konduktometri

30
PENENTUAN LAJU DAN ORDE REAKSI DENGAN METODE KONDUKTOMETRI MAKALAH LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Fisika Dosen Pengampu : Ir. Sri Wahyuni, M.Si Harjito, S.Pd, M.Sc Disusun oleh: 1. Dimas Gigih D. (4301408052) 2. Diah Ika Rusmawati (4301408054) 3. Hermawan Agung P (4301408064) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Upload: diah-ika-rusmawati

Post on 01-Jul-2015

3.232 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konduktometri

PENENTUAN LAJU DAN ORDE REAKSI DENGAN METODE KONDUKTOMETRI

MAKALAH LAPORAN AKHIRDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Fisika

Dosen Pengampu : Ir. Sri Wahyuni, M.SiHarjito, S.Pd, M.Sc

Disusun oleh:1. Dimas Gigih D. (4301408052)2. Diah Ika Rusmawati (4301408054)3. Hermawan Agung P (4301408064)

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2010

Page 2: Konduktometri

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya

hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (L) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar listrik (L) merupakan kebalikan dari tahanan (R), sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1. Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik (L) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l).

L= l/R = k (A / l) dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Kuat lemahnya larutan elektrolit sangat ditentukan oleh partikel-partikel bermuatan di dalam larutan elektrolit. Larutan elektrolit akan mengalami ionisasi, dimana zat terlarutnya terurai menjadi ion positif dan negatif, dengan adanya muatan listrik inilah yang menyebabkan larutan memiliki daya hantar listriknya.

Proses ionisasi memegan peranan untuk menunjukkan kemapuan daya hantarnya, semakin banyak zat yang terionisasi semakin kuat daya hantarnya. Demikian pula sebaliknya semakin sulit terionisasi semakin lemah daya hantar listriknya.

Untuk larutan elektrolit besarnya harga 0 < ɲ < 1, untuk larutan non-elektrolit maka nilai ɲ = 0. Dengan ukuran derajat ionisasi untuk larutan elektrolit memiliki jarak yang cukup besar, sehingga diperlukan pembatasan larutan elektrolit dan dibuat istilah larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Untuk elektrolit kuat harga ɲ = 1, sedangkan elektrolit lemah harga derajat ionisasinya, 0 < ɲ < 1.

Page 3: Konduktometri

B. TUJUANDalam percobaan ini akan ditunjukan bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida.CH3COOC2H5 + OH CH3COO- + C2H5OHAdalah reaksi orde kedua. Disamping itu ditentukan pula tetapan laju reaksinya.Penentuan ini dilakukan dengan cara konduktometri.

C. MANFAAT Mengetahui bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde kedua menggunakan cara konduktometri.

Page 4: Konduktometri

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Salah satu sifat larutan elektrolit adalah kemampuannya untuk menghantarkan arus listrik. Sifat hantaran ini sangat berguna di dalam pemecahan berbagai persoalan dalam bidang elektro analisis. Secara kuantitatif sifat hantaran ini dapat digunakan untuk analisis suatu zat yang dipelajari dalam konduktometri.

Konduktometri merupakan metode analisis kimia yang didasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Besaran hantaran (L) bergantung pada jenis dan konsentrasi zat dalam larutan. Besaran hantaran ini merupakan kebalikan dari hantaran atau tahanan R.

Pada temperature tetapan hantaran suatu larutan bergantung pada (a) konsentrasi ion, dan (b) kemobilan ion dalam larutan. Umumnya sifat hantaran listrik dalam suatu elektrolit mengikuti hukum ohm, V=IR denga tegangan V, arus I dan tahanan R. Hantaran (L) suatu larutan didefinisikan sebagai berikut sebagai kebalikan dari tahanan,

L=I/R ………………………………………………………(9)Hantaran jenis (γ) suatu larutan ialah hantaran sebatang larutan tersebut yang

panjang l meter dan luas penampang lintangnya 1m2. Maka untuk permukaan sejajar seluas A m2 dan berjarak l m satu dari lain, berlakunya hubungan,

L= γ A/l …………………………………………………..(10)Dalam pegukuran hantaran diperlukan pula suatu tetapan sel (k) yang

merupakan suatu bilangan, bila dikalikan dengan hantaran suatu larutan dalam sel bersangkutan akan memberikan hantaran sejenis dari larutan tersebut, jadi :

γ = KL= k/R ……………………………………………..(11)dari persaman (10) dan (11) jelaslah bahwa k =l /A yang merupakan tetapan bagi suatu sel. Hantaran molar (Λ) yang terlarut didefinisikan sebagai hantaran yang diperoleh kalau antara 2 elektroda yang cukup luas sejajar dan berjarak l meter, ditemukan sejulah larutan yang mengandung 1 mol elektrolit itu. Dari definisihantaran molar ini dan persamaan (10) dapat diturunkan persamaan berikut,

Λ = γ / c …………………………………………………(12)Dengan c adalah konsentrasi larutan dalam mol/ m3

γ = c Λ …………………………………………………..(13)persamaan (12) berlaku untuk kehadiran sebuah elektrolit dalam larutan. Jika lebih dari sebuah elektrolit yang terlarut, maka sesuai dengan hukum keaditifan hantaran Kohlrausch untuk larutan yang encer haruslah berlaku:

γ=∑ γ1=∑i

c i Λ i=∑i

(cki Λki+¿cai Λai)¿ ……………(14)

ki = hantaran jenis karena kehadiral elektrolit ici = konsentrasi elektrolit I dalam mol/ m3

Page 5: Konduktometri

cki = konsentrasi kation elektrolit i dalam mol/ m3

cai = konsentrasi anion elektrolit dalam mol/ m3

Λi = hantaran ion kation elektrolit iai = hantaran ion anion dalam elektrolit idengan menggunakan persamaan (10) dan (12) dapat diturunkan :

Lt = (1/k) Σi cki Λki + cai Λai ……………………………………..(15)Dengan konduktometri dapat ditentukan pula orde reaksi serta laju reaksinya.

Berlainan dengan cara titrasi maka pada konduktometri tidak dilakukan penghentian reaksi. Selama reaksi berlangsung hantaran campuran berkurang karena terjadi penggantian ion OH- dari larutan dengan ion CH3COO-. Dengan pengandaian bahwa etil asetat, alcohol dan air tidak menghantarkan listrik sedangkan NaOH dan CH3COONa terionisasi sempurna, maka hantaran larutan pada waktu sama itu mengikuti persamaan,

Lt = (1/k) [(9b-x) ΛOH- + X ΛCH3COO

- + b ΛNa+] …………………(16)

Hantaran pada waktu t=0 dinyatakan dengan,Lo = (1/n) (b ΛOH

- + b ΛNa+) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (17)

Hantaran x mulai dari x = 0 hingga x = c dengan c adalah konsentrasi awal pereaksi yang paling kecil, sedangkan bila a = b, maka c = a = b. Untuk semua persamaan (16) dapat dinyatakan,

L0 – Lt = (1/k) [ x (ΛOH- - ΛCH3COO

-)]…………………………………(18)L0 – Lc = (1/k) [ c (ΛOH

- - ΛCH3COO-)]…………………………………..(19)

Dari persamaan (18) dan (19) diperoleh,

L0−Lt

L0−Lc

=( 1

R0)−(

1Rt

)

( 1R0

)−( 1Rc

) ……………………………….. (20)

Hubungan hantaran atau tahanan dengan waktu tergantung pada berbagai keadaan awal:

a. a = bdengan mensubstitusikan persamaan (20) ke dalam persamaan (8) akan memberikan,

L0−Lt

Lt−Lc

=k t at

Yang dapat disusun ulang menjadi,

Lt=1

K1 at( L0−Lt )+Lc

Page 6: Konduktometri

Konsentrasi

Waktu

k kecil

k besar

Gambar 1. Variasi konsentrasi reaktan terhadap waktu dalam reaksi kedua. Garis tipis merupakan pengurangan yang bersangkutan, dalam reaksi orde pertama, dengan laju awal yang sama.

Persamaan (25) mengungkapkan bahwa Lt terhadap (l0-Lt)/t merupakan garis lurus dengan arah lereng 1/k2 sehingga penentuan arah lereng itu memungkinkan perhitungan dari tetapan laju reaksi k1.

[ A ]=[ A ]0

1+k t [ A ]0Persamaan tersebut memungkinkan kita meramalkan konsentrasi A pada

setiap waktu setelah reaksi. Persamaan ini menunjukan bahwa dengan laju awal yang sama, konsentrasi A mendekati nol dengan lebih lambat daripada reaksi orde pertama.

Jika reaksi orde kedua keseluruhannya, tetapi orde pertama terhadap masing-masing reaktan A dan B, maka hukum lajunya adalah.

d [ A ]dt

=−k [ A ][B ]

Kita tidak dapat mengintegrasikan hukum ini, sampai kita mengetahui hubungan antara konsentrasi A dengan konsentrasi B yang bergantung pada stoikiometri reaksi.

A+B → produkJika konsentrasi awal [A]0 dan [B]0, maka ketika konsentrasi A turun

menjadi [A]0 – x, maka konsentrasi B akan turun menjadi [B]0 – x (karena setiap hilangnya A, memerlukan kehilangan satu B). dengan demikian

Page 7: Konduktometri

ln v

Slope = k

Slope = n

ln k

ln C

−d [ A ]dt

=k ( [ A ]0−x )([ B ]0−x)

Maka, karena d[A]/dt = -dx/dt, hukum lajunya adalah:dxdt

=k ( [ A ]0−x )( [ B ]0−x )

Karena x=0 jika t=0, maka

kt=∫0

xdx

( [ A ]0−x ) ([ B ]0−x )

¿ −1[ A ]0−[B ]0 {ln [ A ]0

[ A ]0−x−ln

[B]0[B]0−x }

Dengan memperhatikan A =[A]0 – x dan B=[B]0 – x; jadi

kt= 1[ A]0−[B]0

ln[ A ] [B]0[ A ]0[B ]

ln(ao – x )(bo – x)

Page 8: Konduktometri

BAB IIIMETODOLOGI

A. Alat-alatAlat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1) Konduktometri 5) Pipet volume 20 ml 2) Labu ukur 200 ml 1 buah 6) Botol timbang3) Labu ukur 100 ml 1 buah 7) Gelas Kimia 50 ml4) Labu erlenmeyer 250 ml 6 buah 8) Stopwatch5) Pipet volume 10 ml

B. Bahan-bahanBahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1) Etil asetat2) Larutan NaOH 0,02 M 200 ml3) Larutan KCl 0,1 M4) Aquades

Page 9: Konduktometri

Membuat larutan etil asetat 0,02 M 200 ml

Mencuci sel dengan air dan menentukan hantarannya berulang sampai menunjukkan hasil yang tetap

Membuat larutan KCl 0,1 M 100 ml

Membuat larutan NaOH 0,02 M 200 ml

Membilas dengan larutan KCl 0,1 M dan menentukan hantarannya dalam larutan tersebut

Menentukan temperature larutan tersebutMenambahkan masing-masing NaOH dan etil asetat ke dalam Erlenmeyer tertutup

Memipet larutan NaOH dan mengencerkannya hingga volumenya sama dengan campuran NaOH dan etil asetatMeletakan dalam thermostat dan menentukan hantarannya

Membilas sel hantaran dengan air dan memasukannya ke dalam Erlenmeyer tadiBila larutan NaOH dan etil asetat telah mencapai thermostat maka kedua larutan dicampu dan dikocok. Menjalankan Stopwatch saat kedua larutan tercampur.

Menentukan hantaran pada menit ke-5, 10, 15, 20, 25, dan 30

C. Prosedur Percobaan

Page 10: Konduktometri

Sisa campuran dipanaskan beberapa menit kemudian didinginkan dan ditentukan hantarannya. Gambar alat:

D. Data PengamatanSuhu Aquades : 28 0CSuhu Larutan KCl : 29 0C

Tabel 1. Data Hantaran (Lo) pada SampelSampel Tahanan (Ro) Hantaran (Lo)

Aquades 0,0287 µ-1 s-1 34,8 µs Larutan KCl 0,0714 µ-1 s-1 14 µsLarutan NaOH dan Aquades

5,4795 x 10-3 µ-1 s-1 182,5 µs

Tabel 2. Data Hantaran (Lo) pada Larutan NaOH + Etil asetatNo. Waktu

(sekon)Tahanan (Ro) Hantaran

(Lo)(Lo –Lt) /t

x (mmol) k

1. 300 7,8616 x 10-3

µ-1 s-1

127,2 µs 0,1843 µ 9,7959 ×10−3 0,16

2. 600 9,1491 x 10-3 µ-1 s-1

109,3 µs 0,122 µ 0,0129 0,1537

3. 900 0,01 µ-1 s-1 99,3 µs 0,0924 µ 0,0147 0,1556

4. 1200 0,0106 µ-1 s-1 94,2 µs 0,0736 µ 0,0156 0,1496

5. 1500 0,0114 µ-1 s-1 87,8 µs 0,0631 µ 0,0168 0,1734

6. 1800 0,012 µ-1 s-1 83,4 µs 0,0551 µ 0,0176 0,1995

7. 2100 0,0123 µ-1 s-1 81.1 µs 0,0483 µ 0,018 0,218. Dipanaskan 0,0144 µ-1 s-1 69,6 µs - -

Harga k rata-rata = 0,1717

Tabel 3. Data kalibrasi Konduktometer dengan KCl T0C 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30L 12,6

412,95

13,45

13,85

14,19

14,49

14,96

15,53

16,05

16,25

Page 11: Konduktometri

Grafik

0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20

20

40

60

80

100

120

140

f(x) = 337.206337361865 x + 66.6989416704629R² = 0.986699484262218

Grafik Hubungan antara Lt dan (Lo- Lt)/ t

(Lo- Lt)/ t

Lt

Dari grafik didapat persamaan:y = 337,21 x + 66,699 dengan R2= 0,9867

Lt = 1

k .a¿¿ maka,

1k .a

= 1337,21

1k .0,02

= 1337,21

k= 1337,21 x 0,02

=0,1483

y x

Page 12: Konduktometri

BAB IVPEMBAHASAN

Penentuan laju reaksi/ tetapan laju reaksi pada reaksi penyabunan etil

asetat oleh ion hidroksida dapat ditentukan secara konduktometri.

Reaksi yang terjadi:

+ C2H5OHCH3COOC2H5 OH- CH3COO

-+

Selain itu, percobaan inu juga bertujuan untuk menunjukkan bahwa reaksi

di atas merupakan reaksi orde dua. Penggunaan konduktometri dalam perobaan

ini karena zat yang bereaksi merupakan suatu larutan elektrolit, sehingga

penentuan konsentrasi zat tersebut dapat dilakukan melalui pengukuran daya

hantar listriknya. Jika konsentrasi pereduksi berkurang maka daya hantar

listriknya pun berkurang. Jadi konsentrasi suatu larutan yang bereaksi berbanding

lurus dengan daya hantar listriknya. Daya hantar listrik sendiri berbanding terbalik

dengan harga tahanannya, L=1 /R.

Sebelum larutan etil asetat dan NaOH (direaksikan) diukur daya

hantarnya, konduktometer dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan KCl pada

berbagai suhu. Campuran etil asetat dan NaOH diukur daya hantarnya setelah

bereaksi selama 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit, dan 35

menit. Dari hasil pengukuran diperoleh daya hantar listrik ampuran semakin lama

reaksi semakain berkurang. Hal ini karena makin lama waktu reaksi, maka

konsentrasi pereaksi makin berkurang sedangkan konsentrasi produk semakin

semakin bertambah. Sehingga konsentrasi etil asetat atau ion OH- dengan

CH3COO- pada larutan. Harga daya hantar listrik berturut-turut dari reaksi selama

5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit, dan 35 menit adalah

127,2 µs; 109,3 µs; 99,3 µs; 94,2 µs; 87,8 µs; 83,4 µs; dan 81,1 µs. Adapun sisa

campuran kemudian dipanaskan, setelah itu didinginkan dan diukur daya

hantarnya dengan konduktometer. Diperoleh daya hantar yang lebih kecil dari

waktu reaksi 35 yaitu: 69,6 µs. Hal itu karena ketika dipanaskan reaksi

berlangsung sempurna dan ion OH- yang ada semakin sedikit dan membentuk

produk.

Page 13: Konduktometri

Daya hantar NaOH sendiri, sebelum direaksikan dengan etil asetat besar

yaitu 182,5 µs. Karena NaOH termasuk elektrolit kuat dan ion-ionnya masih utuh

apalagi diencerkan dengan aquades.

Konsentrasi etil asetat dan NaOH yang digunakan pada percobaan ini

sama (a=b) yaitu 0.02 M. dengan demikian analisis data yang digunakan pada

percobaan ini juga menggunakan analisis untuk besar a=b, yaitu persamaan

xa(a−x )

=k i t .Untuk menentukan harga x atau besarnya konsentrasi zat yang

terpakai, serta persamaan Lt=1

k i at( Lo−Lt )+Lc. Untuk menentukan k atau tetapan

laju reaksinya.

Dari perhitungan diperoleh nilai x yang semakin lama reaksi, semakin

besar nilai x, artinya semakin banyak zat yang bereaksi. Sedangkan nilai k

diperoleh 0,1717

Dari grafik ( Lo−Lt )/ t terhadap Lt diperoleh suatu garis yang linear. Grafik

yang berupa garis lurus inilah yang menunjukkan bahwa reaksi etil asetat dan

NaOH merupakan arde kedua. Sehingga diperoleh persamaan y = 337,21 x +

66,699 dengan ketelitian R2= 0,9867; 98,67 %dari persamaan tersebut dapat dicari

nilai k dengan persamaan Lt=1

k .a(Lo−Lt)

t+Lc dan diperoleh nilai k sebesar

0,1483.

BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Penetapan laju reaksi dan reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida

dapat ditentukan dengan ara konduktometri.

2. Besarnya harga k secara perhitungan adalah 0,1717 sedangkan secara grafik

sebesar 0,1483.

3. Dari grafik yang diperoleh berupa garis lurus/ linear yang membuktikan

bahwa reaksi penyabunan etil asetat dan ion hidroksida merupakan orde

kedua.

Page 14: Konduktometri

DAFTAR PUSTAKA

Alberty, R. A. 1987. Physical Chemistry. New York : John Wiley and SonsCastellan, G.W. 1983. Physical Chemistry. New York : Addison- Wesley Publising Company.Mulyani, Sri. 2003. Kimia Fisika II. Bandung: UPI.Tim Dosen Kimia Fisika. 2010. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisik.

Semarang: Unnes.Steinbach, King.-.Experiments in Physical Chemistry,hal.145-149. http://akafarma.htm

Page 15: Konduktometri

LAMPIRANAnalisis Data:Pembuatan Larutan :

1. Membuat larutan etil asetat 0,02M 200ml

M =

ρ×%×10Mr

=

0,9×9 ,995×1088 , 11

= 10,1634 MPengenceran :M1.V1 = M2.V2

10,1634M x V1 = 0,02 x 200

V1 =

410 , 1634 = 0,3936 ml ~ 0,4 ml

Jadi, larutan etil asetat yang akan siencerkan sejumlah 0,4 ml dalam labu tukur 200 ml dengan aquades sampai tanda batas.

2. Membuat larutan KCl 0,1 M 100ml, Mr KCl=74,56

M =

grMr x

1000p

0,1 =

gr74 , 56 x

1000100

gr = 0,7456 gram

jadi, KCl yang digunakan untuk membuat 100 ml KCl dengan konsentrasi 0,1 M yaitu sebanyak 0,7456 gram.

3. Membuat larutan NaOH 0,02 M 200ml, Mr NaOH=40

M =

grMr x

1000p

0,02 =

gr40 x

1000200

gr = 0,16 gram

Jadi, KCl yang digunakan untuk membuat 200 ml NaOH dengan konsentrasi 0,02 M yaitu sebanyak 0,16 gram.

Page 16: Konduktometri

Menghitung Ro,Rt dan Rc

1) Ro =

1Lo

Sampel air = Lo = 34,8 µs

Ro =

1Lo

=

134 , 8 = 0,0287 µ-1 s-1

Sampel KCl = Lo = 14 µs

Ro =

1Lo

=

114 = 0,0714 µ-1 s-1

Sampel NaOH dan aquades= Lo = 182,5 µs

Ro =

1Lo

=

1182 ,5 = 5,4795 x 10-3 µ-1 s-1

2) Rt =

1Lt

t = 5 menit = 300 sekon, Lt = 127,2 µs

Rt =

1127 , 2 = 7,8616 x 10-3 µ-1 s-1

t = 10 menit = 600 sekon, Lt = 109,3 µs

Rt =

1109 , 3 = 9,1491x10-3 µ-1 s-1

t = 15 menit = 900 sekon, Lt = 99,3 µs

Rt =

199 , 3 = 0,01 µ-1 s-1

t = 20 menit = 1200 sekon, Lt = 94,2 µs

Rt =

194 ,2 = 0,0106 µ-1 s-1

t = 25 menit = 1500 sekon, Lt = 87,8 µs

Page 17: Konduktometri

Rt =

187 , 8 = 0,0114 µ-1 s-1

t =30 menit = 1800 sekon, Lt = 83,4 µs

Rt =

183 , 4 =0,012 µ-1 s-1

t = 35 menit = 2100 sekon, Lt = 81,1 µs

Rt =

181 , 1 =0,0123 µ-1 s-1

Setelah dipanaskan :Lc = 69,6 µs

Rc =

1Lc =

169 , 6

= 0,0144 µ-1 s-1

Menghitung A dan B dimana a = b = c = 0,02 M

A = ( 1

Ro )((a c)(1− RoRc )−1)

= ( 1

5 , 4795×10−3 )((0 ,02c0 , 02)(1−5 , 4795×10−3

0 , 0144 )−1) = (182 , 4984 ) (0 ,6195−1 ) = -69,4406

B = ( 1

Ro )((b c)(1− RoRc )−1)

= -69,4406 ,karena a =b =c = 0,02 M

Menentukan harga K

Lt =

1K1⋅at

( Lo−Lt )+Lc

t = 5 menit = 300 sekon

127,2 =

1K1⋅0 , 02⋅300

(182 ,5−127 , 2 )+69 , 6

Page 18: Konduktometri

127,2 =

16 K1

(55 , 3 )+69 , 6

127,2 =

9 ,2167K 1

+69 ,6

57,6 K1 = 9,2167 K1 = 0,16

t = 10 menit = 600 sekon

109 , 3=

1K2⋅0 ,02⋅600

(182 ,5−109 , 3 )+69 , 6

109 , 3=

112 K2

(73 , 2 )+69 ,6

109 , 3=

6,1K 2

+69 , 6

39,7 K2 = 6,1 K2 = 0,1537

t = 15 menit = 900 sekon

182 ,5 =

1K3⋅0 ,02⋅900

(182 , 5−99 ,3 )+69 , 6

182 ,5 =

118 K3

(83 , 2 )+69 , 6

182 ,5 =

4 ,622K3

+69 , 6

29,7 K3 = 4,622 K3 = 0,1556

t = 20 menit = 1200 sekon

94 ,2 =

1K4⋅0 ,02⋅1200

(182,5−94 , 2 )+69 , 6

94 ,2 =

124 K 4

(88 ,3 )+69 , 6

94 ,2 =

3 ,6792K4

+69 ,6

24,6 K4 = 3,6792

Page 19: Konduktometri

K4 = 0,1496

t = 25 menit = 1500 sekon

87 , 8 =

1K5⋅0 ,02⋅1500

(182 ,5−87 , 8 )+69 , 6

87 , 8 =

130 K5

( 94 ,7 )+69 , 6

87 , 8 =

3 ,1567K5

+69 ,6

18,2 K5 = 3,1567K5 = 0,1734

t = 30 menit = 1800 sekon

83 , 4 =

1K6⋅0 ,02⋅1800

(182 ,5−83 ,4 )+69 ,6

83 , 4 =

136 K6

(94 ,7 )+69 ,6

83 , 4 =

3 ,1567K6

+69 ,6

2,7528k 6

=13,8

13,8 k6=2,7528

k 6=0,1995

t = 35 menit = 2100 sekon

81,1= 1k 7 ∙0,02 ∙2100

(182,5−81,1 )+69,6

81,1= 142 k7

(101,4 )+69,6

81,1=2,4143k7

+69,6

2,4143k7

=11,5

11,5 k7=2,4143

k 7=11,5

Menghitung x pada t menit

Page 20: Konduktometri

xa (a−x )

=k ∙t

t = 5 menit = 300 sekonx

0,02 (0,02−x )=0,016 ∙300

x0,0004−0,02x

=48

x=0,0192−0,96 x1,96 x=0,0192

x=9,7959 × 10−3

t = 10 menit = 600 sekonx

0,02 (0,02−x )=0,1537 ∙ 600

x0,0004−0,02 x

=92,22

x=0,0369−1,8444 x2,8444 x=0,0369x=0,0129

t = 15 menit = 900 sekonx

0,02 (0,02−x )=0,1556 ∙ 900

x0,0004−0,02 x

=0,1556 ∙ 900

x0,0004−0,02 x

=140,04

x=0,056−2,8008 x3,8008 x=0,056x=0,0147

t = 20 menit = 1200 sekonx

0,02 (0,02−x )=0,1496 ∙1200

x0,0004−0,02 x

=179,52

x=0,0718−3,5904 x4,5904 x=0,0718x=0,0156

t = 25 menit = 1500 sekon

Page 21: Konduktometri

x0,02 (0,02−x )

=0,1734 ∙ 1500

x0,0004−0,02x

=260,1

x=0,104−5,202 x6,202 x=0,104x=0,0168

t = 30 menit = 1800 sekonx

0,02 (0,02−x )=0,1995 ∙1800

x0,0004−0,02x

=359,1

x=0,1436−7,182 x8,182 x=0,1436x=0,0176

t = 35 menit = 2100 sekonx

0,02 (0,02−x )=0,2099 ∙2100

x0,0004−0,02x

=440,79

x=0,1763−8,8158 x9,8158 x=0,1763x=0,018

Menghitung L0−L t

t t = 5 menit = 300 sekon

L0−Lt

t=182,5−127,2

300¿0,1843

t = 10 menit = 600 sekonL0−Lt

t=182,5−109,3

600¿0,122

t = 15 menit = 900 sekon

Page 22: Konduktometri

L0−Lt

t=182,5−99,3

900¿0,0924

t = 20 menit = 1200 sekon

L0−Lt

t=182,5−94,2

1200¿0,0736

t = 25 menit = 1500 sekon

L0−Lt

t=182,5−87,8

1500¿0,0631

t = 30 menit = 1800 sekon

L0−Lt

t=182,5−83,4

1800¿0,055

t = 35 menit = 2100 sekon

L0−Lt

t=182,5−81,1

2100¿0,0483

Menghitung harga ARt +1

BRt+1

Karena harga A = B maka ARt + 1 = BRt + 1, sehingga ARt +1

BRt+1=1

t = 5 menit

ARt+1=BRt+1=[ (−69,4406 ) (7,8616 × 10−3 ) ]+1

¿ (−0,5425 )+1=0,4576

t = 10 menit

ARt+1=BRt+1=[ (−69,4406 ) ( 9,1491× 10−3 ) ]+1

¿ (−0,5896 )+1=0,4104

t = 15 menit

ARt+1=BRt+1=[ (−69,4406 ) (0,01 ) ]+1

¿ (−0,6944 )+1=0,3056

t = 20 menit

Page 23: Konduktometri

ARt+1=BRt+1=[ (−69,4406 ) (0,0106 ) ]+1

¿ (−0,736 )+1=0,264

t = 25 menit

ARt+1=BRt+1=[ (−69,4406 ) (0,0114 ) ]+1

¿ (−0,7916 )+1=0,2084

t = 30 menit

ARt+1=BRt+1=[ (−69,4406 ) (0,012 ) ]+1

¿ (−0,8333 )+1=0,1667

t = 35 menit

ARt+1=BRt+1=[ (−69,4406 ) (0,0123 ) ]+1

¿ (−0,8541 )+1=0,1459