klt dede sri nurhayati

8
A. Tujuan Menentukan Rf hasil kromatografi lapis tipis kafein pada obat paramex B. Dasar Teori Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan peramabatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen- komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber). Rf atau Retardation Factor merupakan parameter berapa jauh zat yang akan dipisahkan bergerak dibandingkan dengan gerakan dari fase mobile pada waktu yang sama. Pada fase diam, jika dilihat mekanisme pemisahan, fase diam dikelompokkan: a. Kromatogarfi serapan (Silika gel, alumina, keiselguhr)

Upload: hideky-naara

Post on 13-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KLT Dede Sri Nurhayati

A. Tujuan

Menentukan Rf hasil kromatografi lapis tipis kafein pada obat paramex

B. Dasar Teori

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan

kecepatan peramabatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi,

komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam

dan fase gerak.

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan

banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran

plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel,

alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada

lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu,

bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang

tertutup (Chamber).

Rf atau Retardation Factor merupakan parameter berapa jauh zat yang

akan dipisahkan bergerak dibandingkan dengan gerakan dari fase mobile pada

waktu yang sama.

Pada fase diam, jika dilihat mekanisme pemisahan, fase diam dikelompokkan:

a.    Kromatogarfi serapan (Silika gel, alumina, keiselguhr)

b.    Kromatografi partisi (Selulosa, keiselguhr, silika gel)

c.    Kromatografi penukar ion (Penukar ion selulosa, resina penukat ion)

d.    Kromatografi gel (Sephadex, Biogel)

Pada fase gerak pada proses serapan, yang terjadi jika menggunakan

silika gel, alumina dan fase diam lainnya, pemilihan pelarut mengikuti aturan

kromatografi kolom serapan.

Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid, yaitu

senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan banyak

ditemukan dalam tanaman.

Page 2: KLT Dede Sri Nurhayati

C. Alat dan Bahan

Alat

- Chamber

- Plat silica gel

- Kaca

- Gelas kimia

- Pipa kapiler

- Batang pengaduk

- Corong pisah

Bahan

- Kafein

- Paramex

- Pereaksi dragendorft

- Methanol

- Kloroform

D. Prosedur

- Sediakan alat dan bahan.

- Silica dimasukan kedalam oven selama 15 menit dengan suhu 150°C

kemudian masukan kedalam desikator.

- Lalu diberi garis lurus dimasing-masing ujung silica enggunakan pensil.

Jarak masing-masing garis yaitu 1 cm.

- Ambil 45 ml larutan kloroform dan 5 ml larutan methanol kemudian

masukan kedalam corong pisah sedikit demi sedikit.

- Kemudian masukan sedikit kedalam chamber lalu dijenuhan hingga

terbentuk butir-butir air didinding gelas.

- Larutkan sampel dengan pelarut yang sesuai. Untuk sampel obat paramex

dilarutan terlebih dahulu dengan kloroform.

- Larutkan juga kafein murni dengan kloroform

- Lalu totolkan berulang kali ke silica yang telah diberi tanda. Diberi jarak

untuk membedakan kafein murni dengan paramex.

- Kemudian masukan silica gel kedalam chamber yang telah dijenuhkan.

- Tutup chamber kemudian amati fase gerakanya.

Page 3: KLT Dede Sri Nurhayati

- Rumus menghitung Rf

Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen

Jarak yang ditempuh oleh pelarut

E. Data Hasil Pengamatan

Gambar

Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen

Jarak yang ditempuh oleh pelarut

Kafein murni

Rf = 6,4 = 0,78 cm

8,2

Paramex

Rf = 7,1 = 0,86 cm

8,2

F. Pembahasan

Pada percobaan ini, tehnik kromatografi lapis tipis yang digunakan

adalah suatu plat tipis (aluminium) yang fungsinya untuk tempat berjalannya

adsorbens sehingga proses migrasi analit oleh solventnya bisa berjalan. Sampel

yang digunakan yaitu paramex dimana mepunyai kandungan kafein.

Paramex diekstraksi atau dilarutan dengan kloroform untuk meanarik zat

yang larut dalam kloroform diantaranya adalah kafein. Pelarut yang digunakan

adalah dengan kloroform karena dalam suasana asam kelarutan kafein dalam

kloroform lebih besar dari kelarutan dalam air.

Plat yang sudah ditotolkan sampel kemudian dimasukan kedalam

chamber,dan diamati fase geraknya. Hamper melewati batas atas plat diambil,

Page 4: KLT Dede Sri Nurhayati

dan hassilnya tidak terlihat adanya bercak atau noda pada plat tersebut. Untuk

melihat bercak plat dideteksi menggunakan sinar UV dan terlihat je;as adanya

bercak pada plat tersebut.

Noda berwarna violet karena pada struktur molekul kafein terdapat

gugus kromofor atau ikatan terkonjugassi yang menyerap energy sehingga

mengalami eksitasi, dimana setelah molekul mengalami eksitasi ketingkat

energy lebih tinggi maka akan kembali ke keadaan semula dan memancarkan

energy yang terdeteksi oleh instrument.

Dideteksi menggunakan sinar UV karena kafein dan pelarut merukan

larutan yang tidak berwarna dan tidak dapat dilihat dengan kasat mata,dengan

menggunakan sinar UV dapat terlihat adanya noda atau bercak yang

menunjukan pemisahan anatara fase diam dan fasse geraknya atau terjadi

interaksi sinar dengan indicator.

Plat dicoba di semprot dengan menggunakan pereaksi dragendorft.

Setelah disemprotkan berkali-kali bercak atau noda tersebut tidak terlihat sama

sekali. Tidak adanya noda setelah disemprotkan pereaksi dragendorft karena

pereaksi yang digunakan bukan untuk KLT melainkan untuk identifikasi

golongan alkaloid.

Pada percobaan ini didapatkan nilai Rf pada kafein murni yaitu 0,78 cm

sedangkan pada paramex yaitu 0,86.

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dari percobaan diatas,

maka dapat disimpulkan yaitu Tehnik pemisahan dengan kromatografi lapis tipis

merupakan tehnik pemisahan kromatografi planar dimana zat – zat dipisahkan

berdasarkan perbedaan migrasi solute/ zat terlarut antara dua fase (fase gerak

dan fase diamn). Dimana fase diamnya/ adsorbensnya dilapisi dengan plat tipis

(aluminium) sebagai penunjang adsorbennya dan nilai Rf yang didapatkan

adalah nilai Rf kafein murni yaitu 0,78 cm dan pada paramex yaitu 0,86 cm.

Page 5: KLT Dede Sri Nurhayati

H. Daftar Pustaka

Fatein. 2009.Pemisahan senyawa organic ekstraksi isolasi kafein dari teh. From

http://fatein.blogspot.com/2012/07/pemisahan-senyawa-organik-ekstaksi-isolasi-

kafein-dari-teh.html

(diakses pada tanggal 28 november 2012 pukul 19.15)

Meliaivanawijaya. 2012. Kromatografi lapis tipis. From

http://meliaivanawijaya.blogspot.com/2012/03/kromatografi-lapis-tipis-klt.html

(diakses pada tanggal 28 november 2012 pukul 19.24)

Robaniryo. 2010. Kromatogarfi lapis tipis. From

http://robbaniryo.com/2010/ilmu-kimia/kromatografi-lapis-tipis-klt/

(diakses pada tanggal 28november 2012 pukul 19.30) 

Nurul. 2012. Laporan lengkap kromatografi lapis tipis. From

http://nurul.blogspot.com/2012/05/laporan-lengkap-kromatografi-lapis.html

(diakses pada tanggal 28 november 2012 pukul 19.33)

Shofi. 2012. Kromatografi kolom dan kromatogarfi . From

http://shofi.blogspot.com/2012/07/kromatografi-kolom-dan-kromatografi.html

(diakses pada tanggal 28 november 2012 pukul 19.45)

Hati. 2009. Kromatografi lapis tipis. From

http://hati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html

(diakses pada tanggal 28 november 2012 pukul 19.55)