kista ovarium

Upload: indri-syafriza

Post on 01-Mar-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.1

Kista adalah pertumbuhan aberrant berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh aberrant di bagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semi solid yang tumbuh dalam indung telur (ovarium).1

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang jinak (80-84%).1

Angka kejadian kista ovarium di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Di RSU Raden Mattaher Jambi terdapat jumlah seluruh penderita kista ovarium dari tahun 2009- 2010 sebanyak 47 orang. Di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista ovarium dari tahun 2008- 2009 sebanyak 47 orang. Di RSU Dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita subur berjumlah 34 orang. Sedangkan berdasarkan survey yang dilakukan di RS Santa Elisabeth Medan, data seluruh penderita kista ovarium yang diperoleh terdapat 116 orang penderita pada tahun 2008- 2012. 2BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Anatomi Ovarium

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan. Ovarium berkuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan panjang kira- kira 4 cm, lebar dan tebal kira- kira 1,5 cm.1Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh- pembuluh darah dan serabut- serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya menuju ke atas dan belakang, sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat dengan uterus dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dan infundibulum. Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot di ligamentum rotundum.1,3 Gambar. Anatomi Ovarium2.2Definisi

Kista ovarium adalah pembesaran pada ovarium yang bersifat fungsional atau disfungsional, berupa kistik, padat atau campuran kistik padat, dan dapat bersifat neoplastik maupun non neoplastik.1 Gambar. Kista Ovarium

2.3Epidemiologi

Kista ovarium fungsional ditemukan pada setiap usia dan terbanyak ditemukan pada wanita dalam masa reproduksi dan jarang pada wanita yang menopause.4Di Amerika Serikat kista ovarium ditemukan pada hampir seluruh wanita premenopause dengan sonogram transvaginal dan pada 14,8 % wanita postmenopause.4 2.4Etiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau dinding telur itu sendiri. Kista indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus mestruasi.1

Faktor resiko terjadinya kista ovarium :3a. Riwayat kista ovarium sebelumnya

b. Siklus menstruasi yang tidak teratur

c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

d. Menstruasi dini

e. Tingkat kesuburan

f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang

g. Terapi tamosifen pada kanker mammae2.5Patofisiologi

Setiap hari, ovum normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit matur. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista di tengah- tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrois dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula- mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang- kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,5

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang- kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.1,5

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.1,52.6Klasifikasi dan Karakteristik

Prawirohardjo (2002) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non neoplastik dan neoplastik. Kista non neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.6Menurut Mansjoer, et al (2000), kista ovarium neoplastik jinak diantaranya:

1. Kistoma Ovarii Simpleks Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.1,72. Kistadenoma Ovarii Musinosum Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perleketan kista dengan omentum, usus-usus, dan peritoneum parietale. Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista. 1,73. Kistadenoma Ovarii Serosum Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya unilokular, tapi jika multilokular perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba massa intraabdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.1,74. Kista Dermoid Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan entoderm. Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang , atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista dermoid. Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga peritoneum. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh ovarium. 1,7Menurut Prawirohardjo (2002), kista nonneoplastik terdiri dari:

1. Kista Folikel Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya dengan diameter 1 1,5 cm. 1,7Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen. Oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun dapat mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan menghilang sendiri. 1,72. Kista Korpus Luteum Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persistens), perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dari pada kista folikel. 1,7Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis. Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium. 1,73. Kista Lutein Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan. 1,74. Kista Inklusi Germinal Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Kista ini lebih banyak terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus. 1,7e. Kista Endometriosis Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama. Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis. Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.12.7Tanda dan Gejala

Gejala umum kista ovarium sangat bervariasi dan tidak spesifik.8a. Gangguan haid

b. Perut terasa penuh, berat, dan kembung

c. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemihd. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit perut

e. Nyeri saat bersenggama

2.8Diagnosa

Anamnesa

Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat- alat di sekitarnya menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.1 Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata.Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites ang pasif.1 Pemeriksaan Penunjang 1a. Ultrasonografi (USG)

Digunakan untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.Dari gambaran USG dapat terlihat :

Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat acholusent dengan dinding yang tipis/ tegas/ licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.

Kista ini dapat bersifat unilokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa).

Kadang- kadang terlihat bintik- bintik echo yang halus- halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen- elemen darah di dalam kista.b. Pengukuran serum CA-125

Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125 (diasosiasikan sebagai kanker ovarium). Melalui pemeriksaan ini dapat diketahui apakah massa jinak atau ganas.

c. Laparoskopi

Dengan laparoskopi dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi. 2. 9Penatalaksanaan

1. Observasi

Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).1,5,82. Operasi Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. 6Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral. Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal. 6,8Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke 12. Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit dikeluarkan lewat pembedahan dan dapat terjadi persalinan prematur. Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi ovarium. 82. 10Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kotralateral. Apabila sudah dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.1BAB III

KESIMPULAN1. Kista ovarium adalah pembesaran pada ovarium yang bersifat fungsional atau disfungsional, berupa kistik, padat atau campuran kistik padat, dan dapat bersifat neoplastik maupun non neoplastik .

2. Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.

3. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari mioma.4. Menurut Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa dapat dipakai prinsip bahwa kista ovarium neoplastik memerlukan operasi dan kista nonneoplastik tidak.DAFTAR PUSTAKA1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999.

2. Siringo D, Hiswani, Jemadi. Karakteristik Penderita Kista Ovarium Yang dirawat Inap Di RS St Elisabeth Medan tahun 2008-2012. Departemen Epidemiologi FKM USU.

3. Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius, 2000.

4. Anonymous. Insidensi Kista Ovarium. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-intanayuma-7487-1-babi.pdf5. Syamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, 1998.

6. Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009.

7. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius, 2000. 8. Wikipedia. Ovarium Cysts. Available from : the term of the GNU free documents licences.co.id.16