kliping masalah perbankan

12
KLIPING MASALAH PERBANKAN Tugas Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Oleh Fery Irawan 1006620

Upload: erry-roxas-prayoga

Post on 11-Aug-2015

1.178 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: KLIPING MASALAH PERBANKAN

KLIPING MASALAH PERBANKAN

Tugas

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Oleh

Fery Irawan 1006620

PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2013

Page 2: KLIPING MASALAH PERBANKAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah

memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Bank dan

Lembaga Keuangan Lainnya yang berjudul “Kliping Masalah Perbankan”.

Kliping ini berisi mengenai logo-logo daripada bank yang berada di Indonesia, logo-

logo bank yang terdapat dalam kliping ini terdiri dari berbagai macam bank baik itu bank

milik pemerintah, swasta-pemerintah, maupun bank asing yang membuka cabangnya di

Indonesia. Selain itu kliping berisi pula mengenai artikel permasalahan bank yang terjadi

pada kurun waktu tahun 2012. Dan yang terakhir kita diminta untuk memberikan opini

masing-masing mengenai artikel yang kita sunting pada tugas ini.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga dengan disusunnya tugas kliping ini

akan menambah wawasan dan pengerahuan pembaca mengenai perbankan yang terjadi & ada

di Indonesia.

Bandung, Januari 2013

Page 3: KLIPING MASALAH PERBANKAN

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2

LOGO-LOGO BANK DI INDONESIA..........................................................................................................4

ARTIKEL MASALAH PERBANKAN............................................................................................................5

KOMENTAR MENGENAI ARTIKEL...........................................................................................................7

Page 4: KLIPING MASALAH PERBANKAN

LOGO-LOGO BANK DI INDONESIA

Page 5: KLIPING MASALAH PERBANKAN

ARTIKEL MASALAH PERBANKAN

Tiga Masalah Terbesar di Bank Syariah

Tuesday, August 14, 2012 | Admin

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan bisnis perbankan syariah masih belum bisa

berkembang pesat di Indonesia. Hal itu disebabkan karena masih ada persoalan yang

menghambat bisnis perbankan syariah tersebut.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank-bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Achmad K Permana

menjelaskan hingga saat ini aset industri perbankan syariah masih memiliki pangsa pasar di

bawah 4 persen dibandingkan dengan keseluruhan perbankan nasional. "Sebenarnya ada tiga

masalah besar di perbankan syariah. Ini yang menghambat perkembangan bisnis syariah

sampai saat ini," kata Achmad saat diskusi "Menguak Krisis Sumber Daya Insani di

Perbankan Syariah" di D Consulate Resto Jakarta, Senin (13/8/2012).

Pertama, ketersediaan produk dan standarisasi produk perbankan syariah. Hal ini dikarenakan

selama ini masih banyak bank syariah yang belum menjalankan bisnisnya sesuai prinsip

syariah. Standardisasi ini diperlukan dengan alasan industri perbankan syariah memiliki

perbedaan dengan bank konvensional. Apalagi, produk bank syariah tidak hanya

diperuntukkan bagi nasabah muslim, melainkan juga nasabah nonmuslim.

Kedua, tingkat pemahaman (awareness) produk bank syariah. Hingga saat ini, sangat sedikit

masyarakat yang tahu tentang produk-produk perbankan syariah dan istilah-istilah di

perbankan syariah. "Hanya sekitar 30 persen dari sumber daya yang direkrut mengetahui

istilah perbankan syariah serta tingkat awareness-nya," tambahnya.

Selain itu, masalah ketiga industri perbankan syariah adalah sumber daya manusia (SDM).

Masalah yang terjadi adalah pihak perbankan kesulitan untuk mencari SDM perbankan

syariah yang berkompeten dan mumpuni. "Kami justru banyak mengambil SDM untuk

perbankan syariah dari perbankan konvensional dan SDM-SDM yang potensial. Sangat

sedikit SDM yang diambil atau lulusan perguruan tinggi syariah," katanya.

Menurut Achmad kecenderungan mengambil SDM dari luar perguruan tinggi syariah karena

SDM di perbankan syariah biasanya justru mudah diberikan pengetahuan tentang perbankan

syariah.

Dari sisi karir, Achmad juga mengiming-imingi kemudahan untuk bersaing dibandingkan

dengan karir di perbankan konvensional. "Rata-rata motivasi mereka bekerja adalah mencari

Page 6: KLIPING MASALAH PERBANKAN

karir dan pendapatan. Secara karir, SDM perbankan syariah tidak kalah dengan perbankan

syariah, karena orangnya minim sehingga mudah untuk naik jenjang karir. Beda dengan

perbankan konvensional yang sudah jenuh," jelasnya.

Sekadar catatan, Bank Indonesia memproyeksi industri perbankan syariah bisa memiliki

pangsa pasar sebesar 15 persen pada 10 tahun mendatang (atau sekitar tahun 2022) apabila

bisa mengalami pertumbuhan yang stabil seperti beberapa tahun terakhir.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah yang saat ini menjadi anggota

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan industri perbankan syariah mengalami

pertumbuhan dengan rerata 40,5 persen per tahun, dalam setengah dasawarsa terakhir.

Pertumbuhan tersebut dua kali lebih cepat dibandingkan dengan perbankan konvensional

sehingga pangsa pasarnya terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Namun saat ini

pangsa pasarnya (berdasarkan aset) masih sekitar 4 persen.

Editor : Erlangga Djumena

 

Sumber: Didik Purwanto – www.kompas.com

Page 7: KLIPING MASALAH PERBANKAN

KOMENTAR MENGENAI ARTIKEL

Sebagai Negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia, sudah sewajarnya

apabila Indonesia dijadikan tempat investasi terbaik para pelaku bisnis perbankan. Dengan

hadirnya perbankan syariah di Indonesia dapat dijadikan solusi bagi kita sebagai umat

muslim yang ingin melakukan kegiatan ekonomi namun ingin tetap terjauh dari yang

namanya riba dan kegiatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Ekonomi Indonesia terus tumbuh dan berkembang kearah yang lebih baik, begitupula

dengan berbagai sektor penunjang lainnya yang ikut tumbuh. Salah satu sektor yang sangat

potensial adalah sektor perbankan, sektor perbankan dianggap potensial karena selain

sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi perbankan juga dianggap seksi karena

pertumbuhan nasabah yang semakin sadar akan pentingnya peran bank didalam kehidupan

semakin besar.

Perkembangan yang semakin pesat juga berbanding lurus dengan semakin besarnya

masalah yang harus dihadapi oleh pihak bank-bank seperti resiko kredit macet, bailout, dan

berbagai macam hal yang berdampak menghambat kinerja bank itu sendiri. Dalam bahasan

kali ini saya akan mengomentari mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi pihak

perbankan syariah, kenapa perbankan syariah? Hal itu tak lain Karena perbankan syariah

dianggap sebagai prospek baru yang pertumbuhannya belum sebesar bank-bank

konvensional, selain itu perbankan syariah menawarkan solusi-solusi baru yang bias menjadi

nilai tambah namun pada suatu ketika menjadi nilai negative bagi nasabah karena keawaman

para nasabah seperti system yang berbeda dengan yang terdapat pada bank konvensional.

Seperti permasalahan yang dibahas dalam artikel di atas, point pertama yang menjadi

permasalahan bagi perbankan syariah adalah standarisasi produk-produk perbankan syariah.

Perbankan syariah jelas berbeda dengan perbankan konvensional, perbankan syariah

menerapkan aturan-aturan khusus yang berpedoman kepada hadist dan al-quran namun

standarisasi produk-produk perbankan syariah di setiap bank syariah yang berada di

Indonesia dianggap belum sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Mengapa perbankan syariah

harus memiliki standar prinsip syariah? Hal ini tak lain agar menjadi pembeda antara

perbankan syariah dan perbankan konensional, selain itu perbankan syariah lahir bukan hanya

digunakan untuk para nasabah yang beragama islam namun bias pula digunakan bagi mereka

yang memeluk agama non-islam yang pada akhirnya nasabah tidak akan dibuat pusing

dikarenakan perbedaan standarisasi antara satu bank syariah dengan bank syariah lainnya.

Page 8: KLIPING MASALAH PERBANKAN

Point kedua yang menjadi permasalaha yakni tingkat pemahaman dan pengetahuan

tentang perbankan syariah yang masih rendah, hal ini menjadi hambatan bagi bank syariah

dalam memperluas jaringannya namun sekaligus menjadi tantangan bagi para pelaku bisnis

perbankan syariah agar perbankan syariah lebih dikenal dan diketahui. Sebagai contoh,

banyaknya istilah-istilah yang belum pernah didengar sebelumnya dalam bank syariah namun

memiliki makna yang sama pada bank konvensional seperti istilah-istilah mudharabah

danlain-lain. Saya rasa hal tersebut hanya membutuhkan waktu saja agar para masyarakat

paham dan tahu akan istilah-istilah yang terdapat dalam perbankan syariah karena apabila

mereka ingin lebih memahami beberapa istilah, mereka bias mengetahui dan mencari melalui

berbagai media yang sudah tersebar banyak seperti internet, televise, brosur-brosur yang ada

di setiap kantor cabang bank syariah, atau bias bertanya langsung kepada customer service

yang selalu siap melayani.

Point ketiga adalah masalah mengenai Sumber Daya Manusia, kebanyakan perbankan

syariah merekrut pegawai (Sumber Daya Manusia) berasal dari Sumber Daya Manusia yang

ditujukan untuk perbankan konvensional. Hal ini terjadi dikarenakan masih sedikitnya minat

dan pengetahuan seseorang tentang perbankan syariah, padahal prospek kedepan yang

ditawarkan perbankan syariah tidak kalah hebat dengan jenjang karir yang ditawarkan oleh

perbankan konvensional. Menurut saya apabila semakin banyak universitas-universitas yang

menyediakan program studi khusus mengenai perbankan syariah bukan tidak mungkin

pertumbuhan perbankan syariah akan semakin baik, mengapa semakin baik? Karena pada

kenyataannya saat ini walaupun banyak Sumber Daya Manusia yang diperkerjakan di

perbankan syariah berasal dari orang-orang perbankan konvensional pencapaian pertumbuhan

nasabah baru per tahunnya bias mencapai 4% kenaikkannya apalagi bila suatu saat makin

banyak Sumber Daya Manusia yang dihasilkan dari program khusus perbankan syariah bukan

tidak mungkin kemajuan perbankan syariah bisa melebihi perbankan konvensional. Namun

hal tersebut dilihat dari sisi internal, kita tidak bisa melupakan sisi eksternal dari sebuah

ekosistem perbankan syariah yakni mengenai pemahaman nasabah itu sendiri mengenai apa

itu perbankan syariah, apa yang ditawarkan perbankan syariah sehingga para nasabah harus

memilih perbankan syariah dibandingkan perbankan konvensional.