pedoman teknis penjilidan bahan perpustakaan

109

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN
Page 2: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

i

PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

2013

Page 3: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

ii

Penyusun :

Damaji Ratmono, SE.,S.IP. Indah Purwani,S.Sos

Wasito,S.Sos

Penyunting:

Dra. Sri Sumekar, M.Si

Ir. Mulatsih Susilorini, MM

Layout

Damaji Ratmono, SE.,S.IP.

Diterbitkan oleh : Perpustakaan Nasional RI

Jl. Salemba Raya No. 28A Jakarta Pusat Telp: (021) 3923554, Fax : (021) 3923554

Email : [email protected] Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang

Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)

Pedoman teknis penjilidan bahan perpustakaan / penyusun, Damaji Ratmono, Indah Purwani, Wasito ; penyunting, Sri Sumekar, Susilorini. -- Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2013. ... hlm. ; ... cm.

ISBN 978-979-008-623-4

1. Bahan pustaka -- Pemeliharaan dan perbaikan - Buku pegangan, pedoman, dsb. I. Damaji Ratmono II. Indah Purwani. III. Wasito IV. Sri Sumekar. V. Mulatsih Susilorini. VI. Perpustakaan Nasional. 025.7

Page 4: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

iii

KATA PENGANTAR

Undang-undang 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, menyebutkan

bahwa Perpustakaan Nasional RI mengemban tugas dan fungsi antara lain

sebagai Pusat Pelestarian. Kekayaan koleksi Perpustakaan Nasional tentang

Indonesia merupakan aset warisan budaya bangsa yang tidak ternilai harganya

dan harus dilestarikan.

Sebagian besar koleksi Perpustakaan Nasional terbuat dari bahan kertas

(baik berupa buku maupun bentuk lembaran, yaitu : monograf, surat kabar,

terbitan berkala, naskah, peta, lukisan di atas kertas). Koleksi bahan

perpustakaan tersebut memiliki resiko kerusakan baik dari dalam bahan

perpustakaan itu sendiri, maupun dari luar (lingkungan dan kerusakan karena

manusia).

Tujuan utama program preservasi adalah untuk melesrtarikan bahan

perpustakaan baik pelestarian bentuk fisik dengan mempertahankan bentuk

aslinya dan pelestarian kandungan informasinya. Penjilidan bahan perpustakaan

merupakan salah satu solusi dalam menangani bahan perpustakaan yang

mengalami kerusakan. Koleksi buku lama yang terbit puluhan tahun yang lalu,

memiliki kondisi yang rentan akan kerusakan, sehingga perlu segera ditangani

melalui kegiatan penjilidan.

Perpustakaan Nasional RI telah mengembangkan berbagai metode

dalam teknik penjilidan yang mengacu pada Standart Internasional ISO 14416:

200 tentang Persyaratan Penjilidan buku, terbitan berkala, terbitan berseri dan

dokumen kertas lainnya yang digunakan di perpustakaan dan lembaga

PUSDOKINFO

Sebagai perpustakaan Pembina semua jenis perpustakaan, Perpustakan

Nasional bertugas melakukan pembinaan teknis perpustakaan, termasuk

pembinaan teknis tentang pelestarian bahan pustaka . Salah satu bentuk

Page 5: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

iv

pembinaan teknis dalam bidang pelestarian adalah melalui penerbitan buku

Pedoman Teknis Penjilidan Bahan Perpustakaan.

Dengan terbitnya Buku Pedoman Teknis Penjilidan Bahan Perpustakaan

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi semua perpustakaan di

Indonesia, dalam pelaksanaan penjilidan bahan perpustakan.

Jakarta, Juli 2013,

Kepala Perpustakaan Nasional RI

Ttd

Sri Sularsih

Page 6: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 2 B. Dasar Hukum 3

C. Tujuan 3 D. Sistematika Penulisan 4

BAB II PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, ISTILAH DAN DEFINISI PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN 6

A. Pengertian Penjilidan 7 B. Ruang Lingkup Penjilidan 7 C. Istilah dan Definisi Penjilidan 8

BAB III BAHAN DAN SARANA PENJILIDAN 11

A. Kertas 12

B. Perekat/lem 15 C. Benang 16 D. Peralatan Penjilidan 19

BAB IV MEKANISME PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN 29

A. Tujuan dan Fungsi Penjilidan 30 B. Alur Kerja Penjilidan 30 C. Proses Penjilidan 32 D. Teknik Penjilidan Bahan Perpustakaan 34

1. Teknik Penjilidan dengan benang/ Thread Binding 34 2. Teknik Penjilidan dengan lem/ Perfect Binding 64

Page 7: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

vi

BAB V TEKNIK PEMBUATAN SAMPUL 76

A. Fungsi Sampul 77 B. Jenis-Jenis Sampul 77

1. Sampul Lunak/Soft Cover 79 2. Sampul Keras/Hard Cover 79 3. Pembuatan Sampul Keras (hard cover) 81 4. Pembuatan Sampul Lunak (soft cover) 95

BAB VI PENUTUP 100

DAFTAR PUSTAKA 102

Page 8: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

1

PENDAHULUAN

BAB I

Page 9: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

2

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan pembangunan nasional bidang perpustakaan adalah

penyelamatan khasanah budaya bangsa. Kekayaan koleksi perpustakaan

sebagai aset bangsa yang memuat nilai-nilai luhur bangsa merupakan sumber

informasi utama yang harus dilestarikan. Mengingat banyaknya hasil karya

budaya bangsa di masyarakat yang perlu diselamatkan fisik dan dilestarikan

kandungan informasinya, mengharuskan Perpustakaan Nasional tidak saja

berkonsentrasi pada pelestarian koleksi Perpustakaan Nasional, tetapi juga

koleksi perpustakaan lain maupun koleksi perorangan.

Surat Keputusan Presiden no. 11 tahun 1987 tentang Perpustakaan

Nasional RI menyebutkan bahwa perpustakaan memiliki peranan penting dalam

pelestarian budaya bangsa. Perpustakaan Nasional RI memiliki beberapa tugas

pokok antara lain adalah sebagai pusat pelestarian hasil budaya bangsa.

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

memperkuat fungsi Perpustakaan Nasional RI sebagai perpustakaan

pelestarian. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka Perpustakaan Nasional

RI memiliki kebijakan yang bersifat nasional tentang pelestarian koleksi

perpustakaan

Salah satu upaya dalam pelestarian bahan perpustakaan adalah melalui

kegiatan penjilidan bahan perpustakaan. Secara internasional The International

Organization Standardization (ISO) sudah menetapkan ISO 14416:200 :

Information And Documentation tentang Persyaratan untuk penjilidan buku,

terbitan berkala, terbitan berseri dan dokumen kertas lainnya untuk

penggunaan di perpustakaan dan lembaga PUSDOKINFO. Dalam standar

tersebut telah diatur tentang prosedur penjilidan, metode, standar bahan,

model penjilidan, dan teknik penjilidan yang berlaku secara internasional.

Page 10: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

3

Standar Internasional untuk bahan dan metode penjilidan ini

dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan kualitas penjilidan, membantu

para penjilid (binder) untuk mengefisienkan hasil produksinya, termasuk

penerapan sistem otomatisasi, dan untuk menjamin kesinambungan persediaan

bahan penjilidan yang bebas asam (acid free).

Penyusunan buku pedoman ini mengacu pada standar Internasional ISO 14416:

200, dalam implementasinya merupakan materi mendasar yang disesuaikan

dengan kondisi perpustakaan di Indonesia , keberadaan bahan, dan kebutuhan.

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum dalam penyusunan pedoman penjilidan ini yaitu :

1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya

Cetak dan Karya Rekam.

2. Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.

3. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001

Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun

2012;

C. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan pedoman penjilidan ini yaitu:

1. Menentukan arah kebijakan nasional tentang teknis penjilidan bahan

perpustakaan;

2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan penjilidan bahan perpustakaan pada

semua jenis perpustakaan;

Page 11: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

4

3. Sebagai panduan dalam tindak lanjut PP no. 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintah Pusat dan Daerah khususnya dalam

penyusunan kebijakan perawatan dan pelestarian koleksi

perpustaakan di daerah.

4. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas serta mekanisme pelaksanaan

penjilidan bahan perpustakaan secara nasonal.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan pedoman ini yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Dasar Hukum

C. Tujuan

D. Sistematika Penulisan

BAB II PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, ISITILAH DAN DEFINISI

A. Pengertian Penjilidan

B. Ruang Lingkup Penjilidan

C. Istilah Dan Definisi Penjilidan

BAB III BAHAN/SARANA PENJILIDAN

A. Kertas

B. Perekat/Lem

C. Benang

D. Peralatan Penjilidan/Mesin-Mesin

E. Peralatan Penunjang Lainya

Page 12: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

5

BAB IV MEKANISME PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

A. Tujuan dan Fungsi Penjilidan

B. Alur Kerja Penjilidan

C. Proses Penjilidan

D. Teknik Penjilidan Bahan Perpustakaan

1. Teknik Penjilidan dengan benang/ thread binding

2. Teknik Penjilidan dengan lem/Perfect binding

BAB V TEKNIK PEMBUATAN SAMPUL

A. Fungsi Sampul

B. Jenis-Jenis Sampul

1. Sampul Lunak/Soft Cover

2. Sampul keras/Hard Cover

BAB VI PENUTUP

DAFTAR ISI

Page 13: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

6

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, ISTILAH DAN DEFINISI PENJILIDAN

BAHAN PERPUSTAKAAN

BAB II

Page 14: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

7

A. PENGERTIAN PENJILIDAN

Pada umumnya koleksi yang ada di perpustakaan dalam jangka waktu

tertentu pasti akan mengalami kerusakan. Pelestarian bahan perpustakan

sangat diperlukan guna menunjang fungsi layanan perpustakaan, sehingga

dapat menyediakan koleksi bahan perpustakaan dalam kondisi terpelihara

dengan baik, utuh dan siap pakai. Salah satu metode dalam pelestarian bahan

perpustakaan adalah melalui penjiidan.

Pengertian penjilidan adalah proses, cara menjilid bahan perpustakaan

dengan tujuan untuk melindungi koleksi dari kerusakan. Kegiatan penjilidan

termasuk dalam kegiatan konservasi yang meliputi perbaikan bahan

perpustakaan yang rusak agar kondisinya bisa dikembalikan seperti aslinya.

Untuk itu diperlukan pengetahuan teknis cara menjilid agar mutu jilidan sesuai

dengan maksud dan tujuannya serta bentuk jilidannya bisa diwujudkan secara

maksimal.

Kebijakan untuk menjilid bahan perpustakaan secara ideal harus

melalui prosedur dan tata cara sebagaimana alur kerja yang seharusnya

dilakukan antara pihak pustakawan dan penjilid/binder agar dicapai hasil yang

maksimal.

B. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pedoman ini mengacu pada ISO 14416: 200, yakni untuk

pedoman penjilidan buku, terbitan berkala dan lembaran dokumen lainnya atau

Page 15: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

8

pedoman untuk menjilid ulang monografi dengan sampul tebal, terbitan berseri

dan dokumen lainnya.

C. ISTILAH DAN DEFINISI

Istilah dan definisi dalam kegiatan penjilidan yaitu,

1. Bahan Penutup (sampul/cover)

Kumpulan bahan-bahan penutup, karton, dan tatahan yang siap

dilekatkan pada blok buku.

2. Blok Buku

Kumpulan lembaran, termasuk naskah tercetak atau tertulis dan semua

kertas yang ditambahkan oleh penjilid buku yang akan atau telah dijilid.

3. Buckram

Bahan tenunan yang dilapisi dan direndam dalam basa kuat

4. Jahit lewat lipatan

Metode mengaitkan signature (kateren/kuras) yang terpisah, dengan

benang yang melewati menembus lipatan dari bagian dalam

kateren/kuras.

5. Jahit samping

Metode untuk mengamankan lembaran buku dengan benang dekat

pinggiran jilid, benang tersebut melewati menembus seluruh ketebalan

blok buku

6. Jilid ulang

Proses menggantikan suatu jilid (jilidan) menggunakan baik metode

original (dengan mempertahankan jahitan yang lama ) maupun baru

dari penyatuan lembaran.

Page 16: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

9

7. Kertas berbufer basa

Kertas dengan pH 7.0 atau lebih, mengandung senyawa (misalnya

kalsium karbonat) pada suatu tingkat yang cukup untuk menetralkan

asam yang ditimbulkan dari peruraian kertas, dari bahan lain yang

digunakan, atau dari polusi udara.

8. Kuras (katern)

Dalam proses penjilidan buku/majalah, kuras atau katern (berasal dari

bahasa Belanda) adalah susunan halaman-halaman buku atau majalah

dalam selembar kertas besar. Setelah kertas besar itu dilipat, halaman-

halaman ini akan tersusun sesuai nomor halamannya. Satu katern

biasanya terdiri dari 4, 8, atau 16 halaman bolak balik (kelipatan 4).

Selembar kuras akan menjadi satu lembar film (klise).

9. Lembar pelindung

Lembar terlipat dari kertas yang dipasang pada blok buku, dengan

masing-masing lembar menghadap ke sisi dalam dari karton, perekat

dipakai pada halaman luar dari setiap lembar pelindung ketika blok buku

dibungkus.

10. Overhang

Bahan penutup diperpanjang melebihi pinggir dari karton.

11. Oversewing

Metode menjahit bagian tipis (misalnya plies) lembaran, satu pada yang

lain dalam rangkaian, untuk menciptakan blok buku yang semi fleksibel.

Oversewing dapat dilakukan dengan tangan dan mesin. Hampir selalu

terakhir dalam penjilidan perpustakaan

12. Pengipasan/ Pengibasan

Proses mengerjakan tepi tumpukan lembaran untuk persiapan

pengeleman.

Page 17: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

10

13. Pembungkusan ulang

Proses untuk memasukkan blok buku utuh ke dalam bungkus baru, atau

memasukkan bungkus utuh pada suatu blok buku yang diperbaiki.

14. Penjilidan perekat kipas/pengibasan dua sisi (kipas kiri dan kipas

kanan/pengibasan ke kiri dan ke kanan)

metode merekatkan lembaran lepas bersama pada pinggir jilid untuk

menciptakan suatu blok buku yang kuat dengan memakai lem pada

lembaran, pertama dikipas/dikibas keluar (kiri) dalam satu arah dan

kemudian sekali lagi dalam arah yang berlawanan.

15. Rounding dan backing

Membentuk blok buku dengan mesin khusus (atau dengan tangan).

Hasil rounding dalam ciri punggung cembung dan cekung pinggiran

depan dari suatu buku sampul keras. Backing menyebabkan pinggiran

signature fan out, membuat suatu kertas berlem untuk sampul karton

untuk kembali lagi setelah buku dijilid.

16. Sisi jilidan

Tepi dari lembaran atau kuras yang dijahit, dijilid dengan perekat atau

dengan cara lain

17. Spine inlay = tatahan punggung

Strip atau kartu digunakan untuk memperkuat punggung buku

18. Spine lining

Proses dari, atau bahan yang digunakan, dalam menguatkan punggung

buku

Page 18: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

11

BAHAN DAN SARANA PENJILIDAN

BAB III

Page 19: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

12

A. KERTAS

Kertas yang dibutuhkan untuk penjilidan mempunyai berbagai ukuran

standar sebagai berikut.

1. Kertas Qonqueror (61,5 x 86 cm)

Bahan Kertas ini mengandung sedikit kandungan zat asam atau pH nya

diatas 7 sehingga sering digunakan untuk bahan pelapis atau pelindung

kertas yang kandungan informasinya bernilai tinggi seperti pada koleksi

buku langka, surat kabar, gambar dan photo langka.

2. Kertas Kessing Samson (90x120 cm)

Bahan kertas seperti pembungkus semen ini mempunyai pH agak

rendah kurang dari 7 (asam) sehingga tidak dianjurkan untuk melapisi

koleksi yang mempunyai kandungan informasi yang bernilai tinggi

karena sifat asamnya bisa menular ke koleksi tersebut. Kertas ini dapat

digunakan sebagai pelapis sampul/cover pada koleksi surat kabar.

3. Karton Board (65x75 cm) dan (70x100 cm)

Bahan yang diproduksi pada awal abad ke 20 ini sudah mempunyai

ukuran standar industri seperti board No. 20; 30; 40; 60. Board ini baik

digunakan dan dipersiapkan untuk penjilidan dengan kualitas yang baik

maka tidak ada masalah dalam penggunaan dan pengeleman.

4. Karton Millboard

Board yang bebas asam (acid free) yang dibikin oleh pabrik dengan

warna abu-abu ini sangat kuat dan tahan lama. Bahan ini sangat tepat

untuk penjilidan, karena tidak retak, karena sangat tipis yakni antara

0,65,08,092 dan 125 inc. Biiasanya digunakan untuk menjilid bahan

kulit, dan pembuatan box, hasilnya berkualitas tinggi.

Page 20: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

13

5. Kertas Marmer/Marbel paper

Kertas dengan corak berwarna warni ini biasa digunakan untuk melapisi

cover buku agar lebih menarik dan bervariasi. Bentuk kertas bercorak

bunga-bunga atau lukisan tangan yang dibuat secara hand made

sehingga menciptakan corak yang lebih artistik dan menarik.

Gambar 1. Beberapa corak kertas marmer

6. Buckram dan Linen

Terbuat dari campuran antara bahan kain dan plastik, sehingga agak

ulet, lentur juga kuat teksturnya. Biasanya dipakai untuk bahan

cover/penutup sampul buku/majalah dan kotak, warnanya

bermacam-macam. Beda bukcram dan linen hanya terletak pada

kekuatan teksturnya, dimana bukram yang merupakan produk impor

lebih kuat dan mahal daripada linen buatan lokal.

Page 21: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

14

Gambar 2. . Kertas Linen

Gambar 3. Buckram

Page 22: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

15

B. PEREKAT/ LEM

Berdasarkan Standar ISO 14416:200 jenis perekat yang digunakan untuk

penjilidan terdiri dari dari :

1. Perekat untuk semua proses

Persyaratan khusus: Perekat harus tidak mengandung PVC, dan

mempunyai nilai pH 7. Persyaratan umum: Perekat yang digunakan untuk

semua proses harus mampu membentuk suatu ikatan tahan lama antara

permukaan yang digabungkan. Kekuatan perekat harus sedemikian mengikat

bahan-bahan sehingga tidak dapat dipisahkan tanpa merusaknya, kecuali

menggunakan teknik khusus. Perekat harus mempunyai daya tahan yang baik,

daya adaptasi yang baik terhadap semua jenis kertas dan ciri-ciri kekuatan yang

baik, serta tahan terhadap serangan biologis (serangga/ngengat).

2. Perekat untuk jilid perekat dobel-fan

Persyaratan khusus: Perekat yang digunakan untuk jilid perekat fan

dobel, mengelem punggung dan meluruskan punggung harus suatu polimer

plastis internal seperti polivinil asetat, PVAc, diformulasi khusus untuk

keperluan ini, yang tidak berlawanan dengan penuaan jangka panjang pada

temperatur ruangan normal (20OC sampai 30OC).

3. Perekat untuk membungkus (casing-in)

Persyaratan khusus: Perekat untuk casing–in harus kompatibel dengan

perekat yang digunakan untuk membuat bungkus sehingga bungkus melekat

erat dan aman bagi blok buku.

Page 23: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

16

Gambar 4. Bahan perekat/lem

C. BENANG

1. Benang untuk jahit-luar

Persyaratan khusus benang untuk jahit luar harus katun, nilon atau katun

ditutup poliester. Kekuatan putus harus tidak kurang dari 15 N sebagaimana

diukur oleh ISO 2062.

2. Benang untuk jahit lewat lipatan

Persyaratan khusus benang untuk jahit lewat lipatan oleh mesin harus

katun, nilon atau katun ditutup poliester, dan harus sesuai caliper untuk

mengendalikan pengembangan. Kekuatan putus harus tidak kurang dari 15 N

sebagaimana diukur oleh ISO 2062. Benang dengan kualitas yang sama harus

Page 24: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

17

digunakan untuk menjahit lewat lipatan dengan tangan, kecuali dapat juga

digunakan benang katun atau rami.

3. Benang untuk jahit samping

Persyaratan khusus benang untuk jahit samping harus katun, nilon atau

katun dicakup poliester, dan ketebalan sama dengan benang katun R 72 tex f4,

dan memiliki kekuatan putus harus tidak kurang dari 15 N.

4. Pita jahit

Persyaratan khusus pita jahit harus katun atau linen, harus tidak kurang dari

13 mm lebar, dan harus memiliki tidak kurang dari 40 benang lungsin per cm

dan tidak kurang dari 13 benang pengisi per sentimeter. Kekuatan tarik harus

tidak kurang dari 107 N/cm kain

Gambar 5. benang jahit

Page 25: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

18

Gambar 6. Bahan pita penghias buku (head band)

Gambar 7. Bahan untuk cover buku

Page 26: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

19

D. PERALATAN PENJILIDAN

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses penjilidan secara ideal

memang banyak sekali macam dan fungsinya. Peralatan yang digunakan bisa

yang modern atau konvensional. Untuk belajar cara menjilid perlu memahami

beberapa proses penggunaan peralatan penjilidan agar tidak mengalami

kesulitan dan menghasilkan karya jilid yang bagus. Beberapa peralatan yang

diperlukan di antaranya adalah

1. Mesin potong semi otomatis

Mesin potong kertas ini digunakan untuk memotong kertas/karton

menurut ukuran yang diperlukan. Mesin ini ada yang digerakkan dengan listrik

dan ada yang manual dengan tangan. Tipe alat ini berdiri sendiri dan terbuat

dari besi dengan standar pemotongan tidak kurang dari 1050 mm (42 inci), bisa

disesuaikan untuk penggunaan dalam skala yg luas, dan pisaunya harus diganti

secara berkala.

Mesin potong merupakan salah satu penunjang dalam hal merapikan

atau menyisir ke tiga sisi buku atau majalah yang akan kita jilid.

Ketiga sisi buku atau majalah tersebut yaitu sisi atas jika buku atau majalah

didirikan sesuai teks atau informasi lainnya, sisi bawah, dan sisi depan buku

atau majalah dalam posisi tetap berdiri dan posisi punggung buku atau majalah

berada di sebelah kiri tangan kita. Kegiatan merapikan atau menyisir buku atau

majalah ini senantiasa di lakukan setiap jilidan terutama buku atau majalah

baru, karena tiap jilidan itu terdiri dari beberapa seri terbitan buku atau

majalah. Sebagai contoh jika menjilid buku atau majalah sebanyak 1000 bundel

atau jilidan, ini artinya kita akan melakukan penyisiran jilidan tersebut sebanyak

1000 x 3 sisi buku atau majalah sama dengan 3000 kali kita mengerjakan

penyisiran.

Page 27: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

20

Gambar 8. Mesin potong semi otomatis

Skala penunjuk angka besarnya yang akan dipotong (kiri) dan bantalan

jarak potong pada belakang mesin potong sesuai skala angka (kanan). Jarak atau

lebar yang akan dipotong sesuai angka skala (kiri) dan penampang mesin potong

semi manual secara utuh

Gambar 9. Skala Penunjuk Mesin potong semi otomatis

Page 28: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

21

2. Mesin potong manual

Mesin potong manual biasanya di pakai untuk memotong bord no. 20

dalam rangka pembuatan kotak majalah atau kotak penyimpanan dokumen

tertentu. Di samping itu biasanya di pakai untuk memotong atau menyisir buku

atau majalah. Pada punggungnya di lem atau lembar lepas, kemudian di lem

kembali sesuai prosedur pengeleman. Frekuensi banyaknya jumlah pemotongan

hampir sama dengan mesin potong semi manual. Karena di setiap ikat buku

atau majalah biasanya kita melakukan pemotongan 2-3 kali pada punggungnya,

jika tidak sesuai hasil potongan meleset atau tidak rata lebarnya karena licin

pada cover luar buku atau majalahnya.

Gambar 11. Bantalan jarak potong belakang mesin dan skala angka potongan

Gambar 10 Penampang mesin potong manual

Page 29: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

22

3. Alat potong bord ( kacip )

Alat potong bord (kacip) yaitu alat potong khusus memotong bord,

cover buku atau majalah secara manual dan satu per satu, dapat juga untuk

memotong linen setelah di gabung beberapa lembar untuk pekerjaan dengan

ukuran lebar yang sama. Untuk memotong bord biasanya di lakukan satu per

satu lembar bord, baik dalam pekerjaan portepel atau map, dan cover buku atau

majalah.

Alat potong kacip ini di lengkapi alat ukur di dua tempat yaitu 1 ukuran

dalam centimeter yang melekat pada dinding meja pemotong bord, dan 1

ukuran dalam centimeter yang tertera pada tatakan meja sebelah kanan bawah.

Alat potong bord ini ada dua unit yang merupakan andalan untuk segala aspek

dan ukuran bord yang dikehendaki.

Dalam frequensi jumlah penggunaan dan hasil potongan bord yaitu

sebagai berikut : untuk memotong dengan hasil satu buah cover buku atau

majalah adalah 2 lembar bord untuk sisi depan dan belakang di tambah satu

lembar bord untuk punggung buku atau majalah. Praktek memotongnya 2x

potong ukuran panjang, 2x potong ukuran lebar, 2x potong akhir atau pinggir.

Punggung buku bord no. 60 (1 buah), yaitu 1x potong ukuran panjang,

1x potong ukuran lebar. Untuk memotong bord dalam pembuatan map/

portepel berlidah di perkirakan 10 kali sampai 15 kali pemotongan per satu

buah portepel.

Page 30: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

23

Gambar 12. Mesin potong kacip

Gambar 13. Mesin potong kacip

Penampang mesin potong bord (kiri) dan skala angka dalam centimeter

sesuai potongan pada bantalan mesin (kanan) Tampak skala centimeter pada

alat potong bord bagian bawah (kiri) dan terdapat 2 unit penampang alat

potong bord.

Page 31: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

24

4. Mesin potong otomatis besar ( Mesin potong kertas Polar 78 )

Yaitu alat potong modern yang di lengkapi monitor dan ada sensor

pengamannya. Mesin potong ini cara kerjanya sangat ringan, areal potongnya

luas, di lengkapi bola-bola angin, ada sensor pengaman, serta ketikan ukuran

potongan tertera pada layar monitor.

Gambar 14 . Mesin potong otomatis besar Polar 78

5. Mesin potong kertas lembaran

Mesin potong kertas lembaran merupakan mesin potong yang di pakai

untuk memotong kertas dalam beberapa lembar, yang di lengkapi skala

potongan ukuran kertas. Petunjuk skala ukuran ini tertera pada meja tatakan

kertas yang akan di potong. Mesin ini manual dengan cara memotong kertasnya

gaya atau tekanan pegas, sama seperti memotong bord pada alat kacip.

Page 32: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

25

Gambar 15 Penampang mesin potong kertas lembaran

Gambar 16 : Skala Ukuran kertas dan skala centimeter pada bantalan sisi mesin

6. Alat potong linen 2 roll

Merupakan alat untuk memotong linen dalam posisi rol linen di pasang

pada besi batang rol. Kemudian linen ditarik sesuai lebar yang dikehendaki

dalam posisi tegang lalu pisau potongnya digaritkan atau digesekan pada

linennya dari tepi kiri sampai tepi kanan maka terjadilah satu potongan linen

yang kita kehendaki. Alat potong linen ini dilengkapi 2 unit besi batang rol dan 2

unit pisau pemotong linen.

Page 33: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

26

Gambar 17: Penampang mesin potong linen

Gambar. 18. Peragaan pemotongan linen (kiri)

7. Mesin bor atau pembuat lubang

Peralatan ini dikhususkan untuk membuat lubang dengan interval lubang

tertentu yang bisa di atur secara manual. Bentuk lubang bulat dapat digeser ke

kanan kiri dan maju mundur, sehingga hasil lubang bulatnya bisa diatur letaknya

di pinggir atau di tengah.

Page 34: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

27

8. Press Buku/Koran

Alat pres buku terbuat dari besi atau kayu berukuran standar 350 x 550

mm, berfungsi untuk mengeluarkan udara dari dalam buku yang selesai dilem

sehingga menjadi padat (lebih menyatu dan merapikan proses pengeleman.

Gambar. 19. alat press buku

Peralatan Penunjang Penjilidan lainnya yaitu :

1. Jarum jahit dengan panjang jarum 7 – 9 cm.

2. Pisau potong (cutter)

3. Gunting

4. Tulang pelipat

5. Penggaris besi

6. Kuas segi tiga

7. Kuas besar

8. Palu

9. Gergaji buku

10. Pusut

Page 35: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

28

Gambar 20 . Peralatan penunjang penjilidan (foto peralatannya dilengkapi sesuai dengan yg di sebutkan )

Gambar 21 . Jarum jahit

Page 36: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

29

MEKANISME PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

BAB IV

Page 37: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

30

A. TUJUAN DAN FUNGSI PENJILIDAN

Tujuan utama penjilidan di perpustakaan adalah untuk melestarikan

bahan perpustakaan agar tetap dalam keadaan utuh dan terhindar dari

kerusakan fisik guna menunjang fungsi perpustakaan dalam melaksanakan

layanan perpustakaan.

Penjilidan bahan perpustakaan dilakukan karena beberapa faktor antara lain :

1. Frekuensi pemakaian bahan perpustakaan yang terlalu sering;

2. Kerusakan bahan perpustakaan tidak terlalu parah dan kertas yang

akan dijilid belum mengalami kerapuhan

3. Kerusakan bahan perpustakaan tidak terlalu parah dan kertas yang

akan dijilid belum mengalami kerapuhan.

4. Bahan perpustakaan yang mempunyai kandungan informasi yang

bernilai tinggi

Fungsi penjilidan diperlukan untuk mencegah keruskan sedini mungkin,

sehingga bahan perpustakaan tidak akan bertambah parah kerusakannya.

B. ALUR KERJA PENJILIDAN

Berikut ini adalah alur kerja penjilidan :

1. Bagian layanan perpustakaan melakukan seleksi koleksi yang perlu

dilakukan konservasi, membuat kartu catatan/ slip penjilidan, dan

mengirimkan ke bagian penjilidan;

2. Bagian penjilidan melakukan sortir bahan perpustakaan,pengecekan

daftar koleksi, serta mencatat tentang kerusakan koleksi;

Page 38: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

31

3. Bahan perpustakaan yang rusak dikirim ke bagian perawatan untuk

dilakukan laminasi, enkapsulasi, atau deasifikasi, sesuai dengan jenis

kerusakan.

4. Apabila isi bahan perpustakaan tidak lengkap, misalnya ada beberapa

lembaran yang hilang, atau volume nomer surat kabar atau majalah

tidak lengkap, maka bahan perpustakaan akan dikembalikan ke bagian

layanan.

5. Setelah proses perawatan bahan perpustakaan selesai, maka akan

dikirimkan ke bagain penjilidan untuk dijilid.

6. Bahan perpustakaan yang sudah lengkap (baik no, volume, maupun

halamannya) segera dilakukan proses penjilidan.

Setelah selesai dijilid, bahan perpustakaan dilengkapi dengan data (label, judul,

dsb.) dan dikirimkan kembali ke bagian layanan.

ALUR KERJA PROSES PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

Page 39: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

32

C. PROSES PENJILIDAN

Struktur Buku Struktur buku seperti gambar di atas yaitu terdiri dari :

1. Sampul muka 2. Sampul belakang 3. Pita kepala 4. Engsel dalam 5. Blok buku 6. Lembar Pelindung 7. Pias 8. Engsel luar 9. Pita ekor 10. Punggung buku

Tahapan Penjilidan

1) Melipat lembaran kertas menjadi kuras (katern), menyusun,

menggabungkan menjadi satu dengan bahan tertentu.

2) Membuat ban atau menyortir sehingga hasil jilidan betul-betul

tersusun dengan rapi dan baik.

Page 40: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

33

3) Proses penghimpunan, penjilidan cetakan ataupun kuras (katern)

dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari jenis

bahan perpustakaan yang akan dijilid.

4) Melakukan penyisiran sehingga rata.

5) Membuat cover .

6) Penggabungan lembar demi lembar dan penyampulan dapat

dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan mesin.

7) Penjilidan dapat dilakukan pada bahan perpustakaan yang terdiri

atas buku, majalah, dan surat kabar dan meliputi pengerjaan bagian

Isi buku (blok buku) yaitu bagian buku dan sampul buku/cover yaitu

kulit buku yang berupa sampul lunak atau keras untuk melindungi

isi buku/blok buku.

Proses Penjilidan digambarkan sebagai berikut :

Ada bermacam-macam teknik penjilidan, disesuaikan dengan usia buku

dan nilai kegunaan atau kandungan informasi yang ada di dalamya. Setiap

bahan perpustakaan yang akan ditangani pasti mengalami masalah yang

berbeda-beda, demikian juga dalam metode pengerjaannya. Penjilidan itu

sendiri dibagi dua bagian dalam pelaksanaan, yaitu persiapan awal (forwarding)

Melipat

lembaran

kertas menjadi

katern/kuras

Menyusun

Menggabung kan

Penyisiran Pengkoveran

Membuat

BAN/

Menyortir

Page 41: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

34

yakni proses pembuatan cover yang dilakukan untuk melengkapi penjilidan

yang memuat judul dan dekoratif bahan perpustakaan. Penyelesaian (finishing)

yang merupakan hal penting dan agak sulit pengerjaannya dalam penjilidan

karena membutuhkan keahlian, kejelian dan kemampuan seni artistik dimana

judul dan dekoratif sebuah bahan perpustakaan dapat dibuat dengan manarik.

D.

TEKNIK PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

Pada umumnya teknik penjilidan yang diterapkan pada penjilidan buku

dapat dibagi dalam tiga macam , yaitu :

1. Penjilidan dengan benang (tread binding)

2. Penjilidan dengan lem (perfect binding)

3. Penjilidan dengan kawat (wire binding) : dalam buku ini pedoman ini

tidak dibahas.

1. Teknik Penjilidan Dengan Benang (Tread Binding)

Menjilid dengan benang merupakan sistem penjilidan yang paling baik

mutunya. Kekuatan jilidan sangat bagus dan kemudahan untuk dibuka serta

dibentangkan dengan posisi 180 derajad menyebabkan sistem jilidan ini banyak

dipakai untuk buku-buku berkualitas tinggi, seperti ensiklopedia, kamus, buku

teks, buku pedoman, dan lain sebagainya. Ditinjau dari aspek konservasi buku

dengan sistem jilid benang ini mempunyai kekuatan yang lebih baik dari pada

sistem jilid lainnya, seperti jilid kawat dan jilid lem .

Hanya saja bagian isi buku harus berupa kuras, sehingga seluruh

halaman isi harus dilipat terlebih dahulu sebelum dijilid. Berbeda dengan jilid

kawat pada punggung ( sadle stitching ), yang dapat dijilid pada setiap bukunya

Page 42: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

35

hanya yang terdiri atas satu kuras atau lebih ( multi) .Kuras yang satu dengan

yang lain digabungkan dengan cara ditumpuk dan dijahit dengan benang.

Ada 2 macam cara menjilid dengan benang yaitu :

a. Menjilid dengan 1 kuras ( tanpa pita)

b. Menjilid multi kuras ( diatas pita)

a. Teknik Menjilid dengan 1 kuras (tanpa pita)

Bagian blok buku hanya terdiri atas 1 kuras. Bagian sampul dan blok

buku digabungkan dengan jilid benang . Bahan sampul yang dipakai ialah karton

seperti BC, Buffalo, Manila karton atau yang sejenisnya sedangkan blok buku

digunakan HVS , atau art paper. Pada sistem jilid benang ukuran buku sangat

menentukan jumlah tusukan jahitnya. Buku dengan ukuran setengah folio (

16,5x 21,5 cm.) dijahit dengan 3 tusukan, sedangkan buku dengan ukuran folio (

21,5 x 33 cm ) dijahit dengan 5 tusukan.

Berikut adalah Bahan dan Peralatan yang diperlukan :

Bahan menjilid satu kuras

Keterangan Gambar:

1. Kertas isi : HVS 60/80

gram/m2

2. Kertas Sampul : BC/

Buffalo

3. Bord

4. Benang jahit

5. Lilin 1

2 3

4

5

Page 43: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

36

Peralatan Penjilidan menjahit satu kuras

Keterangan Gambar:

1. Pisau Potong (Cutter) 2. Penggaris Besi 30 cm

3. Benang Jahit 4. Jarum Jahit

5. Tulang Pelipat

1

2

3

4

5

Page 44: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

37

Cara Penjilidan 1 kuras (tanpa pita)

1. Kertas dilipat menjadi 2 bagian

dengan menggunakan tulang pelipat,

untuk mendapatkan hasil yang baik

tekan kertas dengan tulang pelipat ke

sisi atas dan bawah. Lipat kertas

bagian isi menjadi dua bagian dengan

menggunakan tulang pelipat. Untuk

mendapat hasil lipatan yang baik

tekan tulang pelipat dari tengah

keatas dan kebawah

2. Urutkan lipatan kertas sesuai dengan nomor urut halaman, bilamana yang dijilid berupa buku teks, maka dibuat kuras-kuras (1 kuras terdiri atas 4,8,12,16 halaman dst ) Sisipkan lipatan kertas berdasarkan nomor urut halamannya apabila yang dijiid adalah buku teks sehingga merupakan satu kuras. ( 1 kuras dapat terdiri atas = 4,8,12,16,20,24 halaman…dan seterusnya.

3. Untuk membuat sampul potong karton seukuran dengan bentangan halaman isi dan lipat menjadi dua potong karton untuk bagian sampul seukuran dengan bentangan halaman isi dan kemudian lipat menjadi dua

Page 45: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

38

4. Gabungkan sampul karton dengan bagian isi

5. Bagian punggung yang akan dijahit ditandai untuk menentukan jumlah tusukannya. Buku dengan ukuran 16,5 x 21,5 cm ( ½ folio) cukup dijilid dengan tiga tusukan . Sedangkan buku ukuran folio 21,5x 33 cm atau lebih maka penjilidannya lebih sesuai dengan lima tusukan.

6. Lubangi tanda jahit tersebut

dengan pusut . Buku dibuka dan

diletakkan di atas bord sebagai

alasnya, bagian sampul

menghadap ke atas dan bagian

teks menghadap ke bawah.

Lubang yang dibuat tidak perlu

terlalu besar cukup asal tembus

pada bagian buku dalam halaman.

Page 46: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

39

7. Masukkan benang ke dalam

jarum. Agar benang lebih kuat

digosok dengan lilin. Benang yang

dipakai cukup satu helai saja dan

ujungnya diikat dengan cara

ditusukkan ke ujung jarum.

8. Jahit buku tersebut dimulai dari

bagian dalam. Mula-mula dari

tengah (lubang 2) keluar masuk ke

lubang 3. Dari lubang 3 ke lubang

1 melewati lubang 2, kemudian

masuk kembali ke lubang 2

1

2

3

4

Page 47: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

40

9. Setelah dijahit sisa benang diikat mati dan dipotong kira-kira sepanjang 3 cm.

10. Press buku yang telah dijahit

dengan alat press. Pengepresan

tidak terlalu lama dan apabila

lipatan pada punggung buku sudah

terlipat erat maka buku dapat

dikeluarkan

11. Rapikan sisi buku dengan menyisir sesuaikan dengan ukuran buku yang diinginkan. Untuk melindungi permukaan meja dari sayatan pisau gunakan cutting mate/bord sebagai alasnya, penggaris besi sebagai pembatas dan pisau potong sebagai alat potongnya. Merapikan sisi buku dengan pisau potong hanya untuk buku dengan jumlah halaman yang tidak terlalu banyak. Untuk buku tebal penyisirannya harus menggunakan mesin potong.

Page 48: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

41

b. Teknik Menjilid Multi Kuras (di atas pita)

Buku dengan multi kuras bagian isinya lebih dari satu kuras. Setiap kuras

berisikan lembar halaman yang telah disusun berdasarkan nomor

urutnya.Kuras-kuras tersebut kemudian digabungkan menjadi satu dan dijahit

dengan benang di atas pita yang berfungsi sebagai pengikat dari gabungan

antara kuras yang satu dengan kuras lainnya.

Pada blok buku bagian muka dan belakang ditempel lembar pelindung

yang berfungsi sebagai engsel yang menyatukan sampul dengan blok buku.Agar

dapat bertahan lama maka kertas lembar pelindung harus lebih tebal dan kuat

daripada kertas halaman isi. Penyampulan untuk multi kuras dapat

mempergunakan karton biasa (soft cover/paperback) ataupun dengan bord

(hardcover).Secara terpisah akan dijelaskan bagaimana cara membuat sampul

sampul tersebut.

Seperti halnya pada sistem jilid benang dengan satu kuras maka untuk

jilid benang dengan multi kuras pun ukuran buku sangat menentukan jumlah

jumlah tusukan jahit serta jumlah pita yang digunakan . Untuk buku dengan

ukuran setengah folio (16,5 x 21,5 cm) dijahit dengan enam tusukan, dengan

dua buah pita, sedangkan buku dengan ukuran folio (21,5 x 33cm) dijahit

dengan delapan tusukan dengan tiga pita. Setelah dijahit punggung blok buku

diberi lapisan lem untuk mengikat lebih kuat lagi blok buku yang telah dijahit

agar tidak bergeser. Pada punggung bagian kepala dan ekor dipasang pita

kepala dan pita ekor selain sebagai variasi berfungsi pula sebagai penguat

bagian tersebut. Proses terakhir dari menjailid multi kuras dengan benang di

atas pita ialah menempelkan lembar penguat pada punggung blok buku.

Berikut adalah Bahan dan Peralatan yang diperlukan :

Page 49: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

42

5

Keterangan Gambar :

1. Pisau cutter 7. Pusut

2. Pisau 8. Jarum jahit

3. Gunting 9. Penggaris besi

4. Pemberat 10. Kain mahyong/perca

5. Tulang pelipat

6. Kuas segitiga

1

2

3

4

6

7 8

9

10

Page 50: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

43

Cara Penjilidan Multi Kuras Di atas pita :

1. Kertas dilipat menjadi 2 bagian dan

ditekan dengan menggunakan tulang

pelipat, untuk mendapatkan hasil

yang baik tekan tulang pelipat dari

tengah ke atas dan ke bawah.

Keterangan Gambar :

1. Bord 5. Benang jait

2. Kertas HVS 6. Lilin

3. Kertas Pelindung/Conqueror 7. Pita Rimpis

4. Lem 8. Pita kapital

1

2 3

4

5 6

7

8

Page 51: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

44

2. Sisipkan lipatan-lipatan kertas tersebut. Berdasarkan nomor urut halamannya sehingga membentuk kuras lipatan-lipatan tersebut berdasarkan nomor urut halamannya sehingga merupakan satu kuras. Misalnya jumlah halaman sebuah buku terdiri atas 320 halaman, apabila tiap kuras memuat 16 halaman maka jumlah kuras dalam buku tersebut adalah 320 :16=20 kuras

3. Ukur dan tentukan posisi jahitnya. Mula-mula diukur dari sisi kepala ke arah sisi ekor. Jarak dari kepala ke lubang 1= 2,5 cm, jarak dari lubang 1 ke lubang 2= 3,5 cm., jarak dari lubang 2 ke lubang3 = 1,5 cm (lebar pita)

4. Tanda-tanda yang akan jahit tersebut kemudian dilubangi dengan mempergunakan gergaji. Pada waktu menggergaji perlu diperhatikan agar lubang tidak terlalu dangkal ataupun terlalu dalam, cukup sampai menembus pada halaman kuras sebelah dalam. Lubang ini diperlukan untuk mempermudah jalannya jarun jahit dan benang pada waktu menjahit

Page 52: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

45

5. Perdalam lubang apabila belum

tembus sampai ke halaman kuras

sebelah dalam dengan

menggunakan pusut. Pada waktu

memperdalam lubang sebaiknya

kuras diletakkan di atas selembar

bord dari punggungnya lubang

yang belum tembus tersebut

ditusuk dengan pusut.

6. Jahit kuras satu-persatu yang

dimulai dari kuras terakhir (kalau

untuk penjilidan majalah

vol/nomor yang paling akhir dalam

bendel yang dimaksud, untuk

penjlidan surat kabar maka

tanggal yang paling akhir dalam

bendel yang dimaksud). Untuk

memudahkan penjahitan maka

perlu bantuan pemberat agar

posisi dari kuras yang dijahit tidak

bergeser

7. Benang yang digunakan untuk

menjahit tidak dirangkap dua,

agar pada waktu menjahit benang

tidak terlepas dari jarumnya maka

ujung benang ditusukkan ke

jarum. Selain itu untuk

memperkuat dan melicinkan

jalannya benang jahit diberi

lapisan lilin.

Page 53: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

46

8. Jahit tumpukan kuras

sebagai berikut :

Mula-mula jarum

dimasukkan ke dalam

lubang nomor 1 (sisi

ekor), ke luar nomor 2

(melompati pita), masuk

nomor 3, keluar nomor

4 (melompati pita),

masuk nomor 5, keluar

nomor 6 (sisi kepala)

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Page 54: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

47

Tahap 4

Tahap 5

Page 55: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

48

Tahap 6

Tahap 7

Page 56: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

49

Tahap 8

Tahap 9

Page 57: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

50

Tahap 10

9. Lanjutkan pada kuras

berikutnya, pemberat

pada kuras pertama

diambil dan letakkan

pada kuras yang akan

dijahit.

Page 58: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

51

10. Jahit kuras kedua dengan urutan sebagai berikut : Jarum dari lubang nomor 6 kuras pertama masuk ke lubang nomor 6 pada

kuras kedua kemudian keluar nomor 5 (sebelum menempati pita benang pada

kuras kedua dikaitkan pada benang di atas pita pada kuras pertama), masuk ke

nomor 4, keluar ke nomor 3 (kaitkan pada benang di atas pada kuras pertama,

dan lompati pita), masuk ke nomor 2, keluar ke nomor 1.

Dari lubang nomor 1 pada kuras kedua benang kemudian diikatkan pada sisa

benang yang ada pada ujung nomor 1 pada kuras pertama. (perlu diperhatikan

adalah setiap selesai menjahit pada akhir kuras benangnya agak ditarik agar

hasil jahitan menjadi kencang.) (lihat gambar)

Tahap 1 masuk kelubang nomor 6 pada kuras kedua

Page 59: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

52

Tahap 2 keluar ke nomor 5

Tahap 3 kaitkan pada benang di atas pita pada kuras pertama,dan lompati pita

Page 60: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

53

Tahap 4 masuk kenomor 4

Tahap 5 keluar ke nomor 3

Page 61: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

54

Tahap 6 kaitkan pada benang di atas pita pada kuras pertama,dan lompati pita

dan masuk ke nomor 2

Tahap 7 keluar ke nomor 1

Page 62: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

55

Tahap 8 benang diikatkan pada sisa benang yang ada pada ujung nomor 1 pada

kuras pertama

11. Pada kuras ketiga, langkah jahitnya sama seperti cara menjahit kuras kedua

pada kertas pertama

Tahap 1

Page 63: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

56

Tahap 2

Tahap 3

Page 64: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

57

Tahap 4

Tahap 5

Page 65: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

58

12. Sambung benang apabila habis sebelum penjahitan seluruh kuras selesai.

Penyambungan benang dilakukan pada bagian punggung bukan pada bagian

dalamnya sehingga akan tampak jika halaman buku dibuka. Ada beberapa cara

penyambungan benang yang aman dan kuat serta tidak akan terlepas pada

waktu ditarik saat penjahitan.

Tahap 1

Tahap 2

Page 66: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

59

13. Blok buku di pres agar kuras-kuras merekat dengan baik satu dengan

lainnya. Sebelum dipres posisi punggung harus betul-betul rata. apabila

punggung bukunya tidak diratakan terlebih dahulu maka jika lem telah

mengering posisinya tidak dapat diperbaiki kembali.

Page 67: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

60

14. Beri perekat pada bagian puggung. Upayakan agar lem mengisi sela-sela di

antara kuras.

15. Lembar pelindung di pasang pada bagian atas dan bawah blok buku. Lembar

pelindung berfungsi sebagai pelindung bagian isi dan juga sebagai yang

menghubungkan blok buku dengan bagian sampul.

Page 68: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

61

17. Tempelkan pita

kapital/kepala (head

band) dan pita pada

punggung buku

16. Gosok dengan tulang

pelipat sampai lembar

pelindung melekat erat

pada blok buku

Page 69: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

62

18. Buat lembar penguat untuk punggung buku.Jenis kertas sama seperti kertas

untuk lembar pelindung. ukurannya : tingginya sama dengan tinggi blok buku

dikurangi 1 cm,dan lebar;( 2x4 cm) +tebal punggung buku. Misalnya buku

dengan ukuran 16,5 x 21,5cm, tebal punggung 2 cm, maka ukuran lembar

penguat dengan sudut 45 ° jarak dari sudut ke masing-masing sisinya adalah 2,5

cm.

Page 70: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

63

Jadilah sebuah blok buku

19. Tempelkan lembar

penguat pada punggung

buku dengan posisi

ditengah-tengah

punggung buku

Page 71: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

64

2. Teknik Penjilidan Dengan Lem (Perfect Binding)

Selain dijilid dengan kawat dan benang, buku dapat pula dijilid tanpa

benang yaitu dengan mempergunakan lem. Pada penjilidan buku dengan lem

yang dijilid berupa lembaran lepas bukan berupa kuras,. Kekuatan jilidan sangat

tergantung cara pengasaran, pengeleman dan jenis lem yang digunakan.Pada

umumnya lem yang dipakai untuk menjilid adalah lem sintetis seperti

rakol,indrakol,fox dan lain sebagainya.

Kualitas jilidan buku yang dijilid dengan lem pada umumnya kurang begitu

baik dibandingkan dengan system jilid kawat maupun benang. Hal ini

disebabkan karena mudahnya lembar/halaman buku terlepas dari jilidannya.

Terutama penjilidan yang pengelemennya menggunakan mesin dengan lem

panas (hot glue) setelah keirng lem tersebut cenderung menjadi rapuh, yang

mengakibatkan pecahnya jilidan dan terlepasnya lembar halaman.

Kelebihan sisitem jilid lem dibandingkan dengan jilid kawat (dari

samping=sidestiching) antara lain adalah : halaman dapat dibuka dan

dibentangkan dengan mudah dan buku yang dijilid dapat lebih tebal ( ± 1.000

halaman ).

Penjilidan dengan lem dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual

dan mesin. Buku yang dijilid secara mesin hasilnya lebih banyak dan lebih cepat.

Namun pada umumnya kualitas yang dihasilkan tidak sebaik menjilid dengan

lem secara manual. Hal ini disebabkan karena pada penjilidan secara manual

bagian yang di lem tidak hanya pada bagian punggungnya saja tetapi juga pada

setiap sisi kertas pada bagian punggung yang telah di lem di beri dengan kain

kasa yang berfungsi sebagai engsel yang sangat kuat dan elastik yang menjaga

punggung buku tidak mudah patah apabila sering dibuka dan ditutup. Sampul

untuk buku yang dijilid dengan lem dapat menggunakan sampul dengan karton

dan sampul dengan bord. Khusus pembuatan dan pemasangan sampul dengan

bord akan dijelaskan secara rinci pada bab berikutnya.

Page 72: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

65

Bahan :

1. bord 2. Kertas Isi : HVS 60/80 gr

3. Lembar pelindung : kertas conqueror, HVS 4. Lem

5. Kain kassa/perban 6. Pita kapital

5. Pita Kapital 6. Kain Kassa/ perban

Peralatan :

1. Tulang Pelipat 5. Pisau Potong (cutter)

2. Penggaris Besi 6. Kuas segitiga

3. Alat Pres 7. Gunting

4. Kain Mahyong/ perca

1

2 3

4 5

6

Page 73: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

66

Tahapan Pengerjaan :

1. Susun lembar

halaman yang akan

dijilid berdasarkan

nomor urutnya apabila

yang dijilid adalah buku

teks. Periksa apakah ada

halaman yang kurang,

terbalik, kotor ataupun

kurang jelas cetak

annya.

2. Press lembar halaman

yang akan dijilid tersebut

dengan alat press dan

pastikan tepi buku sudah

rata

Page 74: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

67

3. Goreskan pisau potong (cutter) pada buku dan sebaiknya bersilang dan

jangan terlalu dalam yang penting lem dapat masuk pada goresan

tersebut.

4. Beri perekat pada punggung buku. Lapisan lemnya jangan terlalu tebal

yang perlu diperhatiakan ialah lapisan lem harus merata diseluruh

punggung blok buku

Page 75: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

68

5. Kibaskan blok buku keatas, kasarkan dengan pisau dan beri lem. Semakin

jauh punggung buku dapat dikibaskan semakin baik dan kuat hasil jilidannya.

Pada waktu mengibaskan blok buku agar berhati-hati sehingga halaman yang

tidak bergeser.

6. Setelah dilem kemudian buku diletakkan di atas bord seukuran buku

dimasing-masing permukaannya

Page 76: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

69

7. Jika punggung buku belum rata, pukulkan punggung buku ke permukaan

meja yang telah diberi alas bord saat sebelum lem mengering, jika lem

terlanjur kering maka sulit untuk dapat meratakan posisi punggung

buku tersebut, akibatnya hasil jilidan kurang baik dan agak sulit sewaktu

pemasangan sampulnya. Setelah punggung buku rata, buku diletakkan

kembali ke alat press.

8. potong kain kassa seukuran lebih dari punggung buku, kemudian

tempelkan ke punggung buku tersebut dan setelah itu beri lem kembali

ke permukaan kain kassa. Tunggu sampai blok buku mengering.

Page 77: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

70

9. Pisahkan blok buku tersebut (apabila dalam blok buku terdiri atas lebih

dari satu buku). Pemisahannya dapat menggunakan pisau potong.

Page 78: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

71

10. Potong lembar pelindung untuk blok buku kertas untuk lembar

pelindung lebih tebal daripada kertas HVS 100 gram/m2, contoh

Qonqueror, keasing, dan lain sebagainya. Ukuran dari lembar pelindung

sama dengan ukuran bentangan halaman blok buku misalnya ukuran

buku :16 x21 cm maka ukuran dari lembar pelindungnya adalah : 21x 32

cm kemudian lipat lembar pelindung menjadi dua dengan tulang

pelipat.

11. Beri perekat selebar 0,5 – 1 cm pada sisi muka

Page 79: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

72

12. Pasang lembar pelindung pada bagian atas dan bawah blok buku.

Lembar pelindung berfungsi sebagai pelindung bagian isi dan

juga sebagai engsel yang menghubungkan blok buku dengan bagian

sampul

13. Tempelkan pita capital pada punggung buku

Page 80: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

73

14. Buat lembar penguat untuk punggung buku.Jenis kertas sama seperti

kertas untuk lembar pelindung. ukurannya : tingginya sama dengan

tinggi blok buku dikurangi 1 cm,dan lebar; (2x4 cm) +tebal punggung

buku. Misalnya buku dengan ukuran 16,5 x 21,5cm, tebal punggung 2

cm, maka ukuran lembar penguat dengan sudut 45 ° jarak dari sudut ke

masing-masing sisinya adalah 2,5 cm.

Page 81: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

74

15. Tempelkan lembar penguat tepat di tengah-tengah punggung buku

Page 82: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

75

16. Jadilah sebuah Blok Buku

Page 83: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

76

TEKNIK PEMBUATAN SAMPUL

BAB V

Page 84: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

77

A. Fungsi Sampul

Sampul buku merupakan bagian yang juga sangat menentukan kekuatan

jilidan sebuah buku. Sebagai pelindung isi dan untuk menarik minat pembaca.

Sampul berperan juga dalam menentukan kualitas buku dan nilai jual dari buku

yang diproduksi apakah akan diterbitkan dalam edisi mewah/lux ataukah dalam

edisi biasa. Fungsi sampul adalah sebagai pelindung isi buku dan sebagai alat

promosi, untuk menarik minat membaca.

B. Jenis-jenis Sampul

Sampul buku merupakan bagian yang juga sangat menentukan kekuatan

jilidan sebuah buku. Sebagai pelindung isi dan penarik minat pembaca, sampul

buku sebagai pelindung isi dan penarik minat pembaca. Sampul berperan juga

dalam menentukan kualitas buku dan nilai jual dari buku yang diproduksi

apakah akan diterbitkan dalam edisi mewah ataukah dalam edisi biasa.

Berdasarkan strukturnya buku dapat dibagi dalam dua bagian utama yaitu :

1. Bagian isi

Bagian isi dari buku ialah bagian teks dari buku yang bersangkutan .

secara fisiknya bagian isi sebuah buku ialah blok buku yang terdiri atas

kumpulan halaman yang dijilid berdasarkan nomor urutnya.

Secara rinci pada bagaian Penjilidan telah dijelaskan tentang macam dan

system penjilidan yang dapat diterapkan pad abagian isi sebuah buku.

Apakah buku tersebut akan dijilid dengan kawat (wire binding) dengan

benang (tread binding) ataukah dengan lem (perfect binding) serta

bagaimana tahapan yang diperlukan.

2. Bagian Sampul.

Page 85: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

78

Sebuah buku terdiri atas bagian sampul dan bagian isi yang merupakan

suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan . Sesuai dengan fungsinya,

sampul dan isi buku mempunyai peranan masing-masing. Jika ditinjau dari

peranannya maka sampul mempunyai fungsi :

- Sebagai pelindung isi buku

- Sebagai alat promosi

Berdasarkan kondisi fisiknya sampul/cover dapat dibedakan menjadi dua

jenis yaitu hard cover dan soft cover.

1. Sampul Lunak (Soft Cover)

Penggunaan sampul soft cover adalah untuk melindungi buku yang

jumlah halamannya lebih tipis seperti pada buku bacaan, pelajaran sekolah,

atau majalah. Dalam proses pembuatan cover hal yang diperlukan adalah

mendesain cover baru atau cover lama (bila masih bisa dipertahankan) bisa

lebih menarik dan mempuanyai daya tahan yang kuat.

Untuk penjilidan ulang Cover yang sudah selesai ditempel kembali dengan

penempatan secara tepat dan sesuai dengan aslinya

2. Sampul Keras (Hard Cover )

Pemilihan penjilidan buku dengan sampul bord/ sampul tebal sangat

ditentukan oleh isi, macam buku, pemakai dan harga dari buku yang

bersangkutan. Sampul yang terbuat dari bahan kertas atau board yang tebal

dan keras. Biasa digunanakan untuk sampul buku yang jumlah halamannya

banyak atau buku-buku tebal seperti pada buku agenda, tesis, ensiklopedia,

dsb. Selain proses pengerjaannya yang memerlukan waktu yang cukup lama,

menjilid dengan sampul tebal ini biayanya jauh lebih mahal dibandingkan

dengan sampul karton, sehingga harga buku dengan sampul bord harganya

Page 86: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

79

menjadi tinggi. Dengan keadaan ini maka tidak semua buku dijilid bord/sampul

tebal.

Penyampulan dengan bord dapat dilakukan pada buku dengan

punggung rata ataupun punggung bulat. Khusus untuk punggung bulat blok

buku tidak dapat dijilid dengan kawat maupun lem tetapi harus dijilid dengaan

dengan benang.Selain itu buku yang dijilid dengan punggung bulat tidak dapat

dilakukan pada buku tipis dengan jumlah halaman kurang dari 200 halaman,

karena akan sulit dalam pengerjaanya dan hasilnya juga kurang baik.

Pada penjilidan dengan sampul tebal, bord selalu ditutup dengan bahan

tertentu. Lapisan penutup tersebut dapat berupa kulit kambing ( parchment ),

kulit sapi ( vellum), linen maupun kertas bercorak ( kertas marmer).Dewasa ini

menjilid dengan sampul tebal yang dilapis kulit sudah jarang dilakukan kecuali

untuk buku-buku edisi khusus atau buku kuno atau buku antik dan langka.

Disini penjilidan dengan sampul tebal yang dilapisi dengan karton dan kertas

marmer yang dibedakan dalam tiga macam yakni:

a. Sampul tebal dengan linen penuh (full linen)

b. Sampul tebal dengan setengah linen (a half linen)

c. Sampul tebal dengan seperempat linen (a quarter linen)

Dalam buku pedoman ini hanya akan dijelaskan pembuatan sampul keras (hard

cover) full linen dan sampul lunak (soft cover)

Page 87: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

80

PEMBUATAN SAMPUL KERAS

(HARD COVER )

Page 88: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

81

Berikut ini adalah peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat hard cover :

Keterangan gambar :

1. Linen 6. Engsel

2. Kain lap/mahyong 7. Board uk.100

3. Kuas segitiga 8. Tulang pelipat

4. Board uk.30 9. Kertas quenqeror

5. Lem APV

1

2

8 4

3

5

9

6

7

Page 89: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

82

Tahapan Pengerjaan :

1. Sisir ketiga sisi buku yang

akan dibuatkan sampulnya

(sisi kepala, sisi muka dan

sisi ekor) sesuai dengan

ukuran buku yang telah

ditentukan

2. Ukur panjang dan lebar

buku serta tinggi punggung

untuk pembuatan cover

dengan ukuran :

Lebarnya sama dengan

lebar buku, Tinggi seukuran

dengan tinggi buku

ditambah 6 mm (untuk pias

atas 3 mm dan pias bawah 3

mm )

Page 90: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

83

3. Bord no.40 potong untuk sampul muka dan sampul muka dan sampul

belakang dengan ukuran :

Lebarnya sama dengan lebar buku, Tinggi seukuran dengan tinggi buku

ditambah 6 mm (untuk pias atas 3 mm dan pias bawah 3 mm )

Page 91: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

84

4. Potong bord no.100

untuk punggung dengan

ukuran : lebar 4 cm (misal

tebal bukunya 4 cm) dan

tinggi 21,6 cm (sama

dengan tinggi bord sampul)

5. Potong alur jepit

sebanyak 2 buah dengan

ukuran :

Lebar = 5 - 7 mm, Tinggi =

tinggi bord sampul

6. Siapkan kertas

quenqeror/kasing untuk

meletakkan bord punggung,

dan bord sampul dengan

uk.lebar 10 cm, tinggi =

tinggi bord sampul

Page 92: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

85

7. Letakkan bord sampul

muka dan Bord belakang,

bord punggung serta alur

jepit pada posisi lurus

sehingga tidak ada yang

letaknya lebih tinggi atau

pun lebih rendah, dan

mulai mengelem punggung

8. Letakkan punggung

tersebut ke kertas keasing

secara tegak lurus

Page 93: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

86

9. Letakkan alur jepit

seperti gambar disamping

10. Lem kedua bord sampul

kira-kira 5 cm – 7 cm

11. Letakkan bord di

samping alur jepit

Page 94: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

87

12. Letakkan bord yang satu

lagi dan lepaskan alur

jepitnya

13. sampul di balik dan

gosok dibagian yang telah di

lem tadi

Page 95: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

88

14. Potong linen

dengan ukuran lebih

besar 3 cm dari ukuran

bentangan bord

sampul kemudian lem

semua bagian linen

dengan arah dari

tengah ke pinggir atau

bisa juga dengan cara

melem bord sampul

seperti gambar di

samping, jadi ada dua

cara pengeleman

15. Setelah di lem

tempelkan permukaan

bord sampul ke linen

Page 96: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

89

16. Gosok dengan kain

bagian permukaan

bord dengan linen tadi

agar lem merekat

sempurna

17. Potong ke empat

ujung linen dengan

sudut 45 derajat,beri

jarak setebal bord

18. Robek bagian

kertas kesing yang

tidak dilem tadi

tujuannya agar pinggir

kertas kesing tidak

nampak

Page 97: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

90

19. lem ke dua pinggir

linen dan rekatkan ke

bord

20. kemudian lem ke

dua pinggir linen yang

pendek dan lipat kedua

ujungnya sambil

direkatkan ke bord,

kemudian gosok

dengan kain

21. selesai sudah

pembuatan hard cover,

dan langkah

selanjutnya yaitu

menggabungkan

dengan blok buku

Page 98: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

91

22. Gabungkan sampul

dengan blok buku

dengan posisi blok

buku berada di tengah-

tengah sampul

23. Lem blok buku

dengan arah dari

tengah ke pinggir

sambil tangan yang

satu menekan pinggir

dalam buku agar tidak

bergeser

24. Tutup sampul

dengan cara agak

ditarik

Page 99: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

92

25. Press buku dengan

alat pengepres agar

lem merekat kuat dan

merata

26. Keluarkan buku

dari alat press

kemudian bersihkan

lem yang ada di bagian

dalam buku dengan

kain mahjong

27. Buat rel pinggir

buku dengan tulang

pelipat

Page 100: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

93

28. Buku telah selesai dikerjakan

Untuk sampul tebal dengan setengah linen dan seperempat linen cara

pengerjaannya sama, hanya saja yang ditutup linen setengah bagian dan

seperempat bagian dari sampul sedangkan bagian lainnya ditutup dengan kertas

bercorak atau kertas marmer.

Page 101: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

94

PEMBUATAN SAMPUL LUNAK

(SOFTCOVER )

Page 102: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

95

Tahapan Pengerjaan

1. Ukur blok buku yang akan

dibuatkan sampulnya,baik

lebar, tinggi, dan tebal

punggung blok buku yang

bersangkutan

Misalnya :

Tinggi buku 21 cm, lebar 16

cm dan punggung 2 cm,

maka ukuran sampulnya

adalah: lebar = (2 x 16 cm) +

2cm = 34 cm, tinggi = 21 cm

(tetap)

Maka ukuran bentangan

sampulnya adalah 21 x 34

cm

2. Potong karton ukuran 21

x 34 cm untuk sampul

menggunakan pisau potong

(cutter) di atas bord sebagai

alasnya

Page 103: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

96

3. Buat garis lipat agar

punggung sampul karton

mudah dilipat dan

memudahkan

pemasangannya.

Caranya :

Ukur jarak dari sisi muka

sampul ke sisi punggungnya

=16cm. (lebar buku).

Kemudian ukur tebal

punggung = 2 cm. Gunakan

ujung tulang pelipat untuk

membuat garis lipat

berdasarkan jarak tersebut.

4. Buat garis lipat untuk

engsel agar sampul karton

dapat dibuka dan ditutup

dengan mudah.

Caranya:

Ukur garis setebal 1 cm

pada tepi punggung bagian

muka sampul dan garis

dengan ujung tulang pelipat

Page 104: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

97

5. Beri perekat pada

punggung blok buku yang

akan dipasang sampulnya.

Hanya pada bagian

punggungnya saja yang

diberi lem, bagian sisi

punggungnya tidak diberi

lem

6. Pasangkan sampul pada

blok buku. Periksa apakah

sampul tidak terbalik. Agar

sampul merekat erat pada

punggung blok buku, gosok

bagian punggungnya

dengan tulang pelipat.

7. Beri perekat pada

bagian dalam sampul

untuk lipatan engselnya

kemudian gosok dengan

tulang pelipat untuk

merapatkannya

Page 105: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

98

8. Pres buku dengan alat

pengepres agar hasil

pemasangan sampulnya

baik

9. Sisir ketiga sisi buku

sesuai dengan ukuran buku

setelah perekatnya kering

Page 106: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

99

PENUTUP

BAB VI

Page 107: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

100

Tujuan utama preservasi adalah untuk melesrtarikan bahan

perpustakaan baik pelestarian bentuk fisik dengan mempertahankan bentuk

aslinya maupun melestarikan kandungan informasinya. Penjilidan bahan

perpustakaan merupakan salah satu solusi dalam menangani bahan

perpustakaan yang mengalami kerusakan. Koleksi buku lama yang terbit

puluhan tahun yang lalu, memiliki kondisi yang rentan akan kerusakan,

sehingga perlu segera ditangani melalui kegiatan penjilidan.

Koleksi yang disimpan di peperpustakan dapat digunakan melalui

beberapa cara, bergantung pada misi perpustakaan. Karena terlalu sering

digunakan dan kurangnya pemeliharaan dalam penggunaan, akan menimbulkan

resiko kerusakan dan hilangnya nilai informasi serta nilai artifak yang

dimilikinya. Sebagian besar koleksi perpustakaan terbuat dari bahan kertas

(baik berupa buku maupun bentuk lembaran, yaitu: monograf, surat kabar,

terbitan berkala, naskah, peta, lukisan di atas kertas). Koleksi bahan

perpustakaan tersebut memiliki resiko yang sangat tinggi terjadinya kerusakan

baik dari dalam bahan perpustakaan itu sendiri, maupun dari luar (lingkungan

dan kerusakan karena manusia).

Penjilidan merupakan salah satu kegiatan di perpustakan yang

bertujuan untuk melestarikan bentuk fisik bahan perpustakaan. Dari uraian

tentang penjilidan bahan perpustakaan dengan segala aspeknya diharapkan

para petugas perpustakaan yang telah belajar, memahami, dan mempraktekkan

cara menjilid dengan baik bisa mendapatkan tambahan pengetahuan yang

bermanfaat dalam menunjang kerja di tempat masing-masing, khususnya guna

menunjang fungsi layanan perpustakaan dengan senantiasa menyediakan

koleksi yang siap pakai dan dalam keadaan utuh.

Page 108: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

101

DAFTAR PUSTAKA

Benang Jahit http://usflagstore.blogspot.com

Clement, David.1985. Preservation of library collection. Paris: UNESCO. Cockrell, Douglas. 2005. Book binding and the care of books. http://www.about

book binding.com. diakses 05/06/2008. Conservation and preservation at the National Library of Indonesia: A report by

the International Revew Team for conservation and preservation. 1989. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Feather, John. 1991. Preservation and management of library collection.

London: The Library Association. Gardjito (et.al). 1997. Pedoman Teknis Penjilidan. Penyunting Ediyami Bondan

Andoko. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Greenfield, Jane. 1984. Books : their care and repair. London: Library of

Congress. Harvey, Ross. 1993. Preservation in Libraries: a reader. London: Bouker.

Indonesia.Undang-Undang No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya cetak dan Karya Rekam . Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1994.

Indonesia. Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI, 2007 International Standard ISO 14416:200: Information and documentation —

Requirements for binding of books, periodicals, serials and other paper

documents for archive and library use — Methods and materials

Jarum jahit http://www.kaskus.co.id

Johnson, Arthur W. 1981. Manual of Binding. London: Thames and Hudson.

Pengetahuan Kejuruan Dasar Penjilidan Buku. 1983. Jakarta: Pusat Grafika Indonesia.

Page 109: PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN

102

Rosmala, Kartini. 2009. Sejarah Buku, Majalah dan Surat Kabar. Bekasi: Universitas Islam “45”. http://www.scribd.com./doc/20102787/Sejarah-Buku-Majalah- SuratKabar. diakses 6 /10/ 2009.