kolokium: ulil albab - g34100119anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...cestoda. selain...

6
Achmad Farajallah | <!--:en-->Kolokium: Ulil Albab - G34100119<!--:--> Copyright Achmad Farajallah [email protected] http://achamad.staff.ipb.ac.id/2013/12/12/kolokium-ulil-albab-g34100119/ Kolokium: Ulil Albab - G34100119 Ulil Albab (G34100119), Achmad Farajallah, Dyah Perwitasari, Eksplorasi Endoparasit pada Koleksi Hewan Kebun Binatang di Taman Margasatwa. Makalah Kolokium departemen Biologi FMIPA IPB. Disampaikan tanggal 19 Desember 2013 PENDAHULUAN Taman Margasatwa Semarang merupakan tempat konservasi ex-situ. Pada saat ini, Taman Marga Satwa Semarang memiliki 40 jenis satwa yang masing-masingnya berjumlah 2 ekor hingga 6 ekor. Luas lahan Taman Maragasatwa Semarang sekitar 10 Ha (Edo 2011). Parasit menjadi kendala dalam pemeliharaan satwa di kebun binatang. Infeksi parasit pada hewan biasanya menyebabkan kerugian berupa penurunan kondisi badan, namun tidak mengakibatkan kematian (Kusumamihardja 1982). Kerusakan patologis pada inang yang terjadi akibat infeksi cacing bergantung pada patogenitas cacing, derajat infeksi, habitat parasit, dan kondisi kekebalan inang serta campur tangan manusia (Malek 1980). Endoparasit adalah parasit yang hidup dalam tubuh inang. Beberapa jenis endoparasit yang biasa ditemukan menginfeksi satwa adalah protozoa dan cacing. Cacing atau helminth terdiri atas trematoda, cestoda dan nematoda (Wenger 2005). Diagnosis yang umum dilakukan untuk mengidentifikasi endoparasit cacing adalah dari tahap telur dan larva. Pada endoparasit saluran pencernaan, telurnya akan keluar bersamaan dengan feses. Telur cacing memiliki karakter yang spesifik untuk dijadikan alat identifikasi, misalnya bentuk dan ukurannya. Menurut Soulsby (1982), sebagian besar telur dari trematoda mempunyai operkulum, dan beberapa anggotanya dilengkapi dengan duri. Trematoda biasanya menginfeksi paru-paru, hati, dan darah dari mamalia. Telur cestoda mempunyai embriofor dan beberapa ditemukan kait. Sedangkan telur Nematoda mempunyai kait serupa dengan Cestoda. Selain itu, telur nematoda memiliki bentuk embrionik tahap 4, 8, 16 dan 32 sel. Selain berdasarkan bentuk telur, identifikasi cacing juga disesuaikan dengan inang spesifiknya dan bagian organ yang diinfeksi. Siklus hidup dari Nematoda bisa dikelompokkan menjadi langsung dan tidak langsung. Siklus hidup tidak langsung membutuhkan inang perantara. Inang akan terinfeksi cacing apabila memakan page 1 / 6

Upload: hoangtu

Post on 24-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kolokium: Ulil Albab - G34100119anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Cestoda. Selain itu, telur nematoda memiliki bentuk embrionik tahap 4, 8, 16 dan 32 sel. Selain

Achmad Farajallah | <!--:en-->Kolokium: Ulil Albab - G34100119<!--:-->Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2013/12/12/kolokium-ulil-albab-g34100119/

Kolokium: Ulil Albab - G34100119

Ulil Albab (G34100119), Achmad Farajallah, Dyah Perwitasari, EksplorasiEndoparasit pada Koleksi Hewan Kebun Binatang di Taman Margasatwa. MakalahKolokium departemen Biologi FMIPA IPB. Disampaikan tanggal 19 Desember 2013

 

PENDAHULUAN

Taman Margasatwa Semarang merupakan tempat konservasi ex-situ. Pada saat ini,Taman Marga Satwa Semarang memiliki 40 jenis satwa yang masing-masingnyaberjumlah 2 ekor hingga 6 ekor. Luas lahan Taman Maragasatwa Semarang sekitar10 Ha (Edo 2011). Parasit menjadi  kendala  dalam pemeliharaan  satwa di kebunbinatang.  Infeksi parasit pada hewan biasanya menyebabkan kerugian berupapenurunan kondisi badan, namun tidak mengakibatkan kematian (Kusumamihardja1982). Kerusakan patologis pada inang yang terjadi akibat infeksi cacingbergantung pada patogenitas cacing, derajat infeksi, habitat parasit, dan kondisikekebalan inang serta campur tangan manusia (Malek 1980).

Endoparasit adalah parasit yang hidup dalam tubuh inang. Beberapa jenisendoparasit yang biasa ditemukan menginfeksi satwa adalah protozoa dan cacing.Cacing atau helminth terdiri atas trematoda, cestoda dan nematoda (Wenger 2005).Diagnosis yang umum dilakukan untuk mengidentifikasi endoparasit cacing adalahdari tahap telur dan larva. Pada endoparasit saluran pencernaan, telurnya akankeluar bersamaan dengan feses. Telur cacing memiliki karakter yang spesifik untukdijadikan alat identifikasi, misalnya bentuk dan ukurannya. Menurut Soulsby (1982),sebagian besar telur dari trematoda mempunyai operkulum, dan beberapaanggotanya dilengkapi dengan duri. Trematoda biasanya menginfeksi paru-paru,hati, dan darah dari mamalia. Telur cestoda mempunyai embriofor dan beberapaditemukan kait. Sedangkan telur Nematoda mempunyai kait serupa denganCestoda. Selain itu, telur nematoda memiliki bentuk embrionik tahap 4, 8, 16 dan32 sel. Selain berdasarkan bentuk telur, identifikasi cacing juga disesuaikan denganinang spesifiknya dan bagian organ yang diinfeksi. Siklus hidup dari Nematoda bisadikelompokkan menjadi langsung dan tidak langsung. Siklus hidup tidak langsungmembutuhkan inang perantara. Inang akan terinfeksi cacing apabila memakan

page 1 / 6

Page 2: Kolokium: Ulil Albab - G34100119anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Cestoda. Selain itu, telur nematoda memiliki bentuk embrionik tahap 4, 8, 16 dan 32 sel. Selain

Achmad Farajallah | <!--:en-->Kolokium: Ulil Albab - G34100119<!--:-->Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2013/12/12/kolokium-ulil-albab-g34100119/

rumput atau meminum air yang mengandung larva cacing (Noble et al. 1989).Malek (1980) menyebutkan bahwa cacing yang biasa ditemukan pada saluranpencernaan vertebrata antara lain Trichuris sp., Capillaria sp., Strongyloide sp.,Moniezia sp., Dicrocoelium sp., Fasciola sp., Paramphistomum sp., Toxocara sp., Bunostomum sp., Chabertia sp., Trichostrongylus sp., Cooperia sp., Haemonchus sp., Oesophagostomum sp., Ostertagia sp., dan Nematodirus sp. (Thienpont et al.1985).

Ekspolarasi cacing endoparasit pada beragam satwa koleksi kebun binatang diIndonesia belum pernah dilaporkan secara komprehensif. Oleh karena itu,penelitian ini dilakukan untuk mengetahui spesifitas endoparasit dengan inang yangada di koleksi hewan kebun binatang. Ketika beberapa jenis satwa dikumpulkandalam suatu habitat yang sama dan dipelihara dalam satu manajemen yang samajuga maka akan ada peluang terjadi cross-incection menjadi satu. Spesifitas antaraparasit dan inang dapat dilihat dan dapat dihubungkan dengan koevolusi antarainang dengan parasitnya. Selain itu, kaitan antara inang dan parasit dapat dilihatdari satu inang yang memiliki banyak cacing parasit atau satu parasit yang mampumenginfeksi banyak inang. Hasil dari ekplorasi merupakan langkah awal untukmelakukan monitoring kesehatan satwa koleksi kebun binatang. Monitoring inidapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan di kebun binatangdengan melihat infestasi parasit yang ada pada hewan kebun binatang.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan melakukan isolasi dan identifikasi parasit telur cacing darifeses hewan koleksi kebun binatang di Taman Margasatwa Semarang.

 

BAHAN DAN METODE

Pengambilan Sampel

page 2 / 6

Page 3: Kolokium: Ulil Albab - G34100119anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Cestoda. Selain itu, telur nematoda memiliki bentuk embrionik tahap 4, 8, 16 dan 32 sel. Selain

Achmad Farajallah | <!--:en-->Kolokium: Ulil Albab - G34100119<!--:-->Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2013/12/12/kolokium-ulil-albab-g34100119/

Pengambilan sampel feses dilakukan di Kebun Binatang Taman MargasatwaSemarang pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013. Sampel diambil dariseluruh koleksi hewan kebun binatang dengan mengelompokanya berdasarkanspesies dan dimasukkan kedalam botol sampel untuk setiap spesies hewan koleksi.Botol sampel ditambahkan formalin 10%untuk identifikasi morfologi.

 

Metode Identifikasi Endoparasit

1. 1.      Metode sedimentasi

Sebanyak 1 gram feses ditimbang dan ditambahkan 10 ml formalin 10%kemudiandi aduk hingga homogen. Larutan disaring dengan kertas saring dan dimasukkankedalam tabung sentrifugasi sebanyak 7 ml. Ethil asetat ditambahkan sebanyak 3ml hingga larutan mencapai 10 ml. Tabung yang berisi 10 ml larutan sampeldisentrifugasi dengan kecepatan 2700 rpm selama 1 menit, kemudianditeruskandengan kecepatan rendah sampai pengendapan terjadi secarasempurna. Tabung sentrifugasi diambil dan debrisdihilangkan dengan stik kayu.Ethilasetat dan supernatan dihilangkan dan endapan yang ada diamati denganmikroskop cahaya.

1. 2.      Metode pengapungan

Bahan pengapung telur cacing pada feses adalahlarutangaramjenuh atau sukrosajenuh. Larutangaramjenuhdibuatdenganmenambahkangaramkedalamakuadessterilsampaigaramtidakakanlarutlagidantersisakristalkecil dibagianbawahwadah (Southwellet al. 2008).Pemeriksaan feses pada penelitian inidilakukan denganteknikmodifikasiMc Master denganpengapungan sederhanamenggunakan prinsip perbedaan berat jenis antara partikel feses dengan larutanpengapungsehinggamenyebabkantelurmengapungkepermukaancairan. Fesessebanyakdua gram digerus dengan mortar dan dicampur dengan 60 mllarutan pengapung kemudian diaduk sampai homogen.Sampeldiadukmerata(bukandengangerakanmelingkar) agar telurtidakterkonsentrasi di tengah.Cairanyang paling atasdiambildengan pipet dandimasukkankedalam slidepenghitungtelurcacing (Mc Master) untuk diamati di bawah mikroskop dengan

page 3 / 6

Page 4: Kolokium: Ulil Albab - G34100119anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Cestoda. Selain itu, telur nematoda memiliki bentuk embrionik tahap 4, 8, 16 dan 32 sel. Selain

Achmad Farajallah | <!--:en-->Kolokium: Ulil Albab - G34100119<!--:-->Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2013/12/12/kolokium-ulil-albab-g34100119/

perbesaran 100 kali (modifikasiSouthwellet al.,2008).

Identifikasi Endoparasit

Identifikasi telur dan larva cacingmulai dari ukuran, bentuk, tahap perkembangan,ketebalan selaput telur, warna,keberadaan karakter seperti operkulum, duri, kait,atau mammilated outer cost berdasarkan Soulsby (1982) dan Noble et al. (1989).

RANCANGAN PENELITIAN ifikas��~�M�s��Hc��tf�npengapungan sederhanamenggunakan prinsip perbedaan berat jenis antara partikel feses dengan larutanpengapungsehinggamenyebabkantelurmengapungkepermukaancairan. Fesessebanyakdua gram digerus dengan mortar dan dicampur dengan 60 mllarutan pengapung kemudian diaduk sampai homogen.Sampeldiadukmerata(bukandengangerakanmelingkar) agar telurtidakterkonsentrasi di tengah.Cairanyang paling atasdiambildengan pipet dandimasukkankedalam slidepenghitungtelurcacing (Mc Master) untuk diamati di bawah mikroskop denganperbesaran 100 kali (modifikasiSouthwellet al.,2008).

 

Identifikasi Endoparasit

Identifikasi telur dan larva cacingmulai dari ukuran, bentuk, tahap perkembangan,ketebalan selaput telur, warna,keberadaan karakter seperti operkulum, duri, kait,atau mammilated outer cost berdasarkan Soulsby (1982) dan Noble et al. (1989).

page 4 / 6

Page 5: Kolokium: Ulil Albab - G34100119anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Cestoda. Selain itu, telur nematoda memiliki bentuk embrionik tahap 4, 8, 16 dan 32 sel. Selain

Achmad Farajallah | <!--:en-->Kolokium: Ulil Albab - G34100119<!--:-->Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2013/12/12/kolokium-ulil-albab-g34100119/

DAFTAR PUSTAKA

Kusumamihardja S. 1982. Parasit dan Parasitologi pada Hewan Ternak dan Piaraandi Indonesia. Bogor : Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Edo H. 2011. http://www.kebunbinatangsemarang.com [terhubungberkala]. ProfilKebun Binatang Semarang (30 Mei 2013)

Malek E. 1980. Snail-Transmitter Disease vol.2. Florida: CRC Press Inc.

Noble E R, Noble G A. 1989. Parasitologi, Biologi Parasit Hewan. Edisi 5. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Soulsby EJL. 1982. Helmiths, Artropods, and Protozoa of Domesticated Animals(Mönnig). Ed ke-7. New York and London : Academic Press.

Southwell J, Cameron F, Nicole Sallur. 2008. Internal Parasite Control in Sheep. Deborah Maxwell, editor. Queensland.

Thienpont D, Rochette F, Vanparijs OFJ. 1985. Diagnosing HelminthasisbyCoprological Examination. Belgium: Janssen Research Foundation.

page 5 / 6

Page 6: Kolokium: Ulil Albab - G34100119anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Cestoda. Selain itu, telur nematoda memiliki bentuk embrionik tahap 4, 8, 16 dan 32 sel. Selain

Achmad Farajallah | <!--:en-->Kolokium: Ulil Albab - G34100119<!--:-->Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2013/12/12/kolokium-ulil-albab-g34100119/

Wenger I. 2005. Guide to parasites in sheep. Alberta Sheep and Wool Commision.

Whitlock HV. 1948. Some modifications of the McMasterhelmintheggcountingtechnique and apparatus. J Counc Sci Ind Res 21 : 177-180

page 6 / 6