kong rong dan kasih persaudaraan
TRANSCRIPT
Kong Rong Dan Kasih Persaudaraan
Judul buku : 101 Kisah Bermakna dari Negeri China
Penulis : Lei Wei Ye, “ Cerita ini merupakan cerpen karya penulis asal Surabaya, yakni Lei
Wei Ye ( Hendra Rey ) yang berjudul “ 101 Kisah Bermakna dari Negeri China “ .
Lei Wei Ye adalah seoran pekerja sosial lintas budaya. Ia dilahirkan dan
dibesarkan di Surabaya, Indonesia. Kemudian ia menempuh pendidikan di Hunan
University Changsa, china, dan Hebei Teacher University Shi Jia Zhuang, China.
Bersama keluarganya kini ia bermukiman di Guangzhou, China”.
Penerbit : Gradien Mediatama
Tahun : 2008 ( Cetakan Kedua )
Tebal : 335 Halaman
Harga : Rp. 39.000
Warna : 11 Warna yaitu, putih, hitam, kuning, merah, orange, hijau tua, hijau muda,
biru tua,biru muda, pink, coklat muda.
SINOPSIS
P
ada zaman San Guo , hidup seorang ahli pendidikan dan kebudayaan yang juga seorang penulis
terkenal bernama Kong Rong. Sejak kecil ia suka membaca buku dan sejak kecil sudah tampak bahwa
ia bukan hanya memiliki kepintaran , tetapi juga mental yang sangat baik. Kong Rong adalah
keturunan kedua puluh dari filsuf terkenal china, kong Zi.
Pada waktu Kong Rong berumur empat tahun, seorang tetangga memberikan satu buah pir
yang besar kepadanya. Karena di situ ada beberapa anak makan buah pir itu di potong-potong
menjadi beberapa bagian. Namun, potongan tersebut tidak begitu rata sehingga ada yang kecil dan
juga ada yang besar.
Setelah dipotong jadi beberapa bagian, anak-anak langsung menyerbu buah pir itu, masing-
masing mengambil satu potong. Waktu itu Kong Rong adalah anak terkecil. Ia tidak ikut-ikutan
merebut buah pir itu. Setelah semua anak mendapat bagiannya, masih tersisa beberapa potongan
diatas meja. Lalu Kong Rong maju dan mengambil potongan yang paling kecil. Semua anak dan
beberapa orang dewasa melihat pilihan Kong Rong dan terheran-heran mengapa ia memilih yang
terkecil dan tidak mengambil yang paling besar. Mereka bertanya kepada Kong Rong, ”Mengapa
kamu tidak mengambil yang paling besar ?”
Dengan tenang dan tersenyum Kong Rong menjawab, “ Kakak-kakak sekalian lebih besar dari
saya, sudah sewajarnya mengambil yang paling besar, apalagi di sini saya yang paling kecil, sudah
sewajarnya saya mengambil yang paling kecil. Bagaimana mungkin saya mengambil yang paling
besar ?”
Mendengar jawaban Kong Rong, Semua anak yang lebih besar merasa malu dan menyesal.
Mereka malu karena anak yang lebih kecil dari mereka punya sikap yang lebih dewasa dari mereka.
Dia pun tidak ikut-ikutan merebut potongan pir yang paling besar. Karena itu semua anak di daerah
itu mengagumi bagaimana Kong Rongyang kecil bisa mendahulukan orang lain. Sejak itu sikap
mendahulukan orang lain dan sikap tahu diri Kong Rong Tersebar luas dari Mulut ke mulut.
Mental, sikap hidup, dan terutama rasa tanggung jawab serta sikap mendahulukan orang
lain, tampak jelas kehidupan keseharian Kong Rong. Banyak sekali perbuatan teladan darinya. Salah
satu diantaranya waktu ia berumur enam belas tahun. Kakaknya, Kong Bao, memiliki seorang teman
yang bernama Zhang Jian. Zhang jian waktu itu melanggar hukum dan ia berlari kerumah mereka.
Namun karena Kong Bao tidak ada dan hanya menemui Kong Rong di rumah, ia memohon kepada
Kong Rong agar bisa bersembunyi di rumah mereka.Kong Rong mengambil Keputusan untuk
menyembunyikan Zhang Jian. Tanpa diduga, pihak keamanan mengetahui bahwa Zhang Jian
bersembunyi di rumah mereka. Aparat keamanan akhirnya juga menangkap Kong Bao, kakaknya.
Kong Bao dijatuhi hukuman satu bulan penjara.
Mengetahui kakaknya dipenjara, Kong Rong pergi menghadap kepala keamanan yang
menangkap kakaknya. Kepada kepala keamanan itu berkata, “ Yang menyembunyikan Ziang Jian
adalah saya. Karena itu, saya yang harus bertanggung jawab, bukan kakak saya. Tuan sudah salah
tangkap orang karena yang harus dipenjara adalah saya, bukan kakak saya.”
Mendengar pernyataan Kong Rong, Kong Bao pun berteriak, “ Zhang Jian adalah teman saya,
Karena saya tidak dirumah maka adik saya yang menyembunyikannya. Dia adalah teman saya,
karena itu sudah sepantasnya saya dipenjara, bukan adik saya !” kakak beradik itu berdebat cukup
lama saling mengambil tanggung jawab.
Kehidupan sehari-hari dalam kakak beradik tergambar dalam “ Dengan tenang dan
tersenyum Kong Rong menjawab Kakak-kakak sekalian lebih besar dari saya, sudah sewajarnya
mengambil yang paling besar, apalagi disini saya yang paling kecil, sudah sewajarnya saya
mengambil yang paling kecil. Bagaimana mungkin saya mengambil yang paling besar ?”.
Dari situ kita dapat mencermati hubungan kakak beradik akan terlihat sangat baik, jika mau
saling mendahulukan, saling melindungi dan saling mengasihi. Sesama saudara jangan saling
menjatuhkan dan mau menang sendiri, itu tidak akan menjadi teladan yang baik bagi banyak orang.
Betapa indahnya antar bersaudara dapat saling menghormati, saling mendahulukan, saling
melindungi dan saling mengasihi . Teladan yang baik akan menjadi berkat bagi orang lain juga.
Yang paling menarik adalah cara Lei Wei Ye menggambarkan tema kegagalan. Pada akhir
cerita, tokoh-tokohnya selalu digambarkan untuk bersemangat. Lihatlah dalam “ Salju di Depan Pintu
Cheng “. Dalam kegagalan ini pengarang menyemangatkan pembaca agar jangan pantang
menyerah bila menghadapi kesulitan maupun kegagalan.
Dalam “ Matinya Shen Nong Si Penemu Obat-obatan china “,” Ren Yiyi Qianjin”,” Rao Ren
Shifu “,” Sun Shan Ahli Humor Pintar “, kita dapat memahami pentingnya memaafkan orang lain dan
selalu menjaga perasaan dengan perkataan yang lembut.
Tema-tema lain yang juga sering muncul adalah masalah kehidupan sehari-hari yang selalu
mengajarkan kita bersikapsopan dan bijaksana, saling membantu sesame dan ikhlas dalam
menghadapi masalah. Lihatlah dalam cerpen “ Ibu Meng Zi Yang Bijaksana “,” Kong Zi Bergurau Pada
Anak Kecil “,” Sai Weng Shi Ma “.
KELEBIHAN BUKU
Keunggulan cerpen yang ditulis Lei Wei Ye adalah isi bukunya, yaitu ditulis dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga cerita tersebut medah dipahami pembaca.
Lei Wei Ye mengeksplorasi kekayaan kisah di negeri china yang unik, kaya makna dan penuh motivasi
sebagai bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat china. Dalam kumpulan buku ini,
penamaan nama orang, ungkapan, pribahasa kata sangat kaya akan makna tersendiri.
Lihatlah ungkapan tersebut dalam “ Dou Yan Shan, Siburung Camar Gunung”,yang artinya
selalu ada jalan untuk mengubah hidup,” Rusa Bilang Kuda “, yang artinya hati-hati , kawan bisa
berubah menjadi seteru.
KELEMAHAN BUKU
Disisi lain, keunggulan ini juga dapat menjadi kelemahan apabila bahasa china ini tidak dapat
dipahami pembaca sekarang. Masalahnya , dalam penamaan orang susah untuk mengatakannya
sehingga pembaca tidak memahami bahasa tersebut dan tentu akan sulit memahami ceritanya.
Kendala bahasa seharusnya tidak menjadi persoalan memusingkan , mengingatkan kekayaan
makna dalam buku ini.
MANFAAT
Dibalik ( Negeri ) “ Tirai Bambu “ sesungguhnya tersimpan ratusan bahkan ribuan kisah
bermakna, menyentuh, mendidik, dan menggugah, yang telah berusia puluhan sampai ratusan
tahun yang diwariskan secara turun – temurun. Kisah-kisah ini telah menjadi sumber pembelajaran
yang telah teruji oleh waktu dan landasan “ Kisah Sukses “ yang telah memotivasi dan memberikan
inspirasi bagi banyak orang dari generasi ke generasi.
Semua kisah teladan itu bagai harta karun yang terbuka lebar, siap dipetik oleh siapa pun ,
lintas usia, generasi dan etnis serta dapat diaplikasikan pada masa kini dalam berbagai aspek
kehidupan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Membaca buku ini berarti anda membaca rujukan utama etos hidup dan rahasia sukses
sebuah bangsa yang kini menjadi “ Raksasa yang bangkit ”. Baca dan nikmatilah keindahan kisah-
kisah ini, sekaligus menjadikan sebagai sumber pembelajaran dan motivasi, karena sesungguhnya
semua kisah ini dapat diaplikasikan dan diteladani oleh siapa saja untuk menggapai kehidupan yang
lebih
Oleh : Jamaliah
Sumber : Gramedia Dengan Pengubahan