konjungtivitis purulen

15
BAB I PENDAHULUAN Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. 1,2,3,4,5 Konjungtivitis purulenta ditemukan pada orang dewasa atau pada anak-anak dan bayi. Tersering pada bayi baru lahir pervaginam yang ibunya menderita penyakit gonore atau klamidia. 3 Resiko terjadinya konjungtivitis purulenta pada bayi baru lahir (oftalmia neonatorum) dari ibu yang tidak mendapat pengobatan gonore adalah sekitar 30% berdasarkan laporan dari suatu studi di Amerika. Prevalensi terjadinya konjungtivitis purulenta pada dewasa, baik laki-laki ataupun perempuan adalah sama. Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Pembagian konjungtivitis berdasarkan kausanya yaitu : konjungtivitis bakteri, konjungtivitis virus, konjungtivitis klamidia, konjungtivitis alergi. Konjungtivitis juga bisa disebabkan oleh iritasi yang disebabkan oleh debu, asap dan polusi udara lainnya, pemakaian lensa kontak terutama dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan konjungtivitis . 1,2,3,4 Gejala umum pada konjungtivitis adalah mata merah dan pedes seperti kelilipan, gejala lainnya adalah mata 1

Upload: rina-jr

Post on 03-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KONJUNGTIVITIS PURULEN

TRANSCRIPT

Page 1: KONJUNGTIVITIS PURULEN

BAB I

PENDAHULUAN

Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva atau radang selaput

lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. 1,2,3,4,5

Konjungtivitis purulenta ditemukan pada orang dewasa atau pada anak-

anak dan bayi. Tersering pada bayi baru lahir pervaginam yang ibunya menderita

penyakit gonore atau klamidia.3

Resiko terjadinya konjungtivitis purulenta pada bayi baru lahir (oftalmia

neonatorum) dari ibu yang tidak mendapat pengobatan gonore adalah sekitar 30%

berdasarkan laporan dari suatu studi di Amerika. Prevalensi terjadinya

konjungtivitis purulenta pada dewasa, baik laki-laki ataupun perempuan adalah

sama.

Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Pembagian

konjungtivitis berdasarkan kausanya yaitu : konjungtivitis bakteri, konjungtivitis

virus, konjungtivitis klamidia, konjungtivitis alergi. Konjungtivitis juga bisa

disebabkan oleh iritasi yang disebabkan oleh debu, asap dan polusi udara lainnya,

pemakaian lensa kontak terutama dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan

konjungtivitis .1,2,3,4

Gejala umum pada konjungtivitis adalah mata merah dan pedes seperti

kelilipan, gejala lainnya adalah mata berair, mata terasa nyeri, mata terasa gatal,

pandangan kabur, peka terhadap cahaya, terbentuk keropeng pada kelopak mata

ketika bangun pada pagi hari. Gejala khusus pada kelainan konjungtiva adalah

terbentuknya sekret. Sekret merupakan produk kelenjar yang pada konjungtiva

bulbi dikeluarkan oleh sel goblet. Sekret konjungtiva bulbi pada konjungtivitis

dapat bersifat :

Air, kemungkinan disebabkan infeksi virus atau alergi

Purulen, oleh bakteri atau chlamydia

Lengket, oleh alergi atau vernal, dan

Serous, oleh adenovirus.1,2

1

Page 2: KONJUNGTIVITIS PURULEN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi

permukaan dalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus

permukaan depan dari bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata

(kornea). Membran ini berisi banyak pembuluh darah dan berubah merah saat

terjadi inflamasi.1,2,3,4

Konjungtiva terdiri dari tiga bagian :

1. Konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra).

Hubungannya dengan tarsus sangat erat. Kelenjar Meibom yang ada

didalamny, tampak membayang sebagai garis sejajar berwarna putih.

Permukaan licin, dicelah konjungtiva terdapat kelenjar henle.

Histologi : terdiri dari sel epitel silindris. Dibawahnya, stroma dengan adenoid

dengan banyak pembuluh getah bening. 1,2,3

2. Konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata).

Tipis dan tembus pandang, meliputi bagian anterior bulbus okuli. Dibawah

konjungtiva bulbi terdapat kapsula tenon. Strukturnya sama dengan

konjungtiva palbebra, tetapi tak mempunyai kelenjar. Dari limbus, epitel

konjungtiva meneruskan diri sebagai epitel kornea. Didekat kantus internus,

konjungtiva bulbi membentuk plika semilunaris yang mengengelilingi suatu

pulau kecil terdiri dari kulit yang mengandung rambut dan kelenjar yang

dusebut “caruncle”. 1,2,3

Meskipun konjungtiva agak tebal, konjungtiva bulbar sangat tipis.

Konjungtiva bulbar juga bersifat dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang

dan ke depan. Pembuluh darah dengan mudah dapat dilihat di bawahnya. Di

dalam konjungtiva bulbar terdapat sel goblet yang mensekresi musin, suatu

komponen penting lapisan air mata pre-kornea yang memproteksi dan memberi

nutrisi bagi kornea.

2

Page 3: KONJUNGTIVITIS PURULEN

3. Konjungtiva forniks

Strukturnya sama dengan konjungtiva palpebra. Tetapi hubungannya

dengan jaringan dibwahnya lebih lemah dan membentuk lekukan-lekukan.

Juga mengandung banyak pembuluh darah. Oleh karena itu, pembengkakan

pada tempat ini sering terjadi, bila terjadid peradangan mata. Dengan

berkelok-keloknya konjungtiva ini, pergerakan mata menjadi lebih mudah.

Dibawah konjungtiva forniks posterior terdapat kelenjar lakrimal dari Kraus.

Melalui konjungtiva forniks superior terdapat juga muara saluran air mata. 1,2,3

Gambar : Skema konjungtiva beserta kelenjarnya.

2.2 Definisi

3

Page 4: KONJUNGTIVITIS PURULEN

Konjungtivitis purulenta adalah konjungtivitis yang disebabkan gonore

maupun non-gonore. Tanda klinis yang bisa ditemui yaitu konjungtivitis akut

disertai dengan sekret yang purulen.3,4

2.3 Etiologi

Penyebab konjungtivitis dapat disebabkan oleh gonore dan nongonore.

Kuman gonore adalah Neisseria gonorrhoeae. Kuman gonokok ini termasuk

kuman diplokokus aerobik yang sangat patogen, virulen, dan invasif sehingga

reaksi radang terhadap kuman ini sangat berat. Kuman nongonore bisa

diakibatkan oleh pneumokok, streptokok, meningokok, stafilokok, dsb.3

2.4 Patofisiologi

Konjungtivitis gonore dibagi menjadi 4 berdasarkan umur, yaitu :3

Kurang dari 3 hari : oftalmia gonoroika neonatorum

Lebih dari 3 hari : oftalmia gonoroika infantum

Anak kecil : oftalmia gonoroika yuvenilis

Orang dewasa : oftalmia gonoroika adultum

Berdasarkan stadium dibagi menjadi 3, yaitu :3

1. Stadium infiltrat

Berlangsung 1-3 hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang,

blefarospasme, konjungtiva palpebra hiperemi, bengkak, infiltrat, mungkin

terdapat pseudomembran diatasnya. Pada konjungtiva bulbi terdapat

injeksikonjungtival yang hebal, kemotik. Sekret, serous kadang-kadang

berdarah.

Kelenjar preaurukuler membesar, dan mungkin disertai demam.

2. Stadium Supurativa, purulenta

Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tak begitu hebal lagi. Palpebra masih

bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang. Blefarospame masih ada.

Sekret campur darah, keluar terus-menerus. Kalau palpebra dibuka, yang khas

adalah sekret akan keluar dengan mendadak (memancar/muncrat), oleh

4

Page 5: KONJUNGTIVITIS PURULEN

karenanya harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan sampai sekret

mengenai mata pemeriksa.

3. Stadium Konvalesen (penyembuhan)

Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra

sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltrat. Konjungtiva

bulbi : injeksi konjungtiva masih nyata , tidak kemotik. Sekret jauh

berkurang. Bila tidak diobati, biasanya tidak tercapai stadium III, tanpa

penyulit, meskipun ada yang mengatakan, bahwa penyakit ini dapat sembuh

dengan spontan.

2.5 Manifestasi Klinis

Pada bayi dan anak :

Gejala subjektif : (-)

Gejala objektif : Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret

dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak

mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva

tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik dan tebal. 1,6

Pada orang dewasa :

Gejala subjektif :

- Rasa nyeri pada mata.

- Dapat disertai tanda-tanda infeksi umum.

- Biasanya terdapat pada satu mata.

5

Page 6: KONJUNGTIVITIS PURULEN

- Gambaran klinik meskipun mirip dengan oftalmia nenatorum tetapi

mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu

kental. Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih

menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar. Pada orang

dewasa infeksi ini dapat berlangsung berminggu-minggu.1,6

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium diambil dari secret atau kerokan konjungtiva,

yang dioleskan pada gelas obyek, dikeringkan dan diwarnai dengan methylen blue

1% 1-2 menit, setelah dibilas dengan air, dikeringkan dan diperiksan dibawah

mikroskop. Pada pemeriksaan dapat dilihat diplokok yang intraseluler, didalam

sel epitel dan lekosit, disamping diplokok yang ekstraseluler. Adanya gonoko

ekstraseluler, menunjukkan prosesnya sudah menahun. Morfologi dari gonokok

sama dengan meningokok, untuk membedakannya dilakukan tes maltose, dimana

gonokok, memberikan maltose (-) sedang meningokok tes maltose (+). Bila pada

anak didapatkan gonokok (+), maka kedua orang tua harus diperiksa. Jika

orangtuanya juga ada yang mengandung gonokok, maka harus segera diobati.3

2.7 Diagnosis

Diagnosis konjungtivitis ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan

laboratorium. Pada anamnesa didapatkan bengkak kelopak mata, kemerahan, mata

susah dibuka, dan terdapat 6ecret yang purulen. Pemeriksaan laboratorium dengan

menggunakan pemeriksaan 6secret dengan pewarnaan metilen biru dimana akan

terlihat diplokok didalam sel leukosit.1,3

6

Page 7: KONJUNGTIVITIS PURULEN

2.8 Penatalaksanaan

Berhubung seringnya timbul penyulit ulkus kornea disamping sangat

menular, maka penderita sebaiknya dirawat , dikamar isolasi. Lokal, mata

dibersihkan ¼ jam dengan kapas basah, disusul dnegan pemberian salep mata

penisilin. Kalau sudah agak tenang, diberikan setiap jam. Penisilin tetes mata

dapat diberikan dalam bentuk larutan G 10.000-20.000 unit/ml setiap menit

sampai 30 menit. Kemudian salep mata diberikan setiap 5 menit selama 30 menit.

Disusul dengan pemberian mata penisilin setiap jam selama 3 hari.3

Pengobatan Sistemik : Penisilin 50.000 U/kgBB, intramuscular atau sulfa

peroral. Bila 1-2 hari tidak menunjukkan perbaikan atau memang tidak tahan

penisilin, maka dapat diberikan salep mata tetrasiklin, garamisisn, kemistin,

sebagai penggantinya, yang disertai juga dengan pemberian secara sistemik,

meskipun tidak seefektif penisilin. Jika terdapat resistensi terhadap obat tersebut,

maka pada orang itu dapat diberikan terapi seri demam (fever therapy) dengan 0,1

cc vaksin tifoid yang disuntikan intravena. Dengan ini sushu badan akan naik

tetapi jangan sampai 40 derajat. Setelah suhu mencapai 39-39,5 derajat segera

beri antipiretik dcan kompres dingin. Dengan pengobatan ini, diharapkan

pembentukan 7ecret7a diperbanyak didalam tubuh, sehingga dapat cepat sembuh.

Selama pengobatan harus diperiksa setiap hari. Bila 3 hari berturut-turut,

pemeriksaan menunjukkan, gonokok (-) baru penderita boleh dipulangkan.3

2.9 Komplikasi

Yang sering terjadi, berupa ulkus kornea sebelah atas, yang dimulai

dengan 7secret, kemudian pecah menjadi ulkus, 7terjadi pada stadium I atau II,

dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan 7secret yang banyak,

sehingga 7secret menumpuk dibawah konjungtiva palpebra superior, ditambah

lagi kuman gonokok mempunyai enzim proteolitik yang merusak kornea dan

hidupnya intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis, tanpa didahului

kerusakan epitel kornea. Ulkus dapat cepat menimnbulkan perforasi,

menimbulkan endoftalmitis, panoftalmi dan dapat berakhir dengan ptisis bulbi.

Oleh karena itu, setiap konjungtivitis gonore harus diperhatikan korneanya,

7

Page 8: KONJUNGTIVITIS PURULEN

sehinggal bila terdapat kelainan dapat cepat diobati dengan tepat. Pada

pemeriksaan harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai korneany pecah.

Ulkus ini dapat terletak disentral atau diperifer. Bila ulkus dibagian perifer

bersatu, dapat membentuk ulkus yang berbentuk lingkaran, dinamakan ulkus

anularis (marginal ring ulcer). Ulkus ini ada kemungkinan perforasi, yang jika

timbu perforasi, timbulkan endoftalmitis yang berakhir dengan kebutaan.3

BAB III

KESIMPULAN

8

Page 9: KONJUNGTIVITIS PURULEN

1. Konjungtivitis purulenta adalah konjungtivitis yang disebabkan gonore

maupun non-gonore. Tanda klinis yang bisa ditemui yaitu konjungtivitis akut

disertai dengan sekret yang purulen.

2. Konjungtivitis gonore dibagi menjadi 4 berdasarkan umur:

Kurang dari 3 hari : oftalmia gonoroika neonatorum

Lebih dari 3 hari : oftalmia gonoroika infantum

Anak kecil : oftalmia gonoroika yuvenilis

Orang dewasa : oftalmia gonoroika adultum

Berdasarkan stadium dibagi menjadi 3:

Stadium infiltrat

Stadium Supurativa, purulenta

Stadium Konvalesen (penyembuhan)

3. Untuk pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium diambil

dari secret atau kerokan konjungtiva.

4. Pengobatan dapat diberikan secara topical dan sistemik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, H.S. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2009.hal 39-66

9

Page 10: KONJUNGTIVITIS PURULEN

2. Ilyas, H.S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke 3. Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2009.hal 123-26

3. Wijana, Nana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Revisi. Abadi Tegal,

Jakarta: 1993. 40-50

4. Voughan, Daniel G, Asbury, Taylor. Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi

Umum (General Ophthalmology). Edisi ke 14. Widya Medika. Jakarta :

2000. hal 99-105

5. Mansjoer A, Triyanti K, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3.

Jilid 1. FKUI. Jakarta: 2001. hal 51-52

6. Yuindartanto A. Konjungtivitis gonore dan penatalaksanaanya (serial

online) 2012 ( Diakses 29 Mei 2013) diunduh dari URL :

http://yumizone.wordpress.com/2008/11/26/konjungtivitis-gonore-dan-

penatalaksanaannya/

7. Lana Elisabet. Infeksi pada mata (virus dan bakter). (serial online) 2012

(Diakses 29 Mei 2013) Diunduh dari URL :

http://www.medicinesia.com/harian/infeksi-pada-mata-virus-dan-bakteri/

10