komunikasi transendental pemain debus (studi …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/komunikasi...

104
KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI DESKRIPTIF PADEPOKAN MAUNG PANDE) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi Disusun Oleh: KHIMATULLAH NIM 6662111928 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2018

Upload: vuongtruc

Post on 07-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS

(STUDI DESKRIPTIF PADEPOKAN MAUNG PANDE)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh:

KHIMATULLAH

NIM 6662111928

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2018

Page 2: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

ii

Page 3: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

iii

Page 4: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

iv

Page 5: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

v

MOTO DAN PERSEMAHAN

“HIDUP HANYA SEKALI HIDUPLAH YANG BERARTI”

“MAN JADDA WA JADDA”

Barang Siapa yang Bersungguh-sungguh Maka Dapatlah Dia

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada : kedua orangtuaku

tercinta yang telah tiada, kakak-kakak dan adikku tersayang

serta teman-teman tercinta dan juga kepada istriku yang

paling ku sayang dan pihak yang telah membantu

sehingga terwujudnya skripsi ini.

Page 6: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

vi

ABSTRAK

Khimatullah, NIM 6662111928. Skripsi. Komunikasi Transendental Pemain

Debus (Studi Deskritif Padepokan Maung Pande). Pembimbing I: Prof. Dr.

H. Sihabudin, M.Si., dan Pembimbing II: Teguh Iman Prasetya, SE., M.Si.

Debus adalah suatu kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia yang

luar biasa, kebal senjata tajam, kebal api, minum air keras, memasukan benda

kedalam kelapa utuh, menggoreng telur di kepala dan lain-lain. Debus dikenal

sejak abad ke 18, dan sebagai kesenian asli Banten. Kesenian debus adalah

kesenian yang bergerak dan tumbuh di tiga daerah kabupaten yang ada di Banten

yakni Kabupaten Serang, Pandeglang, dan Lebak. Komunikasi adalah proses

penciptaan makna antara dua orang atau lebih lewat penggunaan simbol-simbol

atau tanda-tanda. Dalam komunikasi transendental para partisipannya adalah

manusia dan allah. Transendental secara bahasa dalam istilah filsafat berarti

suatu yang tidak dialami tapi dapat diketahui, suatu pengalaman yang terbebas

dari penomena namun berada dalam gugusan pengetahuan seseorang. Komunikasi

yang melibatkan manusia dengan Tuhannya itulah yang sering disebut

komunikasi transendental (Mulyana, 1999:49). Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan studi deskritif. Menurut Dr. H. Furqan

Padepokan Maung Pande merupakan perkumpulan perguruan Debus dari segala

macam perguruan yang ada di Indonesia. Hasil dari penelitian ini, peneliti

menemukan bentuk komunikasi transcendental pemain debus dengan cara tarekat

islam. Tarekat bisa diartikan cara atau metode, jadi metode yang digunakan

pemain debus Maung Pande dengan beribadah kepada allah bisa dalam bentuk

shalat, puasa, dan dzikir. Silat atau bela diri menjadi cara pemain debus Maung

Pande menempa kemampuannya dalam mencapai kekebalannya, Padepokan

Maung Pande menggunakan aliran silat Tdjimande. Dalam Maung Pande

khususnya punya cara lain dalam mempersiapkan diri sebagai pemain debus

dengan meningkatkan keyakinannya kepada Allah dengan percaya atas

pertolongan Allah sebagai penyelamat dan percaya bahwa atas segala sesuatu

berpasrah hanya milik Allah.

Keywords : Debus, Komunikasi Transendental, Maung Pande

Page 7: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

vii

ABSTRACT

Khimatullah, NIM 6662111928. Thesis. Communication Trancendental Players

Debus (Descriptive Studies Padepokan Maung Pande) Preceptor I: Prof. Dr. H.

Sihabudin, M.Si., And Preceptor II: Teguh Iman Prasetya, SE., M.Si.

Debus is an art that demonstrates a remarkable human ability, immune to sharp

weapons, immune to fire, drinking hard water, inserting objects into whole

coconut, frying eggs in the head and others. Debus known since the 18th century,

and as the original art of Banten. Debus art is an art that moves and grows in

three districts of Banten is Serang, Pandeglang, and Lebak. Communication is the

process of creating meaning between two or more people through the use of

symbols or signs. In transcendental communication the participants are human

and god. In Transcendental philosophy is language the term means something

that is not experienced but it is known, an experience which is free from the

phenomenon but are in clusters of one's knowledge. Communication involving

humans with their God is often called transcendental communication (Mulyana,

1999: 49). This research uses qualitative research method with descriptive study.

According to Dr. H. Furqan Padepokan Maung Pande is an association of Debus

colleges from all kinds of institution in Indonesia. The results of this study,

researchers found a form of transcendental communication players debus by way

of Islamic tarekat. Tarekat can be interpreted way or method, so the method used

debus player Maung Pande with worship to Allah can be in the form of prayer,

fasting, and dhikr. Silat or martial arts become the way players debus Maung

Pande forge his ability to achieve immunity, Padepokan Maung Pande using

Tdjimande silat flow. In Maung Pande in particular has another way of preparing

himself as a debus player by increasing his belief in God by believing in God's

help as a savior and believing that all things are God-given.

Keywords : Communication Transcendental, Debus, Maung Pande

Page 8: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Komunikasi Transendental Pemain Debus (Studi Deskriptif Padepokan Maung

Pande), Penulisan skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk meraih kesarjanaan strata

satu (S1) Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.

Perjuangan dan semangat yang tinggi akhirnya skripsi ini dapat penulis

selesaikan dengan baik, guna menjadi syarat kelulusan dan pendidikan selama di

universitas. Skripsi ini saya dedikasikan untuk semua orang yang terlibat selama

saya mengenyam pendidikan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dalam penyampaian keberhasilan penulis untuk menyelesaikan penulisan

ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak yang sangat berarti.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Pimpinan

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos,. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu

Komunikasi FISIP Untirta.

Page 9: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

ix

4. Bapak Iman Prof. Dr. H. A. Sihabudin, M.Si. selaku Dosen

Pembimbing I, terimakasih atas waktu, kesempatan, kesabaran,

bimbingan dan arahannya yang sangat berarti bagi penulis.

5. Bapak Teguh Iman Prasetya, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing

II, terimakasih atas waktu, kesempatan, kesabaran, bimbingan dan

arahannya yang sangat berarti bagi penulis.

6. Ibu Uliviana Restu, S.Sos., M.I.Kom dan Bapak Ronny Yudhi Septa

Priana, M.Si. selaku Dosen penguji yang telah memberikan penilaian

terbaik dan terimakasih atas waktu dan kesempatannya.

7. Seluruh Dosen Fisip Untirta yang telah memberikan ilmu dan

pengalamannya kepada penulis. Semoga ilmu yang telah diberikan

dapat menjadi ilmu yang bermanfaat.

8. Seluruh staf karyawan FISIP Untirta, terkhusu Ibu Nur yang

melayani kepentingan penulis dalam berbagai hal untuk

memperlancar jalannya perkuliahan dan penyusunan skripsi.

9. Abah Almarhum H. Ach. Matin Sy yang telah mendidik dan

membesarkan serta Doanya yang senantiasa menuntun penulis

hingga saat ini.

10. Mamah Almarhumah Hj. Yumyah yang telah memberikan kasih

sayang dan Doa serta dukungannya kepada penulis hingga saat ini.

11. Adinda istriku Hanie Nur Aeni, S.I.kom yang telah mendukung serta

berjuang bersama sehingga skripsi ini selesai, terimaksaih atas

waktu, doa dan dukungannya selama ini.

Page 10: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

x

12. Kakak kandung Harun Al Rasyid, Khusnawati, Mulyanah, Inayatul

Fadhillah dan adik Azis Assulthoni atas segala dukungan serta

doanya.

13. Kakak ipar Mia Herawati, Ahmad Zumri, Akhmad Fery Setiawan,

dan Peri Sandi Huizche atas segala dukungan serta doanya.

14. Bapak Mertua H. Asep Soleh dan Adik ipar Ria Kuraesin yang

memberikan Doa serta dukungan.

15. Alzasya Asdrie Rivaldie, Fahmi Ilhamullah, Teguh Nugraha, Friska

Riama Tampubolon, Siti Roifatul Roihah, Febri Nurunnisa, Achmad

Ramdani, Anindita P Suhendar, Fahmi Malik Akbar serta teman-

teman seperjuangan lainnya.

16. Teman-teman mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Untirta.

17. Karyawan Visco Tailor yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu, terimakasih telah memberikan Doa serta dukungannya.

18. A. Ruli Hidayat yang menjadi partner bisnis serta memberikan

dukungan dan nasihat kepada penulis.

19. Niki Elam Pamungkas, Tb. Dicki dan Zemi Firdaus sahabat dari

SMP yang hingga saat ini terjalin persahabatannya dan memberikan

Doa serta dukungan.

20. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini, baik itu berupa saran, do'a, maupun dukungan yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 11: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

xi

Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis doakan semoga Allah SWT

membalas kebaikan dan pengorbanan kalian. Akhir kata penulis berharap semoga

apa yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi khususnya dan bagi

pembaca umumnya. Masukan dan saran sangat penulis harapkan demi kemajuan

penulis di masa mendatang.

Page 12: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... ..... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................ vi

ABSTRACT .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 9

1.3 Identifikasi Masalah ........................................................................ 9

1.4 Manfaat Teoritis .............................................................................. 10

1.5 Manfaat Praktis ............................................................................... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................. 11

2.1 Tinjauan Teoritis ............................................................................. 11

Page 13: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

xiii

2.1.1 Komunikasi ............................................................................ 11

2.1.2 Komunikasi Transendental ..................................................... 15

2.2 Debus ........................................................................................... 21

2.2.1 Definisi Debus ......................................................................... 21

2.2.2 Sejarah Debus ......................................................................... 22

2.3 Kerangka Berfikir ......................................................................... 25

2.4 Penelitian Sebelum ....................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 30

3.1 Metodologi Penelitian ..................................................................... 30

3.2 Paradigma Penelitian ....................................................................... 31

3.3 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 32

3.4 Lokasi Penelitian ............................................................................. 33

3.5 Fenomena Yang Diamati ................................................................. 33

3.5.1 Definisi Konsep ...................................................................... 33

3.5.2 Definisi Operasional ............................................................... 34

3.6 Instrumen Penelitian ........................................................................ 34

3.7 Informan Penelitian ......................................................................... 35

3.8 Teknik Pengolahan Data ................................................................. 36

3.8.1 Teknik Analisi Data ……………………………………………. 38

Page 14: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 41

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................................. 41

4.1.1 Sejarah Padepokan Maung Pande ............................................. 41

4.2 Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 43

4.2.1 Proses Ritual Debus .................................................................. 44

4.3 Profil Informan ................................................................................ 50

4.3.1Profil Informan Kumci ............................................................. 50

4.3.2Profil Informan Pendukung ....................................................... 52

4.3 Pembahasan ..................................................................................... 54

4.4.1 Proses Komunikasi Transendental ........................................... 55

4.4.2 Pertunjukan Debus ................................................................... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 73

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 73

5.2 saran.................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 75

LAMPIRAN .............................................................................................. 76

BIODATA PENULIS ............................................................................... 91

Page 15: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan kebutuhan dasar atau primer manusia. Komunikasi

merupakan sarana interaksi antar manusia yang efektif. Dinyatakan berinteraksi

jika mereka yang terlibat masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan

reaksi yang dilakukan oleh manusia disebut tindakan komunikasi. Tindakan

komunikasi menyangkut perasaan, pikiran dan perbuatan manusia.

Sejak kita lahir dan selama hidupnya manusia akan selalu terlibat dalam

tindakan-tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai

konteks kehidupan manusia dan sebagai makhluk sosial, kita perlu berhubugan,

bergaul dengan sesama manusia lain. Itu merupakan sisi dinamis dari manusia.

Hubungan yang dilakukan atau dijalin setiap saat merupakan kegiatan

berkomunikasi. Dalam ilmu komunikasi dikenal dengan istilah komunikasi yang

dilakukan antara manusia dengan Tuhannya, dalam ilmu komunikasl disebut

komunikasi transendental dan komunikasi ini dalam istilah Islam dikenal dengan

sebutan hablu minnallah dan habluminannas.

Debus adalah suatu kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia

yang luar biasa, kebal senjata tajam, kebal api, minum air keras, memasukan

benda kedalam kelapa utuh, menggoreng telur di kepala dan lain-lain. Debus lebih

dikenal sebagai kesenian asli masyarakat Banten, yang mungkin sejak abad ke 18.

Page 16: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

2

Menurut pensiunan Kepala Seksi Kebudayaan Kandepdikbud Kabupaten

Serang, (Alm) Tb. A. Sastra Suganda, debus berasal dari kata tembus. Ada juga

yang menyebutkan bahwa debus berasal dari kata gedebus, yaitu nama salah satu

benda tajam yang digunakan dalam pertunjukan kekebalan tubuh. Benda tajam

tersebut terbuat dari besi, dan digunakan untuk melukai diri sendiri. Oleh karena

itu kata debus dapat diartikan sebagai tidak tembus.

Meskipun kata debus sangat akrab di kalangan penduduk Banten, bahkan

Indonesia, namun asal usul dan arti dasar dari kata tersebut tidak dikenal secara

luas. Bahkan para pemain debus sendiri banyak yang tidak mengetahui artinya.

Bahkan debus sering dimaknai ―tembus‖, ―ora tembus‖, dan ―dada tembus‖,

bahkan ada yang mengatakan bahwa debus itu kependekan dari ―Dzikiran, Batin

dan Salawat‖.

Kesenian debus merupakan bentuk kesenian yang dikombinasikan dengan

seni tari, seni suara, seni teater dan seni kebatinan yang bernuansa magis.

Kesenian debus biasannya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, atau

untuk hiburan masyarakat. Pertunjukan ini dimulai dengan pembukaan

(gembung), yaitu oembacaan sholawat atau lantunan puji-pujian kepada Nabi

Muhammad, dzikir kepada Allah, diiringi instrument tabuh selama tiga puluh

menit.Acara selanjutnya adalah beluk, yaitu lantunan nyanyian dzikir dengan

suara keras, melengking, bersahut-sahutan dengan iringan tetabuhan.

Bersamaan dengan beluk, atraksi kekebalan tubuh didemonstrasikan sesuai

dengan keinginan pemainnya seperti menusuk perut dengan gada, tombak atau

senjata almadad tanpa luka, mengiris anggota tubuh dengan pisau atau golok,

Page 17: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

3

makan api, memasukan jarum kawat ke dalam lidah, kulit pipi dan anggota tubuh

lainnya sampai tembus tanpa mengeluarkan darah, mengiris anggota tubuh sampai

terluka dan mengeluarkan darah tapi dapat disembuhkan seketika itu juga hanya

dengan mengusapnya, menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang

dikenakan hancur lumat namun kulitnya tetap utuh. Selain itu, juga ada atraksi

menggoreng kerupuk atau telur di atas kepala, membakar tubuh dengan api,

menaiki atau menduduki tangga yang disusun dari golok yang sangat tajam, serta

bergulingan di atas tumpukan kaca atau beling. Atraksi diakhiri dengan gemrung,

yaitu permainan alat-alat music tetabuhan.

Kesenian yang satu ini dalam perkembangannya telah dikenal sampai ke

dunia Internasional serta menjadi identitas kesenian khas masyarakat Banten. Ada

beberapa versi yang menjelaskan tentang asal usul munculnya kesenian Debus di

Banten. Di daerah lain ada juga kesenian seperti kesian Debus, dengan sebutan

yang berbeda namun proses ritual dan pertunjukkannya hampir sama.

Kesenian yang ada umumnya berkembang secara turun temurun yang dalam

perjalannya tidak terlepas dari pengaruh agama Islam maupun agama-agama lain

yang berkembang di Banten. Dalam masa kesultanan Banten diakui memang

pengaruh Islam demikian kuat di Banten sehingga mempengaruhi ragam dan

nafas kesenian tradisional di Banten. Islam masuk ke Banten berasal dari Parsi

atau Gujarat di India selatan yang masih banyak unsur mistisnya

(Koentjaraningrat, 2002:25). Itu sebabnya, masuk akal manakala pengaruh Islam

berikut aspek mistisnya mewarnai kesenian di Banten.

Page 18: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

4

Kesenian debus adalah kesenian yang bergerak dan tumbuh di tiga daerah

kabupaten yang ada di Banten yakni Kabupaten Serang, Pandeglang, dan Lebak.

Istilah debus sampai saat ini belum ditemui arti yang pasti. Namun menurut

Almarhum Tb A. Sastrasuganda (dalam Aminudin, 1995:155) kata debus berasal

dari kata ― tembus ― yakni alat yang tajam yang dapat menembus badan manusia.

Asal kata ini masuk akal mengingat alat-alat yang dipakai dalam permainan debus

adalah senjata atau alat-alat yang tajam yang bisa melukai manusia seperti golok,

parang, dan lain sebagainya. Debus sering dinamai pula dengan istilah Almadad

(kekuatan) (Maman. 2004).

Kesenian merupakan salah satu bentuk aktifitas manusia yang selalu tidak

dapat berdiri sendiri. Karya seni berkembang dalam rakyat disebut kesenian

rakyat (Folklore). Pertumbuhan dan perkembangan kesenian rakyat tidak dapat

dipisahkan dari warna dan cirri kehidupan masyarakat itu sendiri. Hampir setiap

daerah di Indonesia mempunyai bentuk kesenian yang menggambarkan daerah

setempat, yang tentu saja, setiap kesenian daerah mempunyai latar belakang

sejarah dan konteks sosial sendiri. Seperti halnya di Banten, daerah yang berada

paling barat pulau jawa, dikenal sebagai kota Santri dan kota Jawara atau

Pendekar. Sejarah mencatat pada awal abad 19, Banten dijadikan rujukan para

ulama di Nusantara, bahkan Asia Tenggara, tentang keislaman (ilmu islam).

Menurut Snouck Hoergronje, masyarakat Banten pada saat itu sudah sadar dalam

menjalankan syariat Islam, jika dibandingkan dengan masyarakat jawa pada

umumnya. Ragam seni pertunjukan kesenian rakyat Banten, pada umumnya

berkembang secara turun temurun, yang tidak terlepas dari nafas keagamaan serta

Page 19: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

5

dalam perjalannya tidak terlepas dari pengaruh agama islam, maupun agama

lainnya. Kesenian rakyat yang berkembang di Banten hingga sampai saat ini

diantarannya adalah Debus.

Secara antropolgis dapat dikatakan bahwa menjadi sifat universal bagi

pengalaman hidup umat manusia untuk mencari dan mengagumi keindahan (seni).

Di dalam bahasa kesenian, manusia tidak berbicara dengan pikirannya, melainkan

ia berkomunikasi langsung dengan perasaanya. Di dalam kesenian berpencarlah

satu kegairahann kreasi yang spontan dari manusia. Dalam perkembangan sejarah

kesenian, dikatakan Harsojo (1977: 260) bahwa ketika manusia masih hidup

dalam kelompok-kelompok yang kecil yang hidup di daerah-daerah pedesaan dari

pertanian yang tradisional, kesenian itu lebih mempunyai fungsi sosialnya. Dalam

melakukan upacara-upacara kesenian memainkan peranan yang penting dan

banyak orang ikut serta dalam kesenian itu.Kesenian ini disebut kesenian rakyat.

Cirinya ialah bahwa nilai-nilai yang terjalin dalam kesenian itu merupakan

refleksi dari cara hidup sehari-hari atau bersumber kepada mitos-mitos.

Sumber-sumber kesaktian permainan debus merupakan campuran eklektik

dari tradisi islam dan tradisi local. Bacaan-bacaan saktinya berasal dari doa-doa

yang bersumber dari tradisi islam yang berbahasa arab dan bacaan-bacaan yang

berbahasa jawa dan sunda. Dalam tradisi islam debus sangat terkait dengan

tarekat, terutama tarekat Rifaiyah dan Qodiriyah. Kedua tarekat tersebut

memberikan pengaruh sangat penting terhadap permainan debus. Kedua tarekat

tersebut, terutama tarekat Qodiriyah sangat di kenal di masyarakat Indonesia.

Indikasi tentang pengaruh kuat tarekat Qodiriyah di Banten adalah pembacaan

Page 20: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

6

kitab-kitab Manaqib Abdul Qadir pada kesempatan tertentu telah menjadi bagian

dari ritual keagamaan pada masyarakat. Pembacaan manaqib ini lazim dianggap

berfaedah melindungi pembacanya terhadap segala bahaya, berkat keramahan

Syekh Abdul Qadir.

Komunikasi adalah proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih

lewat penggunaan simbol-simbol atau tanda-tanda. Dalam komunikasi

transcendental para partisipannya adalah manusia dan allah.

Inti dari proses komunikasi adalah persepsi, yakni proses internal dengan

mana manusia memilih, mengevaluasi, mengorganisasikan dan menafsirkan

rangsangan dari sekitarnya. Rangsangan tersebut bisa berbentuk lambing-

lambang, tanda-tanda, atau kejadian-kejadian. Jika persepsi kita tidak akurat, tak

mungkin komunikasi kita efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih

suatu pesan tertentu dan mengabaikan yang lain, memberi makna tertentu pada

pesan tersebut dan tidak memberi makna lain. Karena tidak ada dua manusia yang

mempunyai pengalaman (dan rujukan nilai) yang persis sama, maka tidak ada dua

manusia yang mempunyai persepsi sama terhadap suatu rangsangan.

Persepsi akurat yang dituntut dalam komunikasi yang efektif bukan saja

persepsi terhadap objek diluar diri manusia, tapi juga persepsi terhadap dirinya

sensiri. Dengan kata lain, komunikator yang efektif harus mengenal dirinya

senidir, yakni siapa dirinya menurut pikirannya. Idealnya, konep diri kita menurut

kita ini sesuai dengan konsep diri kita menurut orang lain.

Dalam disiplin Ilmu Komunikasi, bentuk pendekatan diri pada Sang Maha

Pencipta disebut Komunikasi Transendental. Komunikasi transendental adalah

Page 21: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

7

komunikasi yang dilakukan atau yang terjadi antara manusia dengan Tuhannya.

Jadi, partisipan dalam komunikasi transendental adalah Tuhan dan manusia.

Bagi umat muslim, cara mendekatkan diri pada Allah SWT tentu

bermacam-macam, yaitu dengan shalat lima waktu, berpuasa, shalat sunat,

berdzikir, menunaikan zakat, beribadah haji, infaq, sadaqah, dan lain-lain. Semua

itu adalah bentuk ibadah, yang dilakukan oleh umat muslim untuk mencari ridlo

Allah SWT. Ketika kita melakukan shalat sesungguhnya kita sedang melakukan

komunikasi dengan Tuhan. Tuhan bertindak sebagai komunikan (penerima pesan)

dan kita bertindak sebagai komunikator (pengirim pesan). Pada saat itu

sebenamya tidak ada pembatas antara manusia dengan Allah SWT. Komunikasi

langsung terjadi asal kita benar-benar punya keyakinan yang kuat bahwa Allah

ada di hadapan kita sedang memperhatikan dan mendengar doa kita. Takbir, ruku,

dan sujud adalah bentuk tawadhlu kita pada-Nya, memasrahkan seluruh jiwa dan

raga kita pada Allah SWT.

Terkadang komunikasi transcendental juga disebut sebagai komunikasi

ritual, komunikasi ritual dapat dikatakan sebuah proses dalam hal pemaknaan

sebuah pesan melalui simbol-simbol, jika dilihat dari pengertiannya bahwa:

“Komunikasi Ritual dapat dimaknai sebagai proses pemaknaan pesan

sebuah kelompok terhadap aktifitas religi dan system kepercayaan yang

dianutnnya. Dalam prosesnya selalu terjadi pemaknaan simbol-simbol

tertentu yang menandakan terjadinya proses Komunikasi Ritual

tersebut. Dalam proses Komunikasi Ritual itu kerap terjadi persainggan

dengan paham-paham kegamaan sakral yang kemudiaan ikut mewarnai

proses tersebut.” (Mulyana : 2005).

Debus syarat akan dengan nilai keislaman dan hal mistik, banyak yang

menyebutkan bahwa debus itu berhubungan dengan trik sulap atau atraksi.

Page 22: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

8

Permainan Debus yang dilakukan oleh masyarakat Banten, jika dicermati secara

mendalam didalamnya terkandung nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

kehidupan bersama. Nilai itu adalah nilai religius.

Nilai religius tercermin dalam do‘a yang dipanjatkan oleh para pemain.

Do‘a tersebut bertujuan agar para pemain selalu di lindungi dan selalu

mendapatkan keselamatan dari Allah SWT selama menyelenggarakan permainan

Debus, oleh karena itu kesenian Debus selalu berkaitan dengan Tradisi Islam.

Istilah tradisi islam tidak secara langsung menunjukan bahwa hal tersebut sesuai

dengan ajaran atau nilai-nilai keislaman, apalagi kalau itu dinilai secara fiqh.

Meskipun itu tetap dinamakan tradisi islam tetapi sering di dalamnya terjadi

kontroversi antara yang setuju bahwa hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai islam

ada juga yang menolaknya. Apalagi yang berkaitan dengan amalan-amalan yang

terdapat dalam tradisi tarekat, banyak yang berpendapat bahwa hal itu tidak

sessuai dengan yang dipesankan dalam Kitab Suci Al Quran.

Kesenian Debus sebagai kesenian di mana kita dapat memahami berbagai

ajaran yang terkandung di dalamnya, seperti hubungan antar individu dalam

kelompoknya, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan

Tuhannya. Kesenian tersebut masih ada oleh karena adanya sebuah kepercayaan

masyarakat serta kaitannya dengan kepentingan individual dalam arti kepuasan

pribadi.

Peneliti ingin mendeskipsikan proses terciptanya komunikasi Transendental

dalam kesenian Debus dengan proses ritual yang biasa di lakukan oleh pemain

Debus Maung Pande. Banyak proses ritual sebelum mempertunjukkan kesenian

Page 23: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

9

Debus seperti puasa, berdoa bahkan dengan melantunkan mantra yang dapat

membuat pemain Debus mencapai kekebalannya.

Dengan mengetahui proses-proses ritual melalui komunikasi Transendental,

bisa lebih mengatahui apa dasar proses ritual terlebih dahulu baik sebelum, pada

saat, dan sesudah pertunjukan debus berlangsung, serta mengatahui pesan apa

yang ada pada ritual tersebut sehingga proses ritual itu dapat dikatakan begitu

syakral dan maknanya yang sangat dalam.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui “Komunikasi Transendental dalam Debus (Studi Deskriptif Pemain

Debus Maung Pande di Pandeglang)”

1.2 Perumusan Masalah

Pokok permasalahan yang diteliti adalah ―Bagaimana Latar Belakang

Kekebalan Pemain Debus Terhadap Benda Tajam Melalui Proses Komunikasi

Transendental dengan Studi Deskriptif”

1.3 Identifikasi Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka identifikasi masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana Komunikasi Transendental pemain debus dengan proses ritual

dalam sebuah pertunjukan Debus?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka tujuan

diadakannya penelitian ini adalah untuk,

Page 24: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

10

1. Mengetahui proses ritual melalui Komunikasi Transendental sebelum

pertunjukkan pada pemain Debus.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara spesifik, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui

proses-proses ritual sebuah pertunjukan debus yang dilakukan oleh para pemain

Debus, proses yang akan diteliti adalah proses ritual melalui komunikasi

transendental, kesenian debus dekat dan kental akan hal-hal agamis dan mistis.

Peneliti ingin mengungkap proses ritual melalui komunikasi transcendental yang

dilakukan pemain kepada Tuhan dengan studi Deskriptif, dengan melalui proses-

proses komunikasi transenden.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi mahasiswa atau

peneliti yang ingin meneliti hal serupa. Kesenian debus juga salah satu kesenian

yang kuno dan harus kita lestarikan keberadaannya, mengingat kini kesenian ini

sudah semakin jarang di regenerasi dengan pemain baru, didominasi oleh bapak-

bapak yang sudah berumur. Hal ini peneliti jadikan sebuah motivasi untuk ikut

serta melestarikan dan mendukung pelestarian budaya Debus.

Page 25: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Komunikasi

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi secara umum adalah proses pengiriman

dan penerimaan pesan atau informasi antara dua individu atau lebih

dengan efektif sehingga dapat dipahami dengan mudah. Istilah komunikasi

dalam bahasa inggris disebut communication, yang berasal dari kata

communication atau communis yang memiliki arti sama atau sama yang

memiliki makna pengertian bersama.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,

ide, gagasan) dari suatu pihak kepda pihak lain. Pada umumnya,

komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh

kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti

oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan

gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,

menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut

komunikasi nonverbal.

Page 26: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

12

Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi menurut Wiliam I. Gorden yang dikutip dari

buku Ilmu Komunikasi karya Deddy Mulyana. Ada empat fungsi

komunikasi, yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi

ritual, dan komunikasi intrumental. Fungsi suatu peristiwa komunikasi

(communication event) tampaknya tidak sama sekali independen,

melainkan berkaitan dengan fungsi fungsi lainnya, meskipun terdapat

suatu fungsi yang dominan.

a. Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan komunikasi penting untuk membangun kosep

diri kita, aktualisasidiri., untuk kelangsungan hidupa, untuk

memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan dan

ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan

memupuk hubungan dengan orang lain.

b. Komunikasi Ekpresif

Erat kaitannya dengan komunikais sosial adalah

komuniaksi ekpresif yang dapt dilakukan baik sendiri ataupun

dalam kelompok. Komunikasi ekpresif tidak ontomatis

bertujuan mepengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan

sejuah kimnukasi tersebut menjadi instrumen untuk

menyampaikan perasaanperasaan (emosi) kita. Perasaan-

Page 27: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

13

perassan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-

pesan nonverbal.

c. Komunikasi Ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi ekpresif adalah

komunikasi ritula. Yang biasa dilakukan secara kolektif. Suatu

komuntas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang hidup, yang disebut para ontropolog sebagai rites of

passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun,

siraman, pernikahan hingga upacara kematian.

d. Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan

umum; menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah

sikap dan kenyakinan, dan mengubah prilaku atau gerakan

tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua

tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif).

Komunikasi yang bertujuan memberitahuakan atau

menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam

arti bahwa pembicara menginnginkan pendengar mempercayai

bahwa fakta atu informasi yang disampaikan akurat dan layak

diketahui. (2015:4-34)

Unsur-unsur Komunikasi

Lasswell menjelaskan komunikasi seperti yang dikutip oleh

Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar yaitu komunikasi

Page 28: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

14

pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa,

mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat dan

atau hasil apa ? (Who? Says What? In Which Channel? To Whom? With

What Effect?)(2007:6)

Penjelasan diatas sudah menjelaskan unsur-unsur yang ada pada

komunikasi. Berikut adalah uraian unsur-unsur komunikasi menurut

Lasswell pada 5 Unsur yaitu :

a. Sumber (source)

Nama lain dari sumber adalah sender, communicator,

speaker, encoder, atau originator. Merupakan pihak yang

berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.

b. Pesan (message)

Merupakan seperangkat symbol verbal atau nonverbal yang

mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber

(source).

c. Saluran (channel/media)

Merupakan alat yang digunakan sumber (source) untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran pun

merujuk pada bentuk pesan dan cara penyajian pesan.

d. Penerima (receive)

Nama lain dari penerima adalah destination ,communicate,

decoder, audience, listener dan interpreter dimana penerima

merupakan orang yang menerima pesan.

Page 29: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

15

e. Efek (effect)

Merupakan apa yang terjadi pada penerima setelah ia

menerima pesan tersebut.

Sifat-sifat Komunikasi

Sifat-sifat komuniksi menurut Effendy dalam bukunya yang

berjudul Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek adalah sebagai berikut:

a. Tatap Muka (face to Face)

Komunikasi yang dilakukan dengan cara bertemu langsung

dengan teman bicara dimana dalam kegiatan komunikasi ini

komunikan dan komunikator sling bertatap muka.

b. Bermedia (mediate)

Komunikasi yang dilakukan dengan cara menggunakan

suatu media dimana berkaitan erat dengan penguasaan

pengetahuan dan pengguanaan teknologi komunikasi.

(2001:32)

2.1.2 Komunikasi Transendental

Transendental secara bahasa dalam istilah filsafat berarti suatu

yang tidak dialami tapi dapat diketahui, suatu pengalaman yang terbebas

dari penomena namun berada dalam gugusan pengetahuan seseorang.

Komunikasi yang melibatkan manusia dengan Tuhannya itulah yang

sering disebut komunikasi transendental (Mulyana, 1999:49). Dalam

Page 30: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

16

istilah agama diartikan suatu pengalaman mistik atau supernatural

karenanya berada diluar jangkauan dunia materi. Memaknai

komunikasi transcendental sebagai komunikasi antara manusia dengan

tuhan yang terkait dengan bidang agama dan dianggap sebagai komunikasi

―gaib‖. Sekalipun dianggap sebagai komunikasi gaib, Mulyana

menggarisbawahi bahwa komunikasi transcendental merupakan hal

penting bagi manusia karena melalui komunikasi ini seseorang yakin akan

keberhasilannya dapat menentukan nasib, baik di dunia maupun akhirat.

Selain sisi historis, komunikasi transcendental dapat dilihat dari

perspektif antropologi metafisik. Perspektif tersebut melihat budaya

sebagai seperangkat kompleksitas keyakinan, nilai, dan konsep yang

memungkinkan bagi sebuah kelompok untuk menalar kehidupannya dan

memberikan arah dalam menjalani kehidupan.

Metafisika, seperti ilmu lainnya merupakan kegiatan abstaksi

manusia. Metafisika sebagai sebuah cabang ilmu menunjukkan dan

menggarisbawahi bahwa manusi adalah makhluk rasional. Hanya makhluk

rasional yang mengadakan abstraksi. Tujuan abstraksi ini dapat ditemukan

dalam semua ilmu pengetahuan (membuka Tabir).

Kajian filsafat metafisika merupakan cabang dari sekian banyak

kajian filsafat yang didefinisikan sebagai ―filsafat yang ada di balik fisika

tentang hakikat yang bersifat Transenden, di luar atau di atas jangkauan

pengalaman manusia‖ (Endang Saifuddin Anshari, 1987, h 94).

Page 31: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

17

Antropologi berarti ‗ilmu tentang manusia‘. Dahulu, istilah ini

dipergunakan dalam arti lain, yakni ‗ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia‘.

Ilmu antropologi merupakan suatu integrasi dari beberapa ilmu yang

masing-masing mempelajari suatu kompleks masalah-masalah khusus

mengenai makhluk manusia. Kajian di antaranya membentuk antropologi

menjadi sebuah ilmu adalah etnografi, ilmu anatomi, filsafat positivism,

bahasa, dan konsepevolusi dalam ilmu biologi.

Antropologi metafisik berusaha secara falsafi memahami manusia

secara fundamental yang mendasari segala kegiatan dan pengetahuan

manusia dengan tetap meresapi seanteronya. Pada kenyataannya,

pengetahuan tentang manusia hanya dipahami secara implisit dan

tersembunyi dalam gejala-gejala lain. Pemahaman yang terpendam itu

bersifat prailmiah atau prareflektif. Pemahaman merupakan suatu

kesadaran (conscienta). Kesadaran tersebut mengiringi dan menyertai

segala pengertian dan kegiatan manusia yang tidak merumuskan inti secara

jelas, melainkan hanya diketahui lewat intuisi atau pengalaman konkret.

Antropologi metafisik berusaha seperti dalam kajian filsafat untuk

mengekspisitkan, membeberkan, dan menjelaskan hakikat manusia serta

mengemukakan sesuatu yang hanya ‗tersirat‘ menjadi tersurat.

Antropologi metafisik merupakan sebuah upaya mengkaji manusia dengan

metode metafisik yang serupa dangan metode transcendental. Berpangkal

dari fenomena konkret yang mengacu pada suatu pemahaman sentral dan

Page 32: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

18

fundamental yang mengandung seluruh struktur pokok seperti yang

dihayati manusia.

Fenomena yang diungkap oleh antropologi metafisik berusaha

mengungkapkan dualitas manusia yang lazim disifatkan, yakni

keterbatasan atau keterikatan dan transendensi atau kebebasan.

Komunikasi transendental bisa diartikan proses membagi ide,

informasi, dan pesan dengan orang lain pada tempat dan waktu tertentu

serta berhubungan erat dengan hal-hal yang bersifat transenden (metafisik

dan pengalaman supernatural). Hingga komponen komunikasi seperti

siapa (what) bisa bersifat metafisik, isi (say what) juga berhubungan

dengan metafisik, demikian juga dengan kepada siapa (to whom) dan

media perantara (channel) serta efeknya.

Segi komunikasi transendental ini membedakan dari komunikasi

pada umumnya, karena ia tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat

muslim, jika diselidiki ternyata semangat komunikasi yang terjalin akan

memperlihatkan semangat transenden sebagai pemicu aktifitas komunikasi

setiap individu. Maksudnya pesan serta motif berkomunikasi dalam

rangka mentransfer pesan-pesan transeden untuk disebarkan kepada

halayak luas. Sehingga kemudian menyebar menjadi topik pembicaraan

dalam berbagai kesempatan interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat.

Komunikasi transendental memang tidak pernah dibahas secara

luas, cukup dikatakan bahhwa komunikasi transendental adalah

komunikasi antara manusia dengan Tuhan, dan karenanya masuk dalam

Page 33: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

19

bidang agama. Komunikasi islam dikatakan transendental karena area

pembahasannya menyangkut hal-hal yang transenden selain area empirik

yang terjadi pada masyarakat muslim. Menurut Nina Syam (2006)

Komunikasi Transendental adalah komunikasi yang terjadi antara manusia

dengan tuhan, atau dapat pula difahami bahwa komunikasi transcendental

berkenaan dengan Agama. Seperti ditegaskan oleh Hayat Padje (2008: 20)

bahwa Komunikasi transendental adalah komunikasi dengan sesuatu yang

bersifat ―gaib‖ termasuk komunikasi dengan Tuhan.

Konsep Rudolf Otto tentag sikap kagum-terpesona terhadap

sesuatu yang gaib adalah suatu konsepsi yang tepat untuk menjelaskan atas

religi yang berorientasi kepada sikap manusia dalam menghadapi dunia

gaib. Konsep itu sendiri diuraikan oleh Otto dalam bukunya yang telah

menarik perhatian semua kalangan, yaitu Das Heilige (Suatu yang

Keramat) (1917). Menurut Otto, semua system religi, kepercayaan, dan

agama di dunia terpusat pada suatu konsep tentang hal yang gaib

(mysterium) yang dianggap maha-dasyat (tremendum) dan keramat (sacer)

oleh manusia.

Sifat dari sesuatu yang gaib serta keramat itu adalah maha-abadi,

maha-dahsyat, maha-baik, maha-adil, maha-bijaksana, tak terlihat, tidak

berubah, tidak terbatas, dan sebagainya.

Seluruh sifat zat yang gaib tersebut sulit dilukiskan oleh bahasa

manusia manapun juga, karena ―sesuatu yang gaib serta keramat‖ itu

memang memiliki sifat-sifat yang sebenarnya tidak mungkin dapat

Page 34: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

20

dicakup oleh pikiran dan akal manusia. Walaupun demikian, dalam semua

masyarakat dan kebudayaan di dunia, ―sesuatu yang gaib dan keramat‖

tadi dapat menimbulkan sikap kagum-terpesona, selalu akan manrik

perhatian manusia, dan mendorong timbulnya hasrat untuk menghayati

rasa bersatu denganNya.

Daalam arti makro, komunikasi transendental merupakan

komunikasi antara hamba dengan Tuhannya, tetapi hamba yang bagaimana

yang dapat berkomunikasi dengan Allah SWT.? Untuk menjawab

pertanyaan tentang fenomena transenden di dalam diri manusia dalam

pendekatan post-modernisme ini, kita kembali pada ranah kajian tentang

ruh atau jiwa.

Kajian komunikasi transendental dalam pendekatan post-

modernisme mengembangkan diri dengan kekuatan ilahi dalam diri, jiwa,

dan hati manusia dalam meluruskan prasangka, sehingga komunikasi

transendental dilihat dari pendekatan post-modernisme dan eksistensi

fitrah manusia di muka bumi.

Di samping akal, ada lagi pengetahuan spiritual yang menuntun

manusia dalam menjalani kehidupannya. Ilmu pada tataran verbal,

eksplisit, rasional, dan logis yang berhubungan dengan pancaindra terkait

dengan aspek biologis dan ini sejajar dengan ilmu pada tataran misteri,

kesamaran, kontadiksi tidak logis, dan pengalaman transendental. Karena

itu komunikasi transendental yang dapat memberikan motivasi dan

Page 35: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

21

spiritual akan menjadi dasar untuk mengungkap kisteri komunikasi dan

kesamaran komunikasi di luar batas kemampuuan berpikir manusia.

2.2 Debus

2.2.1 Definisi Debus

Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang

mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal

senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain.

Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan

Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng

Tirtayasa (1651—1692) Debus menjadi sebuah alat untuk memompa

semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa itu.

Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.

Ada beberapa definisi Debus yang peneliti temukan, seperti Debus

merupakan pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai

refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan agamanya.

Debus sejenis kekebalan yang dimiliki oleh seseorang terhadap benda

tajam. Debus merupakan kekuatan gaib atau ajaib yang tahan terhadap

benda tajam, tusukan, pukulan, dan dibakar oieh api.

Arti dan makna kata Debus saat ini peneliti temukan, ada dua

pengertian yang diyakini kebenarannya, yaitu muncul pertama dari salah

seorang pemerhati terhadap Kesenian Debus ini, yaitu Bapak A

Page 36: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

22

Sastrasuganda yaitu pensiunan Kepala Seksi Kebudayaan Kandepdikbud

kabupaten Serang, mengatakan bahwa Debus berasal dari bahasa Sunda.

Kata debus ―tembus‖ (Sandjin Aminuddin, 1997:153). Debus yang berarti

tembus menunjukkan bahwa alat-alat yang diperagakan adalah benda-

benda tajam dalam permainan tersebut dapat menembus badan para

pemainnya. Kedua, Debus berasal dari kata gedebus, yaitu nama salah satu

benda tajam yang digunakan dalam permainan tersebut. Karena permainan

Debus adalah permainan kekebalan tubuh, maka debus dapat pula

diartikan ―tidak tembus‖ oleh berbagai senjata yang ditusukkan atau

dibacokkan ke tubuh manusia.

Menurut Dr H Imron Arifin yang meneliti debus tahun 1988, nama

debus berasal dari bahasa Arab yang bermakna ―jarum‖ atau alat penusuk.

Sebab permainan itu ditandai oleh keberadaan alat tusuk baik yang

ditusukkan ke pipi, leher, dada, tangan, maupun almadad yang ditikamkan

ke tubuh tapi tidak tembus. Istilah debus sendiri berasal dari Baghdad

terkait dengan aliran tarikat tertentu.

Dalam permainan Debus terdapat kolaborasi antara kekebalan

tubuh dan permainan pencak silat. Atraksi permainan ini membuat para

penonton merasa ngeri karena senjata tajam seperti golok, gedebus

(almadad), dan lain-lain atau bahkan api yang membakar manusia tidak

mampu melukai para pemainnya. Oleh karenanya, ada yang mengatakan

Debus sebagai permainan sulap yang mampu mengelabui mata para

penonton.

Page 37: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

23

2.2.1 Sejarah Debus

Asal mula debus tidak dapat dipisahkan dari penyebaran agama

Islam di daerah Banten. Debus adalah salah satu sarana dalam penyebaran

agama Islam tersebut. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasaa

pada abad XVII (1651-1652), Debus dijadikan alat meningkatkan

semangat juang dalam perjuangan melawan Belanda.

Kesenian debus adalah kesenian yang bergerak dan tumbuh di tiga

daerah kabupaten yang ada di Banten yakni Kabupaten Serang,

Pandeglang, dan Lebak. Istilah debus sampai saat ini belum ditemui arti

yang pasti. Namun menurut Almarhum Tb A. Sastrasuganda (dalam

Aminudin, 1995:155) kata debus berasal dari kata ― tembus ― yakni alat

yang tajam yang dapat menembus badan manusia. Asal kata ini masuk

akal mengingat alat-alat yang dipakai dalam permainan debus adalah

senjata atau alat-alat yang tajam yang bisa melukai manusia seperti golok,

parang, dan lain sebagainya. Debus sering dinamai pula dengan istilah

Almadad (kekuatan) (Maman. 2004).

Debus dikolaborasikan dengan kesenian Pencak silat, maka dapat

dikatakan bahwa Debus merupakan kesenian bela diri. Sultan Ageng

Tirtayasa memberi warna Debus dengan ilmu kekebalan tubuh kepada

para pengikutnya dengan jampi-jampi yang diambil dari ayat suci Al-

Qur‘an. Ayat-ayat tersebut dihapalkan dan diresapi secara mendalam

sehingga dapat mempertebal semangat moral dalam melawan Belanda.

Kesenian Debus sangat berperan dalam alur sejarah rakyat Banten dalam

Page 38: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

24

melawan penjajah Belanda pada masanya yang dilandasi ajaran agama

Islam sebagai keyakinan dalam melakukan perjuangan tersebut.

Menurut Dr H Imron Arifin, kesenian debus berasal dari Tarikat

Rifa‘iyyah, yaitu tarikat yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad Rifa‘i al-

Baghdady, seorang tokoh sufi yang mengajar pengetahuan ruhani aneh.

Dikatakan ganjil dan aneh, karena Syaikh Ahmad Rifa‘i mengajari murid-

muridnya untuk berdzikir yang khusyuk di mana untuk menguji

kekhusyukan Syaikh Ahmad Rifa‘i melakukan tindakan-tindakan ganjil

seperti menyulut tubuh muridnya dengan bara api, digigitkan ular kobra,

ditusuk besi tajam, dikepruk benda keras, bahkan dilempar ke kobaran api.

Jika sang murid masih sakit dan berteriak, maka itu pertanda dzikirnya

kurang khusyuk Begitulah tarikat Rifa‘iyyah dikenal sebagai penyebar

ajaran debus dalam berdzikir yang dilakukan dengan suara lantang.

Ajaran Tarikat Rifa‘iyyah diketahui disebarkan di Aceh oleh

Syaikh Nuruddin Ar-Raniri di mana tokoh ini memiliki murid Syaikh

Yusuf Tajul Khalwati al-Makassari. Rupanya, Syaikh Yusuf Tajul

Khalwati al-Makassari inilah yang pertama kali mengajarkan debus di

Banten, karena beliau bersama-sama dengan Sultan Ageng Tirtayasa

melawan Belanda. Namun belum diketahui, kapan debus sebagai metode

dalam tarikat berubah menjadi seni.

Dalam bahasa arab debus Berarti senjata tajam yang terbuat dari

besi yang mempunyai ujung yang runcing dan bentuknya sedikit bundar.

Karena itulah alat tersebut dipergunakan sebagai alat untuk menghantam

Page 39: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

25

atau melukai setiap pemain debus, yang mempertunjukkan atraksi

kekebalan tubuh. Selain itu juga masih banyak variasi-variasi atraksi lain

seperti menusuk perut, dengan benda tajam biasanya menggunakan paku

Banten yang runcing, memakan bara api, menusukkan jarum panjang ke

lidah, kulit, pipi sampai tembus dan hasilnya tidak ada luka sama sekali

dan tidak mengeluarkan darah tetapi dapat disembuhkan pada seketika itu

juga, menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang melekat di

badan hancur, mengunyah beling/serpihan kaca, membakar tubuh. Dan

masih banyak lagi atraksi yang mereka lakukan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berikut ini akan dijelaskan bagan atau proses penelitian yang mungkin

dapat dilakukan. Secara formal akademik/ilmiah, penelitian komunikasi

transendental masih jarang dilakukan, karena disiplin ilmu komunikasi

transendental sendiri belum banyak dikenal di lingkungan akademik. Sebagai

disiplin ilmu yang baru dikenal, komunikasi transendental tidak mungkin dapat

melakukan penelitian secara mandiri tanpa partisipasi disiplin ilmu lainnya,

seperti penelitian agama, penelitian komunikasi, penelitian sosiologi, dan

penelitian-penelitian sosial maupun penelitian ilmu alam lainnya. Model dan

contoh penelitian yang akan dipaparkan dalam bagian ini adalah penelitian

komunikasi transendental dalam perspektif filsafat Islam (perspektif lain seperti

antropologi dan lain sebagainya dijadikan sebagai ilmu yang menopang penelitian

komunikasi spiritual).

Page 40: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

26

Penelitian fenomena komunikasi spiritual meskipun dapat dilakukan, tetapi

tidak bisa meneliti secara utuh realitas/unsur yang ada dalam komunikasi tersebut,

terutama realitas tentang Allah SWT sebagai salah satu partisipan dari komunikasi

transendental (spiritual). Terdapat beberapa aspek/wilayah yang dapat diteliti

sekitar dinamika dan realitas komunikasi spiritual.

Dalam proses komunikasi spiritual banyak tersirat serta tersurat peluang

dan wilayah penelitian yang dapat dilakukan oleh ilmuwan komunikasi. Banyak

aspek komunikasi spiritual yang dapat diteliti, misalnya partisipan komunikasi

spiritual, media komunikasi spiritual, pesan komunikasi spiritual, proses

komunikasi spiritual, feedback dan efek komunikasi spiritual, serta aspek-aspek

lainnya.

Sebagai landasan berpijak penelitian, maka dalam melakukan penelitian

tentang fenomena komunikasi spiritual manusia dapat menggunakan beberapa

teori, yang disesuaikan dengan konteks penelitian yang akan dilakukan. Ketika

ingin mendeskripsikan tentang bagaimana tradisi, cara, metode dan pola

komunikasi spiritual seseorang, maka lebih tepat bila menggunakan paradigma

penelitian postposivisme.

Dengan menggunakan paradigma postpositivisme peneliti dapat melihat

realitas komunikasi spiritual seseorang, maka peneliti dapat mengungkapkan

rahasia di balik abstrak atau private-nya komunikasi tersebut. Peneliti dapat

menelusuri atau menggambarkan bagaimana perasaan, pendapat, atau mungkin

harapan dari subyek penelitian, terutama bagaimana subyek penelitian merasakan

eksistensi (kehadiran) Allah sebagai mitra komunikasinya.

Page 41: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

27

2.4 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya banyak sekali yang membahas seni tradisional

Debus Banten. Kini peneliti ingin memberikan perbandingan penelitian yang saat

ini akan peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya yang telah terlaksaakan.

Banyak sekali dari universitas-universitas nasional maupun swasta yang

melakukan observasi atau penelitian yang menpunyai tujuan dan maksud yang

berbeda-beda.

Page 42: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

28

Nama Makmum Muzzari R Isman Pratama

Nasution

Penelitian Penulis

Judul Tarekat dan Debus

Rifaiyah di Banten

JAWARA BANTEN

(Studi Kepemimpinan

Tradisional di Desa

Tegal Sari Kec.

Walantaka Kab. Serang

Komunikasi

Transendental dalam

Debus (Studi

dESKRIPTIF terhadap

Pemain Debus Maung

Pande di Pandeglang)

Universitas Universitas Indonesia Universitas Islam Negri

Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

Tahun 2001 2009 2018

Metode

Penelitian

Kualitatif kualitatif Kualitatif

Hasil

Penelitian

Membuka penelitian

tentang tarekat dan

debus sebagai proses

ritual keagamaan dan

seni bela diri di banten.

Menelaah deskriptif

Jawara banten sebagai

peran pemimpin di

banten dan sering biasa

di sebut orang kuat, dan

sering juga Jawara

sebagai pemain Dbeus

Banten.

Persamaan Membahas peranan Membahas peranan Membahas Kesenian

Page 43: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

29

debus dalam

masyarakat

debus dalam

masyarakat dan Jawara

Banten sebagai pemain

Debus.

Debus sebagai

Fenomena Masyarakat

Banten.

Perbedaan Membahas tentang

Ilmu Tarekat sebagai

proses ritual

keagamaan dan seni

Debus

Membasah Kaitan

antara

pemimpin/Jawara

banten dengan

kemampuan tenaga

dalam (Ilmu

Kanuragan)

Membahas proses ritual

dan cara

mengimplementasi

Komunikasi

Transendental sebagai

komunikasi Pemain

debus dengan Tuhan

sebagai bentuk ritual

sebelum melakukan

atraksi debus.

Page 44: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan atau Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6).

Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah

yang ada sekarang berdasarkan data-data. Pengertian metode deskriptif menurut

Sugiyono (2009:21), ―Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan

untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.‖ Jenis penelitian deskriptif kualitatif

yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai proses ritual dalam pertunjukan Debus melalui studi Komunikasi

Trasendental secara mendalam dan komprehensif. Selain itu, dengan pendekatan

kualitatif diharapkan dapat mengungkapkan situasi dan permasalahan yang

dihadapi dalam pertunjukan Debus.

Pengertian metode penelitian deskriptif menurut Djalaludin Rakhmat

bahwasanya metode penelitian deskriptif adalah:

Page 45: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

31

“Memaparkan situasi atau peristiwa, mengumpulkan informasi aktual

secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan

masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,

membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa yang dilakukan

orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari

pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada

waktu yang akan datang”. (Rakhmat 1998 : 25)

Penelitian ini direncanakan dengan cara peneliti mengunjungi langsung ke

lokasi perguruan paguyuban Maung Pande yang berlokasi di Desa Alas Wangi

Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Perguruan paguyuban

tersebut memiliki beberapa pemain debus yang sudah berpengalaman. Paguyuban

tersebut dipimpin oleh seorang guru besar yang masih ada hingga saat ini.

Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber

data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian

utama penelitian kualitatif. Peneliti mengunjungi lokasi tersebut, memahami dan

mempelajari situasi. Penelitian dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di

tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber

informasi yang erat hubungannya dengan peristiwa atau kejadian yang terjadi saat

itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula.

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas

dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan

praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan

masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya

Page 46: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

32

apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau

epistemologis yang panjang (Mulyana, 2003).

Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigm

postpositivisme. Postpositivisme adalah aliran yang ingin memperbaiki

kelemahan pada Positivisme. Postpositivisme sependapat dengan Positivisme

bahwa realitas itu memang nyata, ada sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain,

Postpositivisme berpendapat bahwa manusia tidak mungkin mendapatkan

kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau

tidak terlibat secara langsung dengan realitas.

Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-

kelemahan positivisme, yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti.

Peneliti menggunakan paradigma postpositivisme untuk mengetahui

proses Komunikasi Transendental dalam pencapaian proses pemain debus dalam

mencapai kekebalannya. Dengan menggunakan paradigma tersebut peneliti dapat

menganalisis setiap proses komunikasi secara mendalam dan jelas, dan

mendeskripsikannya sesuai dengan realitas yang ada.

3.3 Ruang Lingkup / Fokus Penelitian

Penentuan fokus penelitian menjadi hal yang penting bagi penelitian

kualitatif, dimulai dengan penemuan masalah yang kemudian dianalisis oleh teori

yang ada didalam Ilmu Komunikasi. Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji

yang diteliti sehingga nantinya tidak akan ada kesalahpahaman. Selain itu, penulis

Page 47: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

33

juga ingin memudah para pembaca dalam memahami penelitian ini. Adapun

batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pertama, penulis ingin mengetahui bagaimana proses pemain

Debus mempersiapkan pertunjukannya.

2. Kedua, penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan antara

komunikasi transcendental pada proses ritual yang biasa dilakukan oleh

pemain debus.

3. Ketiga, penulis ingin mengetahui bagaimana tarekat islam

mempengaruhi proses ritual pemain debus sebelum mempersiapkan

pertunjukannya.

4. Keempat, penulis ingin menjelaskan bagaimana kolaborasi antara

komunikasi transcendental dengan proses ritual sehingga pemain Debus

dapat mencapai kekebalannya.

3.4 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Pergururuan Paguyuban Maung Pande, di

Desa Alas Wangi Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

3.5 Fenomena yang Diamati

3.5.1 Definisi Konsep

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi kajian yang diteliti

sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Selain itu, penulis juga ingin

memudahkan pembaca dalam memahami proses penelitian ini. Adapun

Page 48: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

34

batasan kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Yaitu, penulis ingin

mengetahui bagaimana proses komunikasi transendental dalam sebuah

pertunjukan debus. Selain itu, mengapa komunikasi transendental dilakukan

sebelum pertunjukan debus dan bagaimana proses komunikasi transendental

yang dilakukan para pemain Debus.

3.5.2 Definisi Operasional

Fenomena yang akan diamati dalam penelitian kualitatif ini yaitu

bagaimana proses komunikasi transendental pemain debus dalam

pertunjukkannya dan mengapa harus ada ritual dari para pemain debus

sebelum peruntukkan di mulai.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi intrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri Sugiyono (2010: 59). Peneliti sebagai human intrument

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan

data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Oleh karenanya dalam penelitian

ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen penelitian sebagai pengumpul data

utama.

3.7 Informan Penelitian

Pemilihan informan adalah responden penelitian yang berfungsi untuk

menjaring sebanyak-banyaknya informasi yang dapat bermanfaat untuk bahan

Page 49: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

35

analisis penelitian dan konsep serta proporsi sebagai temuan peneliti. Terdapat

dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder. Ruslan (2004:29) mengartikan bahwa data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari objek penelitian lapangan perorangan, kelompok dan

organisasi. Sedangkan Bungin (2009:122) mengartikan data sekunder adalah data

yang diperoleh dari sumber kedua atas data yang kita butuhkan. Maka data

sekunder didapat dari Informan pendukung. Selain itu, penulis melakukan

observasi dengan jenis observer as participant, dimana penulis akan mengikuti

kegiatan apa saja yang dilakukan oleh informan berdasarkan izin dari informan

tersebut.

Informan yang akan di teliti nanti seorang informan yang terpercaya yang

dapat menjelaskan pokok bahasan yang akan di teliti. Banyak informan

pendukung sebagai pendukung observasi agar tercapainya apa yang telanh

direncanakan oleh peneliti untuk keperluan observasi. Adapun informan-informan

yang nanti akan dimintai keterangan dan penyataannya yang berhubungan dengan

Komunikasi Transesndental dalam Debus.

Informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi ia harus memiliki

pengalaman mengenai latar pengalaman. Pemanfaatan informan bagi peneliti ialah

agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi

sebagai sampling internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara,

bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek

lainnya. Informan yang akan diwawancara dalam penelitian ini terdiri dari delapan

Page 50: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

36

informan yang dibagi menjadi tiga bagian, yakni informan kunci (key

informan),informan kedua (second informan), dan informan pendukung.

Tabel 3.1

Data Informan

No. Kategori Informan

Informan Kunci

(Data Primer)

Informan Kedua

(Data Skunder)

Informan

Pendukung

1.

Dr. H. Furqan

(Ketua Umum Padepokan

Maung Pande

Surya Galung

(Guru Besar

Padepokan

Maung Pande

H. Sofyan S.Pd,.

(Sekjen

Padepokan

Maung Pande)

3.8 Teknik Pengolahan Data

Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini. Teknik pengumpulan data merupakan salah satu faktor yang sangat penting

dalam sebuah penelitian yang dilakukan. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu lapangan dan pustaka. Pengumpulan

data di lapangan dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi

1. Wawancara

Pada hakikatnya wawancara adalah suatu kegiatan untuk

memperoleh informasi secara mendalam yang berasal langsung dari

sumbernya. Dalam penelitian ini, wawancara juga digunakan sebagai

Page 51: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

37

pembuktian terhadap informasi yang digunakan. wawancara dilakukan

untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dari narasumber yang

menguasai permainan debus.

Wawancara dilakukan dengan tidak terstruktur atau wawancara

mendalam. Hal ini dilakukan untuk dapat lebih dekat dan mampu

menyelami informan secara personal sehingga informasi yang didapatkan

dapat lebih banyak. Proses wawancara dilakukan dengan narasumber

yang dianggap memiliki kompetensi dan relevan dengan objek penelitian.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan

penyaksian langsung dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau

observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek perestiwa yang

sedang ditelitinya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bagian dari cara mengambil data

konkret suatu penelitian, dokumentasi bisa berbentuk hasil suara, foto

dan video. Hasil dokumentasi biasa dijadikan lampiran atau bagian

pendukung yang dapat mendukung penelitian tersebut benar diteliti oleh

peneliti.

Page 52: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

38

3.7.1 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

analisis Milles & Hiberman, yaitu proses analisis data yang digunakan secara

serempak mulai dari proses pengumpulan data, mereduksi, mengklarifikasi,

mendeskripsikan, menyimpulkan, dan menganalisis serta menginterpretasikan

semua informasi secara selektif. Analisis data terkandung dalam tiga tahapan

akhir yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang pada umumnya

dilakukan dengan mengklasifikasikan sesuai hakikatnya sehingga

masing-masing data dapat lebih mudah untuk dianalisis sesuai dengan

tujuan penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan

terstruktur berisi proses interpretasi, pemberian makna, baik secara emik

atau etik, baik terhadap unsur-unsur maupun totalitas sehingga memberi

kemudahan dalam penarikan kesimpulan.

c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan usaha untuk mengungkapkan

hasil selama proses pelaksanaan penelitian, yakni mengungkapkan

keseluruhan hasil penelitian yang telah mengalami serangkaian proses

analisis dari data yang didapatkan.

Page 53: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

39

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Pergururuan Paguyuban Maung Pande, di

Desa Alas Wangi Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

3.8 Jadwal Penelitian

Sedangkan estimasi untuk jadwal penelitian dilakukan dengan beberapa

tahap dan berkala melalui tahapan pra penelitian dan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan jadwal yang penulis susun sebagai

berikut :

No Kegiatan Januari

2018

Pebruari

2018

Maret

2018

April

2018

1 Pengajuan Judul Penelitian X

2 Pengesahan Judul Penelitian X

3 Penyusunan Proposal X

4 Pengesahan Proposal

Penelitian

X

5 Pengajuan Bab I s.d. 3 X

6 Pengesahan Bab 1 s.d. 3 X

Page 54: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

40

7 Pengajuan Instrumen

Penelitian

X

8 Penyusunan Bab 4 dan 5 X

9 Pengajuan Bab 4 dan 5 X

10 Pengesahan Bab 4 dan 5 X

Page 55: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan secara studi deskriptif bagaimana

pemain debus Maung Pande dapat mencapai kekebalannya melalui komunikasi

transendental. Hasil wawancara dengan informan dan observasi lapangan, peneliti

akan mengolahnya menjadi hasil penelitian yang konkret dan dapat dijadikan

bahan referensi.

4.1.1 Sejarah Padepokan Maung Pande

Awal mula Padepokan Maung Pande didirikan atas dasar ingin

membentuk paguyuban antar pendekar di Banten, pada tahun 1979 oleh Alm.

Tb. Kemed Abdul Kohar dan Alm. Tb. Asmail Hasan di Menes Kab.

Pandeglang Provinsi Banten. Versi lain terbentuknya Padepokan Maung

Pande menurut Dr. H. Furqan selaku informan kunci, beliau mengatakan:

“awal mula terbentuknya maung pande itu atas ajakan H. Chasan Sohib

untuk membawa jawara-jawara banten ke Jakarta bertemu pemerintah pusat,

membahas pembentukan daerah otonomi baru, yaitu membentuk Provinsi

Banten. Setelah Provinsi Banten Terbentuk perkumpulan jawara-jawara

banten yang H. Chasan sohib bentuk akhirnya dengan Abah Tb. Asmail

(ayahnya kang Surya) lanjutkan dan dijadikan Padepokan Maung Pande”

(wawancara 12 juli 2018)

Maung Pande juga bisa merupakan singkatan dari Manusia Unggul

Pandeglang disingkat Maung Pande. Padepokan Maung Pande juga bisa

Page 56: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

42

disebut Paguyubannya para Jawara Banten, kadang juga disebut sebagai

Paguyuban atau perkumpulan berbagai aliran Debus yang ada di Indonesia.

Sampai saat ini Maung Pande telah mendidik 20.000 anggota yang akhirnya

membentuk padepokan mereka sendiri. Saat ini anggota yang terdaftar dan

aktif dalam berbagai kegiatan yang di adakan oleh Maung Pande maupun

hasil undangan ada 600 anggota.

Berdasarkan wawancara dengan informan, saat ini Paguyuban

Padepokan Maung Pande telah membentuk perguruan-perguruan dibawah

naungan Maung Pande, saat ini yang terdata sebagai turunan perguruan

Maung Pande ada 125 perguruan di Banten, namun Paguyuban Padepokan

Maung Pande tidak hanya ada di Provinsi Banten saja namun tersebar juga di

daerah-daerah yang ada di Indonesia, ada sekitar 240 perguruan turunan

Paguyuban Padepokan Maung Pande yang terdaftar dan tersebar di daerah di

Indonesia.

Padepokan Maung Pande secara legalitas dikukuhkan pada tahun 2005,

dikukuhkan secara legal hanya menjadi yayasan untuk melestarikan

kebudayaan kesenian Debus Banten.

Pada setiap perguruan atau padepokan pasti memiliki aliran silat atau

bela diri yang digunakan, karena silat sebagai proses awal pembukaan

sebelum pertunjukkan Debus dilakukan. Padepokan Maung Pande

menggunakan aliran silat Cimande yang berdasarkan gerakan-gerakan solat.

Page 57: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

43

Karena pada dasarnya pertunjukkan Debus juga dijadikan alat untuk syiar

islam kepada masyarakat sekitar.

4.2 Deskripsi Data Penelitian

Penelitian dilakukan di dua tempat, pertama wawancara di kediaman Dr. H.

Furqan di desa Kadu Gading Menes dengan fokus wawancara mengenai proses

pemain debus dalam mencapai kekebalannya melalui Komunikasi Transendental

dan Kesenian Debus dilihat secara ilmiah melalui kacamata seorang Dokter.

Kedua penelitian dilakukan di kediaman Kang Surya yang bertepatan acara

Aqiqah putrinya. Dengan fokus observasi proses sebelum pertunjukkan Debus dan

hasil pertunjukkannya.

Dalam setiap proses pasti terdapat adanya sebuah tahapan yang harus

dilalui, tahapan-tahapan tersebut dilalui untuk pencapaian tujuan tertentu. Pada

pertunjukan debus ini terdapat adanya tahapan-tahapan dimana setiap pemain

debus harus dapat melewatinya yaitu dimanamakan proses ritual. Dalam tahapan

ini setiap pemain debus harus sungguh-sungguh untuk melewatinya, karena

tahapan ini merupakan awal dalam mempelajari debus itu sendiri.

Pada setiap ritual yang dilakukan oleh pemain debus bersifat sakral dan

bahkan ritual itu hanya dapat diketahui oleh orang yang memang benar-benar

mendalami kesenian debus, tidak semua orang tahu apa saja ritual pada kesenian

debus Banten ini karena sifatnya sangat rahasia. Pada setiap tahapan tidak selalu

berjalan mulus, ada beberapa tahapan yang terkadang sulit untuk dilalui oleh

pesertanya. Disinilah peneliti mulai mengetahui apa saja tahapan dalam proses

Page 58: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

44

ritual itu sendiri dari awal hingga akhir serta kesulitan seperti apa yang harus

dilalui dan dijalani.

4.2.1 Proses Ritual Debus

Dalam setiap proses pasti terdapat adanya sebuah tahapan yang

harus dilalui, tahapan-tahapan tersebut dilalui untuk pencapaian tujuan

tertentu. Pada debus Padepokan Maung Pande ini terdapat adanya tahapan-

tahapan dimana setiap pemain debus harus dapat melewatinya yaitu

dimanamakan proses ritual. Dalam tahapan ini setiap pemain debus harus

sungguh-sungguh untuk melewatinya, karena tahapan ini merupakan awal

dalam mempelajari debus itu sendiri.

Pada setiap ritual yang dilakukan oleh pemain debus bersifat sakral dan

bahkan ritual itu hanya dapat diketahui oleh orang yang memang benar-benar

mendalami kesenian debus, tidak semua orang tahu apa saja ritual pada

kesenian debus Banten ini karena sifatnya sangat rahasia. Pada saat peneliti

melakukan wawancara guru besar Padepokan Maung Pande tidak

medeskripsikan secara jelas proses ritual pemian debus secara rinci, yang

dijelaskannya hanya secara umum.

Pada penetitian ini peneliti melakukan sebuah wawancara dengan

pertanyaan pertama adalah: Apa saja tahapan dalam proses ritual sebelum

pelaksanaan debus tersebut? Sebelum menjawab pertanyaan informan

bercerita terlebih dahulu mengenai sejarah debus di Banten itu sendiri,

Page 59: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

45

dimaksudkan agar peneliti mengetahui asal-usul ritual pemain debus itu sudah

ada sejak jaman dahulu, Dr. H. Furqan menjelaskan bahwa:

―Di maung pande ritual-ritual seperti itu sebenernya adanya di awal

sebelum pemain itu bisa dan berniat mendalaminya dan nanti pada saat

pemain itu tampil tidak perlu lagi bantuan gurunya. Di maung pande

biasanya kita ritualnya dengan shalat, puasa, dan dzikir, itu kan sudah

umum ya, nah disini kita lebih menekankan keyakinan atas pertolongan

Allah SWT sebagai pelindung dan penyelamat saat kita

mempertunjukkan debus, nah makannya kalo mau mentas debus tidak

boleh takabbur atau sombong, nanti ga di lindungin dan ditolongin

sama Allah.‖ (wawancara Informan Kunci 12 juli 2018).

Kutipan diatas di perkuat oleh informan ke 2, mengenai proses atau

tahapan yang dilakukan pemain debus sebelum pertunjukkan. Kang Surya

menguatkan dengan berkata sebagai berikut :

―Pada saat pelaksanaan, seperti biasa doa-doa dibaca dahulu, kemudian

musik dimainkan, musik mulai pelan kemudian pemain duduk didepan

panggung dengan posisi kaki melipat kebelakang, disitu biasanya bakar

kemenyan terlebih dahulu, tapi kemenyan disini kita pake Cuma

sebagai artistik untuk meningkatkan suasa mistik dan kesan seram.

kemudian guru atau ketua maju kedepan untuk melantunkan doa-doa

atau dzikiran sebagai pembukaan ritual sebelum atraksi dimulai. Ada

beberapa doa pada saat pelaksanaan debus ini misalnya ketika mau

melakukan permainan golok disini ada doa-anya seperti membaca

bismillah, kemudian ayat 20, kulhu falakbinnas, syahadat-syahadat, dan

doa hadarat. itu sebagian doa yang bisa dikasih tau. Selebihnya harus

belajar sendiri agar bisa dan tau makna didalamnya‖ (wawancara

informan Pendukung 12 Juli 2018).

Dalam Padepokan Maung Pande tidak menggunkan hal gaib yang

keluar dr ajaran atau tarekat islam, sesuai dengan peninggalan nenek moyang

dulu, yang harus ditempa dalam diri seorang pemain debus adalah jiwa dan

niatnya. Keyakinan yang kuat berpengaruh terhadap pertunjukkan debus

karena bila kita takut dan tidak yakin melakukan sebuah atraksi, biasanya

akan terjadi kesalahan, seperti saat akan menyayat tubuh dengan golok saat

Page 60: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

46

bagian tubuh yang berdarah dan tersayat tidak bisa merapat dan keluar

banyak darah.

Ada istilah sohor atau takabbur, artinya sombong, guru selalu

mengingkatkan akan persiapan sebelum pertunjukkan jangan sampai apa

yang di pertunjukkan atas dasar niat yang salah, seperti sombong itu sendiri.

Menghilangkan niat sombong bukan karena tidak ingin dilihat, melainkan

untuk jangan sampai ingin dilihat hebat dan mempunyai kemampuan

kekebalan terhadap benda tajam. Dalam mempertunjukkan debus harus

dengan niat untuk semata-mata melestarikan kebudayaan tang telah

diturunkan oleh nenek moyang kita.

Kembali pada pembahasan awal, bagaimana proses ritual pemain debus

sebelum mencapai kekebalannya. Peneliti ingin menjelaskan tahapan yang

dilakukan seorang pemain debus sampai akhirnya ia bisa mencapai

kekebalannya. Informasi yang peneliti dapatkan, bahwa biasanya tidak ada

persiapan atau proses ritual khusus. Berikut kutipan percakapan dengan Kang

Surya.

―Persiapan khusus, kalo saya mah tidak ada, murid-murid saya juga tidak

ada, tapi ya itu tadi adanya keyakinan dan tekad yang kuat dari tiap

pemain. Paling saya ngatransfer doa lewat jejampean terus nanti tinggal

ditanam. Yang pasti harus yakin karena semuanya milik Allah SWT.

Kalo persiapan balik lagi itu ada di tahapan awal pemain itu ingin bisa

dan mempelajari, begitu kalau menurut saya mah.‖

Hasil observasi yang peneliti lakukan, Ada lima tahapan yang

ditemukan, tahapan tersebut harus dilalui seorang pemain debus dari awal

tidak bisa sampai ia mencapai kekebalannya.

Page 61: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

47

Pertama, sebagai orang yang ingin belajar dan memperdalam ilmu

kekebalan, sebelum menjadi pemain harus mencari dan memilih guru atau

syaikh yang kita percayai dan dapat mentransfer ilmunya serta membimbing

agar dapat focus mencapai tujuannya menjadi pemain debus.

Kedua, setelah mendapatkan guru, tahapan selanjutnya adalah guru

akan mengarahkan syarat sebagai pemain debus itu harus taat pada ajaran

atau tarekat islam dengan tidak meninggalkan ibadah. Biasanya awal mula

prosesnya pemain debus akan diarahkan melakukan puasa, ada puasa 7 hari,

30 hari dan puasa patih geni selama 2 hari.

Dalam tahapan ini pemain debus harus mentaati segala peraturan yang

dibuat oleh guru maupun padepokan, karena peraturan itu biasanya itu sudah

menjadi ketetapan yang sudah dibuat dan turun temurun dilaksanakan. Dasar

mentaati peraturan dari guru juga saja saja harus menjauhi larangan-larangan

yang sudah ada dalam peraturan tarekat islam, seperti berzinah, minum-

minuman keras, mencuri dan lain-lain.

Ketiga, tahapan ketiga ini pemain debus harus berlatih memperkuat

tubuh agar tidak mudah terluka maupun tertusuk benda tajam. Karena pada

dasarnya pertunjukkan debus sendiri menggunakkan trik olah tubuh yang

dengan kita berlatih olah raga bisa dengan melakukan pemanasan atau

mengencangkan otot-otot.

Keempat, silat menjadi tahapan paling penting, dimana setiap aliran

padepokan pasti mewajibkan pemainnya dapat mempertunjukkan

Page 62: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

48

kemampuan bersilat. Pada sebelum pertunjukkan debus dipertunjukkan ada

pertunjukkan silat yang biasa sebagai tansisi sebelum pertunkukkan debus di

mulai. Aliran yang digunakan oleh Padepokan Maung pande adalah aliran

silat Tjimande.

Kelima, tahapan terakhir pemain debus harus bisa meyakinkan dirinya

bisa tahan dan kebal terhadap benda tajam. Pada tahap ini komunikasi

transcendental dipergunakan, beda dengan tahapan kedua dengan solat atau

ibadah lainnya, tahapan ini memiliki cara dengan melantunkan ayat-ayat suci

alquran dan mantra dari gurunya pemain debus dapat mencapai

kekebalannya.

Pada saat pertunjukkan debus peran seorang guru itu sebagai backup

pemainnya dalam mempertunjukkan kekebalannya. Sebelum pertunjukkan

guru memberikan jampean kepada pemain debus sebagai bentuk permintaan

keselamatan kepada Allah SWT.

Diagram 4.1

Mencapai Kekebalan

dengan Komunikasi

Transendental

Ibadah sesuai

Tarekat Islam

Mencari Guru

Olah tubuh dan Olah

Raga

Belajar Silat

Page 63: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

49

Tahapan ritual sebelum pelaksanaan kesenian debus Banten

berlangsung beragam tergantung sejarah awal mereka bagaimana, tapi disini

pada intinya hampir sama tergantung mereka memaknainya seperti apa,

setelah melakukan wawancara peneliti mendapatkan jawaban tentang tahapan

sebelum debus itu berlangsung, meliputi, puasa terlebih dahulu, ada yang

menyarankan puasa itu dilaksanakan selama 7, atau 30 hari ada pula dengan

berpuasa 9 hari yang ke 3 harinya puasa geni, dimana puasa yang dilakukan

tanpa makan dan minum secara berturut-turut.

Setiap malam jumat dengan rutin para pemain debus berserta guru

mereka selalu mengadakan doa bersama dan pada malam jumat malam

Padepokan Maung Pande biasanya menggelar latihan di kediaman kang Surya

sebagai guru. Secara rutin Padepokan Maung Pande memiliki jadwal latihan

setiap malam jumat, dan malam sabtu.

Jika dilihat dari tahapan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahawa

setiap kegiatan ritual yang dilakukan mempunyai persiapan khusus, persiapan

yang paling utama terletak pada diri pemain itu sendiri, dimana ada kesiapan

baik mental maupun fisik. Karena ilmu debus merupakan ilmu yang dasarnya

adalah keyakinan, keyakinan disisni bahwa seorang pemain debus harus

yakin terhadap Allah SWT dan yakin terhadap diri sendiri.

Mempelajari kesenian debus secara tidak langsung mempelajai tarekat

agama dalam hal ini agama Islam, karena jika dilihat dari sejarah debus itu

berfungsi sebagai syiar penyebaran pesan-pesan ajaran islam, secara tidak

Page 64: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

50

langsung juga belajar debus belajar ilmu keislaman dan ilmu keselamatan

dunia dan akherat.

4.3 Profil Informan

4.3.1 Profil Informan Kunci

Nama : Dr. H. Furqan

TTL : Menes, 20 Oktober 1964

Pekerjaan : Dokter

Jabatan : Ketua Umun

Bapak Dr. H. Furqan merupakan seorang tenaga medis di daerahnya

Menes Pandeglang. Pria kelahiran Menes 20 Oktober 54 tahun silam ini,

menjabat sebagai ketua umum dari tahun 2005 setelah Padepokan Maung

Pande di kukuhkan oleh notaris. Beliau mulai belajar debus pada saat beliau

masih remaja, beliau tumbuh dan lahir dari keluarga kiyai yang setiap harinya

mempelajari ilmu agama, dari kecil sudah diajarkan ilmu bela diri atau silat

oleh orang tuanya yang akhirnya beliau juga mempelajari ilmu Debus.

Setelah lulus sekolah menengah atas, beliau meneruskan kuliah di

Universitas dengan jurusan Kedokteran dan memaksanya untuk merantau ke

berbagai daerah, beliau juga sempat tinggal beberapa tahun di Negara

Amerika untuk pendidikan kedokteran. Setelah sempat melanglang buana ke

berbagai daerah, akhirnya pada tahun 1998 beliau kembali ke tanah

Page 65: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

51

kelahirannya untuk mengabdi dan melestarikan kebudayaan Debus

Padepokan Maung Pande.

Gambar 4.1

Dr. H. Furqan (Ketua Umum)

4.2.2 Profil Informan Pendukung

Nama : Surya Galung

TTL : Pandeglang, 4 Juli 1974

Pekerjaan : Guru

Jabatan : Guru Besar

Bapak Surya Galung atau biasa disapa Kang Surya, merupakan Guru

besar Padepokan Maung Pande, ayah dari kang Surya merupakan pendiri

Page 66: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

52

Paguyuban Padepokan Maung pande, yaitu Tb. Asmail Hasan. Kang Surya

menekuni kesenian Debus sejak kecil hingga akhirnya dikukuhkan sebagai

Guru Besar, kang Surya saat ini telah mengajarkan silat dan kesenian Debus

lebih dari 20.000 orang.

Alumni Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung ini, memiliki

background sebagai seniman karawitan, namanya banyak dikenal diberbagai

daerah sebagai Guru Besar Debus. Banyak perguruan-perguruan Debus yang

beliau latih, yang akhirnya menjadi bagian naungan Padepokan Maung

Pande.

Gambar 4.2

Surya Galung

Page 67: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

53

4.2.3 Profil Informan Pendukung

Nama : H. Sofyan S.Pd,.

TTL : Menes, 7 Agustus 1968

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil

Jabatan : Sekertaris Jenderal

Bapak H. Sofyan S.Pd, menjabat sebagai sekjen Padepokan maung

pande, bapak H. Sofyan bekerja sehari-hari sebagai Kepala sekolah SDN di

Menes. Putra asli Menes ini lahir pada 7 Agustus 1968 berperan memasukkan

kesenian Debus ke dalam sekolah-sekolah agar kesenian Debus maupun Silat

Banten dapat terus di lestarikan dan di jaga.

Gambar 4.3

H. Sofyan S.Pd,.

Page 68: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

54

4.4 Pembahasan

Peneliti mencoba mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

diperoleh dan hasil wawancara dengan informan dengan melakukan observasi

langsung, peneliti dapat menganalisa proses komunikasi transendental pada

pelaksanaan kesenian debus Maung Pande dengan 2 orang sebagai informan dan 1

orang sebagai informan kunci yang terdiri dari 1 orang ketua umum sekaligus

pemain debus dari Padepokan Maung Pande, 1 orang ketua harian sekaligus guru

besar atau pelatih debus, dan 1 orang sekjen Padepokan Maung Pande, observasi

dan wawancara penelitian ini dilakukan di Kecamatan Menes Pandeglang.

Pembahasan disini peneliti menggunakan teori Komunikasi dasar yang

dikemukakan oleh Laswell, dan teori Komunikasi Transendental menurut Nina

Syam. Dalam pembahasan peneliti menggunakan unsur teori tersebut untuk

menguatkan menelitian dan agar bisa diuji hubungan antara objek yang diteliti

dengan terori yang digunakan.

4.4.1 Proses Komunikasi Transendental

Komunikasi transendental pemain debus Maung Pande,

mentransformasikannya ke dalam metode atau tarekat. Tarekat atau metode

yang di gunakan di Padepokan Maung Pande menggunakan tarekat islam,

karena debus itu kental dengan ajaran dan nilai-nilai agama islam. Di dalam

tarekat islam ada beberapa bentuk komunikasi transendental yang bisa

dilakukan agar dapat mencapai kekebalannya. Proses ini biasa dilakukan dari

awal yang sama sekali tidak bisa bermain Debus hingga akhirnya bisa.

Page 69: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

55

Ritual dalam permainan debus sebenarnya adalah bentuk-bentuk

keagamaan yang dilandaskan atas ajaran agama atau kepercayaan. Dalam

permainan debus, proses komunikasi transendental harus dilaksanakan

dengan benar sesuai peraturan, hal ini terkait dengan tingkat kesiapan dan

keberhasilan dalam mencapai kekebalan seorang pemain debus.

Contoh komunikasi transendental pemain debus sebelum bisa

melakukan permainan debus bisa dengan berpuasa. Puasa merupakan latihan

pengendalian diri menahan hawa nafsu. Puasa dalam debus bukan seperti

puasa di Bulan Ramadhan seperti biasanya, sedangkan puasa dalam debus

merupakan upaya pengolahan batin dengan menggingat akan kebesaran dan

kekuasaan Allah SWT. Jumlah hari puasa yang harus dilakukan seorang

pemain debus bergantung pada kemampuan apa yang ingin ia dapat, misalkan

puasa yang dilakukan 3 hari, 7 hari, dan sampai 40 hari. Pada setiap

padepokan akan berbeda kebijakan atau peraturan terkait puasa. Adapun

larangan yang harus dipatuhi, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak berjudi,

dan tidak minum-minuman keras. Yang dilarang oleh agama itulah yang

harus dijauhi oleh seorang pemain debus dalam proses komunikasi

transendental.

Pada saat ini debus sudah dikembangkan oleh beberapa perguruan yang

ada, salah satunya di Maung Pande, penggunaan tarekat islam hanya

dilakukaan saat seorang pemain debus dalam keadaan belum bisa sama sekali,

jadi penggunaan tarekat islam itu harus dengan niat kuat dan tekad yang keras

agar penggunaan tarekat islam tidak disalah gunakan. Harus dengan orang

Page 70: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

56

yang memiliki niat untuk melestarikan kesenian debus, di Padepokan Maung

Pande ada cara lain selain menggunakan tarekat islam, yaitu menggunakan

kepercayaan dan kepasrahan kepada Allah SWT.

Kepercayaan dan kepasrahan atas Allah SWT bisa disebut sebagai

komunikasi Transendental, dimana hubungan sakral manusia kepada Allah

dengan cara berpasrah dan mempercayai segala keselamatan hanya milik

allah. Dibalik proses kepercayaan dan kepasrahan atas Allah SWT tetap ada

unsur tarekat islam didalamnya, karena dengan kita sholat, dzikir dan puasa

merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang muslim.

Berdasarkan teori komunikasi yang peneliti gunakan, Lasswell

menjelaskan komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskana siapa,

mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat atau efek

apa?. Berdasarkan proses diatas peneliti menemukan bagaimana proses

komunikasi transcendental pemain debus menggunakkan unsur-unsur atau

proses yang berdasarkan teori Lasswell.

a. Sumber

Pemain Debus menjadi sumber komunikasi, dimana pemain debus

merupakan pihak yang memiliki kepentingan utama ingin mencapai

kekebalannya. Pemain debus menjadi komunikator yang memiliki pesan

yang ingin disampaikan, komunikan atau penerima pesannya disini

adalah Tuhan.

Page 71: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

57

b. Pesan

Pesan yang disampaikan oleh pemain debus adalah harapan dan niat

keinginan untuk menjadi kebal terhadap benda tajam. Dalam Komunikasi

Transendental pesan yang disampaikan tidak terlihat wujudnya namun

pesan yang dikomunikasikan memiliki efek pada akhirnya. Secara

spesifik isi pesan yang disampaikan oleh pemain debus memiliki esensi

pencapaian proses ritual yang dilakukan oleh pemain debus.

c. Saluran

Saluran atau media yang digunakkan oleh pemain debus dalam mencapai

kekebalannya melalui Shalat, Puasa, dan Wirid. Shalat, puasa, dan wirid

merupakan alat atau media yang digunakkan untuk menyampaikan pesan

kepada penerima. Contohnya, shalat tujuan utama pemain debus

berkomunikasi dengan AllahSWT, focus pada ibadahnya namun dibalik

itu ada tujuan lain untuk menyampaikan pesan pemain debus ingin

mencapai kekebalannya.

d. Penerima

Dalam penelitian ini, merujuk pada siapa penerima pesan dalam

komunikasi transendental. Penerima pesan yang dikomunikasikan oleh

pemain debus adalah Tuhan atau Allah SWT. Allah SWT dijadikan

penerima pesan yang disampaikan oleh pemain debus, dengan harapan

mencapai apa yang di harapkan dan pencapaian kekebalannya.

e. Efek

Efek yang dihasilkan melalui komunikasi transendental pemain debus

adalah mencapai kekebalannya, dalam pencapaiannya Tuhanlah yang

Page 72: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

58

mengisyaratkan atas diterimanya pesan yang disampaikan pemain debus.

Pada efek yang dihasilkan peran guru juga berpengaruh, karena guru juga

yang mendorong pesan tersampaikan agar harapan dan niat pemain debus

tersebut dapat diterima oleh Allah SWT.

Tarekat yang dijadikan sumber untuk permainan debus adalah tarekat

Rifaiyah dan Qodariyah. Permainan debus dalam tradisi tarekat berfungsi

untuk mengetahui tingkat ke fana seorang pemain debus ketika ia melakukan

wirid dan dzikir. Ketika seseorang telah mencapai derajat fana itu ditandai

dengan kemampuan untuk melakukan yang keluar dari hukum alam. Hal yang

ini berkorelasi dengan makna fana yang artinya suatu pengalaman ruhani

yang merasakan peleburan dalam Zat Yang Maha kuasa. Pengalaman sejenis

itu merupakan pengalaman yang sudah keluar dari hukum alam, karena itu

SUMBER (PEMAIN DEBUS)

PESAN (KEINGINAN

MENJADI KEBAL)

MEDIA (SHALAT, PUASA, DOA, DAN

WIRID)

PENERIMA (TUHAN)

EFEK (MENCAPAI KEKEBALANNYA)

Page 73: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

59

tanda telah mencapai derajat seperti itu adalah secara fisik juga ditandai

dengan hal-hal yang keluar dari kebiasaan manusia biasa, seperti kebal dari

benda tajam, tidak terbakar api dan sebagainya.

Akulturasi Debus dengan islam merupakan suatu bentuk sakralisasi

kebudayaan, dapat dipahami bahwa hanya seorang muslim yang dapat

mempelajari debus. Namun pada perkembangannya saat ini debus bisa di

mainkan atau dipelajari oleh semua kalangan atau agama, karena hasil

penelitian yang dilakukan di internet, ternyata kesenian seperti debus ada di

agama lain selain islam, contohnya agama Budha di Negara China ada

kesenian atau permainan pedang. Peneliti disini hanya akan menjelaskan

bagaimana proses komunikasi transcendental pemain debus menggunakan

tarekat islam.

Mempelajari kesenian debus secara tidak langsung mempelajai tarekat

agama dalam hal ini agama Islam, karena jika dilihat dari sejarah kesenian

debus itu berfungsi sebagai penyebaran agama Islam pada zaman tersebut,

secara tidak langsung juga belajar debus belajar ilmu keselamatan.

Tarekat (tariqah) berarti jalan (metode), dan mengacu pada aliran

keagamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam. Secara konseptual terkait

dengan hakikat atau kebenaran, yaitu cita-cita ideal yang ingin dicapai oleh

para pelaku aliran tersebut. Dengan demikian tarekat memiliki pengertian,

adalah metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam

mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan tuhan.

Page 74: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

60

Tarekat dalam islam memiliki dua aliran, yaitu tarekat Rifa‘iyah dan

tarekat Qadariyah. Tarekat yang biasa di pergunakan oleh seorang pemain

debus menggunakan tarekat Qadariyah, tarekat Qadariyah adalah tarekat yang

menggunakan syeikh atau bacaan yang menganut aliran syeikh Abdul Qadir

Jailani yang biasa kita pergunakan dalam Doa.

Dalam tradisi tarekat Qodariyah untuk mencapai derajat seperti itu

membutuhkan latihan yang sangat keras. Salah satu hal yang harus dilakukan

adalah membaca dzikir dan wirid setiap waktu. Tarekat Qodariyah

mewajibkan kepada para pengikutnya untuk selalu membaca dzikir yang

dikenal dzikir nafi wa isbath, yakni: mengucapkan lafad la ilaha illa „llah

dengan gerakan-gerakan tertentu dalam jumlah tertentu. Dzikir tersebut

dilakukan dengan suara yang keras dan dilakukan dengan bersama-sama.

Sehingga menimbulkan suara yang dapat didengarkan oleh pihak lain dalam

dalam radius beberapa ratus meter. Lafad nafi wa isbath ini biasa diucapkan

dengan cara menggerakan kepala dengan alur dari bawah ke atas sambil

mengucapkan lafad la, kemudian diteruskan kebahu kanan seraya

mengucapkan ilaha, dan akhirnya dengan keras ke arah jantung dengan

mengucapkan illa „llah.

Dalam melakukan dzikir dan wirid untuk mencapai kekebalannya,

seorang pemain debus tidak bisa melakukannya sendiri, tetapi membutuhkan

tuntutan dari seorang guru atau syaikh. Karena itu dibutuhkan washilah yang

tidak hanya berfungsi untuk menjamin keakraban seorang guru dengan

murid-muridnya juga untuk menuntun seorang pemain debus tetap pada jalan

Page 75: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

61

yang benar secara ruhani karena berasal dari sumber yang jelas silsilahnya.

Syaikh dalam tradisi debus adalah sumber inti spiritual. Dengan demikian ia

dapat mengubah jiwa seorang murid pemula menjadi pemain debus yang bisa

mempertunjukkan beberapa atraksi debus. Syaikh dijadikan sebagai lautan

kebajikan, dimana untuk pencerahan ruhani para murid-murid yang sedang

belajar menaiki tangga kehidupan spiritual agar dapat mencapai

kekebalannya.

Pada sekarang ini mayoritas yang memiliki keahlian magis di Banten

sangat erat kaitannya dengan keahlian bermain silat. Yang memiliki keahlian

seperti itu sekarang ini adalah para jawara. Permainan debus yang

mengandalkan pada kekebalan tubuh terhadap benda-benda tajam dan api

merupakan bagian yang mencolok dari sinkretisme antara amalan tarekat

dengan kepercayaan magis. Para guru debus pada umumnnya memakai

semua jenis praktek jenis magis baik yang diambil dari amalan tarekat mau

pun yang diambil dari tradisi lokal. Teknik-teknik mereka merupakan

campuran eklektik dari tradisi Islam yang ada dalam amalan tarekat dan

tradisi lokal yang diambil dari kepercayaan pra-Islam di Nusantara. Bacaan-

bacaan saktinya pun terdiri dari doa-doa yang ada dalam tradisi tarekat yang

berbahasa Arab di samping bacaan-bacaan yang menggunakan bahasa Sunda

dan Jawa, yang dikenal dengan istilah jangjawokan.

Mantra sunda yang digunakan pemain debus kini sudah berkembang

dan cenderung berubah, menurut kang Surya dalam wawancara, ―sekarang

mantra yang digunakan sudah ada pengembangannya, jadi tidak seperti

Page 76: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

62

dahulu kala‖. Dibawah ini contoh kalimat atau mantra jangjawokan yang

biasa digunakan untuk proses ritual sebelum pertunjukkan debus.

*

Asihan aing asahan batu

Beunang guguru ti ratu

Beunang nale „k tina hate‟

Mangka itu ngalumpruk saperti upih buruk

Nalangkarak seperti mayang ragrag

Tunggal welas tunggal asih sia ka aing

Nya aing ratu asihan

Ti girang batara gangga

Ti hilir batara ginggi

Diteuteup ti hareup sieup

Ditilik ti gigir lenggik

Pipi katumbiran

Irung kuwuwng-kuwungan

Tarang lancah mentrangan

Mangka welas mangka asih

Asih ka awaking

Malaikat jibril pangbeungketkeun

Paraintang pariantung

Roh sia aya di aing

Roh aing aya di sia (dibaca 99 kali)

Page 77: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

63

Mantra diatas merupakan penggalan kecil dari mantra yang biasa di

bacakan sebelum pertunjukkan. Kang surya sang guru besar, tidak

menjelaskan dan mendeskripsikan mantra secara jelas, karena terkait itu

adalah rahasia perguruan.

Seperti halnya dalam wirid, pembacaan jangjawokan agar

mendatangkan efek psikologis yang bermanfaat bagi para pengamalnya,

dibutuhkan ketentuan-ketentuan tentang jumlah bacaan pada setiap waktu

tertentu. Seorang murid yang diberi amalan oleh gurunya harus mengamalkan

sesuai dengan petunjuk gurunya tersebut.

4.2.3 Pertunjukkan Debus

Dalam pertunjukkan Debus ada beberapa kegiatan yang biasa di kemas

dalam kesenian debus. Pelaksanaan pertunjukkan debus terikat atau biasa

beriringan dengan ketententuan-ketentuan sebagai seni pertunjukkan pada

umumnya dan tidak dapat dipisah berdiri sendiri, biasanya didalam

pertunjukkan debus ada juga kegiatan-kegiatan atau pertunjukkan-

pertunjukkan sebelum pertunjukkan debus mulai diperagakan, adapun

kegiatannya sebagai berikut:

1. pembukaan, sebelum pertunjukkan debus di mulai biasanya ada

pembukaan dengan iringan-iringan music tradisional menggunakan

alat-alat music tradisional, seperti rebana, terbang gede atau gamelan.

Iring-iringan music tradisional ini biasa disebut dengan gembung.

Page 78: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

64

Gambar 4.4

2. Zikir, yaitu dengan berdoa menyebut keagunggan dan kebesaran Tuhan

yang Maha Esa secara dilagukan atau diiringi dengan music tradisional

yang dilakukan secara berulang-ulang. Dengan zikir proses sebelum

pertunjukkan debus dimaknai dengan komunikasi transcendental,

karena para pemain debus berkomunikasi dengan Tuhannya, meminta

keselamatn dan mempercayai dengan segara kebesaranNya.

Gambar 4.5

Page 79: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

65

3. Pencak Silat, bagian dalam pembukaan pertunjukkan debus biasanya

para pemain debus beradu mempertunjukkan kemampuan pencak silat

yang sudah dipelajari selama belajar di padepokan. Pencak silat dalam

Padepokan Maung Pande menggunakan aliran Pencak Silat Cimande.

Gambar 4.6

4. Ijen, beradu ilmu bela diri satu lawan satu, mempertunjukkan

kemampuan dalam mempertahankan diri dengan adegan pencak silat.

Dalam ijen pada akhirnya ada salah satu yang kalah, namun dalam

proses ini yang menang atau kalah bbukan sebagai ukuran orang itu

hebat dalam ilmu bela diri, melainkan hanya bertujuan menghibur dan

jadi bagian proses sebelum pertunjukkan debus dimulai.

Page 80: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

66

Gambar 4.7

5. Debus, pada saat setelah proses sebelum pertunjukkan debus dimulai,

barulah disini Debus mulai di pertunjukkan, dengan berbagai macam

atraksi yang dilakukan, yang di temukan dilapangan oleh peneliti,

Padepokan Maung Pande ada beberapa atraksi yang di pertunjukkan

yaitu, membacok tubuh dengan Golok, memakan bara api,

membengkokkan besi corran dengan leher, membakar tubuh dengan

api, memecahkan lampu dengan kepala, mengiris tubuh bagian perut

dengan golok, menusuk lidah dengan besi tajam, dan yang terakhir

atraksi menggunakkan alat Almadad dengan cara di tancapkan ke tubuh

lalu dipukul menggunakkan palu. Semua atraksi yang dilakukan itu

semua melalu proses komunikasi transcendental sehingga masing-

masing pemain debus dapat mencapai kekebalannya.

Page 81: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

67

Gambar 4.8

Gambar 4.9

Page 82: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

68

Gambar 4.10

Setiap pemain mempunyai pemikiran yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya, begitu pula dengan memaknakan sebuah komunikasi

transendental yang ada pada setiap ritual kesenian debus padepokan Maung

Pande yang sangat beragam. Namun secara garis besar mereka semua yang

ada pada proses ritual ada keterkaitannya antara satu dengan yang

memaknakan ritual ini adalah merupakan bagian dari rangkaian sebuah proses

dalam kesenian debus karena semua itu suatu kesatuan. Jadi bagi para

pemain debus makna komunikasi transendental itu adalah sebuah rangkaian

yang biasanya dilakukan karena ini semua warisan budaya nenek moyang

yang harus terus dilestarikan.

Dengan mempelajari kesenian debus kita mendapatkan manfaat yang

bermacam-macam, seperti mengatahui lebih jauh tentang sebuah sejarah

Page 83: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

69

perjalanan penyebaran Islam, sejarah dan pengertian Debus menurut setiap

padepokan, memperdalam jiwa seni seperti seni musik dan tari, dan

mempelajarari ilmu beladiri dengan silat, serta mempelajari tentang ilmu

kebatinan dalam hal ini merujuk kepada ilmu agama (agama Islam). Adapun

faktor yang mendukung terjadinya proses komunikasi transendental yakni

keyakinan, karena jika tidak yakin itu sulit untuk melakukannya, kemudian

pengalaman, dengan pengalaman yang sudah diketahui sebelumnya seperti

mengerti sejarah debus itu maka proses tersebut dapat dilewati dengan

mudah.

Padepokan Maung Pande merupakan perguruan debus yang hanya

menggunakan aliran debus putih, yang dimana dimaksudkan debus putih

adalah debus yang hanya menggunakan tarekat secara islamiah. Adapun

aliran yang lain menggunakan media yang dilarang oleh ajaran agama islam.

Dalam Padepokan Maung Pande menggunakan kemenyan hanya untuk

membangun kesan artistic dalam setiap pertunjukkan debus, dalam makna

aslinnya tidak menggunakan kemenyan karena penggunaan kemenyan itu

sifatnya mistik. Dalam Maung Pande menggunakan iringan musik dan silat

sebagai pembukaannya kadang pula menggunakan rampak bedug sebagai

kesnian asli pandeglang.

Komunikasi Transendental pemain debus Maung Pande memiliki cara

tersendiri, debus pada jaman modern ini telah dimodifikasi menjadi lebih

mudah. Tanpa perlu lagi harus puasa dan ibadah yang terlalu berat. Saat ini

Page 84: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

70

yang memiliki tugas berat yaitu guru sebagai penanggung jawab padepokan

tersebut.

Pemain debus saat ini hanya dijadikan media yang menerma ilmu

transenden, yang melindungi dan membackup adalah gurunya, tugasnya

mengawasi pemainnya yang sedang melakukan atraksi debus.

Debus saat ini yang di pertunjukkan Padepokan Maung Pande hanya

sebatas hiburan dan upaya melestarikan kesenian khas Banten. Tujuan untuk

menghibur dan melestarikan itu yang menjadi landasan utama Padepokan

Maung Pande menjadikan perkumpulan perguruan dari berbagai daerah di

Indonesia.

Tidak ada niat sombong dalam setiap pertunjukkannya yang harus

ditanamkan seorang pemain debus dalam melakukan pertunjukkanya.

Mendalami niat dan keyakinan itu menjadi hal terpenting agar tidak terjadi

hal yang tidak diinginkan, ketika niat dan keyakinan yang kuat berpasrah

akan pertolongan Allah SWT proses dari komunikasi transcendental itu akan

berjalan dengan baik.

Page 85: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

71

BAB V

KESIMPULAN

Pada bab sebelumnya peneliti telah mendeskripsikan hasil penelitian dengan

sebenar-benarnya, maka kesimpulan atas komunikasi tansendental pemain debus

dengan objek penelitian Padepokan Maung Pande, komunikasi transendental yang

digunakan dalam Padepokan Maung pande lebih kepada keyakinan akan

pertolongan Allah SWT. Guru sebagai penopang pemain-pemainnya dalam

melakukan atraksi Debus, karena pada Padepokan Maung Pande pemain hanya

dijadikan sebagai media yang disusupi kekuatannya oleh gurunya.

Adapun ibadah kepada Tuhan itu dilakukan pada saat pemain itu ingin

memulai mempelajari dan menekuni kesenian debus. Setelah disebut oleh gurunya

sebagai pemain debus selanjutnya persiapan sebelem pertunjukkan hanya melatih

keyakinan niat dan jiwa pada saat melakukan atraksi debus.

Output atau hasil yang didapat pemain debus Maung Pande menggunakan

komunikasi transendental adalah mencapai kekebalannya dengan meyakinkan diri

dan berserah atas pertolongan Allah SWT.

5.1 Saran

5.1.1 Saran Teoritis

Harapannya penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih dalam makna

setiap pesan yang disampaikan pemain debus melalui komunikasi

transcendental. Kajian secara teori harus lebih diperdalam agar penelitian

mengenai komunikasi transcendental lebih dalam.

Page 86: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

72

5.1.2 Saran Praktis

Penelitian selanjutnya bisa meneliti lebih dalam dan ikut serta

melestarikan kesenian Debus Banten, agar generasi penerus selanjutnya

dapan mengkonsumsi kebudayaan yang nenek moyang kita wariskan.

Page 87: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

73

Daftar Pustaka

Abbas, Ismetullah, Sejarah dan Objek Spiritual Banten, 1990.

Arifin, Imron. Debus, Ilmu Kekebalan dan kesaktian dalam Tarekat Rifa‟iyah,

1993.

Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi; Meneropong Politik Dan Budaya

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2000.

Gud Reacht Hayat Padje, Komunikasi Kontemporer: Strategi, Konsepsi, dan

Sejarah (Kupang: Universitas PGRI, 2008),h.20

Komunikasi Masyarakat Kontemporer (Remaja Rosdakarya, Bandung: 1999) h.

49

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2001.

Moleong, Lexy J., Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung PT. Remaja

Rosdakarya. 2005.

Winangssih Syam, Nina., Komunikasi Transendental, PT. Remaja Rosdakarya,

2015.

Page 88: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

74

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA

Page 89: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

75

PEDOMAN WAWANCARA

Judul Skripsi : Komunikasi Transendental Pemain Debus (Studi

Deskriptif Padepokan Maung Pande)

Fokus Wawancara : Komunikasi Transendental Pemain debus

Proses Pemain debus Mencapai Kekebalannya

Pertanyaan untuk fokus wawancara : Komunikas Transendental

1. Apa itu Debus Menurut Bapak?

2. Apa itu Padepokan Maung Pande?

3. Sejarah Maung Pande Pandeglang

4. Bagaimana Komunikasi Transendental dalam debus Menurut anda?

5. apa saja persiapa yang dilakukan seorang pemain debus sebelum pertunjukkan?

6. adakah ritual yang dilakukan sebelum pertunjukkan?

7. adakah ritual yang dilakukan setelah pertunjukkan?

8. tahapan apa saja yang dilalui seorang pemain debus dari yang belum bisa

sampai bisa?

Page 90: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

76

9. di Maung Pande sendiri adakah cara tersendiri mengajarkan para pemainnya

mencapai kekebalan?

10. bagaimana pandangan anda secara ilmiah mengenai debus?

11. Debus tidak lepas dari hal Gaib dan mistik, bagaimana menyikapinya?

Page 91: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

77

LAMPIRAN 2 TRANSKIP WAWANCARA

Page 92: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

78

Transkip Wawancara

Nama : Dr. H. R. Furqan

TTL : Menes, 20 Oktober 1964

Pekerjaan : Dokter

Q : Bagaimana sejarah Debus menurut bapak?

A : Debus itu awal mulanya di kemukakan oleh Sultan Hasanudin, pada saat

itu siapapun yang ingin menjadi tentara atau pasukan, harus di tempa atau di latih

agar tidak bisa di tusuk oleh gadabus atau almadad (alat Debus), dari situ istilah

debus itu dijadikan sebagai atraksi pembuktian orang bisa kebal atau tidak

tembus.

Q : Apa itu paguyuban perguruan Maung Pande?

A : Maung Pande bisa disebut sebagai perkumpulannya para perguruan yang

ada dibanten. Paguyuban kan isinya perkumpulan, jadi yaa isisnya dari mana-

mana.

Q : Sejarah Maung Pande?

A : Sejarah Maung Pande awalnya didirikan oleh Abah Tb. H. Kemed Abdul

Kohar dan Tb. Asmail Hasan pada tahun 1979, saat ini Paguyuban Maung Pande

sudah berbadan hukum pada tahun 2005 dengan ketua umumnya saya sendiri.

Sekarang anggota perguruan Maung Pande sampai 600 lebih dan membawahi 125

padepokan seluruh Indonesia.

Page 93: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

79

Q : Bagaimana bapak awal mulanya belajar bermain Debus?

A : Awal mula saya belajar dan menjadi pemain debus dari kecil, karena saya

lahir dari keluarga kiyai, dan sudah mulai diperkenalkan dari kecil, selulus sma

saya kuliah kedokteran dan sempat di luar negri akhirnya setelah saya menetap di

Menes saya mulai mempelajari dan berguru akhirnya sekarang saya bisa menjadi

ketua umum hingga saat ini.

Q : Menurut bapak bagaimana komunikasi Transendental dalam Debus?

A : Komunikasi Transendental menurut saya keyakinan itu, karna di maung

pande kita cuma pakai keyakinan saja, selebihnya kan di setiap padepokan ada

gurunya, nanti biar gurunya yang memilih siapa yang layak jd pemain debus,

untuk urusan keyakinan kita serahkan saja sama allah, karna pertolongannya lah

membuat kita bisa debus. Benda tajam bisa tumpul karna cuma keyakinan, kalo

kita tidak yakin golok yang taja tetap tajam, dengan yakin berserah sama allah

golok itu bisa tidak tajam, jadi bermain dikeyakinan yang kuat saja.

Q : Apa saja persiapan yang dilakukan seorang pemain Debus sebelum

pertunjukkan?

A : Kalo saya sebagai pemain debus tidak ada persiapan khusus, karena saya

sudah dilatih dari dulu, sekarang tinggal menjaganya saja.

Q : Adakah ritual yang dilakukan sebelum pertunjukkan?

A : Di Maung pande tidak ada ritual khusus yang mengharuskan pemain

seperti apa, paling asal jangan maksiat saja, tapi kebanyakan disini yang berlatih

Page 94: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

80

menjadi pemain debus ittu masih remaja. Masalah ritual itu urusan gurunya yang

menjaganya.

Q : Adakah ritual yang dilakukan setelah pertunjukkan?

A : Tidak ada, paling kalo ada yang cedera atau berdarah paling kita obtain.

Q : Tahapan apa saja pemain debus dari sebelum bisa hingga bisa disebut

pemain Debus?

A : Balik lagi ke sejarah awal mulanya debus, kalo pengen jadi barisan depan

sultan harus ditempa dulu, harus belajar dulu, apapun itu pasti ada prosesnya.

Memilih guru juga berpengaruh atas pencapaian kita sebagai pemain debus, kalo

salah milih guru ya nanti kita juga bisa salah juga menafsirkannya.

Q : Di Maung Pande sendiri adakah cara tersendiri mengajarkan para

pemainnya dapat mencapai kekebalannya?

A : kita disini paling mengajarkan untuk taat beribadah, solat, dan lain-lain,

selebihnya kita menguatkan niat dan hati pada saata akan melakukan atraksi

debus, karena kalo sampe salah niat bisa celaka. Jadi kuatkan niat dan keyakinan,

pasrah aja sama Allah.

Q : Bapak sebagai Dokter di daerah Menes ini bagaimana memaknai Debus

dari pandangan secara ilmiah?

Page 95: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

81

A : Saya sebagai dokter melihatnya debus sebagai kesenian saya, kalo di

lihat secara ilmiah semuanya gak mungkin, tapi dengan keyakinan dan

kepercayaan, semuanya pasti mungkin terjadi, jadi yakinin saja.

Q : Debus tidak lepas dari hal Mistik dan Ghaib, bagaimana bapak

menyikapinya?

A ; Hubungan dengan hal mistik atau gaib, itu berdasarkan aliran-aliran atau

perguruan yang mau menggunakan aliran apa, kalo kita yaa secara islam aja,

tinggal dilihat saja mau pakai cara yang mana, masing-masing perguruan pasti

beda.

Page 96: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

82

Nama ; Surya Galung

TTL ; Pandeglang, 04 Juli 1974

Pekerjaan : Guru

Q : Bagaimana sejarah Debus menurut bapak?

A : Debus itu awal mulanya di kemukakan oleh Sultan Hasanudin, pada saat

itu siapapun yang ingin menjadi tentara atau pasukan, harus di tempa atau di latih

agar tidak bisa di tusuk oleh gadabus atau almadad (alat Debus), dari situ istilah

debus itu dijadikan sebagai atraksi pembuktian orang bisa kebal atau tidak

tembus.

Q : Apa itu paguyuban perguruan Maung Pande?

A : Paguyuuban atau perkumpulan jawara-jawara di banten, semuanya

berkumpul di Maung Pande, ada banyak perguruan-perguruan yang tumbuh dari

sini. Maung Pande bisa disebut sebagai perkumpulannya para perguruan yang ada

dibanten.

Q : Sejarah Maung Pande?

A : Sejarah Maung Pande awalnya didirikan oleh Abah Tb. H. Kemed Abdul

Kohar dan Tb. Asmail Hasan pada tahun 1979, saat ini Paguyuban Maung Pande

sudah berbadan hukum pada tahun 2005 dengan ketua umumnya saya sendiri.

Sekarang anggota perguruan Maung Pande sampai 600 lebih dan membawahi 125

padepokan seluruh Indonesia.

Page 97: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

83

Q : Bagaimana bapak awal mulanya belajar bermain Debus?

A : Saya lahir dari keluarga pendiri Maung Pande, jadi saya semenjak kecil

sudah diajarkan berkesenian debus, hingga akhirnya saya kuliah dijurusan seni,

dan sekarang saya meneruskan padepokan orang tua saya.

Q : Menurut bapak bagaimana komunikasi Transendental dalam Debus?

A : komunikasinya peemain debus itu macem-macem, bisa dengan sholat,

puasa dan ibadah apapun itu bisa jadi komunikasi transendentalnya pemain debus.

Q : Apa saja persiapan yang dilakukan seorang pemain Debus sebelum

pertunjukkan?

A : karena saya guru disini, kalo dari sudut pandang guru saya

mempersiapkan diri saya sendiri untuk melindungi murid-murid atau pemain

debus yang saya pilih. Saya mempersiapkan diri bisa dengan berdoa wiridan dan

baca mantra-mantra yang diturunkan dari ayah saya dulu, saya kalo didalam

pertunjukkan debus paling mengawasi saya, sebelumnya paling melatih silat dan

raganya. Kalo dari segi pemain debus paling jangan maksiat saja dan jangan lupa

sholat dan beribadah kepada Allah. Karena di maung pande murid-murid saya

ketika tampil paling mereka jadi media saja.

Q : Adakah ritual yang dilakukan sebelum pertunjukkan?

A : Ritualnya yaa paling saya jampe pakai air yang sudah didoakan dengan

kauniyah Allah, selebihnya itu balik lagi kepada pemain debus itu sendiri,

keyakinan lah kuncinya.

Page 98: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

84

Q : Adakah ritual yang dilakukan setelah pertunjukkan?

A : Setelah pertunjukkan paling kalo yang ada cedera saja kita obati,

selebihnya paling setelah pertunjukkan kita kumpul-kumpul berucap syukur masih

diberi keselamatan oleh Allah SWT.

Q : Tahapan apa saja pemain debus dari sebelum bisa hingga bisa disebut

pemain Debus?

Q : Di Maung Pande sendiri adakah cara tersendiri mengajarkan para

pemainnya dapat mencapai kekebalannya?

A : Di Maung Pande mencapai kekebalan seorang pemain itu diuji melalu

keyakinannya, tinggal yakin saja semuanya bisa jadi pemain debus. Bisa juga

dengan olah raga kita supaya terlatih dan mempunyai ketahanan fisik yang kual.

Q : Bapak sebagai guru bagaimana memaknai Debus dari pandangan secara

ilmiah?

A : secara ilmiah komunikasi transcendental iitu tidak bisa di buktikan

namun ada wujudnya, nyata. Seperti dalam debus, masalah pemain bisa jadi kebal

itu tinggal dilatih saja, sampai berdarah-berdarah seperti itu bisa menggunakan

trik sendiri maupun asli.

Q : Debus tidak lepas dari hal Mistik dan Ghaib, bagaimana bapak

menyikapinya?

Page 99: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

85

A : Di Maung Pande hal-hal mistik tidak dipergunakan disini, namun kita

mempercayai hal itu, kita disini masalah keyakinan itu masalah masing-masing,

hal-hal mistik itu Cuma jadi gimik atau latar agar menciptakan suasana mistik.

Kalo sampe mempergunakannya kita ga pakai begituan.

Page 100: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

86

Nama ; H. Sofyan S.Pd,.

TTL ; Menes, 7 Agustus 1968

Pekerjaan : PNS/Kepala Sekolah SD

Q : Bagaimana sejarah Debus menurut bapak?

A : Debus menurut saya sebuah alat atau kegiatan untuk melawan penjajahan

pada masa sultan maulana hasanudin, yang pada akhirnya turun temurun

dikembangkkan menjadi sebuah kesenian, ciri khas dari debus itu alat yang kita

sebut Almadad atau bisa disebut juga Gedebus.

Q : Apa itu paguyuban perguruan Maung Pande?

A : Maung Pande bisa disebut sebagai perkumpulannya para perguruan yang

ada dibanten. Saat ini saya menjabat sebagai sekjen dan bertugas melestarikan

kesenian debus ke sekolah-sekolah karena background saya guru.

Q : Bagaimana bapak awal mulanya belajar bermain Debus?

A : Kalo saya tidak terlalu mahir bermain debus, karena saya hanya menjabat

secara structural untuk memenuhi ranting organisasi, jika di Tanya awal mula

kapan belajar debus mungkin saat saya duduk di bangku sekolah menengah atas,

itu pun karna ikut-ikutan saja latihan di perguruan silat.

Q : Menurut bapak bagaimana komunikasi Transendental dalam Debus?

A : Komunikasi itu umum seperti kita saja sedang wawancara, nah disini

yang berkomunikasi itu pemain debus, meminta doa keselamatan kepada Allah, di

Page 101: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

87

Maung Pande sendiri kita tidak terlalu menggunakkan mantra khusus, di Maung

Pande lebih kepada ke keyakinan kita sebagai pemain debus dalam melakuka

pertunjukkan debus.

Q : Apa saja persiapan yang dilakukan seorang pemain Debus sebelum

pertunjukkan?

A : Disini tidak terlalu ribet, paling latihan-latihan saja setiap minggu,

didalamnya kan ada latihan silat cimande juga, jadi paling persiapannya itu saja.

Selebihnya biasanya gurunya yang mengarahkan.

Q : Adakah ritual yang dilakukan sebelum pertunjukkan?

A : Ritual, paling yaa kita berdoa, shalat, dzikir, itupun kita lakuin bukan

pada saat mau pertunjukkan, melainkan saat seperti biasa aja, yaa kaya lagi solat

biasa.

Q : Adakah ritual yang dilakukan setelah pertunjukkan?

A : kalo setelah pertunjukkan gak ada sepertinya, paling kita kumpul-

kumpul, kalo ada yang cedera paling kita obtain, setelah itu yaa latihan lagi.

Q : Tahapan apa saja pemain debus dari sebelum bisa hingga bisa disebut

pemain Debus?

A : Di Maung Pande, kalo ingin dibilang pemain debus hebat itu yang bisa

bilang Cuma gurunya saja, karena tujuan dari debus sendiri kan menghibur, bukan

untuk membuktikan siapa yang hebat.

Page 102: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

88

Q : Debus tidak lepas dari hal Mistik dan Ghaib, bagaimana bapak

menyikapinya?

A : Menyikapi hal-hal mistik itu tergantung dari arah mana kita melihatnya,

saya percaya hubungan itu ada, kan transecden itu kan tidak nyata, gaib atau

mistik itu juga transenden, yang terpenting jagan sampai kita keluar dari koridor

islam dalam proses pertunjukkan debus.

Page 103: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

89

BIODATA PENULIS

Nama : Khimatullah

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 27 Juli 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Email : [email protected]

No.HP : 087808051313

Alamat : Jl. KH. Sulaiman No. 19, Link. Cibelewuk, Kel.

Kagungan, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42114

Riwayat Pendidikan:

2011 – 2018 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2007 – 2011 SMK Latansa Lebak - Banten

2004 – 2007 SMP 7 Kota Serang

1998 – 2004 SDN 6 Kota Serang

Page 104: KOMUNIKASI TRANSENDENTAL PEMAIN DEBUS (STUDI …repository.fisip-untirta.ac.id/1128/1/KOMUNIKASI TRANSENDENTAL... · Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat

90

Pengalaman Organisasi:

Marching Band La Tansa

SPARKLING (Serang Photography Art Lighting Graffitti)

Jurnalistik UNTIRTA

Pengalaman Bekerja :

CV. VISCO PRATAMA