koleitiasis

8
BAB I 1. Anatomi Sistem Bilier Sistem biliaris juga disebut dengan sistem empedu, berasal dari diverticulum yang menonjol dari foregut, dimana tonjolan tersebut akan menjadi hepar dan sistem biliaris. Bagian kaudal dari diverticulum akan menjadi kandung empedu, ductus cysticus, duktus biliaris communis (Common bile duct (CBD atau ductus choledocus); merupakan gabungan dari common hepatic duct dengan ductus sisticus, yang panjangnya 5-15 cm. duktus biliaris communis akan bermuara pada Papila Vateri,. Dalam keadaan normal, duktus biliaris communis akan bergabung dengan ductus pancreaticus Wirsungi (Ampula hepatopankreatik vater) yang kemudian akan mencapai duodenum. Bagian cranialnya menjadi hati dan ductus hepaticus biliaris. Empedu yang dihasilkan hepatosit akan diekskresikan ke dalam kanalikuli dan selanjutnya ditampung dalam satu saluran kecil empedu yang terletak dalam hati yang perlahan akan membentuk saluran yang lebih besar. Saluran empedu intrahepatic secara perlahan menyatu membentuk saluran yang lebih besar yang dapat menyalurkan empedu ke delapan segmen hati. Saluran tersebut akan

Upload: areza-eka-permana

Post on 24-Sep-2015

314 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

kolelitiasis

TRANSCRIPT

BAB I1. Anatomi Sistem BilierSistem biliaris juga disebut dengan sistem empedu, berasal dari diverticulum yang menonjol dari foregut, dimana tonjolan tersebut akan menjadi hepar dan sistem biliaris. Bagian kaudal dari diverticulum akan menjadi kandung empedu, ductus cysticus, duktus biliaris communis (Common bile duct (CBD atau ductus choledocus); merupakan gabungan dari common hepatic duct dengan ductus sisticus, yang panjangnya 5-15 cm. duktus biliaris communis akan bermuara pada Papila Vateri,. Dalam keadaan normal, duktus biliaris communis akan bergabung dengan ductus pancreaticus Wirsungi (Ampula hepatopankreatik vater) yang kemudian akan mencapai duodenum. Bagian cranialnya menjadi hati dan ductus hepaticus biliaris.

Empedu yang dihasilkan hepatosit akan diekskresikan ke dalam kanalikuli dan selanjutnya ditampung dalam satu saluran kecil empedu yang terletak dalam hati yang perlahan akan membentuk saluran yang lebih besar. Saluran empedu intrahepatic secara perlahan menyatu membentuk saluran yang lebih besar yang dapat menyalurkan empedu ke delapan segmen hati. Saluran tersebut akan bergabung pada setiap segmen menjadi duktus hepatikus kanan dan kiri (Lesmana, 2009).Kandung empedu berbentuk buah pear kecil yang diliputi oleh peritoneum dan menempel ke permukaan bawah dari lobus kanan dan lobus quadratus hati. Kandung empedu memiliki panjang 10 cm dengan diameter 3-5 cm dan mengandung 30-60 cc cairan empedu. Secara anatomis, kandung empedu dibagi menjadi : fundus, corpus dan infundibulum dan leher yang berhubungan dengan duktus cysticus.

Gambar 1.1 Anatomi Saluran Bilier

Ductus cysticus, mulai dari hati ke arah kandung empedu, panjangnya 1-2 cm dengan diameter 2-3 cm; didalamnya memiliki permukaan dengan mukosa yang banyak sekali mengandung lipatan-lipatan yang disebut Valve of Heister; berfungsi sebagai pengatur pasase bile ke dalam kandung empedu (Moore & Dalley, 2006).

Gambar 1.2 Anatomi Sistem Biliaris Overview

2. Fisiologi Sistem Bilier

Empedu berperan dalam membantu pencernaan dan absorpsi lemak, ekskresi metabolit hati dan produk sisa seperti kolesterol, bilirubin dan logam berat. Sekresi empedu membutuhkan aktivitas hepatosit dan kolangiosit yang terletak sepanjang duktulus empedu(Lesmana, 2009).Asam empedu dibentuk dari kolesterol di dalam hepatosit, dipebanyak pada struktur cincin hidroksilasi yang bersifat larut dalam air akibat konjugasi dengan glisin, taurin dan sulfat. Asam empedu mempunyai kegunaan seperti deterjen dalam mengemulsi lemak, membantu kerja enzim pancreas dan penyerapan lemak intraluminal. Konjugasi garam-garam empedu selanjutnya direabsorpsi oleh transport aktif spesifik dalam ileum terminalis, walaupun sekitar 20% empedu intestinal dikonjugasi oleh bakteri ileum. Empedu yang tidak direabsorpsi akan memetabolisme bakteri dalam kolon dan 50% akan direabsorpsi kembali (Lesmana, 2009).Sesaat setelah empedu diekskresikan oleh hepatosit, empedu tersebut akan mengalami modifikasi pada saat melalui saluran biliaris. Modifikasi tersebut meliputi, penarikan air melalui proses osmosis paraseluler ke dalam empedu, pemisahan glutation menjadi asam amino yang dapat di absorpsi kembali dan sekskresi bikarbonat dan ion-ion klorida secara aktif dalam empedu oleh mekanisme yang bergantung pada regulator tranmembran fibrosis sistik (Lesmana, 2009).Kandung empedu dapat menampung empedu untuk merespon pencernaan makanan. Dalam keadaan puasa kira-kira setengah dari empedu secara terus menerus dialirkan kedalam kandung empedu untuk disimpan. Selama empedu berada dalam kandung empedu oleh karena terjadinya proses reabsorpsi ion-ion natrium, kalsium, kloridam dan bikarbonat, diikuti oleh difusi air sehingga terjadi penurunan pH intrasistik (Lesmana, 2009).Kandung empedu, saluran empedu ektrhepatik dan sfingter oddi merupakan struktur yang berperan penting pada pergerakan dan pengaliran empedu. Hormone kolesistokinin (CCK) merupakan stimulus fisiologis yang paling potensial bagi kontraksi kandung empedu disamping adanya komponen saraf otonom dan saraf parasimpatis lainnya dyang dapat menyebabkan relaksasi kandung empedu. Kadar CCK dapat meningkat sebagai tanggapan terhadap diet asam amino rantai panjang dan karbohidrat. Efek utama hepatobilier pada hormone sekretin adalah meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit oleh epitelium biliaris (Lesmana, 2009).3. Manifestasi Klinik

Pasien dengan batu empedu dapat dibagi menjadi tiga kelompok :

a. Pasien dengan batu asimptomatik

b. Pasien dengan batu simptomatik

Gejalanya adalah kolik bilier; didefinisikan sebagai nyeri diperut atas berlangsung lebih dari 30 menit dan kurang dari 12 jam. Lokasi nyeri di perut atas atau epigastrium tetapi bias juga di kiri dan precordial (Lesmana, 2009).c. Pasien komplikasi batu empedu

Kolesistitis akut

Kurang lebih 15% pseien dengan batu simptomatik mengalami kolesistitis akut. Gejalanya meliputi :

Nyeri perut kanan atas

Mual dan muntah

Panas mengigil

Icterus

Kolangitis dan Pancreatitis Bilier

Kolangitis dan Pancreatitis Bilier akibat batu saluran empedu terjepit di muara papilla vater. Kolangitis akut dapat terjadi pada pasien dengan batu saluran empedu karena adanya obstruksi dan invasi bakteri empedu.

Gambaran klinis akut yang klasik adalah trias Charcot yang meliputi nyeri abdomen kuadran kanan atas, icterus, dan demam. Sedangkan pada kolangitis akut supuratif adalah trias Charcot yang disertai dengan hipotensi, oliguria dan gangguan kesadaran (Lesmana, 2009). Pankreatitis bilier akut akan terjadi bila da obstruksi transien atau persisten di papilla vater oleh sebuah batu. Batu yang terjepit akan menyebabkan sepsis bilier atau menambah beratnya pankreatitis (Lesmana, 2009).Daftar Pustaka

Lasman, L.A, 2009 Penyakit Batu Empedu di dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Internal publishing, Jakarta Pusat.

Moore, K.L & A. F dalley, 2006, Clinically Oriented Anatomy, 5Th Ed, Lippincott, Williams & Wilkins BaltimoreNetter, F.H, 2003, Atlas of Human Anatomy, 3rd Ed. Icon Learning Systems, Teterboro

(Netter, 2003)

(Moore & Dalley, 2006)