kodifikasi peraturan bank indonesia sistem pembayaran non ... · contoh 2 surat pernyataan keamanan...
TRANSCRIPT
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
Tim Penyusun Ramlan Ginting
Chandra Murniadi Dudy Iskandar
Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul
Siti Astiyah Wahyu Yuwana Hidayat
Komala Dewi Wirza Ayu Novriana
Indri Triyana Riska Rosdiana
Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) Bank Indonesia Telp: 021-29817321 Fax.: 021-2311580 email: [email protected] Hak Cipta © 2013, Bank Indonesia 2013
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
i
DAFTAR ISI
Paragraf Halaman
Daftar Isi
Hal. i – ii
Rekam Jejak Regulasi Transfer Dana
Hal. iii
Dasar Hukum
Hal. iv
Regulasi Terkait
Hal. iv
Regulasi Bank Indonesia
Hal. iv
Transfer Dana
Ketentuan Umum
Par. 1 – 2 Hal. 1 – 4
Definisi
Par. 1 Hal. 1 – 3
Ruang Lingkup Penyelenggara
Par. 2 Hal. 4
Perizinan Penyelenggaraan Transfer Dana
Par. 4 – 8 Hal. 4 – 18
Perizinan
Par. 4 – 7 Hal. 4 – 15
Penyelenggaraan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri
Par. 8 Hal. 15 – 18
Pelaksanaan Transfer Dana
Par. 9 – 15 Hal. 18 – 24
Umum
Par. 9 Hal. 18
Pelaksanaan Perintah Transfer Dana Dalam Keadaan Memaksa
Par. 10 Hal. 18 – 20
Kekeliruan Pelaksanaan Transfer Dana
Par. 11 Hal. 20 – 21
Tata Cara Pengembalian Dana
Par. 12 Hal. 21 – 24
Pengembalian Dana Dalam Keadaan Memaksa
Par. 12 Hal. 21 – 22
Pengembalian Dana oleh Penyelenggara yang Dibekukan Kegiatan Usaha, Dicabut Izin Usaha dan Dinyatakan Pailit
Par. 13 – 14 Hal. 22 – 24
Pengembalian Dana Berdasarkan Penetapan atau Putusan Pengadilan
Par. 15 Hal. 24
Transfer Dana yang Ditujukan Untuk Diterima Secara Tunai
Par. 16 – 18 Hal. 24 – 26
Jasa, Bunga, Atau Kompensasi
Par. 19 Hal. 26 – 28
Biaya Transfer Dana
Par. 20 Hal. 28
Pemantauan
Par. 21 – 24 Hal. 28 – 33
Sanksi
Par. 25 – 26 Hal. 33 – 35
Lain - Lain
Par. 27 Hal. 35 – 43
Ketentuan Peralihan
Par. 28 Hal. 43 – 44
Lampiran
Hal. 45 – 115 Lampiran 1
Hal. 45 – 49
Contoh 1 Surat Pernyataan Integritas Direksi, Komisaris, atau Pengawas
Hal. 45
Contoh 2 Surat Pernyataan Keamanan dan Keandalan Sistem atau Mekanisme Penyelenggaraan Transfer Dana
Hal. 46
Contoh 3 Penghitungan Jasa, Bunga, atau Kompensasi
Hal. 47 – 48
Contoh 4 Laporan Bulanan Transaksi Kegiatan Transfer Dana yang Dilakukan Bank Melalui Sistem atau Sarana Diluar Sistem yang Diselenggarakan oleh Bank Indonesia
Hal. 49
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
ii
Lampiran 2
Hal. 50 – 82
Penjelasan Umum
Hal. 52
Informasi Pokok Pelapor
Hal. 54
Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri
Hal. 55
Form G0002 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri ke Indonesia
Hal. 57
Form G0003 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia
Hal. 59
Sandi Lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II)
Hal. 61
Sandi Negara
Hal. 76
Sandi Tujuan Transaksi
Hal. 82
Lampiran 3
Hal. 83 – 115
Bab 1 Keterangan Umum Cara Pengisian
Hal. 84 – 85
Bab 2 Sistem Validasi
Hal. 86 – 94
Bab 3 Informasi Pokok Pelapor
Hal. 95 – 96
Bab 4 Teknis Penyampaian Laporan
Hal. 97 – 115
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
iii
Rekam Jejak Regulasi Transfer Dana
8/28/PBI/2006Kegiatan Usaha Pengiriman
Uang
SE 10/49/DASP 2008Perizinan Kegiatan Usaha Pengiriman
Uang Bagi Perorangan Dan Badan Usaha Selain Bank
SE 8/32/DASP 2006Pendaftaran Kegiatan Usaha
Pengiriman Uang
14/23/PBI/2012Transfer Dana
Keterangan :
Dicabut
PBI/ KEP DIR Masih Berlaku
Terkait
SE Masih Berlaku
SE Tidak Berlaku
Regulasi Terkait
PBI/ KEP DIR Tidak Berlaku
SE 15/23/DASP 2013
SE 16/1/DKSP 2014Laporan Penyelenggaraan Transfer Dana
oleh Badan Usaha Berbadan Hukum
Indonesia Bukan Bank Secara On-Line Butir IV.B.1.a.1) dan Contoh 5 dalam Lampiran
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
iv
Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberatan Tindak
Pidana Pencucian Uang - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana
Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/1/DKSP 2014 perihal Laporan Penyelenggaraan Transfer Dana
oleh Badan Usaha Berbadan Hukum Indonesia Bukan Bank Secara On-Line - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/23/DASP 2013 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
1
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana BAB I Ketentuan Umum Bagian Kesatu Definisi
1 Pasal 1 14/23/PBI/2012
1. Transfer Dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima.
2. Penyelenggara Transfer Dana, yang selanjutnya disebut Penyelenggara, adalah Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana.
3. Bank adalah bank sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
4. Dana adalah: a. uang tunai yang diserahkan oleh Pengirim kepada Penyelenggara
Penerima; b. uang yang tersimpan dalam Rekening Pengirim pada Penyelenggara
Penerima; c. uang yang tersimpan dalam Rekening Penyelenggara Penerima pada
Penyelenggara Penerima lain; d. uang yang tersimpan dalam Rekening Penerima pada Penyelenggara
Penerima Akhir; e. uang yang tersimpan dalam Rekening Penyelenggara Penerima yang
dialokasikan untuk kepentingan Penerima yang tidak mempunyai Rekening pada Penyelenggara tersebut; dan/atau
f. fasilitas cerukan (overdraft) atau fasilitas kredit yang diberikan Penyelenggara kepada Pengirim.
5. Perintah Transfer Dana adalah perintah tidak bersyarat dari Pengirim kepada Penyelenggara Penerima untuk membayarkan sejumlah Dana tertentu kepada Penerima.
6. Pengirim (Sender) adalah Pengirim Asal, Penyelenggara Pengirim Asal, dan semua Penyelenggara Penerus yang menerbitkan Perintah Transfer Dana.
7. Pengirim Asal (Originator) adalah pihak yang pertama kali mengeluarkan Perintah Transfer Dana.
8. Penyelenggara Pengirim adalah Penyelenggara Pengirim Asal dan/atau Penyelenggara Penerus yang mengirimkan Perintah Transfer Dana.
9. Penyelenggara Pengirim Asal adalah Penyelenggara yang menerima Perintah Transfer Dana dari Pengirim Asal untuk membayarkan atau memerintahkan kepada Penyelenggara lain untuk membayar sejumlah Dana tertentu kepada Penerima.
10. Penyelenggara Penerima adalah Penyelenggara Pengirim Asal, Penyelenggara Penerus, dan/atau Penyelenggara Penerima Akhir yang menerima Perintah Transfer Dana, termasuk bank sentral dan Penyelenggara lain yang menyelenggarakan kegiatan penyelesaian pembayaran antar-Penyelenggara.
11. Penyelenggara Penerus adalah Penyelenggara Penerima selain Penyelenggara Pengirim Asal dan Penyelenggara Penerima Akhir.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
2
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
12. Penyelenggara Penerima Akhir adalah Penyelenggara yang melakukan pembayaran atau menyampaikan Dana hasil transfer kepada Penerima.
13. Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebut dalam Perintah Transfer Dana untuk menerima Dana hasil transfer.
14. Autentikasi (Authentication) adalah prosedur yang dilakukan oleh Penyelenggara Penerima untuk memastikan bahwa penerbitan suatu Perintah Transfer Dana, perubahan, atau pembatalannya benar-benar dilakukan oleh pihak yang dalam Perintah Transfer Dana dimaksudkan sebagai Pengirim yang berhak.
15. Pengaksepan (Acceptance) adalah kegiatan Penyelenggara Penerima yang menunjukkan persetujuan untuk melaksanakan atau memenuhi isi Perintah Transfer Dana yang diterima.
16. Tanggal Pelaksanaan (Execution Date) adalah tanggal tertentu Penyelenggara Penerima wajib melaksanakan Perintah Transfer Dana dari Pengirim Asal.
17. Tanggal Pembayaran (Payment Date) adalah tanggal saat Penyelenggara Penerima Akhir wajib menyediakan Dana yang dapat digunakan untuk kepentingan Penerima.
18. Rekening adalah rekening giro, rekening tabungan, rekening lain, atau bentuk pencatatan lain, baik yang dimiliki oleh perseorangan, institusi, maupun bersama, yang dapat didebit dan/atau dikredit dalam rangka pelaksanaan Transfer Dana, termasuk Rekening antarkantor Penyelenggara yang sama.
19. Sistem Transfer Dana adalah sistem terpadu untuk memproses perintah Transfer Dana dengan menggunakan sarana elektronik atau sarana lain sesuai dengan peraturan.
20. Perintah Transfer Debit adalah perintah tidak bersyarat dari Pengirim Transfer Debit kepada Penyelenggara Pengirim Transfer Debit untuk menagih sejumlah Dana tertentu kepada Penyelenggara Pembayar Transfer Debit agar dibayarkan kepada Penerima Akhir Transfer Debit.
21. Pengirim Transfer Debit adalah Pengirim Asal Transfer Debit, Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit, dan semua Penyelenggara Penerus Transfer Debit yang menerbitkan Perintah Transfer Debit.
22. Pengirim Asal Transfer Debit atau Penerima Akhir Transfer Debit adalah pihak yang pertama kali menyerahkan Perintah Transfer Debit kepada Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit yang sekaligus merupakan pihak yang berhak menerima Dana.
23. Pembayar Transfer Debit adalah pihak yang mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah Dana tertentu kepada Penerima Akhir Transfer Debit melalui Penyelenggara Pembayar Transfer Debit.
24. Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit atau Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit adalah Penyelenggara yang menerima Perintah Transfer Debit dari Penerima Akhir Transfer Debit atau pihak yang menerbitkan Perintah Transfer Debit untuk kepentingannya sendiri, kemudian memerintahkan Penyelenggara Pembayar Transfer Debit untuk membayarkan sejumlah Dana tertentu kepada Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit untuk dibayarkan kepada Penerima Akhir Transfer Debit.
25. Penyelenggara Pengirim Transfer Debit adalah Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit dan/atau Penyelenggara Penerus Transfer Debit yang
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
3
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 16/1/DSKP 2014 Romawi I
mengirimkan Perintah Transfer Debit. 26. Penyelenggara Penerima Transfer Debit adalah Penyelenggara Penerima
Akhir Transfer Debit, Penyelenggara Penerus Transfer Debit, dan/atau Penyelenggara Pembayar Transfer Debit yang menerima Perintah Transfer Debit, termasuk bank sentral dan Penyelenggara lain yang menyelenggarakan kegiatan penyelesaian akhir (settlement) pembayaran antar-Penyelenggara.
27. Penyelenggara Penerus Transfer Debit adalah Penyelenggara Penerima Transfer Debit selain Penyelenggara Pembayar Transfer Debit yang meneruskan Perintah Transfer Debit.
28. Penyelenggara Pembayar Transfer Debit adalah Penyelenggara yang melakukan pembayaran atau menyampaikan Dana hasil transfer kepada Penerima Akhir Transfer Debit.
29. Hari Kerja adalah hari Penyelenggara Penerima membuka kantor untuk melaksanakan kegiatan Transfer Dana.
30. Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS, adalah sistem transfer dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement.
31. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SKNBI, adalah sistem kliring sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.
32. Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang selanjutnya disebut APMK, adalah alat pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai alat pembayaran dengan menggunakan kartu.
33. Uang Elektronik (Electronic Money) adalah alat pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai uang elektronik (electronic money).
34. Pelapor adalah badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana.
35. Laporan adalah laporan mengenai kegiatan Transfer Dana yang disusun dan disampaikan oleh Pelapor secara berkala kepada Bank Indonesia melalui Sistem Laporan Transfer Dana Bukan Bank.
36. Sistem Laporan Transfer Dana Bukan Bank yang selanjutnya disebut Sistem LTDBB adalah sistem penerimaan Laporan (capturing) yang berbasis web yang disampaikan Pelapor melalui jaringan internet.
37. Periode Pelaporan adalah tenggang waktu penyampaian Laporan yang dimulai sejak tanggal 1 sampai dengan 5 (lima) Hari Kerja setelah akhir bulan Laporan.
38. Penyampaian Laporan secara On-Line yang selanjutnya disebut On-Line adalah penyampaian Laporan yang dilakukan secara langsung dengan mengirim dan/atau mengisi data dalam bentuk tampilan form melalui Sistem LTDBB.
39. Penyampaian Laporan secara Off-Line yang selanjutnya disebut Off-Line adalah penyampaian Laporan yang dilakukan dengan menyampaikan rekaman data dalam media perekaman data elektronik kepada Bank Indonesia.
40. Hari Kerja adalah hari kerja Bank Indonesia yang mewilayahi Pelapor.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
4
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Bagian Kedua Ruang Lingkup Penyelenggara 2 Pasal 2
14/23/PBI/2012 Termasuk dalam pengertian Penyelenggara menurut Peraturan Bank Indonesia ini, Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang memperoleh persetujuan atau izin dari Bank Indonesia sebagai: a. peserta Sistem BI-RTGS;
Yang dimaksud dengan “peserta Sistem BI-RTGS” adalah peserta sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BI-RTGS.
b. peserta SKNBI; dan
Yang dimaksud dengan “peserta SKNBI” adalah peserta sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai SKNBI.
c. penyelenggara APMK yang menyediakan jasa Transfer Dana.
Yang dimaksud dengan “penyelenggara APMK yang menyediakan jasa Transfer Dana” adalah pihak yang telah memperoleh izin sebagai prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia, yang dalam penyelenggaraan kegiatannya melakukan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana.
BAB II Perizinan Penyelenggaraan Transfer Dana Bagian Kesatu Perizinan
3 Pasal 3 14/23/PBI/2012 Ayat (1) SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.A No. 2 – 3
1) Badan usaha bukan Bank yang akan melakukan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Bank Indonesia.
Kewajiban memperoleh izin penyelenggaraan Transfer Dana tidak berlaku bagi Bank karena kegiatan Transfer Dana sudah menjadi bagian kegiatan usaha Bank sebagaimana diatur dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
Pengajuan Permohonan Izin sebagai Penyelenggara adalah sebagai berikut : 1. Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 1 (ayat (1)
kodifikasi ini) harus disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dan ditandatangani oleh direksi dari Pemohon.
2. Yang dimaksud dengan direksi sebagaimana dimaksud pada angka 2 antara lain adalah: a. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai Perseroan Terbatas, bagi Pemohon berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas;
b. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Perusahaan Daerah, bagi Pemohon berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah;
c. pengurus sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
5
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Pasal 3 14/23/PBI/2012 Ayat (2) – (3) SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.B
mengatur mengenai Perkoperasian, bagi Pemohon berbentuk badan hukum Koperasi;
d. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Badan Usaha Milik Negara, bagi Pemohon berbentuk badan hukum Perusahaan Umum.
2) Untuk memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), badan usaha bukan Bank wajib: a. berbadan hukum Indonesia; dan b. mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Bank Indonesia
dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini.
Contoh badan usaha yang berbadan hukum Indonesia antara lain Perseroan Terbatas dan Koperasi.
3) Persyaratan yang ditetapkan antara lain persyaratan yang terkait dengan
keamanan sistem, permodalan, integritas pengurus, pengelolaan risiko, dan/atau kesiapan sarana dan prasarana.
Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam butir A.1 (ayat (1) kodifikasi ini) harus dilengkapi dengan dokumen dan/atau persyaratan sebagai berikut:
a. Dokumen terkait kelembagaan dan kondisi keuangan yang terdiri atas: 1) fotokopi akta pendirian badan usaha dan perubahannya, jika
ada, yang telah memperoleh pengesahan dari instansi yang berwenang, yang mencantumkan secara tegas kegiatan transfer dana atau kegiatan pengiriman uang sebagai kegiatan atau salah satu kegiatan dari badan usaha yang bersangkutan;
2) asli surat keterangan domisili badan usaha dari instansi yang berwenang;
3) asli dokumen yang menjelaskan susunan direksi, dewan komisaris atau pengawas, dan pemegang saham badan usaha sesuai dengan kondisi terakhir;
4) asli surat pernyataan dari masing-masing direksi, dan komisaris atau pengawas bahwa yang bersangkutan: a) tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi
atau komisaris/pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu badan usaha dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum mengajukan permohonan;
b) tidak pernah dihukum atas tindak pidana di bidang perbankan, keuangan, dan/atau pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap;
c) tidak tercantum dalam daftar kredit macet pada saat mengajukan permohonan;
d) tidak masuk dalam daftar hitam nasional penarik cek/bilyet giro kosong yang ditatausahakan Bank Indonesia pada saat mengajukan permohonan,
dengan mengacu pada contoh 1 dalam Lampiran yang
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
6
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 1 kodifikasi ini);
5) bukti setoran modal, dengan ketentuan sebagai berikut: a) untuk Pemohon yang menyediakan sistem yang dapat
digunakan oleh Penyelenggara lain, besar modal disetor paling kurang Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); atau
b) untuk Pemohon yang tidak menyediakan sistem yang dapat digunakan oleh Penyelenggara lain, besar modal disetor paling kurang Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
6) dokumen yang menjelaskan kondisi keuangan Pemohon berupa: a) laporan keuangan Pemohon posisi 3 (tiga) tahun terakhir,
bagi Pemohon yang telah berdiri selama 3 (tiga) tahun atau lebih;
b) laporan keuangan Pemohon posisi 2 (dua) tahun terakhir atau kurang, sesuai dengan masa berdirinya Pemohon, bagi Pemohon yang berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun; atau
c) laporan keuangan, neraca, daftar aktiva dan pasiva, atau dokumen lainnya yang menjelaskan kondisi keuangan, bagi Pemohon yang baru berdiri.
b. Dokumen terkait kesiapan operasional yang terdiri atas: 1) Kebijakan dan prosedur tertulis yang paling kurang mencakup:
a) pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, baik pengiriman maupun penerimaan, yang telah menerapkan prinsip kewenangan berjenjang;
b) monitoring Dana yang dikirim dan/atau diterima; dan c) penerapan prinsip perlindungan konsumen sesuai
peraturan perundang-undangan; 2) mekanisme penerapan manajemen risiko, yang meliputi antara
lain risiko keuangan, risiko operasional, dan risiko hukum; 3) kebijakan dan prosedur tertulis mengenai penerapan program
anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
4) bukti kesiapan operasional yang paling kurang meliputi aspek teknis (infrastruktur sistem dan jaringan komunikasi), sumber daya manusia (struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab), dan kesiapan tempat usaha;
5) bukti keamanan dan keandalan sistem atau mekanisme penyelenggaraan Transfer Dana, paling kurang berupa: a) fotokopi laporan hasil audit teknologi informasi dari
auditor independen internal atau eksternal, bagi Pemohon yang menyediakan sistem yang dapat digunakan oleh Penyelenggara lain; atau
b) asli surat pernyataan dari direksi dan dewan komisaris atau pengawas mengenai keamanan dan keandalan sistem atau mekanisme penyelenggaraan Transfer Dana, bagi Pemohon yang tidak menyediakan sistem yang dapat digunakan oleh Penyelenggara lain, dengan mengacu pada contoh 2 dalam Lampiran yang merupakan bagian
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
7
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.A
tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 1 kodifikasi ini);
6) konsep perjanjian kerja sama dengan Penyelenggara lain dan/atau pihak ketiga terkait penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, termasuk kerja sama dengan Tempat Penguangan Tunai, apabila ada;
7) rincian informasi mengenai kantor cabang, identitas Penyelenggara lain dan/atau pihak lain yang bekerjasama dengan Penyelenggara terkait penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, termasuk informasi mengenai Tempat Penguangan Tunai, apabila ada; dan
8) kebijakan dan prosedur tertulis penanganan keadaan darurat (disaster recovery plan) dan kesinambungan kegiatan usaha (business continuity plan) yang efektif dalam mengatasi dan meminimalkan permasalahan yang timbul dari kejadian yang tidak diperkirakan yang dapat mengganggu kelancaran operasional penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana.
c. Persyaratan bahwa direksi dan dewan komisaris atau pengawas Pemohon memiliki integritas yang baik, antara lain berupa: 1) memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan
dengan memiliki sikap mematuhi ketentuan yang berlaku; 2) memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan 3) memiliki komitmen terhadap pengembangan penyelenggaraan
kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh Pemohon. Pada saat mengajukan permohonan perizinan, persyaratan ini antara lain dipenuhi dengan menyampaikan asli surat pernyataan dengan mengacu pada contoh 1 dalam Lampiran (Lampiran 1 kodifikasi ini).
d. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c harus disampaikan dalam Bahasa Indonesia.
Bank Indonesia dapat melakukan uji kepatutan dan kelayakan antara lain melalui wawancara dengan direksi, dewan komisaris atau pengawas, dan/atau pemegang saham atau pemilik pengendali Pemohon sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pemohon.
Penyelenggara harus memiliki standar keamanan sistem dalam penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana dan pengelolaan risiko operasional yang dilakukan dengan penggunaan proven technology yang paling kurang mencakup pemenuhan aspek aspek sebagai berikut: 1. Untuk sistem keamanan teknologi informasi harus memenuhi
ketentuan: a. Penyelenggara yang menyediakan sistem yang dapat digunakan
oleh Penyelenggara lain, paling kurang memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) kerahasiaan data (confidentiality); 2) integritas sistem dan data (integrity); 3) otentikasi sistem dan data (authentication); 4) pencegahan terjadinya penyangkalan transaksi yang telah
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
8
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.C SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.D
dilakukan (non-repudiation); dan/atau 5) ketersediaan sistem (availability), yang dilakukan secara
efektif dan efisien dengan memperhatikan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku; atau
b. Penyelenggara yang tidak menyediakan sistem yang digunakan oleh Penyelenggara lain, paling kurang harus memastikan keamanan pada database dan back-up.
2. Adanya sistem dan/atau prosedur yang dapat menjamin efektivitas pengendalian internal (internal control);
3. Adanya sistem dan/atau prosedur yang menjamin dapat dilakukannya audit trail atas transaksi Transfer Dana; dan
4. Adanya sistem dan/atau prosedur yang menjamin kelangsungan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana.
(4) Proses Perizinan adalah sebagai berikut : 1. Dalam rangka memberikan izin atau penolakan atas permohonan
yang diajukan oleh Pemohon, Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. pemeriksaan administratif terhadap kelengkapan, kebenaran,
dan kesesuaian dokumen yang diajukan oleh Pemohon; dan b. pemeriksaan (on site visit) ke Pemohon untuk melakukan
verifikasi atas kebenaran dan kesesuaian dokumen yang diajukan, serta untuk memastikan kesiapan operasional, jika diperlukan.
2. Dalam hal pemeriksaan administratif dokumen dan/atau pemeriksaan (on site visit) sebagaimana dimaksud pada angka 1 telah dilakukan, Bank Indonesia memberikan tanggapan berupa persetujuan atau penolakan permohonan, atau meminta Pemohon untuk melengkapi dokumen permohonan.
3. Tanggapan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan secara tertulis paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari kerja terhitung sejak dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap.
4. Dalam hal Bank Indonesia menyetujui permohonan izin, maka pemberian izin tersebut dilakukan dengan penyampaian surat yang disertai dengan tanda izin.
(5) Laporan Tanggal Efektif Dimulainya Kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggara yang telah memperoleh izin sebagaimana dimaksud
ayat (4) harus menyelenggarakan kegiatannya paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pemberian izin.
2. Penyelenggara yang telah menyelenggarakan kegiatannya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus menyampaikan laporan tertulis mengenai tanggal efektif dimulainya kegiatan sebagai Penyelenggara kepada Bank Indonesia.
3. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan: a. paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
efektif dimulainya kegiatan sebagai Penyelenggara; dan b. dilengkapi dengan dokumen pendukung yang diperlukan,
seperti perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani, apabila ada.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
9
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.E SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.F SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.D
4. Pemohon yang telah memperoleh izin namun tidak melaksanakan kegiatannya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus menyampaikan laporan tertulis kepada Bank Indonesia paling kurang meliputi hal-hal sebagai berikut: a. uraian kesiapan infrastruktur yang antara lain meliputi kesiapan
operasional, kesiapan sistem yang akan digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, dan kesiapan rencana kerja sama dengan Penyelenggara lain, jika ada; dan
b. uraian kendala yang dihadapi yang mengakibatkan belum dapat dilaksanakannya kegiatan Transfer Dana.
5. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 4 disampaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1.
6. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada angka 4, jika Bank Indonesia menilai terdapat permasalahan yang bersifat struktural yang dapat mengakibatkan Pemohon tidak mampu melaksanakan kegiatan sebagai Penyelenggara, Bank Indonesia berwenang membatalkan izin Penyelenggara yang bersangkutan.
(6) Pencantuman Dalam Daftar Penyelenggara dan Publikasi dilakukan sebagai berikut : 1. Bank Indonesia mencantumkan identitas Penyelenggara yang telah
menyampaikan laporan dimulainya kegiatan Transfer Dana sebagaimana dimaksud dalam butir D.2 dan D.3 (ayat (5) kodifikasi ini) dalam daftar Penyelenggara.
2. Bank Indonesia mempublikasikan daftar Penyelenggara, antara lain dalam situs Bank Indonesia.
(7) Penggunaan tenaga kerja asing oleh Penyelenggara dalam penyelenggaraan Transfer Dana dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
(8) Pembukaan Kantor Cabang 1. Kantor Cabang merupakan bagian dari entitas Penyelenggara yang
menyelenggarakan kegiatan operasional Transfer Dana berupa pengiriman dan/atau penerimaan Dana.
2. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai rencana dan realisasi pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada angka 1 kepada Bank Indonesia, sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia mengenai penyampaian rencana bisnis Penyelenggara.
3. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara penyampaian rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara tersendiri, maka penyampaian informasi dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: a. Informasi mengenai rencana pembukaan kantor cabang
disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja
sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berikutnya;
2) paling kurang mencakup: a) nama dan/atau alamat kantor cabang; dan
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
10
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
b) tanggal rencana dibukanya kantor cabang; 3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa
analisis bisnis terkait pembukaan kantor cabang. b. Informasi mengenai realisasi pembukaan kantor cabang
disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal:
a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun tersebut; dan
b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya;
2) paling kurang mencakup: a) nama dan/atau alamat kantor cabang; dan b) tanggal dibukanya kantor cabang;
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa bukti telah dibukanya kantor cabang.
4. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat dilakukan bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai rencana bisnis kegiatan system pembayaran lainnya yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila ada.
5. Bank Indonesia berwenang menyetujui atau menolak, baik sebagian maupun seluruh rencana pembukaan kantor cabang yang diajukan oleh Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank.
6. Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud pada angka 5 disampaikan oleh Bank Indonesia kepada Penyelenggara paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari kerja terhitung sejak Penyelenggara menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara lengkap dan benar.
4 Pasal 4 14/23/PBI/2012
SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.E
(1) Tempat Penguangan Tunai yang bekerjasama dengan Penyelenggara tidak perlu memperoleh izin dari Bank Indonesia.
Tempat Penguangan Tunai bukan merupakan Penyelenggara, mengingat Tempat Penguangan Tunai tidak melakukan Pengaksepan. Tempat Penguangan Tunai merupakan pihak yang bekerjasama dengan Penyelenggara dalam melakukan kegiatan penguangan Dana hasil transfer yang telah dialokasikan dalam Rekening untuk kepentingan Penerima.
Penyelenggara yang bekerjasama dengan pengelola sistem Transfer Dana tidak termasuk dalam pengertian Tempat Penguangan Tunai.
(2) Kerja sama dengan Tempat Penguangan Tunai adalah sebagai berikut :
1. Tempat Penguangan Tunai (TPT) merupakan pihak yang bekerjasama dengan Penyelenggara dalam melakukan kegiatan penguangan Dana hasil transfer yang telah dialokasikan dalam Rekening untuk kepentingan Penerima, yang dalam pelaksanaan kegiatannya tidak melakukan langkah Pengaksepan untuk kepentingan Penerima.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
11
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
2. Dalam hal Penyelenggara bekerjasama dengan TPT, maka Penyelenggara antara lain wajib: a. menetapkan persyaratan umum untuk menjadi TPT bagi
Penyelenggara; b. menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa terhadap TPT
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; c. menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai
pelaksanaan penguangan Dana hasil transfer oleh TPT termasuk batasan nilai Dana dan frekuensi penguangan yang dapat dilakukan melalui TPT;
d. memiliki prosedur pengendalian atas pelaksanaan kegiatan penguangan Dana yang dilakukan oleh TPT, termasuk mekanisme monitoring; dan
e. bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan penguangan Dana hasil transfer yang dilakukan oleh TPT, termasuk tanggung jawab atas: 1) ketersediaan Dana pada saat Penerima melakukan
penguangan; dan 2) keterlambatan, kekeliruan, dan tidak terlaksananya
penguangan Dana oleh TPT. 3. Kerja sama antara Penyelenggara dan TPT harus didasarkan pada
perjanjian tertulis yang paling kurang memuat: a. hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing pihak; b. mekanisme atau prosedur penyelesaian permasalahan atau
pengaduan dari Penerima; c. mekanisme atau prosedur penyelesaian masalah antara
Penyelenggara dengan TPT; dan d. penetapan pembayaran fee atau imbalan kepada TPT, dan
larangan bagi TPT untuk mengenakan biaya tambahan kepada Penerima di luar biaya yang ditetapkan oleh Penyelenggara.
4. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai rencana dan realisasi kerja sama dengan TPT kepada Bank Indonesia, sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia mengenai penyampaian rencana bisnis Penyelenggara.
5. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara penyampaian rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara tersendiri, maka penyampaian informasi dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: a. Informasi mengenai rencana kerja sama disampaikan:
1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berikutnya;
2) paling kurang mencakup: a) nama dan alamat TPT; dan b) tanggal rencana dimulainya kerja sama;
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa: a) persyaratan umum untuk menjadi TPT bagi Penyelenggara; b) kebijakan dan prosedur tertulis mengenai pelaksanaan
penguangan Dana hasil transfer oleh TPT termasuk batasan nilai Dana dan frekuensi penguangan yang dapat dilakukan
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
12
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
melalui TPT; c) prosedur pengendalian atas pelaksanaan kegiatan
penguangan Dana yang dilakukan oleh TPT, termasuk mekanisme monitoring;
d) konsep perjanjian kerja sama antara Penyelenggara dan TPT; dan analisis risiko dan mitigasi risiko terkait pelaksanaan kerja sama.
Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada butir 3)a) sampai dengan butir 3)c) tidak perlu disampaikan oleh Penyelenggara jika Penyelenggara sebelumnya telah menyampaikan seluruh dokumen tersebut kepada Bank Indonesia dan tidak terdapat perubahan dalam dokumen dimaksud.
b. informasi mengenai realisasi kerja sama disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal:
a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun tersebut; dan
b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya;
2) paling kurang mencakup: a) nama dan alamat TPT; dan b) tanggal dimulainya kerja sama;
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa fotokopi perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani.
6. Penyampaian informasi dimaksud pada angka 4 dapat dilakukan bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai rencana bisnis kegiatan sistem pembayaran lainnya yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila ada.
7. Bank Indonesia berwenang untuk menyetujui atau menolak, menetapkan dan/atau membatasi jumlah TPT yang dapat bekerjasama dengan Penyelenggara.
8. Persetujuan, penolakan, penetapan dan/atau pembatasan kerja sama sebagaimana dimaksud pada angka 7 disampaikan oleh Bank Indonesia kepada Penyelenggara paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari kerja terhitung sejak Penyelenggara menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 secara lengkap dan benar.
5 Pasal 5 14/23/PBI/2012
Dalam memberikan izin kepada badan usaha bukan Bank sebagai Penyelenggara, Bank Indonesia berwenang meminta informasi mengenai badan usaha bukan Bank kepada otoritas yang berwenang.
6 Pasal 6 14/23/PBI/2012
(1) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diperoleh dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) (Paragraf 3 ayat (1) kodifikasi ini) tidak dapat dialihkan kepada badan usaha lain.
(2) Dalam hal Penyelenggara merencanakan untuk melakukan penggabungan, peleburan, atau pemisahan, Penyelenggara wajib menyampaikan rencana dimaksud melalui laporan secara tertulis kepada Bank Indonesia.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
13
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.A
Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu) Badan Usaha bukan Bank atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Badan Usaha bukan Bank lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Badan Usaha bukan Bank yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Badan Usaha bukan Bank yang menerima penggabungan dan selanjutnya status Badan Usaha bukan Bank yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua) Badan Usaha bukan Bank atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan Badan Usaha bukan Bank baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Badan Usaha bukan Bank yang meleburkan diri dan status Badan Usaha bukan Bank yang meleburkan diri berakhir karena hukum. Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Badan Usaha bukan Bank untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Badan Usaha bukan Bank beralih karena hukum kepada 2 (dua) atau lebih Badan Usaha bukan Bank atau sebagian aktiva dan pasiva Badan Usaha bukan Bank beralih karena hukum kepada 1 (satu) atau lebih Badan Usaha bukan Bank.
(3) Berdasarkan laporan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank Indonesia menetapkan status perizinan Penyelenggara.
Dalam menetapkan status perizinan Penyelenggara, Bank Indonesia antara lain dapat mewajibkan Penyelenggara untuk menyelesaikan seluruh hak dan kewajiban Penyelenggara terkait kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana dan/atau mengajukan izin baru sebagai Penyelenggara apabila diperlukan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan dan/atau penetapan status
perizinan Transfer Dana dalam hal terjadi penggabungan, peleburan, atau pemisahan adalah sebagai berikut : A. Penggabungan
Dalam hal Penyelenggara yang telah memperoleh izin Penyelenggara dari Bank Indonesia akan melakukan penggabungan dengan Penyelenggara yang telah atau belum memperoleh izin Penyelenggara dari Bank Indonesia, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. jika badan hukum hasil penggabungan adalah Penyelenggara
berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang sudah berizin, maka Penyelenggara tersebut harus melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai rencana melanjutkan kegiatan Transfer Dana; atau
2. jika badan hukum hasil penggabungan adalah Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang belum memperoleh izin sebagai Penyelenggara, maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil penggabungan tersebut wajib memperoleh izin dari Bank
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
14
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.B SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.C
Indonesia terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan kegiatan Transfer Dana.
B. Peleburan Dalam hal terjadi peleburan yang melibatkan Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil peleburan wajib memperoleh izin dari Bank Indonesia terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan kegiatan Transfer Dana.
C. Pemisahan 1. Pemisahan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh
badan hukum untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan: a. seluruh aktiva dan pasiva badan hukum beralih karena
hukum kepada 2 (dua) badan hukum atau lebih yang menerima peralihan dan badan hukum Indonesia yang melakukan pemisahan tersebut berakhir karena hukum (pemisahan murni); atau
b. sebagian aktiva dan pasiva badan hukum beralih karena hukum kepada 1 (satu) badan hukum lain atau lebih yang menerima pengalihan, dan badan hukum yang melakukan pemisahan tersebut tetap ada (pemisahan tidak murni).
2. Dalam hal Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank melakukan pemisahan murni sebagaimana dimaksud pada butir 1.a, maka: a. Penyelenggara harus melaporkan secara tertulis kepada
Bank Indonesia mengenai rencana pelaksanaan pemisahan murni tersebut; dan
b. dalam hal badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil pemisahan murni bermaksud untuk melanjutkan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank dimaksud wajib terlebih dahulu memperoleh izin sebagai Penyelenggara dari Bank Indonesia.
3. Dalam hal Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank melakukan pemisahan tidak murni (spin off), maka: a. izin sebagai Penyelenggara tetap melekat pada badan usaha
berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang melakukan pemisahan tidak murni (spin off), dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank dimaksud harus melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai rencana melanjutkan kegiatan Transfer Dana; dan
b. dalam hal badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil pemisahan tidak murni (spin off) bermaksud untuk menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana, maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank dimaksud wajib terlebih dahulu memperoleh izin sebagai Penyelenggara dari Bank Indonesia.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
15
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.D SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.E
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada butir A.1, C.2.a dan C.3.a (ayat (4) A.1, C.2.a dan C.3.a kodifikasi ini) harus disampaikan kepada Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Laporan harus disampaikan paling lambat bersamaan dengan
penyampaian permohonan izin rencana penggabungan atau pemisahan kepada otoritas yang berwenang mengawasi badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, jika ada.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1, harus dilampiri dengan dokumen antara lain berupa rencana bisnis setelah penggabungan atau pemisahan, termasuk rencana penggunaan sistem dan pengembangan sistem, laporan kesiapan infrastruktur, dan laporan hasil audit teknologi informasi dari auditor independen internal atau eksternal dalam hal terjadi pengembangan dan/atau penggabungan sistem yang telah ada.
(6) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada butir A.2, huruf B, butir C.2.b, dan butir C.3.b. (ayat (4).A.2, huruf B, butir C.2.b, dan butir C.3.b. kodifikasi ini) harus disampaikan kepada Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Permohonan perizinan wajib disampaikan bersamaan dengan
penyampaian permohonan izin rencana penggabungan, peleburan, atau pemisahan kepada otoritas yang berwenang mengawasi badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, jika ada.
2. Tata cara pengajuan permohonan dan pemrosesan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan tata cara dan proses perizinan sebagaimana dimaksud dalam Bab I Surat Edaran ini (Paragraf 3 kodifikasi ini).
7 Pasal 7 14/23/PBI/2012
Bank Indonesia berwenang menetapkan kebijakan pembatasan perizinan sebagai Penyelenggara. Pembatasan Penyelenggara didasarkan pada pertimbangan antara lain efisiensi industri, menjaga kepentingan publik, menjaga pertumbuhan industri dan/atau persaingan usaha yang sehat. Pembatasan tersebut dapat dilakukan dalam batas waktu tertentu dan/atau wilayah tertentu.
Bagian Kedua Penyelenggaraan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri 8 Pasal 8
14/23/PBI/2012
(1) Kegiatan kerjasama penyelenggaraan Transfer Dana dari dan ke luar negeri oleh Penyelenggara hanya dapat dilakukan dengan pihak yang telah memperoleh persetujuan dari otoritas negara setempat.
Yang dimaksud dengan “otoritas negara setempat” adalah otoritas yang berwenang memberikan persetujuan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana di negara tersebut. Bentuk persetujuan untuk menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di negara setempat yang antara lain dapat berupa izin atau registrasi.
(2) Kegiatan kerjasama penyelenggaraan Transfer Dana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
16
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.B
Kerjasama antar Penyelenggara wajib dilakukan secara tertulis dalam rangka mempertegas hubungan hukum antar Penyelenggara dalam menjalankan kegiatan Transfer Dana.
(3) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib paling
kurang memuat: a. penerapan asas resiprositas antar para pihak;
Penerapan asas resiprositas dimaksudkan untuk menjaga adanya perlakuan yang sama antara Penyelenggara dalam negeri dengan Penyelenggara luar negeri, misalnya adanya pengaturan mengenai kesamaan hak dalam melakukan kerjasama dengan Penyelenggara atau pihak ketiga lainnya, dan penggunaan fitur yang sama oleh masing-masing pihak.
b. hak dan kewajiban para pihak; c. mekanisme penetapan kurs, biaya, dan penyelesaian akhir; dan d. mekanisme penyelesaian permasalahan yang mungkin timbul dalam
kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana.
Permasalahan yang mungkin timbul dalam kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana antara lain berupa kekeliruan pelaksanaan transfer kepada Penerima yang tidak berhak, keterlambatan dalam pelaksanaan Transfer Dana, kekeliruan pencantuman nominal Transfer Dana, dan mekanisme pengembalian Dana.
(4) Bank Indonesia berwenang menetapkan batas maksimal nilai nominal
Transfer Dana dari dan ke luar negeri yang dapat dilakukan melalui Penyelenggara yang berupa Badan usaha bukan Bank.
(5) Penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana dari dan ke luar negeri wajib memperhatikan peraturan perundang-undangan terkait.
Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan terkait” antara lain peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan Transfer Dana dari dan ke luar negeri adalah sebagai berikut :
Penyelenggaraan Transfer Dana dari dan/atau ke Luar Negeri diatur sebagai berikut : 1. Dalam menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana dari dan/atau ke
luar negeri, Penyelenggara yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia hanya dapat bekerjasama dengan penyelenggara yang telah memperoleh persetujuan dari otoritas negara setempat.
2. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai rencana dan realisasi kerja sama sebagaimana dimaksud pada angka 1 kepada Bank Indonesia, sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia mengenai penyampaian rencana bisnis
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
17
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Penyelenggara. 3. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara
penyampaian rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara tersendiri, maka penyampaian informasi dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: a. Informasi mengenai rencana kerja sama disampaikan:
1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berikutnya;
2) paling kurang mencakup: a) nama dan alamat penyelenggara asing; b) persetujuan dari otoritas negara setempat; c) cakupan kerja sama; d) tanggal rencana dimulainya kerja sama; dan e) jangka waktu kerja sama;
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa: a) konsep pokok-pokok hubungan bisnis (business
arrangement) yang mencakup pengaturan hak dan kewajiban para pihak, atau konsep perjanjian kerja sama; dan
b) analisis risiko dan mitigasi risiko terkait pelaksanaan kerja sama.
b. Informasi mengenai realisasi kerja sama disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal:
a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun tersebut; dan
b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya;
2) paling kurang mencakup: a) nama dan alamat penyelenggara asing; b) tanggal dimulainya kerja sama; dan c) informasi lainnya, dalam hal terdapat perubahan atas
informasi yang disampaikan dalam rencana kerja sama sebagaimana dimaksud pada butir a.2);
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa pokok-pokok hubungan bisnis (business arrangement) yang telah disetujui para pihak, atau fotokopi perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani.
4. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat dilakukan bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai rencana bisnis kegiatan sistem pembayaran lainnya yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila ada.
5. Bank Indonesia berwenang untuk menyetujui atau menolak, serta menetapkan dan/atau membatasi kerja sama Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 2.
6. Persetujuan, penolakan, penetapan dan/atau pembatasan kerja sama sebagaimana dimaksud pada angka 5 disampaikan oleh Bank Indonesia kepada Penyelenggara paling lambat 35 (tiga puluh lima)
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
18
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
hari kerja terhitung sejak Penyelenggara menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara lengkap dan benar.
7. Bank Indonesia berwenang menetapkan batas maksimal nilai nominal Transfer Dana dari dan ke luar negeri yang dilakukan melalui Penyelenggara yang berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank.
8. Dalam menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana dari dan ke luar negeri, Penyelenggara wajib mematuhi peraturan perundang-undangan lain yang terkait, antara lain kewajiban Penyelenggara untuk menyampaikan laporan transaksi keuangan Transfer Dana dari dan ke luar negeri yang ditetapkan dan diatur oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
BAB III Pelaksanaan Transfer Dana
Bagian Kesatu Umum 9 Pasal 9
14/23/PBI/2012
(1) Pelaksanaan Perintah Transfer Dana oleh Penyelenggara Pengirim Asal, Penyelenggara Penerus, Penyelenggara Penerima Akhir dilakukan sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Transfer Dana dan peraturan perundang-undangan terkait.
Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan terkait” antara lain ketentuan yang mengatur mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
(2) Penyelenggara Pengirim yang telah melakukan Pengaksepan Perintah
Transfer Dana bertanggung jawab kepada pemberi Perintah Transfer Dana atas terlaksananya Perintah Transfer Dana sampai dengan Pengaksepan oleh Penyelenggara Penerima Akhir.
Tanggung jawab Penyelenggara Pengirim atas terlaksananya Perintah Transfer Dana dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang yang mengatur mengenai kegiatan Transfer Dana dan peraturan pelaksanaannya. Tanggung jawab Penyelenggara Pengirim antara lain mencakup penyediaan dan penyampaian informasi kepada Pengirim sebelumnya mengenai status pelaksanaan Perintah Transfer Dana.
Bagian Kedua Pelaksanaan Perintah Transfer Dana Dalam Keadaan Memaksa 10 Pasal 10
14/23/PBI/2012 Ayat (1) Huruf a – b
(1) Penyelenggara Pengirim yang telah melakukan Pengaksepan Perintah Transfer Dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) (Paragraf 9 ayat (2) kodifikasi ini) tetap bertanggungjawab untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana walaupun terjadi keadaan sebagai berikut: a. bencana alam, keadaan bahaya, huru-hara, konflik bersenjata,
dan/atau keadaan darurat lain yang ditetapkan oleh pemerintah yang terjadi di daerah atau lokasi Penyelenggara Pengirim yang sedang melaksanakan Perintah Transfer Dana;
Yang dimaksud dengan ”keadaan bahaya” adalah keadaan bahaya yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Yang dimaksud dengan ”huru-hara” termasuk pertikaian antarkelompok masyarakat yang mengakibatkan terhentinya
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
19
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi IV.B No. 2
Pasal 10 14/23/PBI/2012 Ayat (1) Huruf c – d
kegiatan operasional Penyelenggara. Yang dimaksud dengan ”Penyelenggara Pengirim yang sedang melaksanakan Perintah Transfer Dana” adalah kantor Penyelenggara yang menerbitkan Perintah Transfer Dana. Dalam hal Penyelenggara tersebut memiliki sistem komputerisasi yang mengintegrasikan seluruh sistem akuntansi dan/atau Sistem Transfer Dana Penyelenggara tersebut, pengertian Penyelenggara Pengirim yang sedang melaksanakan Perintah Transfer Dana termasuk kantor Penyelenggara tempat pusat kendali komputer dioperasikan.
b. kerusakan pada sistem infrastruktur elektronik atau nonelektronik yang berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan Perintah Transfer Dana yang tidak dapat dikontrol oleh Penyelenggara Pengirim;
Yang dimaksud dengan ”kerusakan pada sistem infrastruktur elektronik atau nonelektronik yang berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan Perintah Transfer Dana yang tidak dapat dikontrol oleh Penyelenggara Pengirim” antara lain kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran dan sambaran petir.
Pihak Penyelenggaran Transfer Dana wajib menyampaikan Laporan Insidentil dalam hal terjadi gangguan. a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib
disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi laporan insiden yang menyebabkan terganggunya penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara, seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, atau kegagalan network.
b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian.
c. kegagalan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana;
Yang dimaksud dengan ”kegagalan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana” adalah kegagalan yang mengakibatkan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana secara keseluruhan tidak dapat dijalankan atau dioperasikan dengan baik, termasuk seluruh sistem pendukung dan sistem cadangan atau sistem pengganti. Kegagalan sistem yang hanya terjadi di Penyelenggara Pengirim tidak tergolong pengertian kegagalan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana.
d. hal-hal lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan “hal lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia” antara lain keputusan Bank Indonesia mengenai
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
20
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Pasal 10 14/23/PBI/2012 Ayat (2) – (3) SE 15/23/DASP 2013 Romawi III.A
penghentian sementara Penyelenggara Pengirim dari kegiatan kliring atau kegiatan Sistem Transfer Dana lain.
(2) Tanggung jawab untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan: a. menyampaikan pemberitahuan segera kepada Pengirim sebelumnya
mengenai keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terjadi pada Penyelenggara Pengirim; dan
Yang dimaksud dengan “pemberitahuan secara segera” adalah pemberitahuan dilakukan pada kesempatan pertama setelah keadaan memungkinkan bagi Penyelenggara untuk menyampaikan pemberitahuan.
b. melaksanakan Perintah Transfer Dana paling lambat:
(1) 5 (lima) Hari Kerja setelah berakhirnya keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a;
(2) 1 (satu) Hari Kerja setelah berakhirnya keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c;
(3) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur untuk keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d.
(3) Penyelenggara Pengirim yang terlambat melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib membayar jasa, bunga, atau kompensasi kepada Pengirim Asal. Penyelenggara wajib membayar jasa, bunga, atau kompensasi dalam hal: 1. Penyelenggara terlambat melaksanakan Transfer Dana setelah
melakukan Pengaksepan; 2. Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer
Dana setelah melakukan Pengaksepan; atau 3. Penyelenggara tidak melaksanakan Transfer Dana setelah melakukan
Pengaksepan.
Bagian Ketiga Kekeliruan Pelaksanaan Transfer Dana 11 Pasal 11
14/23/PBI/2012 (1) Kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana antara lain dapat berupa:
a. kekeliruan menyampaikan jumlah Dana yang tidak sesuai dengan Perintah Transfer Dana; atau
Kekeliruan dalam menyampaikan jumlah Dana dapat terjadi antara lain karena jumlah Dana yang disampaikan lebih kecil atau lebih besar dari jumlah Dana yang tercantum dalam Perintah Transfer Dana.
b. kekeliruan melakukan Pengaksepan sehingga Dana tidak diterima oleh Penerima yang berhak.
Kekeliruan melakukan Pengaksepan dapat terjadi jika Perintah Transfer Dana yang ditujukan untuk diteruskan kepada Penerima A yang merupakan Penerima yang berhak, namun dilakukan Pengaksepan dan dilaksanakan oleh Penyelenggara untuk kepentingan nasabah B.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
21
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
(2) Dalam hal Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara wajib melakukan perbaikan paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah diketahui terjadinya kekeliruan tersebut.
(3) Perbaikan atas kekeliruan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan melaksanakan Transfer Dana sesuai dengan isi Perintah Transfer Dana, antara lain dengan cara:
Perbaikan atas kekeliruan diberitahukan oleh Penyelenggara yang melakukan perbaikan atas kekeliruan kepada pihak yang menerbitkan dan/atau menerima Perintah Transfer Dana.
a. melakukan pembatalan atau perubahan Perintah Transfer Dana;
dan/atau
Perubahan antara lain dilakukan dengan melakukan koreksi sesuai isi Perintah Transfer Dana yang diterima dari Pengirim. Dalam hal Penyelenggara melakukan pembatalan pelaksanaan Perintah Transfer Dana, maka pembatalan tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai pembatalan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai transfer dana.
b. menerbitkan Perintah Transfer Dana baru kepada Penerima yang
berhak, tanpa menunggu pengembalian Dana dari Penerima yang tidak berhak.
Bagian Keempat Tata Cara Pengembalian Dana
Paragraf 1 Pengembalian Dana Dalam Keadaan Memaksa 12 Pasal 12
14/23/PBI/2012 (1) Dalam hal Perintah Transfer Dana tidak terlaksana karena terjadi
keadaan memaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 kodifikasi ini) serta Pengirim meminta pembatalan Perintah Transfer Dana dan pengembalian Dana transfer, maka Penyelenggara Pengirim wajib melakukan pengembalian Dana dengan cara:
Pengembalian Dana dapat dilakukan sepanjang Dana masih ada di Penyelenggara Pengirim.
a. mengkredit Rekening Pengirim; atau b. menyampaikan pemberitahuan tertulis melalui surat atau sarana
lainnya untuk pengambilan Dana secara tunai dalam hal Pengirim tidak memiliki Rekening di Penyelenggara Pengirim.
Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir antara lain adalah faksimili, surat elektronik (email), atau telepon yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik.
(2) Pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dilakukan oleh Penyelenggara Pengirim paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah diterimanya permintaan pembatalan dan pengembalian Dana dari Pengirim.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
22
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
(3) Pengembalian Dana dilakukan oleh Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui Penyelenggara Pengirim sebelumnya atau kepada Pengirim yang meminta pembatalan dan pengembalian.
(4) Penyelenggara yang terlambat melakukan pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar jasa, bunga, atau kompensasi kepada pihak yang berhak sebagaimana dimaksud dalam Bab V.
Paragraf 2
Pengembalian Dana oleh Penyelenggara yang Dibekukan Kegiatan Usaha, Dicabut Izin Usaha, dan Dinyatakan Pailit
13 Pasal 13 14/23/PBI/2012
(1) Dalam hal Penyelenggara Pengirim dibekukan kegiatan usaha atau dicabut izin usaha atau dinyatakan pailit, Perintah Transfer Dana wajib diselesaikan apabila Perintah Transfer Dana tersebut: a. telah dilaksanakan oleh Penyelenggara Pengirim mulai pukul 00.0
sampai dengan saat dilakukan penutupan sistem operasional Penyelenggara Pengirim yang dibekukan kegiatan usaha atau dicabut izin usaha;
b. telah dilaksanakan oleh Penyelenggara Pengirim mulai pukul 00.00 sampai dengan saat diucapkan putusan pernyataan pailit Penyelenggara Pengirim; atau
c. telah diterima oleh penyelenggara Sistem Transfer Dana tertentu. (2) Penyelesaian Perintah Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Penyelenggara Pengirim dengan meneruskan pelaksanaan Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima
Dalam meneruskan pelaksanaan Perintah Transfer Dana, Penyelenggara Pengirim antara lain harus menyampaikan atau menyediakan Dana yang cukup untuk pelaksanaan Perintah Transfer Dana sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai pelaksanaan Transfer Dana tersebut.
14 Pasal 14 14/23/PBI/2012 Ayat (1) – (2)
(1) Dalam hal Penyelenggara dibekukan kegiatan usaha, dicabut izin usaha, atau dinyatakan pailit, Dana yang sedang dalam proses Transfer Dana wajib dikembalikan kepada: a. Pengirim Asal, jika yang dibekukan kegiatan usaha, dicabut izin usaha,
atau dinyatakan pailit merupakan Penyelenggara Pengirim Asal dan Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan; atau
b. Pengirim Asal, Penyelenggara Pengirim Asal, atau Penyelenggara Penerus sebelumnya, jika yang dibekukan kegiatan usaha, dicabut izin usaha, atau dinyatakan pailit merupakan Penyelenggara Penerus dan Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan.
Yang dimaksud dengan “Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan” antara lain adalah Dana masih berada di Sistem Transfer Dana pada Penyelenggara Pengirim dan belum berpindah kepada Penyelenggara Penerima.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
23
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi VI
(2) Perintah Transfer Dana dianggap belum dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila memenuhi seluruh kondisi sebagai berikut: a. Penyelenggara sudah melakukan Pengaksepan atas Perintah
Transfer Dana tersebut namun belum melakukan langkah untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana tersebut; dan
b. Dana masih berada di Penyelenggara.
Dalam hal Penyelenggara bekerjasama dengan TPT, Dana dianggap masih berada di Penyelenggara jika Penyelenggara belum mengalokasikan Dana hasil transfer pada rekening Penerima.
(3) Penghentian Kegiatan Transfer Dana Dan Penghapusan Penyelenggara
Dari Daftar Penyelenggara diatur sebagai berikut : 1. Penghentian kegiatan Transfer Dana dapat dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis dari Penyelenggara atau berdasarkan keputusan Bank Indonesia. Penghentian kegiatan sebagai Penyelenggara dilakukan dengan mencabut izin kegiatan Transfer Dana yang telah diberikan oleh Bank Indonesia.
2. Penghentian kegiatan Transfer Dana atas permintaan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penyelenggara menyampaikan secara tertulis kepada Bank
Indonesia mengenai laporan rencana penghentian penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum Penyelenggara menghentikan kegiatannya;
b. melaporkan pelaksanaan penghentian kegiatan usaha secara tertulis kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal penghentian kegiatan usaha, dengan melampirkan: 1) dokumen penyelesaian hak dan kewajiban kepada Pengirim
dan/atau Penerima; dan 2) surat pernyataan dari pengurus dan/atau pemilik bahwa
segala tuntutan yang timbul setelah penghentian kegiatan Transfer Dana menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pengurus dan/atau pemilik.
3. Penghentian kegiatan Transfer Dana oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan jika: a. terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap yang memerintahkan badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan sebagai Penyelenggara Transfer Dana untuk menghentikan kegiatannya;
b. terdapat rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia antara lain mengenai memburuknya kondisi keuangan dan/atau lemahnya manajemen risiko badan usaha bukan Bank;
c. otoritas pengawas yang berwenang telah mencabut izin usaha dan/atau menghentikan kegiatan usaha badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan Transfer Dana;
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
24
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
d. terdapat permintaan tertulis atau rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia untuk menghentikan sementara kegiatan Transfer Dana.
e. adanya permohonan pembatalan yang diajukan sendiri oleh badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia.
Memburuknya kondisi keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf b antara lain dapat tercermin dari tidak adanya transaksi Transfer Dana yang dilakukan melalui Penyelenggara dalam jangka waktu tertentu.
4. Informasi penghentian kegiatan Transfer Dana dan/atau pencabutan izin sebagai Penyelenggara oleh Bank Indonesia disampaikan melalui website Bank Indonesia.
Paragraf 3
Pengembalian Dana Berdasarkan Penetapan atau Putusan Pengadilan
15 Pasal 15 14/23/PBI/2012
Mekanisme pengembalian Dana berdasarkan penetapan atau putusan pengadilan dilakukan sesuai dengan penetapan atau putusan pengadilan tersebut.
BAB IV Transfer Dana yang Ditujukan Untuk Diterima Secara Tunai 16 Pasal 16
14/23/PBI/2012 (1) Dalam hal Penyelenggara Penerima Akhir melakukan Pengaksepan
dengan cara mengirimkan pemberitahuan kepada Penerima bahwa Penerima mempunyai hak untuk mengambil tunai Dana hasil transfer, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: a. pemberitahuan wajib dilakukan dengan segera pada tanggal yang
sama dengan tanggal diterimanya Perintah Transfer Dana dari Penyelenggara Pengirim sebelumnya; dan
b. pemberitahuan disampaikan melalui surat atau sarana lain.
Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir antara lain adalah faksimili, surat elektronik (email), atau telepon yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik.
(2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penerima tidak mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir mengirimkan pemberitahuan kedua kepada Penerima.
(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Penerima tidak mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir mengirimkan pemberitahuan ketiga kepada Penerima.
(4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Penerima tidak mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir mengembalikan Dana kepada Penyelenggara Pengirim Asal untuk diserahkan kembali kepada Pengirim Asal.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
25
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
(5) Pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan oleh Penyelenggara Penerima Akhir melalui Penyelenggara Pengirim sebelumnya.
17 Pasal 17 14/23/PBI/2012
(1) Dalam hal pengembalian Dana kepada Pengirim Asal dilakukan secara tunai, Penyelenggara Pengirim Asal yang menerima pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (4) (Paragraf 16 ayat (4) kodifikasi ini) wajib mengirimkan pemberitahuan kepada Pengirim Asal untuk mengambil Dana hasil transfer dengan ketentuan sebagai berikut: a. pemberitahuan wajib dilakukan dengan segera pada tanggal yang
sama dengan tanggal diterimanya pengembalian Dana; dan b. pemberitahuan disampaikan melalui surat atau sarana lain.
Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir antara lain adalah faksimili, surat elektronik (email), atau telepon yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik.
(2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengirim Asal tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim Asal mengirimkan pemberitahuan kedua kepada Pengirim Asal.
(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pengirim Asal tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim Asal mengirimkan pemberitahuan ketiga kepada Pengirim Asal.
(4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pengirim Asal tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim Asal menyerahkan Dana yang tidak diambil oleh Pengirim Asal tersebut kepada Balai Harta Peninggalan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Penyerahan Dana yang tidak diambil oleh Pengirim Asal kepada Balai Harta Peninggalan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
18 Pasal 18 14/23/PBI/2012
(1) Penyerahan Dana oleh Penyelenggara Pengirim Asal kepada Balai Harta Peninggalan sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ayat (4) (Paragraf 17 ayat (4) kodifikasi ini) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dana diserahkan kepada kantor Balai Harta Peninggalan yang terdekat atau yang mewilayahi kantor Penyelenggara Pengirim Asal;
Yang dimaksud dengan “kantor Balai Harta Peninggalan yang mewilayahi” adalah kantor Balai Harta Peninggalan yang lingkup kerjanya mencakup lokasi kantor Penyelenggara Pengirim Asal. Yang dimaksud dengan “kantor Penyelenggara Pengirim Asal” adalah kantor Penyelenggara Pengirim Asal yang melakukan Transfer Dana atau kantor pusat Penyelenggara Pengirim Asal.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
26
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
b. Dana diserahkan secara tunai atau melalui transfer untuk untung rekening Balai Harta Peninggalan; dan
c. Dana yang diserahkan dicatat dalam berita acara penyerahan dan dilampiri dengan dokumen yang paling kurang meliputi: 1. fotokopi identitas Pengirim Asal; 2. fotokopi identitas pejabat Penyelenggara Pengirim Asal yang
menyerahkan Dana kepada Balai Harta Peninggalan; dan 3. bukti transfer jika penyerahan dana dilakukan melalui Transfer
Dana. Berita acara penyerahan paling kurang memuat: 1. informasi sebagaimana tercantum dalam Perintah Transfer Dana; 2. informasi tanggal penyerahan Dana ke Balai Harta Peninggalan;
dan 3. informasi pegawai atau pejabat Penyelenggara Pengirim Asal dan
pegawai atau pejabat Balai Harta Peninggalan yang melakukan proses penyerahan dan penerimaan Dana.
(2) Penyerahan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dalam melakukan penyerahan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Pengirim Asal dapat mengenakan biaya transfer yang dibebankan pada Dana yang akan diserahkan kepada Balai Harta Peninggalan.
Biaya yang dapat dibebankan oleh Penyelenggara Pengirim Asal adalah biaya yang telah dibayarkan Penyelenggara Pengirim Asal untuk mentransfer Dana ke rekening Balai Harta Peninggalan.
BAB V Jasa, Bunga, Atau Kompensasi 19 Pasal 19
14/23/PBI/2012 SE 15/23/DASP 2013 Romawi III. B – D
(1) Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dilakukan oleh Penyelenggara dengan cara: a. mengkredit rekening pihak yang berhak; atau b. menyampaikan pemberitahuan tertulis melalui surat atau sarana lain
dalam hal pihak yang berhak tidak memiliki rekening di Penyelenggara. Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir antara lain adalah faksimili, surat elektronik (email), atau telepon yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik.
(2) Tata cara perhitungan dan besarnya jasa, bunga, atau kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut : A. Penghitungan Jangka Waktu
Penghitungan jangka waktu pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal
pelaksanaan Transfer Dana oleh Penyelenggara, dalam hal Penyelenggara terlambat melaksanakan Transfer Dana;
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
27
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
2. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal pelaksanaan Transfer Dana sesuai isi Perintah Transfer Dana oleh Penyelenggara, dalam hal Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana;
3. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal Penyelenggara melakukan pengembalian Dana, dalam hal Penyelenggara tidak melaksanakan Transfer Dana.
B. Besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Dalam hal pihak yang berhak menerima jasa, bunga, atau
kompensasi merupakan pihak yang memiliki simpanan di Penyelenggara, maka: a. Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi pada prinsipnya
merupakan pemenuhan terhadap hak pemilik simpanan. b. Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut: Nominal Dana x Jumlah Hari x Suku Bunga Simpanan Nasabah x 1/365 Yang dimaksud dengan suku bunga simpanan nasabah adalah suku bunga simpanan tahunan yang berlaku di Penyelenggara, untuk pemilik simpanan yang bersangkutan.
c. Khusus untuk Penyelenggara yang melakukan kegiatan usaha simpanan berdasarkan prinsip syariah, penghitungan sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan dengan menggunakan prinsip bagi hasil.
d. Dalam hal simpanan tidak memberikan manfaat/imbalan berupa bunga/bagi hasil, atau besar manfaat/imbalan adalah sebesar 0% (nol persen), maka penghitungan besarnya jasa, bunga, atau kompensasi dilakukan sesuai dengan penghitungan bagi pihak yang tidak memiliki simpanan sebagaimana dimaksud pada angka 2. Yang dimaksud dengan simpanan adalah simpanan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, antara lain Undang-undang yang mengatur mengenai perbankan, perkoperasian, atau pos.
2. Dalam hal pihak yang berhak menerima jasa, bunga, atau kompensasi merupakan pihak yang tidak memiliki simpanan di Penyelenggara, maka: a. pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi pada prinsipnya
merupakan denda terhadap Penyelenggara karena tidak melaksanakan kewajibannya sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: Nominal Dana x Jumlah Hari x Suku Bunga JIBOR Overnight x 1/365 Informasi mengenai nilai Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) dapat diperoleh melalui situs Bank Indonesia.
Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi mengacu pada contoh 3 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
28
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 1 kodifikasi ini). C. Pengaturan Kewajiban Pembayaran Jasa, Bunga, atau Kompensasi
pada Kondisi Tertentu Ketentuan mengenai kewajiban pembayaran, penghitungan jangka waktu, dan/atau besarnya jasa, bunga, atau kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf A, huruf B, dan/atau huruf C tidak berlaku dalam hal telah terdapat pengaturan khusus mengenai hal tersebut pada Sistem Transfer Dana tertentu, atau dalam kondisi darurat sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia. Contoh dari ketentuan yang memuat pengaturan khusus mengenai kewajiban pembayaran, penghitungan jangka waktu, dan/atau besarnya jasa, bunga, atau kompensasi adalah ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BIRTGS atau SKNBI.
BAB VI Biaya Transfer Dana 20 Pasal 20
14/23/PBI/2012 (1) Setiap Penyelenggara Penerima berhak mengenakan biaya Transfer Dana
dengan memperhatikan aspek kewajaran.
Yang dimaksud Penyelenggara Penerima termasuk Penyelenggara Pengirim Asal, Penyelenggara Penerus dan Penyelenggara Penerima Akhir.
(2) Pengenaan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Penyelenggara Penerima dengan cara melakukan pendebetan rekening, permintaan pembayaran secara tunai kepada Pengirim Asal atau Penyelenggara sebelumnya, atau dibebankan pada nilai Dana yang ditransfer.
(3) Penyelenggara Pengirim Asal wajib menginformasikan besarnya biaya Transfer Dana kepada Pengirim Asal.
(4) Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan paling kurang dengan menempatkan pengumuman di setiap kantor Penyelenggara Pengirim mengenai besarnya biaya yang dikenakan untuk setiap layanan Transfer Dana yang disediakan Penyelenggara Pengirim.
BAB VII Pemantauan 21 Pasal 21
14/23/PBI/2012 Ayat (1) – (6)
(1) Bank Indonesia melakukan pemantauan terhadap Penyelenggara. (2) Dalam rangka pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bank
Indonesia melakukan kegiatan pengamatan, penilaian, dan upaya mendorong perubahan. Pengamatan (monitoring) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. Penilaian (assessment) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memahami dan menilai penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. Kegiatan upaya mendorong perubahan (inducing change) merupakan upaya untuk mendorong perubahan industri dalam penyelenggaraan Transfer Dana.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
29
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi IV.A
(3) Pemantauan oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pemantauan langsung dan/atau pemantauan tidak langsung. Yang dimaksud dengan “pemantauan langsung” adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan dalam bentuk pemeriksaan dengan melakukan kunjungan pada Penyelenggara. Yang dimaksud dengan “pemantauan tidak langsung” adalah kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pemantauan dini melalui penelitian, analisis dan evaluasi atas informasi yang diperoleh Bank Indonesia dari laporan Penyelenggara atau dari sumber lainnya.
(4) Pemantauan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Bank Indonesia melalui pemeriksaan berkala dan/atau setiap waktu apabila diperlukan.
(5) Pemantauan tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui penelitian terhadap laporan, keterangan, dan penjelasan penyelenggaraan Transfer Dana.
(6) Dalam rangka pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara wajib: a. menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia secara tertulis
dan/atau online mengenai kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana; Laporan yang disampaikan oleh Penyelenggara berupa laporan berkala dan laporan insidentil. Laporan berkala antara lain berupa laporan bulanan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, sedangkan laporan insidentil antara lain berupa laporan kejadian luar biasa dalam penyelenggaraan Transfer Dana atau laporan pergantian pengurus.
b. memberikan keterangan dan/atau data yang terkait dengan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana sesuai dengan permintaan Bank Indonesia; dan
c. memberikan kesempatan kepada Bank Indonesia melakukan pemeriksaan untuk memperoleh informasi yang terkait dengan penyelenggaraan Transfer Dana.
(7) Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Transfer Dana diatur sebagai berikut: A. Laporan Penyelenggara berupa Bank
Bank wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana kepada Bank Indonesia, sebagai berikut: 1. Laporan Berkala
a. Laporan berkala merupakan laporan yang wajib disampaikan secara lengkap, benar, akurat dan tepat waktu oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, yang meliputi: 1) Laporan bulanan transaksi kegiatan Transfer Dana yang
dilakukan melalui sistem atau sarana di luar sistem yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud pada contoh 4 dalam Lampiran (Lampiran 1 kodifikasi ini). Contoh sistem yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
30
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi IV.B.1.a.2) – 3)
adalah Sistem BI-RTGS dan SKNBI. 2) Laporan bulanan fraud dalam kegiatan Transfer Dana,
yang paling kurang meliputi informasi jenis fraud dan besarnya kerugian, baik berupa realisasi kerugian (actual losses) maupun potensi kerugian (potential losses), yang diakibatkan oleh fraud tersebut.
3) Laporan keluhan nasabah dalam penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana.
b. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.1) dan butir a.2) disampaikan secara manual paling lambat setiap tanggal 15 bulan berikutnya, sedangkan laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.3) disampaikan secara on-line sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai laporan bagi kantor pusat bank umum atau laporan bagi bank perkreditan rakyat.
2. Laporan Insidentil a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib
disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi laporan insiden yang menyebabkan terganggunya penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara, seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, dan kegagalan network.
b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian.
3. Laporan Lainnya a. Selain laporan berkala dan laporan insidentil sebagaimana
dimaksud pada angka 1 dan angka 2, Bank Indonesia dapat meminta laporan lainnya terkait penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila diperlukan.
b. Laporan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan oleh Penyelenggara sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam permintaan tertulis dari Bank Indonesia.
B. Laporan Penyelenggara berupa Badan Usaha Berbadan Hukum Indonesia Bukan Bank Badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana kepada Bank Indonesia, sebagai berikut: 1. Laporan Berkala
a. Laporan berkala merupakan laporan yang wajib disampaikan secara lengkap, benar, akurat dan tepat waktu oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, yang meliputi: 1) Laporan bulanan fraud dalam kegiatan Transfer Dana,
yang paling kurang meliputi informasi jenis fraud dan besarnya kerugian, baik berupa realisasi kerugian (actual losses) maupun potensi kerugian (potential losses), yang diakibatkan oleh fraud tersebut.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
31
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi IV.B.2 – 5
2) Laporan triwulanan keluhan nasabah dalam kegiatan Transfer Dana, yang paling kurang meliputi informasi jenis keluhan nasabah dan jangka waktu penyelesaian keluhan tersebut.
b. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.1) disampaikan secara manual paling lambat setiap tanggal 15 bulan berikutnya, sedangkan laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.2) disampaikan secara manual setiap tanggal 15 di bulan berikutnya setelah berakhirnya periode laporan.
2. Laporan Insidentil a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib
disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi laporan insiden yang menyebabkan terganggunya penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara, seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, atau kegagalan network.
b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian.
3. Laporan Perubahan Dokumen Perizinan Laporan perubahan dokumen perizinan merupakan laporan tertulis yang wajib disampaikan oleh Penyelenggara yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia dalam hal terdapat perubahan yang bersifat mendasar terkait dokumen atau informasi yang disampaikan kepada Bank Indonesia dalam proses pemberian izin, yang antara lain meliputi: a. Laporan perubahan anggaran dasar, dengan ketentuan
sebagai berikut: 1) laporan dilengkapi dengan dokumen yang membuktikan
telah terjadi perubahan anggaran dasar, yang dapat berupa fotokopi akta perubahan anggaran dasar Penyelenggara yang telah disetujui atau dilaporkan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
2) dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar karena perubahan pengurus, Bank Indonesia berwenang melakukan uji kepatutan dan kelayakan antara lain melalui wawancara dengan direksi dan/atau dewan komisaris atau pengawas yang baru;
3) dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar karena adanya perubahan direksi Penyelenggara, maka Direktur yang baru harus menyampaikan surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada butir I.B.1.a.4).
b. Laporan perubahan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, atau monitoring Dana yang dikirim dan/atau diterima.
4. Laporan Pengambilalihan a. Pengambilalihan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
32
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Pasal 21 14/23/PBI/2012 Ayat (7) – (8)
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Penyelenggara yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Penyelenggara tersebut, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Penyelenggara yang bersangkutan.
b. Dalam hal terjadi pengambilalihan pada Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) Penyelenggara yang akan diambil alih harus melaporkan
rencana pengambilalihan tersebut kepada Bank Indonesia. 2) Laporan rencana pengambilalihan tersebut harus dilengkapi
dengan informasi yang paling kurang meliputi latar belakang pengambilalihan, pihak yang akan melakukan pengambilalihan, target waktu pelaksanaan pengambilalihan, susunan pemilik dan/atau pemegang saham pengendali setelah dilakukannya pengambilalihan, serta rencana bisnis setelah dilakukannya pengambilalihan, khususnya yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana seperti rencana perubahan nama, perubahan struktur organisasi, atau perubahan sistem yang digunakan.
3) Laporan harus disampaikan bersamaan dengan penyampaian permohonan izin rencana pengambilalihan kepada otoritas yang berwenang mengawasi Penyelenggara, jika ada.
4) Laporan harus dilampiri dengan dokumen antara lain berupa rencana bisnis setelah pengambilalihan, termasuk: a) rencana penggunaan sistem; b) rencana pengembangan sistem; c) kesiapan infrastruktur; dan d) laporan hasil audit teknologi informasi dari auditor
independen jika terjadi pengembangan sistem yang ada. 5. Laporan Lainnya
a. Selain laporan berkala, laporan insidentil, laporan perubahan dokumen perizinan, dan laporan pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4 di atas, Bank Indonesia dapat meminta laporan lainnya terkait penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila diperlukan.
b. Laporan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan oleh Penyelenggara sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam permintaan tertulis dari Bank Indonesia.
(8) Bank Indonesia dapat meminta kepada pihak-pihak yang bekerjasama
dengan Penyelenggara untuk menyampaikan laporan atau keterangan mengenai informasi tertentu. Pihak-pihak yang bekerjasama dengan Penyelenggara adalah pihak yang mempunyai kaitan penting dalam penyelenggaraan Transfer Dana namun dalam melakukan kegiatan usahanya tidak diperlukan izin dari Bank Indonesia.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
33
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Permintaan laporan atau keterangan kepada pihak-pihak yang bekerjasama dimaksudkan untuk melengkapi kegiatan pengamatan (monitoring) dan penilaian (assessment) terhadap Penyelenggara.
(9) Berdasarkan hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bank Indonesia dapat melakukan pembinaan dan/atau mengenakan sanksi administratif.
22 Pasal 22 14/23/PBI/2012
Dalam upaya mendorong perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) (Paragraf 21 ayat (2) kodifikasi ini), Bank Indonesia dapat melakukan antara lain imbauan moral, pertemuan konsultatif, penegakan sanksi, permintaan peninjauan susunan kepengurusan, kerjasama dengan institusi lain, dan penyusunan pedoman atau panduan bagi industri.
23 Pasal 23 14/23/PBI/2012
(1) Bank Indonesia dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank Indonesia dalam melaksanakan pemantauan. Yang dimaksud dengan “pihak lain” adalah pihak yang menurut Bank Indonesia memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pemantauan dan/atau penilaian seperti akuntan publik atau konsultan teknologi informasi. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan/atau penilaian oleh pihak lain dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama dengan Bank Indonesia.
(2) Pihak lain yang melaksanakan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merahasiakan keterangan dan data yang diperoleh dalam pemantauan.
24 Pasal 24 14/23/PBI/2012
Dalam melakukan kegiatan pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 (Paragraf 21 kodifikasi ini), Bank Indonesia dapat berkoordinasi dengan otoritas pengawas terkait. Yang dimaksud dengan “otoritas pengawas terkait” antara lain lembaga pengawas jasa keuangan dan kementerian yang membidangi kegiatan perposan, telekomunikasi, dan informatika. Pelaksanaan koordinasi dilakukan Bank Indonesia antara lain dalam hal tukar menukar informasi, korespondensi dan/atau pertemuan antara Bank Indonesia dengan otoritas pengawas terkait.
BAB VIII Sanksi 25 Pasal 25
14/23/PBI/2012
(1) Pihak yang melanggar ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1), Pasal 3 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 8 ayat (2), Pasal 8 ayat (3), Pasal 8 ayat (5), Pasal 10 ayat (3), Pasal 11 ayat (2), Pasal 12 ayat (1), Pasal 12 ayat (2), Pasal 12 ayat (4), Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (1), Pasal 16 ayat (1), Pasal 17 ayat (1), Pasal 20 ayat (3), dan/atau Pasal 21 ayat (6) (Paragraf 3 ayat (1), Paragraf 3 ayat (2), Paragraf 6 ayat (2), Paragraf 8 ayat (2), Paragraf 8 ayat (3), Paragraf 8 ayat (5), Paragraf 10 ayat (3), Paragraf 11 ayat (2), Paragraf 12 ayat (1), Paragraf 12 ayat (2), Paragraf 12 ayat (4), Paragraf 13 ayat (1), Paragraf 14 ayat (1), Paragraf 16 ayat (1), Paragraf 17 ayat (1), Paragraf 20 ayat (3), dan/atau Paragraf 21 ayat (6) kodifkasi ini)
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
34
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi VII.A SE 16/2/DKSP 2014 Romawi VII
dikenakan sanksi administratif berupa: a. teguran; b. denda; c. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan Transfer
Dana; dan/atau d. pencabutan izin penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut :
Dalam hal Bank Indonesia mengenakan sanksi administratif berupa denda kepada Penyelenggara, maka pelaksanaan sanksi tersebut dilakukan dengan cara: 1. pendebetan rekening Penyelenggara yang ada di Bank Indonesia,
dalam hal Penyelenggara memiliki rekening di Bank Indonesia; atau 2. pembayaran ke rekening Bank Indonesia yang ditunjuk, dalam hal
Penyelenggara tidak memiliki rekening di Bank Indonesia. Tata Cara Pengenaan Sanksi Pelaporan Online A. Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan dan/atau form
header sebagaimana dimaksud pada butir IV.A.5 dan butir IV.C.2.c.1).c) (Paragraf 27 ayat (3) butir III.A.5 dan butir III.C.2.c.1).c) kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling banyak sebesar Rp7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk setiap form.
B. Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada butir IV.A.5 (Paragraf 27 ayat (3) butir III.A.5 kodifikasi ini) namun masih dalam periode On-Line sebagaimana dimaksud dalam butir IV.C.1 (Paragraf 27 ayat (3) butir III.C.1 kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling banyak sebesar Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap form.
C. Pelapor yang menyampaikan koreksi Laporan melebihi periode On-line sebagaimana dimaksud pada butir IV.C.1 (Paragraf 27 ayat (3) butir III.C.1 kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap item data dan paling banyak sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap form.
D. Pelapor dikenakan sanksi berupa teguran tertulis dalam hal: 1. belum menyampaikan Laporan dan/atau form header sampai
periode penyampaian Laporan berikutnya; dan/atau 2. tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis perihal keadaan
memaksa (force majeure). E. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis mengenai
pelanggaran, besarnya sanksi kewajiban membayar yang dikenakan kepada Pelapor, dan nomor rekening dalam rangka pengenaan sanksi kewajiban membayar.
F. Pelapor yang dikenakan sanksi kewajiban membayar sebagaimana
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
35
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
dimaksud dalam huruf A, huruf B dan/atau huruf C wajib menyampaikan tanda bukti telah dilakukan kewajiban membayar kepada: 1. Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran,
Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok; atau
2. Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka 1.
Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi, akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya oleh Bank Indonesia kepada Pelapor.
26 Pasal 26 14/23/PBI/2012
Selain dalam rangka penerapan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 (Paragraf 25 kodifikasi ini), Bank Indonesia dapat menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan Transfer Dana, atau mencabut izin yang telah diberikan kepada badan usaha bukan Bank, antara lain dalam hal: a. terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang
memerintahkan badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan sebagai penyelenggara Transfer Dana untuk menghentikan kegiatannya;
b. terdapat rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia antara lain mengenai memburuknya kondisi keuangan dan/atau lemahnya manajemen risiko badan usaha bukan Bank;
c. terdapat permintaan tertulis atau rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia untuk menghentikan sementara kegiatan Transfer Dana;
d. otoritas pengawas yang berwenang telah mencabut izin usaha dan/atau menghentikan kegiatan usaha badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan Transfer Dana; atau
e. adanya permohonan pembatalan yang diajukan sendiri oleh badan usaha bukan Bank yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia.
BAB IX Lain-Lain
27 Pasal 27 14/23/PBI/2012 Ayat (1) SE 15/23/DASP 2013 Romawi VII.B – C
(1) Badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang telah memperoleh izin sebagai Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang dari Bank Indonesia diakui sebagai Penyelenggara setelah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini.
(2) Penyampaian permohonan izin dan laporan, termasuk surat menyurat kepada Bank Indonesia dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana disampaikan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Bagi Pemohon atau Penyelenggara yang berkantor pusat atau
berdomisili/bertempat kedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang dan Kota Depok disampaikan kepada: a. Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, dengan alamat
Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Gedung D, Lantai 2, Jalan
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
36
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 16/1/DKSP 2014 Romawi II – VI
M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, untuk permohonan yang diajukan sebelum tanggal 1 Juli 2013; atau
b. Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran, dengan alamat Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Gedung D, Lantai 4, Jalan M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, untuk permohonan yang diajukan pada tanggal 1 Juli 2013 dan setelahnya.
2. Bagi Pemohon atau Penyelenggara yang berkantor pusat atau berdomisili/bertempat kedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka 1 disampaikan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri yang mewilayahi.
Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya.
(3) Penyampaian Laporan secara On-line
Dalam hal Bank Indonesia telah memberlakukan sistem penyampaian laporan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana sebagaimana dimaksud dalam Bab IV secara on-line, maka penyampaian laporan tersebut dilakukan sesuai dengan tata cara dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem penyampaian laporan secara on-line tersebut.
I. Ruang Lingkup Laporan dan Penanggung Jawab Laporan
A. Ruang Lingkup Laporan 1. Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan kepada
Bank Indonesia. 2. Dalam hal Pelapor memiliki kantor cabang, penyampaian
Laporan dilakukan oleh kantor pusat Pelapor. 3. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah data
transaksi kegiatan Transfer Dana yang meliputi data: a. transaksi Transfer Dana dari Indonesia ke luar negeri; b. transaksi Transfer Dana dari luar negeri ke Indonesia; dan c. transaksi Transfer Dana dalam wilayah Republik Indonesia.
B. Penanggung Jawab Laporan 1. Pelapor harus menunjuk penanggung jawab untuk
penyusunan dan penyampaian Laporan. 2. Penunjukan penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
angka 1 harus diberitahukan kepada Bank Indonesia secara On-Line.
3. Penunjukan penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak mengurangi dan/atau menghilangkan tanggung jawab Direksi bagi Pelapor berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Perusahaan Umum, atau Pengurus bagi Pelapor berbentuk badan hukum Koperasi.
4. Dalam hal terjadi perubahan penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada angka 1, Pelapor harus melaporkan perubahan tersebut secara On-Line.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
37
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
II. Format Laporan A. Penyusunan Laporan mengacu pada:
1. Buku Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan sebagaimana Lampiran 1 (Lampiran 2 kodifikasi ini); dan
2. Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan sebagaimana Lampiran 2 (Lampiran 3 kodifikasi ini);, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
B. Laporan disusun dengan format sebagai berikut: 1. Form G0001 (Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank
dari Indonesia ke luar negeri); 2. Form G0002 (Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank
dari luar negeri ke Indonesia); dan 3. Form G0003 (Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank
dalam wilayah Republik Indonesia), yang tercantum dalam Buku Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan sebagaimana dimaksud pada butir A.1.
III. Penyampaian Laporan
A. Batas Waktu Penyampaian Laporan 1. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir III.B wajib
disampaikan paling lambat pada 5 (lima) Hari Kerja setelah akhir bulan Laporan. Contoh: Laporan bulan Februari 2014 dilaporkan paling lambat tanggal 7 Maret 2014.
2. Dalam hal ditemukan kesalahan data pada Laporan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia, koreksi Laporan wajib disampaikan paling lambat sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1.
3. Dalam hal Pelapor tidak memiliki data sebagaimana dimaksud pada butir III.B atau nihil, kewajiban penyampaian Laporan tetap berlaku dengan cara mengirimkan form header paling lambat sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1.
4. Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan setelah Bank Indonesia menerima Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang disampaikan Pelapor yang dibuktikan dengan tanda terima dari Sistem LTDBB.
5. Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan apabila Bank Indonesia menerima Laporan, form header dan/atau koreksi Laporan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1. Contoh: Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan data Transaksi Transfer Dana dari Indonesia ke Luar Negeri untuk Laporan bulan Februari 2014 apabila Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan diterima oleh Bank Indonesia setelah tanggal
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
38
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
7 Maret 2014. 6. Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan, form
header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 5 tetap wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang belum disampaikan.
B. Tata Cara Penyampaian Laporan
1. Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia secara tepat waktu, benar, akurat, dan lengkap.
2. Pelapor wajib menyampaikan Laporan sesuai dengan format sebagaimana dimaksud pada butir III.B (Paragraf 27 ayat (3) butir II.B kodifikasi ini).
3. Pelapor melakukan validasi teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan sebagaimana dimaksud pada butir III.A.2 (butir II.A.2 Paragraf 27 ayat (3) kodifikasi ini).
4. Dalam hal Pelapor melakukan penggabungan atau peleburan dengan Pelapor atau badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank lain, masing-masing Pelapor peserta penggabungan atau peleburan tetap wajib menyampaikan Laporan yang disusun secara bulanan untuk bulan Laporan sebelum dilakukan penggabungan atau peleburan.
Contoh: a. Apabila pada tanggal 3 Maret 2014 Pelapor X telah
mendapatkan izin penggabungan atau peleburan dengan Pelapor Y, maka masing-masing Pelapor X dan Pelapor Y wajib menyampaikan Laporan bulan Februari 2014 sampai dengan terjadinya penggabungan atau peleburan secara operasional. Sementara itu, laporan bulan Maret 2014 merupakan Laporan konsolidasi atau gabungan yang dilaporkan oleh Pelapor hasil penggabungan atau peleburan.
b. Apabila pada tanggal 3 Maret 2014 Pelapor X telah mendapatkan izin penggabungan atau peleburan dengan perusahaan B, maka Pelapor X wajib menyampaikan Laporan bulan Februari 2014 sampai dengan terjadinya penggabungan atau peleburan.
5. Dalam hal Pelapor melakukan pemisahan murni, Pelapor
tetap wajib menyampaikan Laporan yang disusun secara bulanan untuk bulan Laporan sebelum dilakukannya pemisahan.
Contoh: Apabila pada tanggal 3 Maret 2014 Pelapor A secara operasional telah melakukan pemisahan menjadi Pelapor B dan Pelapor C, maka Pelapor A wajib menyampaikan Laporan bulan Februari 2014. Sementara itu, laporan bulan Maret 2014 merupakan Laporan yang dilaporkan oleh Pelapor B dan Pelapor C hasil pemisahan.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
39
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
C. Cara Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi Laporan, Secara On-Line, Off-Line, dan Dalam Keadaan Memaksa (Force Majeure) 1. Cara Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi
Laporan Secara On-Line a. Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header,
dan/atau koreksi Laporan secara On-Line. b. Sistem LTDBB dibuka secara On-Line sampai dengan akhir
bulan periode penyampaian Laporan. Contoh: Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan bulan Februari 2014 secara On-Line sampai dengan akhir bulan Maret 2014.
2. Cara Penyampaian Laporan, form header, dan/atau Koreksi Laporan Secara Off-Line a. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi
Laporan secara Off-Line dilakukan apabila: 1) Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang
akan disampaikan telah melampaui batas waktu penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line; dan/atau
2) terjadi gangguan teknis terhadap Sistem LTDBB di Pelapor dan/atau Bank Indonesia.
b. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang melampaui batas waktu penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line sebagaimana dimaksud pada butir C.1.b dilakukan secara Off-Line.
Contoh: Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan bulan Februari 2014 disampaikan secara Off-Line, apabila Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan dan diterima oleh Bank Indonesia setelah akhir bulan Maret 2014. c. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi
Laporan Secara Off-Line Karena Gangguan Teknis di Pelapor dan/atau Bank Indonesia. 1) Gangguan Teknis di Pelapor
a) Dalam hal Pelapor mengalami gangguan teknis pada Hari Kerja kelima bulan Laporan berikutnya, Pelapor wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis yang ditandatangani pejabat Pelapor yang berwenang mengenai gangguan teknis yang dialami, pada hari yang sama.
b) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a), ditandatangani oleh pejabat Pelapor yang berwenang dan disampaikan kepada: (1) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan
Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
40
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
No.2 Jakarta 10350, bagi Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok; atau
(2) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350 dengan tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia terdekat, bagi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka (1).
Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi, akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya oleh Bank Indonesia kepada Pelapor.
c) Dalam hal Pelapor tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a), Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan.
d) Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line karena gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada huruf a) wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off-Line paling lambat pukul 12.00 waktu setempat pada Hari Kerja berikutnya kepada: (1) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan
Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350, bagi Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok; atau
(2) Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang mewilayahi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka (1).
Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi, akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya oleh Bank Indonesia kepada Pelapor. Contoh: Pada tanggal 7 Maret 2014 Pelapor X mengalami gangguan teknis sehingga tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line, Pelapor X wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off-Line paling lambat tanggal 10 Maret 2014 pukul 12:00 waktu setempat.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
41
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
2) Gangguan Teknis di Bank Indonesia 1) Dalam hal terjadi gangguan teknis di Bank
Indonesia, Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis dan/atau menggunakan sarana lainnya kepada Pelapor.
2) Dalam hal gangguan teknis terjadi pada Hari Kerja kelima bulan Laporan berikutnya, Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan pada Hari Kerja berikutnya secara Off-Line.
3) Keadaan Memaksa (Force Majeure) a. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau
koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada butir IV.C.1 dan butir IV.C.2 (Paragraf 27 ayat (3) butir III.C.1 dan butir III.C.2 kodifikasi ini) tidak berlaku bagi Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure).
b. Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan karena keadaan memaksa (force majeure) wajib segera memberitahukan secara tertulis disertai penjelasan mengenai penyebab terjadinya keadaan memaksa (force majeure) yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang kepada: 1) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan
Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350, bagi Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok; atau
2) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350 dengan tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka 1).
Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi, akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya oleh Bank Indonesia kepada Pelapor.
c. Pelapor harus menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam butir III.B paling lambat 5 (lima) Hari Kerja setelah keadaan memaksa (force majeure) dapat diatasi.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
42
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 15/23/DASP 2013 Romawi VII.D Pasal 27 14/23/PBI/2012 Ayat (2) – (10)
IV. Hak Akses A. Dalam rangka penyusunan dan penyampaian Laporan, Bank
Indonesia memberikan hak akses berupa 1 (satu) user id dan password terhadap Sistem LTDBB kepada setiap Pelapor tanpa dikenakan biaya.
B. Pelapor bertanggung jawab atas hak akses terhadap Sistem LTDBB yang diberikan oleh Bank Indonesia.
V. Penyampaian Pertanyaan
Pelapor dapat menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan sistem, materi, dan/ atau ketentuan Laporan kepada Bank Indonesia sebagai berikut: 1. Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran
mengenai materi dan ketentuan Laporan. 2. Departemen Pengelolaan Sistem Informasi mengenai aplikasi dan
otomasi sistem penyampaian Laporan. 3. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan mengenai
akses Sistem LTDBB di Bank Indonesia. Pertanyaan yang terkait dengan hal-hal tersebut di atas disampaikan melalui Helpdesk Bank Indonesia dengan nomor telepon (021) 2981-8000.
(4) Penempatan Tanda Izin dan Nomor Izin oleh Penyelenggara
Badan Usaha Berbadan Hukum Bukan Bank 1. Setiap Penyelenggara yang telah efektif menyelenggarakan
kegiatannya wajib menempatkan tanda izin di tempat usaha yang bersangkutan, yakni di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh pengguna jasa. Fotokopi tanda izin ditempatkan pula di setiap kantor cabang Penyelenggara.
2. Dalam hal Penyelenggara memasang papan nama atas kegiatan Transfer Dana yang dilakukan berdasarkan izin dari Bank Indonesia, maka pada papan nama tersebut dicantumkan nomor izin yang telah diperoleh dari Bank Indonesia.
(5) Dalam hal Penyelenggara menggunakan Uang Elektronik (Electronic
Money) sebagai sarana dalam Pengiriman Uang, Penyelenggara tersebut selain wajib memperoleh izin sebagai penyelenggara kegiatan usaha Pengiriman Uang juga wajib memperoleh izin sebagai penerbit Uang Elektronik dari Bank Indonesia.
(6) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diberikan Bank Indonesia kepada perorangan Warga Negara Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan Pengiriman Uang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain dengan cara apapun termasuk jika yang bersangkutan meninggal dunia.
(7) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diberikan Bank Indonesia kepada badan usaha selain Bank tidak dapat dialihkan, kecuali dengan izin Bank Indonesia.
(8) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 4 berlaku pula dalam hal terjadi penggabungan atau peleburan antar badan usaha selain Bank.
(9) Dalam hal terjadi penggabungan atau peleburan, dimana badan usaha selain Bank hasil penggabungan atau peleburan belum memperoleh izin
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
43
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
sebagai Penyelenggara, maka badan usaha selain Bank hasil penggabungan atau peleburan tersebut harus mengajukan permohonan izin sebagai Penyelenggara kepada Bank Indonesia.
(10) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 6 dilakukan sesuai dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Surat Edaran ini.
(11) Dalam hal terjadi penggabungan dimana badan usaha selain Bank hasil penggabungan sebelumnya telah memperoleh izin sebagai Penyelenggara dari Bank Indonesia maka badan usaha selain Bank hasil penggabungan tersebut harus melaporkan kepada Bank Indonesia untuk tetap dapat bertindak sebagai Penyelenggara, dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: a. kesiapan infrastruktur, termasuk sistem dan sumber daya manusia
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha Pengiriman Uang; dan
b. penerapan pengelolaan risiko dalam melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang.
(12) Penyelenggara yang akan melakukan pengambilalihan, penggabungan atau peleburan, harus melaporkan rencana tersebut kepada Bank Indonesia c.q. DASP atau KBI yang mewilayahi, yang memuat sekurang-kurangnya informasi mengenai pihak-pihak yang akan melakukan pengambilalihan, penggabungan atau peleburan dan tanggal efektif berlakunya pengambilalihan, penggabungan atau peleburan. Laporan tersebut disampaikan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal efektif dilakukannya pengambilalihan, penggabungan atau peleburan.
(13) Dalam hal pengaturan penghitungan jangka waktu dalam Surat Edaran ini menggunakan hitungan bulan, maka jumlah hari dalam 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari.
BAB X Ketentuan Peralihan 28 Pasal 28
14/23/PBI/2012 SE 15/23/DASP 2013 Romawi VIII No. 2 – 4
(1) Pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan sebagai Money Transfer Operator sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/28/PBI/2006 tentang Kegiatan Usaha Pengiriman Uang harus telah mengajukan dan memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai Penyelenggara paling lambat 1 (satu) tahun sejak berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini.
(2) Tanda izin sebagai Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang yang masih berlaku dan telah diberikan oleh Bank Indonesia sebelum berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini tetap berlaku dan diakui sebagai tanda izin Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini.
(3) Badan usaha berbadan hukum Indonesia yang telah mengajukan permohonan izin sebelum berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini namun belum memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang atau Transfer Dana harus memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan untuk menjadi Penyelenggara sesuai butir I.B (Paragraf 3 ayat (3) dalam kodifikasi ini) Surat Edaran Bank Indonesia ini.
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana
44
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
(4) Paling lambat tanggal 31 Oktober 2013, Penyelenggara wajib menyampaikan informasi mengenai: a. penyelenggaraan Transfer Dana dari dan/atau ke luar negeri
sebagaimana dimaksud pada butir II.B (Paragraf 8 ayat (6) dalam kodifikasi ini) Surat Edaran Bank Indonesia ini;
b. kerja sama antar Penyelenggara di Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir II.C Surat Edaran Bank Indonesia ini;
c. pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada butir II.D (Paragraf 3 ayat (8) dalam kodifikasi ini) Surat Edaran Bank Indonesia ini ; dan
d. kerja sama dengan TPT sebagaimana dimaksud pada butir II.E (Paragraf 4 ayat (2) dalam kodifikasi ini) Surat Edaran Bank Indonesia ini ;
yang telah dilakukan sebelum berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini dan yang akan dilakukan di tahun 2013.
CONTOH 1 SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS DIREKSI,
KOMISARIS ATAU PENGAWAS
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama :
NIK :
Tempat/tanggal lahir :
Alamat :
dalam hal ini bertindak dalam jabatan saya selaku [anggota Direksi/Pengurus atau
Komisaris/Pengawas] [Nama Pemohon] dengan ini menyatakan bahwa:
1. Saya tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi/Pengurus atau
Komisaris/Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu badan
usaha dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum mengajukan
permohonan;
2. Saya tidak pernah dihukum atas tindak pidana di bidang perbankan, keuangan,
dan/atau pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap;
3. Saya tidak tercantum dalam daftar kredit macet pada saat mengajukan
permohonan;
4. Saya tidak masuk dalam daftar hitam nasional penarik cek/bilyet giro kosong
yang ditatausahakan Bank Indonesia pada saat mengajukan permohonan;
5. Saya memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan
memiliki sikap mematuhi ketentuan yang berlaku;
6. Saya memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku; dan
7. Saya memiliki komitmen terhadap pengembangan penyelenggaraan kegiatan
Transfer Dana yang dilakukan oleh [Nama Pemohon].
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya bersedia
menerima dan mematuhi segala tindakan dan/atau keputusan yang diambil oleh
Bank Indonesia, termasuk namun tidak terbatas pada pemintaan pengunduran diri
saya, apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar
[Kota], [Tanggal Bulan Tahun]
Yang Membuat Pernyataan,
MATERAI
Rp. 6.000,-
[Nama Lengkap]
45
CONTOH 2
SURAT PERNYATAAN KEAMANAN DAN KEANDALAN SISTEM ATAU
MEKANISME PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA
SURAT PERNYATAAN
Kami yang bertandatangan di bawah ini,*
No. Nama Jabatan
1. ...
2. ...
3. dst
dari [Nama Pemohon] dengan ini menyatakan bahwa sistem atau mekanisme
penyelenggaran Transfer Dana yang digunakan oleh perusahaan kami telah
memenuhi keamanan dan keandalan dari aspek:
1. Perangkat Lunak (Software), mencakup:
a. Database, antara lain rancangan database, konfigurasi database,
administrasi dan monitoring database.
b. Sistem Operasi (Operating Systems)
c. Packaged Software/Developed Application, antara lain pengembangan dan
pengujian sistem, kontrol dan pemeliharaan perubahan, administrasi
aplikasi (antara lain keamanan dan konfigurasi aplikasi).
2. Perangkat Keras (Hardware)
3. Dukungan Infrastruktur, antara lain jaringan dan keamanan infrastuktur.
4. Keamanan Informasi, antara lain sistem manajemen akses, audit trail,
antarmuka sistem*, dan pelaporan.
5. Business Continuity Planning, antara lain backup dan recovery data, prosedur
business continuity planning dan disaster recovery planning.
6. Hubungan Dengan Vendor*, antara lain kontrak dengan penyedia layanan
outsource, dan service level agreements (SLA).
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya, dan kami bersedia
dituntut di muka pengadilan serta bersedia menerima dan mematuhi segala tindakan
dan/atau keputusan yang diambil oleh Bank Indonesia, termasuk namun tidak
terbatas pada pemintaan pengunduran diri kami, apabila di kemudian hari terbukti
pernyataan ini tidak benar.
[Kota], [Tanggal Bulan Tahun]
Yang Membuat Pernyataan,
MATERAI
Rp. 6.000,-
1. [Nama Lengkap]
2. [Nama Lengkap]
3. [Nama Lengkap] * Diisi oleh semua anggota Direksi/Pengurus dan Dewan Komisaris/Pengawas
46
CONTOH 3
PENGHITUNGAN JASA, BUNGA, ATAU KOMPENSASI
A. Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi dalam hal Penyelenggara
terlambat melaksanakan Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan
Pada tanggal 1 Mei 2013 Pengirim Asal menyampaikan Perintah Transfer Dana
kepada Penyelenggara untuk mengirimkan Dana sejumlah Rp10.000.000,00
(sepuluh juta Rupiah). Penyelenggara melakukan Pengaksepan pada hari yang
sama, namun baru melaksanakan Perintah Transfer Dana pada tanggal 3 Mei
2013. Dalam kondisi tersebut, Penyelenggara memiliki kewajiban membayar jasa,
bunga, atau kompensasi dengan penghitungan sebagai berikut:
1. Dalam hal Pengirim Asal memiliki simpanan dengan tingkat suku bunga 4%
(empat per seratus) per tahun di Penyelenggara, maka besarnya jasa,
bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah
sebesar:
Rp10.000.000,00 x 2 hari x 4% x 1/365 = Rp2.191,78
2. Dalam hal Pengirim Asal tidak memiliki simpanan di Penyelenggara, dan
suku bunga JIBOR Overnight adalah sebesar 4,2% (empat koma dua per
seratus) maka besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus
dibayarkan oleh Penyelenggara adalah sebesar:
Rp10.000.000,00 x 2 hari x 4,2% x 1/365 = Rp2.301,37
B. Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi dalam hal Penyelenggara
melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana setelah melakukan
Pengaksepan
Pada tanggal 6 Mei 2013 Penyelenggara Penerima Akhir melakukan Pengaksepan
atas Perintah Transfer Dana untuk menyampaikan Dana sejumlah
Rp15.000.000,00 (lima belas juta Rupiah) kepada PT. XYZ selaku Penerima.
Penyelenggara Penerima Akhir melakukan kekeliruan dengan menyampaikan
Dana kepada pihak lain, yaitu PT. ABC. Penyelenggara Penerima Akhir kemudian
melakukan koreksi dengan cara menyampaikan Dana sejumlah Rp15.000.000,00
(lima belas juta Rupiah) kepada PT. XYZ pada tanggal 8 Mei 2013. Dalam kondisi
tersebut, Penyelenggara memiliki kewajiban membayar jasa, bunga, atau
kompensasi dengan penghitungan sebagai berikut:
1. Dalam hal Penerima memiliki simpanan dengan tingkat suku bunga 5%
(lima per seratus) per tahun di Penyelenggara, maka besarnya jasa, bunga,
atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah
sebesar:
Rp15.000.000,00 x 2 hari x 5% x 1/365 = Rp4.109,59
2. Dalam hal Penerima tidak memiliki simpanan di Penyelenggara, dan suku
bunga JIBOR Overnight adalah sebesar 4,2% (empat koma dua per seratus)
maka besarnya bunga yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah
sebesar:
Rp15.000.000,00 x 2 hari x 4,2% x 1/365 = Rp3.452.05
C. Contoh ...
47
C. Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi dalam hal Penyelenggara
tidak melaksanakan Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan
Pada tanggal 13 Mei 2013 Pengirim Asal menyampaikan Perintah Transfer Dana
kepada Penyelenggara untuk mengirimkan Dana sejumlah Rp20.000.000,00 (dua
puluh juta Rupiah). Penyelenggara melakukan Pengaksepan pada hari yang
sama, namun tidak melaksanakan Perintah Transfer Dana sampai terdapat
pembatalan dan permintaan pengembalian Dana dari Pengirim Asal pada tanggal
16 Mei 2013 yang dipenuhi oleh Penyelenggara di hari yang sama. Dalam kondisi
tersebut, Penyelenggara memiliki kewajiban membayar jasa, bunga, atau
kompensasi dengan penghitungan sebagai berikut:
1. Dalam hal Pengirim Asal memiliki simpanan dengan tingkat suku bunga 4%
(empat per seratus) per tahun di Penyelenggara, maka besarnya jasa,
bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah
sebesar:
Rp20.000.000,00 x 3 hari x 4% x 1/365 = Rp6.575,34
2. Dalam hal Pengirim Asal tidak memiliki simpanan di Penyelenggara, dan
suku bunga JIBOR Overnight adalah sebesar 4,2% (empat koma dua per
seratus) maka besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus
dibayarkan oleh Penyelenggara adalah sebesar:
Rp20.000.000,00 x 3 hari x 4,2% x 1/365 = Rp6.904,11
48
CONTOH 4
LAPORAN BULANAN TRANSAKSI KEGIATAN TRANSFER DANA YANG DILAKUKAN
BANK MELALUI SISTEM ATAU SARANA DI LUAR SISTEM YANG
DISELENGGARAKAN OLEH BANK INDONESIA
LAPORAN KEGIATAN TRANFER DANA
No Via/sarana* Incoming** Outgoing***
Volume Nilai (Rp) Volume Nilai(Rp)
1 ...
2 ...
3 dst * Diisi dengan nama layanan, jaringan, Penyelenggara lain, dan/atau penyedia sistem atau sarana
lainnya yang digunakan Bank untuk menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana, misalnya nama layanan Transfer Dana yang disediakan sendiri oleh bank, nama penyedia layanan Transfer Dana antar bank, nama Penyelenggara yang menyediakan sistem Transfer Dana bekerjasama dengan bank, atau penyedia layanan pengiriman pesan keuangan.
** Incoming adalah Transfer Dana yang masuk ke Bank. *** Outgoing adalah Transfer Dana yang keluar dari Bank.
49
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 16/1/DKSP TANGGAL 10 JANUARI 2014
PERIHAL
LAPORAN PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA
OLEH PENYELENGGARA TRANSFER DANA BADAN
USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN
BANK SECARA ON-LINE
BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN
DAN PENYAMPAIAN LAPORAN
50
2
DAFTAR ISI
PENJELASAN UMUM ............................................................................................... 3
I. Informasi Pokok Pelapor .................................................................................. 5
II. Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke
Luar Negeri .....................................................................................................
6
III. Form G0002 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri
ke Indonesia ....................................................................................................
8
IV. Form G0003 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah
Republik Indonesia ..........................................................................................
10
V. Sandi Lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II) ........... 12
VI. Sandi Negara ................................................................................................... 27
VII. Sandi Tujuan Transaksi .................................................................................. 33
51
3
PENJELASAN UMUM
A. Tujuan Pelaporan
Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang independen,
salah satu tugasnya adalah mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Agar tugas tersebut dapat dilaksanakan secara
optimal maka Bank Indonesia memerlukan data atau informasi dari
kegiatan sistem pembayaran yang salah satunya adalah Transfer
Dana. Kegiatan Transfer Dana yang terjadi dalam wilayah Republik
Indonesia maupun yang bersifat lintas batas perlu didata dengan
baik dan akurat. Pengaturan mengenai penyusunan dan
penyampaian Laporan secara On-Line ditujukan agar seluruh Pelapor
melakukan kegiatannya secara lebih tertib, transparan, dan
bertanggung jawab sehingga data dan informasi yang diperoleh dapat
dimanfaatkan secara optimal dalam mendorong kelancaran jasa
pembayaran. Data dan informasi yang disampaikan oleh Pelapor
dituangkan dalam bentuk Laporan yang disajikan menurut
sistematika sesuai dengan buku pedoman ini.
B. Pelapor
Laporan disusun dan disampaikan oleh Pelapor. Dalam hal
Pelapor memiliki kantor cabang, penyampaian Laporan dilakukan
oleh kantor pusat Pelapor.
C. Format Laporan
Data dan informasi dalam Laporan yang disampaikan oleh
Pelapor memuat informasi yang bersifat posisi atau outstanding pada
periode Laporan. Penyusunan dan penyampaian data dan informasi
yang dikirim dilakukan melalui form sebagai berikut:
1. Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari
Indonesia ke Luar Negeri.
2. Form G0002 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari
Luar Negeri ke Indonesia.
3. Form G0003 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank
dalam Wilayah Republik Indonesia.
52
4
D. Cara Pelaporan dan Penyusunan Laporan
Bank Indonesia memberikan pilihan kepada Pelapor mengenai
cara pelaporan, yaitu melalui sarana pelaporan dalam bentuk excel
macro yang disediakan oleh Bank Indonesia atau melalui
pengembangan sistem aplikasi sendiri sehingga dapat menyesuaikan
dengan kemampuan teknologinya. Laporan ini disusun dalam bentuk
text file dengan berpedoman pada template dan spesifikasi dalam
buku pedoman ini.
E. Penyampaian Laporan
Laporan disampaikan secara elektronis melalui sistem LTDBB.
Komunikasi pelaporan yang digunakan adalah melalui media
internet.
F. Waktu Penyampaian Laporan
Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan disampaikan
kepada Bank Indonesia paling lambat pada 5 (lima) Hari Kerja setelah
akhir bulan Laporan. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau
koreksi Laporan secara On-Line masih diterima oleh Sistem LTDBB
sampai dengan akhir bulan periode penyampaian Laporan, namun
Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang disampaikan
melampaui batas waktu penyampaian Laporan dinyatakan terlambat
dan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan.
Pengiriman Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan
setelah melampaui batas waktu penyampaian Laporan secara On-Line
akan ditolak oleh Sistem LTDBB dan harus disampaikan secara Off-
Line.
G. Penyampaian Koreksi Laporan
Koreksi Laporan yang disampaikan ke Bank Indonesia
dilakukan dengan mengirimkan ulang 1 (satu) form meskipun hanya
terdapat 1 (satu) field kesalahan pada form yang bersangkutan. Bagi
pelapor yang menggunakan sarana pelaporanexcel macro, koreksi
dapat dilakukan dengan me-retrieve data yang telah disampaikan
untuk dikoreksi atas data yang salah tersebut.
53
5
CAKUPAN INFORMASI YANG DILAPORKAN
I. Informasi Pokok Pelapor
Formulir Informasi Pokok Pelapor yang disediakan melalui
Sistem LTDBB harus diisi oleh Pelapor untuk mendapatkan hak
akses berupa user id dan password. Formulir Informasi Pokok
Pelapor harus diperbarui dalam hal terjadi perubahan informasi
pokok.
Format:
Informasi Pokok Pelapor Laporan Penyelenggaraan Kegiatan
Transfer Dana oleh Badan Usaha Berbadan Hukum Indonesia
Bukan Bank
Nama Pelapor :
Sandi Pelapor :
Alamat :
Nama Kota :
Penanggung jawab Laporan
a. Nama :
b. Nomor Telepon :
c. Nomor Faks :
d. E-mail :
54
6
II. Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari
Indonesia ke Luar Negeri
Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia
ke Luar Negeri merupakan laporan yang disampaikan oleh Pelapor
yang melakukan transaksi Transfer Dana dari Indonesia ke luar
negeri.
Format:
LAPORAN TRANSAKSI TRANSFER DANA BUKAN BANK
DARI INDONESIA KE LUAR NEGERI
FORM G0001
Nama Penyelenggara :
Bulan Pelaporan :
Kota / Kabupaten Asal
Pengiriman
Negara Tujuan Pengiriman
Nama Penerima
Nama Pengirim
Volume / Frekuensi Transaksi
Nominal Transaksi
Tujuan Transaksi
Keterangan:
1. Kota/Kabupaten Asal Pengiriman
Field ini diisi dengan character sebanyak 4 (empat) digit
berdasarkan nama Kota atau Kabupaten asal pengiriman.
Pengisian data disesuaikan dengan sandi lokasi Daerah Tingkat I
(DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II).
2. Negara Tujuan Pengiriman
Field ini diisi dengan character sebanyak 2 (dua) digit. Pengisian
data disesuaikan dengan sandi negara.
3. Nama Penerima
Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit
berupa nama penerima transfer dana.
4. Nama Pengirim
Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit
berupa nama pengirim transfer dana.
55
7
5. Volume/frekuensi Transaksi
Diisi volume/frekuensi banyaknya jumlah transaksi transfer dana
selama periode laporan.
Field ini diisi dengan numeric sebanyak 12 (dua belas) digit.
6. Nominal Transaksi
Nilai nominal masing-masing transaksi transfer dana dalam
satuan penuh rupiah.
Field ini diisi dengan numeric sebanyak 15 (lima belas) digit.
7. Tujuan Transaksi
Tujuan transaksi merupakan tujuan dilakukannya transfer dana.
Field ini diisi dengan character sebanyak 1 (satu) digit. Pengisian
data disesuaikan dengan sandi tujuan transaksi.
56
8
III. Form G0002 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari
Luar Negeri ke Indonesia
Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar
Negeri ke Indonesia merupakan laporan yang disampaikan Pelapor
yang melakukan transaksi Transfer Dana dari luar negeri ke
Indonesia.
Format:
LAPORAN TRANSAKSI TRANSFER DANA BUKAN BANK
DARI LUAR NEGERI KE INDONESIA
FORM G0002
Nama Penyelenggara :
Bulan Pelaporan :
Negara Asal Pengiriman
Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman
Nama Pegirim
Nama Penerima
Frekuensi Pengiriman
Total Nilai
Keterangan:
1. Negara Asal Pengiriman
Field ini diisi dengan character sebanyak 2 (dua) digit berdasarkan
nama negara asal pengiriman. Pengisian data disesuaikan dengan
sandi negara.
2. Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman
Field ini diisi dengan character sebanyak 4 (empat) digit
berdasarkan nama Kota atau Kabupaten asal pengiriman.
Pengisian data disesuaikan dengan sandi lokasi Daerah Tingkat I
(DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II).
3. Nama Penerima
Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit
berupa nama penerima transfer dana.
4. Nama Pengirim
Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit
berupa nama pengirim transfer dana.
57
9
5. Volume/frekuensi Transaksi
Diisi volume/frekuensi banyaknya jumlah transaksi transfer dana
selama periode laporan.
Field ini diisi dengan numeric sebanyak 12 (dua belas) digit.
6. Nominal Transaksi
Nilai nominal masing-masing transaksi transfer dana dalam
satuan penuh rupiah.
Field ini diisi dengan numeric sebanyak 15 (lima belas) digit.
58
10
IV. Form G0003 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam
Wilayah Republik Indonesia
Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah
Republik Indonesia merupakan laporan yang disampaikan Pelapor
yang melakukan transaksi Transfer Dana dalam Wilayah Republik
Indonesia.
Format:
LAPORAN TRANSAKSI TRANSFER DANA BUKAN BANK
DALAM WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
FORM G0003
Nama Penyelenggara :
Bulan Pelaporan :
Kota Kabupaten Asal
Pengiriman
Kota/Kabupaten Tujuan
Pengiriman
Nama Penerima
Nama Pengirim
Volume / Frekuensi Transaksi
Nominal Transaksi
Tujuan Transaksi
Keterangan:
1. Kota/Kabupaten Asal Pengiriman
Field ini diisi dengan character sebanyak 4 (empat) digit
berdasarkan nama Kota atau Kabupaten asal pengiriman.
Pengisian data disesuaikan dengan sandi lokasi Daerah Tingkat I
(DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II).
2. Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman
Field ini diisi dengan character sebanyak 4 (empat) digit
berdasarkan nama Kota atau Kabupaten tujuan pengiriman.
Pengisian data disesuaikan dengan sandi lokasi Daerah Tingkat I
(DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II).
3. Nama Penerima
Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit
berupa nama penerima transfer dana.
59
11
4. Nama Pengirim
Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit
berupa nama pengirim transfer dana.
5. Volume/frekuensi Transaksi
Diisi volume/frekuensi banyaknya jumlah transaksi transfer dana
selama periode laporan.
Field ini diisi dengan numeric sebanyak 12 (dua belas) digit.
6. Nominal Transaksi
Nilai nominal masing-masing transaksi transfer dana dalam
satuan penuh rupiah.
Field ini diisi dengan numeric sebanyak 15 (lima belas) digit.
7. Tujuan Transaksi
Tujuan transaksi merupakan tujuan dilakukannya transfer dana.
Field ini diisi dengan character sebanyak 1 (satu) digit. Pengisian
data disesuaikan dengan sandi tujuan transaksi.
60
12
V. Sandi Lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II
(DATI II)
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
PROVINSI JAWA BARAT
1 Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat 0100
2 Kab. Bekasi 0102
3 Kab. Purwakarta 0103
4 Kab. Karawang 0106
5 Kab. Bogor 0108
6 Kab. Sukabumi 0109
7 Kab. Cianjur 0110
8 Kab. Bandung 0111
9 Kab. Sumedang 0112
10 Kab. Tasikmalaya 0113
11 Kab. Garut 0114
12 Kab. Ciamis 0115
13 Kab. Cirebon 0116
14 Kab. Kuningan 0117
15 Kab. Indramayu 0118
16 Kab. Majalengka 0119
17 Kab. Subang 0121
18 Kab. Bandung Barat 0122
19 Kota Bandung 0191
20 Kota Bogor 0192
21 Kota Sukabumi 0193
22 Kota Cirebon 0194
23 Kota Tasikmalaya 0195
24 Kota Cimahi 0196
25 Kota Depok 0197
26 Kota Bekasi 0198
27 Kota Banjar 0180
28 Kab./Kota Lainnya 0188
PROVINSI BANTEN
1 Kepala Daerah Provinsi Banten 0200
2 Kab. Lebak 0201
3 Kab. Pandeglang 0202
4 Kab. Serang 0203
5 Kab. Tangerang 0204
6 Kota Cilegon 0291
7 Kota Tangerang 0292
8 Kota Serang 0293
9 Kota Tangerang Selatan 0294
10 Kab./Kota Lainnya 0288
61
13
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
PROVINSI DKI JAKARTA
1 Kepala Daerah DKI Jaya 0300
2 Wil. Kota Jakarta Pusat 0391
3 Wil. Kota Jakarta Utara 0392
4 Wil. Kota Jakarta Barat 0393
5 Wil. Kota Jakarta Selatan 0394
6 Wil. Kota Jakarta Timur 0395
7 Kab. Kepulauan Seribu 0396
PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
1 Kepala Daerah D.I Yogyakarta 0500
2 Kab. Bantul 0501
3 Kab. Sleman 0502
4 Kab. Gunung Kidul 0503
5 Kab. Kulon Progo 0504
6 Kota Yogyakarta 0591
7 Kab./Kota Lainnya 0588
PROVINSI JAWA TENGAH
1 Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah 0900
2 Kab. Semarang 0901
3 Kab. Kendal 0902
4 Kab. Demak 0903
5 Kab. Grobogan 0904
6 Kab. Pekalongan 0905
7 Kab. Tegal 0906
8 Kab. Brebes 0907
9 Kab. Pati 0908
10 Kab. Kudus 0909
11 Kab. Pemalang 0910
12 Kab. Jepara 0911
13 Kab. Rembang 0912
14 Kab. Blora 0913
15 Kab. Banyumas 0914
16 Kab. Cilacap 0915
17 Kab. Purbalingga 0916
18 Kab. Banjarnegara 0917
19 Kab. Magelang 0918
20 Kab. Temanggung 0919
21 Kab. Wonosobo 0920
22 Kab. Purworejo 0921
23 Kab. Kebumen 0922
24 Kab. Klaten 0923
25 Kab. Boyolali 0924
26 Kab. Sragen 0925
62
14
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
27 Kab. Sukoharjo 0926
28 Kab. Karanganyar 0927
29 Kab. Wonogiri 0928
30 Kab. Batang 0929
31 Kota Semarang 0991
32 Kota Salatiga 0992
33 Kota Pekalongan 0993
34 Kota Tegal 0994
35 Kota Magelang 0995
36 Kota Surakarta/Solo 0996
37 Kab./Kota Lainnya 0988
PROVINSI JAWA TIMUR
1 Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur 1200
2 Kab. Gresik 1201
3 Kab. Sidoarjo 1202
4 Kab. Mojokerto 1203
5 Kab. Jombang 1204
6 Kab. Sampang 1205
7 Kab. Pamekasan 1206
8 Kab. Sumenep 1207
9 Kab. Bangkalan 1208
10 Kab. Bondowoso 1209
11 Kab. Banyuwangi 1211
12 Kab. Jember 1212
13 Kab. Malang 1213
14 Kab. Pasuruan 1214
15 Kab. Probolinggo 1215
16 Kab. Lumajang 1216
17 Kab. Kediri 1217
18 Kab. Nganjuk 1218
19 Kab. Tulungagung 1219
20 Kab. Trenggalek 1220
21 Kab. Blitar 1221
22 Kab. Madiun 1222
23 Kab. Ngawi 1223
24 Kab. Magetan 1224
25 Kab. Ponorogo 1225
26 Kab. Pacitan 1226
27 Kab. Bojonegoro 1227
28 Kab. Tuban 1228
29 Kab. Lamongan 1229
30 Kab. Situbondo 1230
31 Kota Surabaya 1291
63
15
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
32 Kota Mojokerto 1292
33 Kota Malang 1293
34 Kota Pasuruan 1294
35 Kota Probolinggo 1295
36 Kota Blitar 1296
37 Kota Kediri 1297
38 Kota Madiun 1298
39 Kota Batu 1271
40 Kab./Kota Lainnya 1288
PROVINSI BENGKULU
1 Kepala Daerah Provinsi Bengkulu 2300
2 Kab. Bengkulu Selatan 2301
3 Kab. Bengkulu Utara 2302
4 Kab. Rejang Lebong 2303
5 Kab. Lebong 2304
6 Kab. Kepahiang 2305
7 Kab. Mukomuko 2306
8 Kab. Seluma 2307
9 Kab. Kaur 2308
10 Kab. Bengkulu Tengah 2309
11 Kota Bengkulu 2391
12 Kab./Kota Lainnya 2388
PROVINSI JAMBI
1 Kepala Daerah Provinsi Jambi 3100
2 Kab. Batanghari 3101
3 Kab. Sarolangun 3104
4 Kab. Kerinci 3105
5 Kab. Muaro Jambi 3106
6 Kab. Tanjung Jabung Barat 3107
7 Kab. Tanjung Jabung Timur 3108
8 Kab. Tebo 3109
9 Kab. Merangin 3111
10 Kab. Bungo 3112
11 Kota Jambi 3191
12 Kota Sungai Penuh 3192
13 Kab./Kota Lainnya 3188
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
1 Kepala Daerah Provinsi NAD 3200
2 Kab. Aceh Besar 3201
3 Kab. Pidie 3202
4 Kab. Aceh Utara 3203
5 Kab. Aceh Timur 3204
6 Kab. Aceh Selatan 3205
64
16
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
7 Kab. Aceh Barat 3206
8 Kab. Aceh Tengah 3207
9 Kab. Aceh Tenggara 3208
10 Kab. Aceh Singkil 3209
11 Kab. Aceh Jeumpa/Bireuen 3210
12 Kab. Aceh Tamiang 3211
13 Kab. Gayo Lues 3212
14 Kab. Aceh Barat Daya 3213
15 Kab. Aceh Jaya 3214
16 Kab. Nagan Raya 3215
17 Kab. Simeuleu 3216
18 Kab. Bener Meriah 3217
19 Kab. Pidie Jaya 3218
20 Kab. Subulussalam 3219
21 Kota Banda Aceh 3291
22 Kota Sabang 3292
23 Kota Lhokseumawe 3293
24 Kota Langsa 3294
25 Kab./Kota Lainnya 3288
PROVINSI SUMATERA UTARA
1 Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara 3300
2 Kab. Deli Serdang 3301
3 Kab. Langkat 3302
4 Kab. Karo 3303
5 Kab. Simalungun 3304
6 Kab. Labuhan Batu 3305
7 Kab. Asahan 3306
8 Kab. Dairi 3307
9 Kab. Tapanuli Utara 3308
10 Kab. Tapanuli Tengah 3309
11 Kab. Tapanuli Selatan 3310
12 Kab. Nias 3311
13 Kab. Toba Samosir 3313
14 Kab. Mandailing Natal 3314
15 Kab. Nias Selatan 3315
16 Kab. Humbang Hasundutan 3316
17 Kab. Pakpak Bharat 3317
18 Kab. Samosir 3318
19 Kab. Serdang Bedagai 3319
20 Kab. Batu Bara 3321
21 Kab. Padang Lawas 3322
22 Kab. Padang Lawas Utara 3323
23 Kab. Labuanbatu Selatan 3324
65
17
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
24 Kab. Labuanbatu Utara 3325
25 Kab. Nias Barat 3326
26 Kab. Nias Utara 3327
27 Kota Gunung Sitoli 3377
28 Kota Tebing Tinggi 3391
29 Kota Binjai 3392
30 Kota Pematang Siantar 3393
31 Kota Tanjung Balai 3394
32 Kota Sibolga 3395
33 Kota Medan 3396
34 Kota Padang Sidempuan 3399
35 Kab/Kota Lainnya 3388
PROVINSI SUMATERA BARAT
1 Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat 3400
2 Kab. Agam 3401
3 Kab. Pasaman 3402
4 Kab. Lima Puluh Kota 3403
5 Kab. Solok Selatan 3404
6 Kab. Padang Pariaman 3405
7 Kab. Pesisir Selatan 3406
8 Kab. Tanah Datar 3407
9 Kab. Sijunjung 3408
10 Kab. Kepulauan Mentawai 3409
11 Kab. Pasaman Barat 3410
12 Kab. Dharmasraya 3411
13 Kab. Solok 3412
14 Kota Bukittinggi 3491
15 Kota Padang 3492
16 Kota Sawahlunto 3493
17 Kota Padang Panjang 3494
18 Kota Solok 3495
19 Kota Payakumbuh 3496
20 Kota Pariaman 3497
21 Kab/Kota Lainnya 3488
PROVINSI RIAU
1 Kepala Daerah Provinsi Riau 3500
2 Kab. Kampar 3501
3 Kab. Bengkalis 3502
4 Kab. Indragiri Hulu 3504
5 Kab. Indragiri Hilir 3505
6 Kab. Rokan Hulu 3508
7 Kab. Rokan Hilir 3509
8 Kab. Pelalawan 3510
66
18
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
9 Kab. Siak 3511
10 Kab. Kuantan Singingi 3512
11 Kab. Kepulauan Meranti 3513
12 Kota Pekanbaru 3591
13 Kota Dumai 3592
14 Kab./Kota Lainnya 3588
PROVINSI SUMATERA SELATAN
1 Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan 3600
2 Kab. Musi Banyuasin 3606
3 Kab. Ogan Komering Ulu 3607
4 Kab. Lematang Ilir Ogan Tengah (Muara Enim) 3608
5 Kab. Lahat 3609
6 Kab. Musi Rawas 3610
7 Kab. Ogan Komering Ilir 3611
8 Kab. Banyuasin 3613
9 Kab. Ogan Komeing Ulu Selatan 3614
10 Kab. Ogan Komeing Ulu Timur 3615
11 Kab. Ogan Ilir 3616
12 Kab. Empat Lawang 3617
13 Kota Palembang 3691
14 Kota Lubuklinggau 3693
15 Kota Prabumulih 3694
16 Kota Pagar Alam 3697
17 Kab./Kota Lainnya 3688
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
1 Kepala Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung 3700
2 Kab. Bangka 3701
3 Kab. Belitung 3702
4 Kab. Bangka Barat 3703
5 Kab. Bangka Selatan 3704
6 Kab. Bangka Tengah 3705
7 Kab. Belitung Timur 3706
8 Kab. Bangka Belitung 3707
9 Kota Pangkal Pinang 3791
10 Kab./Kota Lainnya 3788
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
1 Kepala Daerah Provinsi Kep. Riau 3800
2 Kab. Karimun 3801
3 Kab. Lingga 3802
4 Kab. Natuna 3803
5 Kab. Bintan (d/h Kabupaten Kepulauan Riau) 3804
6 Kab. Kep. Anambas 3805
7 Kota Tanjung Pinang 3891
67
19
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
8 Kota Batam 3892
9 Kab./Kota Lainnya 3888
PROVINSI LAMPUNG
1 Kepala Daerah Provinsi Lampung 3900
2 Kab. Lampung Selatan 3901
3 Kab. Lampung Tengah 3902
4 Kab. Lampung Utara 3903
5 Kab. Lampung Barat 3904
6 Kab. Tulang Bawang 3905
7 Kab. Tanggamus 3906
8 Kab. Lampung Timur 3907
9 Kab. Way Kanan 3908
10 Kab. Pesawaran 3909
11 Kab. Pringsewu 3910
12 Kab. Tulang Bawang Barat 3911
13 Kab. Mesuji 3912
14 Kab. Pesisir Barat 3913
15 Kota Bandar Lampung 3991
16 Kota Metro 3992
17 Kab./Kota Lainnya 3988
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 5100
2 Kab. Banjar 5101
3 Kab. Tanah Laut 5102
4 Kab. Tapin 5103
5 Kab. Hulu Sungai Selatan 5104
6 Kab. Hulu Sungai Tengah 5105
7 Kab. Hulu Sungai Utara 5106
8 Kab. Barito Kuala 5107
9 Kab. Kota Baru 5108
10 Kab. Tabalong 5109
11 Kab.Tanah Bumbu 5110
12 Kab. Balangan 5111
13 Kota Banjarmasin 5191
14 Kota Banjarbaru 5192
15 Kab./Kota Lainnya 5188
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Barat 5300
2 Kab. Pontianak 5301
3 Kab. Sambas 5302
4 Kab. Ketapang 5303
5 Kab. Sanggau 5304
6 Kab. Sintang 5305
68
20
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
7 Kab. Kapuas Hulu 5306
8 Kab. Bengkayang 5307
9 Kab. Landak 5308
10 Kab. Sekadau 5309
11 Kab. Melawi 5310
12 Kab. Kayong Utara 5311
13 Kab. Kubu Raya 5312
14 Kota Pontianak 5391
15 Kota Singkawang 5392
16 Kab./Kota Lainnya 5388
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Timur 5400
2 Kab. Kutai Kartanegara 5401
3 Kab. Berau 5402
4 Kab. Paser 5403
5 Kab. Kutai Barat 5405
6 Kab. Kutai Timur 5406
7 Kab. Penajam Paser Utara 5411
8 Kab. Mahakam Ulu 5413
9 Kota Samarinda 5491
10 Kota Balikpapan 5492
11 Kota Bontang 5494
12 Kab./Kota Lainnya 5488
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Utara 5500
2 Kab. Bulungan 5404
3 Kab. Nunukan 5409
4 Kab. Malinau 5410
5 Kab. Tana Tidung 5412
6 Kota Tarakan 5493
7 Kab./Kota Lainnya 5588
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Tengah 5800
2 Kab. Kapuas 5801
3 Kab. Kotawaringin Barat 5802
4 Kab. Kotawaringin Timur 5803
5 Kab. Barito Selatan 5806
6 Kab. Barito Utara 5808
7 Kab. Murung Raya 5804
8 Kab. Barito Timur 5805
9 Kab. Gunung Mas 5807
10 Kab. Pulang Pisau 5809
11 Kab. Seruyan 5810
69
21
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
12 Kab. Katingan 5811
13 Kab. Sukamara 5812
14 Kab. Lamandau 5813
15 Kota Palangkaraya 5892
16 Kab./Kota Lainnya 5888
PROVINSI SULAWESI TENGAH
1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 6000
2 Kab. Donggala 6001
3 Kab. Poso 6002
4 Kab. Banggai 6003
5 Kab. Toli-Toli 6004
6 Kab.Banggai Kepulauan 6005
7 Kab. Morowali 6006
8 Kab. Buol 6007
9 Kab. Tojo Una-Una 6008
10 Kab. Parigi Moutong 6009
11 Kab. Sigi 6010
12 Kab. Banggai Laut 6011
13 Kab. Morowali Utara 6012
14 Kota Palu 6091
15 Kab./Kota Lainnya 6088
PROVINSI SULAWESI SELATAN
1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 6100
2 Kab. Pinrang 6101
3 Kab. Gowa 6102
4 Kab. Wajo 6103
5 Kab. Bone 6105
6 Kab. Tana Toraja 6106
7 Kab. Maros 6107
8 Kab. Luwu 6109
9 Kab. Sinjai 6110
10 Kab. Bulukumba 6111
11 Kab. Bantaeng 6112
12 Kab. Jeneponto 6113
13 Kab. Kep. Selayar 6114
14 Kab. Takalar 6115
15 Kab. Barru 6116
16 Kab. Sidereng Rappang 6117
17 Kab. Pangkajene Kepulauan 6118
18 Kab. Soppeng (d/h Watansoppeng) 6119
19 Kab. Enrekang 6121
20 Kab. Luwu Timur (d/h Luwu Selatan) 6122
21 Kab. Luwu Utara 6124
70
22
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
22 Kab. Toraja Utara 6125
23 Kota Makassar 6191
24 Kota Pare-Pare 6192
25 Kota Palopo 6193
26 Kab./Kota Lainnya 6188
PROVINSI SULAWESI UTARA
1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Utara 6200
2 Kab. Minahasa 6202
3 Kab. Bolaang Mongondow 6203
4 Kab. Kepulauan Sangihe 6204
5 Kab. Kepulauan Talaud 6205
6 Kab. Minahasa Selatan 6206
7 Kab. Minahasa Utara 6207
8 Kab. Minahasa Tenggara 6209
9 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6210
10 Kab. Sitaro 6211
11 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 6212
12 Kab. Bolaang Mongondow Timur 6213
13 Kota Manado 6291
14 Kota Kotamobagu 6292
15 Kota Bitung 6293
16 Kota. Tomohon 6294
17 Kab./Kota Lainnya 6288
PROVINSI GORONTALO
1 Kepala Daerah Provinsi Gorontalo 6300
2 Kab. Gorontalo 6301
3 Kab. Boalemo 6302
4 Kab. Bone Bolango 6303
5 Kab. Pohuwato 6304
6 Kab. Gorontalo Utara 6305
7 Kota Gorontalo 6391
8 Kab./Kota Lainnya 6388
PROVINSI SULAWESI BARAT
1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Barat 6400
2 Kab. Polewali Mandar 6401
3 Kab. Majene 6402
4 Kab. Mamasa 6403
5 Kab. Mamuju Utara 6404
6 Kab. Mamuju Tengah 6405
7 Kota Mamuju 6491
8 Kab./Kota Lainnya 6488
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara 6900
71
23
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
2 Kab. Buton 6901
3 Kab. Muna 6903
4 Kab. Kolaka 6904
5 Kab. Wakatobi 6905
6 Kab. Konawe 6906
7 Kab. Konawe Selatan 6907
8 Kab. Bombana 6908
9 Kab. Kolaka Utara 6909
10 Kab. Buton Utara 6910
11 Kab. Konawe Utara 6911
12 Kab. Kolaka Timur 6912
13 Konawe Kepulauan 6913
14 Kota Bau-Bau 6990
15 Kota Kendari 6991
16 Kab./Kota Lainnya 6988
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 Kepala Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat 7100
2 Kab. Lombok Barat 7101
3 Kab. Lombok Tengah 7102
4 Kab. Lombok Timur 7103
5 Kab. Sumbawa 7104
6 Kab. Bima 7105
7 Kab. Dompu 7106
8 Kab. Sumbawa Barat 7107
9 Kab. Lombok Utara 7108
10 Kota Mataram 7191
11 Kota. Bima 7192
12 Kab./Kota Lainnya 7188
PROVINSI BALI
1 Kepala Daerah Provinsi Bali 7200
2 Kab. Buleleng 7201
3 Kab. Jembrana 7202
4 Kab. Tabanan 7203
5 Kab. Badung 7204
6 Kab. Gianyar 7205
7 Kab. Klungkung 7206
8 Kab. Bangli 7207
9 Kab. Karangasem 7208
10 Kota Denpasar 7291
11 Kab./Kota Lainnya 7288
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
1 Kepala Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 7400
2 Kab. Kupang 7401
72
24
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
3 Kab. Timor-Tengah Selatan 7402
4 Kab. Timor-Tengah Utara 7403
5 Kab. Belu 7404
6 Kab. Alor 7405
7 Kab. Flores Timur 7406
8 Kab. Sikka 7407
9 Kab. Ende 7408
10 Kab. Ngada 7409
11 Kab. Manggarai 7410
12 Kab. Sumba Timur 7411
13 Kab. Sumba Barat 7412
14 Kab. Lembata 7413
15 Kab. Rote 7414
16 Kab. Manggarai Barat 7415
17 Kab. Sumba Tengah 7416
18 Kab. Sumba Barat Daya 7417
19 Kab. Manggarai Timur 7418
20 Kab. Nagekeo 7419
21 Kab. Raijua 7420
22 Kab. Malaka 7421
23 Kota Kupang 7491
24 Kab./Kota Lainnya 7488
PROPINSI MALUKU
1 Kepala Daerah Provinsi Maluku 8100
2 Kab. Maluku Tengah 8101
3 Kab. Maluku Tenggara 8102
4 Kab. Maluku Tenggara Barat 8103
5 Kab. Buru 8104
6 Kab. Seram Bagian Barat 8105
7 Kab. Seram Bagian Timur 8106
8 Kab. Kepulauan Aru 8107
9 Kab. Maluku Barat Daya 8108
10 Kab. Buru Selatan 8109
11 Kota Ambon 8191
12 Kota Tual 8192
13 Kab./Kota Lainnya 8188
PROVINSI PAPUA
1 Kepala Daerah Provinsi Papua 8200
2 Kab. Jayapura 8201
3 Kab. Biak Numfor 8202
4 Kab. Yapen-Waropen 8210
5 Kab. Merauke 8211
6 Kab. Paniai 8212
73
25
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
7 Kab. Jayawijaya 8213
8 Kab. Nabire 8214
9 Kab. Mimika 8215
10 Kab. Puncak Jaya 8216
11 Kab. Sarmi 8217
12 Kab. Keerom 8218
13 Kab. Pegunungan Bintang 8221
14 Kab. Yahukimo 8222
15 Kab. Tolikara 8223
16 Kab. Waropen 8224
17 Kab. Boven Digoel 8226
18 Kab. Mappi 8227
19 Kab. Asmat 8228
20 Kab. Supiori 8231
21 Kab. Mamberamo Raya 8232
22 Kab. Dogiyai 8233
23 Kab. Lanny Jaya 8234
24 Kab. Mamberamo Tengah 8235
25 Kab. Nduga Tengah 8236
26 Kab. Yalimo 8237
27 Kab. Puncak 8238
28 Kab. Intan Jaya 8239
29 Kab. Deiyai 8241
30 Kota Jayapura 8291
31 Kab./Kota Lainnya 8288
PROVINSI MALUKU UTARA
1 Kepala Daerah Provinsi Maluku Utara 8300
2 Kab. Halmahera Tengah 8302
3 Kab. Halmahera Utara 8303
4 Kab. Halmahera Timur 8304
5 Kab. Halmahera Barat 8305
6 Kab. Halmahera Selatan 8306
7 Kab. Kepulauan Sula 8307
8 Kab. Pulau Morotai 8308
9 Kab. Pulau Taliabu 8309
10 Kota Ternate 8390
11 Kota Tidore Kepulauan 8391
12 Kab./Kota Lainnya 8388
PROVINSI PAPUA BARAT
1 Kepala Daerah Provinsi Papua Barat 8400
2 Kab. Sorong 8401
3 Kab. Fak-Fak 8402
4 Kab. Manokwari 8403
74
26
NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI
5 Kab. Sorong Selatan 8404
6 Kab. Raja Ampat 8405
7 Kab. Kaimana 8406
8 Kab. Teluk Bintuni 8407
9 Kab. Teluk Wondama 8408
10 Kab. Tembrauw 8409
11 Kab. Maybrat 8410
12 Kab. Pegunungan Arfak 8411
Kab. Manokwari Selatan 8412
Kota Sorong 8491
13 Kab./Kota Lainnya 8488
75
27
VI. Sandi Negara
NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA
1 AFGHANISTAN AF
2 ALBANIA AL
3 ALGERIA/ ALJAZAIR DZ
4 AMERICA SAMOA AS
5 ANDORRA AD
6 ANGOLA AO
7 ANGUILLA AI
8 ANTARCTICA AQ
9 ANTIGUA AND BARBUDA AG
10 ARGENTINA AR
11 ARMENIA AM
12 ARUBA AW
13 AUSTRALIA AU
14 AUSTRIA AT
15 AZERBAIJAN AZ
16 BAHAMAS BS
17 BAHRAIN BH
18 BANGLADESH BD
19 BARBADOS BB
20 BELARUS BY
21 BELGIUM BE
22 BELIZE BZ
23 BENIN BJ
24 BERMUDA BM
25 BHUTAN BT
26 BOLIVIA BO
27 BOSNIA-HERZEGOWINA BA
28 BOTSWANA BW
29 BOUVET ISLAND BV
30 BRAZIL BR
31 BRITISH VIRGIN ISLANDS IO
32 BRUNEI DARUSSALAM BN
33 BULGARIA BG
34 BURKINA FASO BF
35 BURUNDI BI
36 CAMBODIA KH
37 CAMEROON CM
38 CANADA CA
39 CAPE VERDE CV
40 CAYMAN ISLANDS KY
41 CENTRAL AFRICAN REPUBLIC CF
76
28
NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA
42 CHAD TD
43 CHILE CL
44 CHINA CN
45 CHRISTMAS ISLANDS CX
46 COCOS (KEELING) ISLANDS CC
47 COLOMBIA CO
48 COMOROS KM
49 CONGO, REPUBLIC OF CG
50 CONGO, THE DEMOCRATIC REPUBLIC OF THE CD
51 COOK ISLANDS CK
52 COSTA RICA CR
53 COTE D'IVOIRE CI
54 CROATIA HR
55 CUBA CU
56 CYPRUS CY
57 CZECH REPUBLIC CZ
58 DENMARK DK
59 DJIBOUTI DJ
60 DOMONICA DM
61 DOMINICAN REPUBLIC DO
62 EAST TIMOR TL
63 EGYPT EG
64 EL SALVADOR SV
65 ECUADOR EC
66 EQUATORIAL GUINEA GQ
67 ERITREA ER
68 ESTONIA EE
69 ETHIOPIA ET
70 EUROPEAN COMMUNITY
71 FAEROE ISLANDS FO
72 FALKLAND ISLANDS (MALVINAS) FK
73 FIJI FJ
74 FINLAND FI
75 FRANCE FR
76 FRANCE, METROPOLITAN FX
77 FRENCH POLYNESIA PF
78 FRENCH SOUTHERN TERRITORIES TF
79 FRENCH GUIANA GF
80 GABON GA
81 GAMBIA GM
82 GEORGIA GE
83 GERMANY DE
77
29
NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA
84 GHANA GH
85 GIBRALTAR GI
86 GREENLAND GL
87 GRENADA GD
88 GUADELOUPE GP
89 GUAM GU
90 GUATEMALA GT
91 GUERNSEY, C.L GG
92 GUINEA GN
93 GUINEA BISSAU GW
94 GUYANA GY
95 HAITI HT
96 HEARD AND MCDONALD ISLAND HM
97 HONDURAS HN
98 HONGKONG SAR HK
99 HUNGARY HU
100 ICELAND IS
101 INDIA IN
102 INDONESIA ID
103 IRAQ IQ
104 IRAN, ISLAMIC REPUBLIC OF IR
105 IRELAND IE
106 ISLE OF MAN IM
107 ISRAEL IL
108 ITALY IT
109 IVORY COAST CI
110 JAMAICA JM
111 JAPAN JP
112 JERSEY, C.L JE
113 JORDAN JO
114 KAZAKHSTAN KZ
115 KENYA KE
116 KIRIBATI KI
117 KOREA SELATAN KR
118 KOREA UTARA KP
119 KUWAIT KW
120 KYRGYZ REPUBLIC KG
121 LAO PEOPLE'S DEMOC. REP. LA
122 LATVIA LV
123 LEBANON LB
124 LESOTHO LS
125 LIBERIA LR
78
30
NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA
126 LIBYAN ARAB JAMAHIRIYA LY
127 LIECHTENSTEIN LI
128 LITHUANIA LT
129 LUXEMBOURG LU
130 MACAO SAR MO
131 MACEDONIA, FYR OF MK
132 MADAGASCAR MG
133 MALAGASI MG
134 MALAWI MW
135 MALAYSIA MY
136 MALDIVES MV
137 MALI ML
138 MALTA MT
139 MARSHALL ISLANDS MH
140 MARTINIQUE MQ
141 MAURITANIA MR
142 MAURITIUS MU
143 MAYOTTE YT
144 MEXICO MX
145 MICRONESIA, FEDERATED STATE OF FM
146 MOLDOVA, REPUBLIC OF MD
147 MONACO MC
148 MONGOLIA MN
149 MONTSERRAT MS
150 MOROCCO MA
151 MOZAMBIQUE MZ
152 MYANMAR (BURMA) MM
153 NAMIBIA NA
154 NAURU NR
155 NEPAL NP
156 NETHERLANDS NL
157 NETHERLANDS ANTILLES AN
158 NEW CALEDONIA NC
159 NEW ZEALAND NZ
160 NICARAGUA NI
161 NIGER NE
162 NIGERIA NG
163 NIEUE ISLAND NU
164 NORFOLK ISLANDS NF
165 NORTHERN MARIANA ISLAND MP
166 NORWAY NO
167 OMAN OM
79
31
NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA
168 PAKISTAN PK
169 PALAU PW
170 PANAMA PA
171 PAPUA NEW GUINEA PG
172 PARAGUAY PY
173 PERU PE
174 PHILIPPINES PH
175 PITCAIRN ISLANDS PN
176 POLAND PL
177 PORTUGAL PT
178 PUERTO RICO PR
179 QATAR QA
180 REUNION RE
181 ROMANIA RO
182 RUSSIAN FEDERATION RU
183 RWANDA RW
184 SAINT LUCIA LC
185 SAMOA WS
186 SAN MARINO SM
187 SAO TOME & PRINCIPE ST
188 SAUDI ARABIA SA
189 SENEGAL SN
190 SEYCHELLES SC
191 SIERA LEONER SL
192 SINGAPORE SG
193 SLOVAKIA (SLOVAK REPUBLIC) SK
194 SLOVENIA SI
195 SOLOMON ISLANDS SB
196 SOMALIA SO
197 SOUTH AFRICA ZA
198 SOUTH GEORGIA AND THE SOUTH SANDWICH ISLAND
GS
199 SPAIN ES
200 SRI LANGKA/CEYLON LK
201 ST. HELENA SH
202 ST. KITT AND NEVIS KN
203 ST. PIERRE & MIQUELON PM
204 ST. VINCENT & THE GRENADES VC
205 SUDAN SD
206 SURINAME SR
207 SVALBARD AND JAN MAYEN ISLAND SJ
208 SWAZILAND SZ
80
32
NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA
209 SWEDEN SE
210 SWITZERLAND CH
211 SYRIAN ARAB REPUBLIC SY
212 TAIWAN/REP. OF CHINA/PROVINCE OF CHINA TW
213 TAJIKISTAN TJ
214 TANZANIA (TAGANZICA & ZANZIBAR) TZ
215 THAILAND TH
216 TOGO TG
217 TOKELAU ISLAND TK
218 TONGA TO
219 TRINIDAD & TOBAGO TT
220 TUNISIA TN
221 TURKEY TR
222 TURKMENISTAN TM
223 TURKS & CAICOS ISLAND TC
224 TUVALU TV
225 UGANDA UG
226 UKRAINE UA
227 UNITED ARAB EMIRAT AE
228 UNITED KINGDOM (INGGRIS) GB
229 UNITED STATES OF AMERICA US
230 URUGUAY UY
231 US MINOR OUTLYING ISLANDS UM
232 UZBEKISTAN UZ
233 VANUATU VU
234 VATICAN CITY STATE (HOLY SEE) VA
235 VENEZUELA VE
236 VIETNAM VN
237 VIRGIN ISLANDS (BRITISH) VG
238 VIRGIN ISLANDS (US) VI
239 WALLIS AND FUTUNA ISLANDS WF
240 WEST AFRICA XO
241 WESTERN SAHARA EH
242 YEMEN YE
243 YUGOSLAVIA YU
244 YUNANI (lihat Greece) GR
245 ZAMBIA ZM
246 ZIMBABWE ZW
247 LEMBAGA INTERNASIONAL XX
248 LAINNYA N1
81
33
VII. Sandi Tujuan Transaksi
NO. JENIS TRANSAKSI SANDI TUJUAN TRANSAKSI
1 Usaha 1
2 Non Usaha - Pendidikan 2
3 Non Usaha - Lainnya 3
BANK INDONESIA,
ROSMAYA HADI
KEPALA DEPARTEMEN KEBIJAKAN DAN
PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN
82
1
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 16/1/DKSP TANGGAL 10 JANUARI 2014
PERIHAL
LAPORAN PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA
OLEH PENYELENGGARA TRANSFER DANA BADAN
USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK
SECARA ON-LINE
PETUNJUK TEKNIS APLIKASI LAPORAN
83
2
Bab 1
KETERANGAN UMUM
CARA PENGISIAN
Character dan Numeric
84
3
KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN
Character
- Rata kiri, sisa di belakangnya diisi spasi.
- Apabila dikosongkan diisi spasi sebanyak jumlah panjang field.
Contoh: Sandi Pelapor character 9, misalnya 123456789.
Numeric
- Angka di depan desimal diisi rata kanan, dan sisa di depannya diisi ‘0’.
- Angka di belakang desimal diisi rata kiri, dan sisa di belakangnya diisi
‘0’.
- Rata kanan, apabila dinolkan maka diisi ‘0’ sebanyak panjang field.
Contoh: Volume numeric (9), misalnya Rp1000, cara mengisi:
000001000.
85
4
Bab 2
SISTEM VALIDASI
Header dan Content
86
5
RECORD HEADER
PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA OLEH BADAN USAHAN
BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK
Record Header
a. Sandi pelapor
Type Character (9)
Validasi:
- Sesuai daftar sandi pelapor.
- Berisi 9 (sembilan) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
b. Jenis Periode Laporan
Sandi:
Monthly ‘M’
Type Character (1)
Validasi:
- Diisi jenis periode laporan sebanyak 1 (satu) digit sesuai sandi di
atas.
- Selain sandi di atas maka ditolak.
- Validasi berdasarkan Jenis Laporan dan No. Form.
c. Periode Data Laporan
Type Sysdate (8)
Validasi:
- Diisi 8 (delapan) digit periode laporan
- Mekanisme pengisian sebagai berikut:
- Diisi untuk 4 (empat) digit pertama yyyy, 2 digit selanjutnya diisi 01,
02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10, 11 atau 12, 2 digit terakhir diisi
01. Selain itu ditolak.
Contoh:
Perusahaan A menyampaikan data laporan bulan Juni 2013 yang
disampaikan di bulan Juli 2013, maka kolom ini diisi dengan
20130601.
- Berisi 8 (delapan) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
87
6
d. Jenis Laporan
Sandi jenis laporan:
Penyelenggara Transfer Dana Bukan Bank: G
Type Character (1)
Validasi:
- Diisi dengan sandi jenis laporan: G
- Selain sandi diatas maka ditolak.
e. Nomor Form
Type Character (4)
Validasi:
- Hanya berisi nomor form yang dilaporkan, di luar itu ditolak.
Contoh: untuk form Transaksi Transfer Dana dari Indonesia ke Luar
Negeri diisi ‘0001’.
f. Jumlah Record Isi
Type Numeric (9)
Validasi:
- Berisi jumlah record yang dilaporkan.
- Berisi 9 (sembilan) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
- Harus sesuai dengan jumlah record transaksi.
88
7
Form G0001
Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar
Negeri
Record Isi
1. Kota/Kabupaten Asal Pengiriman
Type Character (4)
Validasi:
- Diisi sesuai lampiran sandi Lokasi (Dati I/II).
- Berisi 4 (empat) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
2. Negara Tujuan Pengiriman
Type Character (2)
Validasi:
- Diisi sesuai lampiran sandi Negara.
- Berisi 2 (dua) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
3. Nama Penerima
Type Character (50)
Validasi:
- Diisi nama penerima transfer dana.
- Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak.
4. Nama Pengirim
Type Character (50)
Validasi:
- Diisi nama pengirim uang.
- Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak.
5. Volume/Frekuensi Transaksi
Type Numeric (12)
Validasi:
- Diisi sebanyak 12 (dua belas) digit volume/frekuensi banyaknya
transaksi.
89
8
6. Nominal transaksi
Type Numeric (15)
Validasi:
- Diisi sebanyak 15 (lima belas) digit nilai nominal masing-masing
transaksi dalam satuan penuh Rupiah.
7. Tujuan Transaksi
Sandi Tujuan Transaksi:
Usaha 1
Non Usaha – Pendidikan 2
Non Usaha – Lainnya 3
Type Character (1)
Validasi:
- Diisi sesuai sandi tujuan transaksi, selain sandi di atas ditolak.
- Berisi 1 (satu) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
90
9
Form G0002
Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri ke Indonesia
Record Isi
1. Negara Asal Pengiriman
Type Character (2)
Validasi:
- Diisi sesuai lampiran sandi Negara.
- Berisi 2 (dua) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
2. Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman
Type Character (4)
Validasi:
- Diisi sesuai lampiran sandi Lokasi (Dati I/II).
- Berisi 4 (empat) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
3. Nama Penerima
Type Character (50)
Validasi:
- Diisi nama penerima transfer dana.
- Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak.
4. Nama Pengirim
Type Character (50)
Validasi:
- Diisi nama transfer dana.
- Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak.
5. Volume/Frekuensi Transaksi
Type Numeric (12)
Validasi:
- Diisi sebanyak 12 (dua belas) digit volume/frekuensi banyaknya
transaksi.
91
10
6. Nominal transaksi
Type Numeric (15)
Validasi:
- Diisi sebanyak 15 (lima belas) digit nilai nominal masing-masing
transaksi dalam satuan penuh Rupiah.
92
11
Form G0003
Transaksi Transfer Dana di dalam Wilayah Republik Indonesia
Record Isi
1. Kota/Kabupaten Asal Pengiriman
Type Character (4)
Validasi:
- Diisi sesuai lampiran sandi Lokasi (Dati I/II).
- Berisi 4 (empat) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
2. Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman
Type Character (4)
Validasi:
- Diisi sesuai lampiran sandi Lokasi (Dati I/II).
- Berisi 4 (empat) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
3. Nama Penerima
Type Character (50)
Validasi:
- Diisi nama penerima transfer dana.
- Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak.
4. Nama Pengirim
Type Character (50)
Validasi:
- Diisi nama transfer dana.
- Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak.
5. Volume/Frekuensi Transaksi
Type Numeric (12)
Validasi:
- Diisi sebanyak 12 (dua belas) digit volume/frekuensi banyaknya
transaksi.
93
12
6. Nominal transaksi
Type Numeric (15)
Validasi:
- Diisi sebanyak 15 (lima belas) digit nilai nominal masing-masing
transaksi dalam satuan penuh Rupiah.
7. Tujuan Transaksi
Sandi Tujuan Transaksi:
Usaha 1
Non Usaha – Pendidikan 2
Non Usaha – Lainnya 3
Type Character (1)
Validasi:
- Diisi sesuai sandi tujuan transaksi, selain sandi di atas ditolak.
- Berisi 1 (satu) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak.
94
13
Bab 3
INFORMASI POKOK
PELAPOR
95
14
Informasi Pokok Pelapor Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Transfer
Dana oleh Penyelenggara Transfer Dana Bukan Bank
Nama Pelapor :
Sandi Pelapor :
Alamat :
Nama Kota :
Penanggung jawab Laporan
a. Nama :
b. Nomor Telepon :
c. Nomor Faks :
d. E-mail :
96
15
Bab 4
TEKNIS PENYAMPAIAN
LAPORAN
Akses dan Penggunaan
97
16
A. KETERANGAN SIMBOL
Pada saat login ke dalam sistem senantiasa akan tampil ikon atau
simbol seperti disampaikan di bawah ini:
Simbol Keterangan
Untuk menambahkan data baru, dan akan menampilkan Form inputan sesuai dengan menu masing-masing.
Ada 2 fungsi: 1. Digunakan untuk menyimpan data ke dalam database.
2. Digunakan untuk melakukan pengkinian data.
Untuk kembali ke tampilan sebelumnya.
Untuk menghapus data.
Untuk mencari data.
Untuk mengirim data ke dalam database.
Untuk memilih tanggal data.
Untuk kembali ke halaman awal paging.
Untuk kembali 10 (sepuluh) halaman dalam paging.
Untuk kembali 1 (satu) halaman dalam paging.
Untuk maju 1 (satu) halaman dalam paging.
Untuk maju 10 (sepuluh) halaman dalam paging.
Untuk maju ke halaman paling akhir.
Untuk memilih file yang berada dalam komputer.
Untuk mengunggah data ke server.
Untuk melihat jadwal pelaporan.
Untuk melihat semua list form.
98
17
B. Tahapan Awal
1. Mengakses Aplikasi
a. Untuk mengakses aplikasi dilakukan dengan membuka Internet
Explorer (IE) dengan minimum series adalah series 6.0, aplikasi
LTDBB tidak dapat dibuka apabila menggunakan IE di bawah
series 6.0.
b. Ketik alamat link untuk masuk ke dalam web LTDBB dengan link
saat ini adalah https://www.bi.go.id/lkpbuv2.
c. Isi User ID dan password yang dimiliki kemudian klik “OK”.
Dalam hal belum memiliki User ID dan password Pelapor harus
mendaftar sebagai Pelapor baru melalui menu Sign Up dengan
meng-klik “Sign Up”.
2. Sign Up
Menu ini digunakan untuk mendaftar sebagai Pelapor baru.
a. Pelapor mengisi data sesuai dengan gambar 5.1.
b. Setelah data terisi klik tombol “Submit”.
Gambar 5.1.
99
18
c. Apabila data telah diisi dengan benar maka muncul
pemberitahuan sesuai gambar 5.2.
3. Login
a. Pelapor mengisi User ID dan password yang dimiliki pada menu
“Login page” sesuai gambar 5.3. User ID berupa kombinasi
antara numeric dan character, sedangkan password terdiri dari
paling sedikit 12 (dua belas) digit yang merupakan kombinasi
antara numeric dan character.
b. Pengisian password dilakukan menggunakan keyboard yang
disediakan dalam web dengan cara meng-klik lambang keyboard
pada sisi kanan kolom password, sesuai dengan gambar 5.4.
Gambar 5.4.
Gambar 5.3.
Gambar 5.2.
100
19
Pengisian password dengan menggunakan keyboard
sebagaimana gambar 5.4. dilakukan dengan meng-klik character
atau numeric pada keyboard.
c. Dalam hal Pelapor melakukan pengisian User ID atau password
yang tidak sesuai atau gagal aplikasi akan memberi peringatan
secara otomatis seperti gambar 5.5.
Dalam hal terjadi kesalahan atau kegagalan pengisian User ID
atau password, Pelapor dapat melakukan pengisian ulang User
ID atau password.
4. Menu Utama
Menu utama (home page) LTDBB dapat ditampilkan setelah
pengisian User ID atau password berhasil dilakukan seperti gambar
5.6.
Gambar 5.5.
Gambar 5.6.
101
20
a. Beranda
Menu “Beranda” digunakan untuk mengunggah data dan
absensi seperti gambar 5.7.
1) Unggah
Menu “Unggah” digunakan untuk melaporkan data secara Off-
Line. Pelapor dapat mengunggah satu per satu data atau
dengan langsung mengunggah 5 (lima) data Pelapor seperti
gambar 5.8.
Gambar 5.7.
Gambar 5.8.
102
21
a) Mengunggah Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan
Bank dari Indonesia ke Luar Negeri
Untuk mengunggah Data Transaksi Transfer Dana Bukan
Bank dari Indonesia ke Luar Negeri Pelapor melakukan
hal-hal sebagai berikut:
i. pada template form Data Transaksi Transfer Dana
Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri, lakukan
pengisian data seperti pada gambar 5.9.
ii. Simpan file dalam format CSV dengan nama file terdiri
dari 23 (dua puluh tiga) digit sebagai berikut :
9 digit 1 digit 4 digit 2 digit 2 digit 5 digit
sandi user M tahun bulan 01 D0001
Contoh:
889977858M20121001G0001.csv, yaitu nama file
untuk transaksi Transfer Dana (form G0001) Pelapor
dengan sandi user 889977858, yang disampaikan pada
periode laporan Oktober 2013.
Gambar 5.9.
103
22
iii. Untuk mengunggah transaksi Transfer Dana Bukan
Bank dari Indonesia ke Luar Negeri, pilih lokasi
dimana file yang akan di-upload seperti pada gambar
5.11.
Setelah data yang akan diunggah telah dipilih Pelapor
dapat meng-klik tombol “Unggah”. Pelapor dapat
melihat masa Laporan dengan cara meng-klik tombol
“Waktu Pelaporan” untuk melihat jadwal pelaporan,
tutup pelaporan, masa koreksi, dan tutup masa
koreksi.
Gambar 5.10.
Gambar 5.11.
104
23
Apabila pengunggahan telah dilakukan dengan benar,
maka hasil dari yang telah diunggah akan diberikan
keterangan. Kemudian klik “Lanjut”, seperti pada
gambar 5.12.
Apabila terdapat kesalahan pada nama file yang
diunggah, maka akan muncul keterangan mengenai
kesalahan dalam mengunggah seperti pada gambar
5.13. Pelapor dapat melakukan pengulangan unggah
data yang telah diperbaiki.
Gambar 5.12.
Gambar 5.13.
105
24
Pelapor dapat mengetahui waktu dan jadwal
pelaporan, jadwal koreksi, serta jadwal tutup koreksi
pada menu “Waktu Pelaporan”, seperti pada gambar
5.14.
b) Unggah Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank
Dari Luar Negeri Ke Indonesia
Untuk mengunggah Data Transaksi Transfer Dana Bukan
Bank dari Luar Negeri Ke Indonesia Pelapor melakukan
hal-hal sebagai berikut:
i. Pada template form Data Transaksi Transfer Dana
Bukan Bank dari Luar Negeri Ke Indonesia, lakukan
pengisian data seperti pada gambar 5.15.
Gambar 5.14.
Gambar 5.15.
106
25
ii. Simpan file dalam format CSV dengan nama file terdiri
dari 23 (dua puluh tiga) digit sebagai berikut:
9 digit 1 digit 4 digit 2 digit 2 digit 5 digit
sandi user M tahun bulan 01 D0001
Contoh:
889977858M20121001G0002.csv, yaitu nama file
untuk transaksi Transfer Dana (form G0002) Pelapor
dengan sandi user 889977858, yang disampaikan pada
periode laporan Oktober 2013.
iii. Untuk mengunggah transaksi Transfer Dana Bukan
Bank dari Indonesia ke Luar Negeri, pilih lokasi
dimana file yang akan diunggah seperti pada gambar
5.17.
Gambar 5.16.
107
26
Setelah data yang akan diunggah telah dipilih Pelapor
dapat meng-klik tombol “Unggah”. Pelapor dapat
melihat masa Laporan dengan cara meng-klik tombol
“Waktu Pelaporan” untuk melihat jadwal pelaporan,
tutup pelaporan, masa koreksi, dan tutup masa
koreksi.
Apabila pengunggahan telah dilakukan dengan benar,
maka hasil dari yang telah diunggah akan diberikan
keterangan. Kemudian klik “Lanjut”, seperti pada
gambar 5.12.
Apabila terdapat kesalahan pada nama file yang
diunggah, maka akan muncul keterangan mengenai
kesalahan dalam mengunggah seperti pada gambar
5.13. Pelapor dapat melakukan pengulangan unggah
data yang telah diperbaiki.
Pelapor dapat mengetahui waktu dan jadwal
pelaporan, jadwal koreksi, serta jadwal tutup koreksi
pada menu “Waktu Pelaporan”, seperti pada gambar
5.14.
c) Unggah Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank
dalam Wilayah Republik Indonesia
Untuk mengunggah Data Transaksi Transfer Dana Bukan
Bank dalam Wilayah Republik Indonesia adalah sebagai
berikut:
Gambar 5.17.
108
27
i. Pada template form Data Transaksi Pengiriman di
dalam Wilayah Republik Indonesia, lakukan pengisian
data seperti pada gambar 5.18.
ii. Simpan file dalam format CSV dengan nama file terdiri
dari 23 (dua puluh tiga) digit sebagai berikut:
9 digit 1 digit 4 digit 2 digit 2 digit 5 digit
sandi user M tahun bulan 01 D0001
Contoh:
889977858M20121001G0003.csv, yaitu nama file
untuk transaksi Transfer Dana (form G0003) Pelapor
dengan sandi user 889977858, yang disampaikan pada
periode Laporan Oktober 2013.
Gambar 5.18.
Gambar 5.19.
109
28
iii. Untuk mengunggah transaksi Data Transaksi Transfer
Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia,
pilih lokasi dimana file yang akan diunggah.
Setelah data yang akan diunggah telah dipilih Pelapor
dapat meng-klik tombol “Unggah”. Pelapor dapat
melihat masa Laporan dengan cara meng-klik tombol
“Waktu Pelaporan” untuk melihat jadwal pelaporan,
tutup pelaporan, masa koreksi, dan tutup masa
koreksi.
Apabila pengunggahan telah dilakukan dengan benar,
maka hasil dari yang telah diunggah akan diberikan
keterangan. Kemudian klik “Lanjut”, seperti pada
gambar 5.12.
Apabila terdapat kesalahan pada nama file yang
diunggah, maka akan muncul keterangan mengenai
kesalahan dalam mengunggah seperti pada gambar
5.13. Pelapor dapat melakukan pengulangan unggah
data yang telah diperbaiki.
Pelapor dapat mengetahui waktu dan jadwal
pelaporan, jadwal koreksi, serta jadwal tutup koreksi
pada menu “Waktu Pelaporan”, seperti pada gambar
5.14.
b. Absensi
1) Rekap Laporan Absensi
Menu Rekap Laporan Absensi digunakan untuk melihat data
yang telah dikirim atau yang telah diunggah seperti pada
gambar 5.20.
110
29
Pada menu “Rekap Laporan Absensi” harus diperhatikan
mengenai Periode dan Jenis Laporannya dengan cara memilih
Periode dan Jenis Laporan, kemudian Pelapor dapat meng-klik
“Pilih” maka akan muncul penjelasan mengenai absensi
laporan yang sudah ataupun yang belum dikirim.
Keterangan:
= Pelapor belum mengirimkan laporannya.
= Belum kirim (optional kirim).
= Laporan yang sudah diunggah/dikirim berhasil
divalidasi.
= Laporan yang sudah diunggah/dikirim berhasil
divalidasi tetapi terlambat.
= Laporan tidak wajib untuk diunggah/dikirim.
= Laporan yang sudah diunggah/dikirim tidak lolos
validasi.
Gambar 5.20.
Gambar 5.21.
111
30
= Laporan sedang divalidasi.
= Laporan siap dikirim.
= Laporan sedang melakukan validasi teknis.
= Laporan yang lolos validasi teknis dan menunggu
validasi antar form.
Menu ini berfungsi untuk melihat data absensi apakah
laporannya tersebut berhasil divalidasi atau tidak dan untuk
melihat pelaporan mana saja yang belum diunggah atau
dikirim.
Apabila Pelapor dapat melihat lebih masing-masing form
dengan meng-klik “Jenis Laporan” seperti pada gambar 5.22.
Apabila ingin mengetahui data secara lengkap Pelapor dapat
memilih data mana yang akan dilihat kemudian klik Lihat
Data, tampilan yang akan muncul adalah seperti pada gambar
5.23.
Gambar 5.22.
112
31
Form tersebut akan secara terperinci terlihat pada kolom
bawah seperti pada gambar 5.23, apabila Pelapor akan
melihat data tersebut secara keseluruhan yang harus
dilakukan adalah dengan men-gklik simbol yang berada
pada kolom Valid seperti pada gambar 5.24.
Apabila Pelapor ingin melihat hasil Laporan berdasarkan pada
tampilan keseluruhan sesuai dengan yang tampil pada web,
Pelapor dapat meng-klik “Cetak Report”.
5. Pengaturan
Menu “Pengaturan” digunakan untuk melakukan pengaturan
password dan Informasi Pokok Pelapor.
Informasi Pokok Pelapor berfungsi sebagai kelengkapan data diri
Pelapor sehingga memudahkan User untuk mengetahui mengenai
data diri Pelapor dan perusahaan yang dilaporkan datanya seperti
pada gambar 5.25.
Gambar 5.23.
Gambar 5.24.
113
32
6. Bantuan
Menu “Bantuan” seperti pada gambar 5.26 digunakan untuk:
a. mengunduh aplikasi, table ref, juknis, ketentuan, dan tutorial
melalui menu “Unduh”;
b. menghubungi PIC aplikasi LTDBB melalui menu “Hubungi
Kami”;
c. melihat menu “Versi Web”;
d. melakukan korespondesi melalui menu “Daftar Pesan”;
e. melihat menu “Peta Situs”; dan
f. melihat menu “Info Kurs Tengah BI”.
Gambar 5.25.
Gambar 5.26.
114
33
7. Logout
Menu ini adalah menu untuk menutup aplikasi dan kembali ke
halaman Web Log In.
BANK INDONESIA,
ROSMAYA HADI
KEPALA DEPARTEMEN KEBIJAKAN DAN
PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN
115