klasifikasi bahan pustaka

148
Oleh Haryani, S.SOS., M.IP. HP. 081325636757 email [email protected] ; [email protected]

Upload: sopary

Post on 11-Feb-2015

358 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

klassifikasi

TRANSCRIPT

Page 1: Klasifikasi Bahan Pustaka

Oleh Haryan i , S.SOS. , M.IP. HP. 081 3256 3 67 57

email h aryan i@g m a il .c o m ; h aryan i@ un di p. a c. i d

Page 2: Klasifikasi Bahan Pustaka

ADMINISTRASI

PELAYANAN PENGOLAHAN

PENGADAAN PELESTARIAN

Page 3: Klasifikasi Bahan Pustaka

Meliputi:

Pra Katalogisasi 1. Mengecek

data buku lewat komputer/ katalog

2. Memberi stempel buku

3. Inventaris

Katalogisasi 1. Penentuan

Tajuk Entri 2. Diskripsi

bibliografi 3. Penentuan

subyek dan no. klasifikasi

Pasca-Katalogisasi 1. Entri Data

Katalog 2. Perbanyak kartu 3. Buat dan tempel

kelengkapan Buku: label, kantong bk, kartu buku, slip tanggal kembali, barcode, dll

Page 4: Klasifikasi Bahan Pustaka
Page 5: Klasifikasi Bahan Pustaka

Kerangka kerja perpustakaan yang berfokus pada proses pengorganisasian informasi dan pencarian kembali informasi digambarkan oleh

Lauren B. Doyle dalam diagram berikut ini:

MASUKAN: KELUARAN

Page 6: Klasifikasi Bahan Pustaka

Contoh Katalog Utama

510 Nomor Klasifikasi

SOE SOENARJO, R.J

m Matematika 5: SD dam MI kelas 5/ oleh R.J. Soenarjo.—Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008.

Viii, 284 hlm.; bib., ilus. Ind. ; 28cm.

1. MATEMATIKA

I. Judul

subyek

Page 7: Klasifikasi Bahan Pustaka

CONTOH KATALOG JUDUL

410 Bahasa Indonesia 5: Untuk SD/MI kelas V

NUR NUR‘AINI, UMRI

B Bahasa Indonesia 5: Untuk SD/MI kelas V/ oleh Umri Nur‘aini dan Indriyani, editor Nur Kholik, Rocki Farizqi.— Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008.

Viii, 136 hlm.: ind., ilus.; 29cm.

Kamis, 1 Nopember 2012 SD N BULUSAN TEMBALANG (YY)

7

510 Matematika 5: SD dam MI kelas 5

SOE SOENARJO, R.J

m Matematika 5: SD dam MI kelas 5/ oleh R.J. Soenarjo.—

Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008.

Viii, 284 hlm.; bib., ilus. Ind. ; 28cm.

Page 8: Klasifikasi Bahan Pustaka

Mau diapain..? Mau diapain..? Ditata seperti apa? Ditata seperti apa?

Page 9: Klasifikasi Bahan Pustaka

Nyaman, terang, lengkap Nyaman, terang, lengkap

Penataan koleksi

Page 10: Klasifikasi Bahan Pustaka

Istilah Klasifikasi berasal dari kata Latin‖classis‖ yang berarti pengelompokan.

―classification (bahasa Inggris) berarti penggolongan (menurut jenis), klasifikasi atau pembagian.

Menurut kamus Kepustakawanan Indonesia, klasifikasi diartikan sebagai sistem pengelompokan koleksi untuk memudahkan penyusunan dan temu kembali.

Page 11: Klasifikasi Bahan Pustaka

klasifikasi adalah proses pengelompokkan artinya mengumpulkan benda yang sama serta memisahkan benda yang tidak sama. (Sulistyo-Basuki, 1991)

Pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. (Hamakonda)

Page 12: Klasifikasi Bahan Pustaka

Ada 2 tujuan klasifikasi berkaitan dengan

Membantu pemakai mengidentikkan dan melokalisasi sebuah dokumen berdasarkan nomor panggil

Mengelompokkan semua dokumen sejenis menjadi satu.

Page 13: Klasifikasi Bahan Pustaka
Page 14: Klasifikasi Bahan Pustaka

Penyusunan koleksi berdasarkan ukuran (tinggi pendek, tebal tipis), warna ataupun data fisik lain seperti berdasarkan bentuk koleksi seperti penempatan buku dipisahkan dari surat kabar, majalah, dsb., pengelompokan koleksi seperti ini disebut dengan pengelompokkan / klasifikasi artifisial

Penyusunan koleksi berdasarkan subyek bahan pustaka, yang disebut dengan pengelompokan/ klasifikasi fundamental

Page 15: Klasifikasi Bahan Pustaka

Bersifat Universal,

Pembagian kelas logis dan konsisten: terinci dan konsisten

Luwes/ flixible

Notasi sederhana, yaitu menggunakan notasi (lambang/kode) yang mudah diingat

Sistematis : menggunakan sistem tertentu

Mempunyai indeks.: mudah dalam penelesuran

Mempunyai badan pengawas. bertugas memantau dan mengawasi perkembangan bagan klasifikasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Page 16: Klasifikasi Bahan Pustaka

Langkah Kerja Klasifikasi

Bahan pustaka

Baca sistematis Judul,

pendahuluan,dlll

klasifikasi

Analisis subyek

Isi bahan pustaka

Tajuk subyek

notasi Istilah subyek

Page 17: Klasifikasi Bahan Pustaka

Bagan Klasifikasi Daftar Tajuk Subjek

Notasi Istilah Subjek

Sistem Katalog

Bahan Pustaka

Call no. Tajuk entri tambahan

LANGKAH KERJA KLASIFIKASI

Page 18: Klasifikasi Bahan Pustaka

Alat Bantu Klasifikasi

SISTEM KLASIFIKASI; DDC. UDC, LC, dsb.

DAFTAR TAJUK SUBYEk: Searsh List Of Subject Heading, Daftar Tajuk Subyek Perpusnas, Daftar Tajuk Subyek Untuk Perpustakaan / JNB Tairas, dsb

Kamus Bahasa

Page 19: Klasifikasi Bahan Pustaka

A. Melalui Indeks

Bahan pustaka

Lakukan analisis subyek

Cari subyek pada indeks dan catat no kelas

Cocokkan pada bagan Tentukan notasi

Page 20: Klasifikasi Bahan Pustaka
Page 21: Klasifikasi Bahan Pustaka

B. Melalui Bagan (schedul)

Tentukan

subyek Bahan

pustaka

Telusuri bagan: kelas utama. Divisi. Seksi, sub

seksi, dsb

Masuk disiplin

ilmu apa

Page 22: Klasifikasi Bahan Pustaka

Latihan soal mencari di indeks dan bagan

NO Subyek buku No klas

1 Matematika

2 Engineering

3 Library and Information science

4 Journalism

5 Pendidikan

6 Hukum

7 Bahasa Inggris

8 Dinosaurus

9 cooking

10 Music

Page 23: Klasifikasi Bahan Pustaka

Pengertian:

Analisis subyek adalah kegiatan menganalisis atau menentukan isi /subyek dari bahan pustaka

ada dua hal yang perlu dikenali atau dipahami tentang suatu bahan pustaka, yaitu

"jenis konsep" dan "jenis subyek

Page 24: Klasifikasi Bahan Pustaka

Ada 3 jenis konsep:

1. Termasuk dalam Disiplin ilmu apa bahan pustaka tersebut.

2. Fenomena atau benda atau wujud yang menjadi obyek kajian dari satu disiplin ilmu tersebut./ Konsep subyek yang dikadi dalam suatu disiplin

3. Bagaimana bentuk subyek disajikan.

Page 25: Klasifikasi Bahan Pustaka

1. Disiplin Ilmu, yaitu istilah yang digunakan untuk satu bidang atau cabang ilmu pengetahuan. Hukum, sosiologi, filsafat umpamanya, adalah disiplin-disiplin yang merupakan bidang atau cabang pengetahuan,dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

a. Disiplin fundamental, meliputi bagian-bagian utama ilmu pengetahuan. Ada tiga kelompok disiplin fundamental yang diakui oleh banyak ahli, yaitu: (1) ilmu-ilmu sosial (social sciences), (2) ilmu-ilmu alamiah (natural sciences), dan (3) ilmu-ilmu kemanusiaan (humanities).

b. Subdisiplin, merupakan bidang spesialisasi dalam satu disiplin fundamental. Misalnya biologi, kimia, fisika adalah subdisiplin dari disiplin fundamental ilmuilmu alamiah.

Page 26: Klasifikasi Bahan Pustaka

Contoh analisis subyek

Subyek bahan pustaka tidak selalu menampilkan ketiga konsep secara bersamaan. Contoh:

1. Pengantar ekonomi hanya menunjukkan Konsep disiplin : ilmu

ekonomi 2. Peternakan Sapi Konsep disiplin : Ilmu Peternakan Fenomena/konsep subyek: sapi 3. Direktori Perpustakaan sekolah Konsep disiplin: ilmu perpustakaan Fenomena: perpustakaan sekolah Konsep bentuk: direktori

Page 27: Klasifikasi Bahan Pustaka

2. Fenomena

Fenomena, yaitu "benda" atau "wujud" yang dikaji dalam suatu disiplin ilmu. Misalnya Psikologi Remaja, terdapat dua konsep yaitu "Psikologi" dan "Remaja". "Psikologi" merupakan konsep disiplin ilmu, sedangkan "Remaja" adalah fenomena yang menjadi obyek kajian disiplin tersebut. Obyek atau sasaran yang menjadi fenomena dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Obyek konkrit, misalnya: remaja, padi, kendaraan;

b. Obyek abstrak, seperti: hukum, moral, cinta.

Page 28: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan Fenomena

Fenomena merupakan perwujudan faset disiplin terkait.Fenomena yang dikaji dikelompokkan berdasarkan suatu ciri yang dimiliki bersama. Ciri pembagian tersebut dinamakan faset.

Faset adalah produk atau hasil pembagian suatu disiplin menurut satu ciri pembagian

Menurut Ranganathan ada 5 faset mendasar yang dikenal dengan akronim PMEST,yaitu:

P=Personality (wujud, meliputi jenis, produk, atau tujuan) M=Matter (Bahan atau material) E=Energy (kegiatan atau masalah) S=space (tempat geografis) T= time (waktu)

Page 29: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan fenomena

Kandungan isi bahan pustaka:

meliputi satu disiplin atau subdisiplin

Subyek kajiannya merupakan perwujudan dari ke lma fase fundamental

Direkam dalam bentuk tertentu

Page 30: Klasifikasi Bahan Pustaka

3. Bentuk

Bentuk, ialah cara bagaimana suatu subyek disajikan. Ada 3 jenis konsep bentuk yaitu:

a. Bentuk fisik, yakni medium atau sarana yang digunakan dalam menyajikan suatu subyek, misalnya dalam bentuk buku, majalah, kaset, CD-ROM, disket dan sebagainya. Bentuk fisik tidak mempengaruhi isi bahan pustaka.

Page 31: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan bentuk (2)

b. Bentuk penyajian, yaitu menunjukkan pengaturan atau organisasi isi bahan pustaka. Ada tiga macam bentuk penyajian:

Yang menggunakan lambang-lambang dalam penyajiannya, seperti bahasa (dalam bahasa Jawa, Arab dsb.), gambar (peta, karikatur dsb.);

Yang memperlihatkan tata susunan tertentu, misalnya abjad, kronologis dan sebagainya; contoh kamus. Ensiklopedia.

Yang penyajiannya untuk kelompok tertentu. Misalnya Bahasa Arab untuk Pemula, Internet untuk Pustakawan dan sebagainya. Kedua bahan pustaka tersebut adalah mengenai "Bahasa Arab" dan "Internet" bukan tentang "Pemula" dan "Pustakawan".

Page 32: Klasifikasi Bahan Pustaka

c. Bentuk (3)

c. Bentuk intelektual, yaitu aspek yang ditekankan dalam pembahasan suatu subyek. Misalnya Filsafat Sejarah. Di sini yang menjadi subyek adalah "Sejarah", sedangkan "Filsafat" adalah bentuk intelektualnya. Sebaliknya Sejarah Filsafat, yang menjadi subyek adalah "Filsafat", sedang "Sejarah" adalah bentuk penyajian intelektualnya.

Filsafat sejarah 109

Sejarah filsafat 901

Page 33: Klasifikasi Bahan Pustaka

Jenis Subyek

Dalam analisis subyek, secara umum ada 4 jenis pengelompokkan subyek, yaitu:

1. Subyek dasar, yaitu subyek yang hanya terdiri atas satu disiplin atau subdisiplin ilmu saja. Misalnya: a. Pengantar Ilmu Hukum,

subyek dasarnya adalah "Hukum

Fenomena: tidak ada

b. Dasar-dasar Kimia

SUBYEK DASAR: KIMIA

Fenomena: tidak ada

Page 34: Klasifikasi Bahan Pustaka

2. Subyek sederhana, yaitu subyek yang hanya terdiri atas satu faset yang berasal dari satu subyek dasar. Misalnya:

a. Agama di Indonesia,

subyek dasar "Agama"

Fenomena faset T "Indonesia".

b. Etimologi bahasa Indonesia

Subyek dasar: Bahasa Indonesia

Fenomena faset E : etimologi

Page 35: Klasifikasi Bahan Pustaka

Jenis subyek (2)

Subyek majemuk, ialah subyek yang terdiri atas subyek dasar disertai fokus-fokus dari dua faset atau lebih. Misalnya: Hukum Perkawinan di Indonesia, di sini ada satu subyek dasar, yaitu "Hukum" dan dua faset, yaitu "Hukum Perkawinan" (faset P :jenis) dan "Indonesia (faset tempat).

Subyek kompleks, yaitu bila ada dua atau lebih subyek dasar yang berinteraksi antara satu sama lain. Misalnya: Pengaruh Filsafat terhadap Ilmu Kalam, di sini terdapat dua subyek dasar, yaitu "Filsafat" dan "Ilmu Kalam".

Page 36: Klasifikasi Bahan Pustaka

Cara menentukan subyek kompleks

Pada subyek yang dibahas lebih banyak. Misalnya: Islam dan Politik, jika "Islam" lebih banyak dibahas, maka diutamakan subyek "Islam".

Pada subyek yang disebut pertama kali. Misalnya: Hukum Islam dan Masyarakat Jawa, ditetapkan pada "Hukum Islam" karena disebut pertama kali.

Pada subyek yang erat kaitannya dengan jenis perpustakaan atau pemakai perpustakaan. Misalnya: Hukum Islam dan Kedokteran, di perpustakaan Fakultas Hukum akan ditempatkan pada subyek "Hukum" dan bila di perpustakaan Fakultas Kedokteran akan ditempatkan pada subyek "Kedokteran".

Page 37: Klasifikasi Bahan Pustaka

Judul buku : Kurikulum sekolah dasar

Subyek dasar: Pendidikan

Fenomena:Faset E Kurikulum

faset P Sekolah dasar

Urutan sitiran: S/Faset P/Faset E

Buku Pedoman Klasifikasi dan analisis subyek untuk perpustakaan

Disiplin ilmu: ilmu Perpustakaan

Subyek dasar : klasifikasi ( Faset e) ,

analisis subyek (faset e)

Page 38: Klasifikasi Bahan Pustaka

Praktek analisis subyek

No Judul Subyek dasar Fenomena Bentuk

1 Perguruan Tinggi di Indonesia

2 Buku pegangan matematika untuk sekolah dasar

3 Kamus Fisika matematis

4 Majalah pendidikan di Jepang

5 Ramalan cuaca di Indonesia

6 Pengolahan Bahan pustaka untuk perpustakaan

7. Gelar Akademis perguruan tinggi di Amerika

Page 39: Klasifikasi Bahan Pustaka

Sumber Informasi-Analisis Subyek

Melalui Judul,

Melalui daftar isi,

Melalui daftar bahan pustaka atau bibliografi yang digunakan oleh pengarang untuk menyusun karya tersebut.

Dengan membaca kata pengantar atau pendahuluan.

Membaca sebagian atau keseluruhan dari isi karya tersebut.

Bertanya ke pakar (subject Specialist)

Page 40: Klasifikasi Bahan Pustaka

Bahasa indeks

Setelah melakukan analisis subyek, kegiatan selanjutnya adalah menterjemahkan subyek tersebut ke dalam kode atau bahasa indeks.

Ada beberapa sistem bahasa indeks:

a. Daftar tajuk subyek yaitu mendaftarkan sejumlah istilah atau kata-kata dengan memberikan acuan atau penunjukan. Seperti ―see‖, ―see also‖

Contoh: Medical subject Headings (Mesh), Daftar Tajuk subjek untuk Perpustakaan, Sear‘s list of subjec heading

Page 41: Klasifikasi Bahan Pustaka

Bahasa indeks (2)

b. Thesaurus, yaitu suatu daftar kosa kata atau istilah dengan menyebutkan hubungan-hubungannya dengan menggunakan istilah UF (used For), NT (Nerrower Term), BT (Broader Term), RT (related Term). Dll.

Contoh: CAB Thesaurus, INSPEC Thesaurus of the Institution of Electrical Engineers

c. Skema Klasifikasi, yaitu bahasa Indeks yang istilah-istilahnya disusun berkelas yang diberi kode dan lambang tertentu. Kode atau lambang bisa berupa huruf atau angka saja atau gabungan huruf dan angka.

umumnya skema klasifikasi terdiri dari 3 unsur: bagan, tabel dan indeks. Contoh: DDC, UDC, LC

Page 42: Klasifikasi Bahan Pustaka

DDC / Dewey Decimal Classification (1875)

LCC / Library of Congress Classifications (1899)

UDC / Universal Desimal Classification (1905)

SC / Subject Classifications (1906)

CC / Colon Classifications (1933)

BC / A Bibliographic Classifications oleh H.E. Bliss (1935

RIC / Readers International Classifications (1961)

42

MACAM-MACAM SISTEM KLASIFIKASI

Page 43: Klasifikasi Bahan Pustaka

DDC (Dewey Decimal Classification)

DDC diciptakan th 1873 oleh seorang warga Amerika serikat yang bernama Melvil Dewey

diterbitkan th 1873 DDC I- memuat 52 halaman Terbit dalam edisi lengkap dan edisi ringkas. edisi ringkas

sudah terbit edisi ringkas ke-14 th 2004, diperuntukkan untuk perpustakaan yang tidak terlalu besar koleksinya. (tidak lebih dari 20.000 jdl)

Ed. 23 terdiri dari 4 Volume Vol. 1 berisi tentang manual dan tabel Vol. 2 berisi schedules (bagan) 000-599 Vol. 3 berisi schedules (bagan) 600-999 Vol. 4 berisi indeks relatif

Page 44: Klasifikasi Bahan Pustaka

DDC I- memuat 52 halaman

Sekarang sudah berkembang sampai edisi 22, terbit th 2003, terdiri dari 4 volume dengan jumlah halaman 3.983.

Terbit dalam edisi lengkap dan edisi ringkas. edisi ringkas sudah terbit edisi ringkas ke-14 th 2004, diperuntukkan untuk perpustakaan yang tidak terlalu besar koleksinya. (tidak lebih dari 20.000 jdl)

Page 45: Klasifikasi Bahan Pustaka

MENGAPA HARUS DDC

Karena sistem klasifikasi DDC paling banyak digunakan di dunia

dan sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

45

KLASIFIKASI DIKLAT 200 JAM-2012-(YY)

Page 46: Klasifikasi Bahan Pustaka

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN DDC

Menggunakan notasi angka yang logik dan sederhana sehingga DDC mudah difahami dan diingat

Sifatnya Fleksibel

Memiliki lembaga yang mengawasi perkembangannya, yaitu Forest Press Committee di Amerika Serikat, sehinga DDC selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, dengan cara melakukan revisi

46

KLASIFIKASI DIKLAT 200 JAM-2012-(YY)

Page 47: Klasifikasi Bahan Pustaka

10 Klas utama

(main Classes / first classes)

10 Klas utama

(main Classes / first classes)

100 devisi (secondary classes)

100 devisi (secondary classes)

1000 seksi (tirthty classes) 1000 seksi (tirthty classes)

dst dst

10.000 sub seksi 10.000 sub seksi

PRINSIP DASAR DDC

P

R

I

N

S

I

P

D

E

S

I

M

A

L

klasifikasi-yy 47

Page 48: Klasifikasi Bahan Pustaka

Prinsip dasar KLASIFIKASI DDC

MELVIL DEWEY (10 kelas utama/main classes)

000. Karya umum 100 Filsafat 200 Agama

300Ilmu-ilmu Sosial 400 Bahasa

500 Ilmu-ilmu murni. 600 lmu-ilmu Terapan

700 Kesenian & Olah raga 800 Kesusasteraan

900 Sejarah, Geografi

klasifikasi-yy 48

Divisi ( ringkasan ke 2) Misal: 600-teknologi

610 – Kedokteran 620 – ilmu teknik

630 – ilmu pertanian 640- kesejahteran

rumah tangga 650- Manajemen

Dst.

Page 49: Klasifikasi Bahan Pustaka

Sub-sub seksi 612.8- Susunan syaraf dan alat-

alat indra 612.81 – Syaraf dan urat syaraf 612.82 – otak 612.83- syaraf

tulang belakang Dst.

Page 50: Klasifikasi Bahan Pustaka

Prinsip Pembagian Ilmu

10 KLAS UTAMA 10 DIVISI 10 SEKSI

00 KARYA UMUM 500 ILMU MURNI 530 Fisikaa

100 FILSAFAT 510 Matematika 531 Mekanika padat

200 AGAAMA 520 Astronomi 532 Mekanika cair

300 ILMU SOSIAL 530 Fisika 533 Gas

400 BAHASA 540 Kimia 534 Suara daan Getaran

500 ILMU MURNI 550 Bumi 535 Cahaya

600 TEKNOLOGI 560 Palentologi 536 Panas

700 SENI 570 Ekologi 537 Listrik

800 KARYA SASTRA 580 Botani 538 Magnetik

900 GEOGRAFI DAN SEJARAH

590 Zoologi 539 Fisika modern

Page 51: Klasifikasi Bahan Pustaka

Komponen DDC

DDC terdiri dari 3 komponen utama:

1. Bagan (schedules)

2. Indeks relatif (index relatives)

3. Tabel-tabel (tables)

Page 52: Klasifikasi Bahan Pustaka

BAGAN DDC

berisi Ilmu pengetahuan disusun dari kelas 000-900

Terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yang mewakili serangkaian istilah yang mencerminkan subyek tertentu yang terdapat dalam bagan

Notasi DDC disebut nomor kelas

Apabila terdapat lebih dari 3 angka, maka setelah angka ke 3 (digit ke 3) diberi titik. Contoh: 371.3 (metode belajar mengajar)

Page 53: Klasifikasi Bahan Pustaka

Indeks Relatif

Terdiri dari sejumlah Istilah dengan perincian aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari istilah yang tercantum dalam indeks atau bagan

Tidak boleh menentukan klasifikasi berdasarkan indeks saja. Setelah notasi ditemukan dalam indeks, seharusnya diperiksa dalam bagan atau tabel

Notasi dalam indeks bersifat relatif, artinya orang harus membandingkannya dengan notasi dalam bagan untuk mendapatkan yang paling tepat, karena notasi indeks hanya merupakan petunjuk umum saja.

Page 54: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan indeks relatif

Contoh indeks: Untuk subyek pendidikan

Pendidikan 370

Administrasi 371.2

Aspek sosial 370.9

Etika 370.1

Penelitian 370.7

Hukum 344.07

Page 55: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan...

Indeks relatif mengacu kepada notasi yang terdapat dalam bagan atau pada notasi yang terdapat dalam tabel yang di beri kode T1, T2

Contoh:

Indonesia T2- 598- bisa di lihat di tabel 2

Kamus T1 -03 – Bisa dilihat di tabel 1

Pendidikan 370 – bisa dilihat dalam bagan

Page 56: Klasifikasi Bahan Pustaka

Tabel pembantu

Dalam DDC terdapat 6 tabel, yaitu:

Tabel subdivisi standar (T1)

Tabel wilayah (T2)

Tabel bentuk sastra (T3)

Tabel bentuk bahasa (T4)

Tabel Ras, Suku, etnik dan kebangsaan (T5)

Tabel bahasa (T6)

Notasi dalam tabel tidak pernah berdiri sendiri, tetap selalu ditambahakan dalm notasi yng terdapat dlam bagan

Page 57: Klasifikasi Bahan Pustaka

Bagaimana DDC disusun?

DDC disusun berdasarkan 6 bagian utama dalam 4 jilid sebagai berikut:

1. Jilid pertama berisi tentang:

a. Pendahuluan

- memperkenalkn kepada pemakai bagaimana cara penggunaan DDC serta instruksi yang terdapat di dalamnya.

b. Tabel

- notasi dari tabel ini berjumlah 6 tabel yang dapat digunakan atau ditambahkan pada penggolongan nomor klasifikasi dalam bagan.

c. Perbandingan edisi sebelumnya

Page 58: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan

Jilid 2 dan 3 Berisi bagan yang merupakan rangkaian ilmu

pengetahuan yang dimulai dari 000 sampai dengan 900

Jilid 4 berisi tentang a. Indeks relative suatu daftar kata atau istilah yang disusun secara

alphabet yang menunjuk pada nomor notasi yang ada pada bagan

b. Manual Penjelasan mengenai kesukaran-kesukaran dalam

klasifikasi dan mempraktekkan inf yang ada dalam manual.

Page 59: Klasifikasi Bahan Pustaka

Penggabungan notasi DDC

DDC edisi 22 mempunyai 6 tabel tambahan (auxiliary tables) yaitu:

1. Subdivisi standard (standard subdivision)

2. Wilayah (areas)

3. Subdivisi sastra (subdivision of individual literatures)

4. Subdivisi bahasa (subdivision of individual languages)

Page 60: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan...

5. Ras, Etnik, Kebangsaan (Racing, Ethnic, National Groups)

6. Bahasa (Languages)

Penggunaan tabel tidak pernah berdiri sendiri, melainkan harus bersama-sama dengan bagan klasifikasi (schedules), yaitu digabung dengan notasi dasar.

Page 61: Klasifikasi Bahan Pustaka

TABEL SUBDIVISI STANDAR(Tabel 1)

Tabel 1 menjelaskan bentuk karya, misalnya -01 untuk penyajian yang bersifat teori, -03 untuk bentuk kamus dan ensiklopedia, -05 adalah bentuk terbitan berkala atau majalah, -09 untuk sejarah dan geografi

Tanda penghubung di depan yang terdpt pada setiap notasi menunjukkan bahwa nomor tsb tidak pernah dpakai sendiri.

Page 62: Klasifikasi Bahan Pustaka

Ringkasan subdivisi standard

-01 filsafat

-02 aneka ragam

-03 kamus, ensiklopedia

-04 topik-topik khusus

-05 penerbitan berkala

-06 organisasi dan manajemen

-07 pendidikan, penelitian, topik yang berkaitan

-08 Sejarah dan deskripsi berkenaan jenis orang

-09 sejarah, geografi

Page 63: Klasifikasi Bahan Pustaka

Penggunaan tabel 1

Ada 5 cara untuk menggunakan tabel 1

a. Tidak ada insruksi, bila dalam bagan tidak terdapat instruksi bagaimana penggunaan dan penambahan tabel 1, maka notasi tersebut ditambahkan dengan notasi yang terdapat dalam tabel 1 dengan 2 alterntif:

b. 1. jika notasi tidk diakhiri dengan 0 (nol), maka notasinya adalah notasi dasar + tabel 1

Contoh: cookery journal 641.5 cookery (dalam bagan) 05 Serial publications (tbel 1) 641.505 berarti cookery journal

Page 64: Klasifikasi Bahan Pustaka

B. Jika notasi diakhiri dengan nol, maka notasinya adalah notasi dasar dibuang nolnya ditambah dengan tabel 1

Contoh:

370 Pendidikan (bagan)

-03 kamus (tabel 1)

370. 3 kamus pendidikan

Page 65: Klasifikasi Bahan Pustaka

b. Terdapat dalam bagan lengkap. Di dalam bagan sudah diberikan contoh untuk tabel 1, tetapi tidak dirinci. Misalnya dalam kelas filsafat tabel 1 telah tercantum dalam bagan yang menjangkau notasi antara 101 s.d. 109, hanya tidak dirinci seperti yang terdapat dalam tabel 1. (dalam edisi 22, sudah dirinci dalam bagan)

Contoh:

101 Theory of philosophy

102 Miscellany of philoshophy (bagan)

-022 illustrations (tabel 1)

102.2 Illustrations of philoshopy 107 Study and teaching of philoshopy (dalam bagan)

-072 Research (dalam tabel 1)

107.2 berarti Research of philoshophy

Page 66: Klasifikasi Bahan Pustaka

c. Terdaftar sebagian. Didalam bagan adakalanya sebagian saja notasi tabel 1 didapatkan. Dari contoh yang telah terdaftar dapat diperluas dengan notasi tabel 1 yang lain, misalnya notasi 020 Library and information sciene, di bawahnya terdapat notasi sebagai berikut:

020. Library and information sciences

.7 Education, research, related topics

.9 Historical and geography, persons treatment

Notasi 7 dan 9 setelah notasi 020 adalah sama dengan notasi -07 dan -09 yang tedapat dalam tabel 1. Contoh:

020 Ilmu Perpustakaan dan informasi

020.7 Education, research, related topics

-05 Majalah (tabel 1)

020.5 berarti Majalah Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Page 67: Klasifikasi Bahan Pustaka

d. Ada instruksi penggunaan dua nol (00), dalam bagan terdapat instruksi untuk penggunaan dua nol (00) untuk penambahan notasi tabel 1. Misalnya pada notasi 636 Peternakan di bawahnya diikuti dengan instuksi pada summary 636.001 – 009 standard subdivision ( digunakan dua nol(00))

Jika ingin memperluas notasi 636 Peternakan dengan tabel 1, adalah sbb:

636 Peternakan (dalam bagan)

-072 Penelitian (tabel 1)

636.0072 berarti penelitian peternakan -03 Kamus (tabel 1)

636.003 Kamus peternakan

Page 68: Klasifikasi Bahan Pustaka

e. Instruksi penggunaan tiga nol (000), penggunaan tiga nol tergantung pada instruksi yang terdapat dalam bagan dari subyek yang bersangkutan. Misalnya pada notasi 375 curricula di bawahnya diikuti dengan notasi 000.1 – 000.8 ―standard subdivisions”. Ini berarti bila akan memperluas notasi 375 curricula dengan penambahan tabel 1, harus didahului dengan tiga nol (000) contoh:

375 Curricula

-072 Research (tabel 1)

375.00072 Berarti Research on curricula

-01 Philosophy (tabel 1)

375.0001 berarti Philosophy of curricula

Page 69: Klasifikasi Bahan Pustaka

Soal penggunaan tabel 1

Dictionary of ancient architecture

Magazine education

History of church architecture

Illustrations and models in physisc

Philosophy and theory of technology

Sejarah telekomunikasi

Kamus fisika terapan

Organisasi perpustakaan

Ensiklopedia bidang hukum

Teori Ekonomi mikro

Page 70: Klasifikasi Bahan Pustaka

Dictionary of metallurgy

Education, research about language

Organization of social work

Magazine about social welfare

Organization and management in library science

Page 71: Klasifikasi Bahan Pustaka

Tabel 2: Wlayah, Periode, Person

Page 72: Klasifikasi Bahan Pustaka

Tabel wilayah, Periode, Person (T2)

adakalanya suatu subyek perlu dinyatakan aspek geografisnya (wilayahnya). Misalnya ―Angkatatan Laut Indonesia‖. Ini berarti notasi subyek ―Angkatan Laut ― perlu ditambahkan notasi ―Indonesia‖ yang diambilkan dari tabel wilayah, periode, person.

Tabel wilayah berisi daftar wilayah baik nama negara maupun nama bagian dunia secara geografis

Page 73: Klasifikasi Bahan Pustaka

Notasi wilayah tabel 2

-1 Wilayah, daerah, tempat pada umumnya

-2 manusia pada umumnya tanpa mengindahkan wilayah, daerah

-3 Dunia zaman purbakala

-4 Eropa, Eropa barat

-5 Asia, Timur Jauh

-6 Afrika

-7 Amerika Utara

-8 Amerika Selatan

-9 Bagian-bagian lain dari bumi dan dunia lain, oseania

Page 74: Klasifikasi Bahan Pustaka

Cara penambahan tabel 2 a. Tidak ada instruksi, caranya: 1. Tentukan notasi subyek yang bersangkutan

2. Tmbhkan notasi subyek tersebut, notasi -09 (aspek geografis dari tabel 1)

3. Kemudian tambahkan notasi wilayah , diambil dari tabel 2. Contoh:

359 Angkatan Laut

-09 Aspek geografi (dari tabel 1)

-598 Indonesia (dari tabel 2)

359.009598 berarti ―Angkatan Laut Indonesia‖

Catatan: Digunakan dua nol (00) untuk mendahului tabel 1, sesuai dengan instruksi yang terdapat dalam bagan pada notasi /subyek 359 ― Angaktan Laut‖. Rumus:

Notasi dasar + -09(T1) + T2

Page 75: Klasifikasi Bahan Pustaka

b. Ada instruksi Biasanya berupa instruksi: ―add ‗areas‘ notations from... Tabel

2 to base number...,atau didahului dengan kata-kata ―Geographical treatment‖, treatment by specific continents,

countries‖, by specific countries‖, dsb.

Contoh: 320.9 Political situation and conditions

901-99 Historical, geographic, persons treatment

Add to base nmber 320.9 notation 01-9 from table 2 eg, political condition in Indonesia 320.9598

-55 Iran (dari tabel 2)

320.955 berarti ―situasi dan kondisi politik Iran‖

Rumus:

Notasi Dasar + T2

Page 76: Klasifikasi Bahan Pustaka

c. Untuk geografi suatu wilayah

Untuk membentuk geografi suatu wilayah, rumusnya adalah:

Contoh:

Geografi Jepang 915.2

Geografi Indonesia 915.98

Bila notasi tersebut dirinci adalah sebagai berikut:

910 Angka dasar geografi suatu wilayah (geografi umum)

-52 Jepang (dari tabel 2)

915.2 berarti Geografi Jepang

91 + Notasi wilayah (dari tabel 2)

Page 77: Klasifikasi Bahan Pustaka

d. Untuk Sejarah suatu wilayah

Dalam subyek ―sejarah‖ suatu wilayah mendapat notasi antara 930-999, sementara ―geografi‖ suatu wilayah mendapat notasi 913-919, kalau dibandingkan pembentukan notasi geografi suatu wilayah dengan notasi sejarah suatu wilayah terdapat persamaan unsur dari angka yang diambil tari tabel 2

Bandingkan notasi di bawah ini: 915.981 geografi Sumatera 959.81 Sejarah sumatera

915.983 Geografi Kalimantan 959.83 Sejarah Kalimantan

915.5 Geografi Iran 955 Sejarah Iran

Page 78: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan d

Kalau diperhatikn terdapat persamaan angka pembentk. Misalnya -5981 sumatera, -5983 Kalimantan, -55 Inggris, semuanya tedapat pada tabel 2. Angka dasar ―geografi‖ 91-, dan angka dasar untuk ―sejarah‖ 9- oleh karena itu untuk pembentukan notasi sejarah suatu wilayah dapat dirumuskan sebagai berikut:

9 + notasi dasar suatu wilayah (dari tabel

2)

Page 79: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan d

Contoh : untuk ―sejarah Amerik Serikat‖ akan dapat notasi 973, ―sejarah Indonesia‖ 959.8, bila dirinci adalah sebagai berikut:

9- Angka dasar sejarah suatu wilayah

-73 Wilayah Amerika Serikat (tabel 2)

973 berarti ― Sejarah Amerika Serikat‖

-598 Wilayah Indonesia (tabel 2)

959.8 berarti ―Sejarah Indonesia‖

Page 80: Klasifikasi Bahan Pustaka

Soal penggunaan tabel 2

1. Wages in Europe 331.294

2. Recreation centers in North america

3. Musical concerts in Europe 780.7909

4. International law in the Africa 341.09

5. Perburuan di Jepang 344.01

6. Pendidikan di Indonesia 370.9598

7. Ilmu Sosial di India

8. Geografi malaysia

9. Sejarah Idonesia

10. Geogrfi Indonesia

Page 81: Klasifikasi Bahan Pustaka

Soal penggunaan tabel 2

1. Wages in Europe

2. Recreation centers in North america

3. Musical concerts in Europe

4. International law in the Africa

5. Perburuan di Jepang

6. Pendidikan di Indonesia

7. Ilmu Sosial di India

8. Geografi malaysia

9. Sejarah Idonesia

10. Geogrfi Indonesia

Page 82: Klasifikasi Bahan Pustaka

TABEL 3: TABEL SUBDIVISI SENI, SASTRA & BENTUK

KHUSUS SASTRA

Page 83: Klasifikasi Bahan Pustaka

TABEL SUBDIVISI SENI, SASTRA & BENTUK KHUSUS SASTRA (Tabel 3)

Kelas 800 terdapat bentuk-bentuk sastra dari masing-masing bahasa . Bentuk-bentuk sastra secara global terdapat pada tabel 3 adalah sbb:

--1 puisi -7 satire dan humor

--2 Drama, -8 bunga rampai

--3 fiksi, -9 sejarah sastra

-- 4 essays

- 5 speeches

-6 letters

Page 84: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan....

Notasi yang terdapat dalam tabel 3 hanya dapat ditambahkan pada notasi dasar sastra (kelas 800) . Untuk notasi dasar suatu sastra yang berakhiran dengan angka 0 (nol) notasi dasarnya adalah dua angka pertama saja.Misalnya notasi dasar sastra Inggris 82 bukan 820, Sastra Jerman 83 bukan 830

Page 85: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan tabel 3

Tabel 3 terdiri dari tabel 3A, 3B dan 3C, perbedaannya adalah:

Tabel 3A adalah subdivisi untuk karya-karya oleh atau pengarang indvidu.

Tabel 3B adalah subdivisi untuk kary-karya oleh atau tentang lebih dari satu orang pengarang

Tabel 3C notasi yang dapat ditambahkan apabila ada instruksi dari tabel 3B.

Page 86: Klasifikasi Bahan Pustaka

Cara penggunaan tabel 3

a. Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap

Dalam bagan sudah terdapat notasi yang ditambahkan bentuk sastranya tetapi tidak lengkap. Bila dirasa perlu untuk memperlus notasi tersebut diambilkan dari tabel 3.

Contoh: 842 French drama (sdh terdaftar dalam bagan)

-202 For radio and television (dari tabel 3)

842.02 berarti ―French drama for radio and televison‖

-20527 Melodrama (tabel 3)

842.0527 berarti ―Melodrama sastra Prancis‖

Page 87: Klasifikasi Bahan Pustaka

820 Sastra inggris

822 Drama Inggris (terdapat dalam bagan, angka 2 diambil dari tabel 3)

- 2041 one act plays

Drama Inggris 1 babak 820.41

20523 comedy

Drama komedi di inggris 820.523

Page 88: Klasifikasi Bahan Pustaka

b. Tidak terdaftar dalam bagan

Bila di dalam bagan belum ditambahkan notasi bentuk sastra, maka untuk memperluas notasinya adalah dengan mengambil notasi bentuk sastra yang terdaftar dalam tabel 3.

Contoh: 839.31 Sastra belanda

-3 Fiksi (dari tabel 3)

839.313 berarti Fiksi Belanda

-1 Poetry (dari tabel 3)

839.311 berarti ‗dutch Poetry‘

Page 89: Klasifikasi Bahan Pustaka

892.7 (bagan) Sastra arab

-1 (T3) Puisi

892.71 Puisi Arab

Spanish literature 860

Spanish essays 864

Literatur portugis periode 1800-1899

Lieratur portugis 869 periode 1800-1899=3

Literatur portugis periode 1800-1899= 869.3

Page 90: Klasifikasi Bahan Pustaka

RUMUS PENAMBAHAN NOTASI TABEL 3

Notasi Dasar sastra + notasi tabel 3

Notasi Dasar Sastra + Notasi Tabel 3 + periode (dalam bagan)

Notasi Dasar Sastra + Notasi Tabel 3B + -08 + Notasi Tabel 3C

Contoh: 895.91 =sastra Thailnd (bagan)

895.913 = Fiksi Thailand (Notasi -3 dari tabel 3)

895.9132= Fiksi Thailand er 1800 – 1900 (Notasi 2 periode yang terdapat dalm bagan sastra ybs.)

895.913208354= Fiksi Thailand era 1800 -1900 tentang masalah perkawinan dan kematian (-354 dari tabel 3C)

Page 91: Klasifikasi Bahan Pustaka

catatan

Kesusasteraan Indonesia seharusnya mendapat notasi 899.221; namun menurut pengasuh DDC (towa Hamakondah. 187) untuk memperoleh angka yg lebih pendek untuk kesussteraan bahasa ttt, dapt memakai 810. Golongkan kesusasteraan Amerika dalam 820 kesusasteraan bhs Inggris. Dengan demikian kesusasteraan bahasa indonesia dapat menggunakan notaasi 810

Page 92: Klasifikasi Bahan Pustaka

810 Kesusasteraan Bhs Indonesia

811 Puisi Indonesia

812 Drama Indonesia

813 Fiksi Indonesia

814 Esai Indonesia

815 Pidato Indonesia

816 Surat-surat Indonesia

817 Satir dan humor indonesia

818. Aneka ragam penulisan indonesia

819 Kesusasteraan bahasa Daerah di Indonesia

Page 93: Klasifikasi Bahan Pustaka

Soal tabel 3

1. theory of literature 801

2. Puisi Indonesia 808.1

3.puisi latin pada abad 8 tentang cinta 871.02083543

4. Classical greek drama of the modern periode 882.03

5. Pidato presiden RI tentang hukum di indonesia pada era 1900-1999 815.2083554

Page 94: Klasifikasi Bahan Pustaka

6. collection of Romanian literatur 859.08

7. Hindi literature 0f 14 th century 891.432

8. Literatur ukrania pada periode 1917-1991

891.7934

Page 95: Klasifikasi Bahan Pustaka

Tabel Subdivisi bahasa

Dalam kelas 400 (bahasa) dikenal subdivisi khusus bahasa yang disebut ―subdivisi masing-masing bahasa, yang disebut tabel 4.

Notasi yang terdapat dalam tabel 4 hanya ditambahkan pada notasi dasar suatu bahasa dalam kelas 400.

Page 96: Klasifikasi Bahan Pustaka

TABEL 4: SUB DIVISI BAHASA

BILA NOTASI BAHASA TERDIRI TIGA ANGKA DAN BERAKHIRAN DENGAN

NOL(NOL), MAKA NOTASI DASARNYA HANYA DUA ANGKA PERTAMA SAJA.

MISALNYA NOTASI BAHASA PERANCIS 44 – BUKAN 440, BHS ITALIA 45–

BUKAN 450, ENGLISH 42 BUKAN 420, GERMAN 43, SPANYOL 46, LATIN 47

Page 97: Klasifikasi Bahan Pustaka

Notasi tabel 4

- 1 sistem tulisan dan fonologi

- 2 etimologi

-3 kamus

- 4 –

-5 tata bahasa

-6-

-7 bahasa non standar

-8 Penggunaan standar bahasa (apllied linguistics)

Page 98: Klasifikasi Bahan Pustaka

Cara penambahan tabel 4

a. Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum

lengkap Dalam bagan sudah dicantumkan notasi yang memberikan

bentuk penyjian suatu bahasa, hanya saja belum lengkap. Maka untuk memperluas notasinya harus diambil rincian yang terdapat dalam tabel 4. Contoh:

Misalnya 441‖written and spoken codes of standard french (terdaftar dlam bagan). Sesungguhnya angka 1 terdafar dalam tabel 4. Bila ingin memperluas notasi 441 caranya adalah:

441 ―Writing system, phonology, phonetics of standard French‖ -158 Phonetics (dari tabel 4) 441.58 Berarti Phonetics of Standar french Notasi -158 hanya diambil 58, krn 1 sudah tercantum pada

notasi dasar bahasa perancis, yaitu 441

Page 99: Klasifikasi Bahan Pustaka

Fonologi bahasa Perancis

441 Sistem tulisan dan fonologi bhs Prancis

- 1 sistim tulisan

-15 Fonologi (tabel 4)

441.5 Fonologi bahasa Perancis

Dari notasi -15 hanya diambil 5, karena 1 telah tercantum pada notasi dasar bahasa Perancis, yaitu 441

Page 100: Klasifikasi Bahan Pustaka

b. Belum terdaftar dalam bagan

Dalam bagan sama sekali belum dicantumkan notasi bentuk bahasa. Untuk memperluas notasi dasar suatu bahasa, diambilkan dari tabel 4. Misalnya untuk ―tata bahasa Indonesia‖ akan dapat notasi 499.221 5, bila dirinci adalah sebagai berikut:

499.221 Bahasa Indonesia (dalam bagan)

-5 Tata bahasa (dari tabel 4)

4999.221 152 berarti ―Ejaan bahasa Indonesia‖

499.221 15 Fonologi bahasa indonesia

RUMUS:

NOTASI BAGAN + NOTASI BENTUK BAHASA (TABEL 4)

Page 101: Klasifikasi Bahan Pustaka

c. Membentuk Kamus dua bahasa

Rumus: bhs yang kurang dikenal+3+ bahasa yang lebih dikenal

Contoh:

a. Kamus bhs indonesia –belanda

439.31 bhs belanda

-3 kamus (T4)

499221 bhs ind

439.313 992 21 kamus bhs ind-belanda

Page 102: Klasifikasi Bahan Pustaka

Kamus bahasa inggris indonesia

42 bahasa inggris (bagan)

-3 kamus (t4)

499.221 bhas ind (bagan)

423.992 21 kamus bhs ingris-ind

Page 103: Klasifikasi Bahan Pustaka

Kamus bahasa Perancis dan inggris

44 bahasa perancis

-3 kamus

21 Bhas inggris

443.21 kamus bahasa perancis inggris

Page 104: Klasifikasi Bahan Pustaka

Bila terdpat dua bahasa dalam kamus ysb, misalnya Kamus Indonesia Inggris dan Inggris-Indonesia (dalam satu buku) maka utamakan lebih dahulu bahasa yang kurang dikenal, kemudian ditambahkan -3 (dari tabel 4), lalu menyusul notasi bahasa yang lebih dikenal dari T6 contoh: 423.99221,

Page 105: Klasifikasi Bahan Pustaka

Lanjutan

Rumus :

Notasi Bahasa yang kurang dikenal + -3 (T4) + bahasa yng lebih dikenal (T6)

Contoh untuk kamus Indonesia – Belanda dan Belanda Indonesia akan mendapat notasi 439.31399221, bila dirinci:

439.31 Bahasa Belanda (kurang dikenal di Ind)

-3 Kamus (dari tabel 4)

-99.221 Bahasa indonesia (lebih dikenal) (T6)

439.31399221 berarti ―Kamus Indonesia Belanda dan Belanda Indonesia.

Page 106: Klasifikasi Bahan Pustaka

d. Kamus Banyak Bahasa

kamus yang mencakup 3 bahasa atau lebih dimasukkan ke dalam kamus poliglot (polyglot dictionaries), pada notasi 413

Contoh: Kamus Indonesia – Inggris dan Arab akan mendapat notasi 413, Kamus Jepang – Cina – Rusia dan Inggris juga akan mendapat notasi 413

Page 107: Klasifikasi Bahan Pustaka

TABEL 5: Tabel etnik dan Kebangsaan

Page 108: Klasifikasi Bahan Pustaka

NOTASI TABEL 5

-1 Amerika Utara

-2 Anglo -Saxon, Inggris

-3 Nordik

-4 Latin Modern

-5 Italia

-6 Spanyol, Portugis

-7 Italia Lainnya

-8 Yunani dan lainnya

-9 Kelompok lain

Page 109: Klasifikasi Bahan Pustaka

Tabel Etnik Dan Kebangsaan

Adakalanya suatu subyek perlu ditambahkan aspek etnik atau kebangsaan tertentu. Misalnya -951 orang cina, -992.1 Pilipina. Cara penambahan pada tabel 5 adalah:

a. Ada petunjuk pemakaian

Dalam bagan terdapat instruksi untuk menambahkan notasi tabel 5 ini, yaitu dengan kata “Add Racial ,ethnic, national groups 01-99 from table 5 to base number...‖maka kita hanya menambahkan notasi tambahan ini pada notasi dasar dari suatu subyek. Misalnya untuk karya yang berjudul Italian national psychology akan mendapat notasi 155.8945

Page 110: Klasifikasi Bahan Pustaka

lanjutan

Bila diperinci adalah sebagai berikut:

155.89 National psychology (dalam bagan)

―Add to base number 155.89 notations 3-99 from tabel 5. eg. Italian National psychology 155.895

-5 Italian (dari tabel 5)

Rumus:

Notasi Bagan + Tabel 5

Page 111: Klasifikasi Bahan Pustaka

155.84 ethnopsychology (dalam bagan)

add racial, ethnic, national groups 01-99 from table 5 to base number 155.84

-11 canadian (dari tabel 5)

155.8411 ethnopsychology of canadians

155.8496073042 ethnopsichology of African Americans in England

Page 112: Klasifikasi Bahan Pustaka

Civil rights of Israel

323.1 civil rights

-11 Ethnic and national groups

-924 Israel

323.11 924 civil rights of Israel

Page 113: Klasifikasi Bahan Pustaka

b. Tidak ada petunjuk pemakaian Bila dalam bagan tidak ada instruksi untuk

menambahkan tabel 5, tetapi bila ingin memperluas subyek tersebut dengan notasi yang terdapat dalam tabel 5

Rumus : Notasi bagan + -089 (T1) + notasi ras (Tabel 5) caranya adalah: contoh: Ceramic arts of Bengalis: 738 Ceramic arts (terdapat dalam bagan) -089 aspek etnik dan kebangsaan (tabel 1) - 9144 Bengali (dari tabel 5) 738.089 914 4 Ceramic arts of Bengalis

Page 114: Klasifikasi Bahan Pustaka

Hak sipil dan politik bagi wanita suku Arab Palestine 323.340 899274

323.34 hak sipil dan politik bagi wanita

-089 ras (T1)

-9274 Palestinian Arab

Page 115: Klasifikasi Bahan Pustaka

Contoh soal

Antropologi sosial masyarakat Kurdish 306.089 915 97

Social anthropology of french-canadian 306.089 114

Palestinian Christians 270.089 927 4

Child-rearing practices of the ancient Romans 649.108 971

Polynesian football players 796.330 899 94

Bedouin art 704.039 272

Metal engraving of Portuguese-speaking people 765.089 69

Page 116: Klasifikasi Bahan Pustaka

TABEL 6: Tabel bahasa

Page 117: Klasifikasi Bahan Pustaka

TABEL BAHASA (T6)

Suatu subyek adakalanya perlu ditambahkan aspek bahasanya.

Misalnya Bible dalam bahasa Belanda, terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina.

Ringkasan Notasi tabel 6 -1 Bahasa Indonesia -21 Bahasa inggris -31 Bahasa jerman -41 Bahasa Perancis -51 bahasa Italia -61 Bahasa spanyol -71 Bahasa latin -8 Bahasa Yunani -9 Bahasa lainya

Page 118: Klasifikasi Bahan Pustaka

Cara menggunakan tabel 6

a. Ada petunjuk pemakaian Dalam bagan terdapat instruksi penggunaan T6,

biasanya diikuti dengan kata-kata ―add base number‘ notation from T6.

Contoh: Bible dalam bahasa Jerman 220.531 Bible dalam banyak bahasa(Inggris-Belanda-

Perancis) 220.51 Bible dalam bahasa Inggris Jerman 220.531 AlQuran dengan terjemahan bhs Inggris 220.52

Page 119: Klasifikasi Bahan Pustaka

2x1.2/297.1225 Terjemahan alQuran (bagan)

-21 Bahasa Inggris (T6)

2x1.221 AlQuran dengan terjemahan bhs Inggris

b. Tidak terdapat petunjuk

Bila tidak ada petunjuk untuk menggunakan tabel 6, maka notasi dasar terlebih dahulu ditambahkan subdivi standar -175 (aspek wilayah dimana suatu bhs sangat dominan, diambil dari tabel 2) kemudian ditambahkan notasi bahasa yang terdapat pada tabel 6

Rumus: notasi dasar+-175+ T6

Page 120: Klasifikasi Bahan Pustaka

Contoh

Kitab Injil dalam bahasa Spanyol

220 Kitab Injil

-175 Aspek wilayah dimana bhs tertentu sangat dominan (T2)

-61 Bahasa Spanyol (T6)

220.175 61 Kitab Injil bahasa Spanyol

220.595 7 The Bible in the Korean language

Page 121: Klasifikasi Bahan Pustaka

A frech-vietnamese dictionary 433.959 22

A Khmer-english/english-khmer dictionary495.932321

Spanish words in the english language 422.451

Serial publications in tagalog059.992 22

Folktales in Yiddish398.204 391

Page 122: Klasifikasi Bahan Pustaka

PENGGABUNGAN NOTASI DASAR

Page 123: Klasifikasi Bahan Pustaka

Menambah notasi dasar dengan notasi 001 - 999

Instruksi penambahan dengan notasi 001-999, contoh:

a. 025.273 Pengadaan bahan pustaka ilmu-ilmu sosial.

025.27 acquisition of materials add 001-999 to base number 025.27. eg. Acquisition materials in social sciences 025.273

Aquisition on materials from Brazil 025.2981

Page 124: Klasifikasi Bahan Pustaka

Pengertian 001-999 adalah setiap notasi dasar dari subyek apa saja yang notasinya berkisr 001-999. sebagai contoh di atas yang diambil adalah notasi 300 (social sciences). Dua angk nol (00) yang terletak setelah angka tiga tidak perlu dicantumkan.

025.27 acquasition materials

300 social sciences

025.273 acquisition materials in social science

Page 125: Klasifikasi Bahan Pustaka

A journal of twientieth-century Venezeulean history 987.063 005

987 Venezuelan history

.063 20th century

005 serial publication (standard subdivision, added by following th e instruction‖ add as instructed under 930-990

Page 126: Klasifikasi Bahan Pustaka

Menambah notasi dasar dengan sebagian notasi bidang lainnya

Contoh:

Perdagangan beras 380.141 318

380.1 Trade

380.14 specific commodities and services nd specific groups of commodities and services

380.141 Products of agriculture

380.1413-141 8 specifics products

Add to base number 380.141 the numbers following 63 in 633-638, eg. Rice 380.141318

.318 BAGIAN NOTASI DARI SUBYEK PADI YAITU 633.18

Page 127: Klasifikasi Bahan Pustaka

016.1 Bibliografi bidang filsafat

016 Bibliographies of specific disciplins and subjects. Add 100-999 to base number 016, eg. Bibliographies of phylosophy 016.1

016.1 Bibliografi Khusus

100 Filsafat 016.1 Bibliografi bidang filsafat

Page 128: Klasifikasi Bahan Pustaka

TAJUK SUBYEK

Page 129: Klasifikasi Bahan Pustaka

Pengertian

Tajuk subyek adalah sebuah titik akses untuk sebuah cantuman bibliografi yang berisi kata atau frase mengenai subyek dari sebuah karya yang dimuat dalam sebuah bibliografi karya tersebut. Dikenal juga dengan istilah pengatalogan subyek.

Page 130: Klasifikasi Bahan Pustaka

Tujuan

Pengatalogan subyek bertujuan untuk menggunakan kata-kata (istilah) yang seragam untuk materi perpustakaan mengenai subyek tertentu.

Subyek adalah topik yang merupakan kandungan informasi (content )dalam bahan pustaka baik dalam media cetak maupun non cetak yang terdapat dalam koleksi perpustakaan

Page 131: Klasifikasi Bahan Pustaka

Tajuk subyek adalah kata (kata-kata) yang digunakan dalam katalog perpustakaan untuk meringkas kandungan informasi tersebut.

Pada dasarnya klasifikasi dan tajuk subyek adalah sama, yaitu menunjukkan suatu subyek atau isi suatu bahan pustaka. Klasifikasi didasarkan pada skema klasifikasi yang dilambangkan dengan notasi dan digunakan untuk menentukan susunan buku di rak, dimana masing-masing buku hanya dapat diberi satu nomor klasifikasi.

Page 132: Klasifikasi Bahan Pustaka

Sedangkan tajuk subyek didasarkan pada daftar tajuk subyek yang dilambangkan dengan kata atau frasa yang berfungsi sebagai entri katalog untuk memperjelas isi karya (biasanya tidak lebih dari 3 subyek)

Contoh: Dasar-dasar fisika dan kimia

Nomor klas: 530 atau 540 (pilih salah satu)

Tajuk subyek: 1. FISIKA 2. KIMIA (dapat digunakan dua-duanya)

Ts yang dipilih harus setepat mungkin menurut tema atau pokok topiknya.

Page 133: Klasifikasi Bahan Pustaka

Fungsi tajuk subyek

1. Sebagai alat penelusuran yang memungkinkan pengguna dan petugas perpustakaan menemukan bahan pusaka yang diperlukan tentang subyek-subyek tertentu.

2. Memberikan informasi yang lengkap tentang bahan pustaka apa saja yang ada tentang subyek tertentu dalam sebuah perpustakaan

Page 134: Klasifikasi Bahan Pustaka

Perbedaan dan persamaan Tajuk Subyek dan klasifikasi

1. Keduanya sama-sama menentukan subyek suatu bahan pustaka/ dokumen. Klasifikasi subyek atau notasinya dapat berupa kode atau lambang baik angka murni maupun angka campuran (angka dan lambang)

2. Klasifikasi digunakan untuk penyusunan buku di rak

3. Klasifikasi disusun berdasarkan nomor klas pada shelf list catalog

Page 135: Klasifikasi Bahan Pustaka

Penyusunan tajuk subyek

Dalam menentukan tajuk subyek pengkatalog harus bekerja secara taat asas (konsisten) supaya dengan kandungan informasi yang sama dapat diperoleh tajuk subyek yang sama pula.

Pengkatalog perlu berpegang pada urutan kata-kata (sintaksis) yang digunakan dalam penentuan tajuk subyek.

Page 136: Klasifikasi Bahan Pustaka

Prinsip dalam penyusunan tajuk subyek

1. Tajuk subyek untuk kepentingan pengguna. Dalam penentuan ts kepentingan pengguna selalu menjadi pertimbangan baik dalam mimilih istilah, menentukan jumlah tajuk subyek dan ketentuan lainnya.

Contoh : leukimia dan kanker darah yang dipakai leukimia; biofisika digunakan untuk biologi dan fisika; mekanika biologis yag digunakan adalah istilah biomekanika

2. Satu istilah untuk semua. TS merupakn istilah yg bersifat baku, artinya satu kata /istilah yg dipilih u suatu subyek berlaku untuk semua buku yang mempunyai subyek sama. Sekalipun satu buku dengan buku lainnya berbeda dalam mengunakan istilah tersebut, misalnya psikologi dan ilmu jiwa, maka dalam tajuk subyek harus dipilih salah satu dari kedua istilah tersebut.

Page 137: Klasifikasi Bahan Pustaka

3. Penggunaan istilah yang biasa digunakan. Dalam memilih istilah u TS harus mengutamakan penggunaan istilah yang biasa digunakan dalam masyarakat. Suatu istilah yang benar secara ilmiah masih perlu dipertimbangkan terhadap istilah lain yang lebih populer. Contoh: carcinoma dan kanker; sapi dan lembu yang digunakan adalah sapi

Page 138: Klasifikasi Bahan Pustaka

Penggunaan istilah yang lebih spesifik. Memilih istilah yang mempunyai cakupan spesifik dan bukan yang mempunyai cakupan umum. Contoh: jika subyek yang dimaksud adalah kurukulum, maka tajuk subyek yang kita pilih bukan pendidikan.; MUJAHIR bukan ikan air tawar atau ikan

Page 139: Klasifikasi Bahan Pustaka

Penggunaan penunjukan

Page 140: Klasifikasi Bahan Pustaka

Beragamnya penggunaan istilah dan jenis serta tingkatan masyarakat pemakai perpustakaan, disamping penggunaan berbagai istilah dalam tajuk subyek, perlu dipertimbangkan pula adanya penggunaan penunjukan silang dalam tajuk subyek.

Page 141: Klasifikasi Bahan Pustaka

ISTILAH TAJUK SUBYEK

TAJUK TUNGGAL, yaitu tajuk yang berasal dari kata benda tunggal. Seperti: Agama, Kesenian, Pendidikan, Pertanian.

Dalam memilih tajuk berupa kata benda tunggal mungkin tidak terdapat kesulian, tetapi jika kata /istilah tersebut mempunyai sinonim kata yang lain, perlu dipertimbangkan untuk memilih istilah dengan prioritas sbb:

Istilah yg paling dikenal masyarakat Istilah yang paling banyak digunakan dalam katalog Istilah yg paling spesifik pengertiannya Istilah yg paling dhulu dalam abjad Istilah yang mempunyai kaitan erat dengan subjek lain

Page 142: Klasifikasi Bahan Pustaka

TAJUK GANDA

Tidak semua tajuk bisa dinyatakan dengan kata benda tunggal. Sebuah tajuk biasanya memerlukan kata kajemuk atau frasa. Untuk itu perlu pengabungn kata tunggal, baik dalm bentuk frasa atau bentuk lainnya dengan komposisi sbb:

1. Kata benda disertai kata sifat

contoh: binatang langka

anggaran moneter

Page 143: Klasifikasi Bahan Pustaka

2. Kata benda disertai kata benda lain sebagai sifat. Contoh: Kehidupan akherat

3. Dua kata benda dihubungkan dengan preposisi, contoh: diskriminasi dalam pekerjaan

4. Dua kata dihubungkan dengan kata sambung . Contoh: agama dan ilmu pengetahuan

5. Dua kata benda atau lebih tanpa disertai kata penghubung. Contoh: Hukum acara pidana

Page 144: Klasifikasi Bahan Pustaka

Tajuk dengan subdivisi

Tajuk tunggal maupun ganda dapat diberi subdivisi, baik subdivisi bentuk, tempat, waktu maupun subdivisi topik

Contoh:

Kedokteran – kamus(bentuk)

Bea mask – tarif (topik)

Industri pesawat terbang – abad ke 19 (waktu)

Hukum adat – aceh (tempat)

Page 145: Klasifikasi Bahan Pustaka

B. Struktur TS Sear‘s List

a. Tajuk Tunggal, terdiri dari satu kata benda baik dalam bentuk tunggal/ jamak. Contoh: novel (tunggal) Novels (jamak). Jika ts dianggap dapat meragukan, maka dalam penyajianna dijelaskan dengan istilah lain dalam kurung. Contoh: Life(Theology), Life (Biology)

b. Tajuk ganda, merupakan gabungan dua kata benda dengan menambahkan kata‖dan‖, contoh:coal mines and mining, anarchism and anarchists, bycycles and bicycling

Page 146: Klasifikasi Bahan Pustaka

c. Tajuk Frasa, merupakan bentuk berbagai kombinasi dari beberapa kata yag digabungkan dengan preposisi. Contoh: cost of living, oil pollution of rivers, harbort, etc.

d. Tajuk dengan subdivisi, untuk menunjukkan kekhususan subyek.contoh:

1) TS dengan subdivisi bentuk, contoh: philosopy – Dictionaries

2) Ts dengan subdivisi waktu, contoh: US – Ancient history

3) Tajuk dengan sbdivisi topik, contoh: Children – hygiene

4) Tajuk dengan subvisi Geografi. Contoh:

Libraries – US; Geology - Colorado

Page 147: Klasifikasi Bahan Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Perpusnas. Daftar Tajuk Subjek Perpusnas. Jakarta: Perpusnas,

2006. Taylor, Arlene G.Introduction to Cataloging and Classification Arlen.

London: Libraries Unlimited, 2006 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama, 2003 Yulia, Yuyu; Mustofa, B.Pengolahan Bahan Pustaka. Jakarta: UT. 2007 Septiyantono, Tri dan Sidik, Umar (ed).2003. Dasar-dasar Ilmu

Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga. Fak. Adab. Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Indonesia. Perpusnas. Terjemahan Ringkasan Klasifikasi Desmal Dewey dan Indeks Relatif. Jakarta: PNRI, 1994.

Hamakonda, Towa: Tairas, JNB. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung Mulia, 2009.

Sifton, Pat. Workbook for DDC 20. Ottawa: Canadian libray Association, 1989.

Page 148: Klasifikasi Bahan Pustaka