kista ovarium terpuntir.doc

7/26/2019 KISTA OVARIUM TERPUNTIR.doc

http://slidepdf.com/reader/full/kista-ovarium-terpuntirdoc 1/21

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Ovarium

Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di

kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan

uterus dengan ligamentum suspensorium ovarii.

Ovarium terletak pada bagian belakang ligamentum latum. Sebagian besar

ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian ovarium

kecil berada di dalam ligamentum latum (hilus ovarii). i situ masuk pembuluh!

pembuluh darah dan saraf ke ovarium. "ipatan #ang menghubungkan lapisan

belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.

1



Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika

albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel!sel folikel dan jaringan ikat #ang sangat

sensitif terhadap hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica kanan dan kiri

#ang merupakan cabang dari aorta desendens. $ena sebagai drainase mengikuti

perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica kanan dan kiri.

2.2 Kista Ovarium Terpuntir

2.2.1 Definisi

%ista adalah kantung #ang berisi cairan. %ista ovarium adalah kantung #ang

berisi cairan #ang terletak di ovarium.

%ista ovarium terpuntir adalah kantong berisi cairan #ang terdapat pada ovarium

#ang mengalami torsi pada tangkai vaskularn#a sehingga secara klinis pasien

mengalami n#eri akut abdomen. %ista ovarium tidak han#a berisi cairan akan tetapi

dapat berisi rambut, gigi, tulang atau sisa! sisa kulit.

2



2.2.2 Epidemioo!i

%ista ovarium terpuntir dapat terjadi pada berbagai usia, namun pada

umumn#a terjadi pada awal usia reproduksi. &ampir ' kasus ditemukan pada

wanita premenarche dan post menopause. *sia median adalah + tahun dengan

persentasi pasien usia -/ tahun mencapai / 0 1.

2.2." Etioo!i

'. 2erubahan anatomis #ang mempengaruhi berat dan ukuran ovarium dapat

mengubah posisi tuba fallopi dan menimbulkan puntiran. %ehamilan kadang !

kadang men#ebabkan kista terpuntir, sekunder terhadap pembesaran ovarium

#ang terjadi selama ovulasi dengan kelemahan jaringan pen#okong ovarium.

+. 3alformasi kongenital dan pemanjangan tuba fallopi dapat ditemukan pada

sebagian pasien prepubertas muda.

. 4umor ovarium. 3en#ebabkan lebih dari setengah kasus torsi adne5a. 4umor

dermoid adalah #ang paling sering. 4umor ganas lebih jarang daripada tumor

jinak. &al ini disebabkan perlekatan kanker #ang memfiksir ovarium ke

jaringan sekitar.

6. 2asien dengan riwa#at pembedahan pelvis (terutama ligasi tuba) memilikiresiko lebih tinggi terhadap kista terpuntir.

2.2.# $a%tor resi%o

'. 2engobatan infertilitas

+. %ehamilan

. &ipotiroid

6. 3erokok

2.2.& Patofisio!i

3



%ista ovarium terpuntir secara klasik terjadi unilateral pada ovarium #ang

membesar patologis. Ireguleritas ovarium menimbulkan fulcrum di sekitar tuba #ang

terlibat. 2roses tersebut dapat berlangsung pada ovarium saja tapi lebih sering

mempengaruhi kedua ovarium dan tuba (adne5a terpuntir).

Berbagai faktor mempengaruhi perjalanan kista ovarium terpuntir. %ista

ovarium terpuntir normaln#a paling sering terjadi pada usia muda, dimana

abnormalitas perkembangan misaln#a tuba #ang panjang atau ketiadaan mesosalfing

mungkin berperan. 7aktan#a, kurang dari setengah terpuntirn#a ovarium pada pasien

anak melibatkan kista, teratoma, atau massa lainn#a. Selama hamil muda, adan#a

pembesaran kista korpus luteum mungkin merupakan predisposisi terpuntirn#a kista.

8anita #ang menjalani induksi ovulasi untuk infertilitas memiliki resiko lebih besar,dimana adan#a kista teka lutein memperbesar volume ovarium secara bermakna.

4orsi pada tangkai tumor akan men#ebabkan gangguan sirkulasi karena vena

mudah tertekan, terjadi bendungan darah dalam tumor #ang berakibat tumor makin

besar dengan perdarahan didalamn#a. 9ika torsi berlanjut akan terjadi nekrosis

hemoragik dan jika dibiarkan dapat terjadi robekan pada dinding kista dengan akibat

perdarahan intra abdominal atau peradangan sekunder dengan manifestasi klinik

dengan akut abdomen.

4umor ovarium, jinak maupun ganas berimplikasi pada 1/!:/ kasus.

3assa #ang terlibat hampir seluruhn#a lebih besar dari 6!: cm, walaupun juga

mungkin terjadi pada massa berukuran lebih kecil.

%ondisi khusus ;

%ondisi #ang mempermudah torsi adalah kehamilan dan sesudah persalinan.

2ada kehamilan, uterus #ang membesar akan merubah letak kista, sedangkan pada

sesudah kehamilan torsi dapat terjadi karena perubahan mendadak dalam rongga

abdomen.

2.2.& Tanda dan 'e(aa

4



%eban#akan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam

waktu #ang lama. <ejala umumn#a ;

'. =#eri perut bagian bawah #ang timbul mendadak dengan intensitas #angtinggi

+. 2erut membengkak

. emam

6. 3ual dan muntah

1. =#eri saat menstruasi

:. =#eri saat bersenggama

. =#eri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki

. Sering berkemih

>. =#eri saat B?%@B?B

'/. Siklus menstruasi tidak teratur

''. 4eraba massa dalam rongga pelvis

2.2.) Dia!nosis

iagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

?. ?namnesis

2asien datang dengan onset mendadak, berat, n#eri abdomen bagian

bawah unilateral #ang memburuk secara intermiten dalam beberapa jam.

&ampir +1 pasien mengalami n#eri bilateral kuadran bawah #ang

dideskripsikan sebagai n#eri tajam atau lebih jarang berupa kram. 3ual

muntah terjadi pada hampir / pasien, men#erupai n#eri #ang berasal

dari traktus gastrointestinal dan men#ulitkan diagnosis. Aiwa#at pen#akit

#ang sama sebelumn#a mungkin membantu sehubungan dengan adan#a

5



torsi #ang membaik secara spontan. emam mungkin merupakan temuan

akhir bila ovarium mengalami nekrosis. Onset selama latihan fisik atau

gerakannaktif lainn#a umum terjadi.

B. 2emeriksaan fisik Sama seperti anamnesis, pemeriksaan fisik pada kista ovarium biasan#a

tidak spesifik dan sangat bervariasi. Biasan#a ditemukan 3assa adne5a

ken#al, unilateral. =#eri tekan umum, n#eri lepas dan muscle rigidit#

dapat ditemukan dan sering sulit dibedakan dari abses pelvis atau

apendisitis.

. 2emeriksaan penunjang

'. *ltrasonografi (*S<)?lat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan

keberadaan kista, membantu mengenali lokasin#a dan menentukan

apakah isi kista cairan atau padat. %ista berisi cairan cenderung lebih

jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

ari gambaran *S< dapat terlihat;a. ?kan terlihat sebagai struktur kistik #ang bulat

(kadang!kadang oval) dan terlihat sangat echolucent

dengan dinding #ang tipis@tegas@licin, dan di tepi

belakang kista nampak ba#angan echo #ang lebih putih

dari dinding depann#a. b. %ista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau

multilokuler (bersepta!septa).

c. %adang!kadang terlihat bintik!bintik echo #ang halus!

halus (internal echoes) di dalam kista #ang berasal dari

elemen!elemen darah di dalam kista.

6



'am*ar 11 + 'am*aran Kista pada US'

+. 2emeriksaan "ab

2emeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun

diagnosis apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut

pemeriksaan #ang umum dilakukan untuk mendiagnosis kista

ovarium.a. 2emeriksaan Beta!&< 2emeriksaan ini digunakan

untuk screening awal apakah wanita tersebut hamil

atau tidak. 2emeriksaan ini dapat men#ingkirkan

kemungkinan kehamilan ektopik. b. 2emeriksaan arah "engkap *ntuk sebuah

pen#akit keganasan, dapat diperkirakan melalui "C.

2arameter lain seperti leukosit, &B, &4 juga dapat

membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.

c. *rinalisis *rinalisis penting untuk mencari apakah

ada kemungkinan lain baik batu saluran kemih, atau

infeksi dan untuk men#ingkirkan diagnosis banding.d. 2emeriksaan 4umor 3arker 4umor marker spesifik

pada keganasan ovarium adalah ?'+1. C? juga

dapat diperiksa, namun C? kurang spesifik karena

7



marker ini juga mewakili keganasan kolorektal, uterus

dan ovarium.

. 2emeriksaan 2atologi ?natomi

3erupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan

dari tumor ovarium. 2emeriksaan ini biasan#a dilakukan bersama

dengan proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa

dibawah mikroskop.

2.2., Dia!nosa *andin!

'. 3assa pada rongga pelvis

+. %ehamilan ektopik . %olik renal

6. ?ppendicitis1. <angguan gastrointestinal

2.2.- Penataa%sanaan %ista terpuntir daam %eamian

%ista dengan diameter kurang dari : cm dan tampak jinak pada *S<

umumn#a diobati secara konservatif karena dapat mengalami resolusi

spontan. %ista corpus luteal mengecil dalam '+ sampai ': minggu. %ista

dengan diameter lebih dari '/ cm biasan#a direseksi karena meningkatkan

risiko keganasan, pecah atau torsi. 2enanganan kista #ang berukuran antara 1

sampai '/ cm masih kontroversi. 9ika kista berseptum, nodul, papiler atau

komponen padat maka reseksi dianjurkan. %ista #ang sederhana dapat

dikelola dengan pemeriksaan *S< rutin. =amun memerlukan eksplorasi

laparotomi darurat bila ruptur, torsi atau infark di seban#ak 1/ kasus.

engan munculn#a teknik pencitraan seperti *S< resolusi tinggi, 3AI dan

gambaran oppler transvaginal, penanganann#a menjadi jauh lebih baik. 9ika

kista ovarium didiagnosis pada trimester pertama, lebih baik tunggu sampai

': minggu saat implantasi kehamilan lebih aman dan juga kista mungkin

hilang secara spontan. 4umor #ang masih tinggal diterapi dengan c#stectomi

atau ovariotom# seperti #ang diindikasikan.4umor ovarium atau kista dapat

dengan mudah dihilangkan pada kehamilan + minggu setelah itu tidak

mudah diakses dan dapat memicu kehamilan prematur. kista ovarium #ang pecah,

8



atau mengalami torsi atau jika itu menunjukkan bukti keganasan, membutuhkan operasi

segera, terlepas dari masa kehamilan. Sebuah kistektomi sederhana dapat

dilakukan tanpa adan#a keganasan terbuka. Sebelumn#a penguraian dari

pedikel #ang dihindari untuk mencegah emboli dan keracunan Dat terkait

dengan hipoksia, #ang masuk dari sirkulasi perifer. tetapi baru!baru ini,

sirkulasi ovarium distabilkan oleh terurai, telah terbukti menghasilkan

jaringan ovarium #ang la#ak tanpa komplikasi sistemik.

2.2./ Kompi%asi

'. Infeksi+. 2eritonitis

. Sepsis

6. ?dhesi1. =#eri kronis

:. Infertilitas

2.2.10 Pro!nosis

Bonam dengan diagnosis dini dan penanganan tepat

BAB II

APOAN KASUS

".1 Identitas

=ama ; =#. 3

*mur ; 6' tahun

2ekerjaan ; IA4

?lamat ; "ukah 2andan

3A ; /6>+55

9



".2 Anamnesa

Seorang pasien wanita berumur 6' tahun datang ke 2onek AS* Solok pada tanggal

' 9uni +/': pukul /./1 dengan ;

Keuan Utama +

2erut terasa bengkak sejak hari #ang lalu

i3a4at Pen4a%it Se%aran! +

• =#eri perut sejak hari #ang lalu, meningkat mendadak sejak jam sebelum

masuk Aumah Sakit, terasa perut mendesak ke atas.

• 2erut terasa bengkak sejak bulan #ang lalu, bengkak dirasakan di sebelah

kiri dan bertambah besar, serta terasa kembung.

• =#eri pinggang menjalar ke ari 0 ari (!)

• %eluar air 0 air #ang ban#ak dari kemaluan (!)

• %eluar darah #ang ban#ak dari kemaluan (!)

• %eluar lendir bercampur darah dari kemaluan (!)

• &2&4 ; lupa

42 ; E

• 4idak haid sejak : bulan #ang lalu

• <erak anak dirasakan sejak usia kehamilan bulan

• 3enarche ; '+ tahun, siklus teratur (tidak teratur mendekati kehamilan),

selama : 0 hari, ganti duk + 0 5 @ hari, n#eri saat haid (F)

• A&3 ; mual (F) muntah (F) ppv (!)

• ?= ; 5 pada usia kehamilan dan 6 bulan di puskesmas dan bidan

• 2erdarahan diluar siklus haid (!)

10



• Aiwa#at penurunan berat badan #ang cepat (!)

• =afsu makan tidak menurun.

•

B?% dan B?B tidak ada keluhan

i3a4at Pen4a%it Dauu

4idak ada riwa#at pen#akit gastritis, jantung,paru, ginjal, hati, hipertensi dan 3.

i3a4at Pen4a%it Keuar!a+

• Aiwa#at kista di sangkal

• Aiwa#at pen#akit jantung (!)

• Aiwa#at &ipertensi (!)

• Aiwa#at 3 (!)

i3a4at %e*iasaan

<emar mengkonsumsi makanan pedas, bersantan dan berlemak

i3a4at Per%a3inan ;

'5 pada tahun '>>+

i3a4at Keamian 5 a*ortus 5 persainan ;

:@1@/@1

=o *sia 9enis

kelamin

BB 2B 9enis

persalinan

2enolong

' +1 thn 2r '// 1/ 2= Bidan

+ + thn 2r +>// 1' 2= Bidan

++ thn "k /// 1/ 2= Bidan

6 +' thn "k 6// 6> 2= Bidan

1 '> thn "k '// 1/ 2= Bidan

11



i3a4at Operasi se*eumn4a ;

tidak ada

"." Pemeri%saan $isi%

6ita Si!n

%eadaan umum ; Sedang

%esadaran ; %omposmentis kooperatif

4ekanan arah ; '//@/ mm&g

7rekuensi =adi ; >/ 5@menit

7rekuensi =afas ; +/ 5@menit

Suhu ; :, /

Status 'enerais

3ata ; %onjungtiva anemis (!@!)

Sklera ikterik (!@!)

"eher ; 9$2 1!+ cm &+O, kelenjar tiroid tidak membesar

4&4 ; 4idak ada kelainan

%<B ; 4idak membesar

4horak ;

2aru ;

• Inspeksi ; gerakan dinding dada simetris

12



• palpasi ; fremitus kiri G kanan

• 2erkusi ; sonor

•

?uskultasi ; vesikuler normal, ronkhi (!), wheeDing (!)

9antung ;

• Inspeksi ; iktus tidak terlihat

• 2alpasi ; iktus teraba ' jari medial "3S AI $

• 2erkusi ; batas jantung dalam batas normal

• ?uskultasi ; irama teratur, bising tidak ada

?bdomen ; Status <inekologi

<enitalia ; Status <inekologi

Ckstremitas ; Cdema ! @ !, refleks fisiologis F @ F, refleks patologis ! @ !

Status 'ine%oo!i

3uka ; 4idak ada kelainan

3ammae ; 4idak ada kelainan

?bdomen ;

• Inspeksi ; tampak perut membuncit tidak sesuai usia kehamilan

sikatrik (!)

• 2alpasi ; teraba massa + jari diatas pusat, permukaan licin.

• 2erkusi ; th#mpani

13



• ?uskultasi ; Bising usus (F) normal

<enitalia ;

•

Inspeksi ; $@* tenang, 22$ (!)

".# Pemeri%saan Penun(an!

a*oratorium +

&b ; '/,+ g@dl

&t ; /,

"eukosit ; '','5 '/

@ u"

4rombosit ; 5 '/ @ *l

US' +

• 9anin hidup intrauterine

o B2 ; 6,: mm

o ? ; '1>,+ mm

o 7" ; ,1 mm

o C78 ; > gram

o *% ; +/!+' minggu

o C ; '6@'/@+/':

• %ista ovarium dengan diameter '+,1 cm

14



1.& Dia!nosis %er(a+

<:21?/&1 gravid +/ 0 +' minggu F suspect kista ovarium terpuntir

".) Penataa%sanaan

Si%ap + !

• %ontrol %*, $S, 22$

• I$7 A"

• Injeksi ceftria5one ' gram

• Injeksi gentamicine / mg

• 2asang

15



en7ana ;

"aparatomi cito

aporan Operasi ;

! 9am '.// 0 '6.//

! 2asien tidur terlentang

! ?nastesi spinal

! Insisi abdomen pada linea mediana cm diatas pusat

! Setelah peritoneum dibuka tampak uterus gravid sebesar jari dibawah pusat

! 4ampak massa putih abu 0 abu sebesar kepala ba#i berasal dari ovarium kiri,terpuntir 5

! ilakukan salphingoovorektomi sinistra

! ?bdomen dijahit lapis demis lapis

16



Sampel di kirim untuk dilakukan pemeriksaan

Patoo!i Anatomi

Follow Up

Hari/Tang

gal

Subject Object Assesment Plan

Kamis/ 02

Juni 2016

Nyeri bekas

operasi (+)

Nyeri peru

(!)

"emam (!)

K# $

se%an&

Kes $ ''

" $

120/80

mm*&

6,5-0*5 &ra.i%

20!22 min&&u

pos aparaomi

kisa o.arium

erpunir

(sapin&oo.orek

omi sinisra)

" 20

pm

'eriaon

in 2 1

&ram

enamisin

17



auk (+)

ua (!)

una (!)

-K (+)

-(!)

N% $ 81

/meni

Ns $

20/meni

$ aebris

-b%omen $

uka

eruup

perban:

nyeri ekan

(+)

in 2 80 m&

Jum;a/03

Juni 2016

Nyeri bekas

operasi (+)

Nyeri peru

(!)

"emam (!)

auk (+)

ua (!)

una (!)

-K (+)

-(!)

K# $

se%an&

Kes $ ''

" $

100/70

mm*&

N% $ 84

/meni

Ns $

19/meni

$ aebris

-b%omen $

uka

eruup

perban:

nyeri ekan

(+)

6,5-0*5 &ra.i%

20!22 min&&upos aparaomi

kisa o.arium

erpunir

(sapin&oo.orek

omi sinisra)

" 20

pm a<=ani

insopper

,ara>eamo

ab 3 500

m&

-mbroo

ab 3 30 &r

Nie%ipin ab3 1 k/p

(ika

konraksi)

? ab 1@ 1

-inamin in

2 1 amp

'eriaonin 2 1

&ram

'y&es 1

400 (,)

18



"' a<

?abu/04

Juni 2016

Nyeri bekas

operasi (!)

Nyeri peru

(!)

"emam (!)

auk (+)

ua (!)

una (!)

-K (+)

-(!)

K# $

se%an&

Kes $ ''

" $

100/70

mm*&

N% $ 67

/meni

Ns $

20/meni

$ aebris

-b%omen $

uka

eruup

perban:

nyeri ekan

(!)

6,5-0*5 &ra.i%

20!22 min&&u

pos aparaomi

kisa o.arium

erpunir

(sapin&oo.orek

omi sinisra)

,ara>eamo

ab 3 500

m&

? ab 1@ 1

'eAime ab

2 100m&

-s=

eenama

ab 3

500m&

i ' ab 3

1

'y&es 1

400 (,)

BP (konsul

poli

kebidanan

19



BAB I6

ANAISA KASUS

Seorang pasien wanita berumur 6' tahun datang ke 2onek AS* Solok pada

tanggal ' 9uni +/': pukul /./1 dengan keluhan utama perut terasa bengkak sejak

hari #ang lalu. =#eri perut sejak hari #ang lalu, meningkat mendadak sejak jam

sebelum masuk Aumah Sakit, terasa perut mendesak ke atas.2erut terasa bengkak

sejak bulan #ang lalu, bengkak dirasakan di sebelah kiri dan bertambah besar, sertaterasa kembung. &2&4 ; lupa. 2erdarahan diluar siklus haid (!). Aiwa#at penurunan

berat badan #ang cepat (!). =afsu makan tidak menurun. B?% dan B?B tidak ada

keluhan. Aiwa#at pen#akit gastritis, jantung,paru, ginjal, hati, hipertensi dan 3 (!).

Aiwa#at pen#akit kista di keluarga disangkal. 2asien gemar mengkonsumsi makanan

pedas, bersantan dan berlemak. Ini merupakan kehamilan ke :. ari pemeriksaan

fisik didapatkan 47* tidak sesuai usia kehamilan. ilakukan pemeriksaan darah rutin

&b ; '/,+ g@dl H &t ; /, H "eukosit ; '','5 '/ @ u" H4rombosit ; 5 '/ @ *l.

2ada pemeriksaan *S< didapatkan 9anin hidup intrauterine dengan antropometri

B2 ; 6,: mmH ? ; '1>,+ mmH 7" ; ,1 mmH C78 ; > gramH *% ; +/!+'

mingguH C ; '6@'/@+/': dan disertai adan#a kista ovarium dengan diameter '+,1

cm.

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat

ditegakkan diagnose <:21?/&1 gravid +/ 0 +' minggu F suspect kista ovarium

terpuntir. ilakuan laparatomi cito atas indikasi kista ovarium terpuntir. Setelah

dilakukan laparatomi didapatkan massa berwarna putih abu 0 abu sebesar kepala

ba#i. ilakukan pemeriksaan pada kista didapatkan struktur kista berongga berisi

gumpalan rambut dan gigi. Sampel kista dikirim ke 2adang untuk dilakukan

pemeriksaan 2atologi ?natomi.

20



DA$TA PUSTAKA

e 9ong, 8., 4umor Ovarium dalam Buku ?jar Ilmu Bedah Cdisi +. 9akarta; C<.

+//;+>!/%umar, Aobins. Ovarium dalam Buku ?jar 2atologi II Cdisi 6. 9akarta; C<.+//+ ;

>/!>

3ansjoer, ?rif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Cdisi . 9ilid +. 9akarta; 3edia

?esculapius. +///

8iknjosastro &. Buku Ilmu Kandungan Cdisi +., editor; Saifuddin ?.B,dkk. 9akarta;

a#asan Bina 2ustaka Sarwono 2rawirohardjo.+//>

21

kista ovarium terpuntir.doc

Documents