klasifikasi resin komposit
DESCRIPTION
komposit (restorasi plastis)TRANSCRIPT
Klasifikasi dan Sifat Resin Komposit
Berdasarkan Ukuran Partikel
1. Konvensional
Resin komposit konvensional kadang-kadang disebut juga ebagai komposit
“tradisional” atau “pasi makro” karena partikel pasinya berukuran besar besar.
Resin jenis ini mempunyai ukuran partikel 8-12 µm. Resin komposit tipe ini
mempunyai daya tahan yang baik terhadap fraktur. Pada umumnya, komposit ini
lebih resisten terhadap abrasi dibanding dengan akrilik nirpasi. Kejelekan klinis
yang utama dari resin komposit konvensional adalah terjadinya permukaan yang
kasar disebabkan oleh abrasi pada waktu penggunaan dimana matriks resin yang
lunak terlepas dari partikel keras yang lebih resisten. Fraktur dari komposit
konvensional tidak sering terjadi, meskipun bahan ini digunakan untuk tambalan
yang menahan tekanan kunyah seperti klas IV dan II.
2. Komposit Pasi Mikro
Resin komposit pasi mikro mempunyai ukuran partikel 0,02-0,04 µm kali
lebih kecil dari rata-rata partikel quartz dari komposit konvensional yaitu 0,04
µm. Resin komposit tipe ini mempunyai daya tahan yang rendah terhadap fraktur,
dapat dipolish dengan baik dan warnanya stabil. Resin komposit pasi mikro
mempunyai sifat fisik dan mekanis yang lebih rendah daripada komposit
konvensional. Karena kehalusan permukaannya tambalan ini merupakan pilihan
utama yang untuk penambalan estetis pada gigi-gigi anterior, terutama untuk
tambalan tanpa beban.
3. Komposit Partikel Kecil
Ukuran pasi rata-rata yang khas untuk bahan ini adalah 1-5 µm, tetapi
distribusinya amat luas. Dengan bertambahnya kandungan pasi, akan terjadi
perbaikan pada hampir semua sifat-sifatnya. Karena perbaikan kekuatan komposit
ini serta kandungan pasinya yang lebih tinggi, bahan ini diindikaikan untuk
tambalan-tambalan pada daerah yang terkena tekanan besar dan abrasi seperti
restorasi klas II dan klas IV.
4. Komposit Hibrid
Komposit hibrid dikatakan mempunyai permukaan lebih halus dan estetis
yang kompetitif dibanding komposit pasi mikro untuk tambalan gigi anterior.
Komposi ini mempunyai ukuran partikel 1,0 µm. Resin komposit hybrid
merupakan gabungan makrofil dan mikrofil sehingga mempunyai ukuran filler
yang beraneka ragam Sifat fisik dan mekanis dari sistem ini terletak diantara
komposit konvensional dan komposit partikel kecil, bahan ini lebih baik
dibanding komposit pasi mikro. Walaupun sifat mekanisnya umumnya lebih
rendah dari komposit partikel kecil, hibrid ini juga sering digunakan untuk
tambalan gigi belakang. Jenis resin komposit hibrid ini permukaannya halus dan
kekuatannya baik, sehingga resin komposit ini bisa digunakan untuk gigi anterior
maupun gigi posterior. Resin komposit hibrid ini bisa digunakan untuk kavitas
klas IV Black. Namun sebagai dokter gigi, harus memperhatikan homogenitas
bahan saat pencampuran atau pengadukan agar sifat bahan resin komposit hibrid
ini tidak mudah aus saat sudah direstorasikan pada gigi.
Komposit Nanofiller
Komposit nanofiller merupakan pengembangan terbaru dari komposit
yang memiliki ukuran partikel pengisi yang sangat kecil, yakni 0,005-0,01 μm.
Partikel-partikel yang sangat kecil ini memungkinkan aglomerasi dengan mudah,
sehingga berbagai macam bahan pengisi yang terdapat dalam komposit nanofiller
memungkinkan bahan ini memiliki sifat fisik dan mekanis yang lebih unggul dari
jenis komposit lainnya. Sifat estetik dari bahan ini juga sangat baik, karena ukuran
parikelnya yang sangat kecil memungkinkan untuk pemolesan dengan baik.
Meninjau dari sifat fisik, mekanis serta estetik, komposit nanofiller dapat
digunakan untuk merestorasi gigi anterior maupun posterior. Dengan sifat
shrinkage yang sangat kecil sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya micro
leakage, komposit jenis ini menjadi pilihan utama dalam restorasi komposit.
Berdasarkan Persentase Muatan Fillernya
1. Resin komposit packable
Resin komposit ini juga disebut sebagai resin komposit condesable. Muatan
fillernya 66-70%. Komposisi filledr yng tinggi ini menyebabkan kekntalan
menjadi meningkat sehingga sulit untuk mengici celah kavitas yang sempit.
Namun semakin besarnya komposisi filler ini mampu mengurangi pengerutan
selama polimerisasi dan memperbaiki sifat fisik terhadap adaptasi marginal. Resin
ini cocok untuk restorasi kelas I, kelas II, dan kelas IV MOD
2. Resin komposit flowable
Resin ini merupakan alternatif untuk restorasi kelas V. Volume fillernya
sekitar 42-53%. Dengan rendahnya komposisi filler ini, menyebabkan
viskositasnya rendah sehingga lebih mudah menutup celah kavitas yang kecil.
Selain itu, bahan restorasi ini mampu membentuk suatu lapisan yang dapat
mengimbangi tekanan pengerutan selama polimerisasi. Rsin ini cocok untuk
restorasi kavitas kelas I dan II dengan tekanan oklusal yang minimal serta dapat
digunakan sebagai pit dan fisure sealant serta liner. Resin komposit ini memiliki
modulus elastisitas yang rendah sehingga menyebabkan bahan ini lebih flexibel,
penumpatan bahan yang lebih mudah, cepat, teliti, mudah beradaptasi, sangat
mudah dipoles, radiopak, dan mengandung fluoride serta pengurangan sensitifitas
setelah penumpatan. Selain itu dapat membentuk lapisan elastis yang dapat
mengimbangi tekanan pengerutan polimerisasi.
Berdasarkan Cara Aktivasi
Cara aktivasi dari resin komposit dapat dibagi dua yaitu dengan cara
aktivasi secara khemis dan aktivasi mempergunakan sinar.
1. Aktivasi secara khemis
Resin komposit yang diaktivasi secara kimiawi terdiri dua pasta, yaitu
benzoyl peroxide (BP) sebagai initiator dan mengandung aktivator aromatic
amine tertier. Dalam proses manipulasi, pasta katalis dan base diletakkan di atas
mixing pad. Kemudian campuran bahan tersebut diaduk dengan menggunakan
instrument plastis selama 30 detik. Dalam proses pengadukan tersebut, amine akan
bereaksi dengan benzoyl peroxide dan membentuk radikal bebas. Bahan tersebut
setelah diaduk dan siap digunakan, kemudian dimasukkan ke dalam kavitas
dengan menggunakan instrument plastis atau syringe.
2. Aktivasi dengan sinar
Resin komposit dengan aktivasi menggunakan sinar yang pertama kali
dikeluarkan adalah dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV). Namun saat ini
dengan teknologi terbaru dapat dihasilkan resin komposit yang diaktivasi dengan
menggunakan sinar tampak biru (Visible Blue Light) .
Resin komposit yang diaktivasi dengan menggunakan sinar ini tersedia dalam
bentuk pasta tunggal yang mengandung suatu bahan photosensitizer berupa
Chomproquinon dan amine yang menginisiasi pembentukan radikal bebas.
Chomproquinon memiliki panjang gelombang diantara 400-500 nm.
Resin komposit memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan resin
komposit yang diaktivasi secara kimiawi, antara lain :
Melekat dengan mudah pada permukaan gigi
Memiliki daya absorbs rendah sehingga tidak cepat mengalami perubahan
warna
Mudah saat dilakukan manipulasi
Proses pengerasan pada komposin yang diaktivasi dengan sinar lebih cepat,
dalam dan dapat diandalkan.
Berdasarkan Macam Pasi nya (Filler Particle)
Resin Komposit Posterior
Ukuran rata-rata partiken resin komposit posterior ini adalah 3 µm dengan
berat dan volume pasinya 85% dan 74%. Karena berat pasinya yang tinggi, maka
bahan ini lebih tahan terhadap abrasi dan diindikasikan untuk restorasi gigi
posterior. Kelebihan lainnya dari resin komposit posterior ini adalah radiopak,
sehingga bisa dibedakan dari lesi karies.
Daftar Pustaka
Alexandra, Annette Susanto. Jurnal “Pengaruh Ketebalan Bahan dan
Lamanya Waktu Penyinaran terhadap Kekerasan Permukaan Resin Komposit
Sinar”; Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; Surabaya-Indonesia