klofazimin

2
Klofazimin Klofazimin merupakan turunan fenazin yang efektif terhadap basil lepra. Kedudukan obat ini sekarang ialah sebagai pengganti dalam kombinasi dengan rifampisin bila basil lepra sudah resisten tehadap dapson. Obat ini tidak saja efektif untuk lepra jenis lepromatosis, tetapi juga memiliki antiradang sehingga dapat mencegah timbulnya eritema nodusum. Akhir-akhir ini banyak bukti yang menunjukkan bahwa klofozamin dapat menekan ekserbasi lepromatosis. Pada pemberial oral, obat ini diserap dan di timbun dalam jaringan tubuh. Keadaan ini memungkinkan pemberian obat secara berkala dengan jarak waktu antar dosis minggu atau lebih. !fek bakterisid klofozamin baru terlihat setelah "# hari terapi. $osis klofazimin untuk segala bentuk lepra ialah %## mg sehari. &ntuk mengendalikan reaksi lepromatosis mungkin diperlukan dosis sampai ' kali %## mg sehari, yang harus segera dikurangi bila timbul keluhan saluran cerna. Kulit dapat mengalami pigmentasi merah dan hitam yang mengganggu bagi pasien berkulit putih. Klofozamin tersedia sebagai kapsul %## mg Obat ini mulai dipakai sebagai alat obat kusta pada tahun %() oleh *+O dan OO/!+0!12. $osis sebagai antikusta ialah "# mg setiap hari atau %## mg selang sehari, atau ' 3 %## mg setiap minggu. 4uga bersifat antiin5amasi sehingga dapat dipakai penanggulangan ! 2 dengan dosis lebih yaitu ## 6 '## mg7hari namun awitan kerja baru timbul setelah -' minggu. +esistensi pertama pada saatu kasus dibuktikan pada tahun %(8. !fek sampingnya ialah warna merah keciklatan pada kulit, dan warna kekuningan pada sclera, sehingga mirip icterus, apalagi pada dosis tinggi, yang sering merupakan masalah ketaatan berobat penderita. al tersebut disebabkan karena klofozamin adalah zat warna dan dideposit terutama pada sel system retikuloendotelial, mukosa dan kulit. Pigmentasi bersifat re9ersible, meskipun menghilangnya lambat sejak obat dihentikan. !fek samping lain yang hanya terjadi dalam dosis tinggi yakni nyeri abdomen, nausea, diare, anoreksia, dan 9omitus. :elain itu dapat penurunan berat badan. Protionamid $osis diberikan "-%# mg7kg berat badan setiap hari, dan untuk 1ndonesia obat ini tidak atau jarang dipakai. $istribusi protionamid tidak merata sehingga kadar hambatnya sulit ditentukan

Upload: lodewyk-kefas-joshoa

Post on 01-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Klofazimin Klofazimin merupakan turunan fenazin yang efektif terhadap basil lepra. Kedudukan obat ini sekarang ialah sebagai pengganti dalam kombinasi dengan rifampisin bila basil lepra sudah resisten tehadap dapson. Obat ini tidak saja efektif untuk lepra jenis lepromatosis, tetapi juga memiliki antiradang sehingga dapat mencegah timbulnya eritema nodusum. Akhir-akhir ini banyak bukti yang menunjukkan bahwa klofozamin dapat menekan ekserbasi lepromatosis.Pada pemberial oral, obat ini diserap dan di timbun dalam jaringan tubuh. Keadaan ini memungkinkan pemberian obat secara berkala dengan jarak waktu antar dosis 2 minggu atau lebih. Efek bakterisid klofozamin baru terlihat setelah 50 hari terapi. Dosis klofazimin untuk segala bentuk lepra ialah 100 mg sehari. Untuk mengendalikan reaksi lepromatosis mungkin diperlukan dosis sampai 3 kali 100 mg sehari, yang harus segera dikurangi bila timbul keluhan saluran cerna. Kulit dapat mengalami pigmentasi merah dan hitam yang mengganggu bagi pasien berkulit putih. Klofozamin tersedia sebagai kapsul 100 mg

Obat ini mulai dipakai sebagai alat obat kusta pada tahun 1962 oleh BROWN dan HOOGERZEIL. Dosis sebagai antikusta ialah 50 mg setiap hari atau 100 mg selang sehari, atau 3 x 100 mg setiap minggu. Juga bersifat antiinflamasi sehingga dapat dipakai penanggulangan ENL dengan dosis lebih yaitu 200 300 mg/hari namun awitan kerja baru timbul setelah 2-3 minggu. Resistensi pertama pada saatu kasus dibuktikan pada tahun 1982. Efek sampingnya ialah warna merah keciklatan pada kulit, dan warna kekuningan pada sclera, sehingga mirip icterus, apalagi pada dosis tinggi, yang sering merupakan masalah ketaatan berobat penderita. Hal tersebut disebabkan karena klofozamin adalah zat warna dan dideposit terutama pada sel system retikuloendotelial, mukosa dan kulit. Pigmentasi bersifat reversible, meskipun menghilangnya lambat sejak obat dihentikan. Efek samping lain yang hanya terjadi dalam dosis tinggi yakni nyeri abdomen, nausea, diare, anoreksia, dan vomitus. Selain itu dapat penurunan berat badan.

ProtionamidDosis diberikan 5-10 mg/kg berat badan setiap hari, dan untuk Indonesia obat ini tidak atau jarang dipakai. Distribusi protionamid tidak merata sehingga kadar hambatnya sulit ditentukan