalaya
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan
bertaqwa.
2. Meningkatkan kesadaran hukum dan menegakkan supremasi hukum.
3. Menumbuhkan kekuatan ekonomi kota.
46 Pemkot Tasikmalaya, “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.
tasikmalayakota.go.id
4. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota.
5. Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara
berkelanjutan.
6. Mengoptimalkan dan membangun sarana dan prasarana kota.47
3. Geografi Kota Tasikmalaya
a. Luas Wilayah
Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 tentang
pembentukan Kota Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya memiliki wilayah seluas
17.156,20 Ha atau 171,56 Km2 yang meliputi wilayah 8 Kecamatan, yaitu
Kec. Cipedes, Cihideung, Tawang, Tamansari, Mangkubumi, Kawalu,
Indihiang dan Cibeureum. Data ke-8 Kecamatan yang mencakup 69
Kelurahan sebagaimana Tabel di bawah ini :
Tabel 3. 14
No. Kecamatan Luas Wilayah
(KM2)
Jumlah
Kelurahan
1
2
3
4
Cihideung
Cipedes
Tawang
Indihiang
5,30
8,10
5,33
30,10
6
4
5
13
47 Pemkot Tasikmalaya, Bappeda Tasikmalaya: Rencana Strategis Kota Tasikmalaya , diakses
pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id
5
6
7
8
Kawalu
Cibeureum
Tamansari
Mangkubumi
41,12
29,41
28,52
23,68
10
15
8
8
Jumlah 171,56 69
b. Letak geografis
Kota Tasikmalaya secara geografis memiliki posisi yang strategis,
yaitu berada pada 108o 08' 38" - 108o 24' 02" BT dan 7o 10' - 7o 26' 32" LS
di bagian Tenggara wilayah Propinsi Jawa Barat. Kedudukan atau jarak dari
Ibukota Propinsi Jawa Barat, Bandung + 105, wilayah Kota Tasikmalaya
berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis (Sungai Citanduy)
b. Sebelah Barat : Kab. Tasikmalaya
c. Sebelah Timur : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis
d. Sebelah Selatan : Kab. Tasikmalaya (batas sungai Ciwulan)
c. Penduduk Kota Tasikmalaya
Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2006 sebanyak 617.767
orang. Jumlah penduduk ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,56% bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 2005. Dilihat dari segi
komposisinya, penduduk Kota Tasikmalaya lebih banyak laki-laki dari pada
perempuan yaitu terdiri dari 309.842 orang laki-laki dan 307.925 orang
perempuan dengan sex ratio sebesar 100,62.48
Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan naiknya kepadatan
penduduk pada Tahun 2006 yaitu sebesar 3.601 orang/km2. Kepadatan
tertinggi terdapat di Kecamatan Cihideung sebesar 13.775 orang/km2 dan
terendah terdapat di Kecamatan Kawalu yaitu sebesar 2.028 orang/km2.
Kepadatan penduduk juga dapat dilihat dari rata-rata penduduk per rumah
tangga yang mencapai 3,71 sehingga secara umum setiap rumah tangga
memiliki 3 sampai dengan 4 orang anggota dalam rumah tangga.
4. Potensi Perekonomian Kota Tasikmalaya
a. Perindustrian Kota Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang
memiliki potensi industri cukup besar, khsusunya industri kecil dan kerajinan
yang dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak (+ 5% dari jumlah pnduduk)
tahun ini yaitu 103.968 penumpang dengan nilai pendapatan sebesar
5.395.096.750 rupiah.
Adapun komoditi unggulan industri kerajinan meliputi: bordir,
anyaman mendong, anyaman bambu, alas kaki (kelom geulis, sandal, sepatu),
meubel batik, payung geulis, makanan olahan/ringan yang tersebar di 133
sentra industri kecil di 8 kecamatan yang mencakup 69 kelurahan. Berikut
potensi industri di Kota Tasikmalaya :
Tabel 3.15
48 Pemkot Tasikmalaya, “Badan Pusat Statistik Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008
dari www.tasikmalayakota.go.id
Potensi Industri Tasikmalaya
Bidang Usaha Usaha
unit
Nilai Investasi
Rp
Nilai Produksi
Rp
Tenaga Kerja
orang
Bordir 1.092 74.745.595.000 405.177.301.000 10.380
Anyaman
Mendong
162 5.857.235.000 28.962.874.000 1.889
Anyaman
Bambu
75 1.079.038.000 4.983.106.000 632
Anyam
Mendong
394 26.928.928.000 131.764.608.000 4.335
Meubel 220 8.791.378.000 40.723.515.000 1.408
Batik 30 1.854.116.000 10.219.620.000 4.460
Kerajinan
Payung Geulis
4
76.940.000
332.800.000
37
Makanan
Ringan
369 17.339.685.000 80.221.089.000 2.696
b. Perdagangan Kota Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya merupakan salah satu Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) di Jawa Barat - Priangan Timur. Dengan status sebagai PKW nama
Kota Tasikmalaya menjadi pusat pertumbuhan diwilayah Priangan Timur.
Untuk menunjang sebagai PKW Kota Tasikmalaya dengan Visinya yaitu
”Dengan berlandaskan Iman dan Taqwa Kota Tasikmalaya menjadi pusat
perdagangan dan industri termaju di Priangan Timur Tahun 2012", untuk
mendorong tercapainya Visi tersebut, Kota Tasikmalaya terus memacu
kegiatan dengan perhatian utama pada bidang industri dan perdagangan.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada tahun 2006, potensi
perdagangan di Kota Tasimalaya didominasi dengan penjualan umum.
Penjualan umum dan penjualan makanan dan minuman. Potensi tersebut dapat
dijelaskan sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel 3.16
Potensi perdagangan Tasikmalaya
Perusahaan
(Unit)
Tenaga Kerja
(Orang)
Modal
Rp.
Penjualan Umum 885 4.428 62.365.873.743
Makanan dan
Minuman 549 1.748 9.410.647.500
Berdasarkan perkembangan SIUP Tahun 2006 dapat diketahui jumlah
perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaan secara resmi di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.17
Data perusahaan Tasikmalaya
Klasifikasi Perusahaan Jumlah Perusahaan (Unit)
Perusahaan Kecil 835
Perusahaan Menengah 120
Perusahaan Besar 2
Jumlah 957
Adapun sarana dan prasarana perdagangan yang ada meliputi :
Tabel 3.18
Pasar Tradisional 6 Unit Pasar Modern 7 Unit
1. Cikurubuk
2. Pancasila
3. Gegernoong
4. Padayungan
5. Cibeureum
6. Indihiang
1. Yogya Dept. Store (Jl. Hz. Mustofa)
2. Yogya Dept. Store (Jl. Mitra Batik)
3. Mega Mall (Jl. Veteran)
4. Samudra Toserba (Jl. Hz. Mustofa)
5. Asia Toserba (Jl. Hz. Mustofa)
6. Mayasari Palza (Jl. Cihideung)
c. Usaha Kecil Menengah Kota Tasikmalaya
Perkembangan UKM di Kota Tasikmalaya setiap tahunnya meningkat,
sebagai upaya dalam kebijakannya Pemerintah Kota Tasikmalaya
memberdayakan UKM melalui penambahan iklim usaha yang mendukung
bagi UKM, diantaranya melalui program :
1. Falilitas Penguatan Usaha.
2. Penyumbangan Sentra.
3. Gelar Produk.
4. Pegembagan SDM
5. Penerapan TTB.
Potensi Usaha Kecil Menengah adalah sebagai berikut :
Tabel 3.19
Bidang Usaha : Kecil Bidang Usaha : Menengah
1. Jumlah Unit Usaha : 7.707
2. Nilai Investasi : 203.607.000.000
3. Nilai Produksi : 326.785.000
4. Tenaga Kerja : 772.969
5. Jumlah Sentra : 16
1. Jumlah Unit Usaha : 648
2. Nilai Investasi :
108.706.000.000
3. Nilai Produksi : 483.000.000
4. Tenaga Kerja : 58.320
d. Perkoperasian Kota Tasikmalaya
Pada bidang perkoperasian Kota Tasikmalaya tercatat sebagai tempat
berdirinya koperasi, dimana pada tanggal 11 s.d 14 Juli 1947 diselenggarakan
Konggres Koperasi Indonesia yang pertama di Jl. Dr. Moch. Hatta No.40 Kota
Tasikmalaya, dalam konggres itu tepatnya pada tanggal 12 Juli 1947 dibangun
tugu koperasi sebagai simbol berdirinya koperasi, untuk mengenang
momentum penting tersebut setiap tanggal 12 Juli di peringati hari Koperasi.
Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan Kota Tasikmalaya yang
salah satunya menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas perekonomian masyarakat, maka untuk kewenangan bidang
perkoperasian diarahkan untuk meningkatkan fasilitas dalam bentuk
pernyataan keseimbangan penguatan SDM regulasi dan penguatan modal
usaha kelompok dan meningkatkan peran kelembagaan dan usaha koperasi.
Berdasarkan potensi, jumlah dan jenis koperasi di Kota Tasikmalaya
terdiri dari koperasi Produksi 26 buah, Konsumsi 201 buah, KSP 32 buah,
Kopontra 38 buah, KSU 20 buah, Koperasi Wanita 6 buah, KUD 9 buah,
Koperasi Pasar 7 buah, Koperasi Propersi 2 buah, Koperasi Shunda 4 buah,
Koperasi lainnya 3 buah.49
49 Pemkot Tasikmalaya, “Potensi Ekonomi Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari
www.tasikmalayakota.go.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya
Upaya untuk mewujudkan pendidikan ekonomi syariah untuk tingkat
dasar dan menengah ini bukan sekedar wacana, tetapi hal ini sudah mulai dirintis.
Kita bisa melihat upaya ini misalnya dirintis oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat. Pelajaran Ekonomi Islam di Kota Tasikmalaya diberikan kepada
Siswa SMP/MTs secara bertahap.
Menurut Nahrudin, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Ekonomi Tasikmalaya, Pada mulanya gagasan ini prakarsai oleh Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) ekonomi yang didukung oleh PINBUK
Tasikmalaya pada Tahun 2002/2003, untuk menindak lanjuti gagasan itu pada
Tahun 2003 diadakan seminar dan workshop/pelatihan bagi guru yang bekerja
sama dengan STEI Tazkia. Dan untuk selanjutnya didukung oleh Pemkot
Tasikmalaya, melalui Surat Keputusan (SK) Walikota No. 421.7/Kep. 611-
Disdik/2005, yang menjadikan pelajaran ekonomi Islam sebagai muatan lokal
yang wajib diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs).50
Ketentuan tersebut berlaku mulai Tahun 2006 dimana seluruh sekolah
lanjutan tingkat pertama dan sejenisnya harus mengajarkan muatan lokal tersebut.
Penerapannya dilakukan bertahap, untuk Tahun ajaran 2005/2006 mata pelajaran
50 Wawancara Pribadi dengan Nahrudin, Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya, Tasikmalaya.
8 Maret 2008
ekonomi Islam dimasukan dalam mata pelajaran pengePahaman sosial dan
ekonomi. pelajaran tersebut disampaikan kepada siswa kelas VII (kelas 1 SMP).
Kemudian pada Tahun berikutnya, yaitu Tahun ajaran 2006-2007, pelajaran
ekonomi syariah menjadi muatan lokal wajib untuk siswa kelas VII, VIII dan IX
(siswa kelas 1, 2, dan 3) materinya diberikan untuk dua jam pelajaran.51
Wakil Direktur Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK) Kota
Tasikmalaya Endang Ahmad Yani, mengatakan, ada beberapa alasan penerapan
ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya, yaitu sebagai berikut:
1. Tasikmalaya merupakan daerah yang agamis Islami, dengan indikator:
a. Penduduk Tasikmalaya mayoritas Muslim.
b. Jumlah pondok pesantren 603 buah dengan jumlah santri 76.285 orang
dan ustad 2.970 orang.
2. Visi dan Misi Kota Tasaikmalaya.
3. Undang-undang N0. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
mengenai pelaksanaan pendidikan nasional.52
Dukungan Pemkot Tasikmalaya tidak hanya berupa “Surat Keputusan”
(SK) Walikota yang menjadi payung hukum bagi diajarkannya mata pelajaran
ekonomi syariah di sekolah, tetapi pemkot juga memberikan dukungan dana
51 Ibid, 8 Maret 2008
52 Wawancara Pribadi dengan Endang Ahmad Yani, Wakil Direktur PINBUK Tasikmalaya,
Tasikmalaya, 6 September 2007.
melalui dinas pendidikannya yaitu menerbitkan buku mata pelajaran ekonomi
syariah yang mencapai 7500 eksemplar.53
Untuk penerapan ekonomi syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya, dimulai
sejak terbitnya Surat Keputusan (SK) Walikota Tasikmalaya tentang penerapan
Mulok ekonomi syariah, yaitu pada Tahun ajaran 2005/2006, yang secara
serempak diseluruh SMP dan MTs. Yang ada di Kota Tasikmalaya.
Di sekolah ini pelajaran ekonomi syariah sekarang sudah diterapkan
dalam bentuk pelajaran tersendiri dalam bentuk muatan lokal ekonomi syariah,
dengan waktu dua jam pelajaran perminnggunya, untuk beberapa kompetensi
dasar ada yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi konvensional, hal ini
bertujuan untuk membuat perbandingan antara ekonomi syariah dengan ekonomi
konvensional, model ini disebut dengan sistem lintas kurikulum atau
komparatif.54
Untuk model pembelajarannya sendiri digunakan metode ceramah dan
incuiri penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah, selain itu
juga dilakukan diskusi kelas. Lebih khusus untuk mendukung incuiri penemuan,
sekolah ini akan membentuk koperasi siswa berbasis syariah dengan tujuan agar
para siswa langsung terjun pada lemabaga keuangan syariah.55
53 Nahrudin, 8 Maret 2008
54 Wawancara Pribadi dengan Yanyan Herdiyana, Guru Ekonomi Syariah, Tasikmalaya, 6
Maret 2008.
55 Ibid., 6 Maret 2008
B. Analisis Penelitian
1. Profil Responden
Dalam profil responden ini penulis mencoba membagi kedalam dua
tabel, yakni jenis kelamin dan umur responden. Dari data ini akan diperoleh
gambaran tentang responden.
Tabel 4.1
Gambaran mengenai jenis kelamin responden
N = 120
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 48 40.0 40.0 40.0
Perempuan 72 60.0 60.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber:diolah dari data lapangan Tahun 2008
Menurut tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 60% dari responden adalah
perempuan dan 40% dari responden adalah laki-laki. Maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar dari responden adalah perempuan. Jika digambarkan
dalam bentuk grafik, maka sebagai berikut:
Grafik 4.1
Gambaran mengenai jenis kelamin responden
Perempuan
Laki-laki
Tabel 4.2
40%
60%
N = 120
keterangan
Laki-laki
Perempuan
Gambaran mengenai umur responden
N = 120
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 11 - 20 112 93.3 93.3 93.3
31 - 40 2 1.7 1.7 95.0
41 - 50 6 5.0 5.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.2 menunjukan gambaran tentang umur responden, yaitu 93,3%
responden berusia antara 11 sampai 20 Tahun, 5% berusia antara 41 sampai 50
Tahun dan 1,7% berusia antara 31 sampai 40 Tahun. berdasarkan data di atas
dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari responden berumur antara 11 sampai
20 Tahun, yaitu umur 13 dan 14 Tahun. Maka jika digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
Grafik 3.2
Gambaran Usia Responden
41 - 50
31 - 40
11 - 20
2. Analisis Deskriptif Statistik
tahun 5 %
tahun 1.7 %
tahun 93.3%
N = 120
Keterangan
11-20 Tahun
31-40 Tahun
41-50 tahun
Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa dan guru tentang
ekonomi Syariah, maka responden diminta untuk menjawab 25 item pernyataan
yang mencakup aspek pengetahuan, keyakinan sikap dan kecenderungan
bertindak. Adapun untuk mengetahui gambaran secara detail dari hasil
kuesioner mengenai persepsi responden terhadap ekonomi syariah maka akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengetahuan Responden Tentang Ekonomi Islam
Pernyataan yang menyangkut tentang pengetahuan ini memuat pada
16 pernyataan yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang telah responden
dapatkan yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pengertian ekonomi Islam
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Kurang Paham 3 2.5
Cukup Paham 4 3.3
Paham 40 33.3
Sangat Paham 73 60.8
Total 120 100.0
4.52
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Dari tabel 4.3 didapat informasi mengenai pengetahuanan responden
terhadap pengertian ekonomi Islam, yaitu 60,8% responden menyatakan
sangat paham, sementara 33,3% responden menyatakan paham, 3,3 %
menyatakan cukup paham sedangkan sisanya yaitu 2,5% dari responden
menyatakan kurang paham. Artinya bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pengertian ekonomi Islam.
Selanjutnya untuk memperkuat pernyataan diatas, mean atau rataan
dari jawaban responden berada pada angka 4,52 yang artinya nilai ini
mendekati angka 5 (sangat paham) dalam skala likert. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden berada dalam skala sangat
paham, hal ini berarti responden sangat memahami tentang pengertian
ekonomi Islam.
Tabel 4. 4
Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Netral 34 28.3
Tidak Setuju 55 45.8
Sangat Tidak Setuju 31 25.8
Total 120 100.0
3.98
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pada tabel 4.4 menunjukan anggapan kebanyakan masyarakat bahwa
sistem ekonomi Islam meniru terhadap sistem ekonomi yang sudah ada,
ternyata tidak begitu halnya dengan pandangan para responden, hal ini
dibuktikan dengan 45,8% responden menyatakan tidak setuju, 28,3%
menyatakan netral dan 25,8% menyatakan sangat tidak setuju.
Untuk lebih memperkuat pernyataan diatas, mean berada pada angka
3,98 atau mendekati nilai 4 artinya bahwa rata-rata dari responden tidak setuju
dengan pernyataan sistem ekonomi syariah meniru terhadap sistem ekonomi
konvensional. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata
responden memilki pemahaman yang baik tentang ekonomi syariah.
Tabel 4. 5
Sumber utama ekonomi Islam
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Kurang Paham 2 1.7
Cukup Paham 10 8.3
Paham 33 27.5
Sangat Paham 75 62.5
Total 120 100.0
4.51
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Dari tabel 4.5 didapat informasi mengenai pemahaman responden
terhadap sumber utama dari ekonomi syariah, yaitu 62,5% responden
menyatakan sangat paham, 27,5% responden menyatakan paham 8,3%
responden menyatakan cukup paham dan 1.7% responden menyatakan kurang
paham. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden sudah
memahami sumber utama ekonomi Islam.
Berdasarkan pada tabel di atas didapat angka mean 4,51 atau
mendekati angka 5, artinya rata-rata dari responden menyatakan sangat paham
bahwa sumber utama ekonomi Islam adalah Al-Qur’an dan sunnah. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memahami terhadap sumber
utama ekonomi Islam.
Tabel 4. 6
Tujuan utama Ekonomi Islam
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Cukup Paham 7 5.8
Paham 34 28.3
4.60
Sangat Paham 79 65.8
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pernyataan responden terhadap tujuan utama dari ekonomi Islam yaitu
tercapainya kebahagiaan di dunia maupun akhirat pada tabel 4.6 menunjukan
65,8% sangat paham, 28,3% paham dan 5,8% cukup paham. Bedasarkan
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat paham terhadap tujuan ekonomi Islam tersebut.
Kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagai tujuan utama ekonomi
Islam, berdasarkan pada tabel didapat angka mean 4,60 atau berada pada skala
5 (sangat paham) dalam skala likert, atau dapat ditarik kesimpulan bahwa
rata-rata responden mempunyai pemahaman yang tinggi terhadap tujuan
ekonomi Islam.
Tabel 4. 7
Tauhid sebagai prinsip dasar ekonomi Islam
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Tidak Paham 2 1.7
Cukup Paham 15 12.5
Paham 57 47.5
Sangat Paham 46 38.3
Total 120 100.0
4.21
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Dari tabel frekuensi 4.7 didapat gambaran tentang pemahaman
responden mengenai tauhid sebagai prinsip/teori dasar dalam ekonomi Islam,
yaitu 47,5% responden menyatakan paham, 38,3% menyatakan sangat paham,
12,5% menyatakan cukup paham dan 1,7% menyatakan sangat kurang paham.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa responden memahami bahwa
tauhid sebagai prinsip/teori dasar ekonomi syariah.
Hal senada juga ditunjukan tabel statistik, dimana mean berada pada
angka 4,21 atau berada pada sekala 4 (paham), Artinya rata-rata responden
menyatakan paham/tahu bahwa tauhid sebagai prinsip dasar ekonomi Islam
dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memahami tentang prinsip
dasar ekonomi Islam.
Tabel 4. 8
Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Cukup Paham 10 8.3
Paham 39 32.5
Sangat Paham 71 59.2
Total 120 100.0
4.51
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.7 menunjukan pengetahuan responden tentang konsep harta
dalam Islam yaitu sebagai titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam
pemanfaatannya, 59.2% responden menyatakan sangat paham, 32,5%
menyatakan paham dan 8,3% rasponden menyatakan cukup paham. Menurut
tabel frekuensi di atas dapat disimpukan bahwa lebih dari setengah responden
menyatakan sangat paham terhadap konsep harta tersebut.
Tabel di atas menunjukan mean pada angka 4,51 mendekati skala 5
(sangat paham) yang artinya responden sangat memahami bahwa harta dalam
Islam sebagai titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam pemanfaatannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang tinggi tentang konsep harta dalam Islam.
Tabel 4.9
Para tokoh pemikir ekonomi Islam fase awal
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Tidak Paham 10 8.3
Kurang Paham 22 18.3
Cukup Paham 39 32.5
Paham 36 30.0
Sangat Paham 13 10.8
Total 120 100.0
3.17
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Dari tabel frekuensi 4.9 didapat gambaran tentang pengetahuan
responden mengenai tokoh-tokoh/ulama pemikir ekonomi Islam fase
awal/pertama, yaitu 32,5% responden menyatakan cukup paham, 30%
menyatakan paham, 18,3% menyatakan kurang paham, 10,8% sangat paham
dan 8,3% menyatakan tidak paham. Dari data di atas secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan cukup memahami,
artinya responden cukup mengetahui tentang tokoh-tokoh pemikir ekonomi
Islam ini.
Tabel di atas menunjukan mean pada angka 3,17 atau berada pada
skala 3 (cukup paham) yang artinya rata-rata responden menyatakan cukup
paham terhadap pernyataan bahwa Abu Yusuf, Abu Ubaid dan Al-Ghazali
adalah para ulama/tokoh pemikir ekonomi Islam fase awal/pertama.56
Dengan
56 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Masa Klasik Hingga Kontemporer,
(Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), h. 69.
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden cukup
mengetahui terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4. 10
Uang dalam pandangan Al-Ghazali
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Tidak Paham 1 .8
Kurang Paham 8 6.7
Cukup Paham 64 53.3
Paham 38 31.7
Sangat Paham 9 7.5
Total 120 100.0
3.38
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Al-Ghazali berpandangan bahwa uang itu ibarat cermin ia tidak punya
warna tapi dapat merefleksikan semua warna.57
terhadap konsep ini tabel 4.10
menunjukan 53,3% responden menyatakan cukup paham, 31,7% menyatakan
paham, 7.5% sangat paham, 6,7% kurang paham dan 0,8% responden
menyatakan tidak paham. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
sebagian besar responden menyatakan cukup memahami tentang konsep uang
menurut Al-Ghazali.
Berdasarkan tabel diatas, didapat angka mean 3,38 atau berada pada
skala 3 (cukup paham) yang artinya sebagian besar responden menyatakan
cukup paham dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden sudah
cukup memahami tentang konsep uang menurut Al-Ghazali ini.
57 Ibid. h.128
Tabel 4. 11
Pengertian riba
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Kurang Paham 7 5.8
Cukup Paham 15 12.5
Paham 67 55.8
Sangat Paham 31 25.8
Total 120 100.0
4.02
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.11 menunjukan informasi tentang pemahaman responden
terhadap pengertian riba, yaitu 55,8% menyatakan paham, 25,8% menyatakan
sangat paham, 12,5% cukup paham dan 5,8% menyatakan kurang paham.
Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
menyatakan sangat memahami bahwa riba adalah pengambilan tambahan atas
harta pokok atau modal secara batil.
Dengan nilai mean 4,02 berada pada skala 4 dapat diartikan bahwa
rata-rata responden memahami dengan pengertian riba adalah pengambilan
tambahan atas harta pokok atau modal secara batil. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengetahui terhadap pengertian
riba tersebut.
Tabel 4. 12
Macam-macam riba
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Tidak Paham 1 .8 3.78
Kurang Paham 8 6.7
Cukup Paham 34 28.3
Paham 51 42.5
Sangat Paham 26 21.7
Total 120 100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Qordh, jahiliyah, fadhl dan nasi’ah adalah macam-macam bentuk
riba.58
atas pernyataan ini tabel 4.12 menunjukan 42,5% responden
menyatakan paham, 28,3% menyatakan cukup paham, 21,7% menyatakan
sangat paham dan 0,8% responden menyatakan tidak paham. Dengan
demikian dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
mengetahui/memahami atas pernyataan tersebut.
Untuk memperkuat pernyataan diatas, menurut data statistik mean
menunjukan pada angka 3,78 atau mendekati pada skala 4, artinya sebagian
besar responden menyatakan paham bahwa Qordh, Jahiliyah, fadhl dan
nasi’ah adalah macam-macam bentuk riba dan dari sini dapat disimpulkan
bahwa rata-rata responden mengetahui tentang macam-macam bentuk riba.
Tabel 4. 13
Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Cukup Paham 21 17.5
Paham 60 50.0
Sangat Paham 39 32.5
Total 120 100.0
4.15
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
58 Tim MGMP Ekonomi, Pinbuk dan Pemkot Tasikmalaya, Ekonomi Syariah untuk
SMP/MTs kelas VII. (Tasikmalaya: Sebi Design, 2006) h. 21
Menurut pernyataan responden 50% menyatakan paham, 32,5%
menyatakan sangat paham dan 17,5% dari responden menyatakan cukup.
Secara garis besar dari tabel 4.13 ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden menyatakan paham atas pernyataan akad/transaksi yang dilakukan
dalam ekonomi Islam memiliki konsekuensi dunia dan akhirat. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memahami atas
pernyataan tersebut.
Untuk memperkuat pernyataan diatas, angka mean berada pada 4,15
atau dalam skala 4 (paham) dalam skala likert, atau dapat diartikan bahwa
rata-rata responden menyatakan paham, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa rata-rata responden memahami terhadap konsekuensi akad/transaksi
dalam Islam.
Tabel 4. 14
Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Kurang Paham 3 2.5
Cukup Paham 18 15.0
Paham 67 55.8
Sangat Paham 32 26.7
Total 120 100.0
4.07
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.14 menunjukan pernyataan responden tentang pengetahuannya
bahwa lembaga keuangan syariah tidak terbatas pada perbankan saja, 55,8%
responden menyatakan paham, 26,7% menyatakan sangat paham, 15% cukup
paham dan 2,5% menyatakan kurang paham. Data ini menunjukan bahwa
sebagian besar responden menyatakan paham terhadap pernyataan tersebut.
Deskriptif statistik tentang pernyataan responden tentang
pengetahuannya bahwa lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan
saja, menunjukan mean pada angka 4,07 atau berada pada angka 4 dalam
skala likert, artinya rata-rata responden menyatakan paham. Dari sini dapat
diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden megetahui bahwa
lembaga keuangan syariah tidak terbatas pada dunia perbankan saja.
Tabel 4. 15
Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Sangat Setuju 2 1.7
Setuju 10 8.3
Netral 35 29.2
Tidak Setuju 45 37.5
Sangat Tidak Setuju 28 23.3
Total 120 100.0
3.73
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Menurut 37,5% responden menyatakan tidak setuju bahwa praktek
lembaga keuangan syariah sama saja dengan lembaga keuangn konvesional
dalam arti terdapat unsur bunga, 29,2% menyatakan netral, 23,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 8,3% menyatakan setuju dan 1,7% responden
menyatakan sangat setuju. Berdasarkan pada data tabel 4.15 di atas dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Untuk memperkuat pernyataan di atas data statistik menunjukan mean
pada angka 3,73 atau mendekati angka 4, artinya bahwa rata-rata responden
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa praktik lembaga
keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional atau sama-sama
mengandung unsur bunga/riba. Maka dari sini dapat diambil kesimpulan
bahwa sebagian besar responden mengetahui lembaga keuangan syariah
pratiknya berbeda dengan lembaga keuangan kovensional.
Tabel 4. 16
Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi Islam
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Tidak Paham 4 3.3
Kurang Paham 42 35.0
Paham 55 45.8
Sangat Paham 19 15.8
Total 120 100.0
3.74
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Ciri khas dari sistem ekonomi Islam adalah penerapan sistem bagi
hasil, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.16 menunjukan 45,8% responden
menyatakan paham, 35% menyatakan cukup paham, 15,8% menyatakan
sangat paham dan 3,3% responden menyatakan kurang paham. Frekuensi di
atas menunjukan bahwa sebagian besar responden memahami terhadap
penyataan tersebut.
Deskriptif statistik pernyataan responden tentang pengetahuannya
bahwa ciri khas ekonomi Islam adalah sistem bagi hasil menunjukan mean
pada angka 3,74 atau mendekati pada angka 4 dalam skala likert, artinya rata-
rata responden menyatakan paham. Dari sini dapat diambil kesimpulkan
bahwa rata-rata responden mengetahui ciri khas sistem ekonomi Islam adalah
sistem bagi hasil dan berbeda dengan sistem ekonomi konvensional yaitu
penerapan sistem bunga.
Tabel 4. 17
Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Cukup Paham 43 35.8
Paham 43 35.8
Sangat Paham 34 28.3
Total 120 100.0
3.93
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Baitul mal merupakan lembaga keuangan yang pertama kali didirikan
oleh rasulullah, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.17 menunjukan 35,8%
responden menyatakan paham, 28,3% menyatakan sangat paham, 35,8%
menyatakan cukup. Frekuensi di atas menunjukan kesamaan pernyataan
responden yang menyatakan paham dan cukup paham. Tapi di pihak lain
28,3% responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan tabel statistik didapat angka 3,93 atau berada pada skala 4
(paham) yang artinya rata-rata responden menyatakan paham terhadap
pernyataan Baitul mal merupakan lembaga keuangan yang pertama kali
didirikan oleh rasulullah dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari
responden memiliki pengetahuan baik tentang pernyataan tersebut.
Tabel 4. 18
Sumber keuangan negara masa Rasul
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Kurang Paham 4 3.3
Cukup Paham 26 21.7
Paham 62 51.7
Sangat Paham 28 23.3
Total 120 100.0
3.95
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.18 menunjukan informasi tentang pengetahuan responden
terhadap sumber keuangan Negara masa rasulullah, yaitu 51,7% menyatakan
paham, 23,3% menyatakan sangat paham, 21,7% cukup paham dan 3,3%
menyatakan kurang paham. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden menyatakan paham terhadap pernyataan bahwa
kharaj, zakat dan jizyah atau upeti merupakan sumber keuangan Negara pada
masa rasul.
Untuk memperkuat pernyataan di atas, data statistik menunjukan mean
berada pada angka 3,95 atau mendekati 4, artinya bahwa rata-rata responden
menyatakan paham terhadap pernyataan bahwa kharaj, zakat dan jizyah
merupakan sumber keuangan Negara pada masa rasulullah, Maka dari sini
dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan
yang baik terhadap pernyataan tersebut.
b. Keyakinan Sikap Responden Terhadap Ekonomi Islam
Pernyataan yang menggambarkan keyakinan sikap responden memuat
4 pernyataan yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 19
Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi Islam yang ideal bagi Manusia
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Netral 5 4.2
Setuju 53 44.2
Sangat Setuju 62 51.7
Total 120 100.0
4.48
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Menurut 51,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa sistem
ekonomi Islam ideal bagi manusia, 44,2% menyatakan setuju, 4,2%
menyatakan netral. Berdasarkan pada tabel 4.19 di atas dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan
bahwa sistem ekonomi Islam ideal bagi manusia.
Berdasarkan tabel statistik di atas, didapat angka mean 4,48 atau
berada pada skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden menyatakan
setuju terhadap pernyataan bahwa sistem ekonomi Islam ideal bagi manusia
dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden memiliki
keyakinan terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.20
Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup manusia
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Netral 13 10.8
Setuju 65 54.2
Sangat Setuju 42 35.0
Total 120 100.0
4.24
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.20 menunjukan pernyataan responden tentang keyakinannya
terhadap sistem ekonomi Islam yang didesain untuk kebahagiaan hidup
manusia, 54.2% responden menyatakan setuju, 35% menyatakan sangat
setuju dan 10,8% rasponden menyatakan netral. Menurut tabel frekuensi
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju
artinya mereka sangat meyakini pernyataan tersebut.
Berdasarkan tabel statistik di atas, didapat angka mean 4,24 atau
berada pada skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden menyatakan
setuju terhadap pernyataan bahwa sistem ekonomi Islam didesain untuk
kebahagiaan hidup manusia dan berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa
rata-rata dari responden memilki keyakinan terhadap desain ekonomi Islam
yang dianugerahkan Allah untuk kebahagiaan manusia.
Tabel 4. 21
Ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Tidak Setuju 8 6.7
Netral 39 32.5
Setuju 36 30.0
Sangat Setuju 37 30.8
Total 120 100.0
3.85
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Jika ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara bisa mengangkat dari
keterpurukan ekonomi bangsa, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.21
menunjukan 32.5% responden menyatakan netral, 30% menyatakan setuju,
30,8% menyatakan sangat setuju dan 6,7% responden menyatakan tidak
setuju. Frekuensi tersebut menunjukan sebagian besar responden menyatakan
netral terhadap penyataan tersebut, Artinya mayoritas responden kurang
meyakini.
Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,85
atau mendekati skala 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju
terhadap pernyataan tersebut. Dan dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
rata-rata responden meyakini pernyataan jika ekonomi Islam diterapkan
menjadi kebijakan ekonomi Negara maka bisa mengangkat dari keterpurukan
ekonomi bangsa.
Tabel 4. 22
LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Tidak Setuju 1 .8
Netral 14 11.7
Setuju 66 55.0
Sangat Setuju 39 32.5
Total 120 100.0
4.19
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pada tabel 4.21 didapat informasi mengenai keyakinan responden
lembaga keuangan syariah akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal,
55% responden menyatakan setuju, 32,5% menyatakan sangat setuju, 11,7%
menyatakan netral dan 0,8% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan data
frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut artinya mereka meyakini.
Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 4,19
atau berada pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju
terhadap pernyataan tersebut. Dari data statistik tersebut dapat disimpulkan
bahwa rata-rata responden mempunyai keyakinan bahwa lembaga keuangan
syariah akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal.
c. Kecenderungan Untuk Bertindak
Pernyataan yang menyangkut kecenderungan bertindak responden,
memuat 5 item pernyataan yaitu:
Tabel 4. 23
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, akan menjadi nasabah LKS
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8
Tidak Setuju 4 3.3
Netral 44 36.7
Setuju 49 40.8
Sangat Setuju 22 18.3
Total 120 100.0
3.72
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pada tabel 4.23 akan didapat informasi mengenai kecenderungan
bertindak responden untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syari’ah,
40,8% responden menyatakan setuju, 36,7% menyatakan netral, 3,3% dan
0,8% responden menyatakan sangat tidak setuju. Menurut data frekuensi
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan
setuju untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syariah.
Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,72
atau mendekati pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju
terhadap pernyataan untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syari’ah
setelah mempelajari ekonomi syariah. Dan dari data statistik tersebut dapat
disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki kecenderungan untuk
menjadi nasabah Lembaga Keuangan Syariah.
Tabel 4. 24
Mengunjungi Lembaga Keuangan Syariah
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.7
Tidak Setuju 2 1.7
Netral 29 24.2
Setuju 59 49.2
Sangat Setuju 28 23.3
Total 120 100.0
3.91
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pada tabel 4.24 akan didapat informasi mengenai kecenderungan
bertindak responden mengunjungi lembaga keuangan syari’ah untuk
mengetahui pratiknya, 49,2% responden menyatakan setuju, 24,2%
menyatakan netral, 23,3% menyatakan sangat setuju, 1,7% responden
menyatakan tidak setuju dan 1,7% menyatakan sangat tidak setuju. Dari data
frekuensi ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan
setuju untuk mengunjungi lembaga keuangan syariah dalam mengetahui
praktiknya (studi banding).
Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,91
atau mendekati pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju
terhadap pernyataan untuk mengunjungi lembaga keuangan syari’ah dalam
mengetahui pratiknya. Dan dari data statistik tersebut dapat disimpulkan
bahwa rata-rata responden memiliki kecenderungan untuk mengunjungi
lembaga keuangan syariah.
Tabel 4. 25
Membuat artikel/tulisan-tulisan tentang Ekonomi syariah
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8
Tidak Setuju 8 6.7
Netral 63 52.5
Setuju 38 31.7
sangat Setuju 10 8.3
Total 120 100.0
3.40
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kecenderungan untuk Membuat artikel/tulisan-tulisan tentang
ekonomi syariah menurut 52,5% responden menyatakan netral 31,7%
menyatakan setuju, 8,3% menyatakan sangat setuju, 6,7% menyatakan tidak
setuju dan 0,8% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan pada tabel 4.24
di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan netral
artinya mereka kurang memiliki kecenderungan untuk membuat artikel atau
tulisan-tulisan tentang ekonomi syariah.
Berdasarkan tabel statistik diatas, didapat angka mean 3,40 atau berada
pada skala 3 (netral) yang artinya rata-rata responden menyatakan netral
terhadap pernyataan kecenderungan untuk membuat artikel dan berdasarkan
hal itu dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden kurang memiliki
kemauan untuk membuat tulisan-tulisan tentang ekonomi syariah.
Tabel 4. 26
Mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8
Tidak Setuju 7 5.8
Netral 53 44.2
Setuju 45 37.5
Sangat Setuju 14 11.7
Total 120 100.0
3.53
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.26 menunjukan informasi tentang kecenderungan responden
untuk mengumpulkan referensi dari surat kabar dan media lainnya yang
memungkinkan, yaitu 44,2% menyatakan netral, 37,5% menyatakan sangat
setuju, 11,7% menyatakan sangat setuju dan 5,8% menyatakan tidak setuju
dan 0,8% menyatakan sangat tidak setuju. Menurut tabel frekuensi di atas
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan netral.
Deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,53 atau
mendekati angka 4 yang artinya rata-rata dari responden menyatakan setuju.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa responden memiliki kecenderungan untuk
mengumpulkan atau mengambil referensi dari surat kabar atau media lainnya.
Tabel 4. 27
Tidak boros dalam mengeluarkan uang
N = 120
Frequency Percent Mean
Valid Tidak Setuju 3 2.5
Netral 13 10.8
Setuju 42 35.0
Sangat Setuju 62 51.7
Total 120 100.0
4.36
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.26 menunjukan informasi tentang kecenderungan responden
untuk berbuat tidak boros dalam mengeluarkan uang setelah mereka
mempelajari ekonomi Islam, yaitu 51,7% responden menyatakan sangat
setuju, 35% menyatakan setuju, 10,8% menyatakan netral dan 2,5%
menyatakan tidak setuju. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju.
Untuk memperkuat pernyataan diatas, deskriptif statistik menunjukan
mean berada pada angka 4,36 atau berada pada skala 4 yang artinya rata-rata
dari responden menyatakan setuju. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
responden memiliki kecenderungan untuk bertindak tidak boros setelah
mereka mempelajari ekonomi Islam.
3. Analisa Penilaian berdasarkan Artificial Neuron Network (ANN)
Untuk mengetahui kualitas persepsi responden maka dilakukan analisa
penilaian, analisa disini menggunakan alat analisis Artificial Neuron Network
(ANN)59
alat analisis ini dipakai dengan metode teknologi manusia dimana
proses informasi kompleks dan kecerdasan mesin yang digunakan sebagai
upaya penyederhanaan model biological untuk menguji hipotesis tentang
pemrosesan informasi dari kegiatan syaraf dalam otak pada setiap
permasalahan. Rumus untuk ANN ini adalah:
Y = ∑ Xi . Wi
Y T
= ( 1 / ( 1 + e – y
) )
Keterangan :
Y = Output Wi = Bobot
Xi = Skor e = Konstanta
Untuk selanjutnya setiap isi dari pilar diberikan skor tiap-tiap kelas. Penilaian
skor untuk persepsi responden ditentukan sebagai berikut:
Sangat baik (SB) diberi skor > 0.90
Baik (B) diberi skor 0.71 – 0.89
Sedang (S) diberi skor 0.51 – 0.70
Rendah (R) diberi skor 0.31 – 0.50
Sangat rendah (SR) diberi skor 0.1 – 0.30
Selanjutnya diberikan pembobotan pada setiap pilar dengan ketentuan
yakni disesuaikan dengan banyaknya pertanyaan pada pilar tersebut sehingga
59 Murasa Sarkaniputra, “Bina Rohani: ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah Bina
Rohani, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006), h. 7
total bobot pada setiap pilar ≤ 1 yakni pembobotan disini memiliki nilai
tertinggi 0,3 sedang memiliki nilai 0,2 dan pembobotan yang terendah adalah
0,1. Untuk penilaian kualitas persepsi ditentukan sebagai berikut:
Sangat baik (SB) diberi nilai > 0.90
Baik (B) diberi nilai 0.70 – 0.89
Cukup baik (C) diberi nilai 0.50 – 0.69
Kurang baik (KB) diberi nilai 0.30 – 0.49
Tidak Baik (TB) diberi nilai 0.00 – 0.29
Jika digambarkan dalam skala interval sebagai berikut:
0 0.29 0.49 0.69 0.89 1
Tabel 4.28
Pilar I (Pengetahuan dasar tentang ekonomi Islam)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)
1 Pengertian ekonomi Islam 0.90 0.2 0.18
2 Sumber utama ekonomi Islam 0.90 0.2 0.18
3 Tujuan utama Ekonomi Islam 0.90 0.2 0.18
4
Tauhid sebagai Prinsip Dasar
Ekonomi Islam
0.85
0.2 0.17
5
Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi
Islam
0.80
0.2 0.16
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.87
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kemudian menentukan output transformasi YT
= ( 1 / ( 1 + e – y
) )
= ( 1 / ( 1 + e- 0,87
) )
= 0.7047
Dari hasil penghitungan di atas, output berada pada angka 0.7047 jika
digambarkan maka sebagai berikut:
Gambar 4.3
0 0.29 0.49 0.69 0.7047 0.89 1
berarti bahwa rata–rata persepsi siswa dan guru tentang pemahaman dasar
ekonomi syariah berada pada kategori baik hal ini berarti bahwa proses
pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Tasikmalaya berhasil.
Tabel 4.29
Pilar II (Pengetahuan umum tentang ekonomi Islam)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)
1 Sistem ekonomi Islam meniru sistem
kovensional
0.80
0.2 0.16
2 Harta sebagai titipan yang harus
dioptimalkan pemanfaatannya
0.90
0.1 0.09
3 Konsekuensi akad dalam Ekonomi
Syariah
0.80
0.1 0.08
4 Praktik lembaga keuangan syariah
sama dengan lembaga konvensional
0.80
0.2 0.16
5 Pengertian riba 0.80 0.2 0.16
6 Macam-macam riba 0.80 0.1 0.08
7 Lembaga keuangan syariah tidak
hanya perbankan
0.80
0.1 0.08
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.81
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kemudian menentukan output transformasi YT
= ( 1 / ( 1 + e – y
) )
= ( 1 / ( 1 + e- 0,81
) )
= 0.6921
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, output berada pada angka 0.6921, jika
digambarkan maka sebagai berikut:
Gambar 4.4
Baik
Baik
0.6921
0 0.29 0.49 0.69 0.89 1
Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa persepsi siswa dan guru
tentang pemaahaman umum ekonomi syariah secara umum rata-rata responden
berada pada kategori baik.
Tabel 4.30
Pilar III (Pengetahuan tentang sejarah ekonomi Islam)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)
1 Para ulama/tokoh pemikir ekonomi
Islam fase awal
0.75
0.2 0.15
2 Uang dalam pandangan Al-Ghazali 0.80 0.2 0.16
3 Baitul Mal lembaga keuangan
pertama zaman Rasulullah
0.80
0.3 0.24
4 Sumber keuangan negara masa Rasul 0.80 0.3 0.24
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.79
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kemudian menentukan output transformasi T = ( 1 / ( 1 + e
– y ) )
= ( 1 / ( 1 + e- 0,79
) )
= 0.6878
Berdasarkan pada penghitungan di atas, didapat nilai output pada angka 0.6878
Gambar 4.5
0 0.29 0.49 0.69 0.89 1
dari hasil perhitungan ini berarti bahwa persepsi siswa dan guru yang berkisar
tentang sejarah ekonomi syariah berada pada kategori cukup baik, maka dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran ekonomi syariah cukup berhasil.
Tabel 4.31
Pilar IV (Keyakinan Sikap)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)
17 Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi 0.85 0.2 0.17
0.6878
Islam yang ideal bagi Manusia
18 Sistem ekonomi Islam didesain untuk
kebahagiaan hidup Manusia
0.80
0.3 0.24
19
Ekonomi Islam menjadi kebijakan
Negara bisa mengangkat dari
keterpurukan
0.80
0.2 0.16
20 LKS akan menyalurkan dananya ke
bisnis yang halal
0.80
0.3 0.24
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.81
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kemudian kita menentukan output transformasi YT
= ( 1 / ( 1 + e – y
) )
= ( 1 / ( 1 + e- 0,81
) )
= 0.6921
Dari hasil penghitungan di atas, output transpormasi berada pada angka 0.6921
dengan gambar sebagai berikut:
Gambar 4.6
0 0.29 0.49 0.69 0.89 1
Berdasarkan pada gambar di atas berarti bahwa persepsi siswa dan guru tentang
keyakinan terhadap ekonomi syariah berada pada kategori baik, dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar responden mempengaruhi persepsi mereka
sehingga dirinya merasa yakin terhadap ekonomi syariah.
Tabel 4.32
Pilar V (Kecenderungan untuk bertindak)
No Pernyataan Scoring (Xi) Bobot (Wi) Output (Y)
21
Setelah mengetahui ekonomi Syariah,
menjadi nasabah LKS
0.80
0.2 0.16
22
Mengunjungi untuk mengetahui
praktiknya
0.80
0.2 0.16
23
Membuat artikel/tulisan tentang
Ekonomi syariah
0.75
0.1 0.15
24
mengumpulkan artikel dari surat
kabar dan media lain
0.75
0.2 0.15
25 Setelah belajar ekonomi Islam 0.80 0.3 0.24
0.6921
Baik
menjadi tidak boros
∑ Wi = 1 ∑ Xi . Wi = 0.86
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kemudian menentukan output transformasi YT
= ( 1 / ( 1 + e – y
) )
= ( 1 / ( 1 + e- 0,86
) )
= 0.7026
Dari hasil penghitungan di atas, output transpormasi berada pada angka 0.7047,
dan jika digambarkan maka sebagai berikut:
Gambar 4.7
0 0.29 0.49 0.69 0.89 1
Nilai di atas menunjukan bahwa persepsi siswa dan guru terhadap kecenderungan
untuk bertindak pada ekonomi syariah berada pada kategori baik. dengan
memiliki kecenderungan untuk bertindak yang baik terhadap ekonomi syariah,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri
1 kota Tasikmalaya berhasil.
C. Analisis SWOT Pembelajaran Ekonomi syariah
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
mrumuskan strategi. Analisis ini didasarkan ada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelamahan (weaknesses) dan ancaman
0.7047
Baik
(treaths).60
alat yang diapakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah
matrik SWOT, matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis, yaitu:
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan fikiran, yaitu dengan menggunakan seluruh
kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
b. Strategi ST
Strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cara menghindari
ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
mengatasi kelemahan-kelamahan yang dimiliki.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang besifat defensif dan ditujukan untuk
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.61
Untuk selanjutnya penulis gunakan matrik ini dalam menganalisa
kekuatan, peluang dan kelemahan serta ancaman pada penerapan mulok ekonomi
syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya. Berikut ini adalah diagram matrik SWOT
yang berisi Strategi yang dapat diambil setelah menggabungkan data internal dan
eksternal.
Table 4.33
60 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka, 2006), cet. Ke 14, h. 18-19 61 Ibid., h. 34
Matrik SWOT
Analisis terhadap penerapan Mulok ekonomi syariah
pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya
IFAS
EFAS
STRENGTHS (S)
KEKUATAN 1. Sesuai dengan kultur
masyarakat Tasikmalaya
yang merupakan
masyarakat agamis
2. Sesuai Visi dan Misi
Pemkot Tasikmalaya
”dengan berlandaskan
Iman dan Taqwa Kota
Tasikmalaya menjadi
pusat perdagangan dan
industri termaju di
Priangan timur Tahun
2012”
3. Sesuai dengan Visi dan
Misi sekolah yaitu
“Landasan Iman &
Taqwa”
4. Dukungan dari PINBUK
Tasikmalaya
5. Political Will dari
Pemkot dengan Surat
Keputusan (SK) walikota
sebagai kekuatan hukum
WEAKNESSES (W)
KELEMAHAN 1. Belum adanya Sumber
daya manusia yang
professional (kompeten)
dalam bidang ekonomi
syariah
2. Buku ajar atau buku
panduan yang masih
terbatas
3. Mulok ekonomi syariah
hanya didukung oleh Surat
Keputusan Walikota
sedangkan ada mulok lain
yang didukung oleh Perda
Provinsi yaitu mulok
lingkungan hidup
4. Fasilitas sekolah belum
optimal untuk
pembelajaran ekonomi
syariah
OPPORTUNIES (O)
PELUANG
1. Pesatnya
perkembangan
ekonomi syariah di
Indonesia
2. Banyaknya sektor
bisnis UKM di
Tasikmalaya
3. UU tentang Sisdiknas
No. 22 tanun 1999
tentang Pemda.
mengenai kewenangan
pengaturan di bidang
pendidikan
STRATEGI SO 1. Pengembangan
kurikulum agar lebih
baik
2. Menyediakan waktu
untuk mulok ekonomi
syariah dan berbagi
dengan mulok lain
3. Mendirikan koperasi
siswa berbasis syariah
untuk praktik para siswa
STRATEGI WO 1. Mengadakan pelatihan
guru untuk pelajaran
ekonomi syariah
2. Penambahan koleksi
buku untuk referensi
3. Mengadakan sharing Ilmu
dengan guru agama Islam
dalam membahas ayat Al-
Quran atau hadits
4. Antusias sekolah/
masyarakat
Tasikmalaya dalam
menerapkan Mulok
ekonomi syariah
5. Tersedianya waktu
pelajaran untuk mulok
TREATHS (T)
ANCAMAN 1. Perda Provinsi Jawa
Barat tentang mulok
lingkungan hidup
yang posisinya secara
hukum lebih kuat
2. Mulok lain yang lebih
berpotensi yaitu
kerajinan tangan
STRATEGI ST
1. Melakukan koordinasi
dengan dengan Pemkot,
PINBUK dan lembaga
keuangan syariah (LKS)
terdekat
2.Tetap menjaga hubungan
baik dengan MGMP
ekonomi dalam
meningkatkan kualitas
pembelajaran
STRATEGI WT
1. Mengoptimalkan guru
ekonomi untuk
mengajar ekonomi
syariah
2. Melakukan inovasi
dalam sistem
pembelajaran agar
hasilnya lebih baik dan
lebih diminati
3. memanfaatkan fasilitas
internet sekolah untuk
mendapatkan referensi
Dari Matrik SWOT di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Strategi Strengths Opportunities (SO)
Strategi ini dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan SMP Negeri
I Tasikmalaya disertai pemanfaatan peluang yang sudah ada dengan cara
Pengembangan kurikulum agar lebih baik, Menyediakan waktu untuk mulok
ekonomi syariah dan berbagi dengan mulok lain, Mendirikan koperasi siswa
berbasis syariah untuk praktik para siswa dalam kesehariannya.
2. Strategi Strengthts Threaths (ST)
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan kekuatan sekolah untuk
mengatasi ancaman yang dihadapi oleh sekolah mengingat landasan hukum
yang menjadi payung dalam penerapan ekonomi syariah baru berupa SK
Walikota, sementara ada Perda Provinsi tentang penerapan Mulok
Lingkungan Hidup. Oleh karena itu sekolah perlu melakukan koordinasi
dengan dengan Pemkot, PINBUK dan lembaga keuangan syariah (LKS)
terdekat dalam membangun kekuatan hukum dan proses pembelajaran serta
tetap menjaga hubungan baik dengan MGMP ekonomi dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran dan pengembangan kurrikulum.
3. Strategi Weaknesesses Opportunities (WO)
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan peluang sekaligus dengan
meminimalkan kelemahan yang ada pada sekolah, yaitu dengan mengadakan
pelatihan guru untuk pelajaran ekonomi syariah, penambahan koleksi buku-
buku ekonomi syariah untuk referensi dan untuk meminimalkan kelemahan
dilakukan dengan mengadakan sharing ilmu dengan guru agama Islam dalam
membahas ayat Al-Quran atau hadits karena guru pengajar ekonomi syariah
semuanya berlatar belakang pendidikan IPS/Ekonomi.
4. Strategi Weaknesesses Threaths (WT)
Strategi ini dibuat dengan berdasarkan pada kegiatan yang bersifat
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Dalam
mengatasi kelemahan ini sekolah dapat mengoptimalkan guru ekonomi
untuk mengajar ekonomi syariah dan memanfaatkan fasilitas internet sekolah
untuk mendapatkan referensi, serta melakukan inovasi dalam sistem
pembelajaran agar hasilnya lebih baik dan pelajarannya lebih diminati untuk
menghindari ancaman.
Berdasarkan pendekatan tersebut maka dapat diambil berbagai
kemungkinan sebagai alternatif strategi yang dapat diambil oleh sekolah
dalam pembelajaran ekonomi syariah sebagai langkah strategis, yaitu sebagai
berikut:
a. Merekrut guru yang kompeten dalam bidang ilmu ekonomi syariah atau
paling tidak dengan mengadakan pelatihan.
b. Melengkapi fasilitas yang ada untuk menunjang pembelajaran.
c. Melakukan koordinasi dengan MGMP ekonomi, Pemkot, PINBUK dan
lembaga keuangan syariah (LKS) terdekat secara intens.
d. Membuat pelajaran ekonomi syariah lebih dekat dengan siswa yaitu
dengan mendirikan koperasi siswa syariah.
D. Analisis Temuan Penelitian
1. Penerapan ekonomi syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya.
a. SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya mulai menerapkan mulok ekonomi
syariah sejak terbitnya Surat Keputusan (SK) Walikota Tasikmalaya
tentang penerapan Mulok ekonomi syariah, yaitu pada tahun ajaran
2005/2006.
b. Di sekolah ini pelajaran ekonomi syariah sekarang sudah diterapkan dalam
bentuk pelajaran tersendiri yaitu dalam bentuk muatan lokal ekonomi
syariah, dengan waktu dua jam pelajaran perminnggunya.
c. Untuk model pembelajarannya digunakan metode ceramah dan incuiri
penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah dan
mencari/mengumpilkan artikel-artikel tentang ekonomi syariah di internet
atau surat kabar.
Dari keterangan di atas penulis dapat menganalisa bahwa SMP
Negeri 1 Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang menerapkan
mulok ekonomi syariah sesuai dengan keluarnya surat keputusan
walikota, karena didapat informasi bahwa sebagian sekolah di Kota
Tasikmalaya sudah menerapkan lebih awal yaitu sejak 2003/2004 sebagai
pelopor diantaranya SMP N 2, SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 11
Tasikmalaya. Untuk model pembelajarannya sendiri cukup menarik,
karena diterapkan model komparatif sehingga para siswa akan lebih
mudah dalam pemahaman terhadap ekonomi syariah.
2. Persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah.
a. Jika dilihat dari data mean di atas, penulis dapat melihat bahwa nilai mean
terendah adalah pada item pernyataan nomor 7 mengenai pengetahuan
responden terhadap para tokoh ulama pemikir ekonomi Islam fase awal
yaitu 3,17 atau berada pada skala 3 dalam skala likert yang artinya rata-
rata responden masih memiliki pengetahuan yang cukup tentang para
pemikir ekonomi Islam.
Penulis menganalisa, hal ini mungkin disebabkan tokoh/ulama
pemikir ekonomi yang dipelajari masih terbatas. Walaupun pernyataan ini
bukan termasuk sistem dalam ekonomi Islam, tapi penulis melihat hal ini
menjadi penting karena nantinya akan berhubungan dengan teori ekonomi
yang dikemukakan para tokoh tersebut.
b. Nilai mean tertinggi berada pada item pernyataan nomor 4 yaitu mengenai
tujuan utama ekonomi syariah, dengan nilai mean 4,60 atau mendekati
skala 5 pada skala likert, artinya rata-rata responden menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan bahwa tujuan ekonomi Islam adalah untuk
kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, artinya responden memiliki
pengetahuan yang tinggi tentang tujuan dari ekonomi syariah.
Menurut analisa penulis hal ini bisa menjadi modal utama, karena
ketika responden mengetahui tujuan dari ekonomi syariah maka semangat
untuk mempelajari ekonomi syariah sebagai mata pelajaran baru akan
lebih semangat dan termotivasi.
3. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman dan tangtangan.
a. Faktor yang menjadi kekuatan dalam penerapan ekonomi syariah di
Tasikmalaya selain adanya dorongan semangat masyarakat dan dukungan
Pinbuk juga ada kemauan politik (political will) dari Pemerintah Kota
merupakan faktor penting dalam melandasi penerapan mulok ekonomi
syariah ini.
b. Ada dua ancaman yang dihadapi yaitu peraturan daerah provinsi Jawa
Barat yang mewajibkan penerapan mulok lingkungan hidup, hal ini yang
menjadikan pembagian jam pelajaran antara dua mulok ini, Satu lagi ada
kemungkinan diterapkannya mulok lain yang dikhawatirkan akan
mengancam keberadaan ekonomi syariah.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di SMP Negeri 1
Tasikmalaya sebagai salah satu sekolah yang menerapkan pelajaran ekonomi
syariah, maka dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari hasil
penelitian terhadap jawaban permasalahan yang telah diungkapkan adalah sebagai
berikut:
1. Pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya
diterapkan dalam bentuk pelajaran tersendiri yaitu berupa muatan lokal
(Mulok) ekonomi syariah, dengan alokasi waktu dua jam pelajaran
perminnggunya, dalam metode pembelajarannya untuk beberapa kompetensi
dasar ada yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi konvensional.
Untuk model pembelajarannya digunakan metode ceramah dan incuiri
penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah dan mencari
artikel-artikel di internet atau surat kabar.
2. Persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota
Tasikmalaya berada pada kategori baik, hal ini didasarkan pada penghitungan
statistik deskriftif pada SPSS dengan angka rata-rata mean berada pada 3,93
atau mendekati 4, hal yang sama ditunjukan berdasarkan pada penghitungan
kualitas persepsi dengan metode Artificial Nouron Network (ANN) dengan
angka rata-rata berada pada 0,6921.
3. Analisis SWOT terhadap pemebelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1
Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut :
a. Strenghts/kekuatan
Dukungan dan kultur masyarakat merupakan kekuatan utama dalam
penerapan ekonomi syariah di Tasikmalaya, dukungan Pinbuk dan MGMP
ekonomi serta Surat Keputusan (SK) Walikota yang merupakan faktor
penting dalam melandasi penerapan mulok ekonomi syariah.
b. Weaknesses/kelemahan
Keterbatasan SDM yang kapabel dalam bidang ekonomi syariah, fasilitas
buku ajar yang masih kurang dan fasilitas sekolah yang belum optimal.
c. Treaths/ancaman
Munculnya mulok lain yang secara notabene dimungkinkan lebih cocok
dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
d. Opportunies/peluang
Pesatnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, banyaknya sektor
bisnis UKM di Tasikmalaya dan masih adanya luang waktu untuk
penerapan mulok.
B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan untuk SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya
khususnya sebagai objek penelitian dan lebih umum kepada Pemerintah Kota
Tasikmalaya, Pinbuk dan MGMP ekonomi, yang mungkin dapat dijadikan
sebagai pertimbangan dan masukan, adalah sebagai berikut:
1. Untuk Pihak sekolah
Karena mulok ekonomi syariah merupakan pelajaran baru, sebaiknya sekolah
banyak melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Dinas
Pendidikan, MGMP ekonomi syariah dan Pinbuk sebagai wadah koordinasi
yang menaungi dalam pembelajaran ekonomi syariah ini, sehingga proses
pembelajaran dan pengembangan kurikulum di sekolah akan lebih baik.
Pembuatan laboratorium atau koperasi syariah juga penulis sarankan, karena
akan sangat membantu siswa dalam mengenal praktik sistem ekonomi Islam.
Selain itu, penulis menyarankan agar pembelajaran ekonomi syariah
hendaknya disampaikan oleh guru yang kompeten, agar penyampaian ilmunya
bisa lebih mendalam sebagaimana halnya pelajaran-pelajaran lain, maka
sebaiknya sekolah merekrut guru dari sarjana ekonomi syariah.
2. Untuk MGMP Ekonomi dan PINBUK
Kita ketahui bahwa sumber daya manusia yang kompeten di bidang ekonomi
syariah masih sangat terbatas, maka penulis menyarankan untuk MGMP
Ekonomi dan PINBUK Tasikmalaya setidaknya agar lebih sering melakukan
workshop atau pelatihan untuk penyediaan guru yang kompeten dibidang
ekonomi syariah, sehingga mengasilkan guru yang kompeten dibidangnya dan
nantinya akan balance antara pengembangan kurikulum dengan sumberdaya
yang tersedia. Akan lebih baik lagi kalau kerjasama dengan universitas
setempat untuk penyediaan guru ekonomi syariah.
3. Untuk Pemkot Tasikmalaya
Dukungan pemerintah terhadap mulok ekonomi syariah sangat luar biasa,
mulai penerbitan buku sampai Surat Keputusan Walikota sebagai payung
hukum. Penulis menyampaikan saran agar pemerintah terus bekerjasama
dengan MGMP dan PINBUK dalam pengembangan kurikulum dan
penyediaan fasilitas dan SDM yang kompeten, selain itu penulis sarankan agar
pemkot mensosialisasikan mulok ekonomi syariah ini ke pemerintah Provinsi
dan pemerintah pusat, karena tidak menutup kemungkinan mulok ekonomi
syariah ini menjadi kurikulum nasional, dan Pemkot Tasikmalaya adalah
pelopornya. Selain itu melihat pembelajaran pada tingkat SMP cukup sukses,
maka penulis sarankan agar penerapan mulok ekonomi syariah bisa
dilanjutkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Sehingga terjadi
kesinambungan ilmu pengetahuan pada siswa.
C. Rekomendasi
Penulis berharap akan ada penelitian selanjutnya yang mengungkap tentang
persepsi atau efektivitas pembelajaran ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya ini,
tapi penulis juga berharap penelitian selanjutnya lebih fokus pada sistem
pembelajaran ekonomi syariah, sehingga akan lebih memperbaiki sistem dan
metode pembelajaran serta kurikulum yang telah dilakukan saat ini. Karena
menurut analisa penulis hal ini akan membuat pelajaran ekonomi syariah lebih
diminati oleh pendidik dan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta : 1971
Al-Assal, Ahmad Muhammad dan Abdul Karim, Fathi Ahmad. Sistem Prinsip dan
Tujuan Ekonomi Islam, Terj. Drs. H Imam Safuddin. Bandung: Pustaka Setia,
1999.
Al-Kaf , Abdullah Zakiy. Ekonomi dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia,
2002.
Ametembun, N. A. Diskusi Suatu Metode Mengajar Berfikir Reflektif dan Inovatif.
Bandung: Suri, 2000.
-------------- Guru Dalam Administrasi Sekolah Pembngunan. Bandung: FIP-IKIP
Bandung 1973.
Arsyad, Azhar, Prof. Dr. Media pembelajaran. cet. ke 5. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2004.
Chapra, M. Umer. The Future of Economics: An Islamic Persfective. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cet 2. Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Echol, John M. dan Sadily, Hasan. kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia,
1990.
Hamalik, Oemar, Dr. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islami. ed. ke 2. Jakarta: IIIT Indonesia,
2003.
Lubis, Ibrahim. Ekonomi Islam suatu Pengantar 1. cet. 1. Jakarta: Kalam Mulia
UI-Press,1988.
Mannan, M. A. Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar – dasar Ekonomi Islam),
Terj Potan Harahap. Jakarta: Intermasa, 1992.
MGMP Ekonomi, Silabus Mulok Ekonomi Syariah Untuk SMP/MTs, Tasikmalaya:
MGMP Ekonomi, 2007
Nursalim, Toha. Psikologi Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996
Qardhawi, Yusuf, Dr. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press,
1997.
Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya,
2000.
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka, 2006.
Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman
Ilmu, 1993.
Sakti, Ali. Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern. Jakarta:
Paradigma dan AQSA Publishing, 2007.
Sarkaniputra, Murasa. “Bina Rohani: ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah
Bina Rohani, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006.
Sarowo, Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang, 2000.
Sobana, M. dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian. cet. ke 2 Bandung: Pustaka Setia,
2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 1999.
Tasikmalaya, Pemkot. “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari
www.tasikmalayakota.go.id
---------------, Bappeda Tasikmalaya: Rencana Strategis Kota Tasikmalaya , diakses
pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id
--------------, “Potensi Ekonomi Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari
www.tasikmalayakota.go.id
Tim LPMP DKI Jakarta. Media Pembelajaran. Dikdasmen – Depdiknas, 2006
Turban, Efraim dan Aroson, Jaye. Decision Support System and Intelligent System,
New Jersey-Hall International Inc. Fifth edition
Usman, M. Basyiruddin, M.Pd. dan Asnawir, Prof. Dr. Media Pembelajaran. cet 1.
Jakarta: Ciputat Pres, 2002.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakrta: Andi Offset, 1991.
Wawancara Pribadi dengan Endang Ahmad Yani, Wakil Direktur PINBUK
Tasikmalaya, Tasikmalaya, 6 September 2007
Wawancara Pribadi dengan Nahrudin, Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya,
Tasikmalaya. 8 Maret 2008
Wawancara Pribadi dengan Yanyan Herdiyana, Guru Ekonomi Syariah, Tasikmalaya,
6 Maret 2008
Yudistira, Dadang. Profil SMPN 1 Tasikmalaya, Tasikmalaya: Tata Usaha, 2007.
Lampiran I : Jawaban Wawancara
Responden : Yanyan Herdiyana Spd.
Jabatan : Guru Ekonomi Syariah/ IPS Terpadu
NIP : 480128 840
1. Sejak kapan pelajaran ekonomi syari’ah mulai di terapkan di sekolah ini?
Jawab: penerapan Mulok ekonomi syariah disekolah ini diterapkan sejak
terbitnya peraturan daerah tentang penerapan Mulok tersebut disekolah SLTP di
kota Tasikmalaya. Yakni tahun ajaran 2005/2006
2. Apa yang melandasi diterapkannya pelajaran ekonomi syariah disekolah ini?
Jawab: yang melandasi penerapan ekonomi syariah disini adalah :
1. Visi sekolah yang berlandaskan kepada Iman dan Taqwa
2. Surat edaran dari dinas pendidikan Kota Tasikmalaya tentang penerapan
Mulok Ekonomi Syariah
3. Surat Keputusan (SK) Walikota tentang penerapan Mulok Ekonomi
Syariah
3. Bagaimana pelajaran ekonomi syari’ah diterapkan disekolah ini, apakah dalam
bentuk pelajaran tersendiri atau menginduk kepada pelajaran lain?
Jawab: penerapannya dalam bentuk pelajaran tersendiri, namun ada ada
beberapa kompetensi dasar yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi
umum untuk membuat perbandingan ekonomi Islam dan konvensional yang
disebut dengan lintas kurikulum / dipersifikasi/diferensiasi.
4. Ekonomi syariah adalah mata pelajaran baru. Apakah dinas pendidikan setempat
menyediakan buku- buku pelajaran untuk para siswa dan guru dalam menunjang
pembelajaran?
Jawab: ya... menyediakan, dan itu dijadikan buku perpustakaan
5. Apakah di perpustakaan sekolah ini tersedia buku – buku ekonomi syariah?
Jawab: belum ada, jalan keluarnya adalah dengan mengakses internet disekolah
untuk mencari artikel
6. Untuk menunjang suksesnya pembelajaran, sarana/fasilitas apa yang diberikan
sekolah?
Jawab: Fasilitas yang diberikan berupa internet, dan studi bangding kepada
lembaga keuangan syariah yang kebetulan dekat dengan sekolah dan sudah ada
kerjasama. Kedepan sekolah ini akan membentuk koperasi siswa yang berbasis
syariah.
7. Secara khusus metode apa yang diterapkan dalam pembelajaran ekonomi syari’ah?
Apakah metode tersebut cukup efektif?
Jawab: 1. model ceramah bervariasi dengan tujuan untuk menjelaskan
2. ceramah tidak langsung
3. incuiri penemuan yaitu dengan cara berkunjung
Menurut kami cara tersebut cukup efektif
8. Dalam pengajaran / pembelajaran, media apa yang digunakan? Apakah cukup
efektif?
Jawab: infokus dan Power pin buku pelajaran dan internet, dan media ini cukup
efektif
9. Untuk sumber daya manusia dalam hal ini guru mata pelajaran, apakah ada
pelatihan khusus?
Jawab: dari sekolah ini secara khusus tidak ada, tapi ada kegiatan yang
dilakukan oleh MGMP setiap bulannya. Kegiatan lain ada seminar dan workshop
10. Dalam hal spesialisasi guru mata pelajaran, apakah sekolah ini sudah memilki
guru khusus pelajaran ekonomi syari’ah?
Jawab: secara khusus belum ada, tapi yang mengajar IPS, karena system nya
terpadu, untuk ayat dan hadist guru biasa sharing dengan guru agama.
Nama responden : Drs. Nahrudin, MM.
Jabatan : Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya
1. Sejak kapan pelajaran ekonomi syariah mulai di terapkan di Kota Tasikmalaya?
Jawab: Secara resmi Mulok ekonomi syariah mulai diterapkan pada tahun
pelajaran 2005/2006 yaitu sejak keluarnya SK Walikota, tetapi sebelumnya sudah
ada beberapa sekolah yang lebih dulu menerapkannya.
2. Kenapa harus ekonomi syariah? Apakah tidak ada pelajaran lain yang lebih cocok?
Jawab: Karena secara kultur ekonomi syariah sesuai dengan kondisi masyarakat
Tasikmalaya sebagai Kota Santri dan sesuai dengan visi dan misi Tasikmalaya
yaitu ”dngan belandaskan iman dan takwa Kota Tasikmalaya menjadi pusat
perdagangan dan industri termaj di Priangan Timur tahun 2012”. ada tapi tidak
ada yang mewadahi contohnya mulok kerajinan tangan.
3. Apa yang melandasi penerapan ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya ini?
Jawab: Ada beberapa acuan yang melandasi pembelajaran ekonomi syariah di
Tasikmalaya, diantaranya sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah No. 19.
3. Sistem kurikulum KTSP.
4. Surat Keputusan WalikotaTasikmalaya tentang penerapan Mulok Ekonomi
syariah.
4. Apakah ada dukungan dari pemda setempat selain SK Walikota? Apa buktinya?
Jawab: Dukungan selain SK Walikota jelas ada, yaitu penerbitan buku pelajaran
oleh dinas pendidikan untuk pegangan siswa dan guru, juga alokasi waktu untuk
mulok ekonomi syariah selama 2 jam pelajaran per-minngu.
5. Bagaimana pelajaran ekonomi syariah diterapkan di Tasikmalaya? Apakah dalam
bentuk pelajaran tersendiri atau menginduk pada pelajaran lain?
Jawab: Pada awalnya mulok ekonomi syariah diterapkan meninduk pada
pelajaran IPS (suplemen IPS Ekonomi), tetapi sekarang sudah dalam bentuk
pelajaran tersendiri dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran per-minggu.
6. Ekonomi syariah adalah mata pelajaran baru, bagaimana dalam proses pembuatan
silabus dan RPP-nya?
Jawab: Pembuatan silabus dan RPP dilakukan oleh bagian tim pengkaji
kurikulum dari MGMP ekonomi syariah.
7. Untuk sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini guru mata pelajaran, apakah ada
pelatihan khusus dari MGMP?
Jawab: peltihan untuk guru jelas ada, yaitu:
1. Tahun 2003 mengadakan workshop (3 hari) yang bekerjasama dengan STEI
Tazkia.
2. Tahun 2005 mengadakan seminar di Universitas Siliwangi (FKIP) dengan
narasumber Prof. Dr. KH. Didin Hafidzudin, bekerjasama dengan SEBI.
3. Tahun 2005 s/d 2007 melakukan sosialisasi materi ajar kepada para guru.
8. Tasikmalaya merupakan kota yang sukses dalam penerapan ekonomi syariah, apa
yang menjadi faktor pendorong? Dan apa pula faktor penghambatnya?
Jawab: Alhamdulillah, hal ini tidak lepas dari peran semua pihak, terutama
political will dari pemerintah kota Taiskmalaya, dukungan masyarakat serta
kerjasama dari Pinbuk dan MGMP ekonomi dan dinas pendidikan Tasikmalaya.
Untuk hambatan jelas ada, tetapi yang paling berat dihadapi adalah
mempertahankan kesuksesan hari ini.
Lampiran II
KUESIONER
Persepsi Siswa dan Guru Tentang Ekonomi Syariah
Melalui Sistem Pembelajaan di Sekolah
A. Pengantar :
1. Isi daftar pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda! Dengan
kriteria Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju
(TS), Sangat Tidak Setuju (STS) atau Sangat Paham (SP) Paham (P) Cukup
Paham (CP) Kurang Paham (KP) Tidak Paham (TP)
2. Kerahasiaan identitas anda dijamin
3. Isi jawaban sesuai dengan kondisi anda
4. Tandai jawaban anda dengan member tanda silang (X) pada pilihan jawaban
yang tersedia!
5. Saya ucapkan terima kasih atas kesedian dan bantuannya.
B. Profil Responden Nama :
………………………………………………………………….
Jenis kelamin :
…………………………………………………………………..
Kelas :
…………………………………………………………………..
Usia :
…………………………………………………………………..
C. Daftar pernyataan:
NO. Pernyataan SP P CP KP TP
Mengungkap Pengetahuan/Pemahaman
1. Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang
dilaksanakan dalam praktek sehari-hari dalam
rangka mengorganisir faktor produksi, distribusi
dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan
yang mengacu pada aturan Islam
2 Sistem ekonomi Islam tidak ada bedanya dengan
sistem ekonomi kapitalis/sosialis dalam arti
ekonomi Islam meniru sistem ekonomi
kapitalis/sosialis
3 Sumber utama ekonomi Islam adalah Al - qur’an
dan As-sunnah
4 Tujuan utama dari ekonomi Islam adalah
tercapainya kebahagian (falah) di dunia maupun di
akhirat
5 Tauhid sebagai implikasi dari taqwa kepada Allah,
merupakan prinsip dasar ekonomi Islam
6 Ekonomi Islam berprinsip bahwa harta merupakan
titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam
pemanfaatannya
7 Abu Yusuf, abu Ubaid dan Imam Al-Ghazali
adalah diantara ulama - ulama pemikir ekonomi
Islam fase awal
8 Menurut Al-Ghazali uang itu ibarat cermin, ia tak
mempunyai warna tetapi dapat merefleksikan
semua warna
9 Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan
tambahan atas harta pokok atau modal secara batil
10 Qordh, Jahiliyah, Fadhl dan Nasi’ah adalah
macam – macam bentuk riba
11 Akad – akad (transaksi) yang dilakukan pada
sistem ekonomi Islam memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi
12 Lembaga keuangan syari’ah tidak hanya bank saja,
tapi lebih luas lagi seperti, BMT, koperasi,
asuransi dan reksadana
13 Dalam prakteknya Lembaga keuangan syari’ah
tidak ada bedanya dengan lembaga keuangan
konvensional.
14 Urgensi dari sistem ekonomi Islam adalah akad
dengan sistem bagi hasil yang merupakan ciri khas
dari sistem ekonomi Islam yang dinilai lebih adil
daripada sistem bunga
15 Baitul Mal merupakan lembaga keuangan Negara
yang pertama kali didirikan oleh Rasulullah
16 Pajak/kharaj, Zakat dan upeti/zijyah adalah
diantara Sumber keuangan Negara pada masa
Rasul
Mengungkap keyakinan Sikap SS S KS TS STS
17 Sebagai seorang muslim, saya yakin jika ekonomi
Islam adalah sistem ekonomi yang ideal bagi
kehidupan manusia
18 Saya yakin bahwa Nilai – nilai yang terkandung
dalam sistem ekonomi Islam didesain untuk
kebahagiaan manusia
19 Melihat kenyataan bahwa sistem ekonomi Islam
tahan krisis pada tahun 1998, saya yakin apabila
sistem ekonomi Islam diterapkan pada kebijakan
ekonomi Negara bisa mengeluarkan negara dari
keterpurukan ekonomi
20 Saya yakin bahwa lembaga keuangan syari’ah
akan menyalurkan dananya ke tempat yang halal
Mengungkap Kecenderungan untuk Bertindak SS S KS TS STS
21 Setelah megetahui sistem ekonomi syari’ah Saya
menjadi nasabah di lembaga keuangan syari’ah
22 Saya mengunjungi lembaga keuangan syari’ah
untuk mengetahui prakteknya
23 Sebagai bentuk afresiasi terhadap ekonomi Islam
saya membuat artikel/tulisan-tulisan tentang
ekonomi Islam
24 Untuk menambah referensi, saya mengumpulkan
artikel-artikel dan berita seputar ekonomi syari’ah
dari surat kabar/media lainnya.
25 Setelah belajar ekonomi Islam saya lebih berhati-
hati (tidak boros) dalam mengeluarkan uang untuk
kebutuhan yang dianggap kurang begitu penting
Tanda tangan
( _____________________ )
Responden
Lampiran III
Tabel frekuensi hasil penghitungan SPSS for windows
1. Tabel frekuensi yang menggambarkanpersepsi responden berdasarkan
pengetahuan
Pengertian ekonomi Islam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Paham 3 2.5 2.5 2.5
Netral 4 3.3 3.3 5.8
Paham 40 33.3 33.3 39.2
Sangat Paham 73 60.8 60.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Netral 34 28.3 28.3 28.3
Tidak Paham 55 45.8 45.8 74.2
Sangat Tidak Paham 31 25.8 25.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber utama ekonomi Islam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Paham 2 1.7 1.7 1.7
Netral 10 8.3 8.3 10.0
Paham 33 27.5 27.5 37.5
Sangat Paham 75 62.5 62.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
Tauhid sebagai Prinsip Dasar Ekonomi Islam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Paham 2 1.7 1.7 1.7
Netral 15 12.5 12.5 14.2
Paham 57 47.5 47.5 61.7
Sangat Paham 46 38.3 38.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 10 8.3 8.3 8.3
Paham 39 32.5 32.5 40.8
Sangat Paham 71 59.2 59.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Tujuan utama Ekonomi Syariah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 7 5.8 5.8 5.8
Paham 34 28.3 28.3 34.2
Sangat Paham 79 65.8 65.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Para pemikir ekonomi Islam fase awal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Paham 10 8.3 8.3 8.3
Tidak Paham 22 18.3 18.3 26.7
Netral 39 32.5 32.5 59.2
Paham 36 30.0 30.0 89.2
Sangat Paham 13 10.8 10.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Uang dalam pandangan Al-Ghazali
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Paham 1 .8 .8 .8
Tidak Paham 8 6.7 6.7 7.5
Netral 64 53.3 53.3 60.8
Paham 38 31.7 31.7 92.5
Sangat Paham 9 7.5 7.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
Pengertian riba
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Paham 7 5.8 5.8 5.8
Netral 15 12.5 12.5 18.3
Paham 67 55.8 55.8 74.2
Sangat Paham 31 25.8 25.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Macam-macam riba
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Paham 1 .8 .8 .8
Tidak Paham 8 6.7 6.7 7.5
Netral 34 28.3 28.3 35.8
Paham 51 42.5 42.5 78.3
Sangat Paham 26 21.7 21.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 21 17.5 17.5 17.5
Paham 60 50.0 50.0 67.5
Sangat Paham 39 32.5 32.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Paham 3 2.5 2.5 2.5
Netral 18 15.0 15.0 17.5
Paham 67 55.8 55.8 73.3
Sangat Paham 32 26.7 26.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Setuju 10 8.3 8.3 10.0
Netral 35 29.2 29.2 39.2
Tidak Setuju 45 37.5 37.5 76.7
Sangat Tidak Setuju 28 23.3 23.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi syariah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Paham 4 3.3 3.3 3.3
Netral 42 35.0 35.0 38.3
Paham 55 45.8 45.8 84.2
Sangat Paham 19 15.8 15.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 43 35.8 35.8 35.8
Paham 43 35.8 35.8 71.7
Sangat Paham 34 28.3 28.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sumber keuangan negara masa Rasul
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Paham 4 3.3 3.3 3.3
Netral 26 21.7 21.7 25.0
Paham 62 51.7 51.7 76.7
Sangat Paham 28 23.3 23.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
2. Tabel frekuensi yang menggambarkan persepsi responden terhadap keyakinan
sikap
Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi Islam yang ideal bagi Manusia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 5 4.2 4.2 4.2
Setuju 53 44.2 44.2 48.3
Sangat Setuju 62 51.7 51.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup Manusia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 13 10.8 10.8 10.8
Setuju 65 54.2 54.2 65.0
Sangat Setuju 42 35.0 35.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Sistem ekonomi Islam menajadi kebijakan ekonomi Negara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 8 6.7 6.7 6.7
Netral 39 32.5 32.5 39.2
Setuju 36 30.0 30.0 69.2
Sangat Setuju 37 30.8 30.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Netral 14 11.7 11.7 12.5
Setuju 66 55.0 55.0 67.5
Sangat Setuju 39 32.5 32.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
3. Tabel frekuensi yang menggambarkan persepsi responden untuk
kecenderungan bertindak
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, akan menjadi nasabah LKS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 4 3.3 3.3 4.2
Netral 44 36.7 36.7 40.8
Setuju 49 40.8 40.8 81.7
Sangat Setuju 22 18.3 18.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Mengunjungi untuk mengetahui praktiknya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.7 1.7 1.7
Tidak Setuju 2 1.7 1.7 3.3
Netral 29 24.2 24.2 27.5
Setuju 59 49.2 49.2 76.7
Sangat Setuju 28 23.3 23.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 7 5.8 5.8 6.7
Netral 53 44.2 44.2 50.8
Setuju 45 37.5 37.5 88.3
Sangat Setuju 14 11.7 11.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Setelah belajar ekonomi Islam menjadi tidak boros
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 3 2.5 2.5 2.5
Netral 13 10.8 10.8 13.3
Setuju 42 35.0 35.0 48.3
Sangat Setuju 62 51.7 51.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Tabel Deskriptif Statistik berdasarkan hasil SPSS for Windows
1. Menggambarkan pengetahuan responden
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pengertian ekonomi Islam 120 2 5 4.52 .686
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional
120 3 5 3.98 .739
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber utama ekonomi Islam 120 2 5 4.51 .722
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tujuan utama Ekonomi Islam 120 3 5 4.60 .600
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tauhid sebagai Prinsip Dasar Ekonomi Islam 120 1 5 4.21 .787
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya
120 3 5 4.51 .648
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Para pemikir ekonomi Islam fase awal 120 1 5 3.17 1.110
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Uang dalam pandangan Al-Ghazali 120 1 5 3.38 .758
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pengertian riba 120 2 5 4.02 .788
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Macam-macam riba 120 1 5 3.78 .893
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah 120 3 5 4.15 .694
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan
120 2 5 4.07 .719
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional 120 1 5 3.73 .970
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi syariah 120 2 5 3.74 .761
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah
120 3 5 3.93 .801
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber keuangan negara masa Rasul 120 2 5 3.95 .765
Valid N (listwise) 120
2. Menggambarkan keyakinan sikap responden
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi Islam yang ideal bagi Manusia
120 3 5 4.48 .579
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup Manusia
120 3 5 4.24 .635
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara bisa mengangkat dari keterpurukan
120 2 5 3.85 .941
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal
120 2 5 4.19 .665
Valid N (listwise) 120
3. Menggambarkan kecenderungan untuk bertindak
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, akan menjadi nasabah LKS
120 1 5 3.72 .830
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Mengunjungi untuk mengetahui praktiknya 120 1 5 3.91 .830
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Membuat artikel/tulisan tentang Ekonomi syariah 120 1 5 3.40 .771
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain
120 1 5 3.53 .809
Valid N (listwise) 120
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Setelah belajar ekonomi Islam menjadi tidak boros
120 2 5 4.36 .776
Valid N (listwise) 120