sistem klasifikasi bahan pustaka pada perpustakaan

52
SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK WILMAR BISNIS INDONESIA KERTAS KARYA Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya Sains Informasi (A.Md.S.I) dalam bidang perpustakaan Disusun Oleh: MIRANTI ARDILA 172201024 PROGRAM STUDI D-3 PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

POLITEKNIK WILMAR BISNIS INDONESIA

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Sains Informasi (A.Md.S.I) dalam bidang

perpustakaan

Disusun Oleh:

MIRANTI ARDILA

172201024

PROGRAM STUDI D-3 PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah

melimpahkan rahmat dan Hidayah- Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul. “SISTEM KLASIFIKASI

BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK WILMAR

BISNIS INDONESIA” . Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis

ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli

Madya (Amd) program studi D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini baik dari penulis banyak

mendapatkan bantuan baik secara moril maupun material serta saran-saran yang

berguna dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing. Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan serta Ucapan terimah kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku dekan Fakultas Ilmu budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I. Kom selaku Ketua Program Studi D-

III perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Dirmansyah selaku sekretaris program studi D-III

perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Dr. Jonner Hasugian, M.Si, Selaku Dosen pembimbing penulis

yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk membantu

penulis dalam menyelesaikan kertas karya ilmiah ini.

5. Seluruh staff Pengajar program Studi Ilmu perpustakaan dan Informasi

D3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Simatera Utara.

6. Bapak Edward MH Sijabat, S.SI, selaku kepala perpustakaan

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia beserta staff perpustakaan, yang

telah bersedia untuk diwawancarai dan telah membantu penulis dengan

sabar dalam memberikan informasi mengenai kertas karya yang

penulis kerjakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

ii

7. Kepada Bapak dan Mamak serta keluarga saya yang telah memberikan

bantuan moril dan maupun material, serta dukungan semangat kepada

penulis hingga kertas karya ini selesai.

8. Ucapan terimah kasih kepada Desy Ratnasari selaku sepupu yang

selalu membantu penulis dan memberikan dukungan kepada penulis

hingga kertas karya ini selesai. Serta sahabat – sahabat tercinta Squad

coa-coa Juli, Palumean, Bilqis, Nurul, Kharin, limbong dan Naliyah

serta rekan – rekan Seperjuangan bersama – sama membantu

membuat tulisan ini.

9. ucapan terimah kasih untuk Nona Aulia satu tim bimbingan, saya

mengucapkan banyak terimah kasih karna telah mau susah payah

saling membantu dalam pembuatan kertas karya ini.

10. Dan Ucapan terimah kasih juga kepada EXO yang menjadi hiburan

penulis dikala lelah.

Penulis menyadari penulisan kertas karya ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh sebabitu, penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini

pada masa yang akan datang

Akhir kata penulis mengucapkan Terimah kasih dan semoga Kertas

karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Ilmu

perpustakaan.

Medan, September 2020

Penulis

Miranti Ardila

NIM : 172201024

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................... .................................... iii

DAFTAR TABEL...................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR......................................................... ........................ vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 3

1.5 Ruang lingkup .......................................................................... 3

1.6 Metode pengumpulan data ....................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5

2.1 Pengertian Klasifikasi ............................................................. 5

2.2 Tujuan Klasifikasi ................................................................... 6

2.3 Fungsi Klasifikasi .................................................................... 7

2.4 Prinsi-prinsip Pengklasifikasian Bahan Pustaka ...................... 7

2.5 Macam-macam Sistem Klasifikasi ........................................... 9

2.5.1 Dewey Decimal Classification (DDC) ... ..................... 10

2.5.1.1 Bagan (Schedule) ............................................ 11

2.5.1.2 Indeks Relative:Volume IV ............................. 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

iv

2.5.1.3 Tabel Pembantu ............................................... 15

2.5.2 Electronic Dewey Decimal Classification (E-DDC) .... 18

2.5.2.1Prinsip-prinsip E-DDC edition 23 .................. 19

2.5.2.2fitur dan cara penggunaan E-DDC edisi 23 ... 19

2.5.3 Langkah-langkah Pengklasifikasian ............................. 21

BAB III HASIL & PEMBAHASAN ....................................................... 24

3.1 Sejarah Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia .... 24

3.2 Koleksi Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia .... 25

3.3 Sistem Klasifikasi Bahan Pustaka pada Perpustakaan Politeknik

Wilmar Bisnis Indonesia ........................................................ 26

3.4 Proses Klasifikasi Bahan Pustaka pada Perpustakaan Politeknik

Wilmar Bisnis Indonesia ......................................................... 28

3.5 Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Bahan Perpustakaan . 34

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 36

4.1 Kesimpulan............................................................................... 36

4.2 Saran ....................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Koleksi Bahan Pustaka .................................................. 25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 DDC elektronik edisi 23 ............................................ 28

Gambar 3.2 Opsi Nomor Klasifikasi .............................................. 30

Gambar 3.3 Data Inventaris di Komputer (a) ............................. 31

Gambar 3.4 Data Invetaris di komputer (b) ................................. 32

Gambar 3.5 Data Inventaris di Komputer (c) ............................. 33

Gambar 3.6 Data Invetaris di komputer (d ) ................................ 36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengorganisasian koleksi perpustakaan merupakan salah satu bagian

terpenting sebelum koleksi dimanfaatkan oleh pemustaka, pengorganisasian

koleksi yang dimaksud disini adalah bagaimana perpustakaan mengelola

bahan perpustakaan dengan baik. Pengertian pengolahan bahan perpustakaan

Standar Nasional Indonesia Bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan

pengolahan bahan perpustakaan adalah suatu proses untuk menyiapkan materi

perpustakaan agar nantinya dapat dimanfaatkan oleh pengguna yang berupa

kegiatan registrasi, pengatalogan, klasifikasi, serta penyelesaian fisik materi

perpustakaan.

Kegiatan Klasifikasi merupakan bagian kegiatan yang cukup penting

dalam bidang pelayanan di perpustakaan. Benda - benda yang diklasifikasi

adalah bahan koleksi yang ada di perpustakaan. Koleksi tersebut harus dapat

di manfaatkan dengan sebaik mungkin agar perpustakaan dapat menjalankan

perannya dengan baik.

Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah

objek, gagasan, buku, atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan

tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Dalam bidang perpustakaan

pengertian klasifikasi adalah penyusunan sistematis terhadap buku dan bahan

pustaka lain, atau katalog, atau entri indeks berdasarkan subyek, dalam cara

yang berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi (Sulistyo-

Basuki: 1991). Dari pengertian ini klasifikasi mempunyai fungsi yaitu: sebagai

tata penyusunan buku di jajaran rak, serta sebagai sarana penyusunan entri

bibliografis pada katalog, bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang

sistematis.

Selain untuk proses pengaturan di dalam rak, suatu sistem klasifikasi juga

digunakan untuk kemudahan dalam penelusuran informasi atau sistem temu

kembali. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mengumpulkan dan

mengorganisasikan informasi dalam satu atau lebih wilayah subjek agar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

2

tersedia bagi pengguna atau pemustaka ketika mencari sebuah informasi.

Sesuai dengan hal tersebut pengklasifikasian bahan pustaka perpustakaan

sangatlah penting agar bahan pustaka tertata dengan rapi di rak dan bahan

pustaka tersusun sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Ada beberapa

sistem klasifikasi yang biasa digunakan di perpustakaan antaranya adalah

Dewey Desimal Classification (DDC), sistem Universal Desimal

Classifacation (UDC), dan sistem Library Of Congcress Clasification (LCC).

Pustakawan di perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia

menggunakan sistem klasifikasi Dewey Decimal Clasification (DDC) dalam

bentuk elektronik (E-DDC) untuk menentukan nomor kelas bahan pustaka

yang sedang dikelolannya. Kekurangan perpustakaan Politeknik Wilmar

Bisnis Indonesia yaitu seharusnya perputakaan P-WBI juga memiliki DDC

edisi 23 yang tercetak nya juga karena DDC 23 adalah edisi terbaru dari DDC

dan subjek di DDC 23 lebih lengkap. Pemanfaatan E-DDC diperpustakaan

Politeknik Wilmar bisnis Indonesia dalam menentukan nomor klasifikasi

bahan pustaka penggunaannya sudah maksimal. Namun ada beberapa subjek

yang belum masuk di E-DDC tidak selengkap DDC yang tercetak. Dalam

menentukan nomor kelas bahan pustaka jika menemukan judul koleksi yang

sulit untuk menentukan subjeknya maka pustakawan memilih alternatif lain

yaitu dengan menggunakan DDC 22 yang tercetak. Walaupun E-DDC dapat

membantu proses penentuan nomor klas dengan kelebihan efektifitas,

produktifitas, dan kesederhanaan yang ditawarkan tetapi untuk menunjang

penomoran yang lengkap sebaiknnya DDC manual masih menjadi acuan.

Koleksi yang sudah diklasifikasikan oleh perpustakaan Politeknik Wilmar

Bisnis Indonesia berjumlah 2.585 judul bahan pustaka. Perpustakaan

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia memiliki staf yang melatarbelakangin

Pendidikan di bidang perpustakaan.

Dalam Hal ini masalah yang akan dibahas adalah bagaimana proses

Pengklasifikasian pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.

Adapun Judul Kertas karya ini adalah “Sistem Klasifikasi Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Wilmar Bisnis Indonesia”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah ditentukan di atas, maka rumusan

masalah yang peneliti bahas pada penelitian ini yaitu:

Bagaimana proses yang dilakukan pustakawan dalam mengklasifikasi bahan

pustaka sesuai dengan sistem Dewey decimal clssification (DDC) di

Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti pada kertas karya ini adalah untuk mengetahui bagaimana

proses yang dilakukan oleh pustakawan dalam mengklasifikasi bahan pustaka

dengan menggunakan sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC)

pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat 2 manfaat penelitian, sehingga dalam penelitian ini juga mempunyai

dua manfaat praktis dan teoritis.

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk pengembangan

khasanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu perpustakaan dan informasi,

khususnya sistem klasifikasi.

b. Manfaat praktis

1. Bagi Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia dapat menjadi

bahan masukan dalam kegiatan klasifikasi selanjutnya.

2. Bagi pustakawan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan tentang topik

yang sama.

3. Bagi pembaca dapat menjadi suatu pembelajaran tentang klasifikasi.

Terutama pada perpustakaan politeknik wilmar bisnis indonesia.

4. Bagi penulis dapat menambahnkan wawasan pengetahuan tentang sistem

klasifikasi

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penulisan Kertas karya ini adalah mengenai proses

klasifikasi menggunakan sistem klasifikasi E-DDC yang meliputi : pengunaan

indeks relatif untuk analisis subjek, penentuan nomor kelas, cara membangun

notasi, cara memadukan notasi dasar dan Tabel pembantu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

4

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu ;

1. Studi Observasi

Cara memperoleh dan secara langsung agar mendapatkan data mengenai

penggunaan DDC secara akurat dan terpercaya langsung ke Perpustakaan

Politeknik Wilmar Binis Indonesia.

2. Studi lapangan

studi ini d ilakukan dengan wawancara secara langsung kepada

pustakawan di Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.

3. Studi kepustakaan

studi ini dilakukan dengan cara mempelajari bahan – bahan atau literatur

baik berupa buku, jurnal dan sebagainnya yang ada hubungannya dengan

masalah mengenai proses klasifikasi yang dibahas dalam Tulisan ini.

4. Dokumentasi

Cara memperoleh informasi dengan bentuk foto yang membahas dalam

memperoleh informasi sebanyak mungkin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Klasifikasi

Di dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan klasifikasi sudah banyak

dilakukan orang. Misalnya di pusat perbelanjaan buah, kita dapat

memperhatikan penjual buah yang memisahkan buah yang sejenis semisal

jeruk dipisahkan dari apel, dipisahkan pula dengan salak, semangka atau buah

yang lainnya. Begitu juga dengan klasifikasi di perpustakaan yang

dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat atau pemakai dalam memilih

dan mendapatkan buku atau bahan perpustakaan yang diperlukan secara cepat

dan tepat. Untuk setiap buku yang dimiliki, perpustakaan harus melakukan

proses klasifikasi sebelum dilayankan kepada pemakai.

Klasifikasi adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-

buku perpustakaan sekolah atau bahan pustaka laiinya atas dasar tertentu serta

diletakannya secara bersama-sama disuatu tempat. (Ibrahim Bafadal,

2009:51).

Klasifikasi ialah pengelompokkan yang sistematis dari pada sejumlah

objek,gagasan,buku,atau benda-benda lain kedalam kelas atau golongan

tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama agar mudah di temukan kembali jika

diperlukan pemustaka. (Hamakonda, 2008:1).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi

merupakan proses pengelompokan, pengumpulan atau penyusunan koleksi-

koleksi buku yang sesuai dengan daftar subjek pada masing-masing judul dan

disusun sesuai dalam satu tempat berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki bahan

perpustakaan tersebut.

Pengklasifikasian akan sangat bermanfaat untuk para pemustaka dan

sangat bermanfaat juga untuk para petugas perpustakaan itu sendiri. Untuk

para pemustaka, sistem klasifikasi bahan pustaka akan sangat memudahkan

para pemustaka dalam hal mencari dan menemukan buku yang dibutuhkan.

Sedangkan bagi para petugas perpustakaan, sistem klasifikasi akan sangat

bermanfaat untuk mereka dalam penataan / penyusunan dan juga

penyimpanan buku pada rak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

6

2.2 Tujuan Klasifikasi

Sebagai alat pengelompokkan, Klasifikasi perpustakaan mempunyai

dua tujuan yaitu membantu pemakai mengenali dan menemukan suatu karya

melalui nomor panggil (nomor kelas) , dan mengumpulkan karya - karya

yang sejenis, yaitu yang mempunyai subjek yang sama dan atau berhubungan.

Menurut Kumar yang dikutip oleh Agus Rifai dalam bukunya yang

berjudul “ Teori dan Praktek Klasifikasi Bahan Pustaka” menjelaskan

tentang tujuan klasifikasi di perpustakaan sebagai berikut:

1. Menghasilkan susunan dokumen yang paling berguna (helpful sequence)

2. Menempatkan dokumen pada tempat yang benar (correct replecement)

3. Penyusunan yang bersifat mekanistik (mechanized arrangement)

4. Penambahan dokumen baru, yaitu bahwa klasifikasi perpustakaan dapat

membantu menemukan dokumen yang terdapat penambahan dokumen

baru.

5. Klasifikasi perpustakaan dapat mempermudah di dalam menarik

dokumen dari tempat atau stocknya.

6. Klasifikasi perpustakaan dapat membantu di dalam organisasi

pemajangan buku.

Suatu sistem klasifikasi adalah skema untuk menyusun bahan

pustaka. Manfaat klasifikasi bahan pustaka menurut Bafadal (2006:50).

a. Dapat mengetahui buku-buku apa saja yang sudah dipergunakan

oleh pemustaka.

b. Dapat menegtahui keseimbangan koleksi agar koleksi menjadi

lengkap

c. Melalui studi dari sistem klasifikasi seseorang akan menemukan

cara berfikir teratur dan sistematis.

d. Sebagaii sistem penempatan buku.

Selanjutnya menurut Towa P. Hamakonda, (1982 : 1) dalam bukunya

Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey mengatakan bahwa tujuan

klasifikasi adalah:

1. Menentukan lokasi bahan pustaka didalam jajaran koleksi perpustakaan.

Hal ini dimungkinkan karena setiap bahan pustaka yang diterima

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

7

perpustakaan akan dikelompokkan dan diberi kode penyimpanannya

sesuai dengan subyek yang dibahasnya.

2. Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki subyek yang sama

dalam suatu jajaran koleksi.

Agar tujuan-tujuan klasifikasi tersebut dapat tercapai, maka

dokumen yang hendak diklasifikasi harus diteliti dengan sangat hati-hati,

yaitu diteliti mengenai apa dokumen tersebut, apa yang dikehendaki oleh

pengarang dokumen, dan memberikan nomor panggil sesuai di kelas

mana pemakai dapat menemukannya secara mudah.

2.3 Fungsi Klasifikasi

Adapun fungsi klasifikasi bagi perpustakaan, diantarannya adalah :

Menurut suwarno (2007 : 57) dalam bukunya “dasar- dasar ilmu

perpustakaan” menyatakan manfaat klasifikasi di dalam bukunya :

1. Memudahkan penempatan dan saran temu kembali bahan pustaka

2. Memudahkan pustakawan dalam pengembangan dan penyiangan

koleksi perpustakaannya.

3. Menentukan pustakawan kepada berfikir sistematis teratur.

4. Memudahkan pustakawan dalam membuat bibliografi dalam

bidang tertentu.

5. Menuntun pengguna untuk menentukan subjek-subjek tertentu

yang

sedang dikajinya.

Jadi fungsi Klasifikasi adalah untuk mempermudahkan penyusunan

bahan perpustakaan ke rak, dan juga untuk mempermudah

penelusuran terhadap bahan koleksi yang di klasifikasikan di

perpustakaan tersebut .

2.4 Prinsip-Prinsip Pengklasifikasian Bahan Pustaka

Mengklasifikasi bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan dalam

pengatalogan subjek, karena sebelum menentukan nomor kelas suatu bahan

pustaka maka terlebih dahulu di analisa apa isi yang dikandung dalam

sebuah bahan pustaka, yang kemudian dikonsep dan selanjutnya di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

8

terjemahkan ke dalam pedoman klasifikasi yang menjadikannya dalam

bentuk notasi sehingga menghasilkan nomor kelas bahan pustaka.

Untuk itu sebelum mengklasifikasi bahan pustaka maka perlu di

perhatikan beberapa prinsip dalam melakukan klasifikasi bahan pustaka

secara umum menurut Chan (2006) dalam Habsyi (2012: 43) adalah :

a) Pertimbangkan keterpakaian.

b) Menentukan nomor klasifikasi berdasarkan pertmbangan subyek utama.

c) Jangan mengklasifikasi hanya dari indeks semata.

Menurut Bafadal (2008: 54) ada beberapa prinsip yang perlu di

perhatikan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan yang

menggunakan sistem klasifikasi berdasarkan subyeknya, yaitu:

a) Klasifikasi buku-buku berdasarkan subyeknya, kemudian berdasarkan

bentuk penyajiannya atau bentuk karyanya.

b) Khususnya buku-buku yang termasuk karya umum dan kesusastraan

hendaknya lebih diutamakan pada bentuknya.

c) Didalam mengklasifikasi buku hendaknya memperhatikan tujuan

pengarangnya.

d) Klasifikasilah buku-buku perpustakaan pada subyek yang spesifik.

e) Apabila ada sebuah buku yang membahas dua atau tiga subyek, maka

klasifikasilah buku tersebut pada subyek yang dominan.

f) Apabila sebuah buku yang membahas dua subyek dengan pertimbangan

subyek yang sama, maka klasifikasilah buku tersebut pada subyek yang

paling banyak bermanfaat bagi pemustaka.

g) Didalam mengklasifikasi bahan pustaka hendaklah pustakwan

mempertimbangkan keahlian pengarangnya.

h) Apabila ada sebuah buku yang membahas dua subyek yang sama

perimbangannya dan merupakan bagian dari suatu subyek yang lebih

luas, maka klasifikasilah buku tersebut pada subyek yan lebih luas.

i) Apabila ada sebuah buku yang membahas tiga subyek atau lebih, tetapi

tidak jelas subyek mana yang lebih diutamakan oleh pengarangnya, dan

merupakan bagian dari suatu subyek yang lebih luas, maka

klasifikasilah buku tersebut pada subyek yang lebih luas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

9

Selanjutnya menurut Sumantri (2008: 44) langkah-langkah dalam

melakukan klasifikasi adalah:

a) Tentukan subyek dari buku dengan membaca halam judul, kata

pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan jika perlu isi bukunya dalam

garis besar.

b) Tempatkan suatu suyek dari kelasnya yang paling spesifik

c) Karya yang mencakup dua atau tiga subyek, digolongkan pada subyek

umum yang mencakup semua subyek (utama/divisi).

d) Subyek yang dipengaruhi subyek lain, dikelompokkan pada subyek

yang mempengaruhinya.

e) Tempatkanlah suatu karya dalam subyek yang sesuai dengan maksud

pengarang.

2.5 Macam-macam Sistem Klasifikasi

Menurut (Suwarno, 2007), secara umum klasifikasi terbagi ke

dalam dua jenis, yaitu :

1. Klasifikasi Artifisial, yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-

sifat yang kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Misalnya tinggi

buku atau warna buku.

2. Klasifikasi Fundamental , yaitu Klasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi

atau subjek buku pada bahan pustaka tersebut.

Klasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar

maupun kecil. Dalam sistem tersebut buku dikelompokkan berdasarkan

subyek, sehingga memudahkan pemakai dalam menelusur suatu informasi.

Yang termasuk klasifikasi fundamental adalah Klasifikasi DDC (Dewey

Decimal Classification). DDC merupakan sistem klasifikasi yang populer

dan paling banyak pemakainya. Klasifikasi ini dalam pengembangannya

menggunakan sistem desimal angka arab sebagai simbol notasinya.

Selanjutya diberikan penjelasan sistem klasifikasi tersebut sebagai

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

10

2.5.1 Dewey Decimal Classification ( DDC)

Sistem klasifikasi DDC di kembangkan oleh Melvile Dewey (1851-

1931) pada tahun 1876. Ide penyusuanan klasifikasi bermula ketika ia masih

berusia 21 tahun dan menjadi asisten di perpustakaan Ambers College,

Massachuseets, pada tahun 1874 sebelum akhirnya ia menerbitkan suatu

pamphlet yang berjudul a classification and subject Index for Cataloging and

Arranging the Books and Phamplet of a Library pada tahun 1876. DDc

diterbitkan oleh OCLC (Online Computer Library, Inc) Lembaga ini

memiliki hak cipta DDC dan melisensi sistem ini dalam berbagai penggunaan

(Rifai, 2013:65).

Saat ini telah terbit edisi XXII tahun 2003 terdiri atas 4 jilid:

Introduction, schedule 000-599, schedule 600-999 dan index Relatif.

Perubahan utama terdapat pada bagan 400 dan 800. Di samping format cetak,

muncul format elektronik dalam bentuk CD ROM (Compat Disc Read Only

Memory) yang dapat memuat 60.000 modul. Di samping edisi lengkap DDC

terbit dalam 2 edisi / versi yaitu edisi lengkap dan ringkas. Edisi ringkas

dimaksudkan untuk digunakan di perpustakaan yang memiliki koleksi di

bawah 20.000 judul. Edisi ringkas ini yang paling banyak digunakan oleh

perpustakaan sekolah dan umum yang koleksinya masih terbatas. (Suwarno,

Wiji, 2007:89-90).

DDC merupakan bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut

prinsip desimal dalam membagi cabang ilmu pengetahuan. DDC membagi

semua ilmu pengetahuan ke dalam 10 klas utama (main class) yang diberi

notasi berupa angka Arab 000-999. Setiap klas utama dibagi secara desimal

menjadi 10 subkelas (division) (Miswan, 2003 : 7).

Sedangkan Menurut Masruri (2006), sistem klasifikasi Dewey

Decimal Classification (DDC) merupakan Klasifikasi berdasarkan disiplin

akademis atau bidang kajian, bukannya berdasarkan subjek. Hasilnya

dimungkinkan subjek yang sama memperoleh tempat kelas dari satu.

Misalnya subjek keluarga mungkin digolongkan ke dalam kelas sosiologi,

Agama , etika , hukum dan lain sebagainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

11

2.5.1.1 Bagan (Schedule)

Bagan merupakan sistem klasisfikasi persepuluhan Dewey yang

berusaha untuk menyusun semua subjek yang mencakup keseluruhan

ilmu pengetahuan manusia kedalam suatu susunan yang sistematis dan

teratur, umumnya terdiri dari sejumlah kelas utama, masing-masing di

perincikan menjadi bagian yang lebih kecil lagi, menurut suatu urutan

yang logis, yang biasanya bersifat umum kepada yang bersifat khusus,

bagan DDC terdiri dari kelas utama, devisi, seksi, subseksi yang masih

dapat diperincikan lagi.

Prinsip Dasar pembagian DDC disebut Desimal. Dengan prinsip

desimal, DDC menyajikan tiga (3) singkatan, masing – masing

menunjukkan 10 kelas utama, 100 divisi dan 1000 seksi dari bagan dasar.

Setiap kelas dari 100 sampai 900 terdiri dari kelompok yang saling

berkaitan.

Format pembagian bagan DDC adalah sebagai berikut:

1) 10 kelas Utama DDC ( first Summary the ten main classes atau 10

ringkasan pertama )

V 000 − Karya Umum

100 − Filsafat & Psikologi

200 − Agama

300 − Ilmu-Ilmu Sosial

400 – Bahasa

500 − Sains & Matematika

600 − Teknologi

700 − Kesenian & Rekreasi

800− Sastra

900 − Sejarah & Geografi

2) Kelas divisi ( Second Summary the Hundred divisions)

Misalnya diambil dari kelas 000

000 – Ilmu komputer, pengetahuan & sistem

010 – Bibliografi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

12

020 – Ilmu perpustakaan & informasi

030 – Ensiklopedia & dan Buk fakta

040 – [unassigned] sebelumnya biografi

050 − Majalah, jurnal & serial

060 – Asosiasi, organisasi & Museum

070 – Media berita, Jurnalisme & penerbitan

080 – Kutipan

090 – Manuskrip & Buku langka

3) Kelas Seksi (Thrid Summary the thousand sections atau 1000 seksi)

Setiap subkelas (Division) di bagi lagi menjadi sepuluh seksi

(section). Sebagai suatu sistem klasifikasi hirarkhis DDC

menggunakan prinsip pembagian disiplin ilmu atas subjek secara

konsekuen dari topik yang umum menjadi topik yang lebih khusus.

Contoh pembagian divisi “ Ilmu perpustakaan & Informasi kelas 020

020 – Ilmu perpustakaan & informasi

021 – Hubungan dengan Perpustakaan

022 – administrasi pabrik pisik

023 – Managemen personalia

024 – [tidak ditugaskan]

025 – Operasi Perpustakaan

026 – Perpustakaan untuk mata pelajaran tertentu

027 – Perpustakaan Umum

028 – Membaca & menggunakan media informasi laiinya

029 – [tidak ditugaskan]

Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa

semakin khusus suatu subjek, semakin panjang notasinya dan

semakin spesifik keilmuan yang dikelompokkan karena banyak

angka yang ditambahkan pada notasi dasarnya, dan pembagiannya

berlangsung dari umum ke khusus.

Di dalam bagan terdapat beberapa catatan dan intruksi,

catatan dan intruksi tersebut berupa pemberian penjelasan kepada

klasifier untuk menentukan notasi yang diinginkan. Aturan-aturan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

13

dalam bagan (schedule) menurut Suwarno, Wiji (2007:89-90)

adalah catatan dan instruksi:

a. Include

Dikatakan Include karena istilah/alasan yang berdekatan

tetapi makna yang berbeda dan memiliki jangkaun yang luas

maka harus dibuat pendefinisian. Include bertujuan memberi

petunjuk kepada pengklasir utuk memahami konsep

subjek/notasi yang sesuai.

Contoh: kelas 401 discource analysis

Including pragmatics disources analysis

Class here content analysis, semiotics

b. Penggunaan “add to base number” (Penambahan ke notasi

dasar)

Add to base number ada karena sebuah subjek yang bisa

bervariasi sampai tak terhingga akibatnya tida mungkin

notasinnya disusun dalam bagan, yang dapat disusun hanya

notasi dasarnya saja sedangkan variasi tak terhingga dibuat

dalam suatu tabel khusus di dalam bagan itu sendiri.

Contoh : 449.01-08 subdivisions of Occitan languange d’oc

Add to base number 449 notation 01-8 from

table 4, e.g.,

Grammar of Occitan 449.5

c. Optional note ( Catatan pilihan)

Dalam berbagai kasus sebuah buku dapat ditempatkan pada

beberapa pilihan nomor kelas. Untuk ini DDC memberikan

catatan pilihan yang akan memudahkan pengklafikasian yang

memilih salah satu nomor kelas yang dianggap tepat dengan

melihat jenis dan kebutuhan perpustakaan. Biasanya “optional

note” itu terdapat pada karya-karya referensi atau dokumen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

14

yang berhubungan dengan referensi. Misalnya bibliografi

khusus.

Konsekuensi optional note:

Jika kelas berada di depan kemudian diikuti optinal note

maka bentuk penyajiannya berpencar mengikuti subjek

dokumen.

Jika optional note berada di depan kemudian diikuti notasi

kelas maka bentuk penyajiannya terkumpul/tersusun

walaupun dengan subjek yang berbeda. Dalam situasi

seperti ini, pihak perpustakaan lebih baik memilih notasi

kelas karena seluruh bahan perpustakaan yang sejenisnya

akan berada pada satu tempat. Optional dipilih sesuai

dengan kebutuhan perpustakaan

d. Instruksi “Tambahan pada”

Catatan penambahan notasi, khususnya “Tambahkan pada”

merupakan perintah pada bagian DDC yang menyatakan

adanya angka-angka tertentu yang dapat ditambahkan pada

nomor dasar. Hal ini memungkinkan pengklasir

mengembangkan nomor dasar yang terdapat pada bagan atau

subjek-subjek yang lebih khusus.

Contohnya : 155.84 Kelompok ras dan suku bangsa

tertentu.

“Tambahkan pada nomor dasar 155.84 notasi 03-09 dari

table 5,

umpamanya psikologi suku bangsa alfro-Amerika

155.8496073”.

2.5.1.2 Indeks Relative : Volume IV

Untuk membantu mencari notasi suatu subjek dalam

klsifikasi DDC menyediakan relative index atau indeks relatif.

Pada indeks relatif ini terdapat sejumlah istilah yang disusun

berabjad. Istilah- istilah tersebut mengacu ke notasi yang

terdapat dalam bagan. Dalam indeks ini di daftarkan juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

15

sinonim untuk suatu istilah, hubungan- hubungan dengan subjek

lain. Namun demikian tidak boleh menentukan klasifikasi

berdasarkan indeks saja. Setelah notasi ditemukan dalam indeks.

Seharusnya diperiksa dalam suatu bagan atau tabel.

Contoh indeks; untuk subjek “Education” terdapat sebagai

berikut:

Education 370

Psychology 370.15

Law 344.07

State aid 379.122

Dengan demikian untuk “Education” terdapat sejumlah notasi

yang dapat mewakili subjek tersebut dan tergantung pada aspek khusus

yang dibahas. Kalau Education secara umum notasinnya kelas 370.

2.5.1.3 Tabel Pembantu

Kecuali pembagian kelas secara desimal dengan notasi yang

terdaftar dalam bagan, DDC juga mempunyai sarana lain. Untuk

membagi/memperluas subyek lebih lanjut, yaitu dengan menyediakan

sejumlah tabel pembantu atau auxiliary tables. Notasi pada tabel-tabel

tersebut hanya dapat digunakan dalam rangkaian dengan notasi yang

terdapat dalam bagan. Dengan kata lain, notasi yang terdapat dalam tabel

tidak pernah berdiri sendiri, selalu dirangkaikan dengan notasi dalam

bagan. Dalam klasifikasi DDC terdapat 7 tabel pembantu/pelengkap,

yakni:

1. Tabel 1: Subdivisi Standar (Standard Subdivisions)

Bila suatu subyek telah ditemukan notasinya dalam bagan,

adakalanya perlu dicantumkan lebih lanjut notasi tambahan “bentuk”

yang diambil dari notasi yang terdapat dalam tabel 1 (standard

subdivision, hal.3-24). Tabel 1 ini bertujuan untuk menjelaskan

bentuk suatu karya, misalnya -03 adalah bentuk kamus dan

ensiklopedi. -05 adalah bentuk terbitan berkala atau majalah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

16

Adakalanya juga untuk menjelaskan bentuk penyajian intelektual,

misal -01 untuk bentuk penyajian yang bersifat filsafat dan teori, -09

sejarah dan geografi.

Dalam bagan terdapat 5 cara untuk penggunaan tabel 1 ini,

yakni:

a. Tidak ada instruksi

b. Terdapat dalam bagan (lengkap)

c. Terdaftar sebagian

d. Ada instruksi penggunaan dua nol (00)

e. Instruksi penggunaan tiga nol (000)

2. Tabel 2: Wilayah (Geographic Areas, Historical Periods, Persons)

Dapat dapat digunakan bersama-sama dengan setiap angka

dari bagan, atau melalui notasi -09 dari subdevisi standar,

umpamanya partai politik (324.2) di India (-54 dalam tabel ini),

menjadi 3244.254; perbankan (332.1) di Prancis (-44 dalam tabel

ini), menjadi, 332.109 44.)

3. Tabel 3: Subdivisi Sastra (Subdivision for Individual Literatur, for

Specific Literary Forms).

Adalah Tabel pembagian notasi kelas yang khusus

digunakan untuk bentuk penyajian dalam kelompok karya sastra.

Notasi utama yang digunakan ialah -1 sampai -8. Tabel 3 ini dibagi

ke dalam tiga jenis sub tabel yang terdiri dari :

a. Tabel 3-A untuk karya-karya sastra berupa deskripsi, kritik,

biografi dan karya tunggal atau kumpulan dar pengarang

perorangan.

b. Tabel 3-B untuk karya-karya sastra berupa deskripsi, kritik,

biografi dan karya kumpulan dari dua pengarang atau lebih.

Juga berlaku bagi retorika dalam bentuk sastra tertentu.

c. Table 3-C Elemen tambahan yang digunakan dalam

pembentukan nomor dengan tabel 3-B.

4. Tabel 4: Subdivisi bahasa (Subdivisions of Individual Languages)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

17

Dalam 400 (bahasa) dikenal subdivisi khusus bahasa yang

disebut “masing bahasa” (Subdivisions of Individual Languages).

Notasi yang terdapat dalam tabel 4 ini hanya dapat ditambahkan

pada notasi dasar suatu bahasa dalam klas 400. Bila notasi suatu

bahasa terdiri dari 3 angka dan berakhiran dengan 0 (nol), notasi

dasarnya hanya 2 angka pertama. Misal notasi dasar bahasa

Perancis 44- bukan 440, bahasa Itali 47- bukan 470. Cara

penambahan Tabel 4 ini:

a. Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap

b. Belum terdaftar dalam bagan

c. Kamus dua bahasa. Urutan sitirannya dengan mengutamakan

bahasa yang kurang dikenal kemudian tambahkan -3 (dari

Tabel 4), menyusul notasi bahasa yang lebih dikenal

d. Kamus banyak bahasa. Bagi kamus banyak bahasa, yaitu

mencakup 3 bahasa atau lebih dimasukkan ke dalam kamus

poliglot (polyglot dictionaries).

5. Tabel 5: Ras, Etnik, dan Kebangsaan (Racial, Ethnic, National

Groups).

Dapat digunakan bila melalui notasi subdevisi standar 089

dari Tabel 1 dengan angka mana saja dari bagan klasifikasi,

umpama: 41 Psikologi bangsa (155.84) Australia (-42 dalam tabel

ini) menjadi 155. 842 4; seni kramik (738) orang Arab (-927 dalam

tabel ini) menjadi 738.089 927

6. Tabel Perorangan

Tabel Perorangan ini adalah tabel pembagian notasi kelas yang

digunakan untuk menerangkan jabatan, profesi dan status social

seseorang. Notasi utama yang digunakan adalah -1 sampai dengan -

9.

7. Tabel Bahasa

Tabel Bahasa ini penggunaannya hanya berlaku bagi nomor

dasar yang memiliki perintah untuk menambahkannya. Subdivisi

bahasa dapat ditambahkan pada notasi subdivisi kamus bahasa (-3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

18

dari tabel 4 dalam membetuk nomor kelas kamus dua bahasa atau

poliglot.Notasi utama yang digunakan ialah -1 sampai dengan -9.

2.5.2 Electronic-Dewey Decimal Classification (E-DDC)

Aplikasi Electronic-Dewey Decimal Classification adalah

suatu aplikasi perangkat lunak khusus yang dibuat sebagai alternatif

untuk membantu memudahkan pustakawan atau penggiat

perpustakaan dalam menentukan nomor klasifikasi koleksi

perpustakaan berdasarkan sistem Klasifikasi Persepuluhan Dewey,

atau biasa disebut Klasifikasi DDC. Aplikasi E-DDC bersifat gratis,

maka siapa saja yang berkenan menggunakan dan menyebarkan tidak

akan dipungut biaya (Rotmianto, 2014).

E-DDC merupakan software gratis yang dikembangkan oleh

Arek Soerabajja dan dibuat menggunakan HTML complier sehingga

ringan dan compatible dengan hampir semua OS/operating systems,

baik windows maupun Linux. (Dwiyantoro, 2018).

Software e-DDC (electronic Dewey Decimal Classification

adalah freeware yang khusus dikembangkan untuk membatu tugas

pustakawan atau pengelola perpustakaan dalam menentukan nomor

klasifikasi suatu koleksi. Karena sifatnya yang free , maka freeware

ini boleh digunakan dan didistribusikan siapa saja secara bebas demi

kemajuan perpustakaan khususnya di Indonesia. (Sokhibul, 2014).

Walaupun e-DDC adalah freeware, konten atau bagan notasi

penomoran klasifikasi yang disajikan tetap diusahakan selengkap

mungkin berdasarkan bagan klasifikasi DDC edisi terbaru, yaitu

DDC Edisi 23, guna memenuhi kebutuhan pengklasifikasian untuk

semua jenis perpustakaan, mulai dari perpustakaan sekolah,

perpustakaan umum, perpustakaan khusus, bahkan juga sesuai untuk

perpustakaan perguruan tinggi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

19

2.5.2.1 Prinsip-prinsip E-DDC Edition 23

E-DDC dibuat dengan filosofi compatible, user friendly dan

update-able. Ketiga filosofi yang mendasari E-DDC tersebut

mempunyai arti sebagai berikut:

a. Compatible maksudnya bahwa aplikasi E-DDC merupakan

aplikasi yang multi-platform, yaitu dapat dijalankan di komputer

yang menggunakan operating system (sistem operasi) berbasis

Windows maupun Linux.

b. User friendly bahwa aplikasi E-DDC mudah digunakan oleh

siapapun baik pustakawan dan penggiat perpustakaan yang

mempunyai basis ilmu perpustakaan maupun oleh mereka yang

bukan atau bahkan yang belum pernah mendapatkan pendidikan

dan pelatihan yang berkenaan dengan ilmu perpustakaan,

dikarenakan kesederhanaan rancangan maupun cara

penggunaannya.

c. Update-able bahwa aplikasi E-DDC akan selalu di-update baik dari

segi isi atau content dalam hal ini adalah bagan nomor klasifikasi

maupun dari segi tampilannya. Aplikasi E-DDC akan selalu

berusaha menyesuaikan dengan DDC versi cetak.

2.5.2.2 Fitur dan Cara Penggunaan e-DDC Edition 23

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, e-DDC memang

dirancang sesederhana mungkin (sesuai dengan salah satu prinsip

e-DDC yaitu user friendly) agar dapat digunakan oleh siapapun

bahkan mereka yang bukan atau belum pernah mendapatkan

pendidikan dan pelatihan yang berkenaan dengan ilmu

perpustakaan. Tampilan dua kolom tetap dipertahankan sejak e-

DDC versi 1,yaitu kolom kiri dan kolom kanan yang merupakan

tampilan defaultaplikasi berformat. Pada kolom kiri terdapat dua

tab menu utama, yaitu:

1. Menu Content

Seperti halnya bagan Schedule pada DDC cetak, menu Content

dalam e-DDC adalah untuk memuat semua nomor klasifikasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

20

DDC mulai 000 sampai 999 beserta tabel-tabel yang disusun

secara hierarkis. Perbedaannya tentu saja apabila Schedule

DDC cetak terdiri dari 2 (dua) volume maka menu Contente-

DDC cukup ditampilkan dalam 1 (satu) halaman scroll down

pada layar komputer. Pada menu Contentjuga terdapat file-

filependukung penggunaan e-DDC atau semacam tutorial untuk

memaksimalkan penggunaanterutamadalam hal menelusur

nomor klasifikasi. Filetutorial tersebut yang sudah integral

dalam aplikasi e-DDC, yaitu pada “How to Use e-DDC” dan

“Quick Guide e-DDC”. Disamping itu terdapat file-

filependukung lainnya seperti “How to Class”, “Thesaurus”,

dan lain-lain

2. Menu Search

Menu Search digunakan untuk melakukan penelusuran nomor

klasifikasi secara lebih cepat. Menu Search dalam e-DDC

adalah seperti fungsi Index Relative pada DDC cetak, namun

dengan cara yang lebih sederhana dalam melakukan pencarian.

Pendek kata, apabila ingin menemukan suatu nomor klasifikasi

menggunakan DDC cetak maka biasanya terlebih dulu

dilakukan pencarian menggunakan Index Relative, dan apabila

suatu notasi sudah ditemukan kemudian diperiksa pada bagan

Scheduleagar benar-benar diperoleh nomor yang tepat. Ada

kalanya diperlukan juga bagan Tables untuk memperlengkap

notasi. Sedangkan pada e-DDC apabila ingin mencari nomor

klasifikasi suatu koleksi, cukup dengan memasukkan kata

kunci dari judul atau tema koleksi tersebut maka hasil

pencarian akan muncul di kolom sebelah kiri. Hasil pencarian

mungkin akan lebih dari satu, namun biasanya urutan paling

atas dianggap yang paling mendekati dengan hasil pencarian.

Hasil pencarian tersebut akan dijabarkan lebih terinci pada

kolom sebelah kanan, seperti layaknya bagan Schedule pada

DDC cetak. Ciri khas e-DDC adalah hasil pencarian akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

21

ditunjukkan dalam highlightwarna biru sehingga memudahkan

dalam penggunaan.

2.5.3 Langkah – langkah Pengklasifikasan

Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pustakawan dalam

mengklasifikasi bahan pustaka pada perpustakaan adalah sebagai

berikut:

1. Menetukan sistem klasifikasi

Langkah pertama di dalam mengklasifikasi bahan pustaka

pada perpustakaan adalah menentukan sistem klasifikasi, misalnya

apakah akan menggunakan UDC (Universal Decimal

Classification), LCC (Library of Congress Classification), DDC

(Dewey Decimal Classification), dan sebagainya. Sistem klasifikasi

yang digunakan untuk mengklasifikasi bahan pustaka pada

perpustakaan harus konsisten. Apabila saat ini menggunakan sistem

klasifikasi persepuluh dewey, maka pada masa – masa berikutnya

setiap menggunakan sistem klasifikasi persepuluh dewey.

2. Menyiapkan Bagan Klasifikasi

Setelah menentukan sistem klasifikasi, langkah berikutnya

adalah menyiapkan bagan klasifikasi. Anggaplah sekarang

pustakawan menetapkan sistem klasifikasi Persepuluhan Dewey

sebagai sistem klasifikasi yang akan digunakan untuk

mengklasifikasi bahan pustaka pada perpustakaan tersebut.

3. Menyiapkan Bahan pustaka atau Buku

Bahan pustaka atau Buku pada perpustakaan tersebut yang

akan diklasifikasi disiapkan dengan sebaik-baiknya di atas meja.

Buku-buku tersebut telah selesai dicatat atau diinventarisasikan

di dalam buku inventaris atau buku induk. Buku- buku tersebut

telah distempel dengan stempel perpustakaan tersebut sebagai

tanda pengenal dan stempel inventaris.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

22

4. Analisis Subjek

Analisis Subyek adalah suatu kegiatan menganalisa

mengenai apa atau tentang apa suatu dokumen (bahan pustaka).

Kegiatan analisis subyek merupakan hal yang sangat penting dan

memerlukan kemampuan intelektual, karena di sinilah ditentukan

pada subyek apa suatu dokumen ditempatkan. Bila salah atau

keliru, akan menimbulkan kesulitan bagi pemakai dalam

mendapatkan informasi yang dicarinya. Oleh karena itu analisis

ini harus dikerjakan secara akurat dan taat-azas (konsisten).

Untuk melaksanakan kegiatan analisis subyek, pustakawan harus

mengenal jenis konsep dan jenis subyek. Untuk menentukan

subyek buku dapat dilakukan dengan cara menganalisis bagian-

bagian buku, yaitu:

a) Judul dan sub judul buku

Judul buku dan sub judul buku biasanya terdapat pada kulit

buku dan halaman pertama setelah kulit buku. Judul buku dan

sub judul buku ini menggambarkan isi atau persoalan yang

dibahas di dalam buku yang bersangkutan.

b) Daftar isi

Kadang-kadang judul buku itu belum menggambarkan

dengan jelas mengenai isi atau persoalan yang dibahas,

sehinga pustakawan sulit menentukan snbyeknya. Apabila hal

ini terjadi, maka pustakawan bisa menelaah daftar isinya,

Daftar isi memuat rincian persoalan yang dibahas di dalam

buku yang bersangkutan.

c) Kata pengantar

Pada kata pengantar atau prakta seringkali pengarang atau

penyusun menjelaskan latar belakang disusunnya buku

tersebut, tujuan penyusunan, serta sistematika pembahasan.

Oleh sebab itu melalui membaca atau menelaah kata

pengantar atau prakata setiap buku, maka pustakawan dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

23

memperoleh gambaran mengenai subyek atau persoalan

buku yang bersangkutan.

d) Isi sebagian atau keseluruhan

Kadang-kadang walaupun pustakawan telah menelaah judul

buku, daftar isi, dan kata pengantarnya, ia belum

mendapatkan gambaran yang jelas mengenai subyeknya.

Apabila hal ini terjadi, maka hendaknya pustakawan

menelaah isinya. Pertama-tama dibaca sebagian saja,

misalnya pada halaman-halaman pendahuluan, atau

halaman-halaman pertama setiap bab. Apabila belum juga

ditemukan subyeknya, maka bacalah secara keseluruhan dari

halaman pertama sampai dengan halaman terakhir.

3. Menentukan nomor kelas

Setelah subyek buku ditemukan, maka langkah berikutnya adalah

menentukan nomor klasifikasi. Untuk menentukan nomor

klasifikasi, pustakawan bisa berpedoman kepada bagan

klasifikasi sebagaimana telah dipersiapkan pada langkah kedua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

24

BAB III

HASIL & PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia

Perpustakaan Wilmar Bisnis Indonesia berdiri bersamaan dengan

berdirinya Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia pada tahun 2013 di bawah

naungan Yayasan Murni Sadar. Ketika itu Perpustakaan Wilmar Bisnis

Indonesia berada di Gedung B & G Tower Hotel JW Marriot Lantai 15 Jalan

Putri Hijau No. 10 Medan.

Jumlah koleksi yang dimiliki pada waktu itu sebanyak 83 judul,

246 eksemplar dengan keadaan belum diolah dan ditempatkan dalam satu

ruangan. Mengingat pentingnya sarana dan fungsi perpustakaan pada proses

belajar mengajar, maka diangkatlah seorang pustakawan untuk bertanggung

jawab mengelola dan bertugas melayani civitas akademik.

Pada tanggal 31 Agustus 2015 izin pendirian Politeknik Wilmar

Bisnis Indonesia dikeluarkan oleh Menteri Riset , Teknologi dan Pendidikan

Tinggi Nomor 3/KPT/I/2015. Setelah beberapa bulan kemudian, tepatnya

pada bulan Maret 2015 kampus Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia

bersamaan dengan perpustakaan yang selama ini menempati Gedung B & G

Tower Hotel JW Marriot pindah ke gedung baru Jalan Kapten Batu

Sihombing Medan Estate, Percut Sei Tuan Deli Serdang.

Sesuai dengan penempatan gedung baru, saat ini perpustakaan

berbenah memenuhi dan menunjang kebutuhan informasi untuk mencapai

Tridarma Perguruan Tinggi, seperti halnya penambahan 1 Orang tenaga ahli

pustakawan, penambahan peralatan/perlengkapan dan pengembangan koleksi

perpustakaan, dll. Setiap tahunnya koleksi perpustakaan selalu bertambah

guna memenuhi kebutuhan penggunanya.

Dari jumlah koleksi cetak yang tersedia sampai saat ini, dikelompokkan

dengan berdasarkan sistem Dewey Decimal Classification (DDC) mulai dari

kelas 000 – 900, seperti berikut :

000 Generalities

100 philosopy and psychology

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

25

200 Religion

300 Social Science

400 Language

500 Natural science and mathematics

600 Technology and Applied science

700 The Art, Fine and sport

800 Literature and Rhetoric

900 Geography and History

Sistem pelayanan perpustakaan telah terautomasi termasuk katalog,

sirkulasi, pengadaan bahan pustaka baru dan layanan registrasi pengujung.

Katalog perpustakaan juga dapat diakses secara Online di dalam maupun di

luar perpustakaan melalui jaringan internet.

3.2 Koleksi Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia

Jumlah koleksi Menurut Nomor kelas di Perpustakaan Politeknik Wilmar

Bisnis Indonesia Yaitu :

Tabel 3.2 Koleksi Bahan Pustaka

NO Kode kelas

klasifikasi

Koleksi Bahan Pustaka Judul Eks

1 000 Komputer, informasi dan referensi

Umum

43 71

2 100 Filsafat dan Psikologi 40 74

3 200 Agama 24 36

4 300 Ilmu Sosial 272 621

5 400 Bahasa 87 128

6 500 Sains dan Matematika 44 90

7 600 Teknologi 655 1431

8 700 Kesenian dan Rekreasi 10 21

9 800 Sastra 49 85

10 900 Sejarah dan Geografi 17 30

JUMLAH 1421 2587

Sumber : Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

26

Dari tabel diatas , dapat dilihat bahwa jumlah koleksi buku teks

adalah sebanyak 1.421 judul dan 2.587 eksemplar jumlah koleksi yang

terbilang besar tersebut dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dan

pengguna perpustakaan yang laiinya.

3.3 Sistem Klasifikasi Bahan Pustaka di Perpustakaan Wilmar Bisnis

Indonesia

Klasifikasi bahan Pustaka dalam dunia Perpustakaan merupakan

suatu bagian dari kegiatan pengolahan yang keberadaannya sangat penting.

Dengan klasifikasi koleksi dapat dikelompokan menurut subjeknya masing

– masing sehingga pencari informasi dapat dengan mudah melakukan

penelusuran informasi yang dibutuhkan. Dan untuk petugas perpustakaan itu

sendiri Klasifikasi diperuntukan memudahkan mereka dalam hal untuk

mengembalikan koleksi tersebut ditempat semula.

Adapun sistem klasifikasi yang digunakan pada Perpustakaan

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia yaitu Menggunakan Dewey Decimal

Classification (DDC) elektronik edisi 23 dan DDC 22 yang tercetak.

Pustakawan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia juga akan langsung

mengentri ke sistem atau melakukan inventarisasi langsung ke dalam

komputer setelah menentukan nomor klasifikasi. Koleksi yang sudah

diklasifikasi berjumlah 2.585 judul. Koleksi tersebut disediakan bagi

Mahasiswa , Dosen , dan Peneliti sebagai penunjang atau sebagai sumber

Informasi untuk medukung pelaksanaan suatu kegiatan belajar mengajar

dalam lingkungan kampus tersebut.

Dalam sistem klasifikasi ada beberapa indikator yaitu analisis

subyek, penentuan nomor kelas, cara membangun notasi, cara memadukan

antar notasi dasar dan tabel :

1. Analisis Subyek

Analisis suyek merupakan langkah awal dalam kegetian klasifikasi bahan

pustaka. Semua dokumen, baik dalam bentuk cetak, terekam atau dalam

bentuk lainnya sebelum ditentukan nomor kelas atau notasinya, terlebih

dahulu dilakukan analisis terhadap isi yang dikandungnya. Jadi, tujuan

dilakukannya analisis subyek adalah untuk mengetahui isi yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

27

terkandung dalam suatu bahan pustaka sebelum ditentukan nomor kelas

atau notasinya. Pustakawan di perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis

Indonesia dalam menentukan suatu subyek bahan pustaka adalah melalui

judul, namun jika belum bisa ditentukan subyeknya maka pustakawan

biasanya melihat indeks yang ada dihalaman terakhir buku (jika ada).

2. Penentuan Nomor Kelas

Dalam menentukan nomor kelas suatu bahan pustaka yang dilakukan

pustakawan pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia,

walaupun sudah menggunakan E-DDC dalam mengklasifikasi pustakawan

tetap memperhatikan notasi yang spesifik untuk dijadikan nomor kelas

suatu bahan pustaka. Pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis

Indonesia yang menggunakan E-DDC dalam menentukan notasi atau

nomor kelas bahan pustaka. Pustakawan menganggap bahwa penggunaan

E-DDC dalam menentukan notasi atau nomor kelas suatu bahan pustaka

akan lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan menggunakan DDC

manual serta mempercepat proses klasifikasi bahan pustaka.

3. Cara membangun notasi

Membangun notasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari

pembentukan nomor kelas. Karena dalam mengklasifikasi satu bahan

pustaka tidak hanya terdapat satu notasi untuk nomor kelas bahan pustaka

tersebut, akan tetapi bisa saja terdapat dua nomor kelas atau terdapat

penggunaan penambahan dari tabel-tabel pembantu. Pada perpustakaan

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia cara yang dilakukan pustakawan

dalam membangun notasi suatu bahan pustaka adalah Pada saat

mengklasifikasi dan jika sudah menemukan nomor kelas yang tepat untuk

subyek yang dikandung bahan pustaka, maka akan langsung di tetapkan

notasi tersebut untuk dijadikan nomor klasifikasi pada bahan pustaka,

dengan tetap memperhatikan penambahan tabel-tabel pembantu jika ada.

Namun jika menemukan bahan pustaka yang memiliki dua subyek dan dua

notasi, maka hanya mengambil notasi yang terdapat dalam E-DDC.

4. Cara memadukan antara notasi dasar dan tabel

Dalam mengklasifikasi biasanya pustakawan menemukan bahan pustaka

yang dalam menentukan notasi yang tepat untuk dijadikan nomor panggil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

28

harus menggunakan penambahan tabel-tabel pembantu agar menghasilkan

notasi yang lebih spesifik, bahwa tabel-tabel yang terdapat dalam E-DDC

dapat ditambahkan jika ada penambahan dari tabel pembantu. Pada

perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia dalam mengklasifikasi

bahan pustaka, pustakawan juga menggunakan penambahan tabel-tabel

pembantu dalam menentukan nomor klasifikasi suatu bahan pustaka dalam

menentukan notasi yang lebih spesifik. Karena pustakawan pada

perpustakaan sangat memperhatikan penambahan notasi dari tabel-tabel

pembantu yang ada dalam E-DDC.

Berikut ini adalah hasil dokumentasi DDC elektronik 23 yang

digunakan oleh perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia :

Gambar 3.1 DDC elektronik edisi 23

3.4 Proses Klasifikasi Bahan Pustaaka pada perpustakaan Politeknik

Wilmar Bisnis Indonesia

Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia dalam

menetukan nomor Klasifikasi menggunakan E-DDC 23.

Proses yang dilakukan dalam mengklasifikasi Koleksi Perpustakaan adalah :

1. menyiapkan bahan pustaka (buku) yang akan diklasifikasikan.

2. Selanjutnya pustakawan mengecek data bahan pustaka (buku) tersebut

pada katalog komputer

3. Menentukan subjek bahan pustaka subyek apa yang dibahas dalam buku

tersebut, sudut pandang yang dianut penulisnya dan bentuk

penyajiaanya. Dalam menganalisa subjek buku yang akan diklasifikasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

29

pustakawan terlebih dahulu ialah melihat dari judul buku, jika dari judul

buku masih belum diketahui buku yang akan diklasifikasi membahas

tentang apa langsung melihat isi buku dan jika belum ditemukan di

samakan dengan buku yang judulnya ada kemiripan guna

meyeragamkan dalam mengelompokkan buku.

4. Menentukan notasi sesuai dengan subyek/disiplin ilmu yang terkandung

dalam bahan pustaka berdasarkan pedoman DDC. Akan tetapi jika

subyek bahan pustaka tidak terdapat dalam E-DDC, maka pustakawan

mengambil alternatif lain dengan menggunakan DDC 22 yang tercetak.

5. Mencari dan menemukan kata kunci yang mewakili isi utama yang

terkandung dalam bahan pustaka. Kata kunci yang digunakan untuk

entri indeks subjek.

6. Setelah menentukan nomor klasifikasi yang dianggap tepat. Lalu nomor

langsung diketik ke dalam komputer dan di cetak agar ditempel pada

punggung buku sebelah bawah.

Contoh Mengklasifikasi Bahan Pustaka di Perpustakaan Politeknik

Wilmar Bisnis Indonesia.

657.45 Notasi Klasifikasi

WIL William, C Boynton

M Modern Auditing

Ket:

657.45 : No Klas

WIL : Nama Pengarang

M : Judul Buku

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

30

Langkah – langkah Berikutnya :

Gambar 3.2 Opsi Nomor Klasifikasi 650 – 659

1. Langkah pertama, masukkan subjek buku yang ingin dicari pada

kolom pencarian yang terletak disebelah kiri atas, contoh subjek

“Auditing”

2. Kemudian klik tombol display, akan muncul beberapa pilihan

kelompok nomor kelas yang berkaitan dengan subjek yang dicari.

3. Pilih nomor kelas 650-659 “Manajemen dan Ilmu yang Berkaitan”,

kemudian akan muncul hasil yang berupa nomor-nomor kelas dan

pilih nomor mana yang sesuai dengan subjek yang kita inginkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

31

4. Didalam opsi nomor klasifikasi nomor 650-659 terdapat beberpa

pilihan yang sesuai dengan subjek yang dicari, petunjuk yang

mengatakan bahwa 657.45 (Auditing/Audit Keuangan,

Pemeriksaan Keuangan), jadi pustakawan mengambil nomor kelas

657.45 untuk subjek dari judul buku “Modern Auditing”.

Contoh Klasifikasi yang dilakukan oleh perpustakaan Politeknik

Wilmar Bisnis Indonesia yang telah Diinventaris di dalam Komputer :

Gambar 3.3 data inventaris di komputer (a)

Tittle : Perpajakan :edisi terbaru 2018

Author(s) : Mardiasmo

Statement of Responsibility : -

Edition : -

Specific Detail Info : -

Item(s) code batch generator : -

Item(s) Data : 2019:0241

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

32

Gambar 3.4 data inventaris di komputer (b)

GMD : -

Content Type : -

Media Type : -

Carrier Type : -

Frequency :-

ISBN/ISSN : 978- 979-6794-4

Publisher : Penerbit Andi

Publishing Year : 2018

Publishing Place : Yogyakarta

Collection : xvi, 404 p. : ill ; 23 cm.

Series tittle : -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

33

Gambar 3.5 data inventaris di komputer (c)

Clasification : 336.2

Call Number : 336.2 MAR p

Subject (s) : TAXATION

Language : Indonesia

Abstract/ Notes : -

Image : -

File attachment : -

Relate Biblio Data : -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

34

Gambar 3.6 data inventaris di komputer (d)

Hide in Opac : Show

Promote to Homepage : Promote

Label : -

Dari Contoh di atas dapat disimpulkan bahwa pada pengolahan

klasifikasi di Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia cukup sangat

cepat karena pustakawan memakai E-DDC dan langsung mengentri dokumen

kedalam komputer atau database agar bahan pustaka tertata dengan rapi. Pada

perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, dalam mengklasifikasi

pustakawan sudah mengikuti pedoman – pedoman yang telah ditentukan

3.5 Kendala – Kendala yang Dihadapi dalam Bahan Perpustakaan

Suatu Perpustakaan akan mampu menjalankan tugas dan

fungsinnya dengan baik, apabila pustakawan atau pengelola perpustakaan

bekerja dengan baik. Keberadaan pustakawan dalam mengelola sekaligus

mengolah bahan pustaka merupakan wujud dari rasa peduli pustakawan

terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang pustakawan dalam

mengerjakan tugas nya. Maka untuk mewujudkan masa depan perpustakaan

yang baik juga dibutuhkan pengelolaan perpustakaan atau pustakawan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

35

memiliki kompetensi di bidang ilmu perpustakaan. Khususnya

pengelompokkan bahan pustaka atau klasifikasi bahan pustaka .

Dalam melakukan pengolahan bahan pustaka, ada hambatan yang

akan dihadapi oleh pengelola perpustakaan terutama dalam

mengklasifikasi.pada perpustakaan Politeknik Wimar Bisnis Indonesia ada

beberapa hambatan yang dihadapi pustakawan dalam mengklasifikasi bahan

pustaka. Kendala – kendala tersebut sesuai dengan pengamatan dan

wawancara penulis dengan pustakawan pada perpustakaan tersebut ialah :

1. Analisis Subjek

Dalam menganalisis subjek pustakawan akan mengalami kesulitan

jika kemampuan dari segi bahasa yang dimiliki masih kurang. Karena

kegiatan ini membutuhkan ketelitian dan ketangkasan untuk menentukan

subjek yang dikandung suatu bahan pustaka. Sebelum menentukan notasi

bahan pustaka terlebih dahulu harus diketahui makna, arti dan kandungan

agar memudahkan dalam penentuan subjek.

2. Penentuan nomor kelas

Dalam menentukan nomor kelas bahan pustaka biasanya pustakawan

menemukan kesulitan menentukan notasi yang tepat apabila bahan

pustaka memiliki lebih dari satu subjek yang dikandung didalamnya.

3. Kurangnya Tenaga perpustakaan

Hanya Ada dua kelompok personil yang bekerja di perpustakaan

tersebut. Maka bahan pustaka pada perpustakaan tersebut masih ada yang

belum diklasifikasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

36

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilakukan Penulis ke

perpustakaan Politeknik wilmar Bisnis Indonesia, Maka penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia menggunakan

sistem klasifikasi Dewey Decimal Clasification (DDC) berbentuk

elektronik edisi 23 dan juga menggunakan DDC 22 tercetak sebagai

alternatif lain. Proses yang dilakukan dalam mengklasifikasi Koleksi

Perpustakaan adalah :

a. menyiapkan bahan pustaka (buku) yang akan diklasifikasikan.

b. Selanjutnya pustakawan mengecek data bahan pustaka (buku)

tersebut pada katalog komputer

c. Menentukan subjek bahan pustaka subyek apa yang dibahas

dalam buku tersebut, sudut pandang yang dianut penulisnya dan

bentuk penyajiaanya. Dalam menganalisa subjek buku yang akan

diklasifikasi pustakawan terlebih dahulu ialah melihat dari judul

buku, jika dari judul buku masih belum diketahui buku yang akan

diklasifikasi membahas tentang apa langsung melihat isi buku dan

jika belum ditemukan di samakan dengan buku yang judulnya ada

kemiripan guna meyeragamkan dalam mengelompokkan buku.

d. Menentukan notasi sesuai dengan subyek/disiplin ilmu yang

terkandung dalam bahan pustaka berdasarkan pedoman DDC.

Akan tetapi jika subyek bahan pustaka tidak terdapat dalam E-

DDC, maka pustakawan mengambil alternatif lain dengan

menggunakan DDC 22 yang tercetak.

e. Mencari dan menemukan kata kunci yang mewakili isi utama yang

terkandung dalam bahan pustaka. Kata kunci yang digunakan

untuk entri indeks subjek.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

37

f. Setelah menentukan nomor klasifikasi yang dianggap tepat. Lalu

nomor langsung diketik ke dalam komputer dan di cetak agar

ditempel pada punggung buku sebelah bawah.

2. Kendala – Kendala Yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan

di Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia :

a. Dalam menetukan subjek pustakawan masih mengalami kesulitan.

b. Pustakawan juga masih mengalami kesulitan dalam menentukan

nomor klasifikasi yang tepat jika buku memiliki tajuk subjek yang

lebih dari 1.

c. Kurangnya tenaga kerja di Perpustakaan Politeknik wilmar bisnis

indonesia

4.2 Saran

Dalam memberikan hasil terbaik dalam klasifikasi bahan pustaka, maka

penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknnya pustakawan pada perpustakaan Pliteknik Wilmar Bisnis

Indonesia lebih sering menggunakan DDC tercetak saja dan juga

menggunakan DDC 23 yang tercetak juga karena DDC 23 adalah

edisi terbaru dari DDC dan subjek yang dikandung lebih lengkap.

ataupun juga melakukan pemakaian LCSH (Library of Congress

Subject Heading) yang merupakan standar internasional dalam

pencarian subyek yang tepat pada bahan pustaka. karena tidak semua

item yang ada dalam DDC terdapat dalam E-DDC.

2. Apabila pustakawan sulit dalam menentukan nomor kelas pada

bahan pustaka. Hendaknya pustakawan melihat nomor kelas dan

subyek dengan mengelompokkan judul yang akan di klasifikasi pada

OPAC Perpustakaan Nasional.

3. Menambhakan jumlah tenaga pustakawan untuk pengolahan. Agar

dapat mempercepat kinerja proses pengklasifikasian bahan pustaka

pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Andi. Rotmianto, Mohamad. 2010. ”Perancangan Software Aplikasi E-DDC

Untuk Memudahkan Penentuan Nomor Klasifikasi Koleksi Di

Perpustakaan Menggunakan Macromedia Dreamweaver 8.02 Dan HTML

Compiler, Ponorogo.

Ansor, Sokhibul (2014). “ Electronic- Dewey Decimal Classification (E-DDC) :

sebagai Pedoman Klasifikasi Bahan Pustaka”. Jurnal Universitas Negeri

Malang.

Bafadal,Ibrahim. (2006) . “ Pengelolaan Perpustakaan Sekolah “ . Jakarta:Bumi

Aksara

Basuki, Sulistyo. (1991) . “Pengantar Ilmu Perpustakaan”, Jakarta: Gramedia

Dwiyantoro & Sudiar, Nining & Amelia, Vita (2018). “Evaluasi Penggunaan e-

ddc dalam mengklasifikasi bahan pustaka di lingkungan perpustakaan

Universitas Lancang Kuning”. Jurnal Pustaka Budaya [vol. 5 no. 1]

Fatona (2015) “ Analisis Klasifikasi Bahan Pustaka di Perpustakaan Berdasarkan

Dewey Desimal Classication di erpustakaan Universitas Hasanuddin

Makassar “ . skripsi Fakultas Adab Dan HumanioraUniversitas Islam

Negari Alauddin Makassar

Habsyi, Siti Husaeba Pattah. (2012) . “Pengantar Tajuk Subjek dan Klasifikasi “.

Makassar: Alauddin University Press.

Hasram, Ita Andriyani (2016). “Analisis Sistem Klasifikasi Bahan Pustaka di

Perpustakaan Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri

Alauddin Makasar” . skripsi Fakultas Adab Dan HumanioraUniversitas

Islam Negari Alauddin Makassar

Masruri, A (2006). “ Teori dan Aplikasi DDC dalam penentuan Nomor

Klasifikasi Koleksi Perpustakaan : Sebuah pengantar. FIHRIS : jurnal

Ilmu Perpustakaann dan Informasi, vol. I no 2 (juli-Desember) 133-146

Miswan, klasifikasi dan katalogisasi : sebuah pengantar. Purwokerto : Workshop

perpustakaan dan kearsipan yang oleh STAIN. 2003.

Mutia, Nanda & Suherman (2018). “ Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam

Menentukan Notasi Berdasarkan Sistem Klasifikasi DDC ( Dewey

Decimal Clasification) sebagai sumber pembuatan Call Number (studi

Kasus Pada Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Perpustakaan Angkatan 2014) “ .

Jurnal LIBRIA [ Vol 10 No. 1 Juni 2018]. Universitas Islam Negeri (UIN)

Ar-Raniry Banda Aceh

Rifai, Agus. (2013). “ Teori dan Praktek Klasifikasi Bahan pustaka.Jakarta “:

UIN Jakarta Press.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

Siahaan, Hotlan S.Sos., M.I.Kom & Dr. Irawaty A kahar, M.Pd (2019). “Modul

Praktik Klasifikasi”. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas sastra

Universitas Sumatera Utara

Subrata, Gatot (2009). “ Klasifikasi Bahan Pustaka” Jurnal Perpustakaan UM

Sumantri, M.T. (2008) . “ Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah

“.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suwarno, wiji. (2007). “Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan “, Yogyakarta: Ar-Ruzz

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Lampiran 1

Butir-butir Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana sejarah berdirinya Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis

Indonesia?

2. Berapa jumlah anggota pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis

Indonesia?

3. Berapa jumlah Koleksi Bahan Pustaka Di perpustakaan Politeknik wilmar

Bisnis Indonesia?

4. Sistem Klsifikasi apa yang digunakan oleh perpustakaan politeknik

Wilmar Bisnis Indonesia?

5. Bagaimana proses pengklasifikasian yang dilakuan oleh perpustakaan

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia?

6. apakah pustakawan saat melakukan pengklasifikasian lebih sering

menggunakan E-DDC 23 atau DDC 22 yang tercetak?

7. Apakah kekurangan atau kelebihan dari 2 penggunaan sistem klasifikasi

tersebut?

8. Apakah dalam penggunaan E-DDC pustakawan menggunakan tabel

pembantu ?

9. Meminta contoh dari hasil pengklasifikasian di perpustakaan Politeknik

Wimar Bisnis Indonesia

10. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Pustakawan dalam proses

pengklasifikasian ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

Lampiran 2

Gambar E- DDC 23

Gambar DDC edisi 22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

Gambar susunan koleksi berdasarkan nomor klas di rak perpustakaan

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia

Gambar Kondisi rak di Perpustakaan Politeknik

Wilmar Bisnis Indonesia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

Gambar proses wawancara dengan pustakawan di Perpustakaan

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA