klasifikasi defisiensi imun word

Upload: taufiq-zulyasman

Post on 19-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Klasifikasi Defisiensi Imun Word

    1/8

    Nama : Taufq Zulyasman

    Nim : 2014730089

    Jelaskan Klasifkasi Difsiensi Sistem imun?

    Jelaskan definisi klasifikasi imunodefisiensi non-spesifik!

    Defisiensi Komplemen6

    Seperti yang diketahui, system komplemen sangat penting dalam pembunuhan

    bakteri, opsonisasi (Imuglobulin yang normalnya berikatan dengan dinding bakteri)

    dan kemoktasis. Di samping itu sangat perlu untuk mencegah timbunan kompleks

    imun dalam jaringan. leh karena itu defisiensi dalam komponen komplemen dapat

    memberikan akibat dalam berbagai bentuk mulai dari infeksi bakteri berulang sampai

    peningkatan kepekaan terhadap penyakit autoimun. Sebaliknya kelebihan salah satu

    komponen komplemen ataupun kekurangan faktor penghambat akti!asi komplemen

    dapat pula mengakibatkan berbagai penyakit parah.

    Kerusakan genetik memiliki kaitan dengan komponen"komponen tertentu dari

    komplemen. Kerusakan ini di#ariskan secara resesif melalui autosom, sedang pada

    orang yang hetero$igot akan memberikan manifestasi produksi komponen

    bersangkutan sebanyak separuhnya.Defisiensi komponen komplemen %& atau %' dan % menunjukkan keterkaitan

    dengan penyakit autoimun, terutama pada penderita yang gejalanya mirip dengan S*

    (Sistemik upus *ritematosus). +enderita"penderita ini juga menunjukkan kepekaan

    terhadap infeksi.

    &. Defisiensi komplemen Kongenital.,&

    -dalah defisiensi komplemen ba#aan, defisiensi ini jarang terjadi, tetapi

    bergantung pada komponen apa yang tidak ada, dapat menyebabkan timbulnya

    infeksi piogenik serius berulang terutama karena bakteri berkapsul (missal,

    defisiensi %, defisiensi properdin) atau meningokokus (missal, defisiensi %, %6,

    %/ atau %0) atau 1askulitis mirip S*, terutama yang kambuhan (missal,

    defisiensi %&, %, atau %')..

    &) Defisiensi inhibitor esterase %&

    Defisiensi %& I23 berhubungan dengan angiodem herediter, penyakit

    yang di tandai dengan edem lokal sementara tetapi seringkali. Defek

    tersebut menimbulkan akti!itas %&yang tidak dapat dikontrol dan produksi

    kinin yang meningkatkan permeabilitas kapilar. %'a dan %a juga dilepas

  • 7/23/2019 Klasifikasi Defisiensi Imun Word

    2/8

    yang merangsang sel mast melepas histamine di daerah dekat trauma yang

    berperan pada edem lokal. Kulit, saluran cerna dan napas dapat terkena

    dan menimbulkan edem laring yang fatal.

    ') Defisiensi %' dan %

    Defisiensi ini dapat menimbulkan penyakit serupa S*, mungkin

    disebabkan kegagalan eliminasi kompleks imun yang komplemen

    dependen.

    ) Defisiensi %

    Defisiensi ini dapat menimbulkan reaksi berat yang fatal terutama yang

    berhubungan dengan infeksi mikroba piogenik seperti streptokok dan

    stafilokok. 4idak adanya % berarti fragmen kemotaktik % tidak di

    produksi. Kompleks antigen"antibodi"%b tidak diendapkan di membrane

    dan terjadi gangguan opsoninasi.) Defisiensi %

    Defisiensi ini menimbulkan kerentanan terhadap infeksi bakteri yang

    berhubungan dengan gangguan kemotaksis.

    ) Defisiensi %6, %/, dan %0

    Defisiensi ini menigkatkan kerentanan terhadap septikemi meningokok

    dan gonokok. isis melalui jalur komplemen merupakan mekanisme

    Kontrol utama dalam imunitas terhadap neseria. +enderita dengan

    defisiensi protein tersebut menunjukkan derajat infeksi neseria, sepsis,

    atritis yang lebih berat dan peningkatan DI% (Disseminated Intravascular

    Coagulation).

    '. Defisiensi Komplemen fisiologik&

    Defisiensi komplemen fisiologik hanya ditemukan pada neonates yang

    disebabkan kadar %, % dan factor 5 yang masih rendah.

    . Defisiensi komplemen yang didapat.

    Defisiensi komplemen yamg didapat disebabkan oleh depresi sintesis,

    misalnya pada sirosis hati dan malnutrisi protein kalori. +ada anemia sel sabit

    ditemukan gangguan akti!asi komplemen yang meningkatkan risiko infeksi

    salmonella dan pneumokok.

    &) Defisiensi %l7,r,s

    Defisiensi ini terjadi bersamaan dengan penyakit autoimun, terutama pada

    penderita S*. +enderita ini sangat rentan terhadap infeksi bakteri.

    +enyakit yang berhubungan dengan defisiensi %& adalah edem

    angioneurotik herediter. +enderita tersebut tidak memiliki inhibitor

    esterase %&. -kibatnya ialah efek %& terhadap % atau %' berjalan terus

  • 7/23/2019 Klasifikasi Defisiensi Imun Word

    3/8

    yang dapat mengaktifkan berbagai bahan seperti plasmin dan peptida yang

    !asoaktif. 3al ini menimbulkan edem local dalam berbagai alat tubuh yang

    dapat fatal bila terjadi dalam larings. Dana$ol dan oksimetolon memacu

    sintesis inhibitor esterase %& pada penderita dengan edem angioneurotik.

    ') Defisiensi %

    Ditemukan pada beberapa penderita S*.

    ) Defisiensi %'

    8erupakan defisiensi komplemen yang paling sering terjadi. Defisiensi

    tersbeut tidak menunjukkan gejala seperti telah dijelaskan terlebih dahulu

    dan terdapat pada penderita S*.

    ) Defisiensi %

    +enderita dengan defisiensi % menunjukkan infeksi bakteri rekuren. +ada

    beberapa penderita disertai dengan glomerulonephritis kronik.

    ) Defisiensi %"%0+enderita dengan defisiensi % sampai %0 menunjukkan kerentanan yang

    meningkatkan terhadap infeksi terutama neseria.

    6) Defisiensi %9

    Defisiensi ini sangat jarang ditemukan. -nehnya penderita tersebut tidak

    menunjukkan tanda infeksi rekuren, mungkin karena lisis masih dapat

    terjadi atas pengaruh %0 tanpa %9 meskipun terjadi secara perlahan.

    -. Defisiensi Interferon dan liso$im.

    &. Defisiensi interferon kongenital

    Defisiensi interferon kongenital dapat menimbulkan infeksi mononucleosis yang

    fatal.

    '. Defisiensi Interferon dan liso$im

    Defisiensi ini dapat ditemukan pada malnutrisi proteinkalori.

    5. Defisiensi Sel 2K

    &. Defisiensi kongenital

    Defisiensi sel 2K kongenital telah ditemukan pada penderita dengan osteopetrosis

    (defek osteoklas dan monosit). Kadar Ig:, Ig-, dan kekerapan autoantibodi

    biasanya meningkat.

    '. Defisiensi yang didapatDefisiensi sel 2K yang didapat terjadi akibat imunosupresi atau radiasi.

    %. Defisiensi system fagosit

    ;agosit dapat menghancurkan mikroorganisme dengan atau tanpa bantuan

    komplemen. Defisiensi fagosit sering disertai dengan infeksi berulang. Kerentanan

    terhadap infeksi piogenik berhubungan langsung dengan jumlah neutrophil yang

    menurun.

  • 7/23/2019 Klasifikasi Defisiensi Imun Word

    4/8

    2eutropenia atau granulositopenia dapat disebabkan oleh penurunan produksi

    atau peningkatan destruksi. +enurunan produksi neutrophil dapat disebabkan oleh

    pemberian depresan sumsum tulang (kemoterapi pada kanker), leukemia, kondisi

    genetik yang menimbulkan defek dalam perkembangan semua sel progenitor

    dalam sumsum tulang termasuk precursor myeloid (disgenesis reticular).

    +eningkatan destruksi neutrophil dapat merupakan fenomena autoimun akibat

    pemberian obat tertentu (kuinidin, oksasilin). 3ipersplenisme dengan ciri

    destruksi fungsi limpa yang berlebihan dapat menimbulkan defisiensi elemen

    darah perifer. -splenia (kongenital), tindakan bedah atau destruksi keganasan atau

    anemia sel sabit dapat meningkatkan risiko infeksi terutama septicemia oleh

    streptokok pneumoni dan enterobakteria.

    '. Defisiensi KualitatifDefisiensi ini dapat mengenai fungsi fagosit seperti kemotaksis, menelan

    memakan dan membunuh mikroba intraseluler.

    &) %hronic :ranulomatous Disease.

    %:D adalah infeksi rekuren berbagai mikroba, baik negati!e":ram

    (Escherichia, Serratia, klebsiela) maupun positif":ram (stafilokok). %:D

    biasanya merupakan penyakit X-linked resesif yang terjadi pada usia '

    tahun pertama. +ada %:D ditemukan defek neutrophil dan

    ketidakmampuan membentuk peroksid hydrogen atau metabolit oksigen

    toksik lainnya.

    ') Defisiensi Glucose-6-phosphate dehydrogenase

    Defisiensi :6+D adalah penyakit imunodefisiensi yang X-linked dengan

    gambaran klinis seperti %:D. +ada defisiensi ini, juga ditemukan anemia

    hemolitik. +enyakit diduga disebabkan oleh defisiensi generasi 2-D+3.

    :ejalanya dimulai terlihat pada usia di ba#ah dua tahun berupa kerentanan

    yang tinggi terhadap kuman yang biasanya mempunyai !irulensi rendah

    seperti S.epidermidis, Seratia marsesen dan -spergilus. Kelainan klinisyang ditemukan yaitu limfadenopati, hepatosplenomegali dan K:5 yang

    terus mengeluarkan cairan. Infeksi akut dan kronik selain di K:5, juga

    terjadi di kulit, saluran cerna, hati, dan tulang. Dalam keadaan normal,

    fagositosis akan mengaktifkan oksidase 2-D+3 yang diperlukan untuk

    pembentukan peroksidase. +ada defisiensi oksidase 2-D+3 tidak

    dibentuk peroksidase yang diperlukan untuk membunuh kuman

    intraseluler.

    ) Defisiensi mieloperoksidase

  • 7/23/2019 Klasifikasi Defisiensi Imun Word

    5/8

    +ada beberapa penderita dengan D8+ ditemukan infeksi mikroba rakuren

    terutama K.albikans dan S.aureus. en$im tersebut ditemukan pada

    neutrophil normal. +eroksidase ditemukan dalam granul sitoplasma dan

    dilepas ke fagosom melalui proses degranulasi yangj diikuti dengan

    fagositosis. +ada D8+ proses tersebut terganggu sehingga kemampuan

    membunuh neutrophil terganggu.

    ) Sindrom %hediak"3igashi

    S%3 sangat ditemukan, ditandai dengan infeksi rekuren, piogenik,

    terutama streptokok dan stafilokok. +rognosisnya buruk dan kebanyakan

    penderita meninggal pada usia anak. 2eutrophil mengandung lisosom

    besar abnormal yang dapat bersatu dengan fagosom tetapi terganggu dalam

    kemampuan melepas isinya, sehingga proses menelan, memakan danmenghancurkan mikroba terlambat. +ada S%3 ditemukan neutrophil

    dengan kemotaksis dan kemampuan membunuh yang abnormal dengan

    akti!itas sel 2K san kadar en$im lisosom menurun. Konsumsi oksigen dan

    produksi peroksid hydrogen adalah normal.

    ) Sindrom >ob

    Sindrom >ob berupa pilek yang berulang (tidak terjadi inflamasi normal),

    abses stafilokok, eksim kronis dan otitis media. Kemampuan neutrophil

    untuk menelan"memakan tidak menunjukkan kelainan, tetapi kemotaksis

    terganggu. Kadar Ig* serum sangat tinggi dan dapat ditemukan

    eosinophilia.

    6) Sindrom eukosit 8alas (a!y leucocyte)

    Sindrom leukosit malas berupa kerentanan terhadap infeksi mikroba yang

    berat. >umlah neutrophil menurun, respons kemotaksis (asal nama

    sindrom) dan respon inflamasi terganggu.

    /) Defisiensi -dhesi eukosit

    Defisiensi ini merupakan penyakit imunodefisiensi yang ditandai dengan

    infeksi bakteri dan jamur rekuren dan gangguan penyembuhan luka.

    eukosit menunjukkan defek adhesi dengan endotel dan antar leukosit

    (agregrasi), kelmotaksi dan akti!itas fagositosis yang buruk. *fek

    sitotoksik neutrophil, sel 2Knya dan sel 4 terganggu.

    III.4 Jelaskan defsiensi imun didapat atau sekunder!

    mun!"efsiensi "i"a#at atau sekun"e$ se$in% "itemukan& Defsiensi te$se'ut

    men%enai (un%si (a%!sit "an lim(!sit yan% "a#at te$)a"i aki'at in(eksi *+,

    malnut$isi, te$a#i sit!t!ksik "an lainnya& Defsiensi imun sekun"e$ "a#at

  • 7/23/2019 Klasifikasi Defisiensi Imun Word

    6/8

    menin%katkan ke$entanan te$-a"a# in(eksi !#!$tunistik& 1 .akt!$/(akt!$ yan%

    "a#at menim'ulkan "efsiensi sekun"e$ te$li'at #a"a ta'le "i'aa- ini :

    Faktor-Faktor yang dapat menimbulkan defsiensi imun sekunder

    Faktor Komponen yang kena$!ses #enuaan n(eksi menin%kat, #enu$unan $es#!n te$-a"a#

    aksinasi, #enu$unan $es#!n sel T "an se$ta

    #e$u'a-an "alam kualitas $es#!n imunalnut$isi alnut$isi #$!tein/kal!$i "an keku$an%an elemen %i5i

    te$tentu 6'esi, sen%Zn, se'a' te$se$in% "efsiensi

    imun sekun"e$ik$!'a imun!su#$esi( !nt!-nya: mala$ia, i$us am#ak, te$utama *+,

    mekanismenya meli'atkan #enu$unan (un%si sel T

    "an ;

    umlah sel 4 dalam

    sirkulasi dan respon limfosit terhadap antigen dan nitrogen menurun. 3al yang sama

    dapat terjadi setelah imunisasi dengan campak. +ada beberapa keadaan, infeksi !irus

    dan bakteri dapat menekan system imun. Kehilangan imunitas selular dapat terjadi

    pada penyakit campak, mononucleosis, hepatitis !irus, sifilis, bruselosis, lepra,

    tuberculosis milier, dan parasit.

    '. bat, trauma, tindakan kateterisasi dan bedah

    bat sering menimbulkan defisiensi imun sekunder. 4indakan kateterisasi dan bedahdapat menimbulkan imunokompromais. -ntibiotic dapat menekan system imun. bat

  • 7/23/2019 Klasifikasi Defisiensi Imun Word

    7/8

    sitotoksik , gentamisin, amikain, tobramisin dapat menganggu kemotaksis neutrophil.

    4etrasiklin dapat menekan imunitas selular. Klorafenikol dapat menekan respon

    antibody, sedangkan rifampicin dapat menekan baik imunitas humoral maupun selular.

    >umlah neutrophil yang berfungsi sebagai fagosit dapat menurun akibat pemakaian

    obat kemoterapi, analgesic, antihistamin, antitiroid, antikon!ulsi, penenang, dan

    antibiotic. Steroid dalam dosis tinggi dapat menekan fungsi sel 4 dan inflamasi.+enderita yang mendapat trauma ( luka bakar tindakan bedah besarmayor )

    akan kurang mampu menghadapi patogen. Sebabnya tidak jelas, mungkin karena

    penglepasan factor yang menekan respon imun.

    . +enyinaran

    +enyinaran dosis tinggi menekan seluruh jaringan limfoid, sedang dosis rendah dapat

    menekan akti!itas sel 4s secara selektif.

    . +enyakit berat

    Defisiensi imun didapat bisa terjadi akibat berbagai penyakit yang menyerang jaringan

    limfoid, seperti penyakit 3odgkin, myeloma multiple, leukemia, dan limfosarkoma.?remia dapat menekan system imun dan menimbulkan defisiensi imun. :agal ginjal

    dan diabetes menimbulkan defek fagosit sekunder yang mekanismenya belum jelas.

    Immunoglobulin juga dapat menghilang melalui usus pada diare.

    . Kehilangan immunoglobulin

    Defisiensi immunoglobulin dapat terjadi karena tubuh kita kehilangan protein yang

    berlebihan seperti pada penyakit ginjal dan diare. +ada sindrom nefrotik terjadi

    kehilangan protein dan penurunan Ig: dan Ig- yang berarti, sedangkan Ig8 tetap

    normal. +ada diare ( limfagiektasi intestinal, protein losing enteropaty ) dan luka bakar

    terjadi kehilangan protein.

    6. -gamaglobulinemia dengan timoma

    -gamaglobulinemia dengan timoma disertai dengan menghilangnya sel 5 total dari

    sirkulasi. *osinopenia atau aplasia sel darah merah dapat pula menyertai

    agamaglobulinemia.

    Hal-Hal yang menimbulkan imunokompromais

    Faktor Predisposisi Efek Terhadap Sistem

    Imun

    Jenis Infeksi

    bat atau sinar @ padaimunosupresi, resipien alograf

    ginjal, sumsum tulang,

    jantung, dan terapi kanker

    Imunitas selular danhumoral menurun

    Infeksi paru,bakteremi,infeksi jamur, saluran

    kencing

    1irus imunosupresif (rubella,

    herpes, *51, !irus hepatitis,

    3I1 )

  • 7/23/2019 Klasifikasi Defisiensi Imun Word

    8/8

    menurun