bab iii tarekat rifaiyah di banten di bawah ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/bab iii...

23
29 BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH KEPEMIMPINAN KH. AHMAD NATAWIJAYA KUSUMA A. Proses Masuknya Tarekat Rifaiyah Di Banten Banten yang terletak dibagian paling barat pulau Jawa pada awalnya adalah suatu pelabuhan dagang yang berada dibawah pengawasan kerajaan sunda pajajaran. Ramainya perdagangan di kota banten dan meningkatnya hubungan pelayaran antara Banten dengan kota-kota lainnya di Nusantara,maupun luar negeri mengakibatkan bertambahnya pula kegiatan penyebaran islam. Para pedagang ini selain bekerja sebagai para pedagang juga merangkap sebagai mubaligh yang menyiarkan agama Islam. 1 Para ahli sejarah berpendapat bahwa Islam di Nusantara di sebarluaskan melalui jalan damai dengan menggunakan tiga metode yaitu disebarkan oleh para pedagang Muslim, disebarkan oleh para juru dakwah dan para wali khusus dari India dan Arab untuk mengislamkan penduduk dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan keimanan mereka, dan disebarkan dengan kekuatan untuk berperang mmelawan pemerintahan yang afir. Sejak masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia terjadi melalui proses yang sangat panjang serta terjadi dengan menggunakan saluran-saluran Islamisasi yang beragam seperti, Tasawuf dan Tarekat. Tasawuf dan Tarekat menjadi media Islamisasi, para Sufi, da’I, dan 1 Ratna Suminar, Tarekat Kadiriah di Pesantren Cibuntu Pandeglang Jawa Barat-Skripsi ( Jakarta: Universitas Indonesia, 1987), p.27-28

Upload: others

Post on 24-Sep-2020

41 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

29

BAB III

TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH

KEPEMIMPINAN KH. AHMAD NATAWIJAYA KUSUMA

A. Proses Masuknya Tarekat Rifaiyah Di Banten

Banten yang terletak dibagian paling barat pulau Jawa pada

awalnya adalah suatu pelabuhan dagang yang berada dibawah

pengawasan kerajaan sunda pajajaran. Ramainya perdagangan di kota

banten dan meningkatnya hubungan pelayaran antara Banten dengan

kota-kota lainnya di Nusantara,maupun luar negeri mengakibatkan

bertambahnya pula kegiatan penyebaran islam. Para pedagang ini selain

bekerja sebagai para pedagang juga merangkap sebagai mubaligh yang

menyiarkan agama Islam.1

Para ahli sejarah berpendapat bahwa Islam di Nusantara di

sebarluaskan melalui jalan damai dengan menggunakan tiga metode

yaitu disebarkan oleh para pedagang Muslim, disebarkan oleh para juru

dakwah dan para wali khusus dari India dan Arab untuk mengislamkan

penduduk dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan keimanan mereka,

dan disebarkan dengan kekuatan untuk berperang mmelawan

pemerintahan yang afir.

Sejak masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia terjadi

melalui proses yang sangat panjang serta terjadi dengan menggunakan

saluran-saluran Islamisasi yang beragam seperti, Tasawuf dan Tarekat.

Tasawuf dan Tarekat menjadi media Islamisasi, para Sufi, da’I, dan

1 Ratna Suminar, Tarekat Kadiriah di Pesantren Cibuntu Pandeglang Jawa

Barat-Skripsi ( Jakarta: Universitas Indonesia, 1987), p.27-28

Page 2: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

30

ulama datang bersamaan dengan para pedagang. Para ulama dan sufi

kemudian ada yang diangkat menjadi penasihat atau pejabat agama

dikerajaan. Lahir tokoh-tokoh sufi di Nusantara diantaranya, Syaikh

Hamzah Fansuri, Syamsudin Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Abdul

Rauf Singkel.2

Kawasan muslim Nusantara yang terletak dipinggiram dunia

Islam mempresntasikan salah satu bagian dunia Islam yang paling

sedikit mengalami arabisasi, kondisi ini pula yang terjadi di Negara

muslim Asia Tenggara dan salah satu masuknya tarekat di Banten

dipengaruhi oleh proses Islamisasi yang berlangsung secara Berangsur-

angsur.

Terbentuknya kelembagaan tarekat merupakan kelanjutan dari

para pengikut sufi .secara historis, sulit untuk menentukan kapan

organisasi tarekat muncul dan tarekat yang mana yang lebih dulu.

Menurut Hamka bahwa tarekat Thaifuroyah yang muncul pada abad IX

di Persia merupakan tarekat yang paling awal muncul sebagai sebuah

lembaga pengajaran tasawuf, tarekat ini dikaitkan dengan Abu Yazid

Al-Busthami yang berkembang luas di Persia terutama di Khurasan.

Proses masuknya Tarekat Rifaiyah di Banten sebenarnya di

bawa oleh para Ulama yang menimba ilmu agama yang kebanyakan

mendapat Ilmu dari luar wilayah banten. Karena orang terdahulu setiap

guru mengajarkan kepada muridnya dan biasanya ajaran itu di ikuti

oleh murid-muridnya, karena guru dijadikan sebagai panutan murid

2 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2010),p. 10-12

Page 3: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

31

sehingga apapun yang dilakukan oleh guru maka akan ditiru seperti

tingkahlakunya dan pemikirannya.3

Di Banten sendiri terdapat beberapa tarekat yang berkembang

antara lain, Tarekat Naqsabandiyah, Qadiriyah, Sadziliyah, Samaniyah

dan Rifaiyah. Tarekat Rifaiyah pertama kali muncul dan berkembang di

wilayah Irak bagian Selatan, nama pendirinya adalah Syekh Abu Abas

Ahmad Ibnu Ar-Rifai. Kemudian tarekat ini berkembang di wilayah

seperti Mesir, Suriah, dan Indonesia, tarekat rifaiyah sendiri masuk ke

Indonesia dari salah seorang ulama yang berasal dari India yakni

Nuruddin Ar-Raniri. Nuruddin Ar-Raniri pertama kali menyebarkan ke

wilayah Aceh karena ia telah menjabat Syeikh Al-Islam atau Mufti di

kerajaan Aceh pada zaman Sultan Iskandar Tsani dan Sultan Shafiatu

Al-Din.4

Di Banten tarekat rifaiyah di perkirakan pertama kali masuk dan

berkembang di Banten pada Sultan Abu Al-Mufakhir Aliyudin (1777-

1802). Tarekat ini pertama kali menyebar dari kalangan istana dan elit

kota lalu menyebar ke kalangan penduduk yang luas bahkan sampai ke

kalangan masyarakat awam. Meski tarekat rifaiyah di Banten

perkembangannya tidak ada guru-guru terkemuka yang memberi

dorongan baru akan tetapi ada salah seorang Kiyai Abdul Jalil seorang

guru yang keturunan Banten yang bermukim di desa Cibaregbeg

3Wawancara pribadi dengan bpk. H.Rafiuddin, (Putera dari KH.Ahmad

Natawijaya ) Tanggerang, 26 September 2015

4 Sri, Mulyati, Memahami & Mengenal Tarekat-tarekat Muktabaroh di

Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005),P.15

Page 4: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

32

Cianjur. Ia dikenal sebagai guru tarekat rifaiyah terakhir di Banten yang

di akui secara luas.5

Keberadaan tarekat Rifaiyah di Banten juga di dukung dengan

adanya naskah tentang Ratib Tarekat Rifaiyah. Dalam Naskah Ratib

Rifaiyah juga menyatakan bahwa beberapa orang penting memiliki

hubungannya dengan sejarah Tarekat Rifaiyah di Banten sebagai

berikut:

1. Nabi Muhamad SAW

2. Syeikh Ahmad Al-Kabir Al-Arifai

3. Syeikh Abdul Al-Qadir Al-Jaelani

4. Syeikh Syafiudin Ahmad Ibnu Alwani

5. Syeikh Ahmad Badowi Ar-Rifai

6. Syeikh Ibrahim Al-Ahmad Al- Dausuqi

7. Abu Bakar Ibnu Abdullah Aydarusi

8. Syeikh Maulana Hasanudin Ibnu Maulana Mahdum

9. Syeikh Musa

9. Sultan Muhamd Arifin Jaynul Asyiqin

10. Sultan Abu Mufakhir Muhamad Aliyudin.6

5 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, ( Bandung;

Mizan, 1995),p.271 6Naskah Ratib Rifaiyah A 218 A,p. 5-7

Page 5: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

33

Tarekat Rifaiyah di Banten merupakan tarekat yang berkaitan

dengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang

digunakan oleh para pemain debus salah satunya di ambil dari tarekat

rifaiyah. pada abad ke-20 tepatnya pada tahun 1950-an tarekat ini mulai

melebarkan sayapnya di Banten walaupun tidak begitu terkenal seperti

tarekat Qadariyah Wa Naqsabandiyah yang banyak pengikutnya di

Banten dan lebih dominan dari tarekat lainnya, tarekat rifaiyah ini dapat

kita temui keberadaannya di Kota Tanggerang dengan Syeikh atau

Mursyid yang bernama KH. Ahmad Natawijaya Kusuma. Ia adalah

seorang ulama yang mengamalkan dan mengajarkan tarekat Rifaiyah.

B. Mursyid Tarekat Rifaiyah di Banten

KH. Ahmad Natawijaya Kusuma lahir di Cipari kecamatan

Cikupa yang sekarang mejadi kecamatan Panongan Tanggerang, tidak

diketahii jelas tanggal kelahiran beliau., namun sekitar tahun 1910

masyarakat yang lebih mengenal beliau dengan sebutan Abah Mualim

lantaran melihat ketinggian ke ilmuannya dan kealimannya. KH.

Ahmad Natawijaya Kusuma adalah tokoh ulama yang sifatnya tegas

dan bijaksana, banyak dari tokoh dan masyarakat Cipari dan Gebang

yang berguru kepada KH. Ahmad Natawijaya Kusuma.

KH. Ahmad Natawijaya adalah putera dari pasangan

Natawijaya dan ibu Saribah atau yang akrab di sapa sebagai ibu Ibong.

Jika melihat garis keturunan ayah dari KH.Ahmad Natawijaya ialah

berasal dari kalngan penting di Sukabumi, beliau masih keturunan

ningrat. Namun beliau tidak pernah mau disebut sebagai keturunan

darah biru beliau lebih senang hidup sebagai orang biasa. Dari

Page 6: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

34

Sukabumi ayah dari KH.Ahmad Natawijaya Kusuma pergi melarikan

diri ke Tanggerang karena beliau pada saat itu ikut melawan Kolonial

Belanda.

Natawijaya dan ibu Saribah menikah di kampung Cipari

kecamatan panongan Tanggerang dan dari hasil perkawinannya beliau

dikaruniai dua putera dan satu puteri dan KH. Ahmad Natawijaya

merupakan putera ke tiga dari tiga bersaudara yaitu:

1. M.Nuh

2. Ny Nuriyah

3. KH. Ahmad Natawijaya7

Natawijaya bersama isterinya membina ketiga anaknya agar

menjadi anak yang sholeh, dan dari ketiganya KH. Ahmad Natawijaya

Kusuma yang paling menonjol rasa ingin tahunya tentang agama, oleh

karena itu Natawijaya ayahnya sangat serius membimbing KH.Ahmad

Natawijaya lantaran diketahui kelak bakal menjadi orang besar.Tetapi

cita-cita untuk membimbing sampai anak-anaknya dewasa tidak

kesampaian karena Natawijaya meninggal di Mekkah pada saat

menunaikan ibadah haji dan pada saat itu pula anak-anaknya masih

kecil seperti KH.Ahmad natawijaya baru berusia 11 tahun.

Saat ayahnya meninggal KH.Ahmad Natawijaya di bawa ke

Jakarta oleh bibinya ibu Titi, untuk menuntut Ilmu. Kemudian setelah

7Wawancara pribadi dengan bpk. H.Rafiuddin, ( Putera dari KH.Ahmad

Natawijaya ) Tanggerang, 26 September 2015

Page 7: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

35

menyelesaikan sekolah umum beliau ikut kakanya ibu Nuriyah ke

Bandung dan di sana ia masuk ke pondok pesantren pimpinan KH.

Ahmad Bakri bin Tubagus Sida bin Tubagus Arsyad di Sempur keraton

Purwakarta, dan di Ci Lilin Bnadung. Beliau termasuk salah satu murid

yang cerdas dan cepat menerima berbagai peelajaran dari gurunya.

Usai menuntut ilmu di Bandung KH.Ahmad Natawijaya

Kusuma kembali ke Cipari kampung kelahirannyauntuk meneruskan

jejak ayanya membina dan mengajar di masyarakat. Di Cipari pula

beliau menikah dengan ibu Ruminah sebagi isteri pertamanya, dan dari

hasil pernikahannya beliau dikarunia empat orang putera dan puteri:

1.KH.Wawang Zaini

2.H. Endang Juanda

3. H. Rafiudin

4. Hj. Siti Hamidah

Selama di Cipari KH.Ahmad Natawijaya Kusuma yang di bantu

oleh keluarga yang terus mengembangkan Islam dengan sistem

pengajian terbuka, dengan metode pengajaran yang menyentuh hati

banyak masyarakat yang berminat menghadiri pengajian yang

dipusatkan dirumahnya di Cipari yang sekarang menjadi pondok

pesantren Alhidayah. Murid-muridnya tidak hanya berasal dari

Tanggerang tapi ada juga yang datang dari luar Tanggerang seperti dari

Jakarta dan Serang.

Page 8: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

36

Sebagai seorang ulama beliau tidak mengajarkan Islam atau

mengamalkan ilmunya di Cipari, beliau menyiarkan dakwahnya

hingga kedaerah lain seperti di Kampung Gebang Jati Uwung yang

sekarang menjadi kecamatan Priuk Kota Tanggerang. KH.Ahmad

Natawijaya mengajak dan memimpin pengajian di masjid-masjid

sekitar kedatangannya disambut hangat oleh para tokoh dan masyarakat

gebang. Di Kampung Gebang ini pula beliau menikahi gadis asli

Gebang yang bernama Siti Saroh sebagai isteri ke dua dan dari hasil

pernikahannya beliau dikarunia enam orang putera dan puteri

diantaranya:

1. H. Aif Syarifudin

2. H. Iik Zaenal Asikin

3. Hj. Ummu Halimah

4. H.Zaenal Sholihin

5. Khusnul Khotimah

6. Ahmad kabiru Rifai

Dan isteri ketiga KH. Ahmad Natawijaya Bernama Hj.

Rohmani, asli dari Desa Cukanggalih Panongan. Dan dari

pernikahannya beliau dikarunia tiga orang putera dan puteri:

1. Fahmi

2. Fakhrudin

3. Hayatun Nufus

Page 9: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

37

KH. Ahmad Natawijaya adalah sosok ulama yang dikenal

Tawadhu dan penyabar. Beliau tidak senang menampakan

kelebihannya beliau hidup sangat sederhana walaupun beliau seorang

tokoh ulama yang sangat di hormati tetapi beliau tidak segan untuk

terjun langsung bersama masyarakat melakukan kegiatan seperti kerja

bakti dan membangun jalan desa.8

KH. Ahmad Natawijaya Kusuma adalah pengamal setia dari

Tarekat Rifaiyah dan tidak hanya mengamalkan tetapi beliau juga

memberikan pengajaran tentang Tarekat Rifaiyah tetapi hanya pada

waktu tertentu tidak dilakukan setiap hari pengajarannya.selain dari itu

beliau juga mengajarkan Tasawuf/tarekat rifaiyah,Ushul Fiqih dan

Fiqih. Selain mengajar dan berdakwah beliau juga ikut serta dalam

organisasi HIMTAS ( Hinpunan Tenaga Spiritual).9

Abah Mualim sebutan dari KH. Ahmad Natawijaya Kusuma

sebelum mengamalkan ajaran Tarekat Rifaiyah awalnya beliau

mengamalkan Ilmu Asror dengan guruya bernama Abah Emed

Lengkong karena Ilmu Asror ini Adalah Ilmu yang cukup Sulit untuk

diamalkan dan sulit diterima oleh Masyarakat pada saat itu. Abah

mualim pada saat itu sekitar tahun 1960-an diajak oleh Ki Fadhil

sebagai temannya untuk dikenalkan ke pada Mursyid tarekat abah

Asnawi (Babakan Bogor), kemudian beliau di baiat oleh Mursyid

8Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Saroh (Istri dari KH. Ahmad

Natawijaya Kusuma), pada tanggal 20 September 2016, Waktu 10:26 S/d Selesai 9Abdul Malik, Jejak Ulama Banten, (Serang: Biro Humas dan Protokol Setda

Provinsi Banten, 2011),p.176

Page 10: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

38

Tarekat. Dan akhirnya beliau mengamalkan tarekat rifaiyah lalu

mengajarkannya.10

Sebenarnya tidak semua tarekat mendirikan pesantren hal ini yang

menyebabkan perkembangan Tarekat Rifaiyah di Banten tidak seperti

Tarekat lainnya, jadi Tarekat Rifaiyah tidak mendirikan pesantren

khusus tetapi jika ada yang ingin belajar silahkan datang kepada

gurunya. Seperti KH. Ahmad Natawijaya Kusuma, beliau tidak

mendirikan pesantren tetapi hanya mengajar disetiap Majlis.11

KH.Ahamad Natawijaya Kusuma mengajarkan ilmu tarekat

Rifaiyah kepada muridnya, salah satu muridnya yang di Baiat ialah ki

fi’i. Karena pada saat itu KH. Ahmad Natawijaya Kusuma tinggal di

dua tempat di Kp. Gebang dan di Cipari, karena beliau lebih banyak

tinggal di Kp. Gebang jadi beliau mengijazah Ki Fi’i sebagai mursyid

tarekat untuk di Kp. Cipari. Namun pada tahun 1973 KH.Ahmad

Natawijaya Kusuma wafat ajaran ini tidak lagi di kembangkan seperti

anak-anak dari KH. Ahmad Natawijaya Kusuma yang tidak

meneruskan ajaran ini karena tidak ada yang di baiat oleh beliau.

Hanya Muridnya Ki Fi’i yang sudah mendapat Ijazah langsung dari

10

Wawancara pribadi dengan Bapak Madyani ( Menantu dari bapak Fi’I

murid KH. Ahmad Natawijaya Kusuma), pada tanggal 20 September 2016, Waktu

16:30 S/d Selesai. 11

Wawancara pribadi dengan Bapak H.Derajat Muhtadi,ST ( Cucu dari KH.

Ahmad Natawijaya Kusuma), pada tanggal 20 September 2016, Waktu 14:30 S/d

Selesai.

Page 11: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

39

KH.Ahmad Natawijaya kemudian menjadi mursyid, tetapi setelah

beliau wafatpun tarekat ini tidak ada yang mengembangkan lagi.12

Silsilah adalah nisbah hubungan guru terdahulu sambung

menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi Muhamad

SAW. Silsilah tarekat yang tidak sampai kepada Nabi Muhamad SAW,

maka sebuah tarekat itu terputus atau palsu. Dengan demikian silsilah

akan menjadi tolak ukur sebuah tarekat itu dianggap sah (Mu’tabarah).

Adapun Silsilah Tarekat Rifaiyah yang diamalkan oleh KH.

Ahmad Natawijaya Kusuma sebagai berikut:

1. Sayidina Husein

2. Zainal Abidin

3. Al-Imama Muhamad Baqir

4. Jafar Sidik

5. Muhamad Naqib

6. Isa Naqib

7. Muhajir

8. Sahid Muhamad

9. Saahid Marbat

10. Sahid Alwi

12

Wawancara pribadi dengan Bapak H.Derajat Muhtadi,ST ( Cucu dari KH.

Ahmad Natawijaya Kusuma), pada tanggal 20 September 2016, Waktu 14:30 S/d

Selesai.

Page 12: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

40

11. Ahmad Abdul Malik

12. Ahmad Syah Jalaludin

13. Abdullah Ujmat Tuhon

14. Zamaludin Ahmad Husein

15. Ali Nuruddin

16. Raja Ahmad Abdullah

17. Sarif Hidayatullah

18. Sultan Hasanudin

19. Sultan Ahmad Jaya Karta

20. Pangeran Papak

21. Uyut Sake

22. Ki Sanwani

23. Ki Astari

24. Umar Rancalang

25. KH. Ahmad Natawijaya Kusuma13

13

Wawancara pribadi dengan Bapak Madyani ( Menantu dari bapak Fi’I

murid KH. Ahmad Natawijaya Kusuma), pada tanggal 20 September 2016, Waktu

16:30 S/d Selesai.

Page 13: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

41

C. Wirid dan Amalan Tarekat Rifaiyah

Tiap tarekat mamiliki ajaran, amalan dan dzikir tertentu ,

simbol-simbol kelembagaannya, tata tertibnya, upacara-upacara lainnya

yang membedakan satu tarekat dengan tarekat lainnya. Adapun ajaran

dari Tarekat Rifaiyah adalah sebagai berikut:

1. Keanggotaan

Ajaran keanggotaan adalah sebuah ajaran Tarekat

Rifaiyah untuk jamaah atau pengikut Tarekat Rifaiyah.sebelum di

Bai’at menjadi anggota Tarekat Rifaiyah setiap orang atau kelompok

harus bisa menyelesaikan ujian yang diberikan oleh Guru, seperti ujian

yang bersifat fisik, mental dan batin. Ketiga ujian itu dilaksanakan

dalam waktu yang bersamaan dengan melakukan puasa selama tiga hari

sampai 40 hari.Selama menjalankan puasa biasanya para pengikut

rifaiyah mempunyai persyaratan tertentu seperti tidak boleh bertemu

dengan perempuan dan ketika berbuka puasa hanya di perbolehkan

memakan nasi putih, dengan diberi sedikit garam dan beberapa cabe

rawit.14

Selama menjalankan puasa, seorang murid juga diwajibkan

untuk mandi setiap malam hari dan membersihkan diri dari perbuatan

dosa.Setelah mandi tidak di perbolehkan tidur. Ia harus melaksanakan

beberapa kewajiban yang lain antara lain:

a. Shalat Istikharah

14

Yanti Susilawati, Analisa Pengaruh Tarekat Rifaiyah Terhadap

Keagamaan di Banten Abad Ke-19, ( Jakarta: Skripsi; Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah , 2015),p.41

Page 14: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

42

b. Membaca istigfar

c. Membaca sholawat kepada Nabi Muhamad SAW, 100 kali

d. Membaca dzikir 100 kali

e. Membaca Al-Qur’an surat al-Fatihah,dan surat al-Ikhlas sebanyak

100 kali serta membaca surat al-Falaq dan Surat Annas masing-

masing satu kali.15

Wirid berasal dari kata bahasa Arab, Wird atau Aurod.Wirid

merupakan do’a-do’a pendek atau formula-formula untuk memuja

tuhan dan memuji Nabi Muhamad SAW.dan membacanya dalam

hitungan tertentu pada waktu-waktu yang telah ditentukan dan

dipercayai akan memperoleh keajaiban atau paling tidak secara

psikologis akan mendatangkan manfaat.

Kata wirid sangat akrab dalam Tarekat, setiap tarekat memiliki

wirid tersendiri yang berbeda dengan tarekat yang lainnya. Bahkan

masih dalam satu tarekat pun dijumpai banyak perbedaan wirid yang

dipakai oleh murid-muridnya, hal ini disebabkan seorang murid dapat

saja diberi wirid khusus untuk dirinya sendiri oleh Syaikhnya untuk

diamalakan secara rahasia (diam-diam) dan tidak boleh diberitahukan

kepada orang lain, Tetapi banyak pula murid yang mengamalkan wirid

yang telah diterbitkan dan beredar luas di masyarakat16

.

Setiap tarekat memiliki wirid tertentu sesuai dengan tradisinya

masing-masing, namun dari sekian banyak ragam jenis wirid

15

Yanti Susilawati, Analisa Pengaruh Tarekat Rifaiyah . . .p.42 16

Mohamad Hudaeri, Islam; Tantangan Modernitas dan Kearifan Budaya

Lokal Banten, (Serang; FUD Press, 2009),p.254

Page 15: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

43

nampaknya yang paling banyak diggemari dan diamalkan oleh

beberapa tarekat ada tiga macam lafadz wirid yaitu wirid Istighfar,wirid

shalawat dan wirid Dzikir.17

Wirid yang telah diberikan oleh seorang

guru diamalkan oleh para murid dengan tidak pernah bertanya tentag

makna teks tersebut, tetapi sang guru biasanya hanya memberi tahu

fungsi atau kegunaan dari wirid tersebut apabila diamalkan dengan

sungguh-sungguh.18

Dalam tradisi tarekat pembacaan wirid bukanlah sesuatu yang

wajib diamalkan, akan tetapi hanya bersifat anjuran. Yang wajib

diamalkan dan menjadi keharusan dalam tradisi tarekat adalah dzikir

.dzikir ialah berulang-ulang menyebut nama Allah atau mengucapkan

kalimah La Ilaha Illallah tujuannya adalah untuk mencapai kesadaran

akan tuhan yang lebih langsung dan permanen. Bentuk lainnya berupa

dzikir vokal yang diucapkan secara teratur oleh kaum Rifa’iyah dalam

zawiyah mereka. Dalam beberapa cabang Rifa’iyah, para pengikut

mengucapkan berbagai doa dan selalu melafalkan nama-nama Allah

(Asma’ul Husna). Misalnya, Allah, Hu (Dia), Hayy (Yang Hidup),

Haqq (Yang Nyata), Qayyum (Yang Mandiri), Rahman (Yang

Pengasih), Rahim (Yang Penyayang), dan lainnya.19

Oleh karena itu, setiap tarekat memiliki amalan dzikir dan

wirid, sebagai amalan pokok yang harus dilaksanakan setiap

anggotanya. Wirid dan dzikir antara satu dengan tarekat lainnya

memiliki berbeda-beda. Dalam hal ini Taraekat Rifaiyah mempunyai

17

Rivay Siregar, TASAWUF: Dari Sufisme Klasik ke Neo- Sufisme, ,(Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada 1999),p. 276 18

Mohamad Hudaeri, Islam; Tantangan Modernitas . . . ,p.254 19

Naskah Ratib Rifaiyah A 218 B,p.60-61

Page 16: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

44

perbedaan dari segi dzikirnya, dzikir Tarekat Rifaiyah jenis dzikir yang

lantang disebut ”Darwis menangis atau melolong” karena dilakukan

bersama-sama. Cara dzikir tarekat Rifa’iyah terbagi menjadi dua

macam ada dzikir zahri (keras) dan kahfi (halus)

Wirid dan amalan Tarekat Rifaiyah pada dasarnya terdiri dari:

hadiah Al-fatihah, wirid Al-Quran dan doa, Sholawat dan munajat

Rifai.

1. Hadiah Al-Fatihah

Hadiah Al-Fatihah atau biasa disebut dengan Wasilah atau

tawassul, yang berarti berdoa atau memohon kepada Allah dengan

perantara nama seseorang yang dianggap suci dan dekat kepada Allah.

20Dalam pembacaan Fatihah ini juga ditujukan kepada Nabi Muhamad

SAW, dan kepada para tokoh penting tarekat Rifaiyah.

Semua aliran tarekat mengenal istilah wasilah atau tawasul,

mediasi melalui seorang pembimbing (Mursyid) sebagai sesuatu yang

sangat diperlukan demi kemajuan spiritual.Dalam Tarekat Rifaiyah

pembacaan al-fatihah dilakukan 17 kali sesuai dengan jumlah orang

yang dianggap lebih patut untuk membacakan al-fatihah.21

dan hadiah

Alfatihah ini diberikan kepada :

1. Nabi Muhamad SAW

20

Belajarilmutasawuf.Blogspot.co.id 21

Mohamad Hudaeri, Islam; Tantangan Modernitas dan Kearifan. . .,p.256

Page 17: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

45

2. Para keluarga serta para sahabatnya seperti, Abu Bakar, Umar,

Usman, Ali, Zubeir, Fatimah al-Zahra, dan khadijah Al-Kubra, serta

tabi’I al-tabi’in.

3. Sayyid syekh Ahmad al-kabir al-Rifai

4. Syeikh Abdul al-Qadir al-Zaelani

5. Syeikh Safiyudin Ahmad ibnu Alwani

6. Sultan Arifin Miftahudin

7. Ahmad Badawi Ar-Rifai

8. Syeikh Ibrahim Ahmad addasauqi

9. Syeikh Abu Bakar Ibnu Abdullah al-Aydarus

10. Sultan Maulana Hasanudin ibnu maulana Mahdum

11. Syeikh Musa

12. Syeikh Abdu al-Subur

13. Sultan Arifin Zayn Al-Assiqin

14. Sultan Abu Mufakhir Muhamad Aliyudin

15. Syeikh Abdullah Ibnu Al-Qahar

16. Haji Zaid Ibnu Kamaludin

17. Serta mendoakan arwah orang tua kami dan kamu dan kepada

orang-orang yang meninggal

Page 18: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

46

18. dan ditutup dengan keagungan ruh Nabi Mustofa22

2. Wirid Alqur’an

Setelah membaca Alfatihah dalam Tarekat Rifaiyah ini biasanya

ada juga wirid alqur’an dimana biasanya dalam wirid Alqur’an ini yang

dibaca seperti Surat An-Nas, Surat Al-Falaq, Surat Al-Ikhlas dan dalam

setiap suratnya dibaca sebanyak tiga kali.

Selain membaca wirid tiga surat tadi didalm naskah terdapat

kutipan atau potongan ayat-ayat al-qur’an yang berisi:

Artinya: “Apabila hamba-hamba ku bertanya bertanya kepadamu

(Muhamad) tentang aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan

permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaku.

Hendaklah mereka itu memenuhi perintahkudan bberiman kepadaku,

agar mereka memperoleh kebenaran”.(Q.S Albaqarah:186)

22

Naskah Ratib Rifaiyah A 218 A, P.7-9

Page 19: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

47

Artinya:“Maka ingatlah kepadaku, akupun akan akan ingat

kepadamu, dan bersyukurlah kepadaku dan janganlah kamu ingkar

kepadaku”.(Q.S Al-Baqarah:152)

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-

orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah

kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak

mengetahui”, (Q.S An-Nahl:43 )

3. Doa

Pembacaan doa ini dilakukan setelah pembacaan wirid Al-

quran, doa ini berisi tentang permohonan masuk surge dan terhindar

dari azab neraka.

لنا ر نعود بك من سختك وااللهم ا ن نسئلك ر ضا ك و الجنة و

Artinya: “Ya Allah kami memohon kepadamu ridhamu dan surgamu

Page 20: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

48

dan kami berlindung kepada engkau dari azab kemurkaan dan

nerakamu”.

4. Munajat Al-Rifai

Perkataan munajat banyak digunakan oleh orang-orang sufi

dalam menentukan salah satu bentuk doanya, Munajat juga dapat

diartikan sebagai pembicaraan akrab antara manusia dengan Allah,

secara tidak langsung mencurahkan perasaannya kepada Allah. Namun

munajat pada ratib Al-Rifai bukan lagi bentuk harapan rintihan dan

keluhan kepada Allah, melainkan permohonan pertolongan dengan

istigosah dan dengan perantaraan (Tawassul) kepada Nabi uhamad

SAW. Tujuannya untuk mendapatkan syafaat dari orang-orang suci

dank arena kedudukannya di sisi Allah.23

Dan didalam doa munajat Al-

Rifai sering diucapkan kata Al-Maddad.24

Munajat Rifa’I dimulai dengan nama Rasuluallah SAW.

ذ يا ر سو ل اهلل ا لمد ا د شي لله يا حبيب اهلل المداد شي الله يا شفيع الم

نبين المداد شي هلل, اهلل, اهلل يا شيد الثقلين المداد شي ااهلل يا جد الحسين

المداد شي هلل يا سا كن ا لحرمين المداد شي هلل, اهلل, اهلل يا ا و لياء اهلل

ا من نحن بجملهم المداد شي الله اجمعين المداد شي هلل ي

Terjemahan: Wahai rosuluallah,al-maddad. Segala sesuatu untuk

Allah.wahai kekasih allah, al-maddad, segala sesuatu milik allah.

Wahai pemilik syafaat, al-maddad, segala sesuatu milik

allah,allah,allah. Wahai penguasa dua alam jin dan manusia, al-

23

Syeikh Jafar Subhani, Tawassul,Tabarruk, Ziarah Kubur , Karomah

Wali,termasuk Ajaran Islam,Pustaka Hidayah( Jakarta: 1989), p. 145 24

Al-maddad: berarti memohon pertolongan bantuan maupun dukungan

Page 21: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

49

madad, segala sesuatu milik allah. Wahai kakek Husein, al-maddad,

segala sesuatu milik allah. Wahai pemukim dua tempat suci, al-

maddad, segala sesuatu milik allah. Wahai aulia allah, al-maddad,

segala sesuatu milik allah. Wahaiorang yang bersama kami, dengan

keagungan mereka, al-maddad, segala sesuatu milik allah. 25

5. Shalawat Nabi

Shalawat dan doa untuk Rasulullah merupakan bagian dari pada

syarat ritual dan dianggap sebagai doa yang harus di ulang berapa kali

setiap pembacaannya, selain itu shalawat ialah membaca shalawat dan

salam kepada Rosulullah. Yang tersimpan dalam lafadz-lafadz tertentu,

dan pembacaan shalawat kepada nabi termasuk salah satu amal ibadah

yang diberi pahala dan ganjaran oleh tuhan kepada mereka yang

mengerjakannya.26

Setiap muslim atau orang yang beriman wajib

memberikan ucapan shalawat dan salam kepada nabi Muhamad SAW.

Sebagaimana Allah telah menyerukan dalam Firman-Nya:

25

Naskah Ratib Rifaiyah A 218 A ,p.8 26

Abu Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat,Cet.XI, (Solo,

Ramdhani,1995),p. 259

Page 22: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

50

Artinya:“ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat

untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu

untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(Q.S. Al-

Ahzab:56)

Dalam Naskah Ratib Rifaiyah Shalawat disebutkan sepuluh

kali, yang diawali dengan bacaan Syailillah Inndallah. Selanjutnya

membaca wirid shalawat antara lain:

اللهم صلى على محمد يارب صلى عليه وسلم

“Ya Allah anugerahkanlah shalawat atas muhamad, wahai tuhan

anugerahkanlah shalawat dan salam kepadanya”.

اللهم صلى على نبيك يارب صلى عليه وسلم

“ Ya Allah anugerahkanlah shalwat atas Nabi-Mu, wahai Tuhan

Anugerahkanlah shalawt dan salam kepadanya”.

اللهم صلى على حبيبك يارب صلى عليه وسلم

“ Ya Allah anugerahkanlah shalawat atas kekasih-Mu, wahai Tuhan

anugerahkanlah shalawat dan salam kepadanya”.

لى على صفيك يارب صلى عليه وسلماللهم ص

“ Ya Allah anugerahkanlah shalawat atas sahabat-Mu, wahai Tuhan

anugerahkanlah shalawat dan salam kepadanya”.

Page 23: BAB III TAREKAT RIFAIYAH DI BANTEN DI BAWAH ...repository.uinbanten.ac.id/2005/6/BAB III aas.pdfdengan permainan debus, dari amalan-amalan dan wiridan yang digunakan oleh para pemain

51

وسلماللهم صلى على حليلك يارب صلى عليه

“ Ya Allah anugerahkanlah shalawat atas kekasih-Mu, wahai Tuhan

anugerahkanlah shalawat dan salam kepadanya”.

اللهم صلى على المشفع يارب صلى عليه وسلم

“Ya Allah anugerahkanlah shalawat atas pemberi syafaat, wahai Tuhan

anugerahkanlah shalawat dan salam kepadanya”.

اللهم صلى على نا د ره يارب صلى عليه وسلم

“ Ya Allah anugerahkanlah shalawat atas atas mereka yang

mengunjungi maqam Nabi Mu, wahai Tuhan anugerahkanlah shalawat

dan salam kepadanya”.

اللهثم وارحمنا ولد نا يا ر ب وارحمنا جميع في الحشر شفعنامحمد منجى حلا

ئق من جهنم

“ Ya Allah sayangilah kedua orang tua kami , wahai Tuhan sayangilah

kami semuanya.dalam himpunan penolong kamu, muhamad

penyelamat dari neraka jahanam”.

الف سال م على خا تم و الفصالة عليه وسلم

“ Seribu salam atas Nabi akhir , dan seribu shalawat dan salam

kepadanya”. 27

27

Naskah Ratib Rifaiyah A 218 A, p. 14-15